SlideShare a Scribd company logo
Oleh : Emanueli Mendrofa, S.Pd
Variabel Random
Variabel random atau variabel acak adalah variabel yang nilai-nilainya ditentukan oleh
kesempatan atau variabel yang dapat bernilai numerik yang didefinisikan dalam suatu ruang
sampel. Misalnya, pelemparan sebuah dadu sebanyak 6 kali maka munculnya angka 1
sebanyak 0, 1, 2, 3, 4, 5, atau 6 kali merupakan suatu kesempatan.
Variabel random ada dua yaitu:
1. Variabel random diskrit
2. Variabel random kontinu
Variabel random diskrit adalah variabel random yang tidak mengambil seluruh nilai yang ada
dalam sebuah interval atau variabel yang hanya memiliki nilai tertentu. Nilainya merupakan
bilangan bulat dan asli, tidak berbentuk pecahan. Variabel random diskrit jika digambarkan
pada sebuah garis interval, akan berupa sederetan titik-titik yang terpisah.
0 1 2 3 4 5 6
Jika nilai yang mungkin dari variabel random X, yaitu himpunan hasil pemetaan adalah R,
berhingga atau tak berhingga, tetapi terbilang (himpunan terbilang adalah himpunan yang
semua anggotanya dapat disebut satu per satu) maka X disebut suatu variabel random diskrit.
Dengan demikian, X dapat mengambil nilai dari:
x1, x2, x3, . . ., xn atau
x1, x2, x3, . . ., xn, xn+1 dengan x ∈ 𝑅
Variabel random kontinu adalah variabel random yang mengambil seluruh nilai yang ada
dalam sebuah interval. Variabel random kontinu jika digambarkan pada sebuah garis interval,
akan berupa sederetan titik yang bersambung membentuk suatu garis lurus sebagai berikut.
Nilai variabel random kontinu dapat terjadi di mana pun dalam interval itu.
0 6
Jika nilai yang mungkin dari variabel random X (hasil dari X) merupakan semua nilai dalam
suatu interval atau benyaknya hasil pemetaan tak terbilang, maka X disebut variabel random
kontinu. Misal, daerah hasil dari variabel random kontinu X adalah:
Rx = X : 0 ≤ x ≤ 1, x bilangan real atau
Rx = Y : − ~ ≤ y ≤ ~, y bilangan real
Distribusi Teoretis atau distribusi probabilitas teoretis adalah suatu daftar yang
disusun berdasarkan probabilitas dari peristiwa-peristiwa bersangkutan.
Frekuensi dari distribusi itu diperoleh melalui perhitungan-perhitungan, karena itu
distribusi teoretis dapat pula diartikan sebagai distribusi yang frekuensinya
diperoleh secara matematis (perhitungan).
Sebuah mata uang logam dengan permukaan I = A dan permukaan II = B dilemparkan ke atas
sebanyak 3 kali. Buatkan distribusi teoretisnya dan gambarkan grafiknya!
Penyelesaian:
Dari pelemparan tersebut akan diperoleh ruang sampel dengan anggota sebanyak 8 (n = 8),
yaitu:
S = {AAA, AAB, ABA, ABB, BAA, BAB, BBA, BBB}
Jika X merupakan jumlah munculnya permukaan I (A) maka:
1. untuk AAA, didapat X = 3
2. untuk AAB, didapat X = 2
3. untuk ABA, didapat X = 2
4. untuk ABB, didapat X = 1
5. untuk BAA, didapat X = 2
6. untuk BAB, didapat X = 1
7. untuk BBA, didapat X = 1
8. untuk BBB, didapat X = 0
Dengan demikian: X = {0, 1, 2, 3} dimana n(S) = 8, n(0) = 1, n(1) = 3, n(2) = 3, dan n(3) = 1
Jika setiap nilai X dicari nilai probabilitasnya, maka distribusi teoretisnya adalah sebagai
berikut.
Untuk X = 0, maka P(X) =
n(0)
n(S)
=
1
8
= 0,125
Untuk X = 1, maka P(X) =
n(1)
n(S)
=
3
8
= 0,375
Untuk X = 2, maka P(X) =
n(2)
n(S)
=
3
8
= 0,375
Untuk X = 3, maka P(X) =
n(3)
n(S)
=
1
8
= 0,125
X P(X)
0
1
2
3
0,125
0,375
0,375
0,125
Jumlah 1,000
Tabel hasil pelemparan sebuah mata
uang logam sebanyak 3 kali
Grafik batangnya adalah
0
0,05
0,1
0,15
0,2
0,25
0,3
0,35
0,4
0 1 2 3
Distribusi teoretis, berdasarkan bentuk variabelnya, dibedakan atas dua jenis yaitu distribusi teoretis
diskrit dan distribusi teoretis kontinu.
a. Distribusi teoretis diskrit
Distribusi teoretis diskrit adalah suatu daftar atau distribusi dari semua nilai variabel random diskrit
dengan probabilitas terjadinya masing-masing nilai tersebut.
Distribusi yang tergolong ke dalam distribusi teoretis diskrit antara lain:
1. Distribusi binomial,
2. Distribusi hipergeometrik, dan
3. Distribusi Poisson
Misalkan X adalah variabel random diskrit dari ruang sampel S. Suatu fungsi f dikatakan
merupakan fungsi probabilitas atau distribusi dari variabel random diskrit (distribusi teoretis
diskrit) jika memenuhi syarat:
1. 𝑓 𝑥 ≥ 0, x ∈ R
2. 𝑓 𝑥𝑖 = 1
3. P X = 𝑥 = 𝑓 𝑥
1. Di dalam sebuah kotak terdapat 4 bola biru dan 2 bola kuning. Secara acak diambil 3 bola.
Tentukan distribusi probabilitas X, jika X menyatakan banyaknya bola kuning yang
terambil.
2. Sekeping uang logam diberi timbangan sedemikian rupa sehingga probabilitas munculnya
sisi G dua kali dari munculnya sisi A. Apabila uang logam dilemparkan 3 kali, buatlah
