SlideShare a Scribd company logo
1 of 26
Penyuluhan
HIV
Dr. Maulinda Putri, Sp.PD
PENDAHULUAN
Human Immunodefisiency Virus (HIV) 
merupakan virus yang menyerang sistem
kekebalan dan sel CD4
Akibat rendahnya CD4 akan
meningkatkan resiko terkena Infeksi
Oportunistik
Division of HIV Prevention, National Center for HIV, Viral Hepatitis, STD, and TB Prevention, Centers for Disease Control and Prevention
(2022). HIV.
Anthony S Fauci, Gregory K Folkers, H Clifford Lane. Human Immunodeficiency Virus Disease: AIDS and related disorders. Harrison’s
Principles of Internal Medicine, 21st Ed, 2022.
Siklus Hidup HIV
KASUS HIV DI INDONESIA
Distribusi ODHIV yang di temukan dan
memulai pengobatan ARV per Provinsi
Sumber Data: SIHA Laporan KT dan LBPHA Apr-Jun 2022
STRATEGI PENCEGAHAN
DAN PENGENDALIAN HIV
• Strategi utama pencegahan dan
pengendalian HIV adalah dengan
mencapai Triple 95s atau 95-95-95 di
tahun 2030, yaitu: 95% ODHIV
mengetahui statusnya, 95% ODHIV ada
dalam ART, dan 95% ODHIV dalam ART
mengalami penekanan virus.
• Indonesia masih tertinggal untuk mencapai
target tersebut. Sampai dengan Desember
2022, capaian 95 persen yang pertama
masih di angka 81% dan hanya
setengahnya (41%) yang telah mendapat
pengobatan ARV; sedangkan hanya 19%
ODHIV dalam pengobatan ARV yang
virusnya tersupresi.
POPULASI KUNCI
• kelompok yang berpotensi menyebarkan virus HIV
• Populasi kunci : pekerja seks, waria, lelaki yang berhubungan
seks dengan lelaki, warga binaan pemasyarakatan, serta
pengguna napza suntik.
PERJALANAN INFEKSI HIV
Kemenkes Nomor 23 Tahun 2022
Bagaimana Cara penularan HIV?
• Penting Mengetahui Cara Penularan HIV
• Hubungan seksual (anal dan vagina) tanpa kondom.
• Transfusi darah dan transplantasi organ dari orang yang
terinfeksi HIV.
• Penggunaan jarum yang terkontaminasi/tidak steril.
• Transmisi dari ibu yang terinfeksi HIV ke bayinya selama
kehamilan, persalinan dan menyusui.
Lanjutan…
HIV tidak menular melalui:
• Bersentuhan, berciuman, bersalaman dan berpelukan
• Berbagi peralatan makan dan minum
• Menggunakan kamar mandi bersama
• Berenang di kolam renang
• Gigitan nyamuk
• Tinggal serumah bersama ODHIV
https://ayosehat.kemkes.go.id/pencegahan-pemeriksaan-dan-pengobatan-hiv-untuk-kesehatan-optimal
Pemberian Profilaksis ARV
• Pemberian obat ARV profilaksis untuk pencegahan penularan HIV terbagi menjadi 2
(dua) yaitu profilaksis pasca pajanan (PPP) dan pencegahan pada kelompok berisiko.
• Profilaksis pasca pajanan adalah pemberian regimen obat ARV dalam waktu 28-30
hari untuk mengurangi kemungkinan infeksi HIV setelah seseorang terpajan saat
bekerja (misalnya tertusuk jarum), atau setelah kekerasan seksual.
• Profilaksis pasca pajanan sebaiknya diberikan pada kejadian pajanan yang berisiko
penularan HIV sesegera mungkin dalam waktu 72 jam atau kurang, idealnya 4 jam
setelah pajanan.
• Individu yang menerima PPP perlu dipastikan status HIV-nya negatif, sebelum PPP
dimulai, dan mendapat informasi keuntungan, kerugian, dan perlu mengonsumsi ARV
teratur.
• Pemberian ARV profilaksis pra pajanan (Pre Exposure Prophylaxis, PrEP) pada kelompok
berisiko merupakan upaya pencegahan tambahan pada orang yang memiliki risiko tinggi
tertular HIV dari populasi kunci
• Syarat utama pemberian PrEP bagi individu penerima adalah status HIV negatif dan riwayat
penapisan IMS dilakukan secara rutin/ berkala.
• Kontak seksual dengan ODHIV.
Penerapan kewaspadaan standar
• Penerapan kewaspadaan standar merupakan bagian dari Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi (PPI) di Fasilitas Pelayanan Kesehatan  bertujuan untuk melindungi pasien,
petugas kesehatan, pengunjung yang menerima pelayanan kesehatan serta masyarakat
