Berikut merupakan referensi penetapan dalam analisis kimia kuantitatif konvensional berdasarkan pengukuran berat ( Gravimetri ) sebagai bahan pertimbangan dalam laporan atau informasi .
Berikut merupakan referensi penetapan dalam analisis kimia kuantitatif konvensional berdasarkan pengukuran berat ( Gravimetri ) sebagai bahan pertimbangan dalam laporan atau informasi .
This is a general presentation about Argentometric Titration or well known as Precipitation Titration. Contain Mohr Methods, Volhard Methods, and Fajans Methods.
Materi kuliah tentang Suku banyak. Cari lebih banyak mata kuliah Semester 1 di: http://muhammadhabibielecture.blogspot.com/2014/12/kuliah-semester-1-thp-ftp-ub.html
spektrofotometer serapan (SSA) adalah alat analisis logam yang paling diandalkan saat ini. spektrofotometer serapan atom terbagi menjadi dua jenis, yaitu :
3. Company name
www.themegallery.com
Pendahuluan
Larutan jenuh :
Adalah larutan yang tepat berada dalam
kesetimbangan antara larutan dan
pengendapan
dapat dicapai dengan penambahan zat ke
dalam pelarut secara terus menerus
hingga zat tidak melarut lagi, atau dengan
cara menaikkan konsentrasi ion-ion
tertentu hingga terbentuk endapan.
4. Company name
www.themegallery.com
Faktor2 yg mempengaruhi kelarutan
1. SUHU
2. SIFAT PELARUT
3. ION SEJENIS
4. AKTIVITAS ION
5. pH
6. HIDROLISIS
7. HIDROKSIDA LOGAM
8. PEMBENTUKAN SENYAWA KOMPLEKS
6. Company name
www.themegallery.com
Titrasi Pengendapan
Paling sering
dilakukan untuk
menetapan kadar
Halogen :
Klorida
Bromida
Iodida
Sianida
P o s it iv e ly c h a r g e d p r im a r y
a d s o r p t io n la y e r o n c o llo id a l
p a r t ic le
A g +
C l-
A g +
A g +
A g +
A g +
A g +
A g +
A g +
A g +
C l-
C l-
C l-
C l-
C l-
C l-
C l-
C l-
C l-A g +
A g +
A g +
A g +
A g +
A g +
C l-
C l-
A g +
A g +
A g +A g +
A g +
A g +
H +
H +
N O 3
-
N O 3
-
N O 3
-
H +
N O 3
-
N O 3
-
N O 3
-
N O 3
-
N O 3
-
N O 3
-
N O 3
-
N O 3
-
N O 3
-
N O 3
-
N O 3
-
N O 3
-
N O 3
-
C o llo id a l S o lid
C o u n t e r - io n la y e r o f
s o lu t io n w it h e x c e s s a n io n s
H o m o g e n e o u s s o lu t io n
( c h a r g e d b a la n c e d )
H +
A g +
E le c t r ic d o u b le la y e r
7. Company name
www.themegallery.com
Kurva Titrasi
50 ml larutan NaCl 0,10 M dititrasi dengan larutan AgNO3
0,10 M. Hitung konsentrasi ion klorida selama titrasi dan
buat kurva pCl vs ml AgNO3. Ksp AgCl = 1 x 10-10
.
Awal sebelum titrasi : [Cl-
] = 0,10 M, maka pCl = 1,00
Setelah penambahan 10 ml AgNO3 :
Ag+
+ Cl-
→ AgCl (p)
awal 1,00 mmol 5,00 mmol
perubahan -1,0 mmol -1,0 mmol
kesetimbangan - 4,0 mmol
[Cl-] = 4,00 mmol / 60,0 ml = 0,067 M
pCl = 1,17
8. Company name
www.themegallery.com
Setelah penambahan 49,9 ml AgNO3 :
Ag+
+ Cl-
→ AgCl (p)
awal 4,99 mmol 5,00 mmol
perubahan -4,99 mmol -4,99 mmol
kesetimbangan - 0,01 mmol
[Cl-] = 0,01 mmol / 99,9 ml = 1,0 x 10-4 M
pCl = 4,00
Pada titik ekivalen (TE) :
Ag+
+ Cl-
→ AgCl (p)
awal 5,00 mmol 5,00 mmol
perubahan -5,00 mmol -5,00 mmol
kesetimbangan - -
[Ag+] = [Cl-] [Ag+][Cl-] = Ksp = 1,0 x 10-10
[Cl-] = 1,0 x 10-5 maka pCl = 5,00
9. Company name
www.themegallery.com
Setelah penambahan 60,0 ml AgNO3 :
Ag+
+ Cl-
→ AgCl (p)
awal 6,00 mmol 5,00 mmol
perubahan -5,00 mmol -5,00 mmol
kesetimbangan 1,00 mmol -
[Ag+] = 1,00 mmol / 110 ml = 9,1 x 10-3 M
pAg = 2,04 maka pCl = 10,00 – 2,04 = 7,96
Secara umum untuk halida :
Ag+
+ X-
→ AgX (p)
Tetapan kesetimbangan : K = 1 / [Ag+
][X-
] = 1 / Ksp
Makin kecil Ksp makin besar K suatu titrasi.
