1. LAPORAN KASUS
KHARIMA SARI DELIA
J510155086
KEPANITERAAN KLINIK RSUD KARANGANYAR
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
2. IDENTITAS
• Nama : Bpk. Y
• Umur : 32 th
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Pekerjaan : Pedagang
• Alamat : Jatiyoso
• Agama : Islam
• No RM : 003452xx
• MRS : 2 November 2015
4. Riwayat Penyakit Sekarang
6 bulan SMRS mengeluh batuk bersifat
kering tidak produktif, muncul terus menerus,
demam (-) maupun keringat di malam hari.
Keluhan dirasakan selama 4 bulan, tanpa
memeriksakan diri ke dokter, hanya membeli
obat warung.
2 bulan SMRS batuknya sudah
hilang namun berganti dengan nyeri kepala
seperti dipukul di seluruh kepala memukul
kepalanya dengan tangan atau membeneturkan
kepala ke tembok. Nyeri kepala timbul tidak
tentu, dan tidak menghilang saat istirahat.
5. 1 bulan SMRS dibawa ke RS Wonogirii,
sama sekali tidak merespon pembicaraan.
Pasien dirawat selama kurang lebih 3 minggu,
pulang dengan keadaan sulit diajak bicara dan
hanya dapat berbaring. Pasien mulai sering
demam yang waktunya tidak tentu dan kadang
turun sendiri dengan dikompres. Pasien juga
mengompol terus selepas pulang dari RS, dan
tidak dapat BAB.
6. 8 jam SMRS kejang 1 kali dengan tangan
kanan dan kiri seperti menyentak, kurang lebih
2-3 menit. Sebelumnya pasien masih dapat
merespon baik suara maupun gerakan.
Setelah kejang pasien sama sekali tidak
merespon dibawa ke IGD. Dalam
perjalanan, pasien mengalami kejang lagi
dengan pola sama yang kurang lebih 2 menit.
Mual (-) muntah (-) demam (+) BAK
mengompol, BAB tidak keluar selama 20 hari.
7. • Alergi (-)
• DM(-)
• Penyakit serupa (+) sebulan yll
• Batuk lama 4 bulan
RPD
• Alergi (-)
• DM (-)
• HPT (-)
• Penyakit serupa (-)
RPK
8. ANAMNESIS SISTEM
Sistem serebrospinal: penurunan kesadaran (+),
kejang (+), demam (+)
Sistem kardiovaskuler: Sesak nafas (-), nyeri
dada (-), berdebar-debar (-)
Sistem respirasi: Batuk (+)
Sistem gastrointestinal: Konstipasi (+), mual (-),
muntah (-)
Sistem muskuloskeletal: Lemah anggota gerak
(-), nyeri otot (-)
Sistem integumen: Pucat (-) gatal (-)
Sistem urogenital: Nyeri pinggang (-), BAK
mengompol,
9. Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
TD = 130/100, N = 130 x/menit, RR = 28 x/menit,
S = 38,2 C
Keadaan Umum: tampak sakit berat
Status gizi: gizi kurang
Kepala: bentuk dan ukuran normal
Mata: konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),
pupil (2mm/2mm), pupil (isokor, isokor)
Leher: Pembesaran kelenjar getah bening (-/-),
simetris, tekanan vena jugularis tidak terlihat
10. Paru-paru:
Inspeksi: pengembangan paru simetri antara
kanan dan kiri, tidak ada gerakan yang
tertinggal, retraksi dada +/+, SIC melebar
Palpasi: fremitus kanan dan kiri sama, tidak
ada gerakan yang tertinggal.
Perkusi: sonor (+/+)
Auskultasi: SDV (+/+), wheezing (-/-),
ronkhi (-/-).
11. Jantung:
Inspeksi: ictus cordis tampak.
Palpasi: ictus cordis teraba di SIC V LMCS,
kuat angkat
Perkusi: batas jantung tidak melebar
Auskultasi: bunyi jantung I dan II murni,
reguler, bising (-), gallop (-), murmur (-).
12. Abdomen:
Inspeksi: darm contour (-), darm steiffung (-),
simetri, tidak ada bekas luka.
Auskultasi: peristaltik usus normal.
Palpasi: nyeri tekan (-), tidak ada pembesaran
hepar dan lien.
Perkusi: timpani di seluruh kuadran abdomen.
