SlideShare a Scribd company logo
1 of 37
Download to read offline
PERAN DAN BATASAN
PEKERJA PPA DALAM PERLINDUNGAN
ANAK
Disampakan pada kegiatan Mini Latih - PPA IO 106,
27 Oktober 2020.
Ismail Marzuki
Manajer Program Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak
Alur Kegiatan
• Eksplorasi pemahaman
dan menyatukan cara
pandang peserta
(Story: Buaya di Sungai
dan Benar Salah)
Step 1
•Konsep dasar
Anak dan
perlindungan
khusus
Step 2
• Lingkar Interaksi
Anak (Simulasi )
Step 3
•Peran dan
Batasan Pekerja
Sosial (PPA) dalam
Perlindungan
Anak
Step 4
 Siapa orang yang paling bersalah?
(boleh lebih dari satu orang) dan
mengapa?
 Kekerasan apa saja yang terjadi?
 Siapa saja yang berpotensi menjadi
pelaku kekerasan?
Story: Buaya di Sungai
Benar atau Salah?
Keyakinan umum seputar
kekerasan terhadap anak
dan penelantaran
Anak cacat tidak menarik secara seksual. Oleh karena itu,
mereka lebih kecil kemungkinannya untuk menjadi korban
kekerasan.
Statemen 1
 Anak cacat hampir 4 kali lebih mungkin untuk menjadi korban kekerasan seksual, fisik
dan emosional serta penelantaran daripada anak yang bukan penyandang cacat.
 Mereka sering tidak memiliki keterampilan untuk melaporkan kekerasan.
 Mereka tidak diajak bicara / tidak banyak tools untuk berkomunikasi tentang
pengalaman dan perasaan mereka.
 National Society for the Prevention of Cruelty to Children (NSPCC)
Statemen-2
Orang asing adalah ancaman terbesar
bagi anak-anak.
Hasil monitoring dan evaluasi KPAI tahun 2018 di 9
provinsi menunjukkan bahwa 91 persen anak menjadi
korban kekerasan di lingkungan keluarga, 87.6 persen di
lingkungan sekolah dan 17.9 persen di lingkungan
masyarakat.
Anda selalu dapat memberitahu
siapa orang yang aman dengan
anak-anak.
Statemen-3
Mana dari orang-orang ini adalah
pelaku kekerasan?
BAEKUNI
 Baekuni alias Babe, 49 tahun
 Terdakwa kasus mutilasi dan
sodomi terhadap 14 anak
jalanan
 divonis hukuman seumur
hidup oleh Majelis Hakim PN
Jakarta Timur
 Babe terlibat pembunuhan dari
kurun tahun 1993-2009
HARJA
 Harja, usia 48 tahun pegawai RRI,
Guru SMK dan status Mahasiswa S2
 Melakukan kekerasan seksual
terhadap anak perempuan usia 17
tahun yang merupakan fans siaran
radio yang dibawakan oleh Harja.
 Proses hukum terhenti dengan
adanya perjanjian damai dengan
pihak keluarga korban.
 Harja di pecat dari
mahasiswa
NURMA TEL.
 Nurma Telaumbanua, 20 tahun
 Pelaku penganiyaan seorang
anak perempuan usia 7 tahun,
hingga tewas.
 Vonis penjara 8 tahun penjara.
Bagaimana definisi pada konteks lokal?
Siapakah yang disebut anak ?
Anak
Usia belum
mencapai 18
tahun
Minim
pengalaman
hidup
Masih
ketergantungan
dengan ortu
Tahap
pertumbuhan &
perkembangan
Sejarah singkat perlindungan anak di
Indonesia
Merupakan salah satu Instrumen Hak Asasi Manusia
Berkembang dari Deklarasi yang tidak mengikat:
 Deklarasi Jenewa tentang Hak-hak Anak – 1924
 Deklarasi Universal HAM – 1948
 Deklarasi PBB tentang Hak-hak Anak - 1959
Disahkan tahun 1989, mulai berlaku 1990
Diratifikasi oleh 193 negara
Indonesia meratifikasi KHA dengan KEPPRES 36/1990
- 1990 : Indonesia meratifikasi UN CRC sebagai bagian dari komitment international
terhadap perlindungan anak
- 1990 : Ratifikasi ini dikukuhkan dalam keppres nomor 36 tahun 1990
- 2002: Indonesia mengesahkan UU Perlindungan anak melalui UU nomor 23 tahun
2002
- 2014 : Indonesia memperbaharui UU Perlindungan anak melalui UU nomor 35
tahun 2014
- 2017 : Indonesia memperbaharui UU Perlindungan anak melalui UU nomor 17
tahun 2016 tentang penetapan peraturan pemerintah pengganti UU nomor 1 tahun
2016 tentang perubahan kedua atas UU nomor 23 tahun 2002 tentang
perlindungan anak menjadi UU.
Ratifikasi menuju Undang-undang
- Dokumen UU mengadopsi Un CRC (hak anak, tanggungjawab
pemerintah dan keluarga) sebanyak 91 pasal.
- UU No. 35 tahun 2014 mengadopsi juga Optional Protocol UN
CRC tentang perlindungan khusus untuk anak dalam kondisi
khusus.
- Ada perubahan yang lebih baik dan detail dalam system
peradilan, seperti hukuman yang lebih lama, hukuman tambahan
1/3 bagi pelaku yang merupakan orangtua, pengasuh atau guru,
resitusi bagi korban, prioritas untuk proses diversi bagi anak
yang berkonflik dengan hukum dan yang terbaru adalah
penambahan hukuman kebiri, chip elektrik dan eksekusi.
Gambaran dan Perubahan dalam Undang Undang
perlindungan Anak.
5 Kluster Hak Anak
- 18
Hak Sipil dan
kebebasan
Pendidikan,
pemanfaatan
waktu luang, dan
kegiatan seni
budaya
Kesehatan dan
Kesejahteraan
Lingkungan
keluarga dan
pengasuhan
alternatif
Perlindungan
Khusus
Definisi Perlindungan Anak
Perlindungan Anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar
dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat
kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
(UU 35/2014 ttg Perubahan Atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang
Perlindungan Anak)
Perlindungan Anak adalah upaya untuk mencegah dan
merespon dari kekerasan, eksploitasi, perlakuan salah dan
penelantaran, terhadap anak.
Kekerasan terhadap anak.
 Kekerasan fisik, psikologis (mental) dan seksual terhadap anak melalui
penyalahgunaan, penelantaran atau eksploitasi sebagai tindakan perbuatan
atau penghilangan dalam bentuk langsung atau tidak langsung yang
membahayakan atau mengganggu martabat, fisik, psikologis, atau status
sosial, atau perkembangan anak.
Kekerasan Fisik
 Tindakan yang disengaja yang mengakibatkan bahaya dan luka fisik terhadap
anak. Ini dapat berupa menampar, meninju, mengguncang, membakar, menggigit,
menggantung atau bentuk lain yang memberi cidera fisik pada anak.
Kekerasan Emosional/Psikis
 Meliputi perilaku yang terus menerus dari orang dewasa kepada anak yang
meliputi ancaman, penolakan, pengasingan, memberi julukan, atau bentuk
kekerasan non fisik lain termasuk menolak memberikan layanan dikarenakan
status social yang mengakibatkan menurunnya kompetensi anak dalam
sosialisasi dan kepercayaan diri.
 Setiap perilaku yang memiliki muatan seksual yang dilakukan seseorang atau sejumlah
orang dengan memanfaatkan kekuatan atau otoritas yang mereka miliki terhadap
anak/orang yang menjadi sasaran sehingga menimbulkan akibat negative seperti : rasa
malu, tersinggung, terhina, marah, kehilangan harga diri, kehilangan kesucian, dan
sebagainya pada diri orang yang menjadi korban. Misalnya : pemerkosaan, anal seks, oral
seks, menggunakan jari untuk melakukan aktivitas seksual, memegang payudara,
voyeurism, exhibitionism, melibatkan anak dalam aktivitas pornografi. Baik anak perempuan
dan anak laki laki dapat menjadi korban kekerasan seksual.
Kekerasan seksual
Beberapa contoh kekerasan
seksual
Dengan Sentuhan
 Pelaku mencium, memeluk, atau
menyentuh bagian tubuh anak
 Penetrasi genital/ digital
 Pelaku meminta anak menyentuh
tubuhnya
 Prostitusi anak
 Menunjukkan foto, video, film,
website porno
 Meminta anak menonton langsung
aktivitas seksual
 Memperlihatkan bagian tubuh
kepada anak
 Meminta anak berpose tanpa
pakaian
 Mengatakan hal-hal yang membuat
anak merasa tidak nyaman
terhadap tubuh mereka
Tanpa Sentuhan
Yayasan PKPA
Kekerasan Seksual
Setiap perbuatan yang berupa pemaksaan hubungan seksual dengan cara
wajar maupun tidak, pemaksaan hubungan seksual dengan orang lain
untuk tujuan komersial dan/atau tujuan tertentu.
Indikator Fisik:
➤ Kerusakan yang tidak dapat dijelaskan atau
nyeri pada alat kelamin, anus atau mulut
➤ Infeksi saluran kemih
➤ Kehamilan yang tidak diinginkan
➤ Penyakit menular seksual
➤ Sakit perut
Kekerasan seksual jarang diidentifikasi melalui
indikator fisik, indikasi pertama biasanya saat
anak menyampaikannya.
sakit perut
Indikator Prilaku:
➤Perubahan mendadak
dalam berprilaku
➤ Disampaikan terluka
saat beraktivitas lain
➤ Menarik diri dari
lingkungan bermain
➤ Takut terhadap
pertolongan medis
➤ Tidak ingin pulang
➤ Menyakiti diri sendiri
Prostitusi Anak
Eksploitasi Seksual Anak (ESA)
Murni Kekerasan Seksual
Tren Kejahatan Seksual
Situasi Kejahatan Seksual Anak
 Tahun 2013 saja tercatat 1,620 anak menjadi korban kejahatan seksual
(KPAI-2014) di Indonesia.
 PKPA tahun 2012 melakukan pendampingan 83 kasus kekerasan anak, 40%
nya adalah kekerasan seksual.
 PKPA tahun 2013 melakukan pendampingan 76 kasus kekerasan anak, 60%
nya adalah kekerasan seksual.
 PKPA tahun 2014 melakukan pendampingan 77 kasus kekerasan anak, 20
kasus (6 kasus sodomi usia 5 – 8 tahun) diantaranya adalah kekerasan seksual
 PKPA tahun 2015 melakukan pendampingan 76 kasus kekerasan anak, 37
kasus (7 kasus incest) diantaranya adalah kekerasan seksual
 Pemetaan situasi prostitusi anak di kota Medan oleh PKPA tahun
2014, dari 22 informan anak (terlibat prostitusi) menyebutkan
ada sekitar 130 anak lainnya (teman mereka) yang juga masuk
dunia prostitusi. Sebagain besar pelajar SLTP dan SMA, dan anak
yang akhirnya drop out.
 kekerasan lebih banyak dilakukan orang-orang terdekat anak
seperti keluarga, tetangga, pacar, anggota keluarga, dan teman.
Tahun 2014 Indonesia berada pada situasi Darurat Perlindungan
Anak.
Indikator Kekerasan
Definisi: Indikator adalah perilaku dan tanda-tanda tertentu yang mungkin menjadi akibat dari
tindak kekerasan yang dilakukan kepada anak.
 Indikator tidak bisa dijadikan bukti kekerasan
 Indikator biasanya bukan dampak langsung dari kekerasan, kita harus menggalinya lagi
lebih dalam
 Indikator-indikator ini disimpulkan berdasarkan penelitian dan pengalaman praktis
