SlideShare a Scribd company logo
1 of 44
NUR AENI
H31113028
Identifikasi/analisis anion tidak jauh berbeda
dengan analisis kation, hanya saja pada
identifikasi anion tidak memiliki metode analisis
standar yang sistematis seperti analisis kation. Uji
pendahuluan awal pada identifikasi anion juga
berdasarkan pada sifat fisika seperti warna, bau,
terbentuknya gas, dan kelarutannya.
Anion merupakan ion bermuatan negatif. Dalam identifikasi/analisa
anion dikenal adanya analisa pendahuluan yang meliputi analisa
kering dan analisa basah. Analisa kering meliputi pemeriksaan
organoleptis (warna, bau, rasa) dan pemanasan. Analisa basah
adalah analisa dengan melarutkan zat-zat dalam larutan. Analisa
basah meliputi pemeriksaan kelarutan dalam air, reaksi
pengendapan, filtrasi atau penyaringan, dan pencucian endapan.
Dalam analisa anion juga ada uji anion saling mengganggu, misal
Co3
2- dan SO3
2-, NO3- dan NO2-, dan lain-lain.
Identifikasi anion
Analisa anion adalah analisa yang bertujuan
untuk menganalisa adanya ion dalam sampel. Sifat-sifat
anion ada 3 (tiga), yaitu sifat-sifat asam-basa, sifat
redoks, dan kesetimbangan larutan.
Identifikasi anion meliputi analisis pendahuluan, analisis anion
dari zat asal dan analisis anion dengan menggunakan larutan
ekstra soda. Untuk reaksi kering pemeriksaan anion dalam sampel
yang masih berbentuk zat biasanya dilakukan dengan
menggunakan larutan Ekstrak Soda (ES). Larutan ekstrak soda
dibuat dengan memasak cuplikan dalam larutan jenuh natrium
karbonat selama 10 menit, lalu disaring. Filtrat yang diperoleh
disebut ekstrak soda (ES). Karena ES suasana basa maka larutan ES
ini tidak dipergunakan tanpa pengaturan suasana yang tepat.
Biasanya sebelum digunakan ditambahkan dulu asam.
Identifikasi anion
Identifikasi anion dibagi menjadi beberapa tahap, diawali
dengan uji pendahuluan untuk mengetahui adanya ion
pereduksi, pengoksidasi, deteksi dari kelompok anion dan
sifat anion terhadap asam sulfat pekat. Kemudian tes
khusus anion berdasarkan perubahan-perubahannya pada
senyawa-senyawa tertentu.
PROSES IDENTIFIKASI ANION
1. Proses yang melibatkan identifikasi
produk-produk yang mudah menguap
yang diperoleh pada pengolahan
dengan asam-asam (A).
Anion yang membentuk gas
bila diolah dengan HCl
encer atau H2SO4 encer
Anion yang membentuk
gas atau uap bila diolah
dengan H2SO4 pekat
PROSES IDENTIFIKASI ANION
Anion yang membentuk gas bila diolah dengan HCl encer
atau H2SO4 encer meliputi karbonat, higrogen karbonat
(bikarbonat), sulfit, tiosulfat, sulfida, nitrit, hipoklorit,
sianida dan sianat
Anion yang membentuk gas atau uap bila diolah dengan
H2SO4 pekat meliputi Sulfat, peroksodisulfat, fosfat, fosfit,
hipofosfit, arsenat, arsenit, kromat, dikromat, silikat,
heksafluoro silikat, salisilat, benzoat, suksinat, fluorida,
heksafluorosilikat, klorida, bromida, iodida, nitrat, klorat
(BAHAYA), perklorat, permanganat (BAHAYA), bromat, borat,
heksasionaferat (II), heksasionaferat (III), tiosianat, format,
asetat, oksalat, tartrat, dan sitrat.
PROSES IDENTIFIKASI ANION
2. Proses yang bergantung pada
reaksi-reaksi dalam larutan (B)
Anion yang diperiksa
dengan reaksi redoksnya
Anion yang diperiksa
dengan pengendapan
PROSES IDENTIFIKASI ANION
Anion yang diperiksa dengan pengendapan meliputi Sulfat,
peroksodisulfat, fosfat, fosfit, hipofosfit, arsenat, arsenit,
kromat, dikromat, silikat, heksafluoro silikat, salisilat,
benzoat dan suksinat.
Anion yang diperiksa dengan reaksi redoksnya meliputi
Manganat, Permanganat, kromat dan dikromat
Dalam analisis anion , seperti halnya pada analisis
kation perlu dilakukan persiapan dalam tahapan test
pendahuluan dengan mengikuti sifatsifat berikut:
1.membentuk gas bila diasamkan dengan asam kuat
2.menunjukkan daya pengoksidasi dibawah kondisi
asam
3.bertindak sebagai pereduksi dibawah kondisi asam
4.membentuk endapan bila diperlakukan dengan
larutan BaCl2 dibawah kondisi basa (test golongan
sulfat)
5.membentuk endapan bila diperlakukan dengan
larutan AgNO3 dibawah kondisi asam (test golongan
klorida).
Anion di bagi dalam 3 golongan umum:
Golongan sulfat :
SO4
2 - ,CO3
2 -, PO4
3 -,
CrO4
2 -, C2O4
2 -, SO3
2 –
AsO4
3-
Golongan Nitrat :
NO3
-, NO2
- , ClO3
-,
C2H3O2
-
Golongan klorida/Halida :
Cl- , Br - , I- , SCN- , S 2–
Dilakukan deteksi terhadap anion, dengan
menggunakan ekstrak soda:
a. Deteksi terhadap adanya anion –anion asam yang
mudah menguap
b. Deteksi terhadap anion-anion pengoksidasi
c. Deteksi terhadap anion-anion pereduksi
d. Deteksi terhadap anion-anion golongan sulfat
e. Deteksi terhadap anion-anion golongan klorida
SO4
2 - ,CO3
2 -, PO4
3 -, CrO4
2 -, C2O4
2 -, SO3
2 – AsO4
3-,
Cl- , Br - , I- , SCN- , S2–,NO3
-, NO2
- , ClO3
-, C2H3O2
-
A.Deteksi terhadap adanya anion –anion asam yang mudah menguap
2 mL larutan sampel ditambah 1 mL 3 M H2SO4 dan campur dengan baik.
Perhatikan perubahan-perubahan yang meliputi bau dan gas yang dihasilkan.
Anionanion asam yang mudah menguap dengan sifat-sifat yang ditunjukkan sebagai
berikut:
CO3
2 - : karbon
dioksida dihasilkan,
dengan buih jika
larutan
konsentrasinya
sedang. Tidak
berbau, didalam
larutan tidak ada
gelembung-
gelembung
gas, karena CO2 larut
di dalam air.
SO3
2 - : belerang
dioksida, dengan bau
belerang yang terbakar.
Gas ini dapat
dideteksi dengan bau
dari larutannya.
S2 - : hidogen sulfida
dihasilkan. Baunya
seperti telur busuk, hal
ini dapat menyimpulkan
bahwa ada sulfida.
C2H3O2- : asam asetat
yang dihasilkan
dengan bau cuka.
Larutan asetat yang
terlarut berbau jika
SO2 atau H2S tidak
ada.Dengan hadirnya
SO2 atau
H2S, deteksi ini sulit
dilakukan.
B.Deteksi terhadap anion-anion pengoksidasi
1 mL sampel ditambah 1 mL 6 M HCl dan 1 mL 0,1 M KI. Campur
dengan dan lihat warna coklat atau kuning dari I2, yang
dihasilkan jika anion-anion pengoksidasi hadir. Jika warna tidak
kelihatan dalam beberapa menit, panaskan tabung reaksi di
dalam penangas air selama lima menit. Bila ada anion
pengoksidasi dibawah ini ditunjukkan oleh sbb:
CrO4
2 - : Bahkan dalam keadaan dingin, segera
terbentuk I2
NO2- : Segera terbentuk I2 dalam keadaan dingin
ClO3- : Reaksi lambat dalam keadaan dingin, tetapi
cepat bila dipanaskan 15 detik di dalam penangas air
NO3- : Tidak ada reaksi dalam keadaan dingin, tetapi
dihasilkan warna kuning setelah 2 menit dipanaskan di
dalam penangas air
Hadirnya I2 di dalam larutan mudah dibuktikan jika 1 mL heksan
ditambahkan ke dalam larutan yang mengandung jodium dan
dicampur. Jodium secara istimewa larut dibagian atas lapisan
heksan, yang berwarna ungu.
C.Deteksi terhadap anion-anion pereduksi
1 mL larutan sampel ditambah 0,5 mL 3 M H2SO4. Tambahkan 2 tetes
0.02 M KMnO4 dan aduk. Jika anion pereduksi hadir, akan
menghilangkan warna MnO4-, Mn(VII) direduksi menjadi Mn(II). Dalam
banyak hal pemutihan dapat terjadi dengan cepat. Hal ini terjadi
dengan SO3
2 -, SCN- dan NO2-. Dengan adanya anion-anion pereduksi
berikut ini , terjadi perubahan dengan cepat setelah penambahan
larutan , terdapatlah:
I- atau Br- : warna larutan
berubah menjadi kuning.
S2- : terbentuk endapan
putih dari belerang.
Jika C2O4
2– hadir, warna permanganat tidak berubah dalam
suasana dingin, tetapi perubahan warna segera terjadi bila
tabung reaksi dipanaskan dalam penangas air.
Tabel 1. Anion-anion pereduksi dan pengoksidasi dalam beberapa
kondisi reaksi
Ket: A(dingin) : reaksi dalam keadaan dingin 1 M HCl
A(panas) : reaksi dalam keadaan panas 1 M HCl
N(dingin) : reaksi dalam larutan dingin pada pH 7
N(panas) : reaksi dalam larutan panas pada pH 7
B(dingin) : reaksi dalam keadaan dingin 1 M NaOH
B (panas) : reaksi dalam keadaan panas 1 M NaOH
NR : tidak ada reaksi dibawah kondisi apapun.
D. Deteksi terhadap anion-anion golongan sulfat
1 mL larutan sampel tambahkan 0,5 mL 6 M HCl. Tambahkan
NH3 6 M tetes demi tetes sampai larutan bersifat basa,
kemudian lebihkan 0.5 mL. Kemudian tambahkan 0.5 mL 1
M BaCl2 dan 0,5 mL 1 M CaCl2.Bila terbentuk endapan berarti
ada SO4
2- , CO3
2- , PO4
3-, CrO4
2-, C2O4
2-, SO3
2–.
E.Deteksi terhadap anion-anion golongan klorida
1 mL larutan sampel dimasukkan ke dalam gelas kimia 50 mL dan
tambahkan 0,5 mL 3 M H2SO4 dan 2 mL air. (Jika S2 –hadir, hal ini