13. Status Neurologik
Kesadaran:
koma
Kuantitatif:
GCS (E1,
V1, M2)
Kualitatif: tvd
Perasaan
hati: tvd
Orientasi:
tvd
Jalan
pikiran: tvd
Kecerdasan:
tvd
Daya ingat
kejadian: tvd
Kemampuan
bicara: tvd
Sikap tubuh:
tvd
Cara
berjalan: tvd
Gerakan
abnormal: -
16. N. Cranialis
Kanan Kiri
Daya Pembau tvd tvd
Kanan Kiri
Daya penglihatan tvd tvd
Pengenalan warna tvd tvd
Medan penglihatan tvd tvd
Fundus okuli Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Papil Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Retina Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Arteri/vena - -
Perdarahan - -
-N. I
N. II optikus
17. N. III
Kanan Kiri
Ptosis tvd tvd
Gerakan mata ke medial tvd tvd
Gerakan mata ke atas tvd tvd
Gerakan mata ke bawah tvd tvd
Ukuran pupil 2 mm 2 mm
Bentuk pupil Isokor Isokor
Reflek cahaya langsung - -
Reflek cahaya konsekuil - -
Reflek akomodatif Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Strabismus divergen tvd
Diplopia tvd
18. Kanan Kiri
Gerakan mata ke lateral
bawah
tvd tvd
Strabismus konvergen tvd
Diplopia tvd
N. IV
19. N. V (trigeminus)
Kanan Kiri
Menggigit tvd tvd
Membuka mulut tvd tvd
Sensibilitas muka atas tvd tvd
Sensibilitas muka tengah tvd tvd
Sensibilitas muka bawah tvd tvd
Reflek kornea - -
Reflek bersin - -
Reflek maseter tvd tvd
Reflek zigomatkus tvd tvd
Trismus - -
20. N. VI (abducens)
Kanan Kiri
Gerakan mata ke
lateral
tvd tvd
Strabismus
konvergen
tvd
Diplopia tvd
21. Kanan Kiri
Kerutan kulit dahi + +
Kedipan mata tvd tvd
Lipatan naso-labial + +
Sudut mulut + +
Mengerutkan dahi tvd tvd
Mengerutkan alis tvd tvd
Menutup mata tvd tvd
Meringis tvd tvd
Mengembungkan pipi tvd tvd
Tik fasial - -
Lakrimasi - -
Daya kecap lidah 2/3 depan tvd tvd
Reflek visuo-palpebra tvd tvd
Reflek glabella tvd tvd
Reflek aurikulo-palpebra tvd tvd
Tanda myerson tvd tvd
Tanda chovstek tvd tvd
Bersiul tvd tvd
-N. VII
22. N. VIII (akustikus)
Kanan Kiri
Mendengar suara berisik tvd tvd
Mendengar suara detik
arloji
tvd tvd
Tes weber tvd tvd
Tes rinne tvd tvd
Tes schwabah tvd tvd
Kanan Kiri
Arkus faring tvd tvd
Daya kecap lidah 1/3
belakang
tvd tvd
Reflek muntah tvd tvd
Sengau tvd tvd
Tersedak tvd tvd
-N. IX (glosofaringeus)
23. Kanan Kiri
Arkus faring Uvula di tengah Uvula di tengah
Nadi + kuat + kuat
Bersuara tvd tvd
Menelan tvd tvd
Kanan Kiri
Memalingkan kepala tvd tvd
Sikap bahu tvd tvd
Mengangkat bahu tvd tvd
Trofi otot bahu Eutrofi eutrofi
-N. X (vagus)
-N. XI (aksesorius)
24. N. XII (hipoglosus)
Kanan Kiri
Sikap lidah Jatuh ke belakang Jatuh ke belakang
Artikulasi tvd tvd
Tremor lidah tvd tvd
Menjulurkan lidah tvd tvd
Kekuatan lidah tvd tvd
Trofi otot lidah tvd tvd
Fasikulasi lidah tvd tvd
26. Anggota gerak Atas
Inspeksi
Kanan Kiri
Drop hand tvd tvd
Pitcher’s hand tvd tvd
Warna kulit Coklat Coklat
Claw hand tvd tvd
Kontraktur - -
27. Lengan atas Lengan bawah:
Kanan Kiri Kanan Kiri
Gerakan Terbatas Terbatas Terbatas Terbatas
Kekuatan tvd tvd tvd tvd
Tonus +
meningka
t
+
meningka
t
+
meningka
t
+
meningka
t
Trofi N N N N
55. GDS 78 Mg/dL 70-150
Laju endap darah
1
60 0,0-20,0 Mm/jam
Laju endap darah
2
85 <10 Mm/jam
56. DefinisiMeningoensefalitis merupakan
inflamasi pada jaringan otak dan
meningen yang disebut juga
cerebromeningitis,
encephalomeningitis,
meningocerebritisEpidemiologi
- laki-laki, dengan rasio jenis kelamin laki-laki dan
wanita 6:1 berusia 20-an atau lebih tua (sangat
jarang anak-anak) dan sangat sering perokok.
- Diduga adanya faktor genetik yang
menyebabkan 14 kali lebih beresiko .
59. Gejala Klinis
Kebanyakan pasien meningoensefalitis
menunjukkan gejala-gejala meningitis dan
ensefalitis (demam, sakit kepala, kekakuan
leher, vomiting) diikuti oleh perubahan
kesadaran, konvulsi, dan kadang-kadang
tanda neurologik fokal, tanda-tanda
peningkatan tekanan intrakranial atau gejala-
gejala psikiatrik (Tidy, 2012).
