SlideShare a Scribd company logo
1 of 59
sepsis
Afnan Febriany Putri - 030001800004
Pembimbing : dr. Afifah Sp.PD
Laporan kasus :
Pendahuluan
Sepsis merupakan disfungsi organ akibat
gangguan regulasi respons tubuh terhadap
terjadinya infeksi. Jika tidak ditangani segera, sepsis
dapat menyebabkan syok septik, kegagalan organ
multipel, dan akhirnya kematian. Sepsis terus
menjadi masalah kesehatan utama di seluruh dunia
yang dikaitkan dengan angka mortalitas yang tinggi.
Identitas Pasien
Nama:
Usia
J enis kelamin
Alamat
Ny. S
80 tahun
Perempuan
Duren sawit
Pekerjaan
Status Pernikahan
Agama
Nomer RM
IRT
Menikah
Islam
0123226*2
Tanggal masuk IGD 20 J uli 2022
ANAMNESIS
Keluhan Utama
Mual dan muntah sejak 1 hari SMRS
Anamnesis
1 Minggu SMRS
Sesak, hilang timbul
3 hari SMRS
Batuk berdahak, dahak sulit
dikeluarkan, tidak mau makan dan
minum, BAK pekat dan sedikit
5 hari SMRS
Badan terasa lemas, nafsu makan
menurun
1 hari SMRS
Mual, muntah sebanyak 2x
berupa cairan berwarna hitam
Datang ke IGD
Pagi sebelum datang ke IGD
pasien berkeringat dingin, BAB
berwarna hitam, mual dan
muntah memberat
Anamnesis
4. Riwayat penyakit dahulu :
• Riwayat Hipertensi (+)
• Riwayat DM (-)
• Riwayat penyakit jantung (-)
• Riwayat penyakit paru (-)
• Riwayat Asma (-)
• Riwayat penyakit lainnya : (+)
• osteoporosis
• fraktur tulang pinggul
5. Riwayat penyakit keluarga :
• Riwayat Hipertensi (+) kakak dan
anak pasien
• Riwayat DM (-)
• Riwayat penyakit jantung (-)
• Riwayat penyakit paru (-)
• Riwayat Asma (-)
• Riwayat penyakit lainnya : (-)
3. Riwayat kebiasaan :
Merokok (-), alkohol (-), teh (+) setiap
pagi setiap harinya, Jamu (+) minimal 1x
dalam seminggu.
Anamnesis
3. Riwayat sosioekonomi :
Pasien tinggal dengan anaknya, berobat
dengan BPJS
3. Riwayat pengobatan :
Sempat dirawat di RS karena
patah tulang pinggul, tidak ada
konsumsi obat rutin
3. Riwayat alergi :
Tidak terdapat riwayat alergi
Anamnesis menurut sistem
Kulit
Bisul (-), ikterus (-), keringat malam (-), keringat dingin (+), sianosis (-),
gatal-gatal (-), eritema (-), terkelupas/skuama (-)
Kepala Trauma (-), sakit kepala (-), nyeri pada sinus (-)
Mata Merah (-) Ikterus (-), Nyeri (-), diplopia (-), buram (-), secret (-)
Hidung
Berbau (-), secret (-), berdarah (-), trauma (-), nyeri (-), pilek (-), tersumbat(-),
gangguan penciuman (-)
Telinga Nyeri (-), berair (-), tinnitus (-), gangguan pendengaran (-)
Mulut
Berbau (-), pahit (-), sariawan (-), gusi berdarah (-), bibir kering (+), gigi
berlubang (+), hipodonsia (+), menggunakan gigi palsu (+)
Tenggorokkan Nyeri (-), serak (-)
Leher Benjolan (-), nyeri (-)
Anamnesis menurut sistem
Thoraks
Jantung : berdebar2 (-), nyeri dada (-), rasa tertekan (-),
Paru : Sesak napas (+), batuk (-), batuk berdahak (+), batuk darah
(-), orthopnoe (-).
Abdomen
Kembung (-), mual (+), muntah (+), hematemesis (+), nyeri ulu hati (-
), nyeri kolik (-), perut membesar (-), mencret (-), tinja berdarah (-),
tinja hitam (+), tinja dempul (-)
Saluran kemih Nyeri BAK (-), poliuria (-), oligouria (+), hematuria (-)
Ekstremitas atas
Kulit kering (-), bengkak (+) punggung tangan kanan setalah
pemasangan IV line, ulkus (-), nyeri otot (-), deformitas(-) , sianosis (-),
kebas (-)
Ekstremitas bawah
Kulit kering (-), bengkak (+) puggung kaki, ulkus (-), nyeri otot (-),
deformitas (-), sianosis (-), kebas (-)
PEMERIKSAAN
FISIK
Keadaan Umum:
• Kesan sakit : Tampak sakit sedang
• Kesadaran : E4M5V4 / Apatis
Tanda Vital :
• Tekanan darah : 98/61 mmHg
• Nadi : 95x/menit
• Pernafasan : 24x/menit
• Suhu : 36.5 C
• SpO2 : 97%
Status generalis
Kepala Normocephali,tidak terdapat deformitas
Rambut Distribusi merata, berwarna putih, tidak mudah dicabut
Mata Konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-), pupil isokor (3mm/3mm), refleks cahaya langsung
(+/+), refleks cahaya tidak langsung (+/+)
Telinga Normotia, deformitas (-), hiperemis (-), edema (-), serumen (-), nyeri tekan tragus (-), nyeri tarik (-)
Hidung Deformitas (-), deviasi septum (-), sekret (-), napas cuping hidung (-)
Mulut Oral hygiene tidak baik, mukosa mulut kering (+), bibir sianosis (-), gusi berdarah (-), lidah kotor(-
), bercak kemerahan pada mukosa (-), gigi berlubang (+), Hipodonsia (+) purse-lip breathing (-)
Tenggorokan Uvula di tengah, arkus faring simetris, T1/T1, hiperemis (-), post nasal drip (-)
Leher Jantung : Tidak terdapat peningkatan JVP (5+0 cmH2O)
Tiroid: pembesaran tiroid (-)
Kelenjar Getah Bening: pembesaran KGB (-)
Status generalis
Paru
Inspeksi
Pergerakan dinding dada simetris, retraksi intercostal (-/-), pemakaian otot bantu pernafasan
(+/+), sela iga melebar (-), tipe pernapasan thorakoabdominal, barrel chest (-), benjolan (-)
Palpasi Gerak dinding dada simetris, nyeri tekan (-), benjolan (-), vocal fremitus (+/+).
Perkusi Batas paru hepar linea dalam batas normal. Batas paru lambung dalam batas normal.
Auskultasi Suara nafas vesikuler (+/+), ronkhi (+/+) , whezing (-/-).
Jantung
Inspeksi Tidak tampak pulsasi iktus kordis.
Palpasi Thrill (-), ictus cordis tidak teraba.
Perkusi
Batas jantung kanan di ICS IV linea parasternalis dextra, batas jantung kiri di ICS V linea
midclavicularis sinistra.
Auskultasi bunyi jantung I dan II reguler, murmur (-), gallop (-)
Status generalis
Abdomen
Inspeksi Permukaan abdomen datar (+) ascites (-), benjolan (-), jejas (-)
Palpasi
Supel, Defense muscular (-), nyeri tekan epigastrium (-), nyeri tekan RUQ (-
), undulasi (-), murphy sign (-), mcburny sign (-), hepatomegali (-),
splenomegali (-), turgor <2detik.
Perkusi Timpani di seluruh quadran
Auskultasi Bising usus (+) 3-4x/menit
Ekstremitas
Eks. Atas
Simetris kanan dan kiri, deformitas -/-, akral hangat +/+, oedem +/-, clubbing
finger (-), ptekie -/-, papul (-) vesikel (-) jejas -/-.
Eks. Bawah
Simetris kanan dan kiri, deformitas -/-, akral hangat +/+, oedem
tungkai +/+, ptekie -/-, jejas -/-, papul (-) vesikel (-) jejas (-/-).
PEMERIKSAAN
PENUNJ ANG
Pemeriksaan tanggal :
IGD, 20 J uli 2022
JENIS PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI NORMAL
GLUKOSA SEWAKTU
Glukosa darah Sewaktu 97 mg/dL 70-110
HEMATOLOGI LENGKAP
Eritrosit (RBC) 3.3 Juta/uL 3.8 – 5.2
MCH 27,1 pg 26 – 34
MCHC 35,3 g/dL 32 – 36
MCV 76,6 fL 80 – 100
Hematokrit (HCT) 25 % 35 - 47
Hemoglobin (HGB) 8,8 g/dL 11.7 - 15.5
Leukosit (WBC) 19,6 ribu/uL 3.8 – 10.6
RDW 14,8 % < 14
Trombosit (PLT) 278 ribu/uL 150 – 440
GINJAL
Ureum 49 Mg/dL 17– 49
Kreatinin 1,47 mg/dL <1.2
ELEKTROLIT SERUM
