Pemeriksaan colon in loop dilakukan pada pasien laki-laki berumur 4 tahun dengan diagnosa Hirschsprung disease. Prosedur dilakukan dengan memasukkan media kontras ke dalam kolon melalui kateter rektal untuk melihat gambaran anatomi kolon. Pemeriksaan meliputi proyeksi AP dan lateral untuk evaluasi.
5. Apa itu Colon In Loop Pediatrik?
Teknik pemeriksaan colon in loop pedriatik
merupakan teknik pemetiksaan radiografi
daerah colon pada pasien pediatrik untuk
memperlihatkan anatomi dari usus besar
dengan menggunakan media kontras.
7. PATOLOGI
Penyakit hirschsprung disease (megacolon congenital) adalah suatu obstruksi
fungsional colon akibat tidak adanya sel ganglion di pleksus mienterikus dan
submukosa pada segmen colon distal, disebabkan kegagalan migrasi sel
ganglion colon selama kehamilan. Tidak adanya sel sel ini menyebabkkan tidak
adanya sel sel ganglion ini menyebabkan tidak adanya gerakan peristaltik pada
colon.
Megacolon dibagi menjadi 2 menurut penyebabnya, yaitu:
Megacolon Congenital (Hirschsprung)
Hirschsprung adalah suatu kelainan congenital yang terjadi karena kegagalan
pembentukan pleksus submukosa mienterik auerbach di usus besar.
Aquired Megacolon
Aquired megacolon adalah hasil dar ipenolakan kronis untuk buang air besar
yang biasanya terjadi pada anak yang psikotik atau retardasi mental.
9. Indikasi dan Kontra Indikasi (Lampignano dan Kendrick, 2018)
INDIKASI KONTRA INDIKASI
a. Atresia atau clausura, kondisi bawaan yang memerlukan
pembedahan karena tidak ada lubang pada organ.
b. Hematuria dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, seperti kanker
pada ginjal atau kandung kemih, batu ginjal, kista ginjal.
c. Hirschsprung disease, kondisi bawaan colon, dimana saraf yang
mengontrol kontraksi ritmik hilang.
d. Obstruksi usus (ileus, intususepsi, meconium ileus, volvulus)
e. Enterokolitis nekrotikans, adalah peradangan pada lapisan
dalam usus yang disebabkan oleh cedera atau peradangan
f. Penyakit ginjal polikistik, suatu kondisi banyak kista terbentuk
dalam ginjal, menyebabkan pembesaran ginjal pada bayi dana
anak-anak’
g. Pielonefritis, adalah infeksi bakteri pada ginjal yang disebabkan
oleh refluks urin vesikoureter dari kandung kemih kembali ke ginjal.
h. Stenosis pilorus hipertrofik, adalah pertumbuhan berlebih pada
otot pilorus yang menyebabkan penyempitan atau penyumbatan
pada pilorus.
a. Perforasi, terjadi karena
pengisian media kontras
secara mendadak dan
dengan tekanan tinggi, juga
terjadi karena
pengembangan yang
berlebihan
b. Obstruksi akut atau
penyumbatan
c. Diare berat
10. PERSIAPAN PASIEN
Untuk bayi hingga 2 tahun tidak diperlukan persiapan apapun.
2-10 tahun malam sebelum pemeriksaan makan makanan rendah
serat dan minum satu tablet bisacodyl (seperti obat pencahar), jika tidak
buang air besar di pagi hari, atas saran dokter minum pediatrik fleet
enema.
10 tahun singga dewasa malam sebelum tidur makanmakanan rendah
serat, dua tablet bisacodyl jika tidak buang air besar di pagi hari, atas
saran dokter minum pediatrik fleet enema.
11. PERSIAPAN ALAT & BAHAN
1. Pesawat sinar-X dilengkapi dengan
fluoroskopi
2. Marker
3. Film dan kaset sesuai ukuran
4. Media kontras
5. Standar irrigator
6. Kantong barium
7. Spuit, untuk bayi digunakan spuit 60
ml
8. Kateter fleksibel, untuk bayi gunakan
kateter silicon nomer 10 yang
fleksibel
9. Plester
10. Sarung tangan
11. Lap dan handuk untuk
membersihkan
12. Pengatur tekanan udara aneroid (jika
metode kontras ganda)
13. Tabung three way disposable
14. Klem
15. Kain kasa
16. Alat-alat fiksasi
17. Apron untuk pemegang pasien
12. PEMASUKAN MEDIA KONTRAS
1. Teknik pemasukan media kontras dengan diagnosis hirschsprung disease
adalah kateter lunak dimasukkan lewat anus kedalam rectum, sampai ujung
kateter terletak persis di atas sfingter anal (tidak lebih 2,5 cm).
