SlideShare a Scribd company logo
BAB 6




(lihat diktat kuliah KIMIA : Bab 6 dan 7)
KONSEP KESETIMBANGAN
           KIMIA
1.  HUKUM KEKEKALAN ENERGI
2.  PENGERTIAN KERJA DAN KALOR
3.  PENGERTIAN SISTEM, LINGKUNGAN, DAN
      FUNGSI KEADAAN
4.  HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA
5.  HUKUM KEDUA TERMODINAMIKA
6.  ENERGI BEBAS DAN KESETIMBANGAN
7.  KONSEP KESETIMBANGAN
8. TETAPAN KESETIMBANGAN
9.  PENDUGAAN ARAH REAKSI
10. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESETIMBANGAN KIMIA
11. KESETIMBANGAN PENGIONAN
Termodinamika digunakan sebagai
       alat untuk meramalkan apakah suatu
        proses yang belum diketahui dapat
              dilaksanakan atau tidak.
       TERMODINAMIKA DAPAT MENJELASKAN :

•  Proses pertumbuhan dan reproduksi sistem
     hayati
• Mengapa reaksi fotosintesis dapat berlangsung
• Mengapa ikan dapat bernafas dalam air
• Mengapa     O2 menjadi      O3   tidak   dapat
  berlangsung dengan sendirinya
6.1 HUKUM KEKEKALAN ENERGI



E total = Ek + Ep = tetap ………… Joule
Energi Kinetik (Ek) = ½ mv2    Energi Potensial (Ep) = m.g.h.

                              Ep = 10 unit   energi
                              Ek = 0 unit    potensial




                              Ep = 5 unit    energi
                              Ek = 5 unit    kinetik
6.2 PENGERTIAN KERJA DAN
                KALOR

Kerja (w)
    Hasil kali antara gaya luar pada suatu benda dengan jarak dimana
    gaya tersebut bekerja

    w = F (rf - ri)

Kerja untuk mengangkat benda dalam medan gravitasi    w = m g (hf - hi)

Kerja tekanan-volume      kerja mekanik yang dihasilkan apabila suatu
                          gas ditekan/diekspansi di bawah pengaruh
                          tekanan luar
                          w = -Fekst (hf - hi)   w = -Pekst A∆h
Kalor (q)



● Energi tidak dapat dimusnahkan maupun diciptakan.
● Energi hanya ditransformasikan dari satu bentuk ke bentuk lainnya

 ● Kalor (q): energi yang dipindahkan sebagai akibat
              adanya perbedaan suhu
          q = m.cs.∆T           m = Massa (g)
                                cs = Kapasitas kalor spesifik
                                     (kal K-1 g-1) atau kalor jenis
                                T = Suhu (K)

          qlogam + qair = 0
          Q logam = - qair
CONTOH 6.1

     Berapa energi kalor yang dibutuhkan untuk
   menaikkan suhu 735 g air dari 21,0 oC ke 98,0 oC?
   (anggap kalor jenis air 1,00 kal g-1 oC-1)


Penyelesaian:
    q = m x kalor jenis x ∆T
      = 735 g x 1,00 kal/g oC x (98,0 – 21,0) oC
      = 5,7 x 104 kal
CONTOH 6.2

      Berapakah kalor jenis timbal jika 150 g timbal
   (100 oC) dimasukkan ke dalam gelas piala terisolasi
   berisi air 50,0 g (22,0 oC), jika suhu timbal-air 28,8
   oC ?



Penyelesaian :
  q air = 50,0 g x 1,00 kal/g oC x (28,0 - 22,0) oC=
          340 kal
  qtimbal = - qair = -340 kal
  qtimbal = -340 kal / 150 g x (28,8 – 100) oC
         = 3,2 x 10-2 kal g-1 oC-1
6.3 PENGERTIAN SISTEM, LING-
               KUNGAN, DAN FUNGSI KEADAAN



Sistem:                                        Lingkungan:
Sejumlah materi atau                           Massa atau daerah
daerah dalam ruang                             yang berada di luar
yang dijadikan sebagai                         sistem
objek studi



                Batas:
                Pemisah sistem & lingkungan (nyata/maya)
                 ● Batas tetap (fixed boundary)
                 ● Batas berubah (movable boundary)
EMPAT JENIS SISTEM:
              Terbuka, Tertutup, Terisolasi, dan Adiabatik.




 Pertukaran   Terbuka     Tertutup       Terisolasi
 Massa            +          -                -
 Kalor            +          +                -

Sistem Adiabatik: tidak memungkinkan kalor keluar dari
sistem ke lingkungannya
•   Besaran Ekstensif:
         Volume, Massa, Energi, Entalpi,
         Energi Bebas Gibbs, Energi Dalam,
         Kapasitas Kalor, Entropi
•   Besaran Intensif:
         Tekanan, Densitas, Suhu, Viskositas,
         Tegangan permukaan, Kalor Jenis
•   Fungsi Keadaan:
        ∆U, ∆H, ∆S, ∆G
6.4 HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA


            bentuk lain dari Hukum Kekekalan Energi

        SISTEM TERISOLASI:

     U(awal) – U(akhir) = ∆U = q + w
     Besaran              +                 -
q (kalor)         energi diserap   sistem
                  sistem           melepaskan
                                   energi
w (kerja)         sistem dikenai   sistem
                  kerja            melakukan kerja
∆U (energi dalam)        +                -
CONTOH 6.3

    Jika diketahui 5000 J energi diserap oleh sistem
    dan sistem melakukan kerja sebesar 6750 J
    terhadap lingkungan. Berapa ∆U sistem?

Penyelesaian:
    ∆U = q + w = (+5000 J) + (-6750 J)
                = 5000 J – 6750 J
                = - 1750 J
Termokimia


Entalpi Reaksi

Hubungan yang melibatkan ∆H
• Eksotermik : Kalor dilepaskan oleh reaksi (∆H negatif)
• Endotermik : Kalor diambil oleh reaksi (∆H positif)


∆H akan berubah tanda bila arah reaksi berbalik
   CO(g) + ½O2(g) → CO2(g)       ∆H = -283,0 kJ/mol
   CO2(g) → CO(g) + ½O2(g)      ∆H = +283,0 kJ/mol
HUKUM PENJUMLAHAN KALOR



Hukum Hess

           C(p) + O2(g)               C(p,gr) + O2(g) → CO2(g)            ∆H1 = -393,5 kJ

                                      CO2(g) → CO(g) + ½O2(g)             ∆H2 = +283,0 kJ
                     ∆H = -110,5 kJ

 ∆H = -393,5 kJ                       C(s,gr) + ½O2(g) → CO(g) ∆H = ∆H1 + ∆H2 = -110,5 kJ
                  CO(g) + ½O2(g)


                     ∆H = +283,0 kJ


                  CO2(g)

Hukum Hess: Jika dua atau lebih persamaan kimia ditambahkan untuk menghasilkan
persamaan kimia lainnya, masing-masing entalpi reaksinya harus ditambahkan
Proses Spontan
                     Reaksi kimia
                Atau perubahan lainnya


Spontan               Setimbang                 Tidak spontan



                   Bagaimana?
             • Mengukur tingkat kespontanan
          • Mengukur tingkat ketidakspontanan
            • Menetapkan keadaan setimbang


