1. Reaksi adisi aldehid dan keton meliputi reaksi dengan air, alkohol, hidrogen sianida, reagen Grignard, dan reduksi hidrogen.
2. Faktor yang mempengaruhi reaktivitas antara lain muatan positif karbon karbonil dan faktor sterik. Semakin reaktif senyawa, produk yang dihasilkan semakin stabil.
3. Reaksi adisi dapat menghasilkan berbagai produk seperti diol, asetal, ketal, hidroksinitril, alkoh
Teori orbital molekul merupakan teori yang paling lengkap karena menyangkut interaksi elektrostatik dan interaksi kovalen . Berdasarkan teori orbital molekul, pada pembentukkan senyawa kompleks, orbital-orbital pada atom pusat dengan orbital-orbital dari ligan saling berinteraksi membentuk orbital-orbital molekul baru. Berdasarkan pedekatan linier, orbital-orbital molekul senyawa kompleks dianggap merupakan kombinasi linier dari orbital-orbital atom pusat dan orbital-orbital ligan. Perbedaan energy antara orbital-orbital atom pusat dengan ligan dapat diabaikan oleh karena itu dalam menggambarkan orbital molekul senyawa kompleks cukup digambarkan dengan orbital-orbital valensinya
Asetanilida pertama kali ditemukan oleh Friedel Kraft pada tahun 1872 dengan cara mereaksikan asethopenon dengan NH2OH sehingga terbentuk asetophenon oxime yang kemudian dengan bantuan katalis dapat diubah menjadi asetanilida. Pada tahun 1899 Beckmand menemukan asetanilida dari reaksi antara benzilsianida dan H2O dengan katalis HCl. Lalu, pada tahun 1905 Weaker menemukan asetanilida dari anilin dan asam asetat. Asetanilida sendiri merupakan senyawa turunan asetil amina aromatis yang digolongkan sebagai amida primer, dimana satu atom hidrogen pada anilin digantikan dengan satu gugus asetil
Teori orbital molekul merupakan teori yang paling lengkap karena menyangkut interaksi elektrostatik dan interaksi kovalen . Berdasarkan teori orbital molekul, pada pembentukkan senyawa kompleks, orbital-orbital pada atom pusat dengan orbital-orbital dari ligan saling berinteraksi membentuk orbital-orbital molekul baru. Berdasarkan pedekatan linier, orbital-orbital molekul senyawa kompleks dianggap merupakan kombinasi linier dari orbital-orbital atom pusat dan orbital-orbital ligan. Perbedaan energy antara orbital-orbital atom pusat dengan ligan dapat diabaikan oleh karena itu dalam menggambarkan orbital molekul senyawa kompleks cukup digambarkan dengan orbital-orbital valensinya
Asetanilida pertama kali ditemukan oleh Friedel Kraft pada tahun 1872 dengan cara mereaksikan asethopenon dengan NH2OH sehingga terbentuk asetophenon oxime yang kemudian dengan bantuan katalis dapat diubah menjadi asetanilida. Pada tahun 1899 Beckmand menemukan asetanilida dari reaksi antara benzilsianida dan H2O dengan katalis HCl. Lalu, pada tahun 1905 Weaker menemukan asetanilida dari anilin dan asam asetat. Asetanilida sendiri merupakan senyawa turunan asetil amina aromatis yang digolongkan sebagai amida primer, dimana satu atom hidrogen pada anilin digantikan dengan satu gugus asetil
2. Reaksi-reaksi Aldehid dan Keton
Karbonil bersifat polar sehingga dapat diserang oleh
Nukleofilik (Nu:-) atau elektrofilik (E+)
Reaksi Umum
Faktor-faktor yang mempengaruhi reaktivitas aldehid / keton :
•Muatan (+) pada karbon karbonil
•Faktor stearik
Naiknya Reaktivitas
Reaksi Adisi
R
C
R
O
Nu
R
C
R
O
E
-+
3. REAKSI ADISI AIR (H2O)
Air dapat mengadisi suatu gugus karbonil, untuk
membentuk 1,1-diol, yang disebut gem-
diol, atau hidrat. Reaksi itu reversibel, dan
biasanya kesetimbangan terletak pada sisi
karbonil
8. REAKSI ADISI
(HCN)
Hidrogen sanida akan masuk ke ikatan rangkap C=O pada aldehid dan keton
menghasilkan senyawa yang dikenal sebagai hidroksinitril. Senyawa-
senyawa ini biasa juga disebut sebagai sianohidrin.
