SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
Tugas 3
Produk bersama
Produk Bersama adalah beberapa macam produk yang dihasilkan bersama- sama atau
serempak dengan menggunakan satu macam atau beberapa macam bahan baku, tenaga
kerja dan fasilitas pabrik yang sama dan masukkan (input) tersebut tidak diikuti jejaknya
pada setiap macam produk tertentu. Biaya produk bersama bersifat homogen untuk
seluruh produk sampai pada titik pisah. Nilai jual dari masing-masing produk bersama
relatif sama sehingga tidak ada produk yang dianggap sebagi produk utama dan produk
sampingan.
Karakteristik produk bersama adalah:
1. Produk bersama mempunyai hubungan fisik satu dengan lainnya. Artinya jika satu
produk bersama tertentu selesai diproses menjadi produk jadi maka pada saat yang sama
juga telah selesai diproses produk bersama lainnya. Selain itu, jika dalam proses produksi
kuantitas salah satu produk bersama ditambah maka produk bersama yang lain juga akan
bertambah dengan jumlah yang proporsional.
2. Dalam memproses produk bersama selalu ada titik pisahnya (split-off point).
3. Setiap produk bersama mempunyai nilai yang relatif sama.
Contoh: Pabrik penyulingan minyak mentah (crude oil) menghasikan minyak siap
dikonsumsi berupa minyak gasolin, karosine, minyak diesel (solar), minyak bakar, minyak
tanah, dll.
.
AKUNTANSI PRODUK BERSAMA ( JOINT PRODUCT)
Perusahaan yang menghasilkan produk bersama pada umumnya menghadapi masalah pemasaran
berbagai macam produknya, karena masing-masing produk mempunyai masalah pemasaran dan
harga jual yang berbeda. Manajemen biasanya ingin mengetahui kontribusi masing-masing produk
pada pendapatan perusahan. Oleh karena itu, perlu diketahui secara teliti biaya yang dibebankan
pada masing-masing produk sebagai dasar perhitungan harga pokok setiap produk.
Biaya produk bersama dialokasikan ke setiap produk bersama menggunakan metode nilai
pasar, rata-rata biaya per satuan, rata-rata tertimbang dan unit kuantitatif.

Metode Nilai Pasar / Nilai Jual Relatif
Metode ini adalah metode yang sangat populer karena dengan argumennya bahwa harga produk
merupakan manifestasi dari biaya produksinya. Metode ini mengasumsikan bahwa setiap produk
yang dihasilkan dalam proses produksi bersama memilki nilai jual atau nilai pasar yang berbeda.
Perbedaan nilai pasar disebabkan tingkat pemakaian biaya yang berbeda.
.
Terdapat dua metode dalam metode nilai jual relatif, yaitu:
1. Metode nilai pasar saat split-off point
Metode ini digunakan ketika setelah split-off point tidak ada proses produksi lanjutan dan harga jual
sudah diketahui pada saat itu. Biaya bersama (joint cost) dialokasikan ke masing-masing produk
sesuai dengan perbandingan nilai jualnya terhadap nilai jual keseluruhan produk bersama.
Contoh :
PT “ABC” memproduksi 3 macam produk yaitu alfa, beta dan gamma. Biaya
bersama yang dikeluarkan selama satu periode adalah sebsar Rp 20.000.000,00.
Jumlah produksi dan harga jual masing-masing produk tertera pada table berikut:
Produk
Alfa
Beta
Gamma
Penyelesaian :

Jumlah unit
5.000
10.000
7.000

Harga unit
Rp 1000
Rp 1500
Rp 1300

Produk
Alfa
Beta

Jumlah unit
5.000
10.000

Harga unit
1000
800

Nilai jual
5.000.000
8.000.000

Gamma
Jumlah

7.000

1300

9.100.000 41,18%
22.100.000 100%

Rasio
22,62%
36,20%

Alokasi
4.524.000
7.240.000

HPP/ unit
904,8
724

8.236.000 1.176,5
20.000.000
2. Metode nilai jual hipotesis
Apabila suatu produk tidak bisa dijual pada saat titik pisah, maka harga tidak dapat diketahui
pada saat titik pisah. Produk tersebut memerlukan proses tambahan sehingga harga jual tidak
dapat dikethui sebelum dijual (setelah titk pisah). Dasar yang dapat digunakan dalam
mengalokasikan biaya bersama adalah harga pasar hipotesis.
Harga pasar hipotesis adalah nilai jual suatu produk setelah diproses lebih lanjut dikurangi
dengan biaya yang dikeluarkan untuk memproses lanjutan setelah pemisahan.
Contoh :
Dengan menggunakan data perusahaan PT. ABC pada contoh soal metode nilai pasar, diketahui
biaya proses lanjutan masing-masing produk adalah sebagai berikut:

Keterangan

Produk Alfa

Produk Beta

Produk Gamma

Unit Produksi

5.000

10.000

7.000

Harga Jual/unit

Rp1.000

Rp 800

Rp1.300

Biaya Proses lanjutan/unit

Rp400

Rp 300

Rp500
Produk Hrg
bersa jual/
ma
kg

Biaya
Nilai jual
Tmbha Hipotesis*
n

Alfa

1.000

400

600

Beta

800

300

500

500

800

Gamm 1.300
a

*(Harga jual – biaya tambahan)
**(rasio x 20.000.000)

Jmlh
Prduk
5.000

Nilai jual

Rasio

3.000.000 22,06
%
10.000 5.000.000 36,76
%
7.000 5.600.000 41,18
%
13.600.00 100%
0

Alokasi **
(20.000.000)

HPP
/kg

4.412.000
7.352.000

735,2

8.236.000

1.176,6

20.000.000
Metode rata-rata biaya per satuan
Metode ini berupaya untuk mendistribusikan total biaya produksi gabungan ke berbagai
produk atas dasar biaya per unit dan Penentuan biaya untuk setiap produk dihitung sesuai
dengan proporsi kuantitas masing-masing produk yang dihasilkan.
Contoh :
Suatu perusahaan menghabiskan biaya Rp 2.000.000 untuk memproduksi 1000 liter
produk dari minyak mentah. Rata-rata biaya produksi per unit adalah Rp 2.000 (Rp
2.000.000/1000)

Produk
Bensin
Pelumas
Minyak
Tanah
Solar
Jumlah

Kuantitas
350
250
300
100
1000

Rata-rata biaya per
satuan
Rp 2.000
Rp 2.000
Rp 2.000
Rp 2.000

Alokasi biaya bersama
Rp 700.000
Rp 500.000
Rp 600.000
Rp 200.000
Rp 2.000.000
Metode rata-rata tertimbang
metode yang menggunakan bobot sebagai presentasi dari ukuran besarnya unit, kesulitan
pembuatan, waktu yang dibutuhkan dan sebagainya sebagai dasar untuk mengalokasikan biaya
bersama. Penentuan alokasi biaya bersama pada setiap produk didasarkan atas perkalian
jumlah unit produk dengan angka penimbang, dan hasilnya digunakan sebagai dasar untuk
alokasi.
Contoh :
Dari soal pada metode kedua (metode rata-rata biaya per satuan), diketahui bobot untuk
bensin 4, pelumas 2, minyak tanah 3 dan solar 1. Alokasi biaya bersamanya sebagai berikut :

Produk
Bensin
Pelumas
Minyak tanah

Jumlah
produk
350
250
300

Solar
Total

100
1000

Angka
penimbang
4
2
3
1

Jumlah produk x
angka penimbang
1400
500
900
100
2.900

Alokasi biaya
bersama(2.000.000)
Rp 965.517
Rp344.826
Rp620.689
Rp. 68.966
Rp 2.000.000
Metode unit kuantitatif / satuan fisik
Metode kuantitatif berupaya mendistribusikan total biaya gabungan
berdasarkan satuan ukuran tertentu seperti kilogram, ton, liter, meter dan
sebagainya.
Contoh :
Berikut adalah data produk yang dihasilkan dari satu ton batu bara yang
menghabiskan biaya sebesar Rp 1.000.000 :

