Dokumen tersebut membahas konsep kesehatan reproduksi dan keluarga berencana, mencakup pengertian, ruang lingkup, hak-hak reproduksi, gender dalam kespro, konsep KB, sasaran dan tujuan program kespro, faktor-faktor yang mempengaruhi kespro, dan strategi pelayanan kespro terpadu.
7. 1. Tujuan Umum
Memberikan pelayanan kesehatan reproduksi yg
komprehensif kepada perempuan termasuk
kehidupan seksual dan hak-hak reproduksi
perempuan
Meningkatkan kesadaran dan kemandirian
perempuan dalam mengatur fungsi dan proses
reproduksinya, yg pada akhirnya dpt membawa
pada peningkatan kualitas kehidupannya
8. Meningkatkan kemandirian wanita dlm
memutuskan peran dan fungsi reproduksinya
Meningkatkan hak dan tanggung jawab sosial
wanita dlm memutuskan kapan hamil, jumlah
dan jarak kehamilan
Meningkatkan peran dan tanggung jawab sosial
pria terhadap akibat dari perilaku seksual dan
fertilitasnya kepada kesehatan dan
kesejahteraan pasangan dan anak – anaknya
Memberikan dukungan kepada wanita agar dapat
membuat keputusan sendiri yg berkaitan dgn
proses reproduksinya
9. Penyelenggaraan upaya kesehatan bertujuan
utk meningkatkan derajat kesehatan yg
optimal bagi masyarakat.
Bab III Pasal 4
Setiap orang mempunyai hak yg sama dlm
memperoleh derajat kesehatan yg optimal
10. Sasaran utama: laki – laki dan perempuan usia
subur, remaja putra dan putri yg belum menikah dan
kelompok resiko yaitu: pekerja sex, masyarakat yg
termasuk keluarga pra sejahtera
Sasaran antara: Petugas kesehatan : Dokter Ahli,
Dokter Umum, Bidan, Perawat, Pemberi Layanan
Berbasis Masyarakat.
a. Kader Kesehatan, Dukun.
b. Tokoh Masyarakat.
c. Tokoh Agama.
d. LSM.
11. a. Faktor Sosial-Ekonomi dan Demografi
• Kemiskinan
• Tingkat pendidikan yg rendah dan ketdktahuan tentang
perkembangan seksual dan proses reproduksi
• Usia pertama melakukan hubungan seksual
• Usia pertama menikah
• Usia pertama hamil
• Tingkat pendidkan
• Aakses terhadap pelayanan kesehatan
• Status pekerjaan
• Tingkat kemiskinan
• Rasio melek huruf
• Ratio remaja tdk sekolah atau tdk tamat SD
• Lokasi/tempat tinggal yg terpencil
12. b. Faktor Budaya dan Lingkungan
• Pandangan agama
• Status perempuan
• Ketdksetaraan gender
• Lingkungan tempat tinggal dan bersosialisasi
• Persepsi masyarakat tentang fungsi, hak dan
tanggung jawab reproduksi individu, serta dukungan
atau komitmen politik
• Praktek tradisional yg berdampak buruk pada kespro,
• Kepercayaan byk anak byk rezeki
• Informasi tentang fungsi reproduksi yg
membingungkan anak remaja krn saling berlawanan
satu sama lainnya dsb
13. c. Faktor psikologis
• Rasa rendah diri (“low self esteem”) wanita terhadap
laki – laki yg memberi kebebasannya secara materi
• Tekanan teman sebaya (‘peer pressure”),
• Tindak kekerasan dirumah/lingkungan terdekat dan
ketdk harmonisan orang tua
14. d. Faktor Biologis
• Keadaan gizi buruk kronis
• Kelainan bawaan organ reproduksi
• Radang panggul atau adanya keganasan pada
alat reproduksi,
• Cacat pada saluran reproduksi pasca penyakit
menular seksual,dsb
15. Kebijakan dan Strategi Nasional, Ruang
Lingkup Kespro di Indonesia meliputi:
- Kesehatan ibu dan anak
- Keluarga Berencana
- Pencegahan dan penularan Penyakit Menular
Seksual (PMS)
- Pencegahan dan penanggulangan komplikasi
aborsi
- Kesehatan reproduksi remaja
- Pencegahan dan penanganan infertilitas
- Kanker pada usia lanjut dan osteoporosis.
