Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Artikel analisis konsep kebijakan deviden
1. NAMA : WARDAH MEGA URJUWAN
NIM : 43219010100
ARTIKEL ANALISIS KONSEP KEBIJAKAN DEVIDEN
ABSTRAK
Deviden merupakan laba bersih perusahaan yang sebagian dibagikan kepada pemegang saham
berdasarkan dengan proporsi kepemilikan saham yang dimiliki. Kebijakan deviden adalah
kebijakan yang dimiliki perusahaan untuk membagikan labanya kepada para pemegang saham.
Kebijakan deviden merupakan suatu keputusan yang dapat diambil perusahaan dalam
memperlakukan laba yang diperoleh apakah akan dibagikan dalam bentuk dividen atau ditahan
untuk reinvestasi perusahaan. Tujuan pembagian deviden adalah untuk memaksimumkan
kemakmuran pemegang saham. Selain itu tujuan pembagian deviden juga untuk menunjukkan
likuiditas perusahaan, untuk memenuhi kebutuhan para pemegang saham akan pendapatan riil,
serta sebagai alat komunikasi antara manajer dan pemegang saham.
Kebijakan deviden dapat dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan perusahaan. Pertumbuhan
perusahaan yang tinggi akan mengurangi porsi dividen yang dibagikan kepada para pemegang
saham. Hal ini disebabkan karena perusahaaan akan menggunakan sebagian besar labanya untuk
membiayai pertumbuhannya, sehingga laba yang tersisa untuk dibagikan sebagai deviden akan
semakin kecil. Wahyudi dan Baidori (2008) menyatakan bahwa pertumbuhan perusahaan
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kebijakan deviden. Namun, hasil berbeda
dikemukakan oleh Wira (2013) dan Hardiatmo & Daljono (2013) yang menyatakan bahwa
pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan deviden.
PENDAHULUAN
Kebijakan dividend payout ratiodi dalam perusahaan masih menjadi topik yang cukup menarik
untuk dibicarakan dan dikaji kembali lebih lanjut. Mengingat kebijakan dividendpayout
ratiomemiliki dampak penting bagi banyak pihak yang terlibat di dalamnya. Bagi para pemegang
saham atau investor, dividen merupakan tingkat pengembalian investasi mereka berupa
kepemilikan saham yang diterbitkan perusahaan lain. Bagi pihak manajemen, pembagian dividen
ini nantinya akan mengurangikas yang dimiliki oleh perusahaan sehingga hal ini menyebabkan
kesempatan perusahaan untuk melakukan investasi menjadi berkurang. Kemudian bagi kreditor,
pembagian dividen dapat menjadi sinyal positif untuk melihat kemampuan perusahaan dalam
membayar bunga maupun melunasi pokok pinjaman. Umumnya para investor menanamkan
modalnya pada suatu perusahaan dengan tujuan utama yaitu mengharapkan returndalam bentuk
dividen maupun capital gain demi meningkatkan kesejahteraannya. Disisi lain, perusahaan juga
menginginkan adanya pertumbuhan yang terus meningkat untuk mempertahankan kelangsungan
hidupnya serta memberikan kesejahteraan yang lebih besar kepada para pemegang sahamnya.
2. Kebijakan dividen merupakan keputusan untuk menentukan besarnya bagian pendapatan yang
akan dibagikan pada para pemegang saham dan bagian yang akan ditahan perusahaan. Kebijakan
pembayaran dividen mempunyai dampak yang sangat penting bagi investor maupun perusahaan
yang akan membayarkan dividen. Besar kecilnya dividen yang akan dibagikan oleh perusahaan
tergantung pada kebijakan dari masing-masing perusahaan, sehingga pertimbangan manajemen
sangat di perlukan. Ini dikarenakan adanya perbedaan kepentingan pihak-pihak yang ada dalam
perusahaan. Bagi para investor mereka cenderung berharap pembayaran dividen lebih besar
sedangkan pihak manajemen cenderung menahan kas untuk membayar utang atau meningkatkan
investasi.Dividen adalah distribusi pendapatan perusahaan yang merupakan hak pemegang saham
yang dapat berupa kas, aktiva, atau bentuk lain (Sugiyono, 2009dalam Yasa dan Wirawati, 2016).