Natrium (Na) 136 mmol/L 135 - 155
Kalium (K) 2,9 mmol/L 3.6 - 55
Klorida (Cl) 108 mmol/L 98 - 109
ASTRUP
pH 7,53 mmHg 7,35 – 7,45
pO2 79 mmHg 80 – 100
pCO2 24 mmol/L 35 – 45
HCO3 20 mEq/L 21 – 28
Kelebihan basa -1,3 mmol/L - 2,5 – 2,5
Total CO2 21 % 23 – 27
Saturasi O2 95 95 – 100
Pemeriksaan tanggal : Dahlia barat, 20 J uli 2022
JENIS PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI NORMAL
HEMATOLOGI
Golongan darah A
Rhesus Positif
Pemeriksaan tanggal : Dahlia barat, 21 J uli 2022
JENIS PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI NORMAL
KIMIA KLINIK
HATI
Kolinesterase (CHE) 2771 U/L 4700-14000
IMUNOSEROLOGI
Procalsitonin 46,17 ng/dL <0,5
TINJA
Darah samar Positif Negatif
Pemeriksaan tanggal : Dahlia barat, 21 J uli 2022
MIKROBIOLOGI
Kultur MO+ resistensi darah
Hasil biakan steril
Pemeriksaan tanggal : Dahlia barat, 22 J uli 2022
JENIS PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI NORMAL
HEMATOLOGI LENGKAP
Eritrosit (RBC) 4,5 Juta/uL 3.8 – 5.2
MCH 26,7 pg 26 – 34
MCHC 34,8 g/dL 32 – 36
MCV 76,9 fL 80 – 100
Hematokrit (HCT) 34 % 35 - 47
Hemoglobin (HGB) 11.9 g/dL 11.7 - 15.5
Leukosit (WBC) 7.1 ribu/uL 3.6– 11
RDW 15,6 % < 14
Trombosit (PLT) 185 ribu/uL 150 – 440
ELEKTROLIT SERUM
Natrium (Na) 133 mmol/L 135 - 155
Kalium (K) 3,5 mmol/L 3.6 - 55
Klorida (Cl) 104 mmol/L 98 - 109
Pemeriksaan tanggal : Dahlia barat, 23 J uli 2022
JENIS PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI NORMAL
KIMIA KLINIK
HATI
Albumin 2,2 g/dL 3.2 - 4.6
Pemeriksaan : Dahlia barat, 27 J uli 2022
JENIS PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI NORMAL
KIMIA KLINIK
HATI
Albumin 3.0 g/dL 3.2 - 4.6
Deskripsi :
• Irama : Sinus
• Q RS rate : 150x/mnt.
• Aksis : RAD ekstrem
(lead I -, II -, aVf - )
• P wave : Normal
• PR interval: 4 kk = 0,8 detik
• Durasi Q RS : 2
kk = 0,4 detik
• RBBB (-) , LBBB (-)
• LVH (-), RVH (-)
• ST depresi (-)
• ST elevasi (-)
• Q patologis (-)
• Q T interval (-)
Kesan : Sinus takikardi
dengan RAD ekstrem
Pemeriksaan EKG di IGD 20 J uli 2022
Pemeriksaan rontgen di IGD 20 J uli 2022
Deskripsi :
a.Cor kesan normal
b.Aorta dan mediastinum superior
tidak melebar
c.Trachea di tengah
d.Kedua hilus baik
e.Sinus kostofrenikus kanan lancip
f.Sinus kostofrenikus kiri tumpul
Kesan : Efusi pleura ec pneumonia.
1.AUTHOR (YEAR).
Title of the publication. Publisher
1.AUTHOR (YEAR).
Title of the publication. Publisher
1.AUTHOR (YEAR).
Title of the publication. Publisher
1.AUTHOR (YEAR).
Title of the publication. Publisher
Pemeriksaan USG abdomen di Dahlia barat 25 J uli 2022
Kesan : Kista ginjal kanan,
efusi pleura kiri.
Resume
Seorang wanita berusia 80 tahun, sakit berat, datang dengan keluhan mual
dan muntah berwarna hitam sejak 1 hari SMRS. Keluhan disertai dengan sesak
nafas, penurunan nafsu makan, lemas, batuk berdahak, keringat dingin dan BAB
berwarna kehitaman, BAK berwarna pekat dan sedikit. Pasien memiliki riwayat
hipertensi, fraktur tulang pinggul, osteoporosis dan menggunakan gigi palsu.
Pasien rutin mengosumsi teh di pagi hari dan jamu sedikitnya 1x dalam
seminggu.
Hasil pemeriksaan fisik didapatkan :
• KU : tampak sakit berat
• Kes : Apatis
• TD : 98/61mmHg
• Takipneu
• Konjungtiva anemis
• Hygienitas oral tidak baik
• Karies gigi, hipodonsia
• otot pernafasan tambahan (+)
• Ronkhi (+/+)
• Oligouria
• Oedem
Resume
Pemeriksaan penunjang didapatkan :
• leukositosis (19.6 ribu/uL),
• Anemis (Hb 8.8 g/dL, HCT 25%, ,MCV 76.6fL, Eritrosit 3,3juta/uL, RDW 14.8%),
• Kreatinine meningkat (1,47 mg/dL),
• Hipokalemia (2.9 mmol/L),
• Alkalosis respiratorik (pH 7.53, pO2 79mmHg, pCO2 24mmHg, HCO3
20mmol/L ).
• CHE menurun 2771 U/L
• Procalcitonin meningkat (50.84ng/mL)
• Darah samar pada feses (+)
• Hipoalbumin (2.2 g/dL)
• Hiponatremia (133mmol/L)
Resume
Pemeriksaan penunjang didapatkan :
• EKG sinus takikardi
• Foto thorax kesan efusi pleura ec pneumonia
• USG abdomen kesan terdapat kista ginjal kanan dan tampak efusi
pleura.
DAFTAR MASALAH
1. Sepsis
2. Efusi pleura ec pneumonia
3. AKI
4. Kista ginjal
5. Anemia
6. Hematemesis melena
7. Hipokalemia
8. Hiponatremia
Pengkajian masalah
• KU : tampak sakit sedang
• Kes : Apatis
• TD : 98/61mmHg
• RR : 26x/mnt
• Konjungtiva anemis
Pengkajian masalah
• KU : tampak sakit sedang
• Kes : Apatis
• TD : 98/61mmHg
• RR : 26x/mnt
• Konjungtiva anemis
Pengkajian masalah
Pengkajian masalah
• KU : tampak sakit sedang
• Kes : Apatis
• TD : 98/61mmHg
• RR : 26x/mnt
• Konjungtiva anemis
A PICTURE IS WORTH A THOUSAND WORDS
TINJ AUAN PUSTAKA
Tidak ada perubahan
Sepsis 1
• Sepsis : SIRS
• Sepsis berat : Sepsis disertai
salah satu gejala gangguan
fungsi organ, hipoperfusi,
hipotensi, asidosis laktat,
oliguria, atau gangguan status
mental akut
• Syok sepsis : Sepsis disertai
hipotensi walaupun telah
dilakukan terapi cairan
adekuat, terapi obat
inotropik atau vasopressor
Sepsis 2
Sepsis 3
• Sepsis : keadaan disfungsi
organ yang mengancam
jiwa, akibat disregulasi
respon host terhadap
infeksi.
• Syok sepsis : Sepsis
disertai gangguan sirkulasi,
seluler, dan metabolik
yang mengancam jiwa
Definisi
Epidemiologi
• Sepsis memiliki angka mortalitas yang tinggi,
dimana sekitar 31,5 juta orang di dunia mengalami
sepsis dan 5,3 juta diantaranya meninggal setiap
tahunnya.
• Studi ICON --> 10.069 pasien unit perawatan intensif
(ICU), 2.973 (29.5%) diantaranya terkonfirmasi
mengalami sepsis saat masuk atau selama perawatan
di ICU.
• Angka mortalitas selama di ICU sebesar 25,8% dan di
rumah sakit sebesar 35.3%.
• Angka kematian di ICU RSUP dr Kandou Manado →
65,7%.
• Di RSUP dr Soetomo Surabaya → syok septik 14,58%,
dan 58,33% sisanya sepsis.
Etiologi
Pulmonal
64%
Penyebab terbesar sepsis adalah bakteri Gram negatif (60-70% kasus)
Abdomen
20%
Bloodstream
15%
Sal. Kemih
14%
Faktor risiko
• Usia >65 tahun, Usia < 1 tahun
• Penyakit komorbid, seperti :
• paru-paru kronis
• penyakit diabetes
• gagal jantung kongestif
• gagal ginjal kronis
• penyakit hati
• kanker
• Kondisi immunocompromise
• Kehamilan: risiko sepsis meningkat pada pasien dengan
gangguan pada sistem imun
Patofisiologi
Patofisiologi
Patofisiologi
Diagnosis
qSOFA dinyatakan positif apabila
terdapat 2 dari 3 kriteria.
Diagnosis
SOFA melakukan evaluasi terhadap fungsi fisiologis, respirasi, koagulasi, hepatik,
sistem saraf pusat, dan ginjal. Diagnosis sepsis ditegakkan bila kriteria SOFA ≥ 2.
Komplikasi
Multiple Organ Dysfunction Syndrome (MODS)
Disseminated Intravascular Coagulation (DIC)
Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS)
Gagal Ginjal Akut
Syok sepsis
Tatalaksana
Resusitasi Cairan
• Target untuk resusitasi cairan sebagai
berikut:
• Central Venous Pressure 8-
12mmHg
• MAP >= 65mmHg
• Jumlah urin >= 0,5ml/kg/jam
• SCVO2 atau SVO2 masing masing
lebih dari 70% dan 65%
• Cairan kristaloid untuk resusitasi awal
• PRC dan/atau dobutamine infus (max
20mcg/kg/m) untuk mencapai target
dalam 6 jam (Ht>= 30%)
Antibiotik
• E mpiris
• W ide spectrum
• E arly use
Vasopresor
• Vasopressor harus diberikan dalam 1 jam pertama
untuk mempertahankan MAP >65 mmHg
• Norepinefrin = lini pertama
• Efek minimal laju jantung
• Dopamin
• Lini kedua
• Dosis rendah vasodilasi, dosis tinggi
vasokonstriksi tetapi dengan resiko arrhythmia
• Epinefrin
Terapi Lain
• Kortikosteroid
• Hidrokortison
• Komponen darah
• PRC
• Eritropoetin
• Ventilasi mekanik
• ARDS
• Target VT 6ml/kgBB
• Tekanan plateau <30cm H2O
• PEEP positif
Pencegahan
Mencegah penularan mikroba dan infeksi
Mencegah infeksi berkembang menjadi sepsis
01
02
Prognosis
• Mortalitas 30 hari: 20-35% (Syok: 40-60%)
• Sisanya dalam 6 bulan
• Komplikasi rawat intensif, imunosupressif, gagal multipel organ,
penyati pemicu sepsis
• APACHE II -> skor prognosis pasien tergantung usia, komorbiditas,
faktor fisiologis
• Dibawah 40th, CFR <10%, lansia >35%
• Komorbiditas prediktor penting untuk mortalitas jangka panjang
dan pendek
Sepsis
Pada pasien ini didapatkan faktor risiko berupa usia yang sudah masuk pada
kategori lansia, hal dikarenakan sistem kekebalan tubuh yang semakin menurun, sehingga
lebih rentan mengalami infeksi atau lebih mungkin terjadi sepsis. Penegakan diagnosis
sepsis pada pasien di lakukan berdasarkan penilaian qSOFA, SOFA, dan pemeriksaan
penunjang sebagai berikut :
• Skor qSOFA >2 (GCS<15, RR>22, TD sistolik <100mmHg)
• Skor SOFA >2 ( 5-6 )
- PaO2/FiO2 = 158
- SpO2/FiO2 = 190
- MAP =73,3
- Kreatinin 1,47 mg/dL dan urin oligouria
- GCS 13
• Laboratorium : Leukositosis, peningkatan procalsitonin, Alkalosis respiratorik
Fokal infeksi pada pasien ini adalah pneumonia, dimana paru-paru merupakan
etiologi terbesar untuk terjadinya sepsis dan pada pemeriksaan kultur darah didapati
hasil steril
Pneumonia
Pada pasien ini didapatkan faktor risiko berupa usia yang sudah
masuk pada kategori lansia, hal dikarenakan sistem kekebalan tubuh yang
semakin menurun, sehingga lebih rentan mengalami infeksi. Penegakan
diagnosis pneumonia pada pasien di lakukan berdasarkan klinis yaitu sesak
nafas, batuk berdahak, takipneu, ronkhi (+/+), penggunaaan otot bantu nafas,
PaO2/FiO2 = 158 (<250). Pada pemeriksaan thorax didapatkan kesan efusi
pleura et causa pneumonia dan USG abdomen didapatkan gambaran efusi
pleura. Pada pasien ini dapat dilakukan pemeriksaan kultur sputum untui
bakteri etiologi pneumonia.
Hematemesis Melena
Pada pasien ini didapatkan faktor risiko berupa usia yang sudah
masuk pada kategori lansia, . Penegakan diagnosis hematesis melena
berdasarkan klinis adanya mual muntah berwarna kemerahan dan BAB
berwarna hitam dan hasil laboratoriummenunjukan darah samar feses positif.
Penyebab hematemesis melena sendiri belum diketahui pasti penyebabnya
tetapi ada kecurigaan terhadap stress ulcer hal ini dikarenakan tidak didapati
adanya tanda-tanda sirosis hati meskipu CHE menurun dan pada hasil USG
didapati gambaran hati dalam batas normal, tetapi masih perlu dibuktikan
dengan pemeriksaan endoskopi.
Anemia mikrositik
Pada pasien ini didapatkan faktor risiko berupa usia yang sudah
masuk pada kategori lansia, adanya infeksi, kebiasaan minum teh. Penegakan
diagnosis anemia berdasarkan lemas, konjungtiva anemis, dan hasil
boratorium sebagai berikut :
• Hb 8.8 g/dL,
• HCT 25%,
• MCV 76.6fL,
• Eritrosit 3,3juta/uL,
• RDW 14.8%
Pada pasien ini diperlukan pemeriksaan SADT, hematologi lengkap,
retikolosit, serum iron, ferritin dan TIBC.
1. Putra IAS. Update tatalaksana sepsis. CDK-280.2019;46(11)-681-5
2. World Health Organization. Septic. 2020 [cited 2021 July 02]. Available : https://www.who.int/news-room/fact
sheets/detail/sepsis
3. Millizia A. Penatalaksanaan sepsis. J. Ked. N. Med. Sept 2019;2(3):28-37 ISSN: 2615-3874
4. Napolitano LM. Sepsis 2018: definitions and guadline changes. Surgical Infections. 2018;19(2):117-125. DOI:
10.1089/sur.2017.278
5. Kemenkes. Pedoman nasional pelayanan kedokteran tatalaksana sepsis. 2017:1-66
6. Font MD, Thyagarajan B, Khanna AK. Sepsis and septic shock – basics of diagnosis, pathophysiology and clinical
decision making.Med Clin N Am.2020:1-13 Available : https://doi.org/10.1016/j.mcna.2020.02.011
7. Sanjaya BD, Djuang MH, Muniro FD,Chiuman L. Faktor resiko sepsis pada pasien lansia di Rumah Sakit Umum
Royal Prima Medan. Jambura jurnal of health sciences and research.Okt 2022;4(3):604-611.
8. Irvan, Febyan, Suparto. Sepsis dan tata laksana berdasarkan guidline terbaru. Jurnal Anestesiologi
Indonesia.2019;10(1):62-73.
9. Bataar O, Lundeg G, Tsenddorj G, Jochberger S, Grander W, Baelan I, et al. Nationwide survey on resource
availability for implementing current sepsis guidelines in Mongolia. [Internet]. 2010 . [cited 2018 Jan 5]. Available
from: URL: http:// www.who.int/bulletin/ volumes/88/11/10-077073/en/.
10. Calgary Guide. Sepsis and Septic Shock [Calgary Wbsite]. 2019 [cited 2021 July 02]. Available:
https://calgaryguide.ucalgary.ca/Sepsis,-and-Septic-Shock--Pathogenesis-and-Clinical-Findings/
Daftar Pustaka
Daftar Pustaka
11. Setyohadi B, Arsana PM, Suryanto A, Seoroto AY, Abdullah M. EIMED PAPDI Kegawatdaruratan Penyakit
Dalam BUKU I. Jakarta. Interna Publishing Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam. 2019
12. Bullock B, Benham MD. Bacterial sepsis.Treasure Island (FL): StatPearls Publishing.Juni 2022
13. Purwanto DS, Astrawinata DAW. Mekanisme kompleks sepsis dan syok septik.Jurnal Biomedik. Nov
2018;10(3):143-151
14. Mitchell M. Levy1*, Laura E. Evans2 and Andrew Rhodes. The Surviving Sepsis Campaign Bundle: 2018
update. ntensive Care Med (2018) 44:925–928
15. Wacker C, Prkno A, Brunkhorst FM,et al. Procalcitonin as a diagnostic marker for sepsis: a systematic review and
meta-analysis.Lancet Infect Dis.2013;13: 426–35.
16. Mahaprata S. Septic shock.Treasure Island (FL): StatPearls Publishing.Juni 2022
17. MayoClinic Staff. Sepsis [MayoClinic Website]. 2021 [cited 2021 July 01]. Available
:https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/sepsis/symptoms-causes/syc-20351214
TERIMA
KASIH