12. Company name
www.themegallery.com
ARGENTOMETRI
Titrasi pengendapan yang paling banyak dipakai
adalah Argentometri, karena hasil kali kelarutan
garam perak halida (pseudohalida) sangat kecil :
Ksp AgCl = 1,82 . 10-10
Ksp AgCN = 2,2 . 10-16
Ksp AgCNS = 1,1 . 10-12
Ksp AgI = 8,3 . 10-17
Ksp AgBr = 5,0 . 10-13
Tiga cara penentuan titik akhir titrasi :
cara Mohr indikator CrO4
-2
cara Volhard indikator Fe3+
cara Fajans Fluorescein (indikator adsorpsi)
13. Company name
www.themegallery.com
ARGENTOMETRI – MOHR
Titrasi Mohr digunakan untuk menentukan kadar
halida atau pseudohalida di dalam larutan. Kromat
(CrO4
2-
) sbg indikator titik akhir karena membentuk
endapan Ag2CrO4 berwarna merah saat bereaksi
dengan ion perak.
Ksp Ag2CrO4 = 1,2 . 10-12
mol3
.L-3
Ksp AgCl = 1,82 . 10-10
mol2
.L-2
[ Perhatikan satuan stoikiometrinya ]
Meskipun tetapan hasilkali kelarutan (Ksp)AgCrO4
hampir sama dengan Ksp perak (pseudo)halida,
tetapi kelarutan kedua garam perak tsb berbeda.
14. Company name
www.themegallery.com
Titrasi Mohr dilakukan pada pH 7-9 (netral hingga basa
lemah).
Jika pH terlalu kecil (asam) kesetimbangan kromat-dikromat
akan menurunkan kepekaan [CrO4
2-
] shg menghambat
pembentukan endapan Ag2CrO4.
Jika pH terlalu besar (larutan basa) akan terbentuk endapan
Ag2O.
15. Company name
www.themegallery.com
Ag+
+ Cl-
⇔ AgCl (p)
Ag+
+ CrO4
2-
⇔ Ag2CrO4 (p) merah
Kelarutan Ag2CrO4 > Kelarutan AgCl
(8,4 x 10-5
M) (1,35 x 10-5
M)
Jika larutan Ag+
ditambahkan ke dalam larutan Cl-
yang mengandung sedikit CrO4
2-
, maka AgCl akan
mengendap lebih dulu, sementara itu Ag2CrO4 belum
terbentuk, dan [Ag+
] naik hingga hasilkali kelarutan
melampaui Ksp Ag2CrO4 (2,0 x 10-12
) sehingga
terbentuk endapan merah.
16. Company name
www.themegallery.com
Pada TE : pAg = pCl = 5,00
[Ag+][CrO4
2-
] = 2,00 x 10-12
[ CrO4
2-
] = 2,00x10-12
/ (1,0x10-5
)2
= 0,02 M
Konsentrasi tersebut terlalu tinggi karena warna
kuning CrO4
2-
akan mengganggu pengamatan
terbentuknya endapan Ag2CrO4 (merah). Dalam
praktek biasanya digunakan 0,005 s/d 0,01 M supaya
kesalahan titrasi diperkecil, dan masih bisa dikoreksi
dengan titrasi blanko indikator, atau dengan
membakukan AgNO3 terhadap suatu garam klorida
yang murni (titrasi dilakukan dalam kondisi yang
sama dengan titrasi sampel).
17. Company name
www.themegallery.com
Titrasi Mohr terbatas pada pH 6-10 (atau 7-9).
