SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
NORMA SOSIAL
NORMA SOSIAL
Merupakan seperangkat aturan yang
digunakan oleh komunitas/masyarakat, sebagai
pedoman untuk bersikap, berperasaan,
berpikir,maupun bertindak
Merupakan patokan perilaku manusia dalam
kehidupan masyarakat.
Norma sosial akan berfungsi dengan baik kalau sudah
melembaga (institutionalized), dan juga disertai
dengan syarat:
– Diketahui oleh masyarakat
– Dipahami dan dimengerti
– Dihargai
– Ditaati dan dilaksanakan.
Klasifikasi Norma Sosial
Berdasarkan proses terbentuknya norma sosial ;
1. Melalui kebiasaan/tradisi tidak terencana, tidak tertulis
2. Melalui perencanaan dan pembahasan yang tertulis
Atas dasar proses terbentuknya norma sosial
dibedakan menjadi :
1. Folkways
2. Mores
3. Hukum
1. Folkways
Folkways itu berarti tata cara (=ways) yang lazim
dikerjakan atau diikuti oleh rakyat kebanyakan (=folk).
Folkways seluruh norma-norma sosial yang terlahir dari
adanya pola-pola perilaku yang selalu diikuti oleh orang-
orang kebanyakan -- sesuatu hal yang terlazim
Folkways semula merupakan sesuatu kebiasaan dan
kelaziman belaka (yaitu sesuatu yang terjadi secara
berulang-ulang dan ajeg di alam realita), berangsur-
angsur terasakanlah kekuataannya sebagai hal yang
bersifat standar, yang karenanya --secara normatif--
wajib dijalani.
Contoh folkways
 Praktek-praktek penggunaan tata bahasa dan
perbendaharaan bahasa
 berapa kalikah kita harus makan setiap harinya;
 bagaimanakah santapan pagi, santapan siang
dan santapan malam harus disiapkan;
 bagaimana pakaian kita ini harus kita kenakan;
 bagaimanakah cara tubuh kita ini harus dirawat
dan dibersihkan;
 Orang tidaklah perlu lagi setiap kali berpikir-pikir
karena folkways yang ada telah siap dengan
petunjuk-petunjuk dan pedoman-pedoman
(normatif) yang diperlukan.
Menyimpang folkways.
 Tidaklah makan tiga kali seharinya melainkan
lima kali;
 Tidak mengenakan celana panjang kalau pergi
ke kantor, melainkan mengenakan sarung;
 Tidak menggunakan tangan kanan kalau
memegang sendok, melainkan menggunakan
tangan kirinya.
 Apabila di dalam segala hal orang mencoba
menyimpangi, pastilah dia akan tersisih dari
kontak-kontak sosial dan dipandang sebagai
orang yang aneh, eksentrik dan sulit dimengerti.
Sarana Pengontrol
 Folkways mengancamkan sanksi-sanksi
kepada siapa saja yang tidak menjalaninya.
 Sanksi-sanksi folkways itu relatif tidaklah berat,
dan sifatnya tidaklah formal, terencana dan
teratur;
 melainkan bersifat informal --seperti misalnya
berupa sindiran, pergunjingan atau olok-olok.
 Walaupun lunak dan informal sifatnya, sanksi-
sanksi terhadap pelanggaran folkways itu bisa
bersifat kumulatif.
Ciri ciri Folkways,
1. Tidak tertulis
2. Tidak diketahui siapa pembuatnya
3. Tidak diketahui kapan dibuat
4. Sanksinya ringan (dicemooh/diejek,
sindiran, pergunjingan atau olok-olok)
5. Penghukuman komunal.
 Sanksi bersifat informal terbatas pada
kelompok tertentu
2. Mores
 Mores adalah segala norma yang secara moral dipandang
benar. Pelanggaran terhadap mores selalu dikutuk sebagai
sesuatu hal yang secara moral tidak dapat dibenarkan.
 Mores tidaklah memerlukan dasar pembenar, karena mores
itu sendiri adalah sesuatu yang sungguh-sungguh telah
bernilai benar.
 Mores tidak bisa diganggu gugat untuk diteliti benar-
tidaknya; sedangkan folkways --di lain pihak-- benar tidaknya
masihlah agak leluasa untuk diperbantahkan.
 mores tidak dilanggar.
Mores
 mores itu dipandang lebih essensial bagi
terjaminnya kesejahteraan masyarakat. Oleh
karena itu lalu selalu dipertahankan oleh
ancaman-ancaman sanksi yang jauh lebih
keras.
 Pelanggaran terhadap mores selalu disesali
dengan sangat, dan orang selalu berusaha
dengan amat kerasnya agar mores tidak
dilanggar.
Mores
Dirumuskan ke dalam aturan yang harus dilakukan
untuk mengatur pola hubungan umum.
 Seperti di antaranya, keharusan untuk bekerja rajin,
jujur, ksatria dll.
 Dirumuskan dalam bentuk larangan
 Larangan untuk dilakukan itu sering disebut Tabu
 Tabu yang populer adalah tabu incest
Sifat Mores
• Mores bersifat spesifik (yaitu mores yang mengatur keharusan
perilaku-perilaku tertentu),  mengkaidahi perhubungan khusus
antara dua orang tertentu, pada suatu situasi tertentu pula;
misalnya: hubungan antara seseorang suami dengan isterinya,
atau antara seorang dokter dengan pasiennya, atau antara
seseorang guru dengan muridnya.
• Mores bersifat umum, yang mengharuskan adanya penataan
secara mutlak terhadap norma mores tertentu, oleh siapun juga,
dan pada situasi bagaimanapun juga  mengkaidahi secara
umum sejumlah hubungan-hubungan sosial di dalam situasi-
situasi umum,
 misalnya: keharusan berlaku jujur, keharusan bersikap ksatria,
keharusan bekerja rajin, dan sebagainya.
Ciri-ciri MoresCiri-ciri Mores
 pada dasarnya hampir sama denganpada dasarnya hampir sama dengan
Folkways ( ciri 1 s.d.5),Folkways ( ciri 1 s.d.5),
 bedanya, eksistensi mores tidakbedanya, eksistensi mores tidak
dapat dibantah dan sanksinya relatifdapat dibantah dan sanksinya relatif
