SlideShare a Scribd company logo
1 of 58
Dividen dan
Pembelian Kembali Saham
LABA BERSIH (EAT) UNTUK SIAPA?
β€’Dalam bentuk
dividen
PEMEGANG
SAHAM
β€’Berupa laba
ditahan
PERUSAHAAN
REVIEW
Fungsi
Manajemen
Keuangan
1. Keputusan Investasi
2. Keputusan Pendanaan
3. Keputusan Dividen
4. Keputusan Manajemen Aset/Aktiva
Pengertian Dividen
Dividen adalah pembagian laba kepada pemegang
saham berdasarkan banyaknya saham yang dimiliki.
Pembagian ini akan mengurangi laba ditahan dan kas
yang tersedia bagi perusahaan, tetapi distribusi
keuntungan kepada para pemilik memang adalah
tujuan utama suatu bisnis.
Target Payout Ratio
Ketika memutuskan berapa jumlah kas yang
akan didistribusikan, Manajer Keuangan harus
selalu ingat bahwa tujuan perusahaan adalah
untuk memaksimalkan nilai pemegang saham.
Target Payout Ratio (Sasaran Rasio
Pembayaran) οƒ  prosentase laba bersih yang
akan dibayarkan sebagai dividen tunai
Penetapan Target Payout Ratio didasarkan
atas
Preferensi Investor atas Dividen Vs Keuntungan Modal
Apakah lebih memilih
untuk menerima
dividen
Apakah meminta perusahaan untuk
menanamkan kembali kas tersebut
ke dalam usaha yang akan
menghasilkan keuntungan modal
ALASAN BEBERAPA INVESTOR LEBIH
MENYUKAI DIVIDEN
ALASAN BEBERAPA INVESTOR LEBIH
MENYUKAI KEUNTUNGAN MODAL
Investor lebih menyukai dividen
yang pasti saat ini dibandingkan
dengan keuntungan modal yang
tidak pasti di masa mendatang
Umumnya adalah Investor yang lebih
tertarik pada penghematan uang untuk
jangka panjang di masa depan
Investor Jangka Panjang akan
menginvestasikan kembali dividen mereka,
dan hal tersebut akan menimbulkan biaya
transaksi.
Penilaian Preferensi Investor
Preferensi ini dapat dinilai sesuai dengan model Valuasi Saham
dengan pertumbuhan konstan
𝑃0 =
𝐷1
π‘Ÿπ‘  βˆ’ 𝑔
β–ͺ Jika perusahaan meningkatkan rasio pembayaran, maka D1 akan naik.
β–ͺ Kenaikan pembilang ini, jika dilihat secara terpisah, akan menyebabkan
harga saham naik.
β–ͺ Namun jika D1 naik, uang yang tersedia untuk investasi kembali menjadi
lebih sedikit, sehingga menyebabkan tingkat pertumbuhan yang
diharapkan mengalami penurunan dan menurunkan harga saham
Setiap perubahan kebijakan pembayaran akan
memiliki 2 dampak berlawanan
Dapat menaikkan
harga saham
Dapat menurunkan
harga saham
Menentukan
kebijakan deviden
yang optimal
Menghasilkan keseimbangan antara deviden saat ini dan
pertumbuhan di masa depan yang memaksimalkan harga
saham
Teori-Teori Kebijakan
Dividen
Teori Kebijakan Dividen
Teori MM
(Dividen tidak
relevan)
Teori The Bird
in the hand
Teori
Perbedaan
Pajak
Teori Signaling
Hypothesis
Teori Clientele
Effect
Teori Dividen Irelevan (Teori MM)
Miller dan Mogdiliani (MM) mengemukakan teori, bahwa:
Kebijakan Deviden tidak berdampak pada harga saham maupun tingkat
pengembalian atas ekuitas yang diminta (π‘Ÿπ‘ )
Kebijakan Dividen merupakan sesuatu yang Irelevan
Menurut MM, bahwa nilai suatu perusahaan hanya ditentukan oleh profitabilitas
dasar dan risiko usahanya. , bukan pada pembagian laba perusahaan untuk dividen
atau sebagai laba ditahan. Selanjutnya dikatakan bahwa perusahaan bisa saja
membagikan dividen yang besar ataupun kecil, asalkan dimungkinkan menutup
kekurangan dana dari sumber eksternal. Dampak dari pilihan keputusan tersebut
sama saja terhadap nilai perusahaan. Jadi keputusan dividen adalah tidak relevan
(the irrelevant of dividend).
Asumsi Teori MM
 Pasar modal sempurna dimana semua investor adalah
rasional.
 Tidak ada biaya emisi saham baru jika perusahaan
menerbitkan saham baru.
 Tidak ada pajak
 Kebijakan investasi perusahaan tidak berubah.
Bird in The Hand
Theory dari Lintner (1962), Gordon (1963), dan Bhattacharya (1979)
menjelaskan bahwa investor menyukai dividen yang tinggi karena dividen
yang diterima seperti burung di tangan yang risikonya lebih kecil atau
mengurangi ketidakpastian dibandingkan dengan dividen yang tidak
dibagikan.
Investor lebih menyukai dividen yang pasti saat ini dibandingkan dengan
keuntungan modal yang tidak pasti di masa mendatang
Kelompok ini berpendapat bahwa peningkatan dividen akan
meningkatkan harga saham yang selanjutnya berdampak
terhadap nilai perusahaan
Teori Perbedaan Pajak
 Teori ini diajukan oleh Litzenberger dan Ramaswamy.
 Mereka menyatakan bahwa karena adanya pajak maka
pendapatan yang relevan adalah pendapatan setelah pajak.
 Adanya pajak atas keuntungan ( dividen dan capital gains),
menyebabkan para investor lebih menyukai capital gains karena
dapat menunda pembayaran pajak. Oleh karena itu investor
mensyaratkan suatu tingkat keuntungan yang lebih tinggi pada
saham yang memberikan dividend yield tinggi, capital gains
yield rendah dari pada saham dengan dividend yield rendah,
capital gains yield tinggi. Jika pajak atas dividend lebih besar
dari pajak atas capital gains, perbedaan ini akan makin terasa.
Clientele Effect Theory
 Perusahaan memiliki kelompok klien pemegang saham yang
berbeda-beda, sehingga memiliki preferensi dividen yang
berlainan
 Menurut Clientele theory, dividend puzzle (perdebatan)
disebabkan oleh adanya investor yang berbeda baik dilihat dari
segi usia investor, kelompok investor, dan golongan.
 Investor individual dengan usia lanjut dan penghasilannya hanya
tergantung dari dividen mungkin lebih menyukai dividend payout
yang tinggi. Akan tetapi investor dengan penghasilan tinggi akan
lebih menyukai dividend payout rendah.
Signaling Hypothesis
 Dalam keadaan ada pajak pribadi dan pajak perusahaan, dividen tidak
disukai hampir semua pemegang saham yang membayar pajak, atau
pemegang saham bersikap sama apakah berupa dividen atau capital
gain.
 Namun mengapa perusahaan tetap membayar dividen secara teratur
dan merata? Rozeff (1982) menganggap bahwa dividen tampaknya
memiliki informasi (informational content of dividend) atau sebagai
isyarat akan prospek perusahaan.
 Apabila perusahaan meningkatkan pembayaran dividen, mungkin
diartikan oleh pemodal sebagai sinyal harapan manajemen tentang
akan membaiknya kinerja perusahaan di masa yang akan datang.
Signaling Hypothesis
β€’ Kenaikan dividen di atas jumlah yang diharapkan
merupakan suatu sinyal bagi investor bahwa manajemen
meramalkan laba yang lebih baik di masa depan
β€’ Sebaliknya, penurunan dividen, atau kenaikan dalam
jumlah kecil dari yg diharapkan merupakan sinyal bahwa
manajemen meramalkan laba masa depan yang buruk
Kebijakan Dividen Residual
 Kebijakan dividen residual yaitu, kebijakan dimana dividen
yang dibayarkan sama dengan laba aktual dikurangi dengan
laba yang ditahan untuk membiayai investasi perusahaan.
 Pengambilan keputusan atas rasio pembagian dividen
didasarkan pada:
 menentukan anggaran modal optimum
 menentukan modal yang dibutuhkan untuk membiayai investasi
tersebut
 menggunakan laba ditahan untuk memenuhi komponen penyertaan
