5. Pengertian Dividen
Dividen adalah pembagian laba kepada pemegang
saham berdasarkan banyaknya saham yang dimiliki.
Pembagian ini akan mengurangi laba ditahan dan kas
yang tersedia bagi perusahaan, tetapi distribusi
keuntungan kepada para pemilik memang adalah
tujuan utama suatu bisnis.
6. Target Payout Ratio
Ketika memutuskan berapa jumlah kas yang
akan didistribusikan, Manajer Keuangan harus
selalu ingat bahwa tujuan perusahaan adalah
untuk memaksimalkan nilai pemegang saham.
Target Payout Ratio (Sasaran Rasio
Pembayaran) ο prosentase laba bersih yang
akan dibayarkan sebagai dividen tunai
7. Penetapan Target Payout Ratio didasarkan
atas
Preferensi Investor atas Dividen Vs Keuntungan Modal
Apakah lebih memilih
untuk menerima
dividen
Apakah meminta perusahaan untuk
menanamkan kembali kas tersebut
ke dalam usaha yang akan
menghasilkan keuntungan modal
8. ALASAN BEBERAPA INVESTOR LEBIH
MENYUKAI DIVIDEN
ALASAN BEBERAPA INVESTOR LEBIH
MENYUKAI KEUNTUNGAN MODAL
Investor lebih menyukai dividen
yang pasti saat ini dibandingkan
dengan keuntungan modal yang
tidak pasti di masa mendatang
Umumnya adalah Investor yang lebih
tertarik pada penghematan uang untuk
jangka panjang di masa depan
Investor Jangka Panjang akan
menginvestasikan kembali dividen mereka,
dan hal tersebut akan menimbulkan biaya
transaksi.
9. Penilaian Preferensi Investor
Preferensi ini dapat dinilai sesuai dengan model Valuasi Saham
dengan pertumbuhan konstan
π0 =
π·1
ππ β π
βͺ Jika perusahaan meningkatkan rasio pembayaran, maka D1 akan naik.
βͺ Kenaikan pembilang ini, jika dilihat secara terpisah, akan menyebabkan
harga saham naik.
βͺ Namun jika D1 naik, uang yang tersedia untuk investasi kembali menjadi
lebih sedikit, sehingga menyebabkan tingkat pertumbuhan yang
diharapkan mengalami penurunan dan menurunkan harga saham
10. Setiap perubahan kebijakan pembayaran akan
memiliki 2 dampak berlawanan
Dapat menaikkan
harga saham
Dapat menurunkan
harga saham
Menentukan
kebijakan deviden
yang optimal
Menghasilkan keseimbangan antara deviden saat ini dan
pertumbuhan di masa depan yang memaksimalkan harga
saham
12. Teori Kebijakan Dividen
Teori MM
(Dividen tidak
relevan)
Teori The Bird
in the hand
Teori
Perbedaan
Pajak
Teori Signaling
Hypothesis
Teori Clientele
Effect
13. Teori Dividen Irelevan (Teori MM)
Miller dan Mogdiliani (MM) mengemukakan teori, bahwa:
Kebijakan Deviden tidak berdampak pada harga saham maupun tingkat
pengembalian atas ekuitas yang diminta (ππ )
Kebijakan Dividen merupakan sesuatu yang Irelevan
Menurut MM, bahwa nilai suatu perusahaan hanya ditentukan oleh profitabilitas
dasar dan risiko usahanya. , bukan pada pembagian laba perusahaan untuk dividen
atau sebagai laba ditahan. Selanjutnya dikatakan bahwa perusahaan bisa saja
membagikan dividen yang besar ataupun kecil, asalkan dimungkinkan menutup
kekurangan dana dari sumber eksternal. Dampak dari pilihan keputusan tersebut
sama saja terhadap nilai perusahaan. Jadi keputusan dividen adalah tidak relevan
(the irrelevant of dividend).
14. Asumsi Teori MM
ο¨ Pasar modal sempurna dimana semua investor adalah
rasional.
ο¨ Tidak ada biaya emisi saham baru jika perusahaan
menerbitkan saham baru.
ο¨ Tidak ada pajak
ο¨ Kebijakan investasi perusahaan tidak berubah.
