Analisis kuantitatif dilakukan untuk menentukan jumlah mol air kristal dalam BaCl2.XH2O dan kadar sulfat dalam sampel BaSO4 menggunakan metode gravimetri. Mol air kristal diperoleh sebesar 2 mol dan kadar sulfat diperoleh sebesar 43,21%.
Titrasi pengendapan dengan metode Mohr digunakan untuk menentukan kadar NaCl dalam garam dapur. Titrasi dilakukan dengan mereaksikan larutan NaCl dengan larutan AgNO3 standar serta menggunakan indikator K2CrO4. Kadar NaCl yang diperoleh adalah 58,5%.
Laporan mingguan praktikum kimia dasar membahas percobaan resin penukar ion. Resin penukar ion ada dua jenis yaitu resin penukar kation dan anion. Resin kation akan menukarkan kationnya dengan larutan, begitu juga resin anion akan menukarkan anionnya. Tujuan percobaan ini adalah untuk mengetahui ion yang dapat dipertukarkan dan karakteristik resin penukar ion. Hasilnya, resin kation menghasilkan influen
Analisis kuantitatif dilakukan untuk menentukan jumlah mol air kristal dalam BaCl2.XH2O dan kadar sulfat dalam sampel BaSO4 menggunakan metode gravimetri. Mol air kristal diperoleh sebesar 2 mol dan kadar sulfat diperoleh sebesar 43,21%.
Titrasi pengendapan dengan metode Mohr digunakan untuk menentukan kadar NaCl dalam garam dapur. Titrasi dilakukan dengan mereaksikan larutan NaCl dengan larutan AgNO3 standar serta menggunakan indikator K2CrO4. Kadar NaCl yang diperoleh adalah 58,5%.
Laporan mingguan praktikum kimia dasar membahas percobaan resin penukar ion. Resin penukar ion ada dua jenis yaitu resin penukar kation dan anion. Resin kation akan menukarkan kationnya dengan larutan, begitu juga resin anion akan menukarkan anionnya. Tujuan percobaan ini adalah untuk mengetahui ion yang dapat dipertukarkan dan karakteristik resin penukar ion. Hasilnya, resin kation menghasilkan influen
Dokumen tersebut membahas beberapa metode analisis volumetri yaitu yodometri untuk menentukan kadar zat oksidator seperti besi dan tembaga dengan cara memanfaatkan reaksi oksidasi-reduksi antara zat tersebut dengan larutan kalium iodida yang menghasilkan iod bebas yang kemudian dititrasi dengan larutan natrium tiosulfat. Metode lain seperti penggunaan kalium kromat, kalium iodat, dan larutan iod stand
Praktikan membuat garam Mohr dengan melarutkan serbuk besi dalam asam sulfat untuk membentuk larutan FeSO4 dan mencampurkannya dengan larutan (NH4)2SO4 yang dibuat dari netralisasi asam sulfat dan amonia. Larutan dicampur dan dipanaskan hingga mengkristal menjadi garam Mohr (NH4)2Fe(SO4)2.6H2O.
Buku ini membahas teknik-teknik analisis kuantitatif titrimetri dan gravimetri. Terdapat empat kegiatan pembelajaran utama yaitu titrasi penetralan, titrasi pengendapan, titrasi pembentukan senyawa kompleks, dan titrasi redoks. Buku ini bertujuan untuk membangun sikap ilmiah siswa dan pengetahuan tentang berbagai teknik analisis kuantitatif.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan singkat tentang berbagai uji untuk menganalisis karbohidrat, termasuk uji untuk mendeteksi gula, monosakarida, ketosa, aldosa, galaktosa, dan amilum. Berbagai uji tersebut melibatkan reaksi kimia yang menghasilkan perubahan warna yang menunjukkan kehadiran jenis karbohidrat tertentu.
Identifikasi kation dalam dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang cara mengidentifikasi lima golongan kation logam, yaitu golongan I (Ag+), golongan II (Cu2+, Hg2+), golongan III (Fe2+), golongan IV, dan golongan V. Dokumen ini juga menjelaskan reaksi kimia dan hasil observasi dari beberapa kation logam seperti pembentukan endapan, perubahan warna larutan, dan kelarutan endapan dalam berbag
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai prosedur pemisahan dan identifikasi kation golongan I (Ag+, Hg2+, Pb2+) dari campuran. Kation-kation tersebut diendapkan terlebih dahulu menggunakan asam klorida encer menjadi garam-garamnya. PbCl2 kemudian dipisahkan dengan air panas, sedangkan AgCl dan Hg2Cl2 dipisahkan dengan penambahan amonia menjadi kompleks senyawa. Berdasarkan hasil uji dengan
Praktikum Acara III Lipida bertujuan untuk mengetahui kelarutan dan pembentukan emulsi pada lemak, sifat ketidakjenuhan lemak, dan mendeteksi kandungan kolesterol pada beberapa jenis minyak dan lemak menggunakan beberapa reaksi kimia."
1. Reaksi adisi aldehid dan keton meliputi reaksi dengan air, alkohol, hidrogen sianida, reagen Grignard, dan reduksi hidrogen.
