2. • Pemeriksaan sitologi eksfoliatif yg mengamati
sel-sel yang dieksfoliasi dari genetalia wanita
Dikenal sejak th 1943 oleh Papaniculaou dan Traut (buku
Diagnosis of Uterine Cancer by the Vaginal Smear)
By.Triana SP 2
4. Test sitologi dengan test pap terbukti menurunkan angka
kematian karena kanker serviks 50-60% dinegara-negara maju.
By.Triana SP 4
5. KETEPATAN DIAGNOSIS
• Ketepatan sitologi ginekologi dg test pap cukup baik utk mendiagnosa
kelainan traktus genitalis
• Laboratorium sitologi berpengalaman mendapatkan korelasi lebih dr
90% dg hasil histopatologi dari biopsi terutama bila kelainan itu adl
DISPLASIA BERAT (karsinoma in situ)
By.Triana SP 5
6. • Namun juga pd test pap ada angka kesalahan yg disebut
negatif palsu yaitu dilaporkan negatif tetapi
sebenarnya positif
• Hasil neg.palsu berkisar 5-50%, meliputi; 62% akibat
kesalahan pengambilan sampel, 15% kesalahan skrining dan
23% kesalahan interpretasi.
By.Triana SP 6
7. KESALAHAN DIAGNOSTIK;
1. Pengambilan sediaan
• Pengambilan tdk adekuat; tidak terambilnya sel-sel krn
alat pengusap tdk mencapai daerah peralihan, cara
mengusap tidak baik dan kurang memperhatikan topologi
daerah peralihan.
By.Triana SP 7
8. • Pengambilan pd keadaan menopause; sambungan
skuamo-kolumner berada jauh di dalam kanalis servikalis,
dan lesi terlalu kecil shg tidak terambil saat pengusapan.
• Sediaan apus terlalu tipis (mengandung sedikit sel), olesan
terlalu tebal tetapi tidak merata dan sel bertumpuk shg
sulit memeriksa.
By.Triana SP 8
10. TEKNIK PENGAMBILAN YG BENAR
• Pengambil sediaan harus kompeten
• Keahlian yg baik dan menggunakan teknik/kriteria
pengambilan test pap yg benar
• Pelatihan rutin tenaga lab
• Audit untuk adekuasi sampel
• Fiksasi harus benar
By.Triana SP 10
11. KESALAHAN DIAGNOSTIK;
2. Laboratorium
• Kesalahan pewarnaan sediaan, kesalahan skrining dan
kesalahan interpretasi yg mengakibatkan positif palsu
yg tinggi.
• Laboratorium sitologi yg baik tidak memberikan hasil
negatif palsu >10%
By.Triana SP 11
12. PENGAWASAN KUALITAS
LABORATORIUM
• Melakukan pemeriksaan ulang (review) 10% hasil sitologi
normal, baik diulang secara manual atau dengan bantuan
komputer (pap net)
• Pendidikan petugas lab.
• Pemeriksaan sitologi sekaligus dengan pemeriksaan
kolposkopi.
By.Triana SP 12
13. KESALAHAN DIAGNOSTIK;
3. Pasien
• Sebelum pemeriksaan sudah mencuci vagina
• Mengalami keputihan hebat
• Sedang mengalami perdarahan/haid
• Menggunakan preparat vagina
By.Triana SP 13
16. • Merupakan salah satu metode deteksi dini kanker
serviks
• Buka menjadi alat utk diagnostik karena penegakan
diagnostik pasti adl dg pemeriksaan histopatologi
• Sensivitivitas: 30-87%
• Specifikasi: 86-100%
By.Triana SP 16
17. SYARAT-SYARAT PASIEN
• Segera memulai skrining 3 th setelah wanita tsb telah aktif
secara seksual.
• Wanita usia 30 th/> dg hasil test pap normal sebanyak 3x
melakukan test pap setiap 2-3 tahun, kecuali wanita tsb dg
risiko tinggi harus melakukan tiap tahun.
• Wanita yg mengalami histerektomy tanpa pengangkatan
serviks tetap melakukan test pap.