 Indikator membantu para profesional untuk bertanya, “haruskah saya khawatir?”
 Satu indikator saja TIDAK cukup untuk menunjukkan telah terjadinya kekerasan pada anak
 Kita harus melihat situasi anak secara keseluruhan – untuk mencari petunjuk / apa yang
berubah
Lingkaran Interaksi ANAK bersama Pekerja PPA
(1) Nama,
(2) Jabatan
Level Kontak orang/organisasi dengan anak
1. Jika mereka
bekerja dengan
anak-anak
secara
langsung
2. Jika mereka
bekerja dengan
sekelompok
anak
3. Jika mereka bekerja secara
langsung dengan masyarakat, dimana
teradapat anak-anak
4. Jika mereka tidak bekerja full time
dilapangan tetapi memiliki akses
terhadap informasi pribadi anak-anak
5. Jika mereka membuat keputusan
yang dapat mempengaruhi anak-anak,
terkait dengan kebijakan, praktik dan
pendanaan
6. Jika fungsi kerja mereka tidak
mempengaruhi anak-anak secara
langsung, tapi anak-anak sudah
terbiasa dan mempercayai kehadiran
mereka
Peran dan Batasan Pekerja Sosial (PPA) dalam
Perlindungan Anak
 Pekerja sosial merupakan seseorang yang bekerja baik pada lembaga pemerintahan atau pun
swasta yang memiliki kompetensi dalam profesi pekerjaan sosal, dan kepedulian dalam
pekerjaan sosial yang diperoleh melalui pendidikan, pelatihan, serta pengalaman praktik
pekerjaan sosial untuk melaksanakan tugas-tugas pelayanan dan penanganan masalah
sosial. Pekerja sosial sebagai profesi yang mendorong perubahan sosial, memecahkan
masalah dalam kaitannya dengan relasi kemanusiaan, memberdayakan, dan membebaskan
masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraannya (Huda, 2009)
 Peran pekerja sosial adalah berupaya untuk membuat individu, kelompok, dan masyarakat
dapat berfungsi secara sosial disertai dengan penerapan kemampuan mendasar, yaitu
pengetahuan, keahlian, dan nilai yang akan membentuk pribadi dari pekerja sosial dalam
melaksanakan pendekatan terhadap kliennya.
Beberapa Peran Pekerja PPA yang dapat
Dilakukan:
 Peran sebagai penghubung. Pekerja sosial menghubungkan klien dengan sistem sumber yang
diperlukan
 Peran sebagai pemungkin. Pekerja sosial berperan sebagai konselor dengan berupaya untuk
memberikan peluang agar kepentingan dan kebutuhan klien tidak terhambat.
 Peran sebagai mediator. Pekerja sosial sebagai penengah antara klien dengan pihak yang
berkonflik
 Peran sebagai advokat. Pekerja sosial berupaya untuk melindungi hak-hak dan kepentingan
klien serta menyediakan pelayanan yang dibutuhkan, dan mengembangkan program.
 Peran sebagai perunding. Peranan ini muncul ketika pekerja sosial dan klien mulai bekerja
sama. Ini merupakan kolaborasi antara klien dan pekerja sosial yang menggunakan
pendekatan pemecahan masalah.
 Peran sebagai pelindung. Pekerja sosial berusaha melindungi klien dari orangorang yan
berisiko terhadap kehidupan sosialnya
 Peran sebagai fasilitator. Pekerja sosial membantu klien untuk dapat berpartisipasi,
berkontribusi, mengikuti keterampilan baru, dan menyimpulkan apa yang telah dicapai klien.
 Peran sebagai inistiator. Pekerja sosial memberikan perhatian pada masalah atau hal-hal yang
berpotensi menjadi masalah.
 Peran sebagai negosiator. Peran ini ditunjukkan pada klien yang mengalami konflik dan
mencari penyelesaian dengan kompromi sehingga mencapai kesepakatan kedua belah pihak.
Seorang negosiator berada pada salah satu yang sedang berkonflik.
 Peran sebagai pendidik. Pekerja sosial berupaya untuk meingkatkan kekurangan pengetahuan
dan keterampilan klien.
Batasan Pekerja Sosial dalam Perlindungan
Anak
 Tidak membawa anak-anak sendiri ke sebuah tempat sunyi atau gelap
 Tidak mengunjungi anak seorang anak di rumah ketika akan tersebut sendirian
 Jangan terlibat dalam aktivitas mandi atau toilet kecuali dengan anak pra sekolah
atau anak-anak dengan kebutuhan khusus
 Tidak terlibat dalam kontak fisik yang tidak pantas
 Tidak membawa anak-anak pulang atau ke tempat mana pun, tanpa setidaknya
satu orang lain
 Tidak pergunakan Bahasa kasar, mengancam, menghina atau bernuansa
pornografi
 Tidak menghabiskan waktu berlama-lama dengan anak tertentu (kecuali terdapat
kebutuhan mendasar)
 Jangan gunakan hukuman fisik untuk mendisiplinkan anak
 Jangan libatkan anak-anak dalam pekerjaan rumah tangga pribadi untuk staf atau
orang lain.
 Jangan libatkan anak-anak pada kegiatan beresiko
 Tidak menyebarkan foto – foto anak tanpa consent, foto yang merendahkan martabat
anak
 Tidak menyebarkan identitas anak yang berhadapan dengan hukum (ABH)
Sekian dan Terima Kasih
Keterampilan Fasilitator
# Perlindungan Anak
# Child Protection Policy (CPP)
# Jurnalistik,
# Digital Parenting
# Cinematography
# Kesehatan Reproduksi/HIV
# Narkoba , #Pernikahan dini
# Pendidik Sebaya
# Psikososial
# Pengurangan resiko bencana
Ismail Almariza

