SlideShare a Scribd company logo
1 of 26
MANUSIA, NILAI, MO
RAL DAN HUKUM
NAMA KELOMPOK
1. A. Sholichul Amali
2. Faishal Dany S
3. Galih Dhimas P
4. Lilis Khomariyatun
A. MANUSIA
• Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu”
(Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti berpikir, berakal
budi atau makhluk yang berakal budi (mampu menguasai
makhluk lain).
• Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau
sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah
kelompok (genus) atau seorang individu
Lanjutan >>>
• Terbentuknya pribadi seseorang dipengaruhi oleh lingkungan
bahkan secara ekstrim dapat dikatakan, setiap orang berasal
dari
satu
lingkungan,
baik
lingkungan
vertikal
(genetika, tradisi), horizontal (geografik, fisik, sosial), maupun
kesejarahan.
• Manusia adalah makhluk yang tidak dapat dengan segera
menyesuaikan diri dengan lingkungannya
• Malinowski(1949), salah satu tokoh ilmu Antropologi dari
Polandia menyatakan bahwa ketergantungan individu
terhadap individu lain dalam kelompoknya dapat terlihat
dari usaha-usaha manusia dalam memenuhi kebutuhan
biologis dan kebutuhan sosialnya yang dilakukan melalui
perantaraan kebudayaan.
B. NILAI
• Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan
kualitas, dan berguna bagi manusia.
• Menurut Cheng(1995): Nilai merupakan sesuatu yang
potensial, dalam arti terdapatnya hubungan yang harmonis
dan kreatif, sehingga berfungsi untuk menyempurnakan
manusia, sedangkan kualitas merupakan atribut atau sifat
yang seharusnya dimiliki (dalam Lasyo,1999,hlm.1).
• Menurut Lasyo (1999,hlm.9) sebagai berikut: Nilai bagi
manusia merupakan landasan atau motivasi dalam segala
tingkah laku atau perbuatannya.
Lanjut …
• Nilai dapat diartikan sebagai sifat atau kualitas dari sesuatu
yang bermanfaat bagi kehidupan manusia baik lahir maupun
batin. Bagi manusia nilai dijadikan sebagai landasan, alasan
atau motivasi dalam bersikap dan bertingkah laku, baik
disadari maupun tidak.
Sifat-sifat Nilai
• Nilai itu suatu relitas abstrak dan ada dalam kehidupan
manusia. Nilai yang bersifat abstrak tidak dapat diindra.
• Nilai memiliki sifat normatif, artinya nilai mengandung
harapan, cita-cita dan suatu keharusan sehingga nilai
memiliki sifat ideal das sollen.
• Nilai berfungsi sebagai daya dorong dan manusia adalah
pendukung nilai. Manusia bertindak berdasar dan didorong
oleh nilai yang diyakininya.
Polaritas dan Hierarki dari Nilai
• Nilai menampilkan diri dalam aspek positif dan aspek negatif
yang sesuai polaritas.
• Nilai tersusun secara hierarkis yaitu hierarki urutan
pentingnya.
• Nilai (value) biasanya digunakan untuk menunjuk kata benda
abstrak yang dapat diartikan sebagai keberhargaan (worth)
atau kebaikan (goodness).
• Notonegoro membagi hierarki nilai pokok yaitu:
1. Nilai material yaitu sesuatu yang berguna bagi unsur jasmani
manusia.
2. Nilai vital yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia
untuk dapat mengadakan kegiatan atau aktivitas.
3. Nilai kerohanian yaitu sesuatu yang berguna bagi rohani
manusia.
• Dari nilai kerohanian terbagi menjadi 4 macam, yaitu :
1. Nilai kebenaran yang bersumber pada unsur akal atau rasio
manusia.
2. Nilai keindahan atau nilai estetis yang bersumber pada unsur
perasaan estetis manusia.
3. Nilai kebaikan moral yang bersumber pada kehendak atau
karsa manusia.
4. Nilai religius yang bersumber pada kepercayaan manusia
dengan disertai penghayatan melalui akal budi dan nuraninya.
• Oleh karena nilai dianggap abstrak dan subyektif, maka
terbentuklah norma/ kaedah.
• Norma berasal dari bahasa latin yakni norma, yang berarti
penyikut atau siku-siku, suatu alat perkakas yang digunakan
oleh tukang kayu.
• Dari sinilah kita dapat mengartikan norma sebagai
pedoman, ukuran, aturan atau kebiasaan. Jadi norma ialah
sesuatu yang dipakai untuk mengatur sesuatu yang lain atau
sebuah ukuran.
• Norma/ kaidah yang ada dalam masyarakat :
1. Norma kepercayaan atau keagamaan
2. Norma kebiasaan
3. Norma kesusilaan
4. Norma sopan santun/adab
5. Norma hukum
• Dari norma-norma yang ada, norma hukum adalah norma
yang paling kuat karena dapat dipaksakan pelaksanaannya
oleh penguasa.
Cara Manusia Memaknai Nilai
• Terbagi menjadi dua konteks :
• Pandangan pertama, manusia memandang nilai sebagai
sesuatu yang objektif, apabila dia memandang nilai itu ada
meskipun tanpa ada yang menilainya, bahkan memandang
nilai telah ada sebelum adanya manusia sebagai penilai.
• Pandangan kedua, manusia memandang nilai itu subjektif.
Artinya nilai sangat tergantung pada subjek yang menilainya.
Jadi nilai memang tidak akan ada dan tidak akan hadir tanpa
hadirnya penilai.Oleh karena itu nilai melekat dengan subjek
penilai.
C. MORAL
• Moral berasal dari kata bahasa Latin mores yang berarti adat
kebiasaan. Kata mores ini mempunyai sinonim
mos, moris, manner mores atau manners, morals.
• Dalam bahasa Indonesia,kata moral berarti akhlak (bahasa
Arab) atau kesusilaan yang mengandung makna tata tertib
batin atau tata tertib hati nurani yang menjadi pembimbing
tingkah laku batin dalam hidup.
• Kata moral ini dalam bahasa Yunani sama dengan ethos yang
menjadi etika. Secara etimologis, etika adalah ajaran tentang
baik buruk, yang diterima masyarakat umum tentang
sikap, perbuatan, kewajiban, dan sebagainya.
• Moral secara ekplisit adalah hal-hal yang berhubungan
