SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA DASAR II
JUDUL PERCOBAAN :
REAKSI ASAM BASA : ASAM POLIPROTIK
Disusun oleh :
Kelompok VI (enam)
Anggota :
Atsar Leswara Nindita (24030114140091)
Ulya Hanifah Henrika P (24030114130092)
Nika Chalia Mahardika (24030114140093)
Ahmad Dzikrullah (24030114140097)
Marina RosaAnggraeni (24030114140098)
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2015
PERCOBAAN 6
Reaksi Asam-Basa : Asam Ploikromatik
I. TUJUAN PERCOBAAN
I.1 Mengenal ion polikromatik karbonat dan bikarbonat dalam larutan
I.2 Mampu menentukan banyaknya komponen ion polikromatik karbonat dan
bikarbonat dalam larutan
II.TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Teori Asam Basa
 Teori asam basa Arrhenius
Arhenius menyatakan bahwa asam basa mempunyai sifat-sifat tertentu yang
dapat mempermudah untuk mengenalnya. Bersifat asam jika zat itu bereaksi
dengan air sehingga melepas ion H+ dan bersifat basa jika zat tersebut
bereaksi denga air membentuk ion OH- . (Brady, 1999)
 Teori asam basa Brownsted Lowry
Menurut konsep Brownsted Lowry mengenai asam dan basa, asam adalah
zat yang dapat memberikan ion hidrogen yang bermuatan positif atau proton
(H+) Contohnya HCl dan HNO3.sedangkan basa didefinisikan sebagai suatu
zat yang dapat menerima proton (H+), contohnya OH- dan NH3. (Fessenden,
1986)
 Teori asam basa Lewis
Meskipun banyak reaksi asam basa mencakup perpindahan proton dari asam
ke basa, beberapa reaksi asam basa tidak mencakup perpindahan proton.
Dengan alasan ini, telah dikembangkan konsep Lewis yang lebih umum
mengenai asam dan basa. Asam lewis adalah zat yang dapat menerima
sepasang elektron. Sedangkan basa Lewis adalah zat yang dapat
memberikan sepasang elektron. (Fessenden, 1986)
II.2 Asam Poliprotik
Salah satu contoh asam poliprotik adalah asam karbonat dengan dua
anion yaitu ion karbonat dan ion bikarbonat. Kedua anion tersebut sering
berada bersama-sama dalam larutan. Keberadaannya dapat dibuktikan secara
kualitatif dan kuantitatif. Ion karbonat dan bikarbonat mempunyai ciri-ciri
tersendiri misalnya dengan indikator PP, larutan yang mengandung ion
karbonat akan berwarna merah muda, sedangkan larutan yang mengandung ion
bikarbonat akan menjadi jernih. Asam karbonat bersifat tidak stabil dan mudah
terurai menjadi air dan CO2
H2CO3 (aq) → H2O(l) + CO2(g)
Asam yang ditambahkan ke suatu larutan karbonat seperti Na2CO3
cuplikan karbonat yang mudah larut atau ke dalam larutan karbonat yang sukar
larut seperti CaCO3 akan dibebaskan CO2 tersebut sangat kecil. Jika reaksinya
merupakan zat yang kelarutannya cukup besar, konsentrasi dari ion-ionnya
harus besar agar tercapai tingkat lewat jenuh dari garam tersebut.
(Brady, 1999)
II.3 Titrasi Asidimetri
Asidimetri adalah penentuan kadar basa dalam suatu larutan dengan
larutan asam yang telah diketahui konsentrasinya sebagai titran. Syarat-syarat
titrasi dapat dipakai sebagai dasar titran:
1. Reaksi harus berlangsung cepat. Kadang-kadang reaksi dipercepat
dengan pemanasan atau penambahan katalis yang tepat
2. Reaksi harus stoikiometri dan tidak terjadi reaksi samping
3. Salah satu sifat dan system yang bereaksi harus mengalami perubahan
yang besar
4. Harus ada indikator yang digunakan untuk menunjukkan perubahan
tersebut
Dalam asidimetri berlaku ketentuan titik ekuivalen yaitu dimana jumlah
gram ekuivalen asam sama dengan jumlah gram ekuivalen basa. Dalam hal
ini, 1 grek sebading dengan mol yang dibutuhkan/dilepaskan dalam reaksi.
Jika hubungan antara grek dengan mol bergantung pada reaksi, misalnya :
Na2CO3 + 2 HCl → 2 NaCl + H2O + CO3
Na2CO3 manangkap 2 mol H+ untuk menjadi NaCl, maka 1 mol NaCO3
2- 2
grek.
Na2CO3 + HCl → NaHCO3 + NaCl
Na2CO3 menangkap 1 mol H+ maka 1 mol NHCO3
2- 7 grek
Titrasi asidimetri menggunakan dasar reaksi netralisasi. Oleh karena itu
reaksi dapat digolongkan menjadi :
1. Reaksi antara asam kuat dengan basa kuat
2. Reaksi antara asam kuat dengan basa lemah
3. Reaksi antara asam lemah dengan basa kuat
4. Reaksi antara asam kuat dengan garam dari asam lemah
5. Reaksi antara basa kuat dengan garam dari asam lemah
(Underwood, 1994)
II.4 Ion Karbonat
Ion karbonat merupakan ion berbentuk planar berisi kation yang
berkaitan dalam tiga atom oksigen pada sudut segitiga sama sisi.
Struktur ion karbonat:
C
O
O O
-1
C
O
O O
-2
C
O
O O
-3
Ion karbonat dapat dibuat dengan mereaksikan 1 mol CO2 dengan 2 mol
NaOH, dengan reaksi: CO2 + OH-  CO3
2- + H2O
Kelarutan semua karbonat netral atau normal, kecuali karbonat dari logam
alkali serta amonium tidak larut dalam air. (Vogel, 1995)
II.5 Ion Bikarbonat
Ion bikarbonat dapat dibentuk/dibuat dengan mereaksikan karbonat
bikarbonat dengan kalsium. Mereka terbentuk karena reaksi asam karbonat
yang berlebihan terhadap karbonat normal, baik dalam larutan air atau
suspensi dan terurai pada pendidihan larutan.
Reaksi:
CaCO3 + H2O  Ca2+ + 2 HCO3
-
2.5.1 Reaksi bikarbonat dengan MgSO4
Penambahan MgSO4 ke larutan bikarbonat yang dingin tidak
menimbulkan endapan, sedangkan endapan putih kalsium karbonat
terbentuk dengan karbonat normal.
Reaksi: Mg2+ + 2 HCO3
-  MgCO3 + H2O + CO2 
2.5.2 Uji terhadap bikarbonat
Dengan adanya karbonat normal yaitu dengan menambahkan kalsium
klorida yang berlebih pada suatu campuran karbonat. Bikarbonat
diendapkan secara kuantitatif.
Reaksi: CO3
2- + Ca2+  CaCO3 
Dengan menyaring larutannya dengan tepat, ion-ion bikarbonat lolos
kedalam filtrat. Setelah penambahan amina pada filtrat, maka akan
terbentuk endapan.
Reaksi:
Ca2+ + HCO3
- + NH3 → NH4
+ + CaCO3 ↓
(Vogel, 1985)
II.6 Indikator Asam – Basa
Indikator adalah pasangan asam-basa konjugasi yang terdapat dalam
konsentrasi molar kecil sehingga tidak mempengaruhi pH larutan keseluruhan.
Disamping itu, bentuk asam dan bentuk basanya mempunyai warna yang
berbeda yang disebabkan oleh resonansi isomer elektron.
(Rosenberg, 1989)
C
C
CH
OH CH2
H CH
C
H
C
C
H2C
CH2
C OH
C H
C
H
C O
CC O
H
C
CH
HC
HC
Berbagai indikator mempunyai tetapan ionisasi yang berbeda, hal ini
akan menyebabkan perubahan warna pada proyek pH yang beda. Macam-
macam indikator asam-basa :
2.6.1 Indikator PP (fenolftalein)
Merupakan indikator dari golongan ftalein yang banyak digunakan
dalam pelaksanaan pemeriksaan kimia. Indikator PP merupakan
senyawa hablur putih yang mempunyai kerangka faktor sukar larut
dalam air tetapi dapat berinteraksi dengan air sehingga cincinnya
terbuka dan membentuk asam yang berwarna merah dalam keadaan
basa.
Struktur fenolftalein
(Basri, 1996)
2.6.2 Indikator Ftalein
Dibuat dengan kondensasi anhidrat ftalein dengan phenol yaitu PP pada
pH 8-9,8 berubah warna menjadi merah.
2.6.3 Indikator Sulfoftalein
Dibuat dari kondensasi anhidrat ftalein dengan sulforat. Yang termasuk
didalamnya yaitu thymol blue, m-eresol purple, denofenolred.
2.6.4 Metil Orange
Berwarna orange kemerahan, dalam larutan asam dengan pH kurang
dari 3,1. dalam larutan basa dengan pH di atas 4,4. zat ini berwarna
kuning. Dalam larutan asam, metil orange terdapat sebagai hibrida
resonansi dari suatu struktur terprotonkan. Hibrida resonansi ini
berwarna orange kemerahan. Nitrogen tidak bersifat basa kuat dan
gugus terprotonkan melepaskan ion hidrogen pada pH sekitar 4,4.
kehilangan proton ini mengubah struktur elektronik senyawa tersebut
yang melibatkan perubahan warna dari orange kemerahan menjadi
kuning.
(Fessenden, 1986)
Beberapa indikator asam-basa
Indikator Perubahan warna Rentang pH
Metil orange
Metil merah
Lakmus
Metil ungu
Fenolftalein
Merah ke kuning
Merah ke kuning
Merah ke biru
Ungu ke hijau
Tidak berwarna ke merah
3,1 - 4,4
4,2 - 6,2
5,0 - 8,0
4,8 - 5,4
8,0 - 9,6
(Underwood, 1999)
II.7 Titrasi
Pengertian Titrasi
Suatu metode penentuan banyaknya suatu larutan dengan konsentrasi
yang diketahui dan diperlukan untuk bereaksi secara lengkap dengan sejumlah
contoh tertentu yang akan dianalisis. Dalam analisis larutan asam-basa, titrasi
