SlideShare a Scribd company logo
Keanekaragaman dan Kelimpahan Makrozoobentos di Sungai Naborsahan
Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara
Diversity and Abundance of Macrozoobenthos in Naborsahan River of Toba
Samosir Regency, North Sumatera
Melinda Sari Lubis1
, Mohammad Basyuni2
, Ani Suryanti3
1. Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian,
Universitas Sumatera Utara
2. Staff Pengajar Program Studi Kehutanan, Fakultas Pertanian,
Universitas Sumatera Utara
3. Staff Pengajar Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas
Pertanian, Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT
This research described diversity and abundance of macrozoobenthos in
Naborsahan River Toba Samosir Regency of North Sumatra. Macrozoobenthos
sampling station consists of 3 stations using purposive random sampling method.
Physical and chemical parameters were measured as temperature, currents, depth,
brightness, turbidity, organic content on C-substrate, pH, DO, and BOD5.
Macrozoobenthos obtained 5 phylum, i.e. Annelida, Arthropoda, Nemertea,
molluscs and Platyhelminthes which were divided into 26 genera. First station had
a value diversity index (H') of 2,25 with a high of 11 genera. Tryonia genera had
the highest value abundance of 14.430 ind/m2
that found at third station.
Keywords: Diversity, Abundance, Macrozoobenthos, Naborsahan.
1. Pendahuluan
Sungai Naborsahan berada di
Kecamata Ajibata, Kabupaten Toba
Samosir, Sumatera Utara. Sungai ini
memiliki debit sedang yaitu ± 2 m3
/s
(Lukman, 2010). Bagian tengah dari
sungai ini memiliki substrat dasar
pasir sehingga organisme yang
mampu beradaptasi pada kondisi
substrat pasir adalah organisme
infauna makro (berukuran 1-10 cm)
yang mampu menggali liang di
dalam pasir. Jenis substrat dan jenis
partikel merupakan faktor
lingkungan yang berpengaruh
terhadap distribusi hewan
makrozoobentos karena masing-
masing jenis makrozoobentos
mempunyai cara hidup yang berbeda
yang disesuaikan dengan jenis
substrat dasar habitatnya (Riniatsih
dan Edi, 2009).
Faktor yang mempengaruhi
keberadaan makrozoobenthos adalah
faktor fisika kimia lingkungan
perairan, diantaranya penetrasi
cahaya yang berpengaruh terhadap
suhu air, kandungan unsur kimia
seperti kandungan ion hidrogen (pH),
oksigen terlarut (DO), dan kebutuhan
oksigen biologi (BOD). Kelimpahan
makrozoobentos bergantung pada
toleransi atau sensitifitasnya terhadap
perubahan lingkungan. Setiap
komunitas memberikan respon
terhadap perubahan kualitas habitat
dengan cara penyesuaian diri pada
struktur komunitas (Nugroho, 2006).
Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui
keanekaragaman dan kelimpahan
makrozoobentos di sungai
Naborsahan, Kabupaten Toba
Samosir, Sumatera Utara.
Manfaat dari penelitian ini
adalah memberikan informasi
keanekaragaman dan kelimpahan
makrozoobentos di sungai
Naborsahan, Kabupaten Toba
Samosir, Sumatera.
2. Metode dan Bahan
Penelitian ini dilaksanakan
pada bulan April-Juni 2013 di Sungai
Naborsahan, Kecamatan Ajibata,
Kabupaten Toba Samosir, Provinsi
Sumatera Utara.
Pengambilan sampel dilakukan
sebanyak 3 (tiga) stasiun,
pengambilan sampel dilakukan
ulangan sebanyak 3 kali. Metode
yang digunakan adalah Purposive
Random Sampling. Adapun tiga
stasiun penelitian dengan deskripsi
lokasi sebagai berikut:
1. Stasiun I (02o
39'06.89" LU dan
098o
56'11.59" BT) sebagai tempat
aktivitas masyarakat seperti
penangkapan ikan dan adanya
pemukiman penduduk di sekitar
sungai.
2. Stasiun II (02o
39'10.66" LU dan
098o
56'08.86" BT) stasiun ini
sebagai tempat aktivitas
masyarakat seperti mandi cuci
kakus (MCK) dan penangkapan
ikan.
3. Stasiun III (02o
39'19.22" LU dan
098o
56'03.44" BT) Stasiun ini
berada pada bagian hilir sungai
dan merupakan inlet bagi Danau
toba.
Identifikasi makrozoobentos
dilakukan di Laboratorium Terpadu
Fakultas Pertanian Universitas
Sumatera Utara dan di Laboratorium
Biologi Dasar Fakultas MIPA.
Analisis sampel parameter fisika
kimia dilakukan secara insitu dan
exsitu. Insitu yaitu suhu, arus,
kedalaman, kecerahan, pH, dan DO
dan secara exsitu yaitu BOD5,
kandungan C-organik dan kekeruhan
dilakukan di Pusat Penelitian
Sumberdaya Alam dan Lingkungan
(PUSLIT SDAL) Universitas
Sumatera Utara.
3. Hasil dan Pembahasan
Tabel 1. Parameter Fisika Kimia di Sungai Naborsahan
Parameter Stasiun
1 2 3
Suhu (o
C) 23 23 25
Arus (m/s) 0,44 0,23 0,43
Kedalaman (cm) 64 63 78
Kecerahan (cm) 50 46 72
Kekeruhan (NTU) 7,1 5,9 16,6
Kandungan C-Organik 2,36 2,72 2,38
Substrat (%)
pH 7,02 6,7 7,05
DO (mg/l) 6,9 7,2 10,9
BOD5 (mg/l) 2,2 4,1 8
Hasil penelitian pada Tabel 1
menunjukkan stasiun III memiliki
nilai suhu tertinggi yaitu 25 o
C.
Sedangkan kisaran suhu terendah
adalah stasiun I dan II yaitu 23 o
C,
suhu di setiap stasiun tidak memiliki
selisih terlalu jauh sehingga masih
sesuai dengan kisaran suhu yang
dibutuhkan makrozoobentos.
Menurut Lusianingsih (2011) kisaran
suhu yang optimal untuk
pertumbuhan bentos antara 20 o
C -
30 o
C.
Nilai pengukuran arus tidak
memiliki selisih yang jauh yaitu
0,44 m/s dan 0,43 m/s pada stasiun I
dan stasiun III. Sedangkan nilai arus
terendah yaitu 0,23 m/s pada stasiun
II. Stasiun I dan stasiun III dapat
dikategorikan memiliki arus cepat
dan stasiun II memiliki arus sedang.
Substrat pasir memudahkan
makrozoobentos untuk bergeser dan
bergerak ke tempat lain. Kawuri et al
(2012) melaporkan bahwa kecepatan
arus tersebut memengaruhi
penyebaran makrozoobentos.
Stasiun III merupakan stasiun
yang paling dalam karena berada
pada bagian muara sungai dan inlet
dari danau Toba dengan ketinggian
elevasi yang mencapai 905 m diatas
permukaan laut (dpl) (Purawinata,
2013) dengan kedalaman pada
stasiun ini sebesar 78 cm. Sedangkan
kedalaman stasiun II yaitu 63 cm.
Kedalaman pada stasiun I dan stasiun
II tidak memiliki selisih yang jauh
yaitu 64 cm. Hasil yang diperoleh
stasiun II lebih dangkal dari stasiun I,
hal ini dikarenakan topografi sungai
dimana stasiun II lebih rendah
daripada stasiun I.
Hasil pengukuran kecerahan
pada stasiun III yaitu 72 cm, hal ini
menunjukkan stasiun III termasuk
jernih karena hasil pengukuran
kedalaman dan kecerahan tidak
memiliki selisih yang jauh. Menurut
Effendi (2003) bahwa kecerahan air
tergantung pada kekeruhan. Jika nilai
kekeruhan sangat tinggi maka nilai
kecerahan akan sangat rendah.
Kekeruhan
Kekeruhan tertinggi berada
pada stasiun III dengan rata-rata nilai
berkisar 16,6 NTU. Sedimentasi
yang tinggi menyebabkan terjadinya
kekeruhan, kekeruhan pada sungai
dapat membatasi masuknya cahaya
matahari ke dalam air sehingga kadar
oksigen terlarut (DO) semakin
rendah. Menurut Rakhmanda (2011)
bahwa semakin tinggi sedimentasi
maka semakin berkurang kandungan
oksigen terlarut.
Kandungan C-organik
substrat tertinggi yaitu stasiun II
sebesar 2,72 % karena stasiun
tersebut merupakan daerah
pemukiman penduduk. Stasiun III
memiliki nilai kandungan C-organik