15. Bird in The Hand
Theory dari Lintner (1962), Gordon (1963), dan Bhattacharya (1979)
menjelaskan bahwa investor menyukai dividen yang tinggi karena dividen
yang diterima seperti burung di tangan yang risikonya lebih kecil atau
mengurangi ketidakpastian dibandingkan dengan dividen yang tidak
dibagikan.
Investor lebih menyukai dividen yang pasti saat ini dibandingkan dengan
keuntungan modal yang tidak pasti di masa mendatang
Kelompok ini berpendapat bahwa peningkatan dividen akan
meningkatkan harga saham yang selanjutnya berdampak
terhadap nilai perusahaan
16. Teori Perbedaan Pajak
ο¨ Teori ini diajukan oleh Litzenberger dan Ramaswamy.
ο¨ Mereka menyatakan bahwa karena adanya pajak maka
pendapatan yang relevan adalah pendapatan setelah pajak.
ο¨ Adanya pajak atas keuntungan ( dividen dan capital gains),
menyebabkan para investor lebih menyukai capital gains karena
dapat menunda pembayaran pajak. Oleh karena itu investor
mensyaratkan suatu tingkat keuntungan yang lebih tinggi pada
saham yang memberikan dividend yield tinggi, capital gains
yield rendah dari pada saham dengan dividend yield rendah,
capital gains yield tinggi. Jika pajak atas dividend lebih besar
dari pajak atas capital gains, perbedaan ini akan makin terasa.
17. Clientele Effect Theory
ο¨ Perusahaan memiliki kelompok klien pemegang saham yang
berbeda-beda, sehingga memiliki preferensi dividen yang
berlainan
ο¨ Menurut Clientele theory, dividend puzzle (perdebatan)
disebabkan oleh adanya investor yang berbeda baik dilihat dari
segi usia investor, kelompok investor, dan golongan.
ο¨ Investor individual dengan usia lanjut dan penghasilannya hanya
tergantung dari dividen mungkin lebih menyukai dividend payout
yang tinggi. Akan tetapi investor dengan penghasilan tinggi akan
lebih menyukai dividend payout rendah.
18. Signaling Hypothesis
ο¨ Dalam keadaan ada pajak pribadi dan pajak perusahaan, dividen tidak
disukai hampir semua pemegang saham yang membayar pajak, atau
pemegang saham bersikap sama apakah berupa dividen atau capital
gain.
ο¨ Namun mengapa perusahaan tetap membayar dividen secara teratur
dan merata? Rozeff (1982) menganggap bahwa dividen tampaknya
memiliki informasi (informational content of dividend) atau sebagai
isyarat akan prospek perusahaan.
ο¨ Apabila perusahaan meningkatkan pembayaran dividen, mungkin
diartikan oleh pemodal sebagai sinyal harapan manajemen tentang
akan membaiknya kinerja perusahaan di masa yang akan datang.
19. Signaling Hypothesis
β’ Kenaikan dividen di atas jumlah yang diharapkan
merupakan suatu sinyal bagi investor bahwa manajemen
meramalkan laba yang lebih baik di masa depan
β’ Sebaliknya, penurunan dividen, atau kenaikan dalam
jumlah kecil dari yg diharapkan merupakan sinyal bahwa
manajemen meramalkan laba masa depan yang buruk
20. Kebijakan Dividen Residual
ο¨ Kebijakan dividen residual yaitu, kebijakan dimana dividen
yang dibayarkan sama dengan laba aktual dikurangi dengan
laba yang ditahan untuk membiayai investasi perusahaan.