lebih berat.lebih berat.
 Artinya bahwa aturan yang termasukArtinya bahwa aturan yang termasuk
mores harus dilakukan/dipatuhi.mores harus dilakukan/dipatuhi.
Persamaan Folkways dan Mores
 kedua-duanya tidak jelas asal-usulnya,
 terjadi tidak terencana.
 Dasar eksistensinya pun tidak pernah dibantah, dan
kelangsungannya --karena didukung tradisi-- relatif amatlah
besar.
 Kedua-duanya dipertahankan oleh sanksi-sanksi yang bersifat
informal dan komunal, berupa sanksi spontan dari kelompok-
kelompok sosial dimana kaidah-kaidah tersebut hidup.
 Walaupun ada kesamaan-kesamaan antara folkways dan
mores, namun mores selalu lebih dipandang sebagai bagian
dari hakekat kebenaran. Mores adalah segala norma yang
secara moral dipandang benar.
Perbedaan Folkways dan Mores
• folkways yang biasanya dipandang relatif kurang
begitu penting --dan oleh karenanya dipertahankan
oleh ancaman-ancaman sanksi yang tidak seberapa
keras.
• mores itu dipandang lebih essensial bagi
terjaminnya kesejahteraan masyarakat. Oleh
karena itu lalu selalu dipertahankan oleh ancaman-
ancaman sanksi yang jauh lebih keras.
Perbedaan Folkways dan Mores
• Pelanggaran terhadap mores selalu dikutuk dan disesali
dengan sangat sebagai sesuatu hal yang secara moral tidak
dapat dibenarkan, karenanya orang selalu berusaha dengan
amat kerasnya agar mores tidak dilanggar.
• Mores tidak bisa diganggu gugat untuk diteliti benar-tidaknya;
• folkways --di lain pihak-- benar tidaknya masihlah agak leluasa
untuk diperbantahkan.
eksistensi mores tidak dapat dibantah dan sanksinya relatif
lebih berat. Artinya bahwa aturan yang termasuk mores
harus dilakukan/dipatuhi.
3. Hukum
Segugus kaidah yang lain, untuk menegakkan keadaan tertib
sosial.
Merupakan aturan/norma sosial yang dibuat secara terencana,
terpikirkan, tertulis serta terkodifikasikan
Pada hukum terdapat organisasi-politik khususnya, yang secara
formal dan berprosedur bertugas memaksakan agar kaidah-
kaidah sosial yang berlaku ditaati. Organisasi yang lazim dikenal
dengan nama badan peradilan.
• Di sisi lain, karena mores itu lain tidak adalah kaidah-kaidah yang
tak tertulis, maka hukum yang dijadikan dari mores --dengan
ditunjang oleh wibawa suatu struktur kekuasaan politik-- inipun
lalu merupakan hukum yang tak tertulis (atau lazim dinamakan
hukum adat, customary law).
 Ciri ciri hukum bertolak belakang dengan folkways dan mores
• Pada masyarakat semakin kompleks dan bertambah
besar, maka organisasi politik yang hanya
mengerjakan fungsi peradilan --menegakkan
berlakunya kaidah-kaidah sosial yang tertulis--
mulailah dipandang kurang memadai.
• Sehingga perlu pula mengadakan satu organisasi
politik yang bertugas khusus melaksanakan tugas-
tugas pembuatan kaidah-kaidah baru.  dengan
tugas legislatif untuk menutup kekurangan-
kekurangan kaidah yang dirasakan.
Perbedaan Hukum dan Norma lain
• Pada hukum terdapat organisasi-politik yang secara formal dan
berprosedur bertugas memaksakan ditaatinya kaidah-kaidah sosial
yang berlaku.
• Hukum tertulis itu adalah jauh lebih terpikir dan lebih terlafalkan
secara tegas.
• Hukum tertulis betul-betul merupakan hasil suatu perencanaan
dan pikiran-pikiran yang sadar. Walaupun mungkin pula bertumpu
pada jiwa dan semangat mores lama yang telah ada--sehingga
karenanya memperoleh pula pentaatan yang spontan dari warga
masyarakat–
• Hukum tertulis melaksanakan fungsinya secara lebih lanjut. Dalam
bentuk memberikan pelafalan yang lebih tepat dan tegas serta
demi pelaksanaannya, memberikan kekuatan formal
kepadanya.
Nilai Sosial
• Menurut Horton dan Hunt (1987),
NILAI adalah gagasan mengenai apakah suatu pengalaman
itu berarti atau tidak berarti.
Nilai pada hakekatnya mengarahkan perilaku dan
pertimbangan seseorang, tetapi ia tidak menghakimi apakah
sebuah perilaku tertentu itu salah atau benar.
• NILAI adalah Konsepsi abstrak tentang sesuatu yang
berharga dalam diri manusia mengenai apa yang dianggap
baik dan buruk.
• NILAI SOSIAL adalah nilai yang dianut dan dianggap penting
oleh suatu kelompok masyarakat.
Ciri-ciri Nilai
• Sebagai suatu bagian penting dari kebudayaan.
• Suatu tindakan dianggap sah --artinya secara moral dapat
diterima-- kalau harmonis dengan nilai-nilai yang disepakati dan
dijunjung oleh masyarakat di mana tindakan itu dilakukan.
Ketika nilai yang berlaku menyatakan bahwa kesolehan
beribadah adalah sesuatu yang harus di junjung tinggi, maka bila
ada orang yang malas beribadah tentu akan menjadi bahan
pergunjingan.
Sebaliknya, bila ada orang yang dengan ikhlas rela
menyumbangkan sebagian hartanya untuk kepentingan ibadah
atau rajin amal , maka ia akan dinilai sebagai orang yang pantas
dihormati dan diteladani.
FUNGSI NILAI SOSIAL
 Dapat menyumbangkan seperangkat
alat untuk menetapkan harga sosial
dari kelompok.
 Dapat mengarahkan masyarakat untuk
berfikir dan bertingkah laku
 Sebagai penentu terakhir bagi manusia
dalam memenuhi peran sosialnya.
 Sebagai alat solidaritas.
 Sebagai kontrol perilaku masyarakat.

