VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupan
STRATEGI MANAJEMEN
1. MAKALAH
MANAJEMEN STRATEJIK
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas individu mata kuliah
MANAJEMEN STRATEJIK
DOSEN PENGAMPU : ADE FAUJI, SE. MM
NAMA : SUNINGRAT
NIM : 11150761
KELAS : 5 X MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
UNIVERSITAS BINA BANGSA
SERANG BANTEN
2017
2. i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas berkat
dan karunianya kepada penulis, sehingga penulis makalah ini dapat
menyelesaikanya tepat pada waktunya.
Penulis juga berterima kasih kepada :
1. Orang tua kami yang menyekolahkan dan yang memenuhi segala kebutuhan
sehingga penulis dapat melanjutkan sekolah sampai sekarang.
2. Bapak Dosen yang mengasuh mata kuliah Manajemen Stratejik yang selama
ini memberikan masukan dan bimbingan sehingga penulis dapat memahami
dan mengerti tentang mata kuliah Manajemen Stratejik.
3. Semua teman-teman yang ikut serta berpatisipasi dalam penulisan makalah
ini.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa masi banyak
kesalahan dan kesilafan dalam penulisan makalah ini, untuk itu, penulis dengan
senang hati menerima kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
pembaikan dimasa yang akan datang.
Serang, 12 Januari 2018
Penulis
3. ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................. Error! Bookmark not defined.
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................3
1.1 Latar Belakang..................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan...............................................................................................4
BAB IIPEMBAHASAN.............................................................................................5
2.1 Formulasi Strategi Analisis situasi dan Alternatif Strategik................................5
2.2 Visi Organisasi...............................................................................................5
2.3 Misi.................................................................................................................6
2.4 Analisis kompetitif ............................................................................................9
2.5 Analisis SWOT .................................................................................................9
2.6 Pengertian Implementasi Strategi......................................................................12
2.7 Mengapa implementasi strategi selalu berkaitan dengan apa siapa, dan bagaimana
mengeksekusi strategi ? .........................................................................................13
2.8 Tipe Struktur dan daur hidup organisasi ...........................................................16
2.9 Proses utama Evaluasi Strategi .........................................................................18
2.10 Karakter Dari Evaluasi Strategi yang Efektif...................................................19
2.11 Peran Teknologi dalam penerapan evaluasi strategi..........................................24
2.12 Pengertian Etika bisnis Dan Tanggung Jawab Sosial .......................................24
2.13. Hal-Hal Yang Mempengaruhi Keputusan Bisnis .............................................24
2.14. Prinsip dalam Etika Bisnis .............................................................................25
2.15. Manfaat Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan.........................26
2.16. Evaluasi strategi............................................................................................27
2.17. Strategic Audit..............................................................................................29
BAB III PENUTUP ..................................................................................................30
3.1. Kesimpulan....................................................................................................30
3.2. Saran.............................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................32
4. 3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manajemen strategik berbicara tentang gambaran besar. Inti dari manajemen
strategik adalah mengidentifikasi tujuan organisasi, sumber dayanya, dan
bagaimana sumber daya yang ada tersebut dapat digunakan secara paling efektif
untuk memenuhi tujuan strategis. Manajemen strategis di saat ini harus
memberikan fondasi dasar atau pedoman untuk pengambilan keputusan dalam
organisasi. Ini adalah proses yang berkesinambungan dan terus-menerus.
Rencana strategis organisasi merupakan dokumen hidup yang selalu dikunjungi
dan kembali dikunjungi. Bahkan mungkin sampai perlu dianggap sebagaimana
suatu cairan karena sifatnya yang terus harus dimodifikasi. Seiring dengan adanya
informasi baru telah tersedia, dia harus digunakan untuk membuat penyesuaian
dan revisi.
Strategi yang dirumuskan dan diimplementasikan dengan cara yang paling baik
sekalipun menjadi usang ketika lingkungan eksternal dan internal organisasi
berubah. Sangatlah penting bagi para penyusun strategi untuk menelaah,
mengevaluasi, dan mengontrol pelaksanaan strategi secara sistematis. Makalah ini
menyediakan kerangka kerja yang bisa memandu usaha manajer dalam
mengevaluasi aktivitas manajemen strategis, memastikan ia bekerja dengan baik,
dan untuk melakukan perubahan antar waktu.
Sistem informasi manajemen sebagai alat yang selama ini dipakai untuk
mengevaluasi strategi juga akan didiskusikan. Panduan akan diberikan dalam
melakukan formulasi, implementasi, dan evaluasi strategi. Proses manajemen
strategis bisa menghasilkan keputusan yang memiliki konsekuensi jangka panjang
yang signifikan.
5. 4
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian Formulasi Strategik ?
2. Bagaimanakah Proses pengembangan Visi – Misi Perusahaan ?
3. Bagaimanakah situasi kekuatan Dan kelemahan perusahaan ?
4. Bagaimana Implementasi dan pengawasanstrategik ?
5. Pengertian etika bisnis ?
6. Bagaimana Pengendalian dan evaluasi strategik
7. Apakah yang dimaksud dengan proses manajemen strategik
8. Apa Manfaat Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan?
9. Apa saja bentuk Tanggung jawab sosial perusahaan di Indonesia?
10. Manfaat Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Pormulasi Strategik
2. Untuk Mengetahui proses pengembangan visi misi perusahaan
3. Untuk Mengetahui situasi kekuatan Dan kelemahan perusahaan
4. Untuk Mengetahui Implementasi dan pengawasanstrategik
5. Memahami bagaimana etika bisnis dalam perusahaan
6. Menggetahui bagaiman Pengendalian dan evaluasi strategik
7. Untuk mengetahui proses manajemen strategik
8 . Untuk mengetahui Manfaat Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan
9 . Dinamika dalam Tanggung jawab social Perusahaan (CSR)
10. Untuk mengetahui Manfaat Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan
6. 5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Formulasi Strategi Analisis situasi dan Alternatif Strategik
Yaitu suatu tahap merumuskan, menyusun atau memformat strategi yang
dimulai dengan pengembangan suatu Visi, misi organisasi, mengidentifkasi
peluang dan ancaman eksternal organisasi, menentukan kekuatan dan kelemahan
internal, penentuan tujuan jangka panjang, untuk menghasilkan strategi alternatif
dan strategi terpilih yang berkelanjutan.
Seperti telah dikemukakan, bahwa dalam pembuatan srategi ((strategy
Formulation), ada beberapa kegiatan:
1. Pengembangan visi, misi dan tujuan jangka panjang,
2. Mengidentifikasi peluang dan ancaman dari luar, serta kekuatan dan
kelemahan dari dalam organisasi,
3. Mengembangkan alternatif strategi,
4. Penentuan strategi yang paling sesuai untuk diadopsi.
2.2 Visi Organisasi
Visi Ialah suatu pernyataan niat yang dirumuskan dengan seksama, yang
menentapkan tujuan atau keadaan masa depan yang secara khusus dinginkan oleh
seseorang atau kelompok.
* Visi merupakan titik permulaan dari kenyataan hari esok. Visi yang benar
memiliki daya penggerak yang kuat. Visi yang benar dan wajar dipercayai
bersama-sama oleh semua anggota organisasi, karena:
a. Mungkin dicapai
b. Mempunyai keunggulan dalam jangka panjang.
* Visi yang benar adalah ide yang sangat ampuh yang dapat membuat loncatan
awal ke masa depan dengan memadukan tenaga, talenta (kecakapan), dan
berbagai sumberdaya untuk mewujudkannya.
Dengan demikian visi memiliki makna sebagai berikut:
Visi memiliki daya tarik dan menyebabkan orang lain membuat
komitmen, membangkitkan tenaga dan semangat.
Visi menciptakan makna bagi kehidupan organisasi.
Visi menciptakan standar yang dapat digunakan untuk mengukur
keberhasilan program.
Visi yang sama dapat digunakan orang luar untuk mengukur manfaat
program (yang kita miliki) bagi masyarakat luar.
Visi menjadi jembatan utama antara apa yang kita kerjakan sekarang
dengan apa yang dingin diwujudkan oleh program untuk masa depan.
7. 6
Visi adalah prasyarat utama untuk perencanaan strategik. Oleh sebab itu,
dengan visi yang benar mission-statement dapat dirumuskan.
Visi yang benar memiliki beberapa kriteria dasar:
Berorientasi ke depan bukan sekedar proyeksi dari Status quo.
Merupakan suatu utopia, yakni keyakinan akan adanya kemung-kinan
untuk menuju keadaan yang lebih baik bagi organisasi.
Benar dan cocok bagi organisasi, konsisten dengan sejarah, budaya dan
nilai- nilai organisasi.