melibatkan pengurangan yang seksama volume suatu asam dan basa yang tepat
saling menetralkan. (Keenan, 1990)
Na
O3
S N N N(CH3)2 + H3O
Na
O3
S N N
N
N(CH3)2 + H2O
II.8 Titik Akhir dan titik Ekuivalent
Volume dalam jumlah tertentu yang ditambahkan tepat sama dengan
yang diperlukan untuk bereaksi sempurna oleh zat yang dianalisis disebut
sebagai titik ekuivalent. Volume dimana perubahan warna indikator nampak
oleh pengamat adalah merupakan titik akhir. Titik ekuivalent dan titik akhir
tidak sama pada praktiknya, titik akhir tercapai setelah titik ekuivalent.
Perbedaan antara titik akhir dan titik ekuivalent adalah kasalahan titik akhir
yaitu kesalahan acak yang berbeda untuk setiap sistem. Kesalahan ini bersifat
aditif dan determinan, dan nialinya dapat dihitung. (Khopkar,1990)
II.9 Titrasi Karbonat
Ketika CO2 diabsorbsi oleh sebuah larutan standar NaOH normalitas dari
larutan akan terpengaruh jika indikator fenolftalein digunakan. Diutarakan juga
bahwa campuran dari karbonat dan hidroksida, atau karbonat, dapat ditentukan
melalui titrasi dengan menggunakan indikator fenolftalein dan metil orange.
pKa asam karbonat yang pertama adalah 6,34 dan yang kedua adalah
10,36, sehingga perbedaannya adalah 4,02 satuan. Biasanya ion karbonat
dititrasi sebagai basa dengan sebuah titran asam kuat, dimana dalam kasus ini
jelas didapat:
CO3
2- + H3O+  HCO3
- + H2O
HCO3
- + H3O+  H2CO3 + H2O
Fenolftalein dengan skala pH 3,0 sampai 9,6 adalah indikator yang cocok
untuk titik akhir pertama, karena pH sebuah larutan NaHCO3 adalah ½ (pKa1
+ pKa2) atau atau 8,35.
Metil orange dengan skala pH 3,1-4,4 cocok untuk titik akhir yang kedua.
Sebuah larutan CO2 jenuh mempunyai pH sekitar 3,9. tidak satupun titik akhir
terlihat tajam, namun yang kedua dapat secara luas ditingkatkan dengan
menghilangkan CO2. biasanya sample-sample yang hanya mengandung
sodium karbonat (soda abu) dinetralisasi sampai titik metil orange dan asam
yang berlebihan ditambahkan. CO2 dihilangkan dengan mendidihkan larutan
dan asam yang berlebih tersebut dititrasi dengan basa standar. (Underwood,
1999)
II.10 Reaksi Pengendapan
Reaksi pengendapan yaitu reaksi yang sangat berkaitan dengan hasil kali
kelarutan (Ksp). Jika hasil kali konsentrasi dengan pangkat yang semestinya
antara dua ion melebihi nilai dari hasil kali kelarutan yang bersangkutan, maka
kombinasi kation dan anion tersebut akan mengendap dalam larutan kembali
mencapai nilai hasil kali kelarutan.
Reaksi:
2 NO3PO4(l) + 3 BaCl2(aq)  Na3(PO4)2(s)  + NaCl(aq)
(Rosenberg, 1989)
II.11 Analisa Bahan
II.11.1 Na2CO3
sifat fisik : berbentuk kristal, bersifat higroskopis,
berwarna putih, berat molekul 106 g/mol, titik lebur 851 ⁰C,
titik didih 400 ⁰C
sifat kimia : tidak berbau, larut dalam air. (Daintith,
1994)
II.11.2 CaCl2
sifat fisik : Senyawa putih lembab, cair, larut dalam air, berat
jenis 2,15, titik leleh 772 oC, titik didih 7600 oC
sifat kimia : ada sejumlah bentuk terhidrasi, antara lain monohodrat (CaCl2,
H2O), dihidrat (CaCl2, 2 H2O). kebanyakan kalsium klorida
dibentuk sebagai hasil samping. (Daintith,1994)
II.11.3 NH3
sifat fisik : titik leleh -74 oC, titik didih -30,9 oC; Gas
tidak berwarna, bau menyengat
sifat kimia : Sangat larut dalam air dan alcohol. Dapat dibuat dengan
mereaksikan garam amonium dengan basa seperti kalsium
hidroksida atau dengan hidrolisa suatu hidrida. (Basri, 1996)
II.11.4 HCl
sifat fisik : Tidak berwarna, titik didih -85,03 oC, titik
leleh -114,19 oC
sifat kimia : Merupakan asam kuat dan elektrolit
kuatdapat digunakan sebagai agen pereduksi. (Daintith, 1994)
II.11.5 Metil Orange
sifat fisik : Berubah merah dibawah pH 3,1 dan menjadi
kuning di atas pH 4,4 (25 oC)
sifat kimia : Zat warna organik yang digunakan dalam indikator asam-
basa. digunakan pada titrasi yang melibatkan basa lemah.
Merupakan suatu basa dan berwarna kuning dalam bentuk
molekulnya. (Basri, 1996)
II.11.6 Fenolftalein
sifat fisik : Tidak berwarna dibawah pH 8 dan berwarna
merah di atas pH 9,6.
sifat kimia : Zat warna yang digunakan sebagai indikator asam-basa,
senyawa ini digunakan dalam titrasi yang melinatkan asam
lemah dan basa kuat dan digunakan pula sebagai pencahar.
(Daintith, 1994)
II.11.7 Aquades
sifat fisik : Tidak berbau dan tidak berasa, tidak
berwarna, titik beku 0 oC, titik didih 100 oC
sifat kimia : Merupakan persenyawaan hidrogen dan oksigen, bersifat
polar. (Basri, 1996)
III. METODE PERCOBAAN
III.1 Alat dan Bahan
III.1.1 Alat
- gelas beker - gelas ukur
- pipet tetes - corong
- kertas saring - pengaduk
- buret - statif
- erlenmeyer
III.1.2 Bahan
- CaCl2 - Fenolftalein (PP)
- NH3 - HCl
- Metil orange - Aquades
III.2 Gambar Alat
Gelas beker Corong Erlenmeyer
Penyaringan
Penambahan sedikit amonia
Endapan Filtrat
Larutan menjadi keruh
dan terbentuk endapan
putih
Endapan kalsium karbonat
Gelas ukur Pengaduk Statif
Pipet Kertas saring
Buret
III.3. Skema Kerja
III.3.1. Mengenali adanya ion karbonat dan bikarbonat dalam larutan
10 mL cuplikan
Gelas beker
Penambahan CaCl2
Kadar ion karbonat
dan bikarbonat
III.3.2. Menghitung banyaknya ion karbonat dan bikarbonat dalam larutan
10 mL cuplikan
Erlenmeyer 100 mL
Penambahan 3 tetes indikator PP
Titrasi dengan larutan standar 0,1 N HCl
Pencatatan volume HCl
Penambahan 5 tetes metil orange
Titrasi dengan larutan standar 0,1 N HCl
Pencatatan volume HCl
10 mL cuplikan
Erlenmeyer 100 mL
IV. DATA PENGAMATAN
IV.1 Mengenali ion karbonat dan bikarbonat dalam larutan
Perlakuan Hasil Reaksi
Cuplikan + CaCl2
Penyaringan
Penambahan
ammonia
Larutan menjadi
keruh dan
terbentuk endapan
Larutan bening tapi
lama kelamaan
menjadi keruh
Na2CO3 + CaCl2 CaCO3 +
2 NaCl
Ca2+ + HCO3
- + NH3 → NH4
+
+ CaCO3 ↓
IV.2 Menghitung banyaknya ion karbonat dan bikarbonat dalam larutan
Percobaan Volume cuplikan (mL)
Volume HCl (mL)
Larutan 1 Larutan 2
Cuplikan 1
Cuplikan 2
Cuplikan 3
10 mL
10 mL
10 mL
2,5 mL
2,2 mL
2,4 mL
2,8 mL
2.9 mL
3,1 mL
Rata - Rata 2,4 mL 2,9 mL
V. PEMBAHASAN
Telah dilakukan percobaan yang berjudul “Reaksi Asam Basa: Asam
Poliprotik” yang bertujuan untuk mengenali ada tidaknya ion karbonat dan
bikarbonat dalam suatu cuplikan dan mampu menentukan banyaknya komponen
ion poliprotik karbonat dan bikarbonat dalam larutan.
V. 1 Mengenali adanya ion karbonat dan bikarbonat dalam suatu larutan
Percobaan ini dilakukan dengan mereaksikan Na2CO3 dengan CaCl2 yang
menghasilkan endapan putih. Prinsip dalam percobaan ini adalah hasil kali
kelarutan (Ksp), yakni hasil kali konsentrasi ion-ion dalam larutan jenuh
dipangkatkan koefisien masing masing pereaksi. Sedangkan metode yang
digunakan dalam percobaan yakni reaksi pengendapan, yakni reaksi pembentukan
padatan lain selama reaksi kimia berlangsung.Penambahan CaCl2 akan melarutkan
semua karbonat dan sebagian bikarbonat mengendap menjadi Kalsium Karbonat.
Adapun reaksi yang terjadi adalah:
Na2CO3(aq) + CaCl2(aq) → CaCO3(s) ↓ + 2 NaCl(aq)
(Vogel, 1985)
Pada reaksi ini terbentuk endapan putih yang merupakan Kalsium
Karbonat (CaCO3). Endapan ini dapat terbentuk karena hasil kali kelarutan
CaCO3yakni sebesar 8,7x10-9 telah terlampaui dari hasil kali ion-ionnya, yaitu
[CO3
2-] dan [Ca2+]. Penambahan CaCl2secara berlebih akan membuat larutan
menjadi lewat jenuh, yang artinya larutan mengandung zat terlarut melebihi jumlah
maksimum yang dapat dicapai suatu larutan. Sehingga apabila larutan tersebut
sudah lewat jenuh, akan terbentuk endapan pada larutan.
Ksp= [CO3
2-][Ca2+] = 8,7x10-9
Harga Ksp suatu elektrolit dapat digunakan untuk memperkirakan
apakah elektrolit tersebut dapat larut atau mengendap dalam suatu larutan. Semakin
besar harga Ksp suatu senyawa, maka semakin mudah larut senyawa tersebut.
Adapun hubungan antara Qc dengan Ksp yaitu:
a. Qc > Ksp, larutan membentuk endapan
Dalam hal ini, larutan lewat jenuh karena hasil kali ion ion pangkat koefisien
