SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
LAPORAN EKOLOGI PERAIRAN ACARA
ESTIMASI POPULASI GASTROPODA
ESTIMASI POPULASI GASTROPODA
Ardian Kurniawan
12/331508/PN/12669
Budidaya Perikanan
INTISARI
Gastropoda merupakan hewan invertebrata yang melakukan aktivitas lokomosi dengan kaki
perutnya (gastro=perut, podos=kaki). Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari penerapan
metode tanpa plot (plotless) untuk mengestimasi populasi gastropoda dan mempelajari korelasi
antara beberapa tolokukur lingkungan dengan populasi makrobentos (gastropoda). Pada metode
plotless ini pengambilan datanya yaitu dengan cara menancapkan sebuah tongkat bambu ke dasar
perairan secara acak dan sembarang sebagai titik pengambilan cuplikan selanjutnya mengukur
jarak gastropoda terdekat yang ada di sekitar titik cuplikan. Praktikum ini dilaksanakan pada
hari kamis, 4 April 2013 pukul 14.00 WIB dan berlokasi di sungai Tambak Bayan. Pengamatan
dibagi menjadi 4 stasiun dan diukur parameter fisik, kimia, dan biologinya. Data yang diperoleh
pada stasiun II yaitu untuk parameter fisik hasil pengukuran suhu udara 23°C, suhu air 25,6°C,
kecepatan air 0,69 m/s, debit air 2,33 m3/s. Untuk parameter kimia hasil pengukuran DO 6,4
ppm, CO2 7 ppm, alkalinitas 33,2 ppm, pH 7 dan untuk parameter biologi hasil pengamatan
densitas gastropodanya yaitu 381 idv/m2 Dari data yang telah diperoleh dan setelah
membandingkan dengan masing-masing stasiun, stasiun dengan densitas gastropoda tertinggi
yaitu stasiun II.
Kata kunci: densitas, gastropoda, parameter lingkungan, plotless, sungai Tambak Bayan.
PENDAHULUAN
Indonesia mempunyai banyak sungai baik besar maupun kecil. Dalam sungai tersebut
hidup berbagai organisme salah satunya yaitu gastropoda. Pada perkembangannya sungai-sungai
di Indonesia kualitasnya semakin menurun akibat ulah manusia, misalnya pembuangan limbah
industri yang dialirkan kesungai. Dengan adanya limbah tersebut jumlah populasi yang ada pun
semakin menurun.
Gastropoda merupakan hewan invertebrata dan termasuk dalam filum mollusca.
Gastropoda berasal dari bahasa Yunani yaitu gaster yang berarti perut dan podos yang berarti
kaki. Jadi gastropoda berarti hewan yang melakukan aktivitas lokomosi (bergerak) dengan kaki
perutnya (Setyobudiandi,1997). Kecenderungan dan aktivitas gastropoda sangat dipengaruhi oleh
kondisi air dan keberadaan makanan (Hutagalung,2004). Gastropoda pada umumnya memiliki
tubuh yang lunak, berlendir, dan bermantel. Biasanya dilindungi oleh cangkang zat kapur. Selain
melindungi tubuh cangkang tersebut juga melindungi organ yang berada di dalamnya (Isnaeni,
2002). Cangkang yang melindungi merupakan cangkang skeleton yang disebut body case,
sehingga aman lingkungan. Contoh gastropoda di antaranya yaitu bekicot (Archatina fulica),
siput air tawar (Lemnaea javanica) dll (Prawirohartono, 2004). Kebanyakan siput merupakan
herbivora walaupun beberapa spesies yang hidup didarat dan dilaut merupakan omnivora atau
karnivora predator (Aryulina, 2004).
Praktikum estimasi populasi gastropoda ini bertujuan untuk mempelajari penerapan
metode tanpa plot (plotless) untuk mengestimasi populasi gastropoda dan mempelajari korelasi
antara beberapa tolokukur lingkungan dengan populasi makrobentos (gastropoda).
METODOLOGI
Praktikum ekologi perairan acara estimasi populasi gastropoda dilaksanakan di sungai
Tambak Bayan pada hari Kamis tanggal 4 April 2013 pukul 14.00 WIB. Praktikum dibagi
menjadi empat stasiun pengamatan dengan stasiun I berlokasi di paling atas (hulu sungai) hingga
stasiun IV di paling bawah (hilir sungai).
Parameter yang diamati dalam praktikum ini yaitu parameter fisik meliputi suhu udara,
suhu air, kecepatan arus dan debit air. Parameter kimia meliputi kadar DO, kandungan CO2,
alkalinitas dan PH dan untuk parameter biologi meliputi organisme yang ada di lokasi
pengamatan. Alat-alat yang akan digunakan dalam praktikum ini adalah tongkat kecil (bari
bambu/kayu), bola tenis meja, stop-watch/arloji, roll-meter, meteran kain/penggaris, termometer,
botol oksigen, erlrnmeyer, gelas ukur, pipet ukur atau buret (yang digunakan adalah pipet ukur,
agar tidak repot di lapangan), pipet tetes, mikroburet, kertas label, dan pensil. Ada pula beberapa
bahan yang juga diperlukan untuk praktikum ini yaitu kertas pH atau pH meter, larutan MnSO4,
larutan regan oksigen, larutan H2SO4 pekat, larutan 1/80 N Na2S2O3, larutan 1/44 N NaOH,
larutan 1/50 N H2SO4, larutan 1/50 N HCl, larutan indikator amilum, larutan indikator Methyl
Red (MR), larutan indikato Phenolphphtaline (PP), larutan Methyl Orange (MO), larutan 0,01 N
kalium permanganat, 6 N H2SO4, larutan 0,01 Asam oksalat dan larutan 4% formalin.
Metode yang digunakan pada praktikum estimasi populasi gastropoda ini yaitu metode
tanpa plot (plotless). Pengambilan datanya dengan cara menancapkan sebuah tongkat bambu ke
dasar perairan secara acak dan sembarang sebagai titik pengambilan cuplikan selanjutnya
mengukur jarak gastropoda terdekat yang ada di sekitar titik cuplikan. Kerapatan populasi
(densitas) gastropoda dapat dihitung menggunakan rumus:
D=D2S-2 D=S-1Y Y=i=1sYi Yi= π(Xi)2
S : jumlah titik cuplikan yang diambil, D : estimasi kerapatan gastropoda, X : jarak terdekat
gastropoda dengan titik yang ditentukan scara acak, Y : Luas area kajian
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel Data Hasil Pengamatan Acara Estimasi Populasi Gastropoda
Parameter
Stasiun
I II III IV
Fisik
Suhu udara (°C) - 23 29 26
Suhu air (°C) - 25.6 28.5 29
Kecepatan arus (m/s ) 1.1 0.69 0.58 11.28
Debit (m3/s) 1.914 2.33 0.11 3.19
Kimia
DO (ppm) 6.34 6.4 6.1 4.5
CO2 (ppm) 11.2 7 7.4 7.6
Alkalinitas (ppm) 62 33.2 76 134
pH 7 7 7 7
Biologi
Densitas Gastropoda
(idv/m2) 0.06 381 25 36
Cuaca Mendung Hujan Hujan Hujan
Vegetasi Semak bambu Semak, pohon Semak, pohon Semak, pohon
Gastropoda merupakan hewan invertebratadan masuk dalam kelas mollusca. Gastropoda
berasal dari bahasa Yunani yaitu gaster yang berarti perut dan podos yang berarti kaki. Jadi
gastropoda berarti hewan yang melakukan aktivitas (bergerak) dengan kaki perutnya (
Setyobudiandi, 1997 ). Gastrpoda merupakan kelas dari molluska yang paling sukses dalam
siklus hidupnya dan memiliki jumlah spesies terbanyak. Habitat gastropoda sangat beragam dan
suka pada berbagai tipe substrat dasar perairan, baik berbatu, berlumpur maupun berpasir. Suhu
yang baik untuk kehidupan gastropoda tidak terlalu tinggi yaitu sekitar 20-30°C. Gastropoda
tidak menyukai perairan yang memiliki arus deras, karena bisa hanyut terbawa arus sungai. DO
dan CO2 yang baik untuk kehidupan gastropoda yaitu berkisar antara 5-8 ppm ( Setyobudiandi,
1997).
Praktikum acara estimasi populasi gastropoda yang berlokasi di sungi Tambak Bayan
dilaksanakan bersamaan dengan turunnya hujan. Keadaan sungai saat dilakukan pengukuran
parameter lingkungan kondisinya kurang baik. Banyak sampah dipinggiran maupun yang ikut
hanyut terbawa arus sungai. Selain itu diatas lokasi praktikum distasiun II terdapat kolam
budidaya ikan yang air kuluarannya dialirkan kesungai. Pada air buangam tersebut tentu
kualitasnya kurang baik karena mengandung racun yang disebabkan oleh sisa pelet (makanan
ikan) yang tidak termakan. Untuk keadaan vegetasi disekitar stasiun II yaitu semak-semak,
rerumputan dan terdapat pohon pisang. Selain itu diseberang sungai banyak dijumpai ponon
bambu yang menjulan tingggi dan menutupi sungai sehingga cahaya sedikit terhalang masuk.
Sungai Tambak Bayan sendiri masih banyak digunakan masyarakat sekitar untuk keperluan
rumh tangga, irigasi, dan industri.
Metode yang digunakan dalam praktikum estimasi populasi gastropoda kali ini adalah
metode plotless atau metode yang cara pengambilan datanya tanpa menggunakan plot. Cara
pengambilan datanya yaitu dengan cara menancapkan tongkat bambu kedasar perairan secara
acak dan sembarang. Kemudian mengamati apakah ada gastropoda di sekitar tongkat yang
ditancapkan tadi. Apabila terdapat banyak populasi gastropoda, maka gastropoda yang memiliki
jarak terdekat dengan tongkat diukur. Cara ini dilakukan sebanyak 30 kali pada setiap stasiun
dengan lokasi berbeda beda. Data yang diperoleh kemudian dihitung menggunakan rumus
densitas populasi gastropoda.
Data Densitas Gastropoda
Stasiun 1
No Xi(m) Xi^2 Vi=π(Xi^2)
1 1,00 1,0000 3.14
2 0.62 0.3844 1.207016
3 0.87 0.7569 2.376666
4 0.66 0.4356 1.367784
5 0.65 0.4225 1.326650
6 0.12 0.0144 0.045216
7 0.13 0.0169 0.053066
8 0.08 0.0064 0.020096
9 0.19 0.0361 0.113354
10 0.34 0.1156 0.362984
11 0.16 0.0256 0.080384
12 0.19 0.0361 0.113354
13 0.39 0.1521 0.477594
14 0.50 0.2500 0.785
15 0.60 0.3600 1.1304
16 0.16 0.0256 0.080384
17 0.37 0.1369 0.429866
18 0.23 0.0529 0.166106
19 0.31 0.0961 0.301754
20 0.42 0.1764 0.553896
21 0.65 0.4225 1.32665
22 0.59 0.3481 1.093034
23 0.35 0.1225 0.38465
24 0.28 0.0784 0.246176
25 0.27 0.0729 0.228906
26 0.30 0.090 0.2826
27 0.72 0.5184 1.627776
28 0.34 0.1156 0.362984
29 0.6 0.36 1.1304
30 0.5 0.25 0.785
∑ 21.59975
Ď = s-1ΣY = 30-121.59975= 1,34
D = Ď^2s-2 = 1,34^230-2 = 0,06 indv/m2
Stasiun 2
No Xi(m) Xi^2 Vi=π(Xi^2)
1 0.02 0.0004 0.001256
2 0.01 0.0001 0.000314
3 0.01 0.0001 0.000314
4 0.005 0.000025 7.85E-05
5 0.05 0.0025 0.00785
6 0.035 0.001225 0.003847
7 0.01 0.0001 0.000314
8 0.04 0.0016 0.005024
9 0.03 0.0009 0.002826
10 0.04 0.0016 0.005024
11 0.09 0.0081 0.025434
12 0.03 0.0009 0.002826
13 0.05 0.0025 0.00785
14 0.15 0.0225 0.07065
15 0.1 0.01 0.0314
16 0.01 0.0001 0.000314
17 0.05 0.0025 0.00785
18 0.03 0.0009 0.002826
19 0.08 0.0064 0.020096
20 0.09 0.0081 0.025434
21 0.06 0.0036 0.011304
22 0.05 0.0025 0.00785
23
24
25
26
27
28
29
30
∑ 0.2407
Ď = s-1ΣY = 22-10.2407 = 87,25
D = Ď^2s-2 = 87,25^222-2 = 381 indv/m2
Stasiun 3
No Xi(m) Xi^2 Vi=π(Xi^2)
1 0.094 0.008836 0.02774504
2 0.052 0.002704 0.00849056
3 0.058 0.003364 0.01056296
4 0.088 0.007744 0.02431616
5 0.048 0.002304 0.00723456
6 0.122 0.014884 0.04673576
7 0.084 0.007056 0.02215584
8 0.102 0.010404 0.03266856
9 0.13 0.0169 0.053066
10 0.09 0.0081 0.025434
11 0.028 0.000784 0.00246176
12 0.022 0.000484 0.00151976
13 0.058 0.003364 0.01056296
14 0.168 0.028224 0.08862336
15 0.172 0.029584 0.09289376
16 0.108 0.011664 0.03662496
17 0.18 0.0324 0.101736
18 0.112 0.012544 0.03938816
19 0.208 0.043264 0.13584896
20 0.032 0.001024 0.00321536
21 0.094 0.008836 0.02774504
22 0.048 0.002304 0.00723456
23 0.176 0.030976 0.09726464
24 0.19 0.0361 0.113354
25 0.136 0.018496 0.05807744
26 0.012 0.000144 0.00045216
27 0.034 0.001156 0.00362984
28 0.028 0.000784 0.00246176
29 0.018 0.000324 0.00101736
30 0.0008 0.00000064 2.0096E-06
∑ 1.08252329
Ď = s-1ΣY = 30-11.08252329 = 26,79
D = Ď^2s-2 = 26,79^230-2 = 25 indv/m2
Stasiun 4
No Xi(m) Xi^2 Vi=π(Xi^2)
1 0.05 0.0025 0.00785
2 0.02 0.0004 0.001256
3 0.03 0.0009 0.002826
4 0.09 0.0081 0.025434
5 0.08 0.0064 0.020096
6 0.05 0.0025 0.00785
7 0.01 0.0001 0.000314
8 0.005 0.000025 7.85E-05
9 0.03 0.0009 0.002826
10 0.24 0.0576 0.180864
11 0.11 0.0121 0.037994
12 0.11 0.0121 0.037994
13 0.23 0.0529 0.166106
14 0.3 0.09 0.2826
15 0.08 0.0064 0.020096
16 0.05 0.0025 0.00785
17 0.06 0.0036 0.011304
18 0.02 0.0004 0.001256
19 0.06 0.0036 0.011304
20 0.03 0.0009 0.002826
21 0.02 0.0004 0.001256
22 0.06 0.0036 0.011304
23 0.06 0.0036 0.011304
24 0.04 0.0016 0.005024
25 0.03 0.0009 0.002826
26 0.06 0.0036 0.011304
27 0.08 0.0064 0.020096
28 0.06 0.0036 0.011304
29 0.03 0.0009 0.002826
30 0.03 0.0009 0.002826
∑ 0.908795
Ď = s-1ΣY = 30-10.908795= 31,9
D = Ď^2s-2 = 31,9^230-2 = 36 indv/m2
Data hasil pengukuran parameter lingkungan yang diperoleh distasiun II yaitu untuk
parameter fisik hasil pengukuran suhu udara 23°C, suhu air 25,6°C, kecepatan arus 0,69 m/s dan
debit air 2,33 m/s. Untuk parameter kimia hasil pengukuran DO 6,4 ppm, kadar CO2 bebas 7
ppm, alkalinitasb33,2 ppm dan PH 7. Untuk parameter biologi densitas gastropodanya adalah
381 idv/m2. Hasil densitas gasropoda distasiun II merupakan hasil terbesar dibandingkan dengan
stasiun lainnya.
Densitas Gastropoda VS Kecepatan Arus
Dengan membandingkan hasil dua grafik antara densitas gastropoda dengan kecepatan
arus menunjukkan bahwa hasil pengukuran densitas untuk stasiun II tertinggi dengan kecepatan
arus cukup rendah. Dengan begitu berarti dapat disimpulkan bahwa populasi gastropoda lebih
menyukai habitat dengan kecepatan arus rendah. Sedangkan stasiun IV memiliki densitas
gastropoda yang rendah karena kecepatan arusnya tinggi, arus yang tinggi ini dikarena pada
stasiun IV memiliki kedalaman yang yang cukup dalam serta sungainya agak lebar. Selain itu
kecepatan arus juga dipengaruhi oleh banyak sedikitnya penghalang, misalnya batu-batuan.
Semakin banyak batu-batuan kecepatannya menjadi berkurang.
Densitas Gastropoda VS DO
Densitas gastropoda di stasiun II menunjukkan yang tertinggi dan apabila dikaitkan
dengan DO ( kandungan oksigen terlarut ) juga menunjukkan hasil yang tinggi. Dari grafik DO
vs stasiun menunjukkan kandungan DO dari stasiun I ke IV semakin rendah. Hal ini sesuai teori
yang menyatakan bahwa semakin ke hulu (daerah atas) kandungan oksigen terlarutnya semakin
tinggi, karena di daerah hulu lebih banyak dijumpai tumbuhan air sehingga lebih banyak oksigen
yang dihasilkan dari proses fotosintesis (Hutagalung, 2004). Gastropoda cenderung lebih
menyukai daerah yang memiliki kandungan DO tinggi karena dalam pemenuhan kebutuhan
oksigen untuk respirasinya lebih mudah didapatkan tanpa harus bersaing dengan organisme
lainnya. Sehingga untuk daerah yang memiliki kandungan DO tinggi sering ditemukan densitas
yang tinggi pula.
Densitas Gastropoda VS CO2 bebas
Dari membandingkan data antara kedua grafik menunjukkan bahwa kadar CO2 bebas di
stasiun II paling rendah tetapi memiliki densitas gastropoda yang tertinggi. Hal ini berarti bahwa
populasi gastropoda lebih menyukai daerah dengan kandungan CO2 rendah. Hasil pengukuran
kadar CO2 bebas sering dijumpai berkebalikan dengan kandungan DO nya, apabila CO2 maka
DO rendah, begitu pula sebaliknya. Kadar CO2 bebas yang rendah menjadikan gastropoda lebih
mudah dalam proses respirasi karena kadar CO2 yang tinggi dapat mengganggu proses repirasi
dan apabila kadar CO2 nya sangat tinggi dapat mengakibatkan kematian pada gastropoda. Itu
sebabnya kenapa lebih banyak dijumpai populasi gasatropoda pada daerah yang memiliki kadar
CO2 rendah. Hasil pengukuran densitas gastropoda pada 4 stasiun yaitu sebagai berikut:
Stasiun
I II III IV
Densitas Gastropoda (idv/m2) 0.06 381 25 36
Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa stasiun yang memiliki densitas gastropoda
terbesar adalah stasiun II sebanyak 381 idv/m2 dan stasiun yang memiliki densitas terendah
adalah stasiun I sebanyak 0,06 idv/m2. Sehingga dapat disimpulkan bahwa stasiun yang me-
miliki kondisi perairan cukup baik dan cocok untuk kehidupan gastropoda adalah stasiun II.
KESIMPULAN
Cara pengambilan data dengan metode plotless yaitu dengan cara menancapkan tongkat
bambu kedasar perairan secara acak dan sembarang. Kemudian mengamati apakah ada
gastropoda di sekitar tongkat yang ditancapkan tadi. Apabila terdapat banyak populasi
gastropoda, maka gastropoda yang memiliki jarak terdekat dengan tongkat diukur. Cara ini
dilakukan sebanyak 30 kali pada setiap stasiun dengan lokasi populasi gastropoda. Korelasi
antara parameter lingkungan dengan populasi gastropoda contohnya yaitu kandungan DO yang
tinggi menyebabkan densitas gastropoda juga ikut tinggi sedangkan kecepatan arus dan kadar
CO2 yang tinggi menyebabkan densitas gastropoda rendah.
SARAN
Sebaiknya sungai yang digunakan untuk estimasi populasi gastropoda tidak hanya di
sungai Tambak Bayan, tetapi ditambah satu sungai lagi. Sehingga dapat dibandingkan data yang
diperoleh dan dapat diketahui sungai mana yang lebih baik kualitas perairannya untuk
kehidupan gastropoda.
DAFTAR PUSTAKA
Aryulina, D. 2004. Biologi SMA untuk Kelas X. Erlangga. Jakarta.
Hutagalung, R.A. 2004. Ekologi Dasar. Erlangga. Jakarta.
Isnaeni, W. 2002. Fisiologi Hewan. Universitas Negeri Semarang. Semarang.
Prawirohartono, Slamet. 2004. Sains Biologi Kelas I SMP. Bumi Aksara. Jakarta.
Setyobudiandi, I. 1997. Makrozoobentos. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

More Related Content

What's hot

Laporan Fisiologi Tumbuhan VIII Pengaruh Hormon Auksin Terhadap Pemanjangan J...
Laporan Fisiologi Tumbuhan VIII Pengaruh Hormon Auksin Terhadap Pemanjangan J...Laporan Fisiologi Tumbuhan VIII Pengaruh Hormon Auksin Terhadap Pemanjangan J...
Laporan Fisiologi Tumbuhan VIII Pengaruh Hormon Auksin Terhadap Pemanjangan J...UNESA
 
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)Maedy Ripani
 
Laporan Pengamatan Praktikum Lalat
Laporan Pengamatan Praktikum LalatLaporan Pengamatan Praktikum Lalat
Laporan Pengamatan Praktikum LalatIswi Haniffah
 
5. sifat kuantitatif dan kualitatif
5. sifat kuantitatif dan kualitatif5. sifat kuantitatif dan kualitatif
5. sifat kuantitatif dan kualitatifEmi Suhaemi
 
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)Maedy Ripani
 
11. laporan praktikum biologi preparat ulas vagina mencit
11. laporan praktikum biologi preparat ulas vagina mencit11. laporan praktikum biologi preparat ulas vagina mencit
11. laporan praktikum biologi preparat ulas vagina mencitSofyan Dwi Nugroho
 
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...Maedy Ripani
 
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambahSofyan Dwi Nugroho
 
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)Maedy Ripani
 
Laporan Praktikum Ekologi Terestrial: Tanah dan dekomposisi
Laporan Praktikum Ekologi Terestrial: Tanah dan dekomposisiLaporan Praktikum Ekologi Terestrial: Tanah dan dekomposisi
Laporan Praktikum Ekologi Terestrial: Tanah dan dekomposisiJeanne Isbeanny LFH
 
Laporan praktikum Morfologi tumbuhan(limited edition)
Laporan praktikum Morfologi tumbuhan(limited edition)Laporan praktikum Morfologi tumbuhan(limited edition)
Laporan praktikum Morfologi tumbuhan(limited edition)Malikul Mulki
 
Laporan Fisiologi Tumbuhan III Angkutan Air
Laporan Fisiologi Tumbuhan III Angkutan AirLaporan Fisiologi Tumbuhan III Angkutan Air
Laporan Fisiologi Tumbuhan III Angkutan AirUNESA
 
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesis
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesisLaporan praktikum fotosintesis fotosintesis
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesisfahmiganteng
 
Lichen
LichenLichen
Lichennana
 

What's hot (20)

Laporan Fisiologi Tumbuhan VIII Pengaruh Hormon Auksin Terhadap Pemanjangan J...
Laporan Fisiologi Tumbuhan VIII Pengaruh Hormon Auksin Terhadap Pemanjangan J...Laporan Fisiologi Tumbuhan VIII Pengaruh Hormon Auksin Terhadap Pemanjangan J...
Laporan Fisiologi Tumbuhan VIII Pengaruh Hormon Auksin Terhadap Pemanjangan J...
 
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
 
Komunitas tumbuhan
Komunitas tumbuhanKomunitas tumbuhan
Komunitas tumbuhan
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Laporan Pengamatan Praktikum Lalat
Laporan Pengamatan Praktikum LalatLaporan Pengamatan Praktikum Lalat
Laporan Pengamatan Praktikum Lalat
 
5. sifat kuantitatif dan kualitatif
5. sifat kuantitatif dan kualitatif5. sifat kuantitatif dan kualitatif
5. sifat kuantitatif dan kualitatif
 
KROMOSOM, BERANGKAI dan PINDAH SILANG
KROMOSOM, BERANGKAI dan PINDAH SILANGKROMOSOM, BERANGKAI dan PINDAH SILANG
KROMOSOM, BERANGKAI dan PINDAH SILANG
 
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)
 
11. laporan praktikum biologi preparat ulas vagina mencit
11. laporan praktikum biologi preparat ulas vagina mencit11. laporan praktikum biologi preparat ulas vagina mencit
11. laporan praktikum biologi preparat ulas vagina mencit
 
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...
 
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
 
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
 
Laporan Praktikum Ekologi Terestrial: Tanah dan dekomposisi
Laporan Praktikum Ekologi Terestrial: Tanah dan dekomposisiLaporan Praktikum Ekologi Terestrial: Tanah dan dekomposisi
Laporan Praktikum Ekologi Terestrial: Tanah dan dekomposisi
 
Laporan praktikum Morfologi tumbuhan(limited edition)
Laporan praktikum Morfologi tumbuhan(limited edition)Laporan praktikum Morfologi tumbuhan(limited edition)
Laporan praktikum Morfologi tumbuhan(limited edition)
 
Laporan Fisiologi Tumbuhan III Angkutan Air
Laporan Fisiologi Tumbuhan III Angkutan AirLaporan Fisiologi Tumbuhan III Angkutan Air
Laporan Fisiologi Tumbuhan III Angkutan Air
 
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesis
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesisLaporan praktikum fotosintesis fotosintesis
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesis
 
PPT Embriologi Tumbuhan - Bryophyta
PPT Embriologi Tumbuhan - BryophytaPPT Embriologi Tumbuhan - Bryophyta
PPT Embriologi Tumbuhan - Bryophyta
 
Lichen
LichenLichen
Lichen
 
Laporan Praktikum II Batang (Caulis)
Laporan Praktikum II Batang (Caulis)Laporan Praktikum II Batang (Caulis)
Laporan Praktikum II Batang (Caulis)
 
Transkripsi eukariot-prokariot
Transkripsi eukariot-prokariotTranskripsi eukariot-prokariot
Transkripsi eukariot-prokariot
 

Viewers also liked

Dua manusia super
Dua manusia superDua manusia super
Dua manusia superPT. SASA
 
23 seperti biji kopi
23 seperti biji kopi23 seperti biji kopi
23 seperti biji kopiPT. SASA
 
Acara 6 makro arthropoda
Acara 6 makro arthropodaAcara 6 makro arthropoda
Acara 6 makro arthropodaPT. SASA
 
Tingkat konsumsi ikan
Tingkat konsumsi ikanTingkat konsumsi ikan
Tingkat konsumsi ikanPT. SASA
 
Bosan hidup
Bosan hidupBosan hidup
Bosan hidupPT. SASA
 
Kel14 Controlling
Kel14 ControllingKel14 Controlling
Kel14 ControllingPT. SASA
 
10 unsur 'bahagia tanpa syarat'
10 unsur 'bahagia tanpa syarat'10 unsur 'bahagia tanpa syarat'
10 unsur 'bahagia tanpa syarat'PT. SASA
 
Acara 0 asistensi avertebrata air 2014
Acara 0 asistensi avertebrata air 2014Acara 0 asistensi avertebrata air 2014
Acara 0 asistensi avertebrata air 2014PT. SASA
 
Acara 5 echinodermata
Acara 5 echinodermataAcara 5 echinodermata
Acara 5 echinodermataPT. SASA
 
B.inggris
B.inggris B.inggris
B.inggris PT. SASA
 
Bisnis itu permainan, bukan ilmu pengetahuan!
Bisnis itu permainan, bukan ilmu pengetahuan!Bisnis itu permainan, bukan ilmu pengetahuan!
Bisnis itu permainan, bukan ilmu pengetahuan!PT. SASA
 
Bersyukurlah!
Bersyukurlah!Bersyukurlah!
Bersyukurlah!PT. SASA
 
Paper dasar menejemen
Paper dasar menejemenPaper dasar menejemen
Paper dasar menejemenPT. SASA
 
Mouse deer share harvest
Mouse deer share harvestMouse deer share harvest
Mouse deer share harvestPT. SASA
 
Pim1221 4 fishing ground
Pim1221 4 fishing groundPim1221 4 fishing ground
Pim1221 4 fishing groundPT. SASA
 
Don't stop study
Don't stop studyDon't stop study
Don't stop studyPT. SASA
 
Beberapa alasan mengapa kita belum mencapai kesuksesan dan kekayaan
Beberapa alasan mengapa kita belum mencapai kesuksesan dan kekayaanBeberapa alasan mengapa kita belum mencapai kesuksesan dan kekayaan
Beberapa alasan mengapa kita belum mencapai kesuksesan dan kekayaanPT. SASA
 
Uu 31 th 2004 tentang perikanan
Uu 31 th 2004 tentang perikananUu 31 th 2004 tentang perikanan
Uu 31 th 2004 tentang perikananPT. SASA
 
Kuliah 5 crustacea-stomatopoda [compatibility mode]
Kuliah 5 crustacea-stomatopoda [compatibility mode]Kuliah 5 crustacea-stomatopoda [compatibility mode]
Kuliah 5 crustacea-stomatopoda [compatibility mode]PT. SASA
 
Acara 3 platyhelminthes dan annelida
Acara 3 platyhelminthes dan annelidaAcara 3 platyhelminthes dan annelida
Acara 3 platyhelminthes dan annelidaPT. SASA
 

Viewers also liked (20)

Dua manusia super
Dua manusia superDua manusia super
Dua manusia super
 
23 seperti biji kopi
23 seperti biji kopi23 seperti biji kopi
23 seperti biji kopi
 
Acara 6 makro arthropoda
Acara 6 makro arthropodaAcara 6 makro arthropoda
Acara 6 makro arthropoda
 
Tingkat konsumsi ikan
Tingkat konsumsi ikanTingkat konsumsi ikan
Tingkat konsumsi ikan
 
Bosan hidup
Bosan hidupBosan hidup
Bosan hidup
 
Kel14 Controlling
Kel14 ControllingKel14 Controlling
Kel14 Controlling
 
10 unsur 'bahagia tanpa syarat'
10 unsur 'bahagia tanpa syarat'10 unsur 'bahagia tanpa syarat'
10 unsur 'bahagia tanpa syarat'
 
Acara 0 asistensi avertebrata air 2014
Acara 0 asistensi avertebrata air 2014Acara 0 asistensi avertebrata air 2014
Acara 0 asistensi avertebrata air 2014
 
Acara 5 echinodermata
Acara 5 echinodermataAcara 5 echinodermata
Acara 5 echinodermata
 
B.inggris
B.inggris B.inggris
B.inggris
 
Bisnis itu permainan, bukan ilmu pengetahuan!
Bisnis itu permainan, bukan ilmu pengetahuan!Bisnis itu permainan, bukan ilmu pengetahuan!
Bisnis itu permainan, bukan ilmu pengetahuan!
 
Bersyukurlah!
Bersyukurlah!Bersyukurlah!
Bersyukurlah!
 
Paper dasar menejemen
Paper dasar menejemenPaper dasar menejemen
Paper dasar menejemen
 
Mouse deer share harvest
Mouse deer share harvestMouse deer share harvest
Mouse deer share harvest
 
Pim1221 4 fishing ground
Pim1221 4 fishing groundPim1221 4 fishing ground
Pim1221 4 fishing ground
 
Don't stop study
Don't stop studyDon't stop study
Don't stop study
 
Beberapa alasan mengapa kita belum mencapai kesuksesan dan kekayaan
Beberapa alasan mengapa kita belum mencapai kesuksesan dan kekayaanBeberapa alasan mengapa kita belum mencapai kesuksesan dan kekayaan
Beberapa alasan mengapa kita belum mencapai kesuksesan dan kekayaan
 
Uu 31 th 2004 tentang perikanan
Uu 31 th 2004 tentang perikananUu 31 th 2004 tentang perikanan
Uu 31 th 2004 tentang perikanan
 
Kuliah 5 crustacea-stomatopoda [compatibility mode]
Kuliah 5 crustacea-stomatopoda [compatibility mode]Kuliah 5 crustacea-stomatopoda [compatibility mode]
Kuliah 5 crustacea-stomatopoda [compatibility mode]
 
Acara 3 platyhelminthes dan annelida
Acara 3 platyhelminthes dan annelidaAcara 3 platyhelminthes dan annelida
Acara 3 platyhelminthes dan annelida
 

Similar to Estimasi Populasi Gastropoda

Laporan estimasi populasi gastropoda dan makrobentos
Laporan estimasi populasi gastropoda dan makrobentosLaporan estimasi populasi gastropoda dan makrobentos
Laporan estimasi populasi gastropoda dan makrobentosPT. SASA
 
Estimasi populasi gastropoda 1
Estimasi populasi gastropoda 1Estimasi populasi gastropoda 1
Estimasi populasi gastropoda 1PT. SASA
 
Jurnal ekologi perairan
Jurnal ekologi perairanJurnal ekologi perairan
Jurnal ekologi perairanPT. SASA
 
PERANAN KEONG BAKAU, Telescopium telescopium L., SEBAGAI BIOFILTER DALAM PENG...
PERANAN KEONG BAKAU, Telescopium telescopium L., SEBAGAI BIOFILTER DALAM PENG...PERANAN KEONG BAKAU, Telescopium telescopium L., SEBAGAI BIOFILTER DALAM PENG...
PERANAN KEONG BAKAU, Telescopium telescopium L., SEBAGAI BIOFILTER DALAM PENG...Repository Ipb
 
kualitas perairan sungai kapuas kota sintang
kualitas perairan sungai kapuas kota sintangkualitas perairan sungai kapuas kota sintang
kualitas perairan sungai kapuas kota sintangPT. SASA
 
Struktur komunitas gastropoda pada ekosistem mangrove di kawasan desa parang,...
Struktur komunitas gastropoda pada ekosistem mangrove di kawasan desa parang,...Struktur komunitas gastropoda pada ekosistem mangrove di kawasan desa parang,...
Struktur komunitas gastropoda pada ekosistem mangrove di kawasan desa parang,...Mujiyanto -
 
2575 5225-1-sm
2575 5225-1-sm2575 5225-1-sm
2575 5225-1-smmorila mei
 
Ekosistem sungai 1
Ekosistem sungai 1Ekosistem sungai 1
Ekosistem sungai 1PT. SASA
 
estimasi populasi gastropoda di tambakbayan yogyakarta
estimasi populasi gastropoda di tambakbayan yogyakartaestimasi populasi gastropoda di tambakbayan yogyakarta
estimasi populasi gastropoda di tambakbayan yogyakartaPT. SASA
 
PPT Kelimpahan Gastropoda di Terumbu Karang
PPT Kelimpahan Gastropoda di Terumbu KarangPPT Kelimpahan Gastropoda di Terumbu Karang
PPT Kelimpahan Gastropoda di Terumbu KarangOlan Yusuf
 
Comparison Dolphins behavior
Comparison Dolphins behaviorComparison Dolphins behavior
Comparison Dolphins behaviordestya9
 
KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI PLANKTON DI PERAIRAN TELUK SEMARANG
KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI PLANKTON DI PERAIRAN TELUK SEMARANGKOMPOSISI DAN DISTRIBUSI PLANKTON DI PERAIRAN TELUK SEMARANG
KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI PLANKTON DI PERAIRAN TELUK SEMARANGMustain Adinugroho
 
Komposisi plankton kulonprogo.2016
Komposisi plankton kulonprogo.2016Komposisi plankton kulonprogo.2016
Komposisi plankton kulonprogo.2016lisa ruliaty 631971
 
Ekosistem sungai
Ekosistem sungaiEkosistem sungai
Ekosistem sungaiPT. SASA
 
Praktikum ekosistem perairan mengalir di sungai pasauran banten
Praktikum ekosistem perairan mengalir di sungai pasauran bantenPraktikum ekosistem perairan mengalir di sungai pasauran banten
Praktikum ekosistem perairan mengalir di sungai pasauran bantenPT. SASA
 
studi makrobentos
studi makrobentosstudi makrobentos
studi makrobentosPT. SASA
 
keanekaragaman makrozoobentos di muara sungai belawan
keanekaragaman makrozoobentos di muara sungai belawankeanekaragaman makrozoobentos di muara sungai belawan
keanekaragaman makrozoobentos di muara sungai belawanPT. SASA
 

Similar to Estimasi Populasi Gastropoda (20)

Laporan estimasi populasi gastropoda dan makrobentos
Laporan estimasi populasi gastropoda dan makrobentosLaporan estimasi populasi gastropoda dan makrobentos
Laporan estimasi populasi gastropoda dan makrobentos
 
Estimasi
EstimasiEstimasi
Estimasi
 
Estimasi populasi gastropoda 1
Estimasi populasi gastropoda 1Estimasi populasi gastropoda 1
Estimasi populasi gastropoda 1
 
Jurnal ekologi perairan
Jurnal ekologi perairanJurnal ekologi perairan
Jurnal ekologi perairan
 
PERANAN KEONG BAKAU, Telescopium telescopium L., SEBAGAI BIOFILTER DALAM PENG...
PERANAN KEONG BAKAU, Telescopium telescopium L., SEBAGAI BIOFILTER DALAM PENG...PERANAN KEONG BAKAU, Telescopium telescopium L., SEBAGAI BIOFILTER DALAM PENG...
PERANAN KEONG BAKAU, Telescopium telescopium L., SEBAGAI BIOFILTER DALAM PENG...
 
kualitas perairan sungai kapuas kota sintang
kualitas perairan sungai kapuas kota sintangkualitas perairan sungai kapuas kota sintang
kualitas perairan sungai kapuas kota sintang
 
Struktur komunitas gastropoda pada ekosistem mangrove di kawasan desa parang,...
Struktur komunitas gastropoda pada ekosistem mangrove di kawasan desa parang,...Struktur komunitas gastropoda pada ekosistem mangrove di kawasan desa parang,...
Struktur komunitas gastropoda pada ekosistem mangrove di kawasan desa parang,...
 
2575 5225-1-sm
2575 5225-1-sm2575 5225-1-sm
2575 5225-1-sm
 
Ekosistem sungai 1
Ekosistem sungai 1Ekosistem sungai 1
Ekosistem sungai 1
 
estimasi populasi gastropoda di tambakbayan yogyakarta
estimasi populasi gastropoda di tambakbayan yogyakartaestimasi populasi gastropoda di tambakbayan yogyakarta
estimasi populasi gastropoda di tambakbayan yogyakarta
 
PPT Kelimpahan Gastropoda di Terumbu Karang
PPT Kelimpahan Gastropoda di Terumbu KarangPPT Kelimpahan Gastropoda di Terumbu Karang
PPT Kelimpahan Gastropoda di Terumbu Karang
 
Comparison Dolphins behavior
Comparison Dolphins behaviorComparison Dolphins behavior
Comparison Dolphins behavior
 
KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI PLANKTON DI PERAIRAN TELUK SEMARANG
KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI PLANKTON DI PERAIRAN TELUK SEMARANGKOMPOSISI DAN DISTRIBUSI PLANKTON DI PERAIRAN TELUK SEMARANG
KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI PLANKTON DI PERAIRAN TELUK SEMARANG
 
Komposisi plankton kulonprogo.2016
Komposisi plankton kulonprogo.2016Komposisi plankton kulonprogo.2016
Komposisi plankton kulonprogo.2016
 
Nugroho, galih adi
Nugroho, galih adiNugroho, galih adi
Nugroho, galih adi
 
Ekosistem sungai
Ekosistem sungaiEkosistem sungai
Ekosistem sungai
 
Praktikum ekosistem perairan mengalir di sungai pasauran banten
Praktikum ekosistem perairan mengalir di sungai pasauran bantenPraktikum ekosistem perairan mengalir di sungai pasauran banten
Praktikum ekosistem perairan mengalir di sungai pasauran banten
 
studi makrobentos
studi makrobentosstudi makrobentos
studi makrobentos
 
keanekaragaman makrozoobentos di muara sungai belawan
keanekaragaman makrozoobentos di muara sungai belawankeanekaragaman makrozoobentos di muara sungai belawan
keanekaragaman makrozoobentos di muara sungai belawan
 
Sungai
SungaiSungai
Sungai
 

More from PT. SASA

Laporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairanLaporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairanPT. SASA
 
Hasil pengamatan ekoper 3 word
Hasil pengamatan ekoper 3 wordHasil pengamatan ekoper 3 word
Hasil pengamatan ekoper 3 wordPT. SASA
 
Ekosistem sungai 2
Ekosistem sungai 2Ekosistem sungai 2
Ekosistem sungai 2PT. SASA
 
Ekosistem danau 1
Ekosistem danau 1Ekosistem danau 1
Ekosistem danau 1PT. SASA
 
Pendahuluan ekologi perairan
Pendahuluan ekologi perairanPendahuluan ekologi perairan
Pendahuluan ekologi perairanPT. SASA
 
Laporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairanLaporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairanPT. SASA
 
Laporan praktikum ekologi perairan kondisi fisikokimia ekosistem sungai
Laporan praktikum ekologi perairan kondisi fisikokimia ekosistem sungaiLaporan praktikum ekologi perairan kondisi fisikokimia ekosistem sungai
Laporan praktikum ekologi perairan kondisi fisikokimia ekosistem sungaiPT. SASA
 
keanekaragaman dan kelimpahan makrobentos
keanekaragaman dan kelimpahan makrobentoskeanekaragaman dan kelimpahan makrobentos
keanekaragaman dan kelimpahan makrobentosPT. SASA
 
Presentasi ekoper gastro n macro
Presentasi ekoper gastro n macroPresentasi ekoper gastro n macro
Presentasi ekoper gastro n macroPT. SASA
 
Penanganan ikan-segar
Penanganan ikan-segarPenanganan ikan-segar
Penanganan ikan-segarPT. SASA
 
Makalah dpi penangkapan ikaan dengan jaring
Makalah dpi penangkapan ikaan dengan jaringMakalah dpi penangkapan ikaan dengan jaring
Makalah dpi penangkapan ikaan dengan jaringPT. SASA
 
Pim1221 b 1 ruang lingkup penangkapan ikan
Pim1221 b 1 ruang lingkup penangkapan ikanPim1221 b 1 ruang lingkup penangkapan ikan
Pim1221 b 1 ruang lingkup penangkapan ikanPT. SASA
 
Pim1221 13 penangkapan ikan ramah lingkungan
Pim1221 13 penangkapan ikan ramah lingkunganPim1221 13 penangkapan ikan ramah lingkungan
Pim1221 13 penangkapan ikan ramah lingkunganPT. SASA
 
Pim1221 10 menangkap ikan dengan pancing rawe
Pim1221 10 menangkap ikan dengan pancing rawePim1221 10 menangkap ikan dengan pancing rawe
Pim1221 10 menangkap ikan dengan pancing rawePT. SASA
 
Pim1221 9 menangkap ikan dengan pancing joran
Pim1221 9 menangkap ikan dengan pancing joranPim1221 9 menangkap ikan dengan pancing joran
Pim1221 9 menangkap ikan dengan pancing joranPT. SASA
 
Pim1221 8 menangkap ikan denganpukat kantong lingkar
Pim1221 8 menangkap ikan denganpukat kantong lingkarPim1221 8 menangkap ikan denganpukat kantong lingkar
Pim1221 8 menangkap ikan denganpukat kantong lingkarPT. SASA
 
Pim1221 7 menangkap ikan dengan trawl
Pim1221 7 menangkap ikan dengan trawlPim1221 7 menangkap ikan dengan trawl
Pim1221 7 menangkap ikan dengan trawlPT. SASA
 

More from PT. SASA (17)

Laporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairanLaporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairan
 
Hasil pengamatan ekoper 3 word
Hasil pengamatan ekoper 3 wordHasil pengamatan ekoper 3 word
Hasil pengamatan ekoper 3 word
 
Ekosistem sungai 2
Ekosistem sungai 2Ekosistem sungai 2
Ekosistem sungai 2
 
Ekosistem danau 1
Ekosistem danau 1Ekosistem danau 1
Ekosistem danau 1
 
Pendahuluan ekologi perairan
Pendahuluan ekologi perairanPendahuluan ekologi perairan
Pendahuluan ekologi perairan
 
Laporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairanLaporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairan
 
Laporan praktikum ekologi perairan kondisi fisikokimia ekosistem sungai
Laporan praktikum ekologi perairan kondisi fisikokimia ekosistem sungaiLaporan praktikum ekologi perairan kondisi fisikokimia ekosistem sungai
Laporan praktikum ekologi perairan kondisi fisikokimia ekosistem sungai
 
keanekaragaman dan kelimpahan makrobentos
keanekaragaman dan kelimpahan makrobentoskeanekaragaman dan kelimpahan makrobentos
keanekaragaman dan kelimpahan makrobentos
 
Presentasi ekoper gastro n macro
Presentasi ekoper gastro n macroPresentasi ekoper gastro n macro
Presentasi ekoper gastro n macro
 
Penanganan ikan-segar
Penanganan ikan-segarPenanganan ikan-segar
Penanganan ikan-segar
 
Makalah dpi penangkapan ikaan dengan jaring
Makalah dpi penangkapan ikaan dengan jaringMakalah dpi penangkapan ikaan dengan jaring
Makalah dpi penangkapan ikaan dengan jaring
 
Pim1221 b 1 ruang lingkup penangkapan ikan
Pim1221 b 1 ruang lingkup penangkapan ikanPim1221 b 1 ruang lingkup penangkapan ikan
Pim1221 b 1 ruang lingkup penangkapan ikan
 
Pim1221 13 penangkapan ikan ramah lingkungan
Pim1221 13 penangkapan ikan ramah lingkunganPim1221 13 penangkapan ikan ramah lingkungan
Pim1221 13 penangkapan ikan ramah lingkungan
 
Pim1221 10 menangkap ikan dengan pancing rawe
Pim1221 10 menangkap ikan dengan pancing rawePim1221 10 menangkap ikan dengan pancing rawe
Pim1221 10 menangkap ikan dengan pancing rawe
 
Pim1221 9 menangkap ikan dengan pancing joran
Pim1221 9 menangkap ikan dengan pancing joranPim1221 9 menangkap ikan dengan pancing joran
Pim1221 9 menangkap ikan dengan pancing joran
 
Pim1221 8 menangkap ikan denganpukat kantong lingkar
Pim1221 8 menangkap ikan denganpukat kantong lingkarPim1221 8 menangkap ikan denganpukat kantong lingkar
Pim1221 8 menangkap ikan denganpukat kantong lingkar
 
Pim1221 7 menangkap ikan dengan trawl
Pim1221 7 menangkap ikan dengan trawlPim1221 7 menangkap ikan dengan trawl
Pim1221 7 menangkap ikan dengan trawl
 

Recently uploaded

Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 

Recently uploaded (20)

Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 

Estimasi Populasi Gastropoda

  • 1. LAPORAN EKOLOGI PERAIRAN ACARA ESTIMASI POPULASI GASTROPODA ESTIMASI POPULASI GASTROPODA Ardian Kurniawan 12/331508/PN/12669 Budidaya Perikanan INTISARI Gastropoda merupakan hewan invertebrata yang melakukan aktivitas lokomosi dengan kaki perutnya (gastro=perut, podos=kaki). Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari penerapan metode tanpa plot (plotless) untuk mengestimasi populasi gastropoda dan mempelajari korelasi antara beberapa tolokukur lingkungan dengan populasi makrobentos (gastropoda). Pada metode plotless ini pengambilan datanya yaitu dengan cara menancapkan sebuah tongkat bambu ke dasar perairan secara acak dan sembarang sebagai titik pengambilan cuplikan selanjutnya mengukur jarak gastropoda terdekat yang ada di sekitar titik cuplikan. Praktikum ini dilaksanakan pada hari kamis, 4 April 2013 pukul 14.00 WIB dan berlokasi di sungai Tambak Bayan. Pengamatan dibagi menjadi 4 stasiun dan diukur parameter fisik, kimia, dan biologinya. Data yang diperoleh pada stasiun II yaitu untuk parameter fisik hasil pengukuran suhu udara 23°C, suhu air 25,6°C, kecepatan air 0,69 m/s, debit air 2,33 m3/s. Untuk parameter kimia hasil pengukuran DO 6,4 ppm, CO2 7 ppm, alkalinitas 33,2 ppm, pH 7 dan untuk parameter biologi hasil pengamatan densitas gastropodanya yaitu 381 idv/m2 Dari data yang telah diperoleh dan setelah membandingkan dengan masing-masing stasiun, stasiun dengan densitas gastropoda tertinggi yaitu stasiun II. Kata kunci: densitas, gastropoda, parameter lingkungan, plotless, sungai Tambak Bayan. PENDAHULUAN Indonesia mempunyai banyak sungai baik besar maupun kecil. Dalam sungai tersebut hidup berbagai organisme salah satunya yaitu gastropoda. Pada perkembangannya sungai-sungai di Indonesia kualitasnya semakin menurun akibat ulah manusia, misalnya pembuangan limbah industri yang dialirkan kesungai. Dengan adanya limbah tersebut jumlah populasi yang ada pun semakin menurun. Gastropoda merupakan hewan invertebrata dan termasuk dalam filum mollusca. Gastropoda berasal dari bahasa Yunani yaitu gaster yang berarti perut dan podos yang berarti kaki. Jadi gastropoda berarti hewan yang melakukan aktivitas lokomosi (bergerak) dengan kaki perutnya (Setyobudiandi,1997). Kecenderungan dan aktivitas gastropoda sangat dipengaruhi oleh kondisi air dan keberadaan makanan (Hutagalung,2004). Gastropoda pada umumnya memiliki tubuh yang lunak, berlendir, dan bermantel. Biasanya dilindungi oleh cangkang zat kapur. Selain melindungi tubuh cangkang tersebut juga melindungi organ yang berada di dalamnya (Isnaeni, 2002). Cangkang yang melindungi merupakan cangkang skeleton yang disebut body case, sehingga aman lingkungan. Contoh gastropoda di antaranya yaitu bekicot (Archatina fulica), siput air tawar (Lemnaea javanica) dll (Prawirohartono, 2004). Kebanyakan siput merupakan herbivora walaupun beberapa spesies yang hidup didarat dan dilaut merupakan omnivora atau karnivora predator (Aryulina, 2004).
  • 2. Praktikum estimasi populasi gastropoda ini bertujuan untuk mempelajari penerapan metode tanpa plot (plotless) untuk mengestimasi populasi gastropoda dan mempelajari korelasi antara beberapa tolokukur lingkungan dengan populasi makrobentos (gastropoda). METODOLOGI Praktikum ekologi perairan acara estimasi populasi gastropoda dilaksanakan di sungai Tambak Bayan pada hari Kamis tanggal 4 April 2013 pukul 14.00 WIB. Praktikum dibagi menjadi empat stasiun pengamatan dengan stasiun I berlokasi di paling atas (hulu sungai) hingga stasiun IV di paling bawah (hilir sungai). Parameter yang diamati dalam praktikum ini yaitu parameter fisik meliputi suhu udara, suhu air, kecepatan arus dan debit air. Parameter kimia meliputi kadar DO, kandungan CO2, alkalinitas dan PH dan untuk parameter biologi meliputi organisme yang ada di lokasi pengamatan. Alat-alat yang akan digunakan dalam praktikum ini adalah tongkat kecil (bari bambu/kayu), bola tenis meja, stop-watch/arloji, roll-meter, meteran kain/penggaris, termometer, botol oksigen, erlrnmeyer, gelas ukur, pipet ukur atau buret (yang digunakan adalah pipet ukur, agar tidak repot di lapangan), pipet tetes, mikroburet, kertas label, dan pensil. Ada pula beberapa bahan yang juga diperlukan untuk praktikum ini yaitu kertas pH atau pH meter, larutan MnSO4, larutan regan oksigen, larutan H2SO4 pekat, larutan 1/80 N Na2S2O3, larutan 1/44 N NaOH, larutan 1/50 N H2SO4, larutan 1/50 N HCl, larutan indikator amilum, larutan indikator Methyl Red (MR), larutan indikato Phenolphphtaline (PP), larutan Methyl Orange (MO), larutan 0,01 N kalium permanganat, 6 N H2SO4, larutan 0,01 Asam oksalat dan larutan 4% formalin. Metode yang digunakan pada praktikum estimasi populasi gastropoda ini yaitu metode tanpa plot (plotless). Pengambilan datanya dengan cara menancapkan sebuah tongkat bambu ke dasar perairan secara acak dan sembarang sebagai titik pengambilan cuplikan selanjutnya mengukur jarak gastropoda terdekat yang ada di sekitar titik cuplikan. Kerapatan populasi (densitas) gastropoda dapat dihitung menggunakan rumus: D=D2S-2 D=S-1Y Y=i=1sYi Yi= π(Xi)2 S : jumlah titik cuplikan yang diambil, D : estimasi kerapatan gastropoda, X : jarak terdekat gastropoda dengan titik yang ditentukan scara acak, Y : Luas area kajian HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel Data Hasil Pengamatan Acara Estimasi Populasi Gastropoda Parameter Stasiun I II III IV Fisik Suhu udara (°C) - 23 29 26 Suhu air (°C) - 25.6 28.5 29 Kecepatan arus (m/s ) 1.1 0.69 0.58 11.28 Debit (m3/s) 1.914 2.33 0.11 3.19 Kimia DO (ppm) 6.34 6.4 6.1 4.5 CO2 (ppm) 11.2 7 7.4 7.6 Alkalinitas (ppm) 62 33.2 76 134 pH 7 7 7 7
  • 3. Biologi Densitas Gastropoda (idv/m2) 0.06 381 25 36 Cuaca Mendung Hujan Hujan Hujan Vegetasi Semak bambu Semak, pohon Semak, pohon Semak, pohon Gastropoda merupakan hewan invertebratadan masuk dalam kelas mollusca. Gastropoda berasal dari bahasa Yunani yaitu gaster yang berarti perut dan podos yang berarti kaki. Jadi gastropoda berarti hewan yang melakukan aktivitas (bergerak) dengan kaki perutnya ( Setyobudiandi, 1997 ). Gastrpoda merupakan kelas dari molluska yang paling sukses dalam siklus hidupnya dan memiliki jumlah spesies terbanyak. Habitat gastropoda sangat beragam dan suka pada berbagai tipe substrat dasar perairan, baik berbatu, berlumpur maupun berpasir. Suhu yang baik untuk kehidupan gastropoda tidak terlalu tinggi yaitu sekitar 20-30°C. Gastropoda tidak menyukai perairan yang memiliki arus deras, karena bisa hanyut terbawa arus sungai. DO dan CO2 yang baik untuk kehidupan gastropoda yaitu berkisar antara 5-8 ppm ( Setyobudiandi, 1997). Praktikum acara estimasi populasi gastropoda yang berlokasi di sungi Tambak Bayan dilaksanakan bersamaan dengan turunnya hujan. Keadaan sungai saat dilakukan pengukuran parameter lingkungan kondisinya kurang baik. Banyak sampah dipinggiran maupun yang ikut hanyut terbawa arus sungai. Selain itu diatas lokasi praktikum distasiun II terdapat kolam budidaya ikan yang air kuluarannya dialirkan kesungai. Pada air buangam tersebut tentu kualitasnya kurang baik karena mengandung racun yang disebabkan oleh sisa pelet (makanan ikan) yang tidak termakan. Untuk keadaan vegetasi disekitar stasiun II yaitu semak-semak, rerumputan dan terdapat pohon pisang. Selain itu diseberang sungai banyak dijumpai ponon bambu yang menjulan tingggi dan menutupi sungai sehingga cahaya sedikit terhalang masuk. Sungai Tambak Bayan sendiri masih banyak digunakan masyarakat sekitar untuk keperluan rumh tangga, irigasi, dan industri. Metode yang digunakan dalam praktikum estimasi populasi gastropoda kali ini adalah metode plotless atau metode yang cara pengambilan datanya tanpa menggunakan plot. Cara pengambilan datanya yaitu dengan cara menancapkan tongkat bambu kedasar perairan secara acak dan sembarang. Kemudian mengamati apakah ada gastropoda di sekitar tongkat yang ditancapkan tadi. Apabila terdapat banyak populasi gastropoda, maka gastropoda yang memiliki jarak terdekat dengan tongkat diukur. Cara ini dilakukan sebanyak 30 kali pada setiap stasiun dengan lokasi berbeda beda. Data yang diperoleh kemudian dihitung menggunakan rumus densitas populasi gastropoda. Data Densitas Gastropoda Stasiun 1
  • 4. No Xi(m) Xi^2 Vi=π(Xi^2) 1 1,00 1,0000 3.14 2 0.62 0.3844 1.207016 3 0.87 0.7569 2.376666 4 0.66 0.4356 1.367784 5 0.65 0.4225 1.326650 6 0.12 0.0144 0.045216 7 0.13 0.0169 0.053066 8 0.08 0.0064 0.020096 9 0.19 0.0361 0.113354 10 0.34 0.1156 0.362984 11 0.16 0.0256 0.080384 12 0.19 0.0361 0.113354 13 0.39 0.1521 0.477594 14 0.50 0.2500 0.785 15 0.60 0.3600 1.1304 16 0.16 0.0256 0.080384 17 0.37 0.1369 0.429866 18 0.23 0.0529 0.166106 19 0.31 0.0961 0.301754 20 0.42 0.1764 0.553896 21 0.65 0.4225 1.32665 22 0.59 0.3481 1.093034 23 0.35 0.1225 0.38465 24 0.28 0.0784 0.246176 25 0.27 0.0729 0.228906 26 0.30 0.090 0.2826 27 0.72 0.5184 1.627776 28 0.34 0.1156 0.362984 29 0.6 0.36 1.1304 30 0.5 0.25 0.785 ∑ 21.59975 Ď = s-1ΣY = 30-121.59975= 1,34 D = Ď^2s-2 = 1,34^230-2 = 0,06 indv/m2 Stasiun 2 No Xi(m) Xi^2 Vi=π(Xi^2)
  • 5. 1 0.02 0.0004 0.001256 2 0.01 0.0001 0.000314 3 0.01 0.0001 0.000314 4 0.005 0.000025 7.85E-05 5 0.05 0.0025 0.00785 6 0.035 0.001225 0.003847 7 0.01 0.0001 0.000314 8 0.04 0.0016 0.005024 9 0.03 0.0009 0.002826 10 0.04 0.0016 0.005024 11 0.09 0.0081 0.025434 12 0.03 0.0009 0.002826 13 0.05 0.0025 0.00785 14 0.15 0.0225 0.07065 15 0.1 0.01 0.0314 16 0.01 0.0001 0.000314 17 0.05 0.0025 0.00785 18 0.03 0.0009 0.002826 19 0.08 0.0064 0.020096 20 0.09 0.0081 0.025434 21 0.06 0.0036 0.011304 22 0.05 0.0025 0.00785 23 24 25 26 27 28 29 30 ∑ 0.2407 Ď = s-1ΣY = 22-10.2407 = 87,25 D = Ď^2s-2 = 87,25^222-2 = 381 indv/m2 Stasiun 3 No Xi(m) Xi^2 Vi=π(Xi^2) 1 0.094 0.008836 0.02774504 2 0.052 0.002704 0.00849056 3 0.058 0.003364 0.01056296
  • 6. 4 0.088 0.007744 0.02431616 5 0.048 0.002304 0.00723456 6 0.122 0.014884 0.04673576 7 0.084 0.007056 0.02215584 8 0.102 0.010404 0.03266856 9 0.13 0.0169 0.053066 10 0.09 0.0081 0.025434 11 0.028 0.000784 0.00246176 12 0.022 0.000484 0.00151976 13 0.058 0.003364 0.01056296 14 0.168 0.028224 0.08862336 15 0.172 0.029584 0.09289376 16 0.108 0.011664 0.03662496 17 0.18 0.0324 0.101736 18 0.112 0.012544 0.03938816 19 0.208 0.043264 0.13584896 20 0.032 0.001024 0.00321536 21 0.094 0.008836 0.02774504 22 0.048 0.002304 0.00723456 23 0.176 0.030976 0.09726464 24 0.19 0.0361 0.113354 25 0.136 0.018496 0.05807744 26 0.012 0.000144 0.00045216 27 0.034 0.001156 0.00362984 28 0.028 0.000784 0.00246176 29 0.018 0.000324 0.00101736 30 0.0008 0.00000064 2.0096E-06 ∑ 1.08252329 Ď = s-1ΣY = 30-11.08252329 = 26,79 D = Ď^2s-2 = 26,79^230-2 = 25 indv/m2 Stasiun 4 No Xi(m) Xi^2 Vi=π(Xi^2) 1 0.05 0.0025 0.00785 2 0.02 0.0004 0.001256 3 0.03 0.0009 0.002826 4 0.09 0.0081 0.025434 5 0.08 0.0064 0.020096 6 0.05 0.0025 0.00785
  • 7. 7 0.01 0.0001 0.000314 8 0.005 0.000025 7.85E-05 9 0.03 0.0009 0.002826 10 0.24 0.0576 0.180864 11 0.11 0.0121 0.037994 12 0.11 0.0121 0.037994 13 0.23 0.0529 0.166106 14 0.3 0.09 0.2826 15 0.08 0.0064 0.020096 16 0.05 0.0025 0.00785 17 0.06 0.0036 0.011304 18 0.02 0.0004 0.001256 19 0.06 0.0036 0.011304 20 0.03 0.0009 0.002826 21 0.02 0.0004 0.001256 22 0.06 0.0036 0.011304 23 0.06 0.0036 0.011304 24 0.04 0.0016 0.005024 25 0.03 0.0009 0.002826 26 0.06 0.0036 0.011304 27 0.08 0.0064 0.020096 28 0.06 0.0036 0.011304 29 0.03 0.0009 0.002826 30 0.03 0.0009 0.002826 ∑ 0.908795 Ď = s-1ΣY = 30-10.908795= 31,9 D = Ď^2s-2 = 31,9^230-2 = 36 indv/m2 Data hasil pengukuran parameter lingkungan yang diperoleh distasiun II yaitu untuk parameter fisik hasil pengukuran suhu udara 23°C, suhu air 25,6°C, kecepatan arus 0,69 m/s dan debit air 2,33 m/s. Untuk parameter kimia hasil pengukuran DO 6,4 ppm, kadar CO2 bebas 7 ppm, alkalinitasb33,2 ppm dan PH 7. Untuk parameter biologi densitas gastropodanya adalah 381 idv/m2. Hasil densitas gasropoda distasiun II merupakan hasil terbesar dibandingkan dengan stasiun lainnya. Densitas Gastropoda VS Kecepatan Arus
  • 8. Dengan membandingkan hasil dua grafik antara densitas gastropoda dengan kecepatan arus menunjukkan bahwa hasil pengukuran densitas untuk stasiun II tertinggi dengan kecepatan arus cukup rendah. Dengan begitu berarti dapat disimpulkan bahwa populasi gastropoda lebih menyukai habitat dengan kecepatan arus rendah. Sedangkan stasiun IV memiliki densitas gastropoda yang rendah karena kecepatan arusnya tinggi, arus yang tinggi ini dikarena pada stasiun IV memiliki kedalaman yang yang cukup dalam serta sungainya agak lebar. Selain itu kecepatan arus juga dipengaruhi oleh banyak sedikitnya penghalang, misalnya batu-batuan. Semakin banyak batu-batuan kecepatannya menjadi berkurang. Densitas Gastropoda VS DO Densitas gastropoda di stasiun II menunjukkan yang tertinggi dan apabila dikaitkan dengan DO ( kandungan oksigen terlarut ) juga menunjukkan hasil yang tinggi. Dari grafik DO vs stasiun menunjukkan kandungan DO dari stasiun I ke IV semakin rendah. Hal ini sesuai teori yang menyatakan bahwa semakin ke hulu (daerah atas) kandungan oksigen terlarutnya semakin tinggi, karena di daerah hulu lebih banyak dijumpai tumbuhan air sehingga lebih banyak oksigen yang dihasilkan dari proses fotosintesis (Hutagalung, 2004). Gastropoda cenderung lebih menyukai daerah yang memiliki kandungan DO tinggi karena dalam pemenuhan kebutuhan oksigen untuk respirasinya lebih mudah didapatkan tanpa harus bersaing dengan organisme lainnya. Sehingga untuk daerah yang memiliki kandungan DO tinggi sering ditemukan densitas yang tinggi pula. Densitas Gastropoda VS CO2 bebas Dari membandingkan data antara kedua grafik menunjukkan bahwa kadar CO2 bebas di stasiun II paling rendah tetapi memiliki densitas gastropoda yang tertinggi. Hal ini berarti bahwa populasi gastropoda lebih menyukai daerah dengan kandungan CO2 rendah. Hasil pengukuran kadar CO2 bebas sering dijumpai berkebalikan dengan kandungan DO nya, apabila CO2 maka DO rendah, begitu pula sebaliknya. Kadar CO2 bebas yang rendah menjadikan gastropoda lebih mudah dalam proses respirasi karena kadar CO2 yang tinggi dapat mengganggu proses repirasi dan apabila kadar CO2 nya sangat tinggi dapat mengakibatkan kematian pada gastropoda. Itu sebabnya kenapa lebih banyak dijumpai populasi gasatropoda pada daerah yang memiliki kadar CO2 rendah. Hasil pengukuran densitas gastropoda pada 4 stasiun yaitu sebagai berikut: Stasiun I II III IV Densitas Gastropoda (idv/m2) 0.06 381 25 36 Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa stasiun yang memiliki densitas gastropoda terbesar adalah stasiun II sebanyak 381 idv/m2 dan stasiun yang memiliki densitas terendah adalah stasiun I sebanyak 0,06 idv/m2. Sehingga dapat disimpulkan bahwa stasiun yang me- miliki kondisi perairan cukup baik dan cocok untuk kehidupan gastropoda adalah stasiun II. KESIMPULAN Cara pengambilan data dengan metode plotless yaitu dengan cara menancapkan tongkat bambu kedasar perairan secara acak dan sembarang. Kemudian mengamati apakah ada gastropoda di sekitar tongkat yang ditancapkan tadi. Apabila terdapat banyak populasi gastropoda, maka gastropoda yang memiliki jarak terdekat dengan tongkat diukur. Cara ini dilakukan sebanyak 30 kali pada setiap stasiun dengan lokasi populasi gastropoda. Korelasi antara parameter lingkungan dengan populasi gastropoda contohnya yaitu kandungan DO yang tinggi menyebabkan densitas gastropoda juga ikut tinggi sedangkan kecepatan arus dan kadar CO2 yang tinggi menyebabkan densitas gastropoda rendah.
  • 9. SARAN Sebaiknya sungai yang digunakan untuk estimasi populasi gastropoda tidak hanya di sungai Tambak Bayan, tetapi ditambah satu sungai lagi. Sehingga dapat dibandingkan data yang diperoleh dan dapat diketahui sungai mana yang lebih baik kualitas perairannya untuk kehidupan gastropoda. DAFTAR PUSTAKA Aryulina, D. 2004. Biologi SMA untuk Kelas X. Erlangga. Jakarta. Hutagalung, R.A. 2004. Ekologi Dasar. Erlangga. Jakarta. Isnaeni, W. 2002. Fisiologi Hewan. Universitas Negeri Semarang. Semarang. Prawirohartono, Slamet. 2004. Sains Biologi Kelas I SMP. Bumi Aksara. Jakarta. Setyobudiandi, I. 1997. Makrozoobentos. Institut Pertanian Bogor. Bogor.