dengan proses sosialisasi individu tanpa moral manusia tidak
bisa melakukan proses sosialisasi. Moral dalam zaman
sekarang mempunyai nilai implisit karena banyak orang yang
mempunyai moral atau sikap amoral itu dari sudut pandang
yang sempit. Moral adalah nilai ke-absolutan dalam
kehidupan bermasyarakat secara utuh. Penilaian terhadap
moral diukur dari kebudayaan masyarakat setempat.
• Moral adalah perbuatan/ tingkah laku/ ucapan seseorang
dalam berinteraksi dengan manusia. Moral adalah produk
dari budaya dan Agama.
• Jadi, moral adalah tata aturan norma-norma yang bersifat
abstrak yang mengatur kehidupan manusia untuk melakukan
perbuatan tertentu dan sebagai pengendali yang mengatur
manusia untuk menjadi manusia yang baik.
Kaidah Moral
1. Hati Nurani merupakan fenomena moral yang sangat hakiki.
• Hati nurani merupakan penghayatan tentang baik atau
buruk mengenai perilaku manusia dan hati nurani
2. Kebebasan dan tanggung jawab.
• Kebebasan adalah milik individu yang sangat hakiki dan
manusiawi dan karena manusia pada dasarnya adalah
makhluk bebas. Tetapi didalam kebebasan itu juga terbatas
karena tidak boleh bersinggungan dengan kebebasan orang
lain ketika mereka melakukan interaksi.
3. Nilai dan Norma Moral.
• Nilai dan moral akan muncul ketika berada pada orang lain
dan ia akan bergabung dengan nilai lain seperti
agama, hukum, dan budaya. Nilai moral terkait dalam
tanggung jawab seseorang.
D. HUKUM
• Hukum adalah kaidah yang mengatur kehidupan
manusia, yang biasanya dibuat dengan sengaja dan
mempunyai sanksi yang jelas.
• Hukum yang baik adalah hukum yang sesuai dengan hukum
yang hidup (the living law) dalam masyarakat, yang tentunya
sesuai pula atau merupakan pencerminan dari nilai-nilai
yang berlaku dalam masyarakat tersebut.
• Keseluruhan kaidah dalam masyarakat pada intinya adalah
mengatur masyarakat agar mengikuti pola perilaku yang
disepakati oleh system social dan budaya yang berlaku pada
masyarakat tersebut.
• Pola-pola perilaku merupakan cara-cara masyarakat
bertindak atau berkelakuan yang sama dan harus diikuti oleh
semua anggota masyarakat.
• Kebiasaan merupakan cara bertindak seseorang yang
kemudian diakui dan mungkin diikuti oleh orang lain.
• Pola perilaku dan norma-norma yang dilakukan dan
dilaksanakan
pada
khususnya
apabila
seseorang
berhubungan dengan orang lain, dinamakan organisasi
sosial.
Tujuan Hukum
• Menurut beberapa ahli :
a. Prof. Subekti, SH: Hukum itu mengabdi pada tujuan negara yaitu
mencapai kemakmuran dan kesejahteraan rakyatnya dengan cara
menyelenggarakan keadilan
b. Prof. Mr. Dr. LJ. van Apeldoorn: Tujuan hukum adalah mengatur
hubungan antara sesama manusia secara damai. Hukum
menghendaki perdamaian antara sesama. Dengan menimbang
kepentingan yang bertentangan secara teliti dan seimbang.
c. Geny : Tujuan hukum semata-mata ialah untuk mencapai keadilan.
Dan ia kepentingan daya guna dan kemanfaatan sebagai unsur dari
keadilan.
Lanjutan …
d. Roscoe Pound berpendapat bahwa hukum berfungsi sebagai
alat merekayasa masyarakat (law is tool of social engineering).
e. Muchtar Kusumaatmadja berpendapat bahwa tujuan pokok
dan utama dari hukum adalah ketertiban. Kebutuhan akan
ketertiban ini merupakan syarat pokok bagi adanya suatu
masyarakat manusia yang teratur.
• Pada umumnya hukum bertujuan menjamin adanya
kepastian hukum dalam masyarakat. Selain itu, menjaga dan
mencegah agar tiap orang tidak menjadi hakim atas dirinya
sendiri,
Penegakan Hukum
• Penegakan hukum, dengan demikian, adalah suatu kemestian
dalam suatu negara hukum.
• Penegakan hukum adalah juga ukuran untuk kemajuan dan
kesejahteraan suatu negara. Karena, negara-negara maju di dunia
biasanya ditandai, tidak sekedar perekonomiannya maju, namun
juga penegakan hukum dan perlindungan hak asasi manusia
(HAM) –nya berjalan baik.
Efektifitas Hukum
• Substansi hukum yaitu materi atau muatan hukum. Dalam hal ini
peraturan haruslah peraturan yang benar-benar dibutuhkan oleh
masyarakat untuk mewujudkan ketertiban bersama.
• Aparat Penegak Hukum. Agar hukum dapat ditegakkan, diperlukan
pengawalan yang dilaksanakan oleh aparat penegak hukum yang
memiliki komitmen dan integritas tinggi terhadap terwujudnya
tujuan hukum.
• Budaya Hukum. Yang dimaksud adalah budaya masyarakat yang
tidak berpegang pada pemikiran bahwa hukum ada untuk
dilanggar, sebaliknya hukum ada untuk dipatuhi demi terwujudnya
kehidupan bersama yang tertib dan saling menghargai sehingga
harmonisasi
kehidupan
bersama
dapat
terwujud.
• Penegakan hukum menuntut konsistensi dan keberanian
dari aparat. Juga, hadirnya fasilitas penegakan hukum yang
optimal adalah suatu kemestian.
• Masyarakatpun harus senantiasa mendapatkan penyadaran
dan pembelajaran yang kontinyu.
• Karena, adalah hak dari warga negara untuk mendapatkan
informasi dan pengetahuan yang tepat dan benar akan halhal yang penting dan berguna bagi kelangsungan hidupnya.
Problematika Hukum
1. Masalah paling mendasar, yaitu adanya manipulasi fungsi hukum
oleh pengemban kekuasaan.
2. Kurangnya kualitas SDM yang mengisi aparat penegak hukum.
3. Menurunnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap aparat
penegak hukum.
4. Ketidaklancaran penegakan hukum akibat intervensi kekuasaan
dan uang.
5. Kurangnya perhatian dan waktu untuk mengubah paradigma dan
pemahaman aparat.
Manusia, nilai, moral dan hukum

