SlideShare a Scribd company logo
1 of 54
Ferdinan Benito Siahaan 130100165
Kamilah Agita Sari 130100051
Muhammad Iqbal Nusa 130100319
Zulfadli nasution 130100050
Latar Belakang
Pasien yang masuk ke Instalasi Gawat Darurat (IGD)
rumah sakit tentunya butuh pertolongan yang cepat dan
tepat, untuk itu perlu adanya standar dalam memberikan
pelayanan gawat darurat sesuai dengan kompetensi dan
kemampuannya sehingga dapat menjamin suatu penanganan
gawat darurat dengan respons time yang cepat dan tepat.
Salah satu kasus kegawatdaruratan yang memerlukan
tindakan segera adalah syok. Syok merupakan gangguan
sirkulasi yang diartikan sebagai tidak adekuatnya transpor
oksigen ke jaringan yang disebabkan oleh gangguan
hemodinamik. Syok dapat dikelompokkan menjadi empat
macam yaitu syok hipovolemik, syok distributif, syok
obstruktif, dan syok kardiogenik.
Latar Belakang
Syok hipovolemik yang disebabkan oleh terjadinya
kehilangan darah secara akut yang disebut juga syok hemoragik
sampai saat ini merupakan salah satu penyebab kematian
tertinggi di negara-negara dengan mobilitas penduduk yang
tinggi. Salah satu penyebab terjadinya syok hemoragik tersebut
diantaranya adalah cedera akibat kecelakaan. Menurut World
Health Organization (WHO) cedera akibat kecelakaan setiap
tahunnya menyebabkan terjadinya 5 juta kematian diseluruh
dunia.
Pemberian cairan merupakan salah satu hal yang paling
umum yang dikelola setiap hari di unit perawatan rumah sakit
dan Intensive Care Unit (ICU), dan itu adalah prinsip inti
untuk mengelola pasien dengan syok hemoragik.
KOMPOSISI CAIRAN TUBUH
Cairan merupakan
komponen pembentuk
tubuh manusia kurang
lebih
 80 % - pada bayi
yang baru lahir
 50-60 % - pada
manusia dewasa
Distribusi cairan tubuh
Defenisi Shock
 Syok adalah suatu keadaan kegagalan
sirkulasi akut yang mengarah pada penurunan
perfusi organ dengan distribusi oksigen yang
tidak adekuat dan menyebabkan disfungsi
organ.
Jenis-Jenis Shock
 Shock Hipovolemik
Syok hipovolemik terjadi akibat volume
intravaskular yang rendah sehingga menyebabkan
penurunan preload, penurunan stroke volume, dan
penurunanc ardiac output.
 Shock Distributif
Syok ini ditandai dengan vasodilatasi sistemik dan
umumnya dikaitkan dengan penurunan volume
intravaskular relatif.
 Syok Kardiogenik
Terjadi akibat kegagalan ventrikel kiri untuk
menghasilkan aliran arterial yang cukup untuk
membawa oksigen ke jaringan perifer.
 Syok obstruktif
Terjadi baik akibat penurunan preload yang
drastis atau obstruksi outflow ventrikelkiri.
Kelas I Kelas II Kelas III Kelas IV
Kehilangan darah
( ml)
Sampai 750 750-1500 1500-2000 >2000
Kehilangan darah
( %EBV)
Sampai 15% 15-30% 30-40% >40%
Denyut nadi <100 >100 >120 >140
Tek. Darah
(mmHg)
Normal Normal Menurun Menurun
Tek. Nadi
(mmHg)
Normal atau
meningkat
Menurun Menurun Menurun
Frek. Napas 14-20 20-30 30-35 >35
Produksi urin
(ml/jam)
>30 20-30 5-15 Tidak ada
SSP / status
mental
Gelisah ringan Gelisah sedang Gelisah dan
bingung
Bingung dan
letargi
Cairan pengganti
(rumus 3 :1)
Kristaloid Kristaloid Kristaloid dan
darah
Kristaloid dan
Klasifikasi Syok Haemorrhagic dan Manifestasi Klinis
Diagnosis
 Pemeriksaan laboratorium
Meliputi pemeriksaan darah rutin, fungsi ginjal,
fungsi hati, elektrolit darah, analisa gas
darah(AGDA)
 Pencitraan(Imaging)
FAST (Focussed Assessment with Sonography
inTrauma), ultrasonography, dan CTscan
Tatalaksana
 Intervensi pra rumah sakit dapat berupa
 Identifikasi perdarahan dan kontrol
 Resusitasi terbatas
 Pencegahan hipotermia
 Transporpatasi pasien sesegera mungkin ke
fasilitas kesehatan
Penatalaksanaan di RS
Diawali dengan Primary survey
1. Airway/C-spine : amankan jalan nafas jika tidak stabil;
bantuan jalan nafas seperti pipa orofaringeal atau
nasofaringeal jika diperlukan; jika terjadi trauma pada
leher, lakukan imobilisasi leher.
2. Breathing : kontrol jalan nafas, oksigen, masker oksigen.
3. Circulation : pasang 2 jalur IV ukuran besar; lakukan
pemeriksaan hematologi (darah rutin, cross match, fungsi
ginjal, AGDA), kontrol perdarahan eksternal.
4. Disability : periksa status mental (AVPU)
5. Exposure / environment : lepaskan pakaian pasien;
pertahankan temperatur tubuh.
6. Adjuncts : pemeriksaan rontgen.
 Jika tidak ditemukan tanda-tanda syok, maka
lakukanlah Secondary survey.
 Secondary survey merupakan pemeriksaan dari
kepala hingga kaki yang cepat namun mendetail
(teliti) untuk mengidentifikasi potensial cedera.
Sebaiknya dilakukan setelah primary survey dan
stabilisasi awal telah selesai dilakukan.
 Tujuan secondary survey adalah untuk
mendapatkan data riwayat tentang pasien dan
cederanya, juga untuk mengevaluasi dan
memberi terapi cedera / luka yang tidak
ditemukan saat primary survey.
JENIS CAIRAN
 Cairan koloid disebut juga sebagai cairan pengganti plasma atau
biasa disebut “plasma expander”.
 Di dalam cairan koloid terdapat zat/bahan yang mempunyai berat
molekul tinggi dengan aktivitas osmotik yang menyebabkan cairan
ini cenderung bertahan agak lama dalam ruang intravaskuler.
 Koloid dapat mengembalikan volume plasma secara lebih efektif
dan efisien daripada kristaloid, karena larutan koloid
mengekspansikan volume vaskuler dengan lebih sedikit cairan dari
pada larutan kristaloid.
KOLOID
JENIS CAIRAN
 Cairan kristaloid berpindah dari intravaskuler  interstisial,
kemudian didistribusikan ke komparteman ekstravaskular
 Hanya 25 % cairan dari pemberian awal yang tetap berada di
intravaskuler, sehingga membutuhkan volume 3-4 x dari volume
plasma yang hilang.
 Lebih banyak menyebar ke ruang interstitial
KRISTALOID
Cairan Hipotonis : Infus dengan tekanan osmotik lebih rendah dari cairan
tubuh (osmolaritas dibawah 250 mOsm/L)
Contoh : Aquadest, larutan 2,5% dextrose in water.
Cairan Isotonik : Infus dengan tekanan yang sama seperti cairan tubuh.
Cairan ini menetap dalam Cairan ekstraselluler (osmolaritas 290-310
mOsm/L).
Contoh: Normal Saline (NaCL 0,9 %), Ringer Laktat (RL), Ringer Asetat,
Ringerfundin, Glucose 5%.
Cairan Hipertonik : Infus dengan tekanan osmotik lebih tinggi dari plasma
darah dimana air keluar dari intraselluler dan masuk ke dalam plasma
(osmolaritas diatas 375 mOsm/L).
Contoh : NaCl 3 %, Glucose 10%, Dextrose 50 %.
KLASIFIKASI CAIRAN KRISTALOID
Tonisitas
Nama
Cairan
Komposisi Osm Indikasi Keterangan
Isotonis
Normal Saline
(NaCl 0,9%)
Na+ : 154
Cl- : 154
308
Resusitasi cairan, diare, luka
bakar, gagal ginjal akut,
asidosis diabetikum
Risiko terjadinya
oedem paru
(dalam jumlah
besar)
Ringer Laktat
Na+ : 130-140
K+ : 4-5
Ca2+ : 2-3
Cl- : 109-110
BE : 28-30
Laktat : 28
273
Dehidrasi, syok hipovolemik,
syok perdarahan, asidosis
metabolik
Dapat
menyebabkan
hiperkloremia &
