SlideShare a Scribd company logo
1 of 54
Case Report
Preseptor:
dr. Raden Ayu Neilan Amroisa, Sp.N., M.Kes
BAB I
IDENTIFIKASI PASIEN
Identitas Pasien
Nama : Ny. R
No Rekam Medis : 321XXX
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : 10-11-1951
Usia : 71 tahun
Agama : islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Kemiling, Bandarlampung
Masuk RS : 21-11-2022
Anamnesis
Dilakukan dengan autoanamnesis
Keluhan Utama:
Pasien datang dengan keluhan pusing berputar
Keluhan Tambahan:
Sakit kepala, mual 12 jam yang lalu sebelum masuk RS
Riwayat Penyakit Sekarang
Satu minggu sebelum masuk RS pasien mengeluhkan pusing berputar, pusing berputar dirasakan oleh pasien hilang timbul
dan di sertai mual muntah yang hebat.
Keluhan pusing berputar datang tiba-tiba saat pasien berubah posisi dari berbaring ke duduk, hilang timbul, dengan durasi
± 20 menit, jeda ± 10-15 menit. Pasien merasa lingkungan disekitarnya berputar. Pasien mengaku jika memiringkan posisi
kepalanya ke kiri dan ke kanan, maka pusing bertambah berat dan tidak membaik saat menutup mata ataupun saat
istirahat.
Dua hari sebelum masuk RS pasien tidak bisa tidur dengan nyenyak dan pusing dirasakan semakin memberat.
Pasien merasakan mual tapi tidak muntah sebanyak 4 kali sebelum masuk RS
Pasien pernah periksa ke dokter umum di klinik dan diberikan obat untuk 3 hari,
Jika keluhan tidak baik pasien disarankan untuk periksa ke rumah sakit.
Setelah minum obat dari dokter di klinik tidak banyak perubahan terhadap keluhan pasien.
Keluhan telinga berdengung (+), telinga terasa penuh (-), keluar cairan dari telinga (-), penurunan pendengaran (-), riw. Korek
telinga (+). Keluhan lemah anggota gerak (-), demam (-), kejang (-), nyeri kepala (-), kejang (-), pandangan kabur (-), sulit
menelan (-), keluhan BAK dan BAB disangkal. Sekitar 3 tahun lalu, pasien pernah merasakan keluhan serupa, berobat ke
bidan dan di beri obat, namun pasien lupa nama obatnya.
Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat Penyakit Keluarga
- Riwayat keluhan serupa disangkal -Riwayat keluhan serupa dikeluarga disangkal
-Riwayat stroke sebelumnya disangkal -Riwayat stroke pada keluarga disangkal
-Riwayat hipertensi disangkal -Riwayat DM pada keluarga disangkal
-Riwayat trauma kepala disangkal -Riwayat hipertensi pada keluarga disangkal
-Riwayat operasi disangkal
-Riwayat batuk pilek lama disangkal
-Riwayat sakit telinga disangkal
Riwayat Alergi Riwayat Aktivitas Sosial
Riwayat alergi obat disangkal - Riwayat merokok disangkal
- Riwayat minum alcohol disangkal
Sistem Cerebrospinal Gelisah (-), Lemah (-), demam (-), sakit
kepala (-)
Sistem cardiovascular Akral hangat (+), sianosis (-), anemis (-),
berdebar-debar (-)
Sistem Respiratorius Batuk (-), Sesak napas (-)
Sistem Genitorinarius Disuria (-), hematuria (-), kencing
menetes (-), kencing berwarna seperti
the (-)
Sistem Gastrointestinal Nyeri epigastrium (-), mual (-), muntah (-
), BAB hitan (-)
Sistem Badan terasa lemas (-), atrofi otot (-)
Anamnesis Sistem
Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
GCS : E4 M6 V5
Tanda Vital
Tekanan Darah : 130/80 mmHg
Suhu : 36,5 C
Nadi : 80x/menit
RR : 20x/menit
SPO2 : 98%
Skala Nyeri : VAS (skor 6)
STATUS GENERALIS
KEPALA
Bentuk/ukuran : Normocephal, laserasi (-), memar (-)
Rambut : Hitam, merata
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor
Telinga : Normotia, darah (-/-), sekret (-/-), hematom (-/-)
Hidung : Napas cuping hidung (-/-), deviasi (-/-), sekret (-/-),
darah (-/-), memar (-/-)
Mulut : Mukosa kering (-), pucat (-), sianosis (-), luka (-)
Pemeriksaan Fisik
Leher
• Pembesaran KGB : (-)
• Pembesaran tiroid : (-)
• Peningkatan JVP : (-)
• Trakea : Letak tengah, deviasi (-)
Thorax
Paru:
• I: Gerakan dinding dada simetris, retraksi (-/-)
• P: Fremitus taktil normal, ekspansi dinding dada
simetris
• P: Sonor (+/+)
• A: Vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Jantung:
• I : Ictus cordis tidak terlihat
• P : Ictus cordis tidak teraba
• P : Batas jantung dalam batas normal
• A : BJ I dan II normal, regular, murmur (-),
gallop (-)
Abdomen
• I : Datar, distensi (-),
• A : Bising usus (+) 4x/menit
• P : Timpani
• P : Nyeri Tekan (-)
STATUS GENERALIS
Ekstremitas:
Superior
Dextra : CRT <2 detik, edema (-/-), akral hangat (+/+)
Sinistra : CRT <2 detik, edema (-/-), akral hangat (+/+)
Inferior
Dextra : CRT <2 detik, edema (-/-), akral hangat (+/+)
Sinistra : CRT <2 detik, edema (-/-), akral hangat (+/+)
Status Neurologis
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : GCS E4V5M6 (Compos Mentis)
Refleks batang otak
Refleks pupil : Isokor (+/+), bulat 3mm/3mm
Refleks cahaya : Ada/ada
Refleks kornea : (+/+)
Caloric test : Tidak dilakukan
•STATUS NEUROLOGIS
•GCS : E4 M6 V5
•RANGSANG MENINGEAL
Rangsang Meningeal
Kaku kuduk : (-)
Laseque : (-)
Kernig sign : (-)
Brudzinsky I : (-)
Brudzinzky II : (-)
Brudzinzky III : (-)
Brudzinzky IV : (-)
Tes koordinasi
Point to point movement
• Telunjuk hidung : dbn
• Tangan jari : dbn
• Rapid alternating movement : dbn
Gait
• Berjalan : sempoyongan
• Berjalan tandem : tidak dilakukan
• Berjalan tumit-jinjit : tidak dilakukan
• Melompat ditempat : tidak dilakukan
Pronator drift test : tidak dilakukan
Tes Nistagmus (+) : horizontal
Status Neurologis
Saraf Cranial
N I : Daya penciuman baik
N II : Tajam penglihatan, lapang penglihatan, dan test warna dalam batas normal
N III N IV N VI :
 Inspeksi : Ptosis (-/-), endoftalmus (-/-), eksoftalmus (-/-)
 Pupil : Isokor, posisi ditengah
 Refleks cahaya langsung (+/+)
 Refleks cahaya tidak langsung : (+/+)
 Gerakan bola mata:
Medial (+/+)
Lateral (+/+)
Superior (+/+)
Inferior (+/+)
 Refleks Pupil Akomodasi (+/+)
 Refleks Pupil Konvergensi (+/+)
 Motorik (+/+)
Saraf Cranial
N V :
 Motorik : Mengatupkan rahang, membuka mulut, protrusi dan retraksi rahang dalam batas normal
 Sensorik : raba halus, nyeri, suhu  dalam batas normal
 Refleks kornea : dalam batas normal
 Refleks masseter : dalam batas normal
N VII :
 Inspeksi : Atrofi (-), fasikulasi (-), lipatan nasolabial simetris
