SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
Rahim Menekuk Ke Belakang (Retrofleksi)
Rahim retrofleksi adalah letak rahim yang cenderung menekuk ke belakang, ke arah
saluran pelepasan. Diperkirakan ada sekitar 30% wanita memiliki rahim retrofleksi.
Mayoritas wanita memiliki rahim yang letaknya cenderung ke depan dan condong ke
arah perut, yang dinamakan posisi rahim antefleksi.
Penyebabnya:
Bawaan sejak lahir, mayoritas kasus rahim retrofleksi merupakan kondisi yang
sudah dibawa sejak lahir. Beberapa ahli menyatakan bahwa hal ini kemungkinan
ada hubungannya dengan faktor genetik atau keturunan.
Pemijatan, apabila tidak dilakukan secara berhati-hati, pemijatan di sekitar
daerah perut dapat berisiko mengubah posisi rahim.
Kehamilan. Semasa hamil, otot-otot di sekitar rahim mengendur mengikuti
ukuran rahim yang kian membesar. Mengendurnya rahim ini mampu membuat
posisi rahim berubah.
Gangguan kesehatan. Penyakit radang panggul dan endometriosis bisa
menyebabkan posisi rahim retrofkelsi. Penyebabnya, bekas luka atau parut yang
terjadi akibat penyakit ini mengakibatkan perlekatan dan menarik rahim ke arah
belakang sehingga mengubah posisinya.
Gejalanya. Umumnya tidak timbul gejala apa pun. Kalaupun ada, gejala yang muncul
biasanya berhubungan dengan gangguan kesehatan yang dialami oleh yang
bersangkutan. Gejala tersebut antara lain adalah:
Rasa sakit pada saat berhubungan seks (dyspareunia).
Sakit selama periode menstruasi (dysmenorrhea),
Nyeri pinggang bagian bawah dan sering terkena infeksi saluran kecing, sulit
menahan keinginan untuk berkemih.
Rasa sakit pada saat memakai pembalut jenis tampon.
Keluhan kesuburan.
Mendeteksinya. Karena posisinya jauh di dalam tubuh, kelainan pada rahim tidak
dapat langsung diketahui tanpa dilakukan pemeriksaan secara menyeluruh. Deteksi dini
dapat dilakukan dengan pemeriksaan fisik ginekolog, seperti inspekulo atau perabaan.
Pemeriksaan penunjang lainnya adalah dengan teknik USG, baik secara abdominal
maupun transvaginal, serta pemeriksaan histerosalpingo, memasukkan cairan khusus ke
dalam uterus dan saluran-salurannya. Cairan ini memunculkan warna yang akan tampak
pada hasil rontgen.
Berpengaruh pada kesuburan? Secara medis, sebenarnya belum ada bukti bahwa
kondisi rahim retrofleksi mampu mempengaruhi kesuburan seseorang. Namun, kondisi
rahim yang mengarah ke belakang ini kemungkinan bisa menghambat proses
pembuahan. Karena, pada rahim yang letaknya menekuk ke belakang, posisi mulut
rahim tidak pada menghadap arah kedatangan sperma. Akibatnya, sperma mesti
“berjuang” lebih keras untuk memasuki rahim. Meski demikian, bukan berarti
pembuahan tidak mungkin terjadi. Apabila kualitas sperma baik dan mampu bergerak
lincah pada akhirnya sel telur akan sukses dibuahi.
sumber : ayahbunda.com
Teknik Pemeriksaan HSG
Pengertian Pemeriksaan HSG
Histerosalpingografi (HSG) merupakan suatu untuk pemeriksaan dasar untuk mengetahui
anatomi dan fisiologi alat genital wanita, melihat bayangan rongga rahim dan bentuk tuba fallopi.
Biasanya dilakukan untuk mengetahui penyebab terjadinya infertilitas .
Anatomi dan Fisiologi
Uterus :
Terdapat dalam rongga panggul, bentuknya seperti buah peer, panjang 6,5 cm – 6 cm dan
tebal 2,5 cm – 4 cm. Uterus terletak di belakang kandung kencing dan di depan rectum. Uterus
terdiri dari fundus uteri yang merupakan bagian terbesar, dan ismus uteri yang menghubungkan
korpus dan serviks. Kanalis servikalis berbentuk spindle, panjangnya 2 cm – 3 cm. Biasanya pada
nullipara ostium uteri eksterna terbuka hanya 0,5 cm. Beberapa posisi uterus ,antara lain: Antefleksi,
rofleksi, teversi, dan retroversi .
Rahim retrofleksi merupakan salah satu bentuk anatomi yang normal, dimana rahim
melengkung ke belakang ke arah punggung, sementara rahim biasanya (antefleksi) tegak ke atas