More Related Content

Similar to LAPKAS 1_Sepsis.pptx

Kasus Kecil Interna : Hematemesis Melena, Klinis Sirosis Hepatis
Kasus Kecil Interna : Hematemesis Melena, Klinis Sirosis HepatisKasus Kecil Interna : Hematemesis Melena, Klinis Sirosis Hepatis
Kasus Kecil Interna : Hematemesis Melena, Klinis Sirosis HepatisTenri Ashari Wanahari
 
POMR Diare akut 30-3-2022.pptx
POMR Diare akut 30-3-2022.pptxPOMR Diare akut 30-3-2022.pptx
POMR Diare akut 30-3-2022.pptxSyahrulAdzim
 
Nurtika CBD Diare Kronis.pptx
Nurtika CBD Diare Kronis.pptxNurtika CBD Diare Kronis.pptx
Nurtika CBD Diare Kronis.pptxNurtika2
 
178408818 case-hidronefrosis
178408818 case-hidronefrosis178408818 case-hidronefrosis
178408818 case-hidronefrosishomeworkping10
 
Case Report ITP
Case Report ITPCase Report ITP
Case Report ITPKharima SD
 
236715932 long-case-sle
236715932 long-case-sle236715932 long-case-sle
236715932 long-case-slehomeworkping3
 
Omi anteroseptal dan hypertension heart disease (hhd)
Omi anteroseptal dan hypertension heart disease (hhd)Omi anteroseptal dan hypertension heart disease (hhd)
Omi anteroseptal dan hypertension heart disease (hhd)Yessi Perlitasari
 
striktur_Uretra_lapsus_ppt.pptnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn
striktur_Uretra_lapsus_ppt.pptnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnstriktur_Uretra_lapsus_ppt.pptnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn
striktur_Uretra_lapsus_ppt.pptnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnstefanimeds
 
Case Report Meningitis
Case Report MeningitisCase Report Meningitis
Case Report MeningitisKharima SD
 
lapkas pendamping 2.docx
lapkas pendamping 2.docxlapkas pendamping 2.docx
lapkas pendamping 2.docxLucianaThio
 
223367774 case-2-dbd-tbc-diabetes
223367774 case-2-dbd-tbc-diabetes223367774 case-2-dbd-tbc-diabetes
223367774 case-2-dbd-tbc-diabeteshomeworkping10
 
91722104 case-dr-andi-fajar
91722104 case-dr-andi-fajar91722104 case-dr-andi-fajar
91722104 case-dr-andi-fajarhomeworkping4
 
99905517 hipertensi-urgensi
99905517 hipertensi-urgensi99905517 hipertensi-urgensi
99905517 hipertensi-urgensiBriliant Nissa
 
Kasus Kecil Interna : CKD, Hipertensi, Diabetes Melitus, CHF
Kasus Kecil Interna : CKD, Hipertensi, Diabetes Melitus, CHFKasus Kecil Interna : CKD, Hipertensi, Diabetes Melitus, CHF
Kasus Kecil Interna : CKD, Hipertensi, Diabetes Melitus, CHFTenri Ashari Wanahari
 

Similar to LAPKAS 1_Sepsis.pptx (20)

Kasus Kecil Interna : Hematemesis Melena, Klinis Sirosis Hepatis
Kasus Kecil Interna : Hematemesis Melena, Klinis Sirosis HepatisKasus Kecil Interna : Hematemesis Melena, Klinis Sirosis Hepatis
Kasus Kecil Interna : Hematemesis Melena, Klinis Sirosis Hepatis
 
PPOK Case
PPOK CasePPOK Case
PPOK Case
 
POMR Diare akut 30-3-2022.pptx
POMR Diare akut 30-3-2022.pptxPOMR Diare akut 30-3-2022.pptx
POMR Diare akut 30-3-2022.pptx
 
Nurtika CBD Diare Kronis.pptx
Nurtika CBD Diare Kronis.pptxNurtika CBD Diare Kronis.pptx
Nurtika CBD Diare Kronis.pptx
 
178408818 case-hidronefrosis
178408818 case-hidronefrosis178408818 case-hidronefrosis
178408818 case-hidronefrosis
 
Kolelitiasis lapsus Rezza.docx
Kolelitiasis lapsus Rezza.docxKolelitiasis lapsus Rezza.docx
Kolelitiasis lapsus Rezza.docx
 
Case Report ITP
Case Report ITPCase Report ITP
Case Report ITP
 
236715932 long-case-sle
236715932 long-case-sle236715932 long-case-sle
236715932 long-case-sle
 
Omi anteroseptal dan hypertension heart disease (hhd)
Omi anteroseptal dan hypertension heart disease (hhd)Omi anteroseptal dan hypertension heart disease (hhd)
Omi anteroseptal dan hypertension heart disease (hhd)
 
striktur_Uretra_lapsus_ppt.pptnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn
striktur_Uretra_lapsus_ppt.pptnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnstriktur_Uretra_lapsus_ppt.pptnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn
striktur_Uretra_lapsus_ppt.pptnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn
 
dd
dddd
dd
 
Case Report Meningitis
Case Report MeningitisCase Report Meningitis
Case Report Meningitis
 
