Makalah ini membahas tentang manajemen stratejik yang mencakup formulasi strategi melalui analisis situasi dan alternatif strategi, analisis situasi kekuatan dan kelemahan perusahaan, implementasi dan pengawasan strategi, etika bisnis dan tanggung jawab sosial perusahaan, serta evaluasi dan pengendalian strategi."
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
STRATEGI MANAJEMEN
1. MAKALAH
MANAJEMEN STRATEJIK
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
MANAJEMEN STRATEJIK
Disusun oleh:
Nama : Salam Maskur
NIM : 1150810
Kelas : 5X - Manajemen
Dosen Pengampu:
Ade Fauji, SE, MM
UNIVERSITAS BINA BANGSA
2017
2. i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
serta hidayah-Nya kepada penulis sehingga makalah yang berjudul “Manajemen
Stratejik” ini dapat diselesaikan dengan baik.
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Manajemen Stratejik. Dalam penyelesaian makalah ini, penulis mendapat bantuan
dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis ucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Ade Fauji, SE, MM selaku dosen pengampu mata kuliah Manajemen
Stratejik.
2. Bapak dan Ibu, selaku orang tua yang selalu memberi dorongan untuk kami.
3. Teman-teman yang telah membantu menyelesaikan penulisan makalah ini, dan
kepada semua pihak yang terlibat.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca dan memberikan
penjelasan tentang manajemen stratejik dalam bidang ekonomi yang ada di
Indonesia sekarang ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna.
Untuk itu, saran dan kritik dari pembaca sangat penulis harapkan. Atas saran dan
kritiknya, penulis ucapkan terima kasih.
Serang, Januari 2018
Salam Maskur
3. ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN......................................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah........................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan Makalah..............................................................................3
BAB II
PEMBAHASAN.........................................................................................................4
2.1 Formulasi Strategi: Analisis Strategi Dan Alternatif Strategi..........................4
2.1.1 Studi Manajemen Stratejik........................................................................4
2.1.2 Formulasi Strategi Analisis situasi dan Alternatif Strategik......................5
2.1.3 Analisis Situasi Manajemen Strategi ....................................................... 10
2.1.4 Alternatif Strategi Manajemen Strategi................................................... 14
2.2 Analisis Situasi Kekuatan-Kelemahan Perusahaan Dan Hubungannya Dengan
Strategi.......................................................................................................... 17
2.2.1 Analisis Situasi SWOT Perusahaan......................................................... 17
2.2.2 Korelasi SWOT Dengan Strategi perusahaan.......................................... 19
2.3 Implementasi Dan Pengawasan Strategi........................................................ 19
2.4 Etika Bisnis Dan Social Responsibility/ Environmental Sustainability............. 22
2.4.1 Etika Bisnis.............................................................................................. 22
2.4.2 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR)............................................. 23
2.5 Rasional Dan Proses Pengendalian Serta Evaluasi Dan Pengendalian Strategi
...................................................................................................................... 25
2.5.1 Evaluasi Strategi...................................................................................... 25
2.5.2 Pengendalian Strategi.............................................................................. 26
4. iii
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................................. 31
3.1 Kesimpulan ...................................................................................................31
3.2 Saran............................................................................................................. 32
DAFTAR PUSTAKA
5. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manajemen stratejik adalah seni dan ilmu penyusunan, penerapan dan
pengevaluasian keputusan-keputusan lintas fungsional yang dapat memungkinkan
suatu perusahaan mencapai sasarannya. Manajemen stratejik adalah proses
penetapan tujuan organisasi, pengembangan kebijakan dan perencanaan untuk
mencapai sasaran tersebut, serta mengalokasikan sumberdaya untuk menerapkan
kebijakan dan merencanakan pencapaian tujuan organisasi. Manajemen stratejik
mengkombinasikan aktivitas-aktivitas dari berbagai bagian fungsional suatu bisnis
untuk mencapai tujuan organisasi.
Manajemen stratejik merupakan aktivitas manajemen tertinggi yang biasanya
disusun oleh dewan direksi dan dilaksanakan oleh CEO serta tim eksekutif
organisasi tersebut. Manajemen stratejik memberikan arahan menyeluruh untuk
perusahaan dan terkait erat dengan bidang perilaku organisasi.
Manajemen stratejik berbicara tentang gambaran besar. Inti dari manajemen
stratejik adalah mengidentifikasi tujuan organisasi, sumberdayanya dan bagaimana
sumberdaya yang ada tersebut dapat digunakan secara efektif untuk memenuhi
tujuan stratejik. Manajemen stratejik di saat ini harus memberikan fondasi dasar
atau pedoman untuk pengambilan keputusan dalam organisasi. Ini adalah proses
yang berkesimbungan dan terus-menerus. Rencana stratejik organisasi merupakan
dokumen hidup yang selalu dikunjungi dan kembali dikunjungi. Bahkan mungkin
sampai perlu dianggap sebagaimana suatu cairan karena sifatnya yang terus harus
dimodifikasi. Seiring dengan adanya informasi baru telah tersedia, dia harus
digunakan untuk membuat penyesuaian dan revisi.
Menurut Thomas L. Wheelen – J. David Hunger manajemen stratejik adalah
serangkaian dari pada keputusan manajerial dan kegiatan-kegiatan yang
menentukan keberhasilan perusahaan dalam jangka panjang. Kegiatan tersebut
merupakan konsep dari manajemen stratejik yang terdiri dari perumusan/
perencanaan strategi, pelaksanaan/ implementasi, dan evaluasi.
6. 2
Lingkungan dunia yang mengalami perubahan seperti adanya globalisasi,
kontrol masyarakat, perkembangan teknologi, memberikan dampak bagi
perkembangan suatu negara maupun bisnis. Kontrol masyarakat terhadap
pelaksanaan kegiatan pemerintahan maupun perusahaan, sehingga pemerintah
maupun pemimpin perusahaan tidak dapat membuat kebijakan yang mengabaikan
kepentingan masyarakat. Sebuah perusahaan tentunya juga harus memiliki visi,
misi, dan tujuan yang ingin dicapai. Strategi yang direncanakan manajer strategi
digunakan untuk mencapai visi, misi dan tujuan tersebut. Penyusunan strategi
dalam dimulai dari pembuatan visi, misi dan tujuan. Dalam penyusunan strategi
harus ada formulasi strategi dimana di dalamnya menggunakan analisis situasi dan
alternatif strategi. Analisis situasi tersebut untuk mengetahui kekuatan-kelemahan
suatu perusahaan dan hubungannya dengan strategi. Kemudian pelaksanaan/
implementasi dan pengawasan strategi agar strategi yang implementasikan tetap
mengikuti etika bisnis dan social responsibility/ environmentalsustainability. Yang
terakhir adalah proses pengendalian serta evaluasi strategi. Evaluasi ini dapat
dilakukan dengan cara melakukan audit strategi, untuk melihat apakah ada
ketidaksesuaian antara strategi dan pelaksanaan. Untuk membuat strategi berhasil
atau sukses dalam menjalankan kegiatannya perlu adanya keselarasan antara
kompetensi yang dimiliki perusahaan maupun pemerintah dengan lingkungan yang
ada di luar organisasi (perusahaan dan pemerintah).
Untuk mengetahui dan menghargai dunia dari perspektif orang lain telah
menjadi masalah hidup atau mati untuk bisnis. Dengan demikian perlu adanya
kegiatan dalam pengambilan keputusan yang disesuaikan antara kemampuan yang
dimiliki dengan lingkungan yang ada di sekitar sehingga perlunya adanya
manajemen stratejik. Menopang manajemen stratejik tergantung pada manajer
mendapat pengertian mengenai pesaing, pasar, harga, pemasok, distributor,
pemerintah, kreditor, pemegang saham dan pelanggan di seluruh dunia. Harga dan
mutu dari produk dan jasa perusahaan harus dapat bersaing di seluruh dunia, bukan
hanya di pasar lokal.
Persaingan yang memunculkan daya saing erat kaitannya dengan pemahaman
mekanisme pasar (standar dan benchmarking), kecepatan dan ketepatan
7. 3
penyampaian produk (barang dan jasa) yang mampu menciptakan nilai tambah.