2. Faktor yang mempengaruhi reaktivitas antara lain muatan positif karbon karbonil dan faktor sterik. Semakin reaktif senyawa, produk yang dihasilkan semakin stabil.
3. Reaksi adisi dapat menghasilkan berbagai produk seperti diol, asetal, ketal, hidroksinitril, alkoh
Laporan praktikum kimia mengenai penentuan kekuatan ikatan hidrogen antara kloroform dan aseton menggunakan kalorimeter. Hasilnya menunjukkan pembentukan ikatan hidrogen antara kedua zat tersebut ditandai dengan terjadinya kenaikan suhu dan diperoleh nilai ΔH sebesar 0,824 kJ untuk aseton dan 0,826 kJ untuk kloroform.
Dokumen ini merangkum eksperimen pembuatan asam klorida dari natrium klorida dan asam sulfat pekat. Eksperimen menunjukkan suhu optimal 600C dan menghasilkan asam klorida gas yang ditangkap dalam scrubber menjadi larutan 3,7N dan 0,002N serta menghasilkan natrium sulfat sebagai produk samping. Hasil percobaan menghasilkan 6,75615 gram asam klorida atau 43,34% dari teori.
Titrasi kompleksometri digunakan untuk menentukan kesadahan air dengan menggunakan NaEDTA sebagai titran. Sampel air dititrasi hingga berubah warna menjadi biru langit menggunakan indikator EBT. Rata-rata kesadahan air sampel adalah 121,67 ppm yang termasuk kategori tinggi.
Dokumen tersebut membahas beberapa metode analisis volumetri yaitu yodometri untuk menentukan kadar zat oksidator seperti besi dan tembaga dengan cara memanfaatkan reaksi oksidasi-reduksi antara zat tersebut dengan larutan kalium iodida yang menghasilkan iod bebas yang kemudian dititrasi dengan larutan natrium tiosulfat. Metode lain seperti penggunaan kalium kromat, kalium iodat, dan larutan iod stand
Praktikan membuat garam Mohr dengan melarutkan serbuk besi dalam asam sulfat untuk membentuk larutan FeSO4 dan mencampurkannya dengan larutan (NH4)2SO4 yang dibuat dari netralisasi asam sulfat dan amonia. Larutan dicampur dan dipanaskan hingga mengkristal menjadi garam Mohr (NH4)2Fe(SO4)2.6H2O.
Buku ini membahas teknik-teknik analisis kuantitatif titrimetri dan gravimetri. Terdapat empat kegiatan pembelajaran utama yaitu titrasi penetralan, titrasi pengendapan, titrasi pembentukan senyawa kompleks, dan titrasi redoks. Buku ini bertujuan untuk membangun sikap ilmiah siswa dan pengetahuan tentang berbagai teknik analisis kuantitatif.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan singkat tentang berbagai uji untuk menganalisis karbohidrat, termasuk uji untuk mendeteksi gula, monosakarida, ketosa, aldosa, galaktosa, dan amilum. Berbagai uji tersebut melibatkan reaksi kimia yang menghasilkan perubahan warna yang menunjukkan kehadiran jenis karbohidrat tertentu.
Identifikasi kation dalam dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang cara mengidentifikasi lima golongan kation logam, yaitu golongan I (Ag+), golongan II (Cu2+, Hg2+), golongan III (Fe2+), golongan IV, dan golongan V. Dokumen ini juga menjelaskan reaksi kimia dan hasil observasi dari beberapa kation logam seperti pembentukan endapan, perubahan warna larutan, dan kelarutan endapan dalam berbag
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai prosedur pemisahan dan identifikasi kation golongan I (Ag+, Hg2+, Pb2+) dari campuran. Kation-kation tersebut diendapkan terlebih dahulu menggunakan asam klorida encer menjadi garam-garamnya. PbCl2 kemudian dipisahkan dengan air panas, sedangkan AgCl dan Hg2Cl2 dipisahkan dengan penambahan amonia menjadi kompleks senyawa. Berdasarkan hasil uji dengan
Praktikum Acara III Lipida bertujuan untuk mengetahui kelarutan dan pembentukan emulsi pada lemak, sifat ketidakjenuhan lemak, dan mendeteksi kandungan kolesterol pada beberapa jenis minyak dan lemak menggunakan beberapa reaksi kimia."
1. Reaksi adisi aldehid dan keton meliputi reaksi dengan air, alkohol, hidrogen sianida, reagen Grignard, dan reduksi hidrogen.
2. Faktor yang mempengaruhi reaktivitas antara lain muatan positif karbon karbonil dan faktor sterik. Semakin reaktif senyawa, produk yang dihasilkan semakin stabil.
3. Reaksi adisi dapat menghasilkan berbagai produk seperti diol, asetal, ketal, hidroksinitril, alkoh
Laporan praktikum kimia mengenai penentuan kekuatan ikatan hidrogen antara kloroform dan aseton menggunakan kalorimeter. Hasilnya menunjukkan pembentukan ikatan hidrogen antara kedua zat tersebut ditandai dengan terjadinya kenaikan suhu dan diperoleh nilai ΔH sebesar 0,824 kJ untuk aseton dan 0,826 kJ untuk kloroform.