Ppt bronkopneumonia
Ppt bronkopneumoniaPpt bronkopneumonia
Ppt bronkopneumonia
 
lapkas pendamping 2.docx
lapkas pendamping 2.docxlapkas pendamping 2.docx
lapkas pendamping 2.docx
 
Giovanni status bedah
Giovanni   status bedahGiovanni   status bedah
Giovanni status bedah
 
LAPSUS INTERSHIP IPD.pptx
LAPSUS INTERSHIP IPD.pptxLAPSUS INTERSHIP IPD.pptx
LAPSUS INTERSHIP IPD.pptx
 
223367774 case-2-dbd-tbc-diabetes
223367774 case-2-dbd-tbc-diabetes223367774 case-2-dbd-tbc-diabetes
223367774 case-2-dbd-tbc-diabetes
 
91722104 case-dr-andi-fajar
91722104 case-dr-andi-fajar91722104 case-dr-andi-fajar
91722104 case-dr-andi-fajar
 
99905517 hipertensi-urgensi
99905517 hipertensi-urgensi99905517 hipertensi-urgensi
99905517 hipertensi-urgensi
 
Kasus Kecil Interna : CKD, Hipertensi, Diabetes Melitus, CHF
Kasus Kecil Interna : CKD, Hipertensi, Diabetes Melitus, CHFKasus Kecil Interna : CKD, Hipertensi, Diabetes Melitus, CHF
Kasus Kecil Interna : CKD, Hipertensi, Diabetes Melitus, CHF
 

Recently uploaded

Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxStatistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxfachrulshidiq3
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiAikawaMita
 
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...AGHNIA17
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxYudiatma1
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptAcephasan2
 
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdfMODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdfBangKoko
 
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptxFRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptxindah849420
 
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfAnatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfsrirezeki99
 
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdfbendaharadakpkmbajay
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUNYhoGa3
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptssuserbb0b09
 
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdfnoviarani6
 
Referat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
Referat Penurunan Kesadaran_Stase NeurologiReferat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
Referat Penurunan Kesadaran_Stase NeurologiRizalMalik9
 
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RambuIntanKondi
 
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptxProses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptxArdianAdhiwijaya
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiNezaPurna
 
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptxFRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptxDwiHmHsb1
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptAcephasan2
 

Recently uploaded (20)

Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxStatistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
 
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
 
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdfMODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
 
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdfPentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
 
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptxFRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
 
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfAnatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
 
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
 
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
 
Referat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
Referat Penurunan Kesadaran_Stase NeurologiReferat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
Referat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
 
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
 
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptxProses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
 
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptxFRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 