Menetapkan standar keunggulan dan merefleksikan cita-cita yang tinggi.
Memperjelas arah dan tujuan.
Merangsang inspirasi, antusiasme, dan komitmen.
Merefleksikan keunikan, kompetensi yang menonjol, dan apa yang ingi
diperjuangkan.
Merefleksikan ambisi yang kuat.
Proses Pengembangan Visi:
Pengembangan visi dilakukan melalui 4 (empat) fase, yakni:
1. Audit Visi
Pada fase ini diperbincangkan berbagai pertanyaan mengenai sifat dasar
organisasi, metode kerja dan arah yang sedang dituju pada saat ini.
2. Lingkup Visi
Pada fase ini dipelajari masyarakat pendukung atau masyarakat yang dilayani
untuk digunakan sebagai acuan dan arahan dalam mengukur keberhasilan
pengamalan visi.
3. Konteks Visi
Inilah fase dimana kita diharapkan untuk mempertimbangkan berbagai
kemungkinan perkembangan di masa depan dari segi-segi : ekonomi, teknologi,
kemasyarakatan, dan lain sebagainya yang akan mempengaruhi arah dan
pencapaian tujuan yang dinginkan oleh organisasi.
4. Pemilihan Visi
Pada fase terakhir ini berbagai alternatif visi dirancang dan diperbandingkan satu
dengan yang lain untuk pada akhirnya dibuat formulasi pernyataan visi yang baru
disetujui bersama.
5. Dari Visi ke Misi
Visi dan misi adalah acuan untuk mengadakan perubahan.
2.3 Misi
Menurut Bryson (1988), Misi dirumuskan untuk menjawab pertanyaan sebagai
berikut:
8. 7
1. Siapa kita sebagai organisasi
2. Secara umum , seperti apakah kebutuhan dasar sosial atau politikal yang
perlu kita isi atau permasalahan sosial dan politikal yang perlu kita atasi.
3. Secara umum apa yang perlu kita lakukan atau mengantisipasi dan
menanggapi kebutuhan/permasalahan.
4. Bagaimana menanggapi stakeholder utama kita
5. Seperti apakah falsafah dan nilai inti kita.
6. Apa yang membuat kita beda/unik.
Organization Mission and Goal
Menurut Drucker, Mission statetement” merupakan pernyataan (declaration)
suatu organisasi untuk bisa hidup (reason for being), yang sangat penting untuk
mencapai tujuan sefektif mungkin.
1) Misi disebut juga pernyataan keyakinan, pernyataan suatu maksud,
pernyataan philosofis, pernyataan prinsip bisnis, pernyataan visi, atau pernyataan
kepercayaan;
2) Misi suatu organisasi adalah dasar :
a. Untuk menentukan prioritas
b. Untuk menentukan strategi
c. Untuk menentukan perencanaan
d. Untuk membuat penilaian
3) Misi yang baik menggambarkan:
1) Maksud organisasi,
2) Pelanggan,
3) Produk atau jasa,
4) Pasar,
5) Philosofi dan
6) Basis teknologi.
4) Misi yang baik, menurut Vern McGinnis memuat tentang:
a. Definisi organisasi yang jelas dan apa yang menjadi aspirasi organisasi ybs.
b. Batasi berspekulasi dan cukup longgar untuk berkreativitas.
c. Untuk membedakan dengan organisasi lainnya.
d. Menyajikan kerangka dasar bagi evaluasi terhadap kegiatan masa kini
maupu yang akan datang.
e. Dinyatakan dalam bentuk pernyataan yang cukup jelas yang mudah
dipahami.
5) Pentingnya Misi
a. Untuk menjamin kebulatan maksud suatu organisasi.
b. Sebagai dasar atau standar dalam mengalokasikan sumberdaya organisai.
c. Memelihara iklim organisassi
9. 8
d. Memberikan kesempatan bagi individu untuk mengidentifikasi
maksud,tujuan dan arah petunjuk organisasi.
e. Memfasilitas penjabaran tujuan ke dalam struktur pekerjaan terutama yang
berkaitan dengan tanggung jawab, tugas dan wewenang dalam organisasi.
f. Untuk mengarahkan maksud organisasi dan menjabarkannya ke dalam
bentuk tujuan khusus seperti biaya, waktu dan ukuran kinerja yang ingin dicapai
yang dapat diperiksa dan dikontrol.
6) Pernyataan-pernyataan yang bermanfaat dalam pengembangan misi ( Hitt:
1999:88):
1. Offer me attractive looks:
*Sajika apa yang paling menarik untuk dilihat.
2. Offer me comfort and pleasure:
*Sajikan apa-apa saja yang nyaman dan menyenangkan.
3. Offer me security, comfort, clean and happy:
* Sajikan apa yang dapat menjaminan kemanan, kenyamanan, kebersihan dan
kegembiraan.
4. Offer me pleasure and benefit:
* Sajika apa yang dapat menyengangkan hati dan memberi manfaat.
5. Offer me leisure and sound:
* Sajikan waktu luang dan hal-hal yang masuk akal.
6. Offer me benefit and pleasure of making beautiful things:
* Sajikan sesuatu yang bermanfaat, menyengakan, membuat segala sesuatunya
indah.
7. Offer me ideas, emotions, ambience, feelings and benefit:
*Sajikan ide-ide apa yang menarik, yang memberikan emosional, memberikan
daya tarik, dan manfaat.
7) Komponen-Komponen Misi:
a. Pelanggan/Masyarakat: Siapa pelangan kita?
b. Produk atau jasa: Bidang apa yang paling utama: produk atau pelayanan?
c. Pasar: Secara geografis siapa pesaing kita?
d. Technologi: Apakah organisasi kita menggunakan teknologi masa kini?
Teknologi dsar apa yang dignakan?
e. Konsen terhadap kelangsungan, pertumbuhan, dan keuntungan: Kinerja apa
saja yang ingin dicapai dalam jangka pendek, menengah dan jangka panjang?
f. Philosofi: Kepercayaan, nilai-nilai, aspirasi dan etika apa saja yang menjadi
prioritas organisasi kita?
g. Self-concept:Keunggulan bersaing utama apa yang dimiliki?
h. Perhatian terhadap image publik: Apakah organisasi responsif terhadap
sosial, kemassyarakatan dan lingkungan?
i. Perhatian terhadap karyawan: Bagaimana perlakuan perusahaan tehadap
karyawan?
2. Analisis Lingkungan Corporate
2.1 pengamatan dan Analisis Lingkungan Internal
10. 9
Para manajer seharusnya mengenali variabel – variabel dalam perusahaan
mereka yang mungkin merupakan kekuatan atau kelemahan yang penting .dalam
mengevaluasi pentingnya variabel – variabel tersebut manajemen harus
mengetahui apakah variabel – variabel tersebut merupakan faktor strategik
Analisis kompetitif
M.E porter penggagas strategi kompetitif ,berpendapat bahwa perusahaan lebih
memberikan perhatian pada persaingan yang ada dalam industrinya model
kekuatan persaingan pada gambar berikut :
Kekuatan – kekuatan yang memacu persaingan industri
Kekuatan dengan intensitas kuat akan menjadi ancaman karena mungkin akan
mengurangi laba ,sebaliknya lemahnya kekuatan akan memberikan kesempatan
karena mungkin perusahaan akan mendapatkan laba yang lebih besar.dalam
jangka pendek kekuatan yang kuat akan menjadi penghalang dan dalam jangka
panjang dengan menggunakan strategi prusahaan mungkin dapat mengubah
intensitas yang tinggi untuk keunggulan perusahaan.
Freman menambahkan kekuatan yang keenam adalam daftar porter yaitu
berbagai kelompok stakeholder dari lingkungan kerja
2.5 Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah cara sistematis untuk mengindentifikasi faktor-faktor dan
strategi yang paling cocok.
1. Pembuatan Matriks SWOT (TOWS)
Sejauh ini, kita telah membahas bagaimana perusahaan menilai
situasinyadan juga telah meninjau strategi–strategi perusahaan yang tersedia.