More Related Content

What's hot

Hakekat Keragaman dan Kesetaraan Manusia - ISBD
Hakekat Keragaman dan Kesetaraan Manusia - ISBDHakekat Keragaman dan Kesetaraan Manusia - ISBD
Hakekat Keragaman dan Kesetaraan Manusia - ISBDFox Broadcasting
 
Tugas Powerpoint tentang HAK ASASI MANUSIA
Tugas Powerpoint tentang HAK ASASI MANUSIATugas Powerpoint tentang HAK ASASI MANUSIA
Tugas Powerpoint tentang HAK ASASI MANUSIAmeikaa
 
Hubungan agama dan negara
Hubungan agama dan negaraHubungan agama dan negara
Hubungan agama dan negaraPia Rohdina
 
Makalah 4 PILAR KEBANGSAAN
Makalah 4 PILAR KEBANGSAANMakalah 4 PILAR KEBANGSAAN
Makalah 4 PILAR KEBANGSAANMardinalMatoda
 
Bagaimana agama menjamin kebahagiaan
Bagaimana agama menjamin kebahagiaanBagaimana agama menjamin kebahagiaan
Bagaimana agama menjamin kebahagiaandindaa99
 
Manusia, Nilai, Moral & Hukum.pptx
Manusia, Nilai, Moral & Hukum.pptxManusia, Nilai, Moral & Hukum.pptx
Manusia, Nilai, Moral & Hukum.pptxLianaSyaras
 
Urgensi Pancasila sebagai Dasar Negara
Urgensi Pancasila sebagai Dasar NegaraUrgensi Pancasila sebagai Dasar Negara
Urgensi Pancasila sebagai Dasar NegaraFebby HusbiramiÅldo
 
Pancasila sebagai Sistem Etika
Pancasila sebagai Sistem EtikaPancasila sebagai Sistem Etika
Pancasila sebagai Sistem EtikaDindaAnggita2
 
HAM dan Pelaksanaannya Di Indonesia
HAM dan Pelaksanaannya Di IndonesiaHAM dan Pelaksanaannya Di Indonesia
HAM dan Pelaksanaannya Di IndonesiaPT Lion Air
 
Akhlak, Moral, dan Etika dalam Islam
Akhlak, Moral, dan Etika dalam IslamAkhlak, Moral, dan Etika dalam Islam
Akhlak, Moral, dan Etika dalam IslamNovita Widianingsih
 
Bab ix urgensi dan tantangan ketahanan nasional dan bela negara
Bab ix urgensi dan tantangan ketahanan nasional dan bela negaraBab ix urgensi dan tantangan ketahanan nasional dan bela negara
Bab ix urgensi dan tantangan ketahanan nasional dan bela negaraSyaiful Ahdan
 
Essay Nasional, Lomba Essay LPM Paradigma
Essay Nasional, Lomba Essay LPM ParadigmaEssay Nasional, Lomba Essay LPM Paradigma
Essay Nasional, Lomba Essay LPM ParadigmaKhoerul Anwar Abdulloh
 
Bagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islam
Bagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islamBagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islam
Bagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islamchusnaqumillaila
 
Filsafat humanisme dan perkembangannya
Filsafat humanisme dan perkembangannyaFilsafat humanisme dan perkembangannya
Filsafat humanisme dan perkembangannyaRudi Sudirdja
 
Makalah Etika, Moral, Akhlak (Agama)
Makalah Etika, Moral, Akhlak (Agama) Makalah Etika, Moral, Akhlak (Agama)
Makalah Etika, Moral, Akhlak (Agama) Aisyah Turidho
 
Pengantar Sosiologi
Pengantar SosiologiPengantar Sosiologi
Pengantar SosiologiMuhamad Yogi
 

What's hot (20)

Hakekat Keragaman dan Kesetaraan Manusia - ISBD
Hakekat Keragaman dan Kesetaraan Manusia - ISBDHakekat Keragaman dan Kesetaraan Manusia - ISBD
Hakekat Keragaman dan Kesetaraan Manusia - ISBD
 
Soal dan Jawaban - ISBD
Soal dan Jawaban - ISBDSoal dan Jawaban - ISBD
Soal dan Jawaban - ISBD
 
Tugas Powerpoint tentang HAK ASASI MANUSIA
Tugas Powerpoint tentang HAK ASASI MANUSIATugas Powerpoint tentang HAK ASASI MANUSIA
Tugas Powerpoint tentang HAK ASASI MANUSIA
 
Hubungan agama dan negara
Hubungan agama dan negaraHubungan agama dan negara
Hubungan agama dan negara
 
Antropologi -Dinamika Kebudayaan-
Antropologi -Dinamika Kebudayaan-Antropologi -Dinamika Kebudayaan-
Antropologi -Dinamika Kebudayaan-
 
Makalah 4 PILAR KEBANGSAAN
Makalah 4 PILAR KEBANGSAANMakalah 4 PILAR KEBANGSAAN
Makalah 4 PILAR KEBANGSAAN
 
Bagaimana agama menjamin kebahagiaan
Bagaimana agama menjamin kebahagiaanBagaimana agama menjamin kebahagiaan
Bagaimana agama menjamin kebahagiaan
 
