SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
BAB IV
KEBIJAKAN
DIVIDEN
Rendy Oratmangun
Manajemen Keuangan II
Defenisi
Kebijakan dividen adalah keputusan perusahaan untuk menentukan
seberapa banyak laba yang akan dibagikan kepada para pemegang saham
sebagai dividen. Kebijakan dividen biasanya bergantung pada berbagai
faktor, seperti kondisi keuangan perusahaan, pertumbuhan perusahaan, dan
prioritas manajemen.
Kata "dividen" berasal dari bahasa Latin "dividendum", yang merupakan
bentuk gerundium dari kata kerja "dividere" yang berarti "membagi". Kata
"dividere" sendiri terdiri dari dua kata yaitu "di-" yang berarti "terpisah" dan
"videre" yang berarti "untuk melihat". Jadi, secara harfiah, "dividen" berarti
"yang dapat dibagi".
Dalam konteks keuangan, "dividen" mengacu pada pembagian keuntungan
perusahaan kepada pemegang saham. Praktik pembagian dividen sudah ada
sejak zaman Romawi kuno, di mana pemilik saham mendapatkan bagian dari
keuntungan yang diperoleh dari perdagangan laut. Selama berabad-abad,
konsep dividen telah berkembang dan menjadi bagian penting dari pasar
saham modern.
KEBIJAKAN DIVIDEN
1. Kebijakan Dividen Stabil: Perusahaan dengan kebijakan dividen stabil
cenderung membayar dividen yang relatif konstan setiap tahunnya. Hal
ini memberikan kepastian bagi pemegang saham mengenai jumlah
dividen yang akan mereka terima setiap tahun.
2. Kebijakan Dividen Bertahap: Perusahaan dengan kebijakan dividen
bertahap cenderung meningkatkan jumlah dividen secara bertahap dari
waktu ke waktu. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan sedang
tumbuh dan menghasilkan laba yang lebih besar dari tahun ke tahun.
3. Kebijakan Dividen Payout Ratio: Perusahaan dengan kebijakan dividen
payout ratio menetapkan persentase tertentu dari laba bersih yang akan
dibagikan sebagai dividen kepada pemegang saham. Persentase payout
ratio dapat bervariasi dari perusahaan ke perusahaan tergantung pada
kondisi keuangan perusahaan dan prioritas manajemen.
4. Kebijakan Dividen Ad Hoc: Perusahaan dengan kebijakan dividen ad hoc
tidak memiliki rencana tetap untuk membayar dividen. Keputusan untuk
membayar dividen dibuat berdasarkan kondisi keuangan perusahaan dan
kebijakan manajemen pada saat itu.
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KEBIJAKAN DIVIDEN
1. Kondisi keuangan perusahaan: Kondisi keuangan perusahaan, termasuk tingkat pendapatan,
tingkat hutang, dan kas perusahaan, dapat mempengaruhi kebijakan dividen. Perusahaan yang
stabil secara finansial cenderung membayar dividen yang lebih besar dan lebih teratur.
2. Pertumbuhan perusahaan: Perusahaan yang sedang tumbuh dan memerlukan modal tambahan
untuk ekspansi bisnis mungkin tidak membayar dividen atau hanya membayar dividen kecil
untuk mempertahankan dana untuk pertumbuhan perusahaan.
3. Persyaratan hutang: Perusahaan yang memiliki tingkat hutang yang tinggi atau persyaratan
pembayaran bunga tetap mungkin tidak dapat membayar dividen yang besar atau mungkin
tidak membayar dividen sama sekali.
4. Kebijakan pajak: Peraturan pajak yang berbeda di berbagai negara dapat mempengaruhi
kebijakan dividen. Beberapa negara mendorong perusahaan untuk membayar dividen yang
lebih tinggi dengan memberikan insentif pajak untuk perusahaan dan pemegang saham.
5. Prioritas manajemen: Kebijakan dividen juga dapat dipengaruhi oleh prioritas manajemen
perusahaan. Manajemen dapat memilih untuk menahan laba untuk kepentingan investasi di
masa depan atau untuk memperkuat neraca perusahaan.
6. Peraturan perusahaan: Beberapa perusahaan mungkin memiliki peraturan yang mengatur
pembayaran dividen, seperti pembatasan jumlah dividen yang dapat dibayarkan atau
pembayaran dividen hanya dapat dibayarkan dari laba yang dihasilkan.
STABILITAS DIVIDEN
Stabilitas dividen mengacu pada kemampuan perusahaan untuk mempertahankan
pembayaran dividen yang konsisten dari tahun ke tahun, bahkan ketika kondisi pasar
berfluktuasi atau laba perusahaan berubah. Evaluasi stabilitas dividen membantu
investor memahami apakah perusahaan dapat diandalkan dalam pembayaran dividen
dan apakah dividen tersebut berisiko.
1. Penilaian Stabilitas Dividen: Penilaian stabilitas dividen biasanya melibatkan
analisis riwayat pembayaran dividen perusahaan selama beberapa tahun terakhir,
dan juga faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi stabilitas dividen di masa
depan, seperti persyaratan hutang, kebijakan manajemen, dan tren bisnis.
2. Dividen Reguler dan Dividen Ekstra
• Dividen regular adalah dividen yang dibayarkan oleh perusahaan pada periode
waktu tertentu, biasanya per kuartal atau per tahun, dan besarnya dividen ini
konsisten dari waktu ke waktu. Dividen regular biasanya merupakan hasil dari
kebijakan dividen perusahaan yang stabil.
• Dividen ekstra adalah dividen tambahan yang dibayarkan oleh perusahaan di luar
pembayaran dividen regular. Dividen ekstra dapat dikeluarkan jika perusahaan
menghasilkan laba yang besar di luar perkiraan atau memiliki kas yang berlebihan.
Dividen ekstra mungkin tidak konsisten dari waktu ke waktu dan dapat menjadi
sinyal positif bagi investor bahwa perusahaan sedang tumbuh dan menghasilkan
