Dokumen ini membahas tentang transfusi darah massif dan penggunaan Ca Gluconas untuk mencegah hipokalsemia. Transfusi darah massif didefinisikan sebagai pemberian lebih dari 10 unit darah dalam 24 jam atau lebih dari 4 unit dalam satu jam. Sitrat dalam darah tersitrasi dapat menyebabkan penurunan kalsium terionisasi dan hipokalsemia. Pemberian Ca Gluconas selama transfusi dapat mencegah hal tersebut dan menjaga
2. Transfusi massif merujuk pada transfuse sejumlah besar produk darah pada
waktu yang singkat untuk pasien yang mengalami perdarahan berat tidak
terkontrol
Massive Transfusion (MT) pada dewasa didefinisikan sebagai:
• Pemberian transfuse >10 unit RBC dalam 24 jam
• Pemberian transfuse >4 unit RBC dalam 1 jam dengan antisipasi kebutuhan darah
yang berkelanjutan yang membutuhkan transfusi
• Penggantian >50% TBV dengan produk darah dalam 3 jam
3. Pendahuluan
Hipokalsemia pasca trauma berat berkaitan dengan prognosis yang
buruk
Penelitian pada manusia menunjukkan pemberian produk darah
tersitrasi menurunkan konsentrasi kalsium terionisasi (ionized
calcium/ iCa) secara cepat
Pemberian WB pada kecepatan 100 mL/menit menghasilkan 2 mmol
citrate per menit, dan menurunkan iCa sebesar 31% dalam waktu 5
menit.
Setelah transfuse berhenti, iCa kembali normal dalam waktu < 2
menit
4. Pendahuluan
Transfusi dengan prosedur apheresis juga menghasilkan citrate yang
cukup banyak
Pemberian infus plasma sitrat berkepanjangan pada kecepatan 70
mL/menit seperti pada Plasma Exchange juga menghasilkan 2 mmol
citrate/menit, namun penurunan iCa dapat dihambat dengan infus
kontinu Ca Gluconat pada kecepatan 3,7 mmol/jam
Suplementasi kalsium mungkin diperlukan bila kecepatan transfusi
melebihi 100 ml/menit, hipotermi atau gangguan fungsi hati, atau
pasien neonatus
5. Sitrat merupakan pengikat kalsium, normalnya dimetabolisme di liver
Penurunan kalsium terionisasi terjadi jika kecepatan transfusi melebihi
1ml/kg/menit atau sekitar 1 unit darah tiap lima menit pada rata-rata dewasa
Penurunan kalsium di serum akan mendepresi status inotropik jantung,
menyebabkan perfusi jaringan menurun bahkan pada kondisi resusitasi volume
cairan adekuat
Tanda intoksikasi sitrat (hipokalsemia) berupa hipotensi, tekanan nadi memendek,
peningkatan tekanan intraventrikuler diastolik akhir dan tekanan vena sentral,
pemanjangan interval QT, pelebaran kompleks QRS, dan pendataran gelombang
T
6. Kalsium terionisasi perlu dipantau secara dini pada fase
resusitasi
Hipokalsemia yang terjadi perlu dikoreksi dengan
menggunakan jumlah kalsium minimum yang dibutuhkan
untuk mencapai kadar iCa normal dan mencegah
hiperkalsemia
Dosis kalsium yang dibutuhkan adalah 100 mg calcium chloride
tiap 100 ml darah tersitrasi
Jika kadar kalsium terkoreksi <2.1 mmol/L atau jika kadar
kalsium terionisassi <1.15 mmmol/L, dilakukan pemberian Ca
Chlorida 1 gr/Iv (terutama) melalui jalur sentral selama 5 menit,
atau Ca Gluconas 2 gr/IV melalui jalur perifer maupun sentral