modal (ekuitas)
 membayar dividen hanya jika lebih banyak yang tersedia dari pada
yang dibutuhkan untuk anggaran modal (investasi)
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan
Dividen
β€’ Perjanjian Obligasi
β€’ Pembatasan Saham Preferen
β€’ Ketersediaan Kas
β€’ Denda Pajak atas laba yang terakumulasi
secara tidak wajar
Pembatasan
β€’ Jumlah peluang investasi yang
menguntungkan
β€’ Mempercepat atau menunda proyek
Peluang
Investasi
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan
Dividen
β€’ Biaya penjualan saham baru
β€’ Kemampuan untuk mensubstitusi
utang dan ekuitas
β€’ Pengendalian
Sumber-sumber
Modal Alternatif
β€’ Keinginan investor atas Laba saat ini Vs
masa depan
β€’ Pajak atas keuntungan modal Vs pajak
atas dividen
β€’ Muatan Sinyal / Informasi οƒ  Signaling
Hypothesis
Dampak
Kebijakan Dividen
pada π‘Ÿπ‘ 
Dividen Saham dan Pemecahan Saham
Dividen Saham (Stock Dividends)
Dibayar dalam bentuk saham tambahan, bukan dalam
bentuk kas, dan hanya berupa pemindahan pembukuan dari pos
laba ditahan ke pos modal.
Dividen tidak selamanya dibayarkan dalam bentuk Uang Tunai
Pemecahan Saham (Stock Splits)
Jumlah saham biasa yang beredar bertambah, tetapi tidak
terjadi perubahan dalam pos modal.
Stock Split
Seperti β€œMembagi kue menjadi potongan-
potongan yang lebih kecil”
Dipecah 2 Dipecah 3
Pecah Saham
(Stock Split)
Setiap pemegang saham
akan memiliki lebih
banyak saham, tetapi
setiap saham nilainya
menjadi lebih rendah
Menurunkan
Harga Saham
per lembarnya
Dampak Stock Split
Dividen
yang
dibagikan
dalam
bentuk
saham
Setiap
pemegang
saham
akan
memiliki
lebih
banyak
saham
Total Lembar
Saham akan
naik
(bertambah)
Laba,
dividen, dan
harga per
lembar
saham
menurun
Dampak Dividen Saham
Pembelian Kembali Saham yang Beredar (Stock
Repurchase)
Perusahaan yang membeli kembali sahamnya memperoleh
keuntungan pajak dibandingkan yang melakukan pembayaran
dividen.
Pembelian kembali akan menyebabkan kenaikan harga saham
Saham yang telah dibeli kembali disebut treasury stock
Sebagian
saham
beredar
dibeli
kembali
Jumlah
saham
beredar
lebih
sedikit
Dengan asumsi
pembelian kembali
tidak berdampak
negatif pada laba di
masa depan, laba per
lembar saham yang
tersisa akan naik
Harga
pasar
saham
naik
Dampak Stock Repurchase
Ilustrasi 1
PT. ABC Tbk memiliki Laba Bersih Setelah Pajak (EAT) sebesar Rp 2 milyar
Saham yang beredar sebanyak 10 juta lembar
Harga saham Rp. 3.200 / lembar
Perusahaan akan melakukan stock repurchases 20%
Pembelian diharapkan tidak mempengaruhi price earning ratio (PER)
Bagaimana pengaruh stock repurchase terhadap harga saham PT. ABC Tbk
Penyelesaian Ilustrasi 1
Kondisi sebelum Stock Repurchases :
β—¦ EPS (Earning Per Share) saat ini =
𝐸𝐴𝑇
π½π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘†π‘Žβ„Žπ‘Žπ‘š
β—¦ EPS (Earning Per Share) saat ini =
2 π‘€π‘–π‘™π‘¦π‘Žπ‘Ÿ
10 π‘—π‘’π‘‘π‘Ž π‘™π‘’π‘šπ‘π‘Žπ‘Ÿ
= 200/lembar
β—¦ Price to Earning Ratio = Rasio P/E =
π‘ƒπ‘Ÿπ‘–π‘π‘’
πΈπ‘Žπ‘Ÿπ‘›π‘–π‘›π‘”
=
3.200
200
= 16 kali
β—¦ Artinya bahwa earning dari modal saham dapat kembali setelah 16
kali
Lanjutan Penyelesaian Ilustrasi 1
Kondisi Setelah Stock Repurchases:
Dibeli kembali 20% οƒ  20% dari 10 juta lembar = 2.000.000 lembar
Maka Jumlah saham beredar setelah pembelian kembali = 8 juta lembar
β—¦ EPS (Earning Per Share) setelah repurchase =
𝐸𝐴𝑇
π½π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘†π‘Žβ„Žπ‘Žπ‘š
β—¦ EPS (Earning Per Share) setelah repurchase =
2 π‘€π‘–π‘™π‘¦π‘Žπ‘Ÿ
8 π‘—π‘’π‘‘π‘Ž π‘™π‘’π‘šπ‘π‘Žπ‘Ÿ
= 250/lembar
β—¦ Maka Harga Pasar Saham setelah repurchases = Rasio P/E x EPS
= 16 x 250 = 4000 / lembar
Pengaruh repurchase stock terhadap harga saham perusahaan ini adalah :
MENINGKATKAN HARGA SAHAM PER LEMBARNYA SEBESAR Rp 800,-
karena Laba per lembar saham (EPS) nya naik menjadi 250 / saham
Ilustrasi 2
PT. Jaya memiliki struktur modal ekuitas (modal sendiri) sebesar 100%
yaitu 200.000 lembar saham.
Nilai saham $ 2 per lembar
Pertumbuhan direncanakan 12 % per tahun, dan realitasnya 5% per
tahun.
Pada tahun 2003, diproyeksikan laba bersih $ 2 juta.
Pembayaran deviden 20% tetap diteruskan, sehingga saldo laba ditahan
akan menjadi $ 1,6 juta
Lebih lanjut perusahaan menyadari bahwa proyek investasi dengan
pertumbuhan 14% hanya akan menghasilkan $ 800.000 untuk tahun 2003 itu
dibandingkan dengan proyeksi laba bersih sebesar $ 2.000.000 .
Satu hal yang menggembirakan adalah bahwa laba yang tinggi dari aktiva
yang sudah ada diperkirakan akan tetap berlangsung.
Laba bersih sebesar $. 2.000.000 masih dapat diharapkan untuk tahun 2003.
Manajemen Jaya sedang melakukan peninjauan atas kebijakan deviden saat
ini.
Dengan asumsi proyek investasi tahun 2003 yang dapat diterima
akan sepenuhnya didanai oleh laba ditahan selama tahun tersebut;
maka hitung DPS ( Devidend Per Share) tahun 2003.
Berapa ratio pembayaran berlaku untuk tahun 2003 ?
Jika ratio pembayaran devidend 60% tetap dipertahankan, berapa
estimasi anda akan harga saham saat ini ?
Penyelesaian Ilustrasi 2
Proyeksi Laba Bersih 2.000.000
Proyeksi Investasi Modal 800.000 –
Sisa Yang Tersedia 1.200.000
Diketahui Saham Beredar 200.000 lembar, maka:
DPS (Dividend Per Share) saat ini =
𝐸𝐴𝑇
π½π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘†π‘Žβ„Žπ‘Žπ‘š
=
1.200.000
200.000 π‘™π‘’π‘šπ‘π‘Žπ‘Ÿ
= $ 6 per lembar saham
Lanjutan penyelesaian liustrasi 2
EPS (Earning Per Share) =
𝐸𝐴𝑇
π½π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘†π‘Žβ„Žπ‘Žπ‘š
=
2.000.000
200.000 π‘™π‘’π‘šπ‘π‘Žπ‘Ÿ
= $10/lembar
Maka Rasio Pembayaran =
𝐷𝑃𝑆
𝐸𝑃𝑆
=
6
10
= 60%
Atau dapat juga dicari dengan cara =
π‘‡π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ 𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛
πΏπ‘Žπ‘π‘Ž π΅π‘’π‘Ÿπ‘ π‘–β„Ž
=
1.200.000
2.000.000
= 60%
Lanjutan penyelesaian liustrasi 2
Estimasi harga saham untuk saat ini:
𝑃0 =
𝐷1
π‘Ÿπ‘  βˆ’π‘”
=
$ 6
0,14 βˆ’0,05
= $. 66,67
Dalam situasi terdahulu , yaitu saat pembagian deviden tetap 20% atas EPS
$.10 atau $. 2 maka dengan tingkat pertumbuhan 14% dan rata-rata
pertumbuhan mencapai 12% :
𝑃0 =
𝐷1
π‘Ÿπ‘  βˆ’π‘”
=
$ 2
0,14 βˆ’0,12
= $. 100
Meskipun PT. Jaya mengalami kemunduran yang berat, namun aktiva
nya yang ada akan terus memberikan aliran laba yang baik.
Lebih banyak dari laba ini yang akan diteruskan ke pemegang saham,
karena pertumbuhan internal yang terus melambat telah mengurangi
banyaknya keperluan dana.
Akan tetapi hasilnya adalah penurunan nilai saham sebesar $. 33,33
diperoleh dari ($ 100 – $ 66,67 )
Manajemen modal kerja
(Working capital)
Pengertian Modal Kerja (Working Capital)
Adalah Dana yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan operasional
perusahaan sehari-hari seperti pembelian bahan baku, pembelian barang
dagangan, pembayaran gaji dan upah, membayar hutang, dll.