Tugas selanjutnya adalah mengidentifikasi cara-cara alternatif sehingga organisasi
dapat menggunakan kekuatan-kekuatan khusus untuk menggunakan kesempatan
atas peluang-peluang atau untuk menghindari ancaman-ancaman, dan mengatasi
kelemahan-kelemahannya .Matriks SWOT (dikenal juga dengan
TOWS) menggambarkan bagaimana manajemen dapat mencocokan peluang-
peluang dan ancaman-ancaman eksternal yang dihadapi suatu perusahaan tertentu
dengan kekuatan dan kelemahan internalnya, untuk menghasilkan empat
rangkaian alternatif strategis
Peluang (Opportunities)
Adalah situasi penting yang menguntungkan dalam lingkungan
organisasi/perusahaan. Kecenderungan-kecenderungan penting merupakan
peluang. Beberapa contoh peluang: Keluarnya kebijakan pemerintah untuk
menyalurkan kredit kecil, masyarakat mulai supermarket minded, tingkat
pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi, keluarnya deregulasi dibidang investasi,
adanya kecenderungan untuk memiliki ATM, masyarakat lebih menyukai kartu
kredit, segmen pasar yang tadinya terabaikan, perubahan pada situasi persaingan
atau peraturan, perubahan teknologi, serta membaiknya hubngan dengan pembeli
atau pemasok.
11. 10
Ancaman (Threats)
Adalah situasi penting yang tidak menguntungkan dalam lingkungan perusahaan.
Ancaman merupakan pengganggu, misalnya masuknya pesaing baru, lambatnya
pertumbuhan, meningkatnya kebutuhaan masayarakat, perubahan teknologi atau
adanya peraturan baru, hampir semua perusahaan menggunakan promosi besar-
besaran. dll.
Kekuatan (Strength)
Adalah sumber daya, keterampilan, atau keunggulan-keunggulan lain yang relatif
tidak dimiliki oleh yang lain/pesaing dan kebutuhan pasar yang semakin
meningkat ingin dilayani oleh perusahaan/organisasi.
Kekuatan adalah kompetensi khusus (distinctive competence) yang memberikan
keunggulan komparative bagi perusahaan di pasar. Misalnya, kekuatan yang
terkandung dalam sumber daya keuangan, citra, kepemimpinan pasar, hubungan
pembeli-pemasok, memiliki teknologi canggih misalnya on-line system, memiliki
cabang di setiap propinsi, divisi R&D yang selalu inovatif, hubungan baik dengan
lembaga-lembaga keuangan, adanya budaya kerja yang telah dihayati oleh
karyawan.
Kelemahan (Weakness)
Adalah keterbatasan atau kekuarangan dalam sumberdaya, keterampilan, dan
kapabilitas yang menghambat kinerja. Misalnya, fasilitas, sumber daya
keuaangan, kapabilitas manajemen, keterampilan karyawan rendah, belum adanya
divisi pendidan bagi karyawan, jumlah karyawan yang terlalu besar dan citra
merupakan sumber kelemahan.
Diagram Analisis SWOT
metode ini mengarah pada brainstorming untuk menciptakan strategi–strategi
alternatif yang mungkin tidak tepikirkan oleh manajemen. Hal ini mendorong
manajer strategi untuk menciptakan baik strategi-strategi pembunuhan maupun
pengurangan. Matriks SWOT dapat di aplikasikan baik pada perusahaan bisnis
tunggal maupun multibisnis, dan bahkan unit bisnis.
ga:
Mencari pembanding dengan kondisi faktor lain, apakah kondisi suatu faktor
strategis merupakan kelemahan atau kekuatan.
Untuk menentukan apakah faktor stategik merupakan kekuatan atau kelemahan
manajer menggunakan tiga perspektif, yaitu:
1. Persyaratan kunci sukses pada berbagai tahap perubahan.
2. Kapabilitas kunci para pesaing
3. Persyaratan sukses
12. 11
Berikut ini adalah keterangan dari matriks SWOT diatas :
1. Strategi SO (Strength and Oppurtunity). Strategi ini dibuat
berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh
kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar – besarnya.
2. Strategi ST (Strength and Threats). Strategi dalam menggunakan
kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman.
3. Strategi WO (Weakness and Oppurtunity). Strategi ini diterapkan
berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan
kelemahan yang ada.
4. Strategi WT (Weakness and Threats). Strategi ini berdasarkan
kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan
yang ada serta menghindari ancaman.[10]
Cara Menggunakan Analisis SWOT Untuk melakukan Analisis SWOT, kita
perlu membuat beberapa pertanyaan dan menjawabnya sendiri seperti contoh-
contoh berikut ini :
Strength (Kekuatan)
1. Kelebihan apa yang dimiliki oleh organsiasi ?
2. Apa yang membuat organisasi lebih baik dari organisasi lainnya?
3. Keunikan apa yang dimiliki oleh organisasi ?
4. Apa yang menyebabkan kita mendapatkan penjualan ?
5. Apa yang dilihat atau dirasakan oleh konsumen kita sebagai suatu
kelebihan ?
Weakness (Kelemahan)
1. Apa yang dapat ditingkatkan dalam organisasi ?
2. Apa yang harus dihindari oleh organisasi ?
3. Faktorapa yang menyebabkan kehilangan penjualan ?
4. Apa yang dilihat atau dirasakan oleh konsumen kita sebagai suatu
kelemahan organisasi kita ?
5. Apa yang dilakukan oleh pesaing sehingga mereka dapat lebih baik dari
organisasi kita ?
Opportunities (Peluang)
1. Kesempatan apa yang dapat kita lihat ?
2. Perkembangan tren apa yang sejalan dengan organisasi kita ?
3. Threats (Ancaman)
4. Hambatan apa yang kita hadapi sekarang ?
5. Apa yang dilakukan oleh pesaing organisasi ?
6. Perkembangan Teknologiapa yang menyebabkan ancaman bagi organisasi
?
7. Adakah perubahan peraturan pemerintah yang akan mengancam
perkembangan organisasi ?
13. 12
2.6 Pengertian Implementasi Strategi
Pengertian yang cukup luas manajemen strategi menunjukkan bahwa manajemen
merupakan suatu sistem yang sebagai satu kesatuan memiliki berbagai komponen
yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi, dan bergerak secara serentak
kearah yang sama pula. Komponen pertama adalah Perencanaan Strategi dengan
unsur-unsurnya yang terdiri dari Visi, Misi, Tujuan strategi organisasi. Sedang
komponen kedua adalah Pelaksanaan Operasional dengan unsur-unsurnya adalah
sasaran atau Tujuan Operasional, Pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen berupa
fungsi pengorganisasian, fungsi pelaksanaan dan fungsi penganggaran,
kebijaksanaan situasional, jaringan kerja internal dan eksternal, fungsi kontrol dan
evaluasi serta umpan balik. Model proses manajemen strategi :
1. Tahap formulasi strategi, yaitu pembuatan pernyataan visi, misi, dan tujuan,
2. Tahap implementasi strategi, yaitu proses penterjemahan strategi ke dalam
tindakan-tindakan.
3. Tahap evaluasi strategi , yaitu proses evaluasi apakah implementasi strategi
dapat mencapai tujuan.
Implementasi strategi adalah rangkaian aktivitas dan pekerjaan yang dibutuhkan
untuk mengeksekusi perencanaan strategi . artinya apa yang kita rumuskan pada
strategi dan kebijakan kita terapkan dalam berbegai program kerja, anggaran, dan
prosedur-prosedur. Rumusan strategi yang baik, tidak ada artinya bila tidak
diterapkan dalam implementasi. Begitu pula implementasi tidak akan
berkontribusi baik pada perusahaan ,jika rumusan strateginya tidak baik.
ada beberapa yang perlu diperhatikan dalam usaha pencapaian tujuan dalam
manajemen strategi:
1. Efektif dan efesiensi Manajemen strategi disebut efektif jika hasil yang dicapai
seperti yang di inginkan. Karena kebanyakan situasi yang memerlukan analisa
strategi tidak statis melainkan interaktif dan dinamis, maka hubungan antara
penyebab dan hasilnya tidak tetap atau pasti. Sebaliknya taktik adalah tindakan
nyata yang diambil oleh pelaku dan sepenuhnya berada dalam pengawasannya.
2.Keputusan manajemen strategi tidak berarti apa-apa tanpa implementasi.
Strategi tergantung pada kemungkinan dan taktik yang potensial. Keputusan
strategi harus dapat mencapai tujuannya. Aturan dalam manajemen strategi
persaingan :
Proses berfikir yang mendahului tindakan
Pengetahuan mengenai jumlah merupkan kunci penting.
Menejemen strategi tindakan yang dilakukan dengan cepat akan mendominasi
yang lambat.
14. 13
Kemenangan harus menunjukkan nilai dari tujuan
Menyerang hanya terhadap yang dapat diserang.
Bertahan adalah bentuk terkuat dari persaingan
Superioritas dalam faktor persaingan yang mendasar adalah segalanya.
Tidak terkalahkan adalah merupakan pertahanan yang sebenarnya.
Menajemen strategi membutuhkan pengembangan kekuatan yang unik.