ditandai dengan testsebelumnya, larutan didihkan dua menit,
tambahkan 1 mL air dan pindahkan larutan ke tabung reaksi. Senrtifus
endapan dan dekantasi cairan ke tabung reaksi). Tambahkan 2 atau 3
tetes 0,1 M AgNO3 ke dalam sampel. Pembentukan endapan putih atau
kuning menunjukkan adanya anion-anion: Cl- , Br- , I- , SCN- . Jika
larutan tidak dididihkan sebelum penambahan AgNO3, hadirnya sulfida
akan membentukendapan hitam dari Ag2S.
5 mL larutan sampel buat suasana netral atau sedikit basa dengan
mengatur pH dengan penambahan NH3 6 M atau HCl 6M tetes demi tetes
sampai larutan bersifat basa.
Tahap 1.Test terhadap hadirnya karbonat.
5 mL larutan sampel tambahkan 1 mL 1 M BaCl2. Setelah diaduk,
campurandisentrifus, kemudian cuci padatan dengan 3 mL air. Selanjutnya
tambah 1 mL 6 M HCl. Jangan diaduk campuran ini, tetapi biarkan, setelah
beberapa detik, bila karbonat hadir akan ada gelembung-gelembung gas
pada permukaan padatan, CO2. Jika tidak ada gelembung, karbonat tidak
ada.
Tahap 2. Test terhadap hadirnya sulfat.
1 mL larutan sampel dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan
tambahkan 1mL 6 M HCl. Tambahkan beberapa tetes 1 M BaCl2 dan aduk
dengan baik. Jika sulfat hadir, endapan putih dari BaSO4 akan terbentuk.
Tahap 3.Test terhadap hadirnya kromat.
Jika larutan sampel tidak berwarna, hal ini pertanda kromat tidak
ada. Jika kuning atau orange hal itu mungkin. 1mL larutan sampel
tambahkan 1 mL 6 M HNO3. Kemudian tambahkan beberapa tetes 3%
H2O2.Pewarnaan biru, yang bisa jadi cepat, pertanda hadirnya kromat. Jika
larutan diasamkan menghasilkan warna hijau atau biru, hal ini pertanda ion
kromat direduksi menjadi Cr3+.
Tahap 4. Test terhadap hadirnya fosfat.
1 mL larutan sampel dimasukkan ke dalam tabung reaksi, tambahkan 1
mL 6 M HNO3. tambahkan 1 mL 0,5 M (NH4)2MoO4 dan aduk. Masukkan tabung
reaksi ke dalam penangas air 2 menit. Angkat dan biarkan selama 10 menit,
endapan kuning dari ammonium phosphomolibdat, yang bisa jadi agak lambat
menunjukkan kehadiran fosfat.
Tahap 5.Test terhadap hadirnya sulfit.
Untuk konfirmasi hadirnya sulfit, tambahkan 1 mL 6 M HCl dan 1 mL
BaCl2 ke dalam 1 mL sampel. Aduk larutan dengan baik, sentrifus untuk
mengendapkan sulfat sebagai BaSO4. Dekantasi larutan kedalam tabung reaksi
yang bersih, tambahkan 1 mL 3% H2O2. Aduk larutan beberapa detik. Jika sulfit
hadir, sulfit akan dioksidasi menjadi sulfat baru diendapkan sebagai BaSO4.
Tahap 6.Test terhadap kehadiran oksalat.
Tambahkan 0,5 mL 6 M asam asetat ke dalam 1 mL larutan sampel
di dalam tabung reaksi. Kemudian tambahkan 1 mL CaCl2. Aduk larutan dengan
baik selama beberapa menit. Jika endapan putih terbentuk, hal ini
mengidentifikasikan hadirnyaoksalat. Sentrifus endapan, dekantasi dan cuci dua
kali dengan 4 mL air. Sentrifus dan buang air cucian. Tambahkan 1 mL 3 M H2SO4
ke padatan dan letakkan diatas penangas air beberapa menit. Tambahkan 2 atau
3 tetes 0,02 M KMnO4. Jika oksalat hadir, warna ungu segera hilang.
Reaksi khas terhadap ion karbonat
1. Asam kuat. Dengan asam kuat akan menghasilkan gas CO2, reaksinya
sbb:
CO3
2- + 2 H+ → CO2 ↑ + H2O
CaCO3 ↓ + 2 H+ → Ca2+ + CO2 ↑ + H2O
2. Barium klorida. Larutan yang mengandung karbonat akan
menghasilkan endapan putih dari BaCO3. Endapan ini larut di dalam
larutan asam.
Ba2+ + CO3
2- ↔ BaCO3↓
3. Perak nitrat. Dengan hadirnya CO3
2-, dihasilkan endapan putih dari
Ag2CO3, yang bila dididihkan akan berubah menjadi Ag2O yangberwarna
hitam.
Ag2CO3 ↓ → Ag2O ↓ + CO2 ↑
4. Karbonat-fenolftalein. Larutan fenolftalein diubah menjadi merah jambu
oleh karbonat yang larut, dan dijadikan tak berwarna bikarbonat yang
larut.
CO2 + CO3
2- + H2O → 2HCO3
-
Reaksi khas terhadap sulfat
1.Barium klorida. Larutan yang mengandung sulfat akan menghasilkan endapan
putih dengan reagensi ini, BaSO4.
SO4
2- + Ba2+ BaSO4
2.Timbal nitrat. Endapan putih dari PbSO4 akan terbentuk bila larutan
yangmengandung Pb2+ dicampur dengan ion sulfat. Timbal sulfat tidak larut dalam
air, tetapi dalam NaOH pekat atau ammonium asetat panas larut.
SO4
2- + Pb2+  PbSO4
3.Perak Nitrat, endapan kristalin putih perak sulfat, Ag2SO4 dari larutan pekat.
SO4
2- + 2Ag+  Ag2SO4
Reaksi khas terhadap ion kromat
1.Barium klorida. Penambahan larutan yang mengandung Ba2+ kedalam kromat akan
menghasilkan endapan kuning dari BaCrO4 yang larut di dalam asam kuat.
2 BaCrO4↓ + 2 H+ ↔ 2Ba2+ + Cr2O72- + H2O
2.Hidrogen Peroksida, dengan hadirnya asam, 3% H2O2 bereaksi dengan kromat
membentuk warna biru dari kromium peroksida, CrO5 , yang tidak stabil dan terurai
menjadi Cr3
+
Cr2O7
2- + 4 H2O + 2 H+ → 2 CrO5 + 5 H2O
3. Timbal nitrat. Penambahan reagen ini ke dalam larutan yang mengandung
CrO4
2- akan menghasilkan endapan kuning yang tidak larut dari PbCrO4, yang
mana endapan ini dapat bereaksi dengan larutan 6M NaOH:
PbCrO4 ↓ + 3 OH- ↔ Pb(OH)3
- + CrO4
2-
4. Hidrogen Sulfida. Larutan suatu kromat yang asam direduksi oleh
reagensia ini menjadi larutan ion kromium (III) yang hijau, dengan
disertai pemisahan Belerang
2CrO4
2- + 3H2 + 10H+  2Cr3+ + 3S + 8H2O
Reaksi khas terhadap ion fosfat
1.Ammonium molibdat. Dalam larutan asam nitrat panas, fosfat bereaksi
dengan ammonium molibdat membentuk endapan kuning dari ammonium
fosfomolibdat, (NH4)3PO4 . 12 MoO3 :
H2PO4
- + 12 MoO4
2- + 3NH4
+ + 22H+ → (NH4)3PO4 .12MoO3↓ +12H2O
Endapan ini larut dengan kelebihan asam fosfat dan 6 M NaOH dan 6 M NH3
2. Barium klorida. Bergantung pada pH, endapan putih yang tidak larut dari
BaHPO4 atau Ba3(PO4)2 , bila barium dan larutan fosfat dicampur. Endapan ini
larut didalam asam encer.
HPO4
2-+ Ba2- BaHPO4
HPO4
2- + 3Ba2+ + 2NH3  Ba3(PO4)2 + 2NH4
+
1. Kalium permanganat. Dalam larutan encer asam sulfat, warna
permanganatakan hilang oleh sulfit, dan sulfit berubah menjadi sulfat dan
MnO4
- menjadi Mn2+.
5 H2SO3 + 2 MnO4
- + H+ → 5HSO4- + 2Mn2+ +3H2O
2. Hidrogen Peroksida. Di dalam larutan asam H2O2 mengoksidasi sulfit
menjadi sulfat.
H2O2 + H2SO3 → SO4
2 - + H2O + 2 H+
3.Asam klorida atau sulfat. Asam-asam non oksidator menguraikan larutan
sulfit atau garamnya dan menghasilkan gas SO2
SO3
2 - +2 H+↔ H2SO3
SO3
2 - +2 H+ ↔ SO2↑ + H2O
1.Barium atau kalsium klorida. Endapan putih dari BaC2O4. H2O atau
CaC2O4. H2O terbentuk pada penambahan reagen ini. Garam-garam ini larut di
dalam asam kuat. Senyawa-senyawa barium juga bereaksi dengan asam asetat
atau asam oksalat. Sebagian besar oksalat yang tidak larut adalah CaC2O4. H2O,
yang mana dapat diendapkan dari larutan asam asetat .
2.Kalium Permanganat. Dalam larutan asam yang panas, warna ungu dari ion
MnO4
- akan hilang oleh oksalat dan membentuk CO2 dan Mn2+:
5 H2C2O4 + 2 MnO4
- + 6 H+ → 2 Mn2++ 10 CO2 + 8 H2O
Tes khusus untuk beberapa anion dilakukan setelah dideteksi tiap
kelompok telah dilakukan. Prosedur tes khusus secara ringkas
dicantumkan pada Tabel
Jika anion dari golongan sulfat hadir, dapat
dihilangkan dengan penambahan 1 M
Ba(NO3)2 tetes demi tetes sampai semua
mengendap. Langkah ini sangat penting,
jika sampel mengandung ion CrO4
2-, tetapi
untuk anion yang lain tidak mengganggu
dalam analisisnya.
Anion golongan klorida
I-, Br-, Cl- SCN-, S2-
Dalam tes pendahuluan yang pertama mudah untuk menentukan bila ada
sulfida dari bau H2S yang khusus. Akan tetapi hal ini dapat terlindungi,
khususnya oleh SO2 dari sulfit.Jika ragu-ragu, tambahkan 1 mL larutan
sampel dengan 0,1 M AgNO3 tetes demi tetes dan aduk. Jika sulfida hadir
cairan akan segera gelap, endapan coklat atau hitam dari Ag2S. Jika sulfida
tidak ada, tetapi ion halida hadir, endapan perak halida yang terbentuk.
Tahap 1. Tes terhadap Hadirnya Sulfida
Tahap 2.
Siapkan sampel unknown 5 mL dalam gelas kimia 50 mL. Tambahkan 1 mL
3 M H2SO4, didihkan larutan beberapa menit. Jika sampel mengandung
sulfida, kemungkinan belerang akan mengendap. Pindahkan larutan
kedalam tabung reaksi, sentrifus endapannya. Dekantasi dan cuci
padatannya. Tambahkan air untuk menganalisis anion golongan klorida
yang masih tersisa.
1 mL larutan pada tahap 2 masukkan dalam tabung reaksi, tambahkan
tetes demi tetes 1 M KNO2. Jika jodida hadir, larutan akan segera
berwarna kuning atau oranye, Karena I2 terbentuk Ke dalam larutan ini