Produk
Kokas

Kuantitas (pon)

Presentase (%)

Alokasi Biaya Bersama

1.200

60%

Rp 600.000

Ter Batu Bara

300

15%

Rp 150.000

Gas

500

25%

Rp 250.000

2.000

100%

Rp 1.000.000

Jumlah
2. Produk Sampingan (by-product)
Istilah produk sampingan digunakan untuk suatu produk yang bernilai total relatif kecil dan diproduksi secara
berbarengan dengan produk yang bernilai lebih besar. Produk yang nilainya lebih besar biasa disebut dengan
produk utama. Produk sampingan juga bisa diartikan sebagai produk yang bukan tujuan utama operasi perusahaan
tetapi tidak dapat dihindarkan terjadinya dalam proses pengolahan produk disebabkan sifat bahan yang diolah
atau karena sifat pengolahan produk, kuantitas dan nilai produk sampingan relatif kecil dibandingkan dengan nilai
keseluruhan produk.
Pembedaan produk utama dan produk sampingan terletak pada nilai jualnya. Jika nilai jual salah satu produk
relatif lebih kecil dari yang lainnya maka dikategorikan sebagai produk sampingan, sedangkan apabila produkproduk yang dihasilkan relatif sama maka dikategorikan sebagai produk bersama.
Contoh: pada pabrik penggergajian kayu, kayu lapis dan papan kayu merupakan produk utama, sedangkan serbuk
gergaji dan kayu bakar merupakan produk sampingan.
a. Produksi sampingan yang dapat dijual setelah terpisah dari produk utama, tanpa memerlukan pengolahan
lebih lanjut.
b. Produk sampingan yang memerlukan proses pengolahan lebih lanjut setelah terpisah dari produk utama.
Akuntansi Produk Sampingan (BY PRODUCT)
Dalam produk sampingan, yang menjadikan permasalahan adalah bagaimana memperlakukan pendapatan
penjualan produk sampingan tersebut. Pengakuan adanya produk sampingan ini menyangkut perlakuan terhadap
harga pokok produk sampingan, biaya untuk memproses produk sampingan, dan hasil penjualan produk
sampingan. Alokasi biaya bersama kepada produk utama dan produk sampingan pada umumnya dianggap tidak
perlu, karena nilai produk sampingan relatif rendah bila dibandingkan dengan produk utama. Tetapi dalam
kenyataannya ada beberapa metode yang mengalokasikan biaya bersama kepada produk utama dan produk
sampingan.
Metode Tanpa Harga Pokok

Metode tanpa harga pokok dibagi menjadi 2 macam:
Produk sampingan dapat langsung dijual pada saat saat titik pisah (split-offpoint) atau pengakuan atas
pendapatan kotor.
Metode ini memperlakukan penjualan produk sampingan berdasarkan penjualan kotor. Hal ini dilakukan karena
biaya persediaan final dari produk utama dianggap terlalu tinggi sehingga menanggung biaya yang seharusnya
dibebankan pada produk sampingan. Dalam metode ini penjualan atau pendapatan produk sampingan dalam
laporan laba rugi dapat dikategorikan sebagai berikut :
Pendapatan Penjualan Produk Sampingan Diperlakukan Sebagai Pendapatan Di Luar Usaha.
Dalam metode ini pendapatan yang diperoleh dari penjualan produk sampingan dikurangi dengan penjualan
returnya dicatat pada rekening “Pendapatan Penjualan Produk Sampingan” dan pada akhir periode akuntansi
ditutup ke rekening Rugi Laba. Rekening Penjualan Produk Sampingan dicantumkan dalam laporan rugi laba
kelompok penghasilan diluar usaha.
Metode ini tidak mencoba menentukan harga pokok produk sampingan. Metode ini cocok digunakan dalam
perusahaan yang:
a. Nilai produk sampingannya tidak begitu penting atau tidak dapat ditentukan
b. Penggunaan metode yang lebih teliti memerlukan biaya yang tidak sebanding dengan manfaat yang di peroleh.
c. Saat terpisahnya produk sampingan dari produk utama tidak begitu jelas dan pembebanan harga pokok produk
sampingan kepada produk utama tidak sebanding dengan manfaat yang diperoleh.
Keberatan penggunaan metode ini adalah:
a. Apabila akhir periode akuntansi terdapat persediaan produk sampingan, maka timbul masalah penilaian
persediaan untuk tujuan pembuatan neraca perusahaan.
b. Dapat mengakibatkan penandingan pendapatan dengan biaya tidak dalam periode yang tepat.
Contoh:
Diketahui data dari kegiatan operasional perusahaan “ABC” sebagai berikut:
Unit Unit Produksi Produk Utama

16.200 unit

Unit Unit Penjualan Produk Utama

13.500 unit

Unit Unit Persediaan Awal Produk Utama

500 unit

Har Unit Jual per Unit

Rp. 700

Biay Harga produksi/unit produk utama

Rp 500

Hasi Hasil Penjualan Produk Sampingan (2.000 x Rp 300)
Beb Beban Pemasaran dan Administrasi Produk Utama

Rp

Rp. 600.000
Rp2
Rp
2.925.000
PT. ABC
Laporan Laba Rugi
Periode 31 Desember 2000
Penjualan produk utama
Harga Pokok Penjualan :
Persediaan awal (500xRp 500)
Total biaya produksi (16.200 x Rp 500)
Tersedia dijual
Persediaan akhir
(3.200 x Rp 500)

Laba Kotor
Beban pemasaran dan administrasi
Laba operasi
Pendapatan lain-lain :
Pendapatan penjualan produk sampingan
Laba sebelum pajak

Rp 10.125.000
Rp 250.000
Rp 8.100.000 +
Rp 8.350.000
Rp 1.600.000 Rp 6.750.000-

Rp 3.375.000
Rp 2.925.000Rp 450.000

Rp 600.000+
Rp 1.050.000

Pendapatan penjualan produk sampingan dijadikan sebagai pendapatan lain-lain
sehingga akan menambah laba operasi secara langsung.
b) Pendapatan penjualan produk sampingan dicatat sebagai tambahan pendapatan penjualan produk utama.