3.Pertumbuhan dan Struktur Organisasi Tahap implementasi strategi
memerlukan pertimbangan dalam penyusunan struktur organisasi, karena
keselarasan struktur dengan strategi merupakan satu hal yang penting untuk
tercapainya implementasi strategi. Pertumbuhan organisasi terjadi kala skala
organisasi berkembang. Pertumbuhan yang terjadi bisa vertical dan bisa juga
horizontal. Pertumbuhan organisasi menghasilkan berbagai bentuk struktur
organisasi seperti stuktur fungsional, divisional geografis, organisasi unit bisnis,
organisasi matrik dan struktur organisasi horizontal.
4.Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Budaya organisasi sesungguhnya
tumbuh karena diciptakan dan dikembangkan oleh individu-individu yang bekerja
dalam suatu organisasi, yang diterima sebagai nilai-nilai yang harus dipertahankan
dan diturunkan kepada setiap anggota baru. Nilai-nilai tersebut digunakan sebagai
pedoman bagi setiap anggota selama mereka berada dalam lingkungan organisasi
tersebut, dan dapat dianggap sebagai ciri khas yang membedakan sebuah
organisasi dengan organisasi lainnya yang ada dan sejenis maupun tidak sejenis.
Untuk memulai proses implementasi para perencana strategi perlu
mempertanyakan hal berikut :
1. SIAPA yang akan menjalankan perencanaan strategi (yang
mengimplementasikannya)
2. APA yang harus dilakukan untuk mencapai arah yang telah ditentukan, dan
.
3. BAGAIMANA orang-orang yang terlibat bisa bekerja dengan sukses.
2.7 Mengapa implementasi strategi selalu berkaitan dengan apa siapa, dan
bagaimana mengeksekusi strategi ?
2.2.1 Siapa yang mengimplementasikan ?
Tentang siapa yang akan mengimplementasikan strategi yang sudah
dirumuskan biasanya tergantung skala organisasi dan bagaimana struktur yang ada
.namun , secara umum implementasi sebagian besar dilakukan oleh para manajer
dan supervisor. Dulu saat pengetahuan tidak semudah sekarang pemerolehannya,
15. 14
seakan-akan manajemen puncaklah yang paling tahu urusan strategi. Kini,
walaupun mungkin dari segi banyaknya waktu, keterlibatan para manajer
menengah tidak sebanyak manajemen puncak, keterlibatan mereka dalam
perumusan strategi bisa cukup signifikan memang para manajer dan supervisor
inilah yang menerjemahkan apa yang sudah ada pada rumusan strategi (yang
dibuat oleh para perencana strategis; para menejemen puncak, dan manajer
umum), untuk diimplementasikan dilapangan. Meskipun demikian, sebaiknya, ini
bukan berarti komitmen dari manajemen puncak tidak diperlukan. Pada sebagian
mengenai pentingnya eksekusi dibawah, kita akan membahas lebih jauh mengenai
perlunya dukungan puncak bila eksekusi strategi ingin berhasil.
2.2.2 Apa Yang Akan Dilakukan?
Untuk mengimplementasikan strategi, perusahaan memerlukan rumusan
program, anggaran yang akan membiayayi pelaksanaan program, dan prosedur
untuk memastikan program berjalam seperti yang diharapkan.
a. Program
Pertama program harus terkait dengan rumusan strategi yang sudah dibuat.
Kemudian sedapat mungkin bersifat action-oriented. Karena itu, didalam
dokumen program kerja dianjurkan menuliskan item programnya dengan kata
kerja. Rumusan strategi pengimplementasiannya dengan “mengunjungi”. Karena
“mengunjungi” merupakan rencan tindak (action-plan) bagi si manajer.
Dalam formulir rencana kerja rumusannya menggunakan rencana kerja serta
indikator pencapaian dari rencana tindak atau out come yang ingin dicapai
dinyatakan dalam bentuk kuantitatif serta menyatakan hasil yang diharapkan.
Dalam banyak format juga menyertakan anggaran yang diperlukan serta pihak
yang bertanggung jawab atas pencapaian program. Dengan seperti ini pihak yang
menyelenggarakan bisa mengukur sendiri pencapaiannya dan hal ini juga dapat
memudahkan para atasan menajer memantau proses pencapaian rencana aksinya.
b. Penganggaran
Anggaran adalah sebuah program dalam bentuk uang dan sering kali disebut juga
sebagai darahnya program. Strategi tidak berjalan dengan baik karena anggaran
yang ditetapakn tidak dapat direalisasikan. Biasanya terjadi karena : pertama,
dalam menyusun program, manajer tidak realistis dengan situasi perusahaannya.
Kedua, karena perencanaan arus kas perusahaan meleset dari dugaan sebelumnya
sehingga program kerja tertentu yang memerlukan pendanaan juga harus digeser
pelaksanaannya.
Untuk membuat srategi bisnis efektif, maka ia hatrus ditopng oleh penganggaran
yang baik pula. Karena, strategi adalah keputusan strategic perusahaan tentang
bagaimana cara kita mencapai apa yang menjadi sasaran. Dari sisi pengaanggaran,
16. 15
bagaimana keakuratan serta kecepatan memprediksi menjadi penting dlam hal ini.
Manfaat dari pengintegrasian antara lain:
1. Dengan pengintegrasian, visi, target, serta pengeksekusian strategi terjadi
secara menyeluruh, tidak terpisah-pisah
2. Respon yang lebih cepat terhadap situsi pasar dan bisnis, dan lebih akurat
dalam membuat perkiraan, termasuk proyeksi pemasukan.
3. Sasaran ukuran atas kinerja menjadi lebih jelas.
4. Dalam melakukan analisis, karena didukung oleh data yang falid dan
akurat, analisisnya juga menjadi lebih akurat.
5. Memberikan wawasan bagi setiap level dan bagian yang melaksanakan
implementasi strategic, terutama untuk hal-hal yang terkait dengan faktor-faktor
yang berkontribusi atas biaya dan pendapatyan.
6. Tingkat sukses yang tinggi dalam pemenuhan sasaran strategic karana
secara tepat waktu memonitor kinerja, mengambil tindakan, dan mempersiapkan
masa depan.
Jika perusahaan memanfaatkan yang seperti diatas, secara manual sudahtidak
sesuai lagi atau kurang memadai. Maka perusahaan harus didukung oleh
perangkat teknologi serta sistem yang lebih canggih. Dengan ini, memungkinkan
perencanaan dan anggaran setiap level, dari yang atas hingga ke bawah bisa saling
difahami oleh setiap depertemen, serta bisa saling beradaptasi dan berkoordinasi
atas anggaran rencana dan anggaran yang dibuat.
c. Prosedur
Dalam banyak kasus, pembuatan prosedur ini tidaklah selalu dibuat setelah
progam kerja dan anggaran diselesaikan, karena prosedur sebelumnya bisa saja
sudah ada. Prosedur ini adalah urutan-urutan aktifitas yang harus diselesaikan
untuk menyelesaikan sebuah bagian pekerjaan dalam program. Dengan adanya
prosedur, maka kita dapat menjamin sebuah pekerjaan dapat diselesaikan dengan
baik, dan hasilnya sesuai dengan harapan.
2.2.3 Bagaimana Strategi Diimplementasikan: Pengorganisasian
Agar semua pekerjaan dalam implementasi dapat berjalan mulus,
perusahaan perlu mengorganisasi semuanya dengan tepat. Menurut Chadler, “
Structure Should Follow Strategi ”
(struktur mengikuti strategi), Strategi yang tentu masuk akal. Bentuk perusahaan
seharusnya ditentukan dengan hakikat strategi yang dirumuskan. Jadi kalau
17. 16
perusahaan memilih strategi difersifikasi, atau integrasi, maka struktur organisasi
juga harus turut menyesuaikan.
1. Kemampuan merespon dari organisasi.
Pembahasan bentuk organisasi terkait dengan pengimplementasian strategi,
kerap juga dihubungkan dengan kemampuan organisasi untuk merespon berbagai
perubahan lingkunagan. Ansoff (1990), mengusulkan bahwa kemampuan
merespons penting untuk kesuksesan sebuah strategi. Menurutnya ada empet tipe
utama dari respon yang dapat melayani berbagai tujuan yang berbeda dari
orbganisasi. Antara lain:
a. Operational Responsiveness. Disini fokus organisasi adalah bagai mana
meminimalkan biaya operasi dalam perusahaan.
b. Competitive Responsiveness. Yang mengoptimalkan kemampulabaan
perusahaan.
c. Innovative Responsiveness. Yang mengembangkan potensi untuk dapat
memperoleh laba dalam jangka pendek.
d. Increpreneurie Responsiveness. Ynag mengembangkan potensi kemampu
labaan dalam jangka panjang.