atau melengkung ke depan. Kondisi ini terdapat pada 20% wanita.
Saluran telur (tuba uterina):
Merupakan saluran membranosa yang mempunyai panjang kira-kira 10 – 12 cm. Terdiri dari
4 bagian yaitu:
a. Pars interstisialis, yaitu bagian yang menempel pada dinding uterus .
b. Pars ismika, merupakan bagian medial yang menyempit seluruhnya .
c. Pars ampularis, bagian yang berbentuk saluran agak lebar .
d. Infundibulum, bagian ujung tuba yang terbuka kearah abdomen dan mempunyai fimbria.
Ovarium:
Terletak dalam fosa ovarika, terdapat dua buah di kanan dan kiri dengan mesovarium
menggantung di bagian belakang ligamentum latum. Ukuran normal ovarium, panjang 2,5 – 5 cm,
lebar 1,5 – 3 cm dan tebal 0,6 – 1,5 cm.
Baca Selengkapnya ( Klik READ MORE )
Patologi
1. Infertilitas : Gambaran tuba fallopi dan salurannya sampai ke cavum peritoneum.
2. Abortus berulang : Gambaran mengenai kelainan bawaan pada kavum uteri.
3. Hydrosalphinx : Tuba yang melebar, berisi cairan dan non paten
4. Neoplasma : Terdapat tumor dan metastase pada dinding uterus
5. Salfingitis : Peradangan pada daerah mulut rahim
Teknik Pemeriksaan HSG
Waktu Pemeriksaan :
Waktu yang optimum untuk melakukan HSG ialah pada hari ke 9 -10 sesudah haid muIai.
Pada saat itu biasanya haid sudah berhenti dan selaput lendir uterus sifatnya tenang. Bilamana
masih ada pendarahan, dengan sendirinya HSG tak boleh dilakukan karena ada kemungkinan
masuknya kontras ke dalam pembuluh darah balik.
TEKNIK PEMASUKAN BAHAN KONTRAS MEDIA :
1. Membuat foto pendahuluan atau foto polos dari pelvis dan instruksikan pasien untuk mixie .
2. Pasien tiduran dengan posisi kaki mengangkang atau litotomi (ginekologi).
3. Bagian eksterna / vaginanya dibersihkan dengan betadine lalu di pasangkan speculum yaitu alat untuk
melebarkan vagina, yang bentuknya seperti cocor bebek .
4. Setelah dipasang speculum, lanjutkan untuk mencari lubang dari uterus yang disebut ostium cervical
externum / portio .
5. Kemudian masukkan sonde untuk mengukur seberapa besar ruangan uteri .
6. Masukkan alat “Salphinogram” yang dihubungkan dengan spuit berisi bahan kontras .
7. Kemudian masukkan bahan kontras dan akan mengisi cavum uteri dan tuba uterina .
PROYEKSI PEMERIKSAAN HSG SET
1. AP Plain (Uterine cavity)
Posisi Pasien : Supine
Posisi Objek :
MSP pada pertengahan kaset
Tangan berada di samping tubuh
Tidak ada rotasi pada pelvis
Central Ray : Vertikal/tegak lurus terhadapa kaset
Central Point : 5 cm proximal simpisis pubis
FFD : 100 cm
Eksposi : Pada saat pasien tahan nafas
2. AP Post Kontras : 5 cc
3. AP Oblique (RPO dan LPO) Post Kontras : 3-5 cc
RPO
LPO
4. AP Post Miksi/Post Void
PV (Post Void)
Struktur gambaran yang tampak :
Daerah 5 cm di atas simphisis pubis harus berada pada pertengahan kaset
Semua media kontras harus termasuk juga beberapa daerah “spill”
Gambar radiograf harus menunjukkan sedikit skala kontras
KRITERIA RADIOGRAFI PEMERIKSAAN HSG SET :
1. Bentuk dari uterus yang normal berbentuk segitiga, bagian dasarnya pada fundus dan apex
pada sisi inferior, berhubungan dengan canalis cervikalis.
2. Tidak ada gambaran kelainan seperti tumor, polip, atau bentuk abnormal dari uterus.
3. Tuba fallopi terletak di kanan kiri uterus. Terbagi atas empat daerah yaitu: interstitial,
isthmus, ampulla dan infundibulum. Daerah yang terlihat jelas dengan kontras adalah
isthmus yang panjang dan lurus serta ampulla yang seperti huruf “s” dan tampak melebar.
Tuba fallopi tidak tersumbat, sehingga media kontras dapat mengisi tuba hingga tumpah ke
rongga peritoneal (tampak spil) .
4. Terdapat gambaran spekulum maupun partubator di rongga uterus pada metode
pemasukan media kontras dengan metal canula .
Reaksi:
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
MAteri Materi
Beranda
Posisi uterus

