Praktikum ini bertujuan untuk menentukan kalor penguapan karbon triklorida dengan mengukur waktu penguapannya pada berbagai suhu. Hasilnya menunjukkan bahwa semakin tinggi suhu, semakin cepat waktu penguapan karbon triklorida."
Laporan mingguan praktikum kimia dasar ini membahas tentang sifat koligatif larutan, yaitu penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmosis. Tujuan percobaan adalah menentukan kenaikan titik didih larutan gula dan garam, serta penurunan titik beku tiga larutan gula dengan konsentrasi berbeda. Hasilnya menunjukkan kenaikan titik didih dan penurun
Laporan praktikum ini membahas tentang pengujian kesadahan air dengan metode titrasi kompleksometri. Metode ini melibatkan pembentukan kompleks antara ion logam Ca2+ dan Mg2+ dengan EDTA sebagai titran. Titik akhir ditandai perubahan warna dari merah anggur menjadi biru. Hasil pengukuran kesadahan air dapat digunakan untuk menentukan tingkat kesadahan air, yaitu air lunak, sedang, keras, atau sangat
Laporan praktikum menentukan berat molekul senyawa berdasarkan pengukuran massa jenis gas. Metode yang digunakan adalah penguapan, pendinginan, dan pengeringan kloroform. Berat molekul kloroform diperoleh sebesar 42743,976 gram/mol.
Praktikum ini bertujuan untuk menentukan kalor penguapan karbon triklorida dengan mengukur waktu penguapannya pada berbagai suhu. Hasilnya menunjukkan bahwa semakin tinggi suhu, semakin cepat waktu penguapan karbon triklorida."
Laporan mingguan praktikum kimia dasar ini membahas tentang sifat koligatif larutan, yaitu penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmosis. Tujuan percobaan adalah menentukan kenaikan titik didih larutan gula dan garam, serta penurunan titik beku tiga larutan gula dengan konsentrasi berbeda. Hasilnya menunjukkan kenaikan titik didih dan penurun
Laporan praktikum ini membahas tentang pengujian kesadahan air dengan metode titrasi kompleksometri. Metode ini melibatkan pembentukan kompleks antara ion logam Ca2+ dan Mg2+ dengan EDTA sebagai titran. Titik akhir ditandai perubahan warna dari merah anggur menjadi biru. Hasil pengukuran kesadahan air dapat digunakan untuk menentukan tingkat kesadahan air, yaitu air lunak, sedang, keras, atau sangat
Laporan praktikum menentukan berat molekul senyawa berdasarkan pengukuran massa jenis gas. Metode yang digunakan adalah penguapan, pendinginan, dan pengeringan kloroform. Berat molekul kloroform diperoleh sebesar 42743,976 gram/mol.
Praktikum ini bertujuan menentukan konstanta kesetimbangan reaksi antara yod dan kalium iodida. Yod larut dalam kloroform dan bereaksi dengan kalium iodida dalam air untuk mencapai kesetimbangan. Konsentrasi yod diukur dalam kloroform dan air, dan konstanta kesetimbangan dihitung berdasarkan hukum massa tindakan. Hasilnya menunjukkan bahwa sistem mencapai kesetimbangan kimia.
Laporan mingguan praktikum kimia dasar tentang reaksi-reaksi kimia yang dilakukan di laboratorium. Berisi hasil pengamatan 20 reaksi kimia yang meliputi perubahan warna, timbulnya endapan, dan gas. Reaksi-reaksi tersebut digunakan untuk mempelajari sifat zat dan mencari rumus senyawa.
Identifikasi kation dalam dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang cara mengidentifikasi lima golongan kation logam, yaitu golongan I (Ag+), golongan II (Cu2+, Hg2+), golongan III (Fe2+), golongan IV, dan golongan V. Dokumen ini juga menjelaskan reaksi kimia dan hasil observasi dari beberapa kation logam seperti pembentukan endapan, perubahan warna larutan, dan kelarutan endapan dalam berbag
Stoikiometri merupakan bidang dalam ilmu kimia yang mempelajari hubungan kuantitatif antara zat-zat yang terlibat dalam reaksi kimia. Dokumen ini membahas percobaan stoikiometri antara asam klorida dan natrium hidroksida serta tembaga(II) sulfat dan natrium hidroksida untuk mengetahui suhu maksimum campuran dan reaksi yang terjadi.
