h

1. PENGELOLAAN OBAT PADA ANAK DAN
LANSIA

2. • Terapi obat pd anak-anak berbeda dgn orang dewasa, yg paling
jelas berbeda karena biasanya didasarkan pd berat badan atau luas
permukaan tubuh.
• Berikut beberapa hal yg harus diperhatikan ketika memberikan
terapi obat terhadap anak. :
• Dosis
• Uji klinis
• Efek samping
• Toksisitas

3.  Dosis
 Dosis atau takaran dan interval dosis obat berbeda karena variasi
yg berkaitan dgn usia penyerapan obat (absorbsi), distribusi,
metabolisme, dan eliminasi.
 Seorang anak tdk dpt dgn aman menerima dosis obat orang dewasa,
 Tdk dpt menerima bahwa dosis anak sebanding dgn dosis orang
dewasa (yaitu, bahwa seorang anak 7 kg membutuhkan 1/10 dosis
dewasa 70-kg).

4.  kebanyakan obat tdk dilakukan uji klinis pd anak-anak
 Kebanyakan obat belum memuaskan pd anak-anak, meskipun di
Amerika telah terbit undang-undang federal (The Best
Pharmaceuticals for Children Act of 2001 dan Pediatric Research
Equity Act of 2003 [diperbaharui pada tahun 2012]) dimana
memberikan kewenangan hukum dan peraturan u/ mulai belajar di
anak-anak.

5. • Efek samping
• Obat-obatan u/ anak umumnya sama pd reaksi samping seperti orang
dewasa, tetapi pd anak diketahui telah meningkatkan risiko samping
pd obat-obat tertentu karena perbedaan profil farmakokinetik atau
karena efek obat pd masa pertumbuhan dan perkembangan anak.

6. Obat gejala klinis mekanisme Keterangan
Anastesi topikal
( benzokain ,
campuran lidokain dan
prilokain)
sianosis
Methemoglobin (besi
besi teroksidasi menjadi
besi besi)
Kejadiannya jarang
Seftriakson
Penyakit kuning
Kernikterus
Bilirubin dari albumin
Hanya mempengaruhi
neonatus
Kodein
Depresi pernafasan
Kematian
Metabolisme yang sangat
cepat dari
codeine ke morphine
Variasi genetik
Kematian terjadi setelah
operasi dan pada bayi
yang disusui ibunya yang
mengambil kodein
Difenoksilat
Depresi pernafasan
Kematian
Depresi SSP (pada SSP
imatur)
Sindrom overdosis,
biasanya pada anak < 2
tahun
Obat dengan risiko unik atau lebih tinggi dari efek samping pada anak-anak tercantum dalam daftar di bawah ini :

7. Fluorokuinolon Toksisitas tulang rawan Tidak dikenal
Diduga berdasarkan
penelitian hewan, tetapi
efek samping pada
manusia yang digunakan
jangka pendek tidak
terbukti, mungkin aman
Lindane (topikal)
Kejang
Toksisitas SSP
Penyerapan kemungkinan
meningkat pada anak
tidak digunakan untuk
anak dibawah 5 tahun < 50
kg
Proklorperazin
Fungsi SSP yang diubah
Efek ekstrapiramidal
Opistotonus
Fontanel menonjol
Aksi melalui resepter
sistem syaraf pusat
bayi demam dan dehidrasi
sangat berbahaya
SSRI Pemikiran bunuh diri tidak diketahui
Peningkatan kejadian
keinginan bunuh diri pada
anak-anak dan remaja
Tetrasiklin
Perubahan warna dan
pitting pada email gigi
Khlasi dengan Ca dalam
tumbuh gigi
Tidak diberikan untuk
anak < 8 tahun

8. • Toksisitas
• Anak-anak berada pd risiko tinggi terutama dari keracunan ketika
mereka menemukan dan mengkonsumsi vitamin atau obat orang
dewasa.
• Bayi berbahaya dari obat yg digunakan oleh orang dewasa; toksisitas
dpt terjadi sebelum lahir ketika mereka terkena melalui transfer
plasenta atau setelah melahirkan bila terkena melalui ASI atau
kontak kulit dgn pengasuh yg baru saja diterapkan obat topikal
tertentu (misalnya, skopolamin u/ mabuk, malathion u/ kutu,
diphenhydramine u/ alergi).