Oleh karena itu, peningkatan daya saing organisasi bersifata unik, tetapi pada
intinya dipengaruhi oleh aspek kreatifitas, kapasitas, teknologi yang digunakan dan
jangkauan pemasaran yang dicapai. Hal tersebut diwujudkan dari tampilan produk,
produktivitas yang tinggi dan pelayanan yang baik.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalahnya adalah:
1. Bagaimana formulasi strategi: analisis strategi dan alternatif strategi?
2. Bagaimana analisis situasi kekuatan-kelemahan perusahaan dan
hubungannya dengan strategi?
3. Bagaimana implementasi dan pengawasan strategi?
4. Apa itu etika bisnis dan social responsibility/ environmental sustainability?
5. Bagaimana rasional dan proses pengendalian serta evaluasi dan
pengendalian strategi ?
1.3 Tujuan Penulisan Makalah
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bagaimana formulasi strategi: analisis strategi dan
alternatif strategi.
2. Untuk mengetahui bagaimana analisis situasi kekuatan-kelemahan
perusahaan dan hubungannya dengan strategi.
3. Untuk mengetahui bagaimana implementasi dan pengawasan strategi.
4. Untuk mengetahui apa itu etika bisnis dan social responsibility/
environmental sustainability.
5. Untuk mengetahui bagaimana rasional dan proses pengendalian serta
evaluasi dan pengendalian strategi.
.
8. 4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Formulasi Strategi: Analisis Strategi Dan Alternatif Strategi
2.1.1 Studi Manajemen Stratejik
Beberapa ahli dalam ilmu manajemen untuk menentukan manajemen stratejik
dengan cara yang berbeda. Ketchen (2009) mendefinisikan analisis manajemen
stratejik, keputusan dan tindakan oleh perusahaan untuk menciptakan dan
mempertahankan keunggulan kompetitif.
Menurut Nawawi, manajemen stratejik adalah perencanaan berskala besar
(disebut perencanaan stratejik) yang berorientasi untuk mencapai masa depan
yang jauh (disebut visi), dan didefinisikan sebagai keputusan pemimpin tertinggi
ini (keputusan yang fundamental dan pokok), sehingga memungkinkan organisasi
untuk berinteraksi secara efektif (disebut misi), dalam upaya menghasilkan
sesuatu (perencanaan operasional untuk menghasilkan barang dan/ atau jasa serta
layanan) kualitas, optimasi diarahkan pada pencapaian tujuan (disebut tujuan
stratejik) dan sasaran (tujuan operasional) organisasi.
Menurut J.David Hunger, “Strategic management is that a set of managerial
decisions and actions that determines the long-run performance of a
corporation”, dan jika diterjemahkan secara bebas maka Manajemen Stratejik
adalah serangkaian keputusan dan tindakan yang menentukan kinerja perusahaan
dalam jangka panjang manajerial.
Menurut Thomas L. Wheelen, Manajemen stratejik adalah serangkaian
keputusan dan tindakan yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka
panjang manajerial.
Menurut Gregory G. Dees (Djaslim Saladin), 2003), Manajemen stratejik
adalah kombinasi dari tiga kegiatan analisis strategi, perumusan strategi dan
strategi implementasi.
Dari beberapa pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa Manajemen
stratejik adalah serangkain keputusan dan tindakan manajerial analisis strategi,
9. 5
perumusan strategi, pengimplementasian strategi dan pengawasan/ evaluasi
implementasi strategi yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang.
Manajemen stratejik meliputi pengamatan lingkungan (Eksternal dan Internal),
perumusan strategi (perencanaan jangka panjang), implementasi strategi, dan
evaluasi serta pengendalian. Studi manajemen stratejik menekankan pada
pengamatan dan evaluasi peluang eksternal dan ancaman lingkungan dengan
melihat kekuatan dan kelemahan perusahaan. Semula disebut kebijakan bisnis,
manajemen stratejik meliputi perencanaan dan strategi jangka panjang. Kebijakan
bisnis, sebaliknya berorientasi pada manajemen umum dan cenderung melihat
kedalam dan lebih menekankan pada integrasi yang sesuai bagi banyak aktifitas
fungsional dalam perusahaan. Kebijakan bisnis lebih memfokuskan pada
pemanfaatan aset perusahaan secara efisien. Manajemen stratejik sebagai suatu
bidang ilmu pengetahuan menggabungkan kebijakan bisnis dengan lingkungan
serta tekanan strategis. Oleh karena itu, istilah manajemen strategik biasanya
menggantikan istilah kebijakan bisnis sebagai suatu nama bidang ilmu.
2.1.2 Formulasi Strategi: Analisis situasi dan Alternatif Strategik
Yaitu suatu tahap merumuskan, menyusun atau memformat strategi yang
dimulai dengan pengembangan suatu Visi, misi organisasi, mengidentifkasi
peluang dan ancaman eksternal organisasi, menentukan kekuatan dan kelemahan
internal, penentuan tujuan jangka panjang, untuk menghasilkan strategi alternatif
dan strategi terpilih yang berkelanjutan.
Seperti telah dikemukakan, bahwa dalam pembuatan strategi (strategy
Formulation), ada beberapa kegiatan:
1. Pengembangan visi, misi dan tujuan jangka panjang.
2. Mengidentifikasi peluang dan ancaman dari luar, serta kekuatan dan
kelemahan dari dalam organisasi.
3. Mengembangkan alternatif strategi.
4. Penentuan strategi yang paling sesuai untuk diadopsi.
10. 6
A. Visi Organisasi
Visi Ialah suatu pernyataan niat yang dirumuskan dengan seksama, yang
menentapkan tujuan atau keadaan masa depan yang secara khusus dinginkan
oleh seseorang atau kelompok.
Visi merupakan titik permulaan dari kenyataan hari esok. Visi yang benar
memiliki daya penggerak yang kuat. Visi yang benar dan wajar dipercayai
bersama-sama oleh semua anggota organisasi, karena:
a. Mungkin dicapai
b. Mempunyai keunggulan dalam jangka panjang.
Visi yang benar adalah ide yang sangat ampuh yang dapat membuat
loncatan awal ke masa depan dengan memadukan tenaga, talenta (kecakapan),
dan berbagai sumberdaya untuk mewujudkannya.
Dengan demikian visi memiliki makna sebagai berikut:
Visi memiliki daya tarik dan menyebabkan orang lain membuat komitmen,
membangkitkan tenaga dan semangat.
Visi menciptakan makna bagi kehidupan organisasi.
Visi menciptakan standar yang dapat digunakan untuk mengukur
keberhasilan program.
Visi yang sama dapat digunakan orang luar untuk mengukur manfaat
program (yang kita miliki) bagi masyarakat luar.
Visi menjadi jembatan utama antara apa yang kita kerjakan sekarang
dengan apa yang dingin diwujudkan oleh program untuk masa depan.
Visi adalah prasyarat utama untuk perencanaan strategik. Oleh sebab itu,
dengan visi yang benar mission-statement dapat dirumuskan.
Visi yang benar memiliki beberapa kriteria dasar:
Berorientasi ke depan bukan sekedar proyeksi dari Status quo.
Merupakan suatu utopia, yakni keyakinan akan adanya kemungkinan
untuk menuju keadaan yang lebih baik bagi organisasi.
Benar dan cocok bagi organisasi, konsisten dengan sejarah, budaya dan
nilai- nilai organisasi.
11. 7
Menetapkan standar keunggulan dan merefleksikan cita-cita yang tinggi.
Memperjelas arah dan tujuan.
Merangsang inspirasi, antusiasme, dan komitmen.
Merefleksikan keunikan, kompetensi yang menonjol, dan apa yang ingin
diperjuangkan.
Merefleksikan ambisi yang kuat.
Proses Pengembangan Visi:
Pengembangan visi dilakukan melalui 4 (empat) fase, yakni:
1. Audit Visi
Pada fase ini diperbincangkan berbagai pertanyaan mengenai sifat dasar
organisasi, metode kerja dan arah yang sedang dituju pada saat ini.