Laporan ini membahas pembuatan indikator alami asam-basa dari ekstrak kunyit, kayu secang, dan daun Rhoeo discolor untuk mengidentifikasi larutan asam dan basa. Indikator alami dibuat dengan mengekstrak dan merendam kertas saring ke dalam ekstrak tumbuhan, lalu diuji perubahan warnanya terhadap larutan berbeda pH.
Dokumen ini berisi laporan praktikum tentang percobaan kinetika reaksi yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi dan suhu terhadap laju reaksi sistem H2SO4-Na2S2O3. Percobaan dilakukan dengan cara mengukur laju reaksi pada berbagai konsentrasi dan suhu reaktan untuk kemudian menentukan orde reaksi, konstanta laju reaksi, dan energi aktivasi sistem tersebut.
Dokumen ini menjelaskan tentang eksperimen untuk menentukan volume molal parsial komponen larutan dengan menggunakan larutan NaCl dalam air. Hasilnya menunjukkan bahwa konsentrasi larutan berbanding lurus dengan densitas dan volume molal parsial komponen 2, tetapi berbanding terbalik dengan volume molal parsial komponen 1. Semakin tinggi konsentrasi larutan, semakin besar densitas dan volume molal parsial komponen 2-nya, tetapi semakin ke
1. Percobaan dilakukan untuk menentukan orde reaksi berdasarkan konsentrasi awal dan pengaruh temperatur terhadap laju reaksi menggunakan metode imajiner.
2. Orde reaksi yang diperoleh dari larutan KI sebesar 1, H2O2 sebesar 1 dan HCl sebesar 0.
3. Semakin tinggi temperatur, waktu reaksi akan semakin pendek.
1. Dokumen tersebut membahas tentang kesetimbangan kimia dan faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti konsentrasi, suhu, dan tekanan.
2. Demonstrasi mengenai pengaruh konsentrasi terhadap pergeseran kesetimbangan kimia dengan mereaksikan larutan besi(III) klorida dan kalium tiosianat.
3. Hasilnya menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi zat bereaksi akan menyebabkan pergeseran
Dokumen ini membahas tentang eksperimen pengamatan pengaruh konsentrasi terhadap pergeseran kesetimbangan reaksi kimia. Larutan KSCN, FeCl3, dan NaOH ditambahkan ke dalam larutan untuk mengubah konsentrasinya, dan diamati perubahan warna untuk mengetahui arah pergeseran kesetimbangan. Kesimpulannya adalah jika konsentrasi zat diperbesar, reaksi akan bergeser menjauhi zat tersebut, sedang
Praktikum ini bertujuan menentukan konstanta kesetimbangan reaksi antara yod dan kalium iodida. Yod larut dalam kloroform dan bereaksi dengan kalium iodida dalam air untuk mencapai kesetimbangan. Konsentrasi yod diukur dalam kloroform dan air, dan konstanta kesetimbangan dihitung berdasarkan hukum massa tindakan. Hasilnya menunjukkan bahwa sistem mencapai kesetimbangan kimia.
Laporan mingguan praktikum kimia dasar tentang reaksi-reaksi kimia yang dilakukan di laboratorium. Berisi hasil pengamatan 20 reaksi kimia yang meliputi perubahan warna, timbulnya endapan, dan gas. Reaksi-reaksi tersebut digunakan untuk mempelajari sifat zat dan mencari rumus senyawa.
Identifikasi kation dalam dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang cara mengidentifikasi lima golongan kation logam, yaitu golongan I (Ag+), golongan II (Cu2+, Hg2+), golongan III (Fe2+), golongan IV, dan golongan V. Dokumen ini juga menjelaskan reaksi kimia dan hasil observasi dari beberapa kation logam seperti pembentukan endapan, perubahan warna larutan, dan kelarutan endapan dalam berbag
Stoikiometri merupakan bidang dalam ilmu kimia yang mempelajari hubungan kuantitatif antara zat-zat yang terlibat dalam reaksi kimia. Dokumen ini membahas percobaan stoikiometri antara asam klorida dan natrium hidroksida serta tembaga(II) sulfat dan natrium hidroksida untuk mengetahui suhu maksimum campuran dan reaksi yang terjadi.
Laporan ini membahas pembuatan indikator alami asam-basa dari ekstrak kunyit, kayu secang, dan daun Rhoeo discolor untuk mengidentifikasi larutan asam dan basa. Indikator alami dibuat dengan mengekstrak dan merendam kertas saring ke dalam ekstrak tumbuhan, lalu diuji perubahan warnanya terhadap larutan berbeda pH.