zat pada saat tertentu melebihi harga Ksp-nya. Atau dengan kata lain,
larutan yang tak dapat lagi melarutkan zat terlarut sehingga terjadi endapan.
b. Qc = Ksp, Tidak ada endapan pada larutan
Dalam hal ini larutan tepat jenuh yang artinya larutan mengandung jumlah
zat terlarut maksimum dan mengadakan kesetimbangan. Atau dengan kata
lain,larutan yang partikelnya tepat habis bereaksi dengan pereaksi(zat
dengan konsentrasi maksimal)
c. Qc < Ksp, Tidak ada endapan pada larutan
Dalam hal ini larutan tidak jenuh, yaitu larutan yang mengandung jumlah
zat terlarut kurang dari yang diperlukan untuk membuat larutan jenuh. Atau
dengan kata lain, larutan yang partikel-partikelnya tidak tepat habis bereaksi
dengan pereaksi( masih bisa melarutkan zat). (Underwood,1999)
Reaksi pengendapan akan selalu berhubungan dengan Ksp karena
pengendapan suatu zat padat dapat terjadi apabila hasil kali konsentrasi
ionnya pada saat tertentu melebihi harga Kspnya. Reaksi pengendapan
dapat terjadi dengan cepat dari larutan yang lewat jenuh. Pengendapan erat
kaitannya dengan Ksp . Dalam padatan, pengendapan terjadi jika
konsentrasi salah satu padatan berada diatas batas kelarutan. (Keenan,1990)
Setelah dilakukan penyaringan, filtrat diambil untuk direaksikan
dengan NH3sedikit demi sedikit untuk dapat diamati terbentuk warna keruh
dalam larutan. Setelah penambahan beberapa tetes amonia, didapatkan
warna larutan keruh. Hal ini menunjukkan bahwa masih terdapat ion
bikarbonat dalam larutan. Warna keruh ini disebabkan oleh masih lolosnya
partikel bikarbonat ketika dilakukan penyaringan menggunakan kertas
saring. Endapan ini terjadi juga karena larutan sudah kelewat jenuh dan ion
bikarbonat terjadi karena adanya penambahan Hidrogen. Reaksi yang
terjadi:
CaCO3 + CO2 + H2O → 2 HCO3
- + Ca2+
Ca2+ + HCO3
- + NH3 → NH4
+ + CaCO3 ↓
(Vogel, 1985)
NH3dapat mengikat ion hidrogen dari ion bikarbonat karena NH3
merupakan basa dan akan menjadi basa konjugasi (NH4
+). Sedangkan
HCO3
-adalah asam yang dapat mendonorkan proton (H+). (Vogel, 1985)
V.2 Menghitung banyaknya ion karbonat dan bikarbonat dalam suatu larutan
Pada perhitungan kadar ion karbonat dan bikarbonat dalam larutan,
prinsip percobaannya ialah reaksi asam basa dan reaksi netralisasi, yaitu reaksi
dimana asam dan basa bereaksi dalam larutan berair untuk menghasilkan garam dan
air. Metode yang digunakan dalam percobaan ini adalah metode titrasi asidimetri,
yakni suatu metode analisa kimia kuantitatif yang digunakan untuk menentukan
kadar basa dalam suatu larutan dengan menggunakan larutan asam yang telah
diketahui konsentrasinya, dan pada titrasi ini menggunakan dasar reaksi netralisasi.
Titrasi yang dilakukan pada percobaan ini melibatkan HCl sebesar
0,1N dan Na2CO3 . Yang berperan sebagai titran adalah HCl, yaitu larutan yang
telah diketahui konsentrasinya yang dimasukkan ke dalam buret. Sedangkan
Na2CO3 berperan sebagai larutan titrat, yakni larutan yang dicari konsentrasinya
yang ditempatkan ke dalam erlenmeyer. Sebelum titrasi dilakukan, ditambahkan 3
tetes indikator fenolftalein pada Na2CO3. Alasan penggunaan fenolftalein dalam
titrasi ini adalah karena sifat larutan Na2CO3 yang bersifat basa karena mengandung
ion karbonat. Hal ini ditunjukkan dengan perubahan warna larutan menjadi merah
muda setelah penambahan fenolftalein, karena fenolftalein akan menghasilkan
warna merah muda pada suasana basa. Indikator PP memiliki rentang pH 8,2-10,5
(Brady,1999). Setelah warna merah muda hilang (menjadi bening), penambahan
HCl dihentikan. Perubahan warna larutan menjadi bening menunjukkan bahwa ion
karbonat telah habis, yang ada dalam larutan ialah ion bikarbonat. Ion bikarbonat
bersifat asam lemah, dimana hal ini ditunjukkan oleh larutan yang tak berwarna
karena indikator PP tidak akan memberikan warna pada suasana asam.
Selanjutnya titrasi asidimetri dilanjutkan dengan menggunakan
indikator metil orange. Indikator metil orange memiliki rentang pH berkisar pada
3,1-4,4. Penggunaan indikator metil orange disebabkan karena larutan mengandung
ion bikarbonat yang bersifat asam. Setelah penambahan metil orange, larutan
berubah warna menjadi kuning yang artinya terbukti bahwa larutan bersifat asam.
Indikator metil orange yang ditambahkan sebesar 5 tetes, hal tersebut tentu berbeda
jika dibandingkan dengan penggunaan indikator PP sebanyak 3 tetes. Hal tersebut
dikarenakan larutan Na2CO3 tidak menunjukkan perubahan warna yang berarti pada
penggunaan 3 tetes, sehingga yang ditambahkan sebanyak 5 tetes agar perubahan
warna yang terjadi terlihat dengan jelas. Titrasi kedua ini dihentikan ketika warna
kuning berubah menjadi oranye. Perubahan warna menjadi oranye ini disebabkan
habisnya ion bikarbonat, dan membentuk asam karbonat.
Penggunaan 2 indikator berbeda pada titrasi disebabkan sifat
keasaman dari karbonat dan bikarbonat berbeda. Hal ini dibuktikan dengan harga
konstanta keasaman kedua ion berbeda, yakni CO3
2-sebesar 5 x 10-11danKa HCO3
-
sebesar 4x10-7. Sehingga rentang pH yang dihasilkan kedua ion tersebut akan
berbeda pula. Oleh karena itu dibutuhkan 2 indikator yang memiliki rentang pH
berbeda untuk mengidentifikasi kedua ion dalam larutan. Titrasi dilakukan
sebanyak 3 kali.
Pada percobaan ini, volume HCl pada titrasi pertama lebih kecil
daripada volume titrasi kedua, hal ini menunjukkan bahwa Na2CO3 mengandung
ion CO3
2- danHCO3
-. Reaksi perubahan ion CO3
2- menjadi ion HCO3
- terjadi pada
pH 8,2 , oleh karena itu digunakan indikator PP yang mempunyai rentan pH 8,2 –
10,5 (Brady, 1999).). Reaksi perubahan ion HCO3
- menjadi H2CO3 terjadi pada pH
3,1 , oleh karena itu digunakan indikator metil orange yang memiliki rentang pH
3,1 – 4,4 (Brady,1999).Dari percobaan didapat hasil kadar ion karbonat pada
Na2CO3 sebesar 1,44 g/L , sedangkan ion bikarbonatnya sebesar 0,305 g/L . .
VI. PENUTUP
VI. 1 Kesimpulan
VI.1.1 Reaksi antara cuplikan Na2CO3 dengan CaCl2 menghasilkan
endapan CaCO3 yang mengandung ion karbonat dan
bikarbonat. Terbentuknya ketika penambahan NH3
menunjukkan adanya ion bikarbonat.
VI.1.2 Ion karbonat pada Na2CO3 yaitu sebesar 1,44
L
g , sedangkan
ion bikarbonatnya sebesar 0,305
L
g .
VI. 2 Saran
VI.2.1 Praktikan sebaiknya mencuci alat sebelum praktikum dan
menyiapkan set alat untuk titrasi
VI.2.2.Praktikan sebaiknya teliti ketika memperhatikan Titik Akhir
(TA) titrasi dan membaca skala titrasi.
VI.2.3 Praktikan sebaiknya menggunakan jaslab, sarung tangan, dan
masker ketika praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Basri, S., 1996, Kamus Kimia, Rineka Cipta, Jakarta
Brady, J.E., 1999, Kimia Universitas, Binarupa Aksara, Jakarta
Daintith, J., 1994, Kamus Kimia Lengkap, Oxford edisi baru, Erlangga, Jakarta
Fessenden, R., 1986, Organic Chemistry, 2nd edition, Willard Grant Press
Publisher, USA
Keenan, C., 1990, Ilmu Kimia Untuk Universitas, edisi ke-enam, The
University of Tennese Knoxvill, Erlangga, Jakarta
Khopkar,SM. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: PT UI press.
Rosenberg, J.L., 1989, Kimia Dasar, edisi ke-enam, Erlangga, Jakarta
Underwood, 1994, Analisa Kimia Kuantitatif, edisi ke-empat, Erlangga,
Jakarta
Underwood, 1999, Analisa Kimia Kuantitatif, edisi ke-lima, Erlangga, Jakarta
Vogel, 1985, Buku Teks Analisis Organik Kualitatif Makro dan Semimikro,
edisi ke-lima, P.T. Kalman Media Pustaka, Jakarta
Vogel, 1995, Organic Chemistry, American Book Company, New York
LAMPIRAN
N HCl : 0,1 N
BM CO3
2- : 60 g/mol
BM HCO3
- : 61 g/mol
Volume HCl rata – rata larutan 1 : 2,4 mL
Volume HCl rata – rata larutan 2 : 2,9 mL
Volume Cuplikan : 10 mL
Kadar karbonat : (mL Larutan 1 x N. HCl x 60 g/mol) g/L
mL Cuplikan
: (2,4 mL x 0,1 mol/L x 60 g/mol) g/L
10 mL
: 1,44 g/L
Kadar bikarbonat : (mL. Lar 2) – (mL. Lar 1) x N. HCl x 61 g/mol) g/L
mL Cuplikan
: (2,9 mL – 2,4 mL) x 0,1 mol/L x 61 g/mol)
g
/
L
10 mL
: 0,305 g/L
Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)