                      Entropi (S)          Menentukan arah
                      Energi bebas (G)     proses/reaksi
Entropi (S):
● besaran termodinamika seperti halnya U atau H
● merupakan fungsi keadaan
● ukuran kuantitatif tingkat kespontanan suatu proses yang
  dinyatakan dalam ∆S total (+), atau sebaliknya

Energi bebas (G):
● besaran termodinamika seperti halnya U, H atau S
● merupakan fungsi keadaan
● ukuran kuantitatif kespontanan suatu proses yang
  dinyatakan dalam ∆G sistem (-), atau sebaliknya
Contoh proses spontan

Keadaan awal       Proses        Keadaan akhir
               Parfum menyebar


      25oC        Es meleleh        25oC



                Penguapan air



75o      25o
                   Kalor         50o   50o
Ag       Ag                       Ag    Ag
6.5 Hukum Kedua Termodinamika


Rumusan matematika entropi:
● Ada sistem menerima kalor dari lingkungan
  Sistem & lingkungan tersebut berada dalam sistem yang
  lebih besar yg terisolasi

           f dqrev         ∆Stotal = ∆Ssis + ∆Slingk       >0
  ∆S =   ∫i    T           dq = CdT

Contoh 6.4:
1 g es 0oC dimasukkan ke dalam 4 g air 10oC. Diketahui Cair = 1kal/goC
dan kalor lebur es = 80 kal/g.
Apakah proses peleburan spontan ?
Penyelesaian

       Q dilepaskan pada pendinginan air =
                   4 g x 1 kal/g oC x 10 oC = 40 kal
Jumlah es yang melebur dengan 40 kal =
                   40 kal x 1g / 80 kal = 0,5 g

  ∆Ses = 0,5 x 80 / 273 = 0,1465 kal/K

  ∆ Sair = ∫C dT/T = -C ln 283/273 = - 0,1439 kal/K

  ∆ Stotal = ∆ Ses + ∆ Sair = 0,0026 kal/K = 0,0109 J/K

  ∆ Stotal > 0 proses peleburan es spontan
∆Ssis untuk proses isotermal
                f dqrev       1   f             qrev
       ∆S =   ∫i   T
                          =
                              T ∫i dq rev   =
                                                 T


Transisi fasa

                   qrev   ∆Hfus
       ∆Sfus =          =
                   Tf      Tf
6.6 Energi Bebas (G)

  G = H - TS                  ∆Gsis < 0 Proses spontan
                              ∆Gsis = 0 Proses reversibel
                              ∆Gsis > 0 Proses tak spontan

● Pendugaan arah perubahan suatu proses reaksi
             ∆G = ∆H – T ∆S < 0

 No   H S G               Hasil                  Contoh
  1   -   +    -   Spontan semua T        2H2O(g)→2H2(g)+O2(g)
  2   -    -   -   Spontan T ↓            H2O(c) → 2H2O(p)
                   ≠ spontan T ↑
               +
  3   +   + + ≠ Spontan T ↓               2NH3(g)→N2(g)+3H2(g)

            - Spontan T ↑
  4   +   -    + ≠ Spontan semua T        3O2(g) → 2O3(g)
Transisi fasa, ∆G = ∆H – T ∆S = 0
                    qrev  ∆Htr
             ∆Str = T    = T
                      tr    tr

Tr = transisi (peleburan, pembekuan, penguapan,
kondensasi)
             .
CONTOH 6.5



       Sikloheksana, C6H12 memiliki kalor penguapan 360 J/g dengan titik didih
       81°C. Berapakah perubahan entropi untuk tiap mol penguapan
       sikloheksana

PENYELESAIAN
         ∆H
∆S =            = 84 g/mol x 360/354 J/gK
        T
    = 85 J /K mol


.
6.7 KONSEP KESETIMBANGAN


Setimbang      akhir reaksi          Campuran produk dan reaktan yang tidak
                                     bereaksi dalam jumlah relatif tetap

N2O4(g)     2NO2(g)
  A           C

 % Kons                                    %    Kons

100                                       100
                              A           98
                                                                      A
98




                                          ∆C1

                              C           ∆C2
                                           2
                                                                      C
 2

                                  Waktu                ∆t1   ∆t2          Waktu
6.8 TETAPAN KESETIMBANGAN


Hukum Empiris Aksi Massa (Guldberg & Waage)
aA + bB                     cC + dD
                                                                [C]c [D]d
Tetapan kesetimbangan empiris (KC)                    KC =
                                                                 [A]a [B]b

                                                      Subskrip C: Reaksi dalam larutan



                                                                 [PC]c [PD]d
Reaksi dalam fasa gas .............................     KP =
                                                                [PA]a [PB]b

                                                            P = Tekanan parsial
Kesetimbangan Reaksi dalam Fasa Gas
3NO(g)                 N2O(g) + NO2(g)


                  ∆G
 3NO (PNO)                      N2O (P N2O) + NO2 (P NO2)
                                                              -∆G° = RT ln K


              ∆G = ∆G1 + ∆G° +∆G3
∆G1                                               ∆G3



 3NO (Pref)                         N2O (Pref) + NO2 (Pref)
                ∆G2 = ∆G°
CONTOH 6.6


     Tulis persamaan kesetimbangan untuk kesetimbangan kimia fasa gas
        berikut:
     a. 2NOCl(g)         2NO(g) + Cl2(g)
     b. CO(g) + ½O2(g)         CO2(g)

Penyelesaian
a.                             Pangkat 2 berasal dari faktor 2 dalam persamaan
       (P NO)2 (P Cl2)         yang balans tersebut
                         = K
          (P   NOCl)2


b.         (P CO2)             Pangkat pecahan muncul pada persamaan
                         = K   kesetimbangan setiap kali mereka terdapat dalam
      (P CO) (P O2)½
                               persamaan yang balans
CONTOH 6.7



Hitunglah tetapan kesetimbangan untuk reaksi

     N2O4 (g)        2 NO2 (g)

Jika pada saat kesetimbangan terdapat 0,1 mol N2O4
dan 0,06 mol NO2 dalam volume 2 L
 Penyelesaian :

 K = [NO2]2 / [N2O4] = (0,03)2 / 0,05 = 1,8 x 10-2
6.9 PENDUGAAN ARAH REAKSI



 Kuosien Reaksi (Q)                           G


   ∆G = ∆G° + RT ln Q
   ∆G = -RT ln K + RT ln Q                              Q<K              Q>K
                                                        ∆G < 0           ∆G > 0

   ∆G = RT ln (Q/K)

Jika Q < K, ∆G < 0      arah reaksi ke kanan
    Q > K, ∆G > 0       arah reaksi ke kiri

                                                      Kesetimbangan
                                                          ∆G = 0

                                                  Reaktan murni       Produk murni
CONTOH 6.8

•     Reaksi H2 + I2        2 HI mempunyai nilai K =
    49,5 pada suhu 440 oC. Jika pada suhu tersebut ke
    dalam wadah bervolume 2 L dimasukkan 5 mol H2,
    2 mol I2 dan 4 mol HI, ke arah manakah reaksi
    berlangsung dan berapa konsentrasi masing-
    masing zat pada saat kesetimbangan tercapai?