2. Lingkup Visi
Pada fase ini dipelajari masyarakat pendukung atau masyarakat yang
dilayani untuk digunakan sebagai acuan dan arahan dalam mengukur
keberhasilan pengamalan visi.
3. Konteks Visi
Inilah fase dimana kita diharapkan untuk mempertimbangkan berbagai
kemungkinan perkembangan di masa depan dari segi-segi : ekonomi, teknologi,
kemasyarakatan, dan lain sebagainya yang akan mempengaruhi arah dan
pencapaian tujuan yang dinginkan oleh organisasi.
4. Pemilihan Visi
Pada fase terakhir ini berbagai alternatif visi dirancang dan diperbandingkan
satu dengan yang lain untuk pada akhirnya dibuat formulasi pernyataan visi yang
baru disetujui bersama.
5. Dari Visi ke Misi
Visi dan misi adalah acuan untuk mengadakan perubahan.
12. 8
B. Misi
Menurut Bryson (1988), Misi dirumuskan untuk menjawab pertanyaan
sebagai berikut:
1. Siapa kita sebagai organisasi
2. Secara umum , seperti apakah kebutuhan dasar sosial atau politikal yang
perlu kita isi atau permasalahan sosial dan politikal yang perlu kita atasi.
3. Secara umum apa yang perlu kita lakukan atau mengantisipasi dan
menanggapi kebutuhan/permasalahan.
4. Bagaimana menanggapi stakeholder utama kita
5. Seperti apakah falsafah dan nilai inti kita.
6. Apa yang membuat kita beda/unik.
Organization Mission and Goal
Menurut Drucker, Mission statetement” merupakan pernyataan
(declaration) suatu organisasi untuk bisa hidup (reason for being), yang sangat
penting untuk mencapai tujuan sefektif mungkin.
1) Misi disebut juga pernyataan keyakinan, pernyataan suatu maksud,
pernyataan philosofis, pernyataan prinsip bisnis, pernyataan visi, atau
pernyataan kepercayaan;
2) Misi suatu organisasi adalah dasar :
a. Untuk menentukan prioritas
b. Untuk menentukan strategi
c. Untuk menentukan perencanaan
d. Untuk membuat penilaian
3) Misi yang baik menggambarkan:
a. Maksud organisasi,
b. Pelanggan,
c. Produk atau jasa,
d. Pasar,
e. Philosofi dan
f. Basis teknologi.
13. 9
4) Misi yang baik, menurut Vern McGinnis memuat tentang:
a. Definisi organisasi yang jelas dan apa yang menjadi aspirasi organisasi
ybs.
b. Batasi berspekulasi dan cukup longgar untuk berkreativitas.
c. Untuk membedakan dengan organisasi lainnya.
d. Menyajikan kerangka dasar bagi evaluasi terhadap kegiatan masa kini
maupu yang akan datang.
e. Dinyatakan dalam bentuk pernyataan yang cukup jelas yang mudah
dipahami.
5) Pentingnya Misi
a. Untuk menjamin kebulatan maksud suatu organisasi.
b. Sebagai dasar atau standar dalam mengalokasikan sumberdaya organisai.
c. Memelihara iklim organisassi
d. Memberikan kesempatan bagi individu untuk mengidentifikasi maksud,
tujuan dan arah petunjuk organisasi.
e. Memfasilitas penjabaran tujuan ke dalam struktur pekerjaan terutama yang
berkaitan dengan tanggung jawab, tugas dan wewenang dalam organisasi.
f. Untuk mengarahkan maksud organisasi dan menjabarkannya ke dalam
bentuk tujuan khusus seperti biaya, waktu dan ukuran kinerja yang ingin
dicapai yang dapat diperiksa dan dikontrol.
6) Pernyataan-pernyataan yang bermanfaat dalam pengembangan misi (
Hitt: 1999:88):
1. Offer me attractive looks:
* Sajikan apa yang paling menarik untuk dilihat.
2. Offer me comfort and pleasure:
* Sajikan apa-apa saja yang nyaman dan menyenangkan.
3. Offer me security, comfort, clean and happy:
* Sajikan apa yang dapat menjaminan kemanan, kenyamanan, kebersihan
dan kegembiraan.
4. Offer me pleasure and benefit:
* Sajika apa yang dapat menyengangkan hati dan memberi manfaat.
14. 10
5. Offer me leisure and sound:
* Sajikan waktu luang dan hal-hal yang masuk akal.
6. Offer me benefit and pleasure of making beautiful things:
* Sajikan sesuatu yang bermanfaat, menyengakan, membuat segala
sesuatunya indah.
7. Offer me ideas, emotions, ambience, feelings and benefit:
* Sajikan ide-ide apa yang menarik, yang memberikan emosional,
memberikan daya tarik, dan manfaat.
7. Komponen-Komponen Misi:
a. Pelanggan/Masyarakat: Siapa pelangan kita?
b. Produk atau jasa: Bidang apa yang paling utama:produk atau pelayanan?
c. Pasar: Secara geografis siapa pesaing kita?
d. Technologi: Apakah organisasi kita menggunakan teknologi masa
kini? Teknologi dsar apa yang dignakan?
e. Konsen terhadap kelangsungan, pertumbuhan, dan keuntungan: Kinerja
apa saja yang ingin dicapai dalam jangka pendek, menengah dan jangka
panjang?
f. Philosofi: Kepercayaan, nilai-nilai, aspirasi dan etika apa saja yang
menjadi prioritas organisasi kita?
g. Self-concept: Keunggulan bersaing utama apa yang dimiliki?
h. Perhatian terhadap image publik: Apakah organisasi responsif terhadap
sosial, kemassyarakatan dan lingkungan?
i. Perhatian terhadap karyawan: Bagaimana perlakuan perusahaan tehadap
karyawan?
2.1.3 Analisis Situasi Manajemen Strategi
Analisis situasi adalah awal proses perumusan strategi. Selain itu, analisis
situasi juga mengharuskan para manajer strategis untuk menemukan kesesuaian
strategis antara peluang-peluang eksternal dan kekuatan-kekuatan internal,
disamping memperhatikan ancaman-ancaman eksternal dan kelemahan-
kelemahan internal. Untuk menganalisis situasi, digunakan cara yang sistematis,
15. 11
yaitu analisis SWOT. SWOT adalah singkatan dari Strengths, Weaknesses,
Opportunities, dan Threats, dari suatu perusahaan, yang semuanya merupakan
faktor-faktor strategis. Jadi, analisisSWOT harus mengidentifikasikan kompetensi
langka (distinctive competence) perusahaan, yaitu keahlian tertentu dan sumber-
sumber daya yang dimiliki oleh sebuah perusahaan dan cara unggul yang mereka
gunakan.
Penggunaan kompetensi langka perusahaan secara tepat (kapabilitas inti)
akan memberikan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Satu cara untuk
menyimpulkan faktor-faktor strategis sebuah perusahaan adalah
mengkombinasikan faktor strategis eksternal (External Factor Strategic/ EFAS)
dengan faktor strategis internal (Internal Factor Strategic/IFAS) ke dalam sebuah
ringkasan analisis faktor-faktor strategi. Setelah analisis situasi dan sebelum
mempertimbangkan strategi alternatif, manajemen harus sesaat melakukan
tinjauan misi dan tujuan peruahaan saat ini atau yang telah ditetapkan. Apabila
tidak tepat, tidak lagi sesuai dengan situasinya, maka manajemen harus
mengubahnya saat itu juga. Strategi perusahaan menentukan : Orientasi
perusahaan terhadap pertumbuhandan Industri atau pasar yang akan dimasuki.
