Makalah ini membahas tentang manajemen strategik, mulai dari pengertian, tujuan, visi misi dan tujuan perusahaan, model deskriptif, pengembangan konsep audit strategik dan metode kasus, peran manager strategik, serta lingkungan internal dan eksternal organisasi."
2. KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
atas selesainya makalah yang berjudul ‘’ Manajemen Strategik ‘’ ini
dapat di selesaikan dengan baik.
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Manajemen Strategik. Dalam penyelesaian karya tulis ini,
penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis
ucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Ade Fauzi, SE,.MM selaku dosenpengampu mata
kuliah Manajemen Strategik
2. Bapak dan ibu kami, selaku orang tua yang selalu memberi
dorongan untuk kami
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca dan
memberikan penjelasan tentang manajemen strategik. Karena
keterbatasan ilmu maupun pengalaman saya, saya percaya tetap
banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu saya sangat
berharap saran dan kritik yang membangun berasal dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
3. DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................3
BAB I........................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................2
1.3 Tujuan Makalah ................................................................................................3
BAB II.......................................................................................................................4
PEMBAHASAN.........................................................................................................4
2.1 Konsep dan Tujuan Manjemen Stratejik..............................................................4
2.1.1 Pengertian manajemen strategik ...................................................................4
2.1.2 Perencana strategi........................................................................................6
2.1.3 Tingkatan Strategi.......................................................................................7
2.2 Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan......................................................................8
2.2.1 Visi Perusahaan...........................................................................................8
2.2.2 Misi Perusahaan..........................................................................................9
2.2.3 Tujuan Perusahaan ...................................................................................11
2.2.4 Contoh Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan...................................................13
2.2.5 Menyusun, Mengembangkan, dan Mengevaliasi Visi,Misi dan Tujuan..........14
2.3 Model Deskriptif Manajemen Strategik.............................................................16
2.3.1 Implementasi Strategi................................................................................16
2.3.2 Evaluasi dan Pengawasan ..........................................................................17
2.3.3 Implementasi Model..................................................................................18
2.4 PENGEMBANGAN KEMAMPUAN KONSEP DALAM AUDIT STRATEGIK
DAN METODE KASUS.................................................................................19
2.5 Manager Strategik ...........................................................................................22
4. 2.5.1 Mengimplementasi Strategi........................................................................22
2.5.2 Mengevaluasi dan Pengawasan Strategi ......................................................23
2.5.3 Prinsip Manajemen Strategi .......................................................................23
2.5.4 Kompenen Proses Manajemen Strategis......................................................24
2.5.5 Landasan Dasar untuk Manajemen Strategi.................................................25
2.6 Lingkungan Internal dan Eksternal Organisasi...................................................25
2.6.1 Hubungan Organisasi Dengan Masyarakat..................................................26
2.6.2 Siapa Saja Yang Harus Mendapat Perhatian Dari Manajer Puncak................27
2.6.3 Mengamati Dan Memanfaatkan Faktor Lingkungan Internal Dan Eksternal ..27
BAB III....................................................................................................................30
PENUTUP ...............................................................................................................30
3.1 KESIMPULAN...............................................................................................30
5. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manajemen strategis adalah seni dan ilmu penyusunan, penerapan, dan
pengevaluasian keputusan-keputusan lintas fungsional yang dapat memungkinkan
suatu perusahaan mencapat sasarannya. Manajemen strategis adalah proses
penetapan tujuan organisasi, pengembangan kebijakan dan perencanaan untuk
mencapai sasaran tersebut, serta mengalokasikan sumber daya untuk menerapkan
kebijakan dan merencanakan pencapaian tujuan organisasi. Manajemen strategis
mengkombinasikan aktivitas-aktivitas dari berbagai bagian fungsional suatu bisnis
untuk mencapai tujuan organisasi.
Manajemen strategis merupakan aktivitas manajemen tertinggi yang biasanya
disusun oleh dewan direksi dan dilaksanakan oleh CEO serta tim eksekutif
organisasi tersebut. Manajemen strategis memberikan arahan menyeluruh untuk
perusahaan dan terkait erat dengan bidang perilaku organisasi.
Manajemen strategis berbicara tentang gambaran besar.Inti dari manajemen
strategis adalah mengidentifikasi tujuan organisasi, sumber dayanya, dan
bagaimana sumber daya yang ada tersebut dapat digunakan secara paling efektif
untuk memenuhi tujuan strategis.Manajemen strategis di saat ini harus
memberikan fondasi dasar atau pedoman untuk pengambilan keputusan dalam
organisasi. Ini adalah proses yang berkesinambungan dan terus-menerus. Rencana
strategis organisasi merupakan dokumen hidup yang selalu dikunjungi dan
kembali dikunjungi.Bahkan mungkin sampai perlu dianggap sebagaimana suatu
cairan karena sifatnya yang terus harus dimodifikasi.Seiring dengan adanya
informasi baru telah tersedia, dia harus digunakan untuk membuat penyesuaian
dan revisi.
Menurut Thomas L.Wheelen – J. David Hunger manajemen strategi adalah
serangkaian dari pada keputusan majerial dan kegiatan-kegiatan yang menentukan
keberhasilan perusahaan dalam jangka panjang. Kegiatan tersebut terdiri dari
perumusan / perencanaan strategi, pelaksanaan / implementasi, dan evaluasi.
6. 2
Lingkungan dunia yang mengalami perubahan seperti adanya globalisasi,
control masyarakat, perkembangan teknologi, memberikan dampak bagi
perkembangan suatu negara maupun bisnis. Control masyarakat terhadap
pelaksanaan kegiatan pemerintahan maupun perusahaan, sehingga pemerintah
maupun pemimpin perusahaan tidak dapat membuat kebijakan yang mengabaikan
kepentingan masyarakat. Oleh sebab itu dalam menjalankan kegiatannya perlu
adanya keselarasan antara kompetensi yang dimiliki perusahaan maupun
pemerintah dengan lingkungan yang ada di luar organisasi (perusahaan dan
pemerintah).
Pertimbangan global praktis berdampak pada keputusan strategis, batas-batas
negara diabaikan.Untuk mengetahui dan menghargai dunia dari perspektif orang
lain telah menjadi masalah hidup atau mati untuk bisnis. Dengan demikian perlu
adanya kegiatan dalam pengambilan keputusan yang disesuaikan antara
kemampuan yang dimiliki dengan lingkungan yang ada di sekitar sehingga
perlunya adanya manajemen strategi.Menopang manajemen strategis tergantung
pada manajer mendapat pengertian mengenai pesaing, pasar, harga, pemasok,
distributor, pemerintah, kreditor, pemegang saham dan pelanggan diseluruh dunia.
Harga dan mutu dari produk dan jasa perusahaan harus dapat bersaing di seluruh
dunia, bukan hanya di pasar lokal.
Persaingan yang memunculkan daya saing erat kaitannya dengan pemahaman
mekanisme pasar (standar dan benchmarking), kecepatan dan ketepatan
penyampaian produk (barang dan jasa) yang mampu menciptakan nilai
tambah.Oleh karena itu, peningkatan daya saing organisasi bersifat unik, tetapi
pada intinya dipengaruhi oleh aspek kreativitas, kapasitas, teknologi yang diguna-
kan dan jangkauan pemasaran yang dicapai.Hal tersebut diwujudkan dari tampilan
produk, produktivitas yang ting-gi dan pelayanan yang baik.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa konsep dan tujuan dari manajemen strategik ?
