SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
Download to read offline
1
Sebuah Pengenalan
Bentuk
Kekerasan Seksual
2
Desain oleh :
untuk
Thoeng Sabrina
Universitas Bina Nusantara
Komnas Perempuan
2
3
Komnas Perempuan mencatat, selama 12 tahun
(2001- 2012), sedikitnya ada 35 perempuan menjadi
korban kekerasan seksual setiap hari. Pada tahun
2012, setidaknya telah tercatat 4,336 kasus
kekerasan seksual, dimana 2,920 kasus diantaranya
terjadi di ranah publik/komunitas, dengan
mayoritas bentuknya adalah perkosaan dan
pencabulan (1620). Sedangkan pada tahun 2013,
kasus kekerasan seksual bertambah menjadi 5.629
kasus. Ini artinya dalam 3 jam setidaknya ada
2 perempuan mengalami kekerasan seksual. Usia
korban yang ditemukan antara 13-18 tahun dan
25-40 tahun.
Kekerasan Seksual menjadi lebih sulit untuk
diungkap dan ditangani dibanding kekerasan
terhadap perempuan lainnya karena sering
dikaitkan dengan konsep moralitas masyarakat.
Perempuan dianggap sebagai simbol kesucian dan
kehormatan, karenanya ia kemudian dipandang
menjadi aib ketika mengalami kekerasan seksual,
misalnya perkosaan. Korban juga sering disalahkan
sebagai penyebab terjadinya kekerasan seksual. Ini
membuat perempuan korban seringkali bungkam.
3
4
1. Perkosaan;
2. Intimidasi Seksual termasuk Ancaman atau
Percobaan Perkosaan;
3. Pelecehan Seksual;
4. Eksploitasi Seksual;
5. Perdagangan Perempuan untuk Tujuan Seksual;
6. Prostitusi Paksa;
7. Perbudakan Seksual;
8. Pemaksaan perkawinan, termasukcerai gantung;
9. Pemaksaan Kehamilan;
10. Pemaksaan Aborsi;
11. Pemaksaan kontrasepsi dan sterilisasi;
12. Penyiksaan Seksual;
13. Penghukuman tidak manusiawi danbernuansa seksual;
14. Praktik tradisi bernuansa seksual yang membahayakan
atau mendiskriminasi perempuan;
15. Kontrol seksual, termasuk lewat aturan diskriminatif
beralasan moralitas dan agama.
Kelima belas bentuk kekerasan seksual ini bukanlah daftar
final, karena ada kemungkinan sejumlah bentuk kekerasan
seksual yang belum kita kenali akibat keterbatasan informasi
mengenainya.
* semua rumusan definisi kelima belas bentuk kekerasan
seksual ini dirangkum dari berbagai sumber
15 Bentuk Kekerasan Seksual*
Sudahkah kau tahu berbagai jenis kekerasan seksual?
Ada 15 jenis kekerasan seksual yang ditemukan Komnas
Perempuan dari hasil pemantauannya selama 15 tahun
(1998– 2013), yaitu:
4
5
Tindakan yang menyerang
seksualitas untuk menimbulkan rasa
takut atau penderitaan psikis pada
perempuan korban. Intimidasi
seksual bisa disampaikan secara
langsung maupun tidak langsung
melalui surat, sms, email, dan lain-lain.
Ancaman atau percobaan perkosaan
juga bagian dari intimidasi seksual.
Intimidasi Seksual
termasuk Ancaman
atau Percobaan
Perkosaan
:
Serangan dalam bentuk pemaksaan
hubungan seksual dengan
memakai penis ke arah vagina,
anus atau mulut korban. Bisa juga
menggunakan jari tangan atau
benda-benda lainnya. Serangan
dilakukan dengan kekerasan,
ancaman kekerasan, penahanan,
tekanan psikologis, penyalahgunaan
kekuasaan, atau dengan mengambil
kesempatan dari lingkungan yang
penuh paksaan.
Pencabulan adalah istilah lain dari
perkosaan yang dikenal dalam
sistem hukum Indonesia.
Istilah ini digunakan ketika
perkosaan dilakukan di luar
pemaksaan penetrasi penis ke
vagina dan ketika terjadi hubungan
seksual pada orang yang
belum mampu memberikan
persetujuan secara utuh, misalnya
terhadap anak atau seseorang di
bawah 18 tahun.
Perkosaan
:
5
6
Tindakan seksual lewat sentuhan fisik
maupun non-fisik dengan sasaran
organ seksual atau seksualitas
korban. Ia termasuk menggunakan
siulan, main mata, ucapan bernuansa
seksual, mempertunjukan materi
pornografi dan keinginan seksual,
colekan atau sentuhan di bagian
:
Pelecehan
Seksual
tubuh, gerakan atau isyarat
yang bersifat seksual
sehingga mengakibatkan
rasa tidak nyaman,
tersinggung, merasa
direndahkan martabatnya,
dan mungkin sampai
menyebabkan masalah
kesehatan dan keselamatan.
:
Eksploitasi
Seksual
Tindakan penyalahgunaan kekuasan yang
timpang,atau penyalahgunaan kepercayaan,
untuk tujuan kepuasan seksual, maupun
untuk memperoleh keuntungan dalam
bentuk uang, sosial, politik dan lainnya.
Praktik eksploitasi seksual yang kerap
ditemui adalah menggunakan kemiskinan
perempuan sehingga ia masuk dalam
prostitusi atau pornografi.
Praktik lainnya adalah tindakan mengiming-
imingi perkawinan untuk memperoleh
layanan seksual dari perempuan, lalu  
ditelantarkankan. Situasi ini kerap disebut
juga sebagai kasus “ingkar janji”. Iming-
iming ini menggunakan cara pikir dalam
masyarakat, yang mengaitkan posisi
perempuan dengan status perkawinannya.
Perempuan menjadi merasa tak memiliki
daya tawar, kecuali dengan mengikuti
kehendak pelaku, agar ia dinikahi.
6
7
Tindakan merekrut, mengangkut,
menampung, mengirim, memindahkan,
atau menerima seseorang dengan
ancaman kekerasan, penggunaan
kekerasan, penculikan, penyekapan,
pemalsuan, penipuan, penyalahgunaan
kekuasaan atas posisi rentan, penjeratan
utang atau pemberian bayaran atau
manfaat terhadap korban secara langsung
maupun orang lain yang menguasainya,
untuk tujuan prostitusi ataupun
eksploitasi seksual lainnya. Perdagangan
perempuan dapat terjadi di dalam negara
maupun antar negara.
:
Perdagangan
Perempuan untuk
Tujuan Seksual
:
Prostitusi
Paksa
Situasi dimana perempuan mengalami
tipu daya, ancaman maupun kekerasan
untuk menjadi pekerja seks. Keadaan
ini dapat terjadi pada masa rekrutmen
maupun untuk membuat perempuan
tersebut tidak berdaya untuk
melepaskan dirinya dari prostitusi,
misalnya dengan penyekapan,
penjeratan utang, atau ancaman
kekerasan. Prostitusi paksa memiliki
beberapa kemiripan, namun tidak selalu
sama dengan perbudakan seksual
atau dengan perdagangan orang untuk
tujuan seksual.
7
8
:
Perbudakan
Seksual
Situasi dimana pelaku merasa
menjadi “pemilik” atas tubuh
korban sehingga berhak untuk
melakukan apapun termasuk
memperoleh kepuasan seksual
melalui pemerkosaan atau
bentuk lain kekerasan seksual.
Perbudakan ini mencakup situasi
dimana perempuan dewasa atau
anak-anak dipaksa menikah,
melayani rumah tangga atau
bentuk kerja paksa lainnya, serta
berhubungan seksual dengan
penyekapnya.
menikahi pelaku.  Pernikahan itu
dianggap mengurangi aib akibat
perkosaan yang terjadi. Ketiga,
praktik cerai gantung yaitu ketika
perempuan dipaksa untuk terus
berada dalam ikatan perkawinan
padahal ia ingin bercerai. Namun,
gugatan cerainya ditolak atau tidak
diproses dengan berbagai alasan
baik dari pihak suami maupun
otoritas lainnya. Keempat, praktik
“Kawin Cina Buta”, yaitu memaksakan
perempuan untuk menikah dengan
orang lain untuk satu malam
dengan tujuan rujuk dengan mantan
suaminya setelah talak tiga (cerai
untuk ketiga kalinya dalam hukum
Islam). Praktik ini dilarang oleh ajaran
agama, namun masih ditemukan di
berbagai daerah.
:
Pemaksaan
perkawinan, termasuk
cerai gantung
Pemaksaan perkawinan
dimasukkan sebagai jenis
kekerasan seksual karena
pemaksaan hubungan seksual
menjadi bagian tidak terpisahkan
dari perkawinan yang tidak
diinginkan oleh perempuan
tersebut. Ada beberapa praktik
di mana perempuan terikat
perkawinan di luar kehendaknya
sendiri. Pertama, ketika  
perempuan merasa tidak memiliki
pilihan lain kecuali mengikuti
kehendak orang tuanya agar
