SlideShare a Scribd company logo
1 of 66
MANAJEMEN KASUS
ILMU PENYAKIT SARAF
“LOW BACK PAIN”
ALIZA AYU PUSPITA SHOLAWATI
DOKTER MUDA FK UII
IDENTITAS
Nama : Ny. A
Umur : 78 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Dukuh Kebayeman, Kebumen
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Masuk rumah sakit : 23 Oktober 2020 pukul 13:22:32
Nomor CM : 454***
ANAMNESIS
24 Oktober 2020, diberikan pasien dan anaknya Ny. R (56 tahun)
KELUHAN UTAMA
Nyeri disekitar pantat kanan menjalar hingga jari kaki kanan
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Nyeri menjalar, muncul mendadak ketika hendak bangun dari duduk, sudah sejak 2
minggu yang lalu, terus menerus tanpa perbaikan walau dengan obat, bertambah parah
jika berganti posisi dan mengangkat kaki, kesemutan (-), baal (-), demam (-), batuk (-),
pilek (-), sesak napas (-), pusing (-), mual (-), muntah (-), riwayat jatuh sudah lama (+), BAB
BAK normal
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Jantung, hipertensi, paru, ginjal, diabetes, kanker (-)
RIWAYAT PENYAKIT PADA KELUARGA
Jantung, hipertensi, paru, ginjal, diabetes, kanker (-)
RIWAYATGIZI
Makan 2-3 kali sehari makanan rumahan seperti biasa, konsumsi air mineral cukup
RIWAYAT LAINYANG PERLU
Biasa melakukan pekerjaan rumah karena pekerjaan hanya sebagai IRT
PEMERIKSAAN
STATUS PRESENS
B.B 50 kg Tekanan darah : 153/133 mmHg
T.B 150 cm Denyut nadi : 72 kali/ menit
Suhu 36,5°C Pernafasan : 18 kali/ menit
Keadaan Umum : tampak kesakitan
KGB : tidak ada tanda limfadenopati
Status Gizi : BB ideal (IMT 22,22)
Paru-paru : suara dasar vesikuler, tanpa ada ronkhi maupun wheezing
Jantung : S1 S2 normal, tanpa ada suara tambahan
Hati : tidak ada tanda hepatomegali
Limpa : tidak ada tanda splenomegali
STATUS NEUROLOGIK
Kesadaran : GCS E4V5M6, compos mentis
Kemampuan bicara : menurun
Orientasi : baik
Daya ingat kejadian : normal, baik
Gerakan abnormal : (-)
Kepala
Bentuk : normosefal
Simetri : simetris
Ukuran : normal
STATUS NEUROLOGIK
Leher
Sikap : bebas
Gerakan : bebas
Kaku kuduk : (-)
Bentuk vertebra : lurus, simetris
Nyeri tekan vertebra : tidak diperiksa
Bising karotis : kanan (-) kiri (-)
SARAF OTAK
NC I OLFAKTORIUS
■ Sulit dinilai, kesan daya penciuman normal
SARAF OTAK
NC II OPTIKUS
Daya penglihatan  sulit dinilai, kesan normal
Pengenalan warna, Medan penglihatan  normal
Fundus, papil, Retina,Arteri/ vena, perdarahan  tidak diperiksa
SARAF OTAK
NC III OKULOMOTORIUS
Ukuran pupil : 2/2
Bentuk pupil : bulat
Refleks cahaya langsung : +/+
Refleks cahaya konsensuil: +/+
Refleks akomodatif : +/+
Gerakan mata atas bawah med : normal
SARAF OTAK
NC IVTROKLEARIS
Gerakan mata ke lateral bawah  normal
Strabismus konvergen, diplopia  (-)
SARAF OTAK
NCVTRIGEMINUS
Menggigit : normal
Membuka mulut : normal
Sensibilitas : normal
Refleks kornea : tidak diperiksa
Trismus : -
SARAF OTAK
NCVI ABDUSENS
Gerakan mata ke lateral bawah  normal
Strabismus konvergen, diplopia  (-)
SARAF OTAK
NCVII FASIALIS
Kerutan kulit dahi : simetris
Kedipan mata : simetris
Lipatan nasolabial : simetris
Sudut mulut : simetris
Mengerutkan dahi : simetris
Menutup mata : simetris
Meringis : simetris
Menggembungkan pipi : simetris
SARAF OTAK
NCVIIIAKUSTIKUS
Mendengar suara gesekan jari  normal
Mendengar detik arloji,Tes rinne,Tes weber,Tes schwabach  tidak diperiksa
SARAF OTAK
NC IX GLOSOFARINGEUS
Arkus faring : tidak diperiksa
Daya kecap lidah 1/3 belakang : tidak diperiksa
Refleks muntah : tidak diperiksa
Suara sengau : -
Tersedak : -
SARAF OTAK
NC XVAGUS
Denyut nadi : 72x/ menit
Arkus faring : tidak diperiksa
Sengau : -
Tersedak : -
SARAF OTAK
NC XI AKSESORIUS
Memalingkan kepala : normal
Sikap bahu : normal
Mengangkat bahu : normal
Trofi otot bahu : -
SARAF OTAK
NC XII HIPOGLOSUS
Sikap lidah : normal
Artikulasi : cukup jelas
Tremor lidah : -
Menjulurkan lidah : normal
Kekuatan lidah : tidak diperiksa
Trofi otot bahu : -
Fasikulasi lidah : tidak diperiksa
PEMERIKSAANTRUNKUS/ BADAN
Trofi otot punggung : tidak diperiksa
Trofi otot dada : atrofi
Nyeri membungkuk badan : tidak diperiksa
Palpasi dinding perut : nyeri (-), supel
Kolumna vertebralis : tidak diperiksa
Gerakan : bebas
Nyeri tekan : (-)
PEMERIKSAAN EKSTREMITASATAS
Drop hand : -
Claw hand : -
Preacher hand : -
Kontraktur : -
Warna kulit : normal, cokelat muda
Palpasi : edema (-), keriput
PX Lengan atas Lengan bawah tangan
kanan kiri kanan Kiri kanan kiri
Gerakan B B B B B B
Kekuatan 5 5 5 5 5 5
Tonus N N N N N N
Trofi E E E E E E
Sensibilitas N N N N N N
Nyeri - - - - - -
Termis Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Taktil N N N N N N
Diskriminasi Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Posisi N N N N N N
PX bisep trisep radius
kanan kiri kanan kiri kanan Kiri
Refleks fisiologis + + + + + +
Perluasan refleks -
Refleks patologis Hoffman tromner (-)
PEMERIKSAAN EKSTREMITAS BAWAH
Drop foot : -
Kontraktur : -
Warna kulit : normal, cokelat muda
Edema : -
PX tungkai atas Tungkai bawah kaki
kanan kiri kanan Kiri kanan kiri
Gerakan Gerakan dan kekuatan tidak valid dinilai karena nyeri
Kekuatan
Tonus N N N N N N
Trofi E E E E E E
Sensibilitas N N N N N N
Nyeri + + - - - -
Termis Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Taktil N N N N N N
Diskriminasi Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Posisi N N N N N N
PX patella achiles
kanan kiri kanan kiri