More Related Content

What's hot

MANUSIA, NILAI, MORAL, DAN HUKUM
MANUSIA,  NILAI,  MORAL,  DAN HUKUM MANUSIA,  NILAI,  MORAL,  DAN HUKUM
MANUSIA, NILAI, MORAL, DAN HUKUM soeswono
 
SOSIOLOGI - PENGENDALIAN SOSIAL
SOSIOLOGI - PENGENDALIAN SOSIALSOSIOLOGI - PENGENDALIAN SOSIAL
SOSIOLOGI - PENGENDALIAN SOSIALJeshinta Izas
 
Sosiologi kelas X BAB 2: Nilai dan Norma Sosial
Sosiologi kelas X BAB 2: Nilai dan Norma SosialSosiologi kelas X BAB 2: Nilai dan Norma Sosial
Sosiologi kelas X BAB 2: Nilai dan Norma SosialRizky Fatima
 
Problematika,Nilai,Moral,dan Hukum Dalam Masyarakat dan Negara.
Problematika,Nilai,Moral,dan Hukum Dalam Masyarakat dan Negara.Problematika,Nilai,Moral,dan Hukum Dalam Masyarakat dan Negara.
Problematika,Nilai,Moral,dan Hukum Dalam Masyarakat dan Negara.nita junita
 
Teori kemoralan sosial
Teori kemoralan sosialTeori kemoralan sosial
Teori kemoralan sosialElyana Aziz
 
Norma-norma dalam masyarakat
 Norma-norma dalam masyarakat Norma-norma dalam masyarakat
Norma-norma dalam masyarakatriza0701
 
penyimpangan dan kontrol sosial
penyimpangan dan kontrol sosialpenyimpangan dan kontrol sosial
penyimpangan dan kontrol sosialNaeya Hasbi
 
Nilai sosial dan norma sosial
Nilai sosial dan norma sosialNilai sosial dan norma sosial
Nilai sosial dan norma sosialEl Ibrahimy
 
Keluarga dalam pembentukan moral
Keluarga dalam pembentukan moralKeluarga dalam pembentukan moral
Keluarga dalam pembentukan moraljosie kay
 
Tugas 1 etika sebagai profesi
Tugas 1 etika sebagai profesiTugas 1 etika sebagai profesi
Tugas 1 etika sebagai profesisitimariyah10
 
Pengendalian sosial
Pengendalian sosialPengendalian sosial
Pengendalian sosialFarra Diba
 
Keluarga dalam Pembentukan Moral
Keluarga dalam Pembentukan Moral Keluarga dalam Pembentukan Moral
Keluarga dalam Pembentukan Moral Kang Ju Nie
 
Kemoralan sosial dan etika keperibadian mulia
Kemoralan sosial dan etika keperibadian muliaKemoralan sosial dan etika keperibadian mulia
Kemoralan sosial dan etika keperibadian muliaAkhy Sham
 

What's hot (20)

Makalah kontrol sosial
Makalah kontrol sosialMakalah kontrol sosial
Makalah kontrol sosial
 
MANUSIA, NILAI, MORAL, DAN HUKUM
MANUSIA,  NILAI,  MORAL,  DAN HUKUM MANUSIA,  NILAI,  MORAL,  DAN HUKUM
MANUSIA, NILAI, MORAL, DAN HUKUM
 
Norma moral
Norma moralNorma moral
Norma moral
 
SOSIOLOGI - PENGENDALIAN SOSIAL
SOSIOLOGI - PENGENDALIAN SOSIALSOSIOLOGI - PENGENDALIAN SOSIAL
SOSIOLOGI - PENGENDALIAN SOSIAL
 
Sosiologi kelas X BAB 2: Nilai dan Norma Sosial
Sosiologi kelas X BAB 2: Nilai dan Norma SosialSosiologi kelas X BAB 2: Nilai dan Norma Sosial
Sosiologi kelas X BAB 2: Nilai dan Norma Sosial
 
Problematika,Nilai,Moral,dan Hukum Dalam Masyarakat dan Negara.
Problematika,Nilai,Moral,dan Hukum Dalam Masyarakat dan Negara.Problematika,Nilai,Moral,dan Hukum Dalam Masyarakat dan Negara.
Problematika,Nilai,Moral,dan Hukum Dalam Masyarakat dan Negara.
 