2. Bagaimana visi,misi dan tujuan perusahaan ?
3. Apa itu model deskriptif manajemen strategik ?
7. 3
4. Apa itu metode kasus dan audit ?
5. Apa yg manager strategik ?
6. Apa itu lingkungan external dan internal ?
1.3 Tujuan Makalah
Tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut :
1. untuk mengetahui konsep dan tujuan manajemen strategik
2. memahami tentang visi,misi dan tujuan perusahaan
3. untuk mengetahui model deskriptif dari manajemen strategik
4. untuk mengetahui pengembangan konsep metode kasus dan audit
strategik
5. untuk mengetahui manager strategik
6. untuk mengetahui apa itu lingkungan external dan internal
8. 4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep dan Tujuan Manjemen Stratejik
2.1.1 Pengertian manajemen strategik
Manajemen adalah proses yang terdiri dari rangkaian kegiatan, seperti
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian atau
pengawasan, yang dilakukan untuk menentukan dan mencapai tujuan yang telah
ditetapkan melalui pemanfaatan SDM dan sumber daya lainnya. Sedangkan,
strategi adalah rencana jangka panjang dengan diikuti tindakan-tindakan yang
ditujukan untuk mencapai tujuan tertentu.
Manajemen strategis merupakan proses atau rangkaian kegiatan
pengambilan keputusan yang bersifat mendasar dan menyeluruh, disertai
penetapan cara melaksanakannya, yang dibuat oleh pimpinan dan
diimplementasikan oleh seluruh jajaran di dalam suatu organisasi, untuk
mencapai tujuan.
Adapun keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang manajer, yakni :
a. Ketrampilan konseptual (conceptional skill)
top manager harus memiliki keterampilan untuk membuat konsep, ide,
dan gagasan demi kemajuan organisasi yang kemudian dijabarkan menjadi
suatu rencana kegiatan untuk mewujudkan gagasan atau konsepnya itu.
Proses penjabaran ide menjadi suatu rencana kerja yang kongkret itu
biasanya disebut sebagai proses perencanaan.
b. Keterampilan berhubungan dengan orang lain (humanity skill)
Manajer juga perlu dilengkapi dengan keterampilan berkomunikasi atau
keterampilan berhubungan dengan orang lain, yang disebut juga
keterampilan kemanusiaan. Dengan komunikasi yang persuasif, bersahabat,
9. 5
dan kebapakan akan membuat karyawan merasa dihargai dan kemudian
mereka akan bersikap terbuka kepada atasan.
10. 6
c. Keterampilan teknis (technical skill)
Keterampilan ini merupakan bekal bagi manajer pada tingkat yang lebih
rendah. Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk menjalankan
suatu pekerjaan tertentu, misalnya menggunakan program komputer,
memperbaiki mesin, membuat kursi, akuntansi dan lain-lain.
Selain tiga keterampilan dasar di atas, Ricky W. Griffin menambahkan dua
keterampilan dasar yang perlu dimiliki manajer, yaitu:
a. Keterampilan manajemen waktu, keterampilan yang merujuk pada
kemampuan seorang manajer untuk menggunakan waktu yang dimilikinya
secara bijaksana.
b. Keterampilan membuat keputusan, kemampuan untuk mendefinisikan
masalah dan menentukan cara terbaik dalam memecahkannya. Kemampuan
membuat keputusan adalah yang paling utama bagi seorang manajer,
terutama bagi kelompok manajer atas (top manager).
Griffin mengajukan tiga langkah dalam pembuatan keputusan:
a. Mendefinisikan masalah dan mencari berbagai alternatif yang dapat diambil
untuk menyelesaikannya.
b. Mengevaluasi setiap alternatif yang ada dan memilih sebuah alternatif yang
dianggap paling baik.
c. Mengimplementasikan alternatif yang telah ia pilih serta mengawasi dan
mengevaluasinya agar tetap berada di jalur yang benar.
2.1.2 Perencana strategi
a. Pejabat eksekutif kepala
b. Presiden
c. Pemilik
d. Ketua dewan direksi
e. Direktur eksekutif
f. Penasehat
11. 7
g. Dekan
h. Atau wirausahawan
2.1.3 Tingkatan Strategi
a. Enterprise Strategy
Strategi ini berkaitan dengan respons masyarakat. Masyarakat adalah
kelompok yang berada di luar organisasi yang tidak dapat dikontrol. Di
dalam, ada pemerintah dan berbagai kelompok lain seperti kelompok
penekan, kelompok politik dan kelompok sosial lainnya. Jadi dalam
strategi enterprise terlihat relasi antara organisasi dan masyarakat luar,
sejauh interaksi itu akan dilakukan sehingga dapat menguntungkan
organisasi. Strategi itu juga menampakkan bahwa organisasi sungguh-
sungguh bekerja dan berusaha untuk memberi pelayanan yang baik
terhadap tuntutan dan kebutuhan masyarakat.
b. Corporate Strategy
Strategi ini berkaitan dengan misi organisasi, sehingga sering disebut
Grand Strategy yang meliputi bidang yang digeluti oleh suatu organisasi.
Bagaimana misi itu dijalankan, hal ini memerlukan keputusan-keputusan
stratejik dan perencanaan stratejik yang selayaknya juga disiapkan oleh
setiap organisasi.
c. Business Strategy
Strategi pada tingkat ini menjabarkan bagaimana merebut pasaran di
tengah masyarakat. Bagaimana menempatkan organisasi di hati para
penguasa, para pengusaha, para donor dan sebagainya untuk memperoleh
keuntungan stratejik yang sekaligus mampu menunjang berkembangnya
organisasi ke tingkat yang lebih baik.
d. Functional Strategy
Strategi ini merupakan strategi pendukung dan untuk menunjang
suksesnya strategi lain.
Strategi functional ekonomi, mencakup fungsi-fungsi yang
memungkinkan organisasi hidup sebagai satu kesatuan ekonomi yang
12. 8
sehat, berkaitan dengan keuangan, pemasaran, sumber daya, penelitian dan
pengembangan.
2.2 Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan
2.2.1 Visi Perusahaan
Menurut Ismail Solihin (2012:21) peryataan visi menunjukkan arah strategis
perusahaan untuk mencapai berbagai hasil di masa mendatang sehingga akan
menuntun pengarahan sumber daya perusahaan bagi pencapaian berbagai tujuan
tersebut. Visi yang dibuat oleh perusahaan memiliki kaitan yang sangat erat
dengan Misi perusahaan, dalam arti strategis yang dinyatakan di dalam Visi
masih berada di dalam lingkup usaha yang dijalankan oleh perusahaan. Visi
perusahaan lebih menggambarkan “What do you want to become” sedangkan
Misi perusahaan lebih menunjukkan “What is our business”.