Refleks fisiologis normal normal normal normal
Perluasan refleks - - - -
Refleks silang - - - -
PX REFLEKS PATOLOGIS KAKI KANAN KAKI KIRI
Babinski - -
Chaddock - -
Openheim - -
Gordon - -
Schaeffer - -
Gonda - -
Bing - -
Rosolimo - -
Mendel bechterew - -
PX PROVOKASI NYERI KANAN KIRI
Laseque - -
O connel - -
Patrick + +
Kontrapatrick + +
Brudzinski II - -
Klonus kaki - -
KOORDINASI LANGKAH DAN
KESEIMBANGAN
Tidak diperiksa
GERAKAN ABNORMAL
Tremor : -
Korea : -
Mioklonik : -
Atetose : -
Ballismus : -
FUNGSIVEGETATIF
Miksi : normal
Inkontinensia urine : -
Retensio urine : -
Anuria : -
Poliuria : -
Defekasi : normal, diare (-)
Inkontinensia alvi: -
Retensio alvi : -
RINGKASANANAMNESIS
■ Nyeri di sekitar pantat kanan menjalar hingga jari kaki kanan mendadak sejak 2 minggu SMRS
■ Nyeri terus menerus tanpa ada perbaikan dengan obat
■ Nyeri bertambah jika kaki digerakkan atau berpindah posisi
■ Riwayat jatuh terdahulu (+), tapi sudah sangat lama
■ BAB dan BAK normal
RINGKASAN PEMERIKSAAN JASMANI
DAN NEUROLOGIK
Keadaan umum tampak kesakitan
Kesadaran compos mentis GCS E4V5M6
Tekanan darah 155/133mmHg, vital sign lainnya normal
Gerakan dan kekuatan ekstremitas bawah tidak valid dinilai
Provokasi nyeri tes patrick dan kontrapatrick (+)
PERMASALAHAN PASIEN
Ischialgia berat dengan tes patrick dan kontrapatrick (+)
NilaiVAS 7
PEMERIKSAANTAMBAHAN
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan radiologi rontgen lumbosakral
DIAGNOSIS
Diagnosis klinis : low back pain
Diagnosis topis : sendi coxae dd sendi sakroiliaka
Diagnosis etiologi : LBP suspek OA vertebra dd ankilosing spondilitis
TERAPI
TERAPI UMUM
IVFD asering 16 tpm
TERAPI KHUSUS
Injeksi ketorolac 1 ampul/ 8 jam
Injeksi ranitidin 2x1
Injeksi metilprednisolon 3x62,5mg
Diazepam
Glukosamin 2x1
Gabapentin 2x1
Parasetamol 2x1
TERAPI
REHABILITATIF
Fisioterapi
PREVENTIF/ EDUKASI
Tirah baring
Mengurangi/ mencegah membawa beban berat
Konsumsi obat dan rutin kontrol ke dokter
Aktivitas fisik tetap dilakukan secara perlahan dengan tujuan meningkatkan kekuatan otot
Konsumsi makanan dengan gizi seimbang
PROGNOSIS
Ad vitam : bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
■ LBP terjadi diantara sudut iga terbawah dan lipat pantat bagian bawah (lumbal atau lumosakral
(Perdossi, 2016)
■ LBP dapat disebabkan oleh osteoartritis (OA)
■ OA adalah penyakit sendi degeneratif yang berhubungan dengan kerusakan kartilago sendi.
Vertebra (punggung dan leher), panggul, lutut, dan pergelangan kaki paling sering terkena
(Santosa, J. dan Saturti,T., 2018).
EPIDEMIOLOGI
■ penyakit sendi tersering, terutama individu diatas 50 tahun.
■ < 45 tahun  lebih sering di pria,
■ >55 tahun  lebih sering di wanita.
(Santosa, J. dan Saturti,T., 2018).
ETIOLOGI
EtiologiOA belum diketahui secara pasti  faktor biomekanik (kegagalan mekanisme
protektif dari struktur sekitar) dan biokimia (Santosa, J. dan Saturti,T., 2018).
FAKTOR RISIKO
FAKTOR SISTEMIK
1. Usia
2. Jenis kelamin
3. Herediter
FAKTOR INTRINSIK
1. Kelainan struktur anatomi (valgus dan valrus)
2. Cedera sendi (trauma, fraktur, nekrosis)
3. Beban berlebih di persendian (individu obesitas)
4. Penggunaan sendi yang terlalu sering ketika aktivitas
ANATOMI DAN FISIOLOGI
■ kolumna vertebralis dibagi menjadi servikal (C1-C7), torakal (T1-T12), lumbal (L1-L5), sakrum (S1-S5),
dan koksigis (3-5 segmen) (Yenukoti, 2015).
■ Kolumna vertebralis terdiri dari 2 kolumna, yakni kolumna anterior (kolumna padat dari badan
vertebrae yang bersifat menahan kompresi) dan posterior (kolumna yang memiliki rongga untuk
lewatnya saraf). Kolumna memiliki faset yang memungkinkan terjadinya gerakan rotasi dan arah
anterior (Yenukoti, 2015).
PATOFISIOLOGI
■ terjadi perubahan metabolisme tulang rawan sendi  peningkatan aktifitas enzim yang merusak
makromolekul matriks tulang rawan sendi dan disertai penurunan sintesis proteoglikan serta kolagen
 penurunan kadar proteoglikan, perubahan sifat kolagen dan berkurangnya kadar air tulang rawan
sendi  penurunan kekuatan tulang  kerusakan mekanik  penyempitan rongga sendi  muncul
osteofit  timbul gejala OA (nyeri dan kaku sendi)
■ Degenerasi  reaksi inflamasi  IL-1, meningkatkan enzim proteolitik untuk degradasi matriks
ekstraseluler.
KLASIFIKASI OA
Berdasarkan penyebabnya, OA dibagi menjadi 2 yakni idiopatik dan sekunder.
Untuk OA yang mengenai pada vertebrae termasuk dalam OA idiopatik. Lokasi OA pada
vertebrae yang paling sering adalah pada sendi apofiseal, sendi intervertebrae, dan
ligamentum (Santosa, J. dan Saturti,T., 2018).
GEJALA
■ Nyeri sendi
■ Kaku pagi hari/ morning stiffness
■ Hambatan pergerakan sendi
■ Krepitasi
■ Perubahan bentuk sendi
■ Perubahan gaya berjalan
RED FLAG LBP
apakah berpotensi menimbulkan keadaan yang serius pada pasien
■ Defisit sensorik atau motorik
■ Saddle anesthesia dengan inkontinensia uri dan alvi
■ Neurologis memburuk progresif di ekstremitas bawah
■ Riwayat keganasan
■ Penurunan BB tanpa sebab
■ Nyeri hebat ketika posisi supine dan/ saat malam hari
■ Usia <16 tahun atau >50 tahun
(emergency care institute new south wales, 2017)
RED FLAG LBP
apakah berpotensi menimbulkan keadaan yang serius pada pasien
■ Riwayat trauma
■ Penyalahgunaan obat intravena
■ Infeksi bakteri akhir-akhir ini/ demam
■ Keadaan imunosupresi (HIV, pengguna kortikosteroid, transplantasi)
■ Gejala menetap >4 minggu (kambuh atau nyeri memburuk)