Kebijakan dividen adalah kebijakan untuk membagi keuntungan kepada pemegang saham
yangakan dibagikan dalam bentuk dividen dan besarnya laba ditahan untuk kebutuhan
perkembangan usaha. Proporsi yang dibayarkan kepada pemegang saham bergantung pada
kemampuan menghasilkan laba dan kebijakan dividen yang diterapkan oleh perusahaan.
Prosentase laba yang dibayarkan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen disebut dividend
payout ratio (DPR). Pembagian dividen yang lebih besar cenderung akan meningkatkan harga
saham yang berarti meningkatnya nilai perusahaan. Semakin besar laba memungkinkan semakin
besar prosentase dividen sehingga harga saham semakin meningkat.
LITERATUR TEORI
Kebijakan dividen (dividend policy) adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan
akandibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba
ditahan guna pembiayaan investasi dimasa datang. Apabila perusahaan memilih untuk
membagikan laba sebagai dividen makaakan mengurangi laba yang ditahan dan selanjutnya akan
mengurangi total sumber dana intern atau internal financing(Sartono, 2001dalam Setiawati,
2012).Laba ditahan merupakan salah satu sumber dana yang paling penting untuk membiayai
pertumbuhan perusahaan, sedangkan dividen merupakan aliran kas keluar yang dibayar kepada
pemegang saham. Dividen merupakan nilai pendapatan bersih perusahaan setelah pajak dikurangi
denganlaba ditahan yangdibagikan kepada pemegang saham sebagai keuntungan dari laba
perusahaan(Setiawati, 2012). Rasio pembayaran dividen (dividen payout ratio) yaitu perbandingan
antara dividend per share(DPS) dengan Earning Per Share (EPS).
Dividen merupakan proporsi laba atau keuntungan yang dibagikan kepada pemegang saham.
Jumlah yang diperoleh sebanding dengan jumlah lembar saham yang dimiliki pemegang sahamdan
disesuaikan dengan keuntungan yang diperoleh perusahaan. Nilai dan waktu pembayaran dividen
ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), dan nilai yang dibagikan berkisar antara
nol hingga berkisar sebesar laba bersih tahun berjalan atau tahun lalu (Aribowo, 2007).
3. Jenis-Jenis Dividen
Bentuk-bentuk dividen yang dibagikan perusahaan yaitu :
1. Dividen Tunai
Dividen yang paling umum sering dibagikandalam bentuk kas.Bagi pimpinan perusahaan yang
akan membagikan dividen dalam bentuk ini harus mempertimbangkan ketersediaan kas sebelum
membuat pengumuman adanya dividen tunai, apakah jumlah kas yang ada mencukupi untuk
pembagian dividen tersebut.
2. Dividen Asset Selain Kas (property dividend)
Kadang-kadang dividen dibagikan dalam bentuk asset selain kas, dividen dalam bentuk ini disebut
property dividend. Asset yang dibagikan bisa berbentuk surat-surat berharga perusahaan lain yang
dimiliki oleh perusahaan, barang daganganatau asset lain. Pemegang saham akan mencatat dividen
yang diterimanya ini sebesar harga pasar aset tersebut. Akan tetapi perusahaan yang membagikan
9 property dividend akan mencatat dividen ini sebesar nilai buku aset yang dibagikan.
3. Dividen Utang (ScripDividend)
Dividen utang (Scrip Dividend) timbul apabila laba tidak dibagi itu saldonya tidak mencukupi
untuk pembagian dividen, tetapi saldo kas yang ada tidak cukup. Oleh karena itu, pimpinan
perusahaan akan mengeluarkan Scrip Dividendyaitu janji tertulis untuk membayar jumlah tertentu
diwaktu yang akan datang.
4. Dividen Likuidasi
Dividen likuidasi adalah dividen yang sebagian merupakan pengembalian modal. Dividen
likuidasi ini dicatat dengan mendebit rekening pengembalian modal yang dalam neraca laporkan
sebagai pengurang modal saham. Apabila perusahaan membagikan dividen likuidasi, pemegang
saham harus diberitahu mengenai berapa jumlah pembagian laba dan berapa yang merupakan
pengembalian modal.
5. Dividen Saham(Stock Dividend)
Dividen saham adalah pembagian tambahan saham tanpa dipungut pembayaran kepada
pemegangsaham, sebanding dengan saham-saham yang dimilikinya.