substrat sebesar 2,38 %, stasiun III
berada pada muara sungai tetapi
kandungan organiknya lebih rendah
dari stasiun II dikarenakan
terdapatnya tanaman eceng gondok
pada stasiun III. Hal ini sesuai
dengan Junaidi et al (2010) bahwa
stasiun yang banyak terdapat eceng
gondok, terjadi penyerapan bahan
organik sehingga kadar bahan C-
Organik menjadi rendah.
Hasil pengukuran pH
diperoleh nilai pH berkisar 6-7.
Berdasarkan hasil pengukuran
tersebut nilai pH di sungai
Naborsahan pada stasiun I-III masih
sesuai dengan habitat
makrozoobentos, menurut Effendi
(2003) sebagian besar biota akuatik
dapat berkembang baik dengan nilai
pH 7-8,5. Hal ini juga sesuai dengan
Junaidi et al (2010) melaporkan
bahwa nilai pH < 5 atau > 9 sangat
tidak sesuai bagi kehidupan
makrozoobentos.
Kandungan oksigen terlarut
(DO) tertinggi yaitu pada stasiun III
sebesar 10,9 mg/l. Sedangkan nilai
DO terendah yaitu 6,9 mg/l pada
stasiun I. Hasil yang diperoleh
menunjukkan DO masih sesuai bagi
habitat makrozoobentos. Menurut PP
No. 82 Tahun 2001 dengan nilai DO
3 mg/l m nilai batas minimum.
Effendi (2003) juga melaporkan
bahwa perairan sebaiknya memiliki
kadar DO tidak kurang dari 5 mg/l.
Nilai BOD5 tertinggi pada
stasiun III sebesar 8 mg/l. Sedangkan
stasiun I memiliki nilai BOD5
terendah sebesar 2,2 mg/l. Perbedaan
Nilai BOD5 disetiap stasiun
penelitian disebabkan jumlah bahan
organik yang terkandung berbeda.
Gambar 1. Indeks Keanekaragaman (H') Makrozoobentos
Gambar 1 menunjukkan nilai keanekaragaman (H') tertinggi yaitu 2,25
dengan 11 genus, dan stasiun II sebesar 2,23 dengan 15 genus. Sedangkan indeks
keanekaragaman (H') terendah yaitu stasiun III dengan nilai 1,58 dengan 21
genus.
Gambar 2. Kelimpahan Individu (KI) Makrozoobentos
Stasiun
1
2
3
645 ind/m2
28.822 ind/m2
2.949 ind/m2
0
0.5
1
1.5
2
2.5
1 2 3
IndeksKeanekaragaman(H')
Stasiun
2,25 2,23
1,58
Gambar 2 menunjukkan
stasiun III memiliki nilai kelimpahan
individu (KI) tertinggi yaitu 28.822
ind/m2
. Genus yang memiliki nilai
kelimpahan tertinggi pada stasiun ini
adalah Tryonia sebesar 14.429
ind/m2
. Sedangkan Stasiun I
memiliki nilai kelimpahan individu
terendah yaitu 645 ind/m2
, genus
yang memiliki nilai kelimpahan
individu tertinggi pada stasiun I
adalah Thiara sebesar 111 ind/m2
.
H' (Gambar 1) menunjukkan
stasiun I indeks keanekaragaman
tertinggi. Menurut Nugroho (2006)
jika nilai H’ lebih besar dari 1 dan
lebih kecil dari 3 maka dikategorikan
memilliki keanekaragaman sedang,
dapat diartikan stasiun I memiliki
keanekaragaman makrozoobentos
sedang. Nugroho (2006) melaporkan
bahwa perairan yang kualitasnya
baik memiliki keanekaragaman jenis
yang tinggi. Sedangkan indeks
keanekaragaman (H') terendah yaitu
stasiun III maka dikategorikan
memiliki keanekaragaman rendah.
Menurut Ruswahyuni (2010) bahwa
indeks keanekaragaman dipengaruhi
oleh jumlah genus dan jumlah
individu disetiap genus
makrozoobentos.
Gambar 2 menunjukkan
stasiun III memiliki nilai kelimpahan
individu (KI) dengan genus yang
memiliki nilai kelimpahan tertinggi
pada stasiun ini adalah Tryonia.
Tryonia termasuk dalam kelas
Gastropoda, Handayani et al (2001)
melaporkan bahwa Gastropoda
merupakan organisme yang
mempunyai kisaran penyebaran yang
luas di substrat berbatu, berpasir,
maupun berlumpur, tetapi organisme
ini cenderung menyukai substrat
berpasir dengan kecepatan arusnya
lambat dan mempunyai substrat
dasar pasir dan sedikit berlumpur.
Menurut Suin (2002) bahwa faktor
lingkungan sangat menentukan
penyebaran dan kepadatan populasi
suatu organisme, apabila kepadatan
suatu genus di suatu daerah sangat
berlimpah, maka menunjukkan
abiotik di stasiun itu sangat
mendukung kehidupan genus
tersebut.
Prostoma tidak terdapat pada
stasiun lainnya hanya terdapat di
stasiun III. Stasiun III yang berada
pada bagian hilir sungai yang banyak
mendapat pengaruh limbah seperti
limbah domestik dari hulu sungai
dengan nilai kekeruhan cukup tinggi
yaitu 16,6 NTU. Prostoma terdapat
pada perairan yang memiliki suhu
tertinggi dari ketiga stasiun yaitu 25
o
C. Pennak (1953) melaporkan pada
kondisi lingkungan yang kurang
baik, seperti oksigen yang tidak
memadai dan suhu tinggi, prostoma
akan membentuk kista dan tetap
hidup di dalam kista tersebut selama
beberapa hari ataupun sampai
beberapa minggu dan muncul ketika
kondisi lingkungan memadai
sehingga penyebarannya terbatas.
Darmono (2008) melaporkan bahwa
keberadaan atau banyaknya populasi
dan distribusi dari suatu genus
organisme dalam suatu ekosistem
bergantung pada daya toleransi
spesies tersebut terhadap beberapa
faktor fisik ataupun kimiawi dalam
ekosistem tersebut.
4. Kesimpulan
Parameter fisika kimia sangat
mempengaruhi keanekaragaman dan
kelimpahan makrozoobentos pada
setiap stasiun. Jika terjadi perubahan
nilai ambang batas pada setiap
parameter maka sangat
mempengaruhi kehidupan
makrozoobentos.
Daftar Pustaka
Darmono. 2008. Lingkungan Hidup
Dan Pencemaran. Universitas
Indonesia Press, Bandung.
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas
Air Bagi Pengelolaan
Sumberdaya dan Lingkungan
Perairan.
Kanisius,Yogyakarta.
Handayani, S.T., B. Suharto dan
Marsoedi. 2001. Penentuan
Status Kualitas Perairan
Sungai Brantas Hulu dengan
Biomonitoring
Makrozoobentos: Tinjauan
dari Pencemaran Bahan
Organik. Biosain, 1 (1): 32.
Junaidi, E. Effendi, P. Joko. 2010.
Kelimpahan Populasi dan
Pola Distribusi Remis
(Corbicula sp) di Sungai
Borang Kabupaten
Banyuasin. Jurnal Penelitian
Sains, 13(3): 50-54.
Kawuri, L. Mustofa, N. Suryanti.
2012. Kondisi Perairan
Berdasarkan Bioindikator
Makrobentos di Sungai
Seketak Tembalang Kota
Semarang. Journal Of
Management Of Aquatic
Resources, 1 (1): 1-7.
Lukman, 2010. Faktor-Faktor
Pertimbangan dalam
Penetapan Tata Ruang
Perairan Danau: Studi Kasus
Danau Toba. Prosiding
Seminar Nasional Limnologi
V. Medan: Universitas.
Lusianingsih, N. 2011.
Keanekaragaman
Makrozoobentos di Sungai
Bah Bolon Kabupaten
Simalungun Sumatera Utara.
[Skripsi]. Medan: Fakultas
Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara.
Nugroho, A. 2006. Bioindikator
Kualitas Air. Universitas
Trisakti, Jakarta.
Pennak, R. 1953. Fresh Water
Invertebrates Of The United
States. The Ronald Press
Company, New York.
Purawinata, G. 2013. Analisa Clean
Development Mechanism
Sebagai Bagian Studi
Kelayakan Pembangkit
Listrik Tenaga Air Asahan IV
Sumatera Utara. Jurnal
Teknik Elektro dan
Informatika, 2(1): 1-5.
Rakhmanda, A. 2011. Estimasi
Populasi Gastropoda di
Sungai Tambak Bayan
Yogyakarta. Jurnal Ekologi
Perairan, 1: 1-7.
Riniatsih, I. Edi, W, K. 2009.
Substrat Dasar dan Parameter
Oseanografi Sebagai Penentu
Keberadaan Gastropoda dan
Bivalvia di Pantai Sluke
Kabupaten Rembang. Jurnal
Ilmu Kelautan, 14(1): 50-59.
Ruswahyuni. 2010. Populasi dan
Keanekaragaman Hewan
Makrobentos pada Perairan
Tertutup dan Terbuka di
Teluk Awur, Jepara. Jurnal
Ilmiah Perikanan dan
Kelautan, 2(1): 11-20.
Suin, N. 2002. Metoda Ekologi. Universita Andalas, Padang.

