Dokumen tersebut membahas tentang kekerasan seksual berbasis gender pada situasi krisis, termasuk definisi, bentuk, dan pedoman untuk pencegahan dan respon terhadap kekerasan seksual berbasis gender."
2. • “Setiap manusia dilahirkan dengan bebas dan setara dalam martabat
dan hak” (deklarasi universal HAM)
• HAM bersifat universal, tidak bisa dihilangkan/dipindahtangankan, tidak
dapat dibagi, saling berhubungan dan saling bergantung
• Setiap orang berhak atas semua hak dan kebebasan, tanpa
memandang ras, gender, agama, opini politik dll.
• Pencegahan & respon pada gbv adalah terkait langsung dengan
perlindungan ham
By.Triana Septianti P 2
ADVOKASI
3. SGBV melanggar beberapa prinsip HAM:
• Kehidupan, kemerdekaan dan keamanan seseorang
• Kebebasan dari kekerasan, kebiadaban atau perlakuan
yang merendahkan atau hukuman
• Kebebasan bergerak, berpendapat, berekspresi dan
berkumpul.
By.Triana Septianti P 3
ADVOCACY
4. • Memasuki perkawinan dengan kebebasan dan persetujuan
penuh dan hak yang setara untuk menikah, selama
perkawinan dan perceraian/pemutusan perkawinan.
• Kesetaraan, termasuk kesetaraan dalam perlindungan
hukum, meskipun dalam kondisi perang.
By.Triana Septianti P 4
ADVOCACY
5. • Martabat manusia dan integritas fisik
• Bebas dari segala bentuk diskriminasi
• Kesetaraan dalam keluarga
• Tercapainya standard tertinggi dari kesehatan fisik dan
mental
By.Triana Septianti P 5
ADVOCACY
6. INDONESIA
• 97 kasus kekerasan berbasis jender dilaporkan
kepada CSC (community support center) selama
program tsunami UNFPA di aceh: 2005-2006
• Data komnas perempuan ?
By.Triana Septianti P 6
7. JUMLAH KASUS KEKERASAN TERHADAP
PEREMPUAN (KTP) YANG MENDAPAT PELAYANAN
By.Triana Septianti P 7
3,169 5,163 7,787
14,020
20,391 22,512 25,522
54,425
143,586
105,103
119,107
Jumlah KasusKtP
(tahun 2001-2011)
Sumber Data: Komnas Perempuan
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
8. DATA KTP MENURUT PROVINSI
By.Triana Septianti P 8
0.5
1.1 1.2 1.2
1.5
1.9 1.9 2 2.1 2.2 2.4 2.5 2.7 2.7 2.9 2.9 3.07 3.1
3.4 3.4 3.5 3.5 3.6 3.8 4
5 5.2
5.7
6.4 6.4 6.5
9.1
10.4
13.6
0
2
4
6
8
10
12
14
16
Series 1
Sumber : Sumber: Survei Kekerasan Tahun 2006, BPS dan KNPP
11. Tidak ada definisi umum di antara lembaga
humanitarian : SGBV (Kekerasan Berbasis Gender
dan Seksual), GBV (Kekerasan Berbasis Gender), KtP
(Kekerasan terhadap Perempuan)
Tidak ada konsensus atau definisi
Definisi IASC untuk GBV/SGBV
‘Terminologi payung untuk semua tindakan
membahayakan yang dilakukan di luar kehendak
orang tsb yang didasarkan atas perbedaan peran laki-
laki dan perempuan.
By.Triana Septianti P 11
12. Definisi UNHCR (Badan PBB untuk pengungsi)
… GBV adalah kekerasan langsung pada seseorang yang
didasarkan atas faktor seks atau gender. Ini termasuk tindakan
yang mengakibatkan bahaya atau penderitaan fisik, mental atau
seksual, ancaman untuk tindakan tersebut, paksaan dan
penghapusan kebebasan
Terminologi dan konsep apa yang ada pada ke-2 definisi tsb?