Dokumen ini berisi laporan praktikum tentang percobaan kinetika reaksi yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi dan suhu terhadap laju reaksi sistem H2SO4-Na2S2O3. Percobaan dilakukan dengan cara mengukur laju reaksi pada berbagai konsentrasi dan suhu reaktan untuk kemudian menentukan orde reaksi, konstanta laju reaksi, dan energi aktivasi sistem tersebut.
Dokumen ini menjelaskan tentang eksperimen untuk menentukan volume molal parsial komponen larutan dengan menggunakan larutan NaCl dalam air. Hasilnya menunjukkan bahwa konsentrasi larutan berbanding lurus dengan densitas dan volume molal parsial komponen 2, tetapi berbanding terbalik dengan volume molal parsial komponen 1. Semakin tinggi konsentrasi larutan, semakin besar densitas dan volume molal parsial komponen 2-nya, tetapi semakin ke
1. Percobaan dilakukan untuk menentukan orde reaksi berdasarkan konsentrasi awal dan pengaruh temperatur terhadap laju reaksi menggunakan metode imajiner.
2. Orde reaksi yang diperoleh dari larutan KI sebesar 1, H2O2 sebesar 1 dan HCl sebesar 0.
3. Semakin tinggi temperatur, waktu reaksi akan semakin pendek.
1. Dokumen tersebut membahas tentang kesetimbangan kimia dan faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti konsentrasi, suhu, dan tekanan.
2. Demonstrasi mengenai pengaruh konsentrasi terhadap pergeseran kesetimbangan kimia dengan mereaksikan larutan besi(III) klorida dan kalium tiosianat.
3. Hasilnya menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi zat bereaksi akan menyebabkan pergeseran
Dokumen ini membahas tentang eksperimen pengamatan pengaruh konsentrasi terhadap pergeseran kesetimbangan reaksi kimia. Larutan KSCN, FeCl3, dan NaOH ditambahkan ke dalam larutan untuk mengubah konsentrasinya, dan diamati perubahan warna untuk mengetahui arah pergeseran kesetimbangan. Kesimpulannya adalah jika konsentrasi zat diperbesar, reaksi akan bergeser menjauhi zat tersebut, sedang
Kesetimbangan adalah kondisi di mana laju reaksi ke arah produk sama dengan laju reaksi ke arah reaktan, sehingga komposisi zat tidak berubah meskipun reaksi terus berlangsung. Faktor yang mempengaruhi kesetimbangan antara lain konsentrasi, tekanan, volume, dan suhu.
Dokumen tersebut membahas tentang kesetimbangan kimia, termasuk konsep keadaan setimbang, tetapan kesetimbangan, dan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran kesetimbangan seperti konsentrasi, tekanan, dan suhu.
Soal kesetimbangan kimia dan pergeseran kimiaYusi Rahmah
Teks tersebut memberikan contoh soal dan pembahasan mengenai kesetimbangan kimia. Secara singkat, teks tersebut menjelaskan tentang konsep kesetimbangan kimia, faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan seperti temperatur dan tekanan, serta cara menghitung nilai konstanta kesetimbangan untuk berbagai reaksi kimia.
Dokumen ini membahas faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran kesetimbangan kimia, yaitu konsentrasi, suhu, tekanan, dan volume. Konsentrasi pereaksi berpengaruh terhadap arah pergeseran reaksi, sementara suhu mempengaruhi warna produk akibat pergeseran kesetimbangan antara reaksi eksoterm dan endoterm. Tekanan dan volume juga berpengaruh terhadap arah pergeseran kesetimbangan, yakni ke arah j
Laporan praktikum kimia fisika tentang pengaruh suhu terhadap kelarutan zat. Mahasiswa mengukur kelarutan asam oksalat, benzoat, dan borat pada berbagai suhu dan menghitung kalor pelarutannya menggunakan persamaan Van't Hoff. Hasilnya menunjukkan kelarutan zat-zat tersebut berkurang dengan penurunan suhu dan kalor pelarutannya dapat dihitung.
Dokumen tersebut membahas tentang kesetimbangan kimia dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Secara singkat, dokumen menjelaskan bahwa kesetimbangan kimia merupakan keadaan dimana laju reaksi maju sama dengan laju reaksi mundur. Kesetimbangan dapat dipengaruhi oleh perubahan konsentrasi, suhu, tekanan atau volume. Misalnya, peningkatan tekanan akan menyebabkan pergeseran kesetimbangan ke a
Dokumen tersebut membahas tentang kesetimbangan kimia, termasuk ciri-ciri, contoh, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti perubahan konsentrasi, suhu, dan tekanan. Kesetimbangan kimia merupakan keadaan dinamis dimana laju reaksi maju sama dengan laju reaksi mundur, sehingga konsentrasi zat tetap.