Manusia, Nilai, Moral & Hukum.pptx
Manusia, Nilai, Moral & Hukum.pptxManusia, Nilai, Moral & Hukum.pptx
Manusia, Nilai, Moral & Hukum.pptx
 
Urgensi Pancasila sebagai Dasar Negara
Urgensi Pancasila sebagai Dasar NegaraUrgensi Pancasila sebagai Dasar Negara
Urgensi Pancasila sebagai Dasar Negara
 
Paradigma Sosiologi
Paradigma SosiologiParadigma Sosiologi
Paradigma Sosiologi
 
Pancasila sebagai Sistem Etika
Pancasila sebagai Sistem EtikaPancasila sebagai Sistem Etika
Pancasila sebagai Sistem Etika
 
HAM dan Pelaksanaannya Di Indonesia
HAM dan Pelaksanaannya Di IndonesiaHAM dan Pelaksanaannya Di Indonesia
HAM dan Pelaksanaannya Di Indonesia
 
IDEOLOGI
IDEOLOGIIDEOLOGI
IDEOLOGI
 
Akhlak, Moral, dan Etika dalam Islam
Akhlak, Moral, dan Etika dalam IslamAkhlak, Moral, dan Etika dalam Islam
Akhlak, Moral, dan Etika dalam Islam
 
Bab ix urgensi dan tantangan ketahanan nasional dan bela negara
Bab ix urgensi dan tantangan ketahanan nasional dan bela negaraBab ix urgensi dan tantangan ketahanan nasional dan bela negara
Bab ix urgensi dan tantangan ketahanan nasional dan bela negara
 
Essay Nasional, Lomba Essay LPM Paradigma
Essay Nasional, Lomba Essay LPM ParadigmaEssay Nasional, Lomba Essay LPM Paradigma
Essay Nasional, Lomba Essay LPM Paradigma
 
Bagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islam
Bagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islamBagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islam
Bagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islam
 
Filsafat humanisme dan perkembangannya
Filsafat humanisme dan perkembangannyaFilsafat humanisme dan perkembangannya
Filsafat humanisme dan perkembangannya
 
Makalah Etika, Moral, Akhlak (Agama)
Makalah Etika, Moral, Akhlak (Agama) Makalah Etika, Moral, Akhlak (Agama)
Makalah Etika, Moral, Akhlak (Agama)
 
Pengantar Sosiologi
Pengantar SosiologiPengantar Sosiologi
Pengantar Sosiologi
 

Viewers also liked

ISBD - Manusia, Moral, Nilai dan Hukum
ISBD - Manusia, Moral, Nilai dan HukumISBD - Manusia, Moral, Nilai dan Hukum
ISBD - Manusia, Moral, Nilai dan HukumNia_rakhmayanti
 
Manusia,nilai,moral dan hukum
Manusia,nilai,moral dan hukumManusia,nilai,moral dan hukum
Manusia,nilai,moral dan hukumRaka Ditya
 
Problematika,Nilai,Moral,dan Hukum Dalam Masyarakat dan Negara.
Problematika,Nilai,Moral,dan Hukum Dalam Masyarakat dan Negara.Problematika,Nilai,Moral,dan Hukum Dalam Masyarakat dan Negara.
Problematika,Nilai,Moral,dan Hukum Dalam Masyarakat dan Negara.nita junita
 
Nilai Kemanusiaan - Dhea Budiman
Nilai Kemanusiaan - Dhea BudimanNilai Kemanusiaan - Dhea Budiman
Nilai Kemanusiaan - Dhea BudimanDhea Budiman
 
Presentation kejuangan
Presentation kejuanganPresentation kejuangan
Presentation kejuanganLily maulida
 
ILMU HUKUM DASAR
ILMU HUKUM DASARILMU HUKUM DASAR
ILMU HUKUM DASARAgus Basuki
 
Manusia, moralitas dan hukum
Manusia, moralitas dan hukumManusia, moralitas dan hukum
Manusia, moralitas dan hukumPungki Ariefin
 
Manusia sebagai makhluk individu (ISBD)
Manusia sebagai makhluk individu (ISBD)Manusia sebagai makhluk individu (ISBD)
Manusia sebagai makhluk individu (ISBD)Jaya Purnama
 
Pengantar ilmu hukum
Pengantar ilmu hukumPengantar ilmu hukum
Pengantar ilmu hukumAndrew Fritz
 
presentasi ISBD Manusia sebagai Makhluk Sosial dan Individu
presentasi ISBD Manusia sebagai Makhluk Sosial dan Individu presentasi ISBD Manusia sebagai Makhluk Sosial dan Individu
presentasi ISBD Manusia sebagai Makhluk Sosial dan Individu Chatrin Evelin
 
Isbd manusia sebagai makhluk individu dan sosial
Isbd manusia sebagai makhluk individu dan sosialIsbd manusia sebagai makhluk individu dan sosial
Isbd manusia sebagai makhluk individu dan sosialDini Nur Hanifah
 
Pancasila Sebagai Paradigma Pengembangan IPTEK
Pancasila Sebagai Paradigma Pengembangan IPTEKPancasila Sebagai Paradigma Pengembangan IPTEK
Pancasila Sebagai Paradigma Pengembangan IPTEKBwidow
 
Manusia, keragaman dan kesetaraan
Manusia, keragaman dan kesetaraanManusia, keragaman dan kesetaraan
Manusia, keragaman dan kesetaraanAfdal Zikri
 
Ilmu hukum
Ilmu hukumIlmu hukum
Ilmu hukumgradyg
 
22313676 pengantar-ilmu-hukum-slide
22313676 pengantar-ilmu-hukum-slide22313676 pengantar-ilmu-hukum-slide
22313676 pengantar-ilmu-hukum-slideMael Aja
 
Aplikasi bengkel sederhana berbasis desktop dengan java
Aplikasi bengkel sederhana berbasis desktop dengan javaAplikasi bengkel sederhana berbasis desktop dengan java
Aplikasi bengkel sederhana berbasis desktop dengan javaAgung Sulistyanto
 