More Related Content

What's hot

studi makrobentos
studi makrobentosstudi makrobentos
studi makrobentos
PT. SASA
 
Laporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairanLaporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairan
PT. SASA
 
Tumbuhan sebagai bioindikator pencemaran lingkungan
Tumbuhan sebagai bioindikator pencemaran lingkunganTumbuhan sebagai bioindikator pencemaran lingkungan
Tumbuhan sebagai bioindikator pencemaran lingkungan
Ari Sugiarto
 
Alga bioindikator
Alga bioindikatorAlga bioindikator
Alga bioindikator
Laily Mastika
 
Kadar COD
Kadar CODKadar COD
INDIKATOR KUALITAS AIR SUNGAI DENGAN MENGGUNAKAN MAKRO INVERTEBRATA DI SUNGAI...
INDIKATOR KUALITAS AIR SUNGAI DENGAN MENGGUNAKAN MAKRO INVERTEBRATA DI SUNGAI...INDIKATOR KUALITAS AIR SUNGAI DENGAN MENGGUNAKAN MAKRO INVERTEBRATA DI SUNGAI...
INDIKATOR KUALITAS AIR SUNGAI DENGAN MENGGUNAKAN MAKRO INVERTEBRATA DI SUNGAI...
Asramid Yasin
 
Evaluasi sebaran logam hg, cd, cr dan co dalam cuplikan air, sedimen dan ence...
Evaluasi sebaran logam hg, cd, cr dan co dalam cuplikan air, sedimen dan ence...Evaluasi sebaran logam hg, cd, cr dan co dalam cuplikan air, sedimen dan ence...
Evaluasi sebaran logam hg, cd, cr dan co dalam cuplikan air, sedimen dan ence...
Da'imatus Sholichah
 
Percobaan v analisa COD air
Percobaan v analisa COD airPercobaan v analisa COD air
Percobaan v analisa COD air
Rini Wulandari
 
PPT bioindikator
PPT bioindikatorPPT bioindikator
PPT bioindikator
Masriahmasriah
 
Cara uji timbal (pb) dengan spektrofotometer serapan atom (ssa) nyala
Cara uji timbal (pb) dengan spektrofotometer serapan atom (ssa) nyalaCara uji timbal (pb) dengan spektrofotometer serapan atom (ssa) nyala
Cara uji timbal (pb) dengan spektrofotometer serapan atom (ssa) nyala
UIN Alauddin Makassar
 
30 lean wijaya dkk 234-240_rev
30 lean wijaya dkk 234-240_rev30 lean wijaya dkk 234-240_rev
30 lean wijaya dkk 234-240_revFarid Yagami
 
Penentuan do, cod dan bod
Penentuan do, cod dan bodPenentuan do, cod dan bod
Penentuan do, cod dan bod
UIN Alauddin Makassar
 
Jurnal uji fisik air
Jurnal uji fisik airJurnal uji fisik air
Jurnal uji fisik airAnnita Savitri
 
BIO-ECOLOGI KERANG LAMIS (Meretrix meretrix) DI PERAIRAN MARUNDA
BIO-ECOLOGI KERANG LAMIS (Meretrix meretrix) DI PERAIRAN MARUNDABIO-ECOLOGI KERANG LAMIS (Meretrix meretrix) DI PERAIRAN MARUNDA
BIO-ECOLOGI KERANG LAMIS (Meretrix meretrix) DI PERAIRAN MARUNDA
Repository Ipb
 
Cara uji kadmium (cd) secara asam dengan spektrofotometer serapan atom
Cara uji kadmium (cd) secara asam dengan spektrofotometer serapan atomCara uji kadmium (cd) secara asam dengan spektrofotometer serapan atom
Cara uji kadmium (cd) secara asam dengan spektrofotometer serapan atom
UIN Alauddin Makassar
 
Ekosistem sungai 1
Ekosistem sungai 1Ekosistem sungai 1
Ekosistem sungai 1
PT. SASA
 
Praktikum ekosistem perairan mengalir di sungai pasauran banten
Praktikum ekosistem perairan mengalir di sungai pasauran bantenPraktikum ekosistem perairan mengalir di sungai pasauran banten
Praktikum ekosistem perairan mengalir di sungai pasauran banten
PT. SASA
 
Ekosistem sungai
Ekosistem sungaiEkosistem sungai
Ekosistem sungai
PT. SASA
 
Distribusi kapal sensor viirs kaitannya dengan nilai klorofil a
Distribusi kapal sensor viirs kaitannya dengan nilai klorofil aDistribusi kapal sensor viirs kaitannya dengan nilai klorofil a
Distribusi kapal sensor viirs kaitannya dengan nilai klorofil a
Nabilla Dhani
 

What's hot (20)

studi makrobentos
studi makrobentosstudi makrobentos
studi makrobentos
 
Laporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairanLaporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairan
 
Tumbuhan sebagai bioindikator pencemaran lingkungan
Tumbuhan sebagai bioindikator pencemaran lingkunganTumbuhan sebagai bioindikator pencemaran lingkungan
Tumbuhan sebagai bioindikator pencemaran lingkungan
 
Alga bioindikator
Alga bioindikatorAlga bioindikator
Alga bioindikator
 
Kadar COD
Kadar CODKadar COD
Kadar COD
 
INDIKATOR KUALITAS AIR SUNGAI DENGAN MENGGUNAKAN MAKRO INVERTEBRATA DI SUNGAI...
INDIKATOR KUALITAS AIR SUNGAI DENGAN MENGGUNAKAN MAKRO INVERTEBRATA DI SUNGAI...INDIKATOR KUALITAS AIR SUNGAI DENGAN MENGGUNAKAN MAKRO INVERTEBRATA DI SUNGAI...
INDIKATOR KUALITAS AIR SUNGAI DENGAN MENGGUNAKAN MAKRO INVERTEBRATA DI SUNGAI...
 