■ Kehamilan
(emergency care institute new south wales, 2017)
YELLOW FLAG LBP
apakah pasien berisiko memiliki nyeri punggung bawah kronis
■ Nyeri bertambah ketika aktivitas
■ Sering sakit-sakitan
■ Gangguan jiwa, mood negatif/ down
■ Terapi yang tidak sesuai dengan keadaan
■ Permasalahan di pekerjaan, kurang memuaskan
■ Riwayat nyeri punggung bagian bawah
■ Keluarga yang terlalu protektif/ kurangnya dukungan sosial
(emergency care institute new south wales, 2017)
PENILAIAN NYERI – ID PAIN
■ Biasanya untuk pasien geriatri
■ Kalau skor >3, maka nyeri neuropatik (+).
■ Aspek yang dinilai, jawaban “iya” poin 1 kecuali poin terakhir jika “iya” justru (-1)
– Apakah nyeri seperti tertusuk jarum
– Apakah nyeri terasa seperti terbakar/ panas
– Apakah ada rasa baal
– Apakah nyeri seperti disambar petir/ electric shock
– Apakah nyeri ketika kulit disentuh/ bersentuhan dengan apapun
– Apakah sendi sulit digerakkan karena nyeri
PENILAIAN NYERI -VAS
■ Jenis nyeri yang dinilai  Nyeri diam, Nyeri gerak, Nyeri tekan
■ Pasien diminta untuk menggerakkan skalaVAS nya sendiri
■ Interpretasi
– 0-9  no pain
– 10-29  ringan
– 30-69  sedang
– 70-89  berat
– 90-100  sangat berat
PENILAIAN NYERI – NPS
■ Pasien diminta untuk menyebutkan seberapa nyeri yang diderita dengan rentang nilai
0-10 (0 tanpa nyeri dan 10 sangatlah nyeri)
■ Interpretasi
– 0  no pain
– 1-3  mild
– 4-6  moderate-severe
– 7-9  very severe
– 10  worst pain ever
DIAGNOSIS - ANAMNESIS
■ Keluhan utama : nyeri pinggang/ pantat
■ Onset : akut, kronis, kronis progresif
■ Sifat nyeri : ditusuk, terbakar, tumpul
■ Faktor memperberat : batuk, mengejan, membungkuk, aktivitas
■ Faktor memperingan : istirahat
■ Gejala penyerta : kesemutan, baal, gangguan BAB BAK dan fungsi seksual
■ Penyakit terdahulu : riwayat serupa, riwayat trauma
■ Penyakit keluarga : keganasan
■ Sosial ekonomi : pekerjaan yang berhubungan dengan keluhan
DIAGNOSIS – ANAMNESIS
SACRED SEVEN
■ Lokasi
■ Kualitas
■ Kuantitas
■ Waktu
■ Kronologi kejadian
■ Faktor memperberat dan memperingan
■ Manifestasi gejala lainnya
DIAGNOSIS – PEMERIKSAAN FISIK
■ Tanda vital
■ Skala nyeri
■ ROM
■ Alignment vertebra
■ Palpasi otot paravertebralis
■ Tes provokasi
■ Px motorik tungkai bawah
■ Px sensibilitas tungkai bawah
■ Px otonom
■ Refleks fisiologis
■ Refleks patologis
DIAGNOSIS – PEMERIKSAAN PENUNJANG
■ Laboratorium sesuai indikasi
■ Pemeriksaan marker
■ Radiologi sesuai indikasi
– Xray
– MRI
– Mielografi
– BMD
– ENMG
TATALAKSANA
Tujuan
■ Meredakan nyeri,
■ Mengoptimalkan fungsi sendi,
■ Mengurangi ketergantungan kepada orang lain dan meningkatkan kualitas hidup,
■ Menghambat progresivitas penyakit, dan
■ Mencegah terjadinya komplikasi
■ Kausatif  sesuai penyebabnya
■ Simptomatik
– Nyeri inflamasi
■ Antiinflamasi  Parasetamol 3x500mg tablet, Ibuprofen 4x400mg tablet
■ Relaksan otot
– Diazepam 2-15mg/hari dosis terbagi (sediaan 2mg dan 5mg)
– Esperison HCl tablet 3x50mg setelah makan
■ Analgetik opioid lemah  Codein tablet 15-60mg setiap 4 jam, maksimal360mg/hari
■ Analgetik opioid kuat  Morfin sulfat injeksi IV 1-10mg 4-5 menit (sediaan 10mg/ml)
– Nyeri neurogenik
■ Analgetik adjuvan
– Gabapentin 1x300mg  2x300mg  3x300mg.
– Pregabalin, awal: 150mg/ hari dibagi 2-3 pemberian.
■ Antidepresan  Amitriptilin 10-25mg malam. Dosis dapat ditingkatkan setiap 3-7 hari
■ Relaksan otot
■ Analgetik opioid lemah
■ Analgetik opioid kuat
– Injeksi epidural (steroid, lidokain, opioid)  jika (-) respons terapi konservatif 3-4 minggu
– Injeksi intraartikular/ intralesi (steroid/ asam hialuronat)
■ Rehabilitasi
– Fisioterapi (kompres panas/ dingin, korset lumbal)
– Terapi okupasi
– Orthose/ prosthesa
■ CBT
■ Operatif
– Realignment osteotomy  reposisi ulang tulang
– Arthroplasty  mengganti permukaan sendi yang rusak
■ Preventif/ edukasi
– Kembali ke aktivitas normal secara bertahap
– Menghindari membawa barang berat
– Konsumsi obat sesuai dosis dan kontrol rutin ke dokter
– Mengurangi berat badan melalui program diet dan latihan
■ Disarankan pada pasien dengan berat badan berlebih
■ Mulai latihan ringan tanpa stres (endurance exercise) yaitu berjalan, naik sepeda, dan berenang pada
minggu kedua setelah awitan nyeri punggung bawah
■ conditional exercise setelah minggu kedua awitan (memperkuat otot punggung). Latian
menggunakan alat tidak terbukti lebih efektif daripada yang tidak menggunakan alat.
KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat timbul adalah deformitas yang terjadi akan menetap secara
permanen (Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia, 2017).
PROGNOSIS
Ad vitam : bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
DAFTAR PUSTAKA
■ Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia. 2016. Panduan Praktis Klinis Neurologi.
Jakarta: Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia.
■ Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia. 2017. Panduan Praktis Klinis Bagi Dokter di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Edisi 1. Jakarta: Pengurus Besar Ikatan Dokter
Indonesia.
■ Rianawati, Sri Budhi dan Munir Badrul. 2017. Buku Ajar Neurologi. Daerah Istimewa
Yogyakarta: Sagung Seto.
■ Santosa, J. dan Saturti,T. (2018) ‘Osteoartritis’, Denpasar: Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana.
■ Yenukoti, R. (2015) ‘ClininalAnatomy ofVertebral Column’, pp. 1–7.