Penyelesaian:
        Q = (2)2 / (2,5)(1) = 1,6
            Q<K
        Reaksi berlangsung ke arah kanan
H2 (g) + I2 (g) ⇄ 2 HI (g)

         Awal             5           2               4    mol / 2L
       Reaksi            -x          -x            +2x
Kesetimbangan           (5-x)      (2-x)          (4+2x)

             2
                            {(4+2 x ) / 2}  2
K=
       [ HI]
     [ H2 [ I 2 ]   =    {(5− x ) / 2}{(2− x ) / 2}   = 49,5
     X1 = 1,672 mol                x2 = 6,29 (tak mungkin)

      [HI] = 3,672 M
      [H2] = 1,664 M
      [I2] = 0,164 M
6.10 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
                 KESETIMBANGAN KIMIA


PRINSIP LE CHATELIER :
Bila suatu sistem dalam kesetimbangan mendapat
gangguan eksternal maka sistem tersebut akan melakukan
perubahan yang mengatasi gangguan tersebut.

 1. Perubahan Konsentrasi
 2. Perubahan Volume dan Tekanan
 3. Perubahan Suhu
      mengubah nilai K sehingga Q ≠ K
Pengaruh perubahan konsentrasi
           Konsentrasi hasil reaksi    Ke arah reaktan
Pengaruh perubahan volume
N2O4 (g)            2NO2 (g)
       V → Ke arah reaktan
       V → Ke arah produk

  Pengaruh perubahan suhu, jika suhu
             Reaksi eksoterm → Ke arah eksoterm
             Reaksi endoterm → Ke arah endoterm
Ketergantungan K Terhadap T


-RT ln K = ∆G° = ∆H° - T∆S°                                          ∆H° negatif → eksoterm
ln k = -∆G° = ∆S° - ∆H°                                              ∆H° positif → endoterm
            RT          R       RT
ln K                                                     ln K

                                Slope = -∆H°/R                                            Eksoterm




                                                       Produk naik
            Intersep = -∆S°/R

                                                                                             Endoterm

                                                 1/T
Persamaan van’t Hoff                                                                                    1/T

   ( )                  [             ]
                                                                                 T naik
       K2         -∆H° 1   1
Ln            =          -
       K1           R T2 T1
Contoh 6.9

   Ke arah manakah reaksi di bawah ini bergeser bila
   pada suhu yang tetap, tekanan diperbesar (volume
   diperkecil)
   a. CaCO3 (p) → CaO (p) + CO2 (g)
   b. PCl5 (g) → PCl3 (g) + Cl2 (g)
   c. H2 (g) + CO2 (g) → H2O (g) + CO (g)
   d. N2 (g) + 3H2 (g) → 2NH3 (g)
Penyelesaian:
   a. kiri       c. tidak terjadi
   b. kiri       d. kanan
6.11 KESETIMBANGAN PENGIONAN


•   DERAJAT PENGIONAN (α )
        Zat elektrolit mengion dalam larutan
    dengan α yang berbeda

•   EFEK ION SENAMA

•   HUKUM PENGENCERAN OSTWALD
         Bila suatu elektrolit lemah diencerkan maka
         derajat ionisasinya meningkat → Bab 7.
         Konsep Asam Basa.
LATIHAN SOAL-SOAL




•   Sebanyak 0,505 g suatu contoh hidrokarbon naftalena C10H8, dibakar
    sempurna dalam kalorimeter bom. Massa air dalam kalorimeter
    1215 g. Reaksi mengakibatkan suhu air naik dari 25,62 ke 29,06°C.
    Kapasitas kalor dari bom 826 J/°C. Berapakah kalor reaksi pada
    volume tetap, qv, dinyatakan dalam:
    a. J/g C10H8
    b. kj/mol C10H8
    c. kkal/mol C10H8

2. Sebanyak 2 gram es dimasukkan ke dalam 4 gram air yang suhunya
   8oC. Bila kalor spesifik air 1 kal/g dan kalor lebur es 80 kal/g. Apakah
   proses tersebut merupakan proses spontan
3.   Tuliskan rumus tetapan kesetimbangan Kc dan Kp (bila ada) dan hubungan antara
      Kc dan Kp untuk reaksi:
      (a). 2CO2(g)        CO(g) + O2(g)
      (b). 2NO2(g) + 7H2(g)      2NH3(g) + H2O(aq)
      (c). 2HgO(p)          2Hg(aq) + O2(g)
      (d). 2ZnS(p) + 3O2(g)        2ZnO(p) + 2SO2(g)
      (e). 2HCrO4- (aq)        Cr2O72- (aq) + H2O (aq)
4.   Suatu campuran terdiri dari 0,5 mol N2O (g) dan 0,5 mol O2 (g) dimasukkan dalam
     wadah bervolume 4 L dan dibiarkan mencapai kesetimbangan menurut reaksi :
     2N2O(g) + 3O2(g)        4NO2(g)
     Setelah tercapai kesetimbangan jumlah N2O menjadi 0,45 mol/4L
     a. Berapakah konsentrasi N2O, O2, dan NO2 saat kesetimbangan?
     b. Berapakah nilai Kc reaksi tersebut
5.   Pada suhu 25 oC, reaksi HCl(g)      H2(g) + Cl2(g) mempunyai K=4,17x10-34.
     Berapakah K untuk reaksi: ½H2(g) + ½Cl2(g)        HCl(g).
6. Fenol pada suhu 298,15 K, ∆H°f = -3054 kJ/mol, ∆S° = 144,0 J/K mol.
   Berapakah ∆G°f untuk fenol pada suhu tersebut dan tentukan pula berapa
   konstanta kesetimbangannya.

7. Berapakah nilai ∆G° pada 298 K untuk reaksi
   C(p) + CO2(g) → 2CO(g)
   Apakah reaksi tersebut akan berjalan secara spontan ke arah pembentukkan
   CO pada suhu 298 K? (∆G°f untuk C, CO2, dan CO berturut-turut adalah 0; -
   394,38; dan -137,28 kJ/mol)

8. Berapakah entropi penguapan molar standar air pada 100°C. Entalpi
   penguapan molar standar pada suhu 100°C adalah 40,7 kJ/mol.
9. Pada suhu tertentu terdapat kesetimbangan antara 0,4 mol H2, 0,3 mol I2, dan
   0,2 mol HI dalam wadah bervolume 2 liter. Hitunglah tetapan kesetimbangan
   reaksi:
   H2(g) + I2(g)              2HI(g)

10. Reaksi N2O4(g)              2NO2(g)
    Memiliki nilai K = 4,66 x 10-3, jika 0,80 mol N2O4 dimasukkan ke dalam botol 1
    liter. Hitung
    a. Konsentrasi gas pada kesetimbangan
    b. Konsentrasi masing-masing gas bila volume menjadi separuhnya

11. Pada suhu 454 K, Al2Cl6(g) bereaksi membentuk Al3Cl9(g)
    3 Al2Cl6(g)            2 Al3Cl9(g)
    Dalam percobaan pada suhu ini, tekanan parsial kesetimbangan untuk
    Al2Cl6(g) dan Al3Cl9(g) berturut-turut adalah 1,00 atm dan 1,02 x 10-2. Hitung
    tetapan kesetimbangan reaksi tersebut.
Bab6 kesetimbangan kimia