Metode ini merupakan variasi dari metode pertama. Semua biaya produksi dikurangkan dari pendapatan penjualan
semua produk (baik utama maupun sampingan) untuk mendapatkan laba bruto. Dalam metode ini tidak ada.
KALKULASI HARGA POKOK PRODUK SAMPINGAN DAN PRODUK BERSAMA
Pada umumnya setiap perusahaan industry akan menghasilkan lebih dari satu jenis produk. Produk yang memenuhi
spesifikasi yang telah ditetapkan dan menjadi tujuan utama perusahaan merupakan produk utama (prime product),
sedangkan produk yang tidak terelakkan untuk dihasilkan dan tidak menjadi tujuan utama perusahaan dapat
dikategorikan menjadi dua macam ;
1. Produk yang tidak mempunyai nilai ekonomis, sehingga tidak dapat dijual. Produ ini dikenal dengan istilah limbah
industry (waste)
2. Produk yang mempunyai nilai ekonomis berapapun besarnya, apakah akan menjadi bahan baku produk lain, atau
dijual langsung kepasaran. Produk ini dapat dikategorikan produk samping (by-product)
Apabila beberapa jenis produk dihasilkan dari satu kali proses produksi dengan biaya produksi yang sama, maka produk
utama ini disebut produk bersama (joint product), sedangkan jika hanya menggunakan fasilitas yang sama, namun
dengan bahan baku yang berbeda untuk menghasilkan berbagai jenis produk utama, maka produk ini disebut produk
sekutu (co-product).
Sifat Produk Sampingan
1. Nilai jualnya relative lebih rendah dari produk lain yang dihasilkan bersamanya sebagai produk utama apabila dapat
dijual
2. Produk sampingan merupakan produk yang bukan tujuan utama usaha perusahaan
3. Jika tidak laku dijual, produk sampingan dikategorikan sebagai limbah industry
Contoh produk sampingan :
a. Serbuk kayu dalam industry penggergajian kayu
b. Dedak dalam penggilingan padi
c. Ampas dalam industry gula pasir
d. Bungkil dalam industry minyak goring dari kacang tanah
Sifat Produk Bersama
1. Dihasilkan dari biaya produk yang sama
2. Dihasilkan dalam satu kali proses produksi
3. Pada umumnya merupakan produk yang menjadi tujuan utama usaha
perusahaan
4. Produk-produk tersebut mempunyai nilai ekonomis yang relative seimbang
sesuai dengan kualitasnya
5. Tidak dapat dinyatakan sebagai limbah industry apabila produk tersebut tidak
laku dijual
Contoh produk bersama :
a. Pabrik gula pasir yang menghasilkan beberapa jenis gula dari segi kualitas kadar
gula maupun bentuknya.
b. Penggilingan padi menghasilkan beras dan menir.
c. Eksploitasi minyak menghasilkan minyak bensin, solar, minyak tanah, dll.
Sifat Produk Gabungan
1. Nilainya relative sama
2. Merupakan produk utama sebagai tujuan usaha perusahaan.
3. Dihasilkan dari bahan baku yang berbeda, namun dengan fasilitas yang sama.
Contoh produk sampingan :
a. Industri furniture dengan menghasilkan meja, almari, tempat tidur, dll.
b. Indusrti penggergajian kayu menghasilkan papan dan balok dari jenis kayu yang
berbeda.
c. Percetakan dan penerbitan menghasilkan berbagai barang cetakan dari bahan
yang berbeda dan buku-buku dari terbitan yang berbeda.
Menentukan Harga Pokok Produk Sampingan
1. Produk sampingan akan menimbulkan masalah dalam akuntansi apabila dinyatakan telah dijual atau
digunakan sebagai bahan baku untuk diproses lebih lanjut menjadi produk lain.
Hasil penjualan produk sampingan dapat diberlakukan dengan cara-cara berikut:
Cara 1: Hasil penjualan produk sampingan dapat diberlakukan dengan salah satu cara sbb :
a. Sebagai pendapatan lain-lain
b. Penambah hasil penjualan produk utama
c. Pengurang harga pokok penjualan produk utama
d. Pengurang harga pokok produk utama
Perlakuan tsb apabila perusahaan menganggap ;
a. Produk sampingan dijual tanpa memerlukan proses lebih lanjut.
b. Produk sampingan tidak memerlukan biaya penjualan dan biaya administrasi secara khusus
c. Nilainya relatife kecil.
Cara 2: pendapatan bersih dari hasil penjualan, ( hasil penjualan dikurangi dengan biaya produksi
setelah titik pisah, biaya penjualan dan biaya administrasi) diperlakukan sebagaimana cara-cara pada
cara 1. Perlakuan ini diterapkan apabila:
a. Produk sampingan diproses lebih lanjut untuk dapat dijual.
b. Penjualan produk sampingan memerlukan biaya penjualan dan atau biaya administrasi.
Cara 3 : taksiran nilai pasar atau nilai pembelian apabila perusahaan membeli produk yang sejenis
dengan produk yang dihasilkannya dari luar.
2. Produk sampingan diberlakukan sebagai persediaan, sehingga akan dilaporkan dalam laporan
neraca. Perlakuan tsb diterapkan apabila:
a. Manajemen menganggap produk sampingan mempunyai nilai ekonomis yang relative besar.
b. Perusahaan akan memproses produk sampingan lebih lanjut.
Produk sekutu (coproduct)
Produk sekutu dapat didefinisikn sebagai beberapa macam produk yang dihasilkan dalam
waktu yang sama, tetapi tidak berasal dari proses pengolahan yang sama atau tidak dari
bahan baku yang sama.
Contoh : Pabrik penggergajian dapat menghasilkan papan kayu dan kayu lapis dari
berbagai jenis kayu log (kayu gelonggongan) yang diproses sehingga macam produk yang
dihasilkan dapat berupa papan kayu jati, kayu meranti, kayu kanfer, begitu pula dapat
dihasilkan kayu lapis jati,meranti atau kanfer.
Karakteristik Produk Bersama, Produk Sampingan Dan Produk Sekutu
a. Produk bersama dan produk sekutu merupakan tujuan utama kegiatan produksi.
b. Dengan mengolah produk bersama, produsen tidak dapat menghindarkan diri untuk
menghasilkan semua jenis produk bersama, jika ingin memproduksi salah satu diantara
prduk bersama tersebut.
c. Produk diproses secara bersamaan dan setiap produk mempunyai nilai yang relatif
sama antara satu dengan yang lainnya.
d. Setiap produk mempunyai hubungan fisik yang sangat erat dalam proses produksi.
Apabila terjadi peningkatan kualitas untuk satu unit jenis produk yang dihasilkan, maka
kualitas yang lain akan bertambah secara proporsional.
e. Dalam produk bersama dikenal istilah Split-Off Point adalah saat dimana produkproduk tersebut dapat diidentifikasi atau dipisah ke masing-masing produk secara
individual.
f. Setelah Split-Off Point (titik pisah) tersebut dapat dijual pada titik pisah (secara
langsung) dan dapat juga dijual setelah pisah (setelah proses lebih lanjut) untuk
mendapatkan produk yang lebih menguntungkan. Biaya yang dikeluarkan untuk
memproses produk lebih lanjut disebut biaya proses lanjutan atau biaya setelah titik pisah
(severable cost)
AKUNTANSI PRODUK BERSAMA DAN SAMPINGAN

More Related Content

What's hot

Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5Judianto Nugroho
 
Penentuan Harga Transfer
Penentuan Harga TransferPenentuan Harga Transfer
Penentuan Harga TransferMuhammad Fajar
 
Metode Harga Pokok Proses Costing
Metode Harga Pokok Proses CostingMetode Harga Pokok Proses Costing
Metode Harga Pokok Proses CostingAyi Suwandi
 
Anggaranperusahaan 101214094831-phpapp01
Anggaranperusahaan 101214094831-phpapp01Anggaranperusahaan 101214094831-phpapp01
Anggaranperusahaan 101214094831-phpapp01arwianthy
 
Analisis sumber dan penggunaan dana (1)
Analisis sumber dan penggunaan dana (1)Analisis sumber dan penggunaan dana (1)
Analisis sumber dan penggunaan dana (1)radhi abdul halim
 
Tabel nilai uang (FVIF,FVIFA, PVIF, PVIFA)
Tabel nilai uang (FVIF,FVIFA, PVIF, PVIFA)Tabel nilai uang (FVIF,FVIFA, PVIF, PVIFA)
Tabel nilai uang (FVIF,FVIFA, PVIF, PVIFA)Dayana Florencia
 
Contoh perhitungan deviden saham
Contoh perhitungan deviden saham Contoh perhitungan deviden saham
Contoh perhitungan deviden saham Livi Pungus
 
Tugas manajemen keuangan 2 - Manajemen Piutang & Persediaan - 2019
Tugas manajemen keuangan 2 - Manajemen Piutang & Persediaan - 2019Tugas manajemen keuangan 2 - Manajemen Piutang & Persediaan - 2019
Tugas manajemen keuangan 2 - Manajemen Piutang & Persediaan - 2019Lulu Wildatiumi
 
Akuntansi sewa full
Akuntansi sewa fullAkuntansi sewa full
Akuntansi sewa fullshandyaa
 
8. manajemen-persediaan
8. manajemen-persediaan8. manajemen-persediaan
8. manajemen-persediaanLambok_siregar
 
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)Fajar Sandy
 
34020 7-853463552856
34020 7-85346355285634020 7-853463552856
34020 7-853463552856Sefri Yunita
 
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan PersonaliaAudit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan PersonaliaNony Saraswati Gendis
 