More Related Content

What's hot

Teknik Radiografi 3 Pediatric
Teknik Radiografi 3 PediatricTeknik Radiografi 3 Pediatric
Teknik Radiografi 3 PediatricNona Zesifa
 
Deteksi dini dan penanganan komplikasi persalinan
Deteksi dini dan penanganan komplikasi persalinanDeteksi dini dan penanganan komplikasi persalinan
Deteksi dini dan penanganan komplikasi persalinanGita Kostania
 
ppt kritisi dan evaluasi radiograf IVP dan cystografi
ppt kritisi dan evaluasi radiograf IVP dan cystografippt kritisi dan evaluasi radiograf IVP dan cystografi
ppt kritisi dan evaluasi radiograf IVP dan cystografiNona Zesifa
 
Pemeriksaan fisik bayi baru lahir
Pemeriksaan fisik bayi baru lahirPemeriksaan fisik bayi baru lahir
Pemeriksaan fisik bayi baru lahirChaicha Ceria
 
Radiofotografi ii ( ATRO NUSANTARA JAKARTA)
Radiofotografi  ii ( ATRO NUSANTARA JAKARTA)Radiofotografi  ii ( ATRO NUSANTARA JAKARTA)
Radiofotografi ii ( ATRO NUSANTARA JAKARTA)Novita Anggia
 
Kegawatdaruratan Masa Nifas
Kegawatdaruratan Masa NifasKegawatdaruratan Masa Nifas
Kegawatdaruratan Masa Nifaspjj_kemenkes
 
Macam macam penyakit pada masa nifas
Macam macam penyakit pada masa nifasMacam macam penyakit pada masa nifas
Macam macam penyakit pada masa nifasTycha Wulandari
 
Teknik Pemeriksaan Radiografi Faring laring trakhea
Teknik Pemeriksaan Radiografi Faring laring trakheaTeknik Pemeriksaan Radiografi Faring laring trakhea
Teknik Pemeriksaan Radiografi Faring laring trakheaNona Zesifa
 
46639133 pengkajian-fisik-pada-anak-head-to-toe
46639133 pengkajian-fisik-pada-anak-head-to-toe46639133 pengkajian-fisik-pada-anak-head-to-toe
46639133 pengkajian-fisik-pada-anak-head-to-toeRidwan Aswar Hipothalamus
 
Upaya promkes dalam pelayanan kebidanan promotif, preventif
Upaya promkes dalam pelayanan kebidanan promotif, preventifUpaya promkes dalam pelayanan kebidanan promotif, preventif
Upaya promkes dalam pelayanan kebidanan promotif, preventifdhewychabi
 
Teknik Radiografi 3 Pemeriksaan Lopografi
Teknik Radiografi 3 Pemeriksaan LopografiTeknik Radiografi 3 Pemeriksaan Lopografi
Teknik Radiografi 3 Pemeriksaan LopografiNona Zesifa
 
Fisiologi persalinan dan nifas normal
Fisiologi persalinan dan nifas normalFisiologi persalinan dan nifas normal
Fisiologi persalinan dan nifas normalDokter Tekno
 