More Related Content

What's hot

Kinetika kimia (pertemuan 4)
Kinetika kimia (pertemuan 4)Kinetika kimia (pertemuan 4)
Kinetika kimia (pertemuan 4)Utami Irawati
 
Laporan Praktikum Sifat Koligatif Larutan
Laporan Praktikum Sifat Koligatif LarutanLaporan Praktikum Sifat Koligatif Larutan
Laporan Praktikum Sifat Koligatif LarutanErnalia Rosita
 
laporan praktikum termokimia
laporan praktikum termokimialaporan praktikum termokimia
laporan praktikum termokimiawd_amaliah
 
Penyerangan Nukleofilik pada senyawa organik
Penyerangan Nukleofilik pada senyawa organikPenyerangan Nukleofilik pada senyawa organik
Penyerangan Nukleofilik pada senyawa organikIrma Rahmawati
 
Struktur kristal ionik
Struktur  kristal ionik Struktur  kristal ionik
Struktur kristal ionik Ida Farida Ch
 
Laporan praktikum stoikiometri
Laporan praktikum stoikiometriLaporan praktikum stoikiometri
Laporan praktikum stoikiometriLinda Rosita
 
Ppt kalor sensibel &amp; laten
Ppt kalor sensibel &amp; latenPpt kalor sensibel &amp; laten
Ppt kalor sensibel &amp; latenSepriSakatsila
 
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi AnionReaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi AnionDokter Tekno
 
Jurnal Laju Reaksi
Jurnal Laju ReaksiJurnal Laju Reaksi
Jurnal Laju Reaksinurul limsun
 
Senyawa Heterosiklik
Senyawa HeterosiklikSenyawa Heterosiklik
Senyawa HeterosiklikIndra Lasmana
 
Annes : Analisis Gravimetri
Annes : Analisis GravimetriAnnes : Analisis Gravimetri
Annes : Analisis GravimetriAn Nes Niwayatul
 
Soal2 laju reaksi kesetimbangan
Soal2 laju reaksi  kesetimbanganSoal2 laju reaksi  kesetimbangan
Soal2 laju reaksi kesetimbanganDian Fery Irawan
 
Viskositas sebagai fungsi temperatur
Viskositas sebagai fungsi temperaturViskositas sebagai fungsi temperatur
Viskositas sebagai fungsi temperaturNaufa Nur
 
laporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basalaporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basawd_amaliah
 

What's hot (20)

Kinetika kimia (pertemuan 4)
Kinetika kimia (pertemuan 4)Kinetika kimia (pertemuan 4)
Kinetika kimia (pertemuan 4)
 
Laporan Praktikum Sifat Koligatif Larutan
Laporan Praktikum Sifat Koligatif LarutanLaporan Praktikum Sifat Koligatif Larutan
Laporan Praktikum Sifat Koligatif Larutan
 
laporan praktikum termokimia
laporan praktikum termokimialaporan praktikum termokimia
laporan praktikum termokimia
 
Penyerangan Nukleofilik pada senyawa organik
Penyerangan Nukleofilik pada senyawa organikPenyerangan Nukleofilik pada senyawa organik
Penyerangan Nukleofilik pada senyawa organik
 
Struktur kristal ionik
Struktur  kristal ionik Struktur  kristal ionik
Struktur kristal ionik
 
Laporan praktikum stoikiometri
Laporan praktikum stoikiometriLaporan praktikum stoikiometri
Laporan praktikum stoikiometri
 
Ppt kalor sensibel &amp; laten
Ppt kalor sensibel &amp; latenPpt kalor sensibel &amp; laten
Ppt kalor sensibel &amp; laten
 
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi AnionReaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
 
Jurnal Laju Reaksi
Jurnal Laju ReaksiJurnal Laju Reaksi
Jurnal Laju Reaksi
 
5 lipid
5 lipid5 lipid
5 lipid
 
Senyawa Heterosiklik
Senyawa HeterosiklikSenyawa Heterosiklik
Senyawa Heterosiklik
 
Annes : Analisis Gravimetri
Annes : Analisis GravimetriAnnes : Analisis Gravimetri
Annes : Analisis Gravimetri
 
Katalis
KatalisKatalis
Katalis
 
Kimia Asek PPT Kesetimbangan Kimia Cekidot
Kimia Asek PPT Kesetimbangan Kimia CekidotKimia Asek PPT Kesetimbangan Kimia Cekidot
Kimia Asek PPT Kesetimbangan Kimia Cekidot
 
Soal2 laju reaksi kesetimbangan
Soal2 laju reaksi  kesetimbanganSoal2 laju reaksi  kesetimbangan
Soal2 laju reaksi kesetimbangan
 
Struktur Kristal
Struktur KristalStruktur Kristal
Struktur Kristal
 
asam lemak
asam lemakasam lemak
asam lemak
 
Viskositas sebagai fungsi temperatur
Viskositas sebagai fungsi temperaturViskositas sebagai fungsi temperatur
Viskositas sebagai fungsi temperatur
 
laporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basalaporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basa
 
Stoikiometri1
Stoikiometri1Stoikiometri1
Stoikiometri1
 

Viewers also liked

Kesetimbangan kimia
Kesetimbangan kimiaKesetimbangan kimia
Kesetimbangan kimianovanda1995
 
Penentuan tetapan kesetimbangan
Penentuan tetapan kesetimbangan Penentuan tetapan kesetimbangan
Penentuan tetapan kesetimbangan Ajrina Pia
 
Reaksi Kesetimbangan
Reaksi KesetimbanganReaksi Kesetimbangan
Reaksi KesetimbanganKurnia Yusuf
 
Laporan Kimia - kesetimbangan
Laporan Kimia - kesetimbanganLaporan Kimia - kesetimbangan
Laporan Kimia - kesetimbanganDayana Florencia
 
Kesetimbangan kimia2
Kesetimbangan kimia2Kesetimbangan kimia2
Kesetimbangan kimia2Devi Paramita
 
Kesetimbangan kimia (2) PRAKTIKUM
Kesetimbangan kimia (2) PRAKTIKUM Kesetimbangan kimia (2) PRAKTIKUM
Kesetimbangan kimia (2) PRAKTIKUM risyanti ALENTA
 
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiaLaporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiawd_amaliah
 

Viewers also liked (9)

Kesetimbangan kimia
Kesetimbangan kimiaKesetimbangan kimia
Kesetimbangan kimia
 
Penentuan tetapan kesetimbangan
Penentuan tetapan kesetimbangan Penentuan tetapan kesetimbangan
Penentuan tetapan kesetimbangan
 
Reaksi Kesetimbangan
Reaksi KesetimbanganReaksi Kesetimbangan
Reaksi Kesetimbangan
 
Laporan Kimia - kesetimbangan
Laporan Kimia - kesetimbanganLaporan Kimia - kesetimbangan
Laporan Kimia - kesetimbangan
 
Kesetimbangan kimia2
Kesetimbangan kimia2Kesetimbangan kimia2
Kesetimbangan kimia2
 
Kesetimbangan kimia (2) PRAKTIKUM
Kesetimbangan kimia (2) PRAKTIKUM Kesetimbangan kimia (2) PRAKTIKUM
Kesetimbangan kimia (2) PRAKTIKUM
 
Kesetimbangan
KesetimbanganKesetimbangan
Kesetimbangan
 
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiaLaporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
 