More Related Content

What's hot

Bab iv asidi alkalimetri
Bab iv asidi alkalimetriBab iv asidi alkalimetri
Bab iv asidi alkalimetriAndreas Cahyadi
 
laporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsilaporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsiWd-Amalia Wd-Amalia
 
Laporan destilasi sederhana
Laporan destilasi sederhanaLaporan destilasi sederhana
Laporan destilasi sederhanawd_amaliah
 
Praktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid ketonPraktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid ketonDwi Atika Atika
 
LAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetriLAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetriqlp
 
Pemisahan kation golongan iii
Pemisahan kation golongan iiiPemisahan kation golongan iii
Pemisahan kation golongan iiiKustian Permana
 
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutan
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutanlaporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutan
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutanqlp
 
Koefisien distribusi
Koefisien distribusiKoefisien distribusi
Koefisien distribusiIhsan Yaacob
 
Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri AgataMelati
 
Laporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagian
Laporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagianLaporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagian
Laporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagianRuci Rushiana
 
laporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetrilaporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetriwd_amaliah
 
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiaLaporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiaasterias
 
Laporan Pratikum Konduktometri
Laporan Pratikum KonduktometriLaporan Pratikum Konduktometri
Laporan Pratikum KonduktometriDila Adila
 
laporan praktikum titrasi redoks
laporan praktikum titrasi redokslaporan praktikum titrasi redoks
laporan praktikum titrasi redokswd_amaliah
 
Ketetapan kesetimbangan
Ketetapan kesetimbangan Ketetapan kesetimbangan
Ketetapan kesetimbangan Dede Suhendra
 
titrasi pengendapan Argentometri
titrasi pengendapan Argentometri titrasi pengendapan Argentometri
titrasi pengendapan Argentometri Afif Randika
 
Penyerangan Nukleofilik pada senyawa organik
Penyerangan Nukleofilik pada senyawa organikPenyerangan Nukleofilik pada senyawa organik
Penyerangan Nukleofilik pada senyawa organikIrma Rahmawati
 
Alkohol dan fenol
Alkohol dan fenolAlkohol dan fenol
Alkohol dan fenolXINYOUWANZ
 

What's hot (20)

Bab iv asidi alkalimetri
Bab iv asidi alkalimetriBab iv asidi alkalimetri
Bab iv asidi alkalimetri
 
laporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsilaporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsi
 
Laporan destilasi sederhana
Laporan destilasi sederhanaLaporan destilasi sederhana
Laporan destilasi sederhana
 
Praktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid ketonPraktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid keton
 
LAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetriLAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetri
 
Pemisahan kation golongan iii
Pemisahan kation golongan iiiPemisahan kation golongan iii
Pemisahan kation golongan iii
 
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutan
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutanlaporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutan
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutan
 
Koefisien distribusi
Koefisien distribusiKoefisien distribusi
Koefisien distribusi
 
Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri
 
Laporan Praktikum Timbal Balik Fenol-Air
Laporan Praktikum Timbal Balik Fenol-AirLaporan Praktikum Timbal Balik Fenol-Air
Laporan Praktikum Timbal Balik Fenol-Air
 
Laporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagian
Laporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagianLaporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagian
Laporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagian
 
analisa kation golongan 1
analisa kation golongan 1analisa kation golongan 1
analisa kation golongan 1
 
laporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetrilaporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetri
 
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiaLaporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
 
Laporan Pratikum Konduktometri
Laporan Pratikum KonduktometriLaporan Pratikum Konduktometri
Laporan Pratikum Konduktometri
 
laporan praktikum titrasi redoks
laporan praktikum titrasi redokslaporan praktikum titrasi redoks
laporan praktikum titrasi redoks
 
Ketetapan kesetimbangan
Ketetapan kesetimbangan Ketetapan kesetimbangan
Ketetapan kesetimbangan
 
titrasi pengendapan Argentometri
titrasi pengendapan Argentometri titrasi pengendapan Argentometri
titrasi pengendapan Argentometri
 
Penyerangan Nukleofilik pada senyawa organik
Penyerangan Nukleofilik pada senyawa organikPenyerangan Nukleofilik pada senyawa organik
Penyerangan Nukleofilik pada senyawa organik
 
Alkohol dan fenol
Alkohol dan fenolAlkohol dan fenol
Alkohol dan fenol
 

Viewers also liked

Laporan praktikum kimia asam basa
Laporan praktikum kimia asam basaLaporan praktikum kimia asam basa
Laporan praktikum kimia asam basaQueena N.A.S
 
Makalah Sel volta (Galvani)
Makalah Sel volta (Galvani)Makalah Sel volta (Galvani)
Makalah Sel volta (Galvani)Ahmad Dzikrullah
 
Meniup balon dengan reaksi asam cuka dengan soda
Meniup balon dengan reaksi asam cuka dengan sodaMeniup balon dengan reaksi asam cuka dengan soda
Meniup balon dengan reaksi asam cuka dengan sodaInayatul Ummah
 
Acara I Pembuatan Larutan dan Standarisasinya
Acara I Pembuatan Larutan dan StandarisasinyaAcara I Pembuatan Larutan dan Standarisasinya
Acara I Pembuatan Larutan dan StandarisasinyaNaila Zulfa
 
Meniup balon dengan reaksi asam cuka dengan soda
Meniup balon dengan reaksi asam cuka dengan sodaMeniup balon dengan reaksi asam cuka dengan soda
Meniup balon dengan reaksi asam cuka dengan sodaFun Learning
 
Kimia koordinasi kel. 1
Kimia koordinasi kel. 1Kimia koordinasi kel. 1
Kimia koordinasi kel. 1Afdheal BeRlos
 
Laporan resmi proses kimia terapan titrasi asam basa atau standarisasi larutan
Laporan resmi proses kimia terapan  titrasi asam basa atau standarisasi larutanLaporan resmi proses kimia terapan  titrasi asam basa atau standarisasi larutan
Laporan resmi proses kimia terapan titrasi asam basa atau standarisasi larutannazimahagustina
 
Laporan hasil pratikum indikator asam basa alami
Laporan hasil pratikum indikator asam basa alamiLaporan hasil pratikum indikator asam basa alami
Laporan hasil pratikum indikator asam basa alamiNita Kurniasih
 
Materi asam dan basa
Materi asam dan basaMateri asam dan basa
Materi asam dan basaHarni Salsa
 
Sifat Fisik dan Kimia Vanadium
Sifat Fisik dan Kimia VanadiumSifat Fisik dan Kimia Vanadium
Sifat Fisik dan Kimia VanadiumAhmad Dzikrullah
 
Laporan percobaan kapur nurul aulia p. kls 9 b, smp yasporbi-2 jakarta
Laporan percobaan kapur   nurul aulia p. kls 9 b, smp yasporbi-2 jakartaLaporan percobaan kapur   nurul aulia p. kls 9 b, smp yasporbi-2 jakarta
Laporan percobaan kapur nurul aulia p. kls 9 b, smp yasporbi-2 jakartaAulianti Iriana
 
Penetapan Kadar Kalsium (Ca) dalam Kalium Karbonat (CaCO3)
Penetapan Kadar Kalsium (Ca) dalam Kalium Karbonat (CaCO3)Penetapan Kadar Kalsium (Ca) dalam Kalium Karbonat (CaCO3)
Penetapan Kadar Kalsium (Ca) dalam Kalium Karbonat (CaCO3)Quina Fathonah
 
Larutan Asam,Larutan Basa, dan Larutan Neutral
Larutan Asam,Larutan Basa, dan Larutan NeutralLarutan Asam,Larutan Basa, dan Larutan Neutral
Larutan Asam,Larutan Basa, dan Larutan NeutralFriskilla Suwita
 
Penetapan kadar PO4 (Phosfat) dalam Na2HPO4 (Dinatrium Hidrogen Phosfat)
Penetapan kadar PO4 (Phosfat) dalam Na2HPO4 (Dinatrium Hidrogen Phosfat)Penetapan kadar PO4 (Phosfat) dalam Na2HPO4 (Dinatrium Hidrogen Phosfat)
Penetapan kadar PO4 (Phosfat) dalam Na2HPO4 (Dinatrium Hidrogen Phosfat)aprijal_99
 

Viewers also liked (20)

Laporan praktikum kimia asam basa
Laporan praktikum kimia asam basaLaporan praktikum kimia asam basa
Laporan praktikum kimia asam basa
 
Makalah Sel volta (Galvani)
Makalah Sel volta (Galvani)Makalah Sel volta (Galvani)
Makalah Sel volta (Galvani)
 
Meniup balon dengan reaksi asam cuka dengan soda
Meniup balon dengan reaksi asam cuka dengan sodaMeniup balon dengan reaksi asam cuka dengan soda
Meniup balon dengan reaksi asam cuka dengan soda
 
Laporan Praktikum Kimia (Asam-Basa)
Laporan Praktikum Kimia (Asam-Basa)Laporan Praktikum Kimia (Asam-Basa)
Laporan Praktikum Kimia (Asam-Basa)
 
Acara I Pembuatan Larutan dan Standarisasinya
Acara I Pembuatan Larutan dan StandarisasinyaAcara I Pembuatan Larutan dan Standarisasinya
Acara I Pembuatan Larutan dan Standarisasinya
 
Meniup balon dengan reaksi asam cuka dengan soda
Meniup balon dengan reaksi asam cuka dengan sodaMeniup balon dengan reaksi asam cuka dengan soda
Meniup balon dengan reaksi asam cuka dengan soda
 
Kimia koordinasi kel. 1
Kimia koordinasi kel. 1Kimia koordinasi kel. 1
Kimia koordinasi kel. 1
 
Laporan resmi proses kimia terapan titrasi asam basa atau standarisasi larutan
Laporan resmi proses kimia terapan  titrasi asam basa atau standarisasi larutanLaporan resmi proses kimia terapan  titrasi asam basa atau standarisasi larutan
Laporan resmi proses kimia terapan titrasi asam basa atau standarisasi larutan
 