Evaluasi sebaran logam hg, cd, cr dan co dalam cuplikan air, sedimen dan ence...
Evaluasi sebaran logam hg, cd, cr dan co dalam cuplikan air, sedimen dan ence...Evaluasi sebaran logam hg, cd, cr dan co dalam cuplikan air, sedimen dan ence...
Evaluasi sebaran logam hg, cd, cr dan co dalam cuplikan air, sedimen dan ence...
 
Percobaan v analisa COD air
Percobaan v analisa COD airPercobaan v analisa COD air
Percobaan v analisa COD air
 
PPT bioindikator
PPT bioindikatorPPT bioindikator
PPT bioindikator
 
Cara uji timbal (pb) dengan spektrofotometer serapan atom (ssa) nyala
Cara uji timbal (pb) dengan spektrofotometer serapan atom (ssa) nyalaCara uji timbal (pb) dengan spektrofotometer serapan atom (ssa) nyala
Cara uji timbal (pb) dengan spektrofotometer serapan atom (ssa) nyala
 
30 lean wijaya dkk 234-240_rev
30 lean wijaya dkk 234-240_rev30 lean wijaya dkk 234-240_rev
30 lean wijaya dkk 234-240_rev
 
Penentuan do, cod dan bod
Penentuan do, cod dan bodPenentuan do, cod dan bod
Penentuan do, cod dan bod
 
Jurnal uji fisik air
Jurnal uji fisik airJurnal uji fisik air
Jurnal uji fisik air
 
BIO-ECOLOGI KERANG LAMIS (Meretrix meretrix) DI PERAIRAN MARUNDA
BIO-ECOLOGI KERANG LAMIS (Meretrix meretrix) DI PERAIRAN MARUNDABIO-ECOLOGI KERANG LAMIS (Meretrix meretrix) DI PERAIRAN MARUNDA
BIO-ECOLOGI KERANG LAMIS (Meretrix meretrix) DI PERAIRAN MARUNDA
 
Cara uji kadmium (cd) secara asam dengan spektrofotometer serapan atom
Cara uji kadmium (cd) secara asam dengan spektrofotometer serapan atomCara uji kadmium (cd) secara asam dengan spektrofotometer serapan atom
Cara uji kadmium (cd) secara asam dengan spektrofotometer serapan atom
 
Ekosistem sungai 1
Ekosistem sungai 1Ekosistem sungai 1
Ekosistem sungai 1
 
Praktikum ekosistem perairan mengalir di sungai pasauran banten
Praktikum ekosistem perairan mengalir di sungai pasauran bantenPraktikum ekosistem perairan mengalir di sungai pasauran banten
Praktikum ekosistem perairan mengalir di sungai pasauran banten
 
Cod dan bod
Cod dan bodCod dan bod
Cod dan bod
 
Ekosistem sungai
Ekosistem sungaiEkosistem sungai
Ekosistem sungai
 
Distribusi kapal sensor viirs kaitannya dengan nilai klorofil a
Distribusi kapal sensor viirs kaitannya dengan nilai klorofil aDistribusi kapal sensor viirs kaitannya dengan nilai klorofil a
Distribusi kapal sensor viirs kaitannya dengan nilai klorofil a
 

Viewers also liked

Ppt biomon
Ppt biomonPpt biomon
Ppt biomon
Indaru Meinika Adnin
 
Zoologi Invertebrata Philum Nemathelmintes
Zoologi Invertebrata Philum NemathelmintesZoologi Invertebrata Philum Nemathelmintes
Zoologi Invertebrata Philum Nemathelmintes
Yuni Ariyanti Part II
 
coral reef ecosystem (1554655)
coral reef ecosystem (1554655)coral reef ecosystem (1554655)
coral reef ecosystem (1554655)
Raja rajan
 
Presentasi ekoper gastro n macro
Presentasi ekoper gastro n macroPresentasi ekoper gastro n macro
Presentasi ekoper gastro n macro
PT. SASA
 
State of the Negros Occidental Coastal Environment
State of the Negros Occidental Coastal Environment State of the Negros Occidental Coastal Environment
State of the Negros Occidental Coastal Environment
Maria Elena San Jose, MPA.
 
Zoologi Vertebrata
Zoologi VertebrataZoologi Vertebrata
Zoologi Vertebrata
yuliartiramli
 
Acara 3 platyhelminthes dan annelida
Acara 3 platyhelminthes dan annelidaAcara 3 platyhelminthes dan annelida
Acara 3 platyhelminthes dan annelida
PT. SASA
 
Mouse deer share harvest
Mouse deer share harvestMouse deer share harvest
Mouse deer share harvestPT. SASA
 
23 seperti biji kopi
23 seperti biji kopi23 seperti biji kopi
23 seperti biji kopiPT. SASA
 
Tingkat konsumsi ikan
Tingkat konsumsi ikanTingkat konsumsi ikan
Tingkat konsumsi ikan
PT. SASA
 
Uu 31 th 2004 tentang perikanan
Uu 31 th 2004 tentang perikananUu 31 th 2004 tentang perikanan
Uu 31 th 2004 tentang perikanan
PT. SASA
 
Laporan ekologi perairan acara estimasi populasi gastropoda
Laporan ekologi perairan acara estimasi populasi gastropodaLaporan ekologi perairan acara estimasi populasi gastropoda
Laporan ekologi perairan acara estimasi populasi gastropoda
PT. SASA
 
Allah pwrpoint
Allah pwrpointAllah pwrpoint
Allah pwrpointPT. SASA
 
Dua manusia super
Dua manusia superDua manusia super
Dua manusia superPT. SASA
 
Acara 6 makro arthropoda
Acara 6 makro arthropodaAcara 6 makro arthropoda
Acara 6 makro arthropoda
PT. SASA
 
Kuliah 5 crustacea-stomatopoda [compatibility mode]
Kuliah 5 crustacea-stomatopoda [compatibility mode]Kuliah 5 crustacea-stomatopoda [compatibility mode]
Kuliah 5 crustacea-stomatopoda [compatibility mode]
PT. SASA
 
Paper dasar menejemen
Paper dasar menejemenPaper dasar menejemen
Paper dasar menejemen
PT. SASA
 
Kel14 Controlling
Kel14 ControllingKel14 Controlling
Kel14 Controlling
PT. SASA
 
10 unsur 'bahagia tanpa syarat'
10 unsur 'bahagia tanpa syarat'10 unsur 'bahagia tanpa syarat'
10 unsur 'bahagia tanpa syarat'PT. SASA
 

Viewers also liked (20)

Ppt biomon
Ppt biomonPpt biomon
Ppt biomon
 
Zoologi Invertebrata Philum Nemathelmintes
Zoologi Invertebrata Philum NemathelmintesZoologi Invertebrata Philum Nemathelmintes
Zoologi Invertebrata Philum Nemathelmintes
 
coral reef ecosystem (1554655)
coral reef ecosystem (1554655)coral reef ecosystem (1554655)
coral reef ecosystem (1554655)
 
Presentasi ekoper gastro n macro
Presentasi ekoper gastro n macroPresentasi ekoper gastro n macro
Presentasi ekoper gastro n macro
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
State of the Negros Occidental Coastal Environment
State of the Negros Occidental Coastal Environment State of the Negros Occidental Coastal Environment
State of the Negros Occidental Coastal Environment
 
Zoologi Vertebrata
Zoologi VertebrataZoologi Vertebrata
Zoologi Vertebrata
 
Acara 3 platyhelminthes dan annelida
Acara 3 platyhelminthes dan annelidaAcara 3 platyhelminthes dan annelida
Acara 3 platyhelminthes dan annelida
 
Mouse deer share harvest
Mouse deer share harvestMouse deer share harvest
Mouse deer share harvest
 
23 seperti biji kopi
23 seperti biji kopi23 seperti biji kopi
23 seperti biji kopi
 
Tingkat konsumsi ikan
Tingkat konsumsi ikanTingkat konsumsi ikan
Tingkat konsumsi ikan
 
Uu 31 th 2004 tentang perikanan
Uu 31 th 2004 tentang perikananUu 31 th 2004 tentang perikanan
Uu 31 th 2004 tentang perikanan
 
