Norma moral bersifat obyektif dan universal, bukan relatif terhadap budaya. Norma moral mengatur perilaku manusia secara obyektif dan mengikat semua orang, bukan hanya kelompok tertentu. Relativisme moral tidak dapat diuji karena perbedaan budaya, sementara norma moral harus menilai secara obyektif di atas perbedaan budaya.
Kali ini saya akan menshare kepada pelajar maupun mahasiswa tentang Pancasila Sebagai Sistem Etika, semoga kalian suka dan Tugas Kalian Dapat terbantu oleh Powerpoint ini..
*Jika Tidak Keberatan, Silahkan Like, Comment ataupun Bagikan kepada seluruh teman kalian. "Sebarkanlah walau hanya satu ayat"
Jika ada yang ingin ditanyakan silahkan kontak saya
Contact Pengirim
ig : dimar_aji
line: dimar9098
Salam Mahasiswa !!
Salam Berkarya !!
Kali ini saya akan menshare kepada pelajar maupun mahasiswa tentang Pancasila Sebagai Sistem Etika, semoga kalian suka dan Tugas Kalian Dapat terbantu oleh Powerpoint ini..
*Jika Tidak Keberatan, Silahkan Like, Comment ataupun Bagikan kepada seluruh teman kalian. "Sebarkanlah walau hanya satu ayat"
Jika ada yang ingin ditanyakan silahkan kontak saya
Contact Pengirim
ig : dimar_aji
line: dimar9098
Salam Mahasiswa !!
Salam Berkarya !!
3. Norma moral adalah norma tertinggi
yang tidak dapat ditaklukkan oleh
norma lain. Norma moral menentukan
apakah perilaku kita baik atau
burukdari sudut etis.
5. Norma moral tidak pernah mengawang atau tidak
jelas, akan tetapi selalu menjadi bagian dari suatu
kebudayaan.
Adanya banyak kebudayaan menyebabkan
banyaknya norma moral yang ada. Bertemunya
antara satu kebudayaan dengan kebudayaan
lainny seringkali menyebabkan banyaknya syok
Kebudayaan disebabkan oleh adanya Physis
(kodrat) dan Nomos (kebiasaan). Karena kodrat
sebagai dasarnya maka norma moral tidak dapat
diubah
6. Zaman dahulu menurut Sokrates dan
Plato nilai dan norma moral tetap dan
tak terubahkan.
Relativisme moral dimaksudkan
pendapat bahwa norma moral hanya
berlaku untuk beberapa orang atau
relatif terhadap kelompok tertentu
saja dan tidak berlaku selalu dimana-
mana.
7. Relativisme moral tidak dapat diuji
dikarenakan perbedaan kebudayaan
dan hal lainnya yang ada di setiap
kelompok.
Pendapat bahwa suatu hal baik hanya
dikarenakan hal tersebut sudah
menjadi kebiasaan di suatu lingkungan
budaya. Setiap kebudayaan memiliki
etisnya tersendiri maka tidak dapat
disamakan.
8. Konsekuensi – Konsekuensi
yang Mustahil Seandainya
Relativisme Benar
A.Seandainya relativisme moral benar,
maka tidak bisa terjadi bahwa dalam
satu kebudayaan mutu etis lebih
tinggi atau rendah dari pada dalam
kebudayaan lain.
B. Seandainya relativisme moral benar,
maka kita hanya perlu
memperhaatikan kaidahkaidah moral
9.
10. Objektivitas Norma Moral
Dalam keabsolutan norma moral secara implisit sudah tercantum
objektivitas dan universalitasnya. Kita yakin bahwa norma moral
mewajibkan kita menilai secara objektif. Kita sendiri tidak
menciptakan norma itu. Norma tidak tergantung pada selera
subjektif kita.
Pertama, norma moral bukan merupakan ciptaan subjek
manusiawi. Norma moral, karena mewajibkan kita, karena secara
objektif mengarahkan diri kepada kita.
Kedua, walaupun norma moral bersifat objektif, itu tidak berarti
bahwa kebebasan dengan demikian ditiadakan. Nilai norma
menjadi norma sungguh-sungguh karena diterima dengan bebas.
11. Universal Norma
MoralEtika yang berkaitan dengan norma moral selalu menuju ke
suatu posisi umum, etika mencari yangmengikat kita semua
sebagai manusia. Karena itu kita berdiskusi tentang masalah-
masalah etis dan perilaku politik lainnya.
Tuntutan etis itu mempunyai implikasi universal.
Atau jika ada rezim pemerintahan yang didasarkan atas proses
rasisme, kita protes. Kita tidak mengatakan: “dalam kebudayaan
kita hal seperti itu tidak bisa diterima, tapi terserah kalau
kebudayaan lain mempunyai pandangan lain”. Sebaliknya, kita
yakin bahwa di sini dilanggar suatu norma moral yang berlaku
umum. Menetapkan norma itu tidak merupakan urusan pribadi atau
lokal saja. Di bidang etis tidak berlaku prinsip “lalu ladang, lain
belalang”. Norma moral mengikat semua manusia.