Lemak dan minyak merupakan salah satu kelompok lipida. Ciri dan sifat khasnya adalah daya larutnya dalam pelarut organik seperti eter, kloroform, benzena.
Minyak dan lemak keduanya sama-sama mengandung komponen utama berupa trigliserida, yaitu molekul yang terdiri atas 1 gliserol yang berikatan ester dengan 3 asam lemak. Walaupun isinya sama-sama trigliserida, ternyata bentuknya pada suhu kamar bisa berbeda.
Minyak berbentuk cair karena memiliki titik leleh yang lebih rendah dari suhu kamar, sedangkan lemak berbentuk padat karena titik lelehnya lebih tinggi dari suhu kamar. Perbedaan antara keduanya secara keseluruhan ditentukan oleh perbedaan titik leleh berbagai jenis molekul asam lemak yang berikatan dalam struktur trigliserida yang dikandung minyak/lemak tersebut.
Secara umum, titik leleh yang rendah dimiliki oleh asam-asam lemak yang berantai lebih pendek dan bersifat lebih tidak jenuh. Asam lemak tak jenuh (ALTJ) adalah asam lemak yang memiliki 1 atau lebih ikatan rangkap, sedangkan asam lemak jenuh (ALJ) adalah asam lemak yang tidak memiliki ikatan rangkap. Ketidakjenuhan asam lemak ini patut dipertimbangkan, karena asupan jenis asam lemak dalam tubuh terkait dengan aspek kesehatan.
Lemak dan minyak merupakan sumber energi yang lebih efektif dibandingkan dengan karbohidrat atau protein. 1 gram minyak/lemak setara dg 9 Kkal energi, sedang karbohidrat atau protein hanya 4 Kkal energi.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Β
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
Β
PENETAPAN KADAR MINYAK (BILANGAN-BILANGAN)
1. Alma Alamsyiah
Hasriana
M. Farhan Akbar
Nadhilah Khafifah
Penetapan Bilangan β Bilangan
Pada Minyak Goreng
Kelompok a-2
XII-7
SMK-SMAK BOGOR
2017-2018
4. Asam lemak yang berada dalam minyak goreng
dalam jumlah kecil dapat ditetapkan dengan
menitar sampel yang telah dilarutkan oleh alkohol
netral dengan larutan basa kuat. Indikator yang
digunakan adalah PP dengan titik akhir merah
muda seulas.
8. Ditimbang Β±10 gram sampel minyak
goreng
+30 mL campuran alkohol
netral
+Indikator PP
Dititar hingga titik akhir merah
muda seulas dengan NaOH
0,1 N
Alkohol netral terbuat dari alkohol yang ditambahkan
indikator PP lalu ditambahkan NaOH 0,1 N hingga
berwarna merah muda seulas.
10. Bilangan Asam :
π. ππππ» Γ π ππππ» Γ π΅π π‘ ππππ»(40)
ππππ π πππππ
Derajat Asam :
π. ππππ» Γ π ππππ» Γπ΅π π‘ ππππ»(40) π₯ 100
ππππ π πππππ
Kadar Asam Lemak Bebas :
π. ππππ» Γ π ππππ» Γππ π΄π ππ πΏππππ(256)
ππππ π πππππ
Γ 100%
β’ Bilangan asam: mg NaOH dalam 1 gram minyak
β’ Derajat asam: mg NaOH dalam 100 gram minyak
β’ Kadar asam lemak bebas: Jumlah asam lemak
bebas yang terdapat di dalam 1 gram minyak
11. SNI NO. 3741:2013 (Minyak Goreng)
Parameter Satuan Standar
Bilangan
Asam
mg NaOH/g
minyak
maksimal:
0,6 mg NaOH
/gram minyak
13. Hal β hal yang dapat menyebabkan kesalahan :
1. Alkohol yang tidak netral yang dapat
menyebabkan kesalahan positif.
2. Lupa menambahkan indikator PP sehingga
tidak tahu titik akhirnya
3. Penentuan warna TA yang sulit dikarenakan
minyak tersebut memiliki warna tersendiri.
4. Kadar yang kecil yang dapat menyebabkan
kelebihan volume basa dalam menitar.