Laporan ekologi perairan acara estimasi populasi gastropoda
Laporan ekologi perairan acara estimasi populasi gastropodaLaporan ekologi perairan acara estimasi populasi gastropoda
Laporan ekologi perairan acara estimasi populasi gastropoda
 
Allah pwrpoint
Allah pwrpointAllah pwrpoint
Allah pwrpoint
 
Dua manusia super
Dua manusia superDua manusia super
Dua manusia super
 
Acara 6 makro arthropoda
Acara 6 makro arthropodaAcara 6 makro arthropoda
Acara 6 makro arthropoda
 
Kuliah 5 crustacea-stomatopoda [compatibility mode]
Kuliah 5 crustacea-stomatopoda [compatibility mode]Kuliah 5 crustacea-stomatopoda [compatibility mode]
Kuliah 5 crustacea-stomatopoda [compatibility mode]
 
Paper dasar menejemen
Paper dasar menejemenPaper dasar menejemen
Paper dasar menejemen
 
Kel14 Controlling
Kel14 ControllingKel14 Controlling
Kel14 Controlling
 
10 unsur 'bahagia tanpa syarat'
10 unsur 'bahagia tanpa syarat'10 unsur 'bahagia tanpa syarat'
10 unsur 'bahagia tanpa syarat'
 

Similar to keanekaragaman dan kelimpahan makrobentos

Jurnal ekologi perairan
Jurnal ekologi perairanJurnal ekologi perairan
Jurnal ekologi perairan
PT. SASA
 
Bab iv hasil dan pembahasan
Bab iv hasil dan pembahasanBab iv hasil dan pembahasan
Bab iv hasil dan pembahasanDickdick Maulana
 
Analisis resiko kandungan merkuri (hg) pada lingkungan perairan
Analisis resiko kandungan merkuri (hg) pada lingkungan perairanAnalisis resiko kandungan merkuri (hg) pada lingkungan perairan
Analisis resiko kandungan merkuri (hg) pada lingkungan perairan
Tanty Puspa Sari
 
Sungai
SungaiSungai
Sungai
PT. SASA
 
Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri
AgataMelati
 
Rahma 42 50 analisis konsentrasi merkuri (hg) dan cadmium (cd) di muara sunga...
Rahma 42 50 analisis konsentrasi merkuri (hg) dan cadmium (cd) di muara sunga...Rahma 42 50 analisis konsentrasi merkuri (hg) dan cadmium (cd) di muara sunga...
Rahma 42 50 analisis konsentrasi merkuri (hg) dan cadmium (cd) di muara sunga...
A'an Samawa
 
Estimasi
EstimasiEstimasi
Estimasi
PT. SASA
 
Analisis Sungai Bengawan Solo.pptx
Analisis Sungai Bengawan Solo.pptxAnalisis Sungai Bengawan Solo.pptx
Analisis Sungai Bengawan Solo.pptx
VelyPurba
 
laporan praktikum Ekologi perairan di danau
laporan praktikum Ekologi perairan di danaulaporan praktikum Ekologi perairan di danau
laporan praktikum Ekologi perairan di danauHanna Silvia'mick
 
Ekosistem danau 1
Ekosistem danau 1Ekosistem danau 1
Ekosistem danau 1
PT. SASA
 
Dissolve Oxygen and pH
Dissolve Oxygen and pHDissolve Oxygen and pH
Dissolve Oxygen and pH
Agung Nugraha
 
Jurnal perairan
Jurnal perairanJurnal perairan
Jurnal perairan
Fandi Bahtiar
 
HUBUNGAN LOGAM BERAT Pb DAN Cd PADA AIR LAUT, PLANKTON DAN LARVA PELAGIS IKAN...
HUBUNGAN LOGAM BERAT Pb DAN Cd PADA AIR LAUT, PLANKTON DAN LARVA PELAGIS IKAN...HUBUNGAN LOGAM BERAT Pb DAN Cd PADA AIR LAUT, PLANKTON DAN LARVA PELAGIS IKAN...
HUBUNGAN LOGAM BERAT Pb DAN Cd PADA AIR LAUT, PLANKTON DAN LARVA PELAGIS IKAN...
Mustain Adinugroho
 
Tugas makalah mikrobiologi
Tugas makalah mikrobiologiTugas makalah mikrobiologi
Tugas makalah mikrobiologi
Nopriyadi-ELearning
 
PPT PROPOSAL BIOAKUMULASI LOGAM BERAT Pb DAN Cd PADA MANGROVE DI KAWASAN TELU...
PPT PROPOSAL BIOAKUMULASI LOGAM BERAT Pb DAN Cd PADA MANGROVE DI KAWASAN TELU...PPT PROPOSAL BIOAKUMULASI LOGAM BERAT Pb DAN Cd PADA MANGROVE DI KAWASAN TELU...
PPT PROPOSAL BIOAKUMULASI LOGAM BERAT Pb DAN Cd PADA MANGROVE DI KAWASAN TELU...
EkaAndiani
 
Loporan amoniak
Loporan amoniakLoporan amoniak
Loporan amoniak
UIN Alauddin Makassar
 
Prin besok
Prin besokPrin besok
Prin besok
roniirama
 
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docxPERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
MuhammadSatarKusumaS
 
18-Article Text-121-1-10-20210202.pdf
18-Article Text-121-1-10-20210202.pdf18-Article Text-121-1-10-20210202.pdf
18-Article Text-121-1-10-20210202.pdf
FriscaZofanoraPramah1
 

Similar to keanekaragaman dan kelimpahan makrobentos (20)

Jurnal ekologi perairan
Jurnal ekologi perairanJurnal ekologi perairan
Jurnal ekologi perairan
 
Bab iv hasil dan pembahasan
Bab iv hasil dan pembahasanBab iv hasil dan pembahasan
Bab iv hasil dan pembahasan
 
Analisis resiko kandungan merkuri (hg) pada lingkungan perairan
Analisis resiko kandungan merkuri (hg) pada lingkungan perairanAnalisis resiko kandungan merkuri (hg) pada lingkungan perairan
Analisis resiko kandungan merkuri (hg) pada lingkungan perairan
 
Sungai
SungaiSungai
Sungai
 
Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri
 
Rahma 42 50 analisis konsentrasi merkuri (hg) dan cadmium (cd) di muara sunga...
Rahma 42 50 analisis konsentrasi merkuri (hg) dan cadmium (cd) di muara sunga...Rahma 42 50 analisis konsentrasi merkuri (hg) dan cadmium (cd) di muara sunga...
Rahma 42 50 analisis konsentrasi merkuri (hg) dan cadmium (cd) di muara sunga...
 
Estimasi
EstimasiEstimasi
Estimasi
 
Analisis Sungai Bengawan Solo.pptx
Analisis Sungai Bengawan Solo.pptxAnalisis Sungai Bengawan Solo.pptx
Analisis Sungai Bengawan Solo.pptx
 
laporan praktikum Ekologi perairan di danau
laporan praktikum Ekologi perairan di danaulaporan praktikum Ekologi perairan di danau
laporan praktikum Ekologi perairan di danau
 
Ekosistem danau 1
Ekosistem danau 1Ekosistem danau 1
Ekosistem danau 1
 
Dissolve Oxygen and pH
Dissolve Oxygen and pHDissolve Oxygen and pH
Dissolve Oxygen and pH
 
Jurnal perairan
Jurnal perairanJurnal perairan
Jurnal perairan
 
HUBUNGAN LOGAM BERAT Pb DAN Cd PADA AIR LAUT, PLANKTON DAN LARVA PELAGIS IKAN...
HUBUNGAN LOGAM BERAT Pb DAN Cd PADA AIR LAUT, PLANKTON DAN LARVA PELAGIS IKAN...HUBUNGAN LOGAM BERAT Pb DAN Cd PADA AIR LAUT, PLANKTON DAN LARVA PELAGIS IKAN...
HUBUNGAN LOGAM BERAT Pb DAN Cd PADA AIR LAUT, PLANKTON DAN LARVA PELAGIS IKAN...
 