Dalam larutan basa akan terjadi reaksi :
Ag+
+ OH-
→ 2AgOH → Ag2O + H2O
Dalam larutan asam, jumlah [CrO4]2-
turun sehingga hanya
sedikit HCrO4
-
yang terionisasi, karena reaksi akan berlanjut
sbb :
2H+
+ CrO4
2-
⇔ 2HCrO4
-
⇔ Cr2O7
2-
+ H2O
(kromat) (dikromat)
Jika [CrO4
2-
] terlalu rendah ( < 0,005 M) akan memerlukan
penambahan [Ag+
] yang berlebih untuk mengendapkan
Ag2CrO4; hal itu akan menjadi sumber kesalahan titrasi.
Cr2O7
2-
tidak dapat digunakan sebagai indikator argentometri
karena Ag2Cr2O7 mudah larut.
18. Company name
www.themegallery.com
Metode Mohr dapat digunakan untuk titrasi Br-
dan
CN-
dalam larutan basa lemah, sedangkan untuk I-
dan CNS-
tidak feasible karena akan terjadi adsorpsi
oleh endapan. Ag+
tidak dapat dititrasi langsung oleh
Cl menggunakan indikator CrO4
2-
, karena Ag2CrO4
akan terbentuk lebih awal dan melarut lambat
menjelang TE.
Untuk hal tsb dapat digunakan teknik titrasi balik :
Ag+
ditambah Cl-
baku (berlebih), kemudian Cl-
sisa
dititrasi dengan larutan Ag+
baku menggunakan
indikator CrO4
2-
.
19. Company name
www.themegallery.com
ARGENTOMETRI - VOLHARD
Titrasi Volhard merupakan teknik titrasi balik,
digunakan jika reaksi berjalan lambat atau jika tidak
ada indikator yang tepat utk pemastian TE.
Prinsip titrasi :
Larutan perak ditambahkan berlebih ke dalam larutan
(pseudo)halida
Br-
+ Ag+
→ AgBr (endapan)
berlebih
Setelah reaksi sempurna endapan disaring, kemudian
larutan dititrasi dengan larutan baku tiosianat
Ag+
+ SCN-
→ AgSCN (larutan)
20. Company name
www.themegallery.com
Indikator Fe(III) akan membentuk senyawa larut berwarna
merah hasil reaksi Fe3+
dgn ion tiosianat :
Fe3+
+ SCN-
→ [Fe(SCN)]2+
Reaksi harus suasana asam, karena jika basa akan mudah
sekali terbentuk endapan Fe(OH)3.
Ksp Fe(OH)3 = 2.10-39
mol3
L-3
(dalam titrasi biasa digunakan [Fe3+
] = 10-2
M)
Soal : Larutan mengandung sejumlah tertentu KBr dititrasi
secara Volhard. Diperlukan penambahan 100 ml [AgNO3]
0,095 M berlebih, kemudian dititrasi dengan 18,3 ml larutan
KSCN 0,100 M menggunakan indikator Fe3+.
Hitung berapa
konsentrasi Br- yang terdapat dalam larutan awal.
21. Company name
www.themegallery.com
Metode Volhard banyak digunakan untuk reaksi Ag+
dan
Cl-
karena selain kelarutan endapannya kecil, suasana
asam akan mencegah hidrolisis indikator Fe3+
. Jika
metode ini dilakukan dalam suasana netral akan
terganggu oleh endapan kation-kation lain.
Metode Volhard digunakan pada titrasi langsung Ag+
dengan larutan CNS-
atau titrasi tidak langsung pada
penentuan kadar Cl-
, Br-
dan I-
.
Pada titrasi tidak langsung Br-
dan I-
tidak terganggu oleh
CNS-
karena kelarutan AgBr = kelarutan AgCNS
sedangkan kelarutan AgI < kelarutan AgCNS.
22. Company name
www.themegallery.com
Kesalahan titrasi Cl-
dapat terjadi jika endapan AgCl
bereaksi lanjut dengan CNS-
:
AgCl(p) + CNS-
→ AgCNS + Cl-
Karena kelarutan AgCNS < kelarutan AgCl maka reaksi
di atas akan bergeser ke arah kiri, sehingga hasil analisis
Cl-
menjadi lebih kecil. Hal tsb dapat dicegah dengan
penyaringan endapan AgCl atau dengan penambahan
nitrobenzen (racun !) sebelum titrasi dengan CNS-
.
Nitrobenzen menjadi lapis minyak yang memisahkan
endapan dari CNS-
.
23. Company name
www.themegallery.com
ARGENTOMETRI – FAJANS
Titrasi Fajans menggunakan indikator adsorpsi, yakni
senyawa organik yg teradsorpsi ke permukaan padat
endapan (koloidal) selama proses titrasi berlangsung.