More Related Content

Similar to Peran dan Batasan Pekerja Sosial dalam Perlindungan Anak - PPA.pdf

Pencegahan dan Penanggulangan KDRT JerukWudel Girisubo GunungKidul
Pencegahan dan Penanggulangan KDRT JerukWudel Girisubo GunungKidulPencegahan dan Penanggulangan KDRT JerukWudel Girisubo GunungKidul
Pencegahan dan Penanggulangan KDRT JerukWudel Girisubo GunungKidulProdiAPUGK
 
Pencegahan dan Penanggulangan KDRT JerukWudel Girisubo GKidul
Pencegahan dan Penanggulangan KDRT JerukWudel Girisubo GKidulPencegahan dan Penanggulangan KDRT JerukWudel Girisubo GKidul
Pencegahan dan Penanggulangan KDRT JerukWudel Girisubo GKidulUGK
 
POLA ASUH ANAK DAN REMAJA.pptx
POLA ASUH ANAK DAN REMAJA.pptxPOLA ASUH ANAK DAN REMAJA.pptx
POLA ASUH ANAK DAN REMAJA.pptxKMSDNKarangAnyar03
 
Modul 2 - Eksploitasi Seksual Anak (KPPPA)
Modul 2  - Eksploitasi Seksual Anak (KPPPA)Modul 2  - Eksploitasi Seksual Anak (KPPPA)
Modul 2 - Eksploitasi Seksual Anak (KPPPA)ECPAT Indonesia
 
P2TP2A - Diseminasi Konsep Kekerasan Seksual dan Perundungan KEMDIKBUD.pptx
P2TP2A - Diseminasi Konsep Kekerasan Seksual dan Perundungan KEMDIKBUD.pptxP2TP2A - Diseminasi Konsep Kekerasan Seksual dan Perundungan KEMDIKBUD.pptx
P2TP2A - Diseminasi Konsep Kekerasan Seksual dan Perundungan KEMDIKBUD.pptxdewa pradnyana
 
Modul-Bentuk-bentuk-ESA - Copy.pptx
Modul-Bentuk-bentuk-ESA - Copy.pptxModul-Bentuk-bentuk-ESA - Copy.pptx
Modul-Bentuk-bentuk-ESA - Copy.pptxFauziIrawan10
 
BULLYING PAPARAN .pptx
BULLYING PAPARAN .pptxBULLYING PAPARAN .pptx
BULLYING PAPARAN .pptxBLKKPPMUAD
 
3. Pencegahan Kekerasan Terhadap Anak_Dr. Susanto_KPAI.ppt
3. Pencegahan Kekerasan Terhadap Anak_Dr. Susanto_KPAI.ppt3. Pencegahan Kekerasan Terhadap Anak_Dr. Susanto_KPAI.ppt
3. Pencegahan Kekerasan Terhadap Anak_Dr. Susanto_KPAI.pptdyah896915
 
3. Pencegahan Kekerasan Terhadap Anak_Dr. Susanto_KPAI.ppt
3. Pencegahan Kekerasan Terhadap Anak_Dr. Susanto_KPAI.ppt3. Pencegahan Kekerasan Terhadap Anak_Dr. Susanto_KPAI.ppt
3. Pencegahan Kekerasan Terhadap Anak_Dr. Susanto_KPAI.pptvikramherawan
 
Prevalensi kekerasan anak
Prevalensi kekerasan anakPrevalensi kekerasan anak
Prevalensi kekerasan anakBe Susantyo
 
Kekerasan Anak(sekolah) New 2 (1).pptx
Kekerasan Anak(sekolah) New 2 (1).pptxKekerasan Anak(sekolah) New 2 (1).pptx
Kekerasan Anak(sekolah) New 2 (1).pptxBustomiYazed
 
Materi untuk siswa; sosialisasi pencegahan kekerasan thdp anak di sekolah
Materi untuk siswa; sosialisasi pencegahan kekerasan thdp anak di sekolahMateri untuk siswa; sosialisasi pencegahan kekerasan thdp anak di sekolah
Materi untuk siswa; sosialisasi pencegahan kekerasan thdp anak di sekolahYuanes Sriyono
 
Perlindungan khusus anak berhadapan hukum
Perlindungan khusus anak berhadapan hukumPerlindungan khusus anak berhadapan hukum
Perlindungan khusus anak berhadapan hukumAi Maryati Solihah
 
Pertemuan 1 sampai 3 PHAP.pdf
Pertemuan 1 sampai 3 PHAP.pdfPertemuan 1 sampai 3 PHAP.pdf
Pertemuan 1 sampai 3 PHAP.pdfYogiYasaWedha
 
contoh Kritikan jurnal
contoh Kritikan jurnalcontoh Kritikan jurnal
contoh Kritikan jurnalRohana Hamid
 
Handout Science Class Kriminologi 2020
Handout Science Class Kriminologi 2020Handout Science Class Kriminologi 2020
Handout Science Class Kriminologi 2020MohammadAnandaRezaKu
 