Litoral
LitoralLitoral
Litoral
 
Tugas makalah mikrobiologi
Tugas makalah mikrobiologiTugas makalah mikrobiologi
Tugas makalah mikrobiologi
 
PPT PROPOSAL BIOAKUMULASI LOGAM BERAT Pb DAN Cd PADA MANGROVE DI KAWASAN TELU...
PPT PROPOSAL BIOAKUMULASI LOGAM BERAT Pb DAN Cd PADA MANGROVE DI KAWASAN TELU...PPT PROPOSAL BIOAKUMULASI LOGAM BERAT Pb DAN Cd PADA MANGROVE DI KAWASAN TELU...
PPT PROPOSAL BIOAKUMULASI LOGAM BERAT Pb DAN Cd PADA MANGROVE DI KAWASAN TELU...
 
Loporan amoniak
Loporan amoniakLoporan amoniak
Loporan amoniak
 
Prin besok
Prin besokPrin besok
Prin besok
 
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docxPERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
 
18-Article Text-121-1-10-20210202.pdf
18-Article Text-121-1-10-20210202.pdf18-Article Text-121-1-10-20210202.pdf
18-Article Text-121-1-10-20210202.pdf
 

More from PT. SASA

Hasil pengamatan ekoper 3 word
Hasil pengamatan ekoper 3 wordHasil pengamatan ekoper 3 word
Hasil pengamatan ekoper 3 word
PT. SASA
 
Ekosistem sungai 2
Ekosistem sungai 2Ekosistem sungai 2
Ekosistem sungai 2
PT. SASA
 
Pendahuluan ekologi perairan
Pendahuluan ekologi perairanPendahuluan ekologi perairan
Pendahuluan ekologi perairan
PT. SASA
 
Laporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairanLaporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairan
PT. SASA
 
Laporan praktikum ekologi perairan kondisi fisikokimia ekosistem sungai
Laporan praktikum ekologi perairan kondisi fisikokimia ekosistem sungaiLaporan praktikum ekologi perairan kondisi fisikokimia ekosistem sungai
Laporan praktikum ekologi perairan kondisi fisikokimia ekosistem sungai
PT. SASA
 
Penanganan ikan-segar
Penanganan ikan-segarPenanganan ikan-segar
Penanganan ikan-segar
PT. SASA
 
Makalah dpi penangkapan ikaan dengan jaring
Makalah dpi penangkapan ikaan dengan jaringMakalah dpi penangkapan ikaan dengan jaring
Makalah dpi penangkapan ikaan dengan jaring
PT. SASA
 
Pim1221 b 1 ruang lingkup penangkapan ikan
Pim1221 b 1 ruang lingkup penangkapan ikanPim1221 b 1 ruang lingkup penangkapan ikan
Pim1221 b 1 ruang lingkup penangkapan ikan
PT. SASA
 
Pim1221 13 penangkapan ikan ramah lingkungan
Pim1221 13 penangkapan ikan ramah lingkunganPim1221 13 penangkapan ikan ramah lingkungan
Pim1221 13 penangkapan ikan ramah lingkungan
PT. SASA
 
Pim1221 10 menangkap ikan dengan pancing rawe
Pim1221 10 menangkap ikan dengan pancing rawePim1221 10 menangkap ikan dengan pancing rawe
Pim1221 10 menangkap ikan dengan pancing rawe
PT. SASA
 
Pim1221 9 menangkap ikan dengan pancing joran
Pim1221 9 menangkap ikan dengan pancing joranPim1221 9 menangkap ikan dengan pancing joran
Pim1221 9 menangkap ikan dengan pancing joran
PT. SASA
 
Pim1221 8 menangkap ikan denganpukat kantong lingkar
Pim1221 8 menangkap ikan denganpukat kantong lingkarPim1221 8 menangkap ikan denganpukat kantong lingkar
Pim1221 8 menangkap ikan denganpukat kantong lingkar
PT. SASA
 
Pim1221 7 menangkap ikan dengan trawl
Pim1221 7 menangkap ikan dengan trawlPim1221 7 menangkap ikan dengan trawl
Pim1221 7 menangkap ikan dengan trawl
PT. SASA
 

More from PT. SASA (13)

Hasil pengamatan ekoper 3 word
Hasil pengamatan ekoper 3 wordHasil pengamatan ekoper 3 word
Hasil pengamatan ekoper 3 word
 
Ekosistem sungai 2
Ekosistem sungai 2Ekosistem sungai 2
Ekosistem sungai 2
 
Pendahuluan ekologi perairan
Pendahuluan ekologi perairanPendahuluan ekologi perairan
Pendahuluan ekologi perairan
 
Laporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairanLaporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairan
 
Laporan praktikum ekologi perairan kondisi fisikokimia ekosistem sungai
Laporan praktikum ekologi perairan kondisi fisikokimia ekosistem sungaiLaporan praktikum ekologi perairan kondisi fisikokimia ekosistem sungai
Laporan praktikum ekologi perairan kondisi fisikokimia ekosistem sungai
 
Penanganan ikan-segar
Penanganan ikan-segarPenanganan ikan-segar
Penanganan ikan-segar
 
Makalah dpi penangkapan ikaan dengan jaring
Makalah dpi penangkapan ikaan dengan jaringMakalah dpi penangkapan ikaan dengan jaring
Makalah dpi penangkapan ikaan dengan jaring
 
Pim1221 b 1 ruang lingkup penangkapan ikan
Pim1221 b 1 ruang lingkup penangkapan ikanPim1221 b 1 ruang lingkup penangkapan ikan
Pim1221 b 1 ruang lingkup penangkapan ikan
 
Pim1221 13 penangkapan ikan ramah lingkungan
Pim1221 13 penangkapan ikan ramah lingkunganPim1221 13 penangkapan ikan ramah lingkungan
Pim1221 13 penangkapan ikan ramah lingkungan
 
Pim1221 10 menangkap ikan dengan pancing rawe
Pim1221 10 menangkap ikan dengan pancing rawePim1221 10 menangkap ikan dengan pancing rawe
Pim1221 10 menangkap ikan dengan pancing rawe
 
Pim1221 9 menangkap ikan dengan pancing joran
Pim1221 9 menangkap ikan dengan pancing joranPim1221 9 menangkap ikan dengan pancing joran
Pim1221 9 menangkap ikan dengan pancing joran
 
Pim1221 8 menangkap ikan denganpukat kantong lingkar
Pim1221 8 menangkap ikan denganpukat kantong lingkarPim1221 8 menangkap ikan denganpukat kantong lingkar
Pim1221 8 menangkap ikan denganpukat kantong lingkar
 
Pim1221 7 menangkap ikan dengan trawl
Pim1221 7 menangkap ikan dengan trawlPim1221 7 menangkap ikan dengan trawl
Pim1221 7 menangkap ikan dengan trawl
 

Recently uploaded

Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
setiatinambunan
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
MuhammadBagusAprilia1
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
EkoPutuKromo
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
NurSriWidyastuti1
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
kinayaptr30
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
bobobodo693
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
Nur afiyah
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
 
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi KomunikasiKarakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
AdePutraTunggali
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Rima98947
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
irawan1978
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
jodikurniawan341
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
ssuser289c2f1
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Galang Adi Kuncoro
 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
adolfnuhujanan101
 

Recently uploaded (20)

Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi KomunikasiKarakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
 

keanekaragaman dan kelimpahan makrobentos

  • 1. Keanekaragaman dan Kelimpahan Makrozoobentos di Sungai Naborsahan Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara Diversity and Abundance of Macrozoobenthos in Naborsahan River of Toba Samosir Regency, North Sumatera Melinda Sari Lubis1 , Mohammad Basyuni2 , Ani Suryanti3 1. Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara 2. Staff Pengajar Program Studi Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara 3. Staff Pengajar Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara ABSTRACT This research described diversity and abundance of macrozoobenthos in Naborsahan River Toba Samosir Regency of North Sumatra. Macrozoobenthos sampling station consists of 3 stations using purposive random sampling method. Physical and chemical parameters were measured as temperature, currents, depth, brightness, turbidity, organic content on C-substrate, pH, DO, and BOD5. Macrozoobenthos obtained 5 phylum, i.e. Annelida, Arthropoda, Nemertea, molluscs and Platyhelminthes which were divided into 26 genera. First station had a value diversity index (H') of 2,25 with a high of 11 genera. Tryonia genera had the highest value abundance of 14.430 ind/m2 that found at third station. Keywords: Diversity, Abundance, Macrozoobenthos, Naborsahan. 1. Pendahuluan Sungai Naborsahan berada di Kecamata Ajibata, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara. Sungai ini memiliki debit sedang yaitu ± 2 m3 /s (Lukman, 2010). Bagian tengah dari sungai ini memiliki substrat dasar pasir sehingga organisme yang mampu beradaptasi pada kondisi substrat pasir adalah organisme infauna makro (berukuran 1-10 cm) yang mampu menggali liang di dalam pasir. Jenis substrat dan jenis partikel merupakan faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap distribusi hewan makrozoobentos karena masing- masing jenis makrozoobentos mempunyai cara hidup yang berbeda yang disesuaikan dengan jenis substrat dasar habitatnya (Riniatsih dan Edi, 2009). Faktor yang mempengaruhi keberadaan makrozoobenthos adalah faktor fisika kimia lingkungan perairan, diantaranya penetrasi cahaya yang berpengaruh terhadap suhu air, kandungan unsur kimia seperti kandungan ion hidrogen (pH), oksigen terlarut (DO), dan kebutuhan oksigen biologi (BOD). Kelimpahan makrozoobentos bergantung pada toleransi atau sensitifitasnya terhadap perubahan lingkungan. Setiap komunitas memberikan respon
  • 2. terhadap perubahan kualitas habitat dengan cara penyesuaian diri pada struktur komunitas (Nugroho, 2006). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman dan kelimpahan makrozoobentos di sungai Naborsahan, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara. Manfaat dari penelitian ini adalah memberikan informasi keanekaragaman dan kelimpahan makrozoobentos di sungai Naborsahan, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera. 2. Metode dan Bahan Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Juni 2013 di Sungai Naborsahan, Kecamatan Ajibata, Kabupaten Toba Samosir, Provinsi Sumatera Utara. Pengambilan sampel dilakukan sebanyak 3 (tiga) stasiun, pengambilan sampel dilakukan ulangan sebanyak 3 kali. Metode yang digunakan adalah Purposive Random Sampling. Adapun tiga stasiun penelitian dengan deskripsi lokasi sebagai berikut: 1. Stasiun I (02o 39'06.89" LU dan 098o 56'11.59" BT) sebagai tempat aktivitas masyarakat seperti penangkapan ikan dan adanya pemukiman penduduk di sekitar sungai. 2. Stasiun II (02o 39'10.66" LU dan 098o 56'08.86" BT) stasiun ini sebagai tempat aktivitas masyarakat seperti mandi cuci kakus (MCK) dan penangkapan ikan. 3. Stasiun III (02o 39'19.22" LU dan 098o 56'03.44" BT) Stasiun ini berada pada bagian hilir sungai dan merupakan inlet bagi Danau toba. Identifikasi makrozoobentos dilakukan di Laboratorium Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara dan di Laboratorium Biologi Dasar Fakultas MIPA. Analisis sampel parameter fisika kimia dilakukan secara insitu dan exsitu. Insitu yaitu suhu, arus, kedalaman, kecerahan, pH, dan DO dan secara exsitu yaitu BOD5, kandungan C-organik dan kekeruhan dilakukan di Pusat Penelitian Sumberdaya Alam dan Lingkungan (PUSLIT SDAL) Universitas Sumatera Utara. 3. Hasil dan Pembahasan Tabel 1. Parameter Fisika Kimia di Sungai Naborsahan Parameter Stasiun 1 2 3 Suhu (o C) 23 23 25 Arus (m/s) 0,44 0,23 0,43 Kedalaman (cm) 64 63 78 Kecerahan (cm) 50 46 72 Kekeruhan (NTU) 7,1 5,9 16,6 Kandungan C-Organik 2,36 2,72 2,38 Substrat (%) pH 7,02 6,7 7,05 DO (mg/l) 6,9 7,2 10,9 BOD5 (mg/l) 2,2 4,1 8
  • 3. Hasil penelitian pada Tabel 1 menunjukkan stasiun III memiliki nilai suhu tertinggi yaitu 25 o C. Sedangkan kisaran suhu terendah adalah stasiun I dan II yaitu 23 o C, suhu di setiap stasiun tidak memiliki selisih terlalu jauh sehingga masih sesuai dengan kisaran suhu yang dibutuhkan makrozoobentos. Menurut Lusianingsih (2011) kisaran suhu yang optimal untuk pertumbuhan bentos antara 20 o C - 30 o C. Nilai pengukuran arus tidak memiliki selisih yang jauh yaitu 0,44 m/s dan 0,43 m/s pada stasiun I dan stasiun III. Sedangkan nilai arus terendah yaitu 0,23 m/s pada stasiun II. Stasiun I dan stasiun III dapat dikategorikan memiliki arus cepat dan stasiun II memiliki arus sedang. Substrat pasir memudahkan makrozoobentos untuk bergeser dan bergerak ke tempat lain. Kawuri et al (2012) melaporkan bahwa kecepatan arus tersebut memengaruhi penyebaran makrozoobentos. Stasiun III merupakan stasiun yang paling dalam karena berada pada bagian muara sungai dan inlet dari danau Toba dengan ketinggian elevasi yang mencapai 905 m diatas permukaan laut (dpl) (Purawinata, 2013) dengan kedalaman pada stasiun ini sebesar 78 cm. Sedangkan kedalaman stasiun II yaitu 63 cm. Kedalaman pada stasiun I dan stasiun II tidak memiliki selisih yang jauh yaitu 64 cm. Hasil yang diperoleh stasiun II lebih dangkal dari stasiun I, hal ini dikarenakan topografi sungai dimana stasiun II lebih rendah daripada stasiun I. Hasil pengukuran kecerahan pada stasiun III yaitu 72 cm, hal ini menunjukkan stasiun III termasuk jernih karena hasil pengukuran kedalaman dan kecerahan tidak memiliki selisih yang jauh. Menurut Effendi (2003) bahwa kecerahan air tergantung pada kekeruhan. Jika nilai kekeruhan sangat tinggi maka nilai kecerahan akan sangat rendah. Kekeruhan Kekeruhan tertinggi berada pada stasiun III dengan rata-rata nilai berkisar 16,6 NTU. Sedimentasi yang tinggi menyebabkan terjadinya kekeruhan, kekeruhan pada sungai dapat membatasi masuknya cahaya matahari ke dalam air sehingga kadar oksigen terlarut (DO) semakin rendah. Menurut Rakhmanda (2011) bahwa semakin tinggi sedimentasi maka semakin berkurang kandungan oksigen terlarut. Kandungan C-organik substrat tertinggi yaitu stasiun II sebesar 2,72 % karena stasiun tersebut merupakan daerah pemukiman penduduk. Stasiun III memiliki nilai kandungan C-organik substrat sebesar 2,38 %, stasiun III berada pada muara sungai tetapi kandungan organiknya lebih rendah dari stasiun II dikarenakan terdapatnya tanaman eceng gondok pada stasiun III. Hal ini sesuai dengan Junaidi et al (2010) bahwa stasiun yang banyak terdapat eceng gondok, terjadi penyerapan bahan organik sehingga kadar bahan C- Organik menjadi rendah. Hasil pengukuran pH diperoleh nilai pH berkisar 6-7. Berdasarkan hasil pengukuran tersebut nilai pH di sungai Naborsahan pada stasiun I-III masih sesuai dengan habitat makrozoobentos, menurut Effendi (2003) sebagian besar biota akuatik dapat berkembang baik dengan nilai pH 7-8,5. Hal ini juga sesuai dengan Junaidi et al (2010) melaporkan bahwa nilai pH < 5 atau > 9 sangat