Teori kemoralan sosial
Teori kemoralan sosialTeori kemoralan sosial
Teori kemoralan sosial
 
Norma-norma dalam masyarakat
 Norma-norma dalam masyarakat Norma-norma dalam masyarakat
Norma-norma dalam masyarakat
 
Norma dan aturan
Norma dan aturanNorma dan aturan
Norma dan aturan
 
penyimpangan dan kontrol sosial
penyimpangan dan kontrol sosialpenyimpangan dan kontrol sosial
penyimpangan dan kontrol sosial
 
Sosiologi pengendalian sosial.
Sosiologi   pengendalian sosial.Sosiologi   pengendalian sosial.
Sosiologi pengendalian sosial.
 
nilai dan norma
nilai dan normanilai dan norma
nilai dan norma
 
Nilai sosial dan norma sosial
Nilai sosial dan norma sosialNilai sosial dan norma sosial
Nilai sosial dan norma sosial
 
Keluarga dalam pembentukan moral
Keluarga dalam pembentukan moralKeluarga dalam pembentukan moral
Keluarga dalam pembentukan moral
 
Teori kemoralan sosial
Teori kemoralan sosialTeori kemoralan sosial
Teori kemoralan sosial
 
Tugas 1 etika sebagai profesi
Tugas 1 etika sebagai profesiTugas 1 etika sebagai profesi
Tugas 1 etika sebagai profesi
 
Pengendalian sosial
Pengendalian sosialPengendalian sosial
Pengendalian sosial
 
Keluarga dalam Pembentukan Moral
Keluarga dalam Pembentukan Moral Keluarga dalam Pembentukan Moral
Keluarga dalam Pembentukan Moral
 
Kemoralan sosial dan etika keperibadian mulia
Kemoralan sosial dan etika keperibadian muliaKemoralan sosial dan etika keperibadian mulia
Kemoralan sosial dan etika keperibadian mulia
 
Kontrol sosial
Kontrol sosialKontrol sosial
Kontrol sosial
 

Viewers also liked

Nilai dan Norma
Nilai dan NormaNilai dan Norma
Nilai dan NormaWestprog
 
Makalah persamaan kedudukan warga negara dalam kehidupan bermasyarakat
Makalah persamaan kedudukan warga negara dalam kehidupan bermasyarakatMakalah persamaan kedudukan warga negara dalam kehidupan bermasyarakat
Makalah persamaan kedudukan warga negara dalam kehidupan bermasyarakatPhoto Setudio Planet solo grand mall
 
Nilai dan norma sosial
Nilai dan norma sosialNilai dan norma sosial
Nilai dan norma sosialDina Mahdu
 
Hak kewajiban serta tanggung jawab warga negara dan perananya
Hak kewajiban serta tanggung jawab warga negara dan perananyaHak kewajiban serta tanggung jawab warga negara dan perananya
Hak kewajiban serta tanggung jawab warga negara dan perananyaRezy Marsellina
 
Power point toleransi
Power point toleransiPower point toleransi
Power point toleransigalihlatiano
 
Power Point PKN Bab Persamaan warga negara
Power Point PKN Bab Persamaan warga negaraPower Point PKN Bab Persamaan warga negara
Power Point PKN Bab Persamaan warga negaraNafisatul Layli
 

Viewers also liked (9)

Nilai dan Norma
Nilai dan NormaNilai dan Norma
Nilai dan Norma
 
Makalah persamaan kedudukan warga negara dalam kehidupan bermasyarakat
Makalah persamaan kedudukan warga negara dalam kehidupan bermasyarakatMakalah persamaan kedudukan warga negara dalam kehidupan bermasyarakat
Makalah persamaan kedudukan warga negara dalam kehidupan bermasyarakat
 
Nilai dan norma sosial
Nilai dan norma sosialNilai dan norma sosial
Nilai dan norma sosial
 
Toleransi pkn
Toleransi pknToleransi pkn
Toleransi pkn
 
Hasil sidang ppki
Hasil sidang ppkiHasil sidang ppki
Hasil sidang ppki
 
Ciri ciri moral
Ciri ciri moralCiri ciri moral
Ciri ciri moral
 
Hak kewajiban serta tanggung jawab warga negara dan perananya
Hak kewajiban serta tanggung jawab warga negara dan perananyaHak kewajiban serta tanggung jawab warga negara dan perananya
Hak kewajiban serta tanggung jawab warga negara dan perananya
 
Power point toleransi
Power point toleransiPower point toleransi
Power point toleransi
 
Power Point PKN Bab Persamaan warga negara
Power Point PKN Bab Persamaan warga negaraPower Point PKN Bab Persamaan warga negara
Power Point PKN Bab Persamaan warga negara
 

Similar to NORMA SOSIAL (untuk mata pelajaran sosiologi)

Manusia, Nilai, Norma dan Hukum .ppt
Manusia, Nilai, Norma dan Hukum .pptManusia, Nilai, Norma dan Hukum .ppt
Manusia, Nilai, Norma dan Hukum .pptMarketingStaff2
 
Pw. norma-dlm-kehidupan-masyarakat
Pw. norma-dlm-kehidupan-masyarakatPw. norma-dlm-kehidupan-masyarakat
Pw. norma-dlm-kehidupan-masyarakatTania Tania
 
04 hub manusia,masy,norma dg hukum
04 hub manusia,masy,norma dg hukum04 hub manusia,masy,norma dg hukum
04 hub manusia,masy,norma dg hukummudanp.com
 
Pertemuan 3 Hubungan nilai, norma dan moral
Pertemuan 3 Hubungan nilai, norma dan moralPertemuan 3 Hubungan nilai, norma dan moral
Pertemuan 3 Hubungan nilai, norma dan moralEka Zay
 
Manusia, nilai, moral dan hukum
Manusia, nilai, moral dan hukumManusia, nilai, moral dan hukum
Manusia, nilai, moral dan hukumIrene Rangin
 
Arvin siregar xii ips 1
Arvin siregar xii ips 1Arvin siregar xii ips 1
Arvin siregar xii ips 1Paarief Udin
 
vdokumen.com_proses-sosial-interaksi-sosial.pptx
vdokumen.com_proses-sosial-interaksi-sosial.pptxvdokumen.com_proses-sosial-interaksi-sosial.pptx
vdokumen.com_proses-sosial-interaksi-sosial.pptxhelmichalkemi
 