Teori Kebijakan Dividen
Terdapat beberapa pendapat dan teori yang mengemukakan tentang dividen diantranya yaitu
(Brigham, 2004 seperti dikutip Setiawati, 2012) :
4. 1. Dividend Irrelevance Theory (ketidakrelevanan dividen)
Teori yang menyatakan bahwa kebijakan dividen perusahaan tidak mempunyai pengaruh terhadap
nilai perusahaan maupun biayamodalnya. Peningkatan pembayaran dividen hanya dimungkinkan
apabila laba yang diperoleh perusahaan juga meningkat. Keuntungan yang diperoleh atas kenaikan
harga saham akibat pembayaran dividen akan diimbangi dengan penurunan harga saham karena
adanya penjualan saham baru. Oleh karenanya pemegang saham dapat menerima kas dari
perusahaan saat ini dalam bentuk pembayaran dividen atau menerimanya dalam bentuk capital
gain. Kemakmuran pemegang saham sekali lagi tidak dipengaruhi oleh kebijakan dividen saat ini
maupun dimasa datang.
2. The Bird in Hand Theory
Teori ini sependapat dengan Gordon dan Lintner (1992) yang berpendapat bahwa investor lebih
merasa aman untuk memperoleh pendapatan berupa pembayaran dividen daripada menunggu
capital gain.
3. Tax Pteferance Theory
Teori ini menyatakan bahwa Investor menghendaki perusahaan untuk menahan laba setelah pajak
dan dipergunakan untuk pembiayaan investasi daripada dividen dalam bentuk kas. Oleh karenanya
perusahaan sebaiknya menentukan dividen payout ratioyang rendah atau bahkan tidak
membagikan dividen. Karena dividen cenderung dikenakan pajak yang lebih tinggi daripada
capital gain, maka investor akan meminta tingkat keuntungan yang lebih tinggi untuk saham
dengan dividen yield yang tinggi.
4. Devidend Relevance Theory (Relevan deviden)
Deviden adalah relevan untuk kondisi yang tidak pasti, investor dapat dipengaruhi oleh kebijakan
deviden.
PEMBAHASAN
Deviden adalah pembagian laba perusahaan yang diterima para pemegang saham sesuai dengan
persentase kepemilikiannya yang berasal dari keuntungan dari hasil operasi perusahaan selama
suatu periode. Kebijakan dividen adalah kebijakan untuk membagi keuntungan kepada pemegang
saham yang akan dibagikan dalam bentuk deviden dan besarnya laba ditahan untuk kebutuhan
perkembangan usaha. Konsep kebijakan dividen (dividend policy) adalah suatu konsep dengan
mempertimbangkan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada
pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan
investasi dimasa datang.
5. Macam-Macam Dividen kebijakan dividen yang dilakukan oleh perusahaan antara lain sebagai
berikut:
1. Kebijakan dividen yang stabil
Banyak perusahaan yang menjalankan kebijakan dividen yang stabil, artinya jumlah dividen
perlembar yang dibayarkan setiap tahunnya relatif tetap selama jangka waktu tertentu meskipun
pendapatan per lembar saham setiap tahunnya berfluktuasi.
2. Kebijakan dividen dengan penetapan jumlah dividen minimal plus jumlah ekstra tertentu
Kebijakan ini menetapkan jumlah rupiah minimal dividen per lembar saham tiap tahunnya. Dalam
keadaan keuangan yang lebih baik perusahaan akan membayarkan dividen ekstra diatas jumlah
minimal tersebut.
3. Kebijakan dividen dengan penetapan dividen payout ratio yang konstan
Jenis kebijakan dividen yang ketiga adalah penetapan dividen payout ratio yang konstan.
Perusahaan yang menjalankan kebijakan ini menetapkan dividen payout ratio yang konstan
misalnya 50%. Ini berarti bahwa jumlah dividen per lembar saham yang dibayarkan setiap
tahunnya akan berfluktuasi sesuai dengan perkembangan keuntungan netto yang diperoleh setiap
tahunnya.
4. Kebijakan dividen yang fleksibel
Kebijakan dividen yang terakhir adalah penetapan dividen payout ratio yang fleksibel, yang
besarnya setiap tahun disesuaikan dengan posisi financial dan kebijakan financial dari perusahaan
yang bersangkutan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen suatu perusahaan adalah sebagai berikut :
1. Posisi Likuiditas Perusahaan
Posisi kas atau likuiditas dari suatu perusahaan merupakan faktor yang penting yang harus
dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan untuk menetapkan besarnya dividen yang akan
dibayarkan kepada para pemegang saham.