9. • Efek samping, termasuk kematian, telah terjadi pd anak-anak yg
menerima obat batuk dan demam kombinasi mengandung beberapa
kombinasi antihistamin, dekongestan simpatomimetik, dan
dekstrometorfan antitusif.
• Rekomendasi saat ini adalah bahwa produk tersebut tdk boleh
diberikan kepada anak-anak <4 tahun.

10. Kesimpulan
• Gunakanlah obat yg khusus diformulasikan u/ anak. Selain itu,
gunakan sesuai petunjuk penggunaan dan Arahan dari tenaga
profesional kesehatan.
• Tanyakan kepada Apoteker jika ragu dlm menggunakan obatnya.

11.  Pengelolaan obat pd lansia

12. KELOMPOK KHUSUS DALAM FARMAKOTERAPI
• Sering luput dari pertimbangan khusus karena dianggap sama
• Klasifikasi USILA DEPKES
• 1.Kelompok prasenilis 45- 59 tahun.
• 2.Kelompok usia lanjut tahun.
• 3.Kelompok usia lanjut resiko tinggi > 70 thn.Beberapa penelitian >
65 tahun
• Populasi usila rata- rata di Indonesia ± 15%

13.  MASALAH DALAM TERAPI
1. Usila mengkonsumsi 25- 30 % total obat pd pusat pelayanan
kesehatan.
2. Praktek polifarmasi sangat umum dijumpai krn umumnya usila
menderita > 1 penyakit.
3. Penelitian epidemiologis menunjukkan, kelompok usila sangat rentan
terhadap resiko efek samping obat.

14. FAKTOR PENYULIT PADA USILA
1.Penurunan fungsi organ
2.Derajat beratnya penyakit
3.Penurunan kemampuan mengurus diri
4.Menurunnya masukan cairan dan makanan

15. PERUBAHAN DALAM FARMAKOTERAPI
1.Perubahan farmakokinetika (A,D,M,E)
 Absorpsi :
-Perubahan kebiasaan makan
-Lambatnya pengosongan lambung

16. Distribusi:
-Persentase air total dan lemak tubuh menurun.
-Perubahan rasio albumin dan globulin.
Metabolisme :
-Penurunan massa dan aliran darah hepar
.-Penurunan kemampuan hepar dalam .penyembuhan penyakit

17. • Ekskresi :
• Penurunan kapasitas fungsi ginjalPenurunan klirens  perpanjangan
waktu paruh (T 1/2)
• 1PERUBAHAN DALAM FARMAKOTERAPI
2.Perubahan farmakodinamika
• Perubahan sensitifitas reseptor
• Gangguan mekanisme homeostatis

18. Perubahan sosial dan ekonomi.
 Inadequat nutrition
 Multiple drug therapy

19.  Efek samping obat pada usila
Jumlah obat yg diminum ~ Efek sampingResiko efek samping obat
2x dewasa Penambahan jenis obat meningkatkan kemungkinan
interaksi obat

20. Penyebab tingginya efek samping obat
a. Kesalahan peresepan
b. Kesalahan pasien
c. Ketidak jelasan informasi pengobatan

21. Beberapahal yang harus diperhatikan
1. Meskipun populasi usia lanjut < 15 %,tapi peresepan mencapai 25-
30%.
2. Pasien sering lupa instruksi pengobatan.
3. Pd penderita tremor/ gangguan visual hindari pemberian obat
bentuk cairan/takar dan etiket dibuat lebih besar.

22. OBAT-OBAT YANG SERING DIRESEPKAN PADA USILA
Obat- obat SSP :
• hipnotik sedative
• ataksia analgetik narkotika anti depresan
• ES >> Obat- obat Kardiovaskuler : anti hipertensi
• prioritaskan terapi non farmakologi untuk hipertensi ringan
• Anti aritmia Glikosida jantung Anti mikroba  perhatian khusus
pada golaminoglikosida dan beta laktamObat AINS  20 %
mengalami efek sampinglaksansia  habituasime motilitas usus

23. PRINSIP PENGOBATAN PADA LANSIA
 Mulai dari dosis terendah
 Evaluasi setiap pengobatan secara berkala
 Jika terdapat pengobatan baru, maka nakes wajib memberikan
informasi dengan jelas
 Melibatkan anggota keluarga/orang terdekat dalam setiap
pengobatan
 Mengoptimalkan terpi tanpa obat

24. Selamat belajar ………………..