Arvin siregar xii ips 1
Arvin siregar xii ips 1Arvin siregar xii ips 1
Arvin siregar xii ips 1Paarief Udin
 
Nilai, Norma dan Hukum.pptxjhjhjhjhjhjkkk
Nilai, Norma dan Hukum.pptxjhjhjhjhjhjkkkNilai, Norma dan Hukum.pptxjhjhjhjhjhjkkk
Nilai, Norma dan Hukum.pptxjhjhjhjhjhjkkkAntoniusTotoWidyatmo1
 
Manusia, nilai, moral dan hukum
Manusia, nilai, moral dan hukumManusia, nilai, moral dan hukum
Manusia, nilai, moral dan hukumFaishal Dany
 
BAB 2 Norma dan Keadilan di Masyarakat
BAB 2 Norma dan Keadilan di MasyarakatBAB 2 Norma dan Keadilan di Masyarakat
BAB 2 Norma dan Keadilan di MasyarakatRisdiana Hidayat
 
Nilai & norma soial
Nilai & norma soialNilai & norma soial
Nilai & norma soialRudiana Part
 
Handout pegangan siswa
Handout pegangan siswaHandout pegangan siswa
Handout pegangan siswamithayuni
 
PPT Hukum Adat Kel. 1.pptx
PPT Hukum Adat Kel. 1.pptxPPT Hukum Adat Kel. 1.pptx
PPT Hukum Adat Kel. 1.pptxbima903334
 
Nilai dan Norma Sosial Dalam Masyarakat
Nilai dan Norma Sosial Dalam MasyarakatNilai dan Norma Sosial Dalam Masyarakat
Nilai dan Norma Sosial Dalam MasyarakatMuhamad David Kamal
 

Similar to NORMA SOSIAL (untuk mata pelajaran sosiologi) (20)

Nilai dan norma
Nilai dan normaNilai dan norma
Nilai dan norma
 
Manusia, Nilai, Norma dan Hukum .ppt
Manusia, Nilai, Norma dan Hukum .pptManusia, Nilai, Norma dan Hukum .ppt
Manusia, Nilai, Norma dan Hukum .ppt
 
Pw. norma-dlm-kehidupan-masyarakat
Pw. norma-dlm-kehidupan-masyarakatPw. norma-dlm-kehidupan-masyarakat
Pw. norma-dlm-kehidupan-masyarakat
 
04 hub manusia,masy,norma dg hukum
04 hub manusia,masy,norma dg hukum04 hub manusia,masy,norma dg hukum
04 hub manusia,masy,norma dg hukum
 
Pertemuan 3 Hubungan nilai, norma dan moral
Pertemuan 3 Hubungan nilai, norma dan moralPertemuan 3 Hubungan nilai, norma dan moral
Pertemuan 3 Hubungan nilai, norma dan moral
 
Manusia, nilai, moral dan hukum
Manusia, nilai, moral dan hukumManusia, nilai, moral dan hukum
Manusia, nilai, moral dan hukum
 
NORMA SOSIAL
NORMA SOSIALNORMA SOSIAL
NORMA SOSIAL
 
KAIDAH SOSIAL.pptx
KAIDAH SOSIAL.pptxKAIDAH SOSIAL.pptx
KAIDAH SOSIAL.pptx
 
5. skl prlk_mympg
5. skl prlk_mympg5. skl prlk_mympg
5. skl prlk_mympg
 
Arvin siregar xii ips 1
Arvin siregar xii ips 1Arvin siregar xii ips 1
Arvin siregar xii ips 1
 
vdokumen.com_proses-sosial-interaksi-sosial.pptx
vdokumen.com_proses-sosial-interaksi-sosial.pptxvdokumen.com_proses-sosial-interaksi-sosial.pptx
vdokumen.com_proses-sosial-interaksi-sosial.pptx
 
Arvin siregar xii ips 1
Arvin siregar xii ips 1Arvin siregar xii ips 1
Arvin siregar xii ips 1
 
Nilai, Norma dan Hukum.pptxjhjhjhjhjhjkkk
Nilai, Norma dan Hukum.pptxjhjhjhjhjhjkkkNilai, Norma dan Hukum.pptxjhjhjhjhjhjkkk
Nilai, Norma dan Hukum.pptxjhjhjhjhjhjkkk
 
Manusia, nilai, moral dan hukum
Manusia, nilai, moral dan hukumManusia, nilai, moral dan hukum
Manusia, nilai, moral dan hukum
 
BAB 2 Norma dan Keadilan di Masyarakat
BAB 2 Norma dan Keadilan di MasyarakatBAB 2 Norma dan Keadilan di Masyarakat
BAB 2 Norma dan Keadilan di Masyarakat
 
7 2.pdf
7 2.pdf7 2.pdf
7 2.pdf
 
Nilai & norma soial
Nilai & norma soialNilai & norma soial
Nilai & norma soial
 
Handout pegangan siswa
Handout pegangan siswaHandout pegangan siswa
Handout pegangan siswa
 
PPT Hukum Adat Kel. 1.pptx
PPT Hukum Adat Kel. 1.pptxPPT Hukum Adat Kel. 1.pptx
PPT Hukum Adat Kel. 1.pptx
 
Nilai dan Norma Sosial Dalam Masyarakat
Nilai dan Norma Sosial Dalam MasyarakatNilai dan Norma Sosial Dalam Masyarakat
Nilai dan Norma Sosial Dalam Masyarakat
 