Faktor faktor yang mempengaruhi persalinan
Faktor faktor yang mempengaruhi persalinanFaktor faktor yang mempengaruhi persalinan
Faktor faktor yang mempengaruhi persalinancahyatoshi
 
ppt kritisi dan evaluasi radiograf Oesofagus Maag Duodenum
ppt kritisi dan evaluasi radiograf Oesofagus Maag Duodenumppt kritisi dan evaluasi radiograf Oesofagus Maag Duodenum
ppt kritisi dan evaluasi radiograf Oesofagus Maag DuodenumNona Zesifa
 
Bahan ajar 2 biokimia hormon dalam kehamilan
Bahan ajar 2 biokimia hormon dalam kehamilanBahan ajar 2 biokimia hormon dalam kehamilan
Bahan ajar 2 biokimia hormon dalam kehamilandesiaulia7
 

What's hot (20)

Teknik Radiografi 3 Pediatric
Teknik Radiografi 3 PediatricTeknik Radiografi 3 Pediatric
Teknik Radiografi 3 Pediatric
 
Deteksi dini dan penanganan komplikasi persalinan
Deteksi dini dan penanganan komplikasi persalinanDeteksi dini dan penanganan komplikasi persalinan
Deteksi dini dan penanganan komplikasi persalinan
 
ppt kritisi dan evaluasi radiograf IVP dan cystografi
ppt kritisi dan evaluasi radiograf IVP dan cystografippt kritisi dan evaluasi radiograf IVP dan cystografi
ppt kritisi dan evaluasi radiograf IVP dan cystografi
 
Pemeriksaan fisik bayi baru lahir
Pemeriksaan fisik bayi baru lahirPemeriksaan fisik bayi baru lahir
Pemeriksaan fisik bayi baru lahir
 
Radiofotografi ii ( ATRO NUSANTARA JAKARTA)
Radiofotografi  ii ( ATRO NUSANTARA JAKARTA)Radiofotografi  ii ( ATRO NUSANTARA JAKARTA)
Radiofotografi ii ( ATRO NUSANTARA JAKARTA)
 
Kegawatdaruratan Masa Nifas
Kegawatdaruratan Masa NifasKegawatdaruratan Masa Nifas
Kegawatdaruratan Masa Nifas
 
Macam macam penyakit pada masa nifas
Macam macam penyakit pada masa nifasMacam macam penyakit pada masa nifas
Macam macam penyakit pada masa nifas
 
Partus lama
Partus lamaPartus lama
Partus lama
 
Teknik Pemeriksaan Radiografi Faring laring trakhea
Teknik Pemeriksaan Radiografi Faring laring trakheaTeknik Pemeriksaan Radiografi Faring laring trakhea
Teknik Pemeriksaan Radiografi Faring laring trakhea
 
Makalah asfiksia
Makalah asfiksiaMakalah asfiksia
Makalah asfiksia
 
46639133 pengkajian-fisik-pada-anak-head-to-toe
46639133 pengkajian-fisik-pada-anak-head-to-toe46639133 pengkajian-fisik-pada-anak-head-to-toe
46639133 pengkajian-fisik-pada-anak-head-to-toe
 
Upaya promkes dalam pelayanan kebidanan promotif, preventif
Upaya promkes dalam pelayanan kebidanan promotif, preventifUpaya promkes dalam pelayanan kebidanan promotif, preventif
Upaya promkes dalam pelayanan kebidanan promotif, preventif
 
Teknik Radiografi 3 Pemeriksaan Lopografi
Teknik Radiografi 3 Pemeriksaan LopografiTeknik Radiografi 3 Pemeriksaan Lopografi
Teknik Radiografi 3 Pemeriksaan Lopografi
 
THORAX.pptx
THORAX.pptxTHORAX.pptx
THORAX.pptx
 
Fisiologi persalinan dan nifas normal
Fisiologi persalinan dan nifas normalFisiologi persalinan dan nifas normal
Fisiologi persalinan dan nifas normal
 
Rupture uteri
Rupture uteriRupture uteri
Rupture uteri
 
Atresia ani
Atresia aniAtresia ani
Atresia ani
 
Faktor faktor yang mempengaruhi persalinan
Faktor faktor yang mempengaruhi persalinanFaktor faktor yang mempengaruhi persalinan
Faktor faktor yang mempengaruhi persalinan
 
ppt kritisi dan evaluasi radiograf Oesofagus Maag Duodenum
ppt kritisi dan evaluasi radiograf Oesofagus Maag Duodenumppt kritisi dan evaluasi radiograf Oesofagus Maag Duodenum
ppt kritisi dan evaluasi radiograf Oesofagus Maag Duodenum
 