ο¨ Pengambilan keputusan atas rasio pembagian dividen
didasarkan pada:
ο¨ menentukan anggaran modal optimum
ο¨ menentukan modal yang dibutuhkan untuk membiayai investasi
tersebut
ο¨ menggunakan laba ditahan untuk memenuhi komponen penyertaan
modal (ekuitas)
ο¨ membayar dividen hanya jika lebih banyak yang tersedia dari pada
yang dibutuhkan untuk anggaran modal (investasi)
21. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan
Dividen
β’ Perjanjian Obligasi
β’ Pembatasan Saham Preferen
β’ Ketersediaan Kas
β’ Denda Pajak atas laba yang terakumulasi
secara tidak wajar
Pembatasan
β’ Jumlah peluang investasi yang
menguntungkan
β’ Mempercepat atau menunda proyek
Peluang
Investasi
22. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan
Dividen
β’ Biaya penjualan saham baru
β’ Kemampuan untuk mensubstitusi
utang dan ekuitas
β’ Pengendalian
Sumber-sumber
Modal Alternatif
β’ Keinginan investor atas Laba saat ini Vs
masa depan
β’ Pajak atas keuntungan modal Vs pajak
atas dividen
β’ Muatan Sinyal / Informasi ο Signaling
Hypothesis
Dampak
Kebijakan Dividen
pada ππ
23. Dividen Saham dan Pemecahan Saham
Dividen Saham (Stock Dividends)
Dibayar dalam bentuk saham tambahan, bukan dalam
bentuk kas, dan hanya berupa pemindahan pembukuan dari pos
laba ditahan ke pos modal.
Dividen tidak selamanya dibayarkan dalam bentuk Uang Tunai
Pemecahan Saham (Stock Splits)
Jumlah saham biasa yang beredar bertambah, tetapi tidak
terjadi perubahan dalam pos modal.
25. Pecah Saham
(Stock Split)
Setiap pemegang saham
akan memiliki lebih
banyak saham, tetapi
setiap saham nilainya
menjadi lebih rendah
Menurunkan
Harga Saham
per lembarnya
Dampak Stock Split
27. Pembelian Kembali Saham yang Beredar (Stock
Repurchase)
ο§Perusahaan yang membeli kembali sahamnya memperoleh
keuntungan pajak dibandingkan yang melakukan pembayaran
dividen.
ο§Pembelian kembali akan menyebabkan kenaikan harga saham
ο§Saham yang telah dibeli kembali disebut treasury stock
29. Ilustrasi 1
PT. ABC Tbk memiliki Laba Bersih Setelah Pajak (EAT) sebesar Rp 2 milyar
Saham yang beredar sebanyak 10 juta lembar
Harga saham Rp. 3.200 / lembar
Perusahaan akan melakukan stock repurchases 20%
Pembelian diharapkan tidak mempengaruhi price earning ratio (PER)
Bagaimana pengaruh stock repurchase terhadap harga saham PT. ABC Tbk
30. Penyelesaian Ilustrasi 1
Kondisi sebelum Stock Repurchases :
β¦ EPS (Earning Per Share) saat ini =
πΈπ΄π
π½π’πππβ ππβππ
β¦ EPS (Earning Per Share) saat ini =
2 ππππ¦ππ
10 ππ’π‘π ππππππ
= 200/lembar
β¦ Price to Earning Ratio = Rasio P/E =
πππππ
πΈππππππ
=
3.200
200
= 16 kali
β¦ Artinya bahwa earning dari modal saham dapat kembali setelah 16
kali
31. Lanjutan Penyelesaian Ilustrasi 1
Kondisi Setelah Stock Repurchases:
Dibeli kembali 20% ο 20% dari 10 juta lembar = 2.000.000 lembar
Maka Jumlah saham beredar setelah pembelian kembali = 8 juta lembar
β¦ EPS (Earning Per Share) setelah repurchase =
πΈπ΄π
π½π’πππβ ππβππ
β¦ EPS (Earning Per Share) setelah repurchase =
2 ππππ¦ππ
8 ππ’π‘π ππππππ
= 250/lembar
β¦ Maka Harga Pasar Saham setelah repurchases = Rasio P/E x EPS
= 16 x 250 = 4000 / lembar
Pengaruh repurchase stock terhadap harga saham perusahaan ini adalah :
MENINGKATKAN HARGA SAHAM PER LEMBARNYA SEBESAR Rp 800,-
karena Laba per lembar saham (EPS) nya naik menjadi 250 / saham
32. Ilustrasi 2
PT. Jaya memiliki struktur modal ekuitas (modal sendiri) sebesar 100%
yaitu 200.000 lembar saham.
Nilai saham $ 2 per lembar
Pertumbuhan direncanakan 12 % per tahun, dan realitasnya 5% per
tahun.
Pada tahun 2003, diproyeksikan laba bersih $ 2 juta.