More from Airlangga University , Indonesia

Planning programming budgeting system and zero budgeting system
Planning programming budgeting system and zero budgeting systemPlanning programming budgeting system and zero budgeting system
Planning programming budgeting system and zero budgeting systemAirlangga University , Indonesia
 
solusi fenomena overbooking, cancellations and no-shows pada sistem pengolaha...
solusi fenomena overbooking, cancellations and no-shows pada sistem pengolaha...solusi fenomena overbooking, cancellations and no-shows pada sistem pengolaha...
solusi fenomena overbooking, cancellations and no-shows pada sistem pengolaha...Airlangga University , Indonesia
 
FREQUENCY DISTRIBUTION ( distribusi frekuensi) - STATISTICS
FREQUENCY DISTRIBUTION ( distribusi frekuensi) - STATISTICSFREQUENCY DISTRIBUTION ( distribusi frekuensi) - STATISTICS
FREQUENCY DISTRIBUTION ( distribusi frekuensi) - STATISTICSAirlangga University , Indonesia
 

More from Airlangga University , Indonesia (20)

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI--PROSES BISNIS PRODUKSI
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI--PROSES BISNIS PRODUKSISISTEM INFORMASI AKUNTANSI--PROSES BISNIS PRODUKSI
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI--PROSES BISNIS PRODUKSI
 
PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN 45
PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN 45PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN 45
PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN 45
 
SANKSI-SANKSI PERPAJAKAN
SANKSI-SANKSI PERPAJAKANSANKSI-SANKSI PERPAJAKAN
SANKSI-SANKSI PERPAJAKAN
 
Deadline pajak-pajak
Deadline pajak-pajakDeadline pajak-pajak
Deadline pajak-pajak
 
performance budgeting
performance budgetingperformance budgeting
performance budgeting
 
Planning programming budgeting system and zero budgeting system
Planning programming budgeting system and zero budgeting systemPlanning programming budgeting system and zero budgeting system
Planning programming budgeting system and zero budgeting system
 
anggaran tradisional versus new public management
anggaran tradisional versus new public managementanggaran tradisional versus new public management
anggaran tradisional versus new public management
 
akuntansi manajemen publik versus swasta
akuntansi manajemen publik versus swastaakuntansi manajemen publik versus swasta
akuntansi manajemen publik versus swasta
 
Undang undang perkoperasian di indonesia
Undang undang perkoperasian di indonesiaUndang undang perkoperasian di indonesia
Undang undang perkoperasian di indonesia
 
solusi fenomena overbooking, cancellations and no-shows pada sistem pengolaha...
solusi fenomena overbooking, cancellations and no-shows pada sistem pengolaha...solusi fenomena overbooking, cancellations and no-shows pada sistem pengolaha...
solusi fenomena overbooking, cancellations and no-shows pada sistem pengolaha...
 
sistem pengolahan data dan gaji pegawai secara elektronik
sistem pengolahan data dan gaji pegawai secara elektroniksistem pengolahan data dan gaji pegawai secara elektronik
sistem pengolahan data dan gaji pegawai secara elektronik
 
New public management
New public managementNew public management
New public management
 
Profil PT Astra International, Tbk
Profil PT Astra International, TbkProfil PT Astra International, Tbk
Profil PT Astra International, Tbk
 
ETIKA BISNIS DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL
ETIKA BISNIS DAN TANGGUNG JAWAB SOSIALETIKA BISNIS DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL
ETIKA BISNIS DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL
 
Consumer Price Indeks
Consumer Price IndeksConsumer Price Indeks
Consumer Price Indeks
 
FREQUENCY DISTRIBUTION ( distribusi frekuensi) - STATISTICS
FREQUENCY DISTRIBUTION ( distribusi frekuensi) - STATISTICSFREQUENCY DISTRIBUTION ( distribusi frekuensi) - STATISTICS
FREQUENCY DISTRIBUTION ( distribusi frekuensi) - STATISTICS
 
PRANATA SOSIAL (sosiologi)
PRANATA SOSIAL (sosiologi)PRANATA SOSIAL (sosiologi)
PRANATA SOSIAL (sosiologi)
 
Gross Domestic Product (PDB)
Gross Domestic Product (PDB)Gross Domestic Product (PDB)
Gross Domestic Product (PDB)
 
PENGANGGURAN
PENGANGGURANPENGANGGURAN
PENGANGGURAN
 
STRUKTUR PASAR MODAL
STRUKTUR PASAR MODALSTRUKTUR PASAR MODAL
STRUKTUR PASAR MODAL
 

Recently uploaded

MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945nrein671
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxJawahirIhsan
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
MESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANG
MESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANGMESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANG
MESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANGmamaradin
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanAyuApriliyanti6
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxrani414352
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptxErikaPutriJayantini
 
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfSurat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfEirinELS
 
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)BashoriAlwi4
 
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptxAksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptxTekiMulyani
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XIPPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XIHepySari1
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxFitriaSarmida1
 
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfWebinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfTeukuEriSyahputra
 
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEANIPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEANGilangNandiaputri1
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
MESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANG
MESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANGMESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANG
MESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANG
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
 
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfSurat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
 
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
 
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptxAksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XIPPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfWebinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
 
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEANIPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

NORMA SOSIAL (untuk mata pelajaran sosiologi)