Untuk perusahaan multibisnis yang beroperasi di lebih dari satu industri atau
pasar, strategi perusahaan meliputi keputusan-keputusan mengenai aliran
keuangan dan sumber daya dari dan ke unit bisnis mereka. Keputusan-keputusan
ini sangat mendasar terhadap masa depan perusahaan dan biasanya melibatkan
manajemen puncak dan dewan direksi. Strategi perusahaan dapat menyediakan
strategic platform, atau kapabilitas organisasi untuk mengatasi bisnis di dalam
lingkungan yang beragam dengan sekumpulan kemampuan strategis. Semua
perusahaan, mulai dari perusahaan terkecil yang hanya memproduksi satu jenis
produk dalam satu industri saja, sampai konglomerat terbesar yang memproduksi
berbagai produk dalam satu industri, pada satu waktu harus memperhatikan
pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam strategi perusahaan. Pertanyaan-
pertanyaan strategi perusahaan adalah : Haruskah kita melakukan ekspansi,
pemotongan, atau tidak mengubah operasi kita? Haruskah kita memusatkan
kegiatan hanya dalam industri yang sekarang, atau berekspansi ke industri lain?
16. 12
Apabila ingin tumbuh dan berkembang, haruskah kita melakaukannya melalui
pengembangan internal atau akuisisi eksternal, merger, atau usaha patungan?
Strategi perusahaan mewujudkan tiga orientasi umum (grand strategies)yaitu
:pertumbuhan, stabilitas dan pengurangan. Strategi Pertumbuhan Strategi
pertumbuhan adalah strategi yang dirancang untuk mencapai pertumbuhan dalam
penjualan, aktiva, laba atau kombinasi dari semuanya. Pertumbuhan yang
berkelanjutan artinya penjualan yang meningkat, dan dengan pengalamannya
akan dapat melakukan efisiensi dan akhirnya meningkatkan laba. Alasan
penggunaan strategi pertumbuhan : Perusahaan yang sedang tumbuh dapat
menutupi kesalahan dan ketidak efisienan dengan mudah dibandingkan
perusahaan yang stabil. Perusahaan yang sedang berkembang menawarkan
banyak peluang bagi kemajuan, promosi, dan pekerjaan-pekerjaan menarik. Ada
2 (dua) strategi dasar pertumbuhan yaitu : konsentrasi pada satu industri dan
diversifikasi pada industri lain. Apabila perusahaan memilih strategi konsentrasi,
maka perusahaan dapat berkembang melalui integrasi vertikal dan horizontal.
Integrasi vertikal, yaitu mengambil alih fungsi yang semula dilakukan oleh
pemasok (integrasi ke belakang/ backward integration) atau oleh distributor
(integrasi ke depan/forward integration). Strategi ini menarik untuk perusahaan
yang kuat dalam posisi bersaingnya. Integrasi horizontal, yaitu dengan cara
memperluas kegiatan-kegiatan perusahaan ke dalam lokasi geografis yang
berbeda dan atau menambah rentang produk atau jasa yang ditawarkan kepada
pasar.
Apabila perusahaan memilih strategi diversifikasi, maka perusahaan dapat
berkembang melalui diversifikasi konsentris dan diversifikasi konglomerat.
Diversifikasi konsentris, strategi ini dilakukan apabila perusahaan memiliki posisi
kompetitif yang kuat tetapi daya tarik industri rendah, sehingga perusahaan dapat
melakukan diversifikasi pada industri yang berkaitan. Diversifikasi konglomerat,
ini merupakan strategi perusahaan yang cocok apabila posisi kompetitif
perusahaan rata-rata dan daya tarik industrinya rendah, sehingga perusahaan
melakukan diversifikasi keluar dari sebuah industri dan mauk kedalam industri
yang tidak berkaitan. Strategi Stabilitas Strategi ini cocok untuk perusahaan yang
17. 13
berada pada industri dengan daya tarik yang sedang-sedang saja, artinya industri
tersebut menghadapi pertumbuhan yang biasa-biasa saja atau bahkan tidak ada
pertumbuhan dan kekuatan-kekuatan utama dalam lingkungan tersebut berubah
dan masa depannya tidak pasti. Strategi stabilitas pertama yang dapat dilakukan
adalah : berhenti sejenak atau berlanjut dengan waspada, artinya strategi untuk
sementara waktu perusahaan melakukan konsolidasi sumber dayanya untuk
menghadapi masa depan yang tidak pasti. Strategi stabilitas yang kedua, yaitu
strategi tidak berubah atau stabilitas laba, hal ini karena perusahaan pada posisi di
industri yang dengan daya tarik sedang-sedang saja dan perusahaan hanya
memiliki posisi kompetitif rata-rata. Strategi Pengurangan Strategi pengurangan
atau retrenchmentdapat dilakukan perusahaan apabila memiliki posisi kompetisi
yang lemah tanpa memandang daya tarik industrinya. Posisi kompetisi yang
lemah biasanya mengkibatkan kinerja yang buruk, penjualan menurun dan laba
berubh menjadi kerugian. Strategi pengurangan meliputi : Strategi Berputar, jual
habis, kebangkrutan atau likuidasi. Strategi berputar, adalah strategi yang
menekankan peningkatan efisiensi operasional. Dua fase strategi ini adalah
kontraksi dan konsolidasi. Kontraksi adalah upaya awal untuk “ menghentikan
pendarahan “ dengan cepat, dengan penurunan keseluruhan terhadap ukuran dan
biaya. Konsolidasi adalah pelaksanaan sebuah program untuk menstabilkan
perusahaan yang lebih ramping. Strategi Jual Habis, strategi ini dilakukan karena
posisi kompetitif perusahaan yang lemah pada industri dengan daya tarik yang
sedang atau malah mungkin menurun.
Strategi ini dilakukan karena untuk melakukan strategi berputar sudah tidak
mampu. Kebangkrutan, meliputi penyerahan manajemen perusahaan kepada
pengadilan sebagai ganti penyelesaian kewajiban-kewajiban (hutang) perusahaan.
Manajemen perusahaan berharap bahwa setelah pengadilan memutuskan tuntutan,
perusahaan akan lebih kuat dan lebih mampu untuk bersaing dalam industri yang
menarik dengan baik. Likuidasi, adalah strategi untuk mengakhiri perusahaan.
Strategi ini dilakukan karena industri sudah tidak menarik lagi dan perusahaan
juga terlalu lemah untuk dijual, manajemen dapat memilih untuk mengubah
sebanyak mungkin kekayaan yang dapat dijual kedalam bentuk kas, yang
18. 14
kemudian dibagikan kepada pada pemegang saham, setelah membayar hutang-
hutangnya. Manfaat likuidasi dibandingkan dengan kebangkrutan, adalah bahwa
dewan komisaris sebagai perwalian pemegang saham, dan manajemen puncak,
melakukan pengambilan keputusan sendiri daripada menyerahkan kepada
pengadilan, yang mungkin akan mengabaikan pemegang saham sama sekali.
2.1.4 Alternatif Strategi Manajemen Strategi
Setelah melakukan kegiatan analisis lingkungan, baik internal maupun
eksternal, kegiatan selanjutnya adalah mengidentifikasikan alternatif-alternatif
strategi yang memungkinkan untuk dipilih dalam rangka mencapai tujuan
perusahaan.
Berikut beberapa alternatif strategi berdasarkan analisa daya tarik industri dan
posisi bisnis suatu perusahaan menurut James W. Taylor dalam Sukristono (1992
; 361)
1. Strategi Bertahan (Holding Strategy)
Strategi ini dilakukan oleh perusahaan yang memiliki daya tarik bisnis
maupun posisi bisnis yang tinggi. Dalam posisi kuat, perusahaan sudah
seharusnya menempuh strategi tetap bertahan pada posisi sekarang dengan
memaksimumkan laba yang berasal dari suatu produk atau bisnis yang ada.
2. Strategi Penetrasi (Penetration Strategy)
Strategi ini biasanya dilakukan oleh perusahaan yang memiliki posisi
bisnis yang sedang, tetapi menghadapi daya tarik bisnis yang kuat atau akan
menjadi kuat. Kedudukan perusahaan seperti ini menghadapi pilihan strategi
yang cukup sulit, mengingat perlunya investasi yang cukup besar dan penuh
resiko agar dapat menuju ke arah posisi bisnis yang kuat dengan potensi
perolehan laba yang cukup besar.
3. Strategi Penguatan (Strengthening Strategy)
Strategi ini biasanya dilakukan oleh perusahaan yang memiliki posisi
bisnis yang lemah, tetapi menghadapi daya tarik bisnis yang tinggi atau akan
menjadi tinggi. Pada strategi ini diperlukan investasi yang besar dalam
pemasaran produknya, demikian pula resiko besar akan tetap dihadapi.