dalam lingkungannya dengan cara memutus siklus penularan penyakit infeksi.
• Kewaspadaan standar adalah penerapan safety injection (praktik menyuntik aman).
Stadium Klinis HIV
ALUR
TINDAK
LANJUT
PASCA
DIAGNOSIS
HIV
PMK No. 23 Th 2022 ttg Penanggulangan HIV, AIDS dan Infeksi Menular Seksual
Infeksi Oportunistik
Merupakan infeksi yang terjadi
pada seseorang yang mengalami
kelemahan sistem kekebalan tubuh
salah satunya sering terjadi pada
orang dengan HIV/AIDS (ODHIV).
Infeksi oportunistik (IO) ini dapat
disebabkan oleh bakteri, virus,
jamur, dan parasit pada ODHIV
yang memiliki kadar CD4 < 200
sel/μL
Infeksi
Oportunistik
berdasarkan
CD4
International Journal of Advances in Medicine . Singh N et al. Int J Adv Med. 2020 Jul;7(7):1165-1172. http://www.ijmedicine.c
Persentase IO
pada HIV di
Semarang
2019-2020
Sutini, Rahayu SR, Saefurrohim MZ, Al Ayubi MTA, Wijayanti H, Wandastuti AD, Miarso D, Susilastuti MS. Prevalence and Determinants of Opportunistic
Infections in HIV Patients: A Cross-Sectional Study in the City of Semarang. Ethiop J Health Sci. 2022 Jul;32(4):809-816. doi: 10.4314/ejhs.v32i4.18. PMID:
35950061; PMCID: PMC9341011.
Profilaksis Kotrimoksazol dan Terapi
Pencegahan TBC
• Profilaksis Kotrimoksazol  diberikan untuk pencegahan beberapa penyakit infeksi
oportunistik, yaitu Pnemonitis jirovecii (PCP), Toxoplasmosis, Salmonelosis, Isospora beli, dan
malaria bagi pasien yang tinggal di daerah endemis malaria.
• Kotrimoksazol  diberikan pada semua pasien HIV dengan stadium klinis 3 dan 4 dan/atau
jika nilai CD4<200 sel/mm3 (pasien AIDS), dengan dosis 1x960 mg/hari diberikan sampai
dengan CD4>200 dua kali berturut-turut dengan interval 6 bulan atau selama 2 tahun pada
tempat yang tidak mempunyai pemeriksaan CD4
• Profilaksis kotrimoksazol  diberikan secara rutin pada ODHIV dengan TBC aktif tanpa
melihat jumlah CD4. Apabila pengobatan OAT selesai dan nilai CD4 >200 sel/μL, maka
pemberian kotrimoksazol dapat dihentikan, tetapi apabila CD4 < 200 sel/μL, maka
kotrimoksazol dapat diteruskan dengan dosis yang sama.
Permenkes Nomor 23 Tahun 2022
• Terapi Pencegahan Tuberkulosis
Terapi Pencegahan TBC (TPT) diberikan
pada semua ODHIV tanpa tanda TBC
aktif, termasuk ibu hamil, anak, dan
orang dengan HIV yang telah
menyelesaikan pengobatan TBC (TPT
sekunder). Untuk anak berusia <12 bulan
selain tidak ditemukan tanda TBC aktif
harus ditemukan riwayat kontak dengan
pasien TBC aktif.
Profilaksis Kotrimoksazol dan Terapi
Pencegahan TBC
PMK No. 23 Th 2022 ttg Penanggulangan HIV, AIDS dan Infeksi Menular Seksual
Pilihan paduan TPT
Penatalaksanaan
1.Pada ODHIV yang datang tanpa gejala infeksi oportunistik, ARV
diberikan pada hari yang sama dengan atau selambat-lambatnya
pada hari ketujuh setelah tegaknya diagnosis
2.Pada ODHIV yang sudah siap untuk memulai ARV, dapat
ditawarkan untuk memulai ARV pada hari yang sama, terutama
pada ibu hamil
3.Pada pasien koinfeksi HIV dengan TBC  pengobatan TBC
dimulai terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan pengobatan
ARV sesegera mungkin dalam 2 minggu pertama pengobatan TBC
tanpa memandang nilai CD4.
4. Pada TBC meningitis, pengobatan ARV harus ditunda
minimal setelah 4 minggu (dan dimulai dalam 8 minggu)
setelah pengobatan TBC.
5. Dalam keadaan infeksi HIV disertai infeksi
toksoplasmosis, pengobatan ARV diberikan setelah 2
minggu sejak pemberian pengobatan toksoplasmosis.
Sedangkan infeksi HIV yang disertai infeksi kriptokokus,
pengobatan ARV diberikan setelah 4-6 minggu sejak
pemberian terapi kriptokokus.
Penatalaksanaan
Keterangan : TDF : Tenofovir, 3TC : Lamivudine, DTG : Dolutegravir, EFV : Efavirenz
Kemenkes Nomor 23 Tahun 2022
•TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx

IPSD - HIV untuk PPCP rev.pptx
IPSD - HIV untuk PPCP rev.pptxIPSD - HIV untuk PPCP rev.pptx
IPSD - HIV untuk PPCP rev.pptxadinugraha772035
 
295025501-Power-Point-Hiv-Aids.ppt
295025501-Power-Point-Hiv-Aids.ppt295025501-Power-Point-Hiv-Aids.ppt
295025501-Power-Point-Hiv-Aids.pptriswanherdiana
 
OBAT HIV aids.ppt
OBAT HIV aids.pptOBAT HIV aids.ppt
OBAT HIV aids.pptdinaelvia
 
Penyajian Data SIK
Penyajian Data SIKPenyajian Data SIK
Penyajian Data SIKAnitaSekarw
 
Sikk okeeeeeyyyyyyyy dikonversi
Sikk okeeeeeyyyyyyyy dikonversiSikk okeeeeeyyyyyyyy dikonversi
Sikk okeeeeeyyyyyyyy dikonversiabdillahmfff
 
Sikk okeeeeeyyyyyyyy dikonversi
Sikk okeeeeeyyyyyyyy dikonversiSikk okeeeeeyyyyyyyy dikonversi
Sikk okeeeeeyyyyyyyy dikonversifahmigendut
 
Penyajian Data SIK
Penyajian Data SIKPenyajian Data SIK
Penyajian Data SIKAmeliamrln
 
jumlah Kasus HIV di Indonesia
jumlah Kasus HIV di Indonesiajumlah Kasus HIV di Indonesia
jumlah Kasus HIV di Indonesiasalma ahsaniawati
 
Peran PERAWAT SEBAGAI KONSELOR hiv dan aids.pptx
Peran PERAWAT SEBAGAI KONSELOR hiv dan aids.pptxPeran PERAWAT SEBAGAI KONSELOR hiv dan aids.pptx
Peran PERAWAT SEBAGAI KONSELOR hiv dan aids.pptxIRFANPERMANA7
 
penyajian informasi data HIV-AIDS
penyajian informasi data HIV-AIDSpenyajian informasi data HIV-AIDS
penyajian informasi data HIV-AIDSAnitaSekarw
 

Similar to HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx (20)

IPSD - HIV untuk PPCP rev.pptx
IPSD - HIV untuk PPCP rev.pptxIPSD - HIV untuk PPCP rev.pptx
IPSD - HIV untuk PPCP rev.pptx
 
295025501-Power-Point-Hiv-Aids.ppt
295025501-Power-Point-Hiv-Aids.ppt295025501-Power-Point-Hiv-Aids.ppt
295025501-Power-Point-Hiv-Aids.ppt
 