2. Kebutuhan Dana untuk Membayar Hutang
Apabila perusahaan menetapkan bahwa pelunasan utangnya akan diambilkan dari laba ditahan,
berarti perusahaan harus menahan sebagian besar dari pendapatannya untuk keperluan tersebut,
yang ini berarti bahwa hanya sebagian kecil saja dari pendapatan atau earning yang dapat
dibayarkan sebagai dividen. Dengan kata lain perusahaan harus menetapkan dividen payout ratio
yang rendah.
6. 3. Tingkat Pertumbuhan Perusahaan
Makin cepat tingkat pertumbuhan suatu perusahaan, makin besar kebutuhan akan dana untuk
membiayai pertumbuhan perusahaan tersebut. Makin besar kebutuhan dana untuk waktu
mendatang untuk membiayai pertumbuhannya, perusahaan tersebut biasanya lebih senang untuk
menahan earningnya daripada dibayarkan sebagai dividen kepada para pemegang saham dengan
mengingat batasan-batasan biayanya.
4. Pengawasan terhadap Perusahaan
Pada pembelanjaan intern dalam rangka usaha mempertahankan “control” terhadap perusahaan,
berati mengurangi “dividen payout ratio”nya.
5. Kebutuhan dana perusahaan
Kebutuhan dana bagi perusahaan dalam kenyataanya merupakan factor yang harus
dipertimbangkan dalam menentukan kebijakan deviden yang akan diambil. Aliran kas perusahaan
yang diharapkan, pengeluaran modal dimasa datang yang diharapkan, kebutuhan tambahan
piutang dan persediaan, pola (skedul) pengurangan utang dan masih banyak faktor lain yang
mempengaruhi posisi kas perusahaan harus dipertimbangkan dalam analisis kebijakan deviden.
6. Likuiditas
Likuiditas perusahaan merupakan pertimbangan utama dalam banyak kebijakan deviden. Karena
deviden bagi perusahaan merupakan kas keluar, maka semakin besar posisi kas dan likuiditas
perusahaan secara keseluruhan akan semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar
deviden.
7. Kemampuan meminjam
Kemampuan meminjam dalam jangka pendek tersebut akan meningkatkan fleksibilitas likuiditas
perusahaan. Selain itu fleksibilitas perusahaan juga dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan
untuk bergerak di pasar modal dengan mengeluarkan obligasi. Perusahaan yang semakin besar dan
establish akan memiliki akses yang lebih baik di pasar modal. Kemampuan meminjam yang lebih
besar, fleksibilitas yang lebih besar akan memperbesar kemampuan membayar deviden.
7. 8. Keadaan pemegang saham
Jika perusahaan itu kepemilikan sahamnya relatif tertutup, manajemen biasanya mengetahui
deviden yang diharapkan oleh pemegang saham dan dapat bertindak dengan tepat. Jika hampir
semua pemegang saham berada dalam golongan high tax (pajak yang lebih tinggi) dan lebih suka
memperoleh capital gains, maka perusahaan dapat mempertahankan dividend payout yang rendah.
Dengan dividend payout yang rendah tentunya dapat diperkirakan apakah perusahaan akan
menahan laba untuk kesempatan investasi yang profitable. Untuk perusahaan yang jumlah
pemegang sahamnya besar hanya dapat menilai deviden yang diharapkan pemegang saham dalam
konteks pasar.
9. Stabilitas deviden
Bagi para investor faktor stabilitas deviden akan lebih menarik daripada dividend payout ratio
yang tinggi. Stabilitas disini dalam arti tetap memperhatikan tingkat pertumbuhan perusahaan,
yang ditunjukkan oleh koefisien arah yang positif. Bagi investor pembayaran dividen yang stabil
merupakan indikator prospek perusahaan yang stabil pula dengan demikian resiko perusahaan juga
relatif lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan dengan perusahaan yang membayar deviden
tidak stabil.
Stock Deviden
Stock Deviden adalah dividen yang diberikan kepada para pemegang saham dalam bentuk saham-
saham yang dikeluarkan oleh perusahaan itu sendiri. Di Indonesia saham yang dibagikan sebagai
dividen tersebut disebut saham bonus. Dengan demikian para pemegang saham mempunyai
jumlah lembar saham yang lebih banyak setelah menerima Stock Dividen. Dividen saham dapat
berupa saham yang jenisnya sama maupun yang jenisnya berbeda.. Tujuan perusahaan
memberikan stock deviden adalah untuk menghemat kas karena adanya kesempatan investasi yang
lebih menguntungkan.