 Motorik : meringis, tersenyum, mengernyitkan dahi, mencembungkan pipi  dalam batas normal
 Sensorik : Tes pengecapan 2/3 anterior lidah  dalam batas normal
N VIII :
 Vestibular : Romberg’s sign (+), Romberg’s diperkuat (+), past pointing test (dbn)
 Cochlea : Tes bisik ( Normal), rinne , weber, schwabach tidak dilakukan
N IX & X :
 Tes pengecapan 1/3 posterior lidah  dalam batas normal
 Uvula, refleks muntah, uji menelan  dalam batas normal
N XI : M. Sternocleidomastoideus dan M. Trapezius  dalam batas normal
N XII : Menjulurkan lidah ke kanan dan ke kiri, saat membuka mulut lidah berada pada dasar mulut
 dalam batas normal
•SISTEM MOTORIK
Kekuatan Otot : 5 5
5 5
Gerak : Aktif Aktif
Aktif Aktif
Tonus: Normotonus Normotonus
Normotonus Normotonus
Klonus Tidak ada Tidak ada
Atrophi: Tidak ada Tidak ada
Tidak ada Tidak ada
Reflek Fisiologis
Bicep (+/+)
Pattela (+/+)
Trisep (+/+)
Achiles (+/+)
Refleks Patologis
Hoffman Trommer (-/-)
Babinsky (-/+)
Chaddock (-/-)
Oppenheim (-/-)
Schaefer (-/-)
Gordon (-/-)
Eksteroseptif
Rasa raba :Normostesia
Rasa nyeri :Normostesia
Rasa suhu :Normostesia
Propioseptif
Rasa gerak :Tidak di lakukan pemeriksaan
Rasa getar :Tidak di lakukan pemeriksaan
Rasa sikap :Tidak di lakukan pemeriksaan
Rasa arah :Tidak di lakukan pemeriksaan
Nyeri dalam :Tidak di lakukan pemeriksaan
I. KOORDINASI
Tesr tujuk hidung :Tidak di lakukan pemeriksaan
Test telunju-telunjuk :Tidak di lakukan pemeriksaan
Test pronasi-supinasi :Tidak di lakukan pemeriksaan
•SENSIBILITAS
Pemeriksaan Penunjang
HEMATOLOGI
21 september 2022
Pemeriksaan Hasil Normal Satuan
Hemoglobin 14,1 Lk 14 – 18 Wn 12 – 16 gr/dl
Leukosit 7.500 4.500 – 10.700 %
Hit. Jenis leukosit basophil 0 0 – 1 %
Hit. Jenis leukosit eosinofil 0 0 – 3 %
Hit. Jenis leukosit batang 0 2 – 6 %
Hit. Jenis leukosit segmen 73 50 – 70 %
Hit. Jenis leukosit limfosit 21 20 – 40 %
Hit. Jenis leukosit monosit 6 2 – 8 %
Eritrosit 4,9 Lk 4,6-6,2 Wn 4,2-6,4 10 6/ul
Hematokrit 40 Lk 50-54 Wn 38-47 %
Trombosit 204.000 159.000-400.000 Ul
MCV 81 80-96 Fl
MCH 29 27-31 Pg
MCHC 36 32-36 g/dl
ALC (Absolute Lymphocyte Count) 1.575
NLR (Neutrophil Lymphocyte Ratio)
GDS
3,5
I. KIMIA DARAH
No. Pemeriksaan Hasil Normal Satuan
1. GDS 97 <200 mg/dl
Pemeriksaa Radiologi
Tidak dilakukan pemeriksaan radiologi pada pasien ini.
Resume
Diagnosis Kerja
Diagnosis Klinis : Pusing berputar
Diagnosis Topis : Gangguan sistem vestibular perifer
Diagnosis Etiologi : Susp Benign Paroxysmal Potitional Vertigo
Diagnosis Banding : Vertigo Sentral
Penatalaksanaan Non Medikamentosa
TTV
Bed Rest
Manuver epley
Anjuran pemeriksaan Halpike position test
Medikamentosa
IVFD RL 20 TPM
Inj. Piracetam 3x1 amp
Racikan nyeri 2x1
Inj. Ondansetron 3x1 amp
Betahistine 3x2 tab
Flunarizine 3x5 mg
Ibuprofen 2x1
Paracetamol 2x1
Dizepam 2x1
Prognosis
Ad Vitam : Dubia ad bonam
Ad Functionam : Dubia ad bonam
Ad Sanationam : Dubia ad bonam
TINJAUAN
PUSTAKA
VERTIGO
DEFINISI
Vertigo berasal dari bahasa Latin VERTERE yang artinya memutar
merujuk pada sensasi berputar
Vertigo merupakan adanya sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh
atau lingkungan sekitarnya dengan gejala lain yang timbul, terutama
dari jaringan otonomik yang disebabkan oleh gangguan alat
keseimbangan tubuh oleh berbagai keadaan atau penyakit.
Vertigo merupakan suatu ilusi gerakan, biasanya berupa sensasi
berputar yang akan meningkat dengan perubahan posisi kepala.
VERTIGO
SISTEM KESEIMBANGAN
VESTIBULER
SENTRAL
Batang otak,
serebelum,
serebrum
PERIFER
Labirin dan saraf
vestibula
NON VESTIBULER
VISUAL DAN
SOMATOKINETI
K
Retina : otot bola
mata
Kulit, sendi, otot
PENYEBAB UMUM
Keadaan lingkungan
Motion sickness (mabuk darat, mabuk laut)
Obat-obatan (alkohol, gentamisin)
Kelainan sirkulasi
Transient ischemic attack (gangguan fungsi otak sementara karena berkurangnya
aliran darah ke salah satu bagian otak) pada arteri vertebral dan arteri basiler
Kelainan di telinga
Endapan kalsium pada salah satu kanalis semisirkularis di dalam telinga bagian dalam
(menyebabkan benign paroxysmal positional vertigo)
Infeksi telinga bagian dalam karena bakteri
Herpes zoster
Labirintitis (infeksi labirin di dalam telinga)
Peradangan saraf vestibuler
Penyakit Meniere
Kelainan neurologis
Sklerosis multipel
Patah tulang tengkorak yang disertai cedera pada labirin, persarafannya atau keduanya
Tumor otak
Tumor yang menekan saraf vestibularis.
System saraf pusat
Trauma
Epilepsy
Hipoksia serebri : anemia, arteriosklerosis, hipertensi kronis, dll
Infeksi : meningitis, encephalitis, dll
PATOFISIOLOGI
Rasa pusing atau Vertigo disebabkan oleh gangguan alat
keseimbangan tubuh  mengakibatkan ketidakcocokan antara posisi
tubuh yang sebenarnya dengan apa yang dipersepsi oleh susunan
saraf pusat.
Perbedaan Klinis Vertigo Vestibular dan Non Vestibular
Vertigo Vastibuler Vertigo Non-vastibuler
Sifat vertigo Rasa berputar(True vertigo) Rasa melayang,
sempoyongan
Sifat serangan Episodik Kontinyu
Mual muntah + -
Gangguan pendengaran +/- -
Gerakan pencetus Gerakan kepala Gerakan obyek visual
Situasi pencetus - Ramai orang, lalu lintas
macet, sibuk, pasar
swalayan
Letak lesi Sistem Vastibular Sistem visual,
somatosensorik
(propioseptif)
Perbedaan Klinis Vertigo Vestibular Perifer dan Sentral
Vertigo Vastibuler
Perifer
Vertigo Vastibuler
Sentral
Bangkitan vertigo Mendadak Rasa melayang,
sempoyongan
Intensitas Berat Ringan
Pengaruh gerakan
kepala
+ -
Gerakan otonom ++ +/-
Gangguan pendengaran + -
Tanda fokal otak - +
Vertigo Berdasarkan Gejala Klinis
Vertigo Paroksimal : Serangan mendadak, beberapa menit atau hari,
hilang sempurna, bisa muncul kembali, diantara serangan bebas sama sekali
Vertigo jenis ini antara lain:
1.Vertigo dengan keluhan telinga.
Sindroma Meniere, tumor fossa kranii posterior, kelainan gigi/odontogen.
2. Vertigo tanpa keluhan telinga.
Epilepsi, lesi lambung, vertigo pada anak (vertigo de L enfance), labirin picu (Trigger
Labyrinthyh).
3. Perubahan posisi.
Vertigo posisional paroksismal yang laten
Vertigo posisional paroksismal benigna
Vertigo Kronis : Menetap lama, konstan tidak ada serangan akut.