Dokumen ini merupakan laporan praktikum tentang titrasi asam-basa yang bertujuan untuk menentukan kemolaran larutan HCl dengan menggunakan larutan standar NaOH 0,1 M. Mahasiswa melakukan titrasi 20 mL larutan HCl dengan larutan NaOH 0,1 M sambil mengamati perubahan warna indikator fenolftalein. Dari hasil tiga percobaan, didapatkan volume rata-rata larutan NaOH yang digunakan sebesar 34
Kesetimbangan kimia dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti perubahan konsentrasi, suhu, dan tekanan. Perubahan konsentrasi dapat memindahkan kesetimbangan ke arah reaksi yang melibatkan spesi dengan konsentrasi lebih rendah. Peningkatan suhu akan memindahkan kesetimbangan ke arah reaksi endoterm, sedangkan penurunan suhu ke arah reaksi eksoterm. Peningkatan tekanan akan memindahkan
Eksperimen ini menentukan energi aktivasi reaksi antara ion persulat dan ion iodide dengan mengubah suhu dan mengukur waktu reaksi. Energi aktivasi yang ditentukan adalah 46,358 kJ/mol untuk kenaikan suhu dan 54,049 kJ/mol untuk penurunan suhu.
Pergeseran posisi kesetimbangan tugas ivyahyakurnia23
Kesetimbangan kimia terjadi pada reaksi bolak-balik dimana laju pembentukan dan pembubaran reaktan dan produk sama. Pergeseran kesetimbangan dapat terjadi akibat perubahan konsentrasi zat, tekanan atau suhu sistem.
Pergeseran posisi kesetimbangan tugas ivyahyakurnia23
Kesetimbangan kimia terjadi pada reaksi bolak-balik dimana laju pembentukan dan pembubaran reaktan dan produk sama. Pergeseran kesetimbangan dapat terjadi akibat perubahan konsentrasi zat, tekanan atau suhu sistem.
ANALISIS JURNAL INTERNASIONAL PENERAPAN BIOTEKNOLOGI MODERNrisyanti ALENTA
Penelitian ini menghasilkan vaksin rekombinan protein Sao-L dari bakteri Streptococcus suis untuk melindungi babi dari infeksi bakteri tersebut. Uji coba vaksin pada tikus dan babi menunjukkan peningkatan respons antibodi dan resistensi terhadap infeksi bakteri. Pengembangan vaksin ini sejalan dengan prinsip-prinsip bioetika karena memberikan manfaat bagi kesehatan hewan dan masyarakat.
Students will conduct an experiment using books, string, weights, and boards to demonstrate how inclined planes can be used to move heavy objects using less force. They will measure the height of the books, length of the board, and amount of force needed to lift the weight vertically and up the inclined plane. Comparing these measurements will show how the inclined plane reduces the amount of force needed, demonstrating its mechanical advantage. Students will then answer questions about the maximum effort that could be sustained and calculate the mechanical advantage of the inclined plane used.
Students are learning about inclined planes and how they are used to move heavy objects. They will observe examples of inclined planes, classify the items using the principle, and write down examples they find in daily life and their functions. Some examples students may find are ramps, wedges, scissors, and wheelchairs, which use inclined planes to make lifting or moving heavy objects easier.
This lesson plan outlines a science lesson for 8th grade students on simple machines, specifically inclined planes. The lesson will begin with an introduction and video explaining simple machines. Students will then be divided into groups to identify examples of inclined planes and conduct an experiment using various items to demonstrate how inclined planes make tasks easier. Each group will discuss their results and present their findings. Finally, the teacher will conclude the lesson by summarizing the key points about inclined planes and assigning homework. The goal is for students to understand how inclined planes function and how they are used to move heavy objects with less force.
Dokumen ini membahas tentang identifikasi vitamin A, D, E, B1, B2, B6, dan C secara kualitatif pada tomat dan wortel melalui reaksi warna. Vitamin-vitamin tersebut diidentifikasi dengan menggunakan berbagai reaktan yang menghasilkan perubahan warna yang khas untuk setiap vitamin. Hasilnya menunjukkan keberadaan berbagai vitamin pada sampel wortel dan tomat.