16. 1. Masalah Kesehatan Reproduksi Perempuan
Mencakup keseluruhan kehidupan manusia sejak
dilahirkan sampai mati, pendekatan yg digunakan:
pendekatan siklus hidup yg didlmnya termasuk isu
kesetaraan gender, martabat dan pemberdayaan
perempuan, serta peran dan tanggung jawab laki -
laki.
Mslh kesehatan perempuan, morbiditas dan
mortalitas perempuan, yg berhubungan dgn
kehamilan, persalinan dan masa nifas serta masa
menunda kehamilan yg dipengaruhi dgn keadaan
kurang gizi, anemia, komplikasi kehamilan, persalinan
dan nifas serta infertilitas.
17. Peranan sosial budaya terhadap Kespro: sikap
atau pandangan masyarakat terhadap
kesuburan dan kemandulan, melalui anak,
sikap masyarakat terhadap perempuan hamil.
Ketersediaan pelayanan kespro dan KB, serta
keterjangkauan scra ekonomi utk kelompok
perempuan, bayi dan anak-anak terutama
balita.
Adanya intervensi pemerintah terhadap mslh
reproduksi: adanya program KB dan Perundang
- undangannya.
18. Pengendalian sosial budaya terhadap mslh
seksualitas, norma sosial tentang perilaku
seks, homoseks, poligami, dan perceraian
Intervensi pemerintah misalnya Undang-
undang pornagrafi, pelacuran, pendidikan
seksualitas, adanya seksualitas pada
kalangan remaja, status dan peranan
perempuan dan perlindungan terhadap
perempuan bekerja.
19. Tekanan teman sebaya (Infanticide)
Pembunuhan terhadap bayi (unsafe abortion)
Dampak Abortus yg tdk aman (Unwanted
Pregnancy) terhadap kesehatan perempuan
dan keluarga
Kebijakan pemerintah dalam menghadapi hal
tersebut diatas
20. Kecenderungan melakukan pemerkosaan dan
dampaknya terhadap perempuan
Norma sosial terhadap kekerasan dalam rumah
tangga (KDRT)
Sikap masyarakat terhadap kekerasan dan
pemerkosaan dan pelacuran
21. Gonore
Sipilis
Klamidia dan Herpes
HIV/AIDS.
Dampak sosial ekonomi dari IMS, sikap
masyarakat terhadap IMS, dan upaya
pemerintah utk mengatasi IMS termasuk
pelayanan kesehatan utk Pekerja Seksual
Komersial.
22. a) Masalah Pelacuran
Demografi pelacuran atau PSK, faktor pendorong
pelacuran dan sikap masyarakat terhadapnya,
serta dampak kesehatan reproduksi pada pelacur
itu sendiri, konsumen dan keluarganya
b)Masalah Tehnologi
Tehnologi yg berhubungan dgn Kespro: tehnologi
reproduksi dgn bantuan (inseminasi buatan dan
bayi tabung), gender fetal skrining, genetik skrining,
kesamaan kesempatan dan keterjangkauan, etika
dan hukum yg berkaitan dgn tehnologi reproduksi.
23. Hak mendapatkan informasi dan pendidikan kespro
Hak mendapatkan pelayanan dan perlindungan
kespro
Hak utk kebebasan berfikir dan membuat
keputusan tentang kespro
Hak utk memutuskan jlh anak dan jarak kelahiran
anak
Hak utk hidup dan terbebas dari resiko kematian
akibat kehamilan, kelahiran atau masalah gender
Hak atas kebebasan dan keamanan dlm pelayanan
kespro
24. Hak utk bebas dari penganiayaan dan perlakuan
buruk yg menyangkut kespro
Hak mendapatkan manfaat dari hasil kemajuan ilmu
pengetahuan di bidang kespro
Hak atas kerahasiaan pribadi dlm menjalankan
kehidupan reproduksinya
25. Hak utk membangun dan merencanakan keluarga
Hak atas kebebasan berkumpul dan berpartisipasi
dlm politik yg bernuansa kespro
Hak atas kebebasan dari segala bentuk
diskriminasi dlm kesehatan reproduksi.