1. Disertai keluhan telinga : Otitis Media Kronika, Meningitis TBC.
2. Tanpa keluhan telinga : Kontusio serebri, Ensefalitis pontis, Sklerosis multiple.
3. Dipengaruhi posisi : Hipotensi orthostatik, Vertigo servikalis.
Vertigo Akut : Berangsur-angsur berkurang, tidak bebas total.
1. Dengan keluhan telinga : Trauma labirin, Herpes Zoster Otikus, Labirinitis akut,
Perdarahan labirin, Neuritis N. VIII, Cedera a. auditiva interna, a. vestibulokohlearis.
2. Tanpa keluhan telinga : Neuronitis vestibularis
Penegakan Diagnosis
ANAMNESIS :
1. Bentuk vertigo (melayang, goyang, berputar, tujuh keliling, rasa naik perahu, dsb.
2. Keadaan yang memprovokasi timbulnya vertigo. (perubahan posisi kepala dan tubuh,
keletihan,
ketegangan)
3. Profil waktu (timbulnya akut, perlahan-lahan, hilang timbul, kronik, progresif/membaik).
4. Keluhan lain (keluhan pada telinga, pandangan kabur, mual muntah,dsb).
PEMERIKSAAN FISIK :
Umum
kemungkinan kelainan sistemik yang dicurigai mendasari timbulnya vertigo
seperti hipotensi ortostatik.
Neurologi
untuk mengevaluasi apakah kelainannya di sentral atau perifer.
1. Uji Romberg :
Penderita berdiri dengan kedua kaki dirapatkan, mula-mula
dengan kedua mata terbuka kemudian tertutup.
Biarkan pada posisi demikian selama 20-30 detik.
Harus dipastikan bahwa penderita tidak dapat menentukan
posisinya (misalnya dengan bantuan titik cahaya atau suara
tertentu).
Pada kelainan vestibuler hanya pada mata tertutup badan
penderita akan bergoyang menjauhi garis tengah
kemudian kembali lagi, pada mata terbuka badan
penderita tetap tegak.
Sedangkan pada kelainan serebeler badan penderita akan
bergoyang baik pada mata terbuka maupun pada mata
tertutup.
2. Uji Tandem Gait :
Penderita berjalan lurus dengan tumit kaki kiri/ kanan diletakkan pada ujung jari
kaki kanan/ kiri ganti berganti. Pada kelainan vestibuler perjalanannya akan
menyimpang, dan pada kelainan serebeler penderita akan cenderung jatuh.
3. Berdiri dengan kedua lengan lurus horisontal ke depan :
Pada kelainan vestibular posisi penderita akan menyimpang ke arah lesi dengan
gerakan seperti orang melempar cakram, kepala dan badan berputar ke arah
lesi, kedua tangan bergerak ke arah lesi dengan lengan pada sisis lesi turun dan
yang lainnya naik. Keadaan ini disertai nistagmus dengan fase lambat ke arah
lesi
4. Uji Unterberger:
Berdiri dengan kedua lengan lurus horisontal ke
depan dan jalan di tempat dengan mengangkat
lutut setinggi mungkin selama satu menit.
Pada kelainan vestibuler, posisi penderita akan
menyimpang/ berputar ke arah lesi dengan gerakan
seperti orang melempar cakram; kepala dan badan
berputar ke arah lesi, kedua lengan bergerak ke
arah lesi dengan lengan pada sisi lesi turun dan
yang lainnya naik.
Keadaan ini disertai nistagmus dengan fase lambat
ke arah lesi.
5. Past-Pointing Test (Uji Tunjuk Barany):
Dengan jari telunjuk ekstensi dan lengan lurus ke depan,
penderita disuruh mengangkat lengannya ke atas,
kemudian diturunkan sampai menyentuh telunjuk tangan
pemeriksa.
Hal ini dilakukan berulang-ulang dengan mata terbuka
dan tertutup.
Pada kelainan vestibuler akan terlihat penyimpangan
lengan penderita ke arah lesi.
6. Uji Babinsky-Weil :
• Pasien dengan mata tertutup berulang
kali berjalan lima langkah ke depan dan
lima langkah ke belakang selama
setengah menit; jika ada gangguan
vestibuler unilateral, pasien akan
berjalan dengan arah berbentuk bintang.
7. Tes Menulis Vertikal:
Penderita duduk didepan meja, tangan dan tubuh penderita tidak boleh menyentuh meja,
tangan yang satu diatas lutut yang lainnya disuruh menulis huruf A,B,C dst bersusun
kebawah. Mula-mula dengan mata terbuka kemudian tertutup. Bila ada deviasi dari deretan
huruf-huruf yang paling atas terhadap yang paling bawah lebih besar dari 10 derajat berarti
ada kelainan labirin unilateral. Bila tulisan tidak teratur atau makin lama huruf makin besar
(makrografi) berarti ada kelainan serebellum.
8. Tes dismetria:
Adalah gangguan kemampuan untuk mengelola kecepatan, kekuatan dan jangkauan
gerakan.
Tes yang sering digunakan dalam klinik adalah :
tes telunjuk hidung
tes hidung-telunjuk hidung
tes telunjuk-telunjuk
Pemeriksaan Penunjang
Rontgen foto tengkorak, leher, Stenvers.
Neurofisiologi :
Elektroensefalografi (EEG), Elektromiografi (EMG), Brainstem
Audiotory Evoked Potential (BAEP)
Neuroimaging :
CT Scan, Arteriografi, Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Penatalaksanaan
TERAPI
TERAPI
SIMTOMAT
IK
VESTIBULAR
SUPRESSANT
ANTIKOLINERGIK,
ANTIHISTAMIN,
BENZODIAZEPIN.
ANTI
EMETIK
TERAPI
REHABILIT
ATIF
EPLEY
MANUVER
SEMONT
MANUVER
LATIHAN
BRAND
DARROFT
TERAPI
KAUSAL
(bedah)
Penatalaksanaan (simptomatik)
Penatalaksanaan (rehabilitasi)
• Seseorang menetap pada posisi supine selama 30 detik dan pada posisi
duduk tegak selama 1 menit.
• Dengan demikian siklus ini membutuhkan waktu 2 ½ menit.
• Pada dasarnya 3 siklus hanya mengutamakan untuk beranjak tidur, sangat
baik dilakukan pada malam hari daripada pagi atau siang hari, karena jika
seseorang merasa pusing setelah latihan ini, dapat teratasi sendiri dengan
tidur.
Latihan CRT / Epley maneuver
• Seseorang menetap pada posisi supine selama 30 detik dan pada posisi
duduk tegak selama 1 menit.
• Dengan demikian siklus ini membutuhkan waktu 2 ½ menit.
• Pada dasarnya 3 siklus hanya mengutamakan untuk beranjak tidur, sangat
baik dilakukan pada malam hari daripada pagi atau siang hari, karena jika
seseorang merasa pusing setelah latihan ini, dapat teratasi sendiri dengan
tidur.
Metode Brandt Daroff
• Pasien duduk tegak ditepi tempat tidur dengan kedua tungkai tergantung.
• Lalu dengan kedua mata tertutup baringkan tubuh dengan cepat kesalah satu
sisi, pertahankan selama 30 detik, setelah itu duduk tegak kembali.
• Setelah 30 detik baringkan dengan cepat kesisi lain, pertahankan selama 30
detik, lalu duduk tegak kembali.
• Lakukan latihan ini 3 kali pada pagi hari sebelum bangun tidur, dan 3 kali
pada malam hari sebelum tidur, sampai 2 hari berturut-turut tidak timbul
vertigo lagi.
TERIMAKASIH
Vertigo
Vertigo
Vertigo
Vertigo