ISBD ( “Manusia, keragaman dan kesetaraan”)
ISBD ( “Manusia, keragaman dan kesetaraan”)ISBD ( “Manusia, keragaman dan kesetaraan”)
ISBD ( “Manusia, keragaman dan kesetaraan”)Chatrin Evelin
 

Viewers also liked (20)

ISBD - Manusia, Moral, Nilai dan Hukum
ISBD - Manusia, Moral, Nilai dan HukumISBD - Manusia, Moral, Nilai dan Hukum
ISBD - Manusia, Moral, Nilai dan Hukum
 
Manusia,nilai,moral dan hukum
Manusia,nilai,moral dan hukumManusia,nilai,moral dan hukum
Manusia,nilai,moral dan hukum
 
Problematika,Nilai,Moral,dan Hukum Dalam Masyarakat dan Negara.
Problematika,Nilai,Moral,dan Hukum Dalam Masyarakat dan Negara.Problematika,Nilai,Moral,dan Hukum Dalam Masyarakat dan Negara.
Problematika,Nilai,Moral,dan Hukum Dalam Masyarakat dan Negara.
 
Nilai Kemanusiaan - Dhea Budiman
Nilai Kemanusiaan - Dhea BudimanNilai Kemanusiaan - Dhea Budiman
Nilai Kemanusiaan - Dhea Budiman
 
Presentation kejuangan
Presentation kejuanganPresentation kejuangan
Presentation kejuangan
 
ILMU HUKUM DASAR
ILMU HUKUM DASARILMU HUKUM DASAR
ILMU HUKUM DASAR
 
200 cabang biologi
200 cabang biologi200 cabang biologi
200 cabang biologi
 
Manusia, moralitas dan hukum
Manusia, moralitas dan hukumManusia, moralitas dan hukum
Manusia, moralitas dan hukum
 
Manusia sebagai makhluk individu (ISBD)
Manusia sebagai makhluk individu (ISBD)Manusia sebagai makhluk individu (ISBD)
Manusia sebagai makhluk individu (ISBD)
 
Pengantar ilmu hukum
Pengantar ilmu hukumPengantar ilmu hukum
Pengantar ilmu hukum
 
presentasi ISBD Manusia sebagai Makhluk Sosial dan Individu
presentasi ISBD Manusia sebagai Makhluk Sosial dan Individu presentasi ISBD Manusia sebagai Makhluk Sosial dan Individu
presentasi ISBD Manusia sebagai Makhluk Sosial dan Individu
 
Isbd manusia sebagai makhluk individu dan sosial
Isbd manusia sebagai makhluk individu dan sosialIsbd manusia sebagai makhluk individu dan sosial
Isbd manusia sebagai makhluk individu dan sosial
 
Pancasila Sebagai Paradigma Pengembangan IPTEK
Pancasila Sebagai Paradigma Pengembangan IPTEKPancasila Sebagai Paradigma Pengembangan IPTEK
Pancasila Sebagai Paradigma Pengembangan IPTEK
 
Pancasila sebagai dasar ilmu
Pancasila sebagai dasar ilmuPancasila sebagai dasar ilmu
Pancasila sebagai dasar ilmu
 
Manusia, keragaman dan kesetaraan
Manusia, keragaman dan kesetaraanManusia, keragaman dan kesetaraan
Manusia, keragaman dan kesetaraan
 
Sistem hukum
Sistem hukumSistem hukum
Sistem hukum
 
Ilmu hukum
Ilmu hukumIlmu hukum
Ilmu hukum
 
22313676 pengantar-ilmu-hukum-slide
22313676 pengantar-ilmu-hukum-slide22313676 pengantar-ilmu-hukum-slide
22313676 pengantar-ilmu-hukum-slide
 
Aplikasi bengkel sederhana berbasis desktop dengan java
Aplikasi bengkel sederhana berbasis desktop dengan javaAplikasi bengkel sederhana berbasis desktop dengan java
Aplikasi bengkel sederhana berbasis desktop dengan java
 
ISBD ( “Manusia, keragaman dan kesetaraan”)
ISBD ( “Manusia, keragaman dan kesetaraan”)ISBD ( “Manusia, keragaman dan kesetaraan”)
ISBD ( “Manusia, keragaman dan kesetaraan”)
 

Similar to Manusia, nilai, moral dan hukum

Pancasila sebagai etika politik (pertemuan 7)
Pancasila sebagai etika politik (pertemuan 7)Pancasila sebagai etika politik (pertemuan 7)
Pancasila sebagai etika politik (pertemuan 7)ahmad sururi
 
LK 1.1 PKN_.pdf
LK 1.1 PKN_.pdfLK 1.1 PKN_.pdf
LK 1.1 PKN_.pdfsupriadymr
 
Nilai-nilai Kultural Masyarakat Indonesia.pptx
Nilai-nilai Kultural Masyarakat Indonesia.pptxNilai-nilai Kultural Masyarakat Indonesia.pptx
Nilai-nilai Kultural Masyarakat Indonesia.pptxAlexandrozArief1
 
Pancasila Sebagai Sistem Moral dan Etika Bermasyarakat (Civic Virtue)
Pancasila Sebagai Sistem Moral dan Etika Bermasyarakat (Civic Virtue)Pancasila Sebagai Sistem Moral dan Etika Bermasyarakat (Civic Virtue)
Pancasila Sebagai Sistem Moral dan Etika Bermasyarakat (Civic Virtue)feggyernes
 
Manusia,Nilai,Moral,Dan Hukum aljalil pgri.pptx
Manusia,Nilai,Moral,Dan Hukum aljalil pgri.pptxManusia,Nilai,Moral,Dan Hukum aljalil pgri.pptx
Manusia,Nilai,Moral,Dan Hukum aljalil pgri.pptxaljaliljalil
 
6. PANCASILA_SEBAGAI_ETIKA_POLITIK.pptx
6. PANCASILA_SEBAGAI_ETIKA_POLITIK.pptx6. PANCASILA_SEBAGAI_ETIKA_POLITIK.pptx
6. PANCASILA_SEBAGAI_ETIKA_POLITIK.pptxFika753292
 