keuntungan yang lebih besar dari yang diharapkan.
PEMECAHAN SAHAM
1. Stock Split (Pemecahan Saham)
2. Reverse Stock Split (Pemecahan Saham Terbalik)
1. Stock Split
Pemecahan saham atau stock split adalah kebijakan perusahaan di mana jumlah saham
yang beredar diperbesar secara proporsional dan harga saham dikurangi sebanding.
Dalam pemecahan saham, perusahaan membagi setiap saham menjadi beberapa
saham baru, yang masing-masing memiliki nilai nominal dan harga yang lebih rendah
daripada saham asli.
Misalnya, jika sebuah perusahaan memiliki 1 juta saham yang diperdagangkan dengan
harga $100 per saham, dan kemudian membagi setiap saham menjadi dua, maka
perusahaan akan memiliki 2 juta saham yang diperdagangkan dengan harga $50 per
saham. Pemecahan saham tidak mengubah nilai pasar total dari saham perusahaan
atau kepemilikan saham yang dimiliki oleh pemegang saham.
Pemecahan saham biasanya dilakukan oleh perusahaan untuk membuat harga saham
lebih terjangkau bagi investor ritel dan meningkatkan likuiditas saham. Harga yang
lebih rendah juga dapat menarik minat investor baru, yang dapat meningkatkan
permintaan dan nilai pasar perusahaan. Selain itu, pemecahan saham juga dapat
memberikan sinyal positif bahwa perusahaan sedang tumbuh dan berkembang.
Namun, pemecahan saham juga dapat memiliki efek samping negatif, seperti
menurunkan likuiditas saham jika jumlah saham yang beredar terlalu banyak, atau
memberikan sinyal negatif jika perusahaan melakukan pemecahan saham secara
berulang-ulang dan terlalu sering.
2. Reverse Stock Split
Reverse stock split adalah kebijakan perusahaan di mana jumlah saham yang beredar
dikurangi secara proporsional dan harga saham ditingkatkan sebanding. Dalam reverse
stock split, beberapa saham lama digabungkan menjadi satu saham baru, yang
masing-masing memiliki nilai nominal dan harga yang lebih tinggi daripada saham asli.
Misalnya, jika sebuah perusahaan memiliki 1 juta saham yang diperdagangkan dengan
harga $1 per saham, dan kemudian melakukan reverse stock split 1 banding 10, maka
perusahaan akan memiliki 100.000 saham yang diperdagangkan dengan harga $10 per
saham. Reverse stock split meningkatkan harga saham perusahaan secara proporsional,
tetapi tidak mempengaruhi nilai pasar perusahaan atau kepemilikan saham yang
dimiliki oleh pemegang saham.
Reverse stock split sering dilakukan oleh perusahaan yang memiliki harga saham yang
terlalu rendah dan ingin meningkatkan nilai saham agar terlihat lebih menarik bagi
investor. Hal ini juga dapat memberikan sinyal positif kepada investor bahwa
perusahaan sedang berusaha untuk meningkatkan nilai sahamnya dan mungkin
sedang mengalami perubahan positif.
Namun, reverse stock split juga dapat memiliki efek samping negatif, seperti
meningkatkan biaya transaksi dan menurunkan likuiditas saham. Selain itu, perusahaan
harus memperhatikan bahwa reverse stock split dapat memberikan sinyal negatif jika
dilakukan secara berulang-ulang dan terlalu sering.
PERANAN DIVIDEN SEBAGAI
DASAR PENILAIAN SAHAM
Dividen dapat berperan sebagai dasar penilaian saham karena mereka
merupakan salah satu sumber penghasilan bagi pemegang saham dan
dapat mempengaruhi nilai saham di pasar. Ketika sebuah perusahaan
mengumumkan dividen yang besar, maka hal itu dapat menunjukkan
stabilitas dan kesehatan keuangan perusahaan serta memberikan sinyal
positif bahwa perusahaan akan terus menghasilkan keuntungan di masa
depan.
METODE PENILAIAN SECARA
KUANTITATIF
1. Price Earnings Ratio (P/E Ratio): P/E ratio adalah rasio antara harga saham per lembar dengan
laba bersih per lembar. P/E ratio digunakan untuk mengukur nilai saham dengan
membandingkan harga saham dengan laba bersih yang dihasilkan oleh perusahaan. Semakin
tinggi P/E ratio, semakin mahal harga saham per lembar dibandingkan dengan laba bersih per
lembar yang diterima oleh investor.
2. Price-to-Book Ratio (P/B Ratio): P/B ratio adalah rasio antara harga pasar saham per lembar
dengan nilai buku per lembar saham. P/B ratio digunakan untuk mengukur nilai saham dengan
membandingkan harga saham dengan nilai buku yang dihasilkan oleh perusahaan.
3. Dividend Discount Model (DDM): DDM adalah metode kuantitatif yang digunakan untuk
menghitung nilai saham dengan mengestimasi nilai sekarang dari aliran kas masa depan yang
dihasilkan oleh dividen yang dibayarkan oleh perusahaan. Metode ini mengasumsikan bahwa
nilai saham saat ini adalah nilai diskonto dari semua dividen masa depan yang akan diterima
oleh investor.
4. Free Cash Flow to Equity (FCFE): FCFE adalah metode kuantitatif yang digunakan untuk
menghitung nilai saham dengan menghitung nilai sekarang dari aliran kas masa depan yang
dihasilkan oleh perusahaan setelah membayar semua utang dan biaya modal. Metode ini
mengasumsikan bahwa nilai saham saat ini adalah nilai diskonto dari semua arus kas bebas
yang akan diterima oleh pemegang saham.
5. Price-to-Sales Ratio (P/S Ratio): P/S ratio adalah rasio antara harga saham per lembar dengan
pendapatan per lembar. P/S ratio digunakan untuk mengukur nilai saham dengan
membandingkan harga saham dengan pendapatan yang dihasilkan oleh perusahaan.
METODE PENILAIAN SECARA
KUANTITATIF