Hak - hak reproduksi berlaku utk semua
perempuan dan laki-laki dewasa tanpa
memandang status kewarganegaraan
26. Memperluas jangkauan pelayanan terhadap
perempuan yg mempunyai kebutuhan akan hal-hal
yg berkaitan dgn mslh reproduksi dan kesehatan
seksual
Melatih dan memberikan supervisi kepada staf dan
memberlakukan sistem-sistem yg memberikan
kualitas pelayanan yg baik, tdk hanya terpaku
kepada jlh klien yg dpt dilayani
27. Merancang pelayanan yg menjaga hak-hak
perempuan dan mendorong pemberdayaannya
Menyediakan informasi dan pelayanan terhadap
perempuan yg lebih muda atau lebih tua dari usia
reproduksi, tanpa melihat status perkawinannya
Mendorong dan mendukung peran laki-laki utk ikut
ambil bagian dlm pembagian tanggungjawab terhadap
tingkah laku seksual dan reproduksinya, masa
kehamilan, kesehatan ibu dan anak, penjarangan
kehamilan, infeksi PMS dan HIV/AIDS serta kekerasan
28. Mendukung penelitian utk mengisi kesenjangan
terhadap pengetahuan yg berkaitan dgn mslh
teknologi dan pelayanan termasuk di dlmnya adalah
microbicides, metode-metode utk mendiagnosa PMS,
pengobatan PMS yg terjangkau serta pelayanan
kegawatdaruratan kebidanan.
29. Program-program dan pelayanan hrs dirancang sesuai
dgn kondisi - kondisi yg ada dan menjamin bahwa
pelayanan ini dpt dimanfaatkan dan dijangkau oleh
seluruh perempuan
Rancangan program dan penerapannya harus
melibatkan perempuan dari berbagai latar belakang
Program harus mendukung baik laki-laki maupun
perempuan dalam hal pembagian tanggung jawab dari
tingkah laku seksual, masa subur, dan kesehatannya
serta keberadaan pasangan dan anak-anaknya.
30. Pemerintah, lembaga donor dan masyarakat harus
mengambil langkah-langkah yg tepat utk menjamin
semua pasangan dan individu yg menginginkan
pelayanan kespro dan kesehatan seksualnya
terpenuhi
Hukum-hukum dan kebijakan-kebijakan harus
dibuat dan dijalankan utk mencegah diskriminasi,
pemaksaan dan kekerasan yg berhubungan dgn
sekualitas dan mslh reproduksi
31. Perempuan dan laki-laki harus bekerja sama utk
mengetahui haknya, mendorong agar pemerintah
dpt melindungi hak-hak ini serta membangun
dukungan atas hak-hak tersebut melalui pendidikan
dan advokasi.
32. Promosi hak-hak reproduksi dgn menganalisis
perundang-undangan, peraturan dan kebijakan yg
saat ini berlaku, upaya pemenuhan hak reproduksi
memerlukan dukungan scra politik, dan legislatif
sehingga bisa tercipta undang-undang hak
reproduksi yg memuat aspek pelanggaran hak- hak
reproduksi
33. Advokasi hak - hak reproduksi, dimaksudkan utk
mendapat dukungan komitmen dari para tokoh
politik, agama, tokoh masyarakat, LSM dan swasta.
Konseling, informasi dan edukasi (KIE) hak-hak
reproduksi dengan KIE diharapkan masyarakat
semakin mengerti hak - hak reproduksinya
sehingga sama-sama mewujudkannya.
Sistem pelayanan hak-hak reproduksi
34. Sasaran "utama", dan Sasaran “antara“
Sasaran utama Kespro:
- Laki - laki dan perempuan usia subur
- Remaja putra dan putri yg belum menikah
dan kelompok resiko (pekerja sex,
masyarakat yg termasuk keluarga pra
sejahtera
Sasaran antara:
- Petugas kesehatan
- Pemberi layanan yg berbasis masyarakat.