  • 2. NORMA SOSIAL Merupakan seperangkat aturan yang digunakan oleh komunitas/masyarakat, sebagai pedoman untuk bersikap, berperasaan, berpikir,maupun bertindak Merupakan patokan perilaku manusia dalam kehidupan masyarakat. Norma sosial akan berfungsi dengan baik kalau sudah melembaga (institutionalized), dan juga disertai dengan syarat: – Diketahui oleh masyarakat – Dipahami dan dimengerti – Dihargai – Ditaati dan dilaksanakan.
  • 3. Klasifikasi Norma Sosial Berdasarkan proses terbentuknya norma sosial ; 1. Melalui kebiasaan/tradisi tidak terencana, tidak tertulis 2. Melalui perencanaan dan pembahasan yang tertulis Atas dasar proses terbentuknya norma sosial dibedakan menjadi : 1. Folkways 2. Mores 3. Hukum
  • 4. 1. Folkways Folkways itu berarti tata cara (=ways) yang lazim dikerjakan atau diikuti oleh rakyat kebanyakan (=folk). Folkways seluruh norma-norma sosial yang terlahir dari adanya pola-pola perilaku yang selalu diikuti oleh orang- orang kebanyakan -- sesuatu hal yang terlazim Folkways semula merupakan sesuatu kebiasaan dan kelaziman belaka (yaitu sesuatu yang terjadi secara berulang-ulang dan ajeg di alam realita), berangsur- angsur terasakanlah kekuataannya sebagai hal yang bersifat standar, yang karenanya --secara normatif-- wajib dijalani.
  • 5. Contoh folkways  Praktek-praktek penggunaan tata bahasa dan perbendaharaan bahasa  berapa kalikah kita harus makan setiap harinya;  bagaimanakah santapan pagi, santapan siang dan santapan malam harus disiapkan;  bagaimana pakaian kita ini harus kita kenakan;  bagaimanakah cara tubuh kita ini harus dirawat dan dibersihkan;  Orang tidaklah perlu lagi setiap kali berpikir-pikir karena folkways yang ada telah siap dengan petunjuk-petunjuk dan pedoman-pedoman (normatif) yang diperlukan.
  • 6. Menyimpang folkways.  Tidaklah makan tiga kali seharinya melainkan lima kali;  Tidak mengenakan celana panjang kalau pergi ke kantor, melainkan mengenakan sarung;  Tidak menggunakan tangan kanan kalau memegang sendok, melainkan menggunakan tangan kirinya.  Apabila di dalam segala hal orang mencoba menyimpangi, pastilah dia akan tersisih dari kontak-kontak sosial dan dipandang sebagai orang yang aneh, eksentrik dan sulit dimengerti.
  • 7. Sarana Pengontrol  Folkways mengancamkan sanksi-sanksi kepada siapa saja yang tidak menjalaninya.  Sanksi-sanksi folkways itu relatif tidaklah berat, dan sifatnya tidaklah formal, terencana dan teratur;  melainkan bersifat informal --seperti misalnya berupa sindiran, pergunjingan atau olok-olok.  Walaupun lunak dan informal sifatnya, sanksi- sanksi terhadap pelanggaran folkways itu bisa bersifat kumulatif.
  • 8. Ciri ciri Folkways, 1. Tidak tertulis 2. Tidak diketahui siapa pembuatnya 3. Tidak diketahui kapan dibuat 4. Sanksinya ringan (dicemooh/diejek, sindiran, pergunjingan atau olok-olok) 5. Penghukuman komunal.  Sanksi bersifat informal terbatas pada kelompok tertentu
  • 9. 2. Mores  Mores adalah segala norma yang secara moral dipandang benar. Pelanggaran terhadap mores selalu dikutuk sebagai sesuatu hal yang secara moral tidak dapat dibenarkan.  Mores tidaklah memerlukan dasar pembenar, karena mores itu sendiri adalah sesuatu yang sungguh-sungguh telah bernilai benar.  Mores tidak bisa diganggu gugat untuk diteliti benar- tidaknya; sedangkan folkways --di lain pihak-- benar tidaknya masihlah agak leluasa untuk diperbantahkan.  mores tidak dilanggar.
  • 10. Mores  mores itu dipandang lebih essensial bagi terjaminnya kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu lalu selalu dipertahankan oleh ancaman-ancaman sanksi yang jauh lebih keras.  Pelanggaran terhadap mores selalu disesali dengan sangat, dan orang selalu berusaha dengan amat kerasnya agar mores tidak dilanggar.
  • 11. Mores Dirumuskan ke dalam aturan yang harus dilakukan untuk mengatur pola hubungan umum.  Seperti di antaranya, keharusan untuk bekerja rajin, jujur, ksatria dll.  Dirumuskan dalam bentuk larangan  Larangan untuk dilakukan itu sering disebut Tabu  Tabu yang populer adalah tabu incest
  • 12. Sifat Mores • Mores bersifat spesifik (yaitu mores yang mengatur keharusan perilaku-perilaku tertentu),  mengkaidahi perhubungan khusus antara dua orang tertentu, pada suatu situasi tertentu pula; misalnya: hubungan antara seseorang suami dengan isterinya, atau antara seorang dokter dengan pasiennya, atau antara seseorang guru dengan muridnya. • Mores bersifat umum, yang mengharuskan adanya penataan secara mutlak terhadap norma mores tertentu, oleh siapun juga, dan pada situasi bagaimanapun juga  mengkaidahi secara umum sejumlah hubungan-hubungan sosial di dalam situasi- situasi umum,  misalnya: keharusan berlaku jujur, keharusan bersikap ksatria, keharusan bekerja rajin, dan sebagainya.
  • 13. Ciri-ciri MoresCiri-ciri Mores  pada dasarnya hampir sama denganpada dasarnya hampir sama dengan Folkways ( ciri 1 s.d.5),Folkways ( ciri 1 s.d.5),  bedanya, eksistensi mores tidakbedanya, eksistensi mores tidak dapat dibantah dan sanksinya relatifdapat dibantah dan sanksinya relatif lebih berat.lebih berat.  Artinya bahwa aturan yang termasukArtinya bahwa aturan yang termasuk mores harus dilakukan/dipatuhi.mores harus dilakukan/dipatuhi.