Pembayaran deviden 20% tetap diteruskan, sehingga saldo laba ditahan
akan menjadi $ 1,6 juta
33. Lebih lanjut perusahaan menyadari bahwa proyek investasi dengan
pertumbuhan 14% hanya akan menghasilkan $ 800.000 untuk tahun 2003 itu
dibandingkan dengan proyeksi laba bersih sebesar $ 2.000.000 .
Satu hal yang menggembirakan adalah bahwa laba yang tinggi dari aktiva
yang sudah ada diperkirakan akan tetap berlangsung.
Laba bersih sebesar $. 2.000.000 masih dapat diharapkan untuk tahun 2003.
Manajemen Jaya sedang melakukan peninjauan atas kebijakan deviden saat
ini.
34. Dengan asumsi proyek investasi tahun 2003 yang dapat diterima
akan sepenuhnya didanai oleh laba ditahan selama tahun tersebut;
maka hitung DPS ( Devidend Per Share) tahun 2003.
Berapa ratio pembayaran berlaku untuk tahun 2003 ?
Jika ratio pembayaran devidend 60% tetap dipertahankan, berapa
estimasi anda akan harga saham saat ini ?
35. Penyelesaian Ilustrasi 2
Proyeksi Laba Bersih 2.000.000
Proyeksi Investasi Modal 800.000 β
Sisa Yang Tersedia 1.200.000
Diketahui Saham Beredar 200.000 lembar, maka:
DPS (Dividend Per Share) saat ini =
πΈπ΄π
π½π’πππβ ππβππ
=
1.200.000
200.000 ππππππ
= $ 6 per lembar saham
36. Lanjutan penyelesaian liustrasi 2
EPS (Earning Per Share) =
πΈπ΄π
π½π’πππβ ππβππ
=
2.000.000
200.000 ππππππ
= $10/lembar
Maka Rasio Pembayaran =
π·ππ
πΈππ
=
6
10
= 60%
Atau dapat juga dicari dengan cara =
πππ‘ππ π·ππ£ππππ
πΏπππ π΅πππ πβ
=
1.200.000
2.000.000
= 60%
37. Lanjutan penyelesaian liustrasi 2
Estimasi harga saham untuk saat ini:
π0 =
π·1
ππ βπ
=
$ 6
0,14 β0,05
= $. 66,67
Dalam situasi terdahulu , yaitu saat pembagian deviden tetap 20% atas EPS
$.10 atau $. 2 maka dengan tingkat pertumbuhan 14% dan rata-rata
pertumbuhan mencapai 12% :
π0 =
π·1
ππ βπ
=
$ 2
0,14 β0,12
= $. 100
38. Meskipun PT. Jaya mengalami kemunduran yang berat, namun aktiva
nya yang ada akan terus memberikan aliran laba yang baik.
Lebih banyak dari laba ini yang akan diteruskan ke pemegang saham,
karena pertumbuhan internal yang terus melambat telah mengurangi
banyaknya keperluan dana.
Akan tetapi hasilnya adalah penurunan nilai saham sebesar $. 33,33
diperoleh dari ($ 100 β $ 66,67 )
40. Pengertian Modal Kerja (Working Capital)
Adalah Dana yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan operasional
perusahaan sehari-hari seperti pembelian bahan baku, pembelian barang
dagangan, pembayaran gaji dan upah, membayar hutang, dll.
Menurut Eugene F. Brigham dan Joel F. Houston,
β Modal kerja adalah investasi sebuah perusahaan pada aktiva-aktiva
jangka pendek (kas, sekuritas, persediaan dan piutang).
41. Terminologi Modal Kerja
β’ Secara sederhana mengacu pada asset lancar
yang digunakan dalam operasiModal Kerja Bruto
β’ Aset lancar dikurangi kewajiban lancar yang tidak
dikenakan bunga
Modal Kerja
Neto / Bersih
β’ Aset lancar dikurangi kewajiban/hutang lancar
Modal Kerja Operasi
Bersih
β’ Berapa lama dana terikat dalam modal kerja,
atau berapa lama waktu antara pembayaran
untuk modal kerja dan penagihan kas dari
penjualan modal kerja tersebut.
