2. Konsep Dasar
• Ada tiga konsep dasar yang perlu
diketahui untuk memahami
pembentukan portofolio optimal, yaitu:
Portofolio efisien dan portofolio optimal;
Fungsi utilitas dan kurva indiferen;
Aset berisiko dan aset bebas risiko.
Analisis Investasi dan
Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 2
Manajemen Portofolio
3. Portofolio Efisien
3/40
• Portofolio efisien ialah portofolio yang memaksimalkan
return yang diharapkan dengan tingkat risiko tertentu
yang bersedia ditanggungnya, atau portofolio yang
menawarkan risiko terendah dengan tingkat return
tertentu.
• Mengenai perilaku investor dalam pembuatan keputusan
investasi diasumsikan bahwa semua investor tidak
menyukai risiko (risk averse).
Misalnya jika ada investasi A (return 15%, risiko 7%)
dan investasi B (return 15%, risiko 5%), maka investor
yang risk averse akan cenderung memilih investasi B.
Analisis Investasi dan
Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 3
Manajemen Portofolio
4. Portofolio Optimal
4/40
• Portofolio optimal merupakan portofolio
yang dipilih investor dari sekian banyak
pilihan yang ada pada kumpulan portofolio
efisien.
• Portofolio yang dipilih investor adalah
portofolio yang sesuai dengan preferensi
investor bersangkutan terhadap return
maupun terhadap risiko yang bersedia
ditanggungnya.
Analisis Investasi dan
Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 4
Manajemen Portofolio
5. Fungsi Utilitas
5/40
• Fungsi utilitas dapat diartikan sebagai suatu fungsi
matematis yang menunjukkan nilai dari semua
alternatif pilihan yang ada.
• Fungsi utilitas menunjukkan preferensi seorang
investor terhadap berbagai pilihan investasi dengan
masing-masing risiko dan tingkat return harapan.
• Fungsi utilitas bisa digambarkan dalam bentuk grafik
sebagai kurva indiferen.
Analisis Investasi dan
Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 5
Manajemen Portofolio
6. Kurva Indiferen
6/40
• Kurva indiferen menggambarkan kumpulan
portofolio dengan kombinasi return harapan
dan risiko masing-masing yang memberikan
utilitas yang sama bagi investor.
• Kemiringan (slope) positif kurva indiferen
menggambarkan bahwa investor selalu
menginginkan return yang lebih besar sebagai
kompensasi atas risiko yang lebih tinggi.
Analisis Investasi dan
Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 6
Manajemen Portofolio
7. Kurva Indiferen
7/40
u3
u2
u1
Return harapan, Rp
Peningkatan
utilitas
u3 u1b
u2
u1a
u1
Risiko, p
Analisis Investasi dan
Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 7
Manajemen Portofolio
8. Aset Berisiko
8/40
• Semakin enggan seorang investor terhadap
risiko (risk averse), maka pilihan investasinya
akan cenderung lebih banyak pada aset yang
bebas risiko.
• Aset berisiko adalah aset-aset yang tingkat
return aktualnya di masa depan masih
mengandung ketidakpastian.
• Salah satu contoh aset berisiko adalah saham.
Analisis Investasi dan
Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 8
Manajemen Portofolio
9. Aset Bebas Risiko
9/40
• Aset bebas risiko (risk free asset) merupakan
aset yang tingkat return-nya di masa depan
sudah bisa dipastikan pada saat ini, dan
ditunjukkan oleh varians return yang sama
dengan nol.
• Satu contoh aset bebas risiko adalah obligasi
jangka pendek yang diterbitkan pemerintah,
seperti Sertifikat Bank Indonesia (SBI).
Analisis Investasi dan
Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 9
Manajemen Portofolio
10. Model Portofolio Markowitz
10/40
• Teori portofolio dengan model Markowitz
didasari oleh tiga asumsi, yaitu:
1. Periode investasi tunggal, misalnya 1
tahun;
2. Tidak ada biaya transaksi;
3. Preferensi investor hanya berdasar pada
return yang diharapkan dan risiko.
Analisis Investasi dan
Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 10
Manajemen Portofolio
11. Memilih Portofolio Optimal
11/40
• Permukaan efisien (efficient frontier) ialah kombinasi
aset-aset yang membentuk portofolio yang efisien.
Merupakan bagian yang mendominasi (lebih
baik) titik-titik lainnya karena mampu
menawarkan tingkat return yang lebih tinggi
dengan risiko yang sama dibanding bagian
lainnya.
