Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Estimasi populasi gastropoda dan makrobentos di Sungai Tambakbayan menggunakan metode tanpa plot. Terdapat korelasi antara parameter lingkungan seperti kadar O2, CO2, dan nutrien dengan kerapatan populasi gastropoda dan keanekaragaman makrobentos. Kualitas air Sungai Tambakbayan tergolong baik berdasarkan hasil estimasi.
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Β
Estimasi
1. ESTIMASI POPULASI GASTROPODA DAN MAKROBENTOS
Saiful Nur S
14/369737/PN/13959
Manajemen Sumberdaya Perikanan
INTISARI
Makrobentos dan Gastropoda yang hidup di dasar perairan memiliki peran penting bagi
ekosistem air tawar, khusunya air sungai. Oleh karena itu, Hal ini bisa dimanfaatkan untuk
membuktikan tingkat pencemaran perairan sungai dan mengamati parameter fisika, kimia, dan
biologi. Kehidupan gastropoda menjelaskan tentang tingkat pencemaran dan juga mengamati
parameter parameter fisika, kimia, dan biologi. Tujuan praktikum adalah untuk mempelajari
penerapan metode tanpa plot (plotless) untuk mengestimasi populasi gastropoda dan mempelajari
korelasi antara beberapa tolokukur lingkungan dengan populasi makrobentos (gastropoda).
Praktikum diadakan pada hari kamis, 12 Maret 2015 pukul 13.30 di Sungai Tambakbayan,
Sleman, DIY dan Laboraturium Ekologi Perairan, Jurusan Perikanan, Fakultas Pertanian
Universitas GadjahMada. Parameter yang diteliti dalam percobaan kali ini berupa parameter
biologis ( densitas dan diversitas biota peairan), fisika (suhu udara, suhu air, kecepatan arus, dan
debit) dan kimia (CO2, DO, pH air, Alkalinitas dan kandungan bahan organik). Dapat
disimpulkan bahwa dapat diterapkan metode tanpa plot untuk estimasi dan juga diversitas
makrobentos yang cukup tinggi di sungai tambakbayan berarti kualitas air sungai tambakbayan
tergolong kualitas perairan yang bersih dan bagus.
Kata kunci: Estimasi, Gastropoda, Makrobentos, Parameter, Sungai
PENDAHULUAN
Gastropoda merupakan hewan invertebrata dan termasuk dalam filum mollusca.
Gastropoda berasal dari bahasa Yunani yaitu βgasterβ yang berarti perut dan podos yang berarti
kaki. Jadi gastropoda berarti hewan yang melakukan aktivitas lokomosi (bergerak) dengan kaki
perutnya (Setyobudiandi,1997). Makrobetos adalah Organisme yang hidup di dasar perairan,
Makrobentos biasanya berupa gastropoda yang biasanya hidup di atas batu, kerikil atau lumpur
di dasar perairan dengan mengambil nutrient dari plankton atau dari sisa organisme yang
mengalir di perairan. Organisme ini biasa hidup di tepian perairan dikarenakan perairan tengah
2. arus terkadang cukup deras. Hal ini dikarenakan biasanya makrobentos hidup tidak seaktif
bangsa ikan-ikanan (Dahm, 1998).
Gastropoda air tawar adalah salah satu kelas dari phylum Mollusca yang meliputi
keluarga siput. Dilihat dari bentuk tubuh gastropoda simetri bilateral, diperkembangannya
hidupnya mengalami pembengkokan lingkaran. Kecepatan arus dan kemiringan mempengaruhi
tekanan dan meteri dalam air yang nantinya sebagai sumber makanan (Effendi,2003). Terdapat 2
siput air tawar yang dikenal berdasarkan pernapasannya yakni dengan insang atau dengan peru-
paru. Selain itu, gastropoda dalam menghancurkan makanan menggunakan lidah parut (Etik dkk,
2010).
Cangkang yang melindungi merupakan cangkang skeleton yang disebut body case,
sehingga aman lingkungan. Contoh gastropoda di antaranya yaitu bekicot (Archatina fulica),
siput air tawar (Lemnaea javanica) dll (Prawirohartono, 2004).
Faktor-faktor kondisi lingkungan yang mempengaruhi kehidupan gastropoda yaitu
jumlah makanan yang tersedia, kandungan oksigen terlarut, kuat arus, bentuk substrat, komposisi
ion perairan, dan nada tidaknya parasit atau predator (Natadisastra, 2009).