LAPKAS 1_Sepsis.pptx

  • 1. sepsis Afnan Febriany Putri - 030001800004 Pembimbing : dr. Afifah Sp.PD Laporan kasus :
  • 2. Pendahuluan Sepsis merupakan disfungsi organ akibat gangguan regulasi respons tubuh terhadap terjadinya infeksi. Jika tidak ditangani segera, sepsis dapat menyebabkan syok septik, kegagalan organ multipel, dan akhirnya kematian. Sepsis terus menjadi masalah kesehatan utama di seluruh dunia yang dikaitkan dengan angka mortalitas yang tinggi.
  • 3. Identitas Pasien Nama: Usia J enis kelamin Alamat Ny. S 80 tahun Perempuan Duren sawit Pekerjaan Status Pernikahan Agama Nomer RM IRT Menikah Islam 0123226*2 Tanggal masuk IGD 20 J uli 2022
  • 5. Keluhan Utama Mual dan muntah sejak 1 hari SMRS
  • 6. Anamnesis 1 Minggu SMRS Sesak, hilang timbul 3 hari SMRS Batuk berdahak, dahak sulit dikeluarkan, tidak mau makan dan minum, BAK pekat dan sedikit 5 hari SMRS Badan terasa lemas, nafsu makan menurun 1 hari SMRS Mual, muntah sebanyak 2x berupa cairan berwarna hitam Datang ke IGD Pagi sebelum datang ke IGD pasien berkeringat dingin, BAB berwarna hitam, mual dan muntah memberat
  • 7. Anamnesis 4. Riwayat penyakit dahulu : • Riwayat Hipertensi (+) • Riwayat DM (-) • Riwayat penyakit jantung (-) • Riwayat penyakit paru (-) • Riwayat Asma (-) • Riwayat penyakit lainnya : (+) • osteoporosis • fraktur tulang pinggul 5. Riwayat penyakit keluarga : • Riwayat Hipertensi (+) kakak dan anak pasien • Riwayat DM (-) • Riwayat penyakit jantung (-) • Riwayat penyakit paru (-) • Riwayat Asma (-) • Riwayat penyakit lainnya : (-)
  • 8. 3. Riwayat kebiasaan : Merokok (-), alkohol (-), teh (+) setiap pagi setiap harinya, Jamu (+) minimal 1x dalam seminggu. Anamnesis 3. Riwayat sosioekonomi : Pasien tinggal dengan anaknya, berobat dengan BPJS 3. Riwayat pengobatan : Sempat dirawat di RS karena patah tulang pinggul, tidak ada konsumsi obat rutin 3. Riwayat alergi : Tidak terdapat riwayat alergi
  • 9. Anamnesis menurut sistem Kulit Bisul (-), ikterus (-), keringat malam (-), keringat dingin (+), sianosis (-), gatal-gatal (-), eritema (-), terkelupas/skuama (-) Kepala Trauma (-), sakit kepala (-), nyeri pada sinus (-) Mata Merah (-) Ikterus (-), Nyeri (-), diplopia (-), buram (-), secret (-) Hidung Berbau (-), secret (-), berdarah (-), trauma (-), nyeri (-), pilek (-), tersumbat(-), gangguan penciuman (-) Telinga Nyeri (-), berair (-), tinnitus (-), gangguan pendengaran (-) Mulut Berbau (-), pahit (-), sariawan (-), gusi berdarah (-), bibir kering (+), gigi berlubang (+), hipodonsia (+), menggunakan gigi palsu (+) Tenggorokkan Nyeri (-), serak (-) Leher Benjolan (-), nyeri (-)
  • 10. Anamnesis menurut sistem Thoraks Jantung : berdebar2 (-), nyeri dada (-), rasa tertekan (-), Paru : Sesak napas (+), batuk (-), batuk berdahak (+), batuk darah (-), orthopnoe (-). Abdomen Kembung (-), mual (+), muntah (+), hematemesis (+), nyeri ulu hati (- ), nyeri kolik (-), perut membesar (-), mencret (-), tinja berdarah (-), tinja hitam (+), tinja dempul (-) Saluran kemih Nyeri BAK (-), poliuria (-), oligouria (+), hematuria (-) Ekstremitas atas Kulit kering (-), bengkak (+) punggung tangan kanan setalah pemasangan IV line, ulkus (-), nyeri otot (-), deformitas(-) , sianosis (-), kebas (-) Ekstremitas bawah Kulit kering (-), bengkak (+) puggung kaki, ulkus (-), nyeri otot (-), deformitas (-), sianosis (-), kebas (-)
  • 12. Keadaan Umum: • Kesan sakit : Tampak sakit sedang • Kesadaran : E4M5V4 / Apatis Tanda Vital : • Tekanan darah : 98/61 mmHg • Nadi : 95x/menit • Pernafasan : 24x/menit • Suhu : 36.5 C • SpO2 : 97%
  • 13. Status generalis Kepala Normocephali,tidak terdapat deformitas Rambut Distribusi merata, berwarna putih, tidak mudah dicabut Mata Konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-), pupil isokor (3mm/3mm), refleks cahaya langsung (+/+), refleks cahaya tidak langsung (+/+) Telinga Normotia, deformitas (-), hiperemis (-), edema (-), serumen (-), nyeri tekan tragus (-), nyeri tarik (-) Hidung Deformitas (-), deviasi septum (-), sekret (-), napas cuping hidung (-) Mulut Oral hygiene tidak baik, mukosa mulut kering (+), bibir sianosis (-), gusi berdarah (-), lidah kotor(- ), bercak kemerahan pada mukosa (-), gigi berlubang (+), Hipodonsia (+) purse-lip breathing (-) Tenggorokan Uvula di tengah, arkus faring simetris, T1/T1, hiperemis (-), post nasal drip (-) Leher Jantung : Tidak terdapat peningkatan JVP (5+0 cmH2O) Tiroid: pembesaran tiroid (-) Kelenjar Getah Bening: pembesaran KGB (-)
  • 14. Status generalis Paru Inspeksi Pergerakan dinding dada simetris, retraksi intercostal (-/-), pemakaian otot bantu pernafasan (+/+), sela iga melebar (-), tipe pernapasan thorakoabdominal, barrel chest (-), benjolan (-) Palpasi Gerak dinding dada simetris, nyeri tekan (-), benjolan (-), vocal fremitus (+/+). Perkusi Batas paru hepar linea dalam batas normal. Batas paru lambung dalam batas normal. Auskultasi Suara nafas vesikuler (+/+), ronkhi (+/+) , whezing (-/-). Jantung Inspeksi Tidak tampak pulsasi iktus kordis. Palpasi Thrill (-), ictus cordis tidak teraba. Perkusi Batas jantung kanan di ICS IV linea parasternalis dextra, batas jantung kiri di ICS V linea midclavicularis sinistra. Auskultasi bunyi jantung I dan II reguler, murmur (-), gallop (-)
  • 15. Status generalis Abdomen Inspeksi Permukaan abdomen datar (+) ascites (-), benjolan (-), jejas (-) Palpasi Supel, Defense muscular (-), nyeri tekan epigastrium (-), nyeri tekan RUQ (- ), undulasi (-), murphy sign (-), mcburny sign (-), hepatomegali (-), splenomegali (-), turgor <2detik. Perkusi Timpani di seluruh quadran Auskultasi Bising usus (+) 3-4x/menit Ekstremitas Eks. Atas Simetris kanan dan kiri, deformitas -/-, akral hangat +/+, oedem +/-, clubbing finger (-), ptekie -/-, papul (-) vesikel (-) jejas -/-. Eks. Bawah Simetris kanan dan kiri, deformitas -/-, akral hangat +/+, oedem tungkai +/+, ptekie -/-, jejas -/-, papul (-) vesikel (-) jejas (-/-).
  • 17. Pemeriksaan tanggal : IGD, 20 J uli 2022 JENIS PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI NORMAL GLUKOSA SEWAKTU Glukosa darah Sewaktu 97 mg/dL 70-110 HEMATOLOGI LENGKAP Eritrosit (RBC) 3.3 Juta/uL 3.8 – 5.2 MCH 27,1 pg 26 – 34 MCHC 35,3 g/dL 32 – 36 MCV 76,6 fL 80 – 100 Hematokrit (HCT) 25 % 35 - 47 Hemoglobin (HGB) 8,8 g/dL 11.7 - 15.5 Leukosit (WBC) 19,6 ribu/uL 3.8 – 10.6 RDW 14,8 % < 14 Trombosit (PLT) 278 ribu/uL 150 – 440 GINJAL Ureum 49 Mg/dL 17– 49 Kreatinin 1,47 mg/dL <1.2 ELEKTROLIT SERUM Natrium (Na) 136 mmol/L 135 - 155 Kalium (K) 2,9 mmol/L 3.6 - 55 Klorida (Cl) 108 mmol/L 98 - 109 ASTRUP pH 7,53 mmHg 7,35 – 7,45 pO2 79 mmHg 80 – 100 pCO2 24 mmol/L 35 – 45 HCO3 20 mEq/L 21 – 28 Kelebihan basa -1,3 mmol/L - 2,5 – 2,5 Total CO2 21 % 23 – 27 Saturasi O2 95 95 – 100
  • 18. Pemeriksaan tanggal : Dahlia barat, 20 J uli 2022 JENIS PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI NORMAL HEMATOLOGI Golongan darah A Rhesus Positif
  • 19. Pemeriksaan tanggal : Dahlia barat, 21 J uli 2022 JENIS PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI NORMAL KIMIA KLINIK HATI Kolinesterase (CHE) 2771 U/L 4700-14000 IMUNOSEROLOGI Procalsitonin 46,17 ng/dL <0,5 TINJA Darah samar Positif Negatif
  • 20. Pemeriksaan tanggal : Dahlia barat, 21 J uli 2022 MIKROBIOLOGI Kultur MO+ resistensi darah Hasil biakan steril
  • 21. Pemeriksaan tanggal : Dahlia barat, 22 J uli 2022 JENIS PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI NORMAL HEMATOLOGI LENGKAP Eritrosit (RBC) 4,5 Juta/uL 3.8 – 5.2 MCH 26,7 pg 26 – 34 MCHC 34,8 g/dL 32 – 36 MCV 76,9 fL 80 – 100 Hematokrit (HCT) 34 % 35 - 47 Hemoglobin (HGB) 11.9 g/dL 11.7 - 15.5 Leukosit (WBC) 7.1 ribu/uL 3.6– 11 RDW 15,6 % < 14 Trombosit (PLT) 185 ribu/uL 150 – 440 ELEKTROLIT SERUM Natrium (Na) 133 mmol/L 135 - 155 Kalium (K) 3,5 mmol/L 3.6 - 55 Klorida (Cl) 104 mmol/L 98 - 109
  • 22. Pemeriksaan tanggal : Dahlia barat, 23 J uli 2022 JENIS PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI NORMAL KIMIA KLINIK HATI Albumin 2,2 g/dL 3.2 - 4.6
  • 23. Pemeriksaan : Dahlia barat, 27 J uli 2022 JENIS PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI NORMAL KIMIA KLINIK HATI Albumin 3.0 g/dL 3.2 - 4.6
  • 24. Deskripsi : • Irama : Sinus • Q RS rate : 150x/mnt. • Aksis : RAD ekstrem (lead I -, II -, aVf - ) • P wave : Normal • PR interval: 4 kk = 0,8 detik • Durasi Q RS : 2 kk = 0,4 detik • RBBB (-) , LBBB (-) • LVH (-), RVH (-) • ST depresi (-) • ST elevasi (-) • Q patologis (-) • Q T interval (-) Kesan : Sinus takikardi dengan RAD ekstrem Pemeriksaan EKG di IGD 20 J uli 2022
  • 25. Pemeriksaan rontgen di IGD 20 J uli 2022 Deskripsi : a.Cor kesan normal b.Aorta dan mediastinum superior tidak melebar c.Trachea di tengah d.Kedua hilus baik e.Sinus kostofrenikus kanan lancip f.Sinus kostofrenikus kiri tumpul Kesan : Efusi pleura ec pneumonia.
  • 26. 1.AUTHOR (YEAR). Title of the publication. Publisher 1.AUTHOR (YEAR). Title of the publication. Publisher 1.AUTHOR (YEAR). Title of the publication. Publisher 1.AUTHOR (YEAR). Title of the publication. Publisher Pemeriksaan USG abdomen di Dahlia barat 25 J uli 2022 Kesan : Kista ginjal kanan, efusi pleura kiri.
  • 27. Resume Seorang wanita berusia 80 tahun, sakit berat, datang dengan keluhan mual dan muntah berwarna hitam sejak 1 hari SMRS. Keluhan disertai dengan sesak nafas, penurunan nafsu makan, lemas, batuk berdahak, keringat dingin dan BAB berwarna kehitaman, BAK berwarna pekat dan sedikit. Pasien memiliki riwayat hipertensi, fraktur tulang pinggul, osteoporosis dan menggunakan gigi palsu. Pasien rutin mengosumsi teh di pagi hari dan jamu sedikitnya 1x dalam seminggu. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan : • KU : tampak sakit berat • Kes : Apatis • TD : 98/61mmHg • Takipneu • Konjungtiva anemis • Hygienitas oral tidak baik • Karies gigi, hipodonsia • otot pernafasan tambahan (+) • Ronkhi (+/+) • Oligouria • Oedem