asidosis metabolik
akibat akumulasi
laktat
Glucose 5%
Glukosa :
50gr/L
278
Hidrasi selama dan sesudah
operasi, rumatan perioperatif,
restriksi natrium
Kontra- indikasi :
hiperglikemia
Ringer-fundin
Na+ : 145
K+ : 10
Ca2+ : 5
Cl- : 109
Acetat : 24
Maleat : 5
309
Dehidrasi isotonis, DHF,
kasus braintrauma, syok
hemoragik
-
Hipotonis Ringer Asetat
Na+ =130 , K+= 4,
Ca++=2,7-3,
Cl- =108,7-127,
Acetat = 28
273
Dehidrasi (syok
hipovolemik
dan asidosis) pada kondisi:
diare, DHF, luka bakar,
syok
hemoragik, trauma
NaCl 0,45% Na+ =77, Cl- =77
Pasien dengan restriksi
natrium
Hipertonis
Glukosa 10% Glukosa= 100 gr/l 556
Suplai air dan karbohidrat
secara parenteral pada
penderita diabetik, kanker,
sepsis dan defisiensi protein
NaCl 3%
Na+ = 513,
Cl- = 513
1026 Koreksi natrium
Mannitol 20% Glukosa= 200 gr/L 1228
Diuretik sistemik pd kasus
serebral edema
(menurunkan TIK), sindrom
TURP, menurunkan TIO pada
Glaukoma
KRISTALOID KOLOID
Keunggulan 1. Lebih mudah tersedia dan murah
2. Komposisi serupa dengan plasma
(Ringer asetat/ringer laktat)
3. Bisa disimpan di suhu kamar
4. Bebas dari reaksi anafilaktik
5. Komplikasi minimal
1. Ekspansi volume plasma tanpa
ekspansi interstitial
2. Ekspansi volume lebih besar
3. Durasi lebih lama
4. Oksigenasi jaringan lebih baik
5. Insiden edema paru dan/atau
edema sistemik lebih rendah
Kekurangan 1. Edema bisa mengurangi
ekspansibilitas dinding dada
2. Oksigenasi jaringan terganggu karena
bertambahnya jarak kapiler dan sel
3. Memerlukan volume 4 kali lebih
banyak
1. Anafilaksis
2. Koagulopati
3. Albumin bisa memperberat
depresi miokard pada pasien
syok
PRINSIP PEMILIHAN
CAIRAN
 Prinsip utama terapi cairan adalah menjaga
keseimbangan masukan dan keluaran cairan, serta
mengantisipasi kemungkinan kehilangan cairan yang
terus berlangsung.
 Menjaga agar hemodinamik agar tetap dalam keadaan
stabil
Indikasi Tranfusi Darah
 Perdarahan akut sampai Hb <8 gr/dL atau Ht
<30% pada orang tua,
kelainan paru, kelainan jantung, Hb <10 gr/dL.
 Bedah mayor kehilangan darah >11% volume
darah.
Evaluasi
 Umum
Tanda dan gejala perfusi yang tidak memadai, yang
digunakan untuk diagnosis syok, dapat juga digunakan
untuk menentukan respon penderita.
Pulihnya tekanan darah ke normal, tekanan nadi, dan
denyut nadi merupakan tanda Positif yang
menandakan perfusi sedang kembali ke normal.
 Khusus
- Capillary refill time <2 detik
- MAP 65-70 mmHg
- Saturasi O2 >95%
- Urine output ?0,5 ml/kg/jam (dewasa); >1 ml/kg/jam
(anak)
- Syok indeks = HR/SBP (normal 0,5-0,7)
Komplikasi
 Komplikasi terutama dari syok hemorrhagik adalah
kematian.
 Keseluruhan spektrum kegagalan organ mungkin
merupakan sekuele dari syok hemorrhagik yang
diresusitasi.
 Kaskade systemic inflamatory response syndrome (SIRS)
berprogresi menjadi sindrom kegagalan organ multipel
merupakan komplikasi Pada 30-70% pasien dengan syok
hemorrhagik dan selamat dengan resusitasi awal.
Prognosis
Prognosis berhubungan dengan kemampuan selamat
darinsyok dengannresusitasi, demikian juga dengan
penyakit penyerta atau luka, bukan darimanifestasi
syok hemorrhagik. Dengan penanganan pra rumah
sakit dan di rumah sakit yang baik, cepat, dan tanggap,
maka peluang pasien untuk selamat dari syok
hemorrhagik semakin meningkat.16
Identitas Pasien
 Nama : Lius
 Umur : 36 tahun
 Pekerjaan : Petani
 Alamat : Desa Besadi
 Tanggal Masuk : 03 September 2018
 Bb : 60 kg
 Tb : 165 cm
KU :Penurunan kesadaran
 Hal ini dialami os ±2 jam sebelum masuk rumah sakit
dengan riwayat kecelakaan lalu lintas. Os menabrak
sepeda motor lain dari arah depan dengan mekanisme
trauma tidak jelas. Os tidak memakai helm. Os langsung
dibawa ke IGD RSUP Haji Adam Malik. Riwayat Pingsan
dijumpai, Riwayat muntah tidak dijumpai. Riwayat
kejang tidak dijumpai.
Time Sequences
Tanggal03-09-2018
21.30 WIB.
PasienmasukIGD Adam
Malik.Pasiendibawadalam
keadaantidaksadar.
Tanggal03-09-2018
22.30WIB
Pasiendikonsulkedepar
temenanestesiuntukhea
d CT-Scan.
Tanggal04-09-2018
00.00WIB
Pasien tidak
transportable untuk
head ct scan
Tanggal04-09-2018
05.45WIB
Pasiendikonfirmasi
sudah transportable
untuk head CT scan
Tanggal04-09-2018
10.25
Pasien dikonsul ke anestesi
untuk tindakan anestesi
dengan rencana
Debridement dan ORIF di
KBE
Tanggal04-09-2018
17.00
Operasi di KBE
Tanggal04-09-2018
23.50
Pasien keluar dari
KBE dan menuju
HCU
Primary Survey (21.35)
A : Airway clear, G/S/C : -/-/-
B : RR: 30 x/i , SaO2: 99%, ketinggalan nafas tidak
dijumpai, gerakan dada simetris.
C : TD : 90/60, HR 124 x/i, akral dingin, pucat, basah,
CRT >2”, t/v: kurang.
D : sens: Apatis, GCS: 13 (E3M5V5), pupil isokor, RC +/+
E : fraktur ekstremitas bawah kanan, Luka robek (+)
Perdarahan (+) tampak tanda tanda syok
Secondary Survey
 B1 (Breath)
Airway clear, terintubasi, terpasang O2 5-6 L/i via face mask,
SP/ST: vesikuler/-, S/G/C : -/-/-, RR: 30 x/i, SpO2: 99%
 B2 (Blood)
TD : 90/60, HR 124 x/i reguler, akral dingin, pucat, basah, CRT >2”,
t/v: kurang, 36,0 ̊C
 B3 (Brain)
Sensorium: Apatis, GCS 13 (E3M5V5), pupil isokor , reflex cahaya
(+/+)
 B4 (Bladder)
UOP (+), kateter terpasang, volume: 100 cc, warna: kuning jernih
 B5 (Bowel)
Abdomen: soepel, Peristaltik (+) Normal
 B6 (Bone)
Fraktur (+); edema (-/-)
 Alergi : -
 Medikasi : -
 Penyakit terdahulu : -
 Makan terakhir : 17.00 WIB (03-09-2018)
 Event : Kecelakaan
Tatalaksana di IGD
 O2 6L/ mnt via face mask
 IVFD RL 3 fls Cor
 Inj. Ceftriaxone 1gr/12 jam
 Inj Ranitidine 50mg/ 8 jam
 Inj. Ketorolac 30mg/ 8 jam
 R/ Cek Lab , Foto Servikal, Foto Thorax, Foto
Articulatio Humerus, Foto Cruris , Head Ct scan
 Kebutuhan darah (22.55)
 (10-8,5) x 60 x 5 = 450 cc
 Transfusi 2 bag WB
Lab (3/9/2018 ) Hasil Rujukan
HEMATOLOGI
Hemoglobin (HGB)
Eritrosit
8,5 g/dL
2.94 jt/µL
13 – 18 g/dL
4,50-6,50 jt/ µL
Leukosit (WBC) 10290/µL 4,0 – 11,0 x 103/µL
Hematokrit 25% 36 – 47 %
Trombosit (PLT) 116 103/µL 150 – 450 x 103/µL
ELEKTROLIT
Natrium (Na) 136 mEq/L 135 – 155 mEq/L
Kalium (K) 3.2mEq/L 3,6 – 5,5 mEq/L
Klorida (Cl) 106 mEq/L 96 – 106 mEq/L
METABOLISME KARBOHIDRAT
Gula Darah(Sewaktu) 159 mg/dL <200mg/dl
GINJAL
BUN 11 mg/dL 7-19 mg/dL
Ureum 24 mg/dL 15-40 mg/dL
Kreatinin 1.29 mg/dL 0,6-1,1 mg/dL
Lab (3/9/2018 – 12.43) Hasil Rujukan
FAAL Haemostasis
PT
APTT
17,2
27,6
14
27-39
TT 12,5 21
INR 1,45
Analisa Gas Darah
PH 7,188 7.35-7.45
pCO2 40,9 38- 42
pO2 116,7 85-100
HCO3 15,2 22-26
Total CO2 16,2 19-25
BE -12,5 -2 - +2
Saturasi O2 99 95-100
 Foto Toraks - 03/09/2018
 Tidak ada kelainan pada cor
dan pulmo
 Foto Cruris kanan - 04/09/2018
 Fraktur kominutif pada 1/3 proksimal
os tibia kanan dengan displacement
fragment distal
 Fraktur komplit disertai ad
contarctionum di 1/3 proksimal os