Ada beberapa keuntungan yang bisa diperoleh perusahaan maupun pemegang saham dengan
stock deviden antara lain yaitu :
Keuntungan bagi pemegang saham
Jumlah saham yang dimiliki akan bertambah. Tanpa ada pengeluaran (walaupun
sebenarnya nilai investasi dan persentase kepemilikan saham tidak berubah, efeknya
mungkin mirip dengan stock split)
Tidak ada pajak yang harus dibayaran dengan menerima dividen saham dari perusahaan.
8. Keuntungan bagi perusahaan
Pembagian dividen saham membuat perusahaan bisa menyimpan laba dan kas
perusahaan. Dana tersebut bisa digunakan perusahaan untuk tujuan yang lain. Seperti
pengembangan usaha, pembayaran utang yang segera jatuh tempo atau digunakan untuk
pembayaran hal yang lain.
Struktur modal perusahaan lebih kuat. Dividen saham berasal dari pembagian laba
ditahan, dengan cara mememindahkan akun laba ditahan ke pos akun ekuitas saham biasa.
Maka jumlah ekuitas atau modal disetor perusahaan akan meningkat. Ujungnya struktur
modal perusahaan akan lebih kuat.
Likuiditas perdagangan saham akan meningkat. Pembagian dividen saham akan
membuat jumlah saham perusahaan yang beredar akan bertambah. Jumlah saham yang
bertambah ini, secara teori akan membuat harga saham tersebut menurun. Harga saham
yang murah akan menarik investor lain dalam membeli saham tersebut, dan perdagangan
saham perusahaan-pun akan semakin likuid. Kapitalisasi pasar tidak berubah. Mirip seperti
perusahaan yang melakukan stock split.
Kondisi keuangan tidak terganggu. Kondisi arus kas tidak akan terganggu karena
perusahaan tidak perlu mengeluarkan kas tunai untuk membayar dividen.
Stock Split
Stock split merupakan kebijakan untuk meningkatkan jumlah lembar saham dengan cara
pemecahan jumlah lembar saham menjadi jumlah lembar yang lebih banyak dengan pegurangan
nilai nominal saham yang lebih kecil secara proporsional. Oleh karena itu dengan stock splits harga
saham menjadi lebih murah. Tujuan stock splits adalah untuk menempatkan harga saham dalam
trading range tertentu.
Keuntungan Melakukan Stock Split
1. Dapat meningkatkan jumlah saham beredar suatu emiten di pasar modal. Dengan semakin
banyaknya jumlah saham beredar, diharapkan itu bisa meningkatkan likuiditas emiten.
2. Harga saham menjadi lebih terjangkau, sehingga itu diharapkan bisa menjangkau semua lapisan
investor, terutama investor dengan modal kecil-menengah. Investor dengan modal kecil-menengah
tentu saja akan berpikir ulang untuk membeli saham yang harganya dianggap “mahal”.
3. Seiring dengan peningkatan kinerja suatu emiten, diharapkan itu juga berdampak pada
pertumbuhan nilai saham yang meningkat tinggi.
9. Kerugian Melakukan Stock Split
Salah satu risiko yang terjadi dalam melakukan aksi stock split pada saham suatu emiten yaitu
penurunan harga saham yang begitu dalam. Hal tersebut dapat tejadi jika perusahaan memiliki
kinerja yang buruk setelah melakukan aksi stock split tersebut karena investor akan menghindari
emiten dengan fundamental yang buruk.
Repurchasing of stock
Sebagai alternatif terhadap pemberian dividen berupa uang tunai ( cash dividen ) , perusahaan
dapat mendistribusikan pendapatan kepada pemegang saham dengan cara membeli kembali saham
perusahaan ( repuchasing stock ).
Keuntungan stock repurchase bagi pemegang saham :
1. Stock repuchase sering di pandang sebagai tanda positif bagi investor karena pada
umumnya stock repuchase dilakukan jika perusahaan merasa bahwa saham “ undervalued
“.
2. Stock repuchase mengurangi jumlah saham yang beredar dipasar. Setelah stock repuchase
ada kemungkinan harga saham naik.
Kerugian bagi pemegang saham :
1. Perusahaan membeli kembali saham dengan harga yang terlalu tinggi sehingga merugikan
pemegang saham yang tidak menjual kembali sahamnya.