Menurut Eugene F. Brigham dan Joel F. Houston,
β–  Modal kerja adalah investasi sebuah perusahaan pada aktiva-aktiva
jangka pendek (kas, sekuritas, persediaan dan piutang).
Terminologi Modal Kerja
β€’ Secara sederhana mengacu pada asset lancar
yang digunakan dalam operasiModal Kerja Bruto
β€’ Aset lancar dikurangi kewajiban lancar yang tidak
dikenakan bunga
Modal Kerja
Neto / Bersih
β€’ Aset lancar dikurangi kewajiban/hutang lancar
Modal Kerja Operasi
Bersih
β€’ Berapa lama dana terikat dalam modal kerja,
atau berapa lama waktu antara pembayaran
untuk modal kerja dan penagihan kas dari
penjualan modal kerja tersebut.
Siklus Konversi
Kas
TUJUAN MANAJEMEN MODAL KERJA
1. Mengelola aktiva lancar dan hutang lancar
2. Diperoleh modal kerja neto yang layak
3. Menjamin likuiditas perusahaan
Konsep Modal Kerja
β€’ Konsep ini disebut modal kerja bruto (gross working
capital)
β€’ Seluruh asset lancar
KONSEP
KUANTITATIF
β€’ Konsep ini disebut dengan modal kerja neto (net
working capital).
β€’ Total asset lancar dikurangi total kewajiban lancar
KONSEP
KUALITATIF
β€’ konsep ini menitikberatkan pada fungsi dari dana dalam
menghasilkan pendapatan (income) dari usaha pokok
perusahaan.
β€’ Setiap dana yang digunakan dalam perusahaan
dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan
KONSEP
FUNGSIONAL
Jenis Modal Kerja
Modal Kerja
Modal Kerja
Permanen
Modal Kerja
Primer
Modal Kerja
Normal
Modal Kerja
Variabel
Modal Kerja
Musiman
Modal Kerja
Siklis
Modal Kerja
Darurat
Modal Kerja Permanen
β€’ Jumlah modal kerja minimum yang
harus ada pada perusahaan untuk
menjamin kontinuitas usaha
Modal Kerja
Primer
β€’ Jumlah modal kerja yang diperlukan
untuk menyelenggarakan luas
produksi normal
Modal Kerja
Normal
Modal Kerja Variabel
β€’ modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena pengaruh fluktuasi
musim
β€’ Contoh; saat panen tebu maka dibutuhkan modal kerja cukup besar utk
memproduksi gula, saat menjelang Lebaran
Modal Kerja
Musiman
β€’ modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena fluktuasi konjungtur
β€’ Contoh; karena keadaan ekonomi, keadaan ekonomi baik, maka
kebutuhan modal kerja meningkat
Modal Kerja
Siklis
β€’ modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena adanya keadaan
darurat yang tidak diketahui/diduga sebelumnya
β€’ Contoh; pemogokan kerja, banjir/bencana alam, perubahan peraturan
ekonomi yang mendadak
Modal Kerja
Darurat
Perputaran Modal Kerja
Perputaran modal kerja pada perusahaan dagang, alurnya lebih pendek
bila dibandingkan dengan perusahaan industri/manufaktur
Pada Perusahaan Dagang
β—¦ Penjualan Tunai
KAS 1 Barang Dagangan Kas 2
Pembelian Penjualan Penerimaan Uang
Perputaran Modal kerja
Pada Perusahaan Dagang
β—¦ Penjualan Kredit
Kas 1
Barang
Dagangan
Piutang Kas 2
Pembelian Penjualan Kredit Penerimaan Uang
Perputaran Modal kerja
Pada Perusahaan Industri / Manufaktur
Biaya Overhead
Pabrik
Bahan Baku
Penerimaan Uang
Kas 2PiutangBarang JadiUpah BuruhKas 1
Proses Produksi
Penjualan
Menentukan Kebutuhan Modal Kerja
Besarnya modal kerja yang bersifat permanen maupun variabel
perlu ditentukan dengan baik agar efektif dan efisien.
Terdapat 2 metode untuk menentukan kebutuhan modal kerja:
1. Metode Keterikatan
2. Metode Perputaran Modal Kerja
Menentukan Kebutuhan Modal Kerja
METODE KETERIKATAN
Perlu diperhatikan 2 Faktor
yang mempengaruhinya:
1. periode terikatnya
modal kerja (Kasβ€”Kas)
2. pengeluaran kas setiap
hari
METODE PERPUTARAN
MODAL KERJA
Ditentukan oleh:
οƒ˜Periode perputaran
elemen modal kerja, yaitu
perputaran kas, perputaran
piutang usaha, perputaran
persediaan
Ilustrasi Metode Keterikatan Dana (perusahaan dagang)
Perusahaan Dagang Jaya Niaga memiliki data mengenai modal kerja sebagai berikut :
Rata-rata periode terikatnya modal kerja :
Lamanya barang disimpan 7 hari
Lamanya pengumpulan piutang 13 hari
Jumlah 20 hari
Rata-rata pengeluaran kas setiap hari:
Pembelian barang dagangan Rp. 1.000.000
Upah karyawan Rp. 100.000
Biaya Administrasi dan Umum Rp. 10.000
Biaya penjualan Rp. 35.000
Biaya lainnya Rp. 5.000
Jumlah Rp. 1.150.000
Ditetapkan jumlah kas minimal Rp. 250.000, maka jumlah kebutuhan modal kerja:
Kebutuhan MK = Periode terikatnya modal kerja x pengeluaran kas/hari + kas minimal
= 20 x Rp. 1.150.000 + Rp. 250.000 = Rp. 23.250.000,-
Ilustrasi Metode Keterikatan Dana (manufaktur)
Suatu perusahaan Industri β€œB” memiliki data tentang modal kerja sebagai
berikut :
Rata-rata periode terikatnya modal kerja :
Lamanya bahan mentah disimpan 7 hari
Proses produksi 6 hari
Barang jadi disimpan 5 hari
Pengumpulan piutang 12 hari
Jumlah 30 hari
Ilustrasi Metode Keterikatan Dana (manufaktur) …lanjutan
Rata-rata pengeluaran kas setiap hari:
Pembelian bahan mentah Rp. 200.000
Upah karyawan Rp. 150.000
Biaya Adm dan umum Rp. 30.000
Biaya penjualan Rp. 25.000
Biaya lainnya Rp. 15.000
Jumlah Rp. 420.000
Ditetapkan jumlah kas minimal Rp. 200.000, maka jumlah modal kerja :
Keb. MK = Periode terikatnya modal kerja x pengeluaran kas/hari + kas minimal
= 30 x Rp. 420.000 + Rp. 200.000 = Rp. 12.800.000,-
Ilustrasi METODE PERPUTARAN MODAL KERJA
Diketahui data berikut ini
PERUSAHAAN β€œJAYA JAYA”
NERACA PER 31 DESEMBER 2013
(DALAM RIBUAN RUPIAH)
Kas 462.500 Utang Dagang 1.375.000
Piutang Dagang 1.925.000 Utang Bank 437.500
Persediaan 2.300.000 Utang Wesel 875.000
Total Aktiva Lancar 4.687.500 Total Utang Lancar 2.687.500
Aktiva Tetap Neto 10.437.500 Utang Jangka Panjang 4.500.000
Modal Saham 4.750.000
Laba Ditahan 3.187.500
Total Aktiva 15.125.000 Total Utang & Modal 15.125.000
Ilustrasi METODE PERPUTARAN MODAL KERJA ..lanjutan
PERUSAHAAN β€œJAYA JAYA”
LAPORAN LABA RUGI UNTUK PERIODE 2013
(DALAM RIBUAN RUPIAH)
Penjualan 60.000.000
Harga Pokok Penjualan (42.500.000)
Laba Bruto 17.500.000
Biaya Operasi: Admin & Umum (6.250.000)
EBIT 11.250.000
Bunga (3.750.000)
EBT 7.500.000
Pajak Penghasilan 30% (2.250.000)
EAT 5.250.000
Diperkirakan pada tahun depan perusahaan akan mampu menjual produknya sebesar Rp
75.000.000.000
π‘ƒπ‘’π‘Ÿπ‘π‘’π‘‘π‘Žπ‘Ÿπ‘Žπ‘› πΎπ‘Žπ‘  =
π‘ƒπ‘’π‘›π‘—π‘’π‘Žπ‘™π‘Žπ‘›
πΎπ‘Žπ‘ 
=
60.000.000
462.500
= 129,73 = 130 kali berputar
π‘ƒπ‘’π‘Ÿπ‘π‘’π‘‘π‘Žπ‘Ÿπ‘Žπ‘› π‘ƒπ‘–π‘’π‘‘π‘Žπ‘›π‘” =
π‘ƒπ‘’π‘›π‘—π‘’π‘Žπ‘™π‘Žπ‘›
π‘ƒπ‘–π‘’π‘‘π‘Žπ‘›π‘”
=
60.000.000
1.925.000
= 31,168 = 31 kali berputar
π‘ƒπ‘’π‘Ÿπ‘π‘’π‘‘π‘Žπ‘Ÿπ‘Žπ‘› π‘ƒπ‘’π‘Ÿπ‘ π‘’π‘‘π‘–π‘Žπ‘Žπ‘› =
π»π‘Žπ‘Ÿπ‘”π‘Ž π‘ƒπ‘œπ‘˜π‘œπ‘˜ π‘ƒπ‘’π‘›π‘—π‘’π‘Žπ‘™π‘Žπ‘›
π‘ƒπ‘’π‘Ÿπ‘ π‘’π‘‘π‘–π‘Žπ‘Žπ‘›
=
42.500.000
2.300.000
= 18 kali berputar
Dengan asumsi 1 tahun = 360 hari
PERIODE TERIKATNYA MODAL KERJA:
Kas 360/130 = 2 hari
Piutang 360/ 31 = 12 hari
Persediaan 360/ 18 = 20 hari
JUMLAH 35 hari
Jadi periode terikatnya modal kerja = 35 hari
Perputaran unsur/elemen modal kerja 360/35 x 1 kali = 10 kali
Maka kebutuhan modal kerja =
75.000.000.000
10
= 7.500.000.000