  • 14. Persamaan Folkways dan Mores  kedua-duanya tidak jelas asal-usulnya,  terjadi tidak terencana.  Dasar eksistensinya pun tidak pernah dibantah, dan kelangsungannya --karena didukung tradisi-- relatif amatlah besar.  Kedua-duanya dipertahankan oleh sanksi-sanksi yang bersifat informal dan komunal, berupa sanksi spontan dari kelompok- kelompok sosial dimana kaidah-kaidah tersebut hidup.  Walaupun ada kesamaan-kesamaan antara folkways dan mores, namun mores selalu lebih dipandang sebagai bagian dari hakekat kebenaran. Mores adalah segala norma yang secara moral dipandang benar.
  • 15. Perbedaan Folkways dan Mores • folkways yang biasanya dipandang relatif kurang begitu penting --dan oleh karenanya dipertahankan oleh ancaman-ancaman sanksi yang tidak seberapa keras. • mores itu dipandang lebih essensial bagi terjaminnya kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu lalu selalu dipertahankan oleh ancaman- ancaman sanksi yang jauh lebih keras.
  • 16. Perbedaan Folkways dan Mores • Pelanggaran terhadap mores selalu dikutuk dan disesali dengan sangat sebagai sesuatu hal yang secara moral tidak dapat dibenarkan, karenanya orang selalu berusaha dengan amat kerasnya agar mores tidak dilanggar. • Mores tidak bisa diganggu gugat untuk diteliti benar-tidaknya; • folkways --di lain pihak-- benar tidaknya masihlah agak leluasa untuk diperbantahkan. eksistensi mores tidak dapat dibantah dan sanksinya relatif lebih berat. Artinya bahwa aturan yang termasuk mores harus dilakukan/dipatuhi.
  • 17. 3. Hukum Segugus kaidah yang lain, untuk menegakkan keadaan tertib sosial. Merupakan aturan/norma sosial yang dibuat secara terencana, terpikirkan, tertulis serta terkodifikasikan Pada hukum terdapat organisasi-politik khususnya, yang secara formal dan berprosedur bertugas memaksakan agar kaidah- kaidah sosial yang berlaku ditaati. Organisasi yang lazim dikenal dengan nama badan peradilan. • Di sisi lain, karena mores itu lain tidak adalah kaidah-kaidah yang tak tertulis, maka hukum yang dijadikan dari mores --dengan ditunjang oleh wibawa suatu struktur kekuasaan politik-- inipun lalu merupakan hukum yang tak tertulis (atau lazim dinamakan hukum adat, customary law).  Ciri ciri hukum bertolak belakang dengan folkways dan mores
  • 18. • Pada masyarakat semakin kompleks dan bertambah besar, maka organisasi politik yang hanya mengerjakan fungsi peradilan --menegakkan berlakunya kaidah-kaidah sosial yang tertulis-- mulailah dipandang kurang memadai. • Sehingga perlu pula mengadakan satu organisasi politik yang bertugas khusus melaksanakan tugas- tugas pembuatan kaidah-kaidah baru.  dengan tugas legislatif untuk menutup kekurangan- kekurangan kaidah yang dirasakan.
  • 19. Perbedaan Hukum dan Norma lain • Pada hukum terdapat organisasi-politik yang secara formal dan berprosedur bertugas memaksakan ditaatinya kaidah-kaidah sosial yang berlaku. • Hukum tertulis itu adalah jauh lebih terpikir dan lebih terlafalkan secara tegas. • Hukum tertulis betul-betul merupakan hasil suatu perencanaan dan pikiran-pikiran yang sadar. Walaupun mungkin pula bertumpu pada jiwa dan semangat mores lama yang telah ada--sehingga karenanya memperoleh pula pentaatan yang spontan dari warga masyarakat– • Hukum tertulis melaksanakan fungsinya secara lebih lanjut. Dalam bentuk memberikan pelafalan yang lebih tepat dan tegas serta demi pelaksanaannya, memberikan kekuatan formal kepadanya.
  • 20. Nilai Sosial • Menurut Horton dan Hunt (1987), NILAI adalah gagasan mengenai apakah suatu pengalaman itu berarti atau tidak berarti. Nilai pada hakekatnya mengarahkan perilaku dan pertimbangan seseorang, tetapi ia tidak menghakimi apakah sebuah perilaku tertentu itu salah atau benar. • NILAI adalah Konsepsi abstrak tentang sesuatu yang berharga dalam diri manusia mengenai apa yang dianggap baik dan buruk. • NILAI SOSIAL adalah nilai yang dianut dan dianggap penting oleh suatu kelompok masyarakat.
  • 21. Ciri-ciri Nilai • Sebagai suatu bagian penting dari kebudayaan. • Suatu tindakan dianggap sah --artinya secara moral dapat diterima-- kalau harmonis dengan nilai-nilai yang disepakati dan dijunjung oleh masyarakat di mana tindakan itu dilakukan. Ketika nilai yang berlaku menyatakan bahwa kesolehan beribadah adalah sesuatu yang harus di junjung tinggi, maka bila ada orang yang malas beribadah tentu akan menjadi bahan pergunjingan. Sebaliknya, bila ada orang yang dengan ikhlas rela menyumbangkan sebagian hartanya untuk kepentingan ibadah atau rajin amal , maka ia akan dinilai sebagai orang yang pantas dihormati dan diteladani.
  • 22. FUNGSI NILAI SOSIAL  Dapat menyumbangkan seperangkat alat untuk menetapkan harga sosial dari kelompok.  Dapat mengarahkan masyarakat untuk berfikir dan bertingkah laku  Sebagai penentu terakhir bagi manusia dalam memenuhi peran sosialnya.  Sebagai alat solidaritas.  Sebagai kontrol perilaku masyarakat.