Kesetimbangan Kimia
Kesetimbangan KimiaKesetimbangan Kimia
Kesetimbangan Kimia
 

Similar to Bab6 kesetimbangan kimia

Bab 6 Hubungan Energi dalam Reaksi Kimia
Bab 6 Hubungan Energi dalam Reaksi KimiaBab 6 Hubungan Energi dalam Reaksi Kimia
Bab 6 Hubungan Energi dalam Reaksi KimiaJajang Sulaeman
 
Bab6 hubungan energi dalam reaksi kimia
Bab6 hubungan energi dalam reaksi kimiaBab6 hubungan energi dalam reaksi kimia
Bab6 hubungan energi dalam reaksi kimiaZhefSena Al-Djamil
 
Ppt termokimia
Ppt termokimiaPpt termokimia
Ppt termokimiarizki2608
 
Energetika termokimia
Energetika termokimiaEnergetika termokimia
Energetika termokimiaujangsupiandi
 
ITP UNS SEMESTER 1 Termokimia
ITP UNS SEMESTER 1 TermokimiaITP UNS SEMESTER 1 Termokimia
ITP UNS SEMESTER 1 TermokimiaFransiska Puteri
 
Termokimia - Zimon Pereiz.pptx
Termokimia - Zimon Pereiz.pptxTermokimia - Zimon Pereiz.pptx
Termokimia - Zimon Pereiz.pptxChuchitaChu
 
week-89-10-energi-perubahan-energi1.ppt
week-89-10-energi-perubahan-energi1.pptweek-89-10-energi-perubahan-energi1.ppt
week-89-10-energi-perubahan-energi1.pptAlumSimbolon1
 
termokimia+(12-13).pdf
termokimia+(12-13).pdftermokimia+(12-13).pdf
termokimia+(12-13).pdfudinbaihaqi485
 
Konsep TermodinamikaTugas 3
Konsep TermodinamikaTugas 3Konsep TermodinamikaTugas 3
Konsep TermodinamikaTugas 3mokhalfanz
 
termo_kim2_3 (1).pdf
termo_kim2_3 (1).pdftermo_kim2_3 (1).pdf
termo_kim2_3 (1).pdfHildaSarah2
 
Kimia Dasar - Bab 3
Kimia Dasar - Bab 3Kimia Dasar - Bab 3
Kimia Dasar - Bab 3fawwazputro
 

Similar to Bab6 kesetimbangan kimia (20)

Bab 6 Hubungan Energi dalam Reaksi Kimia
Bab 6 Hubungan Energi dalam Reaksi KimiaBab 6 Hubungan Energi dalam Reaksi Kimia
Bab 6 Hubungan Energi dalam Reaksi Kimia
 
Bab6 hubungan energi dalam reaksi kimia
Bab6 hubungan energi dalam reaksi kimiaBab6 hubungan energi dalam reaksi kimia
Bab6 hubungan energi dalam reaksi kimia
 
Ppt termokimia
Ppt termokimiaPpt termokimia
Ppt termokimia
 
Energetika termokimia
Energetika termokimiaEnergetika termokimia
Energetika termokimia
 
Termokimia
TermokimiaTermokimia
Termokimia
 
Thermokimia
ThermokimiaThermokimia
Thermokimia
 
Termokimia
TermokimiaTermokimia
Termokimia
 
ITP UNS SEMESTER 1 Termokimia
ITP UNS SEMESTER 1 TermokimiaITP UNS SEMESTER 1 Termokimia
ITP UNS SEMESTER 1 Termokimia
 
7 energi bebas gibbs
7 energi bebas gibbs7 energi bebas gibbs
7 energi bebas gibbs
 
Termokimia - Zimon Pereiz.pptx
Termokimia - Zimon Pereiz.pptxTermokimia - Zimon Pereiz.pptx
Termokimia - Zimon Pereiz.pptx
 
Termokimia
TermokimiaTermokimia
Termokimia
 
Termokimia(1)
Termokimia(1)Termokimia(1)
Termokimia(1)
 
week-89-10-energi-perubahan-energi1.ppt
week-89-10-energi-perubahan-energi1.pptweek-89-10-energi-perubahan-energi1.ppt
week-89-10-energi-perubahan-energi1.ppt
 
termokimia+(12-13).pdf
termokimia+(12-13).pdftermokimia+(12-13).pdf
termokimia+(12-13).pdf
 
Konsep TermodinamikaTugas 3
Konsep TermodinamikaTugas 3Konsep TermodinamikaTugas 3
Konsep TermodinamikaTugas 3
 
termo_kim2_3 (1).pdf
termo_kim2_3 (1).pdftermo_kim2_3 (1).pdf
termo_kim2_3 (1).pdf
 
Termokimia
TermokimiaTermokimia
Termokimia
 
TERMOKIMIA
TERMOKIMIATERMOKIMIA
TERMOKIMIA
 
Bab 3 termodinamika
Bab 3 termodinamikaBab 3 termodinamika
Bab 3 termodinamika
 
Kimia Dasar - Bab 3
Kimia Dasar - Bab 3Kimia Dasar - Bab 3
Kimia Dasar - Bab 3
 

More from Imo Priyanto

Fiqih kelas 7 sm 1 pelajaran 4
Fiqih kelas 7 sm 1 pelajaran 4Fiqih kelas 7 sm 1 pelajaran 4
Fiqih kelas 7 sm 1 pelajaran 4Imo Priyanto
 
Siklus asam sitrat
Siklus asam sitratSiklus asam sitrat
Siklus asam sitratImo Priyanto
 
Sosiologi pertanian (kelembagaan pertanian)1
Sosiologi  pertanian (kelembagaan  pertanian)1Sosiologi  pertanian (kelembagaan  pertanian)1
Sosiologi pertanian (kelembagaan pertanian)1Imo Priyanto
 
10 analisis kredit
10 analisis kredit10 analisis kredit
10 analisis kreditImo Priyanto
 
8 strategi pemasaran
8 strategi pemasaran8 strategi pemasaran
8 strategi pemasaranImo Priyanto
 
2 jenis dan produk bank
2 jenis dan produk bank2 jenis dan produk bank
2 jenis dan produk bankImo Priyanto
 
Struktur dan fungsi sel 9
Struktur dan fungsi sel 9Struktur dan fungsi sel 9
Struktur dan fungsi sel 9Imo Priyanto
 
Mkdu bahasa indonesia 2012
Mkdu bahasa indonesia 2012Mkdu bahasa indonesia 2012
Mkdu bahasa indonesia 2012Imo Priyanto
 

More from Imo Priyanto (20)

imo cahriau
imo cahriauimo cahriau
imo cahriau
 
Fiqih kelas 7 sm 1 pelajaran 4
Fiqih kelas 7 sm 1 pelajaran 4Fiqih kelas 7 sm 1 pelajaran 4
Fiqih kelas 7 sm 1 pelajaran 4
 
14 sdm perbankan
14 sdm perbankan14 sdm perbankan
14 sdm perbankan
 
3 tahap respirasi
3 tahap respirasi3 tahap respirasi
3 tahap respirasi
 
Siklus asam sitrat
Siklus asam sitratSiklus asam sitrat
Siklus asam sitrat
 
Sosiologi pertanian (kelembagaan pertanian)1
Sosiologi  pertanian (kelembagaan  pertanian)1Sosiologi  pertanian (kelembagaan  pertanian)1
Sosiologi pertanian (kelembagaan pertanian)1
 