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuan
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuanAkuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuan
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuanEllysa Putri
 

What's hot (20)

Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5
 
Penentuan Harga Transfer
Penentuan Harga TransferPenentuan Harga Transfer
Penentuan Harga Transfer
 
Akt manajemen bab 5
Akt manajemen bab 5Akt manajemen bab 5
Akt manajemen bab 5
 
Metode Harga Pokok Proses Costing
Metode Harga Pokok Proses CostingMetode Harga Pokok Proses Costing
Metode Harga Pokok Proses Costing
 
Anggaranperusahaan 101214094831-phpapp01
Anggaranperusahaan 101214094831-phpapp01Anggaranperusahaan 101214094831-phpapp01
Anggaranperusahaan 101214094831-phpapp01
 
Bahan lengkap
Bahan lengkapBahan lengkap
Bahan lengkap
 
Analisis Laporan Keuangan
Analisis Laporan KeuanganAnalisis Laporan Keuangan
Analisis Laporan Keuangan
 
Analisis sumber dan penggunaan dana (1)
Analisis sumber dan penggunaan dana (1)Analisis sumber dan penggunaan dana (1)
Analisis sumber dan penggunaan dana (1)
 
Tabel nilai uang (FVIF,FVIFA, PVIF, PVIFA)
Tabel nilai uang (FVIF,FVIFA, PVIF, PVIFA)Tabel nilai uang (FVIF,FVIFA, PVIF, PVIFA)
Tabel nilai uang (FVIF,FVIFA, PVIF, PVIFA)
 
Contoh perhitungan deviden saham
Contoh perhitungan deviden saham Contoh perhitungan deviden saham
Contoh perhitungan deviden saham
 
Tugas manajemen keuangan 2 - Manajemen Piutang & Persediaan - 2019
Tugas manajemen keuangan 2 - Manajemen Piutang & Persediaan - 2019Tugas manajemen keuangan 2 - Manajemen Piutang & Persediaan - 2019
Tugas manajemen keuangan 2 - Manajemen Piutang & Persediaan - 2019
 
Akuntansi sewa full
Akuntansi sewa fullAkuntansi sewa full
Akuntansi sewa full
 
8. manajemen-persediaan
8. manajemen-persediaan8. manajemen-persediaan
8. manajemen-persediaan
 
Analisis break-even
Analisis break-evenAnalisis break-even
Analisis break-even
 
Contoh soal dan penyelesaian departementalisasi bop
Contoh soal dan penyelesaian departementalisasi bopContoh soal dan penyelesaian departementalisasi bop
Contoh soal dan penyelesaian departementalisasi bop
 
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)
 
34020 7-853463552856
34020 7-85346355285634020 7-853463552856
34020 7-853463552856
 
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan PersonaliaAudit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
 
METODA HARGA POKOK PESANAN
METODA HARGA POKOK PESANANMETODA HARGA POKOK PESANAN
METODA HARGA POKOK PESANAN
 
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuan
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuanAkuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuan
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuan
 

Viewers also liked

PERHITUNGAN BIAYA VARIABEL DAN LAPORAN SEGMEN ALAT UNTUK MANAJEMEN
PERHITUNGAN BIAYA VARIABEL DAN LAPORAN SEGMEN ALAT UNTUK MANAJEMEN PERHITUNGAN BIAYA VARIABEL DAN LAPORAN SEGMEN ALAT UNTUK MANAJEMEN
PERHITUNGAN BIAYA VARIABEL DAN LAPORAN SEGMEN ALAT UNTUK MANAJEMEN Falanni Firyal Fawwaz
 
Harga Pokok Proses metode rata-rata tertimbang
Harga Pokok Proses metode rata-rata tertimbangHarga Pokok Proses metode rata-rata tertimbang
Harga Pokok Proses metode rata-rata tertimbangRAnie Chucute
 
Akuntansi biaya bab 8 . menghitung biaya bahan baku metode fifo
Akuntansi biaya  bab 8 . menghitung biaya bahan baku metode fifoAkuntansi biaya  bab 8 . menghitung biaya bahan baku metode fifo
Akuntansi biaya bab 8 . menghitung biaya bahan baku metode fifoSelfia Dewi
 
Bab 4 metode harga pokok proses
Bab 4   metode harga pokok prosesBab 4   metode harga pokok proses
Bab 4 metode harga pokok prosesBogel MumedtNdase
 
Bab 9 - Inventories, Additional Valuation Issues
Bab 9 - Inventories, Additional Valuation IssuesBab 9 - Inventories, Additional Valuation Issues
Bab 9 - Inventories, Additional Valuation Issuesmsahuleka
 
Biaya overhead pabrik departemen
Biaya overhead pabrik departemenBiaya overhead pabrik departemen
Biaya overhead pabrik departemenFika Ratnasari
 
Skb 5-penilaian-aspek-aspek-dalam-studi-kelayakan-bisnis
Skb 5-penilaian-aspek-aspek-dalam-studi-kelayakan-bisnisSkb 5-penilaian-aspek-aspek-dalam-studi-kelayakan-bisnis
Skb 5-penilaian-aspek-aspek-dalam-studi-kelayakan-bisnisSoedarman Albar
 
Buku Guru Matematika Kelas VII SMP Kurikulum 2013
Buku Guru Matematika Kelas VII SMP Kurikulum 2013Buku Guru Matematika Kelas VII SMP Kurikulum 2013
Buku Guru Matematika Kelas VII SMP Kurikulum 2013Randy Ikas
 
Buku matematika smp kelas 7 pegangan guru
Buku matematika smp kelas 7 pegangan guruBuku matematika smp kelas 7 pegangan guru
Buku matematika smp kelas 7 pegangan guruMuhammad Idris
 
Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #1
Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #1Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #1
Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #1Arry Rahmawan
 
Anggaran Penjualan
Anggaran PenjualanAnggaran Penjualan
Anggaran PenjualanMarieska L
 
Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #2
Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #2Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #2
Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #2Arry Rahmawan
 
Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #5
Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #5Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #5
Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #5Arry Rahmawan
 
Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #3
Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #3Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #3
Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #3Arry Rahmawan
 
Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #4
Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #4Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #4
Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #4Arry Rahmawan
 

Viewers also liked (18)

Hpp bersama & sampingan
Hpp bersama & sampinganHpp bersama & sampingan
Hpp bersama & sampingan
 
PERHITUNGAN BIAYA VARIABEL DAN LAPORAN SEGMEN ALAT UNTUK MANAJEMEN
PERHITUNGAN BIAYA VARIABEL DAN LAPORAN SEGMEN ALAT UNTUK MANAJEMEN PERHITUNGAN BIAYA VARIABEL DAN LAPORAN SEGMEN ALAT UNTUK MANAJEMEN
PERHITUNGAN BIAYA VARIABEL DAN LAPORAN SEGMEN ALAT UNTUK MANAJEMEN
 
Acctg presentation chap 19 bam disimulacion
Acctg presentation chap 19 bam disimulacionAcctg presentation chap 19 bam disimulacion
Acctg presentation chap 19 bam disimulacion
 
Harga Pokok Proses metode rata-rata tertimbang
Harga Pokok Proses metode rata-rata tertimbangHarga Pokok Proses metode rata-rata tertimbang
Harga Pokok Proses metode rata-rata tertimbang
 
Akuntansi biaya bab 8 . menghitung biaya bahan baku metode fifo
Akuntansi biaya  bab 8 . menghitung biaya bahan baku metode fifoAkuntansi biaya  bab 8 . menghitung biaya bahan baku metode fifo
Akuntansi biaya bab 8 . menghitung biaya bahan baku metode fifo
 
Bab 4 metode harga pokok proses
Bab 4   metode harga pokok prosesBab 4   metode harga pokok proses
Bab 4 metode harga pokok proses
 
Akuntansi biaya
Akuntansi biayaAkuntansi biaya
Akuntansi biaya
 
Bab 9 - Inventories, Additional Valuation Issues
Bab 9 - Inventories, Additional Valuation IssuesBab 9 - Inventories, Additional Valuation Issues
Bab 9 - Inventories, Additional Valuation Issues
 
