tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
Implementasi 4C dalam Pendidikan Abad 21
1. Literature Review
Implementasi Konsep 4C (Communication, Collaboration, Critical Thinking
And Problem Solving, Dan Creativity And Innovation) Dalam
Menyongsong Pendidikan Abad 21
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Apresiasi
Bahasa dan Sastra Indonesia
Oleh
Widarani Kartika Sari 1815161655
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2018
2. 1
Implementasi Konsep 4C (Communication, Collaboration, Critical Thinking
And Problem Solving, Dan Creativity And Innovation) Dalam
Menyongsong Pendidikan Abad 21
Widarani Kartika Sari
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Widarani21@gmail.com
Abstrak
Paradigma pembelajaran abad 21 menekankan kepada kemampuan siswa
untuk berpikir kritis, mampu menghubungkan ilmu dengan dunia nyata,
menguasai teknologi informasi, berkomunikasi dan berkolaborasi.
Pencapaian keterampilan tersebut dapat dicapai dengan penerapan
metode pembelajaran yang sesuai dari sisi penguasaan materi dan
keterampilan. Dalam kurun waktu 20 tahun terakhir telah terjadi
pergeseran pembangunan pendidikan ke arah ICT (Information and
Communication Technology) sebagai salah satu strategi manajemen
pendidikan abad 21 yang di dalamnya meliputi tata kelola kelembagaan
dan sumber daya manusia ( Soderstrom, From, Lovqvist, & Tornquist,
2011).
Abad ini memerlukan transformasi pendidikan secara menyeluruh sehingga
terbangun kualitas guru yang mampu memajukan pengetahuan, pelatihan,
ekuitas siswa dan prestasi siswa (Darling-Hammond, 2006 ; Azam &
Kingdon, 2014). Oleh karena itu komunikasi, kolaborasi, berpikir kritis,
kreatif dan inovatif sangat dibutuhkan dalam dunia pendidikan guna
menghadapi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di abad 21.
Richard Crawford menyebut proses transformasi abad 21 ini sebagai Era of
Human Capital (dalam Sidi,2003), suatu era di mana ilmu pengetahuan dan
teknologi,khususnya teknologi komunikasi berkembang sangat pesat yang
berdampak pada persaingan bebas yang begitu ketat dalam segala aspek
kehidupan manusia.
3. Pendahuluan
Pembelajaran abad 21 menjadi
fokus nasional dalam memajukan
pendidikan di Indonesia. Abad 21
dikenal sebagai masa
pengetahuan (knowledge age),
pada era ini pemenuhan
kebutuhan manusia berbasis
pengetahuan. Abad ini ditandai
dengan (1) banyaknya informasi
yang tersedia dimana saja dan
dapat diakses kapan saja; (2)
komputasi yang semakin cepat;
(3) otomasi yang mulai
menggantikan pekerjaan-
pekerjaan rutin; (4) komunikasi
yang dapat dilakukan dimana
saja, kapan saja dan kemana saja
(Litbang Kemendikbud, 2013).
Pada abad ini pendidikan menjadi
fokus utama dalam upaya
menjamin kualitas siswa yang
memiliki kecakapan dan
keterampilan dalam belajar,
berinovasi, menggunakan
teknologi, memilih media
informasi, berpikir secara tepat
dan menentukan sumber
informasi yang sesuai. Hal
tersebut perlu didukung dengan
gaya pembelajaran yang sesuai
dengan perubahan paradigma
dan kebutuhan pada abad 21 ini.
Kemendikbud merumuskan
bahwa paradigma pembelajaran
abad 21 menekankan pada
kemampuan siswa dalam mencari
tahu informasi dari berbagai
sumber, merumuskan
permasalahan, berpikir analitis
dan kerjasama serta kolaborasi
dalam menyelesaikan masalah.