MENGATASI_Perilaku_Sex_Menyimpang_Sebaga.pptx
MENGATASI_Perilaku_Sex_Menyimpang_Sebaga.pptxMENGATASI_Perilaku_Sex_Menyimpang_Sebaga.pptx
MENGATASI_Perilaku_Sex_Menyimpang_Sebaga.pptxDESIWILDAYANI1
 

Similar to Peran dan Batasan Pekerja Sosial dalam Perlindungan Anak - PPA.pdf (20)

Pencegahan dan Penanggulangan KDRT JerukWudel Girisubo GunungKidul
Pencegahan dan Penanggulangan KDRT JerukWudel Girisubo GunungKidulPencegahan dan Penanggulangan KDRT JerukWudel Girisubo GunungKidul
Pencegahan dan Penanggulangan KDRT JerukWudel Girisubo GunungKidul
 
Pencegahan dan Penanggulangan KDRT JerukWudel Girisubo GKidul
Pencegahan dan Penanggulangan KDRT JerukWudel Girisubo GKidulPencegahan dan Penanggulangan KDRT JerukWudel Girisubo GKidul
Pencegahan dan Penanggulangan KDRT JerukWudel Girisubo GKidul
 
POLA ASUH ANAK DAN REMAJA.pptx
POLA ASUH ANAK DAN REMAJA.pptxPOLA ASUH ANAK DAN REMAJA.pptx
POLA ASUH ANAK DAN REMAJA.pptx
 
Modul 2 - Eksploitasi Seksual Anak (KPPPA)
Modul 2  - Eksploitasi Seksual Anak (KPPPA)Modul 2  - Eksploitasi Seksual Anak (KPPPA)
Modul 2 - Eksploitasi Seksual Anak (KPPPA)
 
Stop pronografi
Stop pronografiStop pronografi
Stop pronografi
 
P2TP2A - Diseminasi Konsep Kekerasan Seksual dan Perundungan KEMDIKBUD.pptx
P2TP2A - Diseminasi Konsep Kekerasan Seksual dan Perundungan KEMDIKBUD.pptxP2TP2A - Diseminasi Konsep Kekerasan Seksual dan Perundungan KEMDIKBUD.pptx
P2TP2A - Diseminasi Konsep Kekerasan Seksual dan Perundungan KEMDIKBUD.pptx
 
Modul-Bentuk-bentuk-ESA - Copy.pptx
Modul-Bentuk-bentuk-ESA - Copy.pptxModul-Bentuk-bentuk-ESA - Copy.pptx
Modul-Bentuk-bentuk-ESA - Copy.pptx
 
BULLYING PAPARAN .pptx
BULLYING PAPARAN .pptxBULLYING PAPARAN .pptx
BULLYING PAPARAN .pptx
 
3. Pencegahan Kekerasan Terhadap Anak_Dr. Susanto_KPAI.ppt
3. Pencegahan Kekerasan Terhadap Anak_Dr. Susanto_KPAI.ppt3. Pencegahan Kekerasan Terhadap Anak_Dr. Susanto_KPAI.ppt
3. Pencegahan Kekerasan Terhadap Anak_Dr. Susanto_KPAI.ppt
 
3. Pencegahan Kekerasan Terhadap Anak_Dr. Susanto_KPAI.ppt
3. Pencegahan Kekerasan Terhadap Anak_Dr. Susanto_KPAI.ppt3. Pencegahan Kekerasan Terhadap Anak_Dr. Susanto_KPAI.ppt
3. Pencegahan Kekerasan Terhadap Anak_Dr. Susanto_KPAI.ppt
 
Prevalensi kekerasan anak
Prevalensi kekerasan anakPrevalensi kekerasan anak
Prevalensi kekerasan anak
 
Kekerasan Anak(sekolah) New 2 (1).pptx
Kekerasan Anak(sekolah) New 2 (1).pptxKekerasan Anak(sekolah) New 2 (1).pptx
Kekerasan Anak(sekolah) New 2 (1).pptx
 
Materi untuk siswa; sosialisasi pencegahan kekerasan thdp anak di sekolah
Materi untuk siswa; sosialisasi pencegahan kekerasan thdp anak di sekolahMateri untuk siswa; sosialisasi pencegahan kekerasan thdp anak di sekolah
Materi untuk siswa; sosialisasi pencegahan kekerasan thdp anak di sekolah
 
10178 27513-1-sm
10178 27513-1-sm10178 27513-1-sm
10178 27513-1-sm
 
Perlindungan khusus anak berhadapan hukum
Perlindungan khusus anak berhadapan hukumPerlindungan khusus anak berhadapan hukum
Perlindungan khusus anak berhadapan hukum
 
Pertemuan 1 sampai 3 PHAP.pdf
Pertemuan 1 sampai 3 PHAP.pdfPertemuan 1 sampai 3 PHAP.pdf
Pertemuan 1 sampai 3 PHAP.pdf
 
contoh Kritikan jurnal
contoh Kritikan jurnalcontoh Kritikan jurnal
contoh Kritikan jurnal
 
Paedofil
PaedofilPaedofil
Paedofil
 
Handout Science Class Kriminologi 2020
Handout Science Class Kriminologi 2020Handout Science Class Kriminologi 2020
Handout Science Class Kriminologi 2020
 
MENGATASI_Perilaku_Sex_Menyimpang_Sebaga.pptx
MENGATASI_Perilaku_Sex_Menyimpang_Sebaga.pptxMENGATASI_Perilaku_Sex_Menyimpang_Sebaga.pptx
MENGATASI_Perilaku_Sex_Menyimpang_Sebaga.pptx
 

Recently uploaded

Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 

Recently uploaded (20)

Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 

Peran dan Batasan Pekerja Sosial dalam Perlindungan Anak - PPA.pdf

  • 1. PERAN DAN BATASAN PEKERJA PPA DALAM PERLINDUNGAN ANAK Disampakan pada kegiatan Mini Latih - PPA IO 106, 27 Oktober 2020. Ismail Marzuki Manajer Program Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak
  • 2. Alur Kegiatan • Eksplorasi pemahaman dan menyatukan cara pandang peserta (Story: Buaya di Sungai dan Benar Salah) Step 1 •Konsep dasar Anak dan perlindungan khusus Step 2 • Lingkar Interaksi Anak (Simulasi ) Step 3 •Peran dan Batasan Pekerja Sosial (PPA) dalam Perlindungan Anak Step 4
  • 3.  Siapa orang yang paling bersalah? (boleh lebih dari satu orang) dan mengapa?  Kekerasan apa saja yang terjadi?  Siapa saja yang berpotensi menjadi pelaku kekerasan? Story: Buaya di Sungai
  • 4. Benar atau Salah? Keyakinan umum seputar kekerasan terhadap anak dan penelantaran
  • 5. Anak cacat tidak menarik secara seksual. Oleh karena itu, mereka lebih kecil kemungkinannya untuk menjadi korban kekerasan. Statemen 1  Anak cacat hampir 4 kali lebih mungkin untuk menjadi korban kekerasan seksual, fisik dan emosional serta penelantaran daripada anak yang bukan penyandang cacat.  Mereka sering tidak memiliki keterampilan untuk melaporkan kekerasan.  Mereka tidak diajak bicara / tidak banyak tools untuk berkomunikasi tentang pengalaman dan perasaan mereka.  National Society for the Prevention of Cruelty to Children (NSPCC)
  • 6. Statemen-2 Orang asing adalah ancaman terbesar bagi anak-anak. Hasil monitoring dan evaluasi KPAI tahun 2018 di 9 provinsi menunjukkan bahwa 91 persen anak menjadi korban kekerasan di lingkungan keluarga, 87.6 persen di lingkungan sekolah dan 17.9 persen di lingkungan masyarakat.
  • 7. Anda selalu dapat memberitahu siapa orang yang aman dengan anak-anak. Statemen-3
  • 8. Mana dari orang-orang ini adalah pelaku kekerasan?
  • 9. BAEKUNI  Baekuni alias Babe, 49 tahun  Terdakwa kasus mutilasi dan sodomi terhadap 14 anak jalanan  divonis hukuman seumur hidup oleh Majelis Hakim PN Jakarta Timur  Babe terlibat pembunuhan dari kurun tahun 1993-2009
  • 10. HARJA  Harja, usia 48 tahun pegawai RRI, Guru SMK dan status Mahasiswa S2  Melakukan kekerasan seksual terhadap anak perempuan usia 17 tahun yang merupakan fans siaran radio yang dibawakan oleh Harja.  Proses hukum terhenti dengan adanya perjanjian damai dengan pihak keluarga korban.  Harja di pecat dari mahasiswa
  • 11. NURMA TEL.  Nurma Telaumbanua, 20 tahun  Pelaku penganiyaan seorang anak perempuan usia 7 tahun, hingga tewas.  Vonis penjara 8 tahun penjara.
  • 12. Bagaimana definisi pada konteks lokal? Siapakah yang disebut anak ?
  • 14. Sejarah singkat perlindungan anak di Indonesia Merupakan salah satu Instrumen Hak Asasi Manusia Berkembang dari Deklarasi yang tidak mengikat:  Deklarasi Jenewa tentang Hak-hak Anak – 1924  Deklarasi Universal HAM – 1948  Deklarasi PBB tentang Hak-hak Anak - 1959 Disahkan tahun 1989, mulai berlaku 1990 Diratifikasi oleh 193 negara Indonesia meratifikasi KHA dengan KEPPRES 36/1990
  • 15. - 1990 : Indonesia meratifikasi UN CRC sebagai bagian dari komitment international terhadap perlindungan anak - 1990 : Ratifikasi ini dikukuhkan dalam keppres nomor 36 tahun 1990 - 2002: Indonesia mengesahkan UU Perlindungan anak melalui UU nomor 23 tahun 2002 - 2014 : Indonesia memperbaharui UU Perlindungan anak melalui UU nomor 35 tahun 2014 - 2017 : Indonesia memperbaharui UU Perlindungan anak melalui UU nomor 17 tahun 2016 tentang penetapan peraturan pemerintah pengganti UU nomor 1 tahun 2016 tentang perubahan kedua atas UU nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak menjadi UU. Ratifikasi menuju Undang-undang
  • 16. - Dokumen UU mengadopsi Un CRC (hak anak, tanggungjawab pemerintah dan keluarga) sebanyak 91 pasal. - UU No. 35 tahun 2014 mengadopsi juga Optional Protocol UN CRC tentang perlindungan khusus untuk anak dalam kondisi khusus. - Ada perubahan yang lebih baik dan detail dalam system peradilan, seperti hukuman yang lebih lama, hukuman tambahan 1/3 bagi pelaku yang merupakan orangtua, pengasuh atau guru, resitusi bagi korban, prioritas untuk proses diversi bagi anak yang berkonflik dengan hukum dan yang terbaru adalah penambahan hukuman kebiri, chip elektrik dan eksekusi. Gambaran dan Perubahan dalam Undang Undang perlindungan Anak.
  • 17. 5 Kluster Hak Anak - 18 Hak Sipil dan kebebasan Pendidikan, pemanfaatan waktu luang, dan kegiatan seni budaya Kesehatan dan Kesejahteraan Lingkungan keluarga dan pengasuhan alternatif Perlindungan Khusus