Untuk Operational Responsiveness dan Competitive Responsiveness, struktur
organisasi yang diciptakan terkait dengan spesialisasi pekerjaan, pembagian kerja,
skala ekonomis, serta keputusan untuk untuk melakukan santdardisasi.
Sedangkan untuk Innovative Responsiveness, perusahaan dapat mengoptimalakn
pengembangan produ baru dan strategi pemasaran dari unit-unit bisnisnya.
Untuk Increpreneurie Responsiveness, Ansoff menganggap struktur harus ada
pada kantor korporat (misalnya, kantor perusahaan holding).
2.8 Tipe Struktur dan daur hidup organisasi
Bentuk lazim dari struktur organisasi sangat tergantung dengan tahapan
perkembangannnya itu sendiri yang menurut (Wheelen &Hunger, 2008) tahapan
itu terdiri dari :
Tahapan 1 Struktur Sederhana
Saat organisasi masih sederhana sekali, dengan jumlah karyawan sedikit, ia
butuh struktur yang sederhana.
Tahapan II Struktur fungsional
18. 17
Mungkin organisasi sudah sedikit besar, dengan aktivitas yang mulai beragam,
tahapan ini membutuhkan structural fungsional . biasanya fungsi yang umum
adalah pemasaran, keuangan ,operasi, dan sumber daya manusia.
Tahapan III Struktur Divisi
Perusahaan telah memiliki beberapa unit yang dibagi berdasarkan divisi-divisi
tertentu. Untuk ini perusahaan butuh struktur oeganisasi .pada tahap tertentu, unit-
unit ini berubah menjadi strategi bisnis unit.(SBU)
Tahapan IV Beyond SBU
Saat situasi menjadi tidak menentu seperti urusan SBU menjadi lebih kompleks
dari sebelumnya dan situasi linkungan sulit diprediksi, maka struktur organisasi
yang dibutuhkan lebih dari sekedar divisional.
Bentuk-bentuk diatas , karena berbicara tentang tahap-tahap perkembangan
organisasi juga kadang-kadang dikaitka dengan daur hidup organisasi. Setiap
siklus hidup dan tahapan perkembangan organisasi memiliki isu-isu strategi dan
bentuk struktur organisasi yang berbeda.
Rancangan Pekerjaan untuk Mengantisipasi Strategi
Saat perusahaan merancang berbagai struktur oeganisasi yang sesuai,
perusahaan juga merancang pekerjaan yang tepat. Ini untuk memastikan strategi
dapat dilaksanakan dengan baik. Rancangan pekerjaaan adalah studi mengenai
pekerjaan individu dalam rangka membuatnya lebih relevan bagi perusahaan dan
si individu itu sendiri. Beberapa metodenya adalah :
Job Enlargement, mengombinasikan pekerjaan-pekerjaan sejenis bagi
karyawan untu dikerjakan sekaligus.
Job Enrichment, menambah pekerjaan dan tanggung jawab serta otonomi atas
seorang karyawan dari yang biasa didapatkan.
Job Rotation, menggilir beberapa pekerjaan berbeda bagi seorang karyawan
untuk variasi dan tambahan wawasan dan keterampilan.
2.4 Isu Strategi dalam Implementasi Strategi
Dalam aspek implementasi, pembahasan sinergi menjadi relevan
kembali.apapun yan kita terapkan berkaitan dengan manfaat sinergi yang
berpotensi terjadi, baik antar bagian fungsional yang ada dalam unit bisnis,
maupun antar divisi dalam bisnis yang ada. Sinergi dapat diraih dengan langkah-
langkah berikut :
1. Saling berbagi pengetahuan dan cara bekerja hal ini dapat meningkatkan
keterampilan atau core competence.
19. 18
2. Saling berkoordinasi dalam strategi, sehingga tidak ada tumpang tindih ,
persaingan yang tidak perlu dan lain-lain.
3. Saling berbagi sumber daya berwujud, mengombinasikan berbagai bagian
terkait dapat menghemat uang, misalnya merangkap penggunaan sumber daya,
fasilitas, dan lain-lain.
Tantangan Mengimplementasikan Strategi
Implementasi seringkali tidak mudah, bahkan lebih sulit daripada
merumuskan strategi itu sendiri . ada beberapa hal isu penting yang harus
diantisipasi dalam menentukan keberhasilan implementasi strategi. Berbagai
tantangan dari pelaksanaan eksekusi atau implementasi adalah sebagai berikut
(Hrebeniak,2006) :
1. Ketidakmampuan mengelola perubahan untuk mengatasi resistensi internal
untuk berubah.
2. Mencoba mengeksekusi strategi yang bertentangan dengan struktur
kekuasaan.
3. Ketidakjelasan komunikasi dengan tanggung jawab.
4. Strategi yang buruk atau tidak jelas.
5. Kurangnya ownership dari rencana eksekusi
6. Kurangnya sumber daya keuangan dalam mendukung pengimplementasian
strategi.
7. Kurangnya dukungan dari manajemen puncak untuk pengeksekusian
strategi.
2.9 Proses utama Evaluasi Strategi
Seperti juga pengawasan pada umumnya, menyebabkan proses evaluasi dan
control strategi dimulai dari menentukan apa yang harus diukur, menetapakan
standart kinerja, melakukan pengukurn , dan bila tidak sesauai dengan harapan,
kita melakukan tondakan koreksi.
1. Menentukan apa yang harus diukur
Di masa-masa awal pengembangan ilmu manajemen, perusahan lebih sering
memberikan perhatian terhadap analisis keuangan saja. Hal ini cukup banyak
kelemahanya karena itu semua berdasarkan analisis masalalu. Dari proses
pengimplementasi strategi, mana yang dilakukan harus dievaluasi. Fokousnya
harus pada elemen-elememen yang paling signifikan sesuatu yang paling banyak
perananya dalam pengeluaran atau masalah-masalah lain dari kinerja. Secara
20. 19
tradisional banyak perusahaan beranggapan bahwa mengevaluasi strategi
hanyalah sekedar menilai bagaimana kinerja perusahaan.
2. Melakukan Pengukuran Atas Kinerja Aktual
Mengukuran harus dilakukan pada waktu yang telah ditentukn terlebih dahulu.
Misalnya setiap tiga bulan sekali dilaksanakan pengadaan rapat. Dorongan akan
dirasakan pada rapat-rapat evaluasi itu dimana biasanya para menager dalam
situasi formal akan terdorong untuk menyajikan yang terbaik, sehingga
menjalankan aktivitasya yabg terbaik pula
3. Membandingkan Kinerja Aktual Dengan Standart Yang dibuat
Jika kinerja actual berada di luar toleransi, maka tindakan yang diambil untuk
mengoreksi defisiasi tersebut hal-hal berikut harus menjadi pegangan yaitu:
a. Apakah deviasi yang terjadi hanya sekedar fluktuasi saja.?
b. apakah proses yang sedang dijalankan memang tidak tepat ?
c. Apakah proses yang dilakukan sesuai dengan pencapaian dengan standart
yang telah ditetapkan?
Tindakan koreksi yang dibuat diharapakan tidak hanya sekedar memperbaiki
atau mengoreksi penyimpangan, tapi yang paling penting lagi adalah agar
kesalahan itu tidak akan terulang lagi.
2.10 Karakter Dari Evaluasi Strategi yang Efektif
Ada beberapa karakter yang membuat evaluasi strategi kita menjadi efektif.
Bagian berikut membahas tiga karakter utma agar aktifitas evaluasi tidak
berlangsung dengn siasia, yaitu :
1. Ekonomikal, dalam evaluasi, aspek yang kita perlukan adalah informasi
atas kinerja yang indikatornya sudah di terapkan terlebihdahulu. Bila
informasinya lengkap akan semakin baik tapi itu bukan berarti lantas informasi
harus “ sebanyak – banyaknya”. Kalau kita mengkontrol segala sesuatunya (
termasuk yang tidak penting ), mungkin hal tersebut malah kan mengganggu
organisasi karena setiap orang akhirnya kerjanya akan mengontrol.
2. Aspek yang bermakna. Karakter ke dua ini masih berubungan dengan
karakter yang pertama. Tindakan evaluasi yang kita lakukan, harussesuai dengan
tujuan yang kita tetapkan sebelunya. Karena itulah penentuan prioritas, kreteria
dalam penilaian, pembobotan yang akurat menjadipenting dalam evaluasi kinerja.
21. 20
3. Tepat waktu, evaluasi yang di lakukan selayaknya tepat waktunya karena
itu perusahaan dalam situasi persaingan bisnis sekarang harus memanfaatkan
hubungan teknologi informasi. Berbagai persoaalan yang terkait dengan
kemuhtahiran informasi untuk pengawasan kini bisa di pecahkan dengan
dukungan teknologi.