distribusi probabilitas munculnya sisi G.
1. Jumlah titik sampelnya adalah:
C3
6
=
6!
3! 6 − 3 !
=
1 × 2 × 3 × 4 × 5 × 6
1 × 2 × 3 1 × 2 × 3
=
120
6
= 20 titik sampel
Banyaknya cara mendapatkan bola kuning adalah Cx
2
Banyaknya cara mendapatkan bola biru adalah C3 − x
4
Distribusi probabilitasnya dinyatakan dengan:
P X = 𝑥 = 𝑓 𝑥 =
Cx
2
C3 − x
4
C3
6
, 𝑥 = 0, 1, 2
Untuk X = 0
P X = 0 =
C0
2
C3 − 0
4
C3
6
=
1 × 4
20
= 0,2
Untuk X = 1
P X = 1 =
C1
2
C3 − 1
4
C3
6
=
2 × 6
20
= 0,6
Untuk X = 2
P X = 2 =
C2
2
C3 − 2
4
C3
6
=
1 × 4
20
= 0,2
Distribusi probabilitasnya adalah:
X 0 1 2
P(X) 0,2 0,6 0,2
2. Dari pelemparan 3 kali mata uang logam tersebut didapatkan 8 titik sampel yaitu:
S = {AAA, AAG, AGA, AGG, GAA, GAG, GGA, GGG}
Misalkan X adalah banyaknya sisi G yang muncul.
Untuk X = 0 (AAA)
P X = 0 = 1
1
3
×
1
3
×
1
3
=
1
27
= 0,04
Untuk X = 1 (AAG, AGA, GAA)
P X = 1 = 3
2
3
×
1
3
×
1
3
= 3
2
27
=
6
27
= 0,22
Untuk X = 2 (GGA, GAG, AGG)
P X = 2 = 3
2
3
×
2
3
×
1
3
= 3
4
27
=
12
27
= 0,44
Untuk X = 3 (GGG)
P X = 3 = 1
2
3
×
2
3
×
2
3
=
8
27
= 0,3
Distribusi probabilitasnya adalah:
X 0 1 2 3
P(X) 0,04 0,22 0,44 0,3
b. Distribusi teoretis kontinu
Distribusi teoretis kontinu adalah suatu daftar atau distribusi dari semua nilai variabel
random kontinu dengan probabilitas terjadinya masinh-masing nilai tersebut. Misalkan X
adalah variabel random kontinu dari ruang sampel S. Suatu fungsi f dikatakan merupakan
fungsi probabilitas atau distribusi probabilitas variabel random kontinu X, jika memenuhi
syarat:
a) 𝑓(𝑥) ≥ 0, 𝑥 ∈ 𝑅 𝑥
b) −~
~
𝑓 𝑥 𝑑𝑥 = 1
c) 𝑃 𝑎 < 𝑋 < 𝑏 = 𝑎
𝑏
𝑓 𝑥 𝑑𝑥
Distribusi probabilitas dari variabel random kontinu disebut juga densitas atau fungsi
densitas (fungsi kepadatan) dari variabel random tersebut.
Distribusi yang tergolong ke dalam distribusi teoretis kontinu, antara lain:
1. Distribusi normal,
2. Distribusi 𝜒2
3. Distribusi F, dan
4. Distribusi t.
Suatu variabel random kontinu X yang memiliki nilai antara X = 1 dan X = 3 memiliki fungsi densitas
yang dinyatakan oleh
𝑓 𝑥 =
2 1 + 𝑥
21
Tentukan nilai P(X < 2)!
𝑃 𝑋 < 2 = 𝑃 1 < 𝑋 < 2
=
1
2
2 1 + 𝑥
21
𝑑𝑥 =
1
21
2𝑥 + 𝑥2
1
2
=
5
21
Nilai harapan atau harapan matematika dari distribusi teoretis sebenarnya adalah nilai rata-
rata hitung tertimbang jangka panjang dari distribusi teoretis itu, disimbolkan E(X) atau μ.
Misalkan X adalah suatu variabel random dengan distribusi probabilitas f(x) atau P(X = x)
maka nilai harapannya atau rata-rata hitung dirumuskan sebagai berikut.
1. untuk distribusi probabilitas diskrit
𝐸 𝑋 = 𝜇 = 𝑥 . 𝑓(𝑥) atau
𝐸 𝑋 = 𝜇 = (𝑥 . 𝑃(𝑥))
2. untuk distribusi probabilitas kontinu
𝐸 𝑋 = 𝜇 =
−~
~
𝑥 . 𝑓 𝑥 𝑑𝑥
Sekelompok ahli sebuah perusahaan terdiri atas 4 orang ahli manajemen dan 3 orang ahli
akuntansi. Akan dibentuk suatu komisi yang terdiri atas 3 orang (komisi tiga). Jika anggota
komisi tiga diambil secara acak dari ke-7 ahli tersebut, tentukan nilai harapan banyaknya ahli
manajemen yang dapat duduk dalam komisi tiga tersebut!
Misalkan X adalah banyaknya ahli manajemen dalam komisi tiga maka variabel random X
dapat memiliki nilai 0, 1, 2, 3. Distribusi probabilitas dari variabel X dapat dihitung dengan
menggunakan pendekatan kombinasi.
𝑓 𝑥 =
Cx
4
C3 − x
3
C3
7
, 𝑥 = 0, 1, 2, 3
Untuk X = 0
P 0 =
C0
4
C3 − 0
3
C3
7
=
1
35
Untuk X = 1
P 1 =
C1
4
C3 − 1
3
C3
7
=
12
35
Untuk X = 2
P 2 =
C2
4
C3 − 2
3
C3
7
=
18
35
Untuk X = 3
P 3 =
C3
4
C3 − 3
3
C3
7
=
4
35
Distribusi probabilitasnya adalah:
Nilai harapan ahli manajemen yang dapat duduk dalam komisi tiga adalah:
𝐸 𝑋 = 𝑥 . 𝑓(𝑥)
𝐸 𝑋 = 0 . 𝑓 0 + 1 . 𝑓 1 + 2 . 𝑓 2 + 3 . 𝑓 3
𝐸 𝑋 = 0 .
1
35
+ 1 .
12
35
+ 2 .
18
35
+ 3 .
4
35
𝐸 𝑋 = 1,7
X 0 1 2 3
f(X)
𝟏
𝟑𝟓
𝟏𝟐
𝟑𝟓
𝟏𝟖
𝟑𝟓
𝟒
𝟑𝟓
Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa andaikan komisi tiga itu dibentuk berulang-ulang
maka diharapkan banyaknya ahli manajemen dalam setiap komisi yang terbentuk adalah 1,7
atau 2 orang (sebagai pendekatan)
Dengan menggunakan nilai harapan ini maka varians atau simpangan baku (deviasi standar)
dari distribusi teoretis atau distribusi probabilitas (variabel random X) dapat dihitung, yaitu:
𝑉𝑎𝑟 𝑋 = 𝜎2 = 𝐸 𝑋2 − 𝐸 𝑋
2
atau
𝑉𝑎𝑟 𝑋 = 𝜎2 = 𝑥 − 𝜇 2 × 𝑃 𝑋
𝜎 = 𝑉𝑎𝑟 𝑋
Misalkan variabel random X memiliki distribusi probabilitas sebagai berikut:
Tentukan Var (X) dan simpangan bakunya.
X 0 1 2 3
f(X)
𝟏
𝟐𝟕
𝟔
𝟐𝟕
𝟏𝟐
𝟐𝟕
𝟖
𝟐𝟕
𝐸 𝑋 = 𝑥 . 𝑓(𝑥)
𝐸 𝑋 = 0 . 𝑓 0 + 1 . 𝑓 1 + 2 . 𝑓 2 + 3 . 𝑓 3
𝐸 𝑋 = 0 .
1
27
+ 1 .
6
27
+ 2 .
12
27
+ 3 .
8
27
𝐸 𝑋 = 2
𝐸 𝑋2 = 𝑥2 . 𝑓(𝑥)
𝐸 𝑋 = 0 .
1
27
+ 1 .
6
27
+ 4 .
12
27
+ 9 .
8
27
𝐸 𝑋 = 4,67
𝑉𝑎𝑟 𝑋 = 𝐸 𝑋2 − 𝐸 𝑋
2
𝑉𝑎𝑟 𝑋 = 4,67 − 22
𝑉𝑎𝑟 𝑋 = 0,67
𝜎 = 𝑉𝑎𝑟 𝑋
𝜎 = 0,67
𝜎 = 0,82
Distribusi teoretis