  • 18. Definisi Perlindungan Anak Perlindungan Anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. (UU 35/2014 ttg Perubahan Atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak) Perlindungan Anak adalah upaya untuk mencegah dan merespon dari kekerasan, eksploitasi, perlakuan salah dan penelantaran, terhadap anak.
  • 19. Kekerasan terhadap anak.  Kekerasan fisik, psikologis (mental) dan seksual terhadap anak melalui penyalahgunaan, penelantaran atau eksploitasi sebagai tindakan perbuatan atau penghilangan dalam bentuk langsung atau tidak langsung yang membahayakan atau mengganggu martabat, fisik, psikologis, atau status sosial, atau perkembangan anak. Kekerasan Fisik  Tindakan yang disengaja yang mengakibatkan bahaya dan luka fisik terhadap anak. Ini dapat berupa menampar, meninju, mengguncang, membakar, menggigit, menggantung atau bentuk lain yang memberi cidera fisik pada anak.
  • 20. Kekerasan Emosional/Psikis  Meliputi perilaku yang terus menerus dari orang dewasa kepada anak yang meliputi ancaman, penolakan, pengasingan, memberi julukan, atau bentuk kekerasan non fisik lain termasuk menolak memberikan layanan dikarenakan status social yang mengakibatkan menurunnya kompetensi anak dalam sosialisasi dan kepercayaan diri.  Setiap perilaku yang memiliki muatan seksual yang dilakukan seseorang atau sejumlah orang dengan memanfaatkan kekuatan atau otoritas yang mereka miliki terhadap anak/orang yang menjadi sasaran sehingga menimbulkan akibat negative seperti : rasa malu, tersinggung, terhina, marah, kehilangan harga diri, kehilangan kesucian, dan sebagainya pada diri orang yang menjadi korban. Misalnya : pemerkosaan, anal seks, oral seks, menggunakan jari untuk melakukan aktivitas seksual, memegang payudara, voyeurism, exhibitionism, melibatkan anak dalam aktivitas pornografi. Baik anak perempuan dan anak laki laki dapat menjadi korban kekerasan seksual. Kekerasan seksual
  • 21. Beberapa contoh kekerasan seksual Dengan Sentuhan  Pelaku mencium, memeluk, atau menyentuh bagian tubuh anak  Penetrasi genital/ digital  Pelaku meminta anak menyentuh tubuhnya  Prostitusi anak  Menunjukkan foto, video, film, website porno  Meminta anak menonton langsung aktivitas seksual  Memperlihatkan bagian tubuh kepada anak  Meminta anak berpose tanpa pakaian  Mengatakan hal-hal yang membuat anak merasa tidak nyaman terhadap tubuh mereka Tanpa Sentuhan
  • 22. Yayasan PKPA Kekerasan Seksual Setiap perbuatan yang berupa pemaksaan hubungan seksual dengan cara wajar maupun tidak, pemaksaan hubungan seksual dengan orang lain untuk tujuan komersial dan/atau tujuan tertentu. Indikator Fisik: ➤ Kerusakan yang tidak dapat dijelaskan atau nyeri pada alat kelamin, anus atau mulut ➤ Infeksi saluran kemih ➤ Kehamilan yang tidak diinginkan ➤ Penyakit menular seksual ➤ Sakit perut Kekerasan seksual jarang diidentifikasi melalui indikator fisik, indikasi pertama biasanya saat anak menyampaikannya. sakit perut Indikator Prilaku: ➤Perubahan mendadak dalam berprilaku ➤ Disampaikan terluka saat beraktivitas lain ➤ Menarik diri dari lingkungan bermain ➤ Takut terhadap pertolongan medis ➤ Tidak ingin pulang ➤ Menyakiti diri sendiri
  • 23. Prostitusi Anak Eksploitasi Seksual Anak (ESA) Murni Kekerasan Seksual Tren Kejahatan Seksual
  • 24. Situasi Kejahatan Seksual Anak  Tahun 2013 saja tercatat 1,620 anak menjadi korban kejahatan seksual (KPAI-2014) di Indonesia.  PKPA tahun 2012 melakukan pendampingan 83 kasus kekerasan anak, 40% nya adalah kekerasan seksual.  PKPA tahun 2013 melakukan pendampingan 76 kasus kekerasan anak, 60% nya adalah kekerasan seksual.  PKPA tahun 2014 melakukan pendampingan 77 kasus kekerasan anak, 20 kasus (6 kasus sodomi usia 5 – 8 tahun) diantaranya adalah kekerasan seksual  PKPA tahun 2015 melakukan pendampingan 76 kasus kekerasan anak, 37 kasus (7 kasus incest) diantaranya adalah kekerasan seksual
  • 25.  Pemetaan situasi prostitusi anak di kota Medan oleh PKPA tahun 2014, dari 22 informan anak (terlibat prostitusi) menyebutkan ada sekitar 130 anak lainnya (teman mereka) yang juga masuk dunia prostitusi. Sebagain besar pelajar SLTP dan SMA, dan anak yang akhirnya drop out.  kekerasan lebih banyak dilakukan orang-orang terdekat anak seperti keluarga, tetangga, pacar, anggota keluarga, dan teman. Tahun 2014 Indonesia berada pada situasi Darurat Perlindungan Anak.
  • 26.
  • 27.
  • 28.
  • 29. Indikator Kekerasan Definisi: Indikator adalah perilaku dan tanda-tanda tertentu yang mungkin menjadi akibat dari tindak kekerasan yang dilakukan kepada anak.  Indikator tidak bisa dijadikan bukti kekerasan  Indikator biasanya bukan dampak langsung dari kekerasan, kita harus menggalinya lagi lebih dalam  Indikator-indikator ini disimpulkan berdasarkan penelitian dan pengalaman praktis  Indikator membantu para profesional untuk bertanya, “haruskah saya khawatir?”  Satu indikator saja TIDAK cukup untuk menunjukkan telah terjadinya kekerasan pada anak  Kita harus melihat situasi anak secara keseluruhan – untuk mencari petunjuk / apa yang berubah