Definisi atau pengertian
keterampilan abad 21 tersebut di
atas disampaikan dengan cara
berbeda, namun penekannya
pada: berpikir kompleks atau
tingkat tinggi (kreativitas,
metakognisi), komunikasi,
kolaborasi dan lebih menuntut
mengajar dan belajar daripada
menghafal. Sesuai dengan yang
disampaikanRoekel (tanpa tahun)
keterampilan abad 21 yang harus
dikuasai oleh siswa adalah 4 C
yaitu:
1. Comunication (Komunikasi)
Pada keterampilan ini
peserta didik dituntut mampu
secara efektif menganalisa
dan memproses sumber
informasi termasuk
mengidentifikasi keakuratan
4. 1
sumber informasi dan
memanfaatkan sumber
informasi secara efektif.
Pemanfaatan media
komunikasi modern
membuat pembelajaran lebih
efektif; keterampilan
komunikasi membuat
pengajaran lebih kuat.
Keterampilan komunikasi
lisan dan tertulis memberi
kontribusi pengembangan
karier di abad 21.
2. Collaborative (Kolaborasi)
Adalah kemampuan
berkolaborasi atau bekerja
sama, saling bersinergi,
beradaptasi dalam berbagai
peran dan tanggung jawab;
bekerja secara produktif
dengan yang lain;
menempatkan empati pada
tempatnya; menghormati
perspektif berbeda. Kolaborasi
juga memiliki arti mampu
menjalankan tanggung jawab
pribadi dan fleksibitas secara
pribadi, pada tempat kerja, dan
hubungan masyarakat;
menetapkan dan mencapai
standar dan tujuan yang tinggi
untuk diri sendiri dan orang
lain; memaklumi kerancuan.
3. Critical Thinking and Problem
Solving (berpikir kritis dan
pemecahanan masalah)
Murdoch University (2008)
mengutip pendapat Ennis,
berpikir kritis adalah suatu
proses, yang berfokus pada
mengambil keputusan yang
layak tentang apa yang
dipercaya dan dilakukan.
Berpikir kritis menurut AMSC
(Mahanal, 2009) digambarkan
sebagai ketertiban
mengarahkan pikiran diri
sendiri yang menunjukkan
keterampilan-keterampilan
intelektual dan kemampuan
metakognisi.
4. Creativity And Innovation
(Kreatifitas dan Inovasi)
Kreativitas juga didefinisikan
sebagai kemampuan
seseorang dalam menciptakan
penggabungan baru.
Kreativitas akan sangat
tergantung kepada pemikiran
kreatif seseorang, yakni
proses akal budi seseorang
dalam menciptakan gagasan
baru. Kreativitas yang bisa
5. 2
menghasilkan penemuan-
penemuan baru (dan biasanya
bernilai secara ekonomis)
sering disebut sebagai inovasi.
Keterampilan abad 21 atau
diistilahkan dengan 4C
(Communication,
Collaboration, Critical Thinking
and Problem Solving, dan
Creativity and Innovation).
Inilah yang sesungguhnya
ingin kita tuju dengan K-13,
bukan sekadar transfer materi.
Tetapi pembentukan 4C.
Sebenarnya kata ini tidak
terlalu baru untuk kita. Di
berbagai kesempatan, kita
sudah sering mendengar
beberapa pakar menjelaskan
pentingnya penguasaan 4C
sebagai sarana meraih
kesuksesan, khususnya di
Abad 21, abad di mana dunia
berkembang dengan sangat
cepat dan dinamis.
Penguasaan keterampilan
abad 21 sangat penting, 4 C
adalah jenis softskill yang
pada implementasi
keseharian, jauh lebih
bermanfaat ketimbang
sekadar pengusaan hardskill.
Permasalahan
Seperti halnya permasalahan
eksternal, permasalahan
internal pendidikan di
Indonesia masa kini adalah
sangat kompleks. Daoed
Joefoef (2001: 210-
225)nmisalnya, mencatat
permasalahan internal
pendidikan meliputi
permasalahan-permasalahan
yang berhubungan dengan
strategi pembelajaran, peran
guru, dan kurikulum. Salah
satu komponen penting dalam
kegiatan pendidikan dan
proses pembelajaran adalah
pendidik atau guru.
Betapapun kemajuan
taknologi telah menyediakan
berbagai ragam alat bantu
untuk meningkatkan
efektifitas proses
pembelajaran, namun posisi
guru tidak sepenuhnya dapat
tergantikan. Itu artinya guru
merupakan variable penting
bagi keberhasilan pendidikan.