dia menikah, sekalipun bukan
dengan orang yang dia inginkan
atau bahkan dengan orang yang
tidak dia kenali. Situasi ini kerap
disebut kawin paksa. Kedua, praktik
memaksa korban perkosaan
8
9
Pemaksaan kehamilan ini berbeda
dimensi dengan kehamilan paksa dalam
konteks kejahatan terhadap kemanusiaan
dalam Statuta Roma, yaitu situasi
pembatasan secara melawan hukum
terhadap seorang perempuan untuk
hamil secara paksa, dengan maksud
untuk membuat komposisi etnis dari
suatu populasi atau untuk melakukan
pelanggaran hukum internasional lainnya.
:
Pemaksaan
Kehamilan
:
Pemaksaan
Aborsi
Pengguguran kandungan
yang dilakukan karena adanya
tekanan, ancaman, maupun
paksaan dari pihak lain.
Situasi ketika perempuan dipaksa,
dengan kekerasan maupun
ancaman kekerasan, untuk
melanjutkan kehamilan yang tidak
dia kehendaki. Kondisi ini misalnya
dialami oleh perempuan korban
perkosaan yang  tidak diberikan
pilihan lain kecuali melanjutkan
kehamilannya. Juga, ketika suami
menghalangi istrinya untuk
menggunakan kontrasepsi sehingga
perempuan itu tidak dapat
mengatur jarak kehamilannya.
9
10
Pemaksaan kontrasepsi
dan sterilisasi
:
Disebut pemaksaan
ketika pemasangan alat
kontrasepsi dan/atau
pelaksanaan sterilisasi
tanpa persetujuan utuh
dari perempuan karena ia
tidak mendapat informasi
yang lengkap ataupun
dianggap tidak cakap
hukum untuk dapat
memberikan persetujuan.
Pada masa Orde Baru,
tindakan ini dilakukan
untuk menekan laju
pertumbuhan penduduk,
sebagai salah satu
indikator keberhasilan
pembangunan.
Sekarang, kasus pemaksaan
pemaksaan kontrasepsi/
sterilisasi biasa terjadi pada
perempuan dengan HIV/AIDS
dengan alasan mencegah
kelahiran anak dengan
HIV/AIDS. Pemaksaan ini
juga dialami perempuan
penyandang disabilitas,
utamanya tuna grahita,
yang dianggap tidak mampu
membuat keputusan bagi
dirinya sendiri, rentan
perkosaan, dan karenanya
mengurangi beban
keluarga untuk mengurus
kehamilannya.
:
Penyiksaan
Seksual
Tindakan khusus menyerang
organ dan seksualitas perempuan,
yang dilakukan dengan sengaja,
sehingga menimbulkan rasa sakit
atau penderitaan hebat, baik
jasmani, rohani maupun seksual.
Ini dilakukan untuk memperoleh
pengakuan atau keterangan
darinya, atau dari orang ketiga,
atau untuk menghukumnya atas
suatu perbuatan yang telah atau
diduga telah dilakukan olehnya
ataupun oleh orang ketiga.
Penyiksaan seksual juga bisa
dilakukan untuk mengancam
atau memaksanya, atau
orang ketiga, berdasarkan
pada diskriminasi atas
alasan apapun. Termasuk
bentuk ini apabila rasa
sakit dan penderitaan
tersebut ditimbulkan oleh
hasutan, persetujuan, atau
sepengetahuan pejabat publik
atau aparat penegak hukum.
10
11
:
Cara menghukum yang
menyebabkan penderitaan,
kesakitan, ketakutan, atau rasa
malu yang luar biasa yang tidak
bisa tidak termasuk dalam
penyiksaan. Ia termasuk hukuman
cambuk dan hukuman-hukuman
yang mempermalukan atau untuk
merendahkan martabat manusia
karena dituduh melanggar
norma-norma kesusilaan.
Penghukuman tidak
manusiawi dan
bernuansa seksual
Praktik tradisi
bernuansa seksual
yang membahayakan
atau mendiskriminasi
perempuan
:
Kebiasaan masyarakat , kadang
ditopang dengan alasan
agama dan/atau budaya, yang
bernuansa seksual dan dapat
menimbulkan cidera secara
fisik, psikologis maupun seksual
pada perempuan. Kebiasaan
ini dapat pula dilakukan
untuk mengontrol seksualitas
perempuan dalam perspektif
yang merendahkan perempuan.
Sunat perempuan adalah salah
satu contohnya.
11
12
Kontrol seksual,
termasuk lewat aturan
diskriminatif beralasan
moralitas dan agama
:
Cara pikir di dalam masyarakat
yang menempatkan perempuan
sebagai simbol moralitas komunitas,
membedakan antara “perempuan
baik-baik” dan perempuan “nakal”,
dan menghakimi perempuan
sebagai pemicu kekerasan
seksual menjadi landasan
upaya mengontrol seksual (dan
seksualitas) perempuan. Kontrol
seksual mencakup berbagai tindak
kekerasan maupun ancaman
kekerasan secara langsung maupun
tidak langsung, untuk mengancam
atau memaksakan perempuan
untuk menginternalisasi simbol-
simbol tertentu yang dianggap
pantas bagi “perempuan baik-baik’.  
Pemaksaan busana menjadi salah
satu bentuk kontrol seksual yang
paling sering ditemui. Kontrol
seksual juga dilakukan lewat
aturan yang memuat kewajiban
busana, jam malam, larangan
berada di tempat tertentu pada
jam tertentu, larangan berada
di satu tempat bersama lawan
jenis tanpa ikatan kerabat atau
perkawinan, serta aturan tentang
pornografi yang melandaskan diri
lebih pada persoalan moralitas
daripada kekerasan seksual.
Aturan yang diskriminatif ini
ada di tingkat nasional maupun
daerah dan dikokohkan dengan
alasan moralitas dan agama.
Pelanggar aturan ini dikenai
hukuman dalam bentuk
peringatan, denda, penjara
maupun hukuman badan lainnya.
12
13
Kenali Landasan Hukum, dan Jaminan
Perlindunganmu dari TIndak Kekerasan
Seksual
Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) Pasal 285,
286  287, 290, 291
UU No.23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan
Dalam Rumah Tangga  (PKDRT) Pasal 8(b), 47, 48
UU No 21 tahun 2007 Tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Perdagangan Orang  pasal 1 (3,7)
UU No.23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
pasal 1(15), 17(2), 59 dan 66 (1,2), 69, 78 dan 88
NASIONAL
Statuta Roma Pasal 7 ayat 2 (g), Pasal 69 ayat 1&2,
Pasal 68
Resolusi PBB 1820 tentang Kekerasan Seksual dalam
Konflik Bersenjata
Deklarasi penghapusan tindak kekerasan terhadap
perempuan (ICPD) pada bulan  Desember 1993
Deklarasi Wina Tahun 1993
INTERNASIONAL
13
14
Perkosaan merupakan pelanggaran terhadap hak
asasi manusia seperti tertuang dalam konstitusi kita,
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945. Secara khusus perkosaan merampas
hak perempuan sebagai warga negara atas jaminan
perlindungan dan rasa aman yang telah dijamin di
dalam konstitusi pada Pasal 28G(1).
Karena lahir dari ketimpangan relasi kuasa antara
laki-laki dan perempuan, pembiaran terhadap
terus berlanjutnya perkosaan terhadap perempuan
merampas hak perempuan sebagai warga negara
untuk bebas dari perlakuan diskriminatif dan
untuk mendapatkan perlindungan dari perlakuan
diskriminatif itu (Pasal 28I(2)).
Akibat dari perkosaan itu, perempuan korban dapat
kehilangan hak untuk hidup sejahtera lahir dan batin
(Pasal 28H(1)), hak untuk bebas dari penyiksaan
atau perlakuan yang merendahkan derajat martabat
manusia (Pasal 28G(2)), dan bahkan mungkin
kehilangan haknya untuk hidup (Pasal 28A).
Banyak pula perempuan korban yang kehilangan
haknya atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan
kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama
di hadapan hukum (Pasal 27(1) dan Pasal 28D(1))
karena tidak dapat mengakses proses hukum yang
berkeadilan.
Hak Konstitusional
yang dirampas
Komnas Perempuan - Group
14
15
Untuk informasi lebih lanjut
Hubungi Komnas Perempuan:
Jl. Latuharhary 4B, Menteng
Jakarta Pusat 10310
Telp (021) 3903963
Fax (021) 3903922
email: redaksi@komnasperempuan.or.id
www.komnasperempuan.or.id
Komnas Perempuan-Group
@KomnasPerempuan
Laporkan kasus kekerasan seksual ke:
www.kekerasanseksual.komnasperempuan.or.id
15
16
KEKERASAN
SEKSUAL
Kenali &Tangani
KOMNAS PEREMPUAN
KOMISI NASIONAL ANTI KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN

More Related Content

What's hot

KEKERASAN TERHADAP ANAK.ppt
KEKERASAN TERHADAP ANAK.pptKEKERASAN TERHADAP ANAK.ppt
KEKERASAN TERHADAP ANAK.pptmasriani mahmud
 
Kekerasan & pelecehan, penyimpagan seksual pada anak
Kekerasan & pelecehan, penyimpagan seksual pada  anak Kekerasan & pelecehan, penyimpagan seksual pada  anak
Kekerasan & pelecehan, penyimpagan seksual pada anak Falanni Firyal Fawwaz
 
Penyimpangan seksual
Penyimpangan seksualPenyimpangan seksual
Penyimpangan seksualSulistia Rini
 
Konselor Sebaya (PIK-Remaja)
Konselor Sebaya (PIK-Remaja)Konselor Sebaya (PIK-Remaja)
Konselor Sebaya (PIK-Remaja)Rajabul Gufron
 
STOP KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK (3).ppt
STOP KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK (3).pptSTOP KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK (3).ppt
STOP KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK (3).pptBidangPPdanPA
 
Kelompok 4 sosiologi pelecehan seksual
Kelompok 4 sosiologi pelecehan seksualKelompok 4 sosiologi pelecehan seksual
Kelompok 4 sosiologi pelecehan seksualnabilahputrin
 
Penyuluhan Narkoba bagi Pelajar SMA
Penyuluhan Narkoba bagi Pelajar SMA Penyuluhan Narkoba bagi Pelajar SMA
Penyuluhan Narkoba bagi Pelajar SMA Esdras Idialfero
 
Seks education, pengenalan seks sejak dini pada anak
Seks education, pengenalan seks sejak dini pada anakSeks education, pengenalan seks sejak dini pada anak
Seks education, pengenalan seks sejak dini pada anakAdriani Hasyim
 
Pergaulan Bebas Remaja
Pergaulan Bebas RemajaPergaulan Bebas Remaja
Pergaulan Bebas RemajaSasha_1912
 
Dampak Psikologis Kekerasan & Penyimpangan Seksual
Dampak Psikologis Kekerasan & Penyimpangan SeksualDampak Psikologis Kekerasan & Penyimpangan Seksual
Dampak Psikologis Kekerasan & Penyimpangan SeksualFalanni Firyal Fawwaz
 
Kesehatan Reproduksi PPT (Materi PMR)
Kesehatan Reproduksi PPT (Materi PMR)Kesehatan Reproduksi PPT (Materi PMR)
Kesehatan Reproduksi PPT (Materi PMR)Andhika Pratama
 
PPT Perilaku Menyimpang Dikalangan Remaja
PPT Perilaku Menyimpang Dikalangan RemajaPPT Perilaku Menyimpang Dikalangan Remaja
PPT Perilaku Menyimpang Dikalangan Remajakaika93
 
Pengasuhan anak di era digital
Pengasuhan anak di era digitalPengasuhan anak di era digital
Pengasuhan anak di era digitalRita Pranawati
 

What's hot (20)

Ppt melawan bullying
Ppt melawan bullyingPpt melawan bullying
Ppt melawan bullying
 
KEKERASAN TERHADAP ANAK.ppt
KEKERASAN TERHADAP ANAK.pptKEKERASAN TERHADAP ANAK.ppt
KEKERASAN TERHADAP ANAK.ppt
 
Kekerasan & pelecehan, penyimpagan seksual pada anak
Kekerasan & pelecehan, penyimpagan seksual pada  anak Kekerasan & pelecehan, penyimpagan seksual pada  anak
Kekerasan & pelecehan, penyimpagan seksual pada anak
 
Seks bebas
Seks bebasSeks bebas
Seks bebas
 
Pacaran
PacaranPacaran
Pacaran
 
Penyimpangan seksual
Penyimpangan seksualPenyimpangan seksual
Penyimpangan seksual
 
Konselor Sebaya (PIK-Remaja)
Konselor Sebaya (PIK-Remaja)Konselor Sebaya (PIK-Remaja)
Konselor Sebaya (PIK-Remaja)
 
Stop bullying
Stop bullyingStop bullying
Stop bullying
 
STOP KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK (3).ppt
STOP KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK (3).pptSTOP KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK (3).ppt
STOP KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK (3).ppt
 
Kelompok 4 sosiologi pelecehan seksual
Kelompok 4 sosiologi pelecehan seksualKelompok 4 sosiologi pelecehan seksual
Kelompok 4 sosiologi pelecehan seksual
 
Penyuluhan Narkoba bagi Pelajar SMA
Penyuluhan Narkoba bagi Pelajar SMA Penyuluhan Narkoba bagi Pelajar SMA
Penyuluhan Narkoba bagi Pelajar SMA
 