Bahan ajar 2 biokimia hormon dalam kehamilan
Bahan ajar 2 biokimia hormon dalam kehamilanBahan ajar 2 biokimia hormon dalam kehamilan
Bahan ajar 2 biokimia hormon dalam kehamilan
 

Similar to Posisi uterus

DISPROPORSI KEPALA PANGGUL
DISPROPORSI KEPALA PANGGULDISPROPORSI KEPALA PANGGUL
DISPROPORSI KEPALA PANGGULTha Niya
 
refrat persalinan normal ( 2-08-2013 RSUD SERANG )
 refrat  persalinan normal ( 2-08-2013 RSUD SERANG ) refrat  persalinan normal ( 2-08-2013 RSUD SERANG )
refrat persalinan normal ( 2-08-2013 RSUD SERANG )Dea Noviana
 
Proses menstruasi dan konsepsi AKPER PEMKAB MUNA
Proses menstruasi dan konsepsi AKPER PEMKAB MUNA Proses menstruasi dan konsepsi AKPER PEMKAB MUNA
Proses menstruasi dan konsepsi AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Proses menstruasi dan konsepsi AKPER PEMKAB MUNA
Proses menstruasi dan konsepsi AKPER PEMKAB MUNA Proses menstruasi dan konsepsi AKPER PEMKAB MUNA
Proses menstruasi dan konsepsi AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Proses menstruasi dan konsepsi AKPER PEMKAB MUNA
Proses menstruasi dan konsepsi AKPER PEMKAB MUNA Proses menstruasi dan konsepsi AKPER PEMKAB MUNA
Proses menstruasi dan konsepsi AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
DISTOSIA PERSALINAN.pptx
DISTOSIA PERSALINAN.pptxDISTOSIA PERSALINAN.pptx
DISTOSIA PERSALINAN.pptxssusere9b521
 
Anatomi dan fisiologi alat reproduksi
Anatomi dan fisiologi alat reproduksiAnatomi dan fisiologi alat reproduksi
Anatomi dan fisiologi alat reproduksiHetty Astri
 
KB 1 Anatomi dan Fisiologi Alat Reproduksi
KB 1 Anatomi dan Fisiologi Alat ReproduksiKB 1 Anatomi dan Fisiologi Alat Reproduksi
KB 1 Anatomi dan Fisiologi Alat ReproduksiUwes Chaeruman
 
Anatomi dan fisiologi alat reproduksi
Anatomi dan fisiologi alat reproduksiAnatomi dan fisiologi alat reproduksi
Anatomi dan fisiologi alat reproduksipjj_kemenkes
 
Sistem reproduksi pada manusia
Sistem reproduksi pada manusiaSistem reproduksi pada manusia
Sistem reproduksi pada manusiaDeybi Wasida
 
Persalinan normal (TAP).ppt Persalinan normal (TAP).ppt
Persalinan normal (TAP).ppt Persalinan normal (TAP).pptPersalinan normal (TAP).ppt Persalinan normal (TAP).ppt
Persalinan normal (TAP).ppt Persalinan normal (TAP).pptGandySudirgouw
 

Similar to Posisi uterus (20)

DISPROPORSI KEPALA PANGGUL
DISPROPORSI KEPALA PANGGULDISPROPORSI KEPALA PANGGUL
DISPROPORSI KEPALA PANGGUL
 
refrat persalinan normal ( 2-08-2013 RSUD SERANG )
 refrat  persalinan normal ( 2-08-2013 RSUD SERANG ) refrat  persalinan normal ( 2-08-2013 RSUD SERANG )
refrat persalinan normal ( 2-08-2013 RSUD SERANG )
 
HSG 1.pdf
HSG 1.pdfHSG 1.pdf
HSG 1.pdf
 
Proses menstruasi dan konsepsi AKPER PEMKAB MUNA
Proses menstruasi dan konsepsi AKPER PEMKAB MUNA Proses menstruasi dan konsepsi AKPER PEMKAB MUNA
Proses menstruasi dan konsepsi AKPER PEMKAB MUNA
 