fibula dengan displacement fragmen
distal ke postero medial
 Articulatio Humerus
4/9/2018
 Fraktur 1/3 medial os
clavicula kanan
 Foto Servikal Lateral
(4/9/2018)
 Tak tampak kelainan pada
vertebra servikal
 Head CT Scan (4/9/2018)
 Normal brain , fraktur maksila
kanan dan kiri + fraktur post
nasal + hematom sinus
maksilaris kanan dan kiri+
hematom sinus etmoidalis +
hematom regio facial kanan
 Diagnosis
Closed (R) Middle Third Clavicle Fracture Allman
Group 1 + Open (R) Tibia Plateau Fracture Scahtzher
VI type IIIB + Open (R) Metatarsal I Fracture +
Metatarsal III Fracture + Shock Hemoragic
Tindakan : Observasi keadaan umum pasien
PS ASA : II
Teknik Anastesi : -
Rencana
 Observasi keadaan umum pasien
 Debridement (R) Cruris dan Pedis
 Orif (R) Clavicula
 Primary suture
1. Teknik Anestesi : GA ETT
 Posisi pasien dalam posisi supine Pramedikasi dengan Fentanyl
dan Midazolam Induksi dengan Ketamin dan Rocuronium
 Dilakukan intubasi dengan ETT 7,5 cuff (+) setelah pasien
tertidur dan disambungkan ke ventilator
 Durante operasi pemberian obat-obatan: di awal midazolam
2mg, fentanyl 50mcg, Ketamin 80mg, rocuronium 50mg
 Durante Operasi
Hemodinamik :
 HR : 106 x/menit
 RR : 19 x/mnt
Sat O2 : 97%
TD : Sistol : 130 mmHg Diastol : 80 mmHg
 Lama operasi :
 5 jam 30 menit
 (17.00-19.00 ORIF)
 (19.00 – 20.30 Debridement )
 (21.00 – 22.30 Debridement + Primary Suture )
Post Operasi (4 September 2018 Pukul 23.00 )
 B1: Airway clear, RR:22 x/menit , SP: vesikular ST: -/-,
SpO2 : 98%
 B2: Akral : hangat, merah, kering, HR: 91 x/menit, reg,
t/v: kuat/cukup, TD:130/60 mmHg
 B3: Sensorium: Apatis (E3M5V5), pupil isokor
4mm/4mm
 B4: BAK (+) terpasang catheter
 B5 : Abdomen soepel, peristaltik (+)
 B6 : Oedema (-), Fraktur (-)
Terapi Post Operasi
 Infus RL 20 gtt/ menit
 Inj. Ceftriaxone 1gr/ 12 jam
 Inj Gentamycin 80mg/ 8 jam
 Inj Ketorolac 30mg / 8 jam
 Inj Ranitidine 50 mg / 12 jam
 X-Ray Shoulder Right AP/ Lateral
 Cek Lab ( DL )
Lab post op (5/9/2018) Hasil Rujukan
HEMATOLOGI
Hemoglobin 7.4 g/dL 13 – 18 g/dL
Eritrosit 2.68 jt/ µL 4,50-6,50 jt/ µL
Leukosit 13.570/ µL 4,0 – 11,0 x 103/µL
Hematokrit 23% 36 – 47 %
Trombosit 109.000/ µL 150 – 450 x 103/µL
ELEKTROLIT
Natrium (Na) 141 mEq/L 135 – 155 mEq/L
Kalium (K) 4.2 mEq/L 3,6 – 5,5 mEq/L
Klorida (Cl) 106 mEq/L 96 – 106 mEq/L
GINJAL
Blood Urea Nitrogen (BUN)
19 mg/dL 7– 19 mg/dL
Ureum 41 mg/dL 15 – 40 mg/dL
Kreatinin 0.83 mg/dL 0,6 – 1,1 mg/dL
Analisa Gas Darah 5/9/2018
PH 7,09 7.35-7.45
pCO2 22 38- 42
pO2 172 85-100
HCO3 15,2 22-26
Total CO2 6.7 19-25
BE -21,5 -2 - +2
Saturasi O2 99 95-100
FOLLOW UP
(5 September 2018)
S -
O  Airway clear , S/G/C: -/-/-, RR: 20x/i, SP/ST:
vesikuler/ronki(-/-), wheezing(-/-), SpO2:99%
 TD: 120/70 mmHg, HR: 98x/i reguler t/v: kuat/cukup,
akral H/M/K, CRT < 2”
 Sens: apatis (GCS 13) E3M5V5
 Kateter terpasang ,UOP (+) warna kuning keruh
 Abdomen soepel, peristaltik (+)N
 Ekstremitas : oedem +/+, fraktur (+) pada kaki kanan
A Skin traction o/t ® Cruris
Closed (R) Clavicle Middle Fracture Allman Group I Post Orif (H1)+
Open (R) Tibia Fracture Schatzher tipe VI Post Debridement (H1) +
Open (R) Metatarsal I , III Fracture Post Debridement
P  Bed rest
 Diet SV 1500Kkal via NGT
 IVFD RL 20 gtt/i
 Inj. Ceftriaxone 1 gr/12jam
 Inj.Gentamicin 80 mg/8jam
 Inj.Ketorolac 3gr/8jam
 Inj. Ranitidine 50 mg/12 jam
Hasil
Lab
Tanggal 5/9/2018
Darah Lengkap:
Hb/Eri/Leu/Ht/PLT: 7.4/2,68/13.670/23/109.000
Diskusi Kasus
Teori Kasus
Syok adalah suatu sindrom klinis yang
terjadi akibat gangguan hemodinamik dan
metabolik ditandai dengan kegagalan
sistem sirkulasi untuk mempertahankan
perfusi yang adekuat ke organ-organ vital
tubuh.
Pada pasien ini terjadi gangguan
hemodinamik dan metabolik ditandai
dengan kegagalan sistem sirkulasi untuk
mempertahankan perfusi yang adekuat ke
organ-organ vital tubuh seperti penurunan
kesadaran (Sens: Apatis GCS E3M5V5),
Hipotensi : 90/60 mmHg, Takikardi :
124x/i , RR 30x/i, Akral : Pucat, dingin
dan basah.
Syok hipovolemik merupakan keadaan
terganggunya sistem sirkulasi akibat
volume darah dalam pembuluh darah yang
berkurang. Hal ini bisa terjadi akibat
perdarahan yang masif atau kehilangan
plasma darah
Pasien ini mengalami syok hipovolemik
yang disebabkan oleh perdarahan
dikarenakan trauma kecelakaan lalu lintas
Diskusi Kasus
Teori Kasus
Berdasarkan klasifikasi
Hemorrhage, pasien ini dapat
diklasifikasikan menjadi
hemorrhage kelas III yang
dibuktikan dengan TD
menurun (90/60 mmHg), HR
124x/i , RR 30x/i dan
Kesadaran Apatis .
Diskusi Kasus
Teori Kasus
Ketika syok hipovolemik diketahui maka
tindakan yang harus dilakukan adalah
menempatkan pasien dalam posisi kaki
lebih tinggi, menjaga jalur pernafasan dan
diberikan resusitasi cairan dengan cepat
lewat akses intravena atau cara lain yang
memungkinkan seperti pemasangan kateter
CVP (central venous pressure) atau jalur
intraarterial. Cairan yang diberikan adalah
gram seimbang seperti Ringer Laktat (RL)
dengan jarum infus yang terbesar.
Bila hemodinamik tetap tak stabil,
berarti perdarahan atau kehilangan cairan
belum teratasi. Kehilangan darah yang
berlanjut dengan kadar hemoglobin ≤10
g/dl perlu penggantian darah dengan
transfusi. Jenis darah transfusi tergantung
kebutuhan.
Berdasarkan manifestasi klinisnya, pasien
ini dapat dikategorikan sebagai syok
dengan stadium terkompensasi dengan
tatalaksana berupa :
 O2 Sungkup 6L/ mnt
 IVFD RL 3 fls Cor
 Inj. Ceftriaxone 1gr/12 jam
 Inj Ranitidine 50mg/ 8 jam
 Inj. Ketorolac 30mg/ 8 jam
 R/ Cek Lab, Foto Thorax, Foto
Servical, Foto cruris, Head Ct scan
• Kebutuhan darah
• (10-8,5) x 60 x 5 = 450 cc
• Transfusi 2 bag WB
Kesimpulan
 LS, laki-laki, 36 tahun, mengalami penurunan kesadaran. Hal ini dialami
os ±2 jam sebelum masuk rumah sakit dengan riwayat kecelakaan lalu
lintas. Os menabrak sepeda motor lain dari arah depan dengan
mekanisme trauma tidak jelas. Os tidak memakai helm. Os langsung
dibawa ke IGD RSUP Haji Adam Malik. Riwayat Pingsan dijumpai,
Riwayat muntah tidak dijumpai. Riwayat kejang tidak dijumpai.
 Didiagnosis dengan Closed (R) Middle Third Clavicle Fracture Allman
Group 1 + Open (R) Tibia Plateau Fracture Scahtzher VI type IIIB + Open
(R) Metatarsal I Fracture + Metatarsal III Fracture + syok hemoragik, dan
diberikan tatalaksana awal dengan :
 O2 Sungkup 6L/ mnt via face mask
 IVFD RL 3 fls cor
 Inj. Ceftriaxone 1gr/12 jam
 Inj Ranitidine 50mg/ 8 jam
 Inj. Ketorolac 30mg/ 8 jam
 R/ Cek Lab , Foto Servikal, Foto Thorax, Foto Articulatio Humerus,
Foto Cruris , Head Ct scan
 Kebutuhan darah
 (10-8,5) x 60 x 5 = 450 cc
 Transfusi 2 bag WB
TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to Syok Hemoragik.pptx