Dokumen ini merangkum eksperimen pembuatan asam klorida dari natrium klorida dan asam sulfat pekat. Eksperimen menunjukkan suhu optimal 600C dan menghasilkan asam klorida gas yang ditangkap dalam scrubber menjadi larutan 3,7N dan 0,002N serta menghasilkan natrium sulfat sebagai produk samping. Hasil percobaan menghasilkan 6,75615 gram asam klorida atau 43,34% dari teori.
Titrasi kompleksometri digunakan untuk menentukan kesadahan air dengan menggunakan NaEDTA sebagai titran. Sampel air dititrasi hingga berubah warna menjadi biru langit menggunakan indikator EBT. Rata-rata kesadahan air sampel adalah 121,67 ppm yang termasuk kategori tinggi.
Dokumen tersebut membahas beberapa metode analisis kadar air dalam bahan pangan seperti metode gravimetri, destilasi, karl fischer, dan kromatografi gas. Metode gravimetri melibatkan proses pengendapan, penyaringan, dan penimbangan untuk menentukan kadar zat tertentu. Kromatografi gas memisahkan campuran menjadi komponen dengan menggunakan gas sebagai fase bergerak melalui kolom yang berisi fase diam.
Dokumen tersebut membahas berbagai alat tangkap ikan tradisional di laut dan perairan umum. Terdapat 14 jenis alat tangkap ikan di laut seperti mini trawl, payang, jaring insang hanyut, dan 7 jenis alat tangkap ikan di perairan umum seperti jaring insang tetap, tangkul, serok dan langgian. Setiap alat memiliki karakteristik dan metode penangkapan yang berbeda-beda.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Estimasi populasi gastropoda dan makrobentos di Sungai Tambakbayan menggunakan metode tanpa plot. Terdapat korelasi antara parameter lingkungan seperti kadar O2, CO2, dan nutrien dengan kerapatan populasi gastropoda dan keanekaragaman makrobentos. Kualitas air Sungai Tambakbayan tergolong baik berdasarkan hasil estimasi.
Dokumen ini membahas prosedur penanganan ikan yang benar, mulai dari penangkapan, karakteristik ikan yang mudah rusak, penanganan di kapal/perahu, pemindahan ke pedagang, efek penanganan yang tidak tepat seperti cacat dan kerusakan, penyebab kerusakan, dan hal-hal penting seperti suhu dan kebersihan selama penanganan.
Ekosistem sungai dicirikan oleh interaksi antara komponen biotik dan abiotik. Praktikum mempelajari parameter fisika, kimia, dan biologi di Sungai Tambakbayan, termasuk suhu, kecepatan aliran, DO, CO2, pH, dan keanekaragaman plankton. Hasil menunjukkan variasi parameter di 4 stasiun dan kualitas air berkisar baik-sedang.
Pim1221 5 menangkap ikan dengan memabukkanPT. SASA
Dokumen tersebut membahas berbagai metode tradisional dan modern untuk menangkap ikan, termasuk pemabukan dengan bahan tumbuhan, hewan, kimia, ledakan, dan listrik."
Bab 7 membahas berbagai teori motivasi yang menjelaskan faktor-faktor yang mendorong seseorang untuk bertindak dan berperilaku tertentu. Teori-teori tersebut meliputi pendekatan tradisional, hubungan manusiawi, sumber daya manusia, isi motivasi, proses motivasi, dan sistem motivasi."
Dokumen tersebut membahas proses pembuatan besi tuang secara tradisional dan modern serta karakteristik besi tuang jenis kelabu, nodular, putih, dan paduan. Jenis besi tuang dan proses pembuatannya mempengaruhi sifat mekanik dan aplikasinya, seperti kekuatan, keuletan, dan kemampuan menahan tekanan.
Proses pengolahan bijih besi meliputi pemurnian bijih besi, proses agglomerasi, reduksi bijih besi menjadi besi spons melalui reduksi langsung menggunakan gas alam, dan pengolahan besi kasar menjadi baja melalui steelmaking dan pengecoran.
Analisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetriHesti Radean
Proposal ini menjelaskan rencana untuk menganalisis kadar kesadahan total dan kadar besi dalam sampel air sumur di Ngastihartjo, Kasih, Bantul menggunakan metode volumetri dan gravimetri."
Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)Ahmad Dzikrullah
Laporan praktikum kimia dasar II ini membahas reaksi asam basa pada asam poliprotik. Percobaan dilakukan untuk mengenal ion karbonat dan bikarbonat dalam larutan serta menentukan kadarnya. Metode yang digunakan adalah titrasi asidimetri dengan indikator fenolftalein dan metil orange.
Praktikum ini meliputi standarisasi larutan Na-EDTA dan penentuan kesadahan total air dengan titrasi kompleksometri menggunakan EDTA sebagai titran. EDTA akan membentuk kompleks dengan ion logam Ca2+ dan Mg2+ dalam sampel, mengubah warna dari merah ke biru pada titik akhir titrasi menggunakan indikator Eriochrome Black T. Hasil titrasi digunakan untuk menghitung kadar Ca2+ dan Mg2+ sebagai
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoatFirda Shabrina
Laporan praktikum kimia ini memberikan ringkasan singkat tentang sintesis asam benzoat dari oksidasi toluena menggunakan KMnO4. Prosesnya melibatkan reaksi oksidasi toluena menjadi aldehida lalu asam benzoat dalam kondisi basa. Hasil akhir adalah kristal asam benzoat berbentuk panjang tajam berwarna putih seberat 0,171 gram.