Proses menstruasi dan konsepsi AKPER PEMKAB MUNA
Proses menstruasi dan konsepsi AKPER PEMKAB MUNA Proses menstruasi dan konsepsi AKPER PEMKAB MUNA
Proses menstruasi dan konsepsi AKPER PEMKAB MUNA
 
Proses menstruasi dan konsepsi AKPER PEMKAB MUNA
Proses menstruasi dan konsepsi AKPER PEMKAB MUNA Proses menstruasi dan konsepsi AKPER PEMKAB MUNA
Proses menstruasi dan konsepsi AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep s eksiosesarea
Askep s eksiosesareaAskep s eksiosesarea
Askep s eksiosesarea
 
Oce
OceOce
Oce
 
ANATOMI JALAN LAHIR.pdf
ANATOMI JALAN LAHIR.pdfANATOMI JALAN LAHIR.pdf
ANATOMI JALAN LAHIR.pdf
 
DISTOSIA PERSALINAN.pptx
DISTOSIA PERSALINAN.pptxDISTOSIA PERSALINAN.pptx
DISTOSIA PERSALINAN.pptx
 
Istilah dlam kehamilan
Istilah dlam kehamilanIstilah dlam kehamilan
Istilah dlam kehamilan
 
Anatomi dan fisiologi alat reproduksi
Anatomi dan fisiologi alat reproduksiAnatomi dan fisiologi alat reproduksi
Anatomi dan fisiologi alat reproduksi
 
KB 1 Anatomi dan Fisiologi Alat Reproduksi
KB 1 Anatomi dan Fisiologi Alat ReproduksiKB 1 Anatomi dan Fisiologi Alat Reproduksi
KB 1 Anatomi dan Fisiologi Alat Reproduksi
 
Anatomi dan fisiologi alat reproduksi
Anatomi dan fisiologi alat reproduksiAnatomi dan fisiologi alat reproduksi
Anatomi dan fisiologi alat reproduksi
 
Sistem reproduksi pada manusia
Sistem reproduksi pada manusiaSistem reproduksi pada manusia
Sistem reproduksi pada manusia
 
ANATOMI JALAN LAHIR.pptx
ANATOMI JALAN LAHIR.pptxANATOMI JALAN LAHIR.pptx
ANATOMI JALAN LAHIR.pptx
 
Plasenta previa AKPER PEMKAB MUNA
Plasenta previa AKPER PEMKAB MUNAPlasenta previa AKPER PEMKAB MUNA
Plasenta previa AKPER PEMKAB MUNA
 
Persalinan normal (TAP).ppt Persalinan normal (TAP).ppt
Persalinan normal (TAP).ppt Persalinan normal (TAP).pptPersalinan normal (TAP).ppt Persalinan normal (TAP).ppt
Persalinan normal (TAP).ppt Persalinan normal (TAP).ppt
 
Seminar sc i AKPER PEMDA MUNA
Seminar sc i AKPER PEMDA MUNA Seminar sc i AKPER PEMDA MUNA
Seminar sc i AKPER PEMDA MUNA
 
Plasenta previa AKPER PEMKAB MUNA
Plasenta previa AKPER PEMKAB MUNA Plasenta previa AKPER PEMKAB MUNA
Plasenta previa AKPER PEMKAB MUNA
 