More Related Content

What's hot

Risk and return
Risk and returnRisk and return
Risk and returnyy rahmat
Β 
Pemilihan Portofolio
Pemilihan PortofolioPemilihan Portofolio
Pemilihan PortofolioTrisnadi Wijaya
Β 
Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1
Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1
Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1Leo Dhunt
Β 
Materi AKM 2 Utang Jangka Panjang
Materi AKM 2 Utang Jangka PanjangMateri AKM 2 Utang Jangka Panjang
Materi AKM 2 Utang Jangka PanjangRyan Gamof
Β 
Suku Bunga, Penilaian Obligasi, dan Penilaian Saham
Suku Bunga, Penilaian Obligasi, dan Penilaian SahamSuku Bunga, Penilaian Obligasi, dan Penilaian Saham
Suku Bunga, Penilaian Obligasi, dan Penilaian SahamNinnasi Muttaqiin
Β 
Portofolio investasi-bab-17-analisis-opsi
Portofolio investasi-bab-17-analisis-opsiPortofolio investasi-bab-17-analisis-opsi
Portofolio investasi-bab-17-analisis-opsiJudianto Nugroho
Β 
Analisis investasi dan manajemen portofolio
Analisis investasi dan manajemen portofolioAnalisis investasi dan manajemen portofolio
Analisis investasi dan manajemen portofolioandinipredita
Β 
Biaya modal ppt ok
Biaya modal ppt okBiaya modal ppt ok
Biaya modal ppt okWirodat Az
Β 
Sistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer Pricing
Sistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer PricingSistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer Pricing
Sistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer PricingFergieta Prahasdhika
Β 
Tabel nilai uang (FVIF,FVIFA, PVIF, PVIFA)
Tabel nilai uang (FVIF,FVIFA, PVIF, PVIFA)Tabel nilai uang (FVIF,FVIFA, PVIF, PVIFA)
Tabel nilai uang (FVIF,FVIFA, PVIF, PVIFA)Dayana Florencia
Β 
Manajemen keuangan part 2 of 5
Manajemen keuangan part 2 of 5Manajemen keuangan part 2 of 5
Manajemen keuangan part 2 of 5Judianto Nugroho
Β 
Jawaban uts m. keuangan i
Jawaban uts m. keuangan iJawaban uts m. keuangan i
Jawaban uts m. keuangan iyalifadli98
Β 
Analisis sumber dan penggunaan dana (1)
Analisis sumber dan penggunaan dana (1)Analisis sumber dan penggunaan dana (1)
Analisis sumber dan penggunaan dana (1)radhi abdul halim
Β 
34020 7-853463552856
34020 7-85346355285634020 7-853463552856
34020 7-853463552856Sefri Yunita
Β 
Portofolio investasi-bab-6-model-model-keseimbangan
Portofolio investasi-bab-6-model-model-keseimbanganPortofolio investasi-bab-6-model-model-keseimbangan
Portofolio investasi-bab-6-model-model-keseimbanganJudianto Nugroho
Β 
Keputusan investasi
Keputusan investasiKeputusan investasi
Keputusan investasitonyherman87
Β 
Manajemen keuangan bab 05
Manajemen keuangan bab 05Manajemen keuangan bab 05
Manajemen keuangan bab 05Lia Ivvana
Β 
Nilai Waktu dari Uang
Nilai Waktu dari UangNilai Waktu dari Uang
Nilai Waktu dari UangTrisnadi Wijaya
Β 

What's hot (20)

Risk and return
Risk and returnRisk and return
Risk and return
Β 
Pemilihan Portofolio
Pemilihan PortofolioPemilihan Portofolio
Pemilihan Portofolio
Β 
Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1
Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1
Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1
Β 
Materi AKM 2 Utang Jangka Panjang
Materi AKM 2 Utang Jangka PanjangMateri AKM 2 Utang Jangka Panjang
Materi AKM 2 Utang Jangka Panjang
Β 
Suku Bunga, Penilaian Obligasi, dan Penilaian Saham
Suku Bunga, Penilaian Obligasi, dan Penilaian SahamSuku Bunga, Penilaian Obligasi, dan Penilaian Saham
Suku Bunga, Penilaian Obligasi, dan Penilaian Saham
Β 
Portofolio investasi-bab-17-analisis-opsi
Portofolio investasi-bab-17-analisis-opsiPortofolio investasi-bab-17-analisis-opsi
Portofolio investasi-bab-17-analisis-opsi
Β 
Analisis investasi dan manajemen portofolio
Analisis investasi dan manajemen portofolioAnalisis investasi dan manajemen portofolio
Analisis investasi dan manajemen portofolio
Β 
Biaya modal ppt ok
Biaya modal ppt okBiaya modal ppt ok
Biaya modal ppt ok
Β 
Sistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer Pricing
Sistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer PricingSistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer Pricing
Sistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer Pricing
Β 
Tabel nilai uang (FVIF,FVIFA, PVIF, PVIFA)
Tabel nilai uang (FVIF,FVIFA, PVIF, PVIFA)Tabel nilai uang (FVIF,FVIFA, PVIF, PVIFA)
Tabel nilai uang (FVIF,FVIFA, PVIF, PVIFA)
Β 
Teori markowitz ppt
Teori markowitz pptTeori markowitz ppt
Teori markowitz ppt
Β 
Manajemen keuangan part 2 of 5
Manajemen keuangan part 2 of 5Manajemen keuangan part 2 of 5
Manajemen keuangan part 2 of 5
Β 
Jawaban uts m. keuangan i
Jawaban uts m. keuangan iJawaban uts m. keuangan i
Jawaban uts m. keuangan i
Β 
Analisis sumber dan penggunaan dana (1)
Analisis sumber dan penggunaan dana (1)Analisis sumber dan penggunaan dana (1)
Analisis sumber dan penggunaan dana (1)
Β 
Manajemen Kas
Manajemen Kas Manajemen Kas
Manajemen Kas
Β 
34020 7-853463552856
34020 7-85346355285634020 7-853463552856
34020 7-853463552856
Β 
Portofolio investasi-bab-6-model-model-keseimbangan
Portofolio investasi-bab-6-model-model-keseimbanganPortofolio investasi-bab-6-model-model-keseimbangan
Portofolio investasi-bab-6-model-model-keseimbangan
Β 
Keputusan investasi
Keputusan investasiKeputusan investasi
Keputusan investasi
Β 
Manajemen keuangan bab 05
Manajemen keuangan bab 05Manajemen keuangan bab 05
Manajemen keuangan bab 05
Β 
Nilai Waktu dari Uang
Nilai Waktu dari UangNilai Waktu dari Uang
Nilai Waktu dari Uang
Β 