This document describes the design of three simple science teaching aids created from used materials: an electrolyte solution tester, an earthquake detector, and a flood detector. The electrolyte solution tester uses two metal rods and carbon with LED lights, a VUmeter, and buzzer as indicators. The earthquake detector contains a wire loop that vibrates to sound an alarm when shaken. The flood detector is made from an aquarium to model land and water, with an alarm circuit to signal flooding. According to teacher and student evaluations, these low-cost teaching aids were highly effective ways to explain science concepts using repurposed materials and simple technology.
This is our journal analyses of medical microbiology (Prevalence and Antibiotic Resistance Pattern
of Escherichia coli and Klebsiella pneumoniae
in Urine Tract Infections at the La Paz
Medical Center, Malabo, Equatorial Guinea
)
Dokumen ini membahas tentang kompetensi guru IPA pada SMP/MTs yang terdiri dari 11 kompetensi utama meliputi pemahaman konsep IPA, proses berpikir IPA, penggunaan bahasa simbolik IPA, hubungan antar cabang IPA, kemampuan bernalar kualitatif dan kuantitatif, kreativitas dalam penerapan IPA, penguasaan prinsip laboratorium, penggunaan alat ukur dan peraga IPA, merancang eksper
Dokumen ini membahas tentang bulan dan gerakannya, kalender bulan, fase-fase bulan, serta perhitungan kalender hijriah. Bulan memiliki rotasi dan revolusi yang menyebabkan perubahan fase bulan setiap harinya dalam siklus 29,5 hari. Kalender hijriah didasarkan pada revolusi bulan dan memiliki 12 bulan dalam setahun dengan jumlah hari beragam per bulannya.
Dokumen ini membahas tiga hukum Kepler tentang gerakan planet-planet di tata surya. Hukum pertama menyatakan bahwa orbit planet berbentuk elips dengan Matahari berada di salah satu fokus. Hukum kedua menyatakan bahwa luas area yang disapu garis dari Matahari ke planet sama dalam waktu yang sama. Hukum ketiga menyatakan bahwa kuadrat periode planet sebanding dengan kubik jarak rata-rata planet dari Matah
Astronomi Islam berkembang pesat pada abad ke-8 hingga abad ke-15 Masehi. Tokoh-tokoh seperti Al-Khawarizmi, Al-Farghani, dan Umar Khayyam berkontribusi besar dengan menghasilkan tabel astronomi dan memperbaiki kalender. Mereka melakukan pengamatan bintang dan planet untuk mengukur jarak dan diameter benda langit.
Dokumen tersebut membahas tentang sejarah astronomi sebelum Masehi, meliputi negara-negara yang mengenal astronomi pada masa itu seperti Arab, Sumeria, Babilonia, India, Cina, dan Yunani. Juga dibahas tokoh-tokoh penting yang berperan dalam pengembangan ilmu astronomi pada masa itu seperti Thales, Anaximander, Aristarchus, Aristoteles, dan Eratosthenes.
Identifikasi kation dalam dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang cara mengidentifikasi lima golongan kation logam, yaitu golongan I (Ag+), golongan II (Cu2+, Hg2+), golongan III (Fe2+), golongan IV, dan golongan V. Dokumen ini juga menjelaskan reaksi kimia dan hasil observasi dari beberapa kation logam seperti pembentukan endapan, perubahan warna larutan, dan kelarutan endapan dalam berbag
Kelompok 4 Mengetahui proses pelaksanaan titrasi Kompleksometri Menentukan ka...risyanti ALENTA
Titrasi kompleksometri digunakan untuk menentukan kadar Ca dalam sampel air keran. Perubahan warna dari merah muda menjadi biru laut menunjukkan adanya ion Ca2+ dalam sampel. Rata-rata volume EDTA yang dibutuhkan untuk titrasi adalah 0,95 ml. Perhitungan menunjukkan kadar Ca dalam sampel adalah 18,666%, di bawah batas maksimum 500 mg/L menurut standar kesehatan.
Metode titrasi iodometri digunakan untuk menentukan kadar hipoklorit dalam zat pemutih pakaian. Sampel zat pemutih diencerkan tujuh kali dan dititrasi dengan larutan natrium tiosulfat untuk menghasilkan kadar sebesar 0,98%, lebih rendah dari kadar yang tercantum pada kemasan.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdffadlurrahman260903
Ppt landasan pendidikan tentang pendidikan seumur hidup.