• Pemilihan portofolio optimal didasarkan pada
preferensi investor terhadap return yang diharapkan
dan risiko yang ditunjukkan oleh kurva indiferen.
Analisis Investasi dan
Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 11
Manajemen Portofolio
12. Memilih Portofolio Optimal
12/40
u2
u1
Garis permukaan
Return yang diharapkan, Rp
efisien B-C-D-E
E
D
C G
B Titik-titik portofolio
H efisien
A
Risiko, p
Analisis Investasi dan
Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 12
Manajemen Portofolio
13. Memilih Aset yang Optimal
13/40
• Investor membuat keputusan yang disebut sebagai
keputusan alokasi aset (asset allocation decision).
• Keputusan ini menyangkut pemilihan kelas-kelas
aset yang akan dijadikan sebagai pilihan investasi,
dan juga berapa bagian dari keseluruhan dana yang
dimiliki investor yang akan diinvestasikan pada kelas
aset tersebut.
• Bagian dari dana yang diinvestasikan pada setiap
kelas aset disebut sebagai porsi dana atau bobot
dana. Masing-masing bobot dana tersebut akan
berkisar antara 0% sampai 100%.
Analisis Investasi dan
Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 13
Manajemen Portofolio
14. Memilih Kelas Aset yang Optimal
14/40
• Kelas aset adalah pengelompokkan aset-aset berdasarkan jenis-jenis aset
seperti saham, obligasi, real estat, sekuritas asing, emas, dsb.
SAHAM BIASA INSTRUMEN PASAR UANG
Ekuitas Domestik Treasury Bills
Kapitalisasi Besar Commercial Paper
Kapitalisasi kecil Guaranteed Investment Contracts
Ekuitas Internasional
REAL ESTATE
Pasar modal negara maju
MODAL VENTURA
Pasar modal berkembang
OBLIGASI
Obligasi Pemerintah
Obligasi Perusahaan
Rating AAA
Rating BAA
Obligasi Berisiko Tinggi (Junk Bond)
Obligasi Dengan Jaminan
Analisis Investasi dan internasional
Obligasi
Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 14
Manajemen Portofolio
15. Mencari Efficient Frontier
15/40
• Sebagai contoh, ada tiga sekuritas sedang dipertimbangkan,
yaitu 1) saham AAA, 2) saham BBB, dan 3) saham CCC. Return
harapan saham AAA adalah 14%, saham BBB adalah 8%, dan
saham CCC adalah 20%. Anggap seorang investor ingin
menciptakan sebuah portofolio yang mengandung ketiga
saham ini dengan return harapan portofolio adalah 15,5%.
Apa kombinasi untuk portofolio ini?
• Dengan membuat bobot portofolio untuk saham AAA adalah
0,45, saham BBB adalah 0,15, dan saham CCC adalah 0,4,
investor dapat menghasilkan return portofolio 15,5 persen.
E(RP) = 0,45 (0,14) + 0,15 (0,08) + 0,4 (0,20) = 0,155
Analisis Investasi dan
Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 15
Manajemen Portofolio
16. Mencari Efficient Frontier
16/40
• Berbagai kombinasi dapat diciptakan seperti pada tabel
berikut:
Kombinasi WAAA WBBB WCCC E (RP)
1 0,65 0,05 0,3 15,5%
2 0,45 0,15 0,4 15,5%
3 0,15 0,3 0,55 15,5%
4 0,55 0,1 0,35 15,5%
Analisis Investasi dan
Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 16
Manajemen Portofolio
17. Mencari Efficient Frontier
17/40
• Di samping keempat contoh kombinasi pada
tabel, sebenarnya ada tidak terbatas kombinasi
yang dapat menghasilkan return portofolio
sebesar 15,5%. Oleh karena itu, pertanyaannya
adalah kombinasi atau bobot portofolio manakah
yang terbaik?
• Jawaban untuk pertanyaan itu adalah memilih
portofolio yang menghasilkan varians atau deviasi
standar paling kecil.