2. Pada ujung kateter tidak perlu diberi jelly, balon kateter tidak usah dipasang
dan kateter difiksasi dengan cara kedua pantat saling dirapatkan atau kateter
diplester pada paha atau bokong. ( Ukuran kateter no.8 untuk neonatus dan
no.10 untuk anak lebih 1 tahun ).
3. Bahan kontras yang digunakan larutan barium enema dengan pengenceran
30% dengan cairan NaCl fisiologis. Kontras dimasukkan melalui kateter
dengan menggunakan spuit 5-10 ml.
14. a) Posisi Pasien : Posisi pasien tidur terlentang (supine)
b) Posisi Objek : Pasien diposisikan sehingga MSP tubuh tepat di garis
tengah meja pemeriksaan
c) Arah Sinar (CR) : Vertikal tegak lurus dengan kaset
d) Pusat Sinar (CP) : 1 inchi di atas umbilicus tepat pada MSP tubuh
e) FFD : 100 cm
f) Eksposi : Eksposi dilakukan ketika pasien diam dan dilakukan setelah
media kontras diinjeksikan
Proyeksi AP
15. Kriteria Radiograf
• Tampak garis tepi dari jaringan lunak dan
struktur berisi udara, seperti pada perut dan
usus, kalsifikasi (jika ada) dan struktur tulang
• Posisi columna vertebralis berada pada
tengah-tengah radiograf.
• Tidak terjadi rotasi pada pelvis, hip, tulang
rusuk, bagian bawah tampak simetris
•Tampak radiograf dari sympisis pubis sampai
diafragma
• Gambar radiograf tampak tidak kabur
16. a) Posisi Pasien : Posisi pasien tidur menyamping atau miring
b) Posisi Objek : Pasien diposisikan tidur miring, bagian kiri tubuh berada
diposisi bawah dengan punggung diganjal dengan
bantal, MSP tubuh diatur tepat dipertengahan kaset .
c) Arah Sinar (CR) : Horizontal tegak lurus dengan kaset
d) Pusat Sinar (CP) : 1 inchi di atas umbilicus tepat pada MSP tubuh
e) FFD : 100 cm
f) Eksposi : Eksposi dilakukan ketika pasien diam
PROYEKSI LLD
17. a) Posisi Pasien : Posisi pasien tidur terlentang (supine)
b) Posisi Objek : Kedua tangan ditarik ke atas dengan bantuan alat
fiksasi atau dipegangi keluarga pasien. Kaset ditempatkan
di sisi lateral pasien dengan kaset diganjal sandbag.
c) Arah Sinar (CR) : Horizontal tegak lurus dengan kaset.
d) Pusat Sinar (CP) : 1 inchi di atas umbilicus tepat pada MCP tubuh
e) FFD : 100 cm
f) Eksposi : Eksposi dilakukan ketika pasien diam
Proyeksi Lateral dengan Posisi Dorsal Decubitus
18. KRITERIA RADIOGRAF
• Gambaran daerah vertebra dalam rongga
abdomen dan batas-batas udara terlihat jelas,
tingkatan dalam abdomen, batas atas diafragma
dan batas bawah sympisis pubis
• Tidak rotasi, bagian belakang dari tulang iga
harus terlihat saling superposisi
• Radiograf dapat menampakkan batas atas
diafragma dan batas bawah sympisis pubis tidak
terpotong
• Tidak ada gerakan, batas diafragma dan pola
udara di paru-paru harus tampak tajam, tampak
garis tulang iga dengan jelas di daerah abdomen
• Terlihat tonjolan tulang pelvis dan garis vertebra
19. Proyeksi AP Post Evakuasi
Proyeksi ini digunakan untuk melihat fungsi media kontras pada
colon, jika media kontras yang digunakan telah melewati daerah
ileocecal ke ileum, membuktikan bahwa intususepsi telah
berkurang (Lampignano dan Kendrick 2018).
21. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. MH Jenis
Kelamin : laki-laki
Umur : 4 tahun
Klinis : hirschsprung disease
No. RM : A77XXX
No Foto : 26XX
Dr. Pengirim : dr. IH, Sp. BA
22. RIWAYAT PASIEN
Pada tanggal 25 februari 2020, pasien An. MH diantar oleh
keluarga mendaftar ke Instalasi Radiologi RSD Gunung Jati Kota
Cirebon untuk pemeriksaan colon in loop dengan klinis
hirschsprung disease.
Pasien dijadwalkan melakukan pemeriksaan colon in loop pada
tanggal 2 maret 2020. Pada tanggal 2 maret 2020, pasien dating
diantar oleh keluarga untuk melakukan pemeriksaan colon in loop
dengan diagnosa yang tertera adalah hirschprung disease.