Tujuan praktikum adalah untuk mempelajari penerapan metode tanpa plot (plotless)
untuk mengestimasi populasi gastropoda dan Mempelajari korelasi antara beberapa tolokukur
lingkungan dengan populasi makrobentos (gastropoda).
METODE
Praktikum estimasi Gastropoda dan Makrobentos diadakan pada hari kamis, 12 Maret
2015 pukul 13.30 di Sungai Tambakbayan, Sleman, DIY dan Laboraturium Ekologi Perairan,
JurusanPerikanan, Fakultas Pertanian Universitas GadjahMada.
Alat dan bahan yang dibutuhkan antara lain :
Alat : Tongkat kecil (dari kayu atau bambu) , bola tenis meja, stopwatch atau arloji, roll-
meter, meteran lain atau penggaris, termometer, botol oksigen, erlenmeyer, gelas ukur,
3. pipet ukur atau buret, pipet tetes, mikroburet, saringan halus, saringan kasar, kertas
label dan pensil.
Bahan : Kertas pH atau pH meter, larutan MnSO4 , larutan reagen oksigen, larutan H2SO4
pekat, larutan 1/80 N NaS2O3, larutan 1/44 N NaOH, larutan 1/50 N H2SO4, larutan
1/50 HCl, larutan indikator amilum, larutan indikator phenolphphtalein (PP), larutan
indikator Methyl Orange (MO), larutan indikator Bromcresol Green/Methyl Red
(BCG/MR), larutan 0,01 N Kalium Permanganat, ^ N H2SO4, larutan 0,01 Asam
Oksalat, dan larutan 4% formalin.
Pada percobaan pertama, estimasi populasi Gastropoda. Diambil titik pengambilan cuplivan
secara acak dengan menancapkan sebatangg tongkat kecil kedasar perairan. Dicari Gastropoda
yang dekat dengan tongkat. Diukur dan dicatat jarak antara gastropoda dengan tongkat.
Selanjutnya dihitung kerapatan (densitas) gastropoda dengan menggunakan rumus :
D =
π·1
2
(πβ2)
π·1 =
(πβ 2)
π
π = β ππ
π
π=1 ππ = π (ππ)2
D1 = Estimasi kerapatan (densitas) gastropoda
S = Jumlah titik cuplikan yang diambil
X = Jarak terdekat gastropoda dengan titik yang ditentukan secara acak
Y = Luas area kajian
Pada masing-masing stasiun dilakukan pengamatan beberapa parameter lingkungan
sebagai tolokukur yaitu suhu, kecepatan arus, derajat keasaman (pH), kandungan oksigen terlarut
(DO), CO2 bebas, alkalinitas, dan dikenali serta dicatat flora/vegetasi yang ada di lokasi stasiun
pengamatan.
Percobaan selanjutnya, pengukuran kandungan bahan organic. Pertama diambil sampel
air sungai sebanya 50ml, ditambahkan 2-3 tets larutan 0,01 N Kalium Permanganat sehingga
4. terbentuk warna merahmuda tipis. Kemudian ditambahkan 1-2 ml larutan 6 N H2SO4, lalu
tunggu beberapa menit hingga warna merahmuda hilang. Kemudian ditambahkan 10 ml larutan
0,01 N Kalium permanganat, dipanaskan hingga mendidih selama 5-10 menit. Jika warna
merahmuda hilang, ditambahkan 0,01 N Kalium permanganat dengan volume 5-10 ml.
Kemudian ditambahkan 10 ml 0,01 N asam oksalat, lalu didinginkan beberapa saat hingga
suhunya sekitar 60Β°C. kemudian dititrasi dengan larutan 0,01 N Kalium Permanganat hingga
terbentuk warna merahmuda. Dicatat volume titran yang digunakan.