Analisis Investasi dan
Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 17
Manajemen Portofolio
18. Mencari Efficient Frontier
18/40
• Secara matematis, masalah yang dihadapi investor
dapat dinyatakan secara umum sebagai berikut:
n n n
σP Wi σi
2 2 2
Minimalkan: W i W j σ ij
i 1 i 1 j1
ij
n
Dengan kendala: W E(R i i
) E*
i 1
n
W i
1
i 1
Analisis Investasi dan
Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 18
Manajemen Portofolio
19. Contoh
19/40
Saham Saham Saham CCC
AAA BBB
Return harapan, E(Ri) 14% 8% 20%
Deviasi standar, i 6% 3% 15%
Koefisien korelasi [Kovarians]:
antara AAA dan BBB = 0,5 [0,001]
antara AAA dan CCC = 0,2 [0,002]
antara BBB dan CCC = 0,4 [0,002]
Analisis Investasi dan
Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 19
Manajemen Portofolio
20. Contoh
20/40
Minimalkan:
σ 0,06 W AAA 0,03 W BBB 0,15 W CCC 2W AAA W BBB 0,001
2 2 2 2 2 2 2
2W AAA W CCC 0,002 2W BBB W CCC 0,002
Dengan kendala:
0,14W AAA
0,08W BBB
0,20W CCC
E*
W AAA W BBB W CCC 1
Analisis Investasi dan
Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 20
Manajemen Portofolio
21. Contoh
• Ada sejumlah teknik yang dapat digunakan
untuk menyelesaikan masalah tersebut.
• Tiga pendekatan yang paling umum digunakan
adalah prosedur grafis, pemrograman
kuadratik, dan kalkulus.
Analisis Investasi dan
Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 21
Manajemen Portofolio
22. Efficient Frontier Markowitz
21/40
Return harapan Z
Saham
0,1550 Y CCC
Saham
AAA
X Saham
BBB
0 0,063 Deviasi standar
• Titik X merupakan portofolio pada efficient frontier yang memberikan
deviasi standar paling kecil.
• Titik X ini disebut global minimum variance portfolio.
• Daerah efficient set (frontier) adalah segmen yang berada di atas global
minimum variance portfolio.
Analisis Investasi dan
Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 22
Manajemen Portofolio
23. Global Minimum Variance Portfolio
Jika portofolio hanya terdiri dari 2 sekuritas, maka
proporsi sekuritas A dan B yang membentuk GMVP
dapat dihitung dengan rumus:
σ B Cov
2
wA AB
σ 2Cov
2 2
σ A B AB
w B 1 w A
Analisis Investasi dan
Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 23
Manajemen Portofolio
24. Investor Bisa Menginvestasikan dan
Meminjam Dana Bebas Risiko 22/40
• Jika aset bebas risiko dimasukkan dalam pilihan
portofolio, maka kurva efficient frontier akan tampak
seperti berikut:
Return harapan, Rp
B
N
M
L
X A
RF
Analisis Investasi dan
Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom
Risiko, p 24
Manajemen Portofolio
25. Menginvestasikan Dana Bebas Risiko
23/40
• Dengan dimasukkannya RF (return bebas risiko)
dengan proporsi sebesar WRF, maka return ekspektasi
kombinasi portofolio adalah:
E(Rp) = WRF RF + (1-WRF) E(RL)
• Deviasi standar portofolio yang terdiri dari aset
berisiko dan aset bebas risiko dihitung:
p = (1 – WRF) L
Analisis Investasi dan
Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 25
Manajemen Portofolio
26. Contoh
24/40
• Misalkan portofolio L menawarkan tingkat return harapan
sebesar 20% dengan standar deviasi 10%. Aset bebas risiko
menawarkan return harapan sebesar 5%. Anggap investor
menginvestasikan 40% dananya pada aset bebas risiko dan
60% atau (100%-40%) pada portofolio L, maka:
E(Rp) = 0,4 (0,05) + 0,6 (0,2)
= 0,14 atau 14%
dan
p = 0,6 (0,1)
= 0,06 atau 6%
Analisis Investasi dan
Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 26
Manajemen Portofolio
27. Menginvestasikan Dana Bebas Risiko
25/40
• Dalam gambar kita juga bisa melihat bahwa setelah
garis RF-N, tidak ada lagi titik yang bisa dihubungkan
dengan titik RF, karena garis RF-N merupakan garis
yang mempunyai slope yang paling tinggi.
• Garis RF-N bersifat superior terhadap garis lainnya.
• Dengan demikian semua investor tentunya akan
berinvestasi pada pilihan portofolio yang ada di
sepanjang garis RF-N tersebut.
• Jika portofolio investor mendekati titik RF, berarti
sebagian besar dana investor diinvestasikan pada
aset bebas risiko.