2. Keuntungan stock repuchase dalam bentuk capital gains, padahal sebagian investor
menyukai dividen.
Keuntungan bagi perusahaan :
1. Menghindari kenaikan dividen. Jika dividen naik terlalu tinggi dikhawatirkan di masa
mendatang perusahaan terpaksa membagi dividen yang lebih kecil ( pada masa sulit atau
banyak kebutuhan dana investasi ) yang dapat memberi petanda negatif. Stoc repuchase
merupakan alternatif yang baik untuk mendistribusikan penhasilan yang diatas normal (
extraordinary earnings ) kepada pemegang saham.
2. Dapat digunakan sebagai strategi untuk mengacau usaha pengambil – alihan perusahaan (
yang biasanya dilakukan dengan cara membeli saham sebanyak –b anyaknya hingga
mencapai jumlah saham mayoritas ) Stock repuchase dapat menggalkan usaha ini.
10. 3. Mengubah struktur modal perusahaan. Misalnya, perusahaan ingin meningkatkan rasio
hutang dengan cara menggunakan hutang baru untuk membeli kembali saham yang
beredar.
4. Saham yang ditarik kembali dapat dijual kembali ke pasar jika perusahaan membutuhkan
tambahan dana.
Kerugian bagi perusahaan adalah :
1. Dapat merusak image perusahaan karena sebagian investor merasa bahwa stock repuchase
merupakan indikator bahwa manajemen perusahaan tidak mempunyai proyek – proyek
baru yang baik. Namun demikian, jika perusahaan benar – benar tidak memiliki
kesempatan investasi yug baik, ia memang sebaiknya mendistribusikan dana kembali
kepada pemegang saham. Tidak banyak bukti empiris yang mendukung alasan ini.
2. Setelah stock repuchase, pasar mungkin merasa bahwa risiko perusahaan meningkat
sehingga dapat menurunkan harga saham.
Jika harus memilih antara stock repuchase dan pembayaran dividen tunai, pada pasar yang
sempurna ( dimana tidak ada pajak , biaya komisi untuk jual – beli saham dan efek sinyal dari
pemberian dividen ), investor akan indifferent terhadap ke 2 pilihan. Pada pasar yang tidak
sempurna, investor mungkin akan memiliki preferensi terhadap salah satu dari ke 2 alternatif
tersebut.
Ada 3 metode yang dapat digunakan untuk membeli kembali saham :
1. Saham dapat dibeli pada pasar terbuka ( open market )
2. Perusahaan membuat penawaran formal untuk membeli saham perusahaan dalam jumlah
tertentu dan harga tertentu ( pendekatan tender offer )
3. Perusahaan membeli sejumlah sahamnya kembali dari satu atau beberapa pemegang saham
besar ( pendekatan negotiated basis )
Contoh Kasus Analisis Konsep Kebijakan Deviden
1. Syalia Co sedang merencanakan untuk memperluas sarana produksinya tahun depan dengan
investasi Rp.15.000.000. Rasio utang terhadap total assets saat ini adalah 30% dan itu dianggap
merupakan struktur modal yang optimum, laba setelah pajak saat ini Rp. 5.000.000. Jika Kurman
Co berharap untuk mempertahankan 70% dividend payout ratio-nya, beberapa banyak eksternal
equity yang diperlukan untuk membiayai ekspansi tersebut ?
Jawaban :
Laba setelah pajak Rp 5.000.000,-
11. Dividend payout 70%
Dividen Rp. 3.500.000,-
Laba yang ditahan Rp. 1.500.000,-
Capital budget Rp. 15.000.000,-
Debt to total asset 30%
Total utang Rp. 4.500.000,-
Total equity 70% Rp. 10.500.000,- Laba ditahan Rp. 1.500.000,-
2. Apple Round Co memperoleh laba setelah pajak sebesar Rp. 14.000.000,- tahun yang lalu dan
membagikannya dalam bentuk dividen sebesar Rp. 4.200.000,-. Laba tersebut telah tumbuh
dengan tingkat pertumbuhan sebesar 7% per tahun selama 10 tahun. Pada tahun ini perusahaan
memperoleh laba sebesar Rp. 18.000.000,-. Kesempatan investasi yang tersedia sebesar Rp.