PERHITUNGAN :
1 ml 0,01 Kalium Permanganat = 0,3163 mg bahan organic
Kandungan bahan organic =
1000
50
π₯ [{(10 + π) π₯ π} β 10] π₯ 0,3163 ππ/π
a = volume titran (ml)
f = faktor koreksi Kalium Permanganat (diperoleh dari standar)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Parameter
Stasiun
1 2 3 4
DensitasGastropoda(indv/m2
) 793131,9588 57759,38 330,334 453475,8
Densitas Makrobentos
(Indv/m2
)
425 20,83333333 31,25 96,875
Diversitas Makrobentos 0 0,468995594 1,570950594 1,030043391
Tabel diatas adalah hasil dari pengamatan oleh 4 kelompok yang terbagi atas 4 stasiun yang
berbeda. Stasiun tersebut berada dalam 1 aliran sungai yaitu sungai Tambakbayan, akan tetapi
berbeda dalam posisi hulu dan hilirnya. Berikut penjelasan pengamatan dalam grafik :
5. 1. DIVERSITAS MAKROBENTOS
Pada grafik menunjukkan bahwa diversitas makrobentos setiap stasiun berbeda-beda.
Pada stasiun 1 memiliki diversitas 0, stasiun 2 naik menjadi 0.47, stasiun 3 naik menjadi 1.57,
dan stasiun 4 turun menjadi 1.3. hal ini berbeda disebabkanoleh jumlah nutrean yang ada
didaerah tersebut yang menjadikan sumber pakan alami makrobentos. Kemudian akan memberi
dampak pada kandungan O2 bebas dan kandungan CO2.
2. DENSITAS MAKROBENTOS
Pada grafik menunjukkan bahwa Densitas Makrobentos setiap stasiun berbeda-beda. Stasiun
1 memiliki densitas 425, stasiun 2 turun menjadi 20.83, stasiun 3 naik menjadi 31.25, dan stasiun
0
0.47
1.57
1.3
0
0.5
1
1.5
2
1 2 3 4
DiversitasMakrobentos
STASIUN
Diversitas MakrobentosVS STASIUN
425
20.83333333 31.25
96.875
0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
1 2 3 4
DensitasMakrobentos(indv/m2)
STASIUN
Densitas Makrobentos VS STASIUN
6. 4 naik menjadi 96,875. Hal ini dapar terjadi karena suhu udara dan juga penerimaan cahaya
matahari berbeda pada setiap stasiun serta karen kandungan O2 dan CO2
3. DENSITAS GASTROPODA
Pada grafik menunjukkan bahwa densitas gastropoda pada setiap stasiun berbeda-beda.
Pada stasiun 1 memiliki densitas 793131.96, stasiun 2 turun menjadi 57759.38, stasiun 3 turun
menjadi 330.334 dan stasiun 4 naik drastis menjadi 453475.8. Hal dapat diakibatkan karena
kualitas air yang berbeda serta kandungan senyawa O2 terlarut dan CO2 bebas.
KESIMPULAN
Dapat disimpulakan bahwa untuk mengestimasi populasi gastropoda dan makrobentos
dapat menggunakan metode plotless (tanpa plot). Populasi di sungai tambavbayan ini masih
bagus dan bersih, hal ini dapat dibuktikan dengan data grafik diversitas dan densitas gastropoda
dan makrobentos. Pada stasiun 3 menunjukkan bahwa diversitas lebih tinggi dibandingkan
dengan stasiun lain sehingga dapat dikatakan bahwa keanekaragaman yang banyak dan kualitas
perairan tergolong bagus. Terdapat korelasi antara factor fisik, biologi dan kimia terhadap
estimasi populasi gastropoda. Semakin tinggi kadar CO2, maka kepadatan populasi semakin
rendah. Semakin tinggi kadar O2 dan kecerahan air kepadatan populasi semakin tinggi. Dan itu
semua didukung dari nutriant dan diversitas makrobentos.
793131.96
57759.38
330.334
453475.8
0
100000
200000
300000
400000
500000
600000
700000
800000
900000
1 2 3 4
DensitasGastropoda(indv/m2)
STASIUN
Densitas Gastropoda VS STASIUN
7. DAFTAR PUSTAKA
Dahm,C,Ndkk. 1998. Nutrient dynamic at the interfacebeetwen surface water and groundwaters.
Freshwater Biology. Ontario.
Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air. Kanisius.Yogyakarta
Etik dkk. 2010. Pengelolaan Sumberdaya Air. STTL.Yogyakarta:
Natadisastra, D. 2009. Parasitologi Kedokteran. EGC. Jakarta.
Setyobudiandi, I. 1997. Makrozoobentos.InstitutPertanian Bogor. Bogor.