  • 4. tidak sesuai bagi kehidupan makrozoobentos. Kandungan oksigen terlarut (DO) tertinggi yaitu pada stasiun III sebesar 10,9 mg/l. Sedangkan nilai DO terendah yaitu 6,9 mg/l pada stasiun I. Hasil yang diperoleh menunjukkan DO masih sesuai bagi habitat makrozoobentos. Menurut PP No. 82 Tahun 2001 dengan nilai DO 3 mg/l m nilai batas minimum. Effendi (2003) juga melaporkan bahwa perairan sebaiknya memiliki kadar DO tidak kurang dari 5 mg/l. Nilai BOD5 tertinggi pada stasiun III sebesar 8 mg/l. Sedangkan stasiun I memiliki nilai BOD5 terendah sebesar 2,2 mg/l. Perbedaan Nilai BOD5 disetiap stasiun penelitian disebabkan jumlah bahan organik yang terkandung berbeda. Gambar 1. Indeks Keanekaragaman (H') Makrozoobentos Gambar 1 menunjukkan nilai keanekaragaman (H') tertinggi yaitu 2,25 dengan 11 genus, dan stasiun II sebesar 2,23 dengan 15 genus. Sedangkan indeks keanekaragaman (H') terendah yaitu stasiun III dengan nilai 1,58 dengan 21 genus. Gambar 2. Kelimpahan Individu (KI) Makrozoobentos Stasiun 1 2 3 645 ind/m2 28.822 ind/m2 2.949 ind/m2 0 0.5 1 1.5 2 2.5 1 2 3 IndeksKeanekaragaman(H') Stasiun 2,25 2,23 1,58
  • 5. Gambar 2 menunjukkan stasiun III memiliki nilai kelimpahan individu (KI) tertinggi yaitu 28.822 ind/m2 . Genus yang memiliki nilai kelimpahan tertinggi pada stasiun ini adalah Tryonia sebesar 14.429 ind/m2 . Sedangkan Stasiun I memiliki nilai kelimpahan individu terendah yaitu 645 ind/m2 , genus yang memiliki nilai kelimpahan individu tertinggi pada stasiun I adalah Thiara sebesar 111 ind/m2 . H' (Gambar 1) menunjukkan stasiun I indeks keanekaragaman tertinggi. Menurut Nugroho (2006) jika nilai H’ lebih besar dari 1 dan lebih kecil dari 3 maka dikategorikan memilliki keanekaragaman sedang, dapat diartikan stasiun I memiliki keanekaragaman makrozoobentos sedang. Nugroho (2006) melaporkan bahwa perairan yang kualitasnya baik memiliki keanekaragaman jenis yang tinggi. Sedangkan indeks keanekaragaman (H') terendah yaitu stasiun III maka dikategorikan memiliki keanekaragaman rendah. Menurut Ruswahyuni (2010) bahwa indeks keanekaragaman dipengaruhi oleh jumlah genus dan jumlah individu disetiap genus makrozoobentos. Gambar 2 menunjukkan stasiun III memiliki nilai kelimpahan individu (KI) dengan genus yang memiliki nilai kelimpahan tertinggi pada stasiun ini adalah Tryonia. Tryonia termasuk dalam kelas Gastropoda, Handayani et al (2001) melaporkan bahwa Gastropoda merupakan organisme yang mempunyai kisaran penyebaran yang luas di substrat berbatu, berpasir, maupun berlumpur, tetapi organisme ini cenderung menyukai substrat berpasir dengan kecepatan arusnya lambat dan mempunyai substrat dasar pasir dan sedikit berlumpur. Menurut Suin (2002) bahwa faktor lingkungan sangat menentukan penyebaran dan kepadatan populasi suatu organisme, apabila kepadatan suatu genus di suatu daerah sangat berlimpah, maka menunjukkan abiotik di stasiun itu sangat mendukung kehidupan genus tersebut. Prostoma tidak terdapat pada stasiun lainnya hanya terdapat di stasiun III. Stasiun III yang berada pada bagian hilir sungai yang banyak mendapat pengaruh limbah seperti limbah domestik dari hulu sungai dengan nilai kekeruhan cukup tinggi yaitu 16,6 NTU. Prostoma terdapat pada perairan yang memiliki suhu tertinggi dari ketiga stasiun yaitu 25 o C. Pennak (1953) melaporkan pada kondisi lingkungan yang kurang baik, seperti oksigen yang tidak memadai dan suhu tinggi, prostoma akan membentuk kista dan tetap hidup di dalam kista tersebut selama beberapa hari ataupun sampai beberapa minggu dan muncul ketika kondisi lingkungan memadai sehingga penyebarannya terbatas. Darmono (2008) melaporkan bahwa keberadaan atau banyaknya populasi dan distribusi dari suatu genus organisme dalam suatu ekosistem bergantung pada daya toleransi spesies tersebut terhadap beberapa faktor fisik ataupun kimiawi dalam ekosistem tersebut. 4. Kesimpulan Parameter fisika kimia sangat mempengaruhi keanekaragaman dan kelimpahan makrozoobentos pada setiap stasiun. Jika terjadi perubahan nilai ambang batas pada setiap parameter maka sangat mempengaruhi kehidupan makrozoobentos.
  • 6. Daftar Pustaka Darmono. 2008. Lingkungan Hidup Dan Pencemaran. Universitas Indonesia Press, Bandung. Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan Perairan. Kanisius,Yogyakarta. Handayani, S.T., B. Suharto dan Marsoedi. 2001. Penentuan Status Kualitas Perairan Sungai Brantas Hulu dengan Biomonitoring Makrozoobentos: Tinjauan dari Pencemaran Bahan Organik. Biosain, 1 (1): 32. Junaidi, E. Effendi, P. Joko. 2010. Kelimpahan Populasi dan Pola Distribusi Remis (Corbicula sp) di Sungai Borang Kabupaten Banyuasin. Jurnal Penelitian Sains, 13(3): 50-54. Kawuri, L. Mustofa, N. Suryanti. 2012. Kondisi Perairan Berdasarkan Bioindikator Makrobentos di Sungai Seketak Tembalang Kota Semarang. Journal Of Management Of Aquatic Resources, 1 (1): 1-7. Lukman, 2010. Faktor-Faktor Pertimbangan dalam Penetapan Tata Ruang Perairan Danau: Studi Kasus Danau Toba. Prosiding Seminar Nasional Limnologi V. Medan: Universitas. Lusianingsih, N. 2011. Keanekaragaman Makrozoobentos di Sungai Bah Bolon Kabupaten Simalungun Sumatera Utara. [Skripsi]. Medan: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. Nugroho, A. 2006. Bioindikator Kualitas Air. Universitas Trisakti, Jakarta. Pennak, R. 1953. Fresh Water Invertebrates Of The United States. The Ronald Press Company, New York. Purawinata, G. 2013. Analisa Clean Development Mechanism Sebagai Bagian Studi Kelayakan Pembangkit Listrik Tenaga Air Asahan IV Sumatera Utara. Jurnal Teknik Elektro dan Informatika, 2(1): 1-5. Rakhmanda, A. 2011. Estimasi Populasi Gastropoda di Sungai Tambak Bayan Yogyakarta. Jurnal Ekologi Perairan, 1: 1-7. Riniatsih, I. Edi, W, K. 2009. Substrat Dasar dan Parameter Oseanografi Sebagai Penentu Keberadaan Gastropoda dan Bivalvia di Pantai Sluke Kabupaten Rembang. Jurnal Ilmu Kelautan, 14(1): 50-59. Ruswahyuni. 2010. Populasi dan Keanekaragaman Hewan Makrobentos pada Perairan Tertutup dan Terbuka di Teluk Awur, Jepara. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan, 2(1): 11-20.
  • 7. Suin, N. 2002. Metoda Ekologi. Universita Andalas, Padang.