10 analisis kredit
10 analisis kredit10 analisis kredit
10 analisis kredit
 
8 strategi pemasaran
8 strategi pemasaran8 strategi pemasaran
8 strategi pemasaran
 
2 jenis dan produk bank
2 jenis dan produk bank2 jenis dan produk bank
2 jenis dan produk bank
 
1 uu perb ankan
1 uu perb ankan1 uu perb ankan
1 uu perb ankan
 
Struktur dan fungsi sel 9
Struktur dan fungsi sel 9Struktur dan fungsi sel 9
Struktur dan fungsi sel 9
 
Metabolisme kh 10
Metabolisme kh 10Metabolisme kh 10
Metabolisme kh 10
 
Koenzim 8
Koenzim 8Koenzim 8
Koenzim 8
 
Karbohidrat 3
Karbohidrat 3Karbohidrat 3
Karbohidrat 3
 
Hormon 15
Hormon 15Hormon 15
Hormon 15
 
Biokimia 1
Biokimia 1Biokimia 1
Biokimia 1
 
Asam nukleat 6
Asam nukleat 6Asam nukleat 6
Asam nukleat 6
 
Metabolisme kh 10
Metabolisme kh 10Metabolisme kh 10
Metabolisme kh 10
 
Karya ilmiah
Karya ilmiahKarya ilmiah
Karya ilmiah
 
Mkdu bahasa indonesia 2012
Mkdu bahasa indonesia 2012Mkdu bahasa indonesia 2012
Mkdu bahasa indonesia 2012
 