Laporan hasil pratikum indikator asam basa alami
Laporan hasil pratikum indikator asam basa alamiLaporan hasil pratikum indikator asam basa alami
Laporan hasil pratikum indikator asam basa alami
 
Materi asam dan basa
Materi asam dan basaMateri asam dan basa
Materi asam dan basa
 
Perubahan Wujud
Perubahan WujudPerubahan Wujud
Perubahan Wujud
 
Eksperimen lilin dalam gelas
Eksperimen lilin dalam gelasEksperimen lilin dalam gelas
Eksperimen lilin dalam gelas
 
Kelompok 8 herbarium
Kelompok 8 herbariumKelompok 8 herbarium
Kelompok 8 herbarium
 
Kimia Dasar - Asam Basa
Kimia Dasar - Asam BasaKimia Dasar - Asam Basa
Kimia Dasar - Asam Basa
 
Sifat Fisik dan Kimia Vanadium
Sifat Fisik dan Kimia VanadiumSifat Fisik dan Kimia Vanadium
Sifat Fisik dan Kimia Vanadium
 
Laporan percobaan kapur nurul aulia p. kls 9 b, smp yasporbi-2 jakarta
Laporan percobaan kapur   nurul aulia p. kls 9 b, smp yasporbi-2 jakartaLaporan percobaan kapur   nurul aulia p. kls 9 b, smp yasporbi-2 jakarta
Laporan percobaan kapur nurul aulia p. kls 9 b, smp yasporbi-2 jakarta
 
Penetapan Kadar Kalsium (Ca) dalam Kalium Karbonat (CaCO3)
Penetapan Kadar Kalsium (Ca) dalam Kalium Karbonat (CaCO3)Penetapan Kadar Kalsium (Ca) dalam Kalium Karbonat (CaCO3)
Penetapan Kadar Kalsium (Ca) dalam Kalium Karbonat (CaCO3)
 
Larutan Asam,Larutan Basa, dan Larutan Neutral
Larutan Asam,Larutan Basa, dan Larutan NeutralLarutan Asam,Larutan Basa, dan Larutan Neutral
Larutan Asam,Larutan Basa, dan Larutan Neutral
 
Sintesis Asetanilida
Sintesis AsetanilidaSintesis Asetanilida
Sintesis Asetanilida
 
Penetapan kadar PO4 (Phosfat) dalam Na2HPO4 (Dinatrium Hidrogen Phosfat)
Penetapan kadar PO4 (Phosfat) dalam Na2HPO4 (Dinatrium Hidrogen Phosfat)Penetapan kadar PO4 (Phosfat) dalam Na2HPO4 (Dinatrium Hidrogen Phosfat)
Penetapan kadar PO4 (Phosfat) dalam Na2HPO4 (Dinatrium Hidrogen Phosfat)
 

Similar to Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)

Laporan Praktikum Kimia Hidrolisis
Laporan Praktikum Kimia HidrolisisLaporan Praktikum Kimia Hidrolisis
Laporan Praktikum Kimia Hidrolisisvina irodatul afiyah
 
4. Water Chemistryx_pH, CO2 & Alkalinitas.ppsx
4. Water Chemistryx_pH, CO2 & Alkalinitas.ppsx4. Water Chemistryx_pH, CO2 & Alkalinitas.ppsx
4. Water Chemistryx_pH, CO2 & Alkalinitas.ppsxMuhRifaldhi1
 
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilatidentifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilatzakirafi
 
Prak 1 anfisko2
Prak 1 anfisko2 Prak 1 anfisko2
Prak 1 anfisko2 zakirafi
 
Analisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetri 131020171434-ph...
Analisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetri 131020171434-ph...Analisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetri 131020171434-ph...
Analisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetri 131020171434-ph...PT. SASA
 
Materi ajar hidrolisis garam sri handayani siregar
Materi ajar hidrolisis garam sri handayani siregarMateri ajar hidrolisis garam sri handayani siregar
Materi ajar hidrolisis garam sri handayani siregarSiregar Sri Handayani
 
Analisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetri
Analisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetriAnalisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetri
Analisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetriHesti Radean
 
Sifat asam dan basa senyawa organik
Sifat asam dan basa senyawa organik Sifat asam dan basa senyawa organik
Sifat asam dan basa senyawa organik Meilani Kharlia Putri
 
BAB 6 - Hidrolisis Garam stdy kelas 11.pptx
BAB 6 - Hidrolisis Garam stdy kelas 11.pptxBAB 6 - Hidrolisis Garam stdy kelas 11.pptx
BAB 6 - Hidrolisis Garam stdy kelas 11.pptxiqbalSholeh2
 
Laporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum AsidimetriLaporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum AsidimetriRidha Faturachmi
 
titrasi asidimetri
titrasi asidimetrititrasi asidimetri
titrasi asidimetriPT. SASA
 
Aplikasi titrasi-asam-basa
Aplikasi titrasi-asam-basaAplikasi titrasi-asam-basa
Aplikasi titrasi-asam-basaUda TrooPer
 
Makalah perhitungan derajat keasaman
Makalah perhitungan derajat keasamanMakalah perhitungan derajat keasaman
Makalah perhitungan derajat keasamanSeptian Muna Barakati
 
Analisis kualitatif
Analisis kualitatifAnalisis kualitatif
Analisis kualitatifZamZam Pbj
 

Similar to Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik) (20)

Bab ii amami
Bab ii amamiBab ii amami
Bab ii amami
 
Laporan Praktikum Kimia Hidrolisis
Laporan Praktikum Kimia HidrolisisLaporan Praktikum Kimia Hidrolisis
Laporan Praktikum Kimia Hidrolisis
 
4. Water Chemistryx_pH, CO2 & Alkalinitas.ppsx
4. Water Chemistryx_pH, CO2 & Alkalinitas.ppsx4. Water Chemistryx_pH, CO2 & Alkalinitas.ppsx
4. Water Chemistryx_pH, CO2 & Alkalinitas.ppsx
 
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilatidentifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
 
Prak 1 anfisko2
Prak 1 anfisko2 Prak 1 anfisko2
Prak 1 anfisko2
 
Analisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetri 131020171434-ph...
Analisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetri 131020171434-ph...Analisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetri 131020171434-ph...
Analisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetri 131020171434-ph...
 
Stoikiometri larutan-kls-xi
Stoikiometri larutan-kls-xiStoikiometri larutan-kls-xi
Stoikiometri larutan-kls-xi
 
Alkalimetri
AlkalimetriAlkalimetri
Alkalimetri
 
Materi ajar hidrolisis garam sri handayani siregar
Materi ajar hidrolisis garam sri handayani siregarMateri ajar hidrolisis garam sri handayani siregar
Materi ajar hidrolisis garam sri handayani siregar
 
Analisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetri
Analisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetriAnalisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetri
Analisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetri
 
hidrolisis Garam
hidrolisis Garamhidrolisis Garam
hidrolisis Garam
 
Sifat asam dan basa senyawa organik
Sifat asam dan basa senyawa organik Sifat asam dan basa senyawa organik
Sifat asam dan basa senyawa organik
 
BAB 6 - Hidrolisis Garam stdy kelas 11.pptx
BAB 6 - Hidrolisis Garam stdy kelas 11.pptxBAB 6 - Hidrolisis Garam stdy kelas 11.pptx
BAB 6 - Hidrolisis Garam stdy kelas 11.pptx
 
Laporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum AsidimetriLaporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum Asidimetri
 
titrasi asidimetri
titrasi asidimetrititrasi asidimetri
titrasi asidimetri
 
Ebook kimia analisis
Ebook kimia analisisEbook kimia analisis
Ebook kimia analisis
 
Aplikasi titrasi-asam-basa
Aplikasi titrasi-asam-basaAplikasi titrasi-asam-basa
Aplikasi titrasi-asam-basa
 
Makalah perhitungan derajat keasaman
Makalah perhitungan derajat keasamanMakalah perhitungan derajat keasaman
Makalah perhitungan derajat keasaman
 
Analisis kualitatif
Analisis kualitatifAnalisis kualitatif
Analisis kualitatif
 
Makalah menentukan ph
Makalah menentukan phMakalah menentukan ph
Makalah menentukan ph
 

More from Ahmad Dzikrullah

Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) SurfaktanPenentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) SurfaktanAhmad Dzikrullah
 
Makalah konversi kulit pisang menjadi bioetanol
Makalah konversi kulit pisang menjadi bioetanolMakalah konversi kulit pisang menjadi bioetanol
Makalah konversi kulit pisang menjadi bioetanolAhmad Dzikrullah
 
Makalah katalis enzim reaksi aldol asimmetri
Makalah katalis enzim reaksi aldol asimmetriMakalah katalis enzim reaksi aldol asimmetri
Makalah katalis enzim reaksi aldol asimmetriAhmad Dzikrullah
 
Makalah Sintesis Nanozeolit
Makalah Sintesis NanozeolitMakalah Sintesis Nanozeolit
Makalah Sintesis NanozeolitAhmad Dzikrullah
 
Sintesis Komposit Polimer Elektrolit LiBOB
Sintesis Komposit Polimer Elektrolit LiBOBSintesis Komposit Polimer Elektrolit LiBOB
Sintesis Komposit Polimer Elektrolit LiBOBAhmad Dzikrullah
 

More from Ahmad Dzikrullah (8)

Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) SurfaktanPenentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
 
Distilasi fraksionasi
Distilasi fraksionasiDistilasi fraksionasi
Distilasi fraksionasi
 
Karakterisasi bet
Karakterisasi betKarakterisasi bet
Karakterisasi bet
 
Makalah konversi kulit pisang menjadi bioetanol
Makalah konversi kulit pisang menjadi bioetanolMakalah konversi kulit pisang menjadi bioetanol
Makalah konversi kulit pisang menjadi bioetanol
 
Makalah katalis enzim reaksi aldol asimmetri
Makalah katalis enzim reaksi aldol asimmetriMakalah katalis enzim reaksi aldol asimmetri
Makalah katalis enzim reaksi aldol asimmetri
 