Similar to OPTIMIZING DIVIDEND AND STOCK REPURCHASE

Bab 10 kebijakan__dividen
Bab 10 kebijakan__dividenBab 10 kebijakan__dividen
Bab 10 kebijakan__dividenInal Ypyn
Β 
Artikel analisis konsep kebijakan deviden
Artikel analisis konsep kebijakan devidenArtikel analisis konsep kebijakan deviden
Artikel analisis konsep kebijakan devidenwardahmega
Β 
Kebijakan dividen
Kebijakan dividenKebijakan dividen
Kebijakan dividenfikrifm
Β 
Dividen and Share Repurchase Policy/Abshor.Marantika/Dinda Almira Madani/3-04
Dividen and Share Repurchase Policy/Abshor.Marantika/Dinda Almira Madani/3-04Dividen and Share Repurchase Policy/Abshor.Marantika/Dinda Almira Madani/3-04
Dividen and Share Repurchase Policy/Abshor.Marantika/Dinda Almira Madani/3-04DindaAlmira1
Β 
Dividend and share repurchase policy/abshor.marantika/Moza Aurora Yanuanda/3-04
Dividend and share repurchase policy/abshor.marantika/Moza Aurora Yanuanda/3-04Dividend and share repurchase policy/abshor.marantika/Moza Aurora Yanuanda/3-04
Dividend and share repurchase policy/abshor.marantika/Moza Aurora Yanuanda/3-04MozaAurora
Β 
Materi Presentasi Manajemen Keuangan II Bab IV.pptx
Materi Presentasi Manajemen Keuangan II Bab IV.pptxMateri Presentasi Manajemen Keuangan II Bab IV.pptx
Materi Presentasi Manajemen Keuangan II Bab IV.pptxRendyOratmangun1
Β 
Kebijakan dividen/abshor.marantika/Cyndi Louisa(07)_3-03
Kebijakan dividen/abshor.marantika/Cyndi Louisa(07)_3-03Kebijakan dividen/abshor.marantika/Cyndi Louisa(07)_3-03
Kebijakan dividen/abshor.marantika/Cyndi Louisa(07)_3-03CyndiLouisa
Β 
BAB 12 KEBIJAKAN DIVIDEN fix.pdf
BAB 12 KEBIJAKAN DIVIDEN fix.pdfBAB 12 KEBIJAKAN DIVIDEN fix.pdf
BAB 12 KEBIJAKAN DIVIDEN fix.pdfEghiRizky1
Β 
Kebijakan dividen
Kebijakan dividenKebijakan dividen
Kebijakan dividenrhiery
Β 
Distribution to Shareholder
Distribution to ShareholderDistribution to Shareholder
Distribution to ShareholderIkasMiran1
Β 
Manajemen keuangan bab 15
Manajemen keuangan bab 15Manajemen keuangan bab 15
Manajemen keuangan bab 15Lia Ivvana
Β 
Manajemen Keuangan Lanjutan ( Distribusi kepada pemegang saham )
Manajemen Keuangan Lanjutan ( Distribusi kepada pemegang saham )Manajemen Keuangan Lanjutan ( Distribusi kepada pemegang saham )
Manajemen Keuangan Lanjutan ( Distribusi kepada pemegang saham )Yasri Purwani II
Β 
Dividends_and_Other_Payouts_Kelompok_7.pptx
Dividends_and_Other_Payouts_Kelompok_7.pptxDividends_and_Other_Payouts_Kelompok_7.pptx
Dividends_and_Other_Payouts_Kelompok_7.pptxgiovanifebrian
Β 
Stock valuation/abshor.marantika/Rieke Widasari/3-04
Stock valuation/abshor.marantika/Rieke Widasari/3-04Stock valuation/abshor.marantika/Rieke Widasari/3-04
Stock valuation/abshor.marantika/Rieke Widasari/3-04PKN STAN
Β 
Dividend Policy/abshor.marantika/Siti Fatimatus Z/3-04
Dividend Policy/abshor.marantika/Siti Fatimatus Z/3-04Dividend Policy/abshor.marantika/Siti Fatimatus Z/3-04
Dividend Policy/abshor.marantika/Siti Fatimatus Z/3-04imasitiftm
Β 
9 kebijakan deviden
9 kebijakan deviden9 kebijakan deviden
9 kebijakan devidenAbdul Razak
Β 

Similar to OPTIMIZING DIVIDEND AND STOCK REPURCHASE (20)

Bab 10 kebijakan__dividen
Bab 10 kebijakan__dividenBab 10 kebijakan__dividen
Bab 10 kebijakan__dividen
Β 
Artikel analisis konsep kebijakan deviden
Artikel analisis konsep kebijakan devidenArtikel analisis konsep kebijakan deviden
Artikel analisis konsep kebijakan deviden
Β 
Kebijakan dividen
Kebijakan dividenKebijakan dividen
Kebijakan dividen
Β 
Dividen and Share Repurchase Policy/Abshor.Marantika/Dinda Almira Madani/3-04
Dividen and Share Repurchase Policy/Abshor.Marantika/Dinda Almira Madani/3-04Dividen and Share Repurchase Policy/Abshor.Marantika/Dinda Almira Madani/3-04
Dividen and Share Repurchase Policy/Abshor.Marantika/Dinda Almira Madani/3-04
Β 
Dividend and share repurchase policy/abshor.marantika/Moza Aurora Yanuanda/3-04
Dividend and share repurchase policy/abshor.marantika/Moza Aurora Yanuanda/3-04Dividend and share repurchase policy/abshor.marantika/Moza Aurora Yanuanda/3-04
Dividend and share repurchase policy/abshor.marantika/Moza Aurora Yanuanda/3-04
Β 
Materi Presentasi Manajemen Keuangan II Bab IV.pptx
Materi Presentasi Manajemen Keuangan II Bab IV.pptxMateri Presentasi Manajemen Keuangan II Bab IV.pptx
Materi Presentasi Manajemen Keuangan II Bab IV.pptx
Β 
Kebijakan dividen/abshor.marantika/Cyndi Louisa(07)_3-03
Kebijakan dividen/abshor.marantika/Cyndi Louisa(07)_3-03Kebijakan dividen/abshor.marantika/Cyndi Louisa(07)_3-03
Kebijakan dividen/abshor.marantika/Cyndi Louisa(07)_3-03
Β 
Dividend policy
Dividend policyDividend policy
Dividend policy
Β 
BAB 12 KEBIJAKAN DIVIDEN fix.pdf
BAB 12 KEBIJAKAN DIVIDEN fix.pdfBAB 12 KEBIJAKAN DIVIDEN fix.pdf
BAB 12 KEBIJAKAN DIVIDEN fix.pdf
Β 
Kebijakan dividen
Kebijakan dividenKebijakan dividen
Kebijakan dividen
Β 
Bab 16 mk
Bab 16 mkBab 16 mk
Bab 16 mk
Β 
Dividen
DividenDividen
Dividen
Β 
Distribution to Shareholder
Distribution to ShareholderDistribution to Shareholder
Distribution to Shareholder
Β 
Manajemen keuangan bab 15
Manajemen keuangan bab 15Manajemen keuangan bab 15
Manajemen keuangan bab 15
Β 
Manajemen Keuangan Lanjutan ( Distribusi kepada pemegang saham )
Manajemen Keuangan Lanjutan ( Distribusi kepada pemegang saham )Manajemen Keuangan Lanjutan ( Distribusi kepada pemegang saham )
Manajemen Keuangan Lanjutan ( Distribusi kepada pemegang saham )
Β 
Dividends_and_Other_Payouts_Kelompok_7.pptx
Dividends_and_Other_Payouts_Kelompok_7.pptxDividends_and_Other_Payouts_Kelompok_7.pptx
Dividends_and_Other_Payouts_Kelompok_7.pptx
Β 
Stock valuation/abshor.marantika/Rieke Widasari/3-04
Stock valuation/abshor.marantika/Rieke Widasari/3-04Stock valuation/abshor.marantika/Rieke Widasari/3-04
Stock valuation/abshor.marantika/Rieke Widasari/3-04
Β 
Dividend Policy/abshor.marantika/Siti Fatimatus Z/3-04
Dividend Policy/abshor.marantika/Siti Fatimatus Z/3-04Dividend Policy/abshor.marantika/Siti Fatimatus Z/3-04
Dividend Policy/abshor.marantika/Siti Fatimatus Z/3-04
Β 
9 kebijakan deviden
9 kebijakan deviden9 kebijakan deviden
9 kebijakan deviden
Β 
BAB 7 - Dividen
BAB 7 - DividenBAB 7 - Dividen
BAB 7 - Dividen
Β 

More from Judianto Nugroho (20)

Chap14 en-id
Chap14 en-idChap14 en-id
Chap14 en-id
Β 
Chap19 en-id
Chap19 en-idChap19 en-id
Chap19 en-id
Β 
Chap18 en-id
Chap18 en-idChap18 en-id
Chap18 en-id
Β 
Chap16 en-id
Chap16 en-idChap16 en-id
Chap16 en-id
Β 
Chap15 en-id
Chap15 en-idChap15 en-id
Chap15 en-id
Β 
Chap17 en-id
Chap17 en-idChap17 en-id
Chap17 en-id
Β 
Chap13 en-id
Chap13 en-idChap13 en-id
Chap13 en-id
Β 
Chap12 en-id
Chap12 en-idChap12 en-id
Chap12 en-id
Β 
Chap11 en-id
Chap11 en-idChap11 en-id
Chap11 en-id
Β 
Chap10 en-id
Chap10 en-idChap10 en-id
Chap10 en-id
Β 
Chap09 en-id
Chap09 en-idChap09 en-id
Chap09 en-id
Β 
Chap08 en-id
Chap08 en-idChap08 en-id
Chap08 en-id
Β 
Chap05 en-id
Chap05 en-idChap05 en-id
Chap05 en-id
Β 
Chap07 en-id
Chap07 en-idChap07 en-id
Chap07 en-id
Β 
Chap06 en-id
Chap06 en-idChap06 en-id
Chap06 en-id
Β 
Chap04 en-id
Chap04 en-idChap04 en-id
Chap04 en-id
Β 
Chap03 en-id
Chap03 en-idChap03 en-id
Chap03 en-id
Β 
Chap02 en-id
Chap02 en-idChap02 en-id
Chap02 en-id
Β 
Chap01 en-id
Chap01 en-idChap01 en-id
Chap01 en-id
Β 
Spss session 1 and 2
Spss session 1 and 2Spss session 1 and 2
Spss session 1 and 2
Β 

Recently uploaded

442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
Β 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
Β 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
Β 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
Β 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
Β 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
Β 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
Β 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
Β 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
Β 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
Β 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
Β 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
Β 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
Β 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
Β 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
Β 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
Β 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
Β 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
Β 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
Β 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
Β 