By.Triana Septianti P 12
13. Definisi SPM Bid layanan bagi Perempuan
dan Anak Korban Kekerasan
Kekerasan terhadap perempuan adalah setiap tindakan
berdasarkan perbedaan jenis kelamin yang berakibat
atau mungkin berakibat kesengsaraan atau penderitaan
perempuan secara fisik, seksual atau psikologis,
termasuk ancaman tindakan tertentu, pemaksaan atau
perampasan kemerdekaan secara sewenang-wenang,
baik yang terjadi di ranah publik atau dalam kehidupan
pribadi.
By.Triana Septianti P 13
14. Kekerasan berbasis gender
(gender-based violence)
Namun, penting untuk diingat bahwa pria dan anak laki-
laki juga bisa menjadi korban/penyintas kekerasan
berbasis gender, termasuk kekerasan seksual, terutama
ketika mereka mengalami penyiksaan dan/atau
penahanan.
Tindakan kekerasan berbasis gender merupakan
pelanggaran terhadap hak-hak asasi manusia
universal yang dilindungi oleh instrumen-instrumen
dan konvensi-konvensi internasional
By.Triana Septianti P 14
15. Bentuk–bentuk Kekerasan terhadap Perempuan
Fisik
Psikologis /Emosional
Seksual
Ekonomi/Penelantaran
Eksploitasi
Kekerasan lainnya
(SPM BID YAN TERPADU BAGI PEREMPUAN
DAN ANAK KORBAN KEKERASAN
TAHUN 2009)
By.Triana Septianti P 15
16. Bentuk Kekerasan Seksual Berbasis
Gender (SGBV)
Beberapa bentuk SGBV
1. Kekerasan Seksual
2. Kekerasan Fisik
3. Praktek tradisional yang membahayakan
4. Kekerasan sosial ekonomi
5. Kekerasan emosional dan psikologis
By.Triana Septianti P 16
17. Definisi kekerasan seksual pada pedoman IASC
a. Termasuk perkosaan/percobaan perkosaan,
kekerasan dan eksploitasi seksual
b. Adalah “semua tindakan seksual, percobaan
tindakan seksual, komentar seksual yang
tidak diinginkan, perdagangan seks, dengan
menggunakan paksaan, ancaman, paksaan
fisik oleh siapa saja tanpa memandang
hubungan dengan korban, dalam situasi apa
saja, termasuk tapi tidak terbatas pada
lingkungan rumah dan pekerjaan”
By.Triana Septianti P 17
18. Definisi kekerasan seksual pada pedoman IASC
c. Bisa dalam berbagai bentuk termasuk
perkosaan, perbudakan seks dan atau
perdagangan seks, kehamilan paksa,
kekerasan seksual, eksploitasi seksual
dan atau penyalahgunaan seks dan
aborsi paksa
By.Triana Septianti P 18
20. MENGAPA FOKUS PADA KEKERASAN
SEKSUAL?