19. 15
4. Strategi Pengurangan (Harvesting Strategy)
Suatu perusahaan yang bisnis atau produknya menghadapi daya tarik
bisnis rendah atau sedang (kurang menarik), dan posisi bisnis yang kuat,
maka perlu memilih strategi pengurangan pangsa pasarnya dengan
memaksimumkan pendapatannya.
5. Strategi Pelepasan atau Penarikan (Divestment or Withdrawal Strategy)
Suatu perusahaan yang memiliki tingkat posisi bisnis yang rendah atau
cenderung rendah dan menghadapi daya tarik bisnis rendah atau cenderung
rendah, biasanya akan terpaksa menempuh strategi pelepasan atau penarikan.
Produk-produk yang akan dilepas atau ditarik hendaknya dipilih produk-
produk yang tidak menguntungkan. Sebaiknya dicari alternatif produk atau
bisnis yang mungkin digunakan dengan menggunakan sumber-sumber daya
yang terbebaskan tersebut.
Di samping kelima strategi inti tersebut, terdapat pula tiga alternatif
strategi bisnis yang dikemukakan oleh Kotler (1997; 69). Ketiga strategi bisnis
tersebut adalah :
1. Strategi Pertumbuhan Intensif
Dalam strategi ini manajemen perusahaan harus terlebih dahulu mengkaji
apakah ada peluang untuk meningkatkan kinerja bisnis yang ada. Strategi ini
terdiri atas :
2. Strategi Penetrasi Pasar
Perusahaan berusaha meraih pangsa pasar yang lebih besar dengan
produk yang ada dalam pasar yang ada. Pilihan spesifik strategi ini dapat
berupa : menambah tingkat penggunaan pelanggan lama, memikat pelanggan
pesaing atau memikat bukan pengguna untuk membeli produk.
3. Strategi Pengembangan Pasar
Perusahaan berusaha mengembangkan pasar baru untuk produk yang
telah ada. Pilihan spesifik strategi ini : membuka pasar geografis baru atau
memikat segmen pasar lain.
20. 16
4. Strategi Pengembangan Produk
Perusahaan berusaha menciptakan produk baru yang potensial untuk
pasar yang telah ada. Pilihan spesifik strategi ini adalah : Mengembangkan
atribut produk baru, mengembangkan beragam tingkat mutu atau
mengembangkan model dan ukuran lain.
5. Strategi Pertumbuhan Integratif
Dalam strategi ini perusahaan mengidentifikasikan peluang untuk
membangun atau memperoleh bisnis yang berkaitan dengan bisnis saat ini.
Strategi ini terdiri dari :
a. Strategi Integrasi ke Hulu
Perusahaan dapat membeli satu atau lebih pemasoknya untuk dapat
mendapatkan laba atau kendali yang lebih besar.
b. Strategi Integrasi ke Hilir
Perusahaan dapat membeli beberapa perusahaan yang lebih rendah
tingkatnya dalam jalur distribusi, terutama jika usaha tersebut sangat
menguntungkan.
c. Strategi Integrasi Horizontal
Perusahaan membeli satu atau lebih pesaingnya, jika hal ini tidak dilarang
oleh pemerintah.
6. Strategi Pertumbuhan Diversifikasi
Dalam penerapan strategi pertumnbuhan diversifikasi perusahaan
mengidentifikasi peluang untuk menambah bisnis menarik yang tidak
berkaitan dengan bisnis perusahaan saat ini. Strategi ini terdiri atas :
a. Strategi Diversifikasi Konsentris
Perusahaan dapat mencari produk baru yang memiliki sinergi teknologi
dan atau pemasaran dengan lini produk yang ada, meskipun produk tersebut
ditujukan untuk pelanggan yang berbeda.
b. Strategi Diversifikasi Horizontal
Perusahaan dapat mencari produk baru yang dapat menarik pelanggannya
saat ini walaupun teknologinya tidak berhubungan dengan lini produk yang
ada.
21. 17
c. Strategi Diversifikasi Konglomerasi
Pada alternatif terakhir ini, perusahaan dapat mencari bisnis baru yang
tidak mempunyai hubungan dengan teknologi, produk ataupun pasarnya yang
ada sekarang.
2.2 Analisis Situasi Kekuatan-Kelemahan Perusahaan Dan Hubungannya
Dengan Strategi
2.2.1 Analisis Situasi SWOT Perusahaan
Analisis situasi adalah awal proses perumusan strategi. Selain itu, analisis
situasi juga mengharuskan para manajer strategis untuk menemukan kesesuaian
strategis antara peluang-peluang eksternal dan kekuatan-kekuatan internal,
disamping memperhatikan ancaman-ancaman eksternal dan kelemahan-
kelemahan internal. Untuk menganalisis situasi, digunakan cara yang sistematis,
yaitu analisis SWOT. SWOT adalah singkatan dari Strengths, Weaknesses,
Opportunities, dan Threats, dari suatu perusahaan, yang semuanya merupakan
faktor-faktor strategis.
Analisis SWOT merupakan suatu bentuk analisis yang digunakan oleh
manajemen perusahaan atau organisasi yang sistematis dan dapat membantu
dalam usaha penyusunan suatu rencana yang matang untuk mencapai tujuan
perusahaan atau organisasi tersebut. Baik tujuan tersebut untuk tujuan jangkan
panjang maupun tujuan jangka pendek. Selain itu, analisis SWOT juga dapat
diartikan sebagai sebuah bentuk analisa situasi dan kondisi yang bersifat deskriptif
(memberi suatu gambaran) tentang sebuah perusahan atau oraganisasi. Analisa ini
menempatkan situasi dan kondisi sebagai sebagai faktor yang di jadikan masukan.
Dan kemudian masukan tersebut dikelompokkan sesuai kontribusinya masing-
masing.
Satu hal yang perlu diperhatikan bagi pangguna analisa ini, bahwa analisa
SWOT semata-mata hanya digunakan sebagai suatu analisa saja, yang ditujukan
untuk menggambarkan situasi yang sedang dihadapi sebuah perusahaan atau
oraganisasi. Analisis SWOT bukan sebuah alat yang mampu memberikan jalan
keluar dari permasalahan yang sedang dihadapi.
22. 18
Analisis SWOT (Strength Weaknesses Opportunities Threats) terbagi
menjadi 4 bagian yakni:
1. Strenght (S) atau disebut sebagai analisis kekuatan
Yakni situasi ataupun kondisi yang merupakan gambaran kekuatan dari
suatu organisasi atau perusahaan pada saat ini. Yang harus di lakukan dalam
mengunakan analisis ini adalah setiap perusahaan atau organisasi perlu menilai
kekuatan dan kelemahan yang dimiliki kemudian dibandingkan dengan para
pesaing-pesaingnya. Misalnya jika kekuatan perusahaan tersebut unggul
didalam kualitasnya, maka keunggulan itu dapat di manfaatkan untuk mengisi
segmen pasar yang membutuhkan tingkat kualitas yang lebih baik.
2. Weaknesses (W) atau disebut sebagai analisi kelemahan
Yakni situasi ataupun kondisi yang merupakan gambaran kelemahan dari
suatu organisasi atau perusahaan pada saat ini. Weaknesses merupakan cara
untuk menganalisis kelemahan yang ada dalam sebuah perusahaan ataupun
organisasi. Yang mana kelemahan tersebut dapat menjadi kendala yang serius
dalam kemajuan suatu perusahaan atau organisasi. Misalnya jika perusahaan
tersebut terdapat kendala dalam pemasaran yang kurang baik, maka perusahaan
harus meneliti kekurangan-kekurangan yang di miliki yang berhubungan dengan
sektor pemasaran. Agar nantinya permasalahan tersebut tidak membuat
perusahaan menjadi kalah saing dan mudur di bandingkan perusahaan lainnya.