Nilai_Moral_dan_Hukum_ppt.pptx
Nilai_Moral_dan_Hukum_ppt.pptxNilai_Moral_dan_Hukum_ppt.pptx
Nilai_Moral_dan_Hukum_ppt.pptxMoreNoob1
 
manusia_nilai_moral_dan_hukum.pptx
manusia_nilai_moral_dan_hukum.pptxmanusia_nilai_moral_dan_hukum.pptx
manusia_nilai_moral_dan_hukum.pptxkincaySantika
 
Pertemuan 10 ISBD.ppt
Pertemuan 10 ISBD.pptPertemuan 10 ISBD.ppt
Pertemuan 10 ISBD.pptrusnedi1
 
HASWINDAH_211302025.docx
HASWINDAH_211302025.docxHASWINDAH_211302025.docx
HASWINDAH_211302025.docxMiztankPrawiro
 
Kebudayaan (peradaban) ilmu budaya dasar
Kebudayaan (peradaban) ilmu budaya dasarKebudayaan (peradaban) ilmu budaya dasar
Kebudayaan (peradaban) ilmu budaya dasarMuchlis Soleiman
 
PPt_manusia_nilai_moral_dan_hukum.ppt
PPt_manusia_nilai_moral_dan_hukum.pptPPt_manusia_nilai_moral_dan_hukum.ppt
PPt_manusia_nilai_moral_dan_hukum.pptMoreNoob1
 
Pancasila sebagai sistem etika.ppt
Pancasila sebagai sistem etika.pptPancasila sebagai sistem etika.ppt
Pancasila sebagai sistem etika.pptMuhammadRamdhanFirda
 

Similar to Manusia, nilai, moral dan hukum (20)

Bahan perkuliahan ke 5
Bahan perkuliahan ke 5Bahan perkuliahan ke 5
Bahan perkuliahan ke 5
 
Pancasila sebagai etika politik (pertemuan 7)
Pancasila sebagai etika politik (pertemuan 7)Pancasila sebagai etika politik (pertemuan 7)
Pancasila sebagai etika politik (pertemuan 7)
 
LK 1.1 PKN_.pdf
LK 1.1 PKN_.pdfLK 1.1 PKN_.pdf
LK 1.1 PKN_.pdf
 
Nilai-nilai Kultural Masyarakat Indonesia.pptx
Nilai-nilai Kultural Masyarakat Indonesia.pptxNilai-nilai Kultural Masyarakat Indonesia.pptx
Nilai-nilai Kultural Masyarakat Indonesia.pptx
 
Pancasila Sebagai Sistem Moral dan Etika Bermasyarakat (Civic Virtue)
Pancasila Sebagai Sistem Moral dan Etika Bermasyarakat (Civic Virtue)Pancasila Sebagai Sistem Moral dan Etika Bermasyarakat (Civic Virtue)
Pancasila Sebagai Sistem Moral dan Etika Bermasyarakat (Civic Virtue)
 
Manusia,Nilai,Moral,Dan Hukum aljalil pgri.pptx
Manusia,Nilai,Moral,Dan Hukum aljalil pgri.pptxManusia,Nilai,Moral,Dan Hukum aljalil pgri.pptx
Manusia,Nilai,Moral,Dan Hukum aljalil pgri.pptx
 
6. PANCASILA_SEBAGAI_ETIKA_POLITIK.pptx
6. PANCASILA_SEBAGAI_ETIKA_POLITIK.pptx6. PANCASILA_SEBAGAI_ETIKA_POLITIK.pptx
6. PANCASILA_SEBAGAI_ETIKA_POLITIK.pptx
 
Ciri ciri moral
Ciri ciri moralCiri ciri moral
Ciri ciri moral
 
Bab iii
Bab  iiiBab  iii
Bab iii
 
Nilai_Moral_dan_Hukum_ppt.pptx
Nilai_Moral_dan_Hukum_ppt.pptxNilai_Moral_dan_Hukum_ppt.pptx
Nilai_Moral_dan_Hukum_ppt.pptx
 
Manusia sebagai mahluk budaya
Manusia sebagai mahluk budayaManusia sebagai mahluk budaya
Manusia sebagai mahluk budaya
 
Kelompok 3
Kelompok 3Kelompok 3
Kelompok 3
 
Kelompok 3
Kelompok 3Kelompok 3
Kelompok 3
 
manusia_nilai_moral_dan_hukum.pptx
manusia_nilai_moral_dan_hukum.pptxmanusia_nilai_moral_dan_hukum.pptx
manusia_nilai_moral_dan_hukum.pptx
 
Pertemuan 10 ISBD.ppt
Pertemuan 10 ISBD.pptPertemuan 10 ISBD.ppt
Pertemuan 10 ISBD.ppt
 
HASWINDAH_211302025.docx
HASWINDAH_211302025.docxHASWINDAH_211302025.docx
HASWINDAH_211302025.docx
 
Pancasila sebagai etika politik
Pancasila sebagai etika politikPancasila sebagai etika politik
Pancasila sebagai etika politik
 
Kebudayaan (peradaban) ilmu budaya dasar
Kebudayaan (peradaban) ilmu budaya dasarKebudayaan (peradaban) ilmu budaya dasar
Kebudayaan (peradaban) ilmu budaya dasar
 
PPt_manusia_nilai_moral_dan_hukum.ppt
PPt_manusia_nilai_moral_dan_hukum.pptPPt_manusia_nilai_moral_dan_hukum.ppt
PPt_manusia_nilai_moral_dan_hukum.ppt
 
Pancasila sebagai sistem etika.ppt
Pancasila sebagai sistem etika.pptPancasila sebagai sistem etika.ppt
Pancasila sebagai sistem etika.ppt
 