Prodi pendidikan agama Islam
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Universitas Islam negeri syekh Ali Hasan Ahmad addary Padangsidimpuan
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajarmengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang
hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang
baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
2. TUJUAN
Percobaan I :
1. Mengamati pergeseran kesetimbangan pada senyawa Fe3SCN
dengan penambahan salah satu komponennya.
2. Meramalkan arah pergeseran kesetimbangan dengan
menggunakan Azas Le Chatelier.
Percobaan II :
1. Untuk membuktikan adanya reaksi dapat balik.
Percobaan III :
1. Mengetahui pengaruh perubahan suhu terhadap sistem
kesetimbangan.
3. DASAR TEORI
Kesetimbangan itu bersifat dinamik, artinya pada keadaan itu
konsentrasi pereaksi dan hasil reaksinya tidak berubah oleh waktu,
sebab reaksi maju dan reaksi balik terjadi dengan kecepatan yang
sama. (Kasmadi,Luhbandjono, 2004 )
Pada kesetimbangan kimia terdapat dua jenis reaksi yaitu,
reaksi irreversible dan reaksi reversible. Reaksi irreversible yaitu
reaksi yang berlangsung searah. Sedangkan reaksi reversible adalah
rekasi yang berlangsung dua arah.
Ciri-ciri reaksi setimbang antara lain sebagai berikut :
1.Reaksi berlangsung dalam dua arah yang berlawanan.
2.Reaksi berlangsung terus menerus.
3.Reaksi terjadi dalam ruang tertutup.
4.Laju reaksi ke kanan (maju) sama dengan laju reaksi ke kiri (balik).
( Bakri, 2014 )
4. DASAR TEORI
AZAS LE CHATELIER
“Bila pada sistem kesetimbangan diadakan aksi, maka sistem akan mengadakan
reaksi sedemikian rupa sehingga pengaruh aksi itu menjadi sekecil-kecilnya”.
Perubahan dari keadaan kesetimbangan semula kekeadaan kesetimbangan
yang baru akibat adanya aksi atau pengaruh dari luar itu dikenal dengan pergeseran
kesetimbangan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan adalah :
1. Pengaruh konsentrasi terhadap pergeseran kesetimbangan
Apabila di dalam kesetimbangan konsentrasi salah satu zat
diperbesar, maka kesetimbangan akan bergeser ke arah yang berlawanan dari zat
tersebut. Sebaliknya, jika konsentrasi salah satu zat dikurangi maka kesetimbangan
akan bergeser kepihak (zat) itu sendiri.
2. Pengaruh volume dan tekanan terhadap pergeseran kesetimbangan
Pengaruh volume dan tekanan hanya berpengaruh pada zat yang berwujud
gas. Dan jumlah koefisien pereaksi tidak sama dengan koefisien hasil reaksi.
5. DASAR TEORI
Jika tekanan diperbesar/volume diperkecil, kesetimbangan
akan bergeser ke arah jumlah koefisien reaksi yang kecil.
Jika tekanan diperkecil/volume diperbesar, kesetimbangan
akan bergeser ke arah jumlah koefisien reaksi yang besar.
3. Pengaruh suhu terhadap pergeseran kesetimbangan
Menurut Vant Haff, bila pada sistem kesetimbangan suhu
dinaikkan, maka kesetimbangan reaksi akan bergeser ke arah
yang membutuhkan kalor (ke arah reaksi endoterm). Dan
sebaliknya, jika suhu diturunkan maka kesetimbangan akan
bergeser ke arah yang membebaskan kalor (Eksoterm).