More Related Content

What's hot

Supremum dan infimum
Supremum dan infimum  Supremum dan infimum
Supremum dan infimum
Rossi Fauzi
 
Bab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluang
Bab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluangBab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluang
Bab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluang
Arif Windiargo
 
Makalah kelompok 4 metode simpleks
Makalah kelompok 4 metode simpleksMakalah kelompok 4 metode simpleks
Makalah kelompok 4 metode simpleks
Nila Aulia
 
Distribusi Seragam, Bernoulli, dan Binomial
Distribusi Seragam, Bernoulli, dan BinomialDistribusi Seragam, Bernoulli, dan Binomial
Distribusi Seragam, Bernoulli, dan Binomial
Silvia_Al
 
Metode numerik pertemuan 7 (interpolasi lagrange)
Metode numerik pertemuan 7 (interpolasi lagrange)Metode numerik pertemuan 7 (interpolasi lagrange)
Metode numerik pertemuan 7 (interpolasi lagrange)
Nerossi Jonathan
 
Sifat sifat Determinan
Sifat sifat DeterminanSifat sifat Determinan
Sifat sifat Determinan
bagus222
 
Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )
Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )
Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )
Kelinci Coklat
 
Proposisi Logika Matematika
Proposisi Logika MatematikaProposisi Logika Matematika
Proposisi Logika Matematika
Taufik_Yui
 
Beberapa distribusi peluang diskrit (1)
Beberapa distribusi peluang diskrit (1)Beberapa distribusi peluang diskrit (1)
Beberapa distribusi peluang diskrit (1)
Raden Maulana
 
F.PFungsi pembangkit-momen-final
F.PFungsi pembangkit-momen-finalF.PFungsi pembangkit-momen-final
F.PFungsi pembangkit-momen-final
Didi Agus
 
Pembuktian Sifat – Sifat Operasi Matriks
Pembuktian Sifat – Sifat Operasi MatriksPembuktian Sifat – Sifat Operasi Matriks
Pembuktian Sifat – Sifat Operasi MatriksIpit Sabrina
 
Dasar dasar matematika teknik optimasi (matrix hessian)
Dasar dasar matematika teknik optimasi (matrix hessian)Dasar dasar matematika teknik optimasi (matrix hessian)
Dasar dasar matematika teknik optimasi (matrix hessian)
Muhammad Ali Subkhan Candra
 
Pengenalan Persamaan Differensial Parsial
Pengenalan Persamaan Differensial ParsialPengenalan Persamaan Differensial Parsial
Pengenalan Persamaan Differensial Parsial
SCHOOL OF MATHEMATICS, BIT.
 
Pertemuan 02 teori dasar himpunan
Pertemuan 02   teori dasar himpunanPertemuan 02   teori dasar himpunan
Pertemuan 02 teori dasar himpunanFajar Istiqomah
 
Integral Lipat Tiga
Integral Lipat TigaIntegral Lipat Tiga
Integral Lipat Tiga
Kelinci Coklat
 
Makalah STATISTIK MAEMATIKA II VARIABEL RANDOM
Makalah STATISTIK MAEMATIKA II VARIABEL RANDOMMakalah STATISTIK MAEMATIKA II VARIABEL RANDOM
Makalah STATISTIK MAEMATIKA II VARIABEL RANDOM
Nila Aulia
 
Distribusi hipergeometrik
Distribusi hipergeometrikDistribusi hipergeometrik
Distribusi hipergeometrik
Eman Mendrofa
 
Konsep dasar pendugaan parameter
Konsep dasar pendugaan parameterKonsep dasar pendugaan parameter
Konsep dasar pendugaan parameter
matematikaunindra
 
VARIABEL RANDOM & DISTRIBUSI PELUANG
VARIABEL RANDOM & DISTRIBUSI PELUANGVARIABEL RANDOM & DISTRIBUSI PELUANG
VARIABEL RANDOM & DISTRIBUSI PELUANG
Universitas Qomaruddin, Gresik, Indonesia
 
Kumpulan soal-latihan-andat-statdas-biostat-2011
Kumpulan soal-latihan-andat-statdas-biostat-2011Kumpulan soal-latihan-andat-statdas-biostat-2011
Kumpulan soal-latihan-andat-statdas-biostat-2011
Heri Setiawan
 

What's hot (20)

Supremum dan infimum
Supremum dan infimum  Supremum dan infimum
Supremum dan infimum
 
Bab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluang
Bab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluangBab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluang
Bab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluang
 
Makalah kelompok 4 metode simpleks
Makalah kelompok 4 metode simpleksMakalah kelompok 4 metode simpleks
Makalah kelompok 4 metode simpleks
 
Distribusi Seragam, Bernoulli, dan Binomial
Distribusi Seragam, Bernoulli, dan BinomialDistribusi Seragam, Bernoulli, dan Binomial
Distribusi Seragam, Bernoulli, dan Binomial
 