Dokumen ini membahas tentang titrasi kompleksometri dengan EDTA untuk menentukan kadar logam kalsium, nikel, aluminium, sulfat dan fosfat. Terdapat beberapa metode titrasi kompleksometri yang dijelaskan yaitu titrasi langsung, titrasi kembali, dan titrasi tidak langsung. EDTA digunakan sebagai titran untuk membentuk kompleks dengan logam yang akan ditentukan kadarnya.
laporan praktikum kelarutan sebagai fungsi suhuEmmy Nurul
Praktikum mengukur kelarutan asam oksalat pada berbagai suhu. Hasilnya menunjukkan bahwa kelarutan asam oksalat berkurang dengan penurunan suhu dari 25°C menjadi 10°C. Perhitungan kalor pelarutan diferensial memberikan nilai positif sebesar 29.144 J/mol K, mengindikasikan proses pelarutan bersifat endotermik.
Dokumen tersebut membahas tentang analisis titrimetri yang meliputi definisi, perbedaan antara titik ekivalen dan titik akhir, reaksi yang terjadi, syarat standar primer, sistem konsentrasi, dan perhitungan penentuan zat baik secara langsung maupun tidak langsung. Juga dibahas tentang berbagai metode titrasi seperti asam-basa, redoks, pengendapan, dan pembentukan kompleks serta contoh soal perhitungan.
Titrasi netralisasi digunakan untuk menentukan kadar analit yang bersifat asam atau basa dengan menggunakan air sebagai pelarut dan berbagai indikator seperti fenolftalein dan jingga metil. Titrasi yang layak dilakukan jika terjadi reaksi sempurna pada titik akhir sehingga garis kurva menjadi tajam.
1. Analisis logam pada mineral dengan AAS menghadapi interferensi dari logam lain. Penelitian ini mempelajari pengaruh kobalt, besi, dan mangan terhadap absorbansi nikel, serta pengaruh EDTA untuk menghilangkan interferensi.
2. Hasil menunjukkan kobalt 2,5-12,5 ppm, mangan 5-25 ppm, dan besi 10-50 ppm menimbulkan interferensi pada penentuan nikel 10 ppm. Interferensi dihilangkan dengan
Praktikum analisis kimia lingkungan argentometriDwi Karyani
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
Laporan ini membahas tentang penentuan kadar klorida dalam limbah bekas cucian piring rumah tangga menggunakan titrasi argentometri metode Mohr. Dilakukan persiapan larutan NaCl 0,0141 N, larutan indikator K2CrO4 5%, dan larutan AgNO3 0,1 M yang digunakan sebagai titran. Prosedur titrasi dilakukan sampai terbentuknya endapan
Laporan praktikum menganalisis kesadahan air dengan metode titrasi kompleksometri menggunakan NaEDTA sebagai titran. Tujuannya adalah menentukan kesadahan sampel air. Standarisasi larutan NaEDTA dilakukan dengan larutan standar Ca2+ sebanyak tiga kali ulangan. Analisis sampel air memberikan hasil rata-rata kesadahan sebesar 121,67 ppm yang termasuk kategori tinggi.
1. Praktikum ini bertujuan untuk menentukan kadar besi dalam FeSO4.7H2O dan kadar tembaga dalam CuSO4.5H2O menggunakan analisis volumetri titrasi redoks.
2. Metode yang digunakan adalah titrasi permanganometri untuk menentukan kadar besi dan titrasi iodometri untuk menentukan kadar tembaga.
3. Hasilnya menunjukkan kadar besi 18,59% dan kadar tembaga
Similar to Analisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetri 131020171434-phpapp01 (20)
Ekosistem sungai merupakan perairan yang mengalir di daratan yang memiliki organisme hidup. Parameter kualitas air seperti suhu, arus, oksigen terlarut, karbon dioksida, dan alkalinitas berbeda di setiap stasiun sepanjang sungai karena pengaruh aliran air dan bahan yang dibawanya. Praktikum mempelajari karakteristik ekosistem sungai dan faktor yang mempengaruhinya serta mengukur parameter fisika, kimia, dan biologi.
Laporan mengenai pengamatan parameter ekosistem danau di 4 stasiun menunjukkan adanya variasi suhu udara, suhu air, kecerahan, total suspended solid (TSS), dissolved oxygen (DO), karbon dioksida bebas, alkalinitas, pH, biochemical oxygen demand (BOD), densitas dan diversitas plankton di setiap stasiun.
Laporan praktikum ekologi perairan kondisi fisikokimia ekosistem sungaiPT. SASA
Laporan ini mendeskripsikan hasil pengukuran parameter fisikokimia di beberapa titik di Sungai Serayu untuk melihat pola perubahannya secara longitudinal. Parameter yang diukur antara lain oksigen terlarut, kecepatan arus, pH, temperatur, dan substrat dasar. Hasilnya akan membantu memahami kondisi ekosistem sungai dan digunakan sebagai alat pemantauan kualitas perairan."