Ruben Mark, mantan CEO Colgate menyakini sebuah misi yang jelas harus
semakin masuk akal secara Internasional. Pemikran Mark tentang Visi adalah
sebagai berikut:
Jika ingin mengajak semua orang dibawah bendera perusahaan, adalah hal
yang penting untuk memperkenalkan satu visi secara global alih-alih berusaha
menyatukan beragam pesan dalam berbeda. Triknya adalah dengan membuat
visi sederhana sekaligus menggigit: "kami membuat komputer tercepat di dunia"
atau "layanan telpon untuk semua orang." Anda tidak perlu membuat orang
mengakong senapan mesin hanya untuk tujuan-tujuan finansial. Hal yang
dibutuhkan hanyalah membuat orang merasa lebih baik, merasa menjadi bagian
dari sesuatu.
Visi juga mempunyai beberapa manfaat, diantaranya:
1. Memudahkan komitmen semangat kerja karyawan.
Karyawan tidak akan bekerja dengan penuh antusias jika dia tidak tahu
untuk apa dia bekerja.
13. 9
Namun, jika dia tahu apa kontribusi perusahaan pada masyarakat dia
akan termotivasi bahwa dia bekerja bukan hanya untuk perusahaan, tetapi
juga untuk masyarakat.
2. Menumbuhkan rasa kebermaknaan.
Salah satu tempat karyawan mencari makna kehidupan adalah
lingkungan pekerjaannya.
3. Menumbuhkan standar yang prima.
Jika seorang karyawan memahami dia bekerja untuk suatu tujuan yang
sangat mulia, dia akan bekerja penuh semangat dan meletakkan standar prima
untuk setiap pekerjaannya.
Setiap perusahaan senantiasa mempunyai cita-cita ideal yang hendak
dicapai. Citai-cita. Tersebut akan diperjuangkan agar jati dirinya jelas, yakin
citra nilai dan kepercayaan perusahaan. Visi perusahaan adalah citra nilai dan
kepercayaan ideal. Dengan kata lain, Visi merupakan wawasan luas ke masa
depan dari manajemen dan merupakan kondisi ideal yang hendak dicapai oleh
perusahaan di masa yang akan datang. Visi memberi arah dan ide actual kepada
manajemen dalam proses pembuatan keputusan, agar setiap tindakan yang akan
dilakukan senantiasa berlandasan visi perusahaan dan memungkinkan untuk
mewujudkannya.
Adapun karakteristik visi yaitu sebagai berikut.
a. Diciptakan melalui permufakatan/konsesus.
b. Memberikan pandangan atas sesuatu yang terbaik di masa yang akan
datang.
c. Mempengaruhi orang untuk menuju ke misi.
d. Tanpa keterbatasan dimensi waktu.
2.2.2 Misi Perusahaan
Menurut David (2009:84), peryataan misi (mission statement) adalah sebuah
deklarasi tentang "alasan keberadaan" suatu organisasi. pertanyaan misi harus
menjawab pertanyaan paling penting, "apakah bisnis kita?". pertanyaan misi
14. 10
yang jelas sangat penting untuk menetapkan tujuan dan merumuskan strategi.
Terkadang juga diistilahkan sebagai pertanyaan keyakinan (creed statement),
sebuah pertanyaan filosofi, pernyataan kepercayaan, pernyataan prinsip-prinsip
bisnis, atau pernyataan yang "menentukan bisnis kita", pernyataan misi
menjelaskan ingin menjadi apa suatu organisasi dan siapa saja yang coba
dilayaninya. Semua organisasi memiliki alasan kenapa mereka ada, meskipun
bila para penyusun strategi tidak secara sadar mentranformasikan alasan ini
kedalam bentuk tulisan.
Berdasarkan definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa misi adalah
pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh perusahaan dalam
uasahanya, mewujudkan visi. Misi merupakan sesuatu yang nyata untuk dituju
serta dapat pula memberikan petunjuk garis besar cara pencapaian visi. Adapun
manfaat misi antara lain:
a. Memastikan tujuan dasar organisasi.
b. Memberikan basis atau standar untuk mengalokasikan SD di organisasi.
c. Menciptakan kondisi atau iklim organisasi yang umum.
d. Menjadikan titik utama bagi individu dalam mengidentifikasi tujuan dan
arah organisasi.
e. Memfasilitasi penerjemahan tujuan menjadi struktur kerja yang melibatkan
penungasan hingga elemen tujuan dalam bentuk sedemikian rupa hingga
perameter waktu, biaya, dan kinerja dapat dievaluasi dan dikontrol.
Menurut Davit, Fred R, (2009:102) terdapt Sembilan karakteristi yang harus
terangkum dalam suatu misi perusahaan, dank arena misi perusahaan merupakan
bagian dari proses strategic management yang akan dipublikasikan kepada
masyarakat, maka misi perusahaan sebaiknya mencakup Sembilan komponen
pokok tersebut, yang terdiri dari:
Customer
Secara eplisit misi harus menyebutkan siapa yang menjadi pelanggan bagi
produk perusahaan.
Product or Services
15. 11
Dalam hal ini secara spesifik perusahaan harus menyebutkan produk atau
jasa apa saja yang dihasilkan oleh perusahaan.
Markets
Pernyataan ini menjelaskan di pasar mana produk perusahaan akan bersaing
dengan produk yang dihasilkan oleh pesaing.
Technology
Pernyataan misi menyebutkan arah pengembangan teknologi perusahaan
untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
Concern for survival, growth, and profitability
Dalam hal ini peryataan misi menunjukan secara komitmen perusahaan
terhadap kelangsungan hidup perusahaan, pertumbuhan dan kemampuan untuk
menghasilkan laba (proditabilitas).
Philosophy
Misi akan menjelaskan kepercayaan (beliefs), nilai (values), aspirasi, dan
prioritas etis dari perusahaan.
Self Concept
Misi akan menjelaskan apa yang menjadi kompetensi unggulan (distinctive
comperences) dari perusahaan dibandingkan pesaingnya.
Concern for public image
Misi akan menunjukan apakah perusahaan memiliki respons terhadap
masalah-masalah social, kemasyarakatan maupun terhadap masalah lingkungan.
Concern for employees
Dalam hal ini pernyataan misi akan menunjukan apakah karyawan
merupakan asset yang berharga perusahaan.
2.2.3 Tujuan Perusahaan
Tujuan perusahaan merupakan pernyataan tentang keinginan yang akan
dijadikan pedoman bagi manajemen perusahaan untuk meraih hasil tertentu atas
kegiatan yang dilakukan dengan dimensi waktu tertentu. Dengan demikian
16. 12
tujuan memiliki karakteristik yang berbeda dengan visi maupun misi di
antaranya:
1. Sesuai: tujuan selaras dengan visi dan misis.
2. Berdemendi wsktu: tujuan harus konkrit dan bisa diantisipasi kapan
terjadinya.
3. Layak: tujuan hendaknya merupakan suatu tekad yang bisa diwujudkan
4. Fleksibel: tujuan senantiasa bisa di sesuaikan atau peka terhadap perubahan
situasi dan kondisi
5. Mudah dipahami
Adapun empat alas an tujuan pentingnya tujuan bagi perusahaan dan bagi
menajemen strategi, yaitu sebagai berikut:
1. Tujuan membantu mendefinisikan organisasi dalam lingkungannya.
Sebagai besar organisasi perlu membenarkan keabsahan eksistensinya,
untuk mengabsahkan diri dalam pandangan pemerintah, kosumen, dan
masyarakat luas. Dengan menetapkan tujuan, perusahaan akan menarik
orang mengelali tujuan ini sehingga mau bekerja untuk mereka.