( Tim Kimia Dasar, 2014)
6. ALAT DAN BAHAN
I. PERCOBAAN I :
1. Gelas ukur 25 mL
2. Gelas kimia 100 mL
3. Pengaduk
4. Tabung reaksi
5. Pipet tetes
6. KSCN 1M
7. FeCl3 1M
8. FeCL3 pekat
9. KSCN pekat
10. Kristal dinatrium hydrogen fosfat (Na2HPO4)
7. ALAT DAN BAHAN
I. PERCOBAAN II :
1. Tabung reaksi + rak
2. Spatula
3. Pipet tetes
4. Silinder ukur
5. Neraca
6. Aquades
7. Larutan KI 1M
8. Pb (CH3COO)2 padat
9. Larutan
8. ALAT DAN BAHAN
I. PERCOBAAN III :
1. Cawan penguap
2. Bunsen, kaki tiga, kawat kasa
3. Neraca
4. Padatan CuSO4.5H2O
5. Air
9. DATA PENGAMATAN
Percobaan I :
Tabel PenambahanSenyawa PenambahanIon Perubahan Warna
1
2
3
4
5 Coklatmuda TidakbergeserH2O
KristalNa2HPO4
FECL3
KSCN
Na++HPO42-
Coklattua
Coklattua
Putihkekuningan
K++SCN-
Fe3++CL-
H++O2-
Coklat
Arahpergeserankesetimbangan
Tidakbergeser
kearahproduk
kearahproduk
kearahreaktan
10. Percobaan II :
a)Warna Pb (CH3COO)2 mula-mula = putih
b)PB(CH3COO)2 + larutan KI (aq) = larutan kuning keruh
c)Warna endapan + K2SO4 = larutan kuning keruh
d)Warna endapan + KI = larutan kuning keruh
Percobaan III :
No Aktivitas Pengamatan
1 Sebelum dipanaskan Padatan CuSO4.5H2O berwarna biru
2 Sesudah dipanaskan Padatan CuSO4.5H2O berwarna putih
3 Ditambah air Padatan CuSO4.5H2O berwarna biru
11. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. PERCOBAAN I
Dalam melakukan percobaan pertama mula-mula air 25 ml , 2
tetes larutan KSCN 1 M dan 2 tetes larutan FeCl3 1 M
dicampur menjadi satu, kemudian larutan tersebut dibagi
ke dalam 5 tabung secara rata atau sama
volumenya.Sehingga setiap tabung akan terjadi
pencampuran larutan besi (III) klorida dengan larutan
kalium triosianat yang berwarna coklat.
FeCl3 + 3 KSCN ↔ 3 KCl + Fe(SCN)3
12. Pada larutan pertama larutan tidak dicampur dengan zat lain karena
larutan pertama akan digunakan sebagai pembanding dengan larutan
lainnya.
Pada tabung kedua larutan dicampur dengan 1 tetes larutan KSCN
pekat yang berarti pada larutan ini terjadi penambahan SCN sehingga
menyebabkan warna larutan lebih tua dari tabung pertama yaitu
berwarna coklat tua. Karena warna larutan lebih tua dan konsentrasi
SCN-
diperbesar maka arah kesetimbangan bergeser ke kanan atau
bergeser ke produk. Jadi, jika konsentrasi zat diturunkan maka
kesetimbangan menjauhi zat terlarut.
Pada tabung ketiga larutan dicampur atau ditetesi 1 tetes larutan
FeCL3 pekat yang berarti pada larutan ini terjadi penambahan Fe3+
sehingga menyebabkan warna larutan lebih tua dari tabung pertama
yaitu berwarna coklat tua. Karena warna larutan lebih tua dan
konsentrasi Fe3+
diperbesar maka arah kesetimbangan bergeser ke arah
produk atau ke arah kanan. Jadi, jika konsentrasi zat ditingkatkan
maka pergeseran kesetimbangan menjauhi zat tersebut.
13. Pada tabung keempat larutan ditambahi sedikit kristal Na2HPO4. kristal
Na2HPO4 akan terionisasi menjadi Na+
+ HPO4
2-
sehingga HPO4
2-
akan
mengikat ion Fe3+
hal ini menyebabkan Fe3+
akan berkurang. Karena,
konsentrasi Fe3+
berkurang atau diperkecil maka pergeseran akan
bergeser ke arah kiri atau ke arah reaktan. Jadi, jika konsentrasi zat
dikurangi maka pergeseran kesetimbangan akan mendekati zat
tersebut.
Pada tabung kelima larutan ditambahi dengan air 5mL. Warna larutan
berubah sedikit muda dari tabung pertama yaitu coklat muda. Dalam
penambahan air tidak akan terjadi pergeseran kesetimbangan sebab air
bersifat netral dan hanya mengurangi kepekatan suatu larutan.