More Related Content

Similar to Vertigo

Similar to Vertigo (20)

ssd
ssdssd
ssd
 
BST-Arya Maulana (712019057).pptx
BST-Arya Maulana (712019057).pptxBST-Arya Maulana (712019057).pptx
BST-Arya Maulana (712019057).pptx
 
213112145 contoh-case
213112145 contoh-case213112145 contoh-case
213112145 contoh-case
 
CAP (3).pptx
CAP (3).pptxCAP (3).pptx
CAP (3).pptx
 
Kolelitiasis lapsus Rezza.docx
Kolelitiasis lapsus Rezza.docxKolelitiasis lapsus Rezza.docx
Kolelitiasis lapsus Rezza.docx
 
sh
shsh
sh
 
Lapkas SNH (1).pptx
Lapkas SNH (1).pptxLapkas SNH (1).pptx
Lapkas SNH (1).pptx
 
POMR Diare akut 30-3-2022.pptx
POMR Diare akut 30-3-2022.pptxPOMR Diare akut 30-3-2022.pptx
POMR Diare akut 30-3-2022.pptx
 
219107733 case-ckd
219107733 case-ckd219107733 case-ckd
219107733 case-ckd
 
Case Report Session.pptx
Case Report Session.pptxCase Report Session.pptx
Case Report Session.pptx
 
221840205 neuro-case
221840205 neuro-case221840205 neuro-case
221840205 neuro-case
 
Gastritis erosiva
Gastritis erosivaGastritis erosiva
Gastritis erosiva
 
Mini CEX BPH.pptx
Mini CEX BPH.pptxMini CEX BPH.pptx
Mini CEX BPH.pptx
 
Laporan Jaga
Laporan JagaLaporan Jaga
Laporan Jaga
 
LAPKAS CHF.pptx
LAPKAS CHF.pptxLAPKAS CHF.pptx
LAPKAS CHF.pptx
 
Pkb hnp
Pkb hnpPkb hnp
Pkb hnp
 
Preskas Cardioembolic Stroke.pdf
Preskas Cardioembolic Stroke.pdfPreskas Cardioembolic Stroke.pdf
Preskas Cardioembolic Stroke.pdf
 
CRS dan CSS Gallstone(1).pptx
CRS dan CSS Gallstone(1).pptxCRS dan CSS Gallstone(1).pptx
CRS dan CSS Gallstone(1).pptx
 
Ppt bronkopneumonia
Ppt bronkopneumoniaPpt bronkopneumonia
Ppt bronkopneumonia
 
Case Report ITP
Case Report ITPCase Report ITP
Case Report ITP
 

More from AuliaDwiJuanita

revisi lapsus radiologi.pptx
revisi lapsus radiologi.pptxrevisi lapsus radiologi.pptx
revisi lapsus radiologi.pptxAuliaDwiJuanita
 
(PPT Journal Reading) Aulia Dwi revisi.pptx
(PPT Journal Reading) Aulia Dwi revisi.pptx(PPT Journal Reading) Aulia Dwi revisi.pptx
(PPT Journal Reading) Aulia Dwi revisi.pptxAuliaDwiJuanita
 
(Journal Reading) Aulia Dwi.docx
(Journal Reading) Aulia Dwi.docx(Journal Reading) Aulia Dwi.docx
(Journal Reading) Aulia Dwi.docxAuliaDwiJuanita
 
Leaflet Cegah Anemia Pada Ibu Hamil.pdf
Leaflet Cegah Anemia Pada Ibu Hamil.pdfLeaflet Cegah Anemia Pada Ibu Hamil.pdf
Leaflet Cegah Anemia Pada Ibu Hamil.pdfAuliaDwiJuanita
 
rev case report Obgyn ILO Aulia.docx
rev case report Obgyn ILO Aulia.docxrev case report Obgyn ILO Aulia.docx
rev case report Obgyn ILO Aulia.docxAuliaDwiJuanita
 
jurnal reading obgyn aulia dwi.docx
jurnal reading obgyn aulia dwi.docxjurnal reading obgyn aulia dwi.docx
jurnal reading obgyn aulia dwi.docxAuliaDwiJuanita
 
jurnal reading aulia dwi 21360331.pptx
jurnal reading aulia dwi 21360331.pptxjurnal reading aulia dwi 21360331.pptx
jurnal reading aulia dwi 21360331.pptxAuliaDwiJuanita
 
Aulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan relative risk dan odds ratio.docx
Aulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan relative risk dan odds ratio.docxAulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan relative risk dan odds ratio.docx
Aulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan relative risk dan odds ratio.docxAuliaDwiJuanita
 
Aulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan epid deskriptif dan analitik.pdf
Aulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan epid deskriptif dan analitik.pdfAulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan epid deskriptif dan analitik.pdf
Aulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan epid deskriptif dan analitik.pdfAuliaDwiJuanita
 
Society for Maternal-Fetal Medicine Special Statement: Quality metric on the ...
Society for Maternal-Fetal Medicine Special Statement: Quality metric on the ...Society for Maternal-Fetal Medicine Special Statement: Quality metric on the ...
Society for Maternal-Fetal Medicine Special Statement: Quality metric on the ...AuliaDwiJuanita
 
Society for Maternal-Fetal Medicine Special Statement: Quality metric on the ...
Society for Maternal-Fetal Medicine Special Statement: Quality metric on the ...Society for Maternal-Fetal Medicine Special Statement: Quality metric on the ...
Society for Maternal-Fetal Medicine Special Statement: Quality metric on the ...AuliaDwiJuanita
 
Laporan Kasus Bronkopneumonia Aulia Dwi Juanita.pptx
Laporan Kasus Bronkopneumonia Aulia Dwi Juanita.pptxLaporan Kasus Bronkopneumonia Aulia Dwi Juanita.pptx
Laporan Kasus Bronkopneumonia Aulia Dwi Juanita.pptxAuliaDwiJuanita
 
Jurnal Reading Diare (Aulia Dwi Juanita)
Jurnal Reading Diare (Aulia Dwi Juanita)Jurnal Reading Diare (Aulia Dwi Juanita)
Jurnal Reading Diare (Aulia Dwi Juanita)AuliaDwiJuanita
 
jurnal reading mata (Aulia Dwi Juanita)
jurnal reading mata (Aulia Dwi Juanita)jurnal reading mata (Aulia Dwi Juanita)
jurnal reading mata (Aulia Dwi Juanita)AuliaDwiJuanita
 
Laporan Kasus Bronkopneumonia Stase Anak (Aulia Dwi Juanita)
Laporan Kasus Bronkopneumonia Stase Anak (Aulia Dwi Juanita)Laporan Kasus Bronkopneumonia Stase Anak (Aulia Dwi Juanita)
Laporan Kasus Bronkopneumonia Stase Anak (Aulia Dwi Juanita)AuliaDwiJuanita
 
Makalah Kesehatan Global (Aulia Dwi Juanita)
Makalah Kesehatan Global (Aulia Dwi Juanita)Makalah Kesehatan Global (Aulia Dwi Juanita)
Makalah Kesehatan Global (Aulia Dwi Juanita)AuliaDwiJuanita
 
JOURNAL READING NEUROLOGY AULIA DWI JUANITA
JOURNAL READING NEUROLOGY AULIA DWI JUANITAJOURNAL READING NEUROLOGY AULIA DWI JUANITA
JOURNAL READING NEUROLOGY AULIA DWI JUANITAAuliaDwiJuanita
 
perioperatif anes aul.pptx
perioperatif anes aul.pptxperioperatif anes aul.pptx
perioperatif anes aul.pptxAuliaDwiJuanita
 

More from AuliaDwiJuanita (20)

revisi lapsus radiologi.pptx
revisi lapsus radiologi.pptxrevisi lapsus radiologi.pptx
revisi lapsus radiologi.pptx
 
Case report Aulia.docx
Case report Aulia.docxCase report Aulia.docx
Case report Aulia.docx
 
(PPT Journal Reading) Aulia Dwi revisi.pptx
(PPT Journal Reading) Aulia Dwi revisi.pptx(PPT Journal Reading) Aulia Dwi revisi.pptx
(PPT Journal Reading) Aulia Dwi revisi.pptx
 
(Journal Reading) Aulia Dwi.docx
(Journal Reading) Aulia Dwi.docx(Journal Reading) Aulia Dwi.docx
(Journal Reading) Aulia Dwi.docx
 
Leaflet Cegah Anemia Pada Ibu Hamil.pdf
Leaflet Cegah Anemia Pada Ibu Hamil.pdfLeaflet Cegah Anemia Pada Ibu Hamil.pdf
Leaflet Cegah Anemia Pada Ibu Hamil.pdf
 
rev case report Obgyn ILO Aulia.docx
rev case report Obgyn ILO Aulia.docxrev case report Obgyn ILO Aulia.docx
rev case report Obgyn ILO Aulia.docx
 
ppt ILO obgyn.pptx
ppt ILO obgyn.pptxppt ILO obgyn.pptx
ppt ILO obgyn.pptx
 
jurnal reading obgyn aulia dwi.docx
jurnal reading obgyn aulia dwi.docxjurnal reading obgyn aulia dwi.docx
jurnal reading obgyn aulia dwi.docx
 
jurnal reading aulia dwi 21360331.pptx
jurnal reading aulia dwi 21360331.pptxjurnal reading aulia dwi 21360331.pptx
jurnal reading aulia dwi 21360331.pptx
 
Aulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan relative risk dan odds ratio.docx
Aulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan relative risk dan odds ratio.docxAulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan relative risk dan odds ratio.docx
Aulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan relative risk dan odds ratio.docx
 
Aulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan epid deskriptif dan analitik.pdf
Aulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan epid deskriptif dan analitik.pdfAulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan epid deskriptif dan analitik.pdf
Aulia Dwi Juanita 22420014 perbedaan epid deskriptif dan analitik.pdf
 
Society for Maternal-Fetal Medicine Special Statement: Quality metric on the ...
Society for Maternal-Fetal Medicine Special Statement: Quality metric on the ...Society for Maternal-Fetal Medicine Special Statement: Quality metric on the ...
Society for Maternal-Fetal Medicine Special Statement: Quality metric on the ...
 
Society for Maternal-Fetal Medicine Special Statement: Quality metric on the ...
Society for Maternal-Fetal Medicine Special Statement: Quality metric on the ...Society for Maternal-Fetal Medicine Special Statement: Quality metric on the ...
Society for Maternal-Fetal Medicine Special Statement: Quality metric on the ...
 