  • 28. Resume Pemeriksaan penunjang didapatkan : • leukositosis (19.6 ribu/uL), • Anemis (Hb 8.8 g/dL, HCT 25%, ,MCV 76.6fL, Eritrosit 3,3juta/uL, RDW 14.8%), • Kreatinine meningkat (1,47 mg/dL), • Hipokalemia (2.9 mmol/L), • Alkalosis respiratorik (pH 7.53, pO2 79mmHg, pCO2 24mmHg, HCO3 20mmol/L ). • CHE menurun 2771 U/L • Procalcitonin meningkat (50.84ng/mL) • Darah samar pada feses (+) • Hipoalbumin (2.2 g/dL) • Hiponatremia (133mmol/L)
  • 29. Resume Pemeriksaan penunjang didapatkan : • EKG sinus takikardi • Foto thorax kesan efusi pleura ec pneumonia • USG abdomen kesan terdapat kista ginjal kanan dan tampak efusi pleura.
  • 30. DAFTAR MASALAH 1. Sepsis 2. Efusi pleura ec pneumonia 3. AKI 4. Kista ginjal 5. Anemia 6. Hematemesis melena 7. Hipokalemia 8. Hiponatremia
  • 31. Pengkajian masalah • KU : tampak sakit sedang • Kes : Apatis • TD : 98/61mmHg • RR : 26x/mnt • Konjungtiva anemis
  • 32. Pengkajian masalah • KU : tampak sakit sedang • Kes : Apatis • TD : 98/61mmHg • RR : 26x/mnt • Konjungtiva anemis
  • 34. Pengkajian masalah • KU : tampak sakit sedang • Kes : Apatis • TD : 98/61mmHg • RR : 26x/mnt • Konjungtiva anemis
  • 35. A PICTURE IS WORTH A THOUSAND WORDS TINJ AUAN PUSTAKA
  • 36. Tidak ada perubahan Sepsis 1 • Sepsis : SIRS • Sepsis berat : Sepsis disertai salah satu gejala gangguan fungsi organ, hipoperfusi, hipotensi, asidosis laktat, oliguria, atau gangguan status mental akut • Syok sepsis : Sepsis disertai hipotensi walaupun telah dilakukan terapi cairan adekuat, terapi obat inotropik atau vasopressor Sepsis 2 Sepsis 3 • Sepsis : keadaan disfungsi organ yang mengancam jiwa, akibat disregulasi respon host terhadap infeksi. • Syok sepsis : Sepsis disertai gangguan sirkulasi, seluler, dan metabolik yang mengancam jiwa Definisi
  • 37. Epidemiologi • Sepsis memiliki angka mortalitas yang tinggi, dimana sekitar 31,5 juta orang di dunia mengalami sepsis dan 5,3 juta diantaranya meninggal setiap tahunnya. • Studi ICON --> 10.069 pasien unit perawatan intensif (ICU), 2.973 (29.5%) diantaranya terkonfirmasi mengalami sepsis saat masuk atau selama perawatan di ICU. • Angka mortalitas selama di ICU sebesar 25,8% dan di rumah sakit sebesar 35.3%. • Angka kematian di ICU RSUP dr Kandou Manado → 65,7%. • Di RSUP dr Soetomo Surabaya → syok septik 14,58%, dan 58,33% sisanya sepsis.
  • 38. Etiologi Pulmonal 64% Penyebab terbesar sepsis adalah bakteri Gram negatif (60-70% kasus) Abdomen 20% Bloodstream 15% Sal. Kemih 14%
  • 39. Faktor risiko • Usia >65 tahun, Usia < 1 tahun • Penyakit komorbid, seperti : • paru-paru kronis • penyakit diabetes • gagal jantung kongestif • gagal ginjal kronis • penyakit hati • kanker • Kondisi immunocompromise • Kehamilan: risiko sepsis meningkat pada pasien dengan gangguan pada sistem imun
  • 43. Diagnosis qSOFA dinyatakan positif apabila terdapat 2 dari 3 kriteria.
  • 44. Diagnosis SOFA melakukan evaluasi terhadap fungsi fisiologis, respirasi, koagulasi, hepatik, sistem saraf pusat, dan ginjal. Diagnosis sepsis ditegakkan bila kriteria SOFA ≥ 2.
  • 45. Komplikasi Multiple Organ Dysfunction Syndrome (MODS) Disseminated Intravascular Coagulation (DIC) Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS) Gagal Ginjal Akut Syok sepsis
  • 47. Resusitasi Cairan • Target untuk resusitasi cairan sebagai berikut: • Central Venous Pressure 8- 12mmHg • MAP >= 65mmHg • Jumlah urin >= 0,5ml/kg/jam • SCVO2 atau SVO2 masing masing lebih dari 70% dan 65% • Cairan kristaloid untuk resusitasi awal • PRC dan/atau dobutamine infus (max 20mcg/kg/m) untuk mencapai target dalam 6 jam (Ht>= 30%)
  • 48. Antibiotik • E mpiris • W ide spectrum • E arly use
  • 49. Vasopresor • Vasopressor harus diberikan dalam 1 jam pertama untuk mempertahankan MAP >65 mmHg • Norepinefrin = lini pertama • Efek minimal laju jantung • Dopamin • Lini kedua • Dosis rendah vasodilasi, dosis tinggi vasokonstriksi tetapi dengan resiko arrhythmia • Epinefrin
  • 50. Terapi Lain • Kortikosteroid • Hidrokortison • Komponen darah • PRC • Eritropoetin • Ventilasi mekanik • ARDS • Target VT 6ml/kgBB • Tekanan plateau <30cm H2O • PEEP positif
  • 51. Pencegahan Mencegah penularan mikroba dan infeksi Mencegah infeksi berkembang menjadi sepsis 01 02
  • 52. Prognosis • Mortalitas 30 hari: 20-35% (Syok: 40-60%) • Sisanya dalam 6 bulan • Komplikasi rawat intensif, imunosupressif, gagal multipel organ, penyati pemicu sepsis • APACHE II -> skor prognosis pasien tergantung usia, komorbiditas, faktor fisiologis • Dibawah 40th, CFR <10%, lansia >35% • Komorbiditas prediktor penting untuk mortalitas jangka panjang dan pendek
  • 53. Sepsis Pada pasien ini didapatkan faktor risiko berupa usia yang sudah masuk pada kategori lansia, hal dikarenakan sistem kekebalan tubuh yang semakin menurun, sehingga lebih rentan mengalami infeksi atau lebih mungkin terjadi sepsis. Penegakan diagnosis sepsis pada pasien di lakukan berdasarkan penilaian qSOFA, SOFA, dan pemeriksaan penunjang sebagai berikut : • Skor qSOFA >2 (GCS<15, RR>22, TD sistolik <100mmHg) • Skor SOFA >2 ( 5-6 ) - PaO2/FiO2 = 158 - SpO2/FiO2 = 190 - MAP =73,3 - Kreatinin 1,47 mg/dL dan urin oligouria - GCS 13 • Laboratorium : Leukositosis, peningkatan procalsitonin, Alkalosis respiratorik Fokal infeksi pada pasien ini adalah pneumonia, dimana paru-paru merupakan etiologi terbesar untuk terjadinya sepsis dan pada pemeriksaan kultur darah didapati hasil steril
  • 54. Pneumonia Pada pasien ini didapatkan faktor risiko berupa usia yang sudah masuk pada kategori lansia, hal dikarenakan sistem kekebalan tubuh yang semakin menurun, sehingga lebih rentan mengalami infeksi. Penegakan diagnosis pneumonia pada pasien di lakukan berdasarkan klinis yaitu sesak nafas, batuk berdahak, takipneu, ronkhi (+/+), penggunaaan otot bantu nafas, PaO2/FiO2 = 158 (<250). Pada pemeriksaan thorax didapatkan kesan efusi pleura et causa pneumonia dan USG abdomen didapatkan gambaran efusi pleura. Pada pasien ini dapat dilakukan pemeriksaan kultur sputum untui bakteri etiologi pneumonia.
  • 55. Hematemesis Melena Pada pasien ini didapatkan faktor risiko berupa usia yang sudah masuk pada kategori lansia, . Penegakan diagnosis hematesis melena berdasarkan klinis adanya mual muntah berwarna kemerahan dan BAB berwarna hitam dan hasil laboratoriummenunjukan darah samar feses positif. Penyebab hematemesis melena sendiri belum diketahui pasti penyebabnya tetapi ada kecurigaan terhadap stress ulcer hal ini dikarenakan tidak didapati adanya tanda-tanda sirosis hati meskipu CHE menurun dan pada hasil USG didapati gambaran hati dalam batas normal, tetapi masih perlu dibuktikan dengan pemeriksaan endoskopi.
  • 56. Anemia mikrositik Pada pasien ini didapatkan faktor risiko berupa usia yang sudah masuk pada kategori lansia, adanya infeksi, kebiasaan minum teh. Penegakan diagnosis anemia berdasarkan lemas, konjungtiva anemis, dan hasil boratorium sebagai berikut : • Hb 8.8 g/dL, • HCT 25%, • MCV 76.6fL, • Eritrosit 3,3juta/uL, • RDW 14.8% Pada pasien ini diperlukan pemeriksaan SADT, hematologi lengkap, retikolosit, serum iron, ferritin dan TIBC.
  • 57. 1. Putra IAS. Update tatalaksana sepsis. CDK-280.2019;46(11)-681-5 2. World Health Organization. Septic. 2020 [cited 2021 July 02]. Available : https://www.who.int/news-room/fact sheets/detail/sepsis 3. Millizia A. Penatalaksanaan sepsis. J. Ked. N. Med. Sept 2019;2(3):28-37 ISSN: 2615-3874 4. Napolitano LM. Sepsis 2018: definitions and guadline changes. Surgical Infections. 2018;19(2):117-125. DOI: 10.1089/sur.2017.278 5. Kemenkes. Pedoman nasional pelayanan kedokteran tatalaksana sepsis. 2017:1-66 6. Font MD, Thyagarajan B, Khanna AK. Sepsis and septic shock – basics of diagnosis, pathophysiology and clinical decision making.Med Clin N Am.2020:1-13 Available : https://doi.org/10.1016/j.mcna.2020.02.011 7. Sanjaya BD, Djuang MH, Muniro FD,Chiuman L. Faktor resiko sepsis pada pasien lansia di Rumah Sakit Umum Royal Prima Medan. Jambura jurnal of health sciences and research.Okt 2022;4(3):604-611. 8. Irvan, Febyan, Suparto. Sepsis dan tata laksana berdasarkan guidline terbaru. Jurnal Anestesiologi Indonesia.2019;10(1):62-73. 9. Bataar O, Lundeg G, Tsenddorj G, Jochberger S, Grander W, Baelan I, et al. Nationwide survey on resource availability for implementing current sepsis guidelines in Mongolia. [Internet]. 2010 . [cited 2018 Jan 5]. Available from: URL: http:// www.who.int/bulletin/ volumes/88/11/10-077073/en/. 10. Calgary Guide. Sepsis and Septic Shock [Calgary Wbsite]. 2019 [cited 2021 July 02]. Available: https://calgaryguide.ucalgary.ca/Sepsis,-and-Septic-Shock--Pathogenesis-and-Clinical-Findings/ Daftar Pustaka
  • 58. Daftar Pustaka 11. Setyohadi B, Arsana PM, Suryanto A, Seoroto AY, Abdullah M. EIMED PAPDI Kegawatdaruratan Penyakit Dalam BUKU I. Jakarta. Interna Publishing Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam. 2019 12. Bullock B, Benham MD. Bacterial sepsis.Treasure Island (FL): StatPearls Publishing.Juni 2022 13. Purwanto DS, Astrawinata DAW. Mekanisme kompleks sepsis dan syok septik.Jurnal Biomedik. Nov 2018;10(3):143-151 14. Mitchell M. Levy1*, Laura E. Evans2 and Andrew Rhodes. The Surviving Sepsis Campaign Bundle: 2018 update. ntensive Care Med (2018) 44:925–928 15. Wacker C, Prkno A, Brunkhorst FM,et al. Procalcitonin as a diagnostic marker for sepsis: a systematic review and meta-analysis.Lancet Infect Dis.2013;13: 426–35. 16. Mahaprata S. Septic shock.Treasure Island (FL): StatPearls Publishing.Juni 2022 17. MayoClinic Staff. Sepsis [MayoClinic Website]. 2021 [cited 2021 July 01]. Available :https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/sepsis/symptoms-causes/syc-20351214