More Related Content

What's hot

Presentasi leukemia
Presentasi leukemiaPresentasi leukemia
Presentasi leukemiahendytea
 
Kasus Kecil Interna : Hematemesis Melena, Klinis Sirosis Hepatis
Kasus Kecil Interna : Hematemesis Melena, Klinis Sirosis HepatisKasus Kecil Interna : Hematemesis Melena, Klinis Sirosis Hepatis
Kasus Kecil Interna : Hematemesis Melena, Klinis Sirosis HepatisTenri Ashari Wanahari
 
223367774 case-2-dbd-tbc-diabetes
223367774 case-2-dbd-tbc-diabetes223367774 case-2-dbd-tbc-diabetes
223367774 case-2-dbd-tbc-diabeteshomeworkping10
 
Case Report BPPV
Case Report BPPVCase Report BPPV
Case Report BPPVKharima SD
 
Presentasi kasus congestive heart failure
Presentasi kasus congestive heart failurePresentasi kasus congestive heart failure
Presentasi kasus congestive heart failureLetta Samudra
 
Kasus Kecil Interna : CKD, Hipertensi, Diabetes Melitus, CHF
Kasus Kecil Interna : CKD, Hipertensi, Diabetes Melitus, CHFKasus Kecil Interna : CKD, Hipertensi, Diabetes Melitus, CHF
Kasus Kecil Interna : CKD, Hipertensi, Diabetes Melitus, CHFTenri Ashari Wanahari
 
160438466 case-rehab-spondilosis-cervicales-fix
160438466 case-rehab-spondilosis-cervicales-fix160438466 case-rehab-spondilosis-cervicales-fix
160438466 case-rehab-spondilosis-cervicales-fixhomeworkping7
 
Kasus kecil_hematemesis melena
Kasus kecil_hematemesis melenaKasus kecil_hematemesis melena
Kasus kecil_hematemesis melenaTBM Ischiadicus
 

What's hot (8)

Presentasi leukemia
Presentasi leukemiaPresentasi leukemia
Presentasi leukemia
 
Kasus Kecil Interna : Hematemesis Melena, Klinis Sirosis Hepatis
Kasus Kecil Interna : Hematemesis Melena, Klinis Sirosis HepatisKasus Kecil Interna : Hematemesis Melena, Klinis Sirosis Hepatis
Kasus Kecil Interna : Hematemesis Melena, Klinis Sirosis Hepatis
 
223367774 case-2-dbd-tbc-diabetes
223367774 case-2-dbd-tbc-diabetes223367774 case-2-dbd-tbc-diabetes
223367774 case-2-dbd-tbc-diabetes
 
Case Report BPPV
Case Report BPPVCase Report BPPV
Case Report BPPV
 
Presentasi kasus congestive heart failure
Presentasi kasus congestive heart failurePresentasi kasus congestive heart failure
Presentasi kasus congestive heart failure
 
Kasus Kecil Interna : CKD, Hipertensi, Diabetes Melitus, CHF
Kasus Kecil Interna : CKD, Hipertensi, Diabetes Melitus, CHFKasus Kecil Interna : CKD, Hipertensi, Diabetes Melitus, CHF
Kasus Kecil Interna : CKD, Hipertensi, Diabetes Melitus, CHF
 
160438466 case-rehab-spondilosis-cervicales-fix
160438466 case-rehab-spondilosis-cervicales-fix160438466 case-rehab-spondilosis-cervicales-fix
160438466 case-rehab-spondilosis-cervicales-fix
 
Kasus kecil_hematemesis melena
Kasus kecil_hematemesis melenaKasus kecil_hematemesis melena
Kasus kecil_hematemesis melena
 

Similar to LOW BACK PAIN

vdokumen.com_case-report-558464ad79559.pptx
vdokumen.com_case-report-558464ad79559.pptxvdokumen.com_case-report-558464ad79559.pptx
vdokumen.com_case-report-558464ad79559.pptxRioPutraPamungkas
 
pomr jumat malam (2).pptx
pomr jumat malam (2).pptxpomr jumat malam (2).pptx
pomr jumat malam (2).pptxSyahrulAdzim
 
MANAJEMEN STROKE INFARK.pptx
MANAJEMEN STROKE INFARK.pptxMANAJEMEN STROKE INFARK.pptx
MANAJEMEN STROKE INFARK.pptxRaihVHermarwan
 
NEUROLOGI - anamnesis dan pemeriksaan stroke non hemoragik/ stroke iskemik ol...
NEUROLOGI - anamnesis dan pemeriksaan stroke non hemoragik/ stroke iskemik ol...NEUROLOGI - anamnesis dan pemeriksaan stroke non hemoragik/ stroke iskemik ol...
NEUROLOGI - anamnesis dan pemeriksaan stroke non hemoragik/ stroke iskemik ol...Aliza Puspita
 
BISMILLAH REFKAS 1 dr. Sofi (1).docx
BISMILLAH REFKAS 1 dr. Sofi (1).docxBISMILLAH REFKAS 1 dr. Sofi (1).docx
BISMILLAH REFKAS 1 dr. Sofi (1).docxpeni28
 
Case Report Meningitis
Case Report MeningitisCase Report Meningitis
Case Report MeningitisKharima SD
 