Hiv & Aids
Hiv & AidsHiv & Aids
Hiv & Aids
 
OBAT HIV aids.ppt
OBAT HIV aids.pptOBAT HIV aids.ppt
OBAT HIV aids.ppt
 
Hiv dr.joni
Hiv dr.joniHiv dr.joni
Hiv dr.joni
 
Apakah hiv,
Apakah hiv, Apakah hiv,
Apakah hiv,
 
Hiv dalam perspektif agama
Hiv dalam perspektif agamaHiv dalam perspektif agama
Hiv dalam perspektif agama
 
Penyajian Data SIK
Penyajian Data SIKPenyajian Data SIK
Penyajian Data SIK
 
Sikk okeeeeeyyyyyyyy dikonversi
Sikk okeeeeeyyyyyyyy dikonversiSikk okeeeeeyyyyyyyy dikonversi
Sikk okeeeeeyyyyyyyy dikonversi
 
Sikk okeeeeeyyyyyyyy dikonversi
Sikk okeeeeeyyyyyyyy dikonversiSikk okeeeeeyyyyyyyy dikonversi
Sikk okeeeeeyyyyyyyy dikonversi
 
Penyajian Data SIK
Penyajian Data SIKPenyajian Data SIK
Penyajian Data SIK
 
Penyajian Data SIK
Penyajian Data SIKPenyajian Data SIK
Penyajian Data SIK
 
jumlah Kasus HIV di Indonesia
jumlah Kasus HIV di Indonesiajumlah Kasus HIV di Indonesia
jumlah Kasus HIV di Indonesia
 
HIV/AIDS
HIV/AIDSHIV/AIDS
HIV/AIDS
 
Peran PERAWAT SEBAGAI KONSELOR hiv dan aids.pptx
Peran PERAWAT SEBAGAI KONSELOR hiv dan aids.pptxPeran PERAWAT SEBAGAI KONSELOR hiv dan aids.pptx
Peran PERAWAT SEBAGAI KONSELOR hiv dan aids.pptx
 
TM_7_HIV.pptx
TM_7_HIV.pptxTM_7_HIV.pptx
TM_7_HIV.pptx
 
Kelompok 11
Kelompok 11Kelompok 11
Kelompok 11
 
Epidemiologi HIV / AIDS
Epidemiologi HIV / AIDSEpidemiologi HIV / AIDS
Epidemiologi HIV / AIDS
 
Sik hiv-dikonversi
Sik   hiv-dikonversiSik   hiv-dikonversi
Sik hiv-dikonversi
 
penyajian informasi data HIV-AIDS
penyajian informasi data HIV-AIDSpenyajian informasi data HIV-AIDS
penyajian informasi data HIV-AIDS
 

Recently uploaded

Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasiantoniareong
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfAyundaHennaPelalawan
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfSeruniArdhia
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptxATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptxDesiNatalia68
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 

Recently uploaded (20)

Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptxATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 

HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx

  • 2. PENDAHULUAN Human Immunodefisiency Virus (HIV)  merupakan virus yang menyerang sistem kekebalan dan sel CD4 Akibat rendahnya CD4 akan meningkatkan resiko terkena Infeksi Oportunistik Division of HIV Prevention, National Center for HIV, Viral Hepatitis, STD, and TB Prevention, Centers for Disease Control and Prevention (2022). HIV. Anthony S Fauci, Gregory K Folkers, H Clifford Lane. Human Immunodeficiency Virus Disease: AIDS and related disorders. Harrison’s Principles of Internal Medicine, 21st Ed, 2022.
  • 4.
  • 5. KASUS HIV DI INDONESIA
  • 6. Distribusi ODHIV yang di temukan dan memulai pengobatan ARV per Provinsi Sumber Data: SIHA Laporan KT dan LBPHA Apr-Jun 2022
  • 7. STRATEGI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN HIV • Strategi utama pencegahan dan pengendalian HIV adalah dengan mencapai Triple 95s atau 95-95-95 di tahun 2030, yaitu: 95% ODHIV mengetahui statusnya, 95% ODHIV ada dalam ART, dan 95% ODHIV dalam ART mengalami penekanan virus. • Indonesia masih tertinggal untuk mencapai target tersebut. Sampai dengan Desember 2022, capaian 95 persen yang pertama masih di angka 81% dan hanya setengahnya (41%) yang telah mendapat pengobatan ARV; sedangkan hanya 19% ODHIV dalam pengobatan ARV yang virusnya tersupresi.
  • 8. POPULASI KUNCI • kelompok yang berpotensi menyebarkan virus HIV • Populasi kunci : pekerja seks, waria, lelaki yang berhubungan seks dengan lelaki, warga binaan pemasyarakatan, serta pengguna napza suntik.
  • 9.
  • 10. PERJALANAN INFEKSI HIV Kemenkes Nomor 23 Tahun 2022
  • 11. Bagaimana Cara penularan HIV? • Penting Mengetahui Cara Penularan HIV • Hubungan seksual (anal dan vagina) tanpa kondom. • Transfusi darah dan transplantasi organ dari orang yang terinfeksi HIV. • Penggunaan jarum yang terkontaminasi/tidak steril. • Transmisi dari ibu yang terinfeksi HIV ke bayinya selama kehamilan, persalinan dan menyusui.
  • 12. Lanjutan… HIV tidak menular melalui: • Bersentuhan, berciuman, bersalaman dan berpelukan • Berbagi peralatan makan dan minum • Menggunakan kamar mandi bersama • Berenang di kolam renang • Gigitan nyamuk • Tinggal serumah bersama ODHIV https://ayosehat.kemkes.go.id/pencegahan-pemeriksaan-dan-pengobatan-hiv-untuk-kesehatan-optimal
  • 13. Pemberian Profilaksis ARV • Pemberian obat ARV profilaksis untuk pencegahan penularan HIV terbagi menjadi 2 (dua) yaitu profilaksis pasca pajanan (PPP) dan pencegahan pada kelompok berisiko. • Profilaksis pasca pajanan adalah pemberian regimen obat ARV dalam waktu 28-30 hari untuk mengurangi kemungkinan infeksi HIV setelah seseorang terpajan saat bekerja (misalnya tertusuk jarum), atau setelah kekerasan seksual. • Profilaksis pasca pajanan sebaiknya diberikan pada kejadian pajanan yang berisiko penularan HIV sesegera mungkin dalam waktu 72 jam atau kurang, idealnya 4 jam setelah pajanan. • Individu yang menerima PPP perlu dipastikan status HIV-nya negatif, sebelum PPP dimulai, dan mendapat informasi keuntungan, kerugian, dan perlu mengonsumsi ARV teratur.
  • 14. • Pemberian ARV profilaksis pra pajanan (Pre Exposure Prophylaxis, PrEP) pada kelompok berisiko merupakan upaya pencegahan tambahan pada orang yang memiliki risiko tinggi tertular HIV dari populasi kunci • Syarat utama pemberian PrEP bagi individu penerima adalah status HIV negatif dan riwayat penapisan IMS dilakukan secara rutin/ berkala. • Kontak seksual dengan ODHIV.
  • 15. Penerapan kewaspadaan standar • Penerapan kewaspadaan standar merupakan bagian dari Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) di Fasilitas Pelayanan Kesehatan  bertujuan untuk melindungi pasien, petugas kesehatan, pengunjung yang menerima pelayanan kesehatan serta masyarakat dalam lingkungannya dengan cara memutus siklus penularan penyakit infeksi. • Kewaspadaan standar adalah penerapan safety injection (praktik menyuntik aman).