Modul 9 kgd gangguan keseimbangan cairan sinkronisasi
Modul 9 kgd gangguan keseimbangan cairan sinkronisasiModul 9 kgd gangguan keseimbangan cairan sinkronisasi
Modul 9 kgd gangguan keseimbangan cairan sinkronisasiADRYAN LANGIT
 
Referat_Terapi Cairan_ Sarah Talitha_edit.pptx
Referat_Terapi Cairan_ Sarah Talitha_edit.pptxReferat_Terapi Cairan_ Sarah Talitha_edit.pptx
Referat_Terapi Cairan_ Sarah Talitha_edit.pptxssuserdc4acc
 
Kdpk cairan n elektrolit AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Kdpk cairan n elektrolit AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Kdpk cairan n elektrolit AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Kdpk cairan n elektrolit AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Syok Hemoragic 2021.pptx
Syok Hemoragic 2021.pptxSyok Hemoragic 2021.pptx
Syok Hemoragic 2021.pptxssuser4ac9c21
 
CAIRAN_TUBUH (download from internet)
CAIRAN_TUBUH (download from internet)CAIRAN_TUBUH (download from internet)
CAIRAN_TUBUH (download from internet)CYNTHIA487534
 
Rawatan perdarahan
Rawatan perdarahanRawatan perdarahan
Rawatan perdarahanLee Oi Wah
 
SYOK HIPOVOLEMIK DAN SYOK SEPSIS.pptx
SYOK HIPOVOLEMIK DAN SYOK SEPSIS.pptxSYOK HIPOVOLEMIK DAN SYOK SEPSIS.pptx
SYOK HIPOVOLEMIK DAN SYOK SEPSIS.pptxFITRIANOVIANTI4
 
SYOK_OBSTETRIK.docx
SYOK_OBSTETRIK.docxSYOK_OBSTETRIK.docx
SYOK_OBSTETRIK.docxipih1
 
PPT LAPORAN KASUS TERAPI INTENSIF PADA STROKE.pptx
PPT LAPORAN KASUS TERAPI INTENSIF PADA STROKE.pptxPPT LAPORAN KASUS TERAPI INTENSIF PADA STROKE.pptx
PPT LAPORAN KASUS TERAPI INTENSIF PADA STROKE.pptxWildaKurniawati2
 
202948858 makalah-syok-hipovolemik-docx
202948858 makalah-syok-hipovolemik-docx202948858 makalah-syok-hipovolemik-docx
202948858 makalah-syok-hipovolemik-docxSeptian Muna Barakati
 
202948858 makalah-syok-hipovolemik-docx
202948858 makalah-syok-hipovolemik-docx202948858 makalah-syok-hipovolemik-docx
202948858 makalah-syok-hipovolemik-docxWarnet Raha
 
202948858 makalah-syok-hipovolemik-docx
202948858 makalah-syok-hipovolemik-docx202948858 makalah-syok-hipovolemik-docx
202948858 makalah-syok-hipovolemik-docxSeptian Muna Barakati
 
Translatean raiza (1)
Translatean raiza (1)Translatean raiza (1)
Translatean raiza (1)indriinsan
 