1. Analisis Teknikal: Analisis teknikal melibatkan evaluasi data historis harga
saham dan volume perdagangan untuk menentukan tren dan pola
pergerakan harga saham. Metode ini dilakukan dengan menganalisis
grafik harga saham dan menggunakan alat teknis seperti indikator
teknikal untuk mengidentifikasi peluang investasi.
2. Analisis Sentimen Pasar: Analisis sentimen pasar melibatkan evaluasi
sentimen dan persepsi pasar terhadap perusahaan atau industri tertentu.
Metode ini dilakukan dengan menganalisis berbagai faktor yang
mempengaruhi sentimen pasar, seperti berita dan tren sosial media.
3. Analisis Porter's Five Forces: Analisis Porter's Five Forces melibatkan
evaluasi lima faktor yang mempengaruhi lingkungan kompetitif
perusahaan, yaitu kekuatan pembeli, kekuatan pemasok, ancaman
produk pengganti, ancaman pesaing, dan tingkat persaingan dalam
industri. Metode ini dilakukan dengan menganalisis faktor-faktor tersebut
untuk menentukan potensi pertumbuhan perusahaan di masa depan.
PEMBELIAN KEMBALI SAHAM
Pembelian kembali saham atau share buyback adalah tindakan sebuah perusahaan untuk membeli
kembali saham yang beredar di pasar, sehingga jumlah saham yang beredar di pasar menjadi lebih
sedikit. Tindakan ini dilakukan oleh perusahaan untuk mengurangi jumlah saham yang beredar,
sehingga dapat meningkatkan nilai per saham, serta meningkatkan pengendalian dan kepemilikan
perusahaan.
Ada beberapa alasan mengapa perusahaan melakukan pembelian kembali saham, yaitu:
1. Meningkatkan harga saham: Dengan mengurangi jumlah saham yang beredar di pasar, maka
nilai per saham akan meningkat, sehingga harga saham di pasar juga dapat meningkat.
2. Mengurangi biaya modal: Dengan melakukan pembelian kembali saham, perusahaan dapat
mengurangi jumlah saham yang beredar di pasar, sehingga persaingan untuk memperoleh dana
dari pasar modal menjadi lebih kecil, sehingga biaya modal yang dikeluarkan oleh perusahaan
menjadi lebih kecil.
3. Meningkatkan EPS: EPS atau earning per share adalah rasio yang mengukur keuntungan
perusahaan per saham yang beredar di pasar. Dengan mengurangi jumlah saham yang beredar,
maka keuntungan perusahaan yang sama akan dibagi oleh jumlah saham yang lebih sedikit,
sehingga EPS per saham dapat meningkat.
4. Meningkatkan pengendalian: Dengan mengurangi jumlah saham yang beredar, kepemilikan
perusahaan menjadi lebih terkonsentrasi di tangan pemegang saham yang lebih sedikit,
sehingga pengendalian perusahaan dapat menjadi lebih mudah dan efektif.
Metode Pembelian Kembali
Pembelian kembali saham adalah strategi yang umum dilakukan oleh
perusahaan untuk meningkatkan nilai perusahaan dan memberikan
keuntungan kepada pemegang saham. Namun, strategi ini harus dilakukan
dengan hati-hati dan dengan mempertimbangkan kondisi keuangan dan
strategi jangka panjang perusahaan.
1. Tender Offer: Perusahaan mengajukan penawaran kepada pemegang
saham untuk menjual sahamnya kepada perusahaan dengan harga
tertentu.
2. Open Market Purchase: Perusahaan membeli saham di pasar terbuka
dengan harga pasar yang berlaku.
3. Private Negotiated Purchase: Perusahaan melakukan pembelian saham
dari pemegang saham yang bersedia menjual sahamnya kepada
perusahaan.
ASPEK PROSEDURAL
Aspek prosedural dalam pembayaran dividen penting untuk memastikan bahwa pembayaran dividen dilakukan secara
tepat dan sesuai dengan ketentuan hukum dan kebijakan perusahaan. Hal ini juga dapat meningkatkan kepercayaan
dan kepuasan pemegang saham terhadap perusahaan.
1. Pengecekan legalitas: Perusahaan harus memeriksa legalitas dan keabsahan dividen yang akan dibayarkan,
termasuk apakah dividen tersebut telah disetujui oleh pemegang saham dalam rapat umum pemegang saham
(RUPS) dan telah disetujui oleh otoritas terkait.
2. Penetapan besarnya dividen: Setelah dividen disetujui dalam RUPS, perusahaan harus menetapkan besarnya
dividen yang akan dibayarkan kepada pemegang saham. Besarnya dividen biasanya dihitung berdasarkan
keuntungan perusahaan dan kebijakan dividen yang telah ditetapkan sebelumnya.
3. Pengumuman dividen: Setelah besarnya dividen ditetapkan, perusahaan harus mengumumkan dividen tersebut
secara resmi kepada publik melalui media yang tepat, seperti surat kabar, situs web perusahaan, atau
pengumuman di pasar modal.
4. Penetapan tanggal dividen: Perusahaan harus menentukan tanggal ex-dividend, yaitu tanggal terakhir di mana
saham masih memperoleh hak atas dividen. Setelah tanggal ex-dividend, harga saham biasanya akan turun
sebesar nilai dividen yang dibayarkan.
5. Penetapan tanggal pembayaran dividen: Perusahaan harus menentukan tanggal pembayaran dividen, yaitu
tanggal di mana dividen akan dibayarkan kepada pemegang saham. Biasanya, tanggal pembayaran dividen
ditetapkan beberapa waktu setelah tanggal ex-dividend.
6. Pembayaran dividen: Setelah tanggal pembayaran dividen, perusahaan harus membayar dividen kepada
pemegang saham sesuai dengan jumlah dan ketentuan yang telah ditetapkan.
7. Pelaporan dividen: Setelah pembayaran dividen selesai dilakukan, perusahaan harus melaporkan dividen yang
telah dibayarkan kepada otoritas terkait dan menyertakan informasi yang relevan dalam laporan keuangan
perusahaan.
Terima Kasih
Selamat Belajar

