2. Konsep Pemberdayaan
• Ife (1995)
Pemberdayaan mengacu pada kata
“empowerment” yang berarti memberi daya,
memberi power (kuasa, kekuatan kepada pihak
yang kurang berdaya
• Robinson (1994)
Pemberdayaan adalah suatu proses pribadi dan
sosial; suatu pembebasan kemampuan
pribadi,kompetensi, kreatifitas dan kebebasan
bertindak.
• Zimmerman (1995)
Pemberdayaan adalah suatu proses yang
melibatkan partisipasi aktif individu dalam
merencanakan, mengambil keputusan, dan
mengontrol kehidupan mereka, dengan fokus pada
peningkatan kemandirian dan pemecahan masalah.
3. PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
Peraturan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik
Indonesia Nomor 13 Tahun 2021 :
Pemberdayaan Perempuan adalah upaya untuk memperoleh akses dan
kontrol terhadap sumber daya, ekonomi, politik, sosial, budaya, agar
perempuan dapat mengatur diri dan meningkatkan rasa percaya diri untuk
mampu berperan dan berpartisipasi aktif dalam memecahkan masalah,
sehingga mampu membangun kemampuan dan konsep diri.
4. Mengapa Perlu Pemberdayaan Perempuan?
Perempuan perlu diberdayakan
Dengan adanya program pemberdayaan perempuan maka perempuan akan memiliki akses dalam
pembangunan
Perempuan menjadi tidak berdaya dan serba tertinggal
Perempuan menjadi subordinat yang mendorong terjadinya proses marjinalisasi yang menyebabkan
peremuan kehilangan otonomi atas dirinya.
Ketidakadilan terhadap kaum perempuan
Beragam stereotype terhadap perempuan dan laki-laki yang berkembang di masyarakat seperti laki-laki dikenal lebih
rasional, kuat, agresif dan tegas sedangkan wanita bersifat emosional, ragu-ragu, pasif, lemah yang menyebabkan
ketimpangan dalam kehidupan social, ekonomi, politik, dan budaya antara perempuan dan laki-laki.
5. KONSEP GENDER
Mengacu pada perbedaan peran, status,
tanggung jawab, fungsi perilaku laki – laki dan
perempuan yang merupakan konstruksi sosial.
Dapat berubah / diubah
Tidak Universal
Culturally learned behaviour
Culturally assigned role
SEX
(JENIS KELAMIN)
Konstruksi biologis,
universal, tidak dapat
diubah, merupakan kodrat.
6. FACTS & FIGURES
• Secara global, 26 persen wanita
berusia 15 tahun ke atas yang
pernah berpasangan telah
mengalami kekerasan fisik
dan/atau seksual oleh suami
atau pasangan intim setidaknya
sekali seumur hidup mereka.
Sumber : https://unstats.un.org/sdgs/report/2022/The-Sustainable-Development-Goals-Report-2022.pdf
• Di 64 negara antara tahun 2007 -
2021, hanya 57 persen wanita
berusia 15 hingga 49 tahun yang
membuat keputusan sendiri
terkait hubungan seksual,
penggunaan kontrasepsi, dan
perawatan kesehatan
reproduksi.
• Dengan kecepatan saat ini,
maka butuh waktu 40 tahun
lagi untuk membuat
persentase posisi
perempuan dan laki-laki
sama di parlemen nasional .
7. TUJUAN
1. Mengakhiri segala bentuk diskriminasi terhadap semua perempuan dan anak perempuan dimanapun
2. Menghapuskan segala bentuk kekerasan terhadap semua perempuan dan anak perempuan di ruang publik dan privat, termasuk perdagangan
dan seksual serta jenis eksploitasi lainnya
3. Menghapuskan semua praktik berbahaya, seperti pernikahan anak, pernikahan dini dan paksa serta mutilasi alat kelamin perempuan
4. Mengakui dan menghargai perawatan yang tidak dibayar dan pekerjaan rumah tangga melalui penyediaan layanan publik, kebijakan infrastruktur
dan perlindungan sosial dan promosi tanggung jawab bersama dalam rumah tangga dan keluarga sebagaimana layaknya secara nasional
5. Menjamin partisipasi penuh dan efektif perempuan dan kesempatan yang sama untuk kepemimpinan di semua tingkat pengambilan keputusan
dalam kehidupan politik, ekonomi dan public
6. Menjamin akses universal terhadap kesehatan seksual dan reproduksi serta hak-hak reproduksi sebagaimana disepakati sesuai dengan Program
Aksi Konferensi Internasional Kependudukan dan Pembangunan dan Landasan Aksi Beijing dan dokumen hasil konferensi tinjauan mereka
7. Melakukan reformasi untuk memberi perempuan hak yang sama atas sumber daya ekonomi, serta akses ke kepemilikan dan kendali atas tanah
dan bentuk properti lainnya, layanan keuangan, warisan dan sumber daya alam, sesuai dengan hukum nasional
8. Meningkatkan penggunaan teknologi yang memungkinkan, khususnya teknologi informasi dan komunikasi, untuk mempromosikan
pemberdayaan perempuan
9. Mengadopsi dan memperkuat kebijakan yang sehat dan undang-undang yang dapat ditegakkan untuk mempromosikan kesetaraan gender dan
pemberdayaan semua perempuan dan anak perempuan di semua tingkatan
8. PEDOMAN PENGARUSUTAMAAN GENDER
DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL
• Pengarusutamaan
Gender adalah strategi
yang dibangun untuk
mengintegrasikan
gender menjadi satu
dimensi integral dari
perencanaan,
penyusunan,
pelaksanaan,
pemantauan, dan
evaluasi atas kebijakan
dan program
pembangunan nasional.
• Kesetaraan Gender adalah
kesamaan kondisi bagi laki-
laki dan perempuan untuk
memperoleh kesempatan
dan hak-haknya sebagai
manusia, agar mampu
berperan dan berpartisipasi
dalam kegiatan politik,
ekonomi, sosial budaya,
pertahanan dan keamanan
nasional, dan kesamaan
dalam menikmati hasil
pembangunan tersebut.
• Gender adalah konsep
yang mengacu pada
peran-peran dan
tanggung jawab laki-
laki dan perempuan
yang terjadi akibat dari
dan dapat berubah
oleh keadaan sosial
dan budaya
masyarakat
Inpress No.9 Tahun 2000
9. PUG DALAM
KEBIJAKAN
• UU No.17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional
(RPJPN) 2005-2025 menyebutkan bahwa
visi Indonesia 2025 adalah Indonesia yang
mandiri, maju, adil, dan makmur
• Adil didefinisikan sebagai tidak adanya
diskriminasi dalam bentuk apapun, baik
antarindividu, gender, maupun wilayah
• Dalam RPJMN, persoalan kesetaraan
gender masuk dalam kategori prioritas
nasional bidang kesejahteraan rakyat
• Sebagai turunan dari RPJMN, maka RPJMD
juga memasukkan gender sebagai prioritas
10. MANFAAT AKSES
KONTROL PARTISIPASI
• Distribusi informasi
seringkali tidak merata
• Representasi kelompok
tidak selalu sama
• Big boss / male bias
• Tingkat kehadiran yang
tidak sama
• Upaya mengatasi
hambatan keterlibatan
perempuan
• Keterlibatan perempuan
dalam pelaksanaan
kegiatan
• Manfaat langsung dan
tidak langsung
• Mendorong perempuan
menyampaikan aspirasi
dan kebutuhannya
Empat Fokus Analis Gender