Posisi uterus

  • 1. Rahim Menekuk Ke Belakang (Retrofleksi) Rahim retrofleksi adalah letak rahim yang cenderung menekuk ke belakang, ke arah saluran pelepasan. Diperkirakan ada sekitar 30% wanita memiliki rahim retrofleksi. Mayoritas wanita memiliki rahim yang letaknya cenderung ke depan dan condong ke arah perut, yang dinamakan posisi rahim antefleksi. Penyebabnya: Bawaan sejak lahir, mayoritas kasus rahim retrofleksi merupakan kondisi yang sudah dibawa sejak lahir. Beberapa ahli menyatakan bahwa hal ini kemungkinan ada hubungannya dengan faktor genetik atau keturunan. Pemijatan, apabila tidak dilakukan secara berhati-hati, pemijatan di sekitar daerah perut dapat berisiko mengubah posisi rahim. Kehamilan. Semasa hamil, otot-otot di sekitar rahim mengendur mengikuti ukuran rahim yang kian membesar. Mengendurnya rahim ini mampu membuat posisi rahim berubah. Gangguan kesehatan. Penyakit radang panggul dan endometriosis bisa menyebabkan posisi rahim retrofkelsi. Penyebabnya, bekas luka atau parut yang terjadi akibat penyakit ini mengakibatkan perlekatan dan menarik rahim ke arah belakang sehingga mengubah posisinya. Gejalanya. Umumnya tidak timbul gejala apa pun. Kalaupun ada, gejala yang muncul biasanya berhubungan dengan gangguan kesehatan yang dialami oleh yang bersangkutan. Gejala tersebut antara lain adalah: Rasa sakit pada saat berhubungan seks (dyspareunia). Sakit selama periode menstruasi (dysmenorrhea), Nyeri pinggang bagian bawah dan sering terkena infeksi saluran kecing, sulit menahan keinginan untuk berkemih. Rasa sakit pada saat memakai pembalut jenis tampon. Keluhan kesuburan. Mendeteksinya. Karena posisinya jauh di dalam tubuh, kelainan pada rahim tidak dapat langsung diketahui tanpa dilakukan pemeriksaan secara menyeluruh. Deteksi dini dapat dilakukan dengan pemeriksaan fisik ginekolog, seperti inspekulo atau perabaan. Pemeriksaan penunjang lainnya adalah dengan teknik USG, baik secara abdominal maupun transvaginal, serta pemeriksaan histerosalpingo, memasukkan cairan khusus ke dalam uterus dan saluran-salurannya. Cairan ini memunculkan warna yang akan tampak pada hasil rontgen. Berpengaruh pada kesuburan? Secara medis, sebenarnya belum ada bukti bahwa kondisi rahim retrofleksi mampu mempengaruhi kesuburan seseorang. Namun, kondisi rahim yang mengarah ke belakang ini kemungkinan bisa menghambat proses pembuahan. Karena, pada rahim yang letaknya menekuk ke belakang, posisi mulut rahim tidak pada menghadap arah kedatangan sperma. Akibatnya, sperma mesti “berjuang” lebih keras untuk memasuki rahim. Meski demikian, bukan berarti pembuahan tidak mungkin terjadi. Apabila kualitas sperma baik dan mampu bergerak lincah pada akhirnya sel telur akan sukses dibuahi. sumber : ayahbunda.com
  • 2.
  • 3. Teknik Pemeriksaan HSG Pengertian Pemeriksaan HSG Histerosalpingografi (HSG) merupakan suatu untuk pemeriksaan dasar untuk mengetahui anatomi dan fisiologi alat genital wanita, melihat bayangan rongga rahim dan bentuk tuba fallopi. Biasanya dilakukan untuk mengetahui penyebab terjadinya infertilitas . Anatomi dan Fisiologi Uterus : Terdapat dalam rongga panggul, bentuknya seperti buah peer, panjang 6,5 cm – 6 cm dan tebal 2,5 cm – 4 cm. Uterus terletak di belakang kandung kencing dan di depan rectum. Uterus terdiri dari fundus uteri yang merupakan bagian terbesar, dan ismus uteri yang menghubungkan korpus dan serviks. Kanalis servikalis berbentuk spindle, panjangnya 2 cm – 3 cm. Biasanya pada nullipara ostium uteri eksterna terbuka hanya 0,5 cm. Beberapa posisi uterus ,antara lain: Antefleksi, rofleksi, teversi, dan retroversi . Rahim retrofleksi merupakan salah satu bentuk anatomi yang normal, dimana rahim melengkung ke belakang ke arah punggung, sementara rahim biasanya (antefleksi) tegak ke atas atau melengkung ke depan. Kondisi ini terdapat pada 20% wanita. Saluran telur (tuba uterina):