tambahkan 1 mL heksan. Tutup tabung dan aduk. Jika I2 ada, lapisan
heksan akan berwarna ungu. Lapisan air tidak berwarna.
Tahap 3. Tes terhadap Hadrinya Iodida
Tahap 4. Tes terhadap Hadirnya Tiosianat
1mL sampel pada tahap 2 masukkan ke dalam tabung reaksi, tambahkan
1 mLair, aduk kemudian tambahkan dua tetes 0,1 M Fe(NO3)3. Jika
tiosianat hadir, maka warna akan menjadi oranye atau merah, karena
terbentuk ion kompleks besi tiosianat.
Sampel yang tersisa pada tahap ke 2 masukkan dalam gelas kimia 50 mL.
Tambahkan 0,2 g K2S2O8, kalium peroksidisulfat, putar dan campur. Tutup
gelas kimia dengan gelas arloji, panaskan campuran. Jika jodium ada,
cairan akan berwarna kuning dalambeberapa detik, kemudian berwarna
oranye bila I2 banyak, setelah kelihatan uap jodium berwarna violet pada
gelas kimia. Pada saat itu pemanasan dihentikan. Dinginkan gelas kimia
beberapa menit. Pindahkan ke kertas saring yang telah diberi satu tetes
indikator fuchsin.
Tempatkan kembali untuk dipanaskan. Warna larutan menjadi tidak
berwarna. Jika brom hadir, larutan akan berwarna kuning. Bila uap brom
banyak pada kertas saring, warna fuchsin akan berubah dari merah ke
violet. Perubahan warna ini menandakan larutan mengandung brom.
Panaskan lebih lanjut, pertahankan cairan pada titik didihnya. Warna akan
hilang. Didihkan kira-kira 10 detik, setelah warna hilang. Pindahkan kertas
saring dan tambahkan 3 mL air pada gelas kimia. Kemudian tambahkan 5
tetes 0,1 M AgNO3. Jika klorida hadir akan terjadi endapan putih dari AgCl.
Tahap 5. Tes terhadap Hadirnya Bromida Dan Klorida
Klorida bereaksi dengan larutan yang mengandung Ag+ akan membentuk
endapan putih AgCl, yang tidak larut di dalam asam dan basa kuat. Perak
klorida larut di dalam 6 M NH3 membentuk senyawa kompleks, terutama
CN- dan S2O3
2-, atau Cl- pada konsentrasi yang tinggi:
Perak Nitrat
AgCl ↓ + 2NH3 ⇄ Ag(NH3)2
+ + Cl-
AgCl ↓ + Cl- ⇄ AgCl2-
Dengan hadirnya asam, perak klorida direduksi oleh logam seng:
2AgCl ↓ + Zn ↓ → 2Ag ↓ + Zn2+ + 2Cl-
Pengoksidasi
Di dalam larutan asam kuat, oksidator yang baik seperti KMnO4, NaBiO3
dan MnO2, tetapi bukan K2S2O8, ion klorida dioksidasi menjadi klorin;
2Cl- + MnO2↓ + 4H+ → Cl2
↗ +Mn2+ + 2H2O
Dengan ion bromida akan dihasilkan endapan kuning dari AgBr. Garam ini
kurang larut dibandingkan AgCl, tetapi dapat larut di dalam 15 M NH3 dan
di dalam larutan Na2S2O3. Dapat direduksi oleh logam seng dengan adanya
asam, melepaskan ion Br- dan membentuk logam perak.
Perak Nitrat
Semua bromida, kecuali AgBr tidak larut, tetapi dapat dioksidasi dengan
15 M HNO3
Asam Nitrat
6Br- + 2NO3
- + 8H+ → 3Br2(aq) + 2NO↗ + 4H2O
Indikator Fuchsin
Uap brom akan mengubah warna kertas saring dari merah ke violet.
Tidak ada halogen yang lain memberikan reaksi yang sama.
Dengan mencampur larutan yang mengandung SCN- dengan Ag+ akan
dihasilkan endapan putih dari AgSCN, yang larut di dalam amonia
tetapi tidak larut di dalam asam mineral. Mendidihkan AgSCN dengan
1 M NaCl akan mengubah garam AgCl dan melepaskan ion SCN-
Perak Nitrat
AgSCN↓ + Cl- → AgCl ↓ + SCN-
Ion kompleks berwarna merah dari FeSCN2+, terbentuk pada penambahan
Fe(III) dengan larutan tiosianat dalam kondisi asam
Feri Nitrat
Dalam larutan H2SO4encer, seng mereduksi tiosianat menjadi H2S.
Seng
Zn↓ + SCN- + 3H+ → Zn2+ + H2S↗ + HCN↗
Dihasilkan endapan hitam Ag2S yang tidak larut di dalam
amonia, tetapi cepat dioksidasi oleh 6 M HNO3 panas.
Perak Nitrat
Reagen ini biasanya digunakan pada kertas saring dan direaksikan
dengan ion sulfida atau gas H2S menghasilkan PbS hitam atau coklat
yang mengkilap. Caranya mempersiapkan kertas ini, tambahkan 6 M
NaOH sedikit ke dalam 0,1 M Pb(NO3)2 hingga endapan larut.
Basahkan kertas saring dengan larutan dan gunakan kertas ini untuk
tes terhadap sulfida.
Timbal Nitrat
Test terhadap golongan nitrat (NO3
- )
5 mL sampel ditambah 1 mL 6 M NaOH dan campur kedalam gelas kimia
50 mL. Panaskan campuran hingga mendidih, dan volume tinggal 1 atau 2 mL di
dalam penangas air. Dalam beberapa detik reaksi Al-NaOH akan menghasilkan gas
H2, yang akan direduksi ion nitrat menjadi amonia. Amonia dapat dideteksi melalui
bau.
Reaksi Khas terhadap ion nitrat (NO3
-)
1. Manganous klorida
Ion nitrat dan semua anion pengoksidasi bereaksi dengan larutan Mn(II) di dalam HCl
pekat membentuk kompleks Mn(IV) , mungkin MnCl6
2- yang berwarna coklat gelap
atau hitam.
3MnCl4
2- + 2NO3
- + 6Cl- + 8H+ → 3MnCl6
2- + 2NO
↗ + 4H2O
2.Kalium Iodida
Dalam larutan asam encer yang dingin, nitrat tidak bereaksi dengan iodida. Dengan
pemanasan, I2 dengan perlahan-lahan terbentuk dan larutan berwarna kuning.
6I- + 2NO3
- + 8H+ → 3I2(aq) + 2NO↗ + 4H2O
3.Ferro Sulfat
Jika larutan FeSO4 bereaksi dengan larutan nitrat dengan kondisi asam kuat H2SO4, ion
nitrat akan direduksi menjadi NO dan kelebihan Fe(II) akan membentuk ion kompleks
berwarna coklat dari Fe(NO)2+ yang tidak stabil.
3Fe2+ + NO3
- + 4H+ → 3Fe3+ + NO + 2H2OFe2+ + NO ⇄ Fe(NO)2+
Akan tetapi nitrit, kromat, iodida dan bromida mengganggu dalam test ini.
Test terhadap kehadiran nitrit (NO2
-)
1 mL larutan sampel ditambah 0,1 g asam sulfamit, NH2SO3H. Jika nitrit
hadir ada buih dalam jumlah cukup besar, terbentuk N2 oleh reaksi nitrit dengan
asam.
Reaksi Khas terhadap ion nitrit (NO2
-)
1. Urea
Di dalam larutan HCl, nitrit mengoksidasi urea menjadi CO2 dan kemudian
direduksi menjadi nitrogen:
2NO2
- + CO(NH2)2 + 2H+ → 2N2
↗ + CO2
↗ + 3H2O
2. Asam sulfamit
Dalam larutan asam atau basa reagen ini bereaksi dengan nitrit :
NO2
- + NH2SO3H → N2
↗ + SO4
2- + H+ + H2O
3. Ammonium klorida
Nitrit terurai bila dididihkan dalam larutan garam Ammonium:
NO2
- + NH4
+ → N2
↗ + 2H2O
Test terhadap kehadiran perklorat (ClO4
-)
1 mL sampel ditambah 1 tetes 0,1 M AgNO3. Jika terbentuk
endapan tambahkan lebih 1 mL perak nitrat, untuk mengendapkan
seluruhnya garam-garam perak yang tidak larut yang terdapat pada
sampel. Aduk, sentrifus. Tambahkan setetes nitrat ke cairan, jika masih
mengendap lagi, aduk. Sekali lagi sentrifus dan dekantasi I- , Br- , Cl- , SCN-
, S2-, Ag2S Coklat gelap I2 orange di dalam air violet di dalam heksan
FeSCN2+ Merah-orange I2, Br-, Cl- uap violet, larutan orange Br2 , Cl,
fuchsin violet AgCl putih cairan ke tabung reaksi. Cairan ditambahkan 0,5
mL 6 M HNO3 dan aduk dengan baik. Kemudian tambahkan beberapa
tetes 1 M KNO2. Jika klorat hadir akan direduksi oleh ion nitrit dan
endapan putih dari AgCl akan terbentuk dengan lambat.
1.Kalium iodida
Klorat dalam asam hangat mengoksidasi iodida menjadi I2 yang berwarna kuning
atau orange. Reaksi ini lambat pada suhu kamar.
ClO3
- + 6I- + 6H+ → Cl- + 3I2 + 3H2O
2.Natrium nitrit
Reagen ini mereduksi klorat menjadi klorida, yang dapat di test dengan AgNO3
3NO2
- + ClO3
- → 3NO3
- + Cl-
3.Asam klorida
HCl 6 M panas akan mengoksidasi klorat dan menghasilkan
larutan kuning.
2ClO3
- + 2Cl- + 4H+ → 2ClO2
↗ + Cl2
↗ + 2H2O
Test terhadap kehadiran asetat (C2H3O2
-)
Ion asetat mungkin terdeteksi dalam test pendahuluan,
dimana dengan penambahan H2SO4 akan dihasilkan larutan yang
baunya seperti cuka. Jika masih ragu akan adanya asetat,
tambahkan 6 M HNO3 ke dalam 1 mL sampel dan buatlah larutan
bersifat basa. Tambahkan 1 tetes 1 M BaCl2. Jika endapan
terbentuk, tambahkan 1 mL BaCl2. Aduk, sentrifus dan dekantasi
larutan ke dalam tabung reaksi, buang padatan. Larutan
ditambahkan 0,1 M KI3 hingga campuran hampir berwarna kuat.
Kemudian tambahkan 2 tetes 6 M NH3 dan 0,5 mL 0,1 M La(NO3)3
dan aduk.Letakkan tabung reaksi didalam penangas air. Jika sampel
mengandung asetat, cairan gelatin orange berangsur-angsur akan
gelap selama beberapa menit, sehingga akhirnya diperoleh warna
hijau-kebiruan sampai hitam.
1.Asam Sulfat
Jika asetat dipanaskan bersama asam sulfat, asam asetat akan
menguap dan dapat dideteksi dengan bau cukanya.
C2H3O2
- + H+ ⇄ HC2H3O2
2.Panas
Jika asetat padat dipanaskan, akan menggelapkan atau gosong dan memberikan uap
dengan bau yang khas.
3.Lantanum nitrat.
Reagen ini bereaksi dengan larutan asetat dan hadirnya ion I3
-. Iodium diserap oleh
endapan lantanum asetat dan memberikan warna biru. Sulfat dan fosfat mengganggu
dengan test ini.
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion

More Related Content

What's hot

Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...risyanti ALENTA
 
Asam karboksilat dan turunannya
Asam karboksilat dan turunannyaAsam karboksilat dan turunannya
Asam karboksilat dan turunannyaIndra Yudhipratama
 
Laporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum PermanganometriLaporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum PermanganometriRidha Faturachmi
 
1. identifikasi karbohidrat
1. identifikasi karbohidrat1. identifikasi karbohidrat
1. identifikasi karbohidratalvi lmp
 
laporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanlaporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanwd_amaliah
 
laporan praktikum identifikasi senyawa organik
laporan praktikum identifikasi senyawa organiklaporan praktikum identifikasi senyawa organik
laporan praktikum identifikasi senyawa organikwd_amaliah
 
laporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsilaporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsiWd-Amalia Wd-Amalia
 
Laporan resmi asetaldehid
Laporan resmi asetaldehidLaporan resmi asetaldehid
Laporan resmi asetaldehidHafni Zuhroh
 
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilatidentifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilatzakirafi
 
Kelompok 1 ppt identifikasi kation
Kelompok 1 ppt identifikasi kation Kelompok 1 ppt identifikasi kation
Kelompok 1 ppt identifikasi kation risyanti ALENTA
 
Laporan Praktikum Reaksi - Reaksi Kimia
Laporan Praktikum Reaksi - Reaksi KimiaLaporan Praktikum Reaksi - Reaksi Kimia
Laporan Praktikum Reaksi - Reaksi KimiaErnalia Rosita
 
Laporan praktikum kimia dasar
Laporan praktikum kimia dasarLaporan praktikum kimia dasar
Laporan praktikum kimia dasarilmanafia13
 
Pemisahan kation gol. ii
Pemisahan kation gol. iiPemisahan kation gol. ii
Pemisahan kation gol. iiKustian Permana
 
Titrasi Pengendapan
Titrasi PengendapanTitrasi Pengendapan
Titrasi PengendapanDokter Tekno
 
Praktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid ketonPraktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid ketonDwi Atika Atika
 

What's hot (20)

Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
 
Asam karboksilat dan turunannya
Asam karboksilat dan turunannyaAsam karboksilat dan turunannya
Asam karboksilat dan turunannya
 
Laporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum PermanganometriLaporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum Permanganometri
 
1. identifikasi karbohidrat
1. identifikasi karbohidrat1. identifikasi karbohidrat
1. identifikasi karbohidrat
 
Kimia Analitik I
Kimia Analitik IKimia Analitik I
Kimia Analitik I
 
Kimia analisis ku
Kimia analisis kuKimia analisis ku
Kimia analisis ku
 
laporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanlaporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapan
 
laporan praktikum identifikasi senyawa organik
laporan praktikum identifikasi senyawa organiklaporan praktikum identifikasi senyawa organik
laporan praktikum identifikasi senyawa organik
 
Iodometri
IodometriIodometri
Iodometri
 
Uji Biuret
Uji BiuretUji Biuret
Uji Biuret
 
laporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsilaporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsi
 
Laporan resmi asetaldehid
Laporan resmi asetaldehidLaporan resmi asetaldehid
Laporan resmi asetaldehid
 
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilatidentifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
 
Kelompok 1 ppt identifikasi kation
Kelompok 1 ppt identifikasi kation Kelompok 1 ppt identifikasi kation
Kelompok 1 ppt identifikasi kation
 
Laporan Praktikum Reaksi - Reaksi Kimia
Laporan Praktikum Reaksi - Reaksi KimiaLaporan Praktikum Reaksi - Reaksi Kimia
Laporan Praktikum Reaksi - Reaksi Kimia
 
Laporan praktikum kimia dasar
Laporan praktikum kimia dasarLaporan praktikum kimia dasar
Laporan praktikum kimia dasar
 
Pemisahan kation gol. ii
Pemisahan kation gol. iiPemisahan kation gol. ii
Pemisahan kation gol. ii
 
Titrasi Pengendapan
Titrasi PengendapanTitrasi Pengendapan
Titrasi Pengendapan
 
Praktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid ketonPraktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid keton
 
Alkalimetri
AlkalimetriAlkalimetri
Alkalimetri
 

Similar to Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion

Fram.A_P2T1_Kel.1_Klasifikasi Anion. - Copy.pptx
Fram.A_P2T1_Kel.1_Klasifikasi Anion. - Copy.pptxFram.A_P2T1_Kel.1_Klasifikasi Anion. - Copy.pptx
Fram.A_P2T1_Kel.1_Klasifikasi Anion. - Copy.pptxUdtjeVanDerJeyk
 
Essay anion
Essay anionEssay anion
Essay anionUNIMUS
 
laporan praktikum analisis kation-10-3.pdf
laporan praktikum analisis kation-10-3.pdflaporan praktikum analisis kation-10-3.pdf
laporan praktikum analisis kation-10-3.pdfmrbajiyo
 
Study literatur anion
Study literatur anionStudy literatur anion
Study literatur anionLinda Rosita
 
Laporan praktikum kimia analisis pemeriksaan kation anion gina
Laporan praktikum kimia analisis pemeriksaan kation anion ginaLaporan praktikum kimia analisis pemeriksaan kation anion gina
Laporan praktikum kimia analisis pemeriksaan kation anion ginaGina Sari
 
Pemisahan kation iib
Pemisahan kation iibPemisahan kation iib
Pemisahan kation iibDian Posfor
 
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoat
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoatLaporan praktikum - pembuatan asam benzoat
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoatFirda Shabrina
 
Prak 1 anfisko2
Prak 1 anfisko2 Prak 1 anfisko2
Prak 1 anfisko2 zakirafi
 
Kimia analisis kation golongan iv
Kimia analisis kation golongan ivKimia analisis kation golongan iv
Kimia analisis kation golongan ivrifdah bunga
 
Kelompok 1 sejarah astronomi sebelum masehi
Kelompok 1 sejarah astronomi sebelum masehiKelompok 1 sejarah astronomi sebelum masehi
Kelompok 1 sejarah astronomi sebelum masehirisyanti ALENTA
 
laporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kationlaporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kationwd_amaliah
 
Tugas papper larutan standar
Tugas papper larutan standarTugas papper larutan standar
Tugas papper larutan standarTak Seorang Pun
 
Pengujian amina dan turunanny1
Pengujian amina dan turunanny1Pengujian amina dan turunanny1
Pengujian amina dan turunanny1Sabila Izzati
 

Similar to Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion (20)

Analisis Anion.pptx
Analisis Anion.pptxAnalisis Anion.pptx
Analisis Anion.pptx
 
Fram.A_P2T1_Kel.1_Klasifikasi Anion. - Copy.pptx
Fram.A_P2T1_Kel.1_Klasifikasi Anion. - Copy.pptxFram.A_P2T1_Kel.1_Klasifikasi Anion. - Copy.pptx
Fram.A_P2T1_Kel.1_Klasifikasi Anion. - Copy.pptx
 
Essay anion
Essay anionEssay anion
Essay anion
 
laporan praktikum analisis kation-10-3.pdf
laporan praktikum analisis kation-10-3.pdflaporan praktikum analisis kation-10-3.pdf
laporan praktikum analisis kation-10-3.pdf
 
Study literatur anion
Study literatur anionStudy literatur anion
Study literatur anion
 
Analisis Kation
Analisis KationAnalisis Kation
Analisis Kation
 
Stoikiometri larutan-kls-xi
Stoikiometri larutan-kls-xiStoikiometri larutan-kls-xi
Stoikiometri larutan-kls-xi
 
Laporan praktikum kimia analisis pemeriksaan kation anion gina
Laporan praktikum kimia analisis pemeriksaan kation anion ginaLaporan praktikum kimia analisis pemeriksaan kation anion gina
Laporan praktikum kimia analisis pemeriksaan kation anion gina
 
Pemisahan kation iib
Pemisahan kation iibPemisahan kation iib
Pemisahan kation iib
 
Analisis kation
Analisis kation Analisis kation
Analisis kation
 
Analisis kualitatif anion.pptx
Analisis kualitatif anion.pptxAnalisis kualitatif anion.pptx
Analisis kualitatif anion.pptx
 
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoat
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoatLaporan praktikum - pembuatan asam benzoat
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoat
 
Prak 1 anfisko2
Prak 1 anfisko2 Prak 1 anfisko2
Prak 1 anfisko2
 
Laporan praktikum kimia analisa (ANALISA KUALITATIF)
Laporan praktikum kimia analisa (ANALISA KUALITATIF)Laporan praktikum kimia analisa (ANALISA KUALITATIF)
Laporan praktikum kimia analisa (ANALISA KUALITATIF)
 
Kimia analisis kation golongan iv
Kimia analisis kation golongan ivKimia analisis kation golongan iv
Kimia analisis kation golongan iv
 