Pengawasan Utama : Kinerja Keungan.
Dalam banyak literature evaluasi kinerja, pengawaasan dengan memenfaaatkan
informasi keuangan utama di sebut dengan istilah teradisional. Karena
penerapannya sudah berlangsung lama dan higga kinai masih di lakukan.
Meskipun disebut – sebut dengan tradisional, tentu saja bukan berarti nalisis –
analisin sederhana ini menjadi tidak penting. Analisis – analisis ini tetap di
perlukan karena semua informasi yang ada di laporan keuangan. Tetap merupakan
sumber informasi penting.
2.7 Pengukuran yang harus diterapkan dalam pengawasan strategi
Model – model Pengukuran Kontemporer
Konsep – konsep pengukuran dengan bisis keuangan terus di kembangkan oleh
para pakar manajemen strategi, arahnya adalah begai mana para pengambil
keputusan strategi, memilki gambaran yang menyeluruh atas kinerja strategi
perusahaan.
1. Balanced Scorecard : Pengukuran yang Mendorong Kinerja
Konsep balanced scorecard (BSC) dari
Robert S. Kaplan seorang professor di
Harvard buissinuss school dan David P.
Norton seorang konsultan manajemen hadir
untuk mengantisipasi kekurangan yang di
miliki oleh analisis financial alam
mengukur kinerja sebuah perusahaan.
Selain memberikan kerangka yang
konferhensif untuk menerjemahkan visi
dan msi perusahaan. Selaian memberikan
kerangka yang konferhensif untuk
menerjemahkan visi dan misi perusahaan
ukuran – ukuran yang ada pada BSC
memberikan gambaran yang menyeluruh
pada aspek – aspek penting lainnya yakn
pelanggan, proses bisnis dan SDM. Kaplan
dan Norton menyebutkan bahwa BSC bisa
berfungsi sebagai dashboard atas kinerja
perusahaan sehingga manajeman dengn
22. 21
Apakah kita bisa menciptakan
nilai secara berkesinambungan ?
a. Persepektif pelanggan ; bagaimana pelanggan meliat kita ?
Persepektif ini di anggap yang paling penting, karena kepuasan peanggan adalah
awal dari bisa bertahannya perusahaan. Empat kata gori yang penting dalam
persepektif ini adalah waktu, mutu, kinerja dan layanan, serta biaya. Waktu lead
time, di ukur mulai dari perusahaan menerima pesanan hingga saat produk yang di
pesan di serahkan. Mutu berbicara tentang tingkat kesalahan atau barang salah
satu produk yang di hasilkan dan di ukur oleh konsumen. Manajer harus dapat
merumuskan dengan baik, ukuran separti apa yang mereka kenakan seperti aspek
– aspek di atas.
b. Persepektif bisnis internal
Kalau perusahaan ingin ada jaminan kepuasan pelanggan. Maka manajer harus
memulainya dari urusan internal. Prosesyang terjadi dalam keseluruhan yang
membuat perusahan berasil memenuhi haapan pelanggan. Meskipun demikian
selalu ada aspek aspek kritikal yang mempengaruhi kepuasan pelanggan harus
mendapatkan perhatian lebih dari manajer. Inilah persepektif bisnis internal yang
di maksud Kaplan dan Norton. Perusahaan harus mengidentifikasi dan menetukan
kopetensiinti perusahaan dan teknologi yang menjamin kepuasan pelanggan.
c. Persepektif inofasi dan pembelajaran
Perusahhan harus menyadari berbaga ukuran yang di buat untuk persepektif
bisnis internal harus selalu dinamis. Kondisi ersaingan dan tuntutan pelanggan
akan membuat target – target yang di tetapkan harus selalu berubah dan di
tingkatkan. Perusahaan di tuntut untuk terus menggembangkan dan meningktkan
beragai kinerja.
mudah memantau. Persepektif bisnis
internal
Tujuan Mengukur
Kemampua
n teknologi
Keunggula
n manufaktur
Peluncuran
produk baru
Kecanggiha
n manufaktur di
bandingkan pesaing
Siklus
waktu biaya unit
Peluncuran
actual di bandngkan
rencana
23. 22
Persepektifini berbicara tenang kemampuan perusahaan untuk berinovasi. Degan
inofasi seperti ukuran seberapa cepat perusahaan mengembangkan tawaran
produk baru proseskerja secara internal juga harus di kembangkan hal – hal yang
baru maka aspek pembelajaran sangan erat kaitannya.
d. Persepektif financial
Persepektif financial adalah ukuran yang relative sudah cukup lama di kenal oleh
perusahaan – perusahaan. Pada dasarnya kinerja pemasaran memberikan indikasi
perumusan berkontribusi peningkatan laba yang di peroleh. Seerti pada umumnya
kinerja perusahaan terkait pada kemampulabaan, pertumbuhan, dan nilai
memegang saham. Dari sekian banyak keunggulan pengukuran financial, salah
satu yang di kritik oleh belance scorecard adalah biasanya ukuran yang ada
fokusnya ke masa lalu. Dengan demikian kurang mampu untuk merefleksikan
penciptaan nilai untuk di masa depan. Dengan balance scorcerd di harapkan
perusahaan dapat mengkaitkat tiga persepektif sebelumnya, yaitu persepektif
keuasan pelanggan, persepektif bisnis internal, persepektif inofasi dan
pembelajaran dengan kinerja financial.seharusnya tidak ada kesenjangan atara
strategi yang di jalankan dengan kinerja keuangan dan kinerja dari tiga persepektif
sebelmnya. Dengan persepektif financial, aspek lin yang di anjurkan adalah
keterlibatan manajeman puncak. Kadang – kadang dalam mengukur kinerja
keuangan tradisional, urusannya hanya di lakukan oleh manajer fungsional.
2. Strategi Map ; Mengukur Aset Intengible dan Bagaimana Perusahaan
Mencipakan Nilai
Setelah banyak di kenal dengan konsep balance scorecard kapnal dan Norton
terus mengembangkan model BCS tersebut. Salah satu bentuk pengembangannya
adalah konsep strategi map. Pada konsep baru ini, kapnal dan Norton ingin
menunjuhkan bagaimana sebab dan akibat penggunaan strategi perusahaan. Yang
khas pada strategi map adalah, kedua ahli ini menawarkanpendekatan untuk juga
mengukur asset – asset intangible yang penting dari perusahaan, human kapital,
organisasional capital dan teknologi capital ini adalah gambar asset nirwujud
memang semakin tinggi peranannya dalam kesuksesan perusahaan.
3. Economi Value added (EVA) dan Market Value Added ( MVA )
Kosep ini di kembangkan oleh steward dan CO, sebuah perusahaan konsultan
manajemen. Kehadirannya di dasari oleh pertimbangan bahwa perusahaan perlu
ukuran dan alat ukur yang memadai untuk melihat bagaimana perusahaan
menciptkan dan memaksimalkan nilai. Perusahaan ini merasa bagai mana
perusahaan mengukur dan menginterpretasikan kinerja perusahaan berdasarkan
kinerja keuanggan, seperti laba dan margin laba. Pendapatan persaham, dan
penilaian sejenis memiliki kekurangan kekurangan itu terkait dengan ;
24. 23
a. Infestasi berlebihan, pengukuran berdasarkan laba dan margin seringkli
membuat perusahaan mengeluarkan infestasi secara berlebihan dan mendorong
untuk melkukan integrasi vertical dan sterateginya.
b. Produksi berlebihan, pengukuran teradisional yang terkait dengan biaya
perunit, penggunaan biaya dan pendapatan membuat orang berproduksi secara
berlebihan, terutama pada saat – saat akir priode satu tahun atau kuartalan.
c. Services economy, alat ukur keuangan tradisonal, hanya berdasarkan bisnis
model tradisional, yang tidak mengikuti perubahan ingkungan bisnis. Bisnis
model kini sering berdasarkan pelayanan, alih daya, kemitraan dan berbagai cara
inovatif lain dalam melakukan bisnis.
d. Keputusan bisnis yang salah, alat ukur keuangan teradisional kurang cocok
untuk keputusan bisnis yang membedakan antara margin laba dan penggunaan
modal. Ini juga mengabaukan ivestasi pemegang sahan dalam bisnis.