Makalah Sintesis Nanozeolit
Makalah Sintesis NanozeolitMakalah Sintesis Nanozeolit
Makalah Sintesis Nanozeolit
 
Sintesis Komposit Polimer Elektrolit LiBOB
Sintesis Komposit Polimer Elektrolit LiBOBSintesis Komposit Polimer Elektrolit LiBOB
Sintesis Komposit Polimer Elektrolit LiBOB
 
Ekstraksi mangan
Ekstraksi manganEkstraksi mangan
Ekstraksi mangan
 

Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II JUDUL PERCOBAAN : REAKSI ASAM BASA : ASAM POLIPROTIK Disusun oleh : Kelompok VI (enam) Anggota : Atsar Leswara Nindita (24030114140091) Ulya Hanifah Henrika P (24030114130092) Nika Chalia Mahardika (24030114140093) Ahmad Dzikrullah (24030114140097) Marina RosaAnggraeni (24030114140098) JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2015
  • 2. PERCOBAAN 6 Reaksi Asam-Basa : Asam Ploikromatik I. TUJUAN PERCOBAAN I.1 Mengenal ion polikromatik karbonat dan bikarbonat dalam larutan I.2 Mampu menentukan banyaknya komponen ion polikromatik karbonat dan bikarbonat dalam larutan II.TINJAUAN PUSTAKA II.1 Teori Asam Basa  Teori asam basa Arrhenius Arhenius menyatakan bahwa asam basa mempunyai sifat-sifat tertentu yang dapat mempermudah untuk mengenalnya. Bersifat asam jika zat itu bereaksi dengan air sehingga melepas ion H+ dan bersifat basa jika zat tersebut bereaksi denga air membentuk ion OH- . (Brady, 1999)  Teori asam basa Brownsted Lowry Menurut konsep Brownsted Lowry mengenai asam dan basa, asam adalah zat yang dapat memberikan ion hidrogen yang bermuatan positif atau proton (H+) Contohnya HCl dan HNO3.sedangkan basa didefinisikan sebagai suatu zat yang dapat menerima proton (H+), contohnya OH- dan NH3. (Fessenden, 1986)  Teori asam basa Lewis Meskipun banyak reaksi asam basa mencakup perpindahan proton dari asam ke basa, beberapa reaksi asam basa tidak mencakup perpindahan proton. Dengan alasan ini, telah dikembangkan konsep Lewis yang lebih umum mengenai asam dan basa. Asam lewis adalah zat yang dapat menerima sepasang elektron. Sedangkan basa Lewis adalah zat yang dapat memberikan sepasang elektron. (Fessenden, 1986)
  • 3. II.2 Asam Poliprotik Salah satu contoh asam poliprotik adalah asam karbonat dengan dua anion yaitu ion karbonat dan ion bikarbonat. Kedua anion tersebut sering berada bersama-sama dalam larutan. Keberadaannya dapat dibuktikan secara kualitatif dan kuantitatif. Ion karbonat dan bikarbonat mempunyai ciri-ciri tersendiri misalnya dengan indikator PP, larutan yang mengandung ion karbonat akan berwarna merah muda, sedangkan larutan yang mengandung ion bikarbonat akan menjadi jernih. Asam karbonat bersifat tidak stabil dan mudah terurai menjadi air dan CO2 H2CO3 (aq) → H2O(l) + CO2(g) Asam yang ditambahkan ke suatu larutan karbonat seperti Na2CO3 cuplikan karbonat yang mudah larut atau ke dalam larutan karbonat yang sukar larut seperti CaCO3 akan dibebaskan CO2 tersebut sangat kecil. Jika reaksinya merupakan zat yang kelarutannya cukup besar, konsentrasi dari ion-ionnya harus besar agar tercapai tingkat lewat jenuh dari garam tersebut. (Brady, 1999) II.3 Titrasi Asidimetri Asidimetri adalah penentuan kadar basa dalam suatu larutan dengan larutan asam yang telah diketahui konsentrasinya sebagai titran. Syarat-syarat titrasi dapat dipakai sebagai dasar titran: 1. Reaksi harus berlangsung cepat. Kadang-kadang reaksi dipercepat dengan pemanasan atau penambahan katalis yang tepat 2. Reaksi harus stoikiometri dan tidak terjadi reaksi samping 3. Salah satu sifat dan system yang bereaksi harus mengalami perubahan yang besar 4. Harus ada indikator yang digunakan untuk menunjukkan perubahan tersebut Dalam asidimetri berlaku ketentuan titik ekuivalen yaitu dimana jumlah gram ekuivalen asam sama dengan jumlah gram ekuivalen basa. Dalam hal
  • 4. ini, 1 grek sebading dengan mol yang dibutuhkan/dilepaskan dalam reaksi. Jika hubungan antara grek dengan mol bergantung pada reaksi, misalnya : Na2CO3 + 2 HCl → 2 NaCl + H2O + CO3 Na2CO3 manangkap 2 mol H+ untuk menjadi NaCl, maka 1 mol NaCO3 2- 2 grek. Na2CO3 + HCl → NaHCO3 + NaCl Na2CO3 menangkap 1 mol H+ maka 1 mol NHCO3 2- 7 grek Titrasi asidimetri menggunakan dasar reaksi netralisasi. Oleh karena itu reaksi dapat digolongkan menjadi : 1. Reaksi antara asam kuat dengan basa kuat 2. Reaksi antara asam kuat dengan basa lemah 3. Reaksi antara asam lemah dengan basa kuat 4. Reaksi antara asam kuat dengan garam dari asam lemah 5. Reaksi antara basa kuat dengan garam dari asam lemah (Underwood, 1994) II.4 Ion Karbonat Ion karbonat merupakan ion berbentuk planar berisi kation yang berkaitan dalam tiga atom oksigen pada sudut segitiga sama sisi. Struktur ion karbonat: C O O O -1 C O O O -2 C O O O -3 Ion karbonat dapat dibuat dengan mereaksikan 1 mol CO2 dengan 2 mol NaOH, dengan reaksi: CO2 + OH-  CO3 2- + H2O Kelarutan semua karbonat netral atau normal, kecuali karbonat dari logam alkali serta amonium tidak larut dalam air. (Vogel, 1995)
  • 5. II.5 Ion Bikarbonat Ion bikarbonat dapat dibentuk/dibuat dengan mereaksikan karbonat bikarbonat dengan kalsium. Mereka terbentuk karena reaksi asam karbonat yang berlebihan terhadap karbonat normal, baik dalam larutan air atau suspensi dan terurai pada pendidihan larutan. Reaksi: CaCO3 + H2O  Ca2+ + 2 HCO3 - 2.5.1 Reaksi bikarbonat dengan MgSO4 Penambahan MgSO4 ke larutan bikarbonat yang dingin tidak menimbulkan endapan, sedangkan endapan putih kalsium karbonat terbentuk dengan karbonat normal. Reaksi: Mg2+ + 2 HCO3 -  MgCO3 + H2O + CO2  2.5.2 Uji terhadap bikarbonat Dengan adanya karbonat normal yaitu dengan menambahkan kalsium klorida yang berlebih pada suatu campuran karbonat. Bikarbonat diendapkan secara kuantitatif. Reaksi: CO3 2- + Ca2+  CaCO3  Dengan menyaring larutannya dengan tepat, ion-ion bikarbonat lolos kedalam filtrat. Setelah penambahan amina pada filtrat, maka akan terbentuk endapan. Reaksi: Ca2+ + HCO3 - + NH3 → NH4 + + CaCO3 ↓ (Vogel, 1985) II.6 Indikator Asam – Basa Indikator adalah pasangan asam-basa konjugasi yang terdapat dalam konsentrasi molar kecil sehingga tidak mempengaruhi pH larutan keseluruhan. Disamping itu, bentuk asam dan bentuk basanya mempunyai warna yang berbeda yang disebabkan oleh resonansi isomer elektron. (Rosenberg, 1989)
  • 6. C C CH OH CH2 H CH C H C C H2C CH2 C OH C H C H C O CC O H C CH HC HC Berbagai indikator mempunyai tetapan ionisasi yang berbeda, hal ini akan menyebabkan perubahan warna pada proyek pH yang beda. Macam- macam indikator asam-basa : 2.6.1 Indikator PP (fenolftalein) Merupakan indikator dari golongan ftalein yang banyak digunakan dalam pelaksanaan pemeriksaan kimia. Indikator PP merupakan senyawa hablur putih yang mempunyai kerangka faktor sukar larut dalam air tetapi dapat berinteraksi dengan air sehingga cincinnya terbuka dan membentuk asam yang berwarna merah dalam keadaan basa. Struktur fenolftalein (Basri, 1996) 2.6.2 Indikator Ftalein Dibuat dengan kondensasi anhidrat ftalein dengan phenol yaitu PP pada pH 8-9,8 berubah warna menjadi merah. 2.6.3 Indikator Sulfoftalein Dibuat dari kondensasi anhidrat ftalein dengan sulforat. Yang termasuk didalamnya yaitu thymol blue, m-eresol purple, denofenolred. 2.6.4 Metil Orange Berwarna orange kemerahan, dalam larutan asam dengan pH kurang dari 3,1. dalam larutan basa dengan pH di atas 4,4. zat ini berwarna kuning. Dalam larutan asam, metil orange terdapat sebagai hibrida
  • 7. resonansi dari suatu struktur terprotonkan. Hibrida resonansi ini berwarna orange kemerahan. Nitrogen tidak bersifat basa kuat dan gugus terprotonkan melepaskan ion hidrogen pada pH sekitar 4,4. kehilangan proton ini mengubah struktur elektronik senyawa tersebut yang melibatkan perubahan warna dari orange kemerahan menjadi kuning. (Fessenden, 1986) Beberapa indikator asam-basa Indikator Perubahan warna Rentang pH Metil orange Metil merah Lakmus Metil ungu Fenolftalein Merah ke kuning Merah ke kuning Merah ke biru Ungu ke hijau Tidak berwarna ke merah 3,1 - 4,4 4,2 - 6,2 5,0 - 8,0 4,8 - 5,4 8,0 - 9,6 (Underwood, 1999) II.7 Titrasi Pengertian Titrasi Suatu metode penentuan banyaknya suatu larutan dengan konsentrasi yang diketahui dan diperlukan untuk bereaksi secara lengkap dengan sejumlah contoh tertentu yang akan dianalisis. Dalam analisis larutan asam-basa, titrasi melibatkan pengurangan yang seksama volume suatu asam dan basa yang tepat saling menetralkan. (Keenan, 1990) Na O3 S N N N(CH3)2 + H3O Na O3 S N N N N(CH3)2 + H2O