23. Prosedur Pemeriksaan Colon in Loop Pediatric dengan
klinis hirschprung disease di RSD Gunung Jati Kota Cirebon
Pada tanggal 25 februari 2020, pasien An. MH diantar oleh
keluarga mendaftar ke Instalasi Radiologi RSD Gunung Jati Kota
Cirebon untuk pemeriksaan colon in loop dengan klinis
hirschsprung disease.
Pasien dijadwalkan melakukan pemeriksaan colon in loop pada
tanggal 2 maret 2020. Pada tanggal 2 maret 2020, pasien dating
diantar oleh keluarga untuk melakukan pemeriksaan colon in loop
dengan diagnosa yang tertera adalah hirschprung disease.
24. Persiapan pasien
Pada saat akan dimulai pemeriksaan, pasien terlebih dahulu
mengganti baju pasien, kemudian radiografer menjelaskan kepada
keluarga pasien, bahwa akan dilakukan pemeriksaan, dan akan
dimasukkan suatu obat (media kontras) ke dalam perut melalui
kateter yang akan dipasang nantinya. Kemudian keluarga pasien
menyetujui dan menandatangani surat persetujuan atau inform
consent untuk dilakukan tindakan pemeriksaan.
25. PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN
Alat dan Bahan steril :
1. Media kontras iodium 50 ml
2. Kateter No. 10
3. Aqua DM (Demineralisasi) 150
ml
4. Spuit 50 cc 50 cc KNIK
5. Handscoon
Alat dan bahan non steril :
1. Pesawat Sinar-X konvensional
dengan spesifikasi sebagai
berikut :
- Merk: Italray
- Model/Tipe : RTM 782 HS - No.
Seri :84W439
2. Automatic Processor unit
3. Vaselin/jelly
4. Marker
5. Plester
6. Mangkok
7. Apron
26. PERSIAPAN MEDIA KONTRAS
Bahan kontras yang digunakan dalam pemeriksaan ini adalah media
kontras non ionik water soluble merk iopamiro yang diencerkan dengan
aqua DM, dengan perbandingan 1:3, yaitu 50 ml media kontras iodium
dan aqua DM 150ml, sehingga menjadi 200 ml. Pada pasien An. MH
media kontras iodium yang masuk sebanyak 100 ml, 50 ml pada
proyeksi lateral kanan dan kiri, setelah itu pemasukan media kontras
sebanyak 50 ml pada proyeksi Anteroposterior.
27. a) Posisi Pasien : Posisi pasien tidur terlentang (supine)
b) Posisi Objek : Pasien diposisikan sehingga MSP tubuh tepat di garis
tengah meja pemeriksaan
c) Arah Sinar (CR) : Vertikal tegak lurus dengan kaset
d) Pusat Sinar (CP) :Mid Sagital Plane (MSP) tubuh setinggi 2,5 cm diatas
pertengahan kedua crista iliaca
e) FFD : 100 cm
f) Eksposi : Eksposi dilakukan ketika pasien diam dan dilakukan setelah
media kontras diinjeksikan
Proyeksi AP
29. a) Posisi Pasien : posisi pasien tidur miring dimeja pemeriksaan
b) Posisi Objek : pasien diposisikan tidur miring, bagian kiri tubuh berada diposisi
bawah dengan punggung diganjal dengan bantal, MSP tubuh diatur tepat
dipertengahan kaset. Kaset ditempatkan pada punggung pasien.
c) Arah sinar (CR) : Horizontal tegak lurus dengan kaset.
d) Pusat sinar (CP) : Mid Sagital Plane (MSP) tubuh setinggi 2,5 cm diatas
pertengahan kedua crista iliaca.
e) Jarak fokus film : 100 cm
f) Faktor eksposi : 74 kV, 32 mAs
Foto pendahuluan proyeksi Anteroposterior
dengan posisi Left Lateral Decubitus
31. Berdasarkan observasi, setelah dilakukan foto pendahuluan proyeksi
Anteroposterior dengan posisi supine dan left lateral decubitus, Teknik
pemasukkan media kontras dimulai dengan membersihkan daerah
sekitar anus dengan menggunakan kassa steril, setelah itu kateter
diberikan jelly. Media kontras iodium 50 ml dicampur terlebih dahulu
dengan aqua DM 150 ml dengan perbandingan 1:3 ke dalam mangkok.
Bahan kontras yang sudah diencerkan kemudian dimasukkan ke dalam
spuit 50 cc. Kateter yang telah diberikan jelly dimasukkan kedalam anus
dan dihubungkan dengan spuit yang berisi media kontras. Pemasukkan
media kontras dilakukan oleh dokter spesialis radiologi.