Kelompok 1 sejarah astronomi sebelum masehi
Kelompok 1 sejarah astronomi sebelum masehiKelompok 1 sejarah astronomi sebelum masehi
Kelompok 1 sejarah astronomi sebelum masehi
 
laporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kationlaporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kation
 
Analisa anion
Analisa anion Analisa anion
Analisa anion
 
Tugas papper larutan standar
Tugas papper larutan standarTugas papper larutan standar
Tugas papper larutan standar
 
Pengujian amina dan turunanny1
Pengujian amina dan turunanny1Pengujian amina dan turunanny1
Pengujian amina dan turunanny1
 

More from Dokter Tekno

Strategi Peningkatan IKS Program Indonesia Sehat Dengan PIS PK
Strategi Peningkatan IKS Program Indonesia Sehat Dengan PIS PKStrategi Peningkatan IKS Program Indonesia Sehat Dengan PIS PK
Strategi Peningkatan IKS Program Indonesia Sehat Dengan PIS PKDokter Tekno
 
Presentasi Sosialisasi Kantin Sehat
Presentasi Sosialisasi Kantin Sehat Presentasi Sosialisasi Kantin Sehat
Presentasi Sosialisasi Kantin Sehat Dokter Tekno
 
User manual simrs gos versi 2
User manual simrs gos versi 2User manual simrs gos versi 2
User manual simrs gos versi 2Dokter Tekno
 
Petunjuk teknis siranap v.2.1
Petunjuk teknis siranap v.2.1Petunjuk teknis siranap v.2.1
Petunjuk teknis siranap v.2.1Dokter Tekno
 
8. triyani kars pengelolaan data asuhan gizi desember 2018
8. triyani   kars pengelolaan data asuhan gizi desember 20188. triyani   kars pengelolaan data asuhan gizi desember 2018
8. triyani kars pengelolaan data asuhan gizi desember 2018Dokter Tekno
 
7. dr nico sirsak-asuhan medis 2018-12
7. dr nico sirsak-asuhan medis 2018-127. dr nico sirsak-asuhan medis 2018-12
7. dr nico sirsak-asuhan medis 2018-12Dokter Tekno
 
6. november 2018 penerapan sisrute, siranap dan sirajal di rsws dr khalid
6. november  2018 penerapan sisrute, siranap dan sirajal di rsws   dr khalid6. november  2018 penerapan sisrute, siranap dan sirajal di rsws   dr khalid
6. november 2018 penerapan sisrute, siranap dan sirajal di rsws dr khalidDokter Tekno
 
5. dr rr tutik pengelolaan askep sirsak desember 2018
5. dr rr tutik   pengelolaan askep sirsak desember 20185. dr rr tutik   pengelolaan askep sirsak desember 2018
5. dr rr tutik pengelolaan askep sirsak desember 2018Dokter Tekno
 
4. dr diyurman gea materi ws sirsak - des 2018
4. dr  diyurman gea   materi ws sirsak - des 20184. dr  diyurman gea   materi ws sirsak - des 2018
4. dr diyurman gea materi ws sirsak - des 2018Dokter Tekno
 
3. pengelolaan data asuhan kefarmasian ws sirsak 19 des 2018rev
3. pengelolaan data asuhan kefarmasian ws sirsak 19 des 2018rev3. pengelolaan data asuhan kefarmasian ws sirsak 19 des 2018rev
3. pengelolaan data asuhan kefarmasian ws sirsak 19 des 2018revDokter Tekno
 
2. dr agus hadian rahim integrasi simrs gos - sirsak
2. dr agus hadian rahim  integrasi simrs gos - sirsak2. dr agus hadian rahim  integrasi simrs gos - sirsak
2. dr agus hadian rahim integrasi simrs gos - sirsakDokter Tekno
 
1.asuhan 4.0 serta peran dan manfaat sirsak bagi rs dan akreditasi
1.asuhan 4.0 serta peran dan manfaat sirsak bagi rs dan akreditasi1.asuhan 4.0 serta peran dan manfaat sirsak bagi rs dan akreditasi
1.asuhan 4.0 serta peran dan manfaat sirsak bagi rs dan akreditasiDokter Tekno
 
Konsep dan Implementasi Vedika dan Kelengkapannya
Konsep dan Implementasi Vedika dan KelengkapannyaKonsep dan Implementasi Vedika dan Kelengkapannya
Konsep dan Implementasi Vedika dan KelengkapannyaDokter Tekno
 
Implementasi Aplikasi E-Klaim V5
Implementasi Aplikasi E-Klaim V5Implementasi Aplikasi E-Klaim V5
Implementasi Aplikasi E-Klaim V5Dokter Tekno
 
Penatalaksanaan penyelesaian dispute klaim
Penatalaksanaan penyelesaian dispute klaimPenatalaksanaan penyelesaian dispute klaim
Penatalaksanaan penyelesaian dispute klaimDokter Tekno
 

More from Dokter Tekno (20)

Buku Saku Pasien
Buku Saku PasienBuku Saku Pasien
Buku Saku Pasien
 
Strategi Peningkatan IKS Program Indonesia Sehat Dengan PIS PK
Strategi Peningkatan IKS Program Indonesia Sehat Dengan PIS PKStrategi Peningkatan IKS Program Indonesia Sehat Dengan PIS PK
Strategi Peningkatan IKS Program Indonesia Sehat Dengan PIS PK
 
Presentasi Sosialisasi Kantin Sehat
Presentasi Sosialisasi Kantin Sehat Presentasi Sosialisasi Kantin Sehat
Presentasi Sosialisasi Kantin Sehat
 
User manual simrs gos versi 2
User manual simrs gos versi 2User manual simrs gos versi 2
User manual simrs gos versi 2
 
Petunjuk teknis siranap v.2.1
Petunjuk teknis siranap v.2.1Petunjuk teknis siranap v.2.1
Petunjuk teknis siranap v.2.1
 
8. triyani kars pengelolaan data asuhan gizi desember 2018
8. triyani   kars pengelolaan data asuhan gizi desember 20188. triyani   kars pengelolaan data asuhan gizi desember 2018
8. triyani kars pengelolaan data asuhan gizi desember 2018
 
7. dr nico sirsak-asuhan medis 2018-12
7. dr nico sirsak-asuhan medis 2018-127. dr nico sirsak-asuhan medis 2018-12
7. dr nico sirsak-asuhan medis 2018-12
 
6. november 2018 penerapan sisrute, siranap dan sirajal di rsws dr khalid
6. november  2018 penerapan sisrute, siranap dan sirajal di rsws   dr khalid6. november  2018 penerapan sisrute, siranap dan sirajal di rsws   dr khalid
6. november 2018 penerapan sisrute, siranap dan sirajal di rsws dr khalid
 
5. dr rr tutik pengelolaan askep sirsak desember 2018
5. dr rr tutik   pengelolaan askep sirsak desember 20185. dr rr tutik   pengelolaan askep sirsak desember 2018
5. dr rr tutik pengelolaan askep sirsak desember 2018
 
4. dr diyurman gea materi ws sirsak - des 2018
4. dr  diyurman gea   materi ws sirsak - des 20184. dr  diyurman gea   materi ws sirsak - des 2018
4. dr diyurman gea materi ws sirsak - des 2018
 
3. pengelolaan data asuhan kefarmasian ws sirsak 19 des 2018rev
3. pengelolaan data asuhan kefarmasian ws sirsak 19 des 2018rev3. pengelolaan data asuhan kefarmasian ws sirsak 19 des 2018rev
3. pengelolaan data asuhan kefarmasian ws sirsak 19 des 2018rev
 
2. dr agus hadian rahim integrasi simrs gos - sirsak
2. dr agus hadian rahim  integrasi simrs gos - sirsak2. dr agus hadian rahim  integrasi simrs gos - sirsak
2. dr agus hadian rahim integrasi simrs gos - sirsak
 
1.asuhan 4.0 serta peran dan manfaat sirsak bagi rs dan akreditasi
1.asuhan 4.0 serta peran dan manfaat sirsak bagi rs dan akreditasi1.asuhan 4.0 serta peran dan manfaat sirsak bagi rs dan akreditasi
1.asuhan 4.0 serta peran dan manfaat sirsak bagi rs dan akreditasi
 
Skm 2018
Skm 2018Skm 2018
Skm 2018
 
Skm andi
Skm andiSkm andi
Skm andi
 
Contoh kuisioner
Contoh kuisionerContoh kuisioner
Contoh kuisioner
 
Konsep dan Implementasi Vedika dan Kelengkapannya
Konsep dan Implementasi Vedika dan KelengkapannyaKonsep dan Implementasi Vedika dan Kelengkapannya
Konsep dan Implementasi Vedika dan Kelengkapannya
 
Implementasi Aplikasi E-Klaim V5
Implementasi Aplikasi E-Klaim V5Implementasi Aplikasi E-Klaim V5
Implementasi Aplikasi E-Klaim V5
 
Penatalaksanaan penyelesaian dispute klaim
Penatalaksanaan penyelesaian dispute klaimPenatalaksanaan penyelesaian dispute klaim
Penatalaksanaan penyelesaian dispute klaim
 
Overview inacbg
Overview inacbgOverview inacbg
Overview inacbg
 

Recently uploaded

BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiAviyudaPrabowo1
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxnadiasariamd
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisRachmandiarRaras
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfObat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfAdistriSafiraRosman
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxgastroupdate
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionolivia371624
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppticha582186
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxStabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxdrrheinz
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxLinaWinarti1
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 

Recently uploaded (20)

BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfObat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung function
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxStabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 

Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion

  • 2. Identifikasi/analisis anion tidak jauh berbeda dengan analisis kation, hanya saja pada identifikasi anion tidak memiliki metode analisis standar yang sistematis seperti analisis kation. Uji pendahuluan awal pada identifikasi anion juga berdasarkan pada sifat fisika seperti warna, bau, terbentuknya gas, dan kelarutannya. Anion merupakan ion bermuatan negatif. Dalam identifikasi/analisa anion dikenal adanya analisa pendahuluan yang meliputi analisa kering dan analisa basah. Analisa kering meliputi pemeriksaan organoleptis (warna, bau, rasa) dan pemanasan. Analisa basah adalah analisa dengan melarutkan zat-zat dalam larutan. Analisa basah meliputi pemeriksaan kelarutan dalam air, reaksi pengendapan, filtrasi atau penyaringan, dan pencucian endapan. Dalam analisa anion juga ada uji anion saling mengganggu, misal Co3 2- dan SO3 2-, NO3- dan NO2-, dan lain-lain.
  • 3. Identifikasi anion Analisa anion adalah analisa yang bertujuan untuk menganalisa adanya ion dalam sampel. Sifat-sifat anion ada 3 (tiga), yaitu sifat-sifat asam-basa, sifat redoks, dan kesetimbangan larutan. Identifikasi anion meliputi analisis pendahuluan, analisis anion dari zat asal dan analisis anion dengan menggunakan larutan ekstra soda. Untuk reaksi kering pemeriksaan anion dalam sampel yang masih berbentuk zat biasanya dilakukan dengan menggunakan larutan Ekstrak Soda (ES). Larutan ekstrak soda dibuat dengan memasak cuplikan dalam larutan jenuh natrium karbonat selama 10 menit, lalu disaring. Filtrat yang diperoleh disebut ekstrak soda (ES). Karena ES suasana basa maka larutan ES ini tidak dipergunakan tanpa pengaturan suasana yang tepat. Biasanya sebelum digunakan ditambahkan dulu asam.
  • 4. Identifikasi anion Identifikasi anion dibagi menjadi beberapa tahap, diawali dengan uji pendahuluan untuk mengetahui adanya ion pereduksi, pengoksidasi, deteksi dari kelompok anion dan sifat anion terhadap asam sulfat pekat. Kemudian tes khusus anion berdasarkan perubahan-perubahannya pada senyawa-senyawa tertentu.
  • 5. PROSES IDENTIFIKASI ANION 1. Proses yang melibatkan identifikasi produk-produk yang mudah menguap yang diperoleh pada pengolahan dengan asam-asam (A). Anion yang membentuk gas bila diolah dengan HCl encer atau H2SO4 encer Anion yang membentuk gas atau uap bila diolah dengan H2SO4 pekat
  • 6. PROSES IDENTIFIKASI ANION Anion yang membentuk gas bila diolah dengan HCl encer atau H2SO4 encer meliputi karbonat, higrogen karbonat (bikarbonat), sulfit, tiosulfat, sulfida, nitrit, hipoklorit, sianida dan sianat Anion yang membentuk gas atau uap bila diolah dengan H2SO4 pekat meliputi Sulfat, peroksodisulfat, fosfat, fosfit, hipofosfit, arsenat, arsenit, kromat, dikromat, silikat, heksafluoro silikat, salisilat, benzoat, suksinat, fluorida, heksafluorosilikat, klorida, bromida, iodida, nitrat, klorat (BAHAYA), perklorat, permanganat (BAHAYA), bromat, borat, heksasionaferat (II), heksasionaferat (III), tiosianat, format, asetat, oksalat, tartrat, dan sitrat.
  • 7. PROSES IDENTIFIKASI ANION 2. Proses yang bergantung pada reaksi-reaksi dalam larutan (B) Anion yang diperiksa dengan reaksi redoksnya Anion yang diperiksa dengan pengendapan
  • 8. PROSES IDENTIFIKASI ANION Anion yang diperiksa dengan pengendapan meliputi Sulfat, peroksodisulfat, fosfat, fosfit, hipofosfit, arsenat, arsenit, kromat, dikromat, silikat, heksafluoro silikat, salisilat, benzoat dan suksinat. Anion yang diperiksa dengan reaksi redoksnya meliputi Manganat, Permanganat, kromat dan dikromat
  • 9. Dalam analisis anion , seperti halnya pada analisis kation perlu dilakukan persiapan dalam tahapan test pendahuluan dengan mengikuti sifatsifat berikut: 1.membentuk gas bila diasamkan dengan asam kuat 2.menunjukkan daya pengoksidasi dibawah kondisi asam 3.bertindak sebagai pereduksi dibawah kondisi asam 4.membentuk endapan bila diperlakukan dengan larutan BaCl2 dibawah kondisi basa (test golongan sulfat) 5.membentuk endapan bila diperlakukan dengan larutan AgNO3 dibawah kondisi asam (test golongan klorida).
  • 10. Anion di bagi dalam 3 golongan umum: Golongan sulfat : SO4 2 - ,CO3 2 -, PO4 3 -, CrO4 2 -, C2O4 2 -, SO3 2 – AsO4 3- Golongan Nitrat : NO3 -, NO2 - , ClO3 -, C2H3O2 - Golongan klorida/Halida : Cl- , Br - , I- , SCN- , S 2–
  • 11. Dilakukan deteksi terhadap anion, dengan menggunakan ekstrak soda: a. Deteksi terhadap adanya anion –anion asam yang mudah menguap b. Deteksi terhadap anion-anion pengoksidasi c. Deteksi terhadap anion-anion pereduksi d. Deteksi terhadap anion-anion golongan sulfat e. Deteksi terhadap anion-anion golongan klorida SO4 2 - ,CO3 2 -, PO4 3 -, CrO4 2 -, C2O4 2 -, SO3 2 – AsO4 3-, Cl- , Br - , I- , SCN- , S2–,NO3 -, NO2 - , ClO3 -, C2H3O2 -
  • 12. A.Deteksi terhadap adanya anion –anion asam yang mudah menguap 2 mL larutan sampel ditambah 1 mL 3 M H2SO4 dan campur dengan baik. Perhatikan perubahan-perubahan yang meliputi bau dan gas yang dihasilkan. Anionanion asam yang mudah menguap dengan sifat-sifat yang ditunjukkan sebagai berikut: CO3 2 - : karbon dioksida dihasilkan, dengan buih jika larutan konsentrasinya sedang. Tidak berbau, didalam larutan tidak ada gelembung- gelembung gas, karena CO2 larut di dalam air. SO3 2 - : belerang dioksida, dengan bau belerang yang terbakar. Gas ini dapat dideteksi dengan bau dari larutannya. S2 - : hidogen sulfida dihasilkan. Baunya seperti telur busuk, hal ini dapat menyimpulkan bahwa ada sulfida. C2H3O2- : asam asetat yang dihasilkan dengan bau cuka. Larutan asetat yang terlarut berbau jika SO2 atau H2S tidak ada.Dengan hadirnya SO2 atau H2S, deteksi ini sulit dilakukan.
  • 13. B.Deteksi terhadap anion-anion pengoksidasi 1 mL sampel ditambah 1 mL 6 M HCl dan 1 mL 0,1 M KI. Campur dengan dan lihat warna coklat atau kuning dari I2, yang dihasilkan jika anion-anion pengoksidasi hadir. Jika warna tidak kelihatan dalam beberapa menit, panaskan tabung reaksi di dalam penangas air selama lima menit. Bila ada anion pengoksidasi dibawah ini ditunjukkan oleh sbb:
  • 14. CrO4 2 - : Bahkan dalam keadaan dingin, segera terbentuk I2 NO2- : Segera terbentuk I2 dalam keadaan dingin ClO3- : Reaksi lambat dalam keadaan dingin, tetapi cepat bila dipanaskan 15 detik di dalam penangas air NO3- : Tidak ada reaksi dalam keadaan dingin, tetapi dihasilkan warna kuning setelah 2 menit dipanaskan di dalam penangas air Hadirnya I2 di dalam larutan mudah dibuktikan jika 1 mL heksan ditambahkan ke dalam larutan yang mengandung jodium dan dicampur. Jodium secara istimewa larut dibagian atas lapisan heksan, yang berwarna ungu.
  • 15. C.Deteksi terhadap anion-anion pereduksi 1 mL larutan sampel ditambah 0,5 mL 3 M H2SO4. Tambahkan 2 tetes 0.02 M KMnO4 dan aduk. Jika anion pereduksi hadir, akan menghilangkan warna MnO4-, Mn(VII) direduksi menjadi Mn(II). Dalam banyak hal pemutihan dapat terjadi dengan cepat. Hal ini terjadi dengan SO3 2 -, SCN- dan NO2-. Dengan adanya anion-anion pereduksi berikut ini , terjadi perubahan dengan cepat setelah penambahan larutan , terdapatlah: I- atau Br- : warna larutan berubah menjadi kuning. S2- : terbentuk endapan putih dari belerang. Jika C2O4 2– hadir, warna permanganat tidak berubah dalam suasana dingin, tetapi perubahan warna segera terjadi bila tabung reaksi dipanaskan dalam penangas air.
  • 16. Tabel 1. Anion-anion pereduksi dan pengoksidasi dalam beberapa kondisi reaksi Ket: A(dingin) : reaksi dalam keadaan dingin 1 M HCl A(panas) : reaksi dalam keadaan panas 1 M HCl N(dingin) : reaksi dalam larutan dingin pada pH 7 N(panas) : reaksi dalam larutan panas pada pH 7 B(dingin) : reaksi dalam keadaan dingin 1 M NaOH B (panas) : reaksi dalam keadaan panas 1 M NaOH NR : tidak ada reaksi dibawah kondisi apapun.
  • 17. D. Deteksi terhadap anion-anion golongan sulfat 1 mL larutan sampel tambahkan 0,5 mL 6 M HCl. Tambahkan NH3 6 M tetes demi tetes sampai larutan bersifat basa, kemudian lebihkan 0.5 mL. Kemudian tambahkan 0.5 mL 1 M BaCl2 dan 0,5 mL 1 M CaCl2.Bila terbentuk endapan berarti ada SO4 2- , CO3 2- , PO4 3-, CrO4 2-, C2O4 2-, SO3 2–. E.Deteksi terhadap anion-anion golongan klorida 1 mL larutan sampel dimasukkan ke dalam gelas kimia 50 mL dan tambahkan 0,5 mL 3 M H2SO4 dan 2 mL air. (Jika S2 –hadir, hal ini ditandai dengan testsebelumnya, larutan didihkan dua menit, tambahkan 1 mL air dan pindahkan larutan ke tabung reaksi. Senrtifus endapan dan dekantasi cairan ke tabung reaksi). Tambahkan 2 atau 3 tetes 0,1 M AgNO3 ke dalam sampel. Pembentukan endapan putih atau kuning menunjukkan adanya anion-anion: Cl- , Br- , I- , SCN- . Jika larutan tidak dididihkan sebelum penambahan AgNO3, hadirnya sulfida akan membentukendapan hitam dari Ag2S.