  • 4. Merupakan saluran membranosa yang mempunyai panjang kira-kira 10 – 12 cm. Terdiri dari 4 bagian yaitu: a. Pars interstisialis, yaitu bagian yang menempel pada dinding uterus . b. Pars ismika, merupakan bagian medial yang menyempit seluruhnya . c. Pars ampularis, bagian yang berbentuk saluran agak lebar . d. Infundibulum, bagian ujung tuba yang terbuka kearah abdomen dan mempunyai fimbria. Ovarium: Terletak dalam fosa ovarika, terdapat dua buah di kanan dan kiri dengan mesovarium menggantung di bagian belakang ligamentum latum. Ukuran normal ovarium, panjang 2,5 – 5 cm, lebar 1,5 – 3 cm dan tebal 0,6 – 1,5 cm. Baca Selengkapnya ( Klik READ MORE ) Patologi 1. Infertilitas : Gambaran tuba fallopi dan salurannya sampai ke cavum peritoneum. 2. Abortus berulang : Gambaran mengenai kelainan bawaan pada kavum uteri. 3. Hydrosalphinx : Tuba yang melebar, berisi cairan dan non paten 4. Neoplasma : Terdapat tumor dan metastase pada dinding uterus 5. Salfingitis : Peradangan pada daerah mulut rahim Teknik Pemeriksaan HSG Waktu Pemeriksaan : Waktu yang optimum untuk melakukan HSG ialah pada hari ke 9 -10 sesudah haid muIai. Pada saat itu biasanya haid sudah berhenti dan selaput lendir uterus sifatnya tenang. Bilamana masih ada pendarahan, dengan sendirinya HSG tak boleh dilakukan karena ada kemungkinan masuknya kontras ke dalam pembuluh darah balik.
  • 5. TEKNIK PEMASUKAN BAHAN KONTRAS MEDIA : 1. Membuat foto pendahuluan atau foto polos dari pelvis dan instruksikan pasien untuk mixie . 2. Pasien tiduran dengan posisi kaki mengangkang atau litotomi (ginekologi). 3. Bagian eksterna / vaginanya dibersihkan dengan betadine lalu di pasangkan speculum yaitu alat untuk melebarkan vagina, yang bentuknya seperti cocor bebek . 4. Setelah dipasang speculum, lanjutkan untuk mencari lubang dari uterus yang disebut ostium cervical externum / portio . 5. Kemudian masukkan sonde untuk mengukur seberapa besar ruangan uteri . 6. Masukkan alat “Salphinogram” yang dihubungkan dengan spuit berisi bahan kontras . 7. Kemudian masukkan bahan kontras dan akan mengisi cavum uteri dan tuba uterina . PROYEKSI PEMERIKSAAN HSG SET 1. AP Plain (Uterine cavity) Posisi Pasien : Supine Posisi Objek : MSP pada pertengahan kaset
  • 6. Tangan berada di samping tubuh Tidak ada rotasi pada pelvis Central Ray : Vertikal/tegak lurus terhadapa kaset Central Point : 5 cm proximal simpisis pubis FFD : 100 cm Eksposi : Pada saat pasien tahan nafas 2. AP Post Kontras : 5 cc 3. AP Oblique (RPO dan LPO) Post Kontras : 3-5 cc RPO
  • 7. LPO 4. AP Post Miksi/Post Void PV (Post Void)
  • 8. Struktur gambaran yang tampak : Daerah 5 cm di atas simphisis pubis harus berada pada pertengahan kaset Semua media kontras harus termasuk juga beberapa daerah “spill” Gambar radiograf harus menunjukkan sedikit skala kontras KRITERIA RADIOGRAFI PEMERIKSAAN HSG SET : 1. Bentuk dari uterus yang normal berbentuk segitiga, bagian dasarnya pada fundus dan apex pada sisi inferior, berhubungan dengan canalis cervikalis. 2. Tidak ada gambaran kelainan seperti tumor, polip, atau bentuk abnormal dari uterus. 3. Tuba fallopi terletak di kanan kiri uterus. Terbagi atas empat daerah yaitu: interstitial, isthmus, ampulla dan infundibulum. Daerah yang terlihat jelas dengan kontras adalah isthmus yang panjang dan lurus serta ampulla yang seperti huruf “s” dan tampak melebar. Tuba fallopi tidak tersumbat, sehingga media kontras dapat mengisi tuba hingga tumpah ke rongga peritoneal (tampak spil) . 4. Terdapat gambaran spekulum maupun partubator di rongga uterus pada metode pemasukan media kontras dengan metal canula . Reaksi: Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda MAteri Materi Beranda