Sebagai contoh, jika hidrogen sianida diadisi ke etanal (sebuah aldehid)
maka diperoleh 2-hidroksipropananitril:
9. • Jika diadisi ke propanon (sebuah keton) maka
diperoleh 2-hidroksi-2-metilpropananitril:
Reaksi ini tidak biasanya dilakukan dengan
menggunakan hidrogen sianida saja, karena
hidrogen sianida merupakan sebuah gas yang
sangat beracun. Olehnya itu, aldehid dan keton
dicampur dengan sebuah larutan natrium atau
kalium sianida dalam air yang telah
ditambahkan sedikit asam sulfat.
11. REAKSI ADISI
(PEREAKSI GRIGNARD)
• Reaksi suatu reagensia Grignard dengan suatu senyawa
karbonil merupakan contoh lain (dari) adisi nukleofilik
pada karbon positif dari suatu gugus karbonil.
Meskipun demikian, adisi dari suatu reagensia Grignard
bukan suatu reversible (dapat balik)
• Rentetan reaksi terdiri dari dua tahap yang terpisah: (1)
reaksi antara reagensia Grignard dan senyawa karbonil,
dan (2) hidrolisis magnesium alkoksida untuk
menghasilkan alkohol. Perlu diingat bahwa reaksi
Grignard (dari) formaldehida menghasilkan alkohol
primer, aldehida lain menghasilkan alkohol sekunder,
dan keton menghasilkan alkohol tersier
14. Hidrogenasi
Keton Alkohol SekunderH2 katalitik
Aldehid H2 katalitik Alkohol Primer
Jika suatu senyawa mengandung ikatan rangkap dan karbonil, maka :
C=C tereduksi, tetapi C=O tidak dilakukan pd P,T kamar
C=C tereduksi, tetapi C=O tereduksi dilakukan dengan
penambahan P,T
C=C tidak, tetapi C=O tereduksi dilakukan dengan
hidrida logam
+
15. REAKSI REDUKSI HIDROGEN
• Suatu keton direduksi menjadi alkohol sekunder oleh hidrogenansi katalitik,
sementara suatu aldehida menghasilkan suatu alkohol primer. Rendemennya bagus
sekali (90-100%).
16. • Jika suatu ikatan rangkap dan satu gugus karbonil keduanya terdapat dalam
sebuah struktur, ikatan rangkap itu dapat dihidrogenansikan sementara gugus
karbonil tetap utuh, atau dapat pula keduanya terhidrogenansikan. Namun,
gugus karbonil tak dapat dihidrogenansi tanpa mereduksi ikatan rangkapnya.
Jika diinginkan mereduksi suatu gugus karbonil sementara ikatan rangkap
karbon-karbon tetap utuh, haruslah dipilih reduksi (dengan) hidrida logam.
17. REAKSI ADISI NUKLEOFILI NITROGEN
• Amonia,amina,dan senyawa berhubungan
tertentu memiliki pasangan elektron bebas
pada atom nitrogen dan bertindak sebagai
nukleofili nitrogen terhadap atom karbon
karbonil. Ammonia adalah suatu nukleofil
yang dapat menyerang gugus karbonil dari
suatu aldehida atau keton dalam suatu reaksi
adisi – eliminasi
19. Imina tak tersubstitusi yang terbentuk dari
NH3 tidak stabil dan berpolimerisasi bila
didiamkan. Tetapi jika digunakan amina
primer (RNH2) sebagai ganti ammonia,
akan terbentuk imina tersubstitusi yang
lebih stabil (yang kadang-kadang disebut
basa Schiff).
Mekanisme Umum
20. Dengan amina primer, aldehida dan keton
menghasilkan imina. Dengan amina sekunder
(R2NH), aldehida dan keton menghasilkan ion
iminium yang bereaksi lebih lanjut menjadi
enamina (vinilamina).
Mekanisme Umum