3. Opportunity (O) atau disebut sebagai analisis peluang
Yakni situasi atau kondisi yang merupakan gambaran peluang yang ada dari
sisi luar suatu organisasi atau perusahaan dan gambaran tersebut dapat
memberikan peluang berkembangnya suatu organisasi atau perusahaan dimasa
depan. Opportunity merupakan ananlisis yang digunakan untuk mencari peluang
ataupun terobosan yang memungkinkan suatu perusahaan ataupun organisasi
bisa berkembang. Baik dimasa kinia ataupun masa yang akan datang. Misalnya
sebuah perusahaan industri minuman berada di daerah yang panas. Yang mana
daerah tersebut sangat membutuhkan minuman segar dengan harga yang
terjangkau. Maka perusahaan tersebut memiliki peluang untuk menciptaka
produk minuman yang segar dan harganya terjanggaku.
23. 19
4. Threats (T) atau disebut sebagai analisis ancaman
Yakni situasi atau kondisi yang merupakan gambaran ancaman dari suatu
perusahaan atau oraganisasi dalam menjalankan suatu usaha. Theart merupakan
cara menganalisis tantangan atau ancaman yang harus dihadapi oleh suatu
perusahaan ataupun organisasi dalam menghadapi berbagai macam faktor
lingkungan yang tidak menguntungkan. Yang mana ancaman tersebut dapat
menyebabkan kemunduran suatu perusahaan. Jika tidak segera di atasi, maka
ancaman tersebut akan menjadi penghalang bagi suatu usaha yang yang akan
dijalankan. Misalnya sebuah organisasi kelompok pengrajin rotan di daerah
pedesaan. Dengan kondisi lingkungan yang semakin moderen serta banyaknya
kebakaran hutan yang terjadi membuat mereka semakin sulit untuk memperoleh
bahan baku, Maka oragnisasi tersebut dapat menganalisis hal-hal apa yang
menyebapkan tantangan atau ancaman tersebut terjadi.
2.2.2 Korelasi SWOT Dengan Strategi perusahaan
Korelasi antara SWOT dan strategi perusahaan yaitu, Strategi perusahaan
dirancang berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan
seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar – besarnya
dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi
ancaman yang diterapkan melalui pemanfaatan peluang yang ada dengan cara
meminimalkan kelemahan yang ada berdasarkan kegiatan yang bersifat defensif
dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada.
2.3 Implementasi Dan Pengawasan Strategi
Pengertian yang cukup luas manajemen strategi menunjukkan bahwa
manajemen merupakan suatu sistem yang sebagai satu kesatuan memiliki berbagai
komponen yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi, dan bergerak secara
serentak ke arah yang sama pula. Komponen pertama adalah perencanaan strategi
dengan unsur-unsurnya yang terdiri dari Visi, Misi, Tujuan Strategi. Sedangkan
komponen kedua adalah pelaksanaan operasional dengan unsur-unsurnya adalah
sasaran atau tujuan operasional, pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen berupa
24. 20
fungsi pengorganisasian, fungsi pelaksanaan, dan fungsi penganggaran, kebijakan
situasional, jaringan kerja internal dan eksternal, fungsi kontrol dan evaluasi serta
umpan balik. Model proses manajemen strategi:
1. Tahap formulasi strategi, yaitu pembuatan pernyataan visi, misi, dan tujuan.
2. Tahap implementasi strategi, yaitu proses penterjemahan strategi ke dalam
tindakan-tindakan.
3. Tahap evaluasi strategi, yaitu proses evaluasi apakah implementasi strategi
dapat mencapai tujuan.
Implementasi strategi adalah rangkaian aktivitas dan pekerjaan yang dibutuhkan
untuk mengeksekusi perencanaan strategi, artinya apa yang kita rumuskan pada
strategi dan kebijakan kita terapkan dalam berbagai program kerja, anggaran dan
prosedur-prosedur. Rumusan strategi yang baik, tidak ada artinya bila tidak
diterapkan dalam implementasi. Begitu pula implementasi tidak akan berkontribusi
baik pada perusahaan, jika rumusan strateginya tidak baik.
Program : aktivitas atau langkah-langkah yang disusun secara sistematis
sebagai penjabaran dari strategi.
Anggaran : gambaran rinci tentang sumber dana yang dibutuhkan dan
bagaimana penggunaannya.
Prosedur : sering disebut SOP, sistem dari langkah atau teknik yang berurutan
tentang bagaimana suatu pekerjaan atau tugas dikerjakan.
Standar Kinerja : ukuran target bersifat kuantitatif maupun kualitatif dari
program yang dilaksanakan untuk mengetahui keberhasilan atau
pencapaiannya.
Hubungan antar tingkat akhir (tujuan dan sasaran) dengan alat pencapaiannya
(strategi dan taktik) tidaklah mudah. Keberadaan manajemen strategi tidak untuk
mendikte tujuan, sebaliknya tujuan dan sasaran harus dipengaruhi oleh peluang
yang tersedia.
Ada beberapa yang perlu diperhatikan dalam usaha pencapaian tujuan dalam
manajemen strategi:
1. Efektif dan efisien Manajemen strategi disebut efektif jika hasil yang dicapai
seperti yang di inginkan. Karena kebanyakan situasi yagn memerlukan
25. 21
analisa strategi tidak stratis melainkan interaktif dan dinamis, maka hubungan
antara penyebab dan hasilnya tidak tetap atau pasti. Sebaliknya taktik adalah
tindakan nyata yang diambil oleh pelaku dan sepenuhnya berada dalam
pengawasan.
2. Keputusan manajemen strategi tidak berarti apa-apa tanpa implementasi.
Strategi tergantung pada kemungkinan dan taktik yang potensial. Keputusan
strategi harus dapat mencapai tujuannya. Aturan dalam manajemen strategi
persaingan:
Proses berfikir yang mendahului tindakan
Pengetahuan mengenai jumlah merupakan kunci terpenting
Manajemen strategi tindakan yang dilakukan dengan cepat akan
mendominasi yang lambat.
Kemenangan harus menunjukkan nilai dari tujuan.
Menyerang hanya terhadap yang dapat diserang.
Bertahan adalah bentuk terkuat dari persaingan
Superioritas dalam faktor persaingan yang mendasar adalah segalanya.
Tidak terkalahkan adalah merupakan pertahanan yang sebenarnya.
Manajemen strategi membutuhkan pengembangan kekuatan yang unik.
3. Pertumbuhan dan Struktur Organisasi Tahap Implementasi strategi
memerlukan pertimbangan dalam penyusunan struktur organisasi, karena
keselarasan struktur dengan strategi merupakan satu hal yang penting untuk
tercapainya implementasi strategi. Pertumbuhan organisasi terjadi kala skala
organisasi berkembang. Pertumbuhan yang terjadi bisa vertical dan juga bisa
horizontal. Pertumbuhan organisasi menghasilkan berbagai bentuk struktur
organisasi seperti struktur fungsional, divisional geografis, organisasi unit
bisnis, organisasi matriks, dan struktur organisasi horizontal.
4. Kepemimpinan dan Budaya Organisasi sesungguhnya tumbuh karena
diciptakan dan dikembangkan oleh individu-individu yang bekerja dalam
suatu organisasi, yagn diterima sebagai nilai-nilai yang harus dipertahankan
dan diturunkan kepada setiap anggota baru. Nilai-nilai tersebut digunakan
sebagai pedoman bagi setiap anggota selama mereka berada dalam
26. 22
lingkungan organisasi tersebut, dan dapat dianggap sebagai ciri khas yag
membedakan sebuah organisasi dengan organisasi lainnya yang ada dan
sejenis maupun tidak sejenis.
2.4 Etika Bisnis Dan Social Responsibility/ Environmental Sustainability
2.4.1 Etika Bisnis
Etika bisnis merupakan suatu kode etik perilalku pengusaha berdasarkan
nilai-nilai moral dan norma yang dijadikan tuntunan dan pedoman berprilaku
dalam menjalankan kegiatan perusahaaan atau bisnis.
Secara sederhana yang dimaksud dengan etika bisnis adalah cara-cara untuk
melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan
individu, perusahaan, industri dan juga masyarakat.
