Dokumen tersebut membahas beberapa metode analisis volumetri yaitu yodometri untuk menentukan kadar zat oksidator seperti besi dan tembaga dengan cara memanfaatkan reaksi oksidasi-reduksi antara zat tersebut dengan larutan kalium iodida yang menghasilkan iod bebas yang kemudian dititrasi dengan larutan natrium tiosulfat. Metode lain seperti penggunaan kalium kromat, kalium iodat, dan larutan iod stand
Analisa Pendahuluan dan Analisa KualitatifNaufa Nur
Analisa pendahuluan mencangkup wujud, bentuk, bau, sifat higroskopis dan sifat asam basa. Sedangkan analisa kualitatif mencangkup pengamatan uji kristal analit, warna dan bau setelah dilakukan pemanasan.
Berikut merupakan referensi penetapan dalam analisis kimia kuantitatif konvensional berdasarkan pengukuran berat ( Gravimetri ) sebagai bahan pertimbangan dalam laporan atau informasi .
Analisa Pendahuluan dan Analisa KualitatifNaufa Nur
Analisa pendahuluan mencangkup wujud, bentuk, bau, sifat higroskopis dan sifat asam basa. Sedangkan analisa kualitatif mencangkup pengamatan uji kristal analit, warna dan bau setelah dilakukan pemanasan.
Berikut merupakan referensi penetapan dalam analisis kimia kuantitatif konvensional berdasarkan pengukuran berat ( Gravimetri ) sebagai bahan pertimbangan dalam laporan atau informasi .
Berikut merupakan referensi penetapan dalam analisis kimia kuantitatif konvensional berdasarkan pengukuran berat ( Gravimetri ) sebagai bahan pertimbangan dalam laporan atau informasi .
Penetapan Kadar Kalsium (Ca) dalam Kalium Karbonat (CaCO3)Quina Fathonah
Penetapan Kadar Kalsium dalam Kalium karbonat dengan metoda gravimetri (pengukuran bobot). Pada penetapan ini, sampel (kalium karbonat) ditimbang, dilarutkan, diasamkan, dipanaskan, diendapkan, dikeringkan, diperarang, diabukan, dan ditimbang kembali sebagai bobot abu berupa CaSO4.
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
4. Pembahasan Penetapan kenormalan Larutan
Natrium Tiosulfat (Na2S2O3) 0,1 N
dengan Bahan Baku Primer
Kalium Dikromat (K2Cr2O7)
Dasar :
Dalam suasana asam, Kalium
Dikromat dapat mengoksidasikan
Kalium Iodida, sehingga terbentuk
garam Krom (III) yang berwarna hijau
dan Iod yang setara akan dibebaskan.
Kemudian Iod yang bebas ini dapat
dititar dengan larutan Natrium
Tiosulfat
6. Ditimbang 0,5 gram
K2Cr2O7
Dilarutkan dengan air suling
+ HCl 4 N 10 mL
+ KI 10% 10 ml
+ 25 ml larutan
K2Cr2O7
BAGAN KERJA
Diencerkan
dengan air suling
Dititar dengan
larutan Na2S2O3
0,1 N hingga
larutan kuning
muda seulas
Ditambahkan ±
2-3 tetes Kanji
Dititar kembali
dengan larutan
Na2S2O3 0,1 N
hingga TA : Tidak
Berwarna
7. Pembahasan Standarisasi Larutan Natrium
Tiosulfat (Na2S2O3) 0,1 N dengan
Bahan Baku Primer Kalium
Iodat (KIO3)
Dasar :
Dalam suasana asam, Kalium Iodat
akan mengoksidasikan Kalium Iodida
menjadi Iod bebas yang kemudian
dapat dititar dengan larutan Natrium
Tiosulfat.
8. Pembahasan Reaksi :
KIO3 + 5KI + 6HCl 6KCl + 3I2 + 3H2O
I2 + 2 Na2SO3 2NaI + Na2S4O6
Perhitungan :
N Na2S2O3 = mg KIO3
Fp X Vp X Bst KIO3
N Na2S2O3 = mg KIO3
Fp X Vp X Bst KIO3
Keterangan:
Vp: mL larutan
Na-tiosulfat
Fp: Faktor
pengenceran
Bst: 35.7
9. Ditimbang ± 0,357 gram
KIO3 p.a.
Dilarutkan dengan air suling
+ 10 ml larutan
KIO3
Diencerkan hingga 100 ml
+ 10 ml HCl 4N
+ 10 ml KI 10%
Dititar dengan
larutan Na2S2O3
0,1 N hingga
larutan kuning
krem
Ditambahkan ±
2-3 tetes Kanji
Dititar kembali
dengan larutan
Na2S2O3 0,1 N
hingga TA : Tidak
Berwarna
BAGAN KERJA
10. Pembahasan Standarisasi Larutan Natrium
Tiosulfat (Na2S2O3) 0,1 N dengan
Bahan Baku Primer Larutan Iod
standar
Dasar :
Dalam suasana asam larutan iod
standar dapat digunakan untuk
menstandarisasi larutan tiosulfat.Bila
larutan tiosulfat ditambahkan ke
larutan iod , reaksi berlangsung
dengan cepat dan secara
keseluruhan.Akan tetapi ada iod yang
kembali muncul setelah TA
11. Pembahasan Reaksi :
I2 + 2 Na2S2O3 2NaI + Na2S4O6
Perhitungan :
Kenormalan Iod
V x N
25
V x N
25
12. Pembahasan Standarisasi larutan
Na2S2O3 dengan Serium
(IV) Sulfat
Dasar :
Natrium Tiosulfat dapat
distandarisasi dengan serium (IV)
sulfat dalam suasana asam.Mula-
mula larutan tio dicampur dengan
larutan KI dan diberi indikator kanji
lalu dititrasi dengan larutan
serium(IV) sulfat sampai berwarna
biru.