Metode numerik pertemuan 7 (interpolasi lagrange)
Metode numerik pertemuan 7 (interpolasi lagrange)Metode numerik pertemuan 7 (interpolasi lagrange)
Metode numerik pertemuan 7 (interpolasi lagrange)
 
Sifat sifat Determinan
Sifat sifat DeterminanSifat sifat Determinan
Sifat sifat Determinan
 
Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )
Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )
Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )
 
Proposisi Logika Matematika
Proposisi Logika MatematikaProposisi Logika Matematika
Proposisi Logika Matematika
 
Beberapa distribusi peluang diskrit (1)
Beberapa distribusi peluang diskrit (1)Beberapa distribusi peluang diskrit (1)
Beberapa distribusi peluang diskrit (1)
 
F.PFungsi pembangkit-momen-final
F.PFungsi pembangkit-momen-finalF.PFungsi pembangkit-momen-final
F.PFungsi pembangkit-momen-final
 
Pembuktian Sifat – Sifat Operasi Matriks
Pembuktian Sifat – Sifat Operasi MatriksPembuktian Sifat – Sifat Operasi Matriks
Pembuktian Sifat – Sifat Operasi Matriks
 
Dasar dasar matematika teknik optimasi (matrix hessian)
Dasar dasar matematika teknik optimasi (matrix hessian)Dasar dasar matematika teknik optimasi (matrix hessian)
Dasar dasar matematika teknik optimasi (matrix hessian)
 
Pengenalan Persamaan Differensial Parsial
Pengenalan Persamaan Differensial ParsialPengenalan Persamaan Differensial Parsial
Pengenalan Persamaan Differensial Parsial
 
Pertemuan 02 teori dasar himpunan
Pertemuan 02   teori dasar himpunanPertemuan 02   teori dasar himpunan
Pertemuan 02 teori dasar himpunan
 
Integral Lipat Tiga
Integral Lipat TigaIntegral Lipat Tiga
Integral Lipat Tiga
 
Makalah STATISTIK MAEMATIKA II VARIABEL RANDOM
Makalah STATISTIK MAEMATIKA II VARIABEL RANDOMMakalah STATISTIK MAEMATIKA II VARIABEL RANDOM
Makalah STATISTIK MAEMATIKA II VARIABEL RANDOM
 
Distribusi hipergeometrik
Distribusi hipergeometrikDistribusi hipergeometrik
Distribusi hipergeometrik
 
Konsep dasar pendugaan parameter
Konsep dasar pendugaan parameterKonsep dasar pendugaan parameter
Konsep dasar pendugaan parameter
 
VARIABEL RANDOM & DISTRIBUSI PELUANG
VARIABEL RANDOM & DISTRIBUSI PELUANGVARIABEL RANDOM & DISTRIBUSI PELUANG
VARIABEL RANDOM & DISTRIBUSI PELUANG
 
Kumpulan soal-latihan-andat-statdas-biostat-2011
Kumpulan soal-latihan-andat-statdas-biostat-2011Kumpulan soal-latihan-andat-statdas-biostat-2011
Kumpulan soal-latihan-andat-statdas-biostat-2011
 

Similar to Distribusi teoretis

statistik
statistikstatistik
statistik
Sartika Eka
 
ditribusi teoritis
ditribusi teoritisditribusi teoritis
ditribusi teoritis
MunajiMoena
 
pembahasan terdahulu rumus yg terjadi di
pembahasan terdahulu rumus yg terjadi dipembahasan terdahulu rumus yg terjadi di
pembahasan terdahulu rumus yg terjadi di
RizalFitrianto
 
DISTRIBUSI PROBABILITAS
DISTRIBUSI PROBABILITASDISTRIBUSI PROBABILITAS
DISTRIBUSI PROBABILITAS
Husna Sholihah
 
Klp 1
Klp 1Klp 1
jbptunikompp-gdl-triraharjo-23425-4-4.peuba-).ppt
jbptunikompp-gdl-triraharjo-23425-4-4.peuba-).pptjbptunikompp-gdl-triraharjo-23425-4-4.peuba-).ppt
jbptunikompp-gdl-triraharjo-23425-4-4.peuba-).ppt
RoulyPinyEshylvesthe
 
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
ratnawijayanti31
 
Konsep distribusi peluang_kontinu(9)
Konsep distribusi peluang_kontinu(9)Konsep distribusi peluang_kontinu(9)
Konsep distribusi peluang_kontinu(9)
rizka_safa
 
Statistika - Distribusi peluang
Statistika - Distribusi peluangStatistika - Distribusi peluang
Statistika - Distribusi peluang
Yusuf Ahmad
 
PERT 6 pengantar teori peluang peubah acak nilai harapan
PERT 6 pengantar teori peluang peubah acak nilai harapanPERT 6 pengantar teori peluang peubah acak nilai harapan
PERT 6 pengantar teori peluang peubah acak nilai harapan
DestriaPutri3
 
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution (2)
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution (2)APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution (2)
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution (2)
Rani Nooraeni
 
01 sistem bilangan real
01 sistem bilangan real01 sistem bilangan real
01 sistem bilangan real
sri puji lestari
 
APG Pertemuan 1-2 (1)
APG Pertemuan 1-2 (1)APG Pertemuan 1-2 (1)
APG Pertemuan 1-2 (1)
Rani Nooraeni
 
Emilia wati semester 3 akuntansi_bab 1
Emilia wati semester 3 akuntansi_bab 1Emilia wati semester 3 akuntansi_bab 1
Emilia wati semester 3 akuntansi_bab 1
Emilia Wati
 
Modul kalkulus i_bab_i_(bil_riil)[1]
Modul kalkulus i_bab_i_(bil_riil)[1]Modul kalkulus i_bab_i_(bil_riil)[1]
Modul kalkulus i_bab_i_(bil_riil)[1]
089697859631
 
APG Pertemuan 3 : Sample Geometry and Random Sampling (1)
APG Pertemuan 3 : Sample Geometry and Random Sampling (1)APG Pertemuan 3 : Sample Geometry and Random Sampling (1)
APG Pertemuan 3 : Sample Geometry and Random Sampling (1)
Rani Nooraeni
 
1-teori-pendukung.ppt
1-teori-pendukung.ppt1-teori-pendukung.ppt
1-teori-pendukung.ppt
MarianaSitanggang3
 
BAB II AKAR-AKAR PERSAMAAN.pptx
BAB II AKAR-AKAR PERSAMAAN.pptxBAB II AKAR-AKAR PERSAMAAN.pptx
BAB II AKAR-AKAR PERSAMAAN.pptx
NaufalDhiyaulhaq2
 