35. Paket Pelayanan Kespro Terpadu (PKRT)
Prinsipnya pelayanan kespro diselenggarakan dlm one
stop service, artinya dimana klien dpt menerima semua
jenis pelayanan yg dibutuhkan pada saat satu kali
kunjungan
Setiap kota/kabupaten memiliki minimal 4 (empat)
puskesmas pelayanan kespro terpadu
Ruang lingkup kespro yg luas pelayanan diberikan scr
terpadu dan berkualitas yg memenuhi unsur komunikasi,
inforamsi dan edukasi (KIE) dgn memperhatikan hak
reproduksi individu/perorangan dan pelayanan terpadu
tsbt dilakukan berorienatsi kpd kebutuhan klien
36. Sesuai UU No.32/1992 dan UU No.10/1992,
strategi kespro nasional diarahkan pada
rencana intervensi utk mengubah perilakuk
didlm setiap keluarga
Tujuannya menjadikan keluarga sebagai
tujuan utama dan pintu masuk upaya promosi
pelayanan kesehatan reproduksi
37. Komprehensif terpadu (PKRKT)
Komponen pelayanan kespro terpadu (PKRET):
- Komponen pelayanan : Kesehatan ibu dan
KB,kespro remaja dan pencegahan penyakit
menular seksual termasuk HIV-AIDS
38. Kesehatan ibu dan anak
KB
Pencegahan IMS termasuk HIV/AIDS
Kespro remaja
Kespro usia lanjut
Gender dan kekerasan thdp perempuan
39. • Gender: merupakan suatu sifat yg melekat kepada kaum
laki atau perempuan yg dikonstruksikan scr sosial
maupun kultural.
• Konsep gender: perubahan ciri dan sifat yg terjadi dari
waktu kewaktu dan dari tempat ke tempat lainnya
• Perbedaan peran dan tanggung jawab perempuan dan
laki – laki yg ditentukan scr sosial
• Gender berhubungan dgn persepsi dan pemikiran serta
tindakan yg diharapkan sebagai perempuan dan laki –
laki yg dibentuk masyarakat, bukan krn perbedaan
biologis
40. Gender adalah sifat dan perilaku yg dilekatkan dan
perempuan yg dibentuk scr sosial dan budaya.
Karena dibentuk oleh budaya setempat gender tdk
berlaku selamanya tergantung waktu (tren) dan
tempatnya
Gender dibentuk oleh masyarakat seks merupakan
pemberian Tuhan sebagai kodratnya yg tdk bisa diubah.
Sekalipun bisa diubah bentuk fisiknya melalui tindakan
medis, namun tdk bisa berubah fungsi dan peran seks itu
sendiri.
Karena itu menyebutnya sebagai kelamin sosial dan seks
itu sebagai kelamin biologis
41. Streotipe gender utk mendefinisikan setiap
jenis kelamin pada perempuan adalah penurut,
emosional, pendiam, rapi/bersih, ceroboh,IRT
dan mengasuh anak dan pada laki – laki
adalah agresif, tdk emosi, berbicara lantang,
berantakan,atletis, orientasi matematika dan
ilmu sain dan sebagai penghasil uang
42.
43.
44.
45. a.Peran gender adalah peran seseorang yg diharapkan
oleh masyarakat utk bertingkah dan berperilaku
menurut jenis kelaminnya (laki-laki atau
perempuan)walaupun peran ini tdk selalu seperti yg
semua orang harapkan.
Siapapun yg tdk menjalankan peran ini akan
diremehkan oleh teman, keluarga dan masyarakat
menyebabkan munculnya stikma dan dikriminalisasi.
Kondisi ini sungguh tdk menguntungkan, perlu
diterapkan kesetaran dan keadilan gender
46. b.Kesetaraan gender adalah anggapan bahwa laki-laki
dan perempuan hrs mendapatkan perlakuan yg sama.
Kesetaraan gender saja tdk cukup hrs diterapkan pula
keadilan gender yaitu mempertimbangkan perbedaan
kehidupan perempuan dan laki – laki serta mengakui
perlunya ada perbedaan pendekatan utk menghasilkan
keadilan bagi perempuan dan laki – laki.
Upaya mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender
diIndonesia UU.No.25 thn 2000 ttg Program
Pembangunan Nasional dan dipertegas dlm instruksi
Presiden No.9 Thn 2000 ttg Pengarusutamaan Gender
dlm Pembengunan Nasional Strategi utk
mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender
47. Sadar dan peka ttg kesetaraan gender memberikan
pelayanan berkualitas kpd klien tanpa perbedaan
perlakukan pada laki-laki dan perempuan, tanpa
tergantung pada kedududkan sosial ekonomi
Sadar dan peka ttg keadilan gender memberikan
pelayanan yg memperhatikan kebutuhan yg berbeda
antara laki-laki dan perempuan akibat kodrat masing-
masing
Sadar dan peka ttg peran, bias dan streotipe gender
memahami sikap laki – laki dan perempuan dlm
menghadapi suatu penyakit dan sikap masyarakat
terhadap perempuan dan laki – laki yg sakit
48. Sadar dan peka ttg gender dan jenis kelamin
memahami perbedaan perjalanan penyakit
pada laki – laki dan perempuan
Sadar ttg issue gender disetiap kondisi sasaran
menyesuaikan pelayanan agar hambatan yg
dihadapi oleh laki – laki dan perempuan akibat
hal tsbt diatas dpt diatasi
49. Peran dan tanggung jawab laki-laki dlm kespro
sangat berpengaruh thdp kesehatan perempuan.