  • 30. Lingkaran Interaksi ANAK bersama Pekerja PPA (1) Nama, (2) Jabatan
  • 31. Level Kontak orang/organisasi dengan anak 1. Jika mereka bekerja dengan anak-anak secara langsung 2. Jika mereka bekerja dengan sekelompok anak 3. Jika mereka bekerja secara langsung dengan masyarakat, dimana teradapat anak-anak 4. Jika mereka tidak bekerja full time dilapangan tetapi memiliki akses terhadap informasi pribadi anak-anak 5. Jika mereka membuat keputusan yang dapat mempengaruhi anak-anak, terkait dengan kebijakan, praktik dan pendanaan 6. Jika fungsi kerja mereka tidak mempengaruhi anak-anak secara langsung, tapi anak-anak sudah terbiasa dan mempercayai kehadiran mereka
  • 32. Peran dan Batasan Pekerja Sosial (PPA) dalam Perlindungan Anak  Pekerja sosial merupakan seseorang yang bekerja baik pada lembaga pemerintahan atau pun swasta yang memiliki kompetensi dalam profesi pekerjaan sosal, dan kepedulian dalam pekerjaan sosial yang diperoleh melalui pendidikan, pelatihan, serta pengalaman praktik pekerjaan sosial untuk melaksanakan tugas-tugas pelayanan dan penanganan masalah sosial. Pekerja sosial sebagai profesi yang mendorong perubahan sosial, memecahkan masalah dalam kaitannya dengan relasi kemanusiaan, memberdayakan, dan membebaskan masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraannya (Huda, 2009)  Peran pekerja sosial adalah berupaya untuk membuat individu, kelompok, dan masyarakat dapat berfungsi secara sosial disertai dengan penerapan kemampuan mendasar, yaitu pengetahuan, keahlian, dan nilai yang akan membentuk pribadi dari pekerja sosial dalam melaksanakan pendekatan terhadap kliennya.
  • 33. Beberapa Peran Pekerja PPA yang dapat Dilakukan:  Peran sebagai penghubung. Pekerja sosial menghubungkan klien dengan sistem sumber yang diperlukan  Peran sebagai pemungkin. Pekerja sosial berperan sebagai konselor dengan berupaya untuk memberikan peluang agar kepentingan dan kebutuhan klien tidak terhambat.  Peran sebagai mediator. Pekerja sosial sebagai penengah antara klien dengan pihak yang berkonflik  Peran sebagai advokat. Pekerja sosial berupaya untuk melindungi hak-hak dan kepentingan klien serta menyediakan pelayanan yang dibutuhkan, dan mengembangkan program.  Peran sebagai perunding. Peranan ini muncul ketika pekerja sosial dan klien mulai bekerja sama. Ini merupakan kolaborasi antara klien dan pekerja sosial yang menggunakan pendekatan pemecahan masalah.
  • 34.  Peran sebagai pelindung. Pekerja sosial berusaha melindungi klien dari orangorang yan berisiko terhadap kehidupan sosialnya  Peran sebagai fasilitator. Pekerja sosial membantu klien untuk dapat berpartisipasi, berkontribusi, mengikuti keterampilan baru, dan menyimpulkan apa yang telah dicapai klien.  Peran sebagai inistiator. Pekerja sosial memberikan perhatian pada masalah atau hal-hal yang berpotensi menjadi masalah.  Peran sebagai negosiator. Peran ini ditunjukkan pada klien yang mengalami konflik dan mencari penyelesaian dengan kompromi sehingga mencapai kesepakatan kedua belah pihak. Seorang negosiator berada pada salah satu yang sedang berkonflik.  Peran sebagai pendidik. Pekerja sosial berupaya untuk meingkatkan kekurangan pengetahuan dan keterampilan klien.
  • 35. Batasan Pekerja Sosial dalam Perlindungan Anak  Tidak membawa anak-anak sendiri ke sebuah tempat sunyi atau gelap  Tidak mengunjungi anak seorang anak di rumah ketika akan tersebut sendirian  Jangan terlibat dalam aktivitas mandi atau toilet kecuali dengan anak pra sekolah atau anak-anak dengan kebutuhan khusus  Tidak terlibat dalam kontak fisik yang tidak pantas  Tidak membawa anak-anak pulang atau ke tempat mana pun, tanpa setidaknya satu orang lain  Tidak pergunakan Bahasa kasar, mengancam, menghina atau bernuansa pornografi  Tidak menghabiskan waktu berlama-lama dengan anak tertentu (kecuali terdapat kebutuhan mendasar)
  • 36.  Jangan gunakan hukuman fisik untuk mendisiplinkan anak  Jangan libatkan anak-anak dalam pekerjaan rumah tangga pribadi untuk staf atau orang lain.  Jangan libatkan anak-anak pada kegiatan beresiko  Tidak menyebarkan foto – foto anak tanpa consent, foto yang merendahkan martabat anak  Tidak menyebarkan identitas anak yang berhadapan dengan hukum (ABH)
  • 37. Sekian dan Terima Kasih Keterampilan Fasilitator # Perlindungan Anak # Child Protection Policy (CPP) # Jurnalistik, # Digital Parenting # Cinematography # Kesehatan Reproduksi/HIV # Narkoba , #Pernikahan dini # Pendidik Sebaya # Psikososial # Pengurangan resiko bencana Ismail Almariza