SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
A. Masalah Pada Wanita Di Tempat Kerja
Masalah yang terjadi berupa kekerasan. NIOSH (national Institude Of Occupational
Safety and Health) = lembaga nasional kesehatan dan keselamatan kerja Amerika Serikat
mendefenisikan kekerasan di tempat kerja sebagai tindak kekerasan (termasuk ancaman,
kekerasan fisik, kekerasan seksual, kekerasan psikologi dan kekerasan ekonomi) yang
ditujukan kepada seseorang yang sedang bekerja atau sedang bertugas.
Kekerasan di tempat kerja digolongkan menjadi beberapa kategori :
Tipe1 : kekerasan yang dilakukan oleh penjahat yang tidak memiliki hubungan dengan tempat kerja
yang bertujuan untuk melakukan perampokan atau kejahatan lainnya.
Tipe 2 : kekerasan pada pekerja oleh pelanggaran klien, pasien, murid, atau pun oleh orang yang
diberikan jasanya oleh perusahaan.
Tipe 3 : kekerasan yang dilakukan oleh sesama pekerja, supervisor atau manager yang masih bekerja
ataupun mantan pekerja.
Tipe 4 : kekerasan yang dilakukan di tempat pekerja oleh orang yang tidak bekerja disana, namun
mempunyai hubungan dengan pemberi kerja, seperti kerabat dan teman yang suka mnyiksa.
Bentuk-bentuk kekerasan :
I. kekerasan fisik
II. kekerasan seksual
III. kekerasan psikologi
IV. kekerasan ekonomi
I. Kekerasan Fisik
Berupa memukul, menjambak, menampar, membunuh, serangan fisik, menendang,
menggigit, meludahi, mencakar, meremas, mencubit, menimbulkan stress, luka pada tubuh,
infeksi dsb.
II. Kekerasan Seksual
Berupa pelecehan seksual dan pemerkosaan. Akibat yang ditimbulkan adalah stress/ trauma,
gila, infeksi alat kelamin, bunuh diri, menjadi PSK, perkawinan tidak harmonis dsb.
III. Kekerasan Psikologis
Berupa dibentak, dimarahi, diancam, merendahkan suku /bangsa, pengasingan dari pergaulan,
menyinggung, mengganggu dengan alat kerja, sumpah serapah, sikap bermusuhan, teriakan.
Akibat yang ditimbulkan stress, sulit tidur, tertekan batin, hancur percaya diri dan cenderung
curiga.
IV. Kekerasan Ekonomi
Berupa PHK, tidak diberi gaji, dirampok. Dampak yang ditimbulkan dapat meyebabkan
pemberontakan yang berujung melakukan demonstrasi, stress, gila dsb.
B. Peran Wanita Di Tempat Kerja
Peran wanita sebagai tenaga kerja di sektor pertanian dalam arti luas memberikan
kontibusi yang cukup signifikan. Peran wanita dimulai semenjak mengenal alam dan
bercocok tanam. Sejak itu, mulai berkembang pembagian kerja yang nyata antara laki-laki
dan wanita pada beragam pekerjaan baik di dalam rumah tangga maupun di masyarakat luas.
Wanita mempunyai peran ganda, yaitu : sebagai pembina rumah tangga dan pencari nafkah.
Keterlibatan wanita di bidang pekerjaaan sering tidak diperhitungkan. Besar upah
yang diterima wanita lebih rendah daripada laki-laki. Dengan tingkat pendidikan yang sama.
Pekerja wanita hanya menerima sekitar 50 % sampai 80% upah yang diterima laki-laki.
Selain itu, banyak wanita yang bekerja sebagai buruh lepas atau pekerja keluarga tanpa
memperoleh upah atau dengan upah rendah. Mereka tidak memperoleh perlibdungan hukum
dan kesejahteraan.
Faktor-faktor yg berpengaruh terhadap pendapatan tenaga kerja wanita :
 Curahan tenaga kerja
 Tingkat upah
 Umur
 Pendidikan
 Pengalaman kerja
Wanita bekerja tentu bukan semata-mata karena alasan faktor ekonomi keluarga yang
demikian sulit, sehingga harus dapat menutup segala kekurangan dalam pemenuhan
kebutuhan hidup keluarga.
Berbagai motivasi wanita untuk bekerja :
Suami tidak bekerja/ pendapatannya kurang
Ingin mencari uang sendiri
Mengisi waktu luang
Mencari pengalaman
Mengaktualisai diri
Ingin berperan serta dalam ekonomi keluarga
Kemajuan sains dan teknologi serta proses globalisasi yang amat pesat, membawa
perubahan yang mendasar dalam segala aspek kehidupan. Tetapi wanita menghadapi kendala
besar karena masih ketinggalan berbagai bidang. Keadaan ini sangat merugikan wanita dalam
memanfaatkan peluang kerja yang tersedia, juga dalam melaksanakan perannya sebagai ibu
dan pendidik anak-anaknya.
Berbagai program yang bertujuan meningkatkan peranan tenaga kerja wanita :
 Program peningkatan produktivitas kerja tenaga kerja wanita melalui kesejahteraan terpadu
 Perluasan kesempatan kerja melalui kelompok usaha-usaha bersama (koperasi kecil)
 Peningkatan perlindungan dan keselamatan kerja
 Pembinaan sektor informal
 Latihan kerja tenaga kerja wanita
 Pengembangan kehidupan koperasi di kalangan wanita
C. Upaya Mengatasi Masalah Wanita Di Tempat Kerja
Layanan Yang Disediakan Oleh Masyarakat
Organisasi pengada layanan crisis center sebagai tempat yang dapat menerima
pengaduan dan melayani kebutuhankorban untuk mendapatkan dampingan psikologik atau
jasa mendampingi atau menemani manakala para korban perlu ke rumah sakir untuk
mendapatkan perawatan medik atau ke kantor polisi untuk melaporkan kejadian yang
dialaminya.
Layanan shelter atau rumah aman yaitu suatu tempat yang dirahasiakan untuk
menampung sementara waktu para korban dan anak-anaknya selama kasusnya ditangani.
Layanan botlines adalah menyediakan kemudahan bagi korban yang meski sudah
ingin memaparkan persoalan kekerasan yang dihadapi, tetapi belum mampu untuk bertatap
muka untuk membicarakan persoalannya dengan orang lain.
Layanan Bebasis Komunitas
Adalah layanan yang dilakukan oleh individu atau organisasi secara langsung di
dalam komunitas. Kekuatan dari layanan berbasis komunitas ini berupaya untuk memperkuat
posisi korbanjuga untuk mencoba membangun kekuatan komunitas untuk dapat menangani
perkara kekerasan terhadap wanita karena layanan bersifat proaktif sehingga lebih fleksibel.
Layanan Berbasis Rumah Sakit
Ruang pelayanan khusus merupakan suatu tempat pelayanan bagi wanita korban
kekerasan yang berada dalam organisasi kepolisian berupa ruangan tetutup dan nyaman di
kesatuan polri diaman wanita dan anak korban kekerasan dapat melaporkan kasusnya dengan
aman kepada polisi.
Prosedur/ tata cara kerja :
I. Menerima laporan/ pengaduan/ korban kekerasan ditangani oleh polisi. Dibuat
laporan polisi
II. Kasus yang tidak memenuhi unsur pidana dilakukan upaya konseling atau kerjasama dengan
fungsi lain di lingkungan polri, instansi terkait dan mitra kerja/ LSM
III. Kasus memenuhi unsur pidana digunakan jalur tugas serse sesuai KUHAP
IV. Diperlukan kooordinasi yang harmonis antara pembina kedua fungsi (serse dan yanmas)
V. Penangan ditarik dari polsek ke RPK polres apabila jarak masih dapat dijangkau
VI. Tetap berpedoman pada hubungan tatacara kerja yang berlaku di lingkungan polri
VII. Apabila memerlukan perlindungan dan pendampingan lebih lanjut RPK dapat bekerja sama
dengan mitra kerja/LSM / organisasi yang lain memiliki fasilitas bantuan sesuai dengan
kebutuhan korban
Pelayanan Terpadu Rumah Sakit
I. Rumah sakit : dokter spesialis, dokter umum, psikiater, perawat dan bidan
II. Lembaga konseling : psikolog, pekerja sosial, konselor, pengelola selter
III. Hukum : pengacara, kepolisian, lembaga bantuan hukum, Woman Crisis Center, Organisasi
Advokasi Haka Wanita /selter
Undang-undang yang mengatur kekerasan terhadap wanita disebut DEKLARASI
TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN TERHADAP WANITA yang diproklamasikan
oleh Majelis Umum PBB pada tanggal 20 Desember 1993 terdiri dari 6 pasal.
2.1 Definisi Perkosaan
Perkosaan adalah hubungan seksual tanpa kehendak bersama, yang dipaksakan oleh
satu pihak kepada pihak lain, yang juga dapat merupakan tindak pseudo seksual yaitu
perilaku seksual yang tidak selalu dimotivasi dorongan seksual sebagai motivasi primer,
melainkan berhubungan dengan penguasaan dan dominan, agresi dan perendahan pada satu
pihak (korban) oleh pihak lainnya (pelaku).(Yanti, 2011)
Perkosaan adalah bentuk hubungan seksual yang dilangsungkan bukan berdasarkan
kehendak bersama. Karena bukan berdasarkan kehendak bersama. Hubungan seksual
didahului oleh ancaman dan kekerasan fisik atau dilakukan terhadap korban yang tidak
berdaya, dibawah umur, atau yang mengalami keterbelakangan mental.(Romauli dan Vindari,
2009)
Perkosaan adalah tindak kekerasan atau kejahatan seksual berupa hubungan seksual
yang dilakukan oleh laki-laki terhadap perempuan ddengan kondisi seperti tidak atas
kehendak dan persetujuan perempuan, dengan “persetujuan” perempuan namun dibawah
ancaman, dengan “persetujuan” perempuan namun melalui penipuan.(Mubarak, 2009)
Perkosaan adalah setiap kali pria memasukkan penis, jari atau alat lain kedalam
vagina /alat tubuh seorang wanita tanpa persetujuannya.(Maryanti dan Septikasari, 2009)
2.2 Jenis Perkosaan
1. Berdasarkan pelakunya.
a. Perkosaan oleh orang yang dikenal. Perkosaan jenis ini dilakukan oleh atau anggota
keluarga, seperti bapak, paman atau saudara.
b. Perkosaan oleh pacar (dating rape). Perkosaan terjadi ketika korban berkencan dengan
pacarnya, sering kali diawali dengan cumbuan yang diakhiri dengan pemaksaan untuk
melakukan hubungan seksual.
c. Perkosaan dalam perkawinan (marital rape). Biasanya terjadi terhadap istri yang mempunyai
ketergantungan social ekonomi pada suami, berupa pemaksaan hubungan yang tak
dikehendaki oleh pihak istri.
d. Perkosaan oleh orang asing. Perkosaan jenis ini sering kali disertai dengan tindak kejahatan
lain, seperti perampokan, pencurian, penganiayaan atau pembunuhan.
2. Berdasarkan cara melakukannya
a. Perkosaan dengan janji-janji/penipuan. Perkosaan ini biasanya diawali dengan janji-janji,
korban akan dinikahi, dan sebagainya.
b. Perkosaan dengan ancaman halus. Jenis perkosaan ini terjadi pada korban yang punya
ketergantungan social/ekonomi pada pemerkosa. Termasuk jenis ini adalah perkosaan
majikan terhadap bawahan ataupun guru terhadap murid.
c. Perkosaan dengan paksaan (fisik). Perkosaan jenis ini dilakukan dengan mengancam
memakai senjata (tajam/api) ataupun dengan kekuatan fisik.
d. Perkosaan dengan memakai pengaruh tertentu. Perkosaan jenis ini dilakukan dengan
memengaruhi korban melalui pemakaian obat bius, obat perangsang, guna-guna, hipnotis dan
sebagainya.
2.3 Penyebab Terjadinya Perkosaan
Siapapun dapat menjadi korban perkosaan, mulai dari anak-anak dibawah umur ,
gadis remaja, perempuan yang telah menikah, perempuan yang hidup di desa, yang hidup di
kota, bahkan nenek-nenek pun yang menjadi korban. Data selama ini menunjukkan
pemerkosaan lebih sering dilakukan oleh seseorang yang telah mengenal korban, kecuali
dalam situasi peperangan atau konflik bersenjata dimana pemerkosaan dijadikan sebagai
senjata perang pemerkosaan adalah pasukan perang yang memerkosa secara masal
perempuan dari kelompok musuhnya yang jelas idak mereka kenali.
Salah satu motif dibalik kekerasan seksual adalah perwujudan atau manifestasi dari
ungkapan “power over” atau menguasai dari seseorang lelaki terhadap perempuan yang
dijadikan targetnya.
2.4 Dampak Perkosaan
Reaksi yang terjadi setelah kejadian perkosaan:
a. Fase akut (segera setelah serangan terjadi)
Korban mengalami syok dan rasa takut yang sangat kuat, kebingungan, lemah, lelah,
tidak dapat dijelaskan secara rinci apa yang terjadi (apa, siapa, dan bagaimana cirri
penyerang)
b. Fase kedua (adaptasi awal)
Individu menghayati berbagai emosi negative seperti pemberontakan, ketakutan,
terhina, malu, mual, dan jijik yang pada berikutnya dapat ditanggapi dengan depresi dan
pengingkaran sebagai upaya untuk mencoba menutup pengalaman yang menyakitkan.
c. Fase reorganisasi jangka panjang
Bertahun-tahun ditandai dengan upaya individu untuk keluar dari trauma yang dialami
dan sungguh-sungguh menerima apa yang terjadi sebagai sesuatu fakta yang memang terjadi.
Pada fase ini tidak jarang individu menampilkan cirri-ciri depresi, mengalami mimpi-mimpi
buruk atau kilas balik kejadian.
2.5 Upaya Penanggulangan Masalah
Yang harus dilakukan jika terjadi perkosaan :
a. Segera memeriksakan diri secara medis.
Hal ini sangat penting dilakukan agar dokter dapat mengumpulkan bukti-bukti fisik
perkosaan yang sangat diperlukan jika korban tadi akan melakukan tuntutan (visum et
repertum).
Meskipun setelah perkosaan korban merasa fisiknya baik-baik saja, tetapi pemeriksaan
laboratorium sebaiknya tetap dilakukan mengingat adanya kemungkinan kehamilan, terkena
infeksi menular seksual atau bahkan HIV.
b. Selainkan menangani keadaan fisik korban perkosaan, hal-hal yang berkaitan dengan
keadaan psikologi korban juga sangat penting untuk diperhatikan.
Hal yang paling mereka butuhkan tentunya adalah dukungan dari orang-orang
terdekatnya dalam menjalani segala pemeriksaan yang telah disebutkan diatas. Mengingat
kondisi psikologi juga penting, beberapa rumah sakit bahkan menambahkan tenaga-tenaga
pekerja social untuk mendampingi korban saat itu adalah dukungan dan pendampingan dari
keluarga dan orang-orang terdekatnya sendiri.
c. LSM
Kalau perlu, korban dibantu untuk menghubungi salah satu LSM (Lembaga Swadaya
Masyarakat) yang memiliki program membantu korban perkosaan. LSM semacam itu
umumnya memiliki tenaga terlatih yang akan membantu korban perkosaan, bahkan sampai ke
tahap proses peradilan jika memang dikehendaki.
2.6 Persepsi Masyarakat Tentang Perkosaan
Persepsi masyarakat tentang perkosaan adalah sebagai berikut:
o Biasanya korban yang memprovokasi/mengundang kejadian perkosaan dengan menggunakan
pakaian yang minim ataupun dandanan yang berlebihan
o Sebenarnya perempuan dapat menghindari terjadinya tindakan perkosaan
o Hanya perempuan tertentu yang akan diperkosa
o Perkosaan hanya terjadi di daerah asing pada malam hari
o Perkosaan hanya dilakukan oleh orang sakit/criminal
o Pria baik-baik tidak akan memperkosa kecuali karena undangan/rayuan dari perempuan
o Perempuan sering mengaku diperkosa untuk balas dendam, mendapat santunan atau pun
karena ia mempunyai kepribadian mencari perhatian
o Perkosaan terjadi karena pelaku tidak dapat mengendalikan impuls seksualnya.
2.7 Kiat-kiat Menghindari Perkosaan
Kiat-kiat menghindari perkosaan adalah sebagai berikut:
a. Bertingkah laku wajar
b. Bersikap tegas, tunjukkan sikap, dan tingkah laku percaya diri
c. Pandai-pandai membaca situasi. Berjalanlah cepat namun tetap tenang
d. Hindari berjalan sendiri di tempat gelap dan sepi
e. Berpakaian sewajarnya yang memudahkan anda untuk lari/mengadakan perlawanan.
Jangan memakai terlalu banyak perhiasan
f. Sediakan selalu senjata, seperti korek api, deodorant spray (semprot), paying, dan
sebagainya di dalam tas anda
g. Apabila bepergian ke suatu tempat, harus sudah mengetahui alamat lengkap, denah, dan
jalur kendaraan. Jangan kelihatan bingung, carilah informasi pada tempat-tempat yang resmi.
h. Jangan mudah menumpang kendaraan orang lain
i. Berhati-hatilah jika diberi minuman oleh seseorang
j. Jangan mudah percaya pada orang yang mengajak anda bepergian ke suatu tempat yang
tidak dikenal
k. Bacalah tulisan-tulisan tentang perkosaan. Dengan demikian anda bisa mempelajari tanda-
tanda pelaku dan modus operandinya.
l. Pastikan jendela, pintu kamar, rumah, mobil anda sudah terkunci bila anda ada di
dalamnya
m. Belajar bela diri untuk pertahankan diri anda sewaktu diserang.
A. Pengertian Pekerja Seks Komersial
Pekerja seks komersial adalah seseorang yang menjual jasanya untuk melakukan hubungan
seksual untuk uang. Di Indonesia pelacur (pekerja seks komersial) sebagai pelaku pelacuran