60. Diagnosis
Pemeriksaan Pungsi Pumbal
Meningitis purulenta CSS keruh karena mengandung
pus, nanah yang merupakan campuran leukosit yang
hidup dan mati, jaringan yang mati dan bakteri
Meningitis virus, peningkatan cairan serebrospinal,
limfositosis, peningkatan protein, dan kadar glukosa
yang normal (Ginsberg, 2007).
Meningitis tuberkulosa protein meningkat, warna
jernih, tekanan meningkat, gula menurun, klorida
menurun (Harsono, 2005).
62. Tatalaksana
antibiotik empiris pada usia 7-50 tahun yaitu:
Cefotaxim 50mg/kg IV per 6 -12 jam
Ceftriaxone 75mg/kg, diturunkan 50 mg/kg
setiap 12 jam
Dosis dewasa yang dapat diberi:
Cefotaxim 2gr IV per 4 jam
Ceftriaxon 2 gr IV per 12 jam
Vancomycin 750-1000mg IV per 12 jam
63. suspek meningitis tuberkulosis dapat diberikan
dosis yang sama seperti tuberkulosis pulmonal
yaitu:
Isoniazid 300mg/hari
Rifampin 600mg/hari
Pirazinamid 15-30 mg/kg/hari
Etambutol 15-25 mg/kg/hari
Streptomisin 7,5mg/kg per 12 jam
64. Dosis asiklovir digunakan selama 14-21 hari
yaitu 10mg.kg IV per 8 jam. Selain it u
diberikan kortikosteroid pasca ensefalits
menggunakan deksametason, dewasa: 10mg
IV per 6 jam, anak 0,15 mg.kg IV per 6 jam
(Dewanto et al., 2007)
65. Prognosis
Meningitis bakterial yang tidak diobati biasanya
berakhir fatal. 30% pasien yang bertahan hidup,
terdapat sekuel defisit neurologis seperti gangguan
pendengaran dan defisit neurologis fokal lain.
Faktor risiko prognosis burruk: pasien
immunocompromised, usia di atas 65 tahun,
gangguan kesadaran, jumlah leukosit CSS yang
lebih rendah, dan infeksi pneumokokusm
(Gogor et al., 2015).
66. Prognosis meningitis viral biasanya baik,
dengan beberapa kasus sembuh dalam 7-10
hari. Sesuai dengan diagnosis penyakit itu
yang merupakan penyakit self limited.
Pengecualian pada pasien neonatus, dimana
meningitis viral dapat menjadi fatal atau
berhubungan dengan beberapa morbiditas
(Cordia, 2015).
67. Prognosis meningitis tuberkulosis
bergantung status neurologi saat munculnya
dan inisiasi waktu terapi. Laju mortalitas 7-65
% di negara berkembang, dan hampir 69%
pada negara yang belum berkembang. Risiko
mortalitas tinggi pada kasus dengan
komorbiditas, adanya keikutsertaan gejala
neurologi berat saat pasien datang,
progresivitas penyakit yang cepat, dan usia
sangat muda. (Grace dan Chan, 2011).
68. DAFTAR PUSTAKA
David M. B. 2010. Diagnosis, Initial Management, and Prevention
of Meningitis. Am Fam Phys: 15:82 (!2):1491-1498
Dorland, W. A. Newman. 2002. Kamus Kedokteran. EGC: Jakarta
Elzouki, A. Y., et al. 2012. Textbook of Clinical Pediatrics. Springer:
Berlin
Ginsbrg, L. 2007. Lecture Notees Neurologi. Edisi 8. Jakarta:
Erlangga
Greenberg, David. 2002. A Lange Medical Book Clinical Neurology,
edisi 5. McGraw Hill: USA
Harsono, 1999. Buku Ajar Neurologi Klinis. Yogyakartaa: Gadjah
Mada University.
Harsono. 2005. Kapita Selekta Neurologi. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
Mansjoer, Arif et al. 2007. Kapita Selekta Kedokteran. Media
Aesculapis: Jakarta
Mardjono dan Sidharta, 2008. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta: Dian
Rakyat
69. Muttagin, 2008. Asuhan Kepeerawatan Klien dengan Gangguan
Sistem Persarafan. Jakarta: Salemba Medika
Rampengan, T. H., dan L. R. Laurentz. 1993. Penyakit Infeksi
Tropik Pada Anak. Jakarta: EGC
Rodrigo, Hasbun. 2015. Meningitis. www.emedicine.medscape.com
(diakses November 2015
Rudolp, M. Abraham et al. 20006.Buku Ajar Pediatri Rudolp vol1.
Jakarta: EGC
Shulman, T. Stanford, 1994. Dasar Biologis dan Klinis Penyakit
Infeksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Slaven, Ellen M. t al. 2007. Infectious Diseases: Emergency
Department Diagnosis and Management. Edisi Prtama. McGraw
Hill: North America
Soedarto. 2007. Sinopsis Kedokteran Tropis. Surabaya: Airlangga
University Press
Tidy, Colin. 2012. Encephalitis and Meningoencephalitis.
www.patient.co.ik/doctor/EncphalitisandMeningoencephalitis.html
Warlow, Charles. 2006. The Lancet Handbook of Tratment in
Neurology. Elsevier:USA