POMR Minggu Pagi edit 1.pptx
POMR Minggu Pagi edit 1.pptxPOMR Minggu Pagi edit 1.pptx
POMR Minggu Pagi edit 1.pptxSyahrulAdzim
 
Omi anteroseptal dan hypertension heart disease (hhd)
Omi anteroseptal dan hypertension heart disease (hhd)Omi anteroseptal dan hypertension heart disease (hhd)
Omi anteroseptal dan hypertension heart disease (hhd)Yessi Perlitasari
 
Hemiplegia alternans ec stroke non hemoragic
Hemiplegia alternans ec stroke non hemoragicHemiplegia alternans ec stroke non hemoragic
Hemiplegia alternans ec stroke non hemoragicRendy Frans
 
BST-Arya Maulana (712019057).pptx
BST-Arya Maulana (712019057).pptxBST-Arya Maulana (712019057).pptx
BST-Arya Maulana (712019057).pptxnabilahdwinoprida
 
PPT Case LBP.pptx
PPT Case LBP.pptxPPT Case LBP.pptx
PPT Case LBP.pptxNikoTobing1
 
Laporan Kasus DVT.pptx
Laporan Kasus DVT.pptxLaporan Kasus DVT.pptx
Laporan Kasus DVT.pptxClassicNeil
 
Case report hil
Case report hilCase report hil
Case report hillarenrahma
 

Similar to LOW BACK PAIN (20)

vdokumen.com_case-report-558464ad79559.pptx
vdokumen.com_case-report-558464ad79559.pptxvdokumen.com_case-report-558464ad79559.pptx
vdokumen.com_case-report-558464ad79559.pptx
 
pomr jumat malam (2).pptx
pomr jumat malam (2).pptxpomr jumat malam (2).pptx
pomr jumat malam (2).pptx
 
lapsusneuro.pptx
lapsusneuro.pptxlapsusneuro.pptx
lapsusneuro.pptx
 
MANAJEMEN STROKE INFARK.pptx
MANAJEMEN STROKE INFARK.pptxMANAJEMEN STROKE INFARK.pptx
MANAJEMEN STROKE INFARK.pptx
 
NEUROLOGI - anamnesis dan pemeriksaan stroke non hemoragik/ stroke iskemik ol...
NEUROLOGI - anamnesis dan pemeriksaan stroke non hemoragik/ stroke iskemik ol...NEUROLOGI - anamnesis dan pemeriksaan stroke non hemoragik/ stroke iskemik ol...
NEUROLOGI - anamnesis dan pemeriksaan stroke non hemoragik/ stroke iskemik ol...
 
BISMILLAH REFKAS 1 dr. Sofi (1).docx
BISMILLAH REFKAS 1 dr. Sofi (1).docxBISMILLAH REFKAS 1 dr. Sofi (1).docx
BISMILLAH REFKAS 1 dr. Sofi (1).docx
 
Case Report Meningitis
Case Report MeningitisCase Report Meningitis
Case Report Meningitis
 
Lapkas SNH (1).pptx
Lapkas SNH (1).pptxLapkas SNH (1).pptx
Lapkas SNH (1).pptx
 
Laporan kasus
Laporan kasusLaporan kasus
Laporan kasus
 
POMR Minggu Pagi edit 1.pptx
POMR Minggu Pagi edit 1.pptxPOMR Minggu Pagi edit 1.pptx
POMR Minggu Pagi edit 1.pptx
 
Omi anteroseptal dan hypertension heart disease (hhd)
Omi anteroseptal dan hypertension heart disease (hhd)Omi anteroseptal dan hypertension heart disease (hhd)
Omi anteroseptal dan hypertension heart disease (hhd)
 
Hemiplegia alternans ec stroke non hemoragic
Hemiplegia alternans ec stroke non hemoragicHemiplegia alternans ec stroke non hemoragic
Hemiplegia alternans ec stroke non hemoragic
 
Laporan Kasus ACS STEMI
Laporan Kasus ACS STEMILaporan Kasus ACS STEMI
Laporan Kasus ACS STEMI
 
BST-Arya Maulana (712019057).pptx
BST-Arya Maulana (712019057).pptxBST-Arya Maulana (712019057).pptx
BST-Arya Maulana (712019057).pptx
 
PPT Case LBP.pptx
PPT Case LBP.pptxPPT Case LBP.pptx
PPT Case LBP.pptx
 
SNH.pptx
SNH.pptxSNH.pptx
SNH.pptx
 
Presus
PresusPresus
Presus
 
CRS dan CSS Gallstone(1).pptx
CRS dan CSS Gallstone(1).pptxCRS dan CSS Gallstone(1).pptx
CRS dan CSS Gallstone(1).pptx
 
Laporan Kasus DVT.pptx
Laporan Kasus DVT.pptxLaporan Kasus DVT.pptx
Laporan Kasus DVT.pptx
 
Case report hil
Case report hilCase report hil
Case report hil
 

Recently uploaded

Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 

Recently uploaded (20)

Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 

LOW BACK PAIN

  • 1. MANAJEMEN KASUS ILMU PENYAKIT SARAF “LOW BACK PAIN” ALIZA AYU PUSPITA SHOLAWATI DOKTER MUDA FK UII
  • 2. IDENTITAS Nama : Ny. A Umur : 78 tahun Jenis kelamin : Perempuan Alamat : Dukuh Kebayeman, Kebumen Agama : Islam Pekerjaan : Ibu rumah tangga Masuk rumah sakit : 23 Oktober 2020 pukul 13:22:32 Nomor CM : 454***
  • 3. ANAMNESIS 24 Oktober 2020, diberikan pasien dan anaknya Ny. R (56 tahun) KELUHAN UTAMA Nyeri disekitar pantat kanan menjalar hingga jari kaki kanan RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG Nyeri menjalar, muncul mendadak ketika hendak bangun dari duduk, sudah sejak 2 minggu yang lalu, terus menerus tanpa perbaikan walau dengan obat, bertambah parah jika berganti posisi dan mengangkat kaki, kesemutan (-), baal (-), demam (-), batuk (-), pilek (-), sesak napas (-), pusing (-), mual (-), muntah (-), riwayat jatuh sudah lama (+), BAB BAK normal
  • 4. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU Jantung, hipertensi, paru, ginjal, diabetes, kanker (-) RIWAYAT PENYAKIT PADA KELUARGA Jantung, hipertensi, paru, ginjal, diabetes, kanker (-) RIWAYATGIZI Makan 2-3 kali sehari makanan rumahan seperti biasa, konsumsi air mineral cukup RIWAYAT LAINYANG PERLU Biasa melakukan pekerjaan rumah karena pekerjaan hanya sebagai IRT
  • 5. PEMERIKSAAN STATUS PRESENS B.B 50 kg Tekanan darah : 153/133 mmHg T.B 150 cm Denyut nadi : 72 kali/ menit Suhu 36,5°C Pernafasan : 18 kali/ menit Keadaan Umum : tampak kesakitan KGB : tidak ada tanda limfadenopati Status Gizi : BB ideal (IMT 22,22) Paru-paru : suara dasar vesikuler, tanpa ada ronkhi maupun wheezing Jantung : S1 S2 normal, tanpa ada suara tambahan Hati : tidak ada tanda hepatomegali Limpa : tidak ada tanda splenomegali
  • 6. STATUS NEUROLOGIK Kesadaran : GCS E4V5M6, compos mentis Kemampuan bicara : menurun Orientasi : baik Daya ingat kejadian : normal, baik Gerakan abnormal : (-) Kepala Bentuk : normosefal Simetri : simetris Ukuran : normal
  • 7. STATUS NEUROLOGIK Leher Sikap : bebas Gerakan : bebas Kaku kuduk : (-) Bentuk vertebra : lurus, simetris Nyeri tekan vertebra : tidak diperiksa Bising karotis : kanan (-) kiri (-)
  • 8. SARAF OTAK NC I OLFAKTORIUS ■ Sulit dinilai, kesan daya penciuman normal
  • 9. SARAF OTAK NC II OPTIKUS Daya penglihatan  sulit dinilai, kesan normal Pengenalan warna, Medan penglihatan  normal Fundus, papil, Retina,Arteri/ vena, perdarahan  tidak diperiksa
  • 10. SARAF OTAK NC III OKULOMOTORIUS Ukuran pupil : 2/2 Bentuk pupil : bulat Refleks cahaya langsung : +/+ Refleks cahaya konsensuil: +/+ Refleks akomodatif : +/+ Gerakan mata atas bawah med : normal
  • 11. SARAF OTAK NC IVTROKLEARIS Gerakan mata ke lateral bawah  normal Strabismus konvergen, diplopia  (-)
  • 12. SARAF OTAK NCVTRIGEMINUS Menggigit : normal Membuka mulut : normal Sensibilitas : normal Refleks kornea : tidak diperiksa Trismus : -
  • 13. SARAF OTAK NCVI ABDUSENS Gerakan mata ke lateral bawah  normal Strabismus konvergen, diplopia  (-)
  • 14. SARAF OTAK NCVII FASIALIS Kerutan kulit dahi : simetris Kedipan mata : simetris Lipatan nasolabial : simetris Sudut mulut : simetris Mengerutkan dahi : simetris Menutup mata : simetris Meringis : simetris Menggembungkan pipi : simetris
  • 15. SARAF OTAK NCVIIIAKUSTIKUS Mendengar suara gesekan jari  normal Mendengar detik arloji,Tes rinne,Tes weber,Tes schwabach  tidak diperiksa
  • 16. SARAF OTAK NC IX GLOSOFARINGEUS Arkus faring : tidak diperiksa Daya kecap lidah 1/3 belakang : tidak diperiksa Refleks muntah : tidak diperiksa Suara sengau : - Tersedak : -
  • 17. SARAF OTAK NC XVAGUS Denyut nadi : 72x/ menit Arkus faring : tidak diperiksa Sengau : - Tersedak : -
  • 18. SARAF OTAK NC XI AKSESORIUS Memalingkan kepala : normal Sikap bahu : normal Mengangkat bahu : normal Trofi otot bahu : -
  • 19. SARAF OTAK NC XII HIPOGLOSUS Sikap lidah : normal Artikulasi : cukup jelas Tremor lidah : - Menjulurkan lidah : normal Kekuatan lidah : tidak diperiksa Trofi otot bahu : - Fasikulasi lidah : tidak diperiksa
  • 20. PEMERIKSAANTRUNKUS/ BADAN Trofi otot punggung : tidak diperiksa Trofi otot dada : atrofi Nyeri membungkuk badan : tidak diperiksa Palpasi dinding perut : nyeri (-), supel Kolumna vertebralis : tidak diperiksa Gerakan : bebas Nyeri tekan : (-)
  • 21. PEMERIKSAAN EKSTREMITASATAS Drop hand : - Claw hand : - Preacher hand : - Kontraktur : - Warna kulit : normal, cokelat muda Palpasi : edema (-), keriput
  • 22. PX Lengan atas Lengan bawah tangan kanan kiri kanan Kiri kanan kiri Gerakan B B B B B B Kekuatan 5 5 5 5 5 5 Tonus N N N N N N Trofi E E E E E E Sensibilitas N N N N N N Nyeri - - - - - - Termis Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Taktil N N N N N N Diskriminasi Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Posisi N N N N N N
  • 23. PX bisep trisep radius kanan kiri kanan kiri kanan Kiri Refleks fisiologis + + + + + + Perluasan refleks - Refleks patologis Hoffman tromner (-)
  • 24. PEMERIKSAAN EKSTREMITAS BAWAH Drop foot : - Kontraktur : - Warna kulit : normal, cokelat muda Edema : -
  • 25. PX tungkai atas Tungkai bawah kaki kanan kiri kanan Kiri kanan kiri Gerakan Gerakan dan kekuatan tidak valid dinilai karena nyeri Kekuatan Tonus N N N N N N Trofi E E E E E E Sensibilitas N N N N N N Nyeri + + - - - - Termis Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Taktil N N N N N N Diskriminasi Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Posisi N N N N N N