Kesemuanya ini mencakup bagaimana kita menjalankan bisnis secara adil,
sesuai dengan hukum yang berlaku, dan tidak tergantung pada kedudukan
individu ataupun perusahaan di masyarakat. Etika bisnis lebih luas dari ketentuan
yang diatur oleh hukum, bahkan merupakan standar yang lebih tinggi
dibandingkan standar minimal ketentuan hukum, karena dalam kegiatan bisnis
seringkali kita temukan wilayah abu-abu yang tidak diatur oleh ketentuan hukum.
Von der Embse dan R.A. Wagley dalam artikelnya di Advance Managemen
Jouurnal (1988), memberikan tiga pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah
laku etika bisnis, yaitu :
Utilitarian Approach : Setiap tindakan harus didasarkan pada
konsekuensinya. Oleh karena itu, dalam bertindak seseorang seharusnya
mengikuti cara-cara yang dapat memberi manfaat sebesar-besarnya
kepada masyarakat, dengan cara yang tidak membahayakan dan dengan
biaya serendah-rendahnya.
Individual Rights Approach : Setiap orang dalam tindakan dan
kelakuannya memiliki hak dasar yang harus dihormati. Namun tindakan
ataupun tingkah laku tersebut harus dihindari apabila diperkirakan akan
menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang lain.
27. 23
Justice Approach : Para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang
sama, dan bertindak adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan
baik secara perseorangan ataupun secara kelompok
2.4.2 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR)
Penggunaan istilah Tanggungjawab Sosial Perusahaan atau atau Corporate
Social Responsibility (CSR) akhir-akhir ini semakin populer dengan semakin
meningkatnya praktek tanggung jawab sosial perusahaan, dan diskusi-diskusi
global, regional dan nasional tentang CSR . Istilah CSR yang mulai dikenal sejak
tahun 1970-an, saat ini menjadi salah satu bentuk inovasi bagi hubungan
perusahaan dengan masyarakat dan konsumen. CSR kini banyak diterapkan baik
oleh perusahaan multi-nasional maupun perusahaan nasional atau lokal. CSR
adalah tentang nilai dan standar yang berkaitan dengan beroperasinya sebuah
perusahaan dalam suatu masyarakat. CSR diartikan sebagai komitmen usaha
untuk beroperasi secara legal dan etis yang berkonstribusi pada peningkatan
kualitas kehidupan karyawan dan keluarganya, komunitas lokal dan masyarakat
luas dalam kerangka mmewujudkan pembangunan berkelanjutan. CSR berakar
dari etika dan prinsip-prinsip yang berlaku di Perusahaan dan dimasyarakat. Etika
yang dianut merupakan bagian dari budaya (corporate culture); dan etika yang
dianut masyarakat merupakan bagian dari budaya masyarakata. Prisnsip-prinsip
atau azas yang berlaku di masyarakat juga termasuk berbagai peraturan dan
regulasi pemerintah sebagai bagian dari sistem ketatanegaraan.
Menurut Jones (2001) seseorang atau lembaga dapat dinilai membuat
keputusan atau bertindak etis bila:
Keputusan atau tindakan dilakukan berdasarkan nilai atau standar yang
diterima dan berlaku pada lingkungan organisasi yang bersangkutan.
Bersedia mengkomunikasikan keputusan tersebut kepada seluruh pihak
yang terkait.
Yakin orang lain akan setuju dengan keputusan tersebut atau keputusan
tersebut mungkin diterima dengan alasan etis.
28. 24
Suatu perusahaan seharusnya tidak hanya mengeruk keuntungan sebanyak
mungkin, tetapi juga mempunyai etika dalam bertindak menggunakan
sumberdaya manusia dan lingkungan guna turut mewujudkan pembangunan
berkelanjutan. Pengukuran kinerja yang semata dicermati dari komponen
keuangan dan keuntungan (finance) tidak akan mampu membesarkan dan
melestarikan , karena seringkali berhadapan dengan konflik pekerja, konflik
dengan masyarakat sekitar dan semakin jauh dari prinsip pengelolaan lingkungan
dengan prinsip pembangunan berkelanjutan.
Corporate Social Responsibility (CSR) atau dalam bahasa Indonesia disebut
dengan istilah Tanggung Jawab Sosial Perusahaan adalah suatu tindakan atau
konsep yang dilakukan oleh perusahaan (sesuai kemampuan perusahaan tersebut)
sebagai bentuk tanggung jawab mereka terhadap sosial/lingkungan sekitar dimana
perusahaan itu berada. Contoh bentuk tanggungjawab itu bermacam-macam,
mulai dari melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dan perbaikan lingkungan, pemberian beasiswa untuk anak tidak
mampu, pemberian dana untuk pemeliharaan fasilitas umum, sumbangan untuk
desa/fasilitas masyarakat yang bersifat sosial dan berguna untuk masyarakat
banyak, khususnya masyarakat yang berada di sekitar perusahaan tersebut berada.
Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan fenomena strategi
perusahaan yang mengakomodasi kebutuhan dan kepentingan stakeholder-nya.
CSR timbul sejak era dimana kesadaran akan sustainability perusahaan jangka
panjang adalah lebih penting daripada sekedar profitability. CSR dapat dikatakan
sebagai kontribusi perusahaan terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan
dengan cara manajemen dampak (minimimalisasi dampak negatif dan
maksimalisasi dampak positif) terhadap seluruh pemangku kepentingannya. CSR
berhubungan erat dengan pembangunan berkelanjutan, di mana suatu organisasi
dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata
berdasarkan hasil dan keuntungan yang akan diperoleh, melainkan juga harus
melihat dampak sosial dan lingkungan yang timbul dari keputusannya itu, baik
untuk jangka pendek maupun untuk jangka yang lebih panjang.
29. 25
2.5 Rasional Dan Proses Pengendalian Serta Evaluasi Dan Pengendalian
Strategi
2.5.1 Evaluasi Strategi
Strategi yang telah dilaksanakan perlu dievaluasi. Evaluasi diperlukan untuk
mempelajari strategi tersebut berhasil atau gagal. Proses evaluasi juga bisa
dijadikan pembelajaran untuk proses perumusan strategi selanjutnya. Perusahaan
biasanya melihat keberhasilan strategi dari beberapa faktor seperti peningkatan
penjualan,pendapatan perusahaan atau posisi perusahaan setelah strategi
dilaksankan.
Richard Rumelt memberikan 4 (empat) kriteria dalam mengevaluasi strategi.
Keempat kriteria tersebut diantaranya :
1. Konsistensi
Sebuah strategi harusnya konsisten pada kebijakan dan juga tujuan strategi
itu sendiri. Permasalahan dalam organisasi kadang dapat menyebabkan
terjadinya inkonsistesi. Ada 3 tanda permasalahan organisasi dapat
menyebabkan strategi yang tidak konsisten. Ketiga tanda tersebut yaitu :
a. Jika permasalahn manajerial berlanjutkan dengan berubahnya personil dan
jika mereka bergantung pada dasar isu yang ada bukan pada orangnya.
b. Jika sukses dari satu organisasi berarti kegagalan dari organisasi lainnya.
c. Jika permasalahan kebijakan dan isu berlanjut pada resolusi tingkat atas.
2. Kecocokan
Faktor internal dan eksternal perushaan harus dicocokkan. Sebuah strategi
harus dapat merepresentasikan respon adaptif pada lingkungan eksternal serta
perubahan yang terjadi.
3. Kemungkinan
Sebuah strategi jangan sampai membuat permasalahan baru yang sulit
untuk diselesaikan. Pada evaluasi strategi, penting untuk mengetahui apakah
organisasi mempunyai kemampuan,kompetensi,keterampilan,dan bakat yang
diperlukan untuk strategi yang diberikan.
30. 26
4. Keuntungan
Sebuah strategi harus dapat menyediakan pembuatan atau pengaturan dari
keunggulan kompetitif. Keunggulan kompetitif normalnya merupakan hasil
dari 3 hal yaitu sumber daya, skill,dan posisi.