Analisis Investasi dan
Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 27
Manajemen Portofolio
28. Investor Bisa Meminjam Dana Bebas
Risiko 26/40
• Dengan mencari tambahan dana yang berasal
dari pinjaman, investor bisa menambah dana
yang dimilikinya untuk diinvestasikan.
• Tambahan dana yang berasal dari pinjaman
bisa memperluas posisi portofolio di atas titik
N, sehingga akan membentuk sebuah garis
lurus RF-N-K.
Analisis Investasi dan
Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 28
Manajemen Portofolio
29. Investor Bisa Meminjam Dana Bebas
Risiko 27/40
u2
K
Return yang diharapkan, Rp
B
u1 N
L
RF
Risiko, p
Analisis Investasi dan
Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 29
Manajemen Portofolio
30. Contoh
28/40
• Misalnya return harapan dari portofolio K adalah 25%,
dengan K = 15%. Tingkat bunga bebas risiko adalah 5%.
Dengan demikian kita bisa menghitung tingkat return
harapan serta deviasi standar portofolio K sebagai berikut:
E(Rp) = -1(0,05) + 2 (0,25)
= -0,05 + 0,5
= 0,45 = 45%
dan
p = (1 – wRF) K
= [1,0 – (-1)] K
= 2 K
= 2 (0,15) = 0,30 = 30%.
Analisis Investasi dan
Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 30
Manajemen Portofolio
31. Mengidentifikasi Efficient Set dengan Menginvestasi
dan Meminjamkan pada Tingkat Bebas Risiko
29/40
• Slope garis lurus RF-N-K garis yang menghubungkan aset
bebas risiko dan portofolio berisiko adalah return harapan
portofolio dikurangi tingkat bebas risiko dibagi dengan
deviasi standar portofolio.
• Oleh karena slope garis yang dicari adalah yang terbesar,
maka tujuan ini dapat dinyatakan sebagai:
Maksimalkan: RP R
θ F
σP
Dengan kendala: n
Wi 1
i 1
Analisis Investasi dan
Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 31
Manajemen Portofolio
32. Contoh
30/40
• Melanjutkan contoh tiga saham AAA, BBB, dan CCC,
diketahui tingkat investasi dan meminjam bebas risiko, RF =
5%.
• Titik N merupakan portofolio aset berisiko dengan bobot
investasi adalah 77,8% untuk saham AAA, 5,5% untuk
saham BBB, dan 16,7% untuk saham CCC. Return harapan
portofolio N adalah 0,1467 atau 14,67% dengan deviasi
standar 0,0583 atau 5,83 persen.
• Intersep dan slope dihitung sebagai berikut:
Intersep adalah pada RF = 5%
Slope = (14,67 – 5) / 5,83 = 1,66
Analisis Investasi dan
Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 32
Manajemen Portofolio
33. Pemilihan Portofolio
PORTOFOLIO OPTIMAL BERDASARKAN
MODEL INDEKS TUNGGAL
Analisis Investasi dan
Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 33
Manajemen Portofolio
34. Formasi Portofolio Optimal: Model
Indeks Tunggal
• Perhitungan untuk menentukan portofolio
optimal akan sangat dimudahkan jika hanya
berdasarkan pada sebuah angka yang dapat
menentukan apakah suatu sekuritas dapat
dimasukkan ke dalam portofolio optimal
tersebut.
• Angka tersebut adalah rasio antara excess
return terhadap Beta (excess return to Beta
ratio).
Analisis Investasi dan
Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 34
Manajemen Portofolio
35. Formasi Portofolio Optimal: Model
Indeks Tunggal
E(R i ) R BR
ERB i
βi
Keterangan:
ERBi = Excess return to Beta sekuritas ke-i
E(Ri) = Return ekspektasi berdasarkan model indeks tunggal untuk sekuritas ke-i
RBR = Return aktiva bebas risiko
βi = Beta sekuritas ke-i
Analisis Investasi dan
Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 35
Manajemen Portofolio
36. Formasi Portofolio Optimal: Model
Indeks Tunggal
• Excess return didefinisikan sebagai selisih return
ekspektasi dengan return aktiva bebas risiko.
• Excess return to Beta berarti mengukur kelebihan
return alternatif terhadap satu unit risiko yang
tidak dapat didiversifikasikan yang diukur dengan
Beta.
• Portofolio yang optimal akan berisi dengan
aktiva-aktiva yang mempunyai nilai rasio ERB
yang tinggi.