Partisipasi laki – laki dlm kespro masih sangat
kurang,dimn hal ini kaitannya dgn issue ketdk
setraan gender.
Beberapa hal yg hrs dilakukan scr aktif dlm kespro
yaitu perencanaan keluarga, aktif ber-KB,
memperhatikan kesehatan bumil,memastikan
persalinan aman oleh Tenaga Kesehatan,
membantu stlh bayi lahir, menjadi seorang ayah yg
baik, membantu mencegah tertularnya IMS,
mengahiri kekerasan terhadap perempuan.
50. a. Marginalisasi (peminggiran)
Peminggiran byk terjadi dlm bidang ekonomi misalnya
byk perempuan hanya mendptkan pekerjaan yg tdk
terlalu bagus, baik dari segi gaji, jaminan kerja
ataupun status dari pekerjaan yg didptkan.
Hal ini terjadi krn sangat sedikit perempuan yg
mendptkan peluang pendidikan.
Peminggiran dpt terjadi dirumah, tempat kerja,
masyarakat, bahkan oleh negara yg bersumber
kkeyakinan, trdisi atau kebiasaan, kebijakan
pemerintah, maupun asumsi-asumsi ilmu
pengetahuan (teknologi)
51. b.Subordinasi (penomorduaan)
Anggapan bahwa perempuan lemah, tdk mampu
memimpin, cengeng dsb, mengakibatkan perempuan
jadi nomor dua setelah laki –laki
c. Streotipe (citra buruk)
Pandangan buruk trhdp perempuan
Misalnya perempuan yg pulang larut malam adalah
pelacur, jalang dan berbagai sebutan buruk lainnya
52. d. Violence (kekerasan)
Serangkaian fisik dan psikis.
Perempuan pihak paling rentan mengalami kekerasan,
dimana hal itu terkait dgn marginalisasi, subordinasi maupun
streotip.
Perkosaan, pelecehan seksual atau perampokan contoh
kekerasan paling byk dlm perempuan
e. Beban Kerja Berlebihan
Tugas dan tanggung jawab perempuan yg berat dan terus
menerus.
Misalnya seorang perempuan salain melayani suami
(seks),hamil, melahirkan, menyusui, jg hrs menjaga rumah
dan mencari nafkah (dirumah) dimana hal tsbt tdk
menghilangkan tugas dan tanggung jawabnya
53. 1. Pengertan Keluarga Berencana
Keluarga berencana adalah suatu upaya yg
mengatur byknya jlh kelahiran sedemikian rupa
shg bagi ibu maupun bayinya dan bagi ayah
serta keluarganya atau masyarakat yg
bersangkutan tdk akan menimbulkan kerugian
sebagai akibat dari kelahiran tsbt
54. Mencegah kehamilan dan persalinan yg tdk
diinginkan
Mengusahakan kelahiran yg diinginkan, yg tdk
akan terjadi tanpa campur tangan ilmu kedokteran
Pembatasan jlh anak dlm keluarga
Mengusahakan jarak yg baik antara kelahiran
Memberi penerapan pada masyarakat mengenai
umur yg terbaik utk kehamilan yg pertama dan
kehamilan yg terakhir (20 tahun dan 25 tahun)
55. Untuk Ibu
Perbaikan kesehatan, mencegah terjadinya kurang
darah
Peningkatan kesehatan mental krn mempunyai waktu
byk utk istirahat
Untuk Ayah
Memperbaiki kesehatan fisik krn tuntutan kebutuhan
lebih sedikit
Peningkatan kesehatan mental krn mempunyai waktu
byk utk istirahat
56. Untuk anak
Perkembangan fisik menjadi lebih baik
Perkembangan mental dan emosi lebih baik
karena perawatan yg cukup dan lebih dekat
dgn ibu
Pemberian kesempatan pendidkan lebih baik