Biaya overhead pabrik departemen
Biaya overhead pabrik departemenBiaya overhead pabrik departemen
Biaya overhead pabrik departemen
 
Skb 5-penilaian-aspek-aspek-dalam-studi-kelayakan-bisnis
Skb 5-penilaian-aspek-aspek-dalam-studi-kelayakan-bisnisSkb 5-penilaian-aspek-aspek-dalam-studi-kelayakan-bisnis
Skb 5-penilaian-aspek-aspek-dalam-studi-kelayakan-bisnis
 
Buku Guru Matematika Kelas VII SMP Kurikulum 2013
Buku Guru Matematika Kelas VII SMP Kurikulum 2013Buku Guru Matematika Kelas VII SMP Kurikulum 2013
Buku Guru Matematika Kelas VII SMP Kurikulum 2013
 
Buku matematika smp kelas 7 pegangan guru
Buku matematika smp kelas 7 pegangan guruBuku matematika smp kelas 7 pegangan guru
Buku matematika smp kelas 7 pegangan guru
 
Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #1
Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #1Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #1
Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #1
 
Anggaran Penjualan
Anggaran PenjualanAnggaran Penjualan
Anggaran Penjualan
 
Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #2
Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #2Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #2
Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #2
 
Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #5
Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #5Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #5
Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #5
 
Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #3
Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #3Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #3
Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #3
 
Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #4
Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #4Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #4
Contoh Desain Slide Presentasi Ilmiah Kreatif dan Menarik #4
 

Similar to AKUNTANSI PRODUK BERSAMA DAN SAMPINGAN

Akuntansi Biaya Kel. 8.pptx
Akuntansi Biaya Kel. 8.pptxAkuntansi Biaya Kel. 8.pptx
Akuntansi Biaya Kel. 8.pptxMasraLessy
 
11. Harga Pokok Produk Bersama dan Produk Sampingan.pptx
11. Harga Pokok Produk Bersama dan Produk Sampingan.pptx11. Harga Pokok Produk Bersama dan Produk Sampingan.pptx
11. Harga Pokok Produk Bersama dan Produk Sampingan.pptxHasrianiani7
 
PEMBAHASAN MATERI kELOMPOK 5 AB BAB 11.pptx
PEMBAHASAN MATERI kELOMPOK 5 AB BAB 11.pptxPEMBAHASAN MATERI kELOMPOK 5 AB BAB 11.pptx
PEMBAHASAN MATERI kELOMPOK 5 AB BAB 11.pptxDenzbaguseNugroho
 
Kalkulasi biaya produk sampingan dan gabungan
Kalkulasi biaya produk sampingan dan gabunganKalkulasi biaya produk sampingan dan gabungan
Kalkulasi biaya produk sampingan dan gabunganArif Setiawan
 
Pertemuan dua belas AKbi pengantar akutansi
Pertemuan dua belas AKbi pengantar akutansiPertemuan dua belas AKbi pengantar akutansi
Pertemuan dua belas AKbi pengantar akutansiMellyani Aprilia
 
PERTEMUAN 13 - HARGA POKOK PRODUK BERSAMA DAN PRODUK SAMPINGAN.pptx
PERTEMUAN 13 - HARGA POKOK PRODUK BERSAMA DAN PRODUK SAMPINGAN.pptxPERTEMUAN 13 - HARGA POKOK PRODUK BERSAMA DAN PRODUK SAMPINGAN.pptx
PERTEMUAN 13 - HARGA POKOK PRODUK BERSAMA DAN PRODUK SAMPINGAN.pptxSetiaBudiUtama
 
11 produk-bersama-dan-produk-sampingan
11 produk-bersama-dan-produk-sampingan11 produk-bersama-dan-produk-sampingan
11 produk-bersama-dan-produk-sampingankoranbekas
 
Akuntansi Biaya Bersama_Harga Pokok Bersama.pdf
Akuntansi Biaya Bersama_Harga Pokok Bersama.pdfAkuntansi Biaya Bersama_Harga Pokok Bersama.pdf
Akuntansi Biaya Bersama_Harga Pokok Bersama.pdfRiaMennita
 
8. Joint Cost.ppt
8. Joint Cost.ppt8. Joint Cost.ppt
8. Joint Cost.pptSupardi56
 
Produk bersama dan produk sampingan
Produk bersama dan produk sampinganProduk bersama dan produk sampingan
Produk bersama dan produk sampinganDiana Marlyna
 
BAHAN SETELAH MID BU SRI.doc
BAHAN SETELAH MID BU SRI.docBAHAN SETELAH MID BU SRI.doc
BAHAN SETELAH MID BU SRI.docNellyAgustini
 
Analisa break event point
Analisa break event pointAnalisa break event point
Analisa break event pointNur Matondang
 
Materi Pertemuan 2_Konsep Variable Costing.pptx
Materi Pertemuan 2_Konsep Variable Costing.pptxMateri Pertemuan 2_Konsep Variable Costing.pptx
Materi Pertemuan 2_Konsep Variable Costing.pptxRiaMennita
 
alokasi b.bersama.pptx
alokasi b.bersama.pptxalokasi b.bersama.pptx
alokasi b.bersama.pptxekopasie
 
93004 6-577039486071
93004 6-57703948607193004 6-577039486071
93004 6-577039486071Luthz Farhana
 
BAB 11 Penentuan Harga Pokok Produk Bersama dan Produk Sampingan.pptx
BAB 11 Penentuan Harga Pokok Produk Bersama dan Produk Sampingan.pptxBAB 11 Penentuan Harga Pokok Produk Bersama dan Produk Sampingan.pptx
BAB 11 Penentuan Harga Pokok Produk Bersama dan Produk Sampingan.pptxFrida Adnantara
 
sistem-biaya-standar.pdf
sistem-biaya-standar.pdfsistem-biaya-standar.pdf
sistem-biaya-standar.pdfsalvina3
 
P7 ANALISIS BIAYA_BEP.pptx
P7 ANALISIS BIAYA_BEP.pptxP7 ANALISIS BIAYA_BEP.pptx
P7 ANALISIS BIAYA_BEP.pptxAhmadKhusyaini
 

Similar to AKUNTANSI PRODUK BERSAMA DAN SAMPINGAN (20)

Akuntansi Biaya Kel. 8.pptx
Akuntansi Biaya Kel. 8.pptxAkuntansi Biaya Kel. 8.pptx
Akuntansi Biaya Kel. 8.pptx
 
11. Harga Pokok Produk Bersama dan Produk Sampingan.pptx
11. Harga Pokok Produk Bersama dan Produk Sampingan.pptx11. Harga Pokok Produk Bersama dan Produk Sampingan.pptx
11. Harga Pokok Produk Bersama dan Produk Sampingan.pptx
 
PEMBAHASAN MATERI kELOMPOK 5 AB BAB 11.pptx
PEMBAHASAN MATERI kELOMPOK 5 AB BAB 11.pptxPEMBAHASAN MATERI kELOMPOK 5 AB BAB 11.pptx
PEMBAHASAN MATERI kELOMPOK 5 AB BAB 11.pptx
 
Kalkulasi biaya produk sampingan dan gabungan
Kalkulasi biaya produk sampingan dan gabunganKalkulasi biaya produk sampingan dan gabungan
Kalkulasi biaya produk sampingan dan gabungan
 
Hpp bersama & sampingan
Hpp bersama & sampinganHpp bersama & sampingan
Hpp bersama & sampingan
 
Pertemuan dua belas AKbi pengantar akutansi
Pertemuan dua belas AKbi pengantar akutansiPertemuan dua belas AKbi pengantar akutansi
Pertemuan dua belas AKbi pengantar akutansi
 