More Related Content

Similar to KEBIJAKAN DIVIDEN DAN PENILAIAN SAHAM

Kebijakan dividen
Kebijakan dividenKebijakan dividen
Kebijakan dividenfikrifm
 
Dividends_and_Other_Payouts_Kelompok_7.pptx
Dividends_and_Other_Payouts_Kelompok_7.pptxDividends_and_Other_Payouts_Kelompok_7.pptx
Dividends_and_Other_Payouts_Kelompok_7.pptxgiovanifebrian
 
Saham dan valuasinya
Saham dan valuasinyaSaham dan valuasinya
Saham dan valuasinyaaandfaizal
 
Stock valuation/abshor.marantika/Rieke Widasari/3-04
Stock valuation/abshor.marantika/Rieke Widasari/3-04Stock valuation/abshor.marantika/Rieke Widasari/3-04
Stock valuation/abshor.marantika/Rieke Widasari/3-04PKN STAN
 
Kebijakan dividen
Kebijakan dividenKebijakan dividen
Kebijakan dividenrhiery
 
Pasar Saham - 09 Aksi Internal Perusahaan
Pasar Saham - 09 Aksi Internal PerusahaanPasar Saham - 09 Aksi Internal Perusahaan
Pasar Saham - 09 Aksi Internal PerusahaanKuliahKita
 
Stock valuation abshor.marantika a.a.sagung istri pradnya_3-03
Stock valuation abshor.marantika a.a.sagung istri pradnya_3-03Stock valuation abshor.marantika a.a.sagung istri pradnya_3-03
Stock valuation abshor.marantika a.a.sagung istri pradnya_3-03Naufal AR
 
Stock Valuation/abshor.marantika/Kholimatus Sakdiyah/3-04
Stock Valuation/abshor.marantika/Kholimatus Sakdiyah/3-04Stock Valuation/abshor.marantika/Kholimatus Sakdiyah/3-04
Stock Valuation/abshor.marantika/Kholimatus Sakdiyah/3-04KholimatusSakdiyah
 
Distribution to Shareholder
Distribution to ShareholderDistribution to Shareholder
Distribution to ShareholderIkasMiran1
 
Dividend Policy/abshor.marantika/Siti Fatimatus Z/3-04
Dividend Policy/abshor.marantika/Siti Fatimatus Z/3-04Dividend Policy/abshor.marantika/Siti Fatimatus Z/3-04
Dividend Policy/abshor.marantika/Siti Fatimatus Z/3-04imasitiftm
 
Stock valuation/abshor.marantika/Elisa Nur Cholis/3-03
Stock valuation/abshor.marantika/Elisa Nur Cholis/3-03Stock valuation/abshor.marantika/Elisa Nur Cholis/3-03
Stock valuation/abshor.marantika/Elisa Nur Cholis/3-03elisacholis
 
Karya ilmiah manajemen keuangan
Karya ilmiah manajemen keuanganKarya ilmiah manajemen keuangan
Karya ilmiah manajemen keuanganandi asrul zani
 
1. tujuan dan fungsi manajemen keuangan
1.  tujuan dan fungsi manajemen keuangan1.  tujuan dan fungsi manajemen keuangan
1. tujuan dan fungsi manajemen keuanganRatih Aryati
 
Akuntansi Untuk Perseroan II.pptx
Akuntansi Untuk Perseroan II.pptxAkuntansi Untuk Perseroan II.pptx
Akuntansi Untuk Perseroan II.pptxHamamAhmad
 
BAB 12 KEBIJAKAN DIVIDEN fix.pdf
BAB 12 KEBIJAKAN DIVIDEN fix.pdfBAB 12 KEBIJAKAN DIVIDEN fix.pdf
BAB 12 KEBIJAKAN DIVIDEN fix.pdfEghiRizky1
 
Stock Valuation/Absor.Marantika/Agusti Arganingtyas Puristianingrum/3-04
Stock Valuation/Absor.Marantika/Agusti Arganingtyas Puristianingrum/3-04Stock Valuation/Absor.Marantika/Agusti Arganingtyas Puristianingrum/3-04
Stock Valuation/Absor.Marantika/Agusti Arganingtyas Puristianingrum/3-04AgustiArganingtyasPu
 
Manajemen keuangan bab 15
Manajemen keuangan bab 15Manajemen keuangan bab 15
Manajemen keuangan bab 15Lia Ivvana
 
Pengenaan PPh atas dividen - Riki Ardoni
Pengenaan PPh atas dividen - Riki ArdoniPengenaan PPh atas dividen - Riki Ardoni
Pengenaan PPh atas dividen - Riki ArdoniRiki Ardoni
 