Menurut Suyanto (2006: 1),
“guru memiliki peluang yang
amat besar untuk mengubah
kondisi seorang anak dari
6. 3
gelap gulita aksara menjadi
seorang yang pintar dan lancar
baca tulis alfabetikal maupun
fungsional yang kemudian
akhirnya ia bisa menjadi tokoh
kebanggaan komunitas dan
bangsanya”. Tetapi segera
ditambahkan: “guru yang
demikian tentu bukan guru
sembarang guru. Ia pasti
memiliki profesionalisme yang
tinggi, sehingga bisa “digugu
lan ditiru”.
Implementasi
Ketrampilan Abad 21 yang
dianggap bisa memperkuat
modal social (social capital)
dan modal intelektual
(intellectual capital) ini, biasa
disingkat dengan 4C:
communication, collaboration,
critical thinking and problem
solving, dan creativity and
innovation. Secara operasional,
4C ini dijabarkan dalam empat
kategori langkah, yakni:
Pertama, cara berpikir,
termasuk berkreasi, berinovasi,
bersikap kritis, memecahkan
masalah, membuat keputusan,
dan belajar pro-aktif. Kedua,
cara bekerja, termasuk
berkomunikasi, berkolaborasi,
bekerja dalam tim. Ketiga, cara
hidup sebagai warga global
sekaligus local; dan keempat,
alat untuk mengembangkan
ketrampilan abad 21, yakni
teknologi informasi, jaringan
digital, dan literasi. Bayangkan
bila konsep ini bisa dijalankan
di sekolah-sekolah dan para
siswa Indonesia terbekali
dengan keutamaan-keutamaan
tersebut, yakni komunikasi,
kolaborasi, berpikir kritis dan
pemecahan masalah, serta
kreatif dan inovatif.
Masalahnya, konsep yang baik,
tidak mudah diimplementasikan
dengan baik, apalagi terkait
dengan varian yang ada dalam
sekolah-sekolah kita, yang
berbeda fasilitas, kualitas guru,
kualitas kepemimpinan, dan
juga kualitas informasi dan
daya dukung. Sebut saja,
konsep 4C sebenarnya dimiliki
juga oleh model pembelajaran
yang dinamai active learning.
Bila active learning bisa
dijabarkan dengan baik maka
siswa akan dilengkapi dengan
7. 4
ketrampilan komunikasi,
kolaborasi, berpikir kritis dan
pemecahan masalah, serta
berpikir kreatif dan inovatif. Hal-
hal tersebut yang didorong oleh
guru ketika mereka melakukan
active learning.
Ditarik lebih jauh lagi, bukankah
4C seharusnya muncul ketika
pembelajaran menekankan
student-centered dan bukan
teacher-centered. Juga,
bukankah pernah ada model
yang disebut CBSA (Cara
Belajar Siswa Aktif). Semuanya
itu mendorong terbangunnya
ketrampilan 4C dalam diri para
peserta didik. Penulis
menegaskan lagi mengenai
pentingnya tahap operasional
pelaksanaan 4C ini di sekolah-
sekolah sehingga
memungkinkan untuk
diterapkan. Juga, sangat
penting bagi Kemdikbud untuk
melakukan pendampingan
berkelanjutan dan kemudian
pengawasan terkait
pelaksanaan pembelajarna
siswa aktif yang membekali
siswa dengan 4C tersebut.
Dengan langkah-langkah yang
jelas tersebut, Ketrampilan
abad 21 ini sunguh-sungguh
bisa dimiliki oleh siswa dan
tidak akan terbatas dalam
konsep yang bagus. Begitu
banyak kebijakan bagus yang
sudah dikeluarkan. Namun,
operasionalnya menjadi sulit
karena diserahkan kepada
sekolah dan kepada guru
setempat. Karena kurang
pengetahuan atau kurang
waktu, sejumlah guru tidak
mampu mengoperasionalkan
konsep yang baik itu. Guru-
guru tersebut hanya
menggantungkan metode dan
strategi pembelajaran mereka
pada buku pegangan atau
dokumen-dokumen yang sudah
mereka terima.