Seks education, pengenalan seks sejak dini pada anak
Seks education, pengenalan seks sejak dini pada anakSeks education, pengenalan seks sejak dini pada anak
Seks education, pengenalan seks sejak dini pada anak
 
Pergaulan Bebas Remaja
Pergaulan Bebas RemajaPergaulan Bebas Remaja
Pergaulan Bebas Remaja
 
Dampak Psikologis Kekerasan & Penyimpangan Seksual
Dampak Psikologis Kekerasan & Penyimpangan SeksualDampak Psikologis Kekerasan & Penyimpangan Seksual
Dampak Psikologis Kekerasan & Penyimpangan Seksual
 
Pernikahan dini
Pernikahan diniPernikahan dini
Pernikahan dini
 
Kesehatan Reproduksi PPT (Materi PMR)
Kesehatan Reproduksi PPT (Materi PMR)Kesehatan Reproduksi PPT (Materi PMR)
Kesehatan Reproduksi PPT (Materi PMR)
 
PPT Perilaku Menyimpang Dikalangan Remaja
PPT Perilaku Menyimpang Dikalangan RemajaPPT Perilaku Menyimpang Dikalangan Remaja
PPT Perilaku Menyimpang Dikalangan Remaja
 
Materi ppt bullying (1)
Materi ppt bullying (1)Materi ppt bullying (1)
Materi ppt bullying (1)
 
Cyber bullying
Cyber bullyingCyber bullying
Cyber bullying
 
Pengasuhan anak di era digital
Pengasuhan anak di era digitalPengasuhan anak di era digital
Pengasuhan anak di era digital
 

Similar to 15 Bentuk kekerasan seksual

kesehsatan reproduksi
kesehsatan reproduksi kesehsatan reproduksi
kesehsatan reproduksi calvin riko
 
MENGATASI_Perilaku_Sex_Menyimpang_Sebaga.pptx
MENGATASI_Perilaku_Sex_Menyimpang_Sebaga.pptxMENGATASI_Perilaku_Sex_Menyimpang_Sebaga.pptx
MENGATASI_Perilaku_Sex_Menyimpang_Sebaga.pptxDESIWILDAYANI1
 
Fatayat NU dan Tindak Pidana Kekerasan Seksual .pptx
Fatayat NU dan Tindak Pidana Kekerasan Seksual .pptxFatayat NU dan Tindak Pidana Kekerasan Seksual .pptx
Fatayat NU dan Tindak Pidana Kekerasan Seksual .pptxZulfaNh1
 
kecelaruan seksual
 kecelaruan seksual kecelaruan seksual
kecelaruan seksualcute anna
 
POLICY BRIEF KEJAHATAN SEKSUAL.pdf
POLICY BRIEF KEJAHATAN SEKSUAL.pdfPOLICY BRIEF KEJAHATAN SEKSUAL.pdf
POLICY BRIEF KEJAHATAN SEKSUAL.pdfHauraSyafa1
 
Handout Science Class Kriminologi 2020
Handout Science Class Kriminologi 2020Handout Science Class Kriminologi 2020
Handout Science Class Kriminologi 2020MohammadAnandaRezaKu
 
BAB II-pkk-pemberdayaan ekonomi
BAB II-pkk-pemberdayaan ekonomiBAB II-pkk-pemberdayaan ekonomi
BAB II-pkk-pemberdayaan ekonomiImraan Muslim
 
Ham kekerasan terhadap perempuan
Ham kekerasan terhadap perempuanHam kekerasan terhadap perempuan
Ham kekerasan terhadap perempuanRizki Gumilar
 
Latar Belakang Penghapusan Kekerasan Seksual
Latar Belakang Penghapusan Kekerasan SeksualLatar Belakang Penghapusan Kekerasan Seksual
Latar Belakang Penghapusan Kekerasan SeksualLestari Moerdijat
 
Jenis penyimpangan & bentuk abnormalitas seksual
Jenis penyimpangan & bentuk abnormalitas seksualJenis penyimpangan & bentuk abnormalitas seksual
Jenis penyimpangan & bentuk abnormalitas seksualSulistia Rini
 
Konflik sosial dari penutupan lokalisasi dolly
Konflik sosial dari penutupan lokalisasi dollyKonflik sosial dari penutupan lokalisasi dolly
Konflik sosial dari penutupan lokalisasi dollydodysopril
 
Menginteraksikan gender dan kesehatan reproduksi di.ppt
Menginteraksikan   gender dan kesehatan reproduksi di.pptMenginteraksikan   gender dan kesehatan reproduksi di.ppt
Menginteraksikan gender dan kesehatan reproduksi di.pptIntructuresTIK
 
Gender dan Pembangunan
Gender dan PembangunanGender dan Pembangunan
Gender dan PembangunanIrenty Helena
 
Peran dan Batasan Pekerja Sosial dalam Perlindungan Anak - PPA.pdf
Peran dan Batasan Pekerja Sosial dalam Perlindungan Anak - PPA.pdfPeran dan Batasan Pekerja Sosial dalam Perlindungan Anak - PPA.pdf
Peran dan Batasan Pekerja Sosial dalam Perlindungan Anak - PPA.pdfIsmailAlmariza1
 

Similar to 15 Bentuk kekerasan seksual (20)

kesehsatan reproduksi
kesehsatan reproduksi kesehsatan reproduksi
kesehsatan reproduksi
 
Kespro
KesproKespro
Kespro
 
MENGATASI_Perilaku_Sex_Menyimpang_Sebaga.pptx
MENGATASI_Perilaku_Sex_Menyimpang_Sebaga.pptxMENGATASI_Perilaku_Sex_Menyimpang_Sebaga.pptx
MENGATASI_Perilaku_Sex_Menyimpang_Sebaga.pptx
 
Fatayat NU dan Tindak Pidana Kekerasan Seksual .pptx
Fatayat NU dan Tindak Pidana Kekerasan Seksual .pptxFatayat NU dan Tindak Pidana Kekerasan Seksual .pptx
Fatayat NU dan Tindak Pidana Kekerasan Seksual .pptx
 
kecelaruan seksual
 kecelaruan seksual kecelaruan seksual
kecelaruan seksual
 
POLICY BRIEF KEJAHATAN SEKSUAL.pdf
POLICY BRIEF KEJAHATAN SEKSUAL.pdfPOLICY BRIEF KEJAHATAN SEKSUAL.pdf
POLICY BRIEF KEJAHATAN SEKSUAL.pdf
 
Handout Science Class Kriminologi 2020
Handout Science Class Kriminologi 2020Handout Science Class Kriminologi 2020
Handout Science Class Kriminologi 2020
 
BAB II-pkk-pemberdayaan ekonomi
BAB II-pkk-pemberdayaan ekonomiBAB II-pkk-pemberdayaan ekonomi
BAB II-pkk-pemberdayaan ekonomi
 
Ham kekerasan terhadap perempuan
Ham kekerasan terhadap perempuanHam kekerasan terhadap perempuan
Ham kekerasan terhadap perempuan
 
PELECEHAN_SEKSUAL.pptx
PELECEHAN_SEKSUAL.pptxPELECEHAN_SEKSUAL.pptx
PELECEHAN_SEKSUAL.pptx
 
Latar Belakang Penghapusan Kekerasan Seksual
Latar Belakang Penghapusan Kekerasan SeksualLatar Belakang Penghapusan Kekerasan Seksual
Latar Belakang Penghapusan Kekerasan Seksual
 