Laporan Kasus Bronkopneumonia Aulia Dwi Juanita.pptx
Laporan Kasus Bronkopneumonia Aulia Dwi Juanita.pptxLaporan Kasus Bronkopneumonia Aulia Dwi Juanita.pptx
Laporan Kasus Bronkopneumonia Aulia Dwi Juanita.pptx
 
Jurnal Reading Diare (Aulia Dwi Juanita)
Jurnal Reading Diare (Aulia Dwi Juanita)Jurnal Reading Diare (Aulia Dwi Juanita)
Jurnal Reading Diare (Aulia Dwi Juanita)
 
jurnal reading mata (Aulia Dwi Juanita)
jurnal reading mata (Aulia Dwi Juanita)jurnal reading mata (Aulia Dwi Juanita)
jurnal reading mata (Aulia Dwi Juanita)
 
Laporan Kasus Bronkopneumonia Stase Anak (Aulia Dwi Juanita)
Laporan Kasus Bronkopneumonia Stase Anak (Aulia Dwi Juanita)Laporan Kasus Bronkopneumonia Stase Anak (Aulia Dwi Juanita)
Laporan Kasus Bronkopneumonia Stase Anak (Aulia Dwi Juanita)
 
Makalah Kesehatan Global (Aulia Dwi Juanita)
Makalah Kesehatan Global (Aulia Dwi Juanita)Makalah Kesehatan Global (Aulia Dwi Juanita)
Makalah Kesehatan Global (Aulia Dwi Juanita)
 
JOURNAL READING NEUROLOGY AULIA DWI JUANITA
JOURNAL READING NEUROLOGY AULIA DWI JUANITAJOURNAL READING NEUROLOGY AULIA DWI JUANITA
JOURNAL READING NEUROLOGY AULIA DWI JUANITA
 
perioperatif anes aul.pptx
perioperatif anes aul.pptxperioperatif anes aul.pptx
perioperatif anes aul.pptx
 

Recently uploaded

tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 

Recently uploaded (20)

tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 

Vertigo

  • 1. Case Report Preseptor: dr. Raden Ayu Neilan Amroisa, Sp.N., M.Kes
  • 3. Identitas Pasien Nama : Ny. R No Rekam Medis : 321XXX Jenis Kelamin : Perempuan Tanggal Lahir : 10-11-1951 Usia : 71 tahun Agama : islam Pendidikan : SMA Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Alamat : Kemiling, Bandarlampung Masuk RS : 21-11-2022
  • 4. Anamnesis Dilakukan dengan autoanamnesis Keluhan Utama: Pasien datang dengan keluhan pusing berputar Keluhan Tambahan: Sakit kepala, mual 12 jam yang lalu sebelum masuk RS
  • 5. Riwayat Penyakit Sekarang Satu minggu sebelum masuk RS pasien mengeluhkan pusing berputar, pusing berputar dirasakan oleh pasien hilang timbul dan di sertai mual muntah yang hebat. Keluhan pusing berputar datang tiba-tiba saat pasien berubah posisi dari berbaring ke duduk, hilang timbul, dengan durasi ± 20 menit, jeda ± 10-15 menit. Pasien merasa lingkungan disekitarnya berputar. Pasien mengaku jika memiringkan posisi kepalanya ke kiri dan ke kanan, maka pusing bertambah berat dan tidak membaik saat menutup mata ataupun saat istirahat. Dua hari sebelum masuk RS pasien tidak bisa tidur dengan nyenyak dan pusing dirasakan semakin memberat. Pasien merasakan mual tapi tidak muntah sebanyak 4 kali sebelum masuk RS Pasien pernah periksa ke dokter umum di klinik dan diberikan obat untuk 3 hari, Jika keluhan tidak baik pasien disarankan untuk periksa ke rumah sakit. Setelah minum obat dari dokter di klinik tidak banyak perubahan terhadap keluhan pasien. Keluhan telinga berdengung (+), telinga terasa penuh (-), keluar cairan dari telinga (-), penurunan pendengaran (-), riw. Korek telinga (+). Keluhan lemah anggota gerak (-), demam (-), kejang (-), nyeri kepala (-), kejang (-), pandangan kabur (-), sulit menelan (-), keluhan BAK dan BAB disangkal. Sekitar 3 tahun lalu, pasien pernah merasakan keluhan serupa, berobat ke bidan dan di beri obat, namun pasien lupa nama obatnya.
  • 6. Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat Penyakit Keluarga - Riwayat keluhan serupa disangkal -Riwayat keluhan serupa dikeluarga disangkal -Riwayat stroke sebelumnya disangkal -Riwayat stroke pada keluarga disangkal -Riwayat hipertensi disangkal -Riwayat DM pada keluarga disangkal -Riwayat trauma kepala disangkal -Riwayat hipertensi pada keluarga disangkal -Riwayat operasi disangkal -Riwayat batuk pilek lama disangkal -Riwayat sakit telinga disangkal Riwayat Alergi Riwayat Aktivitas Sosial Riwayat alergi obat disangkal - Riwayat merokok disangkal - Riwayat minum alcohol disangkal
  • 7. Sistem Cerebrospinal Gelisah (-), Lemah (-), demam (-), sakit kepala (-) Sistem cardiovascular Akral hangat (+), sianosis (-), anemis (-), berdebar-debar (-) Sistem Respiratorius Batuk (-), Sesak napas (-) Sistem Genitorinarius Disuria (-), hematuria (-), kencing menetes (-), kencing berwarna seperti the (-) Sistem Gastrointestinal Nyeri epigastrium (-), mual (-), muntah (- ), BAB hitan (-) Sistem Badan terasa lemas (-), atrofi otot (-) Anamnesis Sistem
  • 8. Pemeriksaan Umum Keadaan Umum : Tampak sakit sedang Kesadaran : Compos mentis GCS : E4 M6 V5 Tanda Vital Tekanan Darah : 130/80 mmHg Suhu : 36,5 C Nadi : 80x/menit RR : 20x/menit SPO2 : 98% Skala Nyeri : VAS (skor 6)
  • 9. STATUS GENERALIS KEPALA Bentuk/ukuran : Normocephal, laserasi (-), memar (-) Rambut : Hitam, merata Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor Telinga : Normotia, darah (-/-), sekret (-/-), hematom (-/-) Hidung : Napas cuping hidung (-/-), deviasi (-/-), sekret (-/-), darah (-/-), memar (-/-) Mulut : Mukosa kering (-), pucat (-), sianosis (-), luka (-)
  • 10. Pemeriksaan Fisik Leher • Pembesaran KGB : (-) • Pembesaran tiroid : (-) • Peningkatan JVP : (-) • Trakea : Letak tengah, deviasi (-) Thorax Paru: • I: Gerakan dinding dada simetris, retraksi (-/-) • P: Fremitus taktil normal, ekspansi dinding dada simetris • P: Sonor (+/+) • A: Vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-) Jantung: • I : Ictus cordis tidak terlihat • P : Ictus cordis tidak teraba • P : Batas jantung dalam batas normal • A : BJ I dan II normal, regular, murmur (-), gallop (-) Abdomen • I : Datar, distensi (-), • A : Bising usus (+) 4x/menit • P : Timpani • P : Nyeri Tekan (-)
  • 11. STATUS GENERALIS Ekstremitas: Superior Dextra : CRT <2 detik, edema (-/-), akral hangat (+/+) Sinistra : CRT <2 detik, edema (-/-), akral hangat (+/+) Inferior Dextra : CRT <2 detik, edema (-/-), akral hangat (+/+) Sinistra : CRT <2 detik, edema (-/-), akral hangat (+/+)
  • 12. Status Neurologis Keadaan Umum : Tampak sakit sedang Kesadaran : GCS E4V5M6 (Compos Mentis) Refleks batang otak Refleks pupil : Isokor (+/+), bulat 3mm/3mm Refleks cahaya : Ada/ada Refleks kornea : (+/+) Caloric test : Tidak dilakukan
  • 13. •STATUS NEUROLOGIS •GCS : E4 M6 V5 •RANGSANG MENINGEAL Rangsang Meningeal Kaku kuduk : (-) Laseque : (-) Kernig sign : (-) Brudzinsky I : (-) Brudzinzky II : (-) Brudzinzky III : (-) Brudzinzky IV : (-)
  • 14. Tes koordinasi Point to point movement • Telunjuk hidung : dbn • Tangan jari : dbn • Rapid alternating movement : dbn Gait • Berjalan : sempoyongan • Berjalan tandem : tidak dilakukan • Berjalan tumit-jinjit : tidak dilakukan • Melompat ditempat : tidak dilakukan Pronator drift test : tidak dilakukan Tes Nistagmus (+) : horizontal
  • 15. Status Neurologis Saraf Cranial N I : Daya penciuman baik N II : Tajam penglihatan, lapang penglihatan, dan test warna dalam batas normal N III N IV N VI :  Inspeksi : Ptosis (-/-), endoftalmus (-/-), eksoftalmus (-/-)  Pupil : Isokor, posisi ditengah  Refleks cahaya langsung (+/+)  Refleks cahaya tidak langsung : (+/+)  Gerakan bola mata: Medial (+/+) Lateral (+/+) Superior (+/+) Inferior (+/+)  Refleks Pupil Akomodasi (+/+)  Refleks Pupil Konvergensi (+/+)  Motorik (+/+)
  • 16. Saraf Cranial N V :  Motorik : Mengatupkan rahang, membuka mulut, protrusi dan retraksi rahang dalam batas normal  Sensorik : raba halus, nyeri, suhu  dalam batas normal  Refleks kornea : dalam batas normal  Refleks masseter : dalam batas normal N VII :  Inspeksi : Atrofi (-), fasikulasi (-), lipatan nasolabial simetris  Motorik : meringis, tersenyum, mengernyitkan dahi, mencembungkan pipi  dalam batas normal  Sensorik : Tes pengecapan 2/3 anterior lidah  dalam batas normal N VIII :  Vestibular : Romberg’s sign (+), Romberg’s diperkuat (+), past pointing test (dbn)  Cochlea : Tes bisik ( Normal), rinne , weber, schwabach tidak dilakukan N IX & X :  Tes pengecapan 1/3 posterior lidah  dalam batas normal  Uvula, refleks muntah, uji menelan  dalam batas normal N XI : M. Sternocleidomastoideus dan M. Trapezius  dalam batas normal N XII : Menjulurkan lidah ke kanan dan ke kiri, saat membuka mulut lidah berada pada dasar mulut  dalam batas normal
  • 17. •SISTEM MOTORIK Kekuatan Otot : 5 5 5 5 Gerak : Aktif Aktif Aktif Aktif
  • 18. Tonus: Normotonus Normotonus Normotonus Normotonus Klonus Tidak ada Tidak ada Atrophi: Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
  • 19. Reflek Fisiologis Bicep (+/+) Pattela (+/+) Trisep (+/+) Achiles (+/+) Refleks Patologis Hoffman Trommer (-/-) Babinsky (-/+) Chaddock (-/-) Oppenheim (-/-) Schaefer (-/-) Gordon (-/-)
  • 20. Eksteroseptif Rasa raba :Normostesia Rasa nyeri :Normostesia Rasa suhu :Normostesia Propioseptif Rasa gerak :Tidak di lakukan pemeriksaan Rasa getar :Tidak di lakukan pemeriksaan Rasa sikap :Tidak di lakukan pemeriksaan Rasa arah :Tidak di lakukan pemeriksaan Nyeri dalam :Tidak di lakukan pemeriksaan I. KOORDINASI Tesr tujuk hidung :Tidak di lakukan pemeriksaan Test telunju-telunjuk :Tidak di lakukan pemeriksaan Test pronasi-supinasi :Tidak di lakukan pemeriksaan •SENSIBILITAS