  • 17. ALUR TINDAK LANJUT PASCA DIAGNOSIS HIV PMK No. 23 Th 2022 ttg Penanggulangan HIV, AIDS dan Infeksi Menular Seksual
  • 18. Infeksi Oportunistik Merupakan infeksi yang terjadi pada seseorang yang mengalami kelemahan sistem kekebalan tubuh salah satunya sering terjadi pada orang dengan HIV/AIDS (ODHIV). Infeksi oportunistik (IO) ini dapat disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, dan parasit pada ODHIV yang memiliki kadar CD4 < 200 sel/μL
  • 19. Infeksi Oportunistik berdasarkan CD4 International Journal of Advances in Medicine . Singh N et al. Int J Adv Med. 2020 Jul;7(7):1165-1172. http://www.ijmedicine.c
  • 20. Persentase IO pada HIV di Semarang 2019-2020 Sutini, Rahayu SR, Saefurrohim MZ, Al Ayubi MTA, Wijayanti H, Wandastuti AD, Miarso D, Susilastuti MS. Prevalence and Determinants of Opportunistic Infections in HIV Patients: A Cross-Sectional Study in the City of Semarang. Ethiop J Health Sci. 2022 Jul;32(4):809-816. doi: 10.4314/ejhs.v32i4.18. PMID: 35950061; PMCID: PMC9341011.
  • 21. Profilaksis Kotrimoksazol dan Terapi Pencegahan TBC • Profilaksis Kotrimoksazol  diberikan untuk pencegahan beberapa penyakit infeksi oportunistik, yaitu Pnemonitis jirovecii (PCP), Toxoplasmosis, Salmonelosis, Isospora beli, dan malaria bagi pasien yang tinggal di daerah endemis malaria. • Kotrimoksazol  diberikan pada semua pasien HIV dengan stadium klinis 3 dan 4 dan/atau jika nilai CD4<200 sel/mm3 (pasien AIDS), dengan dosis 1x960 mg/hari diberikan sampai dengan CD4>200 dua kali berturut-turut dengan interval 6 bulan atau selama 2 tahun pada tempat yang tidak mempunyai pemeriksaan CD4 • Profilaksis kotrimoksazol  diberikan secara rutin pada ODHIV dengan TBC aktif tanpa melihat jumlah CD4. Apabila pengobatan OAT selesai dan nilai CD4 >200 sel/μL, maka pemberian kotrimoksazol dapat dihentikan, tetapi apabila CD4 < 200 sel/μL, maka kotrimoksazol dapat diteruskan dengan dosis yang sama. Permenkes Nomor 23 Tahun 2022
  • 22. • Terapi Pencegahan Tuberkulosis Terapi Pencegahan TBC (TPT) diberikan pada semua ODHIV tanpa tanda TBC aktif, termasuk ibu hamil, anak, dan orang dengan HIV yang telah menyelesaikan pengobatan TBC (TPT sekunder). Untuk anak berusia <12 bulan selain tidak ditemukan tanda TBC aktif harus ditemukan riwayat kontak dengan pasien TBC aktif. Profilaksis Kotrimoksazol dan Terapi Pencegahan TBC PMK No. 23 Th 2022 ttg Penanggulangan HIV, AIDS dan Infeksi Menular Seksual Pilihan paduan TPT
  • 23. Penatalaksanaan 1.Pada ODHIV yang datang tanpa gejala infeksi oportunistik, ARV diberikan pada hari yang sama dengan atau selambat-lambatnya pada hari ketujuh setelah tegaknya diagnosis 2.Pada ODHIV yang sudah siap untuk memulai ARV, dapat ditawarkan untuk memulai ARV pada hari yang sama, terutama pada ibu hamil 3.Pada pasien koinfeksi HIV dengan TBC  pengobatan TBC dimulai terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan pengobatan ARV sesegera mungkin dalam 2 minggu pertama pengobatan TBC tanpa memandang nilai CD4.
  • 24. 4. Pada TBC meningitis, pengobatan ARV harus ditunda minimal setelah 4 minggu (dan dimulai dalam 8 minggu) setelah pengobatan TBC. 5. Dalam keadaan infeksi HIV disertai infeksi toksoplasmosis, pengobatan ARV diberikan setelah 2 minggu sejak pemberian pengobatan toksoplasmosis. Sedangkan infeksi HIV yang disertai infeksi kriptokokus, pengobatan ARV diberikan setelah 4-6 minggu sejak pemberian terapi kriptokokus.
  • 25. Penatalaksanaan Keterangan : TDF : Tenofovir, 3TC : Lamivudine, DTG : Dolutegravir, EFV : Efavirenz Kemenkes Nomor 23 Tahun 2022