  • 26. PX patella achiles kanan kiri kanan kiri Refleks fisiologis normal normal normal normal Perluasan refleks - - - - Refleks silang - - - -
  • 27. PX REFLEKS PATOLOGIS KAKI KANAN KAKI KIRI Babinski - - Chaddock - - Openheim - - Gordon - - Schaeffer - - Gonda - - Bing - - Rosolimo - - Mendel bechterew - -
  • 28. PX PROVOKASI NYERI KANAN KIRI Laseque - - O connel - - Patrick + + Kontrapatrick + + Brudzinski II - - Klonus kaki - -
  • 30. GERAKAN ABNORMAL Tremor : - Korea : - Mioklonik : - Atetose : - Ballismus : -
  • 31. FUNGSIVEGETATIF Miksi : normal Inkontinensia urine : - Retensio urine : - Anuria : - Poliuria : - Defekasi : normal, diare (-) Inkontinensia alvi: - Retensio alvi : -
  • 32. RINGKASANANAMNESIS ■ Nyeri di sekitar pantat kanan menjalar hingga jari kaki kanan mendadak sejak 2 minggu SMRS ■ Nyeri terus menerus tanpa ada perbaikan dengan obat ■ Nyeri bertambah jika kaki digerakkan atau berpindah posisi ■ Riwayat jatuh terdahulu (+), tapi sudah sangat lama ■ BAB dan BAK normal
  • 33. RINGKASAN PEMERIKSAAN JASMANI DAN NEUROLOGIK Keadaan umum tampak kesakitan Kesadaran compos mentis GCS E4V5M6 Tekanan darah 155/133mmHg, vital sign lainnya normal Gerakan dan kekuatan ekstremitas bawah tidak valid dinilai Provokasi nyeri tes patrick dan kontrapatrick (+)
  • 34. PERMASALAHAN PASIEN Ischialgia berat dengan tes patrick dan kontrapatrick (+) NilaiVAS 7
  • 36. DIAGNOSIS Diagnosis klinis : low back pain Diagnosis topis : sendi coxae dd sendi sakroiliaka Diagnosis etiologi : LBP suspek OA vertebra dd ankilosing spondilitis
  • 37. TERAPI TERAPI UMUM IVFD asering 16 tpm TERAPI KHUSUS Injeksi ketorolac 1 ampul/ 8 jam Injeksi ranitidin 2x1 Injeksi metilprednisolon 3x62,5mg Diazepam Glukosamin 2x1 Gabapentin 2x1 Parasetamol 2x1
  • 38. TERAPI REHABILITATIF Fisioterapi PREVENTIF/ EDUKASI Tirah baring Mengurangi/ mencegah membawa beban berat Konsumsi obat dan rutin kontrol ke dokter Aktivitas fisik tetap dilakukan secara perlahan dengan tujuan meningkatkan kekuatan otot Konsumsi makanan dengan gizi seimbang
  • 39. PROGNOSIS Ad vitam : bonam Ad fungsionam : dubia ad bonam Ad sanationam : dubia ad bonam
  • 41. DEFINISI ■ LBP terjadi diantara sudut iga terbawah dan lipat pantat bagian bawah (lumbal atau lumosakral (Perdossi, 2016) ■ LBP dapat disebabkan oleh osteoartritis (OA) ■ OA adalah penyakit sendi degeneratif yang berhubungan dengan kerusakan kartilago sendi. Vertebra (punggung dan leher), panggul, lutut, dan pergelangan kaki paling sering terkena (Santosa, J. dan Saturti,T., 2018).
  • 42. EPIDEMIOLOGI ■ penyakit sendi tersering, terutama individu diatas 50 tahun. ■ < 45 tahun  lebih sering di pria, ■ >55 tahun  lebih sering di wanita. (Santosa, J. dan Saturti,T., 2018).
  • 43. ETIOLOGI EtiologiOA belum diketahui secara pasti  faktor biomekanik (kegagalan mekanisme protektif dari struktur sekitar) dan biokimia (Santosa, J. dan Saturti,T., 2018).
  • 44. FAKTOR RISIKO FAKTOR SISTEMIK 1. Usia 2. Jenis kelamin 3. Herediter FAKTOR INTRINSIK 1. Kelainan struktur anatomi (valgus dan valrus) 2. Cedera sendi (trauma, fraktur, nekrosis) 3. Beban berlebih di persendian (individu obesitas) 4. Penggunaan sendi yang terlalu sering ketika aktivitas
  • 45. ANATOMI DAN FISIOLOGI ■ kolumna vertebralis dibagi menjadi servikal (C1-C7), torakal (T1-T12), lumbal (L1-L5), sakrum (S1-S5), dan koksigis (3-5 segmen) (Yenukoti, 2015). ■ Kolumna vertebralis terdiri dari 2 kolumna, yakni kolumna anterior (kolumna padat dari badan vertebrae yang bersifat menahan kompresi) dan posterior (kolumna yang memiliki rongga untuk lewatnya saraf). Kolumna memiliki faset yang memungkinkan terjadinya gerakan rotasi dan arah anterior (Yenukoti, 2015).
  • 46. PATOFISIOLOGI ■ terjadi perubahan metabolisme tulang rawan sendi  peningkatan aktifitas enzim yang merusak makromolekul matriks tulang rawan sendi dan disertai penurunan sintesis proteoglikan serta kolagen  penurunan kadar proteoglikan, perubahan sifat kolagen dan berkurangnya kadar air tulang rawan sendi  penurunan kekuatan tulang  kerusakan mekanik  penyempitan rongga sendi  muncul osteofit  timbul gejala OA (nyeri dan kaku sendi) ■ Degenerasi  reaksi inflamasi  IL-1, meningkatkan enzim proteolitik untuk degradasi matriks ekstraseluler.
  • 47. KLASIFIKASI OA Berdasarkan penyebabnya, OA dibagi menjadi 2 yakni idiopatik dan sekunder. Untuk OA yang mengenai pada vertebrae termasuk dalam OA idiopatik. Lokasi OA pada vertebrae yang paling sering adalah pada sendi apofiseal, sendi intervertebrae, dan ligamentum (Santosa, J. dan Saturti,T., 2018).
  • 48. GEJALA ■ Nyeri sendi ■ Kaku pagi hari/ morning stiffness ■ Hambatan pergerakan sendi ■ Krepitasi ■ Perubahan bentuk sendi ■ Perubahan gaya berjalan
  • 49. RED FLAG LBP apakah berpotensi menimbulkan keadaan yang serius pada pasien ■ Defisit sensorik atau motorik ■ Saddle anesthesia dengan inkontinensia uri dan alvi ■ Neurologis memburuk progresif di ekstremitas bawah ■ Riwayat keganasan ■ Penurunan BB tanpa sebab ■ Nyeri hebat ketika posisi supine dan/ saat malam hari ■ Usia <16 tahun atau >50 tahun (emergency care institute new south wales, 2017)
  • 50. RED FLAG LBP apakah berpotensi menimbulkan keadaan yang serius pada pasien ■ Riwayat trauma ■ Penyalahgunaan obat intravena ■ Infeksi bakteri akhir-akhir ini/ demam ■ Keadaan imunosupresi (HIV, pengguna kortikosteroid, transplantasi) ■ Gejala menetap >4 minggu (kambuh atau nyeri memburuk) ■ Kehamilan (emergency care institute new south wales, 2017)