Similar to KEBIJAKAN DIVIDEN DAN PENILAIAN SAHAM (20)

Kebijakan dividen
Kebijakan dividenKebijakan dividen
Kebijakan dividen
 
Dividends_and_Other_Payouts_Kelompok_7.pptx
Dividends_and_Other_Payouts_Kelompok_7.pptxDividends_and_Other_Payouts_Kelompok_7.pptx
Dividends_and_Other_Payouts_Kelompok_7.pptx
 
Saham dan valuasinya
Saham dan valuasinyaSaham dan valuasinya
Saham dan valuasinya
 
Stock valuation/abshor.marantika/Rieke Widasari/3-04
Stock valuation/abshor.marantika/Rieke Widasari/3-04Stock valuation/abshor.marantika/Rieke Widasari/3-04
Stock valuation/abshor.marantika/Rieke Widasari/3-04
 
BAB 7 - Dividen
BAB 7 - DividenBAB 7 - Dividen
BAB 7 - Dividen
 
Kebijakan dividen
Kebijakan dividenKebijakan dividen
Kebijakan dividen
 
Pasar Saham - 09 Aksi Internal Perusahaan
Pasar Saham - 09 Aksi Internal PerusahaanPasar Saham - 09 Aksi Internal Perusahaan
Pasar Saham - 09 Aksi Internal Perusahaan
 
Stock valuation abshor.marantika a.a.sagung istri pradnya_3-03
Stock valuation abshor.marantika a.a.sagung istri pradnya_3-03Stock valuation abshor.marantika a.a.sagung istri pradnya_3-03
Stock valuation abshor.marantika a.a.sagung istri pradnya_3-03
 
Stock Valuation/abshor.marantika/Kholimatus Sakdiyah/3-04
Stock Valuation/abshor.marantika/Kholimatus Sakdiyah/3-04Stock Valuation/abshor.marantika/Kholimatus Sakdiyah/3-04
Stock Valuation/abshor.marantika/Kholimatus Sakdiyah/3-04
 
Distribution to Shareholder
Distribution to ShareholderDistribution to Shareholder
Distribution to Shareholder
 
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
ANALISIS LAPORAN KEUANGANANALISIS LAPORAN KEUANGAN
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
 
Dividend Policy/abshor.marantika/Siti Fatimatus Z/3-04
Dividend Policy/abshor.marantika/Siti Fatimatus Z/3-04Dividend Policy/abshor.marantika/Siti Fatimatus Z/3-04
Dividend Policy/abshor.marantika/Siti Fatimatus Z/3-04
 
Stock valuation/abshor.marantika/Elisa Nur Cholis/3-03
Stock valuation/abshor.marantika/Elisa Nur Cholis/3-03Stock valuation/abshor.marantika/Elisa Nur Cholis/3-03
Stock valuation/abshor.marantika/Elisa Nur Cholis/3-03
 
Karya ilmiah manajemen keuangan
Karya ilmiah manajemen keuanganKarya ilmiah manajemen keuangan
Karya ilmiah manajemen keuangan
 
1. tujuan dan fungsi manajemen keuangan
1.  tujuan dan fungsi manajemen keuangan1.  tujuan dan fungsi manajemen keuangan
1. tujuan dan fungsi manajemen keuangan
 
Akuntansi Untuk Perseroan II.pptx
Akuntansi Untuk Perseroan II.pptxAkuntansi Untuk Perseroan II.pptx
Akuntansi Untuk Perseroan II.pptx
 
BAB 12 KEBIJAKAN DIVIDEN fix.pdf
BAB 12 KEBIJAKAN DIVIDEN fix.pdfBAB 12 KEBIJAKAN DIVIDEN fix.pdf
BAB 12 KEBIJAKAN DIVIDEN fix.pdf
 
Stock Valuation/Absor.Marantika/Agusti Arganingtyas Puristianingrum/3-04
Stock Valuation/Absor.Marantika/Agusti Arganingtyas Puristianingrum/3-04Stock Valuation/Absor.Marantika/Agusti Arganingtyas Puristianingrum/3-04
Stock Valuation/Absor.Marantika/Agusti Arganingtyas Puristianingrum/3-04
 
Manajemen keuangan bab 15
Manajemen keuangan bab 15Manajemen keuangan bab 15
Manajemen keuangan bab 15
 
Pengenaan PPh atas dividen - Riki Ardoni
Pengenaan PPh atas dividen - Riki ArdoniPengenaan PPh atas dividen - Riki Ardoni
Pengenaan PPh atas dividen - Riki Ardoni
 

Recently uploaded

Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaWahyuKamilatulFauzia
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...OknaRyana1
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bankzulfikar425966
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IIkaAliciaSasanti
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganlangkahgontay88
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
 
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptSlide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptwxmnxfm57w
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptSalsabillaPutriAyu
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxRito Doank
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxumusilmi2019
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxMunawwarahDjalil
 
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).pptIntroduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppttami83
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuanganzulfikar425966
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISHakamNiazi
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxFrida Adnantara
 

Recently uploaded (20)

Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptSlide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
 
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).pptIntroduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
 