Simulasi kdrt
Simulasi kdrtSimulasi kdrt
Simulasi kdrt
 
Jenis penyimpangan & bentuk abnormalitas seksual
Jenis penyimpangan & bentuk abnormalitas seksualJenis penyimpangan & bentuk abnormalitas seksual
Jenis penyimpangan & bentuk abnormalitas seksual
 
ppt..seks bebas dan HIV/AIDS
ppt..seks bebas dan HIV/AIDSppt..seks bebas dan HIV/AIDS
ppt..seks bebas dan HIV/AIDS
 
Konflik sosial dari penutupan lokalisasi dolly
Konflik sosial dari penutupan lokalisasi dollyKonflik sosial dari penutupan lokalisasi dolly
Konflik sosial dari penutupan lokalisasi dolly
 
Kekerasan remaja
Kekerasan remajaKekerasan remaja
Kekerasan remaja
 
Menginteraksikan gender dan kesehatan reproduksi di.ppt
Menginteraksikan   gender dan kesehatan reproduksi di.pptMenginteraksikan   gender dan kesehatan reproduksi di.ppt
Menginteraksikan gender dan kesehatan reproduksi di.ppt
 
Gender dan Pembangunan
Gender dan PembangunanGender dan Pembangunan
Gender dan Pembangunan
 
Kekerasan Dalam Pacaran
Kekerasan Dalam PacaranKekerasan Dalam Pacaran
Kekerasan Dalam Pacaran
 
Peran dan Batasan Pekerja Sosial dalam Perlindungan Anak - PPA.pdf
Peran dan Batasan Pekerja Sosial dalam Perlindungan Anak - PPA.pdfPeran dan Batasan Pekerja Sosial dalam Perlindungan Anak - PPA.pdf
Peran dan Batasan Pekerja Sosial dalam Perlindungan Anak - PPA.pdf
 

More from CIkumparan

Salinan Perpres Nomor 32 Tahun 2024 .pdf
Salinan Perpres Nomor 32 Tahun 2024 .pdfSalinan Perpres Nomor 32 Tahun 2024 .pdf
Salinan Perpres Nomor 32 Tahun 2024 .pdfCIkumparan
 
SE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdf
SE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdf
SE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdfCIkumparan
 
rilis pengawasan pungut hitung newwwwww.pdf
rilis pengawasan pungut hitung newwwwww.pdfrilis pengawasan pungut hitung newwwwww.pdf
rilis pengawasan pungut hitung newwwwww.pdfCIkumparan
 
Pemetaan Partai Politik Pengusung Mantan Napi Korupsi.pdf
Pemetaan Partai Politik Pengusung Mantan Napi Korupsi.pdfPemetaan Partai Politik Pengusung Mantan Napi Korupsi.pdf
Pemetaan Partai Politik Pengusung Mantan Napi Korupsi.pdfCIkumparan
 
Pemetaan Mantan Napi Korupsi dalam DCT Caleg Pemilu 2024.pdf
Pemetaan Mantan Napi Korupsi dalam DCT Caleg Pemilu 2024.pdfPemetaan Mantan Napi Korupsi dalam DCT Caleg Pemilu 2024.pdf
Pemetaan Mantan Napi Korupsi dalam DCT Caleg Pemilu 2024.pdfCIkumparan
 
2024kpt122.pdf KPU document 2024 122xxxx
2024kpt122.pdf KPU document 2024 122xxxx2024kpt122.pdf KPU document 2024 122xxxx
2024kpt122.pdf KPU document 2024 122xxxxCIkumparan
 
Salinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdffff
Salinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdffffSalinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdffff
Salinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdffffCIkumparan
 
Salinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdfxxxxx
Salinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdfxxxxxSalinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdfxxxxx
Salinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdfxxxxxCIkumparan
 
Keppres Nomor 8 Tahun 2024 pdfxxxxxxxxxxx
Keppres Nomor 8 Tahun 2024 pdfxxxxxxxxxxxKeppres Nomor 8 Tahun 2024 pdfxxxxxxxxxxx
Keppres Nomor 8 Tahun 2024 pdfxxxxxxxxxxxCIkumparan
 
V3. PERS RELEASE PENERIMAAN LADK PARPOL.pdf
V3. PERS RELEASE PENERIMAAN LADK PARPOL.pdfV3. PERS RELEASE PENERIMAAN LADK PARPOL.pdf
V3. PERS RELEASE PENERIMAAN LADK PARPOL.pdfCIkumparan
 
Peraturan BEM UI 2023 tentang Pelaporan, Penanganan, dan Pencegahan Kekerasan...
Peraturan BEM UI 2023 tentang Pelaporan, Penanganan, dan Pencegahan Kekerasan...Peraturan BEM UI 2023 tentang Pelaporan, Penanganan, dan Pencegahan Kekerasan...
Peraturan BEM UI 2023 tentang Pelaporan, Penanganan, dan Pencegahan Kekerasan...CIkumparan
 
Salinan Perpres Nomor 79 Tahun 2023 (1).pdf
Salinan Perpres Nomor 79 Tahun 2023 (1).pdfSalinan Perpres Nomor 79 Tahun 2023 (1).pdf
Salinan Perpres Nomor 79 Tahun 2023 (1).pdfCIkumparan
 
Rilis Timnas AMIN.pdf
Rilis Timnas AMIN.pdfRilis Timnas AMIN.pdf
Rilis Timnas AMIN.pdfCIkumparan
 
Salinan PP Nomor 53 Tahun 2023
Salinan PP Nomor 53 Tahun 2023Salinan PP Nomor 53 Tahun 2023
Salinan PP Nomor 53 Tahun 2023CIkumparan
 
Salinan Permohonan_3357
Salinan Permohonan_3357Salinan Permohonan_3357
Salinan Permohonan_3357CIkumparan
 
SP - Pelantikan Pejabat Kemenkeu-final.pdf
SP - Pelantikan Pejabat Kemenkeu-final.pdfSP - Pelantikan Pejabat Kemenkeu-final.pdf
SP - Pelantikan Pejabat Kemenkeu-final.pdfCIkumparan
 
Salinan Visi Misi Prabowo-Gibran
Salinan Visi Misi Prabowo-GibranSalinan Visi Misi Prabowo-Gibran
Salinan Visi Misi Prabowo-GibranCIkumparan
 
Salinan SE Peningkatan Kewaspadaan MPOX
Salinan SE Peningkatan Kewaspadaan MPOXSalinan SE Peningkatan Kewaspadaan MPOX
Salinan SE Peningkatan Kewaspadaan MPOXCIkumparan
 
Salinan AMIN VISI MISI PROGRAM
Salinan AMIN VISI MISI PROGRAMSalinan AMIN VISI MISI PROGRAM
Salinan AMIN VISI MISI PROGRAMCIkumparan
 
Salinan PP Nomor 48 Tahun 2023
Salinan PP Nomor 48 Tahun 2023Salinan PP Nomor 48 Tahun 2023
Salinan PP Nomor 48 Tahun 2023CIkumparan
 

More from CIkumparan (20)

Salinan Perpres Nomor 32 Tahun 2024 .pdf
Salinan Perpres Nomor 32 Tahun 2024 .pdfSalinan Perpres Nomor 32 Tahun 2024 .pdf
Salinan Perpres Nomor 32 Tahun 2024 .pdf
 
SE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdf
SE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdf
SE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdf
 
rilis pengawasan pungut hitung newwwwww.pdf
rilis pengawasan pungut hitung newwwwww.pdfrilis pengawasan pungut hitung newwwwww.pdf
rilis pengawasan pungut hitung newwwwww.pdf
 