Analisis Investasi dan
Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 36
Manajemen Portofolio
37. Formasi Portofolio Optimal: Model
Indeks Tunggal
• Dengan demikian diperlukan sebuah titik
pembatas (cut-off point) yang menentukan
batas nilai ERB berapa yang dikatakan tinggi.
• Besarnya titik pembatas ini dapat ditentukan
dengan langkah-langkah sebagai berikut.
1. Urutkan sekuritas-sekuritas berdasarkan nilai
ERB dari yang terbesar hingga terkecil.
2. Hitunglah nilai Ai dan Bi untuk masing-masing
sekuritas ke-i.
Analisis Investasi dan
Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 37
Manajemen Portofolio
38. Formasi Portofolio Optimal: Model
Indeks Tunggal
[E(R )R ]β i
Ai i
2
BR
σ ei
2
βi
Bi 2
σ ei
Analisis Investasi dan
Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 38
Manajemen Portofolio
39. Formasi Portofolio Optimal: Model
Indeks Tunggal
3. Hitung nilai Ci.
i
A
2
σM j
j1
Ci n
1 σM B
2
j
j1
• Besarnya cut-off point (C*) adalah nilai Ci dimana
nilai ERB terakhir kali masih lebih besar dari nilai
Ci.
Analisis Investasi dan
Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 39
Manajemen Portofolio
40. Formasi Portofolio Optimal: Model
Indeks Tunggal
• Sekuritas-sekuritas yang membentuk
portofolio optimal adalah sekuritas-sekuritas
yang mempunyai nilai ERB lebih besar atau
sama dengan nilai ERB di titik C*.
• Sekuritas-sekuritas yang mempunyai ERB lebih
kecil dengan ERB di titik C* tidak
diikutsertakan dalam pembentukan portofolio
optimal.
Analisis Investasi dan
Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 40
Manajemen Portofolio
41. Formasi Portofolio Optimal: Model
Indeks Tunggal
• Besarnya proporsi untuk sekuritas ke-i dalam
portofolio optimal dapat ditentukan dengan
menggunakan rumus:
Zi
wi k
Z j
j1
Analisis Investasi dan
Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 41
Manajemen Portofolio
42. Formasi Portofolio Optimal: Model
Indeks Tunggal
• Dengan nilai Zi adalah sebesar
βi
Zi 2
(ERB i
C*)
σ ei
Keterangan:
wi = Proporsi sekuritas ke-i
k = Jumlah sekuritas di portofolio optimal
βi = Beta sekuritas ke-i
σei2 = Varians dari kesalahan residu sekuritas ke-i
ERBi = Excess return to Beta sekuritas ke-i
C* = Nilai cut-off point yang merupakan nilai Ci terbesar
Analisis Investasi dan
Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 42
Manajemen Portofolio
43. Contoh
• Suatu pasar modal mempunyai 15 buah
saham yang tercatat.
• Diketahui return aktiva bebas risiko (RBR)
adalah sebesar 10% dan varians indeks pasar
(σM2) adalah 10%.
• Data return ekspektasi (Ri), Beta (βi), dan risiko
tidak sistematik (σei2) untuk masing-masing
sekuritas dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Analisis Investasi dan
Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 43
Manajemen Portofolio
44. Contoh
Nama Saham E(Ri) βi σei2
A 20 2,00 5,0
B 19 1,50 4,0
C 17 1,50 3,0
D 15 1,20 1,5
E 17 1,40 2,5
F 27 2,00 7,5
G 12 1,00 5,5
H 11 0,80 3,0
I 12 0,75 3,5
J 14 1,20 4,0
K 15 1,25 4,5
L 23 1,50 5,0
M 22 1,20 3,5
N 15 1,50 2,5
O 25 1,80 2,0
Analisis Investasi dan
Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 44
Manajemen Portofolio
45. Contoh
• Langkah pertama yang harus dilakukan adalah
menghitung nilai ERBi untuk masing-masing
sekuritas ke-i.
• Langkah selanjutnya adalah mengurutkan
tabel dari nilai ERBi tertinggi ke terkecil.
• Kemudian menghitung nilai Ai, Bi, dan Ci untuk
masing-masing sekuritas.