Ada dua teknik evaluasi, yaitu:
1. Audit Menejemen
Audit menejemen didefinisikan sebagai penilaian sistem menejemen
perusahaan (audite) untuk menentukan apakah sistem tersebut beroperasi
secara efektif, dan untuk memperkirakan resiko apa yang mungkin timbul
apabila sistem tersebut tidak beoperesi secara efesien. Dengan demikian, untuk
unit organisasi tertentu, seperti departemen penjualan, penilaian atau
pemeriksaan menejemen akan terfokus pada bagamana unit tersebut dikelola.
Hasil dari evaluasi ini adalah perbaikan strategi yang akan mengarah pada
peningkatan kinerja bisnis dimasa depan.
2. Teknik Balanceed schorechard
Teknik Balanceed schorechard kini mulai banyak perhatian dari para
praktisi bisnis dikarenakan kemajuan teknologi yang sangat pesat. Penekanan
pada teknik ini adalah pada perbaikan yang berkesinambungan, bukan hanya
sekedar pencapaian suatu tujuan yang sempit. Perbaikan yang
berkesinambungan ini sangat oenting agar perusahaan dapat bersaing. Didalam
teknik ini terdapat beberapa tahapan diantaranya tahapan desain dan
implementasi.
2.5.2 Pengendalian Strategi
Pengendalian (control) adalah pengaturan aktivitas-aktivitas organisasi agar
elemen-elemen kinerja yang menjadi target tetap berada pada batas-batas yang
dapat diterima. Tanpa pengaturan ini, organisasi tidak memiliki petunjuk tentang
seberapa baik kinerja mereka dalam kaitanya dengan tujuan-tujuan yang telah
ditetepkan.
Kontrol dapat dikembangkan dengan memfokuskan diri pada output,
behavior, atau input. Hasil atau output adalah performa perusahaan pada saat
31. 27
strategi telah dilaksanakan. Behavior merupakan aktivitas yang menghasilkan
performa. Sedangkan input merupakan sumber daya yang digunakan dalam
perushaan.
Tujuan Pengendalian
Tujuan dari pengendalian adalah menyediakan berbagai cara bagi organisasi
bagi organisasi untuk beradaptasi dengan perubahan-perubahan lingkungan,
untuk membatasi akumulasi kesalahan, untuk mengatasi kompleksitas organisasi,
dan untuk meminimalisi biaya. Keempat fungsi pengendalian ini penting untuk
dibahas secara lebih mendetail.
a. Beradaptasi dengan perubahan lingkungan
Dalam lingkungan bisnis yang kompleks dan bergejolak dewasa ini,
organisasi harus berhadapan dengan perubahan . seandainya manajer dapat
menetapkan tujuan dan meraihnya secara instan, pengendalian tidak akan
diperlukan. Tetapi antara saat tujuan dibentuk dengan saat tujuan diraih, banyak
kejadiian dalam organisasi dan lingkungannya yang dapat menyimpangkan
pergerakan kearah tujuan atau bahkan mengubah tujuan itu sendiri. System
pengendalian yang terancang baik dapat membantu manajer mengantisipasi,
memantau, dan merespon perubahan.
b. Membatasi akumulasi kesalahan
Kesalahan dan kecerobohan kecil biasanya tidak menimbulkan kerusakan
serius terhadap kerusakan serius terhadap kesehatan keuangan sebuah
organisasi. Namun dari waktu kewaktu kesalahan-kesalahan bisa terakumulasi
dan menjadi sangat serius.
c. Mengatasi kompleksitas organisasi
Jika perusahaan hanya membeli satu bahan baku, membuat satu produk,
memiliki desain organisasi yang sederhana, dan menikmati permintaan yang
konstan atas produk-produknya, para manajernya dapat menegakkan
pengendalian dengan system yang minim dan sederhana. Tetapi sebuah
perusahaan yang memproduksi banyak produk dengan memakai banyak bahan
baku dan memiliki area pasar yang luas, desai organisasi yang rumit, serta
32. 28
memiliki banyak pesaing memerlukan system yang canggih untuk menegakkan
pengendalian yang memadai.
d. Meminimasi biaya
Jika dipraktekan secara efektif, pengendalian juga bisa membantu
pengendalian biaya dan meningkatkan output.
33. 31
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
1. Formulasi strategi yaitu suatu tahap merumuskan, menyusun atau memformat
strategi yang dimulai dengan pengembangan suatu Visi, misi organisasi,
mengidentifkasi peluang dan ancaman eksternal organisasi, menentukan
kekuatan dan kelemahan internal, penentuan tujuan jangka panjang, untuk
menghasilkan strategi alternatif dan strategi terpilih yang berkelanjutan.
2. Analisis situasi adalah awal proses perumusan strategi. Selain itu, analisis
situasi juga mengharuskan para manajer strategis untuk menemukan
kesesuaian strategis antara peluang-peluang eksternal dan kekuatan-kekuatan
internal, disamping memperhatikan ancaman-ancaman eksternal dan
kelemahan-kelemahan internal.
3. Implementasi strategi adalah rangkaian aktivitas dan pekerjaan yang
dibutuhkan untuk mengeksekusi perencanaan strategi, artinya apa yang kita
rumuskan pada strategi dan kebijakan kita terapkan dalam berbagai program
kerja, anggaran dan prosedur-prosedur.
4. Etika bisnis merupakan suatu kode etik perilalku pengusaha berdasarkan
nilai-nilai moral dan norma yang dijadikan tuntunan dan pedoman berprilaku
dalam menjalankan kegiatan perusahaaan atau bisnis.
Corporate Social Responsibility (CSR) atau dalam bahasa Indonesia disebut
dengan istilah Tanggung Jawab Sosial Perusahaan adalah suatu tindakan atau
konsep yang dilakukan oleh perusahaan (sesuai kemampuan perusahaan
tersebut) sebagai bentuk tanggung jawab mereka terhadap sosial/lingkungan
sekitar dimana perusahaan itu berada.
5. Evaluasi diperlukan untuk mempelajari strategi tersebut berhasil atau gagal.
Proses evaluasi juga bisa dijadikan pembelajaran untuk proses perumusan
strategi selanjutnya. Perusahaan biasanya melihat keberhasilan strategi dari
beberapa faktor seperti peningkatan penjualan,pendapatan perusahaan atau
posisi perusahaan setelah strategi dilaksankan.
Pengendalian (control) adalah pengaturan aktivitas-aktivitas organisasi agar
elemen-elemen kinerja yang menjadi target tetap berada pada batas-batas
yang dapat diterima.
34. 32
3.2 Saran
Dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan kelemahan baik
dari segi tutur kata maupun kalimat dalam pembahasn yang kami buat ini, jadi saya
sebagai penulis mengharapkan sekali saran dan masukan dari kawan-kawan dan
terlebih-lebih kepada bapak dosen pengasuh mata kuliah agar makalah ini bisa
sempurna dan berguna untuk ditaladani pada pembuatan makalah selanjutnya.
35. DAFTAR PUSTAKA
Rahmat Suharjana, Formulasi Analisis Situasi & Alternative Strategik, 05 Jan 2018,
rahmatsuharjana.blogspot.com/2015/04/formulasi-analisis-situasi-
alternative.html
Karya Tulis Ilmiah, Konsep Dasar Manajemen Strategi (Basic Concepts of
Management Strategic), 14 Nov 2017, https://karyatulisilmiah.com/konsep-
dasar-manajemen-strategi-basic-concepts-of-strategic-management/
Ridwan Mulyatno, Analisis Situasi dan Strategi Perusahaan, 05 Jan 2018,
http://forummanajemen.blogspot.co.id/2013/02/analisis-situasi-dan-strategi-
perusahaan.html
Wawan, Makalah Implementasi dan Pengawasan Strategi, 05 Jan 2018,
http://wawan4mi.blogspot.in/2012/06/makalah-implementasi-dan-
pengawasan.html?m=1
Raka Budiarsana, Etika Bisnis dan Corporate Social, 05 Jan 2018,
http://rakabudiarsana.blogspot.co.id/2015/03/etika-bisnis-dan-corporate-
social.html
Welasi Agustina, Makalah Evaluasi dan Pengendalian Strategi, 05 Jan 2018,
http://welasiagustina.blogspot.co.id/2015/05/normal-0-false-false-false-en-us-
x-none.html