Pemetaan Partai Politik Pengusung Mantan Napi Korupsi.pdf
Pemetaan Partai Politik Pengusung Mantan Napi Korupsi.pdfPemetaan Partai Politik Pengusung Mantan Napi Korupsi.pdf
Pemetaan Partai Politik Pengusung Mantan Napi Korupsi.pdf
 
Pemetaan Mantan Napi Korupsi dalam DCT Caleg Pemilu 2024.pdf
Pemetaan Mantan Napi Korupsi dalam DCT Caleg Pemilu 2024.pdfPemetaan Mantan Napi Korupsi dalam DCT Caleg Pemilu 2024.pdf
Pemetaan Mantan Napi Korupsi dalam DCT Caleg Pemilu 2024.pdf
 
2024kpt122.pdf KPU document 2024 122xxxx
2024kpt122.pdf KPU document 2024 122xxxx2024kpt122.pdf KPU document 2024 122xxxx
2024kpt122.pdf KPU document 2024 122xxxx
 
Salinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdffff
Salinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdffffSalinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdffff
Salinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdffff
 
Salinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdfxxxxx
Salinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdfxxxxxSalinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdfxxxxx
Salinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdfxxxxx
 
Keppres Nomor 8 Tahun 2024 pdfxxxxxxxxxxx
Keppres Nomor 8 Tahun 2024 pdfxxxxxxxxxxxKeppres Nomor 8 Tahun 2024 pdfxxxxxxxxxxx
Keppres Nomor 8 Tahun 2024 pdfxxxxxxxxxxx
 
V3. PERS RELEASE PENERIMAAN LADK PARPOL.pdf
V3. PERS RELEASE PENERIMAAN LADK PARPOL.pdfV3. PERS RELEASE PENERIMAAN LADK PARPOL.pdf
V3. PERS RELEASE PENERIMAAN LADK PARPOL.pdf
 
Peraturan BEM UI 2023 tentang Pelaporan, Penanganan, dan Pencegahan Kekerasan...
Peraturan BEM UI 2023 tentang Pelaporan, Penanganan, dan Pencegahan Kekerasan...Peraturan BEM UI 2023 tentang Pelaporan, Penanganan, dan Pencegahan Kekerasan...
Peraturan BEM UI 2023 tentang Pelaporan, Penanganan, dan Pencegahan Kekerasan...
 
Salinan Perpres Nomor 79 Tahun 2023 (1).pdf
Salinan Perpres Nomor 79 Tahun 2023 (1).pdfSalinan Perpres Nomor 79 Tahun 2023 (1).pdf
Salinan Perpres Nomor 79 Tahun 2023 (1).pdf
 
Rilis Timnas AMIN.pdf
Rilis Timnas AMIN.pdfRilis Timnas AMIN.pdf
Rilis Timnas AMIN.pdf
 
Salinan PP Nomor 53 Tahun 2023
Salinan PP Nomor 53 Tahun 2023Salinan PP Nomor 53 Tahun 2023
Salinan PP Nomor 53 Tahun 2023
 
Salinan Permohonan_3357
Salinan Permohonan_3357Salinan Permohonan_3357
Salinan Permohonan_3357
 
SP - Pelantikan Pejabat Kemenkeu-final.pdf
SP - Pelantikan Pejabat Kemenkeu-final.pdfSP - Pelantikan Pejabat Kemenkeu-final.pdf
SP - Pelantikan Pejabat Kemenkeu-final.pdf
 
Salinan Visi Misi Prabowo-Gibran
Salinan Visi Misi Prabowo-GibranSalinan Visi Misi Prabowo-Gibran
Salinan Visi Misi Prabowo-Gibran
 
Salinan SE Peningkatan Kewaspadaan MPOX
Salinan SE Peningkatan Kewaspadaan MPOXSalinan SE Peningkatan Kewaspadaan MPOX
Salinan SE Peningkatan Kewaspadaan MPOX
 
Salinan AMIN VISI MISI PROGRAM
Salinan AMIN VISI MISI PROGRAMSalinan AMIN VISI MISI PROGRAM
Salinan AMIN VISI MISI PROGRAM
 
Salinan PP Nomor 48 Tahun 2023
Salinan PP Nomor 48 Tahun 2023Salinan PP Nomor 48 Tahun 2023
Salinan PP Nomor 48 Tahun 2023
 

Recently uploaded

MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxmariaboisala21
 
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxImahMagwa
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfAuliaAulia63
 
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Shary Armonitha
 
BAGAIAMANA PANCASILA MENJADI SISTEM ETIKA.pptx
BAGAIAMANA PANCASILA MENJADI SISTEM ETIKA.pptxBAGAIAMANA PANCASILA MENJADI SISTEM ETIKA.pptx
BAGAIAMANA PANCASILA MENJADI SISTEM ETIKA.pptxchleotiltykeluanan
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxzidanlbs25
 
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptxPENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptxheru687292
 
PPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptx
PPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptxPPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptx
PPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptxsitifaiza3
 
Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data miningContoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data miningSamFChaerul
 

Recently uploaded (9)

MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
 
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
 
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
 
BAGAIAMANA PANCASILA MENJADI SISTEM ETIKA.pptx
BAGAIAMANA PANCASILA MENJADI SISTEM ETIKA.pptxBAGAIAMANA PANCASILA MENJADI SISTEM ETIKA.pptx
BAGAIAMANA PANCASILA MENJADI SISTEM ETIKA.pptx
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
 
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptxPENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
 
PPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptx
PPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptxPPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptx
PPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptx
 
Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data miningContoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
 