16. Minyak dengan O2 membentuk
peroksida, dimana peroksida ini akan
dihancurkan oleh larutan bilangan peroksida
dan menghasilkan On. On yang terbentuk
mengoksidasikan KI dan membentuk I2.
Kemudian I2 yang dibebaskan dititar dengan
Na2S2O3 menggunakan indikator kanji dengan
titik akhir larutan tidak berwarna. Blanko
dilakukan sebagai faktor koreksi.
20. Ditimbang Β±5 gram sampel minyak
goreng + 1 g hablur KI
+ 25 ml Bil. Peroksida
Di simpan ditempat gelap
selama 30 menit sesekali
dikocok
+ 50 ml air bebas O2
+ 1 ml ( 20 tetes ) indikator
kanji
Dititar hingga titik akhir tak
berwarna dengan tio 0,02 N
21. + 1 g hablur KI
+ 25 ml Bil. Peroksida
Di simpan ditempat gelap
selama 30 menit sesekali
dikocok
+ 50 ml air bebas O2
+ 1 ml ( 20 tetes ) indikator
kanji
Blanko
Dititar hingga titik akhir tak
berwarna dengan tio 0,02 N
26. 1. Larutan harus disimpan dalam tempat yang
gelap, karena bilangan peroksida mudah
terurai oleh cahaya sehingga akan
kehilangan fungsinya.
2. Air harus bebas O2 . Air yang tidak bebas O2
akan memutus ikatan rangkap pada minyak
sehingga bilangan peroksida naik.
3. Penambahan indikator kanji yang terlalu awal
sehingga I2 terperangkap dan menyebabkan
kesalahan penentuan titik akhir.
27. 4. KI yang ditambahkan dalam bentuk hablur,
karena bila dalam bentuk larutan
dikhawatirkan air yang melarutkan KI
mengandung oksiden yang dapat memutus
ikatan rangkap pada minyak, sehingga angka
peroksida akan naik.
30. Bilangan iod menunjukan jumlah ikatan rangkap
pada rantai trigliserida / asam lemak. Sampel
dilarutkan dengan pelarut CHCl3 dan ditambahkan
dengan larutan wijs (ICl) secara berlebih terukur. Sisa
ICl kemudian direaksikan dengan KI dan melepaskan
I2 yang dapat dititar dengan Na2S2O3 dengan indikator
kanji,dan TA tak berwarna
34. βΒ± 0,5 g
sampel
+15 ml
cloroform
+10 ml larutan
wijs
Dimasukkan ke dalam
ruang yang gelap
selama 30 menit dan
sesekali dikocok
Dititar dengan Na2S2O3
0,1 N
Menjelang TA : kuning
muda seulas
+ indikator
kanji 1 ml
+ 10 ml KI 10%
Β±100 ml H2O
bebas O2
Dititar hingga titik akhir tak
berwarna dengan Na2S2O3 0,1
N
35. β
Blanko
+15 ml
cloroform
+10 ml larutan
wijs
Dimasukkan ke dalam
ruang yang gelap
selama 30 menit dan
sesekali dikocok
+ 10 ml KI 10%
Β±100 ml H2O
bebas O2
Na2S2O3 0,1 N
Menjelang TA : kuning
muda seulas
+ indikator
kanji 1 ml
Dititar hingga titik akhir tak
berwarna dengan tio 0,1 N
40. Hal β hal yang dapat menyebabkan kesalahan :
1. Larutan tidak disimpan pada tempat gelap
sehingga bilangan iod rusak
2. Air yang tidak bebas O2 sehingga ikatan
rangkap teroksidasi dan rusak.
3. Penambahan indikator kanji yang terlalu awal
sehingga I2 terperangkap dan menyebabkan
kesalahan penentuan titik akhir.
43. Minyak disabunkan dengan KOH
menghasilkan gliserol dan sabun.
Kelebihan KOH dititar dengan HCl
menggunakan indikator PP dengan TA
merah muda seulas. Untuk mengetahui
jumlah KOH alkohol yang bereaksi
dengan minyak, dilakukan blanko.
53. Kesalahan β kesalahan dalam penetapan ini bisa
disebabkan karena :
1. Proses penyabunan kurang sempurna .
2. Pada saat mereflux api yang digunakan terlalu besar ,
sehingga alkohol menguap.
3. Proses hidrolisis yang kurang sempurna
4. Kesalahan pengamatan TA.