Bab6 kesetimbangan kimia

  • 1. BAB 6 (lihat diktat kuliah KIMIA : Bab 6 dan 7)
  • 2. KONSEP KESETIMBANGAN KIMIA 1. HUKUM KEKEKALAN ENERGI 2. PENGERTIAN KERJA DAN KALOR 3. PENGERTIAN SISTEM, LINGKUNGAN, DAN FUNGSI KEADAAN 4. HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA 5. HUKUM KEDUA TERMODINAMIKA 6. ENERGI BEBAS DAN KESETIMBANGAN 7. KONSEP KESETIMBANGAN 8. TETAPAN KESETIMBANGAN 9. PENDUGAAN ARAH REAKSI 10. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESETIMBANGAN KIMIA 11. KESETIMBANGAN PENGIONAN
  • 3. Termodinamika digunakan sebagai alat untuk meramalkan apakah suatu proses yang belum diketahui dapat dilaksanakan atau tidak. TERMODINAMIKA DAPAT MENJELASKAN : • Proses pertumbuhan dan reproduksi sistem hayati • Mengapa reaksi fotosintesis dapat berlangsung • Mengapa ikan dapat bernafas dalam air • Mengapa O2 menjadi O3 tidak dapat berlangsung dengan sendirinya
  • 4. 6.1 HUKUM KEKEKALAN ENERGI E total = Ek + Ep = tetap ………… Joule Energi Kinetik (Ek) = ½ mv2 Energi Potensial (Ep) = m.g.h. Ep = 10 unit energi Ek = 0 unit potensial Ep = 5 unit energi Ek = 5 unit kinetik
  • 5. 6.2 PENGERTIAN KERJA DAN KALOR Kerja (w) Hasil kali antara gaya luar pada suatu benda dengan jarak dimana gaya tersebut bekerja w = F (rf - ri) Kerja untuk mengangkat benda dalam medan gravitasi w = m g (hf - hi) Kerja tekanan-volume kerja mekanik yang dihasilkan apabila suatu gas ditekan/diekspansi di bawah pengaruh tekanan luar w = -Fekst (hf - hi) w = -Pekst A∆h
  • 6. Kalor (q) ● Energi tidak dapat dimusnahkan maupun diciptakan. ● Energi hanya ditransformasikan dari satu bentuk ke bentuk lainnya ● Kalor (q): energi yang dipindahkan sebagai akibat adanya perbedaan suhu q = m.cs.∆T m = Massa (g) cs = Kapasitas kalor spesifik (kal K-1 g-1) atau kalor jenis T = Suhu (K) qlogam + qair = 0 Q logam = - qair
  • 7. CONTOH 6.1 Berapa energi kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 735 g air dari 21,0 oC ke 98,0 oC? (anggap kalor jenis air 1,00 kal g-1 oC-1) Penyelesaian: q = m x kalor jenis x ∆T = 735 g x 1,00 kal/g oC x (98,0 – 21,0) oC = 5,7 x 104 kal
  • 8. CONTOH 6.2 Berapakah kalor jenis timbal jika 150 g timbal (100 oC) dimasukkan ke dalam gelas piala terisolasi berisi air 50,0 g (22,0 oC), jika suhu timbal-air 28,8 oC ? Penyelesaian : q air = 50,0 g x 1,00 kal/g oC x (28,0 - 22,0) oC= 340 kal qtimbal = - qair = -340 kal qtimbal = -340 kal / 150 g x (28,8 – 100) oC = 3,2 x 10-2 kal g-1 oC-1
  • 9. 6.3 PENGERTIAN SISTEM, LING- KUNGAN, DAN FUNGSI KEADAAN Sistem: Lingkungan: Sejumlah materi atau Massa atau daerah daerah dalam ruang yang berada di luar yang dijadikan sebagai sistem objek studi Batas: Pemisah sistem & lingkungan (nyata/maya) ● Batas tetap (fixed boundary) ● Batas berubah (movable boundary)
  • 10. EMPAT JENIS SISTEM: Terbuka, Tertutup, Terisolasi, dan Adiabatik. Pertukaran Terbuka Tertutup Terisolasi Massa + - - Kalor + + - Sistem Adiabatik: tidak memungkinkan kalor keluar dari sistem ke lingkungannya
  • 11. Besaran Ekstensif: Volume, Massa, Energi, Entalpi, Energi Bebas Gibbs, Energi Dalam, Kapasitas Kalor, Entropi • Besaran Intensif: Tekanan, Densitas, Suhu, Viskositas, Tegangan permukaan, Kalor Jenis • Fungsi Keadaan: ∆U, ∆H, ∆S, ∆G
  • 12. 6.4 HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA bentuk lain dari Hukum Kekekalan Energi SISTEM TERISOLASI: U(awal) – U(akhir) = ∆U = q + w Besaran + - q (kalor) energi diserap sistem sistem melepaskan energi w (kerja) sistem dikenai sistem kerja melakukan kerja ∆U (energi dalam) + -
  • 13. CONTOH 6.3 Jika diketahui 5000 J energi diserap oleh sistem dan sistem melakukan kerja sebesar 6750 J terhadap lingkungan. Berapa ∆U sistem? Penyelesaian: ∆U = q + w = (+5000 J) + (-6750 J) = 5000 J – 6750 J = - 1750 J
  • 14. Termokimia Entalpi Reaksi Hubungan yang melibatkan ∆H • Eksotermik : Kalor dilepaskan oleh reaksi (∆H negatif) • Endotermik : Kalor diambil oleh reaksi (∆H positif) ∆H akan berubah tanda bila arah reaksi berbalik CO(g) + ½O2(g) → CO2(g) ∆H = -283,0 kJ/mol CO2(g) → CO(g) + ½O2(g) ∆H = +283,0 kJ/mol
  • 15. HUKUM PENJUMLAHAN KALOR Hukum Hess C(p) + O2(g) C(p,gr) + O2(g) → CO2(g) ∆H1 = -393,5 kJ CO2(g) → CO(g) + ½O2(g) ∆H2 = +283,0 kJ ∆H = -110,5 kJ ∆H = -393,5 kJ C(s,gr) + ½O2(g) → CO(g) ∆H = ∆H1 + ∆H2 = -110,5 kJ CO(g) + ½O2(g) ∆H = +283,0 kJ CO2(g) Hukum Hess: Jika dua atau lebih persamaan kimia ditambahkan untuk menghasilkan persamaan kimia lainnya, masing-masing entalpi reaksinya harus ditambahkan
  • 16. Proses Spontan Reaksi kimia Atau perubahan lainnya Spontan Setimbang Tidak spontan Bagaimana? • Mengukur tingkat kespontanan • Mengukur tingkat ketidakspontanan • Menetapkan keadaan setimbang Entropi (S) Menentukan arah Energi bebas (G) proses/reaksi
  • 17. Entropi (S): ● besaran termodinamika seperti halnya U atau H ● merupakan fungsi keadaan ● ukuran kuantitatif tingkat kespontanan suatu proses yang dinyatakan dalam ∆S total (+), atau sebaliknya Energi bebas (G): ● besaran termodinamika seperti halnya U, H atau S ● merupakan fungsi keadaan ● ukuran kuantitatif kespontanan suatu proses yang dinyatakan dalam ∆G sistem (-), atau sebaliknya
  • 18. Contoh proses spontan Keadaan awal Proses Keadaan akhir Parfum menyebar 25oC Es meleleh 25oC Penguapan air 75o 25o Kalor 50o 50o Ag Ag Ag Ag
  • 19. 6.5 Hukum Kedua Termodinamika Rumusan matematika entropi: ● Ada sistem menerima kalor dari lingkungan Sistem & lingkungan tersebut berada dalam sistem yang lebih besar yg terisolasi f dqrev ∆Stotal = ∆Ssis + ∆Slingk >0 ∆S = ∫i T dq = CdT Contoh 6.4: 1 g es 0oC dimasukkan ke dalam 4 g air 10oC. Diketahui Cair = 1kal/goC dan kalor lebur es = 80 kal/g. Apakah proses peleburan spontan ?
  • 20. Penyelesaian Q dilepaskan pada pendinginan air = 4 g x 1 kal/g oC x 10 oC = 40 kal Jumlah es yang melebur dengan 40 kal = 40 kal x 1g / 80 kal = 0,5 g ∆Ses = 0,5 x 80 / 273 = 0,1465 kal/K ∆ Sair = ∫C dT/T = -C ln 283/273 = - 0,1439 kal/K ∆ Stotal = ∆ Ses + ∆ Sair = 0,0026 kal/K = 0,0109 J/K ∆ Stotal > 0 proses peleburan es spontan
  • 21. ∆Ssis untuk proses isotermal f dqrev 1 f qrev ∆S = ∫i T = T ∫i dq rev = T Transisi fasa qrev ∆Hfus ∆Sfus = = Tf Tf
  • 22. 6.6 Energi Bebas (G) G = H - TS ∆Gsis < 0 Proses spontan ∆Gsis = 0 Proses reversibel ∆Gsis > 0 Proses tak spontan ● Pendugaan arah perubahan suatu proses reaksi ∆G = ∆H – T ∆S < 0 No H S G Hasil Contoh 1 - + - Spontan semua T 2H2O(g)→2H2(g)+O2(g) 2 - - - Spontan T ↓ H2O(c) → 2H2O(p) ≠ spontan T ↑ + 3 + + + ≠ Spontan T ↓ 2NH3(g)→N2(g)+3H2(g) - Spontan T ↑ 4 + - + ≠ Spontan semua T 3O2(g) → 2O3(g)