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)Adam Muhammad
 
Ringkasan skenario 1
Ringkasan skenario 1Ringkasan skenario 1
Ringkasan skenario 1FadhilAulia7
 

Similar to Syok Hemoragik.pptx (20)

Modul 9 kgd gangguan keseimbangan cairan sinkronisasi
Modul 9 kgd gangguan keseimbangan cairan sinkronisasiModul 9 kgd gangguan keseimbangan cairan sinkronisasi
Modul 9 kgd gangguan keseimbangan cairan sinkronisasi
 
Referat_Terapi Cairan_ Sarah Talitha_edit.pptx
Referat_Terapi Cairan_ Sarah Talitha_edit.pptxReferat_Terapi Cairan_ Sarah Talitha_edit.pptx
Referat_Terapi Cairan_ Sarah Talitha_edit.pptx
 
Kdpk cairan n elektrolit AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Kdpk cairan n elektrolit AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Kdpk cairan n elektrolit AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Kdpk cairan n elektrolit AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
 
Kdpk cairan n elektrolit
Kdpk cairan n elektrolitKdpk cairan n elektrolit
Kdpk cairan n elektrolit
 
Syok Hemoragic 2021.pptx
Syok Hemoragic 2021.pptxSyok Hemoragic 2021.pptx
Syok Hemoragic 2021.pptx
 
CAIRAN_TUBUH (download from internet)
CAIRAN_TUBUH (download from internet)CAIRAN_TUBUH (download from internet)
CAIRAN_TUBUH (download from internet)
 
Rawatan perdarahan
Rawatan perdarahanRawatan perdarahan
Rawatan perdarahan
 
SYOK HIPOVOLEMIK DAN SYOK SEPSIS.pptx
SYOK HIPOVOLEMIK DAN SYOK SEPSIS.pptxSYOK HIPOVOLEMIK DAN SYOK SEPSIS.pptx
SYOK HIPOVOLEMIK DAN SYOK SEPSIS.pptx
 
SYOK_OBSTETRIK.docx
SYOK_OBSTETRIK.docxSYOK_OBSTETRIK.docx
SYOK_OBSTETRIK.docx
 
PPT LAPORAN KASUS TERAPI INTENSIF PADA STROKE.pptx
PPT LAPORAN KASUS TERAPI INTENSIF PADA STROKE.pptxPPT LAPORAN KASUS TERAPI INTENSIF PADA STROKE.pptx
PPT LAPORAN KASUS TERAPI INTENSIF PADA STROKE.pptx
 
202948858 makalah-syok-hipovolemik-docx
202948858 makalah-syok-hipovolemik-docx202948858 makalah-syok-hipovolemik-docx
202948858 makalah-syok-hipovolemik-docx
 
202948858 makalah-syok-hipovolemik-docx
202948858 makalah-syok-hipovolemik-docx202948858 makalah-syok-hipovolemik-docx
202948858 makalah-syok-hipovolemik-docx
 
202948858 makalah-syok-hipovolemik-docx
202948858 makalah-syok-hipovolemik-docx202948858 makalah-syok-hipovolemik-docx
202948858 makalah-syok-hipovolemik-docx
 
Translatean raiza (1)
Translatean raiza (1)Translatean raiza (1)
Translatean raiza (1)
 
SYOK.pptx
SYOK.pptxSYOK.pptx
SYOK.pptx
 
Shock dan Resusitasi Cairan
Shock dan Resusitasi CairanShock dan Resusitasi Cairan
Shock dan Resusitasi Cairan
 
8 Shock Manajemen
8 Shock Manajemen8 Shock Manajemen
8 Shock Manajemen
 
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
 
Ringkasan skenario 1
Ringkasan skenario 1Ringkasan skenario 1
Ringkasan skenario 1
 
Referat syok interne
Referat syok interneReferat syok interne
Referat syok interne
 

Recently uploaded

PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 

Recently uploaded (18)

PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 

Syok Hemoragik.pptx

  • 1. Ferdinan Benito Siahaan 130100165 Kamilah Agita Sari 130100051 Muhammad Iqbal Nusa 130100319 Zulfadli nasution 130100050
  • 2. Latar Belakang Pasien yang masuk ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit tentunya butuh pertolongan yang cepat dan tepat, untuk itu perlu adanya standar dalam memberikan pelayanan gawat darurat sesuai dengan kompetensi dan kemampuannya sehingga dapat menjamin suatu penanganan gawat darurat dengan respons time yang cepat dan tepat. Salah satu kasus kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan segera adalah syok. Syok merupakan gangguan sirkulasi yang diartikan sebagai tidak adekuatnya transpor oksigen ke jaringan yang disebabkan oleh gangguan hemodinamik. Syok dapat dikelompokkan menjadi empat macam yaitu syok hipovolemik, syok distributif, syok obstruktif, dan syok kardiogenik.
  • 3. Latar Belakang Syok hipovolemik yang disebabkan oleh terjadinya kehilangan darah secara akut yang disebut juga syok hemoragik sampai saat ini merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di negara-negara dengan mobilitas penduduk yang tinggi. Salah satu penyebab terjadinya syok hemoragik tersebut diantaranya adalah cedera akibat kecelakaan. Menurut World Health Organization (WHO) cedera akibat kecelakaan setiap tahunnya menyebabkan terjadinya 5 juta kematian diseluruh dunia. Pemberian cairan merupakan salah satu hal yang paling umum yang dikelola setiap hari di unit perawatan rumah sakit dan Intensive Care Unit (ICU), dan itu adalah prinsip inti untuk mengelola pasien dengan syok hemoragik.
  • 4. KOMPOSISI CAIRAN TUBUH Cairan merupakan komponen pembentuk tubuh manusia kurang lebih  80 % - pada bayi yang baru lahir  50-60 % - pada manusia dewasa
  • 6. Defenisi Shock  Syok adalah suatu keadaan kegagalan sirkulasi akut yang mengarah pada penurunan perfusi organ dengan distribusi oksigen yang tidak adekuat dan menyebabkan disfungsi organ.
  • 7. Jenis-Jenis Shock  Shock Hipovolemik Syok hipovolemik terjadi akibat volume intravaskular yang rendah sehingga menyebabkan penurunan preload, penurunan stroke volume, dan penurunanc ardiac output.  Shock Distributif Syok ini ditandai dengan vasodilatasi sistemik dan umumnya dikaitkan dengan penurunan volume intravaskular relatif.
  • 8.  Syok Kardiogenik Terjadi akibat kegagalan ventrikel kiri untuk menghasilkan aliran arterial yang cukup untuk membawa oksigen ke jaringan perifer.  Syok obstruktif Terjadi baik akibat penurunan preload yang drastis atau obstruksi outflow ventrikelkiri.
  • 9. Kelas I Kelas II Kelas III Kelas IV Kehilangan darah ( ml) Sampai 750 750-1500 1500-2000 >2000 Kehilangan darah ( %EBV) Sampai 15% 15-30% 30-40% >40% Denyut nadi <100 >100 >120 >140 Tek. Darah (mmHg) Normal Normal Menurun Menurun Tek. Nadi (mmHg) Normal atau meningkat Menurun Menurun Menurun Frek. Napas 14-20 20-30 30-35 >35 Produksi urin (ml/jam) >30 20-30 5-15 Tidak ada SSP / status mental Gelisah ringan Gelisah sedang Gelisah dan bingung Bingung dan letargi Cairan pengganti (rumus 3 :1) Kristaloid Kristaloid Kristaloid dan darah Kristaloid dan Klasifikasi Syok Haemorrhagic dan Manifestasi Klinis
  • 10. Diagnosis  Pemeriksaan laboratorium Meliputi pemeriksaan darah rutin, fungsi ginjal, fungsi hati, elektrolit darah, analisa gas darah(AGDA)  Pencitraan(Imaging) FAST (Focussed Assessment with Sonography inTrauma), ultrasonography, dan CTscan
  • 11. Tatalaksana  Intervensi pra rumah sakit dapat berupa  Identifikasi perdarahan dan kontrol  Resusitasi terbatas  Pencegahan hipotermia  Transporpatasi pasien sesegera mungkin ke fasilitas kesehatan
  • 12. Penatalaksanaan di RS Diawali dengan Primary survey 1. Airway/C-spine : amankan jalan nafas jika tidak stabil; bantuan jalan nafas seperti pipa orofaringeal atau nasofaringeal jika diperlukan; jika terjadi trauma pada leher, lakukan imobilisasi leher. 2. Breathing : kontrol jalan nafas, oksigen, masker oksigen. 3. Circulation : pasang 2 jalur IV ukuran besar; lakukan pemeriksaan hematologi (darah rutin, cross match, fungsi ginjal, AGDA), kontrol perdarahan eksternal. 4. Disability : periksa status mental (AVPU) 5. Exposure / environment : lepaskan pakaian pasien; pertahankan temperatur tubuh. 6. Adjuncts : pemeriksaan rontgen.
  • 13.  Jika tidak ditemukan tanda-tanda syok, maka lakukanlah Secondary survey.  Secondary survey merupakan pemeriksaan dari kepala hingga kaki yang cepat namun mendetail (teliti) untuk mengidentifikasi potensial cedera. Sebaiknya dilakukan setelah primary survey dan stabilisasi awal telah selesai dilakukan.  Tujuan secondary survey adalah untuk mendapatkan data riwayat tentang pasien dan cederanya, juga untuk mengevaluasi dan memberi terapi cedera / luka yang tidak ditemukan saat primary survey.
  • 14. JENIS CAIRAN  Cairan koloid disebut juga sebagai cairan pengganti plasma atau biasa disebut “plasma expander”.  Di dalam cairan koloid terdapat zat/bahan yang mempunyai berat molekul tinggi dengan aktivitas osmotik yang menyebabkan cairan ini cenderung bertahan agak lama dalam ruang intravaskuler.  Koloid dapat mengembalikan volume plasma secara lebih efektif dan efisien daripada kristaloid, karena larutan koloid mengekspansikan volume vaskuler dengan lebih sedikit cairan dari pada larutan kristaloid. KOLOID
  • 15. JENIS CAIRAN  Cairan kristaloid berpindah dari intravaskuler  interstisial, kemudian didistribusikan ke komparteman ekstravaskular  Hanya 25 % cairan dari pemberian awal yang tetap berada di intravaskuler, sehingga membutuhkan volume 3-4 x dari volume plasma yang hilang.  Lebih banyak menyebar ke ruang interstitial KRISTALOID
  • 16. Cairan Hipotonis : Infus dengan tekanan osmotik lebih rendah dari cairan tubuh (osmolaritas dibawah 250 mOsm/L) Contoh : Aquadest, larutan 2,5% dextrose in water. Cairan Isotonik : Infus dengan tekanan yang sama seperti cairan tubuh. Cairan ini menetap dalam Cairan ekstraselluler (osmolaritas 290-310 mOsm/L). Contoh: Normal Saline (NaCL 0,9 %), Ringer Laktat (RL), Ringer Asetat, Ringerfundin, Glucose 5%. Cairan Hipertonik : Infus dengan tekanan osmotik lebih tinggi dari plasma darah dimana air keluar dari intraselluler dan masuk ke dalam plasma (osmolaritas diatas 375 mOsm/L). Contoh : NaCl 3 %, Glucose 10%, Dextrose 50 %. KLASIFIKASI CAIRAN KRISTALOID
  • 17. Tonisitas Nama Cairan Komposisi Osm Indikasi Keterangan Isotonis Normal Saline (NaCl 0,9%) Na+ : 154 Cl- : 154 308 Resusitasi cairan, diare, luka bakar, gagal ginjal akut, asidosis diabetikum Risiko terjadinya oedem paru (dalam jumlah besar) Ringer Laktat Na+ : 130-140 K+ : 4-5 Ca2+ : 2-3 Cl- : 109-110 BE : 28-30 Laktat : 28 273 Dehidrasi, syok hipovolemik, syok perdarahan, asidosis metabolik Dapat menyebabkan hiperkloremia & asidosis metabolik akibat akumulasi laktat Glucose 5% Glukosa : 50gr/L 278 Hidrasi selama dan sesudah operasi, rumatan perioperatif, restriksi natrium Kontra- indikasi : hiperglikemia Ringer-fundin Na+ : 145 K+ : 10 Ca2+ : 5 Cl- : 109 Acetat : 24 Maleat : 5 309 Dehidrasi isotonis, DHF, kasus braintrauma, syok hemoragik -