KEBIJAKAN DIVIDEN DAN PENILAIAN SAHAM

  • 2. Defenisi Kebijakan dividen adalah keputusan perusahaan untuk menentukan seberapa banyak laba yang akan dibagikan kepada para pemegang saham sebagai dividen. Kebijakan dividen biasanya bergantung pada berbagai faktor, seperti kondisi keuangan perusahaan, pertumbuhan perusahaan, dan prioritas manajemen. Kata "dividen" berasal dari bahasa Latin "dividendum", yang merupakan bentuk gerundium dari kata kerja "dividere" yang berarti "membagi". Kata "dividere" sendiri terdiri dari dua kata yaitu "di-" yang berarti "terpisah" dan "videre" yang berarti "untuk melihat". Jadi, secara harfiah, "dividen" berarti "yang dapat dibagi". Dalam konteks keuangan, "dividen" mengacu pada pembagian keuntungan perusahaan kepada pemegang saham. Praktik pembagian dividen sudah ada sejak zaman Romawi kuno, di mana pemilik saham mendapatkan bagian dari keuntungan yang diperoleh dari perdagangan laut. Selama berabad-abad, konsep dividen telah berkembang dan menjadi bagian penting dari pasar saham modern.
  • 3. KEBIJAKAN DIVIDEN 1. Kebijakan Dividen Stabil: Perusahaan dengan kebijakan dividen stabil cenderung membayar dividen yang relatif konstan setiap tahunnya. Hal ini memberikan kepastian bagi pemegang saham mengenai jumlah dividen yang akan mereka terima setiap tahun. 2. Kebijakan Dividen Bertahap: Perusahaan dengan kebijakan dividen bertahap cenderung meningkatkan jumlah dividen secara bertahap dari waktu ke waktu. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan sedang tumbuh dan menghasilkan laba yang lebih besar dari tahun ke tahun. 3. Kebijakan Dividen Payout Ratio: Perusahaan dengan kebijakan dividen payout ratio menetapkan persentase tertentu dari laba bersih yang akan dibagikan sebagai dividen kepada pemegang saham. Persentase payout ratio dapat bervariasi dari perusahaan ke perusahaan tergantung pada kondisi keuangan perusahaan dan prioritas manajemen. 4. Kebijakan Dividen Ad Hoc: Perusahaan dengan kebijakan dividen ad hoc tidak memiliki rencana tetap untuk membayar dividen. Keputusan untuk membayar dividen dibuat berdasarkan kondisi keuangan perusahaan dan kebijakan manajemen pada saat itu.
  • 4. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN DIVIDEN 1. Kondisi keuangan perusahaan: Kondisi keuangan perusahaan, termasuk tingkat pendapatan, tingkat hutang, dan kas perusahaan, dapat mempengaruhi kebijakan dividen. Perusahaan yang stabil secara finansial cenderung membayar dividen yang lebih besar dan lebih teratur. 2. Pertumbuhan perusahaan: Perusahaan yang sedang tumbuh dan memerlukan modal tambahan untuk ekspansi bisnis mungkin tidak membayar dividen atau hanya membayar dividen kecil untuk mempertahankan dana untuk pertumbuhan perusahaan. 3. Persyaratan hutang: Perusahaan yang memiliki tingkat hutang yang tinggi atau persyaratan pembayaran bunga tetap mungkin tidak dapat membayar dividen yang besar atau mungkin tidak membayar dividen sama sekali. 4. Kebijakan pajak: Peraturan pajak yang berbeda di berbagai negara dapat mempengaruhi kebijakan dividen. Beberapa negara mendorong perusahaan untuk membayar dividen yang lebih tinggi dengan memberikan insentif pajak untuk perusahaan dan pemegang saham. 5. Prioritas manajemen: Kebijakan dividen juga dapat dipengaruhi oleh prioritas manajemen perusahaan. Manajemen dapat memilih untuk menahan laba untuk kepentingan investasi di masa depan atau untuk memperkuat neraca perusahaan. 6. Peraturan perusahaan: Beberapa perusahaan mungkin memiliki peraturan yang mengatur pembayaran dividen, seperti pembatasan jumlah dividen yang dapat dibayarkan atau pembayaran dividen hanya dapat dibayarkan dari laba yang dihasilkan.
  • 5. STABILITAS DIVIDEN Stabilitas dividen mengacu pada kemampuan perusahaan untuk mempertahankan pembayaran dividen yang konsisten dari tahun ke tahun, bahkan ketika kondisi pasar berfluktuasi atau laba perusahaan berubah. Evaluasi stabilitas dividen membantu investor memahami apakah perusahaan dapat diandalkan dalam pembayaran dividen dan apakah dividen tersebut berisiko. 1. Penilaian Stabilitas Dividen: Penilaian stabilitas dividen biasanya melibatkan analisis riwayat pembayaran dividen perusahaan selama beberapa tahun terakhir, dan juga faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi stabilitas dividen di masa depan, seperti persyaratan hutang, kebijakan manajemen, dan tren bisnis. 2. Dividen Reguler dan Dividen Ekstra • Dividen regular adalah dividen yang dibayarkan oleh perusahaan pada periode waktu tertentu, biasanya per kuartal atau per tahun, dan besarnya dividen ini konsisten dari waktu ke waktu. Dividen regular biasanya merupakan hasil dari kebijakan dividen perusahaan yang stabil. • Dividen ekstra adalah dividen tambahan yang dibayarkan oleh perusahaan di luar pembayaran dividen regular. Dividen ekstra dapat dikeluarkan jika perusahaan menghasilkan laba yang besar di luar perkiraan atau memiliki kas yang berlebihan. Dividen ekstra mungkin tidak konsisten dari waktu ke waktu dan dapat menjadi sinyal positif bagi investor bahwa perusahaan sedang tumbuh dan menghasilkan keuntungan yang lebih besar dari yang diharapkan.