12.000.000,-. Hitunglah dividen untuk tahun ini di bawah setiap kebijakan berikut ini :
a. Payout yang konstan?
b. Pertumbuhan dividen yang stabil?
c. Residual dividend policy (anggap perusahaan berharap akan mempertahankan debt to total asset
ratio 40%)?
Jawaban :
a. Payout yang konstan
Payout Ratio = Rp. 4.200.000,− = 30%
Rp. 14.000.000,−
Payout Ratio = 30% (Rp.18.000.000,−) = Rp.5.400.000,−
b. Pertumbuhan 6% sehingga dividen yang dibayarkan = (1 + 6%) (Rp. 18.000.000,-)
= Rp.19.080.000,-
12. c. Residual dividend policy
Investasi Rp. 12.000.000,-
Persentase equity financing 60%__________
Equity financing Rp. 7.200.000,-
Laba yang diperoleh Rp. 18.000.000,-_
Dividen yang dibagikan Rp. 10.800.000,-
KESIMPULAN
Kebijakan deviden merupakan bagian yang tidak dapat dipisahan dengan keputusan pendanaan
perusahaan. Secara definisi, kebijakan deviden adalah keputusan apakah laba yang diperoleh
perusahaan pada akhir tahun akan dibagi kepada pemegang saham dalam bentuk deviden atau akan
ditahan untuk menambah modal guna pembiayaan investasi dimasa yang akan datang. Faktor yang
mempengaruhi kebijakan deviden yaitu posisi likuiditas perusahaan, kebutuhan dana untuk
membayar hutang, tingkat pertumbuhan perusahaan, pengawasan terhadap perusahaan,
kemampuan meminjam, tingkat keuntungan, stabilitas return, dan akses kepasar modal. Pendapat
tentang kebijakan deviden yaitu pendapat tentang ketidakrelevanan deviden (irrelevant theory) dan
Pendapat tentang relevansi deviden (relevant theory). Macam-macam kebijakan deviden yaitu
kebijakan deviden yang stabil, kebijakan deviden dengan penetapan jumlah deviden minimal
ditambah jumlah ekstra tertentu, kebijakan deviden dengan penetapan deviden payout ratio yang
konstan, dan kebijakan deviden yang stabil.
Dalam keputusan pembagian deviden perlu dipertimbangkan kelangsungan hidup dan
pertumbuhan perusahaan. Dengan demikian laba tidak seluruhnya dibagikan ke dalam bentuk
deviden namun perlu disisihkan untuk diinvestasikan kembali. Berkaitan dengan kebijakan
deviden tersebut terlihat bahwa terdapat beberapa pihak yang saling berbeda kepentingan, yaitu
antara kepentingan pemegang saham, pemegang obligasi, dan pihak perusahaan itu sendiri. Besar
kecilnya deviden yang akan dibayarkan oleh perusahaan tergantung pada kebijakan deviden dari
masing-masing perusahaan, sehingga pertimbangan manajen sangat diperlukan.
13. DAFTAR PUSTAKA
Gandhy, Fardinal, (2019). Analysis of Financial Ratio to Predict Financial Distress
Conditions (Empirical Study on Manufacturing Companies listed on the Indonesia
Stock Exchange for 2014-2017). International Journal of Business and Management
Invention (IJBMI), 8(6), 27-34.
Hanifah, S., Sarpingah, S., & Putra, Y. M., (2020). The Effect of Level of Education,
AccountingKnowledge,and UtilizationOfInformationTechnology TowardQualityThe
Quality of MSME ’ s Financial Reports. The 1st Annual Conference Economics,
Business, and Social Sciences, 1(3). https://doi.org/10.4108/eai.3-2-2020.163573
Herliansyah, Y., Nugroho, L., Ardilla, D., & Putra, Y. M., (2020). The Determinants
of Micro, Small and Medium Entrepreneur (MSME) Become Customer of Islamic
Banks (Religion, Religiosity, and Location of Islamic Banks ). The 1st Annual
Conference Economics, Business, and Social Sciences (ACEBISS) 2019, 1, (2).
https://doi.org/10.4108/eai.26-3-2019.2290775.
Putra, Y. M., (2017). Analisis Konsep Kebijakan Deviden. Modul Kuliah Manajemen
Keuangan. FEB-Universitas Mercu Buana: Jakarta
https://www.edusaham.com/2019/02/pengertian-stock-split-dan-reverse-stock-split-dan-
perbedaan.html
https://www.academia.edu/16713215/Kebijakan_deviden