Recently uploaded (20)

442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
Β 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
Β 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Β 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
Β 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Β 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Β 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Β 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
Β 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
Β 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
Β 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
Β 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
Β 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
Β 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Β 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Β 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Β 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
Β 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Β 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Β 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Β 

OPTIMIZING DIVIDEND AND STOCK REPURCHASE

  • 1.
  • 3. LABA BERSIH (EAT) UNTUK SIAPA? β€’Dalam bentuk dividen PEMEGANG SAHAM β€’Berupa laba ditahan PERUSAHAAN
  • 4. REVIEW Fungsi Manajemen Keuangan 1. Keputusan Investasi 2. Keputusan Pendanaan 3. Keputusan Dividen 4. Keputusan Manajemen Aset/Aktiva
  • 5. Pengertian Dividen Dividen adalah pembagian laba kepada pemegang saham berdasarkan banyaknya saham yang dimiliki. Pembagian ini akan mengurangi laba ditahan dan kas yang tersedia bagi perusahaan, tetapi distribusi keuntungan kepada para pemilik memang adalah tujuan utama suatu bisnis.
  • 6. Target Payout Ratio Ketika memutuskan berapa jumlah kas yang akan didistribusikan, Manajer Keuangan harus selalu ingat bahwa tujuan perusahaan adalah untuk memaksimalkan nilai pemegang saham. Target Payout Ratio (Sasaran Rasio Pembayaran) οƒ  prosentase laba bersih yang akan dibayarkan sebagai dividen tunai
  • 7. Penetapan Target Payout Ratio didasarkan atas Preferensi Investor atas Dividen Vs Keuntungan Modal Apakah lebih memilih untuk menerima dividen Apakah meminta perusahaan untuk menanamkan kembali kas tersebut ke dalam usaha yang akan menghasilkan keuntungan modal
  • 8. ALASAN BEBERAPA INVESTOR LEBIH MENYUKAI DIVIDEN ALASAN BEBERAPA INVESTOR LEBIH MENYUKAI KEUNTUNGAN MODAL Investor lebih menyukai dividen yang pasti saat ini dibandingkan dengan keuntungan modal yang tidak pasti di masa mendatang Umumnya adalah Investor yang lebih tertarik pada penghematan uang untuk jangka panjang di masa depan Investor Jangka Panjang akan menginvestasikan kembali dividen mereka, dan hal tersebut akan menimbulkan biaya transaksi.
  • 9. Penilaian Preferensi Investor Preferensi ini dapat dinilai sesuai dengan model Valuasi Saham dengan pertumbuhan konstan 𝑃0 = 𝐷1 π‘Ÿπ‘  βˆ’ 𝑔 β–ͺ Jika perusahaan meningkatkan rasio pembayaran, maka D1 akan naik. β–ͺ Kenaikan pembilang ini, jika dilihat secara terpisah, akan menyebabkan harga saham naik. β–ͺ Namun jika D1 naik, uang yang tersedia untuk investasi kembali menjadi lebih sedikit, sehingga menyebabkan tingkat pertumbuhan yang diharapkan mengalami penurunan dan menurunkan harga saham
  • 10. Setiap perubahan kebijakan pembayaran akan memiliki 2 dampak berlawanan Dapat menaikkan harga saham Dapat menurunkan harga saham Menentukan kebijakan deviden yang optimal Menghasilkan keseimbangan antara deviden saat ini dan pertumbuhan di masa depan yang memaksimalkan harga saham
  • 12. Teori Kebijakan Dividen Teori MM (Dividen tidak relevan) Teori The Bird in the hand Teori Perbedaan Pajak Teori Signaling Hypothesis Teori Clientele Effect
  • 13. Teori Dividen Irelevan (Teori MM) Miller dan Mogdiliani (MM) mengemukakan teori, bahwa: Kebijakan Deviden tidak berdampak pada harga saham maupun tingkat pengembalian atas ekuitas yang diminta (π‘Ÿπ‘ ) Kebijakan Dividen merupakan sesuatu yang Irelevan Menurut MM, bahwa nilai suatu perusahaan hanya ditentukan oleh profitabilitas dasar dan risiko usahanya. , bukan pada pembagian laba perusahaan untuk dividen atau sebagai laba ditahan. Selanjutnya dikatakan bahwa perusahaan bisa saja membagikan dividen yang besar ataupun kecil, asalkan dimungkinkan menutup kekurangan dana dari sumber eksternal. Dampak dari pilihan keputusan tersebut sama saja terhadap nilai perusahaan. Jadi keputusan dividen adalah tidak relevan (the irrelevant of dividend).
  • 14. Asumsi Teori MM  Pasar modal sempurna dimana semua investor adalah rasional.  Tidak ada biaya emisi saham baru jika perusahaan menerbitkan saham baru.  Tidak ada pajak  Kebijakan investasi perusahaan tidak berubah.
  • 15. Bird in The Hand Theory dari Lintner (1962), Gordon (1963), dan Bhattacharya (1979) menjelaskan bahwa investor menyukai dividen yang tinggi karena dividen yang diterima seperti burung di tangan yang risikonya lebih kecil atau mengurangi ketidakpastian dibandingkan dengan dividen yang tidak dibagikan. Investor lebih menyukai dividen yang pasti saat ini dibandingkan dengan keuntungan modal yang tidak pasti di masa mendatang Kelompok ini berpendapat bahwa peningkatan dividen akan meningkatkan harga saham yang selanjutnya berdampak terhadap nilai perusahaan
  • 16. Teori Perbedaan Pajak  Teori ini diajukan oleh Litzenberger dan Ramaswamy.  Mereka menyatakan bahwa karena adanya pajak maka pendapatan yang relevan adalah pendapatan setelah pajak.  Adanya pajak atas keuntungan ( dividen dan capital gains), menyebabkan para investor lebih menyukai capital gains karena dapat menunda pembayaran pajak. Oleh karena itu investor mensyaratkan suatu tingkat keuntungan yang lebih tinggi pada saham yang memberikan dividend yield tinggi, capital gains yield rendah dari pada saham dengan dividend yield rendah, capital gains yield tinggi. Jika pajak atas dividend lebih besar dari pajak atas capital gains, perbedaan ini akan makin terasa.
  • 17. Clientele Effect Theory  Perusahaan memiliki kelompok klien pemegang saham yang berbeda-beda, sehingga memiliki preferensi dividen yang berlainan  Menurut Clientele theory, dividend puzzle (perdebatan) disebabkan oleh adanya investor yang berbeda baik dilihat dari segi usia investor, kelompok investor, dan golongan.  Investor individual dengan usia lanjut dan penghasilannya hanya tergantung dari dividen mungkin lebih menyukai dividend payout yang tinggi. Akan tetapi investor dengan penghasilan tinggi akan lebih menyukai dividend payout rendah.
  • 18. Signaling Hypothesis  Dalam keadaan ada pajak pribadi dan pajak perusahaan, dividen tidak disukai hampir semua pemegang saham yang membayar pajak, atau pemegang saham bersikap sama apakah berupa dividen atau capital gain.  Namun mengapa perusahaan tetap membayar dividen secara teratur dan merata? Rozeff (1982) menganggap bahwa dividen tampaknya memiliki informasi (informational content of dividend) atau sebagai isyarat akan prospek perusahaan.  Apabila perusahaan meningkatkan pembayaran dividen, mungkin diartikan oleh pemodal sebagai sinyal harapan manajemen tentang akan membaiknya kinerja perusahaan di masa yang akan datang.