  • 18. Hipotonis Ringer Asetat Na+ =130 , K+= 4, Ca++=2,7-3, Cl- =108,7-127, Acetat = 28 273 Dehidrasi (syok hipovolemik dan asidosis) pada kondisi: diare, DHF, luka bakar, syok hemoragik, trauma NaCl 0,45% Na+ =77, Cl- =77 Pasien dengan restriksi natrium Hipertonis Glukosa 10% Glukosa= 100 gr/l 556 Suplai air dan karbohidrat secara parenteral pada penderita diabetik, kanker, sepsis dan defisiensi protein NaCl 3% Na+ = 513, Cl- = 513 1026 Koreksi natrium Mannitol 20% Glukosa= 200 gr/L 1228 Diuretik sistemik pd kasus serebral edema (menurunkan TIK), sindrom TURP, menurunkan TIO pada Glaukoma
  • 19. KRISTALOID KOLOID Keunggulan 1. Lebih mudah tersedia dan murah 2. Komposisi serupa dengan plasma (Ringer asetat/ringer laktat) 3. Bisa disimpan di suhu kamar 4. Bebas dari reaksi anafilaktik 5. Komplikasi minimal 1. Ekspansi volume plasma tanpa ekspansi interstitial 2. Ekspansi volume lebih besar 3. Durasi lebih lama 4. Oksigenasi jaringan lebih baik 5. Insiden edema paru dan/atau edema sistemik lebih rendah Kekurangan 1. Edema bisa mengurangi ekspansibilitas dinding dada 2. Oksigenasi jaringan terganggu karena bertambahnya jarak kapiler dan sel 3. Memerlukan volume 4 kali lebih banyak 1. Anafilaksis 2. Koagulopati 3. Albumin bisa memperberat depresi miokard pada pasien syok
  • 20. PRINSIP PEMILIHAN CAIRAN  Prinsip utama terapi cairan adalah menjaga keseimbangan masukan dan keluaran cairan, serta mengantisipasi kemungkinan kehilangan cairan yang terus berlangsung.  Menjaga agar hemodinamik agar tetap dalam keadaan stabil
  • 21. Indikasi Tranfusi Darah  Perdarahan akut sampai Hb <8 gr/dL atau Ht <30% pada orang tua, kelainan paru, kelainan jantung, Hb <10 gr/dL.  Bedah mayor kehilangan darah >11% volume darah.
  • 22. Evaluasi  Umum Tanda dan gejala perfusi yang tidak memadai, yang digunakan untuk diagnosis syok, dapat juga digunakan untuk menentukan respon penderita. Pulihnya tekanan darah ke normal, tekanan nadi, dan denyut nadi merupakan tanda Positif yang menandakan perfusi sedang kembali ke normal.  Khusus - Capillary refill time <2 detik - MAP 65-70 mmHg - Saturasi O2 >95% - Urine output ?0,5 ml/kg/jam (dewasa); >1 ml/kg/jam (anak) - Syok indeks = HR/SBP (normal 0,5-0,7)
  • 23. Komplikasi  Komplikasi terutama dari syok hemorrhagik adalah kematian.  Keseluruhan spektrum kegagalan organ mungkin merupakan sekuele dari syok hemorrhagik yang diresusitasi.  Kaskade systemic inflamatory response syndrome (SIRS) berprogresi menjadi sindrom kegagalan organ multipel merupakan komplikasi Pada 30-70% pasien dengan syok hemorrhagik dan selamat dengan resusitasi awal.
  • 24. Prognosis Prognosis berhubungan dengan kemampuan selamat darinsyok dengannresusitasi, demikian juga dengan penyakit penyerta atau luka, bukan darimanifestasi syok hemorrhagik. Dengan penanganan pra rumah sakit dan di rumah sakit yang baik, cepat, dan tanggap, maka peluang pasien untuk selamat dari syok hemorrhagik semakin meningkat.16
  • 25. Identitas Pasien  Nama : Lius  Umur : 36 tahun  Pekerjaan : Petani  Alamat : Desa Besadi  Tanggal Masuk : 03 September 2018  Bb : 60 kg  Tb : 165 cm
  • 26. KU :Penurunan kesadaran  Hal ini dialami os ±2 jam sebelum masuk rumah sakit dengan riwayat kecelakaan lalu lintas. Os menabrak sepeda motor lain dari arah depan dengan mekanisme trauma tidak jelas. Os tidak memakai helm. Os langsung dibawa ke IGD RSUP Haji Adam Malik. Riwayat Pingsan dijumpai, Riwayat muntah tidak dijumpai. Riwayat kejang tidak dijumpai.
  • 27. Time Sequences Tanggal03-09-2018 21.30 WIB. PasienmasukIGD Adam Malik.Pasiendibawadalam keadaantidaksadar. Tanggal03-09-2018 22.30WIB Pasiendikonsulkedepar temenanestesiuntukhea d CT-Scan. Tanggal04-09-2018 00.00WIB Pasien tidak transportable untuk head ct scan Tanggal04-09-2018 05.45WIB Pasiendikonfirmasi sudah transportable untuk head CT scan Tanggal04-09-2018 10.25 Pasien dikonsul ke anestesi untuk tindakan anestesi dengan rencana Debridement dan ORIF di KBE Tanggal04-09-2018 17.00 Operasi di KBE Tanggal04-09-2018 23.50 Pasien keluar dari KBE dan menuju HCU
  • 28. Primary Survey (21.35) A : Airway clear, G/S/C : -/-/- B : RR: 30 x/i , SaO2: 99%, ketinggalan nafas tidak dijumpai, gerakan dada simetris. C : TD : 90/60, HR 124 x/i, akral dingin, pucat, basah, CRT >2”, t/v: kurang. D : sens: Apatis, GCS: 13 (E3M5V5), pupil isokor, RC +/+ E : fraktur ekstremitas bawah kanan, Luka robek (+) Perdarahan (+) tampak tanda tanda syok
  • 29. Secondary Survey  B1 (Breath) Airway clear, terintubasi, terpasang O2 5-6 L/i via face mask, SP/ST: vesikuler/-, S/G/C : -/-/-, RR: 30 x/i, SpO2: 99%  B2 (Blood) TD : 90/60, HR 124 x/i reguler, akral dingin, pucat, basah, CRT >2”, t/v: kurang, 36,0 ̊C  B3 (Brain) Sensorium: Apatis, GCS 13 (E3M5V5), pupil isokor , reflex cahaya (+/+)  B4 (Bladder) UOP (+), kateter terpasang, volume: 100 cc, warna: kuning jernih  B5 (Bowel) Abdomen: soepel, Peristaltik (+) Normal  B6 (Bone) Fraktur (+); edema (-/-)
  • 30.  Alergi : -  Medikasi : -  Penyakit terdahulu : -  Makan terakhir : 17.00 WIB (03-09-2018)  Event : Kecelakaan
  • 31. Tatalaksana di IGD  O2 6L/ mnt via face mask  IVFD RL 3 fls Cor  Inj. Ceftriaxone 1gr/12 jam  Inj Ranitidine 50mg/ 8 jam  Inj. Ketorolac 30mg/ 8 jam  R/ Cek Lab , Foto Servikal, Foto Thorax, Foto Articulatio Humerus, Foto Cruris , Head Ct scan
  • 32.  Kebutuhan darah (22.55)  (10-8,5) x 60 x 5 = 450 cc  Transfusi 2 bag WB
  • 33. Lab (3/9/2018 ) Hasil Rujukan HEMATOLOGI Hemoglobin (HGB) Eritrosit 8,5 g/dL 2.94 jt/µL 13 – 18 g/dL 4,50-6,50 jt/ µL Leukosit (WBC) 10290/µL 4,0 – 11,0 x 103/µL Hematokrit 25% 36 – 47 % Trombosit (PLT) 116 103/µL 150 – 450 x 103/µL ELEKTROLIT Natrium (Na) 136 mEq/L 135 – 155 mEq/L Kalium (K) 3.2mEq/L 3,6 – 5,5 mEq/L Klorida (Cl) 106 mEq/L 96 – 106 mEq/L METABOLISME KARBOHIDRAT Gula Darah(Sewaktu) 159 mg/dL <200mg/dl GINJAL BUN 11 mg/dL 7-19 mg/dL Ureum 24 mg/dL 15-40 mg/dL Kreatinin 1.29 mg/dL 0,6-1,1 mg/dL
  • 34. Lab (3/9/2018 – 12.43) Hasil Rujukan FAAL Haemostasis PT APTT 17,2 27,6 14 27-39 TT 12,5 21 INR 1,45 Analisa Gas Darah PH 7,188 7.35-7.45 pCO2 40,9 38- 42 pO2 116,7 85-100 HCO3 15,2 22-26 Total CO2 16,2 19-25 BE -12,5 -2 - +2 Saturasi O2 99 95-100
  • 35.  Foto Toraks - 03/09/2018  Tidak ada kelainan pada cor dan pulmo
  • 36.  Foto Cruris kanan - 04/09/2018  Fraktur kominutif pada 1/3 proksimal os tibia kanan dengan displacement fragment distal  Fraktur komplit disertai ad contarctionum di 1/3 proksimal os fibula dengan displacement fragmen distal ke postero medial