Praktikum ekosistem sungai dilakukan di Sungai Gajah Wong yang dibagi menjadi tiga stasiun. Parameter fisika, kimia, dan biologi diukur untuk menentukan kualitas air. Hasilnya menunjukkan stasiun satu dan tiga memiliki kualitas air rendah berdasarkan indeks keanekaragaman biota, sedangkan stasiun dua memiliki kualitas air baik dengan indeks keanekaragaman makrobentos dan plankton tinggi.
Penelitian menganalisis keanekaragaman dan kelimpahan makrozoobentos di Sungai Naborsahan, Sumatera Utara. Lima filum ditemukan terbagi menjadi 26 genera. Stasiun pertama memiliki indeks keanekaragaman tertinggi sedangkan stasiun ketiga memiliki kelimpahan individu tertinggi dengan genus Tryonia paling banyak. Parameter fisika dan kimia masih memenuhi syarat kehidupan makrozoobentos.
kualitas perairan sungai kapuas kota sintangPT. SASA
Teks ini membahas hasil penelitian kualitas perairan Sungai Kapuas di Kota Sintang berdasarkan keanekaragaman makrozoobentos. Penelitian menemukan tiga filum makrozoobentos yaitu Annelida, Arthropoda dan Molusca. Kepadatan total makrozoobentos tertinggi didominasi oleh genus Limnodrilus. Indeks keanekaragaman makrozoobentos tergolong rendah. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan b
keanekaragaman makrozoobentos di muara sungai belawanPT. SASA
Teks ini membahas tentang keanekaragaman makrozoobentos di muara sungai Belawan. Penelitian menunjukkan adanya 15 genus makrozoobentos yang dikelompokkan ke dalam 2 filum, 4 kelas, 7 ordo dan 12 famili. Indeks kepadatan tertinggi ditunjukkan oleh Littorina sebesar 42,672 ind./m2 yang ditemukan di stasiun II. Faktor lingkungan seperti suhu, salinitas, kadar oksigen terlarut, kandungan organ
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1Arumdwikinasih
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang mengakomodasi dari semua perbedaan murid, terbuka untuk semua dan memberikan kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan oleh setiap individu.kelas 1 ........
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka
Pendidikan inklusif merupakan sistem pendidikan yang
memberikan akses kepada semua peserta didik yang
memiliki kelainan, bakat istimewa,maupun potensi tertentu
untuk mengikuti pendidikan maupun pembelajaran dalam
satu lingkungan pendidikan yang sama dengan peserta didik
umumlainya
Analisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetri 131020171434-phpapp01
1. 1
PROPOSAL UJIAN KOMPETENSI PRAKTIK KEJURUAN
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Nama : HESTI RADEAN
No. Ujian : 01-133-122-7
ANALISIS KESADAHAN TOTAL ( Ca2+
+ Mg2+
)
DAN ANALISIS KADAR BESI (Fe) DALAM SAMPEL AIR SUMUR
DAERAH NGESTIHARJO, KASIHAN, BANTUL
I. TUJUAN
Dapat menetapkan jumlah kesadahan total air sumur dengan
menggunakan metode volumetri (kompleksometri)
Dapat menetapkan kadar Fe dalam sampel air sumur dengan benar
menggunakan metode gravimetri
II. DASAR TEORI
A. Volumetri
1. Definisi
Kesadahan total yaitu jumlah ion-ion Ca2+
dan Mg 2+
yang dapat
ditentukan melalui titrasi dengan EDTA sebagai titran dan menggunakan
indikator yang peka terhadap semua kation tersebut. Kesadahan total tersebut
dapat juga ditentukan dengan menjumlah ion Ca2+
dan ion Mg2+
yang
dianalisa secara terpisah misalnya dengan metode AAS (Atomic Absorption
Spectrophotometer) yang tidak akan diuraikan disini karena mahalnya
peralatan.
Menurut permenkes RI No.416/MENKES/PER/IX/1990 kadar
maksimal yang diijinkan untuk air minum dan air bersih adalah 500 mg
CaCO3/liter. Khususnya di negara kita, jarang sekali air alam yang
mengandung strontium dan barium. Karena itu dalam memeriksa kesadahan
air kita hanya memperhitungkan Ca dan Mg saja.
2. 2
Air yang mempunyai derajat kesadahan rendah kita sebut air lunak,
sebaliknya apabila derajat kesadahan tinggi kita sebut sebagai air
sadah.Kesadahan dapat dibagi menjadi dua macam yaitu,kesadahan tetap dan
kesadahan sementara.
a. Kesadahan sementara disebabkan adanya senyawa-senyawa
bikarbonat yang terdapat didalam air (HCO3) yang jika dipanaskan
akan terurai menjadi CO2 dan H2O dan meninggalkan endapan
yang dapat dipisahkan.
b. Kesadahan tetap disebabkan adanya senyawa-senyawa Mg2+
,
Ca2+
, dan Sr2+
dalam bentuk senyawa lain dari karbonat yang sangat
stabil dan tidak terurai pada temperatur titik didih air dan tidak
dapat dipisahkan karena senyawa tersebut larut didalam air.
Air yang sadah (hard water) dapat mengkonsumsi banyak sabun dan
dalam industri menyebabkan kesukaran dalam pengoperasian ketel,karena
dapat menghambat panas dan sebagai akibatnya dapat menyebabkan
peledakan ( explosions).