Transformasi Peubah Acak dan Distribusinya
Transformasi Peubah Acak dan Distribusinya Transformasi Peubah Acak dan Distribusinya
Transformasi Peubah Acak dan Distribusinya
State University of Medan
 

Similar to Distribusi teoretis (20)

statistik
statistikstatistik
statistik
 
ditribusi teoritis
ditribusi teoritisditribusi teoritis
ditribusi teoritis
 
pembahasan terdahulu rumus yg terjadi di
pembahasan terdahulu rumus yg terjadi dipembahasan terdahulu rumus yg terjadi di
pembahasan terdahulu rumus yg terjadi di
 
DISTRIBUSI PROBABILITAS
DISTRIBUSI PROBABILITASDISTRIBUSI PROBABILITAS
DISTRIBUSI PROBABILITAS
 
Klp 1
Klp 1Klp 1
Klp 1
 
jbptunikompp-gdl-triraharjo-23425-4-4.peuba-).ppt
jbptunikompp-gdl-triraharjo-23425-4-4.peuba-).pptjbptunikompp-gdl-triraharjo-23425-4-4.peuba-).ppt
jbptunikompp-gdl-triraharjo-23425-4-4.peuba-).ppt
 
Variabel acak dan nilai harapan (Statistik Ekonomi II)
Variabel acak dan nilai harapan (Statistik Ekonomi II)Variabel acak dan nilai harapan (Statistik Ekonomi II)
Variabel acak dan nilai harapan (Statistik Ekonomi II)
 
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
 
Konsep distribusi peluang_kontinu(9)
Konsep distribusi peluang_kontinu(9)Konsep distribusi peluang_kontinu(9)
Konsep distribusi peluang_kontinu(9)
 
Statistika - Distribusi peluang
Statistika - Distribusi peluangStatistika - Distribusi peluang
Statistika - Distribusi peluang
 
PERT 6 pengantar teori peluang peubah acak nilai harapan
PERT 6 pengantar teori peluang peubah acak nilai harapanPERT 6 pengantar teori peluang peubah acak nilai harapan
PERT 6 pengantar teori peluang peubah acak nilai harapan
 
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution (2)
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution (2)APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution (2)
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution (2)
 
01 sistem bilangan real
01 sistem bilangan real01 sistem bilangan real
01 sistem bilangan real
 
APG Pertemuan 1-2 (1)
APG Pertemuan 1-2 (1)APG Pertemuan 1-2 (1)
APG Pertemuan 1-2 (1)
 
Emilia wati semester 3 akuntansi_bab 1
Emilia wati semester 3 akuntansi_bab 1Emilia wati semester 3 akuntansi_bab 1
Emilia wati semester 3 akuntansi_bab 1
 
Modul kalkulus i_bab_i_(bil_riil)[1]
Modul kalkulus i_bab_i_(bil_riil)[1]Modul kalkulus i_bab_i_(bil_riil)[1]
Modul kalkulus i_bab_i_(bil_riil)[1]
 
APG Pertemuan 3 : Sample Geometry and Random Sampling (1)
APG Pertemuan 3 : Sample Geometry and Random Sampling (1)APG Pertemuan 3 : Sample Geometry and Random Sampling (1)
APG Pertemuan 3 : Sample Geometry and Random Sampling (1)
 
1-teori-pendukung.ppt
1-teori-pendukung.ppt1-teori-pendukung.ppt
1-teori-pendukung.ppt
 
BAB II AKAR-AKAR PERSAMAAN.pptx
BAB II AKAR-AKAR PERSAMAAN.pptxBAB II AKAR-AKAR PERSAMAAN.pptx
BAB II AKAR-AKAR PERSAMAAN.pptx
 
Transformasi Peubah Acak dan Distribusinya
Transformasi Peubah Acak dan Distribusinya Transformasi Peubah Acak dan Distribusinya
Transformasi Peubah Acak dan Distribusinya
 

More from Eman Mendrofa

Kuantor dan Validitas Pembuktian
Kuantor dan Validitas PembuktianKuantor dan Validitas Pembuktian
Kuantor dan Validitas Pembuktian
Eman Mendrofa
 
Kata Hubung Kalimat Logika Matematika
Kata Hubung Kalimat Logika MatematikaKata Hubung Kalimat Logika Matematika
Kata Hubung Kalimat Logika Matematika
Eman Mendrofa
 
Logika Matematika, Proposisi Majemuk, Tautologi
Logika Matematika, Proposisi Majemuk, TautologiLogika Matematika, Proposisi Majemuk, Tautologi
Logika Matematika, Proposisi Majemuk, Tautologi
Eman Mendrofa
 
Diagram Venn Beserta Contoh Soal
Diagram Venn Beserta Contoh SoalDiagram Venn Beserta Contoh Soal
Diagram Venn Beserta Contoh Soal
Eman Mendrofa
 
Relasi dan Hasil kali Cartesius
Relasi dan Hasil kali CartesiusRelasi dan Hasil kali Cartesius
Relasi dan Hasil kali Cartesius
Eman Mendrofa
 
Kardinalitas dan Operasi Dua Himpunan
Kardinalitas dan Operasi Dua HimpunanKardinalitas dan Operasi Dua Himpunan
Kardinalitas dan Operasi Dua Himpunan
Eman Mendrofa
 
Pengertian dan Cara Menyatakan Himpunan
Pengertian dan Cara Menyatakan HimpunanPengertian dan Cara Menyatakan Himpunan
Pengertian dan Cara Menyatakan Himpunan
Eman Mendrofa
 
Presentasi power point - operasi hitung bilangan bulat
Presentasi power point  - operasi hitung bilangan bulatPresentasi power point  - operasi hitung bilangan bulat
Presentasi power point - operasi hitung bilangan bulat
Eman Mendrofa
 
Persamaan Logaritma, sifat-sifat Logaritma
Persamaan Logaritma, sifat-sifat LogaritmaPersamaan Logaritma, sifat-sifat Logaritma
Persamaan Logaritma, sifat-sifat Logaritma
Eman Mendrofa
 
Persamaan dan Pertidaksamaan Eksponen
Persamaan dan Pertidaksamaan EksponenPersamaan dan Pertidaksamaan Eksponen
Persamaan dan Pertidaksamaan Eksponen
Eman Mendrofa
 
Persamaan dan Pertidaksamaan Nilai Mutlak
Persamaan dan Pertidaksamaan Nilai MutlakPersamaan dan Pertidaksamaan Nilai Mutlak
Persamaan dan Pertidaksamaan Nilai Mutlak
Eman Mendrofa
 