  • 37.  Articulatio Humerus 4/9/2018  Fraktur 1/3 medial os clavicula kanan
  • 38.  Foto Servikal Lateral (4/9/2018)  Tak tampak kelainan pada vertebra servikal
  • 39.  Head CT Scan (4/9/2018)  Normal brain , fraktur maksila kanan dan kiri + fraktur post nasal + hematom sinus maksilaris kanan dan kiri+ hematom sinus etmoidalis + hematom regio facial kanan
  • 40.  Diagnosis Closed (R) Middle Third Clavicle Fracture Allman Group 1 + Open (R) Tibia Plateau Fracture Scahtzher VI type IIIB + Open (R) Metatarsal I Fracture + Metatarsal III Fracture + Shock Hemoragic Tindakan : Observasi keadaan umum pasien PS ASA : II Teknik Anastesi : -
  • 41. Rencana  Observasi keadaan umum pasien  Debridement (R) Cruris dan Pedis  Orif (R) Clavicula  Primary suture 1. Teknik Anestesi : GA ETT  Posisi pasien dalam posisi supine Pramedikasi dengan Fentanyl dan Midazolam Induksi dengan Ketamin dan Rocuronium  Dilakukan intubasi dengan ETT 7,5 cuff (+) setelah pasien tertidur dan disambungkan ke ventilator  Durante operasi pemberian obat-obatan: di awal midazolam 2mg, fentanyl 50mcg, Ketamin 80mg, rocuronium 50mg
  • 42.  Durante Operasi Hemodinamik :  HR : 106 x/menit  RR : 19 x/mnt Sat O2 : 97% TD : Sistol : 130 mmHg Diastol : 80 mmHg  Lama operasi :  5 jam 30 menit  (17.00-19.00 ORIF)  (19.00 – 20.30 Debridement )  (21.00 – 22.30 Debridement + Primary Suture )
  • 43. Post Operasi (4 September 2018 Pukul 23.00 )  B1: Airway clear, RR:22 x/menit , SP: vesikular ST: -/-, SpO2 : 98%  B2: Akral : hangat, merah, kering, HR: 91 x/menit, reg, t/v: kuat/cukup, TD:130/60 mmHg  B3: Sensorium: Apatis (E3M5V5), pupil isokor 4mm/4mm  B4: BAK (+) terpasang catheter  B5 : Abdomen soepel, peristaltik (+)  B6 : Oedema (-), Fraktur (-)
  • 44. Terapi Post Operasi  Infus RL 20 gtt/ menit  Inj. Ceftriaxone 1gr/ 12 jam  Inj Gentamycin 80mg/ 8 jam  Inj Ketorolac 30mg / 8 jam  Inj Ranitidine 50 mg / 12 jam  X-Ray Shoulder Right AP/ Lateral  Cek Lab ( DL )
  • 45. Lab post op (5/9/2018) Hasil Rujukan HEMATOLOGI Hemoglobin 7.4 g/dL 13 – 18 g/dL Eritrosit 2.68 jt/ µL 4,50-6,50 jt/ µL Leukosit 13.570/ µL 4,0 – 11,0 x 103/µL Hematokrit 23% 36 – 47 % Trombosit 109.000/ µL 150 – 450 x 103/µL ELEKTROLIT Natrium (Na) 141 mEq/L 135 – 155 mEq/L Kalium (K) 4.2 mEq/L 3,6 – 5,5 mEq/L Klorida (Cl) 106 mEq/L 96 – 106 mEq/L GINJAL Blood Urea Nitrogen (BUN) 19 mg/dL 7– 19 mg/dL Ureum 41 mg/dL 15 – 40 mg/dL Kreatinin 0.83 mg/dL 0,6 – 1,1 mg/dL
  • 46. Analisa Gas Darah 5/9/2018 PH 7,09 7.35-7.45 pCO2 22 38- 42 pO2 172 85-100 HCO3 15,2 22-26 Total CO2 6.7 19-25 BE -21,5 -2 - +2 Saturasi O2 99 95-100
  • 47. FOLLOW UP (5 September 2018) S - O  Airway clear , S/G/C: -/-/-, RR: 20x/i, SP/ST: vesikuler/ronki(-/-), wheezing(-/-), SpO2:99%  TD: 120/70 mmHg, HR: 98x/i reguler t/v: kuat/cukup, akral H/M/K, CRT < 2”  Sens: apatis (GCS 13) E3M5V5  Kateter terpasang ,UOP (+) warna kuning keruh  Abdomen soepel, peristaltik (+)N  Ekstremitas : oedem +/+, fraktur (+) pada kaki kanan
  • 48. A Skin traction o/t ® Cruris Closed (R) Clavicle Middle Fracture Allman Group I Post Orif (H1)+ Open (R) Tibia Fracture Schatzher tipe VI Post Debridement (H1) + Open (R) Metatarsal I , III Fracture Post Debridement P  Bed rest  Diet SV 1500Kkal via NGT  IVFD RL 20 gtt/i  Inj. Ceftriaxone 1 gr/12jam  Inj.Gentamicin 80 mg/8jam  Inj.Ketorolac 3gr/8jam  Inj. Ranitidine 50 mg/12 jam Hasil Lab Tanggal 5/9/2018 Darah Lengkap: Hb/Eri/Leu/Ht/PLT: 7.4/2,68/13.670/23/109.000
  • 49. Diskusi Kasus Teori Kasus Syok adalah suatu sindrom klinis yang terjadi akibat gangguan hemodinamik dan metabolik ditandai dengan kegagalan sistem sirkulasi untuk mempertahankan perfusi yang adekuat ke organ-organ vital tubuh. Pada pasien ini terjadi gangguan hemodinamik dan metabolik ditandai dengan kegagalan sistem sirkulasi untuk mempertahankan perfusi yang adekuat ke organ-organ vital tubuh seperti penurunan kesadaran (Sens: Apatis GCS E3M5V5), Hipotensi : 90/60 mmHg, Takikardi : 124x/i , RR 30x/i, Akral : Pucat, dingin dan basah. Syok hipovolemik merupakan keadaan terganggunya sistem sirkulasi akibat volume darah dalam pembuluh darah yang berkurang. Hal ini bisa terjadi akibat perdarahan yang masif atau kehilangan plasma darah Pasien ini mengalami syok hipovolemik yang disebabkan oleh perdarahan dikarenakan trauma kecelakaan lalu lintas
  • 50. Diskusi Kasus Teori Kasus Berdasarkan klasifikasi Hemorrhage, pasien ini dapat diklasifikasikan menjadi hemorrhage kelas III yang dibuktikan dengan TD menurun (90/60 mmHg), HR 124x/i , RR 30x/i dan Kesadaran Apatis .
  • 51. Diskusi Kasus Teori Kasus Ketika syok hipovolemik diketahui maka tindakan yang harus dilakukan adalah menempatkan pasien dalam posisi kaki lebih tinggi, menjaga jalur pernafasan dan diberikan resusitasi cairan dengan cepat lewat akses intravena atau cara lain yang memungkinkan seperti pemasangan kateter CVP (central venous pressure) atau jalur intraarterial. Cairan yang diberikan adalah gram seimbang seperti Ringer Laktat (RL) dengan jarum infus yang terbesar. Bila hemodinamik tetap tak stabil, berarti perdarahan atau kehilangan cairan belum teratasi. Kehilangan darah yang berlanjut dengan kadar hemoglobin ≤10 g/dl perlu penggantian darah dengan transfusi. Jenis darah transfusi tergantung kebutuhan. Berdasarkan manifestasi klinisnya, pasien ini dapat dikategorikan sebagai syok dengan stadium terkompensasi dengan tatalaksana berupa :  O2 Sungkup 6L/ mnt  IVFD RL 3 fls Cor  Inj. Ceftriaxone 1gr/12 jam  Inj Ranitidine 50mg/ 8 jam  Inj. Ketorolac 30mg/ 8 jam  R/ Cek Lab, Foto Thorax, Foto Servical, Foto cruris, Head Ct scan • Kebutuhan darah • (10-8,5) x 60 x 5 = 450 cc • Transfusi 2 bag WB
  • 52. Kesimpulan  LS, laki-laki, 36 tahun, mengalami penurunan kesadaran. Hal ini dialami os ±2 jam sebelum masuk rumah sakit dengan riwayat kecelakaan lalu lintas. Os menabrak sepeda motor lain dari arah depan dengan mekanisme trauma tidak jelas. Os tidak memakai helm. Os langsung dibawa ke IGD RSUP Haji Adam Malik. Riwayat Pingsan dijumpai, Riwayat muntah tidak dijumpai. Riwayat kejang tidak dijumpai.  Didiagnosis dengan Closed (R) Middle Third Clavicle Fracture Allman Group 1 + Open (R) Tibia Plateau Fracture Scahtzher VI type IIIB + Open (R) Metatarsal I Fracture + Metatarsal III Fracture + syok hemoragik, dan diberikan tatalaksana awal dengan :  O2 Sungkup 6L/ mnt via face mask  IVFD RL 3 fls cor  Inj. Ceftriaxone 1gr/12 jam  Inj Ranitidine 50mg/ 8 jam  Inj. Ketorolac 30mg/ 8 jam  R/ Cek Lab , Foto Servikal, Foto Thorax, Foto Articulatio Humerus, Foto Cruris , Head Ct scan
  • 53.  Kebutuhan darah  (10-8,5) x 60 x 5 = 450 cc  Transfusi 2 bag WB