  • 19. Signaling Hypothesis β€’ Kenaikan dividen di atas jumlah yang diharapkan merupakan suatu sinyal bagi investor bahwa manajemen meramalkan laba yang lebih baik di masa depan β€’ Sebaliknya, penurunan dividen, atau kenaikan dalam jumlah kecil dari yg diharapkan merupakan sinyal bahwa manajemen meramalkan laba masa depan yang buruk
  • 20. Kebijakan Dividen Residual  Kebijakan dividen residual yaitu, kebijakan dimana dividen yang dibayarkan sama dengan laba aktual dikurangi dengan laba yang ditahan untuk membiayai investasi perusahaan.  Pengambilan keputusan atas rasio pembagian dividen didasarkan pada:  menentukan anggaran modal optimum  menentukan modal yang dibutuhkan untuk membiayai investasi tersebut  menggunakan laba ditahan untuk memenuhi komponen penyertaan modal (ekuitas)  membayar dividen hanya jika lebih banyak yang tersedia dari pada yang dibutuhkan untuk anggaran modal (investasi)
  • 21. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen β€’ Perjanjian Obligasi β€’ Pembatasan Saham Preferen β€’ Ketersediaan Kas β€’ Denda Pajak atas laba yang terakumulasi secara tidak wajar Pembatasan β€’ Jumlah peluang investasi yang menguntungkan β€’ Mempercepat atau menunda proyek Peluang Investasi
  • 22. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen β€’ Biaya penjualan saham baru β€’ Kemampuan untuk mensubstitusi utang dan ekuitas β€’ Pengendalian Sumber-sumber Modal Alternatif β€’ Keinginan investor atas Laba saat ini Vs masa depan β€’ Pajak atas keuntungan modal Vs pajak atas dividen β€’ Muatan Sinyal / Informasi οƒ  Signaling Hypothesis Dampak Kebijakan Dividen pada π‘Ÿπ‘ 
  • 23. Dividen Saham dan Pemecahan Saham Dividen Saham (Stock Dividends) Dibayar dalam bentuk saham tambahan, bukan dalam bentuk kas, dan hanya berupa pemindahan pembukuan dari pos laba ditahan ke pos modal. Dividen tidak selamanya dibayarkan dalam bentuk Uang Tunai Pemecahan Saham (Stock Splits) Jumlah saham biasa yang beredar bertambah, tetapi tidak terjadi perubahan dalam pos modal.
  • 24. Stock Split Seperti β€œMembagi kue menjadi potongan- potongan yang lebih kecil” Dipecah 2 Dipecah 3
  • 25. Pecah Saham (Stock Split) Setiap pemegang saham akan memiliki lebih banyak saham, tetapi setiap saham nilainya menjadi lebih rendah Menurunkan Harga Saham per lembarnya Dampak Stock Split
  • 27. Pembelian Kembali Saham yang Beredar (Stock Repurchase) Perusahaan yang membeli kembali sahamnya memperoleh keuntungan pajak dibandingkan yang melakukan pembayaran dividen. Pembelian kembali akan menyebabkan kenaikan harga saham Saham yang telah dibeli kembali disebut treasury stock
  • 28. Sebagian saham beredar dibeli kembali Jumlah saham beredar lebih sedikit Dengan asumsi pembelian kembali tidak berdampak negatif pada laba di masa depan, laba per lembar saham yang tersisa akan naik Harga pasar saham naik Dampak Stock Repurchase
  • 29. Ilustrasi 1 PT. ABC Tbk memiliki Laba Bersih Setelah Pajak (EAT) sebesar Rp 2 milyar Saham yang beredar sebanyak 10 juta lembar Harga saham Rp. 3.200 / lembar Perusahaan akan melakukan stock repurchases 20% Pembelian diharapkan tidak mempengaruhi price earning ratio (PER) Bagaimana pengaruh stock repurchase terhadap harga saham PT. ABC Tbk
  • 30. Penyelesaian Ilustrasi 1 Kondisi sebelum Stock Repurchases : β—¦ EPS (Earning Per Share) saat ini = 𝐸𝐴𝑇 π½π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘†π‘Žβ„Žπ‘Žπ‘š β—¦ EPS (Earning Per Share) saat ini = 2 π‘€π‘–π‘™π‘¦π‘Žπ‘Ÿ 10 π‘—π‘’π‘‘π‘Ž π‘™π‘’π‘šπ‘π‘Žπ‘Ÿ = 200/lembar β—¦ Price to Earning Ratio = Rasio P/E = π‘ƒπ‘Ÿπ‘–π‘π‘’ πΈπ‘Žπ‘Ÿπ‘›π‘–π‘›π‘” = 3.200 200 = 16 kali β—¦ Artinya bahwa earning dari modal saham dapat kembali setelah 16 kali
  • 31. Lanjutan Penyelesaian Ilustrasi 1 Kondisi Setelah Stock Repurchases: Dibeli kembali 20% οƒ  20% dari 10 juta lembar = 2.000.000 lembar Maka Jumlah saham beredar setelah pembelian kembali = 8 juta lembar β—¦ EPS (Earning Per Share) setelah repurchase = 𝐸𝐴𝑇 π½π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘†π‘Žβ„Žπ‘Žπ‘š β—¦ EPS (Earning Per Share) setelah repurchase = 2 π‘€π‘–π‘™π‘¦π‘Žπ‘Ÿ 8 π‘—π‘’π‘‘π‘Ž π‘™π‘’π‘šπ‘π‘Žπ‘Ÿ = 250/lembar β—¦ Maka Harga Pasar Saham setelah repurchases = Rasio P/E x EPS = 16 x 250 = 4000 / lembar Pengaruh repurchase stock terhadap harga saham perusahaan ini adalah : MENINGKATKAN HARGA SAHAM PER LEMBARNYA SEBESAR Rp 800,- karena Laba per lembar saham (EPS) nya naik menjadi 250 / saham
  • 32. Ilustrasi 2 PT. Jaya memiliki struktur modal ekuitas (modal sendiri) sebesar 100% yaitu 200.000 lembar saham. Nilai saham $ 2 per lembar Pertumbuhan direncanakan 12 % per tahun, dan realitasnya 5% per tahun. Pada tahun 2003, diproyeksikan laba bersih $ 2 juta. Pembayaran deviden 20% tetap diteruskan, sehingga saldo laba ditahan akan menjadi $ 1,6 juta
  • 33. Lebih lanjut perusahaan menyadari bahwa proyek investasi dengan pertumbuhan 14% hanya akan menghasilkan $ 800.000 untuk tahun 2003 itu dibandingkan dengan proyeksi laba bersih sebesar $ 2.000.000 . Satu hal yang menggembirakan adalah bahwa laba yang tinggi dari aktiva yang sudah ada diperkirakan akan tetap berlangsung. Laba bersih sebesar $. 2.000.000 masih dapat diharapkan untuk tahun 2003. Manajemen Jaya sedang melakukan peninjauan atas kebijakan deviden saat ini.
  • 34. Dengan asumsi proyek investasi tahun 2003 yang dapat diterima akan sepenuhnya didanai oleh laba ditahan selama tahun tersebut; maka hitung DPS ( Devidend Per Share) tahun 2003. Berapa ratio pembayaran berlaku untuk tahun 2003 ? Jika ratio pembayaran devidend 60% tetap dipertahankan, berapa estimasi anda akan harga saham saat ini ?
  • 35. Penyelesaian Ilustrasi 2 Proyeksi Laba Bersih 2.000.000 Proyeksi Investasi Modal 800.000 – Sisa Yang Tersedia 1.200.000 Diketahui Saham Beredar 200.000 lembar, maka: DPS (Dividend Per Share) saat ini = 𝐸𝐴𝑇 π½π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘†π‘Žβ„Žπ‘Žπ‘š = 1.200.000 200.000 π‘™π‘’π‘šπ‘π‘Žπ‘Ÿ = $ 6 per lembar saham
  • 36. Lanjutan penyelesaian liustrasi 2 EPS (Earning Per Share) = 𝐸𝐴𝑇 π½π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘†π‘Žβ„Žπ‘Žπ‘š = 2.000.000 200.000 π‘™π‘’π‘šπ‘π‘Žπ‘Ÿ = $10/lembar Maka Rasio Pembayaran = 𝐷𝑃𝑆 𝐸𝑃𝑆 = 6 10 = 60% Atau dapat juga dicari dengan cara = π‘‡π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ 𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛 πΏπ‘Žπ‘π‘Ž π΅π‘’π‘Ÿπ‘ π‘–β„Ž = 1.200.000 2.000.000 = 60%
  • 37. Lanjutan penyelesaian liustrasi 2 Estimasi harga saham untuk saat ini: 𝑃0 = 𝐷1 π‘Ÿπ‘  βˆ’π‘” = $ 6 0,14 βˆ’0,05 = $. 66,67 Dalam situasi terdahulu , yaitu saat pembagian deviden tetap 20% atas EPS $.10 atau $. 2 maka dengan tingkat pertumbuhan 14% dan rata-rata pertumbuhan mencapai 12% : 𝑃0 = 𝐷1 π‘Ÿπ‘  βˆ’π‘” = $ 2 0,14 βˆ’0,12 = $. 100
  • 38. Meskipun PT. Jaya mengalami kemunduran yang berat, namun aktiva nya yang ada akan terus memberikan aliran laba yang baik. Lebih banyak dari laba ini yang akan diteruskan ke pemegang saham, karena pertumbuhan internal yang terus melambat telah mengurangi banyaknya keperluan dana. Akan tetapi hasilnya adalah penurunan nilai saham sebesar $. 33,33 diperoleh dari ($ 100 – $ 66,67 )