PERTEMUAN 13 - HARGA POKOK PRODUK BERSAMA DAN PRODUK SAMPINGAN.pptx
PERTEMUAN 13 - HARGA POKOK PRODUK BERSAMA DAN PRODUK SAMPINGAN.pptxPERTEMUAN 13 - HARGA POKOK PRODUK BERSAMA DAN PRODUK SAMPINGAN.pptx
PERTEMUAN 13 - HARGA POKOK PRODUK BERSAMA DAN PRODUK SAMPINGAN.pptx
 
11 produk-bersama-dan-produk-sampingan
11 produk-bersama-dan-produk-sampingan11 produk-bersama-dan-produk-sampingan
11 produk-bersama-dan-produk-sampingan
 
Akuntansi Biaya Bersama_Harga Pokok Bersama.pdf
Akuntansi Biaya Bersama_Harga Pokok Bersama.pdfAkuntansi Biaya Bersama_Harga Pokok Bersama.pdf
Akuntansi Biaya Bersama_Harga Pokok Bersama.pdf
 
8. Joint Cost.ppt
8. Joint Cost.ppt8. Joint Cost.ppt
8. Joint Cost.ppt
 
Produk bersama dan produk sampingan
Produk bersama dan produk sampinganProduk bersama dan produk sampingan
Produk bersama dan produk sampingan
 
BAHAN SETELAH MID BU SRI.doc
BAHAN SETELAH MID BU SRI.docBAHAN SETELAH MID BU SRI.doc
BAHAN SETELAH MID BU SRI.doc
 
Analisa break event point
Analisa break event pointAnalisa break event point
Analisa break event point
 
Materi Pertemuan 2_Konsep Variable Costing.pptx
Materi Pertemuan 2_Konsep Variable Costing.pptxMateri Pertemuan 2_Konsep Variable Costing.pptx
Materi Pertemuan 2_Konsep Variable Costing.pptx
 
alokasi b.bersama.pptx
alokasi b.bersama.pptxalokasi b.bersama.pptx
alokasi b.bersama.pptx
 
93004 6-577039486071
93004 6-57703948607193004 6-577039486071
93004 6-577039486071
 
Harga pokok proses
Harga pokok prosesHarga pokok proses
Harga pokok proses
 
BAB 11 Penentuan Harga Pokok Produk Bersama dan Produk Sampingan.pptx
BAB 11 Penentuan Harga Pokok Produk Bersama dan Produk Sampingan.pptxBAB 11 Penentuan Harga Pokok Produk Bersama dan Produk Sampingan.pptx
BAB 11 Penentuan Harga Pokok Produk Bersama dan Produk Sampingan.pptx
 
sistem-biaya-standar.pdf
sistem-biaya-standar.pdfsistem-biaya-standar.pdf
sistem-biaya-standar.pdf
 
P7 ANALISIS BIAYA_BEP.pptx
P7 ANALISIS BIAYA_BEP.pptxP7 ANALISIS BIAYA_BEP.pptx
P7 ANALISIS BIAYA_BEP.pptx
 

Recently uploaded

Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 

Recently uploaded (20)

Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 

AKUNTANSI PRODUK BERSAMA DAN SAMPINGAN

  • 1.
  • 3. Produk bersama Produk Bersama adalah beberapa macam produk yang dihasilkan bersama- sama atau serempak dengan menggunakan satu macam atau beberapa macam bahan baku, tenaga kerja dan fasilitas pabrik yang sama dan masukkan (input) tersebut tidak diikuti jejaknya pada setiap macam produk tertentu. Biaya produk bersama bersifat homogen untuk seluruh produk sampai pada titik pisah. Nilai jual dari masing-masing produk bersama relatif sama sehingga tidak ada produk yang dianggap sebagi produk utama dan produk sampingan. Karakteristik produk bersama adalah: 1. Produk bersama mempunyai hubungan fisik satu dengan lainnya. Artinya jika satu produk bersama tertentu selesai diproses menjadi produk jadi maka pada saat yang sama juga telah selesai diproses produk bersama lainnya. Selain itu, jika dalam proses produksi kuantitas salah satu produk bersama ditambah maka produk bersama yang lain juga akan bertambah dengan jumlah yang proporsional. 2. Dalam memproses produk bersama selalu ada titik pisahnya (split-off point). 3. Setiap produk bersama mempunyai nilai yang relatif sama. Contoh: Pabrik penyulingan minyak mentah (crude oil) menghasikan minyak siap dikonsumsi berupa minyak gasolin, karosine, minyak diesel (solar), minyak bakar, minyak tanah, dll. .
  • 4. AKUNTANSI PRODUK BERSAMA ( JOINT PRODUCT) Perusahaan yang menghasilkan produk bersama pada umumnya menghadapi masalah pemasaran berbagai macam produknya, karena masing-masing produk mempunyai masalah pemasaran dan harga jual yang berbeda. Manajemen biasanya ingin mengetahui kontribusi masing-masing produk pada pendapatan perusahan. Oleh karena itu, perlu diketahui secara teliti biaya yang dibebankan pada masing-masing produk sebagai dasar perhitungan harga pokok setiap produk. Biaya produk bersama dialokasikan ke setiap produk bersama menggunakan metode nilai pasar, rata-rata biaya per satuan, rata-rata tertimbang dan unit kuantitatif. Metode Nilai Pasar / Nilai Jual Relatif Metode ini adalah metode yang sangat populer karena dengan argumennya bahwa harga produk merupakan manifestasi dari biaya produksinya. Metode ini mengasumsikan bahwa setiap produk yang dihasilkan dalam proses produksi bersama memilki nilai jual atau nilai pasar yang berbeda. Perbedaan nilai pasar disebabkan tingkat pemakaian biaya yang berbeda. . Terdapat dua metode dalam metode nilai jual relatif, yaitu: 1. Metode nilai pasar saat split-off point Metode ini digunakan ketika setelah split-off point tidak ada proses produksi lanjutan dan harga jual sudah diketahui pada saat itu. Biaya bersama (joint cost) dialokasikan ke masing-masing produk sesuai dengan perbandingan nilai jualnya terhadap nilai jual keseluruhan produk bersama.
  • 5. Contoh : PT “ABC” memproduksi 3 macam produk yaitu alfa, beta dan gamma. Biaya bersama yang dikeluarkan selama satu periode adalah sebsar Rp 20.000.000,00. Jumlah produksi dan harga jual masing-masing produk tertera pada table berikut: Produk Alfa Beta Gamma Penyelesaian : Jumlah unit 5.000 10.000 7.000 Harga unit Rp 1000 Rp 1500 Rp 1300 Produk Alfa Beta Jumlah unit 5.000 10.000 Harga unit 1000 800 Nilai jual 5.000.000 8.000.000 Gamma Jumlah 7.000 1300 9.100.000 41,18% 22.100.000 100% Rasio 22,62% 36,20% Alokasi 4.524.000 7.240.000 HPP/ unit 904,8 724 8.236.000 1.176,5 20.000.000
  • 6. 2. Metode nilai jual hipotesis Apabila suatu produk tidak bisa dijual pada saat titik pisah, maka harga tidak dapat diketahui pada saat titik pisah. Produk tersebut memerlukan proses tambahan sehingga harga jual tidak dapat dikethui sebelum dijual (setelah titk pisah). Dasar yang dapat digunakan dalam mengalokasikan biaya bersama adalah harga pasar hipotesis. Harga pasar hipotesis adalah nilai jual suatu produk setelah diproses lebih lanjut dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan untuk memproses lanjutan setelah pemisahan. Contoh : Dengan menggunakan data perusahaan PT. ABC pada contoh soal metode nilai pasar, diketahui biaya proses lanjutan masing-masing produk adalah sebagai berikut: Keterangan Produk Alfa Produk Beta Produk Gamma Unit Produksi 5.000 10.000 7.000 Harga Jual/unit Rp1.000 Rp 800 Rp1.300 Biaya Proses lanjutan/unit Rp400 Rp 300 Rp500
  • 7. Produk Hrg bersa jual/ ma kg Biaya Nilai jual Tmbha Hipotesis* n Alfa 1.000 400 600 Beta 800 300 500 500 800 Gamm 1.300 a *(Harga jual – biaya tambahan) **(rasio x 20.000.000) Jmlh Prduk 5.000 Nilai jual Rasio 3.000.000 22,06 % 10.000 5.000.000 36,76 % 7.000 5.600.000 41,18 % 13.600.00 100% 0 Alokasi ** (20.000.000) HPP /kg 4.412.000 7.352.000 735,2 8.236.000 1.176,6 20.000.000
  • 8. Metode rata-rata biaya per satuan Metode ini berupaya untuk mendistribusikan total biaya produksi gabungan ke berbagai produk atas dasar biaya per unit dan Penentuan biaya untuk setiap produk dihitung sesuai dengan proporsi kuantitas masing-masing produk yang dihasilkan. Contoh : Suatu perusahaan menghabiskan biaya Rp 2.000.000 untuk memproduksi 1000 liter produk dari minyak mentah. Rata-rata biaya produksi per unit adalah Rp 2.000 (Rp 2.000.000/1000) Produk Bensin Pelumas Minyak Tanah Solar Jumlah Kuantitas 350 250 300 100 1000 Rata-rata biaya per satuan Rp 2.000 Rp 2.000 Rp 2.000 Rp 2.000 Alokasi biaya bersama Rp 700.000 Rp 500.000 Rp 600.000 Rp 200.000 Rp 2.000.000
  • 9. Metode rata-rata tertimbang metode yang menggunakan bobot sebagai presentasi dari ukuran besarnya unit, kesulitan pembuatan, waktu yang dibutuhkan dan sebagainya sebagai dasar untuk mengalokasikan biaya bersama. Penentuan alokasi biaya bersama pada setiap produk didasarkan atas perkalian jumlah unit produk dengan angka penimbang, dan hasilnya digunakan sebagai dasar untuk alokasi. Contoh : Dari soal pada metode kedua (metode rata-rata biaya per satuan), diketahui bobot untuk bensin 4, pelumas 2, minyak tanah 3 dan solar 1. Alokasi biaya bersamanya sebagai berikut : Produk Bensin Pelumas Minyak tanah Jumlah produk 350 250 300 Solar Total 100 1000 Angka penimbang 4 2 3 1 Jumlah produk x angka penimbang 1400 500 900 100 2.900 Alokasi biaya bersama(2.000.000) Rp 965.517 Rp344.826 Rp620.689 Rp. 68.966 Rp 2.000.000
  • 10. Metode unit kuantitatif / satuan fisik Metode kuantitatif berupaya mendistribusikan total biaya gabungan berdasarkan satuan ukuran tertentu seperti kilogram, ton, liter, meter dan sebagainya. Contoh : Berikut adalah data produk yang dihasilkan dari satu ton batu bara yang menghabiskan biaya sebesar Rp 1.000.000 : Produk Kokas Kuantitas (pon) Presentase (%) Alokasi Biaya Bersama 1.200 60% Rp 600.000 Ter Batu Bara 300 15% Rp 150.000 Gas 500 25% Rp 250.000 2.000 100% Rp 1.000.000 Jumlah
  • 11. 2. Produk Sampingan (by-product) Istilah produk sampingan digunakan untuk suatu produk yang bernilai total relatif kecil dan diproduksi secara berbarengan dengan produk yang bernilai lebih besar. Produk yang nilainya lebih besar biasa disebut dengan produk utama. Produk sampingan juga bisa diartikan sebagai produk yang bukan tujuan utama operasi perusahaan tetapi tidak dapat dihindarkan terjadinya dalam proses pengolahan produk disebabkan sifat bahan yang diolah atau karena sifat pengolahan produk, kuantitas dan nilai produk sampingan relatif kecil dibandingkan dengan nilai keseluruhan produk. Pembedaan produk utama dan produk sampingan terletak pada nilai jualnya. Jika nilai jual salah satu produk relatif lebih kecil dari yang lainnya maka dikategorikan sebagai produk sampingan, sedangkan apabila produkproduk yang dihasilkan relatif sama maka dikategorikan sebagai produk bersama. Contoh: pada pabrik penggergajian kayu, kayu lapis dan papan kayu merupakan produk utama, sedangkan serbuk gergaji dan kayu bakar merupakan produk sampingan. a. Produksi sampingan yang dapat dijual setelah terpisah dari produk utama, tanpa memerlukan pengolahan lebih lanjut. b. Produk sampingan yang memerlukan proses pengolahan lebih lanjut setelah terpisah dari produk utama. Akuntansi Produk Sampingan (BY PRODUCT) Dalam produk sampingan, yang menjadikan permasalahan adalah bagaimana memperlakukan pendapatan penjualan produk sampingan tersebut. Pengakuan adanya produk sampingan ini menyangkut perlakuan terhadap harga pokok produk sampingan, biaya untuk memproses produk sampingan, dan hasil penjualan produk sampingan. Alokasi biaya bersama kepada produk utama dan produk sampingan pada umumnya dianggap tidak perlu, karena nilai produk sampingan relatif rendah bila dibandingkan dengan produk utama. Tetapi dalam kenyataannya ada beberapa metode yang mengalokasikan biaya bersama kepada produk utama dan produk sampingan.