  • 6. PEMECAHAN SAHAM 1. Stock Split (Pemecahan Saham) 2. Reverse Stock Split (Pemecahan Saham Terbalik)
  • 7. 1. Stock Split Pemecahan saham atau stock split adalah kebijakan perusahaan di mana jumlah saham yang beredar diperbesar secara proporsional dan harga saham dikurangi sebanding. Dalam pemecahan saham, perusahaan membagi setiap saham menjadi beberapa saham baru, yang masing-masing memiliki nilai nominal dan harga yang lebih rendah daripada saham asli. Misalnya, jika sebuah perusahaan memiliki 1 juta saham yang diperdagangkan dengan harga $100 per saham, dan kemudian membagi setiap saham menjadi dua, maka perusahaan akan memiliki 2 juta saham yang diperdagangkan dengan harga $50 per saham. Pemecahan saham tidak mengubah nilai pasar total dari saham perusahaan atau kepemilikan saham yang dimiliki oleh pemegang saham. Pemecahan saham biasanya dilakukan oleh perusahaan untuk membuat harga saham lebih terjangkau bagi investor ritel dan meningkatkan likuiditas saham. Harga yang lebih rendah juga dapat menarik minat investor baru, yang dapat meningkatkan permintaan dan nilai pasar perusahaan. Selain itu, pemecahan saham juga dapat memberikan sinyal positif bahwa perusahaan sedang tumbuh dan berkembang. Namun, pemecahan saham juga dapat memiliki efek samping negatif, seperti menurunkan likuiditas saham jika jumlah saham yang beredar terlalu banyak, atau memberikan sinyal negatif jika perusahaan melakukan pemecahan saham secara berulang-ulang dan terlalu sering.
  • 8. 2. Reverse Stock Split Reverse stock split adalah kebijakan perusahaan di mana jumlah saham yang beredar dikurangi secara proporsional dan harga saham ditingkatkan sebanding. Dalam reverse stock split, beberapa saham lama digabungkan menjadi satu saham baru, yang masing-masing memiliki nilai nominal dan harga yang lebih tinggi daripada saham asli. Misalnya, jika sebuah perusahaan memiliki 1 juta saham yang diperdagangkan dengan harga $1 per saham, dan kemudian melakukan reverse stock split 1 banding 10, maka perusahaan akan memiliki 100.000 saham yang diperdagangkan dengan harga $10 per saham. Reverse stock split meningkatkan harga saham perusahaan secara proporsional, tetapi tidak mempengaruhi nilai pasar perusahaan atau kepemilikan saham yang dimiliki oleh pemegang saham. Reverse stock split sering dilakukan oleh perusahaan yang memiliki harga saham yang terlalu rendah dan ingin meningkatkan nilai saham agar terlihat lebih menarik bagi investor. Hal ini juga dapat memberikan sinyal positif kepada investor bahwa perusahaan sedang berusaha untuk meningkatkan nilai sahamnya dan mungkin sedang mengalami perubahan positif. Namun, reverse stock split juga dapat memiliki efek samping negatif, seperti meningkatkan biaya transaksi dan menurunkan likuiditas saham. Selain itu, perusahaan harus memperhatikan bahwa reverse stock split dapat memberikan sinyal negatif jika dilakukan secara berulang-ulang dan terlalu sering.
  • 9. PERANAN DIVIDEN SEBAGAI DASAR PENILAIAN SAHAM Dividen dapat berperan sebagai dasar penilaian saham karena mereka merupakan salah satu sumber penghasilan bagi pemegang saham dan dapat mempengaruhi nilai saham di pasar. Ketika sebuah perusahaan mengumumkan dividen yang besar, maka hal itu dapat menunjukkan stabilitas dan kesehatan keuangan perusahaan serta memberikan sinyal positif bahwa perusahaan akan terus menghasilkan keuntungan di masa depan.
  • 10. METODE PENILAIAN SECARA KUANTITATIF 1. Price Earnings Ratio (P/E Ratio): P/E ratio adalah rasio antara harga saham per lembar dengan laba bersih per lembar. P/E ratio digunakan untuk mengukur nilai saham dengan membandingkan harga saham dengan laba bersih yang dihasilkan oleh perusahaan. Semakin tinggi P/E ratio, semakin mahal harga saham per lembar dibandingkan dengan laba bersih per lembar yang diterima oleh investor. 2. Price-to-Book Ratio (P/B Ratio): P/B ratio adalah rasio antara harga pasar saham per lembar dengan nilai buku per lembar saham. P/B ratio digunakan untuk mengukur nilai saham dengan membandingkan harga saham dengan nilai buku yang dihasilkan oleh perusahaan. 3. Dividend Discount Model (DDM): DDM adalah metode kuantitatif yang digunakan untuk menghitung nilai saham dengan mengestimasi nilai sekarang dari aliran kas masa depan yang dihasilkan oleh dividen yang dibayarkan oleh perusahaan. Metode ini mengasumsikan bahwa nilai saham saat ini adalah nilai diskonto dari semua dividen masa depan yang akan diterima oleh investor. 4. Free Cash Flow to Equity (FCFE): FCFE adalah metode kuantitatif yang digunakan untuk menghitung nilai saham dengan menghitung nilai sekarang dari aliran kas masa depan yang dihasilkan oleh perusahaan setelah membayar semua utang dan biaya modal. Metode ini mengasumsikan bahwa nilai saham saat ini adalah nilai diskonto dari semua arus kas bebas yang akan diterima oleh pemegang saham. 5. Price-to-Sales Ratio (P/S Ratio): P/S ratio adalah rasio antara harga saham per lembar dengan pendapatan per lembar. P/S ratio digunakan untuk mengukur nilai saham dengan membandingkan harga saham dengan pendapatan yang dihasilkan oleh perusahaan.