  • 18. 5 mL larutan sampel buat suasana netral atau sedikit basa dengan mengatur pH dengan penambahan NH3 6 M atau HCl 6M tetes demi tetes sampai larutan bersifat basa. Tahap 1.Test terhadap hadirnya karbonat. 5 mL larutan sampel tambahkan 1 mL 1 M BaCl2. Setelah diaduk, campurandisentrifus, kemudian cuci padatan dengan 3 mL air. Selanjutnya tambah 1 mL 6 M HCl. Jangan diaduk campuran ini, tetapi biarkan, setelah beberapa detik, bila karbonat hadir akan ada gelembung-gelembung gas pada permukaan padatan, CO2. Jika tidak ada gelembung, karbonat tidak ada. Tahap 2. Test terhadap hadirnya sulfat. 1 mL larutan sampel dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan tambahkan 1mL 6 M HCl. Tambahkan beberapa tetes 1 M BaCl2 dan aduk dengan baik. Jika sulfat hadir, endapan putih dari BaSO4 akan terbentuk. Tahap 3.Test terhadap hadirnya kromat. Jika larutan sampel tidak berwarna, hal ini pertanda kromat tidak ada. Jika kuning atau orange hal itu mungkin. 1mL larutan sampel tambahkan 1 mL 6 M HNO3. Kemudian tambahkan beberapa tetes 3% H2O2.Pewarnaan biru, yang bisa jadi cepat, pertanda hadirnya kromat. Jika larutan diasamkan menghasilkan warna hijau atau biru, hal ini pertanda ion kromat direduksi menjadi Cr3+.
  • 19. Tahap 4. Test terhadap hadirnya fosfat. 1 mL larutan sampel dimasukkan ke dalam tabung reaksi, tambahkan 1 mL 6 M HNO3. tambahkan 1 mL 0,5 M (NH4)2MoO4 dan aduk. Masukkan tabung reaksi ke dalam penangas air 2 menit. Angkat dan biarkan selama 10 menit, endapan kuning dari ammonium phosphomolibdat, yang bisa jadi agak lambat menunjukkan kehadiran fosfat. Tahap 5.Test terhadap hadirnya sulfit. Untuk konfirmasi hadirnya sulfit, tambahkan 1 mL 6 M HCl dan 1 mL BaCl2 ke dalam 1 mL sampel. Aduk larutan dengan baik, sentrifus untuk mengendapkan sulfat sebagai BaSO4. Dekantasi larutan kedalam tabung reaksi yang bersih, tambahkan 1 mL 3% H2O2. Aduk larutan beberapa detik. Jika sulfit hadir, sulfit akan dioksidasi menjadi sulfat baru diendapkan sebagai BaSO4. Tahap 6.Test terhadap kehadiran oksalat. Tambahkan 0,5 mL 6 M asam asetat ke dalam 1 mL larutan sampel di dalam tabung reaksi. Kemudian tambahkan 1 mL CaCl2. Aduk larutan dengan baik selama beberapa menit. Jika endapan putih terbentuk, hal ini mengidentifikasikan hadirnyaoksalat. Sentrifus endapan, dekantasi dan cuci dua kali dengan 4 mL air. Sentrifus dan buang air cucian. Tambahkan 1 mL 3 M H2SO4 ke padatan dan letakkan diatas penangas air beberapa menit. Tambahkan 2 atau 3 tetes 0,02 M KMnO4. Jika oksalat hadir, warna ungu segera hilang.
  • 20. Reaksi khas terhadap ion karbonat 1. Asam kuat. Dengan asam kuat akan menghasilkan gas CO2, reaksinya sbb: CO3 2- + 2 H+ → CO2 ↑ + H2O CaCO3 ↓ + 2 H+ → Ca2+ + CO2 ↑ + H2O 2. Barium klorida. Larutan yang mengandung karbonat akan menghasilkan endapan putih dari BaCO3. Endapan ini larut di dalam larutan asam. Ba2+ + CO3 2- ↔ BaCO3↓ 3. Perak nitrat. Dengan hadirnya CO3 2-, dihasilkan endapan putih dari Ag2CO3, yang bila dididihkan akan berubah menjadi Ag2O yangberwarna hitam. Ag2CO3 ↓ → Ag2O ↓ + CO2 ↑ 4. Karbonat-fenolftalein. Larutan fenolftalein diubah menjadi merah jambu oleh karbonat yang larut, dan dijadikan tak berwarna bikarbonat yang larut. CO2 + CO3 2- + H2O → 2HCO3 -
  • 21. Reaksi khas terhadap sulfat 1.Barium klorida. Larutan yang mengandung sulfat akan menghasilkan endapan putih dengan reagensi ini, BaSO4. SO4 2- + Ba2+ BaSO4 2.Timbal nitrat. Endapan putih dari PbSO4 akan terbentuk bila larutan yangmengandung Pb2+ dicampur dengan ion sulfat. Timbal sulfat tidak larut dalam air, tetapi dalam NaOH pekat atau ammonium asetat panas larut. SO4 2- + Pb2+  PbSO4 3.Perak Nitrat, endapan kristalin putih perak sulfat, Ag2SO4 dari larutan pekat. SO4 2- + 2Ag+  Ag2SO4 Reaksi khas terhadap ion kromat 1.Barium klorida. Penambahan larutan yang mengandung Ba2+ kedalam kromat akan menghasilkan endapan kuning dari BaCrO4 yang larut di dalam asam kuat. 2 BaCrO4↓ + 2 H+ ↔ 2Ba2+ + Cr2O72- + H2O 2.Hidrogen Peroksida, dengan hadirnya asam, 3% H2O2 bereaksi dengan kromat membentuk warna biru dari kromium peroksida, CrO5 , yang tidak stabil dan terurai menjadi Cr3 + Cr2O7 2- + 4 H2O + 2 H+ → 2 CrO5 + 5 H2O 3. Timbal nitrat. Penambahan reagen ini ke dalam larutan yang mengandung CrO4 2- akan menghasilkan endapan kuning yang tidak larut dari PbCrO4, yang mana endapan ini dapat bereaksi dengan larutan 6M NaOH: PbCrO4 ↓ + 3 OH- ↔ Pb(OH)3 - + CrO4 2-
  • 22. 4. Hidrogen Sulfida. Larutan suatu kromat yang asam direduksi oleh reagensia ini menjadi larutan ion kromium (III) yang hijau, dengan disertai pemisahan Belerang 2CrO4 2- + 3H2 + 10H+  2Cr3+ + 3S + 8H2O Reaksi khas terhadap ion fosfat 1.Ammonium molibdat. Dalam larutan asam nitrat panas, fosfat bereaksi dengan ammonium molibdat membentuk endapan kuning dari ammonium fosfomolibdat, (NH4)3PO4 . 12 MoO3 : H2PO4 - + 12 MoO4 2- + 3NH4 + + 22H+ → (NH4)3PO4 .12MoO3↓ +12H2O Endapan ini larut dengan kelebihan asam fosfat dan 6 M NaOH dan 6 M NH3 2. Barium klorida. Bergantung pada pH, endapan putih yang tidak larut dari BaHPO4 atau Ba3(PO4)2 , bila barium dan larutan fosfat dicampur. Endapan ini larut didalam asam encer. HPO4 2-+ Ba2- BaHPO4 HPO4 2- + 3Ba2+ + 2NH3  Ba3(PO4)2 + 2NH4 +
  • 23. 1. Kalium permanganat. Dalam larutan encer asam sulfat, warna permanganatakan hilang oleh sulfit, dan sulfit berubah menjadi sulfat dan MnO4 - menjadi Mn2+. 5 H2SO3 + 2 MnO4 - + H+ → 5HSO4- + 2Mn2+ +3H2O 2. Hidrogen Peroksida. Di dalam larutan asam H2O2 mengoksidasi sulfit menjadi sulfat. H2O2 + H2SO3 → SO4 2 - + H2O + 2 H+ 3.Asam klorida atau sulfat. Asam-asam non oksidator menguraikan larutan sulfit atau garamnya dan menghasilkan gas SO2 SO3 2 - +2 H+↔ H2SO3 SO3 2 - +2 H+ ↔ SO2↑ + H2O 1.Barium atau kalsium klorida. Endapan putih dari BaC2O4. H2O atau CaC2O4. H2O terbentuk pada penambahan reagen ini. Garam-garam ini larut di dalam asam kuat. Senyawa-senyawa barium juga bereaksi dengan asam asetat atau asam oksalat. Sebagian besar oksalat yang tidak larut adalah CaC2O4. H2O, yang mana dapat diendapkan dari larutan asam asetat . 2.Kalium Permanganat. Dalam larutan asam yang panas, warna ungu dari ion MnO4 - akan hilang oleh oksalat dan membentuk CO2 dan Mn2+: 5 H2C2O4 + 2 MnO4 - + 6 H+ → 2 Mn2++ 10 CO2 + 8 H2O
  • 24. Tes khusus untuk beberapa anion dilakukan setelah dideteksi tiap kelompok telah dilakukan. Prosedur tes khusus secara ringkas dicantumkan pada Tabel
  • 25.
  • 26.
  • 27. Jika anion dari golongan sulfat hadir, dapat dihilangkan dengan penambahan 1 M Ba(NO3)2 tetes demi tetes sampai semua mengendap. Langkah ini sangat penting, jika sampel mengandung ion CrO4 2-, tetapi untuk anion yang lain tidak mengganggu dalam analisisnya. Anion golongan klorida I-, Br-, Cl- SCN-, S2-
  • 28. Dalam tes pendahuluan yang pertama mudah untuk menentukan bila ada sulfida dari bau H2S yang khusus. Akan tetapi hal ini dapat terlindungi, khususnya oleh SO2 dari sulfit.Jika ragu-ragu, tambahkan 1 mL larutan sampel dengan 0,1 M AgNO3 tetes demi tetes dan aduk. Jika sulfida hadir cairan akan segera gelap, endapan coklat atau hitam dari Ag2S. Jika sulfida tidak ada, tetapi ion halida hadir, endapan perak halida yang terbentuk. Tahap 1. Tes terhadap Hadirnya Sulfida Tahap 2. Siapkan sampel unknown 5 mL dalam gelas kimia 50 mL. Tambahkan 1 mL 3 M H2SO4, didihkan larutan beberapa menit. Jika sampel mengandung sulfida, kemungkinan belerang akan mengendap. Pindahkan larutan kedalam tabung reaksi, sentrifus endapannya. Dekantasi dan cuci padatannya. Tambahkan air untuk menganalisis anion golongan klorida yang masih tersisa.