Persamaan Kuadrat
Persamaan KuadratPersamaan Kuadrat
Persamaan Kuadrat
Eman Mendrofa
 
Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel
Sistem Persamaan Linear Tiga VariabelSistem Persamaan Linear Tiga Variabel
Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel
Eman Mendrofa
 
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Sistem Persamaan Linear Dua VariabelSistem Persamaan Linear Dua Variabel
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Eman Mendrofa
 
Persamaan dan Pertidaksamaan Linear
Persamaan dan Pertidaksamaan LinearPersamaan dan Pertidaksamaan Linear
Persamaan dan Pertidaksamaan Linear
Eman Mendrofa
 
Induksi Matematika
Induksi MatematikaInduksi Matematika
Induksi Matematika
Eman Mendrofa
 
Deret Geometri Tak Hingga
Deret Geometri Tak HinggaDeret Geometri Tak Hingga
Deret Geometri Tak Hingga
Eman Mendrofa
 
Barisan dan Deret
Barisan dan DeretBarisan dan Deret
Barisan dan Deret
Eman Mendrofa
 
Notasi sigma
Notasi sigmaNotasi sigma
Notasi sigma
Eman Mendrofa
 
Pengulangan Visual Basic
Pengulangan Visual BasicPengulangan Visual Basic
Pengulangan Visual Basic
Eman Mendrofa
 

More from Eman Mendrofa (20)

Kuantor dan Validitas Pembuktian
Kuantor dan Validitas PembuktianKuantor dan Validitas Pembuktian
Kuantor dan Validitas Pembuktian
 
Kata Hubung Kalimat Logika Matematika
Kata Hubung Kalimat Logika MatematikaKata Hubung Kalimat Logika Matematika
Kata Hubung Kalimat Logika Matematika
 
Logika Matematika, Proposisi Majemuk, Tautologi
Logika Matematika, Proposisi Majemuk, TautologiLogika Matematika, Proposisi Majemuk, Tautologi
Logika Matematika, Proposisi Majemuk, Tautologi
 
Diagram Venn Beserta Contoh Soal
Diagram Venn Beserta Contoh SoalDiagram Venn Beserta Contoh Soal
Diagram Venn Beserta Contoh Soal
 
Relasi dan Hasil kali Cartesius
Relasi dan Hasil kali CartesiusRelasi dan Hasil kali Cartesius
Relasi dan Hasil kali Cartesius
 
Kardinalitas dan Operasi Dua Himpunan
Kardinalitas dan Operasi Dua HimpunanKardinalitas dan Operasi Dua Himpunan
Kardinalitas dan Operasi Dua Himpunan
 
Pengertian dan Cara Menyatakan Himpunan
Pengertian dan Cara Menyatakan HimpunanPengertian dan Cara Menyatakan Himpunan
Pengertian dan Cara Menyatakan Himpunan
 
Presentasi power point - operasi hitung bilangan bulat
Presentasi power point  - operasi hitung bilangan bulatPresentasi power point  - operasi hitung bilangan bulat
Presentasi power point - operasi hitung bilangan bulat
 
Persamaan Logaritma, sifat-sifat Logaritma
Persamaan Logaritma, sifat-sifat LogaritmaPersamaan Logaritma, sifat-sifat Logaritma
Persamaan Logaritma, sifat-sifat Logaritma
 
Persamaan dan Pertidaksamaan Eksponen
Persamaan dan Pertidaksamaan EksponenPersamaan dan Pertidaksamaan Eksponen
Persamaan dan Pertidaksamaan Eksponen
 
Persamaan dan Pertidaksamaan Nilai Mutlak
Persamaan dan Pertidaksamaan Nilai MutlakPersamaan dan Pertidaksamaan Nilai Mutlak
Persamaan dan Pertidaksamaan Nilai Mutlak
 
Persamaan Kuadrat
Persamaan KuadratPersamaan Kuadrat
Persamaan Kuadrat
 
Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel
Sistem Persamaan Linear Tiga VariabelSistem Persamaan Linear Tiga Variabel
Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel
 
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Sistem Persamaan Linear Dua VariabelSistem Persamaan Linear Dua Variabel
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
 
Persamaan dan Pertidaksamaan Linear
Persamaan dan Pertidaksamaan LinearPersamaan dan Pertidaksamaan Linear
Persamaan dan Pertidaksamaan Linear
 
Induksi Matematika
Induksi MatematikaInduksi Matematika
Induksi Matematika
 
Deret Geometri Tak Hingga
Deret Geometri Tak HinggaDeret Geometri Tak Hingga
Deret Geometri Tak Hingga
 
Barisan dan Deret
Barisan dan DeretBarisan dan Deret
Barisan dan Deret
 
Notasi sigma
Notasi sigmaNotasi sigma
Notasi sigma
 
Pengulangan Visual Basic
Pengulangan Visual BasicPengulangan Visual Basic
Pengulangan Visual Basic
 