Sangat penting bahwa pemerintah
mengubah strateginya dengan
mengeluarkan dokumen yang
lebih operasional terkait
pelaksanaan 4C di sekolah, di
kelas, dan untuk setiap bidang
studi. Langkah tersebut tidak akan
membuat guru-guru kehilangan
kreativitasnya. Justru, guru-guru
akan memperoleh inspirasi
mengenai implementasi
8. 5
pembekalan Ketrampilan Abad 21
itu. Mungkin, mulanya mereka
hanya akan menggunakan apa
yang ada dalam buku atau
dokumen pemerintah itu. Namun,
inspirasi dari buku itu, bisa
mendorong guru untuk
menerapkan langkah-langkah
implementasi lain yang sejenis.
Lama kelamaan, mereka akan
menjadi biasa dan membuat
varian-varian yang disesuaikan
dengan konteks lokal.
Siswa dibekali dengan
keterampilan berkomunikasi,
berkolaborasi, berfikir kritis, serta
berkreatifitas sehingga akan
mampu menjadi insan yang
tumbuh sesuai perkembangan
zaman dan mampu memberikan
banyak manfaat.
Penerapannya dapat dimulai dari
penyesuaian antara tujuan
pembelajaran pada kompetensi
dasar, langkah-langkah
pembelajaran, hingga proses
penilaian. Dengan kata lain
memberikan warna baru karakter
pengajaran dan pembelajaran
terintegrasi. Arti kata
‘mengintegrasi’ dalam KBBI
berarti adalah pembauran hingga
menjadi kesatuan yang bulat dan
utuh. Sebagai contoh ide
pebelajaran yang terintegrasi
dalam pelajaran Bahasa Inggris
dapat menggunakan gawai dan
aplikasi didalamnya. Semisal
penggunaan aplikasi android atau
windows kamus gratis laring
‘Kamusku’ dan ‘Webster
dictionary’ untuk membantu
pencarian dan pengayaan kosa
kata; aktivitas membaca memakai
aplikasi ‘Wattpad’ atau ‘Flipboard’
sebagai upaya gerakan literasi;
materi bercerita atau storytelling
menggunakan aplikasi ‘cartoon
story maker’, ‘photo story’dan
‘picsay’; serta menggunakan
‘screencast-o-matic’ untuk materi
membaca teks berita.
Melaksanakan pengajaran dan
pembelajaran terintegrasi yang
utuh berarti mengkombinasikan
pendekatan ilmiah 5M
(mengamati, menanyakan,
mengasosiasikan, mencoba dan
mengkomunikasikan) dengan
karakter pembelajaran 4C dalam
langkah-langkah pembelajaran.
Karakter pembelajaran 4C adalah
9. 6
apa yang dibutuhkan untuk hidup
bermasyarakat pada masa yang
akan datang. Sementara itu
pendekatan ilmiah 5M adalah
upaya ilmiah agar siswa mampu
menjadi bagian dari masyarakat
akademis.
Kemajuan pendidikan harus
mengikuti perkembangan dan
perubahan zaman. Ilmu
pengetahuan dan Teknologi
Informasi perlu disikapi sebagai
kebutuhan saat ini. Pembelajaran
abad 21 bertujuan
mempersiapkan siswa untuk
menghadapi masa depan.
Kesimpulan
Pembelajaran di abad 21 ini
memiliki perbedaan dengan
pembelajaran di masa yang lalu.
Untuk mengembangkan
pembelajaran abad 21, guru harus
memulai satu langkah perubahan
yaitu merubah pola pembelajaran
tradisional yang berpusat pada
guru menjadi pola pembelajaran
yang berpusat pada siswa.