Manusia, nilai, moral dan hukum

  • 1. MANUSIA, NILAI, MO RAL DAN HUKUM NAMA KELOMPOK 1. A. Sholichul Amali 2. Faishal Dany S 3. Galih Dhimas P 4. Lilis Khomariyatun
  • 2. A. MANUSIA • Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk yang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain). • Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu
  • 3. Lanjutan >>> • Terbentuknya pribadi seseorang dipengaruhi oleh lingkungan bahkan secara ekstrim dapat dikatakan, setiap orang berasal dari satu lingkungan, baik lingkungan vertikal (genetika, tradisi), horizontal (geografik, fisik, sosial), maupun kesejarahan. • Manusia adalah makhluk yang tidak dapat dengan segera menyesuaikan diri dengan lingkungannya
  • 4. • Malinowski(1949), salah satu tokoh ilmu Antropologi dari Polandia menyatakan bahwa ketergantungan individu terhadap individu lain dalam kelompoknya dapat terlihat dari usaha-usaha manusia dalam memenuhi kebutuhan biologis dan kebutuhan sosialnya yang dilakukan melalui perantaraan kebudayaan.
  • 5. B. NILAI • Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna bagi manusia. • Menurut Cheng(1995): Nilai merupakan sesuatu yang potensial, dalam arti terdapatnya hubungan yang harmonis dan kreatif, sehingga berfungsi untuk menyempurnakan manusia, sedangkan kualitas merupakan atribut atau sifat yang seharusnya dimiliki (dalam Lasyo,1999,hlm.1). • Menurut Lasyo (1999,hlm.9) sebagai berikut: Nilai bagi manusia merupakan landasan atau motivasi dalam segala tingkah laku atau perbuatannya.
  • 6. Lanjut … • Nilai dapat diartikan sebagai sifat atau kualitas dari sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia baik lahir maupun batin. Bagi manusia nilai dijadikan sebagai landasan, alasan atau motivasi dalam bersikap dan bertingkah laku, baik disadari maupun tidak.
  • 7. Sifat-sifat Nilai • Nilai itu suatu relitas abstrak dan ada dalam kehidupan manusia. Nilai yang bersifat abstrak tidak dapat diindra. • Nilai memiliki sifat normatif, artinya nilai mengandung harapan, cita-cita dan suatu keharusan sehingga nilai memiliki sifat ideal das sollen. • Nilai berfungsi sebagai daya dorong dan manusia adalah pendukung nilai. Manusia bertindak berdasar dan didorong oleh nilai yang diyakininya.
  • 8. Polaritas dan Hierarki dari Nilai • Nilai menampilkan diri dalam aspek positif dan aspek negatif yang sesuai polaritas. • Nilai tersusun secara hierarkis yaitu hierarki urutan pentingnya. • Nilai (value) biasanya digunakan untuk menunjuk kata benda abstrak yang dapat diartikan sebagai keberhargaan (worth) atau kebaikan (goodness).
  • 9. • Notonegoro membagi hierarki nilai pokok yaitu: 1. Nilai material yaitu sesuatu yang berguna bagi unsur jasmani manusia. 2. Nilai vital yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan kegiatan atau aktivitas. 3. Nilai kerohanian yaitu sesuatu yang berguna bagi rohani manusia.
  • 10. • Dari nilai kerohanian terbagi menjadi 4 macam, yaitu : 1. Nilai kebenaran yang bersumber pada unsur akal atau rasio manusia. 2. Nilai keindahan atau nilai estetis yang bersumber pada unsur perasaan estetis manusia. 3. Nilai kebaikan moral yang bersumber pada kehendak atau karsa manusia. 4. Nilai religius yang bersumber pada kepercayaan manusia dengan disertai penghayatan melalui akal budi dan nuraninya.
  • 11. • Oleh karena nilai dianggap abstrak dan subyektif, maka terbentuklah norma/ kaedah. • Norma berasal dari bahasa latin yakni norma, yang berarti penyikut atau siku-siku, suatu alat perkakas yang digunakan oleh tukang kayu. • Dari sinilah kita dapat mengartikan norma sebagai pedoman, ukuran, aturan atau kebiasaan. Jadi norma ialah sesuatu yang dipakai untuk mengatur sesuatu yang lain atau sebuah ukuran.
  • 12. • Norma/ kaidah yang ada dalam masyarakat : 1. Norma kepercayaan atau keagamaan 2. Norma kebiasaan 3. Norma kesusilaan 4. Norma sopan santun/adab 5. Norma hukum • Dari norma-norma yang ada, norma hukum adalah norma yang paling kuat karena dapat dipaksakan pelaksanaannya oleh penguasa.
  • 13. Cara Manusia Memaknai Nilai • Terbagi menjadi dua konteks : • Pandangan pertama, manusia memandang nilai sebagai sesuatu yang objektif, apabila dia memandang nilai itu ada meskipun tanpa ada yang menilainya, bahkan memandang nilai telah ada sebelum adanya manusia sebagai penilai. • Pandangan kedua, manusia memandang nilai itu subjektif. Artinya nilai sangat tergantung pada subjek yang menilainya. Jadi nilai memang tidak akan ada dan tidak akan hadir tanpa hadirnya penilai.Oleh karena itu nilai melekat dengan subjek penilai.
  • 14. C. MORAL • Moral berasal dari kata bahasa Latin mores yang berarti adat kebiasaan. Kata mores ini mempunyai sinonim mos, moris, manner mores atau manners, morals. • Dalam bahasa Indonesia,kata moral berarti akhlak (bahasa Arab) atau kesusilaan yang mengandung makna tata tertib batin atau tata tertib hati nurani yang menjadi pembimbing tingkah laku batin dalam hidup. • Kata moral ini dalam bahasa Yunani sama dengan ethos yang menjadi etika. Secara etimologis, etika adalah ajaran tentang baik buruk, yang diterima masyarakat umum tentang sikap, perbuatan, kewajiban, dan sebagainya.