Denga dasar inilah sejak tahun 1990 – an konsep EVA terus di kembangkan oleh
stern Steward dan Co. EVA adalah alat ukur yang memungkinkan manajer
melihat apakah mereka mendapatkan pengembalian yang layak bila pengembalian
lebih rendah dari yang seharusnya di harapkan untuk investasi yang resikonya
sama, maka EVA akan bernilai negatif dan itu artinya perusahaan akan
berhadapan denga hilangnya modal atau nilai saham yang rendah. Jadi EVA di
gunakan untuk mengukur laba yang kurang datri biaya modal yang di
manfaatkan. Jadi rumus untuk mencari nilai EVA adalah,
EVA = ( Rate of Return – cost of Capital ) x Capital
Cara menghitung seperti ini di anggap dapat memberikan pengukuran yang
membuet manager bisa berupaya meningkatkan value dari aktifitas strategi
perusahaan dengan terus meningkatkan nilai EVA perusahaan. Itu dapat di
lakukan dengan cara ;
1. Meningkatkan pengembalian atas modal yang sedang di gunakan. Ini bisa
di lakukan dengan meningkatkan harga atau margin, value yang lebih banyak atau
biaya yang lebih rendah.
2. Pertumbuhan yang menguntungkan. Ini bisa di lakukan melalui investasi
modal aka nada laba yang meningkatkan dan biaya tambahan modalnya sesuai.
3. Memenuhi pemasukan, ini dapat di lakukan melalui resionalisasi, likuidasi
atau indakan mengurangi invests dalam operasi yang tidak menghasilkan
pengembalian lebih rendah dari biaya modal.
4. Mengoptimalkan biaya modal, ini dapat di lalui melalui pengurangan biaya
modal, tapi tetap menjaga fleksibelitas yang di perlukan untik mendukung strategi
25. 24
bisnis melalui penggunaan yang hati – hati pada utang, pengelolaan resiko dan
berbagai produk keuangan lain.
Pada perkembangannya kini EVA tidak menjadi alat ukur keuangan saja tetapi
juga sudah menjadi pengukuran sistem perusahaan secara keseluruhan.
2.11 Peran Teknologi dalam penerapan evaluasi strategi
Pemanfaatan Teknologi
Pemanfaatan teknologi bukan hal yang baru dalam pengukuran kinerja
perusahaan. Apa lagi perusahaan banyak mengunakan aplikasi teknologi analisis
kinerjanya sebagai sebuah keunggulan, karena sistem analisis yang digunakan
memungkinkan perusahaan melakukan pengembangan pada perusahaan. Thomas
Davenport dan Jeane Harris (Competing On Analytic,2007), menjelaskan
keunggulan berdasarkan analisis, terutama analisis kinerja. Kedua penuis ini
menbeberkan bukti-bukti yang berkaitan dengan kinerja rganisasi. Banyak
perusahaan dari berbagai industry yang memanfaatkannya terutama perusahaan
yang berbasis online.
2.12 Pengertian Etika bisnis Dan Tanggung Jawab Sosial
Etika bisnis merupakan suatu kode etik perilalku pengusaha berdasarkan nilai-
nilai moral dan norma yang dijadikan tuntunan dan pedoman berprilaku dalam
menjalankan kegiatan perusahaaan atau bisnis.
Secara sederhana yang dimaksud dengan etika bisnis adalah cara-cara untuk
melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan
individu, perusahaan, industri dan juga masyarakat.
Kesemuanya ini mencakup bagaimana kita menjalankan bisnis secara adil, sesuai
dengan hukum yang berlaku, dan tidak tergantung pada kedudukan individu
ataupun perusahaan di masyarakat. Etika bisnis lebih luas dari ketentuan yang
diatur oleh hukum, bahkan merupakan standar yang lebih tinggi dibandingkan
standar minimal ketentuan hukum, karena dalam kegiatan bisnis seringkali kita
temukan wilayah abu-abu yang tidak diatur oleh ketentuan hukum.
Von der Embse dan R.A. Wagley dalam artikelnya di Advance Managemen
Jouurnal (1988), memberikan tiga pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah
laku etika bisnis, yaitu :
2.13. Hal-Hal Yang Mempengaruhi Keputusan Bisnis
Etika bisnis dalam perusahaan memiliki peran yang sangat penting, yaitu untuk
membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi
serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi,
diperlukan suatu landasan yang kokoh . Ada beberapa kelompok yang dapat
mempengaruhi kepentingan bisnis diantaranya:
· Para pengusaha dan mitra usaha
26. 25
· Perusahaan pemasok bahan baku
· Organisasi pekerja yang mewakili pekerja
· Pemerintah yang mengatur kelancaran aktivitas usaha
· Bank penyandang dana perusahaan
· Investor penanam modal
· Masyarakat umum yanag dilayani
· Pelanggan yang membeli produk
2.14. Prinsip dalam Etika Bisnis
Dalam etika bisnis berlaku prinsip-prinsip yang seharusnya dipatuhi oleh para
pelaku bisnis. Etika bisnis memiliki prinsip-prinsip yang harus ditempuh oleh
perusahaan untuk mencapai tujuannya dan harus dijadikan pedoman agar
memiliki standar baku yang mencegah timbulnya ketimpangan dalam memandang
etika moral sebagai standar kerja atau operasi perusahaan. Muslich (1998: 31-33)
mengemukakan prinsip-prinsip etika bisnis sebagai berikut:
a. Prinsip Otonomi
Yaitu kemampuan mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan kesadaran
tentang apa yang baik untuk dilakukan dan bertanggung jawab secara moral atas
keputusan yang diambil.
b. Prinsip Kejujuran
Bisnis tidak akan bertahan lama apabila tidak berlandaskan kejujuran karena
kejujuran merupakan kunci keberhasilan suatu bisnis (missal, kejujuran dalam
pelaksanaan kontrak, kejujuran terhadap konsumen, kejujuran dalam hubungan
kerja dan lain-lain).
c. Prinsip Keadilan
Bahwa tiap orang dalam berbisnis harus mendapat perlakuan yang sesuai dengan
haknya masing-masing, artinya tidak ada yang boleh dirugikan haknya.
d. Prinsip Saling Menguntungkan
Agar semua pihak berusaha untuk saling menguntungkan, demikian pula untuk
berbisnis yang kompetitif.
e. Prinsip Integritas Moral
27. 26
Prinsip ini merupakan dasar dalam berbisnis dimana para pelaku bisnis dalam
menjalankan usaha bisnis mereka harus menjaga nama baik perusahaan agar tetap
dipercaya dan merupakan perusahaan terbaik.
Di samping 5 prinsip diatas, dalam menciptakan etika bisnis ada beberapa hal
yang juga perlu diperhatikan, antara lain adalah:
1. Pengendalian diri
2. Pengembangan tanggung jawab sosial (social responsibility)
3. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing
oleh pesatnya perkembangan informasi dan teknologi
4. Menciptakan persaingan yang sehat
5. Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan”
6. Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi, dan
Komisi)
7. Mampu menyatakan yang benar itu benar
8. Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat
dan golongan pengusaha ke bawah
9. Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati
bersama
10. kembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah
disepakati
11. Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hokum
positif yang berupa peraturan perundang-undangan.
Perilaku Etis penting diperlukan untuk sukses jangka panjang dalam sebuah
bisnis. Pentingnya etika bisnis tersebut berlaku untuk kedua perspektif baik
lingkup makro ataupun mikro.
2.15. Manfaat Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Adapun manfaat perusahaan berperilaku etis dan memiliki tanggung jawab sosial
adalah:
1. Perusahan yang etis dan memiliki tanggung jawab sosial mendapatkan
rasa hormat dari steakholder
2. Perusahaan yang memiliki etika bisnis yang baik dan memiliki
tanggung jawab sosial akan mendapatkan kepercayaan dari konsumen dan
masyarakat sekitar.
28. 27
3. Perusahaan yang memiliki tanggung jawab sosial terhadap lingkungan
akan membantu dalam pembangunan daerah sekitar perusahaan
4. Menghindarkan dari konflik internal dan lingkungan sekitar perusahaan
5. Tanggung jawab sosial Secara tidak langsung Membantu dalam
promosi perusahaan
6. Kerangka kerja yang kokoh memandu manager dan karyawan
perusahaan sewaktu berhadapan dengan rumitnya pekerjaan dan tantangan
jaringan kerja yang semakin komplek
7. Suatau perusahaan akan terhindar dari seluruh pengaruh yang merusak
berkaitan dengan reputasi
8. Banyak perusahaan yang menerapkan perilaku etis dan tanggung jawab
sosial dapat menambah uang dalam bisnis mereka Biasanya dimulai dari
perencanaan strategis , organisasi yang baik, sistem prosedur yang transparan
didukung oleh budaya perusahaan yang andal serta etika perusahaan yang
dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen.