Analisis Investasi dan
Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 45
Manajemen Portofolio
46. Contoh: Langkah 1
Nama Saham E(Ri) βi σei2 ERBi
A 20 2,00 5,0 5,00
B 19 1,50 4,0 6,00
C 17 1,50 3,0 4,67
D 15 1,20 1,5 4,17
E 17 1,40 2,5 5,00
F 27 2,00 7,5 8,50
G 12 1,00 5,5 2,00
H 11 0,80 3,0 1,25
I 12 0,75 3,5 2,67
J 14 1,20 4,0 3,33
K 15 1,25 4,5 4,00
L 23 1,50 5,0 8,67
M 22 1,20 3,5 10,00
N 15 1,50 2,5 3,33
O 25 1,80 2,0 8,33
Analisis Investasi dan
Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 46
Manajemen Portofolio
47. Contoh: Langkah 2
Nama Saham E(Ri) βi σei2 ERBi
M 22 1,20 3,5 10,00
L 23 1,50 5,0 8,67
F 27 2,00 7,5 8,50
O 25 1,80 2,0 8,33
B 19 1,50 4,0 6,00
A 20 2,00 5,0 5,00
E 17 1,40 2,5 5,00
C 17 1,50 3,0 4,67
D 15 1,20 1,5 4,17
K 15 1,25 4,5 4,00
J 14 1,20 4,0 3,33
N 15 1,50 2,5 3,33
I 12 0,75 3,5 2,67
G 12 1,00 5,5 2,00
H 11 0,80 3,0 1,25
Analisis Investasi dan
Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 47
Manajemen Portofolio
48. Contoh: Langkah 3
i i
Nama Saham E(Ri) βi σei2 ERBi Ai Bi A j B j
Ci
j1 j1
M 22 1,20 3,5 10,00 4,114 0,411 4,114 0,411 8,045
L 23 1,50 5,0 8,67 3,900 0,450 8,014 0,861 8,336
F 27 2,00 7,5 8,50 4,533 0,533 12,548 1,395 8,394
O 25 1,80 2,0 8,33 13,500 1,620 26,048 3,015 8,363
B 19 1,50 4,0 6,00 3,375 0,563 29,423 3,577 8,001
A 20 2,00 5,0 5,00 4,000 0,800 33,423 4,377 7,465
E 17 1,40 2,5 5,00 3,920 0,784 37,343 5,161 7,098
C 17 1,50 3,0 4,67 3,500 0,750 40,843 5,911 6,794
D 15 1,20 1,5 4,17 4,000 0,960 44,843 6,871 6,432
K 15 1,25 4,5 4,00 1,389 0,347 46,232 7,218 6,317
J 14 1,20 4,0 3,33 1,200 0,360 47,432 7,578 6,177
N 15 1,50 2,5 3,33 3,000 0,900 50,432 8,478 5,879
I 12 0,75 3,5 2,67 0,429 0,161 50,860 8,639 5,820
G 12 1,00 5,5 2,00 0,364 0,182 51,224 8,821 5,742
H 11 0,80 3,0 1,25 0,267 0,213 51,490 9,034 5,637
Analisis Investasi dan
Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 48
Manajemen Portofolio
49. Contoh: Langkah 3
• Di kolom Ci, nilai C* adalah sebesar 8,394,
yaitu untuk sekuritas F dengan nilai ERB
sebesar 8,50 yang merupakan nilai ERB
terakhir kali masih lebih besar dari nilai Ci.
• Sekuritas-sekuritas yang membentuk
portofolio optimal adalah sekuritas-sekuritas
yang mempunyai ERB lebih besar dari Ci, yaitu
sekuritas M, L, dan F.
Analisis Investasi dan
Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 49
Manajemen Portofolio
50. Contoh: Langkah 4
• Menghitung nilai Zi untuk sekuritas-sekuritas
yang membentuk portofolio optimal.
Z1 = (1,20 / 3,5) (10,00 – 8,394) = 0,551
Z2 = (1,50 / 5,0) (8,67 – 8,394) = 0,083
Z3 = (2,00 / 7,5) (8,50 – 8,394) = 0,028
k
• Besarnya nilai Z adalah sebesar 0,551 +
j1
j
0,083 + 0,028 = 0,662.
Analisis Investasi dan
Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 50
Manajemen Portofolio
51. Contoh: Langkah 5
• Nilai wi yang merupakan proporsi sekuritas ke-
i dapat dihitung sebagai berikut.
w1 = 0,551 / 0,662 = 0,8323 = 83,23%
w2 = 0,083 / 0,662 = 0,1254 = 12,54%
w3 = 0,028 / 0,662 = 0,0423 = 4,23%
Analisis Investasi dan
Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom 51
Manajemen Portofolio