  • 12. Metode Tanpa Harga Pokok Metode tanpa harga pokok dibagi menjadi 2 macam: Produk sampingan dapat langsung dijual pada saat saat titik pisah (split-offpoint) atau pengakuan atas pendapatan kotor. Metode ini memperlakukan penjualan produk sampingan berdasarkan penjualan kotor. Hal ini dilakukan karena biaya persediaan final dari produk utama dianggap terlalu tinggi sehingga menanggung biaya yang seharusnya dibebankan pada produk sampingan. Dalam metode ini penjualan atau pendapatan produk sampingan dalam laporan laba rugi dapat dikategorikan sebagai berikut : Pendapatan Penjualan Produk Sampingan Diperlakukan Sebagai Pendapatan Di Luar Usaha. Dalam metode ini pendapatan yang diperoleh dari penjualan produk sampingan dikurangi dengan penjualan returnya dicatat pada rekening “Pendapatan Penjualan Produk Sampingan” dan pada akhir periode akuntansi ditutup ke rekening Rugi Laba. Rekening Penjualan Produk Sampingan dicantumkan dalam laporan rugi laba kelompok penghasilan diluar usaha. Metode ini tidak mencoba menentukan harga pokok produk sampingan. Metode ini cocok digunakan dalam perusahaan yang: a. Nilai produk sampingannya tidak begitu penting atau tidak dapat ditentukan b. Penggunaan metode yang lebih teliti memerlukan biaya yang tidak sebanding dengan manfaat yang di peroleh. c. Saat terpisahnya produk sampingan dari produk utama tidak begitu jelas dan pembebanan harga pokok produk sampingan kepada produk utama tidak sebanding dengan manfaat yang diperoleh. Keberatan penggunaan metode ini adalah: a. Apabila akhir periode akuntansi terdapat persediaan produk sampingan, maka timbul masalah penilaian persediaan untuk tujuan pembuatan neraca perusahaan. b. Dapat mengakibatkan penandingan pendapatan dengan biaya tidak dalam periode yang tepat.
  • 13. Contoh: Diketahui data dari kegiatan operasional perusahaan “ABC” sebagai berikut: Unit Unit Produksi Produk Utama 16.200 unit Unit Unit Penjualan Produk Utama 13.500 unit Unit Unit Persediaan Awal Produk Utama 500 unit Har Unit Jual per Unit Rp. 700 Biay Harga produksi/unit produk utama Rp 500 Hasi Hasil Penjualan Produk Sampingan (2.000 x Rp 300) Beb Beban Pemasaran dan Administrasi Produk Utama Rp Rp. 600.000 Rp2 Rp 2.925.000
  • 14. PT. ABC Laporan Laba Rugi Periode 31 Desember 2000 Penjualan produk utama Harga Pokok Penjualan : Persediaan awal (500xRp 500) Total biaya produksi (16.200 x Rp 500) Tersedia dijual Persediaan akhir (3.200 x Rp 500) Laba Kotor Beban pemasaran dan administrasi Laba operasi Pendapatan lain-lain : Pendapatan penjualan produk sampingan Laba sebelum pajak Rp 10.125.000 Rp 250.000 Rp 8.100.000 + Rp 8.350.000 Rp 1.600.000 Rp 6.750.000- Rp 3.375.000 Rp 2.925.000Rp 450.000 Rp 600.000+ Rp 1.050.000 Pendapatan penjualan produk sampingan dijadikan sebagai pendapatan lain-lain sehingga akan menambah laba operasi secara langsung.
  • 15. b) Pendapatan penjualan produk sampingan dicatat sebagai tambahan pendapatan penjualan produk utama. Metode ini merupakan variasi dari metode pertama. Semua biaya produksi dikurangkan dari pendapatan penjualan semua produk (baik utama maupun sampingan) untuk mendapatkan laba bruto. Dalam metode ini tidak ada. KALKULASI HARGA POKOK PRODUK SAMPINGAN DAN PRODUK BERSAMA Pada umumnya setiap perusahaan industry akan menghasilkan lebih dari satu jenis produk. Produk yang memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan dan menjadi tujuan utama perusahaan merupakan produk utama (prime product), sedangkan produk yang tidak terelakkan untuk dihasilkan dan tidak menjadi tujuan utama perusahaan dapat dikategorikan menjadi dua macam ; 1. Produk yang tidak mempunyai nilai ekonomis, sehingga tidak dapat dijual. Produ ini dikenal dengan istilah limbah industry (waste) 2. Produk yang mempunyai nilai ekonomis berapapun besarnya, apakah akan menjadi bahan baku produk lain, atau dijual langsung kepasaran. Produk ini dapat dikategorikan produk samping (by-product) Apabila beberapa jenis produk dihasilkan dari satu kali proses produksi dengan biaya produksi yang sama, maka produk utama ini disebut produk bersama (joint product), sedangkan jika hanya menggunakan fasilitas yang sama, namun dengan bahan baku yang berbeda untuk menghasilkan berbagai jenis produk utama, maka produk ini disebut produk sekutu (co-product). Sifat Produk Sampingan 1. Nilai jualnya relative lebih rendah dari produk lain yang dihasilkan bersamanya sebagai produk utama apabila dapat dijual 2. Produk sampingan merupakan produk yang bukan tujuan utama usaha perusahaan 3. Jika tidak laku dijual, produk sampingan dikategorikan sebagai limbah industry Contoh produk sampingan : a. Serbuk kayu dalam industry penggergajian kayu b. Dedak dalam penggilingan padi c. Ampas dalam industry gula pasir d. Bungkil dalam industry minyak goring dari kacang tanah
  • 16. Sifat Produk Bersama 1. Dihasilkan dari biaya produk yang sama 2. Dihasilkan dalam satu kali proses produksi 3. Pada umumnya merupakan produk yang menjadi tujuan utama usaha perusahaan 4. Produk-produk tersebut mempunyai nilai ekonomis yang relative seimbang sesuai dengan kualitasnya 5. Tidak dapat dinyatakan sebagai limbah industry apabila produk tersebut tidak laku dijual Contoh produk bersama : a. Pabrik gula pasir yang menghasilkan beberapa jenis gula dari segi kualitas kadar gula maupun bentuknya. b. Penggilingan padi menghasilkan beras dan menir. c. Eksploitasi minyak menghasilkan minyak bensin, solar, minyak tanah, dll. Sifat Produk Gabungan 1. Nilainya relative sama 2. Merupakan produk utama sebagai tujuan usaha perusahaan. 3. Dihasilkan dari bahan baku yang berbeda, namun dengan fasilitas yang sama. Contoh produk sampingan : a. Industri furniture dengan menghasilkan meja, almari, tempat tidur, dll. b. Indusrti penggergajian kayu menghasilkan papan dan balok dari jenis kayu yang berbeda. c. Percetakan dan penerbitan menghasilkan berbagai barang cetakan dari bahan yang berbeda dan buku-buku dari terbitan yang berbeda.
  • 17. Menentukan Harga Pokok Produk Sampingan 1. Produk sampingan akan menimbulkan masalah dalam akuntansi apabila dinyatakan telah dijual atau digunakan sebagai bahan baku untuk diproses lebih lanjut menjadi produk lain. Hasil penjualan produk sampingan dapat diberlakukan dengan cara-cara berikut: Cara 1: Hasil penjualan produk sampingan dapat diberlakukan dengan salah satu cara sbb : a. Sebagai pendapatan lain-lain b. Penambah hasil penjualan produk utama c. Pengurang harga pokok penjualan produk utama d. Pengurang harga pokok produk utama Perlakuan tsb apabila perusahaan menganggap ; a. Produk sampingan dijual tanpa memerlukan proses lebih lanjut. b. Produk sampingan tidak memerlukan biaya penjualan dan biaya administrasi secara khusus c. Nilainya relatife kecil. Cara 2: pendapatan bersih dari hasil penjualan, ( hasil penjualan dikurangi dengan biaya produksi setelah titik pisah, biaya penjualan dan biaya administrasi) diperlakukan sebagaimana cara-cara pada cara 1. Perlakuan ini diterapkan apabila: a. Produk sampingan diproses lebih lanjut untuk dapat dijual. b. Penjualan produk sampingan memerlukan biaya penjualan dan atau biaya administrasi. Cara 3 : taksiran nilai pasar atau nilai pembelian apabila perusahaan membeli produk yang sejenis dengan produk yang dihasilkannya dari luar. 2. Produk sampingan diberlakukan sebagai persediaan, sehingga akan dilaporkan dalam laporan neraca. Perlakuan tsb diterapkan apabila: a. Manajemen menganggap produk sampingan mempunyai nilai ekonomis yang relative besar. b. Perusahaan akan memproses produk sampingan lebih lanjut.
  • 18. Produk sekutu (coproduct) Produk sekutu dapat didefinisikn sebagai beberapa macam produk yang dihasilkan dalam waktu yang sama, tetapi tidak berasal dari proses pengolahan yang sama atau tidak dari bahan baku yang sama. Contoh : Pabrik penggergajian dapat menghasilkan papan kayu dan kayu lapis dari berbagai jenis kayu log (kayu gelonggongan) yang diproses sehingga macam produk yang dihasilkan dapat berupa papan kayu jati, kayu meranti, kayu kanfer, begitu pula dapat dihasilkan kayu lapis jati,meranti atau kanfer.
  • 19. Karakteristik Produk Bersama, Produk Sampingan Dan Produk Sekutu a. Produk bersama dan produk sekutu merupakan tujuan utama kegiatan produksi. b. Dengan mengolah produk bersama, produsen tidak dapat menghindarkan diri untuk menghasilkan semua jenis produk bersama, jika ingin memproduksi salah satu diantara prduk bersama tersebut. c. Produk diproses secara bersamaan dan setiap produk mempunyai nilai yang relatif sama antara satu dengan yang lainnya. d. Setiap produk mempunyai hubungan fisik yang sangat erat dalam proses produksi. Apabila terjadi peningkatan kualitas untuk satu unit jenis produk yang dihasilkan, maka kualitas yang lain akan bertambah secara proporsional. e. Dalam produk bersama dikenal istilah Split-Off Point adalah saat dimana produkproduk tersebut dapat diidentifikasi atau dipisah ke masing-masing produk secara individual. f. Setelah Split-Off Point (titik pisah) tersebut dapat dijual pada titik pisah (secara langsung) dan dapat juga dijual setelah pisah (setelah proses lebih lanjut) untuk mendapatkan produk yang lebih menguntungkan. Biaya yang dikeluarkan untuk memproses produk lebih lanjut disebut biaya proses lanjutan atau biaya setelah titik pisah (severable cost)