  • 15. • Moral secara ekplisit adalah hal-hal yang berhubungan dengan proses sosialisasi individu tanpa moral manusia tidak bisa melakukan proses sosialisasi. Moral dalam zaman sekarang mempunyai nilai implisit karena banyak orang yang mempunyai moral atau sikap amoral itu dari sudut pandang yang sempit. Moral adalah nilai ke-absolutan dalam kehidupan bermasyarakat secara utuh. Penilaian terhadap moral diukur dari kebudayaan masyarakat setempat.
  • 16. • Moral adalah perbuatan/ tingkah laku/ ucapan seseorang dalam berinteraksi dengan manusia. Moral adalah produk dari budaya dan Agama. • Jadi, moral adalah tata aturan norma-norma yang bersifat abstrak yang mengatur kehidupan manusia untuk melakukan perbuatan tertentu dan sebagai pengendali yang mengatur manusia untuk menjadi manusia yang baik.
  • 17. Kaidah Moral 1. Hati Nurani merupakan fenomena moral yang sangat hakiki. • Hati nurani merupakan penghayatan tentang baik atau buruk mengenai perilaku manusia dan hati nurani 2. Kebebasan dan tanggung jawab. • Kebebasan adalah milik individu yang sangat hakiki dan manusiawi dan karena manusia pada dasarnya adalah makhluk bebas. Tetapi didalam kebebasan itu juga terbatas karena tidak boleh bersinggungan dengan kebebasan orang lain ketika mereka melakukan interaksi. 3. Nilai dan Norma Moral. • Nilai dan moral akan muncul ketika berada pada orang lain dan ia akan bergabung dengan nilai lain seperti agama, hukum, dan budaya. Nilai moral terkait dalam tanggung jawab seseorang.
  • 18. D. HUKUM • Hukum adalah kaidah yang mengatur kehidupan manusia, yang biasanya dibuat dengan sengaja dan mempunyai sanksi yang jelas. • Hukum yang baik adalah hukum yang sesuai dengan hukum yang hidup (the living law) dalam masyarakat, yang tentunya sesuai pula atau merupakan pencerminan dari nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat tersebut.
  • 19. • Keseluruhan kaidah dalam masyarakat pada intinya adalah mengatur masyarakat agar mengikuti pola perilaku yang disepakati oleh system social dan budaya yang berlaku pada masyarakat tersebut. • Pola-pola perilaku merupakan cara-cara masyarakat bertindak atau berkelakuan yang sama dan harus diikuti oleh semua anggota masyarakat. • Kebiasaan merupakan cara bertindak seseorang yang kemudian diakui dan mungkin diikuti oleh orang lain. • Pola perilaku dan norma-norma yang dilakukan dan dilaksanakan pada khususnya apabila seseorang berhubungan dengan orang lain, dinamakan organisasi sosial.
  • 20. Tujuan Hukum • Menurut beberapa ahli : a. Prof. Subekti, SH: Hukum itu mengabdi pada tujuan negara yaitu mencapai kemakmuran dan kesejahteraan rakyatnya dengan cara menyelenggarakan keadilan b. Prof. Mr. Dr. LJ. van Apeldoorn: Tujuan hukum adalah mengatur hubungan antara sesama manusia secara damai. Hukum menghendaki perdamaian antara sesama. Dengan menimbang kepentingan yang bertentangan secara teliti dan seimbang. c. Geny : Tujuan hukum semata-mata ialah untuk mencapai keadilan. Dan ia kepentingan daya guna dan kemanfaatan sebagai unsur dari keadilan.
  • 21. Lanjutan … d. Roscoe Pound berpendapat bahwa hukum berfungsi sebagai alat merekayasa masyarakat (law is tool of social engineering). e. Muchtar Kusumaatmadja berpendapat bahwa tujuan pokok dan utama dari hukum adalah ketertiban. Kebutuhan akan ketertiban ini merupakan syarat pokok bagi adanya suatu masyarakat manusia yang teratur. • Pada umumnya hukum bertujuan menjamin adanya kepastian hukum dalam masyarakat. Selain itu, menjaga dan mencegah agar tiap orang tidak menjadi hakim atas dirinya sendiri,
  • 22. Penegakan Hukum • Penegakan hukum, dengan demikian, adalah suatu kemestian dalam suatu negara hukum. • Penegakan hukum adalah juga ukuran untuk kemajuan dan kesejahteraan suatu negara. Karena, negara-negara maju di dunia biasanya ditandai, tidak sekedar perekonomiannya maju, namun juga penegakan hukum dan perlindungan hak asasi manusia (HAM) –nya berjalan baik.
  • 23. Efektifitas Hukum • Substansi hukum yaitu materi atau muatan hukum. Dalam hal ini peraturan haruslah peraturan yang benar-benar dibutuhkan oleh masyarakat untuk mewujudkan ketertiban bersama. • Aparat Penegak Hukum. Agar hukum dapat ditegakkan, diperlukan pengawalan yang dilaksanakan oleh aparat penegak hukum yang memiliki komitmen dan integritas tinggi terhadap terwujudnya tujuan hukum. • Budaya Hukum. Yang dimaksud adalah budaya masyarakat yang tidak berpegang pada pemikiran bahwa hukum ada untuk dilanggar, sebaliknya hukum ada untuk dipatuhi demi terwujudnya kehidupan bersama yang tertib dan saling menghargai sehingga harmonisasi kehidupan bersama dapat terwujud.
  • 24. • Penegakan hukum menuntut konsistensi dan keberanian dari aparat. Juga, hadirnya fasilitas penegakan hukum yang optimal adalah suatu kemestian. • Masyarakatpun harus senantiasa mendapatkan penyadaran dan pembelajaran yang kontinyu. • Karena, adalah hak dari warga negara untuk mendapatkan informasi dan pengetahuan yang tepat dan benar akan halhal yang penting dan berguna bagi kelangsungan hidupnya.
  • 25. Problematika Hukum 1. Masalah paling mendasar, yaitu adanya manipulasi fungsi hukum oleh pengemban kekuasaan. 2. Kurangnya kualitas SDM yang mengisi aparat penegak hukum. 3. Menurunnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap aparat penegak hukum. 4. Ketidaklancaran penegakan hukum akibat intervensi kekuasaan dan uang. 5. Kurangnya perhatian dan waktu untuk mengubah paradigma dan pemahaman aparat.