2. Tujuan membantu mengkoordinasi keputusan dan pengambil keputusan.
Tujuan yang menyatakan mengarahkan perhatian karyawan kepada norma
perilaku yang dikehendaki. Tujuan dapat mengurangi pertentangan dalam
pengambilan keputusan kalau semua karyawan mengetahui tujuannya.
Tujuan menjadi kehendak dalam keputusan.
3. Tujuan menyediakan norma untuk menilai pelaksanaan prestasi
organisasi. Tujuan merupakan norma terakhir untuk organisasi menilai
dirinya. Tanpa tujuan, oerganisasi tidak mempunyai dasar yang jelas untuk
menilai keberhasilannya.
4. Tujuan merupakan sasaran yang lebih nyata daripada pernyataan visi dan
misi.
Menurut Gray dan Ricketts tujuan adalah lebih spesifik dibandingkan
sasaran jika sasaran menentukan arah jangka panjang maka tujuan menentukan
17. 13
target-target khusus untuk dicapai dalam jangka waktu tertentu periode yang
akan datang.
Secara tradisional dan historis suatu perusahaan dipandang sebagai lembaga
ekonomi sehingga tujuan perusahaan sifatnya sederhana yaitu dinyatakan dalam
ukuran efisiensi dan laba perusahaan memiliki tujuan tunggal yaitu mencari laba
atau memaksimalkan laba. Pada saat sekarang perumusan tujuan perusahaan
harus mempertimbangkan 3 faktor:
1. Realitas lingkungan dan salaing berhubungan kekuasaan ekternal.
2. Realitas sumbe-sumber dan saling berhubungan kekuatan internal
perusahaan
3. System nilai para eksekutif puncak.
2.2.4 Contoh Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan
Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang industry, perdagangan dan
konsultasi teknis sector pertanian/ perkembangan, PT. Bio Industri Nusantara
memiliki misi, visi dan tujuan perusahaan yakni:
Visi
Menjadi perusahaan yang tanggu di bidang penyediaan sarana dan jasa
produksi untuk meningkatkan produktifitas pertanian dan perkebunan yang
berazaskan sustainabilitas.
Misi
1. Memproduksi pupuk non kimia, bioaktivator dan biopestisida yang rumah
lingkungan.
2. Menyediakan sarana penunjang usaha pertanian dan perkebunan.
3. Menyediakan jasa konsultasi untuk meningkatkan efisiensi usaha pertanian
dan perkebunan berbasis kelastarian lingkungan.
4. Melakukan kerja sama dengan mitra usaha yang saling menguntungkan.
Tujuan
Memupuk keuntungan melalui tata kelola bisnis yang baik dengan
mengutamakan kepuasan pelanggan mitra usaha dan stakeholders lainnya.
18. 14
2.2.5 Menyusun, Mengembangkan, dan Mengevaliasi Visi,Misi dan Tujuan
Dalam penetapan visi, perusahaan harus memenuhi persyaratan dan kriteria.
Adapun persyaratan dan kriteria visi perusahaan secara umum antara lain:
1. Dapat dibayangkan oleh seluruh jajaran organisasi perusahaan.
2. Dapat dikomunikasikan dan dapat dimengerti oleh seluruh jajaran
organisasi perusahaan.
3. Berwawasan jangka panjang dan tidak mengabaikan perkembangan
zaman.
4. Memiliki nilai yang diinginkan oleh anggota organisasi perusahaan.
5. Terfokus pada permasalahan instansi perusahaan agar dapat beroprasi.
Setelah menyusun visi yang baik bagi perusahaan, dapat ditentukan
bagaimana visi bisnis perusahaan. Hal pertama yang dapat dilakukan dalam
rangka menyusun visi perusahaan adalah dengan mengidentifikasikan aktivitas
perusahaan berdasarkan impian yang ingin dicapai. Setelah itu, dapat ditetapkan
pandangan masa depan perusahaan, ingin mencapai titik kesuksesan setinggi
apakah perusahaan tersebut. Menyediakan gambaran besar yang mengambarkan
siapa saja yang ada di dalam perusahaan tersebut, apa yang akan dilakukan
setiap peronil perusahaan dan kemanakah arah pergerakan perusahaan.
Sebelum membahas lebih jauh tentang bagaimana penyusun,
mengembangkan serta mengevaluasi misi bisnis suatu perusahaan, perlu terlebih
dahulu untuk mengetahui apa saja komponen misi. Ada Sembilan komponen
yang mutlak ada dalam sebuah misi apabila misi tersebut hendak menjadi misi
yang efektif. Komponen-komponen misi tersebut antara lain:
1. Konsumen atau Pelanggan, “Siapa pelanggan perusahaan?
2. Produk atau Jasa, “Apa produk atau jasa utama perusahaan?
3. Pasar, “Secera geografis, dimana perusahaan akan berkompetisi?
4. Teknologi, “apakah perusahaan menerapkan teknologi terbaru?
5. Pehatian akan keberlangsungan, pertumbuhan, dan profitbilitas, “Apakah
perusahaan berkomitmen untuk pertumbuhan dan kondisi keuangan yang
baik?
19. 15
6. Filosofi, “Apa dasar kepercayaan, nilai, aspirasi, dan prioritas etika
perusahaan?
7. Konsep diri, “Apa kemampuan khusus atau keuangan kompetitif
perusahaan?
8. Perhatian akan citra publik, “Apakah perusahaan responsive terhadap
pemikiran sosial, masyarakat dan lingkungan?
9. Perhatian pada karyawan, “Apakah karyawan aset yang berharga untuk
perusahaan?
Setelah mengetahui komponen misi yang baik bagi suatu perusahaan, dapat
ditemukan strategi penyusunan misi dari sebuah perusahaan. Hal pertama yang
dapat dilakukan dalam rangka menyusun misi perusahaan adalah dengan
menetapkan perusahaan menjadi bagian-bagian yang kecil. Setelah itu, barulah
dapat ditentukan bagaimana bagian-bagian dari perusahaan tersebut akan
bergerak mencapai visi perusahaan.
Melaksanakan pengembangan visi dan misi perusahaan tentunya
membutuhkan sebuah pendekatan. Satu pendekatan yang digunakan secara luas
untuk mengembangkan visi dan misi antara lain melalui langkah-langkah:
1. Pertama-tama memilih beberapa artikel atau dokumen mengenai
pernyataan ini meminta semua manajer untuk membaca sebagai informasi
latar.
2. Meminta para manajer untuk membuat sendiri pernyataan visi dan mis
bagi organisasi.
3. Meminta seorang fasitator atau dewan manajer puncak, menyatukan
pernyataan-pernyataan ini ke dalam sebuah dokumen dan membagikan
draf pernyataan kepada semua manajer.
4. Permintaan akan perubahan, penambahan, dan penghapusan diperlukan
setelahnya, saat diadakan sebuah pertemuan untuk merevisi dokumen
tersebut.
5. Bagitu semua manajer telah memberikan masukan mereka serta
mendukung dokumen final, organisasi dapat dengan mudah memperoleh
20. 16
dukungan manajer untuk aktivitas perusahaan, penerapan, dan
pengevaluasian strategi.
6. Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk mendukung upaya ini, salah
satu cara yang paling sering dan lazim digunakan adalah dengan
membentuk forum-forum diskusi.