  • 8. II.8 Titik Akhir dan titik Ekuivalent Volume dalam jumlah tertentu yang ditambahkan tepat sama dengan yang diperlukan untuk bereaksi sempurna oleh zat yang dianalisis disebut sebagai titik ekuivalent. Volume dimana perubahan warna indikator nampak oleh pengamat adalah merupakan titik akhir. Titik ekuivalent dan titik akhir tidak sama pada praktiknya, titik akhir tercapai setelah titik ekuivalent. Perbedaan antara titik akhir dan titik ekuivalent adalah kasalahan titik akhir yaitu kesalahan acak yang berbeda untuk setiap sistem. Kesalahan ini bersifat aditif dan determinan, dan nialinya dapat dihitung. (Khopkar,1990) II.9 Titrasi Karbonat Ketika CO2 diabsorbsi oleh sebuah larutan standar NaOH normalitas dari larutan akan terpengaruh jika indikator fenolftalein digunakan. Diutarakan juga bahwa campuran dari karbonat dan hidroksida, atau karbonat, dapat ditentukan melalui titrasi dengan menggunakan indikator fenolftalein dan metil orange. pKa asam karbonat yang pertama adalah 6,34 dan yang kedua adalah 10,36, sehingga perbedaannya adalah 4,02 satuan. Biasanya ion karbonat dititrasi sebagai basa dengan sebuah titran asam kuat, dimana dalam kasus ini jelas didapat: CO3 2- + H3O+  HCO3 - + H2O HCO3 - + H3O+  H2CO3 + H2O Fenolftalein dengan skala pH 3,0 sampai 9,6 adalah indikator yang cocok untuk titik akhir pertama, karena pH sebuah larutan NaHCO3 adalah ½ (pKa1 + pKa2) atau atau 8,35. Metil orange dengan skala pH 3,1-4,4 cocok untuk titik akhir yang kedua. Sebuah larutan CO2 jenuh mempunyai pH sekitar 3,9. tidak satupun titik akhir terlihat tajam, namun yang kedua dapat secara luas ditingkatkan dengan menghilangkan CO2. biasanya sample-sample yang hanya mengandung sodium karbonat (soda abu) dinetralisasi sampai titik metil orange dan asam yang berlebihan ditambahkan. CO2 dihilangkan dengan mendidihkan larutan
  • 9. dan asam yang berlebih tersebut dititrasi dengan basa standar. (Underwood, 1999) II.10 Reaksi Pengendapan Reaksi pengendapan yaitu reaksi yang sangat berkaitan dengan hasil kali kelarutan (Ksp). Jika hasil kali konsentrasi dengan pangkat yang semestinya antara dua ion melebihi nilai dari hasil kali kelarutan yang bersangkutan, maka kombinasi kation dan anion tersebut akan mengendap dalam larutan kembali mencapai nilai hasil kali kelarutan. Reaksi: 2 NO3PO4(l) + 3 BaCl2(aq)  Na3(PO4)2(s)  + NaCl(aq) (Rosenberg, 1989) II.11 Analisa Bahan II.11.1 Na2CO3 sifat fisik : berbentuk kristal, bersifat higroskopis, berwarna putih, berat molekul 106 g/mol, titik lebur 851 ⁰C, titik didih 400 ⁰C sifat kimia : tidak berbau, larut dalam air. (Daintith, 1994) II.11.2 CaCl2 sifat fisik : Senyawa putih lembab, cair, larut dalam air, berat jenis 2,15, titik leleh 772 oC, titik didih 7600 oC sifat kimia : ada sejumlah bentuk terhidrasi, antara lain monohodrat (CaCl2, H2O), dihidrat (CaCl2, 2 H2O). kebanyakan kalsium klorida dibentuk sebagai hasil samping. (Daintith,1994) II.11.3 NH3 sifat fisik : titik leleh -74 oC, titik didih -30,9 oC; Gas tidak berwarna, bau menyengat
  • 10. sifat kimia : Sangat larut dalam air dan alcohol. Dapat dibuat dengan mereaksikan garam amonium dengan basa seperti kalsium hidroksida atau dengan hidrolisa suatu hidrida. (Basri, 1996) II.11.4 HCl sifat fisik : Tidak berwarna, titik didih -85,03 oC, titik leleh -114,19 oC sifat kimia : Merupakan asam kuat dan elektrolit kuatdapat digunakan sebagai agen pereduksi. (Daintith, 1994) II.11.5 Metil Orange sifat fisik : Berubah merah dibawah pH 3,1 dan menjadi kuning di atas pH 4,4 (25 oC) sifat kimia : Zat warna organik yang digunakan dalam indikator asam- basa. digunakan pada titrasi yang melibatkan basa lemah. Merupakan suatu basa dan berwarna kuning dalam bentuk molekulnya. (Basri, 1996) II.11.6 Fenolftalein sifat fisik : Tidak berwarna dibawah pH 8 dan berwarna merah di atas pH 9,6. sifat kimia : Zat warna yang digunakan sebagai indikator asam-basa, senyawa ini digunakan dalam titrasi yang melinatkan asam lemah dan basa kuat dan digunakan pula sebagai pencahar. (Daintith, 1994) II.11.7 Aquades sifat fisik : Tidak berbau dan tidak berasa, tidak berwarna, titik beku 0 oC, titik didih 100 oC sifat kimia : Merupakan persenyawaan hidrogen dan oksigen, bersifat polar. (Basri, 1996)
  • 11. III. METODE PERCOBAAN III.1 Alat dan Bahan III.1.1 Alat - gelas beker - gelas ukur - pipet tetes - corong - kertas saring - pengaduk - buret - statif - erlenmeyer III.1.2 Bahan - CaCl2 - Fenolftalein (PP) - NH3 - HCl - Metil orange - Aquades III.2 Gambar Alat Gelas beker Corong Erlenmeyer
  • 12. Penyaringan Penambahan sedikit amonia Endapan Filtrat Larutan menjadi keruh dan terbentuk endapan putih Endapan kalsium karbonat Gelas ukur Pengaduk Statif Pipet Kertas saring Buret III.3. Skema Kerja III.3.1. Mengenali adanya ion karbonat dan bikarbonat dalam larutan 10 mL cuplikan Gelas beker Penambahan CaCl2
  • 13. Kadar ion karbonat dan bikarbonat III.3.2. Menghitung banyaknya ion karbonat dan bikarbonat dalam larutan 10 mL cuplikan Erlenmeyer 100 mL Penambahan 3 tetes indikator PP Titrasi dengan larutan standar 0,1 N HCl Pencatatan volume HCl Penambahan 5 tetes metil orange Titrasi dengan larutan standar 0,1 N HCl Pencatatan volume HCl 10 mL cuplikan Erlenmeyer 100 mL
  • 14. IV. DATA PENGAMATAN IV.1 Mengenali ion karbonat dan bikarbonat dalam larutan Perlakuan Hasil Reaksi Cuplikan + CaCl2 Penyaringan Penambahan ammonia Larutan menjadi keruh dan terbentuk endapan Larutan bening tapi lama kelamaan menjadi keruh Na2CO3 + CaCl2 CaCO3 + 2 NaCl Ca2+ + HCO3 - + NH3 → NH4 + + CaCO3 ↓ IV.2 Menghitung banyaknya ion karbonat dan bikarbonat dalam larutan Percobaan Volume cuplikan (mL) Volume HCl (mL) Larutan 1 Larutan 2 Cuplikan 1 Cuplikan 2 Cuplikan 3 10 mL 10 mL 10 mL 2,5 mL 2,2 mL 2,4 mL 2,8 mL 2.9 mL 3,1 mL Rata - Rata 2,4 mL 2,9 mL
  • 15. V. PEMBAHASAN Telah dilakukan percobaan yang berjudul “Reaksi Asam Basa: Asam Poliprotik” yang bertujuan untuk mengenali ada tidaknya ion karbonat dan bikarbonat dalam suatu cuplikan dan mampu menentukan banyaknya komponen ion poliprotik karbonat dan bikarbonat dalam larutan. V. 1 Mengenali adanya ion karbonat dan bikarbonat dalam suatu larutan Percobaan ini dilakukan dengan mereaksikan Na2CO3 dengan CaCl2 yang menghasilkan endapan putih. Prinsip dalam percobaan ini adalah hasil kali kelarutan (Ksp), yakni hasil kali konsentrasi ion-ion dalam larutan jenuh dipangkatkan koefisien masing masing pereaksi. Sedangkan metode yang digunakan dalam percobaan yakni reaksi pengendapan, yakni reaksi pembentukan padatan lain selama reaksi kimia berlangsung.Penambahan CaCl2 akan melarutkan semua karbonat dan sebagian bikarbonat mengendap menjadi Kalsium Karbonat. Adapun reaksi yang terjadi adalah: Na2CO3(aq) + CaCl2(aq) → CaCO3(s) ↓ + 2 NaCl(aq) (Vogel, 1985) Pada reaksi ini terbentuk endapan putih yang merupakan Kalsium Karbonat (CaCO3). Endapan ini dapat terbentuk karena hasil kali kelarutan CaCO3yakni sebesar 8,7x10-9 telah terlampaui dari hasil kali ion-ionnya, yaitu [CO3 2-] dan [Ca2+]. Penambahan CaCl2secara berlebih akan membuat larutan menjadi lewat jenuh, yang artinya larutan mengandung zat terlarut melebihi jumlah maksimum yang dapat dicapai suatu larutan. Sehingga apabila larutan tersebut sudah lewat jenuh, akan terbentuk endapan pada larutan.