14. PERCOBAAN II
Pada percobaan ini mula-mula Pb(CH3COO)2 yang berwarna putih
dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Kemudian menambahkan larutan
KI 1M sebanyak 5mL. Sehingga terbentuk larutan berwarna kuning
keruh. Setelah itu mengendapkan larutan kemudian mencuci endapan
dengan cara mencampurka dengan aquades, mengendapkan kemudian
membuang larutannya sebanyak 10 kali. Hal ini dilakukan supaya
terbentuk padatan PbI2 sempurna dan tidak bercampur dengan larutan
KCH3COO. Sehingga dalam hal ini dapat ditulis reaksinya sebagai
berikut :
Pb(CH3COO)2 + 2KI PbI2 + 2 KCH3COO
Kemudian menambahkan larutan K2SO4 1M sebanyak 5mL
pada endapan atau padatan PBI2 sehingga terbentuk larutan berwarna
kuning keruh dan ketika diendapkan terbentuk padatan berwarna
kuning jernih dan larutan bening. Karena, endapan yang terbentuk
warnanya tidak sama dengan endapan pertama (warna endapan
kunign keruh) maka reaksi tidak dapat balik. Hal ini disebabkan
karena penambahan larutan K2SO4 seharusnya larutan yang
ditambahkan adalah KCH3COO sehingga akan terjadi reaksi :
Pb(CH3COO)2 + 2 KCH3COO Pb(CH3COO)2 + 2 KI
15. Jadi, jika penambahan larutan KCH3COO maka reaksi antara
Pb(CH3COO)2 dengan KI adalah reaksi yang dapat balik. Sehingga
reaksi di atas dapat ditulis sebagai berikut :
Pb(CH3COO)2 + 2KI ↔ PbI2 + 2 KCH3COO
16. PERCOBAAN III
Dalam percobaan ketiga ini, 10gram CuSO4.5H2O dipanaskan
dalam cawan penguap. Setelah beberapa detikn padatan tersebut yang
semula berwarna biru berubah menjadi warna outih hal ini disebabkan
air yang membuat CuSO4.5H2O berwarna biru menguap ketika
dipanakan. Sehingga dapat ditulis reaksinya :
CuSO4.5H2O ↔ CuSO4 + 5H2O
Karena, proses penguraian CuSO4.5H2O membutuhkan panas
maka proses peruraian CuSO4.5H2O adalah reaksi endotermis. Dalam
hal ini ketika dipanaskan atau suu dinaikkan maka CuSO4 akan
semakin putih hal ini menunjukkan terjadi pergeseran ke arah produk
atau ke kanan. Sehingga jika suhu dinaikkan reaksi akan bergeser ke
arah yang membutuhkan kalor (reaksi endoterm).
Setelah itu padatan didinginkan dan ditetesi air maka warnanya
akan berubah menjadi biru kembali. Dalam hal ini ketika didinginkan
menunjukkan suhu diturunkan, karena warna yang terbentuk adalah
biru maka kesetimbangan bergeser ke arah reaktan atau kiri. Sehingga
jika suhu diturunkan reaksi akan bergeser ke arah yang membebaskan
kalor (ke arah eksotermis).
17. KESIMPULAN DAN SARAN
• KESIMPULAN
1. Apabila dalam sistem kesetimbangan konsentrasi salah satu zat
diperbesar, maka kesetimbangan akan menjauhi zta tersebut.
2. Apabila dalam sistem kesetimbangan konsentrasi salah satu zat diperkecil
maka pergeseran kesetimbangan akan mendekati zat tersebut.
3. FeCl3 + 3KSCN Fe(SCN)3 + 3KCl
- Penambahan KSCN pekat menyebabkan arah pergeseran
kesetimbangan ke arah produk.
- Penambahan FeCl3 pekat menyebabkan arah pergeseran
kesetimbangan ke arah produk.
- Penambahan Na2HPO4 menyebabkan Fe3+ berkurang sehingga arah
pergeseran kesetimbangan ke reaktan.
4. Pb(CH3COO)2 + 2KI ↔ PbI2 + 2 KCH3COO
merupakan reaksi yang bolak-balik atau reaksi dapat balik.
5. Apabila pada sistem kesetimbangan suhu dinaikkan maka kesetimbangan
akan bergeser ke arah reaksi endoterm.
6. Apabila pada sistem kesetimbangan diturunkkan maka kesetimbangan akan
bergeser ke arah reaksi eksoterm.
18. KESIMPULAN DAN SARAN
• SARAN
1. Praktikan seharusnya menguasai materi sebleum melakukan
praktikum
2. Praktikan seharusnya menggunakan waktuseefisien mungkin
3. Praktikan seharusnya mengukur semua bahan yang diperlukan
secara teliti
4. Paktikan sebaiknya mengetahui langkah-langkah kerja dengan
baik.
19. DAFTAR PUSTAKA
Kasmadi,Luhbandjono.2014.KIMIA DASAR I. Semarang : UNNES
Tim Kimia Dasar.2014.DIKTAT PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA
DASAR UNTUK JURUSAN IPA : UNNES
Bakri,Mustafal.2014.SPM Kimia SMA dan MA Siap Tuntas
Menghadapi Ujian Nasional.Jakarta:Erlangga