Untuk pemeriksaan kadar calsium dan magnesium dipilih cara titrasi
langsung secara kompleksometri dengan larutan EDTA.Agar Ca dan Mg dapat
berikatan semua dengan EDTA, maka ditambahkan buffer (buffer yang
digunakan adalah buffer amonia atau ethanolamin) sehingga pH dapat
dipertahankan 1 sampai 10.
2. Prinsip Analisis
Pada umumnya kesadahan total air disebabkan oleh kandungan garam
Ca2+
dan Mg2+
. Sewaktu ion Ca2+
dan ion Mg2+
dititar dengan larutan EDTA
dengan indikator EBT, pertama-tama EDTA akan bereaksi dengan ion Ca2+
kemudian dengan ion Mg2+
, dan akhirnya dengan senyawa kompleks Mg-
EBT. Oleh karena senyawa kompleks tersebut berwarna merah keunguan,
sedangkan larutan indikator yang bebas berwarna birupada pH 7-1, maka
warna larutan pada titik akhir berubah dari merah keunguan menjadi biru.
3. 3
3. Reaksi kesadahan
Ca2+
+ H2Y2-
CaY2-
+ 2H+
Mg2+
+ H2Y2-
MgY2-
+ 2H+
MgIn-
(merah) + H2Y2-
MgY2-
+ HIn2-
(biru)+ H+
4. Gangguan
Selain dari Ca2+
dan Mg2+
beberapa kation seperti Al 3+
,Fe3+
dan
Fe2+
,Mn2+
dan sebagainya juga bergabung dengan EDTA.tetapi untuk air
leding, air sungai atau danau, konsentrasi ion-ion ini cukup rendah
(konsentrasi kurang dari beberapa mg/l dan tidak mengganggu). Namun
kadang-kadang air tanah dan air buangan industri mengandung konsentrasi
ion-ion tersebut lebih dari beberapa mg/l dimana dalam kasus ini sesuatu
inhibitor harus digunakan untuk menghilangkan gangguan tersebut.
Kekeruhan juga mengurangi jelasnya warna sehingga sampel yang
terlalu keruh harus disaring dahulu.
Pengendapan CaCO3 harus dicegah kerena akan mengurangi kadar
kesadahan terlarut. Kalau kadar Ca2+
terlalu tinggi endapan dapat muncul
dalam waktu titrasi 5 menit,sehingga sampel harus diencerkan. Cara lain
adalah dengan pembubuhan asam terlebih dahulu serta pengadukan supaya
semua CO2 lenyap keudara untuk sementara dan pembentukan CO3
2-
pada pH
10 dihindarkan. Tambahkan asam sampai pH larutan menjadi 3 (cek dengan
kertas pH);aduk 5 sampai 10 menit, kemudian tambahkan buffer untuk
mengubah pH menjadi 10,0 0,1. Cara seperti ini juga dapat dilakukan pada
sampel dengan kadar Ca2+
rendah, untuk mengurangi resiko gangguan.
B. GRAVIMETRI
1. Pengantar Analisis Fe
Gravimetri adalah metode analisis kuantitatif unsur atau senyawa
berdasarkan bobotnya yang diawali dengan pengendapan dan diikuti dengan
pemisahan dan pemanasan endapan dan diakhiri dengan penimbangan. Untuk
memperoleh keberhasilan pada analisis secara gravimetri, maka harus
4. 4
memperhatikan hal-hal sebagai berikut : unsur atau senyawa yang ditentukan
harus terendapkan secara sempurna, bentuk endapan yang ditimbang harus
diketahui dengan pasti rumus molekulnya dan endapan yang diperoleh harus
murni dan mudah ditimbang.
Umumnya pengendapan dilakukan pada larutan yang panas sebab
kelarutan bertambah dengan bertambahnya temperatur. Pengendapan
dilakukan dalam larutan encer yang ditambahkan pereaksi perlahan-lahan
dengan pengadukan yang teratur, partikel yang terbentuk lebih dahulu
berperan sebagai pusat pengendapan.Untuk memperoleh pusat pengendapan
yang besar suatu reagen ditambahkan agar kelarutan endapan bertambah
besar.
Pemisahan endapan dari larutan tidak selalu menghasilkan zat murni.
Kontaminasi endapan oleh zat lain yang larut dalam pelarut disebut
kopresipitasi. Hal ini berhubungan dengan adsorpsi banyak terjadi pada
endapan gelatin dan sedikit pada endapan mikrokristal, misalnya AgI, pada
perak asetat dan endapan BaSO4 pada alkali nitrat.Pengotoran dapat juga
disebabkan oleh postpresipitasi, yaitu pengendapan yang terjadi pada
permukaan endapan pertama.Hal ini terjadi pada zat yang sedikit larut
kemudian membentuk larutan lewat jeuh. Zat ini mempunyai ion yang sejenis
dengan endapan primernya, missal: pengendapan CaC2O4 dengan adanya Mg.
MgC2O4 akan terbentuk bersama-sama dengan CaC2O4. Lebih lama waktu
kontak, maka lebih besar endapan yang terjadi.
