Kdpk cairan n elektrolit AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
1. Volume air dalam tubuh manusia mencapai sekitar 60% dari berat
badannya, dan terbagi menjadi:
1.
CAIRAN INTRA SELLULLAIR : merupakan cairan yang
berada didalam sel tubuh dan volumenya mencapai sekitar 40%
berat badan manusia.
2.
CAIRAN EXTRA SELLULLAIR : merupakan cairan yang
berada diluar sel tubuh manusia dan volumenya mencapai sekitar
20 % berat badan manusia.
Cairan extra sellullair ini terbagi lagi menjadi : CAIRAN
INTERSTITIAL yang merupakan cairan yang terletak diantara sel
sel tubuh manusia dan mencapai sekitar 15% dari berat
badan, dan CAIRAN PLASMA yang merupakan cairan yang
terletak dalam pembuluh darah dan mencapai sekitar 5% berat
badan manusia.
2.
Antara cairan intrasellullair dan cairan extra
sellullair dibatasi oleh dinding sel atau
membrane sel, sedangkan antara cairan intra
vaskulair dan cairan interstitial dibatasi oleh
dinding pembuluh darah. Membran sel
berbeda dengan pembuluh darah, dimana
membrane sel bersifat semi permeable
terhadap solute terutama yang larut dalam air
(glukosa,elektrolit ) sedangkan dinding
pembuluh darah permeable terhadap elektrolit
dan glukosa, tetapi relative impermeable
terhadap protein. Protein disini dapat menarik
cairan interstitial masuk ke dalam cairan
intravaskulair (plasma) , sedangkan tekanan
yang ditimbulkan oleh protein dalam plasma
disebut tekanan onkotik plasma.
3.
Keseimbangan cairan dalam tubuh
terjadi apabila jumlah cairan yang
masuk kedalam tubuh, sama dengan
jumlah cairan yang dikeluarkan oleh
tubuh. Pemasukan cairan kedalam
tubuh berasal dari : makanan, minuman
dan hasil oksidasi bahan makanan.
Pengeluaran cairan keluar tubuh melalui
: urine,kulit, paru-paru dan tinja.
Pengeluaran lewat kulit, paru dan tinja
dikenal pula sebagai INSENSIBLE
LOSS ( pengeluaran yang tak tampak ).
4. Volume cairan yang masuk dan keluar tubuh adalah
sebagai berikut :
PEMASUKAN ;
PENGELUARAN :
Makanan
1000
cc
Urine 1500 cc
Minuman
1300
cc
Tinja
200 cc
Metabolisme 300
cc
paru 300 cc
Kulit
600 cc
JUMLAH
2600
cc
JUMLAH
2600 cc
5. B. GANGGUAN KESEIMBANGAN
CAIRAN DAN ELEKTROLIT
1.Gangguan Keseimbangan Cairan tebagi atas
a. Dehidrasi
b.Syok hipovolemik
2. Gangguan Keseimbangan Elektrolit terbagi atas
a. Hiponatremia
Definisi : kadar Na+ serum di bawah normal (< 135 mEq/L)
Causa : CHF, gangguan ginjal dan sindroma
nefrotik, hipotiroid, penyakit Addison
Tanda dan Gejala :
1) Jika Na plasma turun 10 mEq/L dalam beberapa jam, pasien
mungkin mual, muntah, sakit kepala dan keram otot.
2) Jika Na plasma turun 10 mEq/L dalam satu jam, bisa terjadi
sakit kepala hebat, letargi, kejang, disorientasi dan koma.
3) Mungkin pasien memiliki tanda-tanda penyakit dasar (seperti
gagal jantung, penyakit Addison).
4) Jika hiponatremia terjadi sekunder akibat
kehilangancairan, mungkin ada tanda-tanda syok seperti
hipotensi dan takikardi
6. b. Hipernatremia
Definisi : Na+ serum di atas normal (>145 mEq/L)
Causa : Kehilangan Na+ melalui ginjal misalnya pada terapi diuretik, diuresis
osmotik, diabetes insipidus, sekrosis tubulus akut, uropati pasca
obstruksi, nefropati hiperkalsemik; atau karena hiperalimentasi dan pemberian
cairan hipertonik lain.
Tanda dan Gejala : iritabilitas otot, bingung, ataksia, tremor, kejang dan koma yang
sekunder terhadap hipernatremia.
c. Hipokalemia
Definisi : kadar K+ serum di bawah normal (< 3,5 mEq/L)
Etiologi :
1) Kehilangan K+ melalui saluran cerna (misalnya pada muntah-muntah, sedot
nasogastrik, diare, sindrom malabsorpsi, penyalahgunaan pencahar)
2) Diuretik
3) Asupan K+ yang tidak cukup dari diet
4) Ekskresi berlebihan melalui ginjal
5) Maldistribusi K+
6) Hiperaldosteron
Tanda dan Gejala : Lemah (terutama otot-otot proksimal), mungkin
arefleksia, hipotensi ortostatik, penurunan motilitas saluran cerna yang
menyebabkan ileus. Hiperpolarisasi myokard terjadi pada hipokalemia dan dapat
menyebabkan denyut ektopik ventrikel, reentry phenomena, dan kelainan
konduksi. EKG sering memperlihatkan gelombang T datar, gelombang U, dan
depresi segmen ST.
7. c Hiperkalemia
Definisi : kadar K+ serum di atas normal (> 5,5 mEq/L)
Etiologi :
1) Ekskresi renal tidak adekuat; misalnya pada gagal ginjal akut atau
kronik, diuretik hemat kalium, penghambat ACE.
2) Beban kalium dari nekrosis sel yang masif yang disebabkan trauma
(crush injuries), pembedahan mayor, luka bakar, emboli arteri
akut, hemolisis, perdarahan saluran cerna atau rhabdomyolisis.
Sumber eksogen meliputi suplementasi kalium dan pengganti
garam, transfusi darah dan penisilin dosis tinggi juga harus dipikirkan.
3) Perpindahan dari intra ke ekstraseluler; misalnya pada
asidosis, digitalisasi, defisiensi insulin atau peningkatan cepat dari
osmolalitas darah.
4) Insufisiensi adrenal
5) Pseudohiperkalemia. Sekunder terhadap hemolisis sampel darah atau
pemasangan torniket terlalu lama
6) Hipoaldosteron
Tanda dan Gejala : Efek terpenting adalah perubahan eksitabilitas jantung.
EKG memperlihatkan perubahan-perubahan sekuensial seiring
dengan peninggian kalium serum. Pada permulaan, terlihat gelombang
T runcing (K+ > 6,5 mEq/L). Ini disusul dengan interval PR
memanjang, amplitudo gelombang P mengecil, kompleks QRS
melebar (K+ = 7 sampai 8 mEq/L). Akhirnya interval QT memanjang
dan menjurus ke pola sine-wave. Fibrilasi ventrikel dan asistole
cenderung terjadi pada K+ > 10 mEq/L. Temuan-temuan lain meliputi
parestesi, kelemahan, arefleksia dan paralisis ascenden.
8. D. FAKTOR-FAKTOR YANG
BERPENGARUH PADA KESEIMBANGAN
CAIRAN DAN ELEKTROLIT
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Umur
Iklim
Diet
Stress
Kondisi Sakit
Tindakan Medis
Pengobatan
Pembedahan
9. E. PROSES PERAWATAN
KETIDAKSEIMBANGAN CAIRAN DAN
ELEKTROLIT
1. Terapi cairan
- Terapi pemberian
2. Terapi Elektrolit
-hiponatremia
-hipernatremia
-hipokalemia
-hiperkalemia