Contoh : Fluoresens sbg anion fluoresenat (hijau kuning) bereaksi
dg Ag+
membentuk endapan merah intensif yg teradsorpsi ke
permukaan endapan koloidal krn adanya pasangan muatan ion.
24. Company name
www.themegallery.com
Adsorpsi senyawa organik berwarna pada permukaan
endapan dapat menginduksi pergeseran elektronik
intramolekuler yang mengubah warna.
Gejala tsb digunakan untuk mendeteksi titik akhir titrasi
pengendapan garam-garam perak.
25. Company name
www.themegallery.com
Suatu endapan cenderung mengadsorpsi lebih mudah ion-ion
yang membentuk senyawa tidak larut dengan satu dari ion-ion
dalam kisi endapan.
Jadi, Ag+
ataupun Cl-
akan lebih mudah diadsorpsi oleh
endapan AgCl daripada oleh ion Na+
ataupun NO3
-
. Anion yang
ada dalam larutan akan tertarik membentuk lapisan sekunder.
Fluoresein adalah asam organik lemah, membentuk anion
fluoreseinat yang tidak dapat diadsorpsi oleh endapan
koloidal AgCl selama Cl-
berlebih. Akan tetapi saat Ag+
berlebih akan terjadi adsorpsi anion fluoreseinat ke lapisan
Ag+
yang melapisi endapan, diikuti dengan perubahan warna
menjadi pink.
26. Company name
www.themegallery.com
Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam
memilih indikator adsorpsi :
1) Pada TE jangan dibiarkan AgCl menggumpal
menjadi partikel besar, karena akanmenurunkan
dengan tajam daya adsorpsi permukaan
endapan terhadap indikator. Jika itu terjadi,
diatasi dengan penambahan dextrin, sebagai
koloid pelindung agar endapan terdispersi lebih
banyak. Dengan adanya dextrin maka
perubahan warna menjadi reversibel, dan
setelah lewat TE dapat dilakukan titrasi balik
dengan larutan baku Cl-.
27. Company name
www.themegallery.com
2) Adsorpsi indikator harus mulai terjadi sesaat
sebelum TE dan makin cepat pada TE. Indikator
yang jelek performansinya akan teradsorpsi kuat
sehingga mensubstitusi ion-ion yang telah
teradsorpsi sebelum TE.
3) pH larutan harus terkontrol agar dapat
mempertahankan konsentrasi ion dari indikator
asam lemah ataupun basa. Misalnya,fluoresein
(Ka = 10-7
) dalam larutan yang lebih asam dari pH
7 melepas fluoreseinat sangat kecil sehingga
perubahan warna tidak dapat diamati. Fluoresein
hanya dapat digunakan pada pH 7-10, sedangan
difluoresein (Ka=10-4
) digunakan pada pH 4-10.
28. Company name
www.themegallery.com
4) Sebaiknya dipilih ion indikator yang muatannya
berlewanan dengan ion penitrasi. Adsorpsi
indikator tidak terjadi sebelum terjadi kelebihan
titran. Pada titrasi Ag+
dengan Cl-
dapat
digunakan metil violet (garam klorida dari suatu
basa organik) sebagai indikator adsorpsi. Kation
tidak teradsorpsi sebelum terjadi kelebihan Cl-
dan koloid bermuatan negatif. Dalam hal
tersebut dapat digunakan indikator
diklorofluoresein, tetapi harus ditambahkan
sesaat menjelang TE.
31. Company name
www.themegallery.com
TITRASI MERKURIMETRI
Hg2+
+ 2 Cl-
→ HgCl2 (berlaku utk halida lain)
Jika ion halida dititrasi dengan merkuri nitrat, pd TE
tidak ada [Hg2+
] karena selama titrasi terbentuk endapan
HgCl2, namun setelah TE terjadi kenaikan [Hg2+
] yg
segera bereaksi dg indikator membentuk kompleks Hg-
Indikator; mis. indikator nitroprusid membentuk
endapan putih, indikator difenilkarbazid atau
difenilkarbazon dlm asam membentuk warna ungu
intensif. Diperlukan koreksi dg titrasi blanko :
0,17 ml Hg(NO3)2 0,1 N untuk 50 ml HgCl2 0,05 N.
Volume titrasi blanko bervariasi sesuai besarnya [HgCl2] TE karena
[Hg2+
] berlebih akan beraksi dg HgCl2 :
HgCl2 + Hg2+
→ 2 HgCl+