Dalam prosedur gravimetri apa saja yang melibatkan pengendapan,
orang akhirnya harus mengubah zat yang dipisahkan menjadi suatu bentuk
yang cocok untuk ditimbang. Hal ini perlu bahwa zat yang ditimbang murni,
stabil, dan susunanya pasti agar hasil analisis itu tepat. Bahkan jika
kopresipitasi telah diminimalkan, masih tinggal masalah penyingkiran air dan
elektrolit apa saja yang ditambahkan ke dalam air pencuci. Beberapa endpaan
ditimbang dalam bentuk kimia yang sama dengan waktu diendapkan. Endapan
lain mengalami perubahan kimia selama pemanggangan, dan reaksi-reaksi ini
haruslah berjalan sempurna agar hasilnya tidak salah. Prosedur yang
5. 5
digunakan dalam tahap terakhir ini bergantung baik pada sifat-sifat endapan
maupun pada kuatnya molekul-molekul air yang diikat oleh zat padat itu.
Larutan yang mengandung garam Fe (III) diolah dengan amonia sedikit
berlebihan untuk mengendapkan oksida terhidrasi, Fe2O3.xH2O.
Ksp Fe(OH)3 = 10-38
sangat kecil, pengendapan terjadi walaupun larutan
sedikit asam. Endapan mula-mula terbentuk fase terdispersi, tetapi setelah
dipanaskan dengan adanya elektrolit akan menggumpal mirip gelatin,
mengendap dibawah. Pemanasan yang lama cenderung memecahkan agregat
(gumpalan) dan menyebabkan endapan seperti lendir.Maka pengendapan
dilakukan pada atau dekat titik didih atau cairan dijaga pada temperatur ini
selama waktu singkat setelah pengendapan.
Sifat kolonial besi (III) oksida terhidrasi mempunyai kecenderungan
mengabsorbsi ion yang ada. Karena pengendapan dilakukan dalam keadaan
basa, ion pertama yang teradsorbsi adalah ion hidroksi, dan ion negatif ini
akan mengadsorbsi ion amonia. Adsorbs ini tidak mempengaruhi analisis.
Endapan disaring melalaui kertas saring, jangan dipercepat dengan hisapan,
karena akan mendorong partikel endapan yang kecil kedalam pori-pori kertas
saring. Karena alasan ini pencucian dilakukan dengan cara dekantasi.
Untuk mencegah peptisasi dan pembentukan endapan mirip lendir, yang
digunakan baik digunakan amonium nitrat ini akan menguap waktu dipijarkan.
Amonium klorida tidak cocok karena akan membentuk besi(III) klorida yang
menguap waktu dipijarkan.
Fe2O3 + 6 NH4Cl 2 FeCl3 + 6 NH3+ 3 H2O
Untuk membantu penyaringan haruslah digunakan larutan pencuci yang
panas. Besi (III) oksida terhidrasi ketika dipijarkan pada 1000C akan
menghasilkan Fe2O3, pada temperatur yang lebih tinggi terbentuk tribesi
tetroksida.
Ambang batas kadar Fe dalam air baku diatur dalam Ketetapan Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 416/MENKES/PER/IX/1990
sebesar 1 mg/l.
6. 6
2. Prinsip Analisis
Garam besi (II) yang tidak mantap dioksidasikan dengan HNO3, air
brom atau hidrogen peroksida menjadi Fe(III) yang mantap. Kemudian Fe(III)
diendapkan dengan NH4OH menjadi Fe(OH)3, endapan selai berwarna coklat
yang setelah dipijarkan menjadi Fe2O3 yang berwarna hitam coklat.
3. Reaksi
Fe3+
+ 3 NH3 + 3 H2O Fe(OH)3 + 3 NH4
+
2 Fe(OH)3 Fe2O3 + 3 H2O
III. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
1. Buret
2. Pipet volume
3. Corong
4. Labu ukur
5. Beaker glass
6. Gelas ukur
7. Statif dan Klem buret
8. Neraca analitik digital
9. Watch glass
10. Batang pengaduk
11. Kompor listrik
12. Pipet tetes
13. Erlenmeyer
14. Oven
15. Muffle furnance
16. Desikator
17. Krus
18. Sarung tangan
19. Penjepit
20. Masker
B. Bahan
1. Sampel Air Sumur
2. Larutan indikator EBT
3. Aquades
4. Larutan HCl 1:1
5. Larutan HNO3 pekat
6. Larutan ammonia murni 1:1
7. 7
7. Kertas saring bebas abu
8. Larutan ammonium nitrat 1%
9. Hablur Na2EDTA
10. Hablur CaCl2.2H2O
11. Serbuk NH4Cl
12. Larutan NH4OH pekat
IV. CARA KERJA
A. Analisis Kesadahan Total
1. Pembuatan larutan EDTA 0,02 M
a. ditimbang 7,446 gram Na2EDTA (BM 372,24)
b. dimasukkan ke dalam labu ukur 1 liter
c. ditambahkan dengan aquadest sampai tanda batas
d. dikocok agar tercampur homogen
2. Standarisasi larutan EDTA dengan CaCl2
a. ditimbang dengan teliti 0,1470 gram CaCl2.2H2O, dan
dilarutkan dengan aquadest kemudian dimasukkan kedalam labu
ukur 100 ml ( BM CaCl2.2H2O = 146,98 )
b. larutan tersebut dipipet sebanyak 10 ml dan dipindahkan kedalam
erlenmeyer
c. ditambahkan 5 ml larutan buffer pH 10
d. kemudian ditambahkan 6 tetes indikator EBT
e. sampel selanjutnya diitrasi dengan larutan EDTA sampai terjadi
perubahan warna, dari merah anggur tepat menjadi biru. Hasil
titrasi dicatat
f. langkah a-e diulangi sebanyak 2 kali
g. konsentrasi EDTA dihitung dalam moralitas
Perhitungan : ( M x V) EDTA = ( M x V) CaCl2
8. 8
3. Pembuatan Larutan Buffer pH 10 ± 0,01
a. NH4Cl ditimbang sebanyak 16,9 g
b. ditambahkan 143 ml NH4OH pekat kemudian diencerkan dengan
aquades sampai volume 250 ml
4. Penentuan kadar total Ca2+
dan Mg2+
a. peralatan dan sampel air disiapkan
b. 100 ml contoh air dipipet dan dimasukkan dalam erlenmeyer.