  • 16. Ksp= [CO3 2-][Ca2+] = 8,7x10-9 Harga Ksp suatu elektrolit dapat digunakan untuk memperkirakan apakah elektrolit tersebut dapat larut atau mengendap dalam suatu larutan. Semakin besar harga Ksp suatu senyawa, maka semakin mudah larut senyawa tersebut. Adapun hubungan antara Qc dengan Ksp yaitu: a. Qc > Ksp, larutan membentuk endapan Dalam hal ini, larutan lewat jenuh karena hasil kali ion ion pangkat koefisien zat pada saat tertentu melebihi harga Ksp-nya. Atau dengan kata lain, larutan yang tak dapat lagi melarutkan zat terlarut sehingga terjadi endapan. b. Qc = Ksp, Tidak ada endapan pada larutan Dalam hal ini larutan tepat jenuh yang artinya larutan mengandung jumlah zat terlarut maksimum dan mengadakan kesetimbangan. Atau dengan kata lain,larutan yang partikelnya tepat habis bereaksi dengan pereaksi(zat dengan konsentrasi maksimal) c. Qc < Ksp, Tidak ada endapan pada larutan Dalam hal ini larutan tidak jenuh, yaitu larutan yang mengandung jumlah zat terlarut kurang dari yang diperlukan untuk membuat larutan jenuh. Atau dengan kata lain, larutan yang partikel-partikelnya tidak tepat habis bereaksi dengan pereaksi( masih bisa melarutkan zat). (Underwood,1999) Reaksi pengendapan akan selalu berhubungan dengan Ksp karena pengendapan suatu zat padat dapat terjadi apabila hasil kali konsentrasi ionnya pada saat tertentu melebihi harga Kspnya. Reaksi pengendapan dapat terjadi dengan cepat dari larutan yang lewat jenuh. Pengendapan erat kaitannya dengan Ksp . Dalam padatan, pengendapan terjadi jika konsentrasi salah satu padatan berada diatas batas kelarutan. (Keenan,1990) Setelah dilakukan penyaringan, filtrat diambil untuk direaksikan dengan NH3sedikit demi sedikit untuk dapat diamati terbentuk warna keruh
  • 17. dalam larutan. Setelah penambahan beberapa tetes amonia, didapatkan warna larutan keruh. Hal ini menunjukkan bahwa masih terdapat ion bikarbonat dalam larutan. Warna keruh ini disebabkan oleh masih lolosnya partikel bikarbonat ketika dilakukan penyaringan menggunakan kertas saring. Endapan ini terjadi juga karena larutan sudah kelewat jenuh dan ion bikarbonat terjadi karena adanya penambahan Hidrogen. Reaksi yang terjadi: CaCO3 + CO2 + H2O → 2 HCO3 - + Ca2+ Ca2+ + HCO3 - + NH3 → NH4 + + CaCO3 ↓ (Vogel, 1985) NH3dapat mengikat ion hidrogen dari ion bikarbonat karena NH3 merupakan basa dan akan menjadi basa konjugasi (NH4 +). Sedangkan HCO3 -adalah asam yang dapat mendonorkan proton (H+). (Vogel, 1985) V.2 Menghitung banyaknya ion karbonat dan bikarbonat dalam suatu larutan Pada perhitungan kadar ion karbonat dan bikarbonat dalam larutan, prinsip percobaannya ialah reaksi asam basa dan reaksi netralisasi, yaitu reaksi dimana asam dan basa bereaksi dalam larutan berair untuk menghasilkan garam dan air. Metode yang digunakan dalam percobaan ini adalah metode titrasi asidimetri, yakni suatu metode analisa kimia kuantitatif yang digunakan untuk menentukan kadar basa dalam suatu larutan dengan menggunakan larutan asam yang telah diketahui konsentrasinya, dan pada titrasi ini menggunakan dasar reaksi netralisasi. Titrasi yang dilakukan pada percobaan ini melibatkan HCl sebesar 0,1N dan Na2CO3 . Yang berperan sebagai titran adalah HCl, yaitu larutan yang telah diketahui konsentrasinya yang dimasukkan ke dalam buret. Sedangkan Na2CO3 berperan sebagai larutan titrat, yakni larutan yang dicari konsentrasinya yang ditempatkan ke dalam erlenmeyer. Sebelum titrasi dilakukan, ditambahkan 3 tetes indikator fenolftalein pada Na2CO3. Alasan penggunaan fenolftalein dalam titrasi ini adalah karena sifat larutan Na2CO3 yang bersifat basa karena mengandung
  • 18. ion karbonat. Hal ini ditunjukkan dengan perubahan warna larutan menjadi merah muda setelah penambahan fenolftalein, karena fenolftalein akan menghasilkan warna merah muda pada suasana basa. Indikator PP memiliki rentang pH 8,2-10,5 (Brady,1999). Setelah warna merah muda hilang (menjadi bening), penambahan HCl dihentikan. Perubahan warna larutan menjadi bening menunjukkan bahwa ion karbonat telah habis, yang ada dalam larutan ialah ion bikarbonat. Ion bikarbonat bersifat asam lemah, dimana hal ini ditunjukkan oleh larutan yang tak berwarna karena indikator PP tidak akan memberikan warna pada suasana asam. Selanjutnya titrasi asidimetri dilanjutkan dengan menggunakan indikator metil orange. Indikator metil orange memiliki rentang pH berkisar pada 3,1-4,4. Penggunaan indikator metil orange disebabkan karena larutan mengandung ion bikarbonat yang bersifat asam. Setelah penambahan metil orange, larutan berubah warna menjadi kuning yang artinya terbukti bahwa larutan bersifat asam. Indikator metil orange yang ditambahkan sebesar 5 tetes, hal tersebut tentu berbeda jika dibandingkan dengan penggunaan indikator PP sebanyak 3 tetes. Hal tersebut dikarenakan larutan Na2CO3 tidak menunjukkan perubahan warna yang berarti pada penggunaan 3 tetes, sehingga yang ditambahkan sebanyak 5 tetes agar perubahan warna yang terjadi terlihat dengan jelas. Titrasi kedua ini dihentikan ketika warna kuning berubah menjadi oranye. Perubahan warna menjadi oranye ini disebabkan habisnya ion bikarbonat, dan membentuk asam karbonat. Penggunaan 2 indikator berbeda pada titrasi disebabkan sifat keasaman dari karbonat dan bikarbonat berbeda. Hal ini dibuktikan dengan harga konstanta keasaman kedua ion berbeda, yakni CO3 2-sebesar 5 x 10-11danKa HCO3 - sebesar 4x10-7. Sehingga rentang pH yang dihasilkan kedua ion tersebut akan berbeda pula. Oleh karena itu dibutuhkan 2 indikator yang memiliki rentang pH berbeda untuk mengidentifikasi kedua ion dalam larutan. Titrasi dilakukan sebanyak 3 kali. Pada percobaan ini, volume HCl pada titrasi pertama lebih kecil daripada volume titrasi kedua, hal ini menunjukkan bahwa Na2CO3 mengandung ion CO3 2- danHCO3 -. Reaksi perubahan ion CO3 2- menjadi ion HCO3 - terjadi pada
  • 19. pH 8,2 , oleh karena itu digunakan indikator PP yang mempunyai rentan pH 8,2 – 10,5 (Brady, 1999).). Reaksi perubahan ion HCO3 - menjadi H2CO3 terjadi pada pH 3,1 , oleh karena itu digunakan indikator metil orange yang memiliki rentang pH 3,1 – 4,4 (Brady,1999).Dari percobaan didapat hasil kadar ion karbonat pada Na2CO3 sebesar 1,44 g/L , sedangkan ion bikarbonatnya sebesar 0,305 g/L . .
  • 20. VI. PENUTUP VI. 1 Kesimpulan VI.1.1 Reaksi antara cuplikan Na2CO3 dengan CaCl2 menghasilkan endapan CaCO3 yang mengandung ion karbonat dan bikarbonat. Terbentuknya ketika penambahan NH3 menunjukkan adanya ion bikarbonat. VI.1.2 Ion karbonat pada Na2CO3 yaitu sebesar 1,44 L g , sedangkan ion bikarbonatnya sebesar 0,305 L g . VI. 2 Saran VI.2.1 Praktikan sebaiknya mencuci alat sebelum praktikum dan menyiapkan set alat untuk titrasi VI.2.2.Praktikan sebaiknya teliti ketika memperhatikan Titik Akhir (TA) titrasi dan membaca skala titrasi. VI.2.3 Praktikan sebaiknya menggunakan jaslab, sarung tangan, dan masker ketika praktikum.
  • 21. DAFTAR PUSTAKA Basri, S., 1996, Kamus Kimia, Rineka Cipta, Jakarta Brady, J.E., 1999, Kimia Universitas, Binarupa Aksara, Jakarta Daintith, J., 1994, Kamus Kimia Lengkap, Oxford edisi baru, Erlangga, Jakarta Fessenden, R., 1986, Organic Chemistry, 2nd edition, Willard Grant Press Publisher, USA Keenan, C., 1990, Ilmu Kimia Untuk Universitas, edisi ke-enam, The University of Tennese Knoxvill, Erlangga, Jakarta Khopkar,SM. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: PT UI press. Rosenberg, J.L., 1989, Kimia Dasar, edisi ke-enam, Erlangga, Jakarta Underwood, 1994, Analisa Kimia Kuantitatif, edisi ke-empat, Erlangga, Jakarta Underwood, 1999, Analisa Kimia Kuantitatif, edisi ke-lima, Erlangga, Jakarta Vogel, 1985, Buku Teks Analisis Organik Kualitatif Makro dan Semimikro, edisi ke-lima, P.T. Kalman Media Pustaka, Jakarta Vogel, 1995, Organic Chemistry, American Book Company, New York LAMPIRAN
  • 22. N HCl : 0,1 N BM CO3 2- : 60 g/mol BM HCO3 - : 61 g/mol Volume HCl rata – rata larutan 1 : 2,4 mL Volume HCl rata – rata larutan 2 : 2,9 mL Volume Cuplikan : 10 mL Kadar karbonat : (mL Larutan 1 x N. HCl x 60 g/mol) g/L mL Cuplikan : (2,4 mL x 0,1 mol/L x 60 g/mol) g/L 10 mL : 1,44 g/L Kadar bikarbonat : (mL. Lar 2) – (mL. Lar 1) x N. HCl x 61 g/mol) g/L mL Cuplikan : (2,9 mL – 2,4 mL) x 0,1 mol/L x 61 g/mol) g / L 10 mL : 0,305 g/L