14. Ditimbang ± 0,3 – 0,4
gram KI
+ 10 ml larutan
Na2S2O3
Diencerkan hingga 250 ml
Dititar dengan
larutan Serium
(IV) sulfat 0,1 N
hingga larutan
biru
Ditambahkan ±
2-3 tetes Kanji
BAGAN KERJA
15. Pembahasan
Iodometri adalah analisa
titrimetri yang secara tidak
langsung untuk zat yang
bersifat oksidator seperti
besi (III), tembaga (II), di-
mana zat ini akan meng-
oksidasi iodide yang di-
tambahkan membentuk
iodin
Cara Iodometri mem-
berikan hasil yang baik dan
pengerjaan yang lebih
cepat dibanding cara
elektrolisa
16.
17. Pembahasan
Penentuan Kadar Cu(II) dalam
Terusi (CuSO4. 5H2O) Cara de
Haen
Dasar :
Dalam suasana asam, Cu(II) dalam
terusi direduksikan oleh KI menjadi
CuI2. Reaksi yang terjadi merupakan
reaksi bolak-balik, tetapi arahnya
bergeser ke kanan. CuI2 akan terurai
menjadi Cu2I2 dan melepaskan I2. I2
bebas inilah yang akan dititar dengan
tio. Ditambahkan indikator kanji
ketika larutan berwarna krem.Larutan
biru menjadi tak berwarna setelah
dititar kembali
20. Ditimbang ± 2 gram
CuSO4. 5 H2O
Dilarutkan dengan air suling
+ 10 ml larutan
CuSO4.5H2O
Diencerkan hingga 100 ml
+ 5 ml HCl 4N
+ 5 ml KI 10%
Dikocok
Dititar dengan
larutan Na2S2O3
0,1 N hingga
larutan kuning
krem
Ditambahkan ±
2-3 tetes Kanji
Dititar kembali
dengan larutan
Na2S2O3 0,1 N
hingga TA : Tidak
Berwarna
BAGAN KERJA
21. Pembahasan
Reaksi yang terjadi adalah
reaksi reversible
KI berfungsi sebagai
penyedia Iod
CuSO4 berfungsi sebagai
oksidator
I2 berfungsi sebagai agen
pengoksidasi pada saat
dititrasi
Na2S2O3 berfungsi sebagai
agen pereduksi
22. Pembahasan Penentuan Kadar Cu(II) dalam
Terusi (CuSO4. 5H2O) Cara
Brunns
Dasar :
Dalam suasana asam, Cu2+
akan
bereaksi dengan KCNS sehingga akan
menghasilkan tembaga (II) rodanida
[Cu(CNS)2]. Kemudian Cu(CNS)2 akan
mengoksidasikan KI sehingga
menghasilkan I2 bebas. I2 bebas akan
dititar dengan Na2S2O3 yang dengan
penambahan indikator kanji akan
mencapai TA yaitu larutan tidak
berwarna dan endapan berwarna
lembayung dari Cu(CNS)2
25. Ditimbang ± 2 gram
CuSO4.5H2O
+ Beberapa tetes H2SO4
Dilarutkan dengan air suling
Dipipet 10mL
+ 10 ml H2O
+ 5ml H2SO4
+ 5ml KCNS 10%
+ 3ml KI 10%
Dititar dengan
larutan Na2S2O3
0,1 N hingga
larutan kuning
krem
Ditambahkan ±
1-2 tetes Kanji
Dititar kembali
dengan larutan
Na2S2O3 0,1 N
hingga TA :pink
seulas
BAGAN KERJA
26. Pembahasan
Reaksi yang terjadi bukan
merupakan reaksi
kesetimbangan sehingga
tidak diperlukan KI yang
berlebihan
KI berfungsi sebagai
penyedia Iod
CuSO4 berfungsi sebagai
oksidator
I2 berfungsi sebagai agen
pengoksidasi pada saat
dititrasi
Na2S2O3 berfungsi sebagai
agen pereduksi
27. Pembahasan
Penentuan Kadar Formaldehid
dalam Formalin Cara Romijin
Dasar :
Dalam suasana basa, formaldehied
dapat dioksidasikan oleh I2(Iod) yang
ditambahkan secara berlebih terukur
menjadi asam format (HCOOH)
kemudian, kelebihan I2 inilah yang
akan dititrasi dengan Na2S2O3 sampai
larutan menjadi kuning muda
(penitaran dalam suasana asam) Lalu
ditambahkan indikator kanji dan titik
akhir diperoleh dari larutan yang
berwarna biru menjadi tidak
berwarna
30. Pembahasan
Cr2O7
2-
+ 6I-
+ 14 H+
2Cr3+
+ 3I2 + 7H2O
+6 +3
Karena terjadi reduksi Cr(VI) menjadi
Cr(III) dan terdapat dua atom Cr dalam
molekul K2Cr2O7, maka :
Bst K2Cr2O7 =
32. Pembahasan
Cr2O7
2-
+ 6I-
+ 14 H+
2Cr3+
+ 3I2 + 7H2O
Karena terbentuk enam atom Iod per
molekul K2Cr2O7, maka :
Bst K2Cr2O7 =
Catatan :
Yang dihitung ialah jumlah atom I,
bukan jumlah ion I
Editor's Notes
Buret, pengaduk, piala gelas, botol pereaksi, botol indikstor
Buret, pengaduk, piala gelas, botol pereaksi, botol indikstor
Buret, pengaduk, piala gelas, botol pereaksi, botol indikstor
Buret, pengaduk, piala gelas, botol pereaksi, botol indikstor
Buret, pengaduk, piala gelas, botol pereaksi, botol indikstor