c. ditambahkan 5 ml larutan buffer pH 10
d. selanjutnya ditambahkan beberapa tetes indikator EBT
e. kemudian dititrasi dengan larutan EDTA 0,02 M sampai terjadi
perubahan warna ,dari merah anggur tepat menjadi biru. Hasil
titrasi dicatat
f. langkah a – e diulangi sebanyak 3 kali
g. kadar total Ca2+
dan Mg2+
( kesadahan total ) dihitung
CATATAN
a. Na2H2Y tidak dapat dipakai sebagai standar primer karena sedikit
higroskopis. Untuk menentukan kemolarannya (M) dipakai CaCO3 yang
dilarutkan dengan sedikit asam klorida. Bila dipakai indikator EBT,
harus diberi Mg2+
.
b. Agar dalam menetapkan kesadahan air terhindar dari pengaruh ion-ion
lain, maka sebelum dititar larutan indikator harus ditambah 30 mg
hidroksil-amonium klorida (HONH2Cl) dan 50 mg KCN.
Perhitungan : Penentuan kadar total Ca2+
dan Mg2+
(kesadahan total)
dihitung sebagai CaCO3
CaCO3(mg/L) = 1000 x ml EDTA x M EDTA x BM CaCO3
9. 9
B. Analisis Kadar Besi (Fe)
1. Sampel air sumur diambil sebanyak 50 ml dan ditambah 10 ml HCl
(1:1)
2. 2 ml HNO3 pekat ditambahkan dalam larutan dan dididihkan
perlahan-lahan sampai warna menjadi kuning (biasanya diperlukan
3-5 menit)
3. larutan diencerkan menjadi 200 ml, kemudian dipanaskan sampai
mendidih dan perlahan-lahan ditambahkan larutan ammonia murni
1:1 hingga terbentuk endapan berlebih
4. larutan dididihkan perlahan-lahan 1 menit
5. kemudian diturunkan dari kompor listrik, didiamkan agar
mengendap
6. segera setelah kebanyakan endapan mengendap, cairan supernatant
didekantasikan, namun diusahakan agar sebanyak mungkin endapan
tetap tinggal dibeaker glass.
7. ditambahkan ± 100 ml larutan ammonium nitrat 1 % yang mendidih
kepada endapan, campuran diaduk baik-baik dan endapan dibiarkan
mengendap. Sebanyak mungkin cairan didekantasikan melalui
saringan
8. endapan dicuci 3-4 kali dengan dekantasi dengan larutan ammonium
nitrat 1% yang panas
9. endapan dipindahkan kedalam kertas saring, kemudian dicuci dengan
ammonium nitrat hingga bebas ion Cl-
10. sementara itu krus bersih dipanaskan dalam oven dan dipijarkan
sampai panas hingga merah (muffle bersuhu 850ºC) selama 20 menit,
didinginkan dalam desikator selama 20 menit dan ditimbang. Kertas
saring yang telah ditiris, pinggirnya ditekuk dan dipindahkan kekrus
yang telah ditimbang.
11. dipanaskan dalam oven, kemudian dipijarkan dalam muffle furnance
yang sudah bersuhu 850ºC selama 20-30 menit
10. 10
12. kemudian didinginkan dalam desikator selama 15 menit kemudian
ditimbang
13. pemijaran diulangi hingga diperoleh berat konstan
14. endapan ditimbang sebagai Fe2O3 dan kadar besi (Fe) dalam sampel
dihitung
Perhitungan :
(i) fg ( faktor gravimetri ) =
(ii) 𝐹𝑒 (%) =
fg x berat endapan
berat sampel
x 100 %
(iii) 𝐹𝑒
𝑚𝑔
𝐿
=
fg x berat endapan (mg)
volume sampel (L)
Yogyakarta, 30 Januari 2013
Mengetahui,
Pembimbing
Woro Dianingtyas, S.Si
NIP : 19831014 201012 2 001
Peserta Ujian
Hesti Radean
NIS : 107546
Mr Fe
=
56
= 0,35
Mr Fe2O3 160