Siklus Konversi
Kas
42. TUJUAN MANAJEMEN MODAL KERJA
1. Mengelola aktiva lancar dan hutang lancar
2. Diperoleh modal kerja neto yang layak
3. Menjamin likuiditas perusahaan
43. Konsep Modal Kerja
β’ Konsep ini disebut modal kerja bruto (gross working
capital)
β’ Seluruh asset lancar
KONSEP
KUANTITATIF
β’ Konsep ini disebut dengan modal kerja neto (net
working capital).
β’ Total asset lancar dikurangi total kewajiban lancar
KONSEP
KUALITATIF
β’ konsep ini menitikberatkan pada fungsi dari dana dalam
menghasilkan pendapatan (income) dari usaha pokok
perusahaan.
β’ Setiap dana yang digunakan dalam perusahaan
dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan
KONSEP
FUNGSIONAL
44. Jenis Modal Kerja
Modal Kerja
Modal Kerja
Permanen
Modal Kerja
Primer
Modal Kerja
Normal
Modal Kerja
Variabel
Modal Kerja
Musiman
Modal Kerja
Siklis
Modal Kerja
Darurat
45. Modal Kerja Permanen
β’ Jumlah modal kerja minimum yang
harus ada pada perusahaan untuk
menjamin kontinuitas usaha
Modal Kerja
Primer
β’ Jumlah modal kerja yang diperlukan
untuk menyelenggarakan luas
produksi normal
Modal Kerja
Normal
46. Modal Kerja Variabel
β’ modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena pengaruh fluktuasi
musim
β’ Contoh; saat panen tebu maka dibutuhkan modal kerja cukup besar utk
memproduksi gula, saat menjelang Lebaran
Modal Kerja
Musiman
β’ modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena fluktuasi konjungtur
β’ Contoh; karena keadaan ekonomi, keadaan ekonomi baik, maka
kebutuhan modal kerja meningkat
Modal Kerja
Siklis
β’ modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena adanya keadaan
darurat yang tidak diketahui/diduga sebelumnya
β’ Contoh; pemogokan kerja, banjir/bencana alam, perubahan peraturan
ekonomi yang mendadak
Modal Kerja
Darurat
47. Perputaran Modal Kerja
Perputaran modal kerja pada perusahaan dagang, alurnya lebih pendek
bila dibandingkan dengan perusahaan industri/manufaktur
Pada Perusahaan Dagang
β¦ Penjualan Tunai
KAS 1 Barang Dagangan Kas 2
Pembelian Penjualan Penerimaan Uang
48. Perputaran Modal kerja
Pada Perusahaan Dagang
β¦ Penjualan Kredit
Kas 1
Barang
Dagangan
Piutang Kas 2
Pembelian Penjualan Kredit Penerimaan Uang
49. Perputaran Modal kerja
Pada Perusahaan Industri / Manufaktur
Biaya Overhead
Pabrik
Bahan Baku
Penerimaan Uang
Kas 2PiutangBarang JadiUpah BuruhKas 1
Proses Produksi
Penjualan
50. Menentukan Kebutuhan Modal Kerja
Besarnya modal kerja yang bersifat permanen maupun variabel
perlu ditentukan dengan baik agar efektif dan efisien.