15 Bentuk kekerasan seksual

  • 2. 2 Desain oleh : untuk Thoeng Sabrina Universitas Bina Nusantara Komnas Perempuan 2
  • 3. 3 Komnas Perempuan mencatat, selama 12 tahun (2001- 2012), sedikitnya ada 35 perempuan menjadi korban kekerasan seksual setiap hari. Pada tahun 2012, setidaknya telah tercatat 4,336 kasus kekerasan seksual, dimana 2,920 kasus diantaranya terjadi di ranah publik/komunitas, dengan mayoritas bentuknya adalah perkosaan dan pencabulan (1620). Sedangkan pada tahun 2013, kasus kekerasan seksual bertambah menjadi 5.629 kasus. Ini artinya dalam 3 jam setidaknya ada 2 perempuan mengalami kekerasan seksual. Usia korban yang ditemukan antara 13-18 tahun dan 25-40 tahun. Kekerasan Seksual menjadi lebih sulit untuk diungkap dan ditangani dibanding kekerasan terhadap perempuan lainnya karena sering dikaitkan dengan konsep moralitas masyarakat. Perempuan dianggap sebagai simbol kesucian dan kehormatan, karenanya ia kemudian dipandang menjadi aib ketika mengalami kekerasan seksual, misalnya perkosaan. Korban juga sering disalahkan sebagai penyebab terjadinya kekerasan seksual. Ini membuat perempuan korban seringkali bungkam. 3
  • 4. 4 1. Perkosaan; 2. Intimidasi Seksual termasuk Ancaman atau Percobaan Perkosaan; 3. Pelecehan Seksual; 4. Eksploitasi Seksual; 5. Perdagangan Perempuan untuk Tujuan Seksual; 6. Prostitusi Paksa; 7. Perbudakan Seksual; 8. Pemaksaan perkawinan, termasukcerai gantung; 9. Pemaksaan Kehamilan; 10. Pemaksaan Aborsi; 11. Pemaksaan kontrasepsi dan sterilisasi; 12. Penyiksaan Seksual; 13. Penghukuman tidak manusiawi danbernuansa seksual; 14. Praktik tradisi bernuansa seksual yang membahayakan atau mendiskriminasi perempuan; 15. Kontrol seksual, termasuk lewat aturan diskriminatif beralasan moralitas dan agama. Kelima belas bentuk kekerasan seksual ini bukanlah daftar final, karena ada kemungkinan sejumlah bentuk kekerasan seksual yang belum kita kenali akibat keterbatasan informasi mengenainya. * semua rumusan definisi kelima belas bentuk kekerasan seksual ini dirangkum dari berbagai sumber 15 Bentuk Kekerasan Seksual* Sudahkah kau tahu berbagai jenis kekerasan seksual? Ada 15 jenis kekerasan seksual yang ditemukan Komnas Perempuan dari hasil pemantauannya selama 15 tahun (1998– 2013), yaitu: 4
  • 5. 5 Tindakan yang menyerang seksualitas untuk menimbulkan rasa takut atau penderitaan psikis pada perempuan korban. Intimidasi seksual bisa disampaikan secara langsung maupun tidak langsung melalui surat, sms, email, dan lain-lain. Ancaman atau percobaan perkosaan juga bagian dari intimidasi seksual. Intimidasi Seksual termasuk Ancaman atau Percobaan Perkosaan : Serangan dalam bentuk pemaksaan hubungan seksual dengan memakai penis ke arah vagina, anus atau mulut korban. Bisa juga menggunakan jari tangan atau benda-benda lainnya. Serangan dilakukan dengan kekerasan, ancaman kekerasan, penahanan, tekanan psikologis, penyalahgunaan kekuasaan, atau dengan mengambil kesempatan dari lingkungan yang penuh paksaan. Pencabulan adalah istilah lain dari perkosaan yang dikenal dalam sistem hukum Indonesia. Istilah ini digunakan ketika perkosaan dilakukan di luar pemaksaan penetrasi penis ke vagina dan ketika terjadi hubungan seksual pada orang yang belum mampu memberikan persetujuan secara utuh, misalnya terhadap anak atau seseorang di bawah 18 tahun. Perkosaan : 5
  • 6. 6 Tindakan seksual lewat sentuhan fisik maupun non-fisik dengan sasaran organ seksual atau seksualitas korban. Ia termasuk menggunakan siulan, main mata, ucapan bernuansa seksual, mempertunjukan materi pornografi dan keinginan seksual, colekan atau sentuhan di bagian : Pelecehan Seksual tubuh, gerakan atau isyarat yang bersifat seksual sehingga mengakibatkan rasa tidak nyaman, tersinggung, merasa direndahkan martabatnya, dan mungkin sampai menyebabkan masalah kesehatan dan keselamatan. : Eksploitasi Seksual Tindakan penyalahgunaan kekuasan yang timpang,atau penyalahgunaan kepercayaan, untuk tujuan kepuasan seksual, maupun untuk memperoleh keuntungan dalam bentuk uang, sosial, politik dan lainnya. Praktik eksploitasi seksual yang kerap ditemui adalah menggunakan kemiskinan perempuan sehingga ia masuk dalam prostitusi atau pornografi. Praktik lainnya adalah tindakan mengiming- imingi perkawinan untuk memperoleh layanan seksual dari perempuan, lalu ditelantarkankan. Situasi ini kerap disebut juga sebagai kasus “ingkar janji”. Iming- iming ini menggunakan cara pikir dalam masyarakat, yang mengaitkan posisi perempuan dengan status perkawinannya. Perempuan menjadi merasa tak memiliki daya tawar, kecuali dengan mengikuti kehendak pelaku, agar ia dinikahi. 6
  • 7. 7 Tindakan merekrut, mengangkut, menampung, mengirim, memindahkan, atau menerima seseorang dengan ancaman kekerasan, penggunaan kekerasan, penculikan, penyekapan, pemalsuan, penipuan, penyalahgunaan kekuasaan atas posisi rentan, penjeratan utang atau pemberian bayaran atau manfaat terhadap korban secara langsung maupun orang lain yang menguasainya, untuk tujuan prostitusi ataupun eksploitasi seksual lainnya. Perdagangan perempuan dapat terjadi di dalam negara maupun antar negara. : Perdagangan Perempuan untuk Tujuan Seksual : Prostitusi Paksa Situasi dimana perempuan mengalami tipu daya, ancaman maupun kekerasan untuk menjadi pekerja seks. Keadaan ini dapat terjadi pada masa rekrutmen maupun untuk membuat perempuan tersebut tidak berdaya untuk melepaskan dirinya dari prostitusi, misalnya dengan penyekapan, penjeratan utang, atau ancaman kekerasan. Prostitusi paksa memiliki beberapa kemiripan, namun tidak selalu sama dengan perbudakan seksual atau dengan perdagangan orang untuk tujuan seksual. 7
  • 8. 8 : Perbudakan Seksual Situasi dimana pelaku merasa menjadi “pemilik” atas tubuh korban sehingga berhak untuk melakukan apapun termasuk memperoleh kepuasan seksual melalui pemerkosaan atau bentuk lain kekerasan seksual. Perbudakan ini mencakup situasi dimana perempuan dewasa atau anak-anak dipaksa menikah, melayani rumah tangga atau bentuk kerja paksa lainnya, serta berhubungan seksual dengan penyekapnya. menikahi pelaku. Pernikahan itu dianggap mengurangi aib akibat perkosaan yang terjadi. Ketiga, praktik cerai gantung yaitu ketika perempuan dipaksa untuk terus berada dalam ikatan perkawinan padahal ia ingin bercerai. Namun, gugatan cerainya ditolak atau tidak diproses dengan berbagai alasan baik dari pihak suami maupun otoritas lainnya. Keempat, praktik “Kawin Cina Buta”, yaitu memaksakan perempuan untuk menikah dengan orang lain untuk satu malam dengan tujuan rujuk dengan mantan suaminya setelah talak tiga (cerai untuk ketiga kalinya dalam hukum Islam). Praktik ini dilarang oleh ajaran agama, namun masih ditemukan di berbagai daerah. : Pemaksaan perkawinan, termasuk cerai gantung Pemaksaan perkawinan dimasukkan sebagai jenis kekerasan seksual karena pemaksaan hubungan seksual menjadi bagian tidak terpisahkan dari perkawinan yang tidak diinginkan oleh perempuan tersebut. Ada beberapa praktik di mana perempuan terikat perkawinan di luar kehendaknya sendiri. Pertama, ketika perempuan merasa tidak memiliki pilihan lain kecuali mengikuti kehendak orang tuanya agar dia menikah, sekalipun bukan dengan orang yang dia inginkan atau bahkan dengan orang yang tidak dia kenali. Situasi ini kerap disebut kawin paksa. Kedua, praktik memaksa korban perkosaan 8