  • 51. YELLOW FLAG LBP apakah pasien berisiko memiliki nyeri punggung bawah kronis ■ Nyeri bertambah ketika aktivitas ■ Sering sakit-sakitan ■ Gangguan jiwa, mood negatif/ down ■ Terapi yang tidak sesuai dengan keadaan ■ Permasalahan di pekerjaan, kurang memuaskan ■ Riwayat nyeri punggung bagian bawah ■ Keluarga yang terlalu protektif/ kurangnya dukungan sosial (emergency care institute new south wales, 2017)
  • 52. PENILAIAN NYERI – ID PAIN ■ Biasanya untuk pasien geriatri ■ Kalau skor >3, maka nyeri neuropatik (+). ■ Aspek yang dinilai, jawaban “iya” poin 1 kecuali poin terakhir jika “iya” justru (-1) – Apakah nyeri seperti tertusuk jarum – Apakah nyeri terasa seperti terbakar/ panas – Apakah ada rasa baal – Apakah nyeri seperti disambar petir/ electric shock – Apakah nyeri ketika kulit disentuh/ bersentuhan dengan apapun – Apakah sendi sulit digerakkan karena nyeri
  • 53. PENILAIAN NYERI -VAS ■ Jenis nyeri yang dinilai  Nyeri diam, Nyeri gerak, Nyeri tekan ■ Pasien diminta untuk menggerakkan skalaVAS nya sendiri ■ Interpretasi – 0-9  no pain – 10-29  ringan – 30-69  sedang – 70-89  berat – 90-100  sangat berat
  • 54. PENILAIAN NYERI – NPS ■ Pasien diminta untuk menyebutkan seberapa nyeri yang diderita dengan rentang nilai 0-10 (0 tanpa nyeri dan 10 sangatlah nyeri) ■ Interpretasi – 0  no pain – 1-3  mild – 4-6  moderate-severe – 7-9  very severe – 10  worst pain ever
  • 55. DIAGNOSIS - ANAMNESIS ■ Keluhan utama : nyeri pinggang/ pantat ■ Onset : akut, kronis, kronis progresif ■ Sifat nyeri : ditusuk, terbakar, tumpul ■ Faktor memperberat : batuk, mengejan, membungkuk, aktivitas ■ Faktor memperingan : istirahat ■ Gejala penyerta : kesemutan, baal, gangguan BAB BAK dan fungsi seksual ■ Penyakit terdahulu : riwayat serupa, riwayat trauma ■ Penyakit keluarga : keganasan ■ Sosial ekonomi : pekerjaan yang berhubungan dengan keluhan
  • 56. DIAGNOSIS – ANAMNESIS SACRED SEVEN ■ Lokasi ■ Kualitas ■ Kuantitas ■ Waktu ■ Kronologi kejadian ■ Faktor memperberat dan memperingan ■ Manifestasi gejala lainnya
  • 57. DIAGNOSIS – PEMERIKSAAN FISIK ■ Tanda vital ■ Skala nyeri ■ ROM ■ Alignment vertebra ■ Palpasi otot paravertebralis ■ Tes provokasi ■ Px motorik tungkai bawah ■ Px sensibilitas tungkai bawah ■ Px otonom ■ Refleks fisiologis ■ Refleks patologis
  • 58. DIAGNOSIS – PEMERIKSAAN PENUNJANG ■ Laboratorium sesuai indikasi ■ Pemeriksaan marker ■ Radiologi sesuai indikasi – Xray – MRI – Mielografi – BMD – ENMG
  • 59. TATALAKSANA Tujuan ■ Meredakan nyeri, ■ Mengoptimalkan fungsi sendi, ■ Mengurangi ketergantungan kepada orang lain dan meningkatkan kualitas hidup, ■ Menghambat progresivitas penyakit, dan ■ Mencegah terjadinya komplikasi
  • 60. ■ Kausatif  sesuai penyebabnya ■ Simptomatik – Nyeri inflamasi ■ Antiinflamasi  Parasetamol 3x500mg tablet, Ibuprofen 4x400mg tablet ■ Relaksan otot – Diazepam 2-15mg/hari dosis terbagi (sediaan 2mg dan 5mg) – Esperison HCl tablet 3x50mg setelah makan ■ Analgetik opioid lemah  Codein tablet 15-60mg setiap 4 jam, maksimal360mg/hari ■ Analgetik opioid kuat  Morfin sulfat injeksi IV 1-10mg 4-5 menit (sediaan 10mg/ml)
  • 61. – Nyeri neurogenik ■ Analgetik adjuvan – Gabapentin 1x300mg  2x300mg  3x300mg. – Pregabalin, awal: 150mg/ hari dibagi 2-3 pemberian. ■ Antidepresan  Amitriptilin 10-25mg malam. Dosis dapat ditingkatkan setiap 3-7 hari ■ Relaksan otot ■ Analgetik opioid lemah ■ Analgetik opioid kuat – Injeksi epidural (steroid, lidokain, opioid)  jika (-) respons terapi konservatif 3-4 minggu – Injeksi intraartikular/ intralesi (steroid/ asam hialuronat)
  • 62. ■ Rehabilitasi – Fisioterapi (kompres panas/ dingin, korset lumbal) – Terapi okupasi – Orthose/ prosthesa ■ CBT ■ Operatif – Realignment osteotomy  reposisi ulang tulang – Arthroplasty  mengganti permukaan sendi yang rusak
  • 63. ■ Preventif/ edukasi – Kembali ke aktivitas normal secara bertahap – Menghindari membawa barang berat – Konsumsi obat sesuai dosis dan kontrol rutin ke dokter – Mengurangi berat badan melalui program diet dan latihan ■ Disarankan pada pasien dengan berat badan berlebih ■ Mulai latihan ringan tanpa stres (endurance exercise) yaitu berjalan, naik sepeda, dan berenang pada minggu kedua setelah awitan nyeri punggung bawah ■ conditional exercise setelah minggu kedua awitan (memperkuat otot punggung). Latian menggunakan alat tidak terbukti lebih efektif daripada yang tidak menggunakan alat.
  • 64. KOMPLIKASI Komplikasi yang dapat timbul adalah deformitas yang terjadi akan menetap secara permanen (Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia, 2017).
  • 65. PROGNOSIS Ad vitam : bonam Ad sanationam : dubia ad bonam Ad fungsionam : dubia ad bonam
  • 66. DAFTAR PUSTAKA ■ Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia. 2016. Panduan Praktis Klinis Neurologi. Jakarta: Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia. ■ Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia. 2017. Panduan Praktis Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Edisi 1. Jakarta: Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia. ■ Rianawati, Sri Budhi dan Munir Badrul. 2017. Buku Ajar Neurologi. Daerah Istimewa Yogyakarta: Sagung Seto. ■ Santosa, J. dan Saturti,T. (2018) ‘Osteoartritis’, Denpasar: Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. ■ Yenukoti, R. (2015) ‘ClininalAnatomy ofVertebral Column’, pp. 1–7.