2.3 Model Deskriptif Manajemen Strategik
2.3.1 Implementasi Strategi
Tahap implementasi pada dasarnya dalam membuat strategi menjadi
operasional, yaitu suatu tahap di mana perusahaan/organisasi sudah memiliki
tujuan, perencanaan kebijakan, motivasi karyawan, dan alokasi sumber-sumber
sehingga strategi yang telah terformulasi dapat dilaksanakan dalam bentuk
tindakan. Strategi yang jelas dan pendukung yang matang mungkin tidak akan
bermanfaat jika perusahaan gagal melaksanakannya dengan cermat. Dalam
strategi implementasi ini juga termasuk pengembangan strategi budaya suportif,
penciptaan struktur organisasi yang efektif, pengalihan jurusjurus usaha
pemasaran, perbaikan anggaran, pengembangan dan pemanfaatan sistem
informasi, dan keterikatan kompensasi pekerja dengan kinerja organisasi.
Tahapan implementasi strategi sering disebut juga tahapan pelaksanaan (action)
dari manajemen strategik. Pengimplementasian strategi berarti memobilisasi
karyawan dan manajer untuk menerapkan strategi pada pelaksanaan.
Dikarenakan merupakan tahap yang paling sulit, maka diperlukan disiplin
personal, komitmen, dan pengorbanan. Sukses tidaknya implementasi strategi
sangat tergantung pada kemampuan manajer untuk memotivasi para karyawan,
dan kemampuan untuk lebih banyak menggunakan seni ketimbang ilmu.
Dari uraian di atas dapat diringkas bahwa dalam tahapan implementasi
strategi (strategy implementation), meliputi kegiatan penentuan sasaran
operasional tahunan, kebijakan (policy) organisasi/perusahaan, mengalokasikan
sumber daya, dan mengelola konflik perusahan agar strategi yang telah
ditetapkan dapat diimplementasikan.
21. 17
Kegiatan penentuan sasaran operasional tahunan (annual objective)
merupakan suatu pendelegasian kegiatan kepada semua manajer dalam
organisasi. Tujuan yang masih bersifat luas tersebut perlu diterjemahkan
menjadi ukuran kinerja pada suatu unit/dinas/departemen, grup, tim, individu
dalam organisasi. Sasaran operasional tahunan sebaiknya bersifat:
a. Lebih spesifik daripada tujuan,
b. Dibatasi waktu,
c. Dapat diukur, dan
d. Dapat dikuantifikasi.
Sasaran tahunan penting bagi organisasi sebab menggambarkan dasar untuk
pengalokasian sumber daya, mekanisme utama untuk evaluasi bagi manajer,
instrumen untuk memonitor perkembangan ke arah pencapaian tujuan jangka
panjang, dan menentukan prioritas setiap dinas dan departemen.
Kegiatan penentuan kebijakan (policy) organisasi/perusahaan merupakan
arahan (guidelines), metode, prosedur, aturan, format, dan praktek administratif
yang ditentukan untuk membantu dan mendorong karyawan ke arah pencapaian
tujuan. Jadi, kebijakan merupakan instrumen untuk pelaksanaan strategi.
2.3.2 Evaluasi dan Pengawasan
Tahapan terakhir dari manajemen strategik. Biasanya, manajer ingin
mengetahui informasi tentang kapan strategi tertentu tidak berjalan dengan baik.
Semua strategi sangat diperlukan untuk modifikasi di masa yang akan datang,
sebab lingkungan secara konstan akan selalu berubah.
Ada 3 aktivitas evaluasi strategi yang fundamental, yaitu:
a. Pengamatan faktor-faktor internal dan eksternal yang menjadi dasar untuk
strategi saat ini,
b. Ukuran kinerja (performance), serta
c. Adanya tindakan korektif.
Evaluasi dan pengawasan strategi sangat penting, sebab sukses sekarang
tidak menjamin sukses keesokan harinya. Kesuksesan selalu menciptakan
masalah baru dan berbeda. Ketiga aktivitas strategi di atas, yaitu aktivitas
22. 18
formulasi, implementasi dan aktivitas evaluasi strategi di atas muncul pada
tingkatan hirarki organisasi besar, seperti tingkat corporate, divisi atau unit-unit
bisnis strategi, dan tingkat fungsional.
2.3.3 Implementasi Model
Tahapan dalam model deskriptif manajemen strategik dalam sebuah
organisasi/perusahaan ada 4, yaitu:
a. Tahap Analisis Strategi (Strategy Analysis)
Pada bab sebelumnya, sudah dijelaskan bahwa analisis strategi dibagi
menjadi 2 yaitu analisis lingkungan eksternal dan analisis lingkungan
internal. Kesuksesan strategi sebelumnya belum tentu menjamin kesuksesan
strategi di masa yang akan datang. Selain itu, strategi memiliki
kecenderungan untuk berubah-ubah. Menurut Worley et al (1996), penyebab
perubahan strategi pada perusahaan/organisasi dapat dikelompokkan ke
dalam 4 kategori yaitu perubahan ekonomi global, perubahan struktur industri
dan persaingan, penurunan kinerja organisasi, serta inisiatif dari pihak yang
berkepentingan dengan organisasi.
b. Tahap Penyusunan Strategi (Strategy Formulation)
Setelah analisis strategi dilakukan, tahap selanjutnya adalah penyusunan
strategi. Penting dalam tahap ini, untuk mengetahui seberapa besar kekuatan
(strength) dan kelemahan (weakness) perusahaan, serta peluang
(opportunities) dan ancaman (threat) perusahaan dalam pasar bisnis. 4 elemen
ini berperan penting dalam menghasilkan sebuah strategi yang kuat bagi
perusahaan.
c. Tahap Perancangan Rencana Strategi (Strategy Plan)
Dalam tahap ini, rencana strategi yang dirancang harus terarah kepada
hasil atau produk yang spesifik, pasar atau harapan masyarakat, sumber daya
23. 19
dan teknologi untuk suatu periode tertentu, serta keunggulan bersaing jangka
panjang, baik dalan keadaan baik maupun buruk.
d. Tahap Implementasi Strategi (Strategy Implementation)
Setelah menghasilkan rencana strategi, maka tahap terakhir adalah
mengimplementasikan rencana strategi itu menjadi kenyataan. Kerangka
keberhasilan implementasi model 7S dari McKinsey, 3 unsur pertamanya
adalah strategi (strategy), struktur (structure), dan sistem (system), dianggap
sebagai ‘perangkat keras’ keberhasilan implementasi strategi. 4 unsur
selanjutnya yaitu gaya (style) artinya perusahaan memiliki cara berpikir dan
bersikap yang sama; staf (staff) artinya perusahaan telah mempekerjakan
orang yang cakap, melatih mereka dengan baik, dan menugaskan mereka
pada tugas yang sesuai; keterampilan (skill) artinya semua karyawan
memiliki kemampuan untuk menjalankan strategi perusahaan; serta nilai
bersama (shared value) artinya semua karyawan memiliki nilai panduan yang
sama sebagai ‘perangkat lunak’-nya.