Terdapat 2 metode untuk menentukan kebutuhan modal kerja:
1. Metode Keterikatan
2. Metode Perputaran Modal Kerja
51. Menentukan Kebutuhan Modal Kerja
METODE KETERIKATAN
Perlu diperhatikan 2 Faktor
yang mempengaruhinya:
1. periode terikatnya
modal kerja (KasβKas)
2. pengeluaran kas setiap
hari
METODE PERPUTARAN
MODAL KERJA
Ditentukan oleh:
οPeriode perputaran
elemen modal kerja, yaitu
perputaran kas, perputaran
piutang usaha, perputaran
persediaan
52. Ilustrasi Metode Keterikatan Dana (perusahaan dagang)
Perusahaan Dagang Jaya Niaga memiliki data mengenai modal kerja sebagai berikut :
Rata-rata periode terikatnya modal kerja :
Lamanya barang disimpan 7 hari
Lamanya pengumpulan piutang 13 hari
Jumlah 20 hari
Rata-rata pengeluaran kas setiap hari:
Pembelian barang dagangan Rp. 1.000.000
Upah karyawan Rp. 100.000
Biaya Administrasi dan Umum Rp. 10.000
Biaya penjualan Rp. 35.000
Biaya lainnya Rp. 5.000
Jumlah Rp. 1.150.000
Ditetapkan jumlah kas minimal Rp. 250.000, maka jumlah kebutuhan modal kerja:
Kebutuhan MK = Periode terikatnya modal kerja x pengeluaran kas/hari + kas minimal
= 20 x Rp. 1.150.000 + Rp. 250.000 = Rp. 23.250.000,-
53. Ilustrasi Metode Keterikatan Dana (manufaktur)
Suatu perusahaan Industri βBβ memiliki data tentang modal kerja sebagai
berikut :
Rata-rata periode terikatnya modal kerja :
Lamanya bahan mentah disimpan 7 hari
Proses produksi 6 hari
Barang jadi disimpan 5 hari
Pengumpulan piutang 12 hari
Jumlah 30 hari
54. Ilustrasi Metode Keterikatan Dana (manufaktur) β¦lanjutan
Rata-rata pengeluaran kas setiap hari:
Pembelian bahan mentah Rp. 200.000
Upah karyawan Rp. 150.000
Biaya Adm dan umum Rp. 30.000
Biaya penjualan Rp. 25.000
Biaya lainnya Rp. 15.000
Jumlah Rp. 420.000
Ditetapkan jumlah kas minimal Rp. 200.000, maka jumlah modal kerja :
Keb. MK = Periode terikatnya modal kerja x pengeluaran kas/hari + kas minimal
= 30 x Rp. 420.000 + Rp. 200.000 = Rp. 12.800.000,-
55. Ilustrasi METODE PERPUTARAN MODAL KERJA
Diketahui data berikut ini
PERUSAHAAN βJAYA JAYAβ
NERACA PER 31 DESEMBER 2013
(DALAM RIBUAN RUPIAH)
Kas 462.500 Utang Dagang 1.375.000
Piutang Dagang 1.925.000 Utang Bank 437.500
Persediaan 2.300.000 Utang Wesel 875.000
Total Aktiva Lancar 4.687.500 Total Utang Lancar 2.687.500
Aktiva Tetap Neto 10.437.500 Utang Jangka Panjang 4.500.000
Modal Saham 4.750.000
Laba Ditahan 3.187.500
Total Aktiva 15.125.000 Total Utang & Modal 15.125.000
56. Ilustrasi METODE PERPUTARAN MODAL KERJA ..lanjutan
PERUSAHAAN βJAYA JAYAβ
LAPORAN LABA RUGI UNTUK PERIODE 2013
(DALAM RIBUAN RUPIAH)
Penjualan 60.000.000
Harga Pokok Penjualan (42.500.000)
Laba Bruto 17.500.000
Biaya Operasi: Admin & Umum (6.250.000)
EBIT 11.250.000
Bunga (3.750.000)
EBT 7.500.000
Pajak Penghasilan 30% (2.250.000)
EAT 5.250.000
Diperkirakan pada tahun depan perusahaan akan mampu menjual produknya sebesar Rp
75.000.000.000
57. πππππ’π‘ππππ πΎππ =
πππππ’ππππ
πΎππ
=
60.000.000
462.500
= 129,73 = 130 kali berputar
πππππ’π‘ππππ πππ’π‘πππ =
πππππ’ππππ
πππ’π‘πππ
=
60.000.000
1.925.000
= 31,168 = 31 kali berputar
πππππ’π‘ππππ ππππ ππππππ =
π»ππππ πππππ πππππ’ππππ
ππππ ππππππ
=
42.500.000
2.300.000
= 18 kali berputar
Dengan asumsi 1 tahun = 360 hari
PERIODE TERIKATNYA MODAL KERJA:
Kas 360/130 = 2 hari
Piutang 360/ 31 = 12 hari
Persediaan 360/ 18 = 20 hari
JUMLAH 35 hari
58. Jadi periode terikatnya modal kerja = 35 hari
Perputaran unsur/elemen modal kerja 360/35 x 1 kali = 10 kali
Maka kebutuhan modal kerja =
75.000.000.000
10
= 7.500.000.000