  • 23. Transisi fasa, ∆G = ∆H – T ∆S = 0 qrev ∆Htr ∆Str = T = T tr tr Tr = transisi (peleburan, pembekuan, penguapan, kondensasi) .
  • 24. CONTOH 6.5 Sikloheksana, C6H12 memiliki kalor penguapan 360 J/g dengan titik didih 81°C. Berapakah perubahan entropi untuk tiap mol penguapan sikloheksana PENYELESAIAN ∆H ∆S = = 84 g/mol x 360/354 J/gK T = 85 J /K mol .
  • 25. 6.7 KONSEP KESETIMBANGAN Setimbang akhir reaksi Campuran produk dan reaktan yang tidak bereaksi dalam jumlah relatif tetap N2O4(g) 2NO2(g) A C % Kons % Kons 100 100 A 98 A 98 ∆C1 C ∆C2 2 C 2 Waktu ∆t1 ∆t2 Waktu
  • 26. 6.8 TETAPAN KESETIMBANGAN Hukum Empiris Aksi Massa (Guldberg & Waage) aA + bB cC + dD [C]c [D]d Tetapan kesetimbangan empiris (KC) KC = [A]a [B]b Subskrip C: Reaksi dalam larutan [PC]c [PD]d Reaksi dalam fasa gas ............................. KP = [PA]a [PB]b P = Tekanan parsial
  • 27. Kesetimbangan Reaksi dalam Fasa Gas 3NO(g) N2O(g) + NO2(g) ∆G 3NO (PNO) N2O (P N2O) + NO2 (P NO2) -∆G° = RT ln K ∆G = ∆G1 + ∆G° +∆G3 ∆G1 ∆G3 3NO (Pref) N2O (Pref) + NO2 (Pref) ∆G2 = ∆G°
  • 28. CONTOH 6.6 Tulis persamaan kesetimbangan untuk kesetimbangan kimia fasa gas berikut: a. 2NOCl(g) 2NO(g) + Cl2(g) b. CO(g) + ½O2(g) CO2(g) Penyelesaian a. Pangkat 2 berasal dari faktor 2 dalam persamaan (P NO)2 (P Cl2) yang balans tersebut = K (P NOCl)2 b. (P CO2) Pangkat pecahan muncul pada persamaan = K kesetimbangan setiap kali mereka terdapat dalam (P CO) (P O2)½ persamaan yang balans
  • 29. CONTOH 6.7 Hitunglah tetapan kesetimbangan untuk reaksi N2O4 (g) 2 NO2 (g) Jika pada saat kesetimbangan terdapat 0,1 mol N2O4 dan 0,06 mol NO2 dalam volume 2 L Penyelesaian : K = [NO2]2 / [N2O4] = (0,03)2 / 0,05 = 1,8 x 10-2
  • 30. 6.9 PENDUGAAN ARAH REAKSI Kuosien Reaksi (Q) G ∆G = ∆G° + RT ln Q ∆G = -RT ln K + RT ln Q Q<K Q>K ∆G < 0 ∆G > 0 ∆G = RT ln (Q/K) Jika Q < K, ∆G < 0 arah reaksi ke kanan Q > K, ∆G > 0 arah reaksi ke kiri Kesetimbangan ∆G = 0 Reaktan murni Produk murni
  • 31. CONTOH 6.8 • Reaksi H2 + I2 2 HI mempunyai nilai K = 49,5 pada suhu 440 oC. Jika pada suhu tersebut ke dalam wadah bervolume 2 L dimasukkan 5 mol H2, 2 mol I2 dan 4 mol HI, ke arah manakah reaksi berlangsung dan berapa konsentrasi masing- masing zat pada saat kesetimbangan tercapai? Penyelesaian: Q = (2)2 / (2,5)(1) = 1,6 Q<K Reaksi berlangsung ke arah kanan
  • 32. H2 (g) + I2 (g) ⇄ 2 HI (g) Awal 5 2 4 mol / 2L Reaksi -x -x +2x Kesetimbangan (5-x) (2-x) (4+2x) 2 {(4+2 x ) / 2} 2 K= [ HI] [ H2 [ I 2 ] = {(5− x ) / 2}{(2− x ) / 2} = 49,5 X1 = 1,672 mol x2 = 6,29 (tak mungkin) [HI] = 3,672 M [H2] = 1,664 M [I2] = 0,164 M
  • 33. 6.10 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESETIMBANGAN KIMIA PRINSIP LE CHATELIER : Bila suatu sistem dalam kesetimbangan mendapat gangguan eksternal maka sistem tersebut akan melakukan perubahan yang mengatasi gangguan tersebut. 1. Perubahan Konsentrasi 2. Perubahan Volume dan Tekanan 3. Perubahan Suhu mengubah nilai K sehingga Q ≠ K
  • 34. Pengaruh perubahan konsentrasi Konsentrasi hasil reaksi Ke arah reaktan Pengaruh perubahan volume N2O4 (g) 2NO2 (g) V → Ke arah reaktan V → Ke arah produk Pengaruh perubahan suhu, jika suhu Reaksi eksoterm → Ke arah eksoterm Reaksi endoterm → Ke arah endoterm
  • 35. Ketergantungan K Terhadap T -RT ln K = ∆G° = ∆H° - T∆S° ∆H° negatif → eksoterm ln k = -∆G° = ∆S° - ∆H° ∆H° positif → endoterm RT R RT ln K ln K Slope = -∆H°/R Eksoterm Produk naik Intersep = -∆S°/R Endoterm 1/T Persamaan van’t Hoff 1/T ( ) [ ] T naik K2 -∆H° 1 1 Ln = - K1 R T2 T1
  • 36. Contoh 6.9 Ke arah manakah reaksi di bawah ini bergeser bila pada suhu yang tetap, tekanan diperbesar (volume diperkecil) a. CaCO3 (p) → CaO (p) + CO2 (g) b. PCl5 (g) → PCl3 (g) + Cl2 (g) c. H2 (g) + CO2 (g) → H2O (g) + CO (g) d. N2 (g) + 3H2 (g) → 2NH3 (g) Penyelesaian: a. kiri c. tidak terjadi b. kiri d. kanan
  • 37. 6.11 KESETIMBANGAN PENGIONAN • DERAJAT PENGIONAN (α ) Zat elektrolit mengion dalam larutan dengan α yang berbeda • EFEK ION SENAMA • HUKUM PENGENCERAN OSTWALD Bila suatu elektrolit lemah diencerkan maka derajat ionisasinya meningkat → Bab 7. Konsep Asam Basa.
  • 38. LATIHAN SOAL-SOAL • Sebanyak 0,505 g suatu contoh hidrokarbon naftalena C10H8, dibakar sempurna dalam kalorimeter bom. Massa air dalam kalorimeter 1215 g. Reaksi mengakibatkan suhu air naik dari 25,62 ke 29,06°C. Kapasitas kalor dari bom 826 J/°C. Berapakah kalor reaksi pada volume tetap, qv, dinyatakan dalam: a. J/g C10H8 b. kj/mol C10H8 c. kkal/mol C10H8 2. Sebanyak 2 gram es dimasukkan ke dalam 4 gram air yang suhunya 8oC. Bila kalor spesifik air 1 kal/g dan kalor lebur es 80 kal/g. Apakah proses tersebut merupakan proses spontan
  • 39. 3. Tuliskan rumus tetapan kesetimbangan Kc dan Kp (bila ada) dan hubungan antara Kc dan Kp untuk reaksi: (a). 2CO2(g) CO(g) + O2(g) (b). 2NO2(g) + 7H2(g) 2NH3(g) + H2O(aq) (c). 2HgO(p) 2Hg(aq) + O2(g) (d). 2ZnS(p) + 3O2(g) 2ZnO(p) + 2SO2(g) (e). 2HCrO4- (aq) Cr2O72- (aq) + H2O (aq) 4. Suatu campuran terdiri dari 0,5 mol N2O (g) dan 0,5 mol O2 (g) dimasukkan dalam wadah bervolume 4 L dan dibiarkan mencapai kesetimbangan menurut reaksi : 2N2O(g) + 3O2(g) 4NO2(g) Setelah tercapai kesetimbangan jumlah N2O menjadi 0,45 mol/4L a. Berapakah konsentrasi N2O, O2, dan NO2 saat kesetimbangan? b. Berapakah nilai Kc reaksi tersebut 5. Pada suhu 25 oC, reaksi HCl(g) H2(g) + Cl2(g) mempunyai K=4,17x10-34. Berapakah K untuk reaksi: ½H2(g) + ½Cl2(g) HCl(g).
  • 40. 6. Fenol pada suhu 298,15 K, ∆H°f = -3054 kJ/mol, ∆S° = 144,0 J/K mol. Berapakah ∆G°f untuk fenol pada suhu tersebut dan tentukan pula berapa konstanta kesetimbangannya. 7. Berapakah nilai ∆G° pada 298 K untuk reaksi C(p) + CO2(g) → 2CO(g) Apakah reaksi tersebut akan berjalan secara spontan ke arah pembentukkan CO pada suhu 298 K? (∆G°f untuk C, CO2, dan CO berturut-turut adalah 0; - 394,38; dan -137,28 kJ/mol) 8. Berapakah entropi penguapan molar standar air pada 100°C. Entalpi penguapan molar standar pada suhu 100°C adalah 40,7 kJ/mol.
  • 41. 9. Pada suhu tertentu terdapat kesetimbangan antara 0,4 mol H2, 0,3 mol I2, dan 0,2 mol HI dalam wadah bervolume 2 liter. Hitunglah tetapan kesetimbangan reaksi: H2(g) + I2(g) 2HI(g) 10. Reaksi N2O4(g) 2NO2(g) Memiliki nilai K = 4,66 x 10-3, jika 0,80 mol N2O4 dimasukkan ke dalam botol 1 liter. Hitung a. Konsentrasi gas pada kesetimbangan b. Konsentrasi masing-masing gas bila volume menjadi separuhnya 11. Pada suhu 454 K, Al2Cl6(g) bereaksi membentuk Al3Cl9(g) 3 Al2Cl6(g) 2 Al3Cl9(g) Dalam percobaan pada suhu ini, tekanan parsial kesetimbangan untuk Al2Cl6(g) dan Al3Cl9(g) berturut-turut adalah 1,00 atm dan 1,02 x 10-2. Hitung tetapan kesetimbangan reaksi tersebut.