2.4 PENGEMBANGAN KEMAMPUAN KONSEP DALAM AUDIT
STRATEGIK DAN METODE KASUS
Audit manajemen dapat didefinisikan sebagai penilaian sistem manajemen
perusahaan (auditee) untuk mengetahui apakah sistem tersebut beroperasi secara
efektif, dan untuk memperkirakan risiko apa yang mungkin timbul apabila sistem
tersebut tidak beroperasi secara efisien. Dengan demikian, untuk unit
organisasional tertentu, seperti departemen penjualan, penilaian atau pemeriksaan
manajemen akan berfokus pada bagaimana sebaiknya unit tersebut dikelola.
Penekanan audit manajemen adalah pada proses manajemennya, khususnya
pada prosedur perencanaan, organisasi, dan pengendalian aktivitas yang dipilih
untuk diaudit.
1. Tahapan Audit Manajemen
24. 20
Penyelidikan yang akan dilakukan, data yang akan diuji, dan teknik yang
akan diterapkan akan bervariasi tergantung organisasinya. Meskipun demikian,
pekerjaan ini tetap perlu dilakukan secara professional. Tahapan-tahapan kerja
dalam mengaudit pada umumnya meliputi hal-hal berikut ini.
1. Usulan dan pengenalan.
2. Survei pendahuluan.
3. Penelaahan yang lebih rinci.
4. Pengujian detail.
5. Mengembangkan dan menelaah temuan audit.
6. Pelaporan.
7. Tindak lanjut setelah audit.
Usulan dan Pengenalan. Sebelum fase audit dilakukan, auditor dan
manajemen perusahaan sebaiknya dipertemukan dulu untuk menciptakan
hubungan baik. Dalam kesempatan itu, auditor dapat mengetahui tujuan
perusahaan secara keseluruhan untuk menilai tiap aktivitas unit atau fungsi dalam
organisasi perusahaan. Di samping itu, auditor harus mendapatkan dan menelaah
informasi lain seperti aktivitas yang dilaksanakan, tipe pengendalian yang
diimplementasikan, struktur organisasi, dan posisi unit organisasi dalam
organisasi secara keseluruhan. Fase ini juga dapat dimanfaatkan untuk
mengidentifikasi potensi-potensi masalah yang mungkin ada.
Survei Pendahuluan. Pada fase ini, auditor melakukan penilaian
pendahuluan atas aktivitas yang akan dinilai. Hasilnya adalah berupa informasi
mengenai fungsional perusahaan untuk memonitor kinerja perusahaan. Jadi,
tujuan utama fase ini adalah untuk memperoleh pandangan umum mengenai
fungsional perusahaan dan operasinya serta beberapa petunjuk dari aktivitas
khusus yang dapat menjamin dilakukannya penelaahan yang detail selama fase
audit.
25. 21
Penelaahan yang Lebih Rinci. Setelah aktivitas fungsional yang akan
diaudit diidentifikasi, selanjutnya ditentukan kriteria kinerjanya. Puncak fase ini
adalah merumuskan dan mendesain program kerja yang rinci untuk audit yang
lebih mendalam. Program kerja tersebut termasuk menentukan teknik audit
khusus yang akan dipakai.
Pengujian Detail. Pada fase ini, akan ditentukan kemutakhiran, kelengkapan,
dan akurasi data. Tujuan secara keseluruhan adalah mengidentifikasi area yang
akan menjamin perhatian manajemen. Pengujian audit yang lebih rinci, misalnya,
dapat diarahkan terhadap:
v Apakah sasaran dan tujuan dalam anggaran telah diotorisasi?
v Apakah informasi yang ada bagi manajemen telah dimanfaatkan?
v Apakah aktivitas operasional mencapai hasil yang diharapkan?
Pengembangan dan Penelaahan Temuan Audit. Dalam menilai kinerja
operasional, pertama-tama yang perlu dilakukan adalah mendefinisikan standar
operasional atau kriteria penilaian. Auditor harus mempunyai cukup pengetahuan
dan pengalaman mengenai aktivitas yang diaudit agar dapat mengembangkan
kriteria evaluasi yang memadai.
Pelaporan. Keberhasilan pemeriksaan manajemen tergantung pada mutu
laporan yang dihasilkan. Laporan pemeriksaan manajemen adalah alat formal
untuk memberitahukan manajemen puncak tentang temuan auditor yang
signifikan serta rekomendasinya. Masalah atau temuan yang tidak signifikan
hendaknya tidak dilaporkan. Kalau manajemen dapat diyakinkan untuk bertindak
sesuai dengan rekomendasi yang diberikan, audit secara keseluruhan barulah akan
bermanfaat.
Tindak Lanjut Setelah Audit. Tujuan penelaahan tindak lanjut adalah untuk
memastikan bahwa rekomendasi yang dimasukkan dalam laporan audit benar-
26. 22
benar telah dilaksanakan. Apabila manajemen tidak melakukan tindakan korektif
yang dimaksud, carilah penjelasan mengapa manajemen gagal melakukan hal itu.
2.5 Manager Strategik
Perumusan manajemen strategi perusahaan bisa meliputi pengembangan misi
usaha, mengidentifikasikan sebuah peluang dan ancaman dari eksternal,
mengukur serta menetapkan kelemahan maupun kekuatan internal perusahaan,
menetapkan sasaran jangka panjang, menimbang alternatif lain, dan memilih
strategi khusus yang akan diterapkan pada kasus kasus tertentu
Cakupan perumusan strategi meliputi obyek baru yang akan dikerjakan,
obyek usaha yang akan ditingggalkan, mengalokasikan sumber daya baik itu
financial ataupun non finansial, memutuskan apakah dibutuhkan sebuah
pengembangan aktivitas ataukah diversifikasi produk, memutuskan pasar
domestik atau internasional, dibutuhkan merger atau akuisis apa tidak,
menghindar dari akuisisi perusahaan oleh perusahaan pesaing. karena tidak ada
perusahaan yang memiliki sumber daya yang tak terbatas, maka sebuah strategi
harus berani untuk memutuskan suatu strategi alternatif yang bisa memberikan
dampak yang positif yang terbaik supaya memberi keuntungan yang maksimal
bagi perusahaan. Sebuah strategi harusnya memberi keunggulan komparatif dan
pada akhirnya bisa memberikan keunggulan yang kompetitif dalam jangka
panjang, hal itu haruslah menjadi penting bagi manajemen strategi.
2.5.1 Mengimplementasi Strategi
Sering disebut juga tahapan dari aktivitas manajemen strategi. Dalam tahap
mengimplementasikan strategi ini perusahaan menetapkan tujuan atau sasaran
perusahaan tahunan, menyusun kebijakan, memotivasi para karyawan dan
mengalokasikan sumber daya agar strategi yang telah disusun bisa dijalankan.
Implementasi strategi ini meliputi budaya yang mendukungg pengembangan
perusahaan, menyiapkan anggaran, memanfaatkan system informasi, memotivasi
sumber daya manusia supaya mau menjalankan dan bekerja sebaik mungkin.
27. 23
Implementasi strategi membutuhkan disiplin dan kinerja yang tinggi serta
imbalan jasa yang mencukupi.
2.5.2 Mengevaluasi dan Pengawasan Strategi
Evaluasi dan Pengawasan strategi adalah tahap akhir didalam proses
manajemen strategi. seluruh strategi adalah subyek moditifikasi di masa
mendatang, sebab berbagai faktor baik eksternal maupun internal akan terus
mengalami sebuah perubahan.
Evaluasi Strategi meliputi beberapa hal:
Mereview faktor faktor ekternal dan internal yang merupakan dasar bagi
setiap strategi yang sedang dijalankan
Mengukur kinerja yang sudah dijalankan
Mengambil sebuah tindakan perbaikan apabila terjadi ketidak sesuaian
Evaluasi strategi ini sangat dibutuhkan bagi perusahaan karena suatu
kesuksesan usaha yang diraih saat ini bukan menjadi keberhasilan dimasa
mendatang. Bahkan seringkali kesuksesan usaha pada masa sekarang bisa
memunculkan persoalan yang baru dan berbeda. Pun demikian bila mengalami
kegagalan, maka persoalan yang baru muncul dan harus dihadapi supaya bisa
menghidupkan kembali aktivitas bisnis yang telah gagal.
Didalam perusahaan besar, proses perumusan (formulasi) strategi,
implementasi, pengevaluasian dan pengawsan strategi ada tiga tingkatan
hierarki, tingkatan corporate, tingkat divisi serta tingkatan fungsional.
2.5.3 Prinsip Manajemen Strategi
Prinsip Manajemen Strategi Dibagi menjadi:
Perencanaan Strategi Merembes (menembus), seluruh manajer diberbagai
divisi harus belajar untuk berfikir secara strategis, seluruh tingkat
managerial akan terlibat didalam manajemen strategi dengan berbagai cara
28. 24
tertentu. tiap pola dan cara yang akan dipakai berbeda namun masih
mengarah pada sasaran yang sama, tujuan yang ditetapkan
Perencanaan Komprehensif, maksudnya adalah perencanaan yang
berdasarkan pada kebutuhan serta pengembangan bisnis, tidak dibuat
dengan asal asalan
2.5.4 Kompenen Proses Manajemen Strategis
Ada beberapa komponen dalam proses manajemen strategi, diantaranya:
Misi Organisasi (perusahaan), merupakan gambaran tujuan tentang
keberadaan perusahaan. misi ini meliputi type, ruang lingkup serta
karakteristik tindakan yang akan dijalankan
Tujuan, tujuan merupakan hasil akhir dari sebuah kegiatan. disini akan
ditegaskan hal apa ayang akan digapai, kapan waktunya, dan berapa yang
harusnya dicpai.
Strategi, merupakan suatu keterampilan atau ilmu dalam memenangkan
sebuah persaingan. persaingan adalah perebutan konsumen (pangsa pasar)
dan konsumen setiap saat akan mengalami perubahan, maka strategi
hendaknya dikelola dengan sedemikian rupa supaya tujuan perusahaan
bisa tercapai
Kebijakan, kebijakan merupakan cara dalam mencapai sasaran perusahaan.
kebijakan mencakup garis pedoman, aturan-aturan dan prosedur untuk
menyokong usaha pencapaian sasaran atau tujuan yang sudah ditetapkan
Profil Perusahaan, menggambarkan kondisi perusahaan baik itu keuangan,
sumber daya manusia (SDM) dan sumber daya fisik lainnya.
Lingkungan Eksternal, merupakan seluruh kekuatan yang akan
memberikan pengaruh terhadap pilihan strategi serta mendifinisikan
kondisi kompetisinya
Lingkungan Internal, lingkungan internal mencakup seluruh unsur bisnis
yang terdapat pada perusahaan
Analisa Strategi dan Pilihan, hal ini ditujukan kepada keputusan dalam
investasi untuk masa mendatang
29. 25
Strategi Unggulan, merupakan rencana umum serta komprhensif atas
semua aktivitas utama yang ditujukan pada usaha pencapaian sasaran
dalam lingkungan yang bersifat dinamis
Strategi Fungsional, adalah penjabaran strategi umum yang nantinya
dijalankan oleh divisi
2.5.5 Landasan Dasar untuk Manajemen Strategi
Manajer strategi harus bisa menganalisa fungsi utama dari bisnis yang ada
dan mengerti cara mempengaruhi suatu proses manajemen strategi dan
mengetahui bagaimana cara mengintegrasikan-nya. Manfaat hubungan fungsi
bisnis dengan proses manajemen strategi tak bisa diabaikan. Umumnya ada 3
fungsi utama binis:
Fungsi Produksi
Fungsi Pemasaran
Fungsi Keuangan
2.6 Lingkungan Internal dan Eksternal Organisasi
Lingkungan internal adalah lingkungan yang berada di dalam organisasi
terdebut dan secara langsung memiliki implikasi yang langsung dan khusus pada
perubahan.
Lingkungan eksternal adalah lingkungan yang berada di luar organisasi saling
mempertukarkan sumber dayanya dengan organisasi tersebut tergantung satu
sama lain.
Salah satu proses dalam manajemen strategik adalah penilaian lingkungan
organisasi melalui proses analisis lingkungan organisasi. Yang dimaksudkan
disini meliputi kondisi, situasi, keadaan, peristiwa dan pengaruh-pengaruh di
dalam dan sekeliling organisasi yang berdampak pada kehidupan organisasi
berupa kekuatan internal, kelemahan internal, peluang eksternal dan tantangan
tersebut.
Faktor Lingkungan internal meliputi :
30. 26
1. Kekuatan (Strength) adalah situasi dan kemampuan internal yang bersifat
positif yang memungkinkan organisasi memenuhi keuntungan manajemen
strategik dalam mencapai visi dan misi.
2. Kelemahan internal (Weakness) adalah situasi dan faktor-faktor luar
organisasi yang bersifat negatif, yang menghambat organisasi mencapai atau
mampu melampaui pencapaian visi dan misi.
Faktor Lingkungan eksternal meliputi :
1. Peluang (Opportunity) adalah situasi dan faktor-faktor luar organisasi yang
bersifat positif, yang membantu organisasi mencapai atau mampu melampaui
pencapaian visi dan misi.
2. Tantangan/ancaman (Threat)adalah faktor-faktor luar organisasi yang bersifat
negatif, yang dapat mengakibatkan organisasi gagal dalam mencapai visi dan
misi.
2.6.1 Hubungan Organisasi Dengan Masyarakat
Organisasi dibentuk atau didirikan didalam masyarakat. Diantaranya bahkan
ada yang bersetujuan dan bertugas untuk memberikan pelayanan kepada anggota
masyarakat. Dalam kenyataan seperti itu maka tidak satupun organisasi sebagai
proses kerja sama sejumlah orang, yang dapat melepaskan masyarakat dalam
usaha mewujudkan tujuannya, banyak diantara organisasi itu yang memerlukan
hubungan intensif dengan masyarakat disekitarnya. Sehubungan dengan itu,
usaha meningkatkan efisiensi dan efektivitas hubungan dengan masyarakat
sebagai bagian proses kerjasama, diperlukan proses pengendalian secara
sistematis dan terarah.