  • 40. Pengertian Modal Kerja (Working Capital) Adalah Dana yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan operasional perusahaan sehari-hari seperti pembelian bahan baku, pembelian barang dagangan, pembayaran gaji dan upah, membayar hutang, dll. Menurut Eugene F. Brigham dan Joel F. Houston, β–  Modal kerja adalah investasi sebuah perusahaan pada aktiva-aktiva jangka pendek (kas, sekuritas, persediaan dan piutang).
  • 41. Terminologi Modal Kerja β€’ Secara sederhana mengacu pada asset lancar yang digunakan dalam operasiModal Kerja Bruto β€’ Aset lancar dikurangi kewajiban lancar yang tidak dikenakan bunga Modal Kerja Neto / Bersih β€’ Aset lancar dikurangi kewajiban/hutang lancar Modal Kerja Operasi Bersih β€’ Berapa lama dana terikat dalam modal kerja, atau berapa lama waktu antara pembayaran untuk modal kerja dan penagihan kas dari penjualan modal kerja tersebut. Siklus Konversi Kas
  • 42. TUJUAN MANAJEMEN MODAL KERJA 1. Mengelola aktiva lancar dan hutang lancar 2. Diperoleh modal kerja neto yang layak 3. Menjamin likuiditas perusahaan
  • 43. Konsep Modal Kerja β€’ Konsep ini disebut modal kerja bruto (gross working capital) β€’ Seluruh asset lancar KONSEP KUANTITATIF β€’ Konsep ini disebut dengan modal kerja neto (net working capital). β€’ Total asset lancar dikurangi total kewajiban lancar KONSEP KUALITATIF β€’ konsep ini menitikberatkan pada fungsi dari dana dalam menghasilkan pendapatan (income) dari usaha pokok perusahaan. β€’ Setiap dana yang digunakan dalam perusahaan dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan KONSEP FUNGSIONAL
  • 44. Jenis Modal Kerja Modal Kerja Modal Kerja Permanen Modal Kerja Primer Modal Kerja Normal Modal Kerja Variabel Modal Kerja Musiman Modal Kerja Siklis Modal Kerja Darurat
  • 45. Modal Kerja Permanen β€’ Jumlah modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin kontinuitas usaha Modal Kerja Primer β€’ Jumlah modal kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksi normal Modal Kerja Normal
  • 46. Modal Kerja Variabel β€’ modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena pengaruh fluktuasi musim β€’ Contoh; saat panen tebu maka dibutuhkan modal kerja cukup besar utk memproduksi gula, saat menjelang Lebaran Modal Kerja Musiman β€’ modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena fluktuasi konjungtur β€’ Contoh; karena keadaan ekonomi, keadaan ekonomi baik, maka kebutuhan modal kerja meningkat Modal Kerja Siklis β€’ modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena adanya keadaan darurat yang tidak diketahui/diduga sebelumnya β€’ Contoh; pemogokan kerja, banjir/bencana alam, perubahan peraturan ekonomi yang mendadak Modal Kerja Darurat
  • 47. Perputaran Modal Kerja Perputaran modal kerja pada perusahaan dagang, alurnya lebih pendek bila dibandingkan dengan perusahaan industri/manufaktur Pada Perusahaan Dagang β—¦ Penjualan Tunai KAS 1 Barang Dagangan Kas 2 Pembelian Penjualan Penerimaan Uang
  • 48. Perputaran Modal kerja Pada Perusahaan Dagang β—¦ Penjualan Kredit Kas 1 Barang Dagangan Piutang Kas 2 Pembelian Penjualan Kredit Penerimaan Uang
  • 49. Perputaran Modal kerja Pada Perusahaan Industri / Manufaktur Biaya Overhead Pabrik Bahan Baku Penerimaan Uang Kas 2PiutangBarang JadiUpah BuruhKas 1 Proses Produksi Penjualan
  • 50. Menentukan Kebutuhan Modal Kerja Besarnya modal kerja yang bersifat permanen maupun variabel perlu ditentukan dengan baik agar efektif dan efisien. Terdapat 2 metode untuk menentukan kebutuhan modal kerja: 1. Metode Keterikatan 2. Metode Perputaran Modal Kerja
  • 51. Menentukan Kebutuhan Modal Kerja METODE KETERIKATAN Perlu diperhatikan 2 Faktor yang mempengaruhinya: 1. periode terikatnya modal kerja (Kasβ€”Kas) 2. pengeluaran kas setiap hari METODE PERPUTARAN MODAL KERJA Ditentukan oleh: οƒ˜Periode perputaran elemen modal kerja, yaitu perputaran kas, perputaran piutang usaha, perputaran persediaan
  • 52. Ilustrasi Metode Keterikatan Dana (perusahaan dagang) Perusahaan Dagang Jaya Niaga memiliki data mengenai modal kerja sebagai berikut : Rata-rata periode terikatnya modal kerja : Lamanya barang disimpan 7 hari Lamanya pengumpulan piutang 13 hari Jumlah 20 hari Rata-rata pengeluaran kas setiap hari: Pembelian barang dagangan Rp. 1.000.000 Upah karyawan Rp. 100.000 Biaya Administrasi dan Umum Rp. 10.000 Biaya penjualan Rp. 35.000 Biaya lainnya Rp. 5.000 Jumlah Rp. 1.150.000 Ditetapkan jumlah kas minimal Rp. 250.000, maka jumlah kebutuhan modal kerja: Kebutuhan MK = Periode terikatnya modal kerja x pengeluaran kas/hari + kas minimal = 20 x Rp. 1.150.000 + Rp. 250.000 = Rp. 23.250.000,-
  • 53. Ilustrasi Metode Keterikatan Dana (manufaktur) Suatu perusahaan Industri β€œB” memiliki data tentang modal kerja sebagai berikut : Rata-rata periode terikatnya modal kerja : Lamanya bahan mentah disimpan 7 hari Proses produksi 6 hari Barang jadi disimpan 5 hari Pengumpulan piutang 12 hari Jumlah 30 hari
  • 54. Ilustrasi Metode Keterikatan Dana (manufaktur) …lanjutan Rata-rata pengeluaran kas setiap hari: Pembelian bahan mentah Rp. 200.000 Upah karyawan Rp. 150.000 Biaya Adm dan umum Rp. 30.000 Biaya penjualan Rp. 25.000 Biaya lainnya Rp. 15.000 Jumlah Rp. 420.000 Ditetapkan jumlah kas minimal Rp. 200.000, maka jumlah modal kerja : Keb. MK = Periode terikatnya modal kerja x pengeluaran kas/hari + kas minimal = 30 x Rp. 420.000 + Rp. 200.000 = Rp. 12.800.000,-
  • 55. Ilustrasi METODE PERPUTARAN MODAL KERJA Diketahui data berikut ini PERUSAHAAN β€œJAYA JAYA” NERACA PER 31 DESEMBER 2013 (DALAM RIBUAN RUPIAH) Kas 462.500 Utang Dagang 1.375.000 Piutang Dagang 1.925.000 Utang Bank 437.500 Persediaan 2.300.000 Utang Wesel 875.000 Total Aktiva Lancar 4.687.500 Total Utang Lancar 2.687.500 Aktiva Tetap Neto 10.437.500 Utang Jangka Panjang 4.500.000 Modal Saham 4.750.000 Laba Ditahan 3.187.500 Total Aktiva 15.125.000 Total Utang & Modal 15.125.000
  • 56. Ilustrasi METODE PERPUTARAN MODAL KERJA ..lanjutan PERUSAHAAN β€œJAYA JAYA” LAPORAN LABA RUGI UNTUK PERIODE 2013 (DALAM RIBUAN RUPIAH) Penjualan 60.000.000 Harga Pokok Penjualan (42.500.000) Laba Bruto 17.500.000 Biaya Operasi: Admin & Umum (6.250.000) EBIT 11.250.000 Bunga (3.750.000) EBT 7.500.000 Pajak Penghasilan 30% (2.250.000) EAT 5.250.000 Diperkirakan pada tahun depan perusahaan akan mampu menjual produknya sebesar Rp 75.000.000.000
  • 57. π‘ƒπ‘’π‘Ÿπ‘π‘’π‘‘π‘Žπ‘Ÿπ‘Žπ‘› πΎπ‘Žπ‘  = π‘ƒπ‘’π‘›π‘—π‘’π‘Žπ‘™π‘Žπ‘› πΎπ‘Žπ‘  = 60.000.000 462.500 = 129,73 = 130 kali berputar π‘ƒπ‘’π‘Ÿπ‘π‘’π‘‘π‘Žπ‘Ÿπ‘Žπ‘› π‘ƒπ‘–π‘’π‘‘π‘Žπ‘›π‘” = π‘ƒπ‘’π‘›π‘—π‘’π‘Žπ‘™π‘Žπ‘› π‘ƒπ‘–π‘’π‘‘π‘Žπ‘›π‘” = 60.000.000 1.925.000 = 31,168 = 31 kali berputar π‘ƒπ‘’π‘Ÿπ‘π‘’π‘‘π‘Žπ‘Ÿπ‘Žπ‘› π‘ƒπ‘’π‘Ÿπ‘ π‘’π‘‘π‘–π‘Žπ‘Žπ‘› = π»π‘Žπ‘Ÿπ‘”π‘Ž π‘ƒπ‘œπ‘˜π‘œπ‘˜ π‘ƒπ‘’π‘›π‘—π‘’π‘Žπ‘™π‘Žπ‘› π‘ƒπ‘’π‘Ÿπ‘ π‘’π‘‘π‘–π‘Žπ‘Žπ‘› = 42.500.000 2.300.000 = 18 kali berputar Dengan asumsi 1 tahun = 360 hari PERIODE TERIKATNYA MODAL KERJA: Kas 360/130 = 2 hari Piutang 360/ 31 = 12 hari Persediaan 360/ 18 = 20 hari JUMLAH 35 hari
  • 58. Jadi periode terikatnya modal kerja = 35 hari Perputaran unsur/elemen modal kerja 360/35 x 1 kali = 10 kali Maka kebutuhan modal kerja = 75.000.000.000 10 = 7.500.000.000