By.Triana SP 17
18. • Wanita tidak sedang haid
• Waktu paling tepat adalah 10-20 hari setelah HPHT
• Wanita yg sedang mengalami peradangan berat, test pap
sebaiknya ditunda terlebih dahulu sampai pengobatan
tuntas
By.Triana SP 18
19. • 2 hari sebelum test dilakukan, pasien dilarang mencuci
ataupun menggunakan obat melalui vagina
• Wanita tidak melakukan hubungan seksual 2-3 hari
sebelum test pap dilakukan
• Tidak sedang hamil
By.Triana SP 19
20. PERSIAPAN ALAT
• Spekulum bivalve
• Cytobrush
• Spatula ayre
• Kaca objek yg telah diberi
label/tanda
• Swab (cotton bud)
• Handscoen
• Bak instrumen steril
By.Triana SP 20
28. INTERPRETASI HASIL PAP SMEAR
• Klasifikasi papanicoloau menjadi 5 kelas;
Kelas 1: tidak ada sel abnormal
Kelas 2: terdapat gb.sitologi atipik, namun tdk ada keganasan
Kelas 3: gb.sitologi dicurigai keganasan, displasia ringan-sedang
Kelas 4: gb. Sitologi displasia berat
Kelas 5: keganasan
By.Triana SP 28
29. Sistem CIN
• Cin I merupakan displasia ringan: ditemukan sel
neoplasma pd > 1/3 lapisan epitelium
• CIN II merupakan displasia sedang: melibatkan 2/3
epitelium
• CIN III merupakan displasia berat (karsinoma in situ):
melibatkan sampai ke basement membrane dr epitelium
By.Triana SP 29
35. • Pemeriksaan skrining untuk deteksi dini kanker serviks
secara langsung dengan asam asetat.
• Asam cuka/asetat, apabila mengenai sel-sel abnormal
akan menyebabkan dehidrasi sel akibat peningkatan
osmolaritas cairan ekstraseluler. Cairan ekstrasesuler yg
bersifat hipertonik ini akan menarik cairan intraseluler
sehingga membran sel akan kolaps dan jarak antar
selsemakin dekat.
By.Triana SP 35
36. • Epitel kolumnar akan menjadi plumper (gemuk) setelah
pemberian asam asetat, sehingga sel mudah terlihat.
• Asam asetat juga mempunyai efek koagulasi protein dalam
sitoplasma dan inti sehingga tampak opaque dan putih.
• Epitel abnormal memiliki inti dengan kepadatan yang tinggi,
sehingga menghambat cahaya untuk menembus epitel. Hal ini
menyebabkan sel akan terlihat berwarna putih
(acetowhite)
By.Triana SP 36
40. • Hasil positif IVA mengarah pada diagnosis PRA
KANKER SERVIKS
• Hasil positif perlu pemeriksaan tidak lanjut oleh dokter
SpOG
• Pemeriksaan ini menimbulkan rasa tidak nyaman 1-2
setelah pemeriksaan, jika nyeri berlanjut ada kemungkinan
ISK, radang panggul dsb.
By.Triana SP 40
41. KEUNTUNGAN IVA
• Tidak invasif; mudah dan murah
• Dapat dilakukan oleh tenakes disemua tingkatan
pelayanan; termasuk bidan dan perawat
• Alat sangat sederhana
• Hasil dapat segera diketahui
• Memiliki sensivitas tinggi
By.Triana SP 41
42. KETERBATASAN
• Tidak diketahui jenis perubahan sel pada serviks
• Kemungkinan terlewatkan di daerah endoserviks
By.Triana SP 42
43. SYARAT-SYARAT IVA
• Sudah pernah berhubungan seksual
• Tidak sedang dalam keadaan haid
• Tidak hamil
• Tidak melakukan hubungan seksual dalam jangka
waktu 24 jam
By.Triana SP 43
44. PERSIAPAN ALAT
• Spekulum bivalve
• Swab (lidi kapas)
• Tampon tang
• Kassa steril
• Handscoen
• Bak instrumen steril
• Kom berisi asam Asetat 3-5%
• Lampu gynek
• Bed gynek
• APD lengkap bagi petugas
• Tempat sampah medis
• Larutan klorin 0,5%
By.Triana SP 44
47. • Pengambilan jaringan tubuh untuk pemeriksaan
laboratorium (patologi mikroskopis).
• Pemeriksaan jaringan ini bertujuan mendeteksi adanya
penyakit atau mencocokkan jaringan organ sebelum
melakukan transplantasi organ
By.Triana SP 47
49. JENIS BIOPSI
• Biopsi kapsul: mengambil sampel dari lapisan usus
• Biopsi endoskopi: menggunakan alat endoskop
• Biopsi jarum: mengambil jaringan dari organ tubuh di
bawah kulit
• Biopsi eksisional: bagian lebih besar dari jaringan
• Punch biopsi:membuat lubang utk mengetahui kondisi
kulit
By.Triana SP 49