31. 27
2.6.2 Siapa Saja Yang Harus Mendapat Perhatian Dari Manajer Puncak
Pihak yang berpengaruh kepada organisasi yang mendapatkan perhatian dari
manajer puncak adalah :
A. Lingkungan Internal
a. Pemilik organisasi, adalah para pemilik yang menyertakan modal, ide,
ataupun berdasarkan ketentuan lainnya dinyatakan sebagai pemilik
organisasi.
b. Tim manajemen, adalah orang-orang yang ditunjuk sebagai pengelola
organisasi dalam aktivitas sehari-hari
c. Para anggota atau para pekerja, adalah orang yang bekerja sebagai
karyawan pada perusahaan.
d. Sumber daya perusahaan lainnya seperti bahan baku, keuangan,
termasuk informasi
B. Lingkungan Eksternal
a. Pelangan, adalah meraka yang secara lansung menggunakan barang dan
jasa yang dihasilkan perusahaan
b. Pesaing, adalah organisasi lain yang menjalankan bisnis yang sama
dengan bisnis yang kita jalankan.
c. Pemasok, adalah perusahaan atau organisasi lain yang menyediakan
bahan baku bagi perusahaan kita
d. Partner strategi, adalah perusahaan lain yang menjalankan bisnis
berbeda dengan perusahaan kita, tetapi secara menjadi mitra dalam
menjalankan bisnis yang saling menguntungkan.
2.6.3 Mengamati Dan Memanfaatkan Faktor Lingkungan Internal Dan
Eksternal
Telah lingkungan internal ini mencermati (scanning) kekuatan dan
kelemahan dilingkungan internal organisasi sendiri yang dapat dikelola
manajemen meliputi antara lain :
a. Struktur organisasi termasuk susunan dan penempatan personelnya.
32. 28
b. Sistem organisasi dalam mencapai efektivitas organisasi termasuk
efektivitas komunikasi internal
c. Sumber daya manusia, sumber daya alam, tenaga terampil (skill) dalam
tingkat pemberdayaan sumber daya, termasuk komposisi dan kualitas
sumber daya manusianya.
d. Biaya operasional berikut sumber dananya.
e. Faktor-faktor lain yang menggambarkan dukungan terhadap proses
kinerja/misi organisasi yang sudah ada, maupun yang secara potensial
dapat muncul dilingkungan internal organisasi seperti teknologi yang telah
digunakan sampai saat ini.
Telah lingkungan eksternal ini mencermati (scanning) peluang dan
tantangan yang ada dilingkungan eksternal organisasi sendiri (yang tidak dapat
dikelola manajemen) yang meliputi berbagai faktor yang dapat dikelompokkan
dalam bidang/aspek.
1. Task environtment, secara langsung bertiteraksi dan mempengaruhi
organisasi seperti : klien, konsumen, stakeholder, pesan pelanggan.
2. Societal environtment, pada umumnya terdiri dari beberapa elemen
penting seperti ekonomi, teknologi, sosial budaya, politik, hukum,
lingkungan hidup, ekologi, geografi.
a. Economic environtment, merupakan suatu kerawanan bagi
kebanyakan organisasi, dan analisisnya paling sulit dilakukan, karena
menyangkut ekonomi tingkat nasional. Misalnya, masalah keuangan
negara, tingkat inflasi, suku bunga, dan sebagainya.
b. Tecnological environment, merupakan hal yang tidak kalah
pentingnya dibandingkan dengan economic environment. Kemajuan
teknologi yang sangat pesat pada saat ini menurut organisasi untuk
selalu mengikuti perubahan tekologi ini agar dapat berjalan dengan
efektif dan efisien.
33. 29
c. Social environment. Menjadi yang paling penting dalam kehidupan
organisasi keran menyangkut prilaku sosial dan nilai-nilai budaya
(social and values). Transparasi/keterbukaan merupakan suatu
tuntutan baru, terutama terhadap pemerintahan, sementara kritik
masyarakat harus diperhatikan, dan adanya tuntutan akan penigkatan
“quality of life” yang semakin gencar.
d. Ecological environtment, merupakan hal yang sangat sulit dianalisis.
Identifikasi tentang kecendrungan dan peluang sangat sulit dilakukan,
karena sangat tergantung pada kemapanan (maturity) lingkungan,
belum ada suatu pembakuan yang telah disepakati bersama. Termauk
dalam ecological environtment ini antara lain masalah polusi dan
pencemaran lingkungan alam (fisik).
e. Political environtment, merupakan kebijakan-kebijakan pemerintah
yang berkaitan dengan bidang kegiatan organisasi, misalnya
kebijakam perpajakan moneter, perizinan yang mempunyai dampak
jangka panjang pada efektivitas organisasi. Hal ini akan terasa pada
organisasi yang bidang kegitannya telah diatur oleh pemerintah
(termasuk administrasi dan organisasi publik sebagai aparat
pemerintah), karena organisasi ini akan tergantung pada kehidupan
politik pemerintah.
f. Security environtment, terutama bagi indonesia masa kini merupakan
aspek yang perlu dipertimbangkan dengan teliti. Masalah keamanan
sangat berpengaruh terhadap kehidupan dan kelangsungan suatu
organisasi, terutama yang mempunyai kegiatan yang berkaitan dengan
kesejahteraan masyarakat. Demikian juga pada bidang geografi
dimana organisasi berada, serta pesaing yang memiliki kegitanan dan
usaha yang sama dengan organisasi sendiri
34. 30
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1. Manajemen adalah proses yang terdiri dari rangkaian kegiatan, seperti
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian atau
pengawasan, yang dilakukan untuk menentukan dan mencapai tujuan yang
telah ditetapkan melalui pemanfaatan SDM dan sumber daya lainnya.
2. visi menunjukkan arah strategis perusahaan untuk mencapai berbagai hasil
di masa mendatang sehingga akan menuntun pengarahan sumber daya
perusahaan bagi pencapaian berbagai tujuan tersebut. Visi yang dibuat
oleh perusahaan memiliki kaitan yang sangat erat dengan Misi perusahaan,
dalam arti strategis yang dinyatakan di dalam Visi masih berada di dalam
lingkup usaha yang dijalankan oleh perusahaan.
Tujuan perusahaan merupakan pernyataan tentang keinginan yang akan
dijadikan pedoman bagi manajemen perusahaan untuk meraih hasil
tertentu atas kegiatan yang dilakukan dengan dimensi waktu tertentu.
3. Model deslriptif adalah Tahap implementasi pada dasarnya dalam
membuat strategi menjadi operasional, yaitu suatu tahap di mana
perusahaan/organisasi sudah memiliki tujuan, perencanaan kebijakan,
motivasi karyawan, dan alokasi sumber-sumber sehingga strategi yang
telah terformulasi dapat dilaksanakan dalam bentuk tindakan.
4. manajemen dapat didefinisikan sebagai penilaian sistem manajemen
perusahaan (auditee) untuk mengetahui apakah sistem tersebut beroperasi
secara efektif, dan untuk memperkirakan risiko apa yang mungkin timbul
apabila sistem tersebut tidak beroperasi secara efisien.
5. Perumusan manajemen strategi perusahaan bisa meliputi pengembangan
misi usaha, mengidentifikasikan sebuah peluang dan ancaman dari
eksternal, mengukur serta menetapkan kelemahan maupun kekuatan
internal perusahaan, menetapkan sasaran jangka panjang, menimbang
35. 31
alternatif lain, dan memilih strategi khusus yang akan diterapkan pada
kasus kasus tertentu.
6. Lingkungan internal adalah lingkungan yang berada di dalam organisasi
terdebut dan secara langsung memiliki implikasi yang langsung dan
khusus pada perubahan.
Lingkungan eksternal adalah lingkungan yang berada di luar organisasi
saling mempertukarkan sumber dayanya dengan organisasi tersebut
tergantung satu sama lain.