sering disebut sebagai sundal atau sundel. Ini menunjukkan bahwa prilaku perempuan sundal
itu sangat begitu buruk hina dan menjadi musuh masyarakat, mereka kerap digunduli bila
tertangkap aparat penegak ketertiban, Mereka juga digusur karena dianggap melecehkan
kesucian agama dan mereka juga diseret ke pengadilan karena melanggar hukum. Pekerjaan
melacur atau nyundal sudah dikenal di masyarakat sejak berabad lampau ini terbukti dengan
banyaknya catatan tercecer seputar mereka dari masa kemasa. Sundal selain meresahkan juga
mematikan, karena merekalah yang ditengarai menyebarkan penyakit AIDS akibat perilaku
sex bebas tanpa pengaman bernama kondom.
Pelacur adalah profesi yang menjual jasa untuk memuaskan kebutuhan seksual pelanggan.
Biasanya pelayanan ini dalam bentuk menyewakan tubuhnya. Di kalangan masyarakat
Indonesia, pelacuran dipandang negatif, dan mereka yang menyewakan atau menjual
tubuhnya sering diangg
ap sebagai sampah masyarakat. Ada pula pihak yang menganggap pelacuran sebagai sesuatu
yang buruk, malah jahat, namun toh dibutuhkan (evil necessity). Pandangan ini didasarkan
pada anggapan bahwa kehadiran pelacuran bisa menyalurkan nafsu seksual pihak yang
membutuhkannya (biasanya kaum laki-laki); tanpa penyaluran itu, dikhawatirkan para
pelanggannya justru akan menyerang dan memperkosa kaum perempuan baik-baik. Salah
seorang yang mengemukakan pandangan seperti itu adalah Augustinus dari Hippo (354-430),
seorang bapak gereja. Ia mengatakan bahwa pelacuran itu ibarat "selokan yang menyalurkan
air yang busuk dari kota demi menjaga kesehatan warga kotanya."
Istilah pelacur sering diperhalus dengan pekerja seks komersial, wanita tuna susila, istilah
lain yang juga mengacu kepada layanan seks komersial. Khusus laki-laki, digunakan istilah
gigolo. (http://id.wikipedia.org)
B. Pelacuran Menurut Agama
1. Pelacuran dalam pandangan agama yahudi dan kristen
Agama Yahudi dan Kristen menyamakan penyembahan terhadap dewa-dewa lain selain
kepada Allah sebagai pelacuran. Gambaran ini dapat ditemukan di dalam kitab Nabi
Yehezkiel ps. 23 dan kitab Nabi Hosea (1:2-11).
Namun demikian ada pula kisah tentang Rahab, seorang pelacur bangsa Yerikho yang
menyelamatkan dua orang mata-mata yang dikirim Yosua untuk mengintai kekuatan Yerikho
(Yosua 2:1-14). Dalam kisah ini, Rahab dianggap sebagai pahlawan, dan karena itu ia
diselamatkan sementara seluruh kota Yerikho hancur ketika diserang oleh tentara Israel yang
dipimpin oleh Yosua. Kitab Yosua mengisahkan demikian: "Demikianlah Rahab, perempuan
sundal itu dan keluarganya serta semua orang yang bersama-sama dengan dia dibiarkan hidup
oleh Yosua. Maka diamlah perempuan itu di tengah-tengah orang Israel sampai sekarang,
karena ia telah menyembunyikan orang suruhan yang disuruh Yosua mengintai Yerikho."
(Yosua 6:25).
2. Pelacuran dalam pandangan perjanjian baru
Agama Yahudi di masa Perjanjian Baru, khususnya di masa Yesus menganggap negatif
praktek pelacuran. Karena itu orang baik-baik biasanya tidak mau bergaul dengan mereka
bahkan menjauhkan diri dari orang-orang seperti itu. Namun demikian Yesus digambarkan
dekat dengan orang-orang yang disingkirkan oleh masyarakat seperti para pelacur, pemungut
cukai, dll. Injil Matius melukiskan demikian: "Kata Yesus kepada mereka: 'Aku berkata
kepadamu, sesungguhnya pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal akan
mendahului kamu masuk ke dalam Kerajaan Allah'." (Matius 21:31)
Maria Magdalena, salah seorang pengikut dan murid Yesus, seringkali digambarkan sebagai
seorang pelacur yang diampuni Yesus (Lukas 8:2), meskipun pendapat ini masih
diperdebatkan.
Kitab Wahyu melukiskan Roma sebagai pelacur besar yang akan dijatuhi hukuman oleh
Allah: "... sebab benar dan adil segala penghakiman-Nya, karena Ialah yang telah
menghakimi pelacur besar itu, yang merusakkan bumi dengan percabulannya; dan Ialah yang
telah membalaskan darah hamba-hamba-Nya atas pelacur itu." (Wahyu 19:2; lih. pula Wahyu
17:1, 17:5, 17:15, 17:16). Di sini perlu diingat bahwa Roma yang dimaksudkan oleh penulis
Kitab Wahyu ini adalah pemerintahan yang pada waktu itu menindas dan menganiaya Gereja
dan orang-orang Kristen pada masa-masa permulaan agama Kristen.
3. Pelacuran dalam pandangan islam
Pelacuran dalam pandangan Islam adalah haram hukumnya.
4. Pelacuran dalam pandangan hindu
Dalam pandangan umat Hindu pelacuran sangat sangat dilarang, karena dalam Hindu, tubuh
wanita itu ibarat susu kehidupan bagi generasi keberikutnya, mereka yang memperjual
belikan susu kehidupan dalam pandangan hindu hukumnya adalah kutukan seumur hidup.
Dalam weda sendiri yang merupakan kitab suci umat hindu pelacuran disebutkan sebagai
sesuatu yang selain dipantangkan juga akan mendapatkan kutukan sebanyak 7 turunan.
5. Pelacuran dalam pandangan budha
Dalam kitab suci agama Buddha, pelacuran jelas jelas dilarang karena tidak sesuai dengan
keinginan sang Budha.
C. Faktor-faktor pendukung perilaku seks pada remaja
Pekerja seks komersial kebanyakan terjadi pada remaja yang diawali dengan terjadinya
pergaulan kearah seks bebas.dimana menurut para ahli, alasan seorang remaja melakukan
seks adalah sebagai berikut :
1) Tekanan yang datang dari teman pergaulannya
Lingkungan pergaulan yang dimasuki oleh seorang remaja dapat juga berpengaruh untuk
menekan temannya yang belum melakukan hubungan seks, bagi remaja tersebut tekanan dari
teman-temannyaitu dirasakan lebih kuat dari pada yang didapat dari pacarnya sendiri.
2) Adanya tekanan dari pacar
karena kebutuhan seorang untuk mencintai dan dicintai, seseorang harus rela melakukan apa
saja terhadap pasangannya, tanpa memikirkan resiko yang akan dihadapinya. dalam hal ini
yang berperan bukan saja nafsu seksual, melainkan juga sikap memberontak terhadap orang
tuanya. Remaja lebih membutuhkan suatu hubungan, penerimaan, rasa aman, dan harga diri
selayaknya orang dewasa.
3) Adanya kebutuhan badaniah
Seks menurut para ahli merupakan kebutuhan dasar yang tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan seseorang, jadi wajar jika semua orang tidak terkecuali remaja, menginginkan
hubungan seks ini, sekalipun akibat dari perbuatannya tersebut tidak sepadan dengan resiko
yang akan dihadapinya.
4) Rasa penasaran
Pada usia remaja. keingintahuannya begitu besar terhadap seks, apalagi jika teman-temannya
mengatakan bahwa terasa nikmat, ditambah lagi adanya infomasi yang tidak terbatas
masuknya, maka rasa penasaran tersebut semakin mendorong mereka untuk lebih jauh lagi
melakukan berbagai macam percobaan sesuai dengan apa yang diharapkan.
5) Pelampiasan diri
factor ini tidak hanya datang dari diri sendiri, misalnya karena terlanjur berbuat, seorang
remaja perempuan biasanya berpendapat sudah tidak ada lagi yang dapat dibanggakan dalam
dirinya, maka dalam pikirannya tersebut ia akan merasa putus asa dan mencari pelampiasan
yang akan menjerumuskannya dalam pergaulan bebas.
Faktor lainnya datang dari lingkungan keluarga. bagi seorang remaja mungkin aturan yang
diterapkan oleh kedua orang tuanya tidak dibuat berdasarkan kepentingan kedua belah pihak
(orang tua dan anak), akibatnya remaja tersebut merasa tertekan sehingga ingin
membebaskan diri dengan menunjukkan sikap sebagai pemberontak, yang salah satunya
dalam masalah seks.
Untuk mencegah hal-hal yang tidak di kehendaki, perlu ada perhatian dari kita bersama
dengan cara memberikan informasi yang cukup mengenai pendidikan seks dan Pendidikan
agama,Kalau tidak ada informasi dan pendidikan agama di khawatirkan remaja cendrung
menyalah gunakan hasrat seksualnya tanpa kendali dan tanpa pencegahan sama sekali. semua
menyedihkan, dan sekaligus berbahaya, hanya karena kurangnya tuntunan seksualitas yang
merupakan bagian dari kemanusiaan kita sendiri. Kalau dikaitkan dengan kondisi saat ini
maka sudah sewajarnyalah kita mendukung RUU APP. (http://www.univrab.ac.id)
D. Penyakit Hubungan Seksual
Penyakit hubungan seksual (PHS) adalah kelompok penyakit infeksi yang ditularkan melalui
kontak seksual. Yang termasuk dalam PHS adalah Sifilis, Gonore (GO), Chlamydia
(limfogranuloma venerium), herpes genitalis, kondiloma akuniminata, dan kutu kemaluan
(public lice). Penularan PHS umumnya adalah melalui hubungan seksual(90%), sedangkan
cara lainnya yaitu melalui tranfusi darah, jarum suntik, ibu hamil kepada bayi yang
dikandungnya, dan lain-lain. Sumber penularan utama adalah wanita pekerja seksual (80%).
PHS sering juga disebut penyakit kelamin, penyakit veneral, ataupun penyakit menular
seksual (PMS).
1. Sifilis
Sifilis adalah penyakit kelamin yang bersifat kronis dan menahun walaupun frekuensi
penyakit ini mulai menurun, tapi masih merupakan penyakit yang berbahaya karena dapat
menyerang seluruh organ tubuh termasuk sistem peredaran darah, syaraf dan dapat ditularkan
oleh ibu hamil kepada bayi yang dikandungnya, sehingga menyebabkan kelainan bawaan
kepada bayi tersebut. Sifilis sering dikenal sebagai lues, raja singa.
a. Kuman penyebab : Treponema pallidum
b. Perantara : Manusia
c. Tempat kuman keluar : Penis, vagina, mulut, dan ibu hamil kepada bayinya.
d. Cara penularan : Kontak seksual, ibu kepada bayinya
e. Tempat kuman masuk : Penis, vagina, anus, mulut, tranfusi
2. Gonore (GO)
Gonore adalah PMS yang paling sering ditemukan dan paling mudah ditegakkan
diagnosisnya. Nama awam penyakit kelamin ini adalah ”kencing nanah”. Masa inkubasi 3-5
hari.
a. Kuman penyebab : Neisseria gonorrhoea
b. Perantara : Manusia
c. Tempat kuman keluar : penis, vagina, anus, mulut
d. Tempat kuman masuk : penis, vagina, anus, mulut
e. Cara penularan : kontak seksual langsung
f. Tempat kuman masuk : penis, vagina, anus, mulut
3. Limfogranuloma Venerium
Masa inkubasi 1-4 minggu pada tempat masuknya mikroorganisme berupa lesi yang tidak
khas baik berupa erosi, papul, atau ulkus yang sembuh sendiri tanpa pengobatan. Beberapa
minggu kemusian timbul pembengkakan kelenjar getah bening. Tumor tampak merah dan
nyeri, pelunakan yang terjadi tidak serentak sehingga memecah dengan fistel. Penyakit
meluas ke kelenjar getah bening di rongga panggul. Pada wanita, disamping gejala diatas,
manifestasi dapat terjadi pada kelenjar iliaka, sehingga terjadi nyeri waktu buang air besar
atau berhubungan seksual. Nama lainnya : bonen
a. Kuman penyebab : Chlamydia trachomatis
b. Perantara : manusia
c. Tempat kuman keluar : Penis, vagina, mulut.
d. Cara penularan : kontak seksual
e. Tempat kuman masuk : penis, vagina, anus, mulut
4. Herpes Genetalis
a. Nama lain : Jengger ayam (genital warts)
b. Penyebab : Papilioma virus
c. Perantara : Manusia
d. Tempat kuman keluar : Penis, vagina, anus
e. Cara penularan : hubungan seksual
f. Tempat kuman masuk : penis, vagina, anus
5. Kutu kemaluan
Adalah suatu pennyakit kelamin yang ditandai gatal pada kemaluan yang disebabkan oleh
sejenis kutu.
a. Penyebab : Public lice, pediculus pubis, kutupubis
b. Perantara : rambut kelamin, pakaian dalam, alat tercemar kutu dan telurnya
c. Tempat keluar kutu : rambur alat kelamin
d. Penularan : hubungan seksual, terkena bahan tercemar. (hhttp://www.geocities.com)
E. Pencegahan dan Pengobatan PHS
1. Gejala-gejala yang dapat dilihat dari PHS :
a. Perubahan pada kulit di sekitar kemaluan
b. Saat membuang air kecil terasa sakit
c. Gatal pada alat kelamin
d. Terasa sakit pada daerahh pinggul (wanita)
e. Meski tanpa gejala, dapat menularkan penyakit bila sudah terkena
f. Hanya dokter yang mapu menangani penyakit menular seksual
2. Akibat yang ditimbulkan PHS :
a. Pada emosi : ketakutan, perasaan malu, bersalah
b. Dapat menular dari ibu kepada bayinya
c. Gangguan atau cacat pada bayi yang dikandung
d. Kemandulan pada pria dan wanita
e. Kematian
3. Rantai penularan penyakit menular seksual :
Kuman, sebagai penyebab penyakit akan berpindah dari satu orang ke orang lainnya. Ini
menciptakan terjadinya penularan, sehingga setiap mata rantai merupakan bagian yang
penting dalam penularan penyakit pada orang lain. Mengerti dan memutuskan salah satu mata
rantai penularan adalah cara yang baik untuk mencegah penularan.
4. Rantai penularan PHS :
a. Virus, bakteri, protozoa, parasit, dan jamur
b. Manusia, bahan lain yang tercemar kuman
c. Penis, vagina, anus, kulit yang terluka, darah, selaput lendir
d. Yang paling umum adalah hubungan seks (oenis-vagina, penis-anus, mulut-anus, mulut-
vagina, mulut-penis)
e. Hubungan seks, pemakaian jarum suntik secara bersama-sama dari orang yang terkena
PMS ke orang lainnya (obat suntik terlarang, tranfusi darah yang tiak steril, jarum tato, dan
lainnya.
5. Pencegahan :
a. Patahkan salah satu rantai penularan
b. Pakailah kondom
6. Pengobatan :
Datang dan berkonsultasi dengan dokter profesional. Berobat sendiri tanpa tahu dengan pasti
sering berakibat semakin parah, dan menyebabkan kuman menjadi resisten terhadap obat-
obatan.
7. Faktor-faktor yang menyebabkan meningkatnya angka kejadian PMS :
a. Kontrasepsi, timbul perasaan aman tidak terjadi kehamilan
b. Seks bebas, norma moral yang menurun
c. Kurangnya pemahaman tentang seksualitas dan PMS
d. Transportasi yang makin lancar, mobilitas tinggi
e. Urbanisasi dan pengangguran
f. Kemiskinan
g. Pengetahuan
h. Pelacuran (http://www.geocities.com)
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PENDIDIKAN
Pendidikan merupakan proses pemberdayaan peserta didik sebagai subjek dan objek
dalam membangun kehidupan yang lebih baik. Pendidikan juga merupakan proses sadar dan
sistematis di sekolah, keluarga, dan masyarakat untuk menyampaikan suatu maksud dari
suatu konsep yang sudah ditetapkan.
Tujuan pendidikan yaitu diharapkan individu mempunyai kemampuan dan
keterampilan secara mandiri untuk meningkatkan taraf hidup lahir batin dan meningkatkan
perannya sebagai pribadi, pegawai/karyawan, warga masyarakat, warga negara, dan makhluk
Tuhan dalam mengisi pembangunan.
Tingkat kualitas sumber daya manusia (SDM) suatu bangsa pada hakekatnya
ditentukan oleh kualitas pendidikan yang diperoleh. Pendidikan yang baik dan berkualitas
akan melahirkan individu yang baik dan berkualitas pula. Sebaliknya apabila pendidikan
yang diperoleh tidak baik dan tidak berkualitas, maka hal ini akan berdampak pada kualitas
SDM yang dibangun.
Era baru dalam revormasi dewasa ini memerlukan SDM yang berkualitas dan
profesional serta tangguh dan ulet. Namun semua itu masih jauh dari harapan. Dari laporan
PBB UNTUK Program Pembangunan atau UNDP tentang keberhasilan pembangunan yang
diukur dengan Indeks Pembangunan Manusia (HDI), posisi Indonesia berada pada posisi
yang lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara lain dan cenderung memburuk setelah
krisis ekonomi tahun 1998. Pada tahun 2001, HDI Indonesa mencapai urutan ke-109 dan
turun lagi ke urutan 112 pada tahun 2003 dan 111 pada tahunn 2004 dari negara di dunia.
Posisi HDI yang tidak cukup baik dan buruk tersebut memperlihatkan kualitas SDM bangsa
Indonesia ynag di ukur dari aspek pendidikan, ekonomi, dan kesehatan.
Peningkatan pendidikan bagi perempuan merupakan keharusan yang tidak dapat
dielakkan demi mencapai kesetaraan dan keadilan gender. Analisis gender dalam
pembangunan pendidikan ditingkat nasional menemukan adanya kesenjangan gender dalam
pelaksanaan pendidikan terutama di tingkat SMK dan Perguruan Tinggi, namun lebih
seimbang pada tingkat SD, SMP, dan SMU. Kecenderungannya adalah semakin tinggi
jenjang pendidikan maka semakin meningkat kesenjangan gendernya.
Kasus kekerasan dalam keluarga, perdangangan, tekanan budaya dan adat istiadat,
pendidikan rendah, dan dominasi pria dalam rumah tangga masih menimpa sebagian besar
perempuan.
Faktor sosial budaya juga menjadi salah satu penyebab buruknya kondisi kesehatan
dan gizi kaum perempuan. Di NTB, misalnya, masyarakat bisa membiayai naik haji dan
membeli tanah tapi tidak mampu memberi makanan yang bergizi kepada ibu yang sedang
hamil. Kondisi kesehatan anak ibu dan bayi sangat buruk, tetapi tidak diperhatikan karena
dinilai bukan kebutuhan mendesak.
Pendidikn yang tinggi dipandang perlu bagi kaum wanita, karena tingkat pendidikan
yang tinggi maka mereka dapat meningkatkan taraf hidup, membuat keputusan yang
menyangkut masalah kesehatan mereka sendiri. Seorang wanita yang lulus dari perguruan
tinggi akan lebih mudah mendapatkan pekerjaan dan mampu berperilaku hidup sehat bila
dibandingkan dengan seorang wanita yang memiliki pendidikan rendah. Semakin tinggi
pendidikan seorang wanita maka ia semakin mampu mandiri dengan sesuatu yang
menyangkut diri mereka sendiri.
1. Filosofi pendidikan
Pendidikan biasanya berawal pada saat seorang bayi itu dilahirkan dan berlangsung seumur
hidup. Pendidikan bisa saja berawal dari sebelum bayi lahir seperti yang dilakukan oleh
banyak orang dengan memainkan musik dan membaca kepada bayi dalam kandungan dengan
harapan ia akan bisa (mengajar) bayi mereka sebelum kelahiran.
Bagi sebagian orang pengalaman kehidupan sehari-hari lebih berarti
daripada pendidikan formal. Seperti kata Mark Twain, "Saya tidak pernah membiarkan
sekolah mengganggu pendidikan saya." Anggota keluarga mempunyai peran pengajaran yang
amat mendalam sering kali lebih mendalam dari yang disadari mereka, walaupun pengajaran
anggota keluarga berjalan secara tidak resmi.
2. Jenjang pendidikan
Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat
perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan.
a. Pendidikan dasar
Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan awal selama 9 ( sembilan) tahun pertama
masa sekolah anak-anak yang melandasi jenjang pendidikan menengah.
b. Pendidikan menengah
Pendidikan menengah merupakan jenjang pendidikan lanjutan pendidikan dasar.
c. Pendidikan tinggi
Pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup
programsarjana, magister, doktor, dan spesialis yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.
3. Jalur pendidikan
Jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk mengembangkan potensi diri
dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan.
a. Pendidikan formal
Pendidikan formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah-sekolah pada
umumnya. Jalur pendidikan ini mempunyai jenjang pendidikan yang jelas, mulai dari
pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai pendidikan tinggi.
b. Pendidikan nonformal
Pendidikan nonformal paling banyak terdapat pada usia dini, serta pendidikan dasar, adalah
TPA, atau Taman Pendidikan Al Quran,yang banyak terdapat di setiap mesjid dan Sekolah
Minggu, yang terdapat di semua gereja.
c. Pendidikan informal
Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan
belajar secara mandiri yang dilakukan secara sadar dan bertanggung jawab.
4. Jenis pendidikan
Jenis pendidikan adalah kelompok yang didasarkan pada kekhususan tujuan pendidikan suatu
satuan pendidikan.
a. Pendidikan umum
Pendidikan umum merupakan pendidikan dasar dan menengah yang mengutamakan
perluasan pengetahuan yang diperlukan oleh peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi. Bentuknya: sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP),
dan sekolah menengah atas (SMA).
b. Pendidikan kejuruan
Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik
terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Bentuk satuan pendidikannya adalah sekolah
menengah kejuruan (SMK).
c. Pendidikan akademik
Pendidikan akademik merupakan pendidikan tinggi program sarjana dan pascasarjana yang
diarahkan terutama pada penguasaan disiplin ilmu pengetahuan tertentu.
d. Pendidikan profesi
Pendidikan profesi merupakan pendidikan tinggi setelah program sarjana yang
mempersiapkan peserta didik untuk memasuki suatu profesi atau menjadi
seorang profesional.
e. Pendidikan vokasi
Pendidikan vokasi merupakan pendidikan tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk
memiliki pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu maksimal dalam jenjang diploma 4
setara dengan programsarjana (strata 1).
f. Pendidikan keagamaan
Pendidikan keagamaan merupakan pendidikan dasar, menengah, dan tinggi yang
mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peranan yang menuntut penguasaan
pengetahuan dan pengalaman terhadap ajaran agama dan menjadi ahli ilmu agama.
g. Pendidikan khusus
Pendidikan khusus merupakan penyelenggaraan pendidikan untuk peserta didik yang
berkelainan atau peserta didik yang memiliki kecerdasan luar biasa yang diselenggarakan
secara inklusif (bergabung dengan sekolah biasa) atau berupa satuan pendidikan khusus pada
tingkat pendidikan dasar dan menengah (dalam bentuk sekolah luar biasa/SLB).
5. Filsafat Pendidikan
Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik baik
potensi fisik potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat
berfungsi dalam perjalanan hidupnya. Dasar pendidikan adalah cita-cita kemanusiaan
universal. Pendidikan bertujuan menyiapkan pribadi dalam keseimbangan, kesatuan. organis,
harmonis, dinamis. guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan. Filsafat pendidikan adalah
filsafat yang digunakan dalam studi mengenai masalah-masalah pendidikan.
B. PENDIDIKAN KESEHATAN REPRODUKSI
Kebutuhan akan pendidikan kesehatan reproduksi saat ini sangat penting karena
permasalahan remaja kian kompleks dan memprihatinkan. Penanganan masalah ini tidak
dapat dilakukan oleh orangtua atau pemerintah saja namun perlu kerjasama dari berbagai
pihak yang peduli terhadap permasalahan tersebut, yaitu orangtua, guru dan lembaga lainnya.
Kami memberikan program ini sebagai wujud kepedulian terhadap pengembangan pribadi
peserta didik. Pemberian pendidikan kesehatan reproduksi bukan berarti membuka peluang
untuk perilaku seks bebas melainkan lebih menekankan mengenai perbedaan lelaki dan
perempuan secara seksual, kapan terjadi pembuahan, apa dampaknya jika berperilaku seks
tanpa dilandasi tanggung jawab termasuk risiko terkena infeksi menular seksual.
a. Tujuannya
Menumbuhkan kesadaran akan perlunya menjaga kesehatan organ reproduksi dan perlunya
membina relasi seksual yang sehat. Jadi, selama cara dan materi yang disampaikan tepat,
maka banyak manfaat yang akan didapat.
b. Manfaatnya
1. Mengajarkan anak untuk berperilaku sesuai gendernya
2. Pengenalan organ tubuh
3. Bagaimana merawat dan menjaga kebersihan organ reproduksinya
4. Bagaimana melindungi diri dari pelecehan seksual.
5. Memberi pengertian tentang konsekuensi dari setiap prilaku seksual
6. Membantu pengambilan keputusan yang matang dalam masalah seksual yang muncul.
Penguasaan pendidikan politik perempuan Indonesia masih sangat rendah. Masih
banyak perempuan Indonesia yang tidak menyadari potensi yang mereka miliki untuk
menentukan kualitas demokrasi di negeri ini. Mereka tak memiliki pengetahuan dan
keterampilan untuk menggunakan hak politik mereka dan akhirnya memilih untuk bungkam.
Kesempatan berpendidikan, perempuan bisa menyuarakan dirinya.
C. PENDIDIKAN BAGI WANITA
Pendidikan adalah hak setiap orang, baik laki-laki maupun perempuan. Dengan
demikian, semestinya tidak ada alasan untuk mendiskriminasikan ataupun menelantarkan
pendidikan kaum perempuan. Ini berarti perempuan bisa belajar bidang apa saja. Memang
secara umum sebagaian besar orang tua di Indonesia saat ini sudah mulai menyadari akan
pentingnya sekolah bagi putra-putrinya namun ada sebagian yang masih memiliki pandangan
yang timpang terhadap pendidikan anak perempuannya.
Jika di telusuri ketimpangan pendidikan perempuan di Indonesia ini dikarenakan oleh
beberapa hal antara lain:
1. masyarakat masih berpandangan male oriented atau lebih mengutamakan pendidikan anak
laki-laki dari pada anak perempuannya. Male oriented juga berkaitan dengan budaya yang
telah mengakar kuat dengan anggapan bahwa perempuan tidak sepantasnya berpendidikan
tinggi karena nantinya hanya akan ke dapur.
Persepsi ini tidak diluruskan dan tidak disadari bahwa sesungguhnya peran di dapur pun
menuntut ilmu dan pengetahuan. Tanpa tahu nutrisi yang baik yang diperlukan tubuh untuk
kesehatan, pertumbuhan dan perkembangan anak, mustahil perempuan dapat menyiapkan
menu makanan dengan baik dan menarik sesuai dengan kebutuhan gizi keluarga.
2. Budaya bahwa perempuan adalah konco wingking, sehingga tidak perlu menempuh
pendidikan yang lebih tinggi, dan faktor kemiskinan atau keterbatasan penghasilan orang tua
kadang-kadang juga dapat memarginalkan pendidikan perempuan.
Harus diakui faktor biaya pendidikan saat ini yang dirasa masih mahal merupakan kendala
utama bagi anak anak kurang mampu untuk terus menempuh pendidikan.
Selain faktor-faktor di atas, adanya trens lainya yaitu :
bahwa perempuan yang mengenyam pendidikan tinggi kemudian tidak mengembangkan
karirnya dan lebih memilih kembali ke ruang domistik atau memilih menjadi ibu rumah
tangga, banyak menimbulkan persepsi bahwa memang tugas perempuan itu mengurus rumah
tangga dan ini tidak dianggap sebagai pilihan yang disadari secara penuh.
Pada zaman yang modern ini boleh saja perempuan memilih menjadi pengurus rumah
tangga (ibu rumah tangga) secara total tetapi hendaknya menjadi ibu rumah tangga yang
berwawasan luas, handal dan berdaya.
Hal ini dapat dicapai salah dengan :
a) pendidikan
b) pelatihan
c) terus belajar
d) selalu meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya.
Pendidikan adalah salah satu jalan menjadikan perempuan sebagai agen perubahan,
bukan sekedar penerima pasif program-program pemberdayaan.
Pendidikan juga dapat menjadi salah satu faktor yang memungkinkan perempuan
memiliki independensi (kemandirian) ekonomi dengan bekerja baik di luar maupun didalam
rumah tinggalnya.
Independensi ekonomi membuat perempuan memiliki suara baik di dalam keluarga
maupun di masyarakat, contohnya antara lain :
1) dalam pengaturan keuangan keluarga untuk gizi makanan,
2) biaya kesehatan, pendidikan anak dan lain-lain.
Perempuan yang memiliki sumber penghasilan di tanganya, cenderung
membelanjakan penghasilannya itu untuk kesejahteraan dan peningkatan kualitas hidup anak-
anaknya sebagai generasi muda penerus bangsa. Dengan demikian pendidikan sangat penting
bagi perempuan karena kontribusinya terhadap upaya menyiapkan generasi penerus bangsa
yang berkualitas unggul sangat besar.
Rendahnya kualitas hidup wanita akan mempengaruhi Indek pembangunan Manusia
Indonesia secara keseluruhan di bidang seperti pendidikan, kesehatan dan ekonomi yang pada
akhirnya akan berdampak secara negatif terhadap proses pembangunan bangsa yang sedang
berjalan, tidak hanya itu saja, dengan kualitas yg rendah, maka perempuan akan menjadi
beban pembangunan dan merupakan potensi yang sia-sia. Jumlah penduduk buta huruf
sampai pertengahan tahun 2007adalah 9,47% pada wanita dan 5,2% pada pria.
Beberapa alasan utama wanita harus berpendidikan adalah :
1. Perempuan sebagai pendidik utama keluarga
2. Dengan pendidikan akan bertambah pengetahuan yang akan melandasi setiap keputusan-
keputusan dalam menghadapi masalah kehidupan
3. Perempuan akan lebih dihargai bila berilmu
4. Wajah kemiskinan identik dengan perempuan, dengan pendidikan dan ketrampilan dapat
merubah hidupnya
5. Memanfaatkan potensi yang ada dalam dirinya
D. TIDAK ADA PEMBATASAN BAGI WANITA DALAM DUNIA PENDIDIKAN
Meskipun pendidikan hanyalah salah satu aspek dari sekian pembangunan dan
kemajuan suatu Negara, namun kemajuan suatu Negara umunya ditandai dengan majunya
sumber daya manusia yang berkualitas, bukan sumber daya alamnya.
Pendidikan juga merupakan factor yang dominan dalam pembentukan manusia yang
berkualitas, sebab pembangunan bidang pendidikan sangatlah kompleks , bukan hanya
bagaimana merumuskan system pendidikan atau mengalokasikan anggaran besar, tetapi juga
peran aktif masyarakat hingga ke unit terkecil yakni keluarga. Bahkan perguruan tinggi juga
diharapkan perannya dalam upaya sumber daya manusia di Indonesia.
Ada sebuah statement yaitu “ pembatasan wanita dalam dunia pendidikan “ .
statement ini sudah menyebar di telinga masyarakat, apalagi masyarakat awam yang masih
kental dengan culture dan budaya mereka. Kebanyakan dari mereka menyatakan bahwa
seorang wanita tidak seharusnya sekolah tinggi-tinggi untuk melanjutkan studinya, apalagi
sampai mendapatkan beasiswa keluar negri, karena pada akhirnya ketika mereka sudah
berkeluarga akan lebih besar peran mereka untuk mengurusi suami. Ditambah lagi ketika
sudah dikaruniai anak, otomatis peran mereka sebagai ibu rumah tangga akan semakin aktif.
Namun faktanya yang ada di masyarakat wanita tidak mempunyai batas unutk
melanjutkan pendidikannya, mereka bisa berekspresi, berkarya, dan bersaing di dunia
pendidikan yang bukan hanya ditingkat nasional tapi juga ditingkat internasional, tidak
sedikit dari mereka yang berhasil bahkan bisa menjadi figure wanita dikalangan masyarakat
karena pendidikan tinggi yang ditempuhnya. contohnya menjadi dokter, guru, polwan, bidan
dll. Apalagi di Indonesia sendiri, peran wanita tidak diragukan lagi, begitu banyak perempuan
yang bisa melakukan tugas laki-laki bahkan bisa menggantikanperan laki-laki, baik dalam
urusan keluarga seperti mencari nafkah maupun di lingkungan masyarakat tanpa
mengesampingkan kewajibannya sebagai seorang istri (bagi yang sudah berumah tangga).
Bagi mereka pendidikan tinggi itu penting, untuk mengejar cita-cita dan impian mereka.
Jadi tidak ada tanggapan kalau perempuan berpendidikan tinggi itu sia-sia. Karena
salah satu tujuan mereka berpendidikan tinggi yaitu untuk merawat, mendidik dan mengasuh
anak-anaknya kelak. Sebagaimana pendidikan yang paling berpengaruh bagi seorang anak
yaitu pendidikan di lingkungan keluarga.
Perempuan berpendidikan dan memiliki kemandirian ekonomi akan lebih memiliki
akses informasi yang lebih baik dari pada beberapa perempuan yang tidak sempat menambah
ilmu pengetahuannya dan mengembangkan diri serta wawasannya baik melalui pelatihan
program-progam pemberdayaan perempuan atau kegiatan lainnya karena disibukkan dengan
berbagai pekerjaan, mulai dari pekerjaan rumah tangga yang tidak ada habis-habisnya,
merawat dan mengasuh anak dari bangun tidur sampai anak tidur kembali, melayani
suami,dan kesibukan yang lainnya.
Kesibukan yang sangat padat dan masalah ekonomi inilah yang menjauhkan
perempuan dari sumber-sumber informasi yang sesungguhnya sangat penting bagi
kemandirian dirinya10. Mulai saat ini perempuan indonesia haruslah menyadari untuk lebih
memandirikan dirinya, dan lebih dapat memanfaatkan peluang tidak hanya di sektor ekonomi
saja tetapi juga di bidang-bidang lainnya.

More Related Content

What's hot

presentation sosiologi - kriminalitas
presentation sosiologi - kriminalitaspresentation sosiologi - kriminalitas
presentation sosiologi - kriminalitasFaula Abdul
 
Isu kriminalitas perkotaan
Isu kriminalitas perkotaanIsu kriminalitas perkotaan
Isu kriminalitas perkotaanTrisna Nurdiaman
 
Bahan materi di kppi purwakarta (18 september 2019 )
Bahan materi di kppi purwakarta (18 september 2019 )Bahan materi di kppi purwakarta (18 september 2019 )
Bahan materi di kppi purwakarta (18 september 2019 )PerlindunganPerempua
 
P. 3 ruang lingkup dan teori korban
P. 3 ruang lingkup dan teori  korbanP. 3 ruang lingkup dan teori  korban
P. 3 ruang lingkup dan teori korbanyudikrismen1
 
Korupsi dan pendidikan anti korupsi
Korupsi dan pendidikan anti korupsiKorupsi dan pendidikan anti korupsi
Korupsi dan pendidikan anti korupsiSetyo Susilo
 

What's hot (10)

Akta Keganasan Rumahtangga 1994
Akta Keganasan Rumahtangga 1994Akta Keganasan Rumahtangga 1994
Akta Keganasan Rumahtangga 1994
 
Kriminalitas
KriminalitasKriminalitas
Kriminalitas
 
presentation sosiologi - kriminalitas
presentation sosiologi - kriminalitaspresentation sosiologi - kriminalitas
presentation sosiologi - kriminalitas
 
Isu kriminalitas perkotaan
Isu kriminalitas perkotaanIsu kriminalitas perkotaan
Isu kriminalitas perkotaan
 
Bahan materi di kppi purwakarta (18 september 2019 )
Bahan materi di kppi purwakarta (18 september 2019 )Bahan materi di kppi purwakarta (18 september 2019 )
Bahan materi di kppi purwakarta (18 september 2019 )
 
P. 3 ruang lingkup dan teori korban
P. 3 ruang lingkup dan teori  korbanP. 3 ruang lingkup dan teori  korban
P. 3 ruang lingkup dan teori korban
 
Kekerasan Dalam Pacaran
Kekerasan Dalam PacaranKekerasan Dalam Pacaran
Kekerasan Dalam Pacaran
 
1 kekerasan-dalam-rumah-tangga
1 kekerasan-dalam-rumah-tangga1 kekerasan-dalam-rumah-tangga
1 kekerasan-dalam-rumah-tangga
 
Bab 15 isbd kriminalitas
Bab 15 isbd kriminalitasBab 15 isbd kriminalitas
Bab 15 isbd kriminalitas
 
Korupsi dan pendidikan anti korupsi
Korupsi dan pendidikan anti korupsiKorupsi dan pendidikan anti korupsi
Korupsi dan pendidikan anti korupsi
 

Viewers also liked

Sistem penginderaan
Sistem penginderaanSistem penginderaan
Sistem penginderaanKANDA IZUL
 
Tabiat merokok menjadi panorama biasa dalam masyarakat kita
Tabiat merokok menjadi panorama biasa dalam masyarakat kitaTabiat merokok menjadi panorama biasa dalam masyarakat kita
Tabiat merokok menjadi panorama biasa dalam masyarakat kitaOng Fang
 
JURNAL PERILAKU SEKSUAL ANAK USIA PRA REMAJA DI SEKITAR LOKALISASI DAN FAKTOR...
JURNAL PERILAKU SEKSUAL ANAK USIA PRA REMAJA DI SEKITAR LOKALISASI DAN FAKTOR...JURNAL PERILAKU SEKSUAL ANAK USIA PRA REMAJA DI SEKITAR LOKALISASI DAN FAKTOR...
JURNAL PERILAKU SEKSUAL ANAK USIA PRA REMAJA DI SEKITAR LOKALISASI DAN FAKTOR...KANDA IZUL
 
Sistem kerangka dan otot kerangka
Sistem kerangka dan otot kerangkaSistem kerangka dan otot kerangka
Sistem kerangka dan otot kerangkaKANDA IZUL
 
Proses keperawatan
Proses keperawatanProses keperawatan
Proses keperawatanKANDA IZUL
 
Sharing session pp
Sharing session ppSharing session pp
Sharing session ppMaliza Eza
 
Tabiat merokok dikalangan remaja (1)
Tabiat merokok dikalangan remaja (1)Tabiat merokok dikalangan remaja (1)
Tabiat merokok dikalangan remaja (1)Cikgu Sivam sivam
 
Kajian Jurnal : Isu Psikologi Faktor Remaja Sekolah Merokok
Kajian Jurnal : Isu Psikologi Faktor Remaja Sekolah MerokokKajian Jurnal : Isu Psikologi Faktor Remaja Sekolah Merokok
Kajian Jurnal : Isu Psikologi Faktor Remaja Sekolah MerokokNorayu Shamsudin
 

Viewers also liked (8)

Sistem penginderaan
Sistem penginderaanSistem penginderaan
Sistem penginderaan
 
Tabiat merokok menjadi panorama biasa dalam masyarakat kita
Tabiat merokok menjadi panorama biasa dalam masyarakat kitaTabiat merokok menjadi panorama biasa dalam masyarakat kita
Tabiat merokok menjadi panorama biasa dalam masyarakat kita
 
JURNAL PERILAKU SEKSUAL ANAK USIA PRA REMAJA DI SEKITAR LOKALISASI DAN FAKTOR...
JURNAL PERILAKU SEKSUAL ANAK USIA PRA REMAJA DI SEKITAR LOKALISASI DAN FAKTOR...JURNAL PERILAKU SEKSUAL ANAK USIA PRA REMAJA DI SEKITAR LOKALISASI DAN FAKTOR...
JURNAL PERILAKU SEKSUAL ANAK USIA PRA REMAJA DI SEKITAR LOKALISASI DAN FAKTOR...
 
Sistem kerangka dan otot kerangka
Sistem kerangka dan otot kerangkaSistem kerangka dan otot kerangka
Sistem kerangka dan otot kerangka
 
Proses keperawatan
Proses keperawatanProses keperawatan
Proses keperawatan
 
Sharing session pp
Sharing session ppSharing session pp
Sharing session pp
 
Tabiat merokok dikalangan remaja (1)
Tabiat merokok dikalangan remaja (1)Tabiat merokok dikalangan remaja (1)
Tabiat merokok dikalangan remaja (1)
 
Kajian Jurnal : Isu Psikologi Faktor Remaja Sekolah Merokok
Kajian Jurnal : Isu Psikologi Faktor Remaja Sekolah MerokokKajian Jurnal : Isu Psikologi Faktor Remaja Sekolah Merokok
Kajian Jurnal : Isu Psikologi Faktor Remaja Sekolah Merokok
 

Similar to Kespro

15 Bentuk kekerasan seksual
15 Bentuk kekerasan seksual15 Bentuk kekerasan seksual
15 Bentuk kekerasan seksualCIkumparan
 
Gender dan Pembangunan
Gender dan PembangunanGender dan Pembangunan
Gender dan PembangunanIrenty Helena
 
Handout Science Class Kriminologi 2020
Handout Science Class Kriminologi 2020Handout Science Class Kriminologi 2020
Handout Science Class Kriminologi 2020MohammadAnandaRezaKu
 
MEMUTUS RANTAI KEKERASAN PADA PEREMPUAN DAN ANAK-final
MEMUTUS RANTAI KEKERASAN PADA PEREMPUAN DAN ANAK-finalMEMUTUS RANTAI KEKERASAN PADA PEREMPUAN DAN ANAK-final
MEMUTUS RANTAI KEKERASAN PADA PEREMPUAN DAN ANAK-finalprimahendra
 
Pemberdayaan_Perempuan.pptx
Pemberdayaan_Perempuan.pptxPemberdayaan_Perempuan.pptx
Pemberdayaan_Perempuan.pptxKenshiHimura7
 
MENGATASI_Perilaku_Sex_Menyimpang_Sebaga.pptx
MENGATASI_Perilaku_Sex_Menyimpang_Sebaga.pptxMENGATASI_Perilaku_Sex_Menyimpang_Sebaga.pptx
MENGATASI_Perilaku_Sex_Menyimpang_Sebaga.pptxDESIWILDAYANI1
 
contoh Kritikan jurnal
contoh Kritikan jurnalcontoh Kritikan jurnal
contoh Kritikan jurnalRohana Hamid
 
POLICY BRIEF KEJAHATAN SEKSUAL.pdf
POLICY BRIEF KEJAHATAN SEKSUAL.pdfPOLICY BRIEF KEJAHATAN SEKSUAL.pdf
POLICY BRIEF KEJAHATAN SEKSUAL.pdfHauraSyafa1
 
Pencegahan dan Penanggulangan KDRT JerukWudel Girisubo GunungKidul
Pencegahan dan Penanggulangan KDRT JerukWudel Girisubo GunungKidulPencegahan dan Penanggulangan KDRT JerukWudel Girisubo GunungKidul
Pencegahan dan Penanggulangan KDRT JerukWudel Girisubo GunungKidulProdiAPUGK
 
Pencegahan dan Penanggulangan KDRT JerukWudel Girisubo GKidul
Pencegahan dan Penanggulangan KDRT JerukWudel Girisubo GKidulPencegahan dan Penanggulangan KDRT JerukWudel Girisubo GKidul
Pencegahan dan Penanggulangan KDRT JerukWudel Girisubo GKidulUGK
 
Latar Belakang Penghapusan Kekerasan Seksual
Latar Belakang Penghapusan Kekerasan SeksualLatar Belakang Penghapusan Kekerasan Seksual
Latar Belakang Penghapusan Kekerasan SeksualLestari Moerdijat
 
P. 6 tipologi korban
P. 6 tipologi korbanP. 6 tipologi korban
P. 6 tipologi korbanyudikrismen1
 
MATERI PENCEGAHAN KEKERASAN SEKSUAL.pptx
MATERI PENCEGAHAN  KEKERASAN SEKSUAL.pptxMATERI PENCEGAHAN  KEKERASAN SEKSUAL.pptx
MATERI PENCEGAHAN KEKERASAN SEKSUAL.pptxmedisumedi2
 
Norma dan Praktik Budaya Kekerasan dalam Rumah Tangga
Norma dan Praktik Budaya Kekerasan dalam Rumah Tangga Norma dan Praktik Budaya Kekerasan dalam Rumah Tangga
Norma dan Praktik Budaya Kekerasan dalam Rumah Tangga pjj_kemenkes
 

Similar to Kespro (20)

15 Bentuk kekerasan seksual
15 Bentuk kekerasan seksual15 Bentuk kekerasan seksual
15 Bentuk kekerasan seksual
 
fdfgh
fdfghfdfgh
fdfgh
 
Gender dan Pembangunan
Gender dan PembangunanGender dan Pembangunan
Gender dan Pembangunan
 
Handout Science Class Kriminologi 2020
Handout Science Class Kriminologi 2020Handout Science Class Kriminologi 2020
Handout Science Class Kriminologi 2020
 
MEMUTUS RANTAI KEKERASAN PADA PEREMPUAN DAN ANAK-final
MEMUTUS RANTAI KEKERASAN PADA PEREMPUAN DAN ANAK-finalMEMUTUS RANTAI KEKERASAN PADA PEREMPUAN DAN ANAK-final
MEMUTUS RANTAI KEKERASAN PADA PEREMPUAN DAN ANAK-final
 
Pemberdayaan_Perempuan.pptx
Pemberdayaan_Perempuan.pptxPemberdayaan_Perempuan.pptx
Pemberdayaan_Perempuan.pptx
 
MENGATASI_Perilaku_Sex_Menyimpang_Sebaga.pptx
MENGATASI_Perilaku_Sex_Menyimpang_Sebaga.pptxMENGATASI_Perilaku_Sex_Menyimpang_Sebaga.pptx
MENGATASI_Perilaku_Sex_Menyimpang_Sebaga.pptx
 
contoh Kritikan jurnal
contoh Kritikan jurnalcontoh Kritikan jurnal
contoh Kritikan jurnal
 
Kdrt1
Kdrt1Kdrt1
Kdrt1
 
POLICY BRIEF KEJAHATAN SEKSUAL.pdf
POLICY BRIEF KEJAHATAN SEKSUAL.pdfPOLICY BRIEF KEJAHATAN SEKSUAL.pdf
POLICY BRIEF KEJAHATAN SEKSUAL.pdf
 
Pencegahan dan Penanggulangan KDRT JerukWudel Girisubo GunungKidul
Pencegahan dan Penanggulangan KDRT JerukWudel Girisubo GunungKidulPencegahan dan Penanggulangan KDRT JerukWudel Girisubo GunungKidul
Pencegahan dan Penanggulangan KDRT JerukWudel Girisubo GunungKidul
 
Pencegahan dan Penanggulangan KDRT JerukWudel Girisubo GKidul
Pencegahan dan Penanggulangan KDRT JerukWudel Girisubo GKidulPencegahan dan Penanggulangan KDRT JerukWudel Girisubo GKidul
Pencegahan dan Penanggulangan KDRT JerukWudel Girisubo GKidul
 
Latar Belakang Penghapusan Kekerasan Seksual
Latar Belakang Penghapusan Kekerasan SeksualLatar Belakang Penghapusan Kekerasan Seksual
Latar Belakang Penghapusan Kekerasan Seksual
 
Kdrt
KdrtKdrt
Kdrt
 
P. 6 tipologi korban
P. 6 tipologi korbanP. 6 tipologi korban
P. 6 tipologi korban
 
Bab1
Bab1Bab1
Bab1
 
Pencegahan kdrt
Pencegahan kdrtPencegahan kdrt
Pencegahan kdrt
 
MATERI PENCEGAHAN KEKERASAN SEKSUAL.pptx
MATERI PENCEGAHAN  KEKERASAN SEKSUAL.pptxMATERI PENCEGAHAN  KEKERASAN SEKSUAL.pptx
MATERI PENCEGAHAN KEKERASAN SEKSUAL.pptx
 
Norma dan Praktik Budaya Kekerasan dalam Rumah Tangga
Norma dan Praktik Budaya Kekerasan dalam Rumah Tangga Norma dan Praktik Budaya Kekerasan dalam Rumah Tangga
Norma dan Praktik Budaya Kekerasan dalam Rumah Tangga
 
Modul 6 kb 2
Modul 6 kb 2Modul 6 kb 2
Modul 6 kb 2
 

More from Febrian Dini

ASUHAN BAYI USIA 2-6 HARI
ASUHAN BAYI USIA 2-6 HARIASUHAN BAYI USIA 2-6 HARI
ASUHAN BAYI USIA 2-6 HARIFebrian Dini
 
Perubahan fisiologis masa nifas
Perubahan fisiologis masa nifasPerubahan fisiologis masa nifas
Perubahan fisiologis masa nifasFebrian Dini
 
Asuhan bayi usia 2 6
Asuhan bayi usia 2 6Asuhan bayi usia 2 6
Asuhan bayi usia 2 6Febrian Dini
 
Deteksi dini pada infeksi masa nifas
Deteksi dini pada infeksi masa nifasDeteksi dini pada infeksi masa nifas
Deteksi dini pada infeksi masa nifasFebrian Dini
 
Kespro (perkosaan)
Kespro (perkosaan)Kespro (perkosaan)
Kespro (perkosaan)Febrian Dini
 
kesehatan reproduksi (perkosaan)
kesehatan reproduksi (perkosaan)kesehatan reproduksi (perkosaan)
kesehatan reproduksi (perkosaan)Febrian Dini
 
Asuhan Kebidanan Nifas (Deteksi Dini Pada Masa Nifas)
Asuhan Kebidanan Nifas (Deteksi Dini Pada Masa Nifas)Asuhan Kebidanan Nifas (Deteksi Dini Pada Masa Nifas)
Asuhan Kebidanan Nifas (Deteksi Dini Pada Masa Nifas)Febrian Dini
 
Promosi Kesehatan (Upaya Promosi Kesehatan Dalam Pelayanan Kebidanan (Promosi...
Promosi Kesehatan (Upaya Promosi Kesehatan Dalam Pelayanan Kebidanan (Promosi...Promosi Kesehatan (Upaya Promosi Kesehatan Dalam Pelayanan Kebidanan (Promosi...
Promosi Kesehatan (Upaya Promosi Kesehatan Dalam Pelayanan Kebidanan (Promosi...Febrian Dini
 

More from Febrian Dini (8)

ASUHAN BAYI USIA 2-6 HARI
ASUHAN BAYI USIA 2-6 HARIASUHAN BAYI USIA 2-6 HARI
ASUHAN BAYI USIA 2-6 HARI
 
Perubahan fisiologis masa nifas
Perubahan fisiologis masa nifasPerubahan fisiologis masa nifas
Perubahan fisiologis masa nifas
 
Asuhan bayi usia 2 6
Asuhan bayi usia 2 6Asuhan bayi usia 2 6
Asuhan bayi usia 2 6
 
Deteksi dini pada infeksi masa nifas
Deteksi dini pada infeksi masa nifasDeteksi dini pada infeksi masa nifas
Deteksi dini pada infeksi masa nifas
 
Kespro (perkosaan)
Kespro (perkosaan)Kespro (perkosaan)
Kespro (perkosaan)
 
kesehatan reproduksi (perkosaan)
kesehatan reproduksi (perkosaan)kesehatan reproduksi (perkosaan)
kesehatan reproduksi (perkosaan)
 
Asuhan Kebidanan Nifas (Deteksi Dini Pada Masa Nifas)
Asuhan Kebidanan Nifas (Deteksi Dini Pada Masa Nifas)Asuhan Kebidanan Nifas (Deteksi Dini Pada Masa Nifas)
Asuhan Kebidanan Nifas (Deteksi Dini Pada Masa Nifas)
 
Promosi Kesehatan (Upaya Promosi Kesehatan Dalam Pelayanan Kebidanan (Promosi...
Promosi Kesehatan (Upaya Promosi Kesehatan Dalam Pelayanan Kebidanan (Promosi...Promosi Kesehatan (Upaya Promosi Kesehatan Dalam Pelayanan Kebidanan (Promosi...
Promosi Kesehatan (Upaya Promosi Kesehatan Dalam Pelayanan Kebidanan (Promosi...
 

Kespro

  • 1. A. Masalah Pada Wanita Di Tempat Kerja Masalah yang terjadi berupa kekerasan. NIOSH (national Institude Of Occupational Safety and Health) = lembaga nasional kesehatan dan keselamatan kerja Amerika Serikat mendefenisikan kekerasan di tempat kerja sebagai tindak kekerasan (termasuk ancaman, kekerasan fisik, kekerasan seksual, kekerasan psikologi dan kekerasan ekonomi) yang ditujukan kepada seseorang yang sedang bekerja atau sedang bertugas. Kekerasan di tempat kerja digolongkan menjadi beberapa kategori : Tipe1 : kekerasan yang dilakukan oleh penjahat yang tidak memiliki hubungan dengan tempat kerja yang bertujuan untuk melakukan perampokan atau kejahatan lainnya. Tipe 2 : kekerasan pada pekerja oleh pelanggaran klien, pasien, murid, atau pun oleh orang yang diberikan jasanya oleh perusahaan. Tipe 3 : kekerasan yang dilakukan oleh sesama pekerja, supervisor atau manager yang masih bekerja ataupun mantan pekerja. Tipe 4 : kekerasan yang dilakukan di tempat pekerja oleh orang yang tidak bekerja disana, namun mempunyai hubungan dengan pemberi kerja, seperti kerabat dan teman yang suka mnyiksa. Bentuk-bentuk kekerasan : I. kekerasan fisik II. kekerasan seksual III. kekerasan psikologi IV. kekerasan ekonomi I. Kekerasan Fisik Berupa memukul, menjambak, menampar, membunuh, serangan fisik, menendang, menggigit, meludahi, mencakar, meremas, mencubit, menimbulkan stress, luka pada tubuh, infeksi dsb. II. Kekerasan Seksual Berupa pelecehan seksual dan pemerkosaan. Akibat yang ditimbulkan adalah stress/ trauma, gila, infeksi alat kelamin, bunuh diri, menjadi PSK, perkawinan tidak harmonis dsb.
  • 2. III. Kekerasan Psikologis Berupa dibentak, dimarahi, diancam, merendahkan suku /bangsa, pengasingan dari pergaulan, menyinggung, mengganggu dengan alat kerja, sumpah serapah, sikap bermusuhan, teriakan. Akibat yang ditimbulkan stress, sulit tidur, tertekan batin, hancur percaya diri dan cenderung curiga. IV. Kekerasan Ekonomi Berupa PHK, tidak diberi gaji, dirampok. Dampak yang ditimbulkan dapat meyebabkan pemberontakan yang berujung melakukan demonstrasi, stress, gila dsb. B. Peran Wanita Di Tempat Kerja Peran wanita sebagai tenaga kerja di sektor pertanian dalam arti luas memberikan kontibusi yang cukup signifikan. Peran wanita dimulai semenjak mengenal alam dan bercocok tanam. Sejak itu, mulai berkembang pembagian kerja yang nyata antara laki-laki dan wanita pada beragam pekerjaan baik di dalam rumah tangga maupun di masyarakat luas. Wanita mempunyai peran ganda, yaitu : sebagai pembina rumah tangga dan pencari nafkah. Keterlibatan wanita di bidang pekerjaaan sering tidak diperhitungkan. Besar upah yang diterima wanita lebih rendah daripada laki-laki. Dengan tingkat pendidikan yang sama. Pekerja wanita hanya menerima sekitar 50 % sampai 80% upah yang diterima laki-laki. Selain itu, banyak wanita yang bekerja sebagai buruh lepas atau pekerja keluarga tanpa memperoleh upah atau dengan upah rendah. Mereka tidak memperoleh perlibdungan hukum dan kesejahteraan. Faktor-faktor yg berpengaruh terhadap pendapatan tenaga kerja wanita :  Curahan tenaga kerja  Tingkat upah  Umur  Pendidikan  Pengalaman kerja Wanita bekerja tentu bukan semata-mata karena alasan faktor ekonomi keluarga yang demikian sulit, sehingga harus dapat menutup segala kekurangan dalam pemenuhan kebutuhan hidup keluarga. Berbagai motivasi wanita untuk bekerja :
  • 3. Suami tidak bekerja/ pendapatannya kurang Ingin mencari uang sendiri Mengisi waktu luang Mencari pengalaman Mengaktualisai diri Ingin berperan serta dalam ekonomi keluarga Kemajuan sains dan teknologi serta proses globalisasi yang amat pesat, membawa perubahan yang mendasar dalam segala aspek kehidupan. Tetapi wanita menghadapi kendala besar karena masih ketinggalan berbagai bidang. Keadaan ini sangat merugikan wanita dalam memanfaatkan peluang kerja yang tersedia, juga dalam melaksanakan perannya sebagai ibu dan pendidik anak-anaknya. Berbagai program yang bertujuan meningkatkan peranan tenaga kerja wanita :  Program peningkatan produktivitas kerja tenaga kerja wanita melalui kesejahteraan terpadu  Perluasan kesempatan kerja melalui kelompok usaha-usaha bersama (koperasi kecil)  Peningkatan perlindungan dan keselamatan kerja  Pembinaan sektor informal  Latihan kerja tenaga kerja wanita  Pengembangan kehidupan koperasi di kalangan wanita C. Upaya Mengatasi Masalah Wanita Di Tempat Kerja Layanan Yang Disediakan Oleh Masyarakat Organisasi pengada layanan crisis center sebagai tempat yang dapat menerima pengaduan dan melayani kebutuhankorban untuk mendapatkan dampingan psikologik atau jasa mendampingi atau menemani manakala para korban perlu ke rumah sakir untuk mendapatkan perawatan medik atau ke kantor polisi untuk melaporkan kejadian yang dialaminya. Layanan shelter atau rumah aman yaitu suatu tempat yang dirahasiakan untuk menampung sementara waktu para korban dan anak-anaknya selama kasusnya ditangani. Layanan botlines adalah menyediakan kemudahan bagi korban yang meski sudah ingin memaparkan persoalan kekerasan yang dihadapi, tetapi belum mampu untuk bertatap muka untuk membicarakan persoalannya dengan orang lain.
  • 4. Layanan Bebasis Komunitas Adalah layanan yang dilakukan oleh individu atau organisasi secara langsung di dalam komunitas. Kekuatan dari layanan berbasis komunitas ini berupaya untuk memperkuat posisi korbanjuga untuk mencoba membangun kekuatan komunitas untuk dapat menangani perkara kekerasan terhadap wanita karena layanan bersifat proaktif sehingga lebih fleksibel. Layanan Berbasis Rumah Sakit Ruang pelayanan khusus merupakan suatu tempat pelayanan bagi wanita korban kekerasan yang berada dalam organisasi kepolisian berupa ruangan tetutup dan nyaman di kesatuan polri diaman wanita dan anak korban kekerasan dapat melaporkan kasusnya dengan aman kepada polisi. Prosedur/ tata cara kerja : I. Menerima laporan/ pengaduan/ korban kekerasan ditangani oleh polisi. Dibuat laporan polisi II. Kasus yang tidak memenuhi unsur pidana dilakukan upaya konseling atau kerjasama dengan fungsi lain di lingkungan polri, instansi terkait dan mitra kerja/ LSM III. Kasus memenuhi unsur pidana digunakan jalur tugas serse sesuai KUHAP IV. Diperlukan kooordinasi yang harmonis antara pembina kedua fungsi (serse dan yanmas) V. Penangan ditarik dari polsek ke RPK polres apabila jarak masih dapat dijangkau VI. Tetap berpedoman pada hubungan tatacara kerja yang berlaku di lingkungan polri VII. Apabila memerlukan perlindungan dan pendampingan lebih lanjut RPK dapat bekerja sama dengan mitra kerja/LSM / organisasi yang lain memiliki fasilitas bantuan sesuai dengan kebutuhan korban Pelayanan Terpadu Rumah Sakit I. Rumah sakit : dokter spesialis, dokter umum, psikiater, perawat dan bidan II. Lembaga konseling : psikolog, pekerja sosial, konselor, pengelola selter III. Hukum : pengacara, kepolisian, lembaga bantuan hukum, Woman Crisis Center, Organisasi Advokasi Haka Wanita /selter
  • 5. Undang-undang yang mengatur kekerasan terhadap wanita disebut DEKLARASI TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN TERHADAP WANITA yang diproklamasikan oleh Majelis Umum PBB pada tanggal 20 Desember 1993 terdiri dari 6 pasal. 2.1 Definisi Perkosaan Perkosaan adalah hubungan seksual tanpa kehendak bersama, yang dipaksakan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang juga dapat merupakan tindak pseudo seksual yaitu perilaku seksual yang tidak selalu dimotivasi dorongan seksual sebagai motivasi primer, melainkan berhubungan dengan penguasaan dan dominan, agresi dan perendahan pada satu pihak (korban) oleh pihak lainnya (pelaku).(Yanti, 2011) Perkosaan adalah bentuk hubungan seksual yang dilangsungkan bukan berdasarkan kehendak bersama. Karena bukan berdasarkan kehendak bersama. Hubungan seksual didahului oleh ancaman dan kekerasan fisik atau dilakukan terhadap korban yang tidak berdaya, dibawah umur, atau yang mengalami keterbelakangan mental.(Romauli dan Vindari, 2009) Perkosaan adalah tindak kekerasan atau kejahatan seksual berupa hubungan seksual yang dilakukan oleh laki-laki terhadap perempuan ddengan kondisi seperti tidak atas kehendak dan persetujuan perempuan, dengan “persetujuan” perempuan namun dibawah ancaman, dengan “persetujuan” perempuan namun melalui penipuan.(Mubarak, 2009) Perkosaan adalah setiap kali pria memasukkan penis, jari atau alat lain kedalam vagina /alat tubuh seorang wanita tanpa persetujuannya.(Maryanti dan Septikasari, 2009) 2.2 Jenis Perkosaan 1. Berdasarkan pelakunya. a. Perkosaan oleh orang yang dikenal. Perkosaan jenis ini dilakukan oleh atau anggota keluarga, seperti bapak, paman atau saudara. b. Perkosaan oleh pacar (dating rape). Perkosaan terjadi ketika korban berkencan dengan pacarnya, sering kali diawali dengan cumbuan yang diakhiri dengan pemaksaan untuk melakukan hubungan seksual. c. Perkosaan dalam perkawinan (marital rape). Biasanya terjadi terhadap istri yang mempunyai ketergantungan social ekonomi pada suami, berupa pemaksaan hubungan yang tak dikehendaki oleh pihak istri. d. Perkosaan oleh orang asing. Perkosaan jenis ini sering kali disertai dengan tindak kejahatan lain, seperti perampokan, pencurian, penganiayaan atau pembunuhan.
  • 6. 2. Berdasarkan cara melakukannya a. Perkosaan dengan janji-janji/penipuan. Perkosaan ini biasanya diawali dengan janji-janji, korban akan dinikahi, dan sebagainya. b. Perkosaan dengan ancaman halus. Jenis perkosaan ini terjadi pada korban yang punya ketergantungan social/ekonomi pada pemerkosa. Termasuk jenis ini adalah perkosaan majikan terhadap bawahan ataupun guru terhadap murid. c. Perkosaan dengan paksaan (fisik). Perkosaan jenis ini dilakukan dengan mengancam memakai senjata (tajam/api) ataupun dengan kekuatan fisik. d. Perkosaan dengan memakai pengaruh tertentu. Perkosaan jenis ini dilakukan dengan memengaruhi korban melalui pemakaian obat bius, obat perangsang, guna-guna, hipnotis dan sebagainya. 2.3 Penyebab Terjadinya Perkosaan Siapapun dapat menjadi korban perkosaan, mulai dari anak-anak dibawah umur , gadis remaja, perempuan yang telah menikah, perempuan yang hidup di desa, yang hidup di kota, bahkan nenek-nenek pun yang menjadi korban. Data selama ini menunjukkan pemerkosaan lebih sering dilakukan oleh seseorang yang telah mengenal korban, kecuali dalam situasi peperangan atau konflik bersenjata dimana pemerkosaan dijadikan sebagai senjata perang pemerkosaan adalah pasukan perang yang memerkosa secara masal perempuan dari kelompok musuhnya yang jelas idak mereka kenali. Salah satu motif dibalik kekerasan seksual adalah perwujudan atau manifestasi dari ungkapan “power over” atau menguasai dari seseorang lelaki terhadap perempuan yang dijadikan targetnya. 2.4 Dampak Perkosaan Reaksi yang terjadi setelah kejadian perkosaan: a. Fase akut (segera setelah serangan terjadi) Korban mengalami syok dan rasa takut yang sangat kuat, kebingungan, lemah, lelah, tidak dapat dijelaskan secara rinci apa yang terjadi (apa, siapa, dan bagaimana cirri penyerang) b. Fase kedua (adaptasi awal) Individu menghayati berbagai emosi negative seperti pemberontakan, ketakutan, terhina, malu, mual, dan jijik yang pada berikutnya dapat ditanggapi dengan depresi dan pengingkaran sebagai upaya untuk mencoba menutup pengalaman yang menyakitkan.
  • 7. c. Fase reorganisasi jangka panjang Bertahun-tahun ditandai dengan upaya individu untuk keluar dari trauma yang dialami dan sungguh-sungguh menerima apa yang terjadi sebagai sesuatu fakta yang memang terjadi. Pada fase ini tidak jarang individu menampilkan cirri-ciri depresi, mengalami mimpi-mimpi buruk atau kilas balik kejadian. 2.5 Upaya Penanggulangan Masalah Yang harus dilakukan jika terjadi perkosaan : a. Segera memeriksakan diri secara medis. Hal ini sangat penting dilakukan agar dokter dapat mengumpulkan bukti-bukti fisik perkosaan yang sangat diperlukan jika korban tadi akan melakukan tuntutan (visum et repertum). Meskipun setelah perkosaan korban merasa fisiknya baik-baik saja, tetapi pemeriksaan laboratorium sebaiknya tetap dilakukan mengingat adanya kemungkinan kehamilan, terkena infeksi menular seksual atau bahkan HIV. b. Selainkan menangani keadaan fisik korban perkosaan, hal-hal yang berkaitan dengan keadaan psikologi korban juga sangat penting untuk diperhatikan. Hal yang paling mereka butuhkan tentunya adalah dukungan dari orang-orang terdekatnya dalam menjalani segala pemeriksaan yang telah disebutkan diatas. Mengingat kondisi psikologi juga penting, beberapa rumah sakit bahkan menambahkan tenaga-tenaga pekerja social untuk mendampingi korban saat itu adalah dukungan dan pendampingan dari keluarga dan orang-orang terdekatnya sendiri. c. LSM Kalau perlu, korban dibantu untuk menghubungi salah satu LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) yang memiliki program membantu korban perkosaan. LSM semacam itu umumnya memiliki tenaga terlatih yang akan membantu korban perkosaan, bahkan sampai ke tahap proses peradilan jika memang dikehendaki. 2.6 Persepsi Masyarakat Tentang Perkosaan Persepsi masyarakat tentang perkosaan adalah sebagai berikut: o Biasanya korban yang memprovokasi/mengundang kejadian perkosaan dengan menggunakan pakaian yang minim ataupun dandanan yang berlebihan o Sebenarnya perempuan dapat menghindari terjadinya tindakan perkosaan
  • 8. o Hanya perempuan tertentu yang akan diperkosa o Perkosaan hanya terjadi di daerah asing pada malam hari o Perkosaan hanya dilakukan oleh orang sakit/criminal o Pria baik-baik tidak akan memperkosa kecuali karena undangan/rayuan dari perempuan o Perempuan sering mengaku diperkosa untuk balas dendam, mendapat santunan atau pun karena ia mempunyai kepribadian mencari perhatian o Perkosaan terjadi karena pelaku tidak dapat mengendalikan impuls seksualnya. 2.7 Kiat-kiat Menghindari Perkosaan Kiat-kiat menghindari perkosaan adalah sebagai berikut: a. Bertingkah laku wajar b. Bersikap tegas, tunjukkan sikap, dan tingkah laku percaya diri c. Pandai-pandai membaca situasi. Berjalanlah cepat namun tetap tenang d. Hindari berjalan sendiri di tempat gelap dan sepi e. Berpakaian sewajarnya yang memudahkan anda untuk lari/mengadakan perlawanan. Jangan memakai terlalu banyak perhiasan f. Sediakan selalu senjata, seperti korek api, deodorant spray (semprot), paying, dan sebagainya di dalam tas anda g. Apabila bepergian ke suatu tempat, harus sudah mengetahui alamat lengkap, denah, dan jalur kendaraan. Jangan kelihatan bingung, carilah informasi pada tempat-tempat yang resmi. h. Jangan mudah menumpang kendaraan orang lain i. Berhati-hatilah jika diberi minuman oleh seseorang j. Jangan mudah percaya pada orang yang mengajak anda bepergian ke suatu tempat yang tidak dikenal k. Bacalah tulisan-tulisan tentang perkosaan. Dengan demikian anda bisa mempelajari tanda- tanda pelaku dan modus operandinya. l. Pastikan jendela, pintu kamar, rumah, mobil anda sudah terkunci bila anda ada di dalamnya m. Belajar bela diri untuk pertahankan diri anda sewaktu diserang.
  • 9. A. Pengertian Pekerja Seks Komersial Pekerja seks komersial adalah seseorang yang menjual jasanya untuk melakukan hubungan seksual untuk uang. Di Indonesia pelacur (pekerja seks komersial) sebagai pelaku pelacuran sering disebut sebagai sundal atau sundel. Ini menunjukkan bahwa prilaku perempuan sundal itu sangat begitu buruk hina dan menjadi musuh masyarakat, mereka kerap digunduli bila tertangkap aparat penegak ketertiban, Mereka juga digusur karena dianggap melecehkan kesucian agama dan mereka juga diseret ke pengadilan karena melanggar hukum. Pekerjaan melacur atau nyundal sudah dikenal di masyarakat sejak berabad lampau ini terbukti dengan banyaknya catatan tercecer seputar mereka dari masa kemasa. Sundal selain meresahkan juga mematikan, karena merekalah yang ditengarai menyebarkan penyakit AIDS akibat perilaku sex bebas tanpa pengaman bernama kondom. Pelacur adalah profesi yang menjual jasa untuk memuaskan kebutuhan seksual pelanggan. Biasanya pelayanan ini dalam bentuk menyewakan tubuhnya. Di kalangan masyarakat Indonesia, pelacuran dipandang negatif, dan mereka yang menyewakan atau menjual tubuhnya sering diangg ap sebagai sampah masyarakat. Ada pula pihak yang menganggap pelacuran sebagai sesuatu yang buruk, malah jahat, namun toh dibutuhkan (evil necessity). Pandangan ini didasarkan pada anggapan bahwa kehadiran pelacuran bisa menyalurkan nafsu seksual pihak yang membutuhkannya (biasanya kaum laki-laki); tanpa penyaluran itu, dikhawatirkan para pelanggannya justru akan menyerang dan memperkosa kaum perempuan baik-baik. Salah seorang yang mengemukakan pandangan seperti itu adalah Augustinus dari Hippo (354-430), seorang bapak gereja. Ia mengatakan bahwa pelacuran itu ibarat "selokan yang menyalurkan air yang busuk dari kota demi menjaga kesehatan warga kotanya." Istilah pelacur sering diperhalus dengan pekerja seks komersial, wanita tuna susila, istilah lain yang juga mengacu kepada layanan seks komersial. Khusus laki-laki, digunakan istilah gigolo. (http://id.wikipedia.org) B. Pelacuran Menurut Agama 1. Pelacuran dalam pandangan agama yahudi dan kristen Agama Yahudi dan Kristen menyamakan penyembahan terhadap dewa-dewa lain selain kepada Allah sebagai pelacuran. Gambaran ini dapat ditemukan di dalam kitab Nabi Yehezkiel ps. 23 dan kitab Nabi Hosea (1:2-11).
  • 10. Namun demikian ada pula kisah tentang Rahab, seorang pelacur bangsa Yerikho yang menyelamatkan dua orang mata-mata yang dikirim Yosua untuk mengintai kekuatan Yerikho (Yosua 2:1-14). Dalam kisah ini, Rahab dianggap sebagai pahlawan, dan karena itu ia diselamatkan sementara seluruh kota Yerikho hancur ketika diserang oleh tentara Israel yang dipimpin oleh Yosua. Kitab Yosua mengisahkan demikian: "Demikianlah Rahab, perempuan sundal itu dan keluarganya serta semua orang yang bersama-sama dengan dia dibiarkan hidup oleh Yosua. Maka diamlah perempuan itu di tengah-tengah orang Israel sampai sekarang, karena ia telah menyembunyikan orang suruhan yang disuruh Yosua mengintai Yerikho." (Yosua 6:25). 2. Pelacuran dalam pandangan perjanjian baru Agama Yahudi di masa Perjanjian Baru, khususnya di masa Yesus menganggap negatif praktek pelacuran. Karena itu orang baik-baik biasanya tidak mau bergaul dengan mereka bahkan menjauhkan diri dari orang-orang seperti itu. Namun demikian Yesus digambarkan dekat dengan orang-orang yang disingkirkan oleh masyarakat seperti para pelacur, pemungut cukai, dll. Injil Matius melukiskan demikian: "Kata Yesus kepada mereka: 'Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal akan mendahului kamu masuk ke dalam Kerajaan Allah'." (Matius 21:31) Maria Magdalena, salah seorang pengikut dan murid Yesus, seringkali digambarkan sebagai seorang pelacur yang diampuni Yesus (Lukas 8:2), meskipun pendapat ini masih diperdebatkan. Kitab Wahyu melukiskan Roma sebagai pelacur besar yang akan dijatuhi hukuman oleh Allah: "... sebab benar dan adil segala penghakiman-Nya, karena Ialah yang telah menghakimi pelacur besar itu, yang merusakkan bumi dengan percabulannya; dan Ialah yang telah membalaskan darah hamba-hamba-Nya atas pelacur itu." (Wahyu 19:2; lih. pula Wahyu 17:1, 17:5, 17:15, 17:16). Di sini perlu diingat bahwa Roma yang dimaksudkan oleh penulis Kitab Wahyu ini adalah pemerintahan yang pada waktu itu menindas dan menganiaya Gereja dan orang-orang Kristen pada masa-masa permulaan agama Kristen. 3. Pelacuran dalam pandangan islam Pelacuran dalam pandangan Islam adalah haram hukumnya. 4. Pelacuran dalam pandangan hindu Dalam pandangan umat Hindu pelacuran sangat sangat dilarang, karena dalam Hindu, tubuh wanita itu ibarat susu kehidupan bagi generasi keberikutnya, mereka yang memperjual belikan susu kehidupan dalam pandangan hindu hukumnya adalah kutukan seumur hidup.
  • 11. Dalam weda sendiri yang merupakan kitab suci umat hindu pelacuran disebutkan sebagai sesuatu yang selain dipantangkan juga akan mendapatkan kutukan sebanyak 7 turunan. 5. Pelacuran dalam pandangan budha Dalam kitab suci agama Buddha, pelacuran jelas jelas dilarang karena tidak sesuai dengan keinginan sang Budha. C. Faktor-faktor pendukung perilaku seks pada remaja Pekerja seks komersial kebanyakan terjadi pada remaja yang diawali dengan terjadinya pergaulan kearah seks bebas.dimana menurut para ahli, alasan seorang remaja melakukan seks adalah sebagai berikut : 1) Tekanan yang datang dari teman pergaulannya Lingkungan pergaulan yang dimasuki oleh seorang remaja dapat juga berpengaruh untuk menekan temannya yang belum melakukan hubungan seks, bagi remaja tersebut tekanan dari teman-temannyaitu dirasakan lebih kuat dari pada yang didapat dari pacarnya sendiri. 2) Adanya tekanan dari pacar karena kebutuhan seorang untuk mencintai dan dicintai, seseorang harus rela melakukan apa saja terhadap pasangannya, tanpa memikirkan resiko yang akan dihadapinya. dalam hal ini yang berperan bukan saja nafsu seksual, melainkan juga sikap memberontak terhadap orang tuanya. Remaja lebih membutuhkan suatu hubungan, penerimaan, rasa aman, dan harga diri selayaknya orang dewasa. 3) Adanya kebutuhan badaniah Seks menurut para ahli merupakan kebutuhan dasar yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang, jadi wajar jika semua orang tidak terkecuali remaja, menginginkan hubungan seks ini, sekalipun akibat dari perbuatannya tersebut tidak sepadan dengan resiko yang akan dihadapinya. 4) Rasa penasaran Pada usia remaja. keingintahuannya begitu besar terhadap seks, apalagi jika teman-temannya mengatakan bahwa terasa nikmat, ditambah lagi adanya infomasi yang tidak terbatas masuknya, maka rasa penasaran tersebut semakin mendorong mereka untuk lebih jauh lagi melakukan berbagai macam percobaan sesuai dengan apa yang diharapkan. 5) Pelampiasan diri factor ini tidak hanya datang dari diri sendiri, misalnya karena terlanjur berbuat, seorang remaja perempuan biasanya berpendapat sudah tidak ada lagi yang dapat dibanggakan dalam
  • 12. dirinya, maka dalam pikirannya tersebut ia akan merasa putus asa dan mencari pelampiasan yang akan menjerumuskannya dalam pergaulan bebas. Faktor lainnya datang dari lingkungan keluarga. bagi seorang remaja mungkin aturan yang diterapkan oleh kedua orang tuanya tidak dibuat berdasarkan kepentingan kedua belah pihak (orang tua dan anak), akibatnya remaja tersebut merasa tertekan sehingga ingin membebaskan diri dengan menunjukkan sikap sebagai pemberontak, yang salah satunya dalam masalah seks. Untuk mencegah hal-hal yang tidak di kehendaki, perlu ada perhatian dari kita bersama dengan cara memberikan informasi yang cukup mengenai pendidikan seks dan Pendidikan agama,Kalau tidak ada informasi dan pendidikan agama di khawatirkan remaja cendrung menyalah gunakan hasrat seksualnya tanpa kendali dan tanpa pencegahan sama sekali. semua menyedihkan, dan sekaligus berbahaya, hanya karena kurangnya tuntunan seksualitas yang merupakan bagian dari kemanusiaan kita sendiri. Kalau dikaitkan dengan kondisi saat ini maka sudah sewajarnyalah kita mendukung RUU APP. (http://www.univrab.ac.id) D. Penyakit Hubungan Seksual Penyakit hubungan seksual (PHS) adalah kelompok penyakit infeksi yang ditularkan melalui kontak seksual. Yang termasuk dalam PHS adalah Sifilis, Gonore (GO), Chlamydia (limfogranuloma venerium), herpes genitalis, kondiloma akuniminata, dan kutu kemaluan (public lice). Penularan PHS umumnya adalah melalui hubungan seksual(90%), sedangkan cara lainnya yaitu melalui tranfusi darah, jarum suntik, ibu hamil kepada bayi yang dikandungnya, dan lain-lain. Sumber penularan utama adalah wanita pekerja seksual (80%). PHS sering juga disebut penyakit kelamin, penyakit veneral, ataupun penyakit menular seksual (PMS). 1. Sifilis Sifilis adalah penyakit kelamin yang bersifat kronis dan menahun walaupun frekuensi penyakit ini mulai menurun, tapi masih merupakan penyakit yang berbahaya karena dapat menyerang seluruh organ tubuh termasuk sistem peredaran darah, syaraf dan dapat ditularkan oleh ibu hamil kepada bayi yang dikandungnya, sehingga menyebabkan kelainan bawaan kepada bayi tersebut. Sifilis sering dikenal sebagai lues, raja singa. a. Kuman penyebab : Treponema pallidum b. Perantara : Manusia c. Tempat kuman keluar : Penis, vagina, mulut, dan ibu hamil kepada bayinya.
  • 13. d. Cara penularan : Kontak seksual, ibu kepada bayinya e. Tempat kuman masuk : Penis, vagina, anus, mulut, tranfusi 2. Gonore (GO) Gonore adalah PMS yang paling sering ditemukan dan paling mudah ditegakkan diagnosisnya. Nama awam penyakit kelamin ini adalah ”kencing nanah”. Masa inkubasi 3-5 hari. a. Kuman penyebab : Neisseria gonorrhoea b. Perantara : Manusia c. Tempat kuman keluar : penis, vagina, anus, mulut d. Tempat kuman masuk : penis, vagina, anus, mulut e. Cara penularan : kontak seksual langsung f. Tempat kuman masuk : penis, vagina, anus, mulut 3. Limfogranuloma Venerium Masa inkubasi 1-4 minggu pada tempat masuknya mikroorganisme berupa lesi yang tidak khas baik berupa erosi, papul, atau ulkus yang sembuh sendiri tanpa pengobatan. Beberapa minggu kemusian timbul pembengkakan kelenjar getah bening. Tumor tampak merah dan nyeri, pelunakan yang terjadi tidak serentak sehingga memecah dengan fistel. Penyakit meluas ke kelenjar getah bening di rongga panggul. Pada wanita, disamping gejala diatas, manifestasi dapat terjadi pada kelenjar iliaka, sehingga terjadi nyeri waktu buang air besar atau berhubungan seksual. Nama lainnya : bonen a. Kuman penyebab : Chlamydia trachomatis b. Perantara : manusia c. Tempat kuman keluar : Penis, vagina, mulut. d. Cara penularan : kontak seksual e. Tempat kuman masuk : penis, vagina, anus, mulut 4. Herpes Genetalis a. Nama lain : Jengger ayam (genital warts) b. Penyebab : Papilioma virus c. Perantara : Manusia d. Tempat kuman keluar : Penis, vagina, anus e. Cara penularan : hubungan seksual f. Tempat kuman masuk : penis, vagina, anus 5. Kutu kemaluan
  • 14. Adalah suatu pennyakit kelamin yang ditandai gatal pada kemaluan yang disebabkan oleh sejenis kutu. a. Penyebab : Public lice, pediculus pubis, kutupubis b. Perantara : rambut kelamin, pakaian dalam, alat tercemar kutu dan telurnya c. Tempat keluar kutu : rambur alat kelamin d. Penularan : hubungan seksual, terkena bahan tercemar. (hhttp://www.geocities.com) E. Pencegahan dan Pengobatan PHS 1. Gejala-gejala yang dapat dilihat dari PHS : a. Perubahan pada kulit di sekitar kemaluan b. Saat membuang air kecil terasa sakit c. Gatal pada alat kelamin d. Terasa sakit pada daerahh pinggul (wanita) e. Meski tanpa gejala, dapat menularkan penyakit bila sudah terkena f. Hanya dokter yang mapu menangani penyakit menular seksual 2. Akibat yang ditimbulkan PHS : a. Pada emosi : ketakutan, perasaan malu, bersalah b. Dapat menular dari ibu kepada bayinya c. Gangguan atau cacat pada bayi yang dikandung d. Kemandulan pada pria dan wanita e. Kematian 3. Rantai penularan penyakit menular seksual : Kuman, sebagai penyebab penyakit akan berpindah dari satu orang ke orang lainnya. Ini menciptakan terjadinya penularan, sehingga setiap mata rantai merupakan bagian yang penting dalam penularan penyakit pada orang lain. Mengerti dan memutuskan salah satu mata rantai penularan adalah cara yang baik untuk mencegah penularan. 4. Rantai penularan PHS : a. Virus, bakteri, protozoa, parasit, dan jamur b. Manusia, bahan lain yang tercemar kuman c. Penis, vagina, anus, kulit yang terluka, darah, selaput lendir
  • 15. d. Yang paling umum adalah hubungan seks (oenis-vagina, penis-anus, mulut-anus, mulut- vagina, mulut-penis) e. Hubungan seks, pemakaian jarum suntik secara bersama-sama dari orang yang terkena PMS ke orang lainnya (obat suntik terlarang, tranfusi darah yang tiak steril, jarum tato, dan lainnya. 5. Pencegahan : a. Patahkan salah satu rantai penularan b. Pakailah kondom 6. Pengobatan : Datang dan berkonsultasi dengan dokter profesional. Berobat sendiri tanpa tahu dengan pasti sering berakibat semakin parah, dan menyebabkan kuman menjadi resisten terhadap obat- obatan. 7. Faktor-faktor yang menyebabkan meningkatnya angka kejadian PMS : a. Kontrasepsi, timbul perasaan aman tidak terjadi kehamilan b. Seks bebas, norma moral yang menurun c. Kurangnya pemahaman tentang seksualitas dan PMS d. Transportasi yang makin lancar, mobilitas tinggi e. Urbanisasi dan pengangguran f. Kemiskinan g. Pengetahuan h. Pelacuran (http://www.geocities.com) BAB II PEMBAHASAN A. PENGERTIAN PENDIDIKAN Pendidikan merupakan proses pemberdayaan peserta didik sebagai subjek dan objek dalam membangun kehidupan yang lebih baik. Pendidikan juga merupakan proses sadar dan sistematis di sekolah, keluarga, dan masyarakat untuk menyampaikan suatu maksud dari suatu konsep yang sudah ditetapkan. Tujuan pendidikan yaitu diharapkan individu mempunyai kemampuan dan keterampilan secara mandiri untuk meningkatkan taraf hidup lahir batin dan meningkatkan
  • 16. perannya sebagai pribadi, pegawai/karyawan, warga masyarakat, warga negara, dan makhluk Tuhan dalam mengisi pembangunan. Tingkat kualitas sumber daya manusia (SDM) suatu bangsa pada hakekatnya ditentukan oleh kualitas pendidikan yang diperoleh. Pendidikan yang baik dan berkualitas akan melahirkan individu yang baik dan berkualitas pula. Sebaliknya apabila pendidikan yang diperoleh tidak baik dan tidak berkualitas, maka hal ini akan berdampak pada kualitas SDM yang dibangun. Era baru dalam revormasi dewasa ini memerlukan SDM yang berkualitas dan profesional serta tangguh dan ulet. Namun semua itu masih jauh dari harapan. Dari laporan PBB UNTUK Program Pembangunan atau UNDP tentang keberhasilan pembangunan yang diukur dengan Indeks Pembangunan Manusia (HDI), posisi Indonesia berada pada posisi yang lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara lain dan cenderung memburuk setelah krisis ekonomi tahun 1998. Pada tahun 2001, HDI Indonesa mencapai urutan ke-109 dan turun lagi ke urutan 112 pada tahun 2003 dan 111 pada tahunn 2004 dari negara di dunia. Posisi HDI yang tidak cukup baik dan buruk tersebut memperlihatkan kualitas SDM bangsa Indonesia ynag di ukur dari aspek pendidikan, ekonomi, dan kesehatan. Peningkatan pendidikan bagi perempuan merupakan keharusan yang tidak dapat dielakkan demi mencapai kesetaraan dan keadilan gender. Analisis gender dalam pembangunan pendidikan ditingkat nasional menemukan adanya kesenjangan gender dalam pelaksanaan pendidikan terutama di tingkat SMK dan Perguruan Tinggi, namun lebih seimbang pada tingkat SD, SMP, dan SMU. Kecenderungannya adalah semakin tinggi jenjang pendidikan maka semakin meningkat kesenjangan gendernya. Kasus kekerasan dalam keluarga, perdangangan, tekanan budaya dan adat istiadat, pendidikan rendah, dan dominasi pria dalam rumah tangga masih menimpa sebagian besar perempuan. Faktor sosial budaya juga menjadi salah satu penyebab buruknya kondisi kesehatan dan gizi kaum perempuan. Di NTB, misalnya, masyarakat bisa membiayai naik haji dan membeli tanah tapi tidak mampu memberi makanan yang bergizi kepada ibu yang sedang hamil. Kondisi kesehatan anak ibu dan bayi sangat buruk, tetapi tidak diperhatikan karena dinilai bukan kebutuhan mendesak. Pendidikn yang tinggi dipandang perlu bagi kaum wanita, karena tingkat pendidikan yang tinggi maka mereka dapat meningkatkan taraf hidup, membuat keputusan yang
  • 17. menyangkut masalah kesehatan mereka sendiri. Seorang wanita yang lulus dari perguruan tinggi akan lebih mudah mendapatkan pekerjaan dan mampu berperilaku hidup sehat bila dibandingkan dengan seorang wanita yang memiliki pendidikan rendah. Semakin tinggi pendidikan seorang wanita maka ia semakin mampu mandiri dengan sesuatu yang menyangkut diri mereka sendiri. 1. Filosofi pendidikan Pendidikan biasanya berawal pada saat seorang bayi itu dilahirkan dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan bisa saja berawal dari sebelum bayi lahir seperti yang dilakukan oleh banyak orang dengan memainkan musik dan membaca kepada bayi dalam kandungan dengan harapan ia akan bisa (mengajar) bayi mereka sebelum kelahiran. Bagi sebagian orang pengalaman kehidupan sehari-hari lebih berarti daripada pendidikan formal. Seperti kata Mark Twain, "Saya tidak pernah membiarkan sekolah mengganggu pendidikan saya." Anggota keluarga mempunyai peran pengajaran yang amat mendalam sering kali lebih mendalam dari yang disadari mereka, walaupun pengajaran anggota keluarga berjalan secara tidak resmi. 2. Jenjang pendidikan Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan. a. Pendidikan dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan awal selama 9 ( sembilan) tahun pertama masa sekolah anak-anak yang melandasi jenjang pendidikan menengah. b. Pendidikan menengah Pendidikan menengah merupakan jenjang pendidikan lanjutan pendidikan dasar. c. Pendidikan tinggi Pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup programsarjana, magister, doktor, dan spesialis yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. 3. Jalur pendidikan Jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan. a. Pendidikan formal
  • 18. Pendidikan formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah-sekolah pada umumnya. Jalur pendidikan ini mempunyai jenjang pendidikan yang jelas, mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai pendidikan tinggi. b. Pendidikan nonformal Pendidikan nonformal paling banyak terdapat pada usia dini, serta pendidikan dasar, adalah TPA, atau Taman Pendidikan Al Quran,yang banyak terdapat di setiap mesjid dan Sekolah Minggu, yang terdapat di semua gereja. c. Pendidikan informal Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri yang dilakukan secara sadar dan bertanggung jawab. 4. Jenis pendidikan Jenis pendidikan adalah kelompok yang didasarkan pada kekhususan tujuan pendidikan suatu satuan pendidikan. a. Pendidikan umum Pendidikan umum merupakan pendidikan dasar dan menengah yang mengutamakan perluasan pengetahuan yang diperlukan oleh peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Bentuknya: sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), dan sekolah menengah atas (SMA). b. Pendidikan kejuruan Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Bentuk satuan pendidikannya adalah sekolah menengah kejuruan (SMK). c. Pendidikan akademik Pendidikan akademik merupakan pendidikan tinggi program sarjana dan pascasarjana yang diarahkan terutama pada penguasaan disiplin ilmu pengetahuan tertentu. d. Pendidikan profesi Pendidikan profesi merupakan pendidikan tinggi setelah program sarjana yang mempersiapkan peserta didik untuk memasuki suatu profesi atau menjadi seorang profesional. e. Pendidikan vokasi Pendidikan vokasi merupakan pendidikan tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu maksimal dalam jenjang diploma 4 setara dengan programsarjana (strata 1). f. Pendidikan keagamaan
  • 19. Pendidikan keagamaan merupakan pendidikan dasar, menengah, dan tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peranan yang menuntut penguasaan pengetahuan dan pengalaman terhadap ajaran agama dan menjadi ahli ilmu agama. g. Pendidikan khusus Pendidikan khusus merupakan penyelenggaraan pendidikan untuk peserta didik yang berkelainan atau peserta didik yang memiliki kecerdasan luar biasa yang diselenggarakan secara inklusif (bergabung dengan sekolah biasa) atau berupa satuan pendidikan khusus pada tingkat pendidikan dasar dan menengah (dalam bentuk sekolah luar biasa/SLB). 5. Filsafat Pendidikan Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik baik potensi fisik potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya. Dasar pendidikan adalah cita-cita kemanusiaan universal. Pendidikan bertujuan menyiapkan pribadi dalam keseimbangan, kesatuan. organis, harmonis, dinamis. guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan. Filsafat pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalam studi mengenai masalah-masalah pendidikan. B. PENDIDIKAN KESEHATAN REPRODUKSI Kebutuhan akan pendidikan kesehatan reproduksi saat ini sangat penting karena permasalahan remaja kian kompleks dan memprihatinkan. Penanganan masalah ini tidak dapat dilakukan oleh orangtua atau pemerintah saja namun perlu kerjasama dari berbagai pihak yang peduli terhadap permasalahan tersebut, yaitu orangtua, guru dan lembaga lainnya. Kami memberikan program ini sebagai wujud kepedulian terhadap pengembangan pribadi peserta didik. Pemberian pendidikan kesehatan reproduksi bukan berarti membuka peluang untuk perilaku seks bebas melainkan lebih menekankan mengenai perbedaan lelaki dan perempuan secara seksual, kapan terjadi pembuahan, apa dampaknya jika berperilaku seks tanpa dilandasi tanggung jawab termasuk risiko terkena infeksi menular seksual. a. Tujuannya Menumbuhkan kesadaran akan perlunya menjaga kesehatan organ reproduksi dan perlunya membina relasi seksual yang sehat. Jadi, selama cara dan materi yang disampaikan tepat, maka banyak manfaat yang akan didapat. b. Manfaatnya 1. Mengajarkan anak untuk berperilaku sesuai gendernya 2. Pengenalan organ tubuh 3. Bagaimana merawat dan menjaga kebersihan organ reproduksinya
  • 20. 4. Bagaimana melindungi diri dari pelecehan seksual. 5. Memberi pengertian tentang konsekuensi dari setiap prilaku seksual 6. Membantu pengambilan keputusan yang matang dalam masalah seksual yang muncul. Penguasaan pendidikan politik perempuan Indonesia masih sangat rendah. Masih banyak perempuan Indonesia yang tidak menyadari potensi yang mereka miliki untuk menentukan kualitas demokrasi di negeri ini. Mereka tak memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk menggunakan hak politik mereka dan akhirnya memilih untuk bungkam. Kesempatan berpendidikan, perempuan bisa menyuarakan dirinya. C. PENDIDIKAN BAGI WANITA Pendidikan adalah hak setiap orang, baik laki-laki maupun perempuan. Dengan demikian, semestinya tidak ada alasan untuk mendiskriminasikan ataupun menelantarkan pendidikan kaum perempuan. Ini berarti perempuan bisa belajar bidang apa saja. Memang secara umum sebagaian besar orang tua di Indonesia saat ini sudah mulai menyadari akan pentingnya sekolah bagi putra-putrinya namun ada sebagian yang masih memiliki pandangan yang timpang terhadap pendidikan anak perempuannya. Jika di telusuri ketimpangan pendidikan perempuan di Indonesia ini dikarenakan oleh beberapa hal antara lain: 1. masyarakat masih berpandangan male oriented atau lebih mengutamakan pendidikan anak laki-laki dari pada anak perempuannya. Male oriented juga berkaitan dengan budaya yang telah mengakar kuat dengan anggapan bahwa perempuan tidak sepantasnya berpendidikan tinggi karena nantinya hanya akan ke dapur. Persepsi ini tidak diluruskan dan tidak disadari bahwa sesungguhnya peran di dapur pun menuntut ilmu dan pengetahuan. Tanpa tahu nutrisi yang baik yang diperlukan tubuh untuk kesehatan, pertumbuhan dan perkembangan anak, mustahil perempuan dapat menyiapkan menu makanan dengan baik dan menarik sesuai dengan kebutuhan gizi keluarga. 2. Budaya bahwa perempuan adalah konco wingking, sehingga tidak perlu menempuh pendidikan yang lebih tinggi, dan faktor kemiskinan atau keterbatasan penghasilan orang tua kadang-kadang juga dapat memarginalkan pendidikan perempuan. Harus diakui faktor biaya pendidikan saat ini yang dirasa masih mahal merupakan kendala utama bagi anak anak kurang mampu untuk terus menempuh pendidikan. Selain faktor-faktor di atas, adanya trens lainya yaitu :
  • 21. bahwa perempuan yang mengenyam pendidikan tinggi kemudian tidak mengembangkan karirnya dan lebih memilih kembali ke ruang domistik atau memilih menjadi ibu rumah tangga, banyak menimbulkan persepsi bahwa memang tugas perempuan itu mengurus rumah tangga dan ini tidak dianggap sebagai pilihan yang disadari secara penuh. Pada zaman yang modern ini boleh saja perempuan memilih menjadi pengurus rumah tangga (ibu rumah tangga) secara total tetapi hendaknya menjadi ibu rumah tangga yang berwawasan luas, handal dan berdaya. Hal ini dapat dicapai salah dengan : a) pendidikan b) pelatihan c) terus belajar d) selalu meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya. Pendidikan adalah salah satu jalan menjadikan perempuan sebagai agen perubahan, bukan sekedar penerima pasif program-program pemberdayaan. Pendidikan juga dapat menjadi salah satu faktor yang memungkinkan perempuan memiliki independensi (kemandirian) ekonomi dengan bekerja baik di luar maupun didalam rumah tinggalnya. Independensi ekonomi membuat perempuan memiliki suara baik di dalam keluarga maupun di masyarakat, contohnya antara lain : 1) dalam pengaturan keuangan keluarga untuk gizi makanan, 2) biaya kesehatan, pendidikan anak dan lain-lain. Perempuan yang memiliki sumber penghasilan di tanganya, cenderung membelanjakan penghasilannya itu untuk kesejahteraan dan peningkatan kualitas hidup anak- anaknya sebagai generasi muda penerus bangsa. Dengan demikian pendidikan sangat penting bagi perempuan karena kontribusinya terhadap upaya menyiapkan generasi penerus bangsa yang berkualitas unggul sangat besar. Rendahnya kualitas hidup wanita akan mempengaruhi Indek pembangunan Manusia Indonesia secara keseluruhan di bidang seperti pendidikan, kesehatan dan ekonomi yang pada akhirnya akan berdampak secara negatif terhadap proses pembangunan bangsa yang sedang berjalan, tidak hanya itu saja, dengan kualitas yg rendah, maka perempuan akan menjadi beban pembangunan dan merupakan potensi yang sia-sia. Jumlah penduduk buta huruf sampai pertengahan tahun 2007adalah 9,47% pada wanita dan 5,2% pada pria. Beberapa alasan utama wanita harus berpendidikan adalah : 1. Perempuan sebagai pendidik utama keluarga
  • 22. 2. Dengan pendidikan akan bertambah pengetahuan yang akan melandasi setiap keputusan- keputusan dalam menghadapi masalah kehidupan 3. Perempuan akan lebih dihargai bila berilmu 4. Wajah kemiskinan identik dengan perempuan, dengan pendidikan dan ketrampilan dapat merubah hidupnya 5. Memanfaatkan potensi yang ada dalam dirinya D. TIDAK ADA PEMBATASAN BAGI WANITA DALAM DUNIA PENDIDIKAN Meskipun pendidikan hanyalah salah satu aspek dari sekian pembangunan dan kemajuan suatu Negara, namun kemajuan suatu Negara umunya ditandai dengan majunya sumber daya manusia yang berkualitas, bukan sumber daya alamnya. Pendidikan juga merupakan factor yang dominan dalam pembentukan manusia yang berkualitas, sebab pembangunan bidang pendidikan sangatlah kompleks , bukan hanya bagaimana merumuskan system pendidikan atau mengalokasikan anggaran besar, tetapi juga peran aktif masyarakat hingga ke unit terkecil yakni keluarga. Bahkan perguruan tinggi juga diharapkan perannya dalam upaya sumber daya manusia di Indonesia. Ada sebuah statement yaitu “ pembatasan wanita dalam dunia pendidikan “ . statement ini sudah menyebar di telinga masyarakat, apalagi masyarakat awam yang masih kental dengan culture dan budaya mereka. Kebanyakan dari mereka menyatakan bahwa seorang wanita tidak seharusnya sekolah tinggi-tinggi untuk melanjutkan studinya, apalagi sampai mendapatkan beasiswa keluar negri, karena pada akhirnya ketika mereka sudah berkeluarga akan lebih besar peran mereka untuk mengurusi suami. Ditambah lagi ketika sudah dikaruniai anak, otomatis peran mereka sebagai ibu rumah tangga akan semakin aktif. Namun faktanya yang ada di masyarakat wanita tidak mempunyai batas unutk melanjutkan pendidikannya, mereka bisa berekspresi, berkarya, dan bersaing di dunia pendidikan yang bukan hanya ditingkat nasional tapi juga ditingkat internasional, tidak sedikit dari mereka yang berhasil bahkan bisa menjadi figure wanita dikalangan masyarakat karena pendidikan tinggi yang ditempuhnya. contohnya menjadi dokter, guru, polwan, bidan dll. Apalagi di Indonesia sendiri, peran wanita tidak diragukan lagi, begitu banyak perempuan yang bisa melakukan tugas laki-laki bahkan bisa menggantikanperan laki-laki, baik dalam urusan keluarga seperti mencari nafkah maupun di lingkungan masyarakat tanpa mengesampingkan kewajibannya sebagai seorang istri (bagi yang sudah berumah tangga). Bagi mereka pendidikan tinggi itu penting, untuk mengejar cita-cita dan impian mereka.
  • 23. Jadi tidak ada tanggapan kalau perempuan berpendidikan tinggi itu sia-sia. Karena salah satu tujuan mereka berpendidikan tinggi yaitu untuk merawat, mendidik dan mengasuh anak-anaknya kelak. Sebagaimana pendidikan yang paling berpengaruh bagi seorang anak yaitu pendidikan di lingkungan keluarga. Perempuan berpendidikan dan memiliki kemandirian ekonomi akan lebih memiliki akses informasi yang lebih baik dari pada beberapa perempuan yang tidak sempat menambah ilmu pengetahuannya dan mengembangkan diri serta wawasannya baik melalui pelatihan program-progam pemberdayaan perempuan atau kegiatan lainnya karena disibukkan dengan berbagai pekerjaan, mulai dari pekerjaan rumah tangga yang tidak ada habis-habisnya, merawat dan mengasuh anak dari bangun tidur sampai anak tidur kembali, melayani suami,dan kesibukan yang lainnya. Kesibukan yang sangat padat dan masalah ekonomi inilah yang menjauhkan perempuan dari sumber-sumber informasi yang sesungguhnya sangat penting bagi kemandirian dirinya10. Mulai saat ini perempuan indonesia haruslah menyadari untuk lebih memandirikan dirinya, dan lebih dapat memanfaatkan peluang tidak hanya di sektor ekonomi saja tetapi juga di bidang-bidang lainnya.