2.16. Evaluasi strategi
Strategi yang telah dilaksanakan perlu dievaluasi. Evaluasi diperlukan untuk
mempelajari strategi tersebut berhasil atau gagal. Proses evaluasi juga bisa
dijadikan pembelajaran untuk proses perumusan strategi selanjutnya. Perusahaan
biasanya melihat keberhasilan strategi dari beberapa faktor seperti peningkatan
penjualan,pendapatan perusahaan atau posisi perusahaan setelah strategi
dilaksankan.
Richard Rumelt memberikan 4 (empat) kriteria dalam mengevaluasi strategi.
Keempat kriteria tersebut diantaranya :
1. Konsistensi
Sebuah strategi harusnya konsisten pada kebijakan dan juga tujuan strategi itu
sendiri. Permasalahan dalam organisasi kadang dapat menyebabkan terjadinya
inkonsistesi. Ada 3 tanda permasalahan organisasi dapat menyebabkan strategi
yang tidak konsisten. Ketiga tanda tersebut yaitu :
a. Jika permasalahn manajerial berlanjutkan dengan berubahnya personil dan jika
mereka bergantung pada dasar isu yang ada bukan pada orangnya.
b. Jika sukses dari satu organisasi berarti kegagalan dari organisasi lainnya.
c. Jika permasalahan kebijakan dan isu berlanjut pada resolusi tingkat atas.
2. Kecocokan
29. 28
Faktor internal dan eksternal perushaan harus dicocokkan. Sebuah strategi harus
dapat merepresentasikan respon adaptif pada lingkungan eksternal serta
perubahan yang terjadi.
3. Kemungkinan
Sebuah strategi jangan sampai membuat permasalahan baru yang sulit untuk
diselesaikan. Pada evaluasi strategi, penting untuk mengetahui apakah organisasi
mempunyai kemampuan,kompetensi,keterampilan,dan bakat yang diperlukan
untuk strategi yang diberikan.
4. Keuntungan
Sebuah strategi harus dapat menyediakan pembuatan atau pengaturan dari
keunggulan kompetitif. Keunggulan kompetitif normalnya merupakan hasil dari 3
hal yaitu sumber daya, skill,dan posisi.
Serupa dengan keempat criteria tersebut, ada pula 4 (empat) tes yang bisa
dilakukan untuk mengetahui apakah yang ada dapat diterima. Keempat tes
tersebut di antaranya :
1) Tes Konsistensi Tujuan
2) Tes Kerangka
3) Tes Kompetensi
4) Tes Kemungkinan Dilaksanakan
Evaluasi strategi juga dapat dilaksanakan dengan memperhatikan matrik IFE dan
EFE. Faktor internal dan eksternal perusahaan dapat dianalisis kembali setelah
proses pelaksanaan strategi. Misalnya jika posisi internal perusahaan tidak
eksternal perusahaan sama sekali tidak berubah lebih baik dan tujuan juga tidak
tercapai, maka perlu adanya perbaikan strategi. Namun jika posisi perusahaan
tidak berubah dan tujuan tercapai maka strategi dapat dilanjutkan.
Ø Ada dua teknik evaluasi, yaitu:
1. Audit Menejemen
Audit menejemen didefinisikan sebagai penilaian sistem menejemen perusahaan
(audite) untuk menentukan apakah sistem tersebut beroperasi secara efektif, dan
untuk memperkirakan resiko apa yang mungkin timbul apabila sistem tersebut
tidak beoperesi secara efesien. Dengan demikian, untuk unit organisasi tertentu,
seperti departemen penjualan, penilaian atau pemeriksaan menejemen akan
terfokus pada bagamana unit tersebut dikelola. Hasil dari evaluasi ini adalah
perbaikan strategi yang akan mengarah pada peningkatan kinerja bisnis dimasa
depan.
30. 29
Pendekatan unit menejemen adalah pada proses menejemennya, khususnya pada
prosedur perencanaan, organisasi dan pengendalian aktivitas yang dipilih untuk
diaudit.
Tahapan Audit Manajemen
Penyelidikan yang akan dilakukan, data yang akan diuji, dan teknik yang akan
dterapkan akan bervariasi tergantung organisasinya. Tahapan-tahapan kerja dalam
mengaudit pada umumnya meliputi hal-hal berikut:
a. Usulan dan pengenalan
Sebelum fase audit dilakukan, auditor dan menejemen perusahaan sebaiknya
dipertemukan dulu untuk menciptakan hubungan baik. Dalam kesempatan itu,
auditor dapat mengetahui tujuan perusahaan secara keseluruhan untuk menilai tiap
aktivitas unit atau fungsi dalam organisasi perusahaan.
b. Survei Pendahuluan
2.17. Strategic Audit
Strategi adalah cara pemimpin bisnis perusahaan merealisasikan filosofinya.
Dengan audit strategi, perusahaan menguji asumsi-asumsi yang dibutuhkan untuk
bersaing didalam pasar. Kemampuan daya saing dan sumberdaya merupakan
unsure yang pokok dalam eveluasi tersebut.
31. 30
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Strategi yang dilaksanakan haruslah dievaluasi hasilnya, evaluasi dilakukan
untuk mempelajari strategi tersebut berhasil atau tidak. Proses evaluasi juga bisa
dijadikan pembelajaran untuk proses perumusan strategi yang akan digunakan
selanjutnya. Perusahaan biasanya melihat keberhasilan strategi dari beberapa
factor diantaranya peningkatan penjualan, pendapatan perusahaan, atau posisi
perusahaan setelah strategi dilaksanakan.
Sedangkan pengendalian strategi dilaksanakan karena dapat mengkontrol dan
dapat dikembangkan dengan mengfokuskan diri pada output, behavior atau input.
Hasil atau output adalah performa perusahaan pada saat strategi telah
dilaksanakan. Behavior merupakan aktivitas yang menghasilkan performa.
Sedanhgkan input merupakan sumberdaya yang digunakan perusahaan untuk
menghasilkan sebuah output.
Pengendalian strategi diperlukan untuk menghasilkan umpan balik yang
diperlukan. Ada tiga elemen yang perlu diawasi dan control dalam pengendalian
strategi. Ketiga elemen tersebut meliputi lingkungan makro, lingkungan industry,
dan operasional perusahaan.
Etika bisnis suatu kode etik perilalku pengusaha berdasarkan nilai-nilai moral
dan norma yang dijadikan tuntunan dan pedoman berprilaku dalam menjalankan
kegiatan perusahaaan atau berusaha. Secara sederhana yang dimaksud dengan
etika bisnis adalah cara-cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup
seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan, industri dan juga
masyarakat.
Corporate Social Responsibility (CSR) atau dalam bahasa Indonesia disebut
dengan istilah Tanggung Jawab Social Perusahaan adalah suatu tindakan atau
konsep yang dilakukan oleh perusahaan(sesuai kemampuan perusahaan tersebut)
sebagai bentuk tanggung jawab mereka terhadap sosial/lingkungan sekitar dimana
perusahaan itu berada. CSR dapat dikatakan sebagai kontribusi perusahaan
terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan dengan cara manajemen dampak
(minimimalisasi dampak negatif dan maksimalisasi dampak positif) terhadap
seluruh pemangku kepentingannya
32. 31
3.2. Saran
Demi terciptanya makalah yang lebih baik dikemudian hari,maka kami selaku
penulis sekaligus penyusun, mengharapakan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak.
Setiap perusahaan maupun organisasi yang pastilah memliliki rencana
atau strategi yang bersifat jangka pendek maupun jangka panjang. Oleh karena itu
dengan adanya strategi tersebut sudah sepantasnya perusahaan harus
mengimplementasikannya sesuai dengan strategi yang telah dibuat, agar semua
yang telah direncanakan dalam strategi tersebut bisa dilaksanakan dengan lancar
dan sesuai dengan hasil yang diharapkan. Jika pengimplementasian sudah
dilaksanakan hal yang perlu juga dilaksanakan adalah pengawasan yang bersifat
menyeluruh dari mulai internal perusahaan sampai dengan eksternal perusahaan,
hal itu ditujukan agar dalam pengimplementasian strategi dapat berjalan lancar
tidak melenceng dari rencana dan bisa mencapai tujuan yang diharapkan. Jadi
fungsi pengimplementasian dan pengawasan sangat penting dan harus dilakukan
setiap perusahaan maupun organisasi
33. 32
DAFTAR PUSTAKA
Amir Taufiq. 2011. Manajemen Strategik ” Konsep dan Aplikasi”. Jakarta. PT
Raja Grafindo Persada
Sule Erni Tisnawati & Saefullah Kurniawan. 2008. “Pengantar
Manajemen”. Jakarta. Prenada Media Group
Bateman T.S., Snell S.A. (2008). Manajemen, Kepemimpinan dan Kolaborasi
dalam Dunia yang Kompetitif. Edisi 7. Buku I. Jakarta: Salemba Empat.