  • 29. 1 mL larutan pada tahap 2 masukkan dalam tabung reaksi, tambahkan tetes demi tetes 1 M KNO2. Jika jodida hadir, larutan akan segera berwarna kuning atau oranye, Karena I2 terbentuk Ke dalam larutan ini tambahkan 1 mL heksan. Tutup tabung dan aduk. Jika I2 ada, lapisan heksan akan berwarna ungu. Lapisan air tidak berwarna. Tahap 3. Tes terhadap Hadrinya Iodida Tahap 4. Tes terhadap Hadirnya Tiosianat 1mL sampel pada tahap 2 masukkan ke dalam tabung reaksi, tambahkan 1 mLair, aduk kemudian tambahkan dua tetes 0,1 M Fe(NO3)3. Jika tiosianat hadir, maka warna akan menjadi oranye atau merah, karena terbentuk ion kompleks besi tiosianat.
  • 30. Sampel yang tersisa pada tahap ke 2 masukkan dalam gelas kimia 50 mL. Tambahkan 0,2 g K2S2O8, kalium peroksidisulfat, putar dan campur. Tutup gelas kimia dengan gelas arloji, panaskan campuran. Jika jodium ada, cairan akan berwarna kuning dalambeberapa detik, kemudian berwarna oranye bila I2 banyak, setelah kelihatan uap jodium berwarna violet pada gelas kimia. Pada saat itu pemanasan dihentikan. Dinginkan gelas kimia beberapa menit. Pindahkan ke kertas saring yang telah diberi satu tetes indikator fuchsin. Tempatkan kembali untuk dipanaskan. Warna larutan menjadi tidak berwarna. Jika brom hadir, larutan akan berwarna kuning. Bila uap brom banyak pada kertas saring, warna fuchsin akan berubah dari merah ke violet. Perubahan warna ini menandakan larutan mengandung brom. Panaskan lebih lanjut, pertahankan cairan pada titik didihnya. Warna akan hilang. Didihkan kira-kira 10 detik, setelah warna hilang. Pindahkan kertas saring dan tambahkan 3 mL air pada gelas kimia. Kemudian tambahkan 5 tetes 0,1 M AgNO3. Jika klorida hadir akan terjadi endapan putih dari AgCl. Tahap 5. Tes terhadap Hadirnya Bromida Dan Klorida
  • 31. Klorida bereaksi dengan larutan yang mengandung Ag+ akan membentuk endapan putih AgCl, yang tidak larut di dalam asam dan basa kuat. Perak klorida larut di dalam 6 M NH3 membentuk senyawa kompleks, terutama CN- dan S2O3 2-, atau Cl- pada konsentrasi yang tinggi: Perak Nitrat AgCl ↓ + 2NH3 ⇄ Ag(NH3)2 + + Cl- AgCl ↓ + Cl- ⇄ AgCl2- Dengan hadirnya asam, perak klorida direduksi oleh logam seng: 2AgCl ↓ + Zn ↓ → 2Ag ↓ + Zn2+ + 2Cl- Pengoksidasi Di dalam larutan asam kuat, oksidator yang baik seperti KMnO4, NaBiO3 dan MnO2, tetapi bukan K2S2O8, ion klorida dioksidasi menjadi klorin; 2Cl- + MnO2↓ + 4H+ → Cl2 ↗ +Mn2+ + 2H2O
  • 32. Dengan ion bromida akan dihasilkan endapan kuning dari AgBr. Garam ini kurang larut dibandingkan AgCl, tetapi dapat larut di dalam 15 M NH3 dan di dalam larutan Na2S2O3. Dapat direduksi oleh logam seng dengan adanya asam, melepaskan ion Br- dan membentuk logam perak. Perak Nitrat Semua bromida, kecuali AgBr tidak larut, tetapi dapat dioksidasi dengan 15 M HNO3 Asam Nitrat 6Br- + 2NO3 - + 8H+ → 3Br2(aq) + 2NO↗ + 4H2O Indikator Fuchsin Uap brom akan mengubah warna kertas saring dari merah ke violet. Tidak ada halogen yang lain memberikan reaksi yang sama.
  • 33. Dengan mencampur larutan yang mengandung SCN- dengan Ag+ akan dihasilkan endapan putih dari AgSCN, yang larut di dalam amonia tetapi tidak larut di dalam asam mineral. Mendidihkan AgSCN dengan 1 M NaCl akan mengubah garam AgCl dan melepaskan ion SCN- Perak Nitrat AgSCN↓ + Cl- → AgCl ↓ + SCN- Ion kompleks berwarna merah dari FeSCN2+, terbentuk pada penambahan Fe(III) dengan larutan tiosianat dalam kondisi asam Feri Nitrat Dalam larutan H2SO4encer, seng mereduksi tiosianat menjadi H2S. Seng Zn↓ + SCN- + 3H+ → Zn2+ + H2S↗ + HCN↗
  • 34. Dihasilkan endapan hitam Ag2S yang tidak larut di dalam amonia, tetapi cepat dioksidasi oleh 6 M HNO3 panas. Perak Nitrat Reagen ini biasanya digunakan pada kertas saring dan direaksikan dengan ion sulfida atau gas H2S menghasilkan PbS hitam atau coklat yang mengkilap. Caranya mempersiapkan kertas ini, tambahkan 6 M NaOH sedikit ke dalam 0,1 M Pb(NO3)2 hingga endapan larut. Basahkan kertas saring dengan larutan dan gunakan kertas ini untuk tes terhadap sulfida. Timbal Nitrat
  • 35.
  • 36. Test terhadap golongan nitrat (NO3 - ) 5 mL sampel ditambah 1 mL 6 M NaOH dan campur kedalam gelas kimia 50 mL. Panaskan campuran hingga mendidih, dan volume tinggal 1 atau 2 mL di dalam penangas air. Dalam beberapa detik reaksi Al-NaOH akan menghasilkan gas H2, yang akan direduksi ion nitrat menjadi amonia. Amonia dapat dideteksi melalui bau. Reaksi Khas terhadap ion nitrat (NO3 -) 1. Manganous klorida Ion nitrat dan semua anion pengoksidasi bereaksi dengan larutan Mn(II) di dalam HCl pekat membentuk kompleks Mn(IV) , mungkin MnCl6 2- yang berwarna coklat gelap atau hitam. 3MnCl4 2- + 2NO3 - + 6Cl- + 8H+ → 3MnCl6 2- + 2NO ↗ + 4H2O
  • 37. 2.Kalium Iodida Dalam larutan asam encer yang dingin, nitrat tidak bereaksi dengan iodida. Dengan pemanasan, I2 dengan perlahan-lahan terbentuk dan larutan berwarna kuning. 6I- + 2NO3 - + 8H+ → 3I2(aq) + 2NO↗ + 4H2O 3.Ferro Sulfat Jika larutan FeSO4 bereaksi dengan larutan nitrat dengan kondisi asam kuat H2SO4, ion nitrat akan direduksi menjadi NO dan kelebihan Fe(II) akan membentuk ion kompleks berwarna coklat dari Fe(NO)2+ yang tidak stabil. 3Fe2+ + NO3 - + 4H+ → 3Fe3+ + NO + 2H2OFe2+ + NO ⇄ Fe(NO)2+ Akan tetapi nitrit, kromat, iodida dan bromida mengganggu dalam test ini.
  • 38. Test terhadap kehadiran nitrit (NO2 -) 1 mL larutan sampel ditambah 0,1 g asam sulfamit, NH2SO3H. Jika nitrit hadir ada buih dalam jumlah cukup besar, terbentuk N2 oleh reaksi nitrit dengan asam. Reaksi Khas terhadap ion nitrit (NO2 -) 1. Urea Di dalam larutan HCl, nitrit mengoksidasi urea menjadi CO2 dan kemudian direduksi menjadi nitrogen: 2NO2 - + CO(NH2)2 + 2H+ → 2N2 ↗ + CO2 ↗ + 3H2O
  • 39. 2. Asam sulfamit Dalam larutan asam atau basa reagen ini bereaksi dengan nitrit : NO2 - + NH2SO3H → N2 ↗ + SO4 2- + H+ + H2O 3. Ammonium klorida Nitrit terurai bila dididihkan dalam larutan garam Ammonium: NO2 - + NH4 + → N2 ↗ + 2H2O
  • 40. Test terhadap kehadiran perklorat (ClO4 -) 1 mL sampel ditambah 1 tetes 0,1 M AgNO3. Jika terbentuk endapan tambahkan lebih 1 mL perak nitrat, untuk mengendapkan seluruhnya garam-garam perak yang tidak larut yang terdapat pada sampel. Aduk, sentrifus. Tambahkan setetes nitrat ke cairan, jika masih mengendap lagi, aduk. Sekali lagi sentrifus dan dekantasi I- , Br- , Cl- , SCN- , S2-, Ag2S Coklat gelap I2 orange di dalam air violet di dalam heksan FeSCN2+ Merah-orange I2, Br-, Cl- uap violet, larutan orange Br2 , Cl, fuchsin violet AgCl putih cairan ke tabung reaksi. Cairan ditambahkan 0,5 mL 6 M HNO3 dan aduk dengan baik. Kemudian tambahkan beberapa tetes 1 M KNO2. Jika klorat hadir akan direduksi oleh ion nitrit dan endapan putih dari AgCl akan terbentuk dengan lambat.
  • 41. 1.Kalium iodida Klorat dalam asam hangat mengoksidasi iodida menjadi I2 yang berwarna kuning atau orange. Reaksi ini lambat pada suhu kamar. ClO3 - + 6I- + 6H+ → Cl- + 3I2 + 3H2O 2.Natrium nitrit Reagen ini mereduksi klorat menjadi klorida, yang dapat di test dengan AgNO3 3NO2 - + ClO3 - → 3NO3 - + Cl- 3.Asam klorida HCl 6 M panas akan mengoksidasi klorat dan menghasilkan larutan kuning. 2ClO3 - + 2Cl- + 4H+ → 2ClO2 ↗ + Cl2 ↗ + 2H2O
  • 42. Test terhadap kehadiran asetat (C2H3O2 -) Ion asetat mungkin terdeteksi dalam test pendahuluan, dimana dengan penambahan H2SO4 akan dihasilkan larutan yang baunya seperti cuka. Jika masih ragu akan adanya asetat, tambahkan 6 M HNO3 ke dalam 1 mL sampel dan buatlah larutan bersifat basa. Tambahkan 1 tetes 1 M BaCl2. Jika endapan terbentuk, tambahkan 1 mL BaCl2. Aduk, sentrifus dan dekantasi larutan ke dalam tabung reaksi, buang padatan. Larutan ditambahkan 0,1 M KI3 hingga campuran hampir berwarna kuat. Kemudian tambahkan 2 tetes 6 M NH3 dan 0,5 mL 0,1 M La(NO3)3 dan aduk.Letakkan tabung reaksi didalam penangas air. Jika sampel mengandung asetat, cairan gelatin orange berangsur-angsur akan gelap selama beberapa menit, sehingga akhirnya diperoleh warna hijau-kebiruan sampai hitam.
  • 43. 1.Asam Sulfat Jika asetat dipanaskan bersama asam sulfat, asam asetat akan menguap dan dapat dideteksi dengan bau cukanya. C2H3O2 - + H+ ⇄ HC2H3O2 2.Panas Jika asetat padat dipanaskan, akan menggelapkan atau gosong dan memberikan uap dengan bau yang khas. 3.Lantanum nitrat. Reagen ini bereaksi dengan larutan asetat dan hadirnya ion I3 -. Iodium diserap oleh endapan lantanum asetat dan memberikan warna biru. Sulfat dan fosfat mengganggu dengan test ini.