Teknik Pemasukan Media Kontras
32. a) Posisi pasien : Posisi pasien tidur miring ke kiri di atas meja pemeriksaan. Kedua
lengan untuk mengganjal kepala. Kedua kaki ditekuk.
b) Posisi objek : Pasien diatur sehingga Mid Coronal Plane (MCP) terletak
ditengah meja pemeriksaan, dan daerah simpisis pubis tidak
terpotong.
c) Arah Sinar (CR) : Vertikal tegak lurus dengan kaset.
d) Pusat sinar (CP) : Setinggi Lumbal 4
e) Jarak fokus film : 100 cm
f) Faktor eksposi : 74 kV, 32 mAs
Foto Proyeksi Lateral Kiri
34. a) Posisi pasien : Posisi pasien tidur miring ke kiri di atas meja pemeriksaan. Kedua lengan
untuk mengganjal kepala. Kedua kaki ditekuk.
b) Posisi objek : Pasien diatur sehingga Mid Coronal Plane (MCP) terletak ditengah meja
pemeriksaan, dan daerah simpisis pubis tidak terpotong.
c) Arah Sinar (CR) : Vertikal tegak lurus dengan kaset.
d) Pusat sinar (CP) : Setinggi Lumbal 4
e) Jarak fokus film :100 cm
f) Faktor eksposi : 74 kV, 32 mAs
Foto Proyeksi Lateral Kanan
36. a) Posisi pasien : Supine di atas meja pemeriksaan .Kedua lengan lurus di samping tubuh,
kedua kaki lurus
b) Posisi objek : Mid Sagital Plane (MSP) terletak di tengah meja pemeriksaan,
dan daerah simpisis pubis tidak terpotong.
c) Arah Sinar (CR) : Vertikal tegak lurus dengan kaset.
d) Pusat sinar (CP) : Mid Sagital Plane (MSP)tubuh setinggi 2,5cm diatas pertengahan
kedua crista iliaca.
e) Jarak fokus film : 100 cm
f) Faktor eksposi : 74 kV, 32 mAs
Foto Proyeksi Anteroposterior
38. Hasil Bacaan
• Foto Polos Abdomen
Tampak banyak fecal material, pneumoperitoneum (-), peritonitis(-), pneumatosis
intestinalis (-), Spina bifida (-)
• Colon In Loop single contrast
Water soluble contrast dimasukkansecara retrograde menggunakankatetermelalui anus,
alirankontrasmengisi rectum, sigmoid, colon descendens dan sebagian colon
transversum. Aksis rectosigmoid mengarahkedekstra, Tampak penyempitan pada bagian
rectum denganpelebaran abrupt pada colon sigmoid. Rasiorectogimoid (<1). Jarak distal
colon dengananal dimple kuranglebih 2,7 cm.
• Kesan
Short segmenhirschsprung disease (rectosigmoid). Jarak distal colon dengan anal dimple
kuranglebih 2,7 cm.
40. KESIMPULAN
Prosedur pemeriksaan Colon In Loop pediatrik dengan klinis hirschsprung
disease di Instalasi Radiologi RSD Gunung Jati Kota Cirebon, 24 jam sebelum
pemeriksaan pasien tidak boleh melakukan urus-urus, makan-makanan lunak
dan pagi hari sebelum pemeriksaan pasien mulai puasa makan, menggunakan
media kontras iodium yang diencerkan dengan aqua DM dengan perbandingan
1:3 dengan volume 200 ml yaitu 50 ml water soluble dan 150 ml aqua DM,
media kontras dimasukkan dengan spuit 50 cc melalui kateter dimasukkan per
anal, pada pasien An. MH media kontras iodium yang masuk sebanyak 100 ml,
50 ml pada proyeksi lateral kanan dan kiri, setelah itu pemasukan media kontras
sebanyak 50 ml pada proyeksi Anteroposterior. Proyeksi yang digunakan adalah
foto pendahuluan proyeksi Anteroposterior dengan posisi supine dan left lateral
decubitus, pemasukan media kontras dengan proyeksi lateral kanan dan kiri
serta Anteroposterior post media kontras.
41. SARAN
Sebaiknya dibuat standar operasional prosedur (SOP) terkait
dengan penggunaan foto pendahuluan proyeksi Anteroposterior
dengan posisi left lateral decubitus, karena untuk memperjelas
apabila ada kemungkinan terjadi pneumoperitoneum yang
dapat menyebabkan kontra indikasi pemeriksaan, agar dapat
dijadikan pedoman dalam pemeriksaan pemeriksaan Colon In
Loop pediatrik dengan klinis hirschsprung disease.