• Kekerasan seksual mengancam nyawa secara segera
• Kekerasan seksual memiliki konsekuensi negatif yang serius pada
semua tingkat
• Respon efektif pada kekerasan seksual dapat mencegah kekerasan
lebih jauh
• Pencegahan dan respon pada kekerasan seksual adalah bagian dari
standard minimum pada emergency (SPHERE & PPAM)
By.Triana Septianti P 20
21. PEDOMAN IASC UNTUK INTERVENSI GBV
DALAM SITUASI DARURAT
Isi:
• Pengalaman dan keberhasilan sektoral dipresentasikan dalam kerangka
kerja untuk memfasilitasi koordinasi dan berbagi informasi
• Dokumen dan materi referensi dalam bentuk CD
Kegunaan
• Untuk memungkinkan respon minimum multisektoral yang dibutuhkan
untuk kekerasan seksual dalam situasi emergency
Target:
• Pemegang kekuasaan, personel dan organisasi yang bekerja pada situasi
darurat
By.Triana Septianti P 21
22. PENCEGAHAN
Untuk mencegah kekerasan seksual anda harus tahu akar penyebab
dan faktor resiko yang menempatkan orang berada dalam resiko di
setiap sektor:
Makanan
Perlindungan
Pendidikan
Air dan sanitasi
Manajemen camp
Kelompok masyarakat
Kesehatan
Layanan masyarakat
Polisi/keamanan
By.Triana Septianti P 22
23. RESPON
• Untuk menyusun respon yang sesuai untuk kekerasan
seksual anda harus mengetahui konsekuensi yang
mungkin dari kekerasan seksual
• Penyusunan program untuk mengatasi konsekuensi
dapat dikelompokkan dalam 4 bidang utama:
• Kesehatan
• Psikososial
• Keselamatan/keamanan
• Hukum/keadilan
By.Triana Septianti P 23
24. PEDOMAN PRINSIP DALAM MERESPON
KEKERASAN SEKSUAL
• Keselamatan
• Kerahasiaan
• Menghormati
• Non diskriminasi
By.Triana Septianti P 24
25. ISI DARI SOP (PROSEDUR
OPERASIONAL STANDARD)
• Definisi SGBV, kategori dan konsep kunci
• Pedoman prinsip
• Peran dan tanggung jawab dalam pencegahan dan
respon
• Kesehatan, hukum/keadilan, masyarakat, kelompok
perempuan, partner operasional dan pelaksana, polisi
dan pemerintah
• Mekanisme pelaporan dan rujukan
• Koordinasi, monitoring, dan mekanisme evaluasi
• SOP tersedia di camp pengungsi/tingkat komunitas
By.Triana Septianti P 25
26. KEUNTUNGAN SOP
• Meningkatkan koordinasi antara partner dengan
memperjelas peran dan tanggung jawabnya
• Memfasilitasi pemahaman umum dan yang disepakati
tentang apa yang harus dilakukan dan bagaimana
melakukannya (definisi umum, pelaporan, monitoring)
• Memfasilitasi komunikasi efektif
• Memastikan respon yang tepat waktu dan berkualitas
untuk korban
By.Triana Septianti P 26
27. PESAN PENTING !!
• Kekerasan seksual adalah pelanggaran HAM
• Diskriminasi dan ketidaksetaraan gender adalah akar
masalah dari SGBV
• Pendekatan multi sektoral dan pendekatan terkoordinasi
untuk kekerasan seksual adalah penting untuk
mencegah dan merespon konsekuensi dari kekerasan
seksual
• Pedoman prinsip harus diikuti setiap saat ketika
merespon kekerasan seksual
By.Triana Septianti P 27
30. • Kelompok I: kesehatan reproduksi remaja dalam situasi bencana
• Kelompok II: KB dalam situasi bencana
• Kelompok III: kesehatan maternal dan neonatal dalam situasi
bencana
• Kelompok IV:perawatan aborsi komprehensi dalam situasi bencana
• Kelompok V: infeksi menular seksual dlm situasi bencana
• Kelompok VI: HIV dalam situasi bencana
By.Triana Septianti P 30
31. • Kelompok I: pertolongan pertama kasus dewasa tidak sadarkan diri dan henti nafas
• Kelompok II: pertolongan pertama kasus bayi gangguan kesadaran dan henti nafas
• Kelompok III: pertolongan pertama kasus anak gangguan kesadaran dan henti nafas
• Kelompok iv:pertolongan pertama kasus tersedak baik dewasa maupun anak
• Kelompok V: pertolongan pertama kasus ibu shock hipovolemik karena perdarahan
• Kelompok VI: pertolongan pertama kasus perdarahan dengan luka terbuka dan
metode pengangkutan korban
By.Triana Septianti P 31