Editor's Notes

  1. Pada tahun 199, oleh American College of Chest Physicians (ACCP) dan Society of Critical Care Medicine (SCCM) sepsis pertama kali didefinisikan sebagai systemic inflammatory response syndrome (SIRS) dengan infeksi, seseorang dapat dinyatakan sepsis apabila memenuhi dua atau lebih kriteria berikut:(2) 1.Suhu >38⁰C atau <36⁰C 2.Detak jantung >90/menit 3.Respiratory rate>20/menit atau PaCO2 <32mmHg 4.WBC >12000/mm3 (12x109 L) atau <4000/mm3 (4x109 L) atau >10% batang (imatur). pertemuan kedua diadakan pada tahun 2011, tetapi belum ada yang menyarankan alternatif karena keterbatasan bukti ilmiah. tahun 2016 Society of Critical Care Medicine (SCCM) dan European Society of Intensive Care Medicine (ESICM) mengajukan definisi sepsis yang baru, dengan istilah third international consensus definition for sepsis
  2. Studi Intensive Care Over Nations (ICON)
  3. Penyebab terbesar sepsis adalah bakteri Gram negatif (60-70% kasus). Staphylococci, pneumococci, streptococci, dan bakteri Gram positif lain lebih jarang menimbulkan sepsis dengan angka kejadian antara 20-40% dari seluruh angka kejadian sepsis. Jamur oportunistik, virus, atau protozoa juga dilaporkan dapat menimbulkan sepsis dengan kekerapan lebih jarang.(3)
  4. Presentasi pasien dengan syok dapat berupa penurunan kesadaran, takikardia, anuria. Syok merupakan manifestasi awal dari keadaan patologis yang mendasari. Tingkat kewaspadaan dan pemeriksaan klinis yang cermat dibutuhkan untuk mengidentifikasi tanda awal syok dan memulai penanganan awal.(9)
  5. Menurut Surviving Sepsis Campaign Guidelines 2021, Sepsis dan syok sepsis merupakan kegawatdaruratan, sehingga penatalaksanaan dan resusitasi cairan perlu dilakukan secepat mungkin. Tatalaksana awal ini dinamakan Hour-1 Bundle, sehingga dapat meningkatkan dan memperbaiki prognosis pasien dengan resusitasi dan manajemen yang cepat.
  6. Bila dalam 6 jam pertama tidak mencapai target ScvO2 atao SvO2, direkomendasikan diberikan PRC untuk target Ht≥30%, dan serta dengan dobutamine infus (max 20 µg/kg/menit)
  7. Contoh antibiotik spektrum luas untuk terapi empiris adalah golongan karbapenem, sefalosporin generasi 4, piperacilin tazobactam. Obat-obat tersebut dapat diberikan secara tunggal atau dikombinasikan dengan golongan kuinolon anti-pseudomonas (siprofloksasin, levofloksasin) atau aminoglikosida.