Distribusi teoretis

  • 1. Oleh : Emanueli Mendrofa, S.Pd
  • 2. Variabel Random Variabel random atau variabel acak adalah variabel yang nilai-nilainya ditentukan oleh kesempatan atau variabel yang dapat bernilai numerik yang didefinisikan dalam suatu ruang sampel. Misalnya, pelemparan sebuah dadu sebanyak 6 kali maka munculnya angka 1 sebanyak 0, 1, 2, 3, 4, 5, atau 6 kali merupakan suatu kesempatan. Variabel random ada dua yaitu: 1. Variabel random diskrit 2. Variabel random kontinu
  • 3. Variabel random diskrit adalah variabel random yang tidak mengambil seluruh nilai yang ada dalam sebuah interval atau variabel yang hanya memiliki nilai tertentu. Nilainya merupakan bilangan bulat dan asli, tidak berbentuk pecahan. Variabel random diskrit jika digambarkan pada sebuah garis interval, akan berupa sederetan titik-titik yang terpisah. 0 1 2 3 4 5 6
  • 4. Jika nilai yang mungkin dari variabel random X, yaitu himpunan hasil pemetaan adalah R, berhingga atau tak berhingga, tetapi terbilang (himpunan terbilang adalah himpunan yang semua anggotanya dapat disebut satu per satu) maka X disebut suatu variabel random diskrit. Dengan demikian, X dapat mengambil nilai dari: x1, x2, x3, . . ., xn atau x1, x2, x3, . . ., xn, xn+1 dengan x ∈ 𝑅
  • 5. Variabel random kontinu adalah variabel random yang mengambil seluruh nilai yang ada dalam sebuah interval. Variabel random kontinu jika digambarkan pada sebuah garis interval, akan berupa sederetan titik yang bersambung membentuk suatu garis lurus sebagai berikut. Nilai variabel random kontinu dapat terjadi di mana pun dalam interval itu. 0 6
  • 6. Jika nilai yang mungkin dari variabel random X (hasil dari X) merupakan semua nilai dalam suatu interval atau benyaknya hasil pemetaan tak terbilang, maka X disebut variabel random kontinu. Misal, daerah hasil dari variabel random kontinu X adalah: Rx = X : 0 ≤ x ≤ 1, x bilangan real atau Rx = Y : − ~ ≤ y ≤ ~, y bilangan real
  • 7. Distribusi Teoretis atau distribusi probabilitas teoretis adalah suatu daftar yang disusun berdasarkan probabilitas dari peristiwa-peristiwa bersangkutan. Frekuensi dari distribusi itu diperoleh melalui perhitungan-perhitungan, karena itu distribusi teoretis dapat pula diartikan sebagai distribusi yang frekuensinya diperoleh secara matematis (perhitungan).
  • 8. Sebuah mata uang logam dengan permukaan I = A dan permukaan II = B dilemparkan ke atas sebanyak 3 kali. Buatkan distribusi teoretisnya dan gambarkan grafiknya! Penyelesaian: Dari pelemparan tersebut akan diperoleh ruang sampel dengan anggota sebanyak 8 (n = 8), yaitu: S = {AAA, AAB, ABA, ABB, BAA, BAB, BBA, BBB}
  • 9. Jika X merupakan jumlah munculnya permukaan I (A) maka: 1. untuk AAA, didapat X = 3 2. untuk AAB, didapat X = 2 3. untuk ABA, didapat X = 2 4. untuk ABB, didapat X = 1 5. untuk BAA, didapat X = 2 6. untuk BAB, didapat X = 1 7. untuk BBA, didapat X = 1 8. untuk BBB, didapat X = 0 Dengan demikian: X = {0, 1, 2, 3} dimana n(S) = 8, n(0) = 1, n(1) = 3, n(2) = 3, dan n(3) = 1
  • 10. Jika setiap nilai X dicari nilai probabilitasnya, maka distribusi teoretisnya adalah sebagai berikut. Untuk X = 0, maka P(X) = n(0) n(S) = 1 8 = 0,125 Untuk X = 1, maka P(X) = n(1) n(S) = 3 8 = 0,375 Untuk X = 2, maka P(X) = n(2) n(S) = 3 8 = 0,375 Untuk X = 3, maka P(X) = n(3) n(S) = 1 8 = 0,125
  • 11. X P(X) 0 1 2 3 0,125 0,375 0,375 0,125 Jumlah 1,000 Tabel hasil pelemparan sebuah mata uang logam sebanyak 3 kali Grafik batangnya adalah 0 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3 0,35 0,4 0 1 2 3
  • 12. Distribusi teoretis, berdasarkan bentuk variabelnya, dibedakan atas dua jenis yaitu distribusi teoretis diskrit dan distribusi teoretis kontinu. a. Distribusi teoretis diskrit Distribusi teoretis diskrit adalah suatu daftar atau distribusi dari semua nilai variabel random diskrit dengan probabilitas terjadinya masing-masing nilai tersebut. Distribusi yang tergolong ke dalam distribusi teoretis diskrit antara lain: 1. Distribusi binomial, 2. Distribusi hipergeometrik, dan 3. Distribusi Poisson
  • 13. Misalkan X adalah variabel random diskrit dari ruang sampel S. Suatu fungsi f dikatakan merupakan fungsi probabilitas atau distribusi dari variabel random diskrit (distribusi teoretis diskrit) jika memenuhi syarat: 1. 𝑓 𝑥 ≥ 0, x ∈ R 2. 𝑓 𝑥𝑖 = 1 3. P X = 𝑥 = 𝑓 𝑥
  • 14. 1. Di dalam sebuah kotak terdapat 4 bola biru dan 2 bola kuning. Secara acak diambil 3 bola. Tentukan distribusi probabilitas X, jika X menyatakan banyaknya bola kuning yang terambil. 2. Sekeping uang logam diberi timbangan sedemikian rupa sehingga probabilitas munculnya sisi G dua kali dari munculnya sisi A. Apabila uang logam dilemparkan 3 kali, buatlah distribusi probabilitas munculnya sisi G.