  • 11. METODE PENILAIAN SECARA KUANTITATIF 1. Analisis Teknikal: Analisis teknikal melibatkan evaluasi data historis harga saham dan volume perdagangan untuk menentukan tren dan pola pergerakan harga saham. Metode ini dilakukan dengan menganalisis grafik harga saham dan menggunakan alat teknis seperti indikator teknikal untuk mengidentifikasi peluang investasi. 2. Analisis Sentimen Pasar: Analisis sentimen pasar melibatkan evaluasi sentimen dan persepsi pasar terhadap perusahaan atau industri tertentu. Metode ini dilakukan dengan menganalisis berbagai faktor yang mempengaruhi sentimen pasar, seperti berita dan tren sosial media. 3. Analisis Porter's Five Forces: Analisis Porter's Five Forces melibatkan evaluasi lima faktor yang mempengaruhi lingkungan kompetitif perusahaan, yaitu kekuatan pembeli, kekuatan pemasok, ancaman produk pengganti, ancaman pesaing, dan tingkat persaingan dalam industri. Metode ini dilakukan dengan menganalisis faktor-faktor tersebut untuk menentukan potensi pertumbuhan perusahaan di masa depan.
  • 12. PEMBELIAN KEMBALI SAHAM Pembelian kembali saham atau share buyback adalah tindakan sebuah perusahaan untuk membeli kembali saham yang beredar di pasar, sehingga jumlah saham yang beredar di pasar menjadi lebih sedikit. Tindakan ini dilakukan oleh perusahaan untuk mengurangi jumlah saham yang beredar, sehingga dapat meningkatkan nilai per saham, serta meningkatkan pengendalian dan kepemilikan perusahaan. Ada beberapa alasan mengapa perusahaan melakukan pembelian kembali saham, yaitu: 1. Meningkatkan harga saham: Dengan mengurangi jumlah saham yang beredar di pasar, maka nilai per saham akan meningkat, sehingga harga saham di pasar juga dapat meningkat. 2. Mengurangi biaya modal: Dengan melakukan pembelian kembali saham, perusahaan dapat mengurangi jumlah saham yang beredar di pasar, sehingga persaingan untuk memperoleh dana dari pasar modal menjadi lebih kecil, sehingga biaya modal yang dikeluarkan oleh perusahaan menjadi lebih kecil. 3. Meningkatkan EPS: EPS atau earning per share adalah rasio yang mengukur keuntungan perusahaan per saham yang beredar di pasar. Dengan mengurangi jumlah saham yang beredar, maka keuntungan perusahaan yang sama akan dibagi oleh jumlah saham yang lebih sedikit, sehingga EPS per saham dapat meningkat. 4. Meningkatkan pengendalian: Dengan mengurangi jumlah saham yang beredar, kepemilikan perusahaan menjadi lebih terkonsentrasi di tangan pemegang saham yang lebih sedikit, sehingga pengendalian perusahaan dapat menjadi lebih mudah dan efektif.
  • 13. Metode Pembelian Kembali Pembelian kembali saham adalah strategi yang umum dilakukan oleh perusahaan untuk meningkatkan nilai perusahaan dan memberikan keuntungan kepada pemegang saham. Namun, strategi ini harus dilakukan dengan hati-hati dan dengan mempertimbangkan kondisi keuangan dan strategi jangka panjang perusahaan. 1. Tender Offer: Perusahaan mengajukan penawaran kepada pemegang saham untuk menjual sahamnya kepada perusahaan dengan harga tertentu. 2. Open Market Purchase: Perusahaan membeli saham di pasar terbuka dengan harga pasar yang berlaku. 3. Private Negotiated Purchase: Perusahaan melakukan pembelian saham dari pemegang saham yang bersedia menjual sahamnya kepada perusahaan.
  • 14. ASPEK PROSEDURAL Aspek prosedural dalam pembayaran dividen penting untuk memastikan bahwa pembayaran dividen dilakukan secara tepat dan sesuai dengan ketentuan hukum dan kebijakan perusahaan. Hal ini juga dapat meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pemegang saham terhadap perusahaan. 1. Pengecekan legalitas: Perusahaan harus memeriksa legalitas dan keabsahan dividen yang akan dibayarkan, termasuk apakah dividen tersebut telah disetujui oleh pemegang saham dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) dan telah disetujui oleh otoritas terkait. 2. Penetapan besarnya dividen: Setelah dividen disetujui dalam RUPS, perusahaan harus menetapkan besarnya dividen yang akan dibayarkan kepada pemegang saham. Besarnya dividen biasanya dihitung berdasarkan keuntungan perusahaan dan kebijakan dividen yang telah ditetapkan sebelumnya. 3. Pengumuman dividen: Setelah besarnya dividen ditetapkan, perusahaan harus mengumumkan dividen tersebut secara resmi kepada publik melalui media yang tepat, seperti surat kabar, situs web perusahaan, atau pengumuman di pasar modal. 4. Penetapan tanggal dividen: Perusahaan harus menentukan tanggal ex-dividend, yaitu tanggal terakhir di mana saham masih memperoleh hak atas dividen. Setelah tanggal ex-dividend, harga saham biasanya akan turun sebesar nilai dividen yang dibayarkan. 5. Penetapan tanggal pembayaran dividen: Perusahaan harus menentukan tanggal pembayaran dividen, yaitu tanggal di mana dividen akan dibayarkan kepada pemegang saham. Biasanya, tanggal pembayaran dividen ditetapkan beberapa waktu setelah tanggal ex-dividend. 6. Pembayaran dividen: Setelah tanggal pembayaran dividen, perusahaan harus membayar dividen kepada pemegang saham sesuai dengan jumlah dan ketentuan yang telah ditetapkan. 7. Pelaporan dividen: Setelah pembayaran dividen selesai dilakukan, perusahaan harus melaporkan dividen yang telah dibayarkan kepada otoritas terkait dan menyertakan informasi yang relevan dalam laporan keuangan perusahaan.