  • 9. 9 Pemaksaan kehamilan ini berbeda dimensi dengan kehamilan paksa dalam konteks kejahatan terhadap kemanusiaan dalam Statuta Roma, yaitu situasi pembatasan secara melawan hukum terhadap seorang perempuan untuk hamil secara paksa, dengan maksud untuk membuat komposisi etnis dari suatu populasi atau untuk melakukan pelanggaran hukum internasional lainnya. : Pemaksaan Kehamilan : Pemaksaan Aborsi Pengguguran kandungan yang dilakukan karena adanya tekanan, ancaman, maupun paksaan dari pihak lain. Situasi ketika perempuan dipaksa, dengan kekerasan maupun ancaman kekerasan, untuk melanjutkan kehamilan yang tidak dia kehendaki. Kondisi ini misalnya dialami oleh perempuan korban perkosaan yang tidak diberikan pilihan lain kecuali melanjutkan kehamilannya. Juga, ketika suami menghalangi istrinya untuk menggunakan kontrasepsi sehingga perempuan itu tidak dapat mengatur jarak kehamilannya. 9
  • 10. 10 Pemaksaan kontrasepsi dan sterilisasi : Disebut pemaksaan ketika pemasangan alat kontrasepsi dan/atau pelaksanaan sterilisasi tanpa persetujuan utuh dari perempuan karena ia tidak mendapat informasi yang lengkap ataupun dianggap tidak cakap hukum untuk dapat memberikan persetujuan. Pada masa Orde Baru, tindakan ini dilakukan untuk menekan laju pertumbuhan penduduk, sebagai salah satu indikator keberhasilan pembangunan. Sekarang, kasus pemaksaan pemaksaan kontrasepsi/ sterilisasi biasa terjadi pada perempuan dengan HIV/AIDS dengan alasan mencegah kelahiran anak dengan HIV/AIDS. Pemaksaan ini juga dialami perempuan penyandang disabilitas, utamanya tuna grahita, yang dianggap tidak mampu membuat keputusan bagi dirinya sendiri, rentan perkosaan, dan karenanya mengurangi beban keluarga untuk mengurus kehamilannya. : Penyiksaan Seksual Tindakan khusus menyerang organ dan seksualitas perempuan, yang dilakukan dengan sengaja, sehingga menimbulkan rasa sakit atau penderitaan hebat, baik jasmani, rohani maupun seksual. Ini dilakukan untuk memperoleh pengakuan atau keterangan darinya, atau dari orang ketiga, atau untuk menghukumnya atas suatu perbuatan yang telah atau diduga telah dilakukan olehnya ataupun oleh orang ketiga. Penyiksaan seksual juga bisa dilakukan untuk mengancam atau memaksanya, atau orang ketiga, berdasarkan pada diskriminasi atas alasan apapun. Termasuk bentuk ini apabila rasa sakit dan penderitaan tersebut ditimbulkan oleh hasutan, persetujuan, atau sepengetahuan pejabat publik atau aparat penegak hukum. 10
  • 11. 11 : Cara menghukum yang menyebabkan penderitaan, kesakitan, ketakutan, atau rasa malu yang luar biasa yang tidak bisa tidak termasuk dalam penyiksaan. Ia termasuk hukuman cambuk dan hukuman-hukuman yang mempermalukan atau untuk merendahkan martabat manusia karena dituduh melanggar norma-norma kesusilaan. Penghukuman tidak manusiawi dan bernuansa seksual Praktik tradisi bernuansa seksual yang membahayakan atau mendiskriminasi perempuan : Kebiasaan masyarakat , kadang ditopang dengan alasan agama dan/atau budaya, yang bernuansa seksual dan dapat menimbulkan cidera secara fisik, psikologis maupun seksual pada perempuan. Kebiasaan ini dapat pula dilakukan untuk mengontrol seksualitas perempuan dalam perspektif yang merendahkan perempuan. Sunat perempuan adalah salah satu contohnya. 11
  • 12. 12 Kontrol seksual, termasuk lewat aturan diskriminatif beralasan moralitas dan agama : Cara pikir di dalam masyarakat yang menempatkan perempuan sebagai simbol moralitas komunitas, membedakan antara “perempuan baik-baik” dan perempuan “nakal”, dan menghakimi perempuan sebagai pemicu kekerasan seksual menjadi landasan upaya mengontrol seksual (dan seksualitas) perempuan. Kontrol seksual mencakup berbagai tindak kekerasan maupun ancaman kekerasan secara langsung maupun tidak langsung, untuk mengancam atau memaksakan perempuan untuk menginternalisasi simbol- simbol tertentu yang dianggap pantas bagi “perempuan baik-baik’. Pemaksaan busana menjadi salah satu bentuk kontrol seksual yang paling sering ditemui. Kontrol seksual juga dilakukan lewat aturan yang memuat kewajiban busana, jam malam, larangan berada di tempat tertentu pada jam tertentu, larangan berada di satu tempat bersama lawan jenis tanpa ikatan kerabat atau perkawinan, serta aturan tentang pornografi yang melandaskan diri lebih pada persoalan moralitas daripada kekerasan seksual. Aturan yang diskriminatif ini ada di tingkat nasional maupun daerah dan dikokohkan dengan alasan moralitas dan agama. Pelanggar aturan ini dikenai hukuman dalam bentuk peringatan, denda, penjara maupun hukuman badan lainnya. 12
  • 13. 13 Kenali Landasan Hukum, dan Jaminan Perlindunganmu dari TIndak Kekerasan Seksual Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) Pasal 285, 286 287, 290, 291 UU No.23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (PKDRT) Pasal 8(b), 47, 48 UU No 21 tahun 2007 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang pasal 1 (3,7) UU No.23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak pasal 1(15), 17(2), 59 dan 66 (1,2), 69, 78 dan 88 NASIONAL Statuta Roma Pasal 7 ayat 2 (g), Pasal 69 ayat 1&2, Pasal 68 Resolusi PBB 1820 tentang Kekerasan Seksual dalam Konflik Bersenjata Deklarasi penghapusan tindak kekerasan terhadap perempuan (ICPD) pada bulan Desember 1993 Deklarasi Wina Tahun 1993 INTERNASIONAL 13
  • 14. 14 Perkosaan merupakan pelanggaran terhadap hak asasi manusia seperti tertuang dalam konstitusi kita, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Secara khusus perkosaan merampas hak perempuan sebagai warga negara atas jaminan perlindungan dan rasa aman yang telah dijamin di dalam konstitusi pada Pasal 28G(1). Karena lahir dari ketimpangan relasi kuasa antara laki-laki dan perempuan, pembiaran terhadap terus berlanjutnya perkosaan terhadap perempuan merampas hak perempuan sebagai warga negara untuk bebas dari perlakuan diskriminatif dan untuk mendapatkan perlindungan dari perlakuan diskriminatif itu (Pasal 28I(2)). Akibat dari perkosaan itu, perempuan korban dapat kehilangan hak untuk hidup sejahtera lahir dan batin (Pasal 28H(1)), hak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang merendahkan derajat martabat manusia (Pasal 28G(2)), dan bahkan mungkin kehilangan haknya untuk hidup (Pasal 28A). Banyak pula perempuan korban yang kehilangan haknya atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum (Pasal 27(1) dan Pasal 28D(1)) karena tidak dapat mengakses proses hukum yang berkeadilan. Hak Konstitusional yang dirampas Komnas Perempuan - Group 14
  • 15. 15 Untuk informasi lebih lanjut Hubungi Komnas Perempuan: Jl. Latuharhary 4B, Menteng Jakarta Pusat 10310 Telp (021) 3903963 Fax (021) 3903922 email: redaksi@komnasperempuan.or.id www.komnasperempuan.or.id Komnas Perempuan-Group @KomnasPerempuan Laporkan kasus kekerasan seksual ke: www.kekerasanseksual.komnasperempuan.or.id 15
  • 16. 16 KEKERASAN SEKSUAL Kenali &Tangani KOMNAS PEREMPUAN KOMISI NASIONAL ANTI KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN