SlideShare a Scribd company logo
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
LABORATORIUM KIMIA
Jl. Willem IskandarPsr. V Medan Telp. (061) 618754
1
I.JUDUL PERCOBAAN : TITRASI KOMPLEKSIOMETRI
II.TUJUAN PERCOBAAN :
1. Mengetahui pengertian kompleksiometri
2. Mengetahui penyebab utama kesadahan air
3. Mengetahui bagaimana cara membuat larutan Na-EDTA dan standarisasi Na-EDTA
dengan CaCl2 0,01 M
III.TINJAUAN TEORITIS
Kompleksometri merupakan jenis titrasi dimana titran dan titrat saling mengkompleks,
sehingga dapat membentuk hasil berupa kompleks. Reaksi-reaksi pembentukan kompleks atau
yang menyangkut kompleks banyak sekali dan penerapannya juga banyak tidak hanya dalam
titrasi. Karena itu perlu penggantian yang cukup luas tentang kompleks. Sekalipun disini
pertama-tama akan ditetapkan pada titrasi. Salah satu tipe reaksi kimia yang berlaku sebagai
dasar penentuan titrimetrik melibatkan pembentukan (formosi) kompleks atau ion kompleks
yang larut namun sedikit terdisosiasi. Kompleks yang bermaksud disini adalah kompleks yang
dibentuk melalui reaksi ion logam, sebuah katian, dengan sebuah anion atau molekul netral.
Suatu EDTA dapat membentuk senyawa kompleks yang mantap dengan sejumlah besar ion
logam, sehingga EDTA merupakan ligan yang tidak selektif. Dalam larutan yang sedikit asam,
dapat terjadi protonasi parsial EDTA tanpa pematahan sempurna kompleks logam yang
menghasilkan secara spesies seperi CuHY- . Ternyata bila beberapa ion logam yang ada dalam
larutan tersebut maka titrasi dengan EDTA akan menunjukkan jumlah semua ion logam yang
ada dalam larutan tersebut. Titrasi kompleksometri yang berdasarkan pembentukan
persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar mengion). Kompleksometri
merupakan jenis titrasi dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa
kompleks. Reaksi-reaksi pembentukan kompleks atau yang menyangkut kompleks banyak
sekali dan penerapannya juga banyak, tidak hanya dalam titrasi. Karena itu perlu pengertian
yang cukup luas tentang kompleks, sekalipun disini pertama-tama akan diterapkan pada titrasi.
Persyaratan mendasar terbentuknya kompleks adalah tingkat kelarutan tinggi, selain titrasi
kompleksometri yang dikenal sebagai kelartometri seperti yang menyambut penggunaan
EDTA. Gugus yang terikat pada ion pusat, disebut ligan (polidentat). Selektivitas kompleks
dapat diatur dengan pengendalian pH= 10 EDTA. Sebagian besar titrasi kompleksometri
mempergunakaan indikator yang juga bertindak sebagai pengompleksnya sendiri. Indikator
demikian disebut indikator metalokromat (Khopkar, 2002).
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
LABORATORIUM KIMIA
Jl. Willem IskandarPsr. V Medan Telp. (061) 618754
2
Kelebihan titrasi kompleksometri adalah EDTA stabil, mudah larut dan menunjukkan
komposisi kimiawi yang tertantu. Selektivitas kompleks dapat diatur dengan penegendalian pH
misal pada magnesium, krom, kalsium dapat di titrasi pada pH=11. Etilen diamin asetat
(EDTA) sebagai garam natrium sendii merupakan standar primer sehingga tidak perlu
standarisasi lebih lanjut. Kompleks yang mudah larut dalam air ditemukan. Kestabilan
kompleks-kompleks logam EDTA dapat diubah dengan mengubah pH dan adanya zat-zat
pengompleks lain. Maka tetapan kestabilan kompleks EDTA akan berbeda dari nilai yang
dicatat pada suatu pH tertentu. Larutan air EDTA akan memiliki nilai yang berbeda dari
nilaiyang telah dicatat. Kondisi baru ini dinamakan tetapan kestabilan nampak atau tetapan
kestabilan menurut kondisi (Agustina, 2017).
Analisa kadar kalsium dapat dilakukan dengan metode kompleksometri. Titrasi
kompleksometri adalah titrasi berdasarkan pembentukan senyawa kompleks antara kation
dengan zat pembentukan ompleks yang banyak digunakan dalam titrasi kompleksometri adalah
garam dinatrium etilen diamin tetraasetat ( dinatrium EDTA). Titrasi ini digunakan dalam
estimasi garam logam. Etilen diamin asam tetra asetat (EDTA) adalah titran yang biasa
digunakan membentuk stabel 1:1 komplek dengan semua logam efektif. Logam alkali seperti
natrium dan kalium. Logam alkali tanah seperi kalsium dan magnesium bentuk kompleks yang
stabil pada nilai pH rendah dan dititrasi dalam ammonium klorida penyangga di pH= 10
(Hidayanti, 2010).
Titrasi kompleksometri berguna untuk menentukan sejumlah besar logam. Selektivitas
dapat dicapai dengan penggunaan yang tepat dari agen (penambah agar pengompleks lainnya
adalah asam lemah dan basa lemah yang kestimbangan, dan pengaruh pH pada kstimbangan
ini. Kami menjelaskan titrasi ion logam dengan zat pengompleks sangat berguna yaitu EDTA,
faktor-faktor yang mempengaruhi mereka, dan indikator untuk titrasi. Titrasi EDTA pada
kalsium ditambah magnesium umumnya digunakan untuk memerlukan kesadahan air. Hampir
semua logam lainnya dapat secara akurat ditentukan oleh titrasi kompleksometri.
Kompleksometri memainkan peran penting dalam banyak kimia dan biokimia. Banyak kation
akan membentuk kompleks dalam larutan dengan berbagai zat yang memiliki pasangan
elektron baik terbagi ( misalnya pada N,O,S atom dalam molekul ) mampu memuaskan bilang
koordinasi pada logam. Ion logam adalah asam lewis (elektron pasangan akseptor), komplexer
adalah basa lewis (donor pasangan elektron). (Christian, 2009).
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
LABORATORIUM KIMIA
Jl. Willem IskandarPsr. V Medan Telp. (061) 618754
3
IV. ALAT DAN BAHAN
4.1 ALAT
No Nama Alat Ukuran Jumlah
1. Neraca
2. Pipet
3. Labu ukur
4. Termometer
5. PH meter
6. Buret
7. Erlenmeyer
8. Corong
4.2 BAHAN
No Nama Bahan R. Kimia [x] Wujud Warna MSDS Jumlah
1. Larutan dapar
salmiak pH 10
- - - Bening Berbabahaya jika
terhirup, sangat
korosif
2. Larutan
magnesium
Mg2+ - Padat Abu-
abu
Debu dapat
menyebabkan iritasi
kulit dan mata
3. Larutan
kalsium
Ca2+ - Padat Putih Menyebabkan iritasi,
sangat korosif
4. Indikator
Murexide
NH4C8H4N5
O6
- Padat Putih Berbahaya jika
tertelan
5. Aquades H2O - Cair Bening Pelarut murni, tidak
mudah terbakar
6. Natrium asetat CH3COONa - Cair - Tidak berbau
7. Seng sulfat ZnSO4 - Padat Putih Berbahaya, merusak
lingkungan
8. Larutan
MgEDTA 2 M
MgEDTA - Padat Abu-
abu
Merusak lingkungan,
iritasi
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
LABORATORIUM KIMIA
Jl. Willem IskandarPsr. V Medan Telp. (061) 618754
4
9. Asam fosfat H3PO4 - - - Korosif, merusak
lingkungan
10. Indikator EBT - - - Biru Beracun,
menyebabkan luka
bakar
11. Larutan
Na2EDTA
Na2EDTA - Menyebabkan
gangguan
pernapasan
12. Kalium
hidroksida
KOH - Cair Bening Iritasi, merusak
lingkungan
13. Larutan besi Fe3+ - Zat Hijau
tua
Sangat beracun,
berbahaya jika
tertelan
14. Asam klorida
2M
HCl - Cair Bening Mengganggu
pernapasan, sangat
korosif dan reaktif
15. Magnesium
sulfat
MgSO4 - Padat Putih Iritasi pada mata dan
kulit
16. Larutan
aluminium
Al3+ - Cair Bening Berbahaya jika
terhirup
17. Barium klorida BaCl2 - Padat Putih Menyebabkan luka
bakar
18. Larutan sulfat SO4 - Padat Putih Iritasi, sangat korosif
IV PROSEDUR KERJA
A.Persiapan Pereaksi
1. Larutan Baku sekunder Na2EDTA
Larutkan 37,32 gram Na2EDTA dalam 2 L akuades,Kemudian tambahkan indicator
asam sulfosalsilat dan titrasi dengan larutan Na2EDTA sampai terjadi warna dari merah
ke kuning.
2. Cara Titrasi Kembali
a. Penetapan kadar nikel(II) dengan EBT sebagai indikator
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
LABORATORIUM KIMIA
Jl. Willem IskandarPsr. V Medan Telp. (061) 618754
5
Pipet 25 mL larutan garam nikel (netral), masukkan kedalam Erlenmeyer 250 mL.
Tambahkan 30 – 35 mL larutan EDTA 0,05 M dan buret lalu encerkan dengan
akuades sampai volume ± 100 ml, tambahkan 4 mL larutan daparsalmiak pH 10 dan
50 mg indicator EBT. Titrasi kelebihan EDTA dengan larutan baku ZnSO4 0,05 M
sampai terjadi perubahan warna dari biru kemerah anggur.
b. Penetapan kadar aluminium
Pipet 25 mL larutan garam aluminium, masukkan ke dalam erlenmeyer 250 mL,
tambahkan 30 - 35 mL larutan EDTA 0,01 M. Atur pH-nya menjadi pH 7-8 dengan
penambahan larutan ammonia (periksa dengan kertas merah fenol). Didihkan
larutan supaya kompleks antara aluminium dengan EDTA sempurna, lalu dinginkan.
Tambahkan ± 50 mg indicator EBT dan titrasi kelebihan pentiter EDTA dengan
larutan baku ZnSO4 0,01 M sampai terjadi perubahan warna dari biru kemerah
anggur.
3. Cara Titrasi Substitusi
Penetapan kadar Ca(II)
Pipet 25,00 mL larutan yang konsentrasinya sekitar 0,05 M, masukkan ke dalam
Erlenmeyer 250 mL, encerkan dengan air suling sampai volume 50 mL. Tambahkan 2
mL larutan daparsalmiak pH 10. 1 mL larutan mg EDTA 2 M dan 50 mg indicator EBT.
Titrasi dengan larutan Na2EDTA sampai terjadi perubahan warna dari merah anggur ke
biru.
4. Cara Titrasi Tidak Langsung
Penetapan kadar sulfat
Di sini silaf diendapkan sebagai barium sulfat dengan cara penambahan larutan barium
klorida dalam suasana asam Endapan barium sulfat disaring dan dicuci, lalu dilarutkan
dalam EDTA berlebih. Kelebihan EDTA dititrasi dengan larutan baku Mg2+atau Zn2+
dengan indicator EBT. Pipet 25,00 mL larutan sulfat yang kadarnya sekitar 0,05 M,
masukkan ke dalam gelas piala, encerkan dengan akuades sampai volume ± 50 mL.Atur
pH dengan penambahan HCl 2 M lalu dididihkan, tambahkan 25 mL larutan BaCl2 0,10
M, panaskan sampai hamper mendidih sambil diaduk. Panaskan di atas penangas air
selama 1 jam, lalu saring dengan botol hisap dengan memakai kertas saring halus, cuci
endapan dengan akuades. Pindahkan endapan secara kuantitatif ke dalam Erlenmeyer
250 mL, tambahkan 35 mL larutan standar EDTA 0,05 M dan 5 mL ammonia pekat.
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
LABORATORIUM KIMIA
Jl. Willem IskandarPsr. V Medan Telp. (061) 618754
6
Didihkanselama 15-20 menit. Dinginkan dan tambahkan 2 mL larutan daparsalmiak pH
10 dan ± 50 mg indicator EBT, titrasi dengan larutan standar Mg2+ 0,05 M sampai
larutan berwarna merah. Hitunglah kadar sulfat di dalam sampel !
B. Pembakuan Na2EDTA dengan larutan Baku Primer
Pipet 25 mL larutan baku seng, masukkan ke dalam erlenmeyer 250 mL. Encerkan dengan air
suling sampai ±50 mL.tambahkan 2 mL larutan dapar salmiak pH 10 dan tambahkan ±50 mg
indikator EBT.titrasi dengan larutan Na2EDTA sampai terjadi perubahan warna dari merah
anggur kebiru.
C. Penetapan kadar
1. Cara titrasi Langsung
a. Penetapan kadar larutan magnesium
Pipet 25 mL larutan magnesium, masukkan kedalamerlenmeyer 250 mL, encerkan
dengan aquades sampai volume 100 mL. Tambahkan 2 mL larutan dapar salmiak
pH 10 dan tambahkan ±50 mg indikator EBT. Titrasi dengan larutan Na2EDTA
pada temperatur ±40˚C sampai terjadi perubahan warna dari merah anggur ke biru.
b. Penetapan kadar kalsium
Pipet 25 mL larutan kalsium yang konsentrasinya sekitar 0,05M, masukkan
kedalam erlenmeyer 250 mL, tambahkan 10 mL larutan KOH 2 M dan encerkan
dengan aquades sampai volume ±200 mL. Tambahkan ±50 mg indikator murexide
dan titrasi dengan larutan Na2EDTA. Menjelang titik akhir titrasi, penambahan
larutan peniter dilakukan perlahan-lahan sampai terjadi perubahan warna lain merah
ke ungu.
c. Penetapan kadar besi (III)
Pipet 25 ml garam ferri yang konsentrasinya 0,02M, masukkan dalam erlenmeyer
250 mL.encerkan dengan aquades sampai volume 100 mL, atur pHnya dengan HCl
2 M, bila pH larutan >3 atau dengan larutan CH3COONa bila pH larutan <2,
sehingga pH=2 s/d 3 (periksa dengan indikator universal).sambil dikocok secara
tetap, larutan dipanaskan pada temperatur 50˚C.
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
LABORATORIUM KIMIA
Jl. Willem IskandarPsr. V Medan Telp. (061) 618754
7
2. Larutan Baku Primer
a. Larutan baku Zn2+ 0,05 M
Timbang dengan teliti 1,63 gram logam Zn, larutkan dalam HCl 4 N sebanyak 10-
15 ml. Atur pH 3-4 dengan penambahan NaOH 1 M, encerkan sampai volume 500
ml, dengan pembahan akuades di dalam labu ukur.
b. Larutan baku Mg2+ 0,05 M
Timbang dengan teliti 0,61 g logam Mg, larutkan dengan HCl encer lalu netralkan
dengan NaOH 1 M. Encerkan dengan akuades sampai 500 ml di dalam labu ukur.
D.Indikator-indikator
 Larutan Eriochrom Black T. (EBT)
1 g EBT digerus dengan 100 g NaCl kering di dalam mortir. Simpan di dalam botol
yang kering
 Murexide
1 g merexide + NaCl 1 : 100. Simpan di dalam botol kering
 Xylenorange (silenol jingga)
1 g jingga silenol + kalium nitrat 1 : 100
 Ftalein komplekson
1 g ftalein komplekso + NaCl 1 : 100
 Pirokatekol Ungu (Pyrocatechol violet)
1 g pirokatekol ungu + kalium nitrat 1 : 100
 Ditizoa
Larutkan 0,001 M ditizon di dalam alkohol.
 Asam sulfosalisilat
Larutkan asam salfosalisilat 2% di dalam alkohol
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
LABORATORIUM KIMIA
Jl. Willem IskandarPsr. V Medan Telp. (061) 618754
8
V. HASIL PERCOBAAN/REAKSI – REAKSI/ PEMBAHASAN
5.1.Reaksi-Reaksi
1.Penambahan Na2EDTA dengan Larutan baku primer
2.Penetapan kadar larutan Mg
5.2 Perhitungan
Rumus Perhitugan Mencari kadar Mg,sebagai berikut:
Kadar Mg =
( 𝑉 𝑥𝑀)Na2EDTA x Bm Mg x 100%
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑀𝑔
5.3 Hasil Percobaan Menurut Teori
Titrasi kompleksometri atau kelatometri adalah suatu jenis titrasi dimana reaksi antara
bahan yang dianalisis dan titrat akan membentuk suatu kompleks senyawa. Kompleks senyawa
ini dsebut kelat dan terjadi akibat titran dan titrat yang saling mengkompleks. Kelat yang
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
LABORATORIUM KIMIA
Jl. Willem IskandarPsr. V Medan Telp. (061) 618754
9
terbentuk melalui titrasi terdiri dari dua komonen yang membentuk ligan dan tergantung pada
titran serta titrat yang hendak diamati. Kelat yang terbentuk melalui titrasi terdiri dari dua
komponen yang membentuk ligan dan tergantung pada titran serta titrat yang hendak diamati.
Titrasi dapat ditentukan dengan adanya penambahan indikator yang berguna sebagai tanda
tercapai titik akhir titrasi. Ada lima syarat suatu indikator ion logam dapat digunakan pada
pendeteksian visual dari titik-titik akhir yaitu reaksi warna harus sedemikian sehingga sebelum
titik akhir, bila hampir semua ion logam telah berkompleks dengan EDTA, larutan
akanberwarna kuat. Kedua, reaksi warna itu haruslah spesifik (khusus), atau sedikitnya selektif.
Ketiga, kompleks-indikator logam itu harus memiliki kestabilan yang cukup agar diperoleh
perubahan warna yang tajam. Namun, kompleks - indikator logam itu harus kurang stabil
dibanding komplekslogam - EDTA untuk menjamin agar pada titik akhir, EDTA memindahkan
ion-ion logam dari kompleks-indikator logam ke kompleks logam-EDTAharus tajam dan cepat.
Kelima, kontras warna antara indikator bebas dankompleks - indikator logam harus sedemikian
sehingga mudah diamati.Indikator harus sangat peka terhadap ion logam sehingga perubahan
warna terjadi sedikit mungkin dengan titik ekuivalen. Terakhir, penentuan Ca dan Mg dapat
dilakukan dengan titrasi EDTA, pH untuk titrasi adalah 10 denganindikator eriochrome black
T.
Metode kerja dari pada praktikum titrasi kompleksiometri ini adalah pada larutan sampel
ditambahkan larutan buffer pH 10,jadi dari penambahan larutan buffer ini untuk menjaga pH
larutan agar pembentukan ion kompleks Magnesium (Mg2+) dan Seng Sulfat (ZnSO4) stabil
dan tidak menganggu ion logam lain.Selain itu,penambahan NaOH untuk memberi suasana
adam pada larutan.
Titrasi kompleksiometri digunakan indicator EBT.Indikator ini diberikan sebelum
titrasi,agar terjadi reaksi antara logam dengan indicator terlebih dahulu untuk membentuk ion
komleks.Penambahan indicator ini tidak boleh berlebihan,karenz indikator EBT dalam
keadaan bebas warnanya berbeda tergantung dari pH larutan.Pada saat titrasi dengan larutan
baku Na2EDTA,terjadi persaingan antara kompleks logam dengan EDTA dimana pada
akhirtnya indikator terlepas dalam keadaan bebasnya kembali dan terbentuk ion kompleks
EDTA dengan logam.Warna biru yang Nampak pada titik akhir titrasi adalah warna dari
indikator EBT bebas dan merupakan titik akhir titrasi.
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
LABORATORIUM KIMIA
Jl. Willem IskandarPsr. V Medan Telp. (061) 618754
10
Indikator EBT yang biasanya digunakan termasuk dalam indikator logam.Ion Kompleks
dari indikato dari indikator logam ini dan ion logam yang bila bereaksi dengan ion logam akan
berubah warna,Selain itu syarat yang lain dari titrasi kompleksiometri adalah ion komplek
indikator dan ion logam tidak boleh sama,stabil dengan kompleks pembentuk khelat yang ada
dalam larutan pengukuran ion logam atau dengan kata lain logam harus bereaksi terlebih
dahulu dengan ion logam pada waktu larutan pengukur yang ditambahkan atau sebaliknya,ion
logam harus dibabaskan kembali,jika larutan pengukuran ditambahkan.
Hasil dari titrasi kompleksometri dari 25 ml larutan Magnesium ditambah 100 ml air dan
ditambah larutan dapar salmiak 2ml dan juga ditambah 50 mg EBT menghasilkan perubahan
warna dari ungu menjadi biru.Dengan volume Na2EDTA sebagai zat titran sebanyak 27
ml.Kelarutan Mg2+ masih rendah pada proses titrasi tetapi sudah terbentuk secara mendasar
persyaratan kompleksometri dengan kelarutan yang sedang.
Berdasarkan teori yang ada(manihar,2012) persyaratan mendasar terbentuknya kompleks
demikian adalah ketika tingkat kelarutan yang tinggi.Titrasi kompleksometri adalah titrasi
berdasarkan reaksi pembentukan kompleks antara ion logam dengan zat pembentuk
kompleks.Kompleksometri merupakan salah satu cara menentukan kadar-kadar zat pembentuk
kation kompleks antara ion logam dan EDTA.EDTA merupakan ligan yang dapat
berkoordinasi dengan ion logam dengan pertolongan kedua nitrogen dan empat gugus
karboksil.Pada titrasi kompleksometri penambahan EBT menyebabkan larutan berubah warna
menjadi merah anggur.Kemudian dititrasi dengan Na2EDTA larutan akan berubah warna
menjadi biru.
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
LABORATORIUM KIMIA
Jl. Willem IskandarPsr. V Medan Telp. (061) 618754
11
VII.KESIMPULAN
1. Kompleksometri adalah jenis titrasi dimana titran dan titrat saling meng kompleks dan
membentuk hasil berupa kompleks.
2. Penyebab utama kesadahan air adalah adanya ion-ion Ca2+ dan Mg2+ dalam air.
3. Pembuatan Na-EDTA dapat dilakukan dengan cara mencampurkan Na-EDTA dan
MgCl2.6H2O kemudian diencerkan dengan aquabides sampai volume tertentu.
Standarisasi Na-EDTA dilakukan dengan metode titrasi kompleksometri menggunakan
larutan standar primer CaCl2 0,01 M.
VIII. JAWABAN PERTANYAAN DAN TUGAS
1. Kelat terbentuk melalui titrasi terdiri dari dua komonen yang membentuk ligan dan
tergantung pada titran serta titrat yang hendak diamati.
2. Ligan Monodentat contohnya, F-, Cl-, H2O dan CO,Ligan Bidentat contohnya, anion
diamin, difosfin, dieter,dan Ligan Polidentat contohnya, etilendiamin
3. Pembuatan Na-EDTA dapat dilakukan dengan cara mencampurkan Na-EDTA dan
MgCl2.6H2O kemudian diencerkan dengan aquabides sampai volume tertentu.
Standarisasi Na-EDTA dilakukan dengan metode titrasi kompleksometri menggunakan
larutan standar primer CaCl2 0,01 M.
4. Kestabilan kinetika pada senyawa kompleks dalam larutan berhubungan dengan laju
reaksi, mekanisme reaksi kimia serta besaran-besaran yang terlibat dalam pembentukan
kompleks
5. Tujuan ditambahkan larutan dapar amilum pH 10 untuk menjaga ion tetap dalam
larutan
6. Penentuan titik akhir susah ditentukan, karena sangat dipengaruhi oleh pH dan bahan
yang digunakan cukup banyak dibandingkan dengan metode lain yaitu larutan bak,
indikator, larutan dapar, dan larutan asam atau basa.
7. Syarat-syarat indikator logam yaitu :
 Stabilitas dari ikatan kompleks indikator-logam harus lebih rendah daripada
ikatan kompleks logam-EDTA.
 Terjadi perubahan warna pada range pH yang ditetapkan, dimana terjadi
pembentukan kompleks stabil.
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
LABORATORIUM KIMIA
Jl. Willem IskandarPsr. V Medan Telp. (061) 618754
12
 Perubahan warna terjadi oleh adanya indicator bebas dari kompleks logam
dalam larutan, karena sejumlah eqivalen EDTA ditambahkan untuk membentuk
kompleks logam-EDTA.
8. Keuntungan titrasi kembali yaitu, dapat digunakan untuk ion-ion logam yang
mengendap pada pH titras.
IX. DAFTAR PUSTAKA :
Agustina, A.S ., Choiril ., Hidayat, R ., (2017) ., Pengaruh Perebusan Terhadap Kadar Kalsium
Pada Bayam Hijau (Amaranthus Tricolor, L) Dengan Metode Kompleksometri.,
Motorik., Vol 12. No. 24 : Hal 75-83.
Christian, Gary. D., (2004)., Analytical Chemistry.,University of Washington., United States
of America.
Hidayanti, A.,(2010)., Penetapan Kadar Senyawa Kalsium (Ca) pada Pasta Gigi., Jurnal Kimia.,
Vol 02. No 01 : Hal 43-47.
Khopkar ., (2002) ., Konsep Dasar Kimia Analitik ., UI Press ., Jakarta.
MEDAN, 14 Mei 2019
DOSEN/ASISTEN PRAKTIKAN
(IKHSAN SOBIRIN RITONGAH) ( KELOMPOK 1 )
NIM : 4161131011 NIM : -

More Related Content

What's hot

Laporan praktikum 9 - gugus alkohol
Laporan praktikum 9 - gugus alkoholLaporan praktikum 9 - gugus alkohol
Laporan praktikum 9 - gugus alkohol
Firda Shabrina
 
Alkoho adalah suatu senyawa organik yang tersusun dari unsur
Alkoho adalah suatu senyawa organik yang tersusun dari unsurAlkoho adalah suatu senyawa organik yang tersusun dari unsur
Alkoho adalah suatu senyawa organik yang tersusun dari unsur
muhlisunazim
 
Laporan praktikum analisis kesadahan air
Laporan praktikum analisis kesadahan airLaporan praktikum analisis kesadahan air
Laporan praktikum analisis kesadahan air
Dwi Mahardhika
 
Laporan resmi asetaldehid
Laporan resmi asetaldehidLaporan resmi asetaldehid
Laporan resmi asetaldehid
Hafni Zuhroh
 
Titrasi kompleksometri
Titrasi kompleksometriTitrasi kompleksometri
Titrasi kompleksometri
lee_walker94
 
Sifat asam dan basa senyawa organik
Sifat asam dan basa senyawa organik Sifat asam dan basa senyawa organik
Sifat asam dan basa senyawa organik
Meilani Kharlia Putri
 
Laporan kimia farmasi analitik
Laporan kimia farmasi analitik Laporan kimia farmasi analitik
Laporan kimia farmasi analitik
Mina Audina
 
Identifikasi senyawa organik (reaksi, m l, teori)
Identifikasi senyawa organik (reaksi, m l, teori)Identifikasi senyawa organik (reaksi, m l, teori)
Identifikasi senyawa organik (reaksi, m l, teori)Tillapia
 
Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri
AgataMelati
 
Asam karboksilat
Asam karboksilatAsam karboksilat
Asam karboksilatargentum17
 
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilatidentifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
zakirafi
 
Praktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid ketonPraktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid keton
Dwi Atika Atika
 
Identifikasi aldehida dan keton
Identifikasi aldehida dan ketonIdentifikasi aldehida dan keton
Identifikasi aldehida dan ketonmuhlisun_azim
 
laporan praktikum identifikasi senyawa organik
laporan praktikum identifikasi senyawa organiklaporan praktikum identifikasi senyawa organik
laporan praktikum identifikasi senyawa organikwd_amaliah
 
Analisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetri
Analisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetriAnalisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetri
Analisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetri
Hesti Radean
 
20354210 pengendapan-dan-gravimetri
20354210 pengendapan-dan-gravimetri20354210 pengendapan-dan-gravimetri
20354210 pengendapan-dan-gravimetriIndriati Dewi
 
laporan, alkaloid, anstetik, hormon
laporan, alkaloid, anstetik, hormonlaporan, alkaloid, anstetik, hormon
laporan, alkaloid, anstetik, hormon
Andriana Andriana
 
Artikel analisis kualitatif zat organik dwi karyani 1313031019
Artikel analisis kualitatif zat organik   dwi karyani 1313031019Artikel analisis kualitatif zat organik   dwi karyani 1313031019
Artikel analisis kualitatif zat organik dwi karyani 1313031019
Dwi Karyani
 

What's hot (19)

Laporan praktikum 9 - gugus alkohol
Laporan praktikum 9 - gugus alkoholLaporan praktikum 9 - gugus alkohol
Laporan praktikum 9 - gugus alkohol
 
Alkoho adalah suatu senyawa organik yang tersusun dari unsur
Alkoho adalah suatu senyawa organik yang tersusun dari unsurAlkoho adalah suatu senyawa organik yang tersusun dari unsur
Alkoho adalah suatu senyawa organik yang tersusun dari unsur
 
Laporan praktikum analisis kesadahan air
Laporan praktikum analisis kesadahan airLaporan praktikum analisis kesadahan air
Laporan praktikum analisis kesadahan air
 
Laporan resmi asetaldehid
Laporan resmi asetaldehidLaporan resmi asetaldehid
Laporan resmi asetaldehid
 
Titrasi kompleksometri
Titrasi kompleksometriTitrasi kompleksometri
Titrasi kompleksometri
 
Sifat asam dan basa senyawa organik
Sifat asam dan basa senyawa organik Sifat asam dan basa senyawa organik
Sifat asam dan basa senyawa organik
 
Laporan kimia farmasi analitik
Laporan kimia farmasi analitik Laporan kimia farmasi analitik
Laporan kimia farmasi analitik
 
Identifikasi senyawa organik (reaksi, m l, teori)
Identifikasi senyawa organik (reaksi, m l, teori)Identifikasi senyawa organik (reaksi, m l, teori)
Identifikasi senyawa organik (reaksi, m l, teori)
 
Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri
 
Asam karboksilat
Asam karboksilatAsam karboksilat
Asam karboksilat
 
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilatidentifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
 
Analisis senyawa obat
Analisis senyawa obatAnalisis senyawa obat
Analisis senyawa obat
 
Praktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid ketonPraktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid keton
 
Identifikasi aldehida dan keton
Identifikasi aldehida dan ketonIdentifikasi aldehida dan keton
Identifikasi aldehida dan keton
 
laporan praktikum identifikasi senyawa organik
laporan praktikum identifikasi senyawa organiklaporan praktikum identifikasi senyawa organik
laporan praktikum identifikasi senyawa organik
 
Analisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetri
Analisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetriAnalisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetri
Analisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetri
 
20354210 pengendapan-dan-gravimetri
20354210 pengendapan-dan-gravimetri20354210 pengendapan-dan-gravimetri
20354210 pengendapan-dan-gravimetri
 
laporan, alkaloid, anstetik, hormon
laporan, alkaloid, anstetik, hormonlaporan, alkaloid, anstetik, hormon
laporan, alkaloid, anstetik, hormon
 
Artikel analisis kualitatif zat organik dwi karyani 1313031019
Artikel analisis kualitatif zat organik   dwi karyani 1313031019Artikel analisis kualitatif zat organik   dwi karyani 1313031019
Artikel analisis kualitatif zat organik dwi karyani 1313031019
 

Similar to Study literatur kompleksometri

Analisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetri 131020171434-ph...
Analisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetri 131020171434-ph...Analisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetri 131020171434-ph...
Analisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetri 131020171434-ph...
PT. SASA
 
Titrasi serimetri dll
Titrasi serimetri dllTitrasi serimetri dll
Titrasi serimetri dllIkhsan Bz
 
Laporan praktikum analisis kesadahan air
Laporan praktikum analisis kesadahan airLaporan praktikum analisis kesadahan air
Laporan praktikum analisis kesadahan air
PT. SASA
 
Dasar Kimia Analisa Analisa Oksigen Terlarut
Dasar Kimia Analisa Analisa Oksigen TerlarutDasar Kimia Analisa Analisa Oksigen Terlarut
Dasar Kimia Analisa Analisa Oksigen Terlarut
Nurmalina Adhiyanti
 
Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)
Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)
Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)
Ahmad Dzikrullah
 
Deskripsi koloid, suspensi dan larutan sejati
Deskripsi koloid, suspensi dan larutan sejatiDeskripsi koloid, suspensi dan larutan sejati
Deskripsi koloid, suspensi dan larutan sejati
dwinevergiveup
 
Kompleksasi
KompleksasiKompleksasi
Kompleksasi
Abulkhair Abdullah
 
Pengolahan Limbah
Pengolahan LimbahPengolahan Limbah
Pengolahan Limbah
Dwi Karyani
 
laporan praktikum analisis kation-10-3.pdf
laporan praktikum analisis kation-10-3.pdflaporan praktikum analisis kation-10-3.pdf
laporan praktikum analisis kation-10-3.pdf
mrbajiyo
 
laporan praktikum kelarutan sebagai fungsi suhu
laporan praktikum kelarutan sebagai fungsi suhulaporan praktikum kelarutan sebagai fungsi suhu
laporan praktikum kelarutan sebagai fungsi suhu
Emmy Nurul
 
Kimiaaaa Farmasi Argentometri mahasiswaaa
Kimiaaaa Farmasi Argentometri mahasiswaaaKimiaaaa Farmasi Argentometri mahasiswaaa
Kimiaaaa Farmasi Argentometri mahasiswaaa
KariEmuLLah
 
Analisis titrimetri (1)
Analisis titrimetri (1)Analisis titrimetri (1)
Analisis titrimetri (1)
GeriSetiawan2
 
Penetapan kadar Kalsium laktat
Penetapan kadar Kalsium laktatPenetapan kadar Kalsium laktat
Penetapan kadar Kalsium laktat
Nur Kasim
 
3 beberapa reaksi senyawa karbon
3 beberapa reaksi senyawa karbon3 beberapa reaksi senyawa karbon
3 beberapa reaksi senyawa karbon
Universitas Muslim Indonesia Makassar
 
Alexander Souhuat_kesadahan1.pptx
Alexander Souhuat_kesadahan1.pptxAlexander Souhuat_kesadahan1.pptx
Alexander Souhuat_kesadahan1.pptx
gomagnetit
 
3. g7 bab 2 perubahan , larutan
3. g7   bab 2 perubahan , larutan3. g7   bab 2 perubahan , larutan
3. g7 bab 2 perubahan , larutan
DIAH KOHLER
 
Laporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutLaporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutRizki Ramadhan
 

Similar to Study literatur kompleksometri (20)

Analisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetri 131020171434-ph...
Analisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetri 131020171434-ph...Analisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetri 131020171434-ph...
Analisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetri 131020171434-ph...
 
Titrasi serimetri dll
Titrasi serimetri dllTitrasi serimetri dll
Titrasi serimetri dll
 
Laporan praktikum analisis kesadahan air
Laporan praktikum analisis kesadahan airLaporan praktikum analisis kesadahan air
Laporan praktikum analisis kesadahan air
 
Dasar Kimia Analisa Analisa Oksigen Terlarut
Dasar Kimia Analisa Analisa Oksigen TerlarutDasar Kimia Analisa Analisa Oksigen Terlarut
Dasar Kimia Analisa Analisa Oksigen Terlarut
 
Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)
Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)
Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)
 
Redoks
RedoksRedoks
Redoks
 
Deskripsi koloid, suspensi dan larutan sejati
Deskripsi koloid, suspensi dan larutan sejatiDeskripsi koloid, suspensi dan larutan sejati
Deskripsi koloid, suspensi dan larutan sejati
 
Kompleksasi
KompleksasiKompleksasi
Kompleksasi
 
Pengolahan Limbah
Pengolahan LimbahPengolahan Limbah
Pengolahan Limbah
 
Bab ii amami
Bab ii amamiBab ii amami
Bab ii amami
 
laporan praktikum analisis kation-10-3.pdf
laporan praktikum analisis kation-10-3.pdflaporan praktikum analisis kation-10-3.pdf
laporan praktikum analisis kation-10-3.pdf
 
laporan praktikum kelarutan sebagai fungsi suhu
laporan praktikum kelarutan sebagai fungsi suhulaporan praktikum kelarutan sebagai fungsi suhu
laporan praktikum kelarutan sebagai fungsi suhu
 
Transkrip pka 1
Transkrip pka 1Transkrip pka 1
Transkrip pka 1
 
Kimiaaaa Farmasi Argentometri mahasiswaaa
Kimiaaaa Farmasi Argentometri mahasiswaaaKimiaaaa Farmasi Argentometri mahasiswaaa
Kimiaaaa Farmasi Argentometri mahasiswaaa
 
Analisis titrimetri (1)
Analisis titrimetri (1)Analisis titrimetri (1)
Analisis titrimetri (1)
 
Penetapan kadar Kalsium laktat
Penetapan kadar Kalsium laktatPenetapan kadar Kalsium laktat
Penetapan kadar Kalsium laktat
 
3 beberapa reaksi senyawa karbon
3 beberapa reaksi senyawa karbon3 beberapa reaksi senyawa karbon
3 beberapa reaksi senyawa karbon
 
Alexander Souhuat_kesadahan1.pptx
Alexander Souhuat_kesadahan1.pptxAlexander Souhuat_kesadahan1.pptx
Alexander Souhuat_kesadahan1.pptx
 
3. g7 bab 2 perubahan , larutan
3. g7   bab 2 perubahan , larutan3. g7   bab 2 perubahan , larutan
3. g7 bab 2 perubahan , larutan
 
Laporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutLaporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarut
 

More from DevitaAirin

Critical Book Report
Critical Book ReportCritical Book Report
Critical Book Report
DevitaAirin
 
TR kimia logam Kel 2 Kelimpahan Logam Golongan 2
TR kimia logam Kel 2 Kelimpahan Logam Golongan 2TR kimia logam Kel 2 Kelimpahan Logam Golongan 2
TR kimia logam Kel 2 Kelimpahan Logam Golongan 2
DevitaAirin
 
Logam Golongan 14 dan 15 (Sn, Pb, dan Bi)
Logam Golongan 14 dan 15 (Sn, Pb, dan Bi)Logam Golongan 14 dan 15 (Sn, Pb, dan Bi)
Logam Golongan 14 dan 15 (Sn, Pb, dan Bi)
DevitaAirin
 
Logam Zn (zink) ,Cd (Cadmium), Hg (Raksa)
Logam Zn (zink) ,Cd (Cadmium), Hg (Raksa)Logam Zn (zink) ,Cd (Cadmium), Hg (Raksa)
Logam Zn (zink) ,Cd (Cadmium), Hg (Raksa)
DevitaAirin
 
Study literatur anion
Study literatur anionStudy literatur anion
Study literatur anion
DevitaAirin
 
Kel 4 Perencanaan Tes dan Non tes Meteri Larutan Elektrolit
Kel 4 Perencanaan Tes dan Non tes Meteri Larutan ElektrolitKel 4 Perencanaan Tes dan Non tes Meteri Larutan Elektrolit
Kel 4 Perencanaan Tes dan Non tes Meteri Larutan Elektrolit
DevitaAirin
 
Karbohidrat,Protein dan lemak
Karbohidrat,Protein dan lemakKarbohidrat,Protein dan lemak
Karbohidrat,Protein dan lemak
DevitaAirin
 
Rekayasa Ide kimia organik
Rekayasa Ide kimia organikRekayasa Ide kimia organik
Rekayasa Ide kimia organik
DevitaAirin
 
Tugas Rutin
Tugas RutinTugas Rutin
Tugas Rutin
DevitaAirin
 
Critical Journal Report agama
Critical Journal Report agamaCritical Journal Report agama
Critical Journal Report agama
DevitaAirin
 
RI dan MR agama
RI dan MR agamaRI dan MR agama
RI dan MR agama
DevitaAirin
 

More from DevitaAirin (11)

Critical Book Report
Critical Book ReportCritical Book Report
Critical Book Report
 
TR kimia logam Kel 2 Kelimpahan Logam Golongan 2
TR kimia logam Kel 2 Kelimpahan Logam Golongan 2TR kimia logam Kel 2 Kelimpahan Logam Golongan 2
TR kimia logam Kel 2 Kelimpahan Logam Golongan 2
 
Logam Golongan 14 dan 15 (Sn, Pb, dan Bi)
Logam Golongan 14 dan 15 (Sn, Pb, dan Bi)Logam Golongan 14 dan 15 (Sn, Pb, dan Bi)
Logam Golongan 14 dan 15 (Sn, Pb, dan Bi)
 
Logam Zn (zink) ,Cd (Cadmium), Hg (Raksa)
Logam Zn (zink) ,Cd (Cadmium), Hg (Raksa)Logam Zn (zink) ,Cd (Cadmium), Hg (Raksa)
Logam Zn (zink) ,Cd (Cadmium), Hg (Raksa)
 
Study literatur anion
Study literatur anionStudy literatur anion
Study literatur anion
 
Kel 4 Perencanaan Tes dan Non tes Meteri Larutan Elektrolit
Kel 4 Perencanaan Tes dan Non tes Meteri Larutan ElektrolitKel 4 Perencanaan Tes dan Non tes Meteri Larutan Elektrolit
Kel 4 Perencanaan Tes dan Non tes Meteri Larutan Elektrolit
 
Karbohidrat,Protein dan lemak
Karbohidrat,Protein dan lemakKarbohidrat,Protein dan lemak
Karbohidrat,Protein dan lemak
 
Rekayasa Ide kimia organik
Rekayasa Ide kimia organikRekayasa Ide kimia organik
Rekayasa Ide kimia organik
 
Tugas Rutin
Tugas RutinTugas Rutin
Tugas Rutin
 
Critical Journal Report agama
Critical Journal Report agamaCritical Journal Report agama
Critical Journal Report agama
 