Pendidik berperan sangat penting,
karena sebaik apapun kurikulum
dan sistem pendidikan yang ada,
tanpa didukung mutu pendidik
yang memenuhi syarat maka
semuanya akan sia-sia.pendidik
dan tenaga kependidikan perlu
memiliki kualifikasi yang
dipersyaratkan, kompetensi yang
terstandar serta mampu
mendukung dan
menyelenggarakan pendidikan
secara profesional. Pola
pembelajaran yang tradisional
bisa dipahami sebagai pola
pembelajaran dimana guru
sebagai pusat perhatian dan satu
satunya sumber tetapi sekarang
siswa yang menjadi pusat dan
siswa mendapatkan banyak
sumber dari kehidupan nyata,
guru, buku, ataupun pengalaman
orang lain dan itu di dasari oleh
perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi.
Daftar Pustaka
1. http://journal.um.ac.id/index.p
hp/jip/article/view/2333
2. https://pgsd.binus.ac.id/2017/
08/08/pendidikan-abad-21/
3. Darling-Hammond, 2006 ;
Azam & Kingdon, 2014
10. 7
4. https://media.neliti.com/media/
publications/173402-ID-
none.pdf
5. Soderstrom, From, Lovqvist, &
Tornquist, 2011
6. Litbang Kemendikbud, 2013
7. Alim, Bahri. (2009). Sistem
Pembelajaran Abad 21
dengan “Project Based
Learning (PBL)”.
8. Guru Abad 21 adalah Guru
dengan Profesionalitas.
9. Rudy, Unesa. (2011).
10.P4mristkippgrsida. (2011).
Contoh Pembelajaran Abad
21.
11.Murdoch University (2008)
12.Mahanal, 2009
13.Ennis
14.https://www.researchgate.net/
publication/318013627_KETE
RAMPILAN_ABaD_KE-
21_KETERAMPILAN_YANG_
DIAJARKAN_MELALUI_PEM
BELAJARAN
15.BSNP. (2010). Paradigma
Pendidikan Nasional Abad
XXI.
16.http://yana.staf.upi.edu/2015/1
0/11/pendidikan-abad-21/
17.http://eprints.uny.ac.id/29903/
18.Adiwikarta s.H. 1992.
Kurikulum yang Berorientasi
pada kini dan masa depan
Dalam Kurikulum untuk Abad
ke 2I: Makalah pada Konvensi
Nasional Pendidikan
Indonesia II. Jakarta, PT
Grasindo
19.Facione. 2015: 5
20.http://www.jurnal.fkip.uns.ac.id
/index.php/snps/article/viewFil
e/11418/8103
21.http://staffnew.uny.ac.id/uploa
d/130682770/penelitian/ba-
28-mkltp-unnesatantangan-
pddk-di-abad-21.pdf
22.http://juliancreative.blogs.uny.
ac.id/wp-
content/uploads/sites/1984/20
17/03/KMP-Belajar-dan-
Pembelajaran-di-Abad-21.pdf
23.https://pgsd.binus.ac.id/2017/
08/08/kurikulum-baru-
ketrampilan-abad-21-dan-
implementasinya/
11. 8
24.http://repository.upi.edu/18582
/1/S_KTP_1004759_chapter1.
pdf
25.https://media.neliti.com/media/
publications/173402-ID-
none.pdf
26.Dantes, Nyoman. 2007.
Perspektif dan Kebijakan
Pendidikan Menghadapi
Tantangan Global. Suatu
Keharusan Peningkatan
Profesionalisme Guru.
27.amimudin H, M. (2013). E-
Learning dan Pembelajaran
Abad 21
28.Sidi. I. D, & Setiadi. B. N.
(2013). Manusia Indonesia
abad 21 yang berkualitas
tinggi di tinjau dari sudut
psikologi.
29.http://teoribagus.com/paradig
ma-pendidikan-indonesia-
abad-21
30.Joefoef (2001: 210-225)
31.Suyanto (2006: 1)
32.https://fitwiethayalisyi.wordpre
ss.com/teknologi-
pendidikan/permasalahan-
pendidikan-masa-kini/
33.http://mbscenter.or.id/site/pag
e/553?page=17/title/Menginte
grasikan%20PPK,%20Literasi
,%204C,%20dan%20HOTS%
20dalam%20membuat%20RP
P%20Kurikulum%202013%20
Terbaru%20Tahun%20Pelajar
an%202017-2018