  • 15. 1. Jumlah titik sampelnya adalah: C3 6 = 6! 3! 6 − 3 ! = 1 × 2 × 3 × 4 × 5 × 6 1 × 2 × 3 1 × 2 × 3 = 120 6 = 20 titik sampel Banyaknya cara mendapatkan bola kuning adalah Cx 2 Banyaknya cara mendapatkan bola biru adalah C3 − x 4 Distribusi probabilitasnya dinyatakan dengan: P X = 𝑥 = 𝑓 𝑥 = Cx 2 C3 − x 4 C3 6 , 𝑥 = 0, 1, 2
  • 16. Untuk X = 0 P X = 0 = C0 2 C3 − 0 4 C3 6 = 1 × 4 20 = 0,2 Untuk X = 1 P X = 1 = C1 2 C3 − 1 4 C3 6 = 2 × 6 20 = 0,6 Untuk X = 2 P X = 2 = C2 2 C3 − 2 4 C3 6 = 1 × 4 20 = 0,2
  • 17. Distribusi probabilitasnya adalah: X 0 1 2 P(X) 0,2 0,6 0,2
  • 18. 2. Dari pelemparan 3 kali mata uang logam tersebut didapatkan 8 titik sampel yaitu: S = {AAA, AAG, AGA, AGG, GAA, GAG, GGA, GGG} Misalkan X adalah banyaknya sisi G yang muncul. Untuk X = 0 (AAA) P X = 0 = 1 1 3 × 1 3 × 1 3 = 1 27 = 0,04 Untuk X = 1 (AAG, AGA, GAA) P X = 1 = 3 2 3 × 1 3 × 1 3 = 3 2 27 = 6 27 = 0,22 Untuk X = 2 (GGA, GAG, AGG) P X = 2 = 3 2 3 × 2 3 × 1 3 = 3 4 27 = 12 27 = 0,44
  • 19. Untuk X = 3 (GGG) P X = 3 = 1 2 3 × 2 3 × 2 3 = 8 27 = 0,3 Distribusi probabilitasnya adalah: X 0 1 2 3 P(X) 0,04 0,22 0,44 0,3
  • 20. b. Distribusi teoretis kontinu Distribusi teoretis kontinu adalah suatu daftar atau distribusi dari semua nilai variabel random kontinu dengan probabilitas terjadinya masinh-masing nilai tersebut. Misalkan X adalah variabel random kontinu dari ruang sampel S. Suatu fungsi f dikatakan merupakan fungsi probabilitas atau distribusi probabilitas variabel random kontinu X, jika memenuhi syarat: a) 𝑓(𝑥) ≥ 0, 𝑥 ∈ 𝑅 𝑥 b) −~ ~ 𝑓 𝑥 𝑑𝑥 = 1 c) 𝑃 𝑎 < 𝑋 < 𝑏 = 𝑎 𝑏 𝑓 𝑥 𝑑𝑥
  • 21. Distribusi probabilitas dari variabel random kontinu disebut juga densitas atau fungsi densitas (fungsi kepadatan) dari variabel random tersebut. Distribusi yang tergolong ke dalam distribusi teoretis kontinu, antara lain: 1. Distribusi normal, 2. Distribusi 𝜒2 3. Distribusi F, dan 4. Distribusi t.
  • 22. Suatu variabel random kontinu X yang memiliki nilai antara X = 1 dan X = 3 memiliki fungsi densitas yang dinyatakan oleh 𝑓 𝑥 = 2 1 + 𝑥 21 Tentukan nilai P(X < 2)! 𝑃 𝑋 < 2 = 𝑃 1 < 𝑋 < 2 = 1 2 2 1 + 𝑥 21 𝑑𝑥 = 1 21 2𝑥 + 𝑥2 1 2 = 5 21
  • 23. Nilai harapan atau harapan matematika dari distribusi teoretis sebenarnya adalah nilai rata- rata hitung tertimbang jangka panjang dari distribusi teoretis itu, disimbolkan E(X) atau μ. Misalkan X adalah suatu variabel random dengan distribusi probabilitas f(x) atau P(X = x) maka nilai harapannya atau rata-rata hitung dirumuskan sebagai berikut. 1. untuk distribusi probabilitas diskrit 𝐸 𝑋 = 𝜇 = 𝑥 . 𝑓(𝑥) atau 𝐸 𝑋 = 𝜇 = (𝑥 . 𝑃(𝑥))
  • 24. 2. untuk distribusi probabilitas kontinu 𝐸 𝑋 = 𝜇 = −~ ~ 𝑥 . 𝑓 𝑥 𝑑𝑥 Sekelompok ahli sebuah perusahaan terdiri atas 4 orang ahli manajemen dan 3 orang ahli akuntansi. Akan dibentuk suatu komisi yang terdiri atas 3 orang (komisi tiga). Jika anggota komisi tiga diambil secara acak dari ke-7 ahli tersebut, tentukan nilai harapan banyaknya ahli manajemen yang dapat duduk dalam komisi tiga tersebut!
  • 25. Misalkan X adalah banyaknya ahli manajemen dalam komisi tiga maka variabel random X dapat memiliki nilai 0, 1, 2, 3. Distribusi probabilitas dari variabel X dapat dihitung dengan menggunakan pendekatan kombinasi. 𝑓 𝑥 = Cx 4 C3 − x 3 C3 7 , 𝑥 = 0, 1, 2, 3 Untuk X = 0 P 0 = C0 4 C3 − 0 3 C3 7 = 1 35
  • 26. Untuk X = 1 P 1 = C1 4 C3 − 1 3 C3 7 = 12 35 Untuk X = 2 P 2 = C2 4 C3 − 2 3 C3 7 = 18 35 Untuk X = 3 P 3 = C3 4 C3 − 3 3 C3 7 = 4 35
  • 27. Distribusi probabilitasnya adalah: Nilai harapan ahli manajemen yang dapat duduk dalam komisi tiga adalah: 𝐸 𝑋 = 𝑥 . 𝑓(𝑥) 𝐸 𝑋 = 0 . 𝑓 0 + 1 . 𝑓 1 + 2 . 𝑓 2 + 3 . 𝑓 3 𝐸 𝑋 = 0 . 1 35 + 1 . 12 35 + 2 . 18 35 + 3 . 4 35 𝐸 𝑋 = 1,7 X 0 1 2 3 f(X) 𝟏 𝟑𝟓 𝟏𝟐 𝟑𝟓 𝟏𝟖 𝟑𝟓 𝟒 𝟑𝟓
  • 28. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa andaikan komisi tiga itu dibentuk berulang-ulang maka diharapkan banyaknya ahli manajemen dalam setiap komisi yang terbentuk adalah 1,7 atau 2 orang (sebagai pendekatan)
  • 29. Dengan menggunakan nilai harapan ini maka varians atau simpangan baku (deviasi standar) dari distribusi teoretis atau distribusi probabilitas (variabel random X) dapat dihitung, yaitu: 𝑉𝑎𝑟 𝑋 = 𝜎2 = 𝐸 𝑋2 − 𝐸 𝑋 2 atau 𝑉𝑎𝑟 𝑋 = 𝜎2 = 𝑥 − 𝜇 2 × 𝑃 𝑋 𝜎 = 𝑉𝑎𝑟 𝑋
  • 30. Misalkan variabel random X memiliki distribusi probabilitas sebagai berikut: Tentukan Var (X) dan simpangan bakunya. X 0 1 2 3 f(X) 𝟏 𝟐𝟕 𝟔 𝟐𝟕 𝟏𝟐 𝟐𝟕 𝟖 𝟐𝟕
  • 31. 𝐸 𝑋 = 𝑥 . 𝑓(𝑥) 𝐸 𝑋 = 0 . 𝑓 0 + 1 . 𝑓 1 + 2 . 𝑓 2 + 3 . 𝑓 3 𝐸 𝑋 = 0 . 1 27 + 1 . 6 27 + 2 . 12 27 + 3 . 8 27 𝐸 𝑋 = 2 𝐸 𝑋2 = 𝑥2 . 𝑓(𝑥) 𝐸 𝑋 = 0 . 1 27 + 1 . 6 27 + 4 . 12 27 + 9 . 8 27 𝐸 𝑋 = 4,67
  • 32. 𝑉𝑎𝑟 𝑋 = 𝐸 𝑋2 − 𝐸 𝑋 2 𝑉𝑎𝑟 𝑋 = 4,67 − 22 𝑉𝑎𝑟 𝑋 = 0,67 𝜎 = 𝑉𝑎𝑟 𝑋 𝜎 = 0,67 𝜎 = 0,82