RI dan MR agama
RI dan MR agamaRI dan MR agama
RI dan MR agama
 

Recently uploaded

LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
jodikurniawan341
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
Nur afiyah
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
bobobodo693
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Rima98947
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
Indah106914
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
asyi1
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
setiatinambunan
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
EkoPutuKromo
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
ssuser289c2f1
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
nawasenamerta
 

Recently uploaded (20)

LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 

Study literatur kompleksometri

  • 1. FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN LABORATORIUM KIMIA Jl. Willem IskandarPsr. V Medan Telp. (061) 618754 1 I.JUDUL PERCOBAAN : TITRASI KOMPLEKSIOMETRI II.TUJUAN PERCOBAAN : 1. Mengetahui pengertian kompleksiometri 2. Mengetahui penyebab utama kesadahan air 3. Mengetahui bagaimana cara membuat larutan Na-EDTA dan standarisasi Na-EDTA dengan CaCl2 0,01 M III.TINJAUAN TEORITIS Kompleksometri merupakan jenis titrasi dimana titran dan titrat saling mengkompleks, sehingga dapat membentuk hasil berupa kompleks. Reaksi-reaksi pembentukan kompleks atau yang menyangkut kompleks banyak sekali dan penerapannya juga banyak tidak hanya dalam titrasi. Karena itu perlu penggantian yang cukup luas tentang kompleks. Sekalipun disini pertama-tama akan ditetapkan pada titrasi. Salah satu tipe reaksi kimia yang berlaku sebagai dasar penentuan titrimetrik melibatkan pembentukan (formosi) kompleks atau ion kompleks yang larut namun sedikit terdisosiasi. Kompleks yang bermaksud disini adalah kompleks yang dibentuk melalui reaksi ion logam, sebuah katian, dengan sebuah anion atau molekul netral. Suatu EDTA dapat membentuk senyawa kompleks yang mantap dengan sejumlah besar ion logam, sehingga EDTA merupakan ligan yang tidak selektif. Dalam larutan yang sedikit asam, dapat terjadi protonasi parsial EDTA tanpa pematahan sempurna kompleks logam yang menghasilkan secara spesies seperi CuHY- . Ternyata bila beberapa ion logam yang ada dalam larutan tersebut maka titrasi dengan EDTA akan menunjukkan jumlah semua ion logam yang ada dalam larutan tersebut. Titrasi kompleksometri yang berdasarkan pembentukan persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar mengion). Kompleksometri merupakan jenis titrasi dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa kompleks. Reaksi-reaksi pembentukan kompleks atau yang menyangkut kompleks banyak sekali dan penerapannya juga banyak, tidak hanya dalam titrasi. Karena itu perlu pengertian yang cukup luas tentang kompleks, sekalipun disini pertama-tama akan diterapkan pada titrasi. Persyaratan mendasar terbentuknya kompleks adalah tingkat kelarutan tinggi, selain titrasi kompleksometri yang dikenal sebagai kelartometri seperti yang menyambut penggunaan EDTA. Gugus yang terikat pada ion pusat, disebut ligan (polidentat). Selektivitas kompleks dapat diatur dengan pengendalian pH= 10 EDTA. Sebagian besar titrasi kompleksometri mempergunakaan indikator yang juga bertindak sebagai pengompleksnya sendiri. Indikator demikian disebut indikator metalokromat (Khopkar, 2002).
  • 2. FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN LABORATORIUM KIMIA Jl. Willem IskandarPsr. V Medan Telp. (061) 618754 2 Kelebihan titrasi kompleksometri adalah EDTA stabil, mudah larut dan menunjukkan komposisi kimiawi yang tertantu. Selektivitas kompleks dapat diatur dengan penegendalian pH misal pada magnesium, krom, kalsium dapat di titrasi pada pH=11. Etilen diamin asetat (EDTA) sebagai garam natrium sendii merupakan standar primer sehingga tidak perlu standarisasi lebih lanjut. Kompleks yang mudah larut dalam air ditemukan. Kestabilan kompleks-kompleks logam EDTA dapat diubah dengan mengubah pH dan adanya zat-zat pengompleks lain. Maka tetapan kestabilan kompleks EDTA akan berbeda dari nilai yang dicatat pada suatu pH tertentu. Larutan air EDTA akan memiliki nilai yang berbeda dari nilaiyang telah dicatat. Kondisi baru ini dinamakan tetapan kestabilan nampak atau tetapan kestabilan menurut kondisi (Agustina, 2017). Analisa kadar kalsium dapat dilakukan dengan metode kompleksometri. Titrasi kompleksometri adalah titrasi berdasarkan pembentukan senyawa kompleks antara kation dengan zat pembentukan ompleks yang banyak digunakan dalam titrasi kompleksometri adalah garam dinatrium etilen diamin tetraasetat ( dinatrium EDTA). Titrasi ini digunakan dalam estimasi garam logam. Etilen diamin asam tetra asetat (EDTA) adalah titran yang biasa digunakan membentuk stabel 1:1 komplek dengan semua logam efektif. Logam alkali seperti natrium dan kalium. Logam alkali tanah seperi kalsium dan magnesium bentuk kompleks yang stabil pada nilai pH rendah dan dititrasi dalam ammonium klorida penyangga di pH= 10 (Hidayanti, 2010). Titrasi kompleksometri berguna untuk menentukan sejumlah besar logam. Selektivitas dapat dicapai dengan penggunaan yang tepat dari agen (penambah agar pengompleks lainnya adalah asam lemah dan basa lemah yang kestimbangan, dan pengaruh pH pada kstimbangan ini. Kami menjelaskan titrasi ion logam dengan zat pengompleks sangat berguna yaitu EDTA, faktor-faktor yang mempengaruhi mereka, dan indikator untuk titrasi. Titrasi EDTA pada kalsium ditambah magnesium umumnya digunakan untuk memerlukan kesadahan air. Hampir semua logam lainnya dapat secara akurat ditentukan oleh titrasi kompleksometri. Kompleksometri memainkan peran penting dalam banyak kimia dan biokimia. Banyak kation akan membentuk kompleks dalam larutan dengan berbagai zat yang memiliki pasangan elektron baik terbagi ( misalnya pada N,O,S atom dalam molekul ) mampu memuaskan bilang koordinasi pada logam. Ion logam adalah asam lewis (elektron pasangan akseptor), komplexer adalah basa lewis (donor pasangan elektron). (Christian, 2009).
  • 3. FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN LABORATORIUM KIMIA Jl. Willem IskandarPsr. V Medan Telp. (061) 618754 3 IV. ALAT DAN BAHAN 4.1 ALAT No Nama Alat Ukuran Jumlah 1. Neraca 2. Pipet 3. Labu ukur 4. Termometer 5. PH meter 6. Buret 7. Erlenmeyer 8. Corong 4.2 BAHAN No Nama Bahan R. Kimia [x] Wujud Warna MSDS Jumlah 1. Larutan dapar salmiak pH 10 - - - Bening Berbabahaya jika terhirup, sangat korosif 2. Larutan magnesium Mg2+ - Padat Abu- abu Debu dapat menyebabkan iritasi kulit dan mata 3. Larutan kalsium Ca2+ - Padat Putih Menyebabkan iritasi, sangat korosif 4. Indikator Murexide NH4C8H4N5 O6 - Padat Putih Berbahaya jika tertelan 5. Aquades H2O - Cair Bening Pelarut murni, tidak mudah terbakar 6. Natrium asetat CH3COONa - Cair - Tidak berbau 7. Seng sulfat ZnSO4 - Padat Putih Berbahaya, merusak lingkungan 8. Larutan MgEDTA 2 M MgEDTA - Padat Abu- abu Merusak lingkungan, iritasi
  • 4. FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN LABORATORIUM KIMIA Jl. Willem IskandarPsr. V Medan Telp. (061) 618754 4 9. Asam fosfat H3PO4 - - - Korosif, merusak lingkungan 10. Indikator EBT - - - Biru Beracun, menyebabkan luka bakar 11. Larutan Na2EDTA Na2EDTA - Menyebabkan gangguan pernapasan 12. Kalium hidroksida KOH - Cair Bening Iritasi, merusak lingkungan 13. Larutan besi Fe3+ - Zat Hijau tua Sangat beracun, berbahaya jika tertelan 14. Asam klorida 2M HCl - Cair Bening Mengganggu pernapasan, sangat korosif dan reaktif 15. Magnesium sulfat MgSO4 - Padat Putih Iritasi pada mata dan kulit 16. Larutan aluminium Al3+ - Cair Bening Berbahaya jika terhirup 17. Barium klorida BaCl2 - Padat Putih Menyebabkan luka bakar 18. Larutan sulfat SO4 - Padat Putih Iritasi, sangat korosif IV PROSEDUR KERJA A.Persiapan Pereaksi 1. Larutan Baku sekunder Na2EDTA Larutkan 37,32 gram Na2EDTA dalam 2 L akuades,Kemudian tambahkan indicator asam sulfosalsilat dan titrasi dengan larutan Na2EDTA sampai terjadi warna dari merah ke kuning. 2. Cara Titrasi Kembali a. Penetapan kadar nikel(II) dengan EBT sebagai indikator
  • 5. FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN LABORATORIUM KIMIA Jl. Willem IskandarPsr. V Medan Telp. (061) 618754 5 Pipet 25 mL larutan garam nikel (netral), masukkan kedalam Erlenmeyer 250 mL. Tambahkan 30 – 35 mL larutan EDTA 0,05 M dan buret lalu encerkan dengan akuades sampai volume ± 100 ml, tambahkan 4 mL larutan daparsalmiak pH 10 dan 50 mg indicator EBT. Titrasi kelebihan EDTA dengan larutan baku ZnSO4 0,05 M sampai terjadi perubahan warna dari biru kemerah anggur. b. Penetapan kadar aluminium Pipet 25 mL larutan garam aluminium, masukkan ke dalam erlenmeyer 250 mL, tambahkan 30 - 35 mL larutan EDTA 0,01 M. Atur pH-nya menjadi pH 7-8 dengan penambahan larutan ammonia (periksa dengan kertas merah fenol). Didihkan larutan supaya kompleks antara aluminium dengan EDTA sempurna, lalu dinginkan. Tambahkan ± 50 mg indicator EBT dan titrasi kelebihan pentiter EDTA dengan larutan baku ZnSO4 0,01 M sampai terjadi perubahan warna dari biru kemerah anggur. 3. Cara Titrasi Substitusi Penetapan kadar Ca(II) Pipet 25,00 mL larutan yang konsentrasinya sekitar 0,05 M, masukkan ke dalam Erlenmeyer 250 mL, encerkan dengan air suling sampai volume 50 mL. Tambahkan 2 mL larutan daparsalmiak pH 10. 1 mL larutan mg EDTA 2 M dan 50 mg indicator EBT. Titrasi dengan larutan Na2EDTA sampai terjadi perubahan warna dari merah anggur ke biru. 4. Cara Titrasi Tidak Langsung Penetapan kadar sulfat Di sini silaf diendapkan sebagai barium sulfat dengan cara penambahan larutan barium klorida dalam suasana asam Endapan barium sulfat disaring dan dicuci, lalu dilarutkan dalam EDTA berlebih. Kelebihan EDTA dititrasi dengan larutan baku Mg2+atau Zn2+ dengan indicator EBT. Pipet 25,00 mL larutan sulfat yang kadarnya sekitar 0,05 M, masukkan ke dalam gelas piala, encerkan dengan akuades sampai volume ± 50 mL.Atur pH dengan penambahan HCl 2 M lalu dididihkan, tambahkan 25 mL larutan BaCl2 0,10 M, panaskan sampai hamper mendidih sambil diaduk. Panaskan di atas penangas air selama 1 jam, lalu saring dengan botol hisap dengan memakai kertas saring halus, cuci endapan dengan akuades. Pindahkan endapan secara kuantitatif ke dalam Erlenmeyer 250 mL, tambahkan 35 mL larutan standar EDTA 0,05 M dan 5 mL ammonia pekat.
  • 6. FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN LABORATORIUM KIMIA Jl. Willem IskandarPsr. V Medan Telp. (061) 618754 6 Didihkanselama 15-20 menit. Dinginkan dan tambahkan 2 mL larutan daparsalmiak pH 10 dan ± 50 mg indicator EBT, titrasi dengan larutan standar Mg2+ 0,05 M sampai larutan berwarna merah. Hitunglah kadar sulfat di dalam sampel ! B. Pembakuan Na2EDTA dengan larutan Baku Primer Pipet 25 mL larutan baku seng, masukkan ke dalam erlenmeyer 250 mL. Encerkan dengan air suling sampai ±50 mL.tambahkan 2 mL larutan dapar salmiak pH 10 dan tambahkan ±50 mg indikator EBT.titrasi dengan larutan Na2EDTA sampai terjadi perubahan warna dari merah anggur kebiru. C. Penetapan kadar 1. Cara titrasi Langsung a. Penetapan kadar larutan magnesium Pipet 25 mL larutan magnesium, masukkan kedalamerlenmeyer 250 mL, encerkan dengan aquades sampai volume 100 mL. Tambahkan 2 mL larutan dapar salmiak pH 10 dan tambahkan ±50 mg indikator EBT. Titrasi dengan larutan Na2EDTA pada temperatur ±40˚C sampai terjadi perubahan warna dari merah anggur ke biru. b. Penetapan kadar kalsium Pipet 25 mL larutan kalsium yang konsentrasinya sekitar 0,05M, masukkan kedalam erlenmeyer 250 mL, tambahkan 10 mL larutan KOH 2 M dan encerkan dengan aquades sampai volume ±200 mL. Tambahkan ±50 mg indikator murexide dan titrasi dengan larutan Na2EDTA. Menjelang titik akhir titrasi, penambahan larutan peniter dilakukan perlahan-lahan sampai terjadi perubahan warna lain merah ke ungu. c. Penetapan kadar besi (III) Pipet 25 ml garam ferri yang konsentrasinya 0,02M, masukkan dalam erlenmeyer 250 mL.encerkan dengan aquades sampai volume 100 mL, atur pHnya dengan HCl 2 M, bila pH larutan >3 atau dengan larutan CH3COONa bila pH larutan <2, sehingga pH=2 s/d 3 (periksa dengan indikator universal).sambil dikocok secara tetap, larutan dipanaskan pada temperatur 50˚C.
  • 7. FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN LABORATORIUM KIMIA Jl. Willem IskandarPsr. V Medan Telp. (061) 618754 7 2. Larutan Baku Primer a. Larutan baku Zn2+ 0,05 M Timbang dengan teliti 1,63 gram logam Zn, larutkan dalam HCl 4 N sebanyak 10- 15 ml. Atur pH 3-4 dengan penambahan NaOH 1 M, encerkan sampai volume 500 ml, dengan pembahan akuades di dalam labu ukur. b. Larutan baku Mg2+ 0,05 M Timbang dengan teliti 0,61 g logam Mg, larutkan dengan HCl encer lalu netralkan dengan NaOH 1 M. Encerkan dengan akuades sampai 500 ml di dalam labu ukur. D.Indikator-indikator  Larutan Eriochrom Black T. (EBT) 1 g EBT digerus dengan 100 g NaCl kering di dalam mortir. Simpan di dalam botol yang kering  Murexide 1 g merexide + NaCl 1 : 100. Simpan di dalam botol kering  Xylenorange (silenol jingga) 1 g jingga silenol + kalium nitrat 1 : 100  Ftalein komplekson 1 g ftalein komplekso + NaCl 1 : 100  Pirokatekol Ungu (Pyrocatechol violet) 1 g pirokatekol ungu + kalium nitrat 1 : 100  Ditizoa Larutkan 0,001 M ditizon di dalam alkohol.  Asam sulfosalisilat Larutkan asam salfosalisilat 2% di dalam alkohol
  • 8. FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN LABORATORIUM KIMIA Jl. Willem IskandarPsr. V Medan Telp. (061) 618754 8 V. HASIL PERCOBAAN/REAKSI – REAKSI/ PEMBAHASAN 5.1.Reaksi-Reaksi 1.Penambahan Na2EDTA dengan Larutan baku primer 2.Penetapan kadar larutan Mg 5.2 Perhitungan Rumus Perhitugan Mencari kadar Mg,sebagai berikut: Kadar Mg = ( 𝑉 𝑥𝑀)Na2EDTA x Bm Mg x 100% 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑀𝑔 5.3 Hasil Percobaan Menurut Teori Titrasi kompleksometri atau kelatometri adalah suatu jenis titrasi dimana reaksi antara bahan yang dianalisis dan titrat akan membentuk suatu kompleks senyawa. Kompleks senyawa ini dsebut kelat dan terjadi akibat titran dan titrat yang saling mengkompleks. Kelat yang
  • 9. FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN LABORATORIUM KIMIA Jl. Willem IskandarPsr. V Medan Telp. (061) 618754 9 terbentuk melalui titrasi terdiri dari dua komonen yang membentuk ligan dan tergantung pada titran serta titrat yang hendak diamati. Kelat yang terbentuk melalui titrasi terdiri dari dua komponen yang membentuk ligan dan tergantung pada titran serta titrat yang hendak diamati. Titrasi dapat ditentukan dengan adanya penambahan indikator yang berguna sebagai tanda tercapai titik akhir titrasi. Ada lima syarat suatu indikator ion logam dapat digunakan pada pendeteksian visual dari titik-titik akhir yaitu reaksi warna harus sedemikian sehingga sebelum titik akhir, bila hampir semua ion logam telah berkompleks dengan EDTA, larutan akanberwarna kuat. Kedua, reaksi warna itu haruslah spesifik (khusus), atau sedikitnya selektif. Ketiga, kompleks-indikator logam itu harus memiliki kestabilan yang cukup agar diperoleh perubahan warna yang tajam. Namun, kompleks - indikator logam itu harus kurang stabil dibanding komplekslogam - EDTA untuk menjamin agar pada titik akhir, EDTA memindahkan ion-ion logam dari kompleks-indikator logam ke kompleks logam-EDTAharus tajam dan cepat. Kelima, kontras warna antara indikator bebas dankompleks - indikator logam harus sedemikian sehingga mudah diamati.Indikator harus sangat peka terhadap ion logam sehingga perubahan warna terjadi sedikit mungkin dengan titik ekuivalen. Terakhir, penentuan Ca dan Mg dapat dilakukan dengan titrasi EDTA, pH untuk titrasi adalah 10 denganindikator eriochrome black T. Metode kerja dari pada praktikum titrasi kompleksiometri ini adalah pada larutan sampel ditambahkan larutan buffer pH 10,jadi dari penambahan larutan buffer ini untuk menjaga pH larutan agar pembentukan ion kompleks Magnesium (Mg2+) dan Seng Sulfat (ZnSO4) stabil dan tidak menganggu ion logam lain.Selain itu,penambahan NaOH untuk memberi suasana adam pada larutan. Titrasi kompleksiometri digunakan indicator EBT.Indikator ini diberikan sebelum titrasi,agar terjadi reaksi antara logam dengan indicator terlebih dahulu untuk membentuk ion komleks.Penambahan indicator ini tidak boleh berlebihan,karenz indikator EBT dalam keadaan bebas warnanya berbeda tergantung dari pH larutan.Pada saat titrasi dengan larutan baku Na2EDTA,terjadi persaingan antara kompleks logam dengan EDTA dimana pada akhirtnya indikator terlepas dalam keadaan bebasnya kembali dan terbentuk ion kompleks EDTA dengan logam.Warna biru yang Nampak pada titik akhir titrasi adalah warna dari indikator EBT bebas dan merupakan titik akhir titrasi.
  • 10. FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN LABORATORIUM KIMIA Jl. Willem IskandarPsr. V Medan Telp. (061) 618754 10 Indikator EBT yang biasanya digunakan termasuk dalam indikator logam.Ion Kompleks dari indikato dari indikator logam ini dan ion logam yang bila bereaksi dengan ion logam akan berubah warna,Selain itu syarat yang lain dari titrasi kompleksiometri adalah ion komplek indikator dan ion logam tidak boleh sama,stabil dengan kompleks pembentuk khelat yang ada dalam larutan pengukuran ion logam atau dengan kata lain logam harus bereaksi terlebih dahulu dengan ion logam pada waktu larutan pengukur yang ditambahkan atau sebaliknya,ion logam harus dibabaskan kembali,jika larutan pengukuran ditambahkan. Hasil dari titrasi kompleksometri dari 25 ml larutan Magnesium ditambah 100 ml air dan ditambah larutan dapar salmiak 2ml dan juga ditambah 50 mg EBT menghasilkan perubahan warna dari ungu menjadi biru.Dengan volume Na2EDTA sebagai zat titran sebanyak 27 ml.Kelarutan Mg2+ masih rendah pada proses titrasi tetapi sudah terbentuk secara mendasar persyaratan kompleksometri dengan kelarutan yang sedang. Berdasarkan teori yang ada(manihar,2012) persyaratan mendasar terbentuknya kompleks demikian adalah ketika tingkat kelarutan yang tinggi.Titrasi kompleksometri adalah titrasi berdasarkan reaksi pembentukan kompleks antara ion logam dengan zat pembentuk kompleks.Kompleksometri merupakan salah satu cara menentukan kadar-kadar zat pembentuk kation kompleks antara ion logam dan EDTA.EDTA merupakan ligan yang dapat berkoordinasi dengan ion logam dengan pertolongan kedua nitrogen dan empat gugus karboksil.Pada titrasi kompleksometri penambahan EBT menyebabkan larutan berubah warna menjadi merah anggur.Kemudian dititrasi dengan Na2EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru.
  • 11. FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN LABORATORIUM KIMIA Jl. Willem IskandarPsr. V Medan Telp. (061) 618754 11 VII.KESIMPULAN 1. Kompleksometri adalah jenis titrasi dimana titran dan titrat saling meng kompleks dan membentuk hasil berupa kompleks. 2. Penyebab utama kesadahan air adalah adanya ion-ion Ca2+ dan Mg2+ dalam air. 3. Pembuatan Na-EDTA dapat dilakukan dengan cara mencampurkan Na-EDTA dan MgCl2.6H2O kemudian diencerkan dengan aquabides sampai volume tertentu. Standarisasi Na-EDTA dilakukan dengan metode titrasi kompleksometri menggunakan larutan standar primer CaCl2 0,01 M. VIII. JAWABAN PERTANYAAN DAN TUGAS 1. Kelat terbentuk melalui titrasi terdiri dari dua komonen yang membentuk ligan dan tergantung pada titran serta titrat yang hendak diamati. 2. Ligan Monodentat contohnya, F-, Cl-, H2O dan CO,Ligan Bidentat contohnya, anion diamin, difosfin, dieter,dan Ligan Polidentat contohnya, etilendiamin 3. Pembuatan Na-EDTA dapat dilakukan dengan cara mencampurkan Na-EDTA dan MgCl2.6H2O kemudian diencerkan dengan aquabides sampai volume tertentu. Standarisasi Na-EDTA dilakukan dengan metode titrasi kompleksometri menggunakan larutan standar primer CaCl2 0,01 M. 4. Kestabilan kinetika pada senyawa kompleks dalam larutan berhubungan dengan laju reaksi, mekanisme reaksi kimia serta besaran-besaran yang terlibat dalam pembentukan kompleks 5. Tujuan ditambahkan larutan dapar amilum pH 10 untuk menjaga ion tetap dalam larutan 6. Penentuan titik akhir susah ditentukan, karena sangat dipengaruhi oleh pH dan bahan yang digunakan cukup banyak dibandingkan dengan metode lain yaitu larutan bak, indikator, larutan dapar, dan larutan asam atau basa. 7. Syarat-syarat indikator logam yaitu :  Stabilitas dari ikatan kompleks indikator-logam harus lebih rendah daripada ikatan kompleks logam-EDTA.  Terjadi perubahan warna pada range pH yang ditetapkan, dimana terjadi pembentukan kompleks stabil.
  • 12. FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN LABORATORIUM KIMIA Jl. Willem IskandarPsr. V Medan Telp. (061) 618754 12  Perubahan warna terjadi oleh adanya indicator bebas dari kompleks logam dalam larutan, karena sejumlah eqivalen EDTA ditambahkan untuk membentuk kompleks logam-EDTA. 8. Keuntungan titrasi kembali yaitu, dapat digunakan untuk ion-ion logam yang mengendap pada pH titras. IX. DAFTAR PUSTAKA : Agustina, A.S ., Choiril ., Hidayat, R ., (2017) ., Pengaruh Perebusan Terhadap Kadar Kalsium Pada Bayam Hijau (Amaranthus Tricolor, L) Dengan Metode Kompleksometri., Motorik., Vol 12. No. 24 : Hal 75-83. Christian, Gary. D., (2004)., Analytical Chemistry.,University of Washington., United States of America. Hidayanti, A.,(2010)., Penetapan Kadar Senyawa Kalsium (Ca) pada Pasta Gigi., Jurnal Kimia., Vol 02. No 01 : Hal 43-47. Khopkar ., (2002) ., Konsep Dasar Kimia Analitik ., UI Press ., Jakarta. MEDAN, 14 Mei 2019 DOSEN/ASISTEN PRAKTIKAN (IKHSAN SOBIRIN RITONGAH) ( KELOMPOK 1 ) NIM : 4161131011 NIM : -