  • 21. Pemeriksaan Penunjang HEMATOLOGI 21 september 2022 Pemeriksaan Hasil Normal Satuan Hemoglobin 14,1 Lk 14 – 18 Wn 12 – 16 gr/dl Leukosit 7.500 4.500 – 10.700 % Hit. Jenis leukosit basophil 0 0 – 1 % Hit. Jenis leukosit eosinofil 0 0 – 3 % Hit. Jenis leukosit batang 0 2 – 6 % Hit. Jenis leukosit segmen 73 50 – 70 % Hit. Jenis leukosit limfosit 21 20 – 40 % Hit. Jenis leukosit monosit 6 2 – 8 % Eritrosit 4,9 Lk 4,6-6,2 Wn 4,2-6,4 10 6/ul Hematokrit 40 Lk 50-54 Wn 38-47 % Trombosit 204.000 159.000-400.000 Ul MCV 81 80-96 Fl MCH 29 27-31 Pg MCHC 36 32-36 g/dl ALC (Absolute Lymphocyte Count) 1.575 NLR (Neutrophil Lymphocyte Ratio) GDS 3,5
  • 22. I. KIMIA DARAH No. Pemeriksaan Hasil Normal Satuan 1. GDS 97 <200 mg/dl
  • 23. Pemeriksaa Radiologi Tidak dilakukan pemeriksaan radiologi pada pasien ini. Resume
  • 24. Diagnosis Kerja Diagnosis Klinis : Pusing berputar Diagnosis Topis : Gangguan sistem vestibular perifer Diagnosis Etiologi : Susp Benign Paroxysmal Potitional Vertigo Diagnosis Banding : Vertigo Sentral Penatalaksanaan Non Medikamentosa TTV Bed Rest Manuver epley Anjuran pemeriksaan Halpike position test Medikamentosa IVFD RL 20 TPM Inj. Piracetam 3x1 amp Racikan nyeri 2x1 Inj. Ondansetron 3x1 amp Betahistine 3x2 tab Flunarizine 3x5 mg Ibuprofen 2x1 Paracetamol 2x1 Dizepam 2x1
  • 25. Prognosis Ad Vitam : Dubia ad bonam Ad Functionam : Dubia ad bonam Ad Sanationam : Dubia ad bonam
  • 27. VERTIGO DEFINISI Vertigo berasal dari bahasa Latin VERTERE yang artinya memutar merujuk pada sensasi berputar Vertigo merupakan adanya sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau lingkungan sekitarnya dengan gejala lain yang timbul, terutama dari jaringan otonomik yang disebabkan oleh gangguan alat keseimbangan tubuh oleh berbagai keadaan atau penyakit. Vertigo merupakan suatu ilusi gerakan, biasanya berupa sensasi berputar yang akan meningkat dengan perubahan posisi kepala.
  • 28. VERTIGO SISTEM KESEIMBANGAN VESTIBULER SENTRAL Batang otak, serebelum, serebrum PERIFER Labirin dan saraf vestibula NON VESTIBULER VISUAL DAN SOMATOKINETI K Retina : otot bola mata Kulit, sendi, otot
  • 29. PENYEBAB UMUM Keadaan lingkungan Motion sickness (mabuk darat, mabuk laut) Obat-obatan (alkohol, gentamisin) Kelainan sirkulasi Transient ischemic attack (gangguan fungsi otak sementara karena berkurangnya aliran darah ke salah satu bagian otak) pada arteri vertebral dan arteri basiler Kelainan di telinga Endapan kalsium pada salah satu kanalis semisirkularis di dalam telinga bagian dalam (menyebabkan benign paroxysmal positional vertigo) Infeksi telinga bagian dalam karena bakteri Herpes zoster Labirintitis (infeksi labirin di dalam telinga)
  • 30. Peradangan saraf vestibuler Penyakit Meniere Kelainan neurologis Sklerosis multipel Patah tulang tengkorak yang disertai cedera pada labirin, persarafannya atau keduanya Tumor otak Tumor yang menekan saraf vestibularis. System saraf pusat Trauma Epilepsy Hipoksia serebri : anemia, arteriosklerosis, hipertensi kronis, dll Infeksi : meningitis, encephalitis, dll
  • 31. PATOFISIOLOGI Rasa pusing atau Vertigo disebabkan oleh gangguan alat keseimbangan tubuh  mengakibatkan ketidakcocokan antara posisi tubuh yang sebenarnya dengan apa yang dipersepsi oleh susunan saraf pusat.
  • 32. Perbedaan Klinis Vertigo Vestibular dan Non Vestibular Vertigo Vastibuler Vertigo Non-vastibuler Sifat vertigo Rasa berputar(True vertigo) Rasa melayang, sempoyongan Sifat serangan Episodik Kontinyu Mual muntah + - Gangguan pendengaran +/- - Gerakan pencetus Gerakan kepala Gerakan obyek visual Situasi pencetus - Ramai orang, lalu lintas macet, sibuk, pasar swalayan Letak lesi Sistem Vastibular Sistem visual, somatosensorik (propioseptif)
  • 33. Perbedaan Klinis Vertigo Vestibular Perifer dan Sentral Vertigo Vastibuler Perifer Vertigo Vastibuler Sentral Bangkitan vertigo Mendadak Rasa melayang, sempoyongan Intensitas Berat Ringan Pengaruh gerakan kepala + - Gerakan otonom ++ +/- Gangguan pendengaran + - Tanda fokal otak - +
  • 34. Vertigo Berdasarkan Gejala Klinis Vertigo Paroksimal : Serangan mendadak, beberapa menit atau hari, hilang sempurna, bisa muncul kembali, diantara serangan bebas sama sekali Vertigo jenis ini antara lain: 1.Vertigo dengan keluhan telinga. Sindroma Meniere, tumor fossa kranii posterior, kelainan gigi/odontogen. 2. Vertigo tanpa keluhan telinga. Epilepsi, lesi lambung, vertigo pada anak (vertigo de L enfance), labirin picu (Trigger Labyrinthyh). 3. Perubahan posisi. Vertigo posisional paroksismal yang laten Vertigo posisional paroksismal benigna
  • 35. Vertigo Kronis : Menetap lama, konstan tidak ada serangan akut. 1. Disertai keluhan telinga : Otitis Media Kronika, Meningitis TBC. 2. Tanpa keluhan telinga : Kontusio serebri, Ensefalitis pontis, Sklerosis multiple. 3. Dipengaruhi posisi : Hipotensi orthostatik, Vertigo servikalis. Vertigo Akut : Berangsur-angsur berkurang, tidak bebas total. 1. Dengan keluhan telinga : Trauma labirin, Herpes Zoster Otikus, Labirinitis akut, Perdarahan labirin, Neuritis N. VIII, Cedera a. auditiva interna, a. vestibulokohlearis. 2. Tanpa keluhan telinga : Neuronitis vestibularis
  • 36. Penegakan Diagnosis ANAMNESIS : 1. Bentuk vertigo (melayang, goyang, berputar, tujuh keliling, rasa naik perahu, dsb. 2. Keadaan yang memprovokasi timbulnya vertigo. (perubahan posisi kepala dan tubuh, keletihan, ketegangan) 3. Profil waktu (timbulnya akut, perlahan-lahan, hilang timbul, kronik, progresif/membaik). 4. Keluhan lain (keluhan pada telinga, pandangan kabur, mual muntah,dsb).
  • 37. PEMERIKSAAN FISIK : Umum kemungkinan kelainan sistemik yang dicurigai mendasari timbulnya vertigo seperti hipotensi ortostatik. Neurologi untuk mengevaluasi apakah kelainannya di sentral atau perifer.
  • 38. 1. Uji Romberg : Penderita berdiri dengan kedua kaki dirapatkan, mula-mula dengan kedua mata terbuka kemudian tertutup. Biarkan pada posisi demikian selama 20-30 detik. Harus dipastikan bahwa penderita tidak dapat menentukan posisinya (misalnya dengan bantuan titik cahaya atau suara tertentu). Pada kelainan vestibuler hanya pada mata tertutup badan penderita akan bergoyang menjauhi garis tengah kemudian kembali lagi, pada mata terbuka badan penderita tetap tegak. Sedangkan pada kelainan serebeler badan penderita akan bergoyang baik pada mata terbuka maupun pada mata tertutup.
  • 39. 2. Uji Tandem Gait : Penderita berjalan lurus dengan tumit kaki kiri/ kanan diletakkan pada ujung jari kaki kanan/ kiri ganti berganti. Pada kelainan vestibuler perjalanannya akan menyimpang, dan pada kelainan serebeler penderita akan cenderung jatuh. 3. Berdiri dengan kedua lengan lurus horisontal ke depan : Pada kelainan vestibular posisi penderita akan menyimpang ke arah lesi dengan gerakan seperti orang melempar cakram, kepala dan badan berputar ke arah lesi, kedua tangan bergerak ke arah lesi dengan lengan pada sisis lesi turun dan yang lainnya naik. Keadaan ini disertai nistagmus dengan fase lambat ke arah lesi
  • 40. 4. Uji Unterberger: Berdiri dengan kedua lengan lurus horisontal ke depan dan jalan di tempat dengan mengangkat lutut setinggi mungkin selama satu menit. Pada kelainan vestibuler, posisi penderita akan menyimpang/ berputar ke arah lesi dengan gerakan seperti orang melempar cakram; kepala dan badan berputar ke arah lesi, kedua lengan bergerak ke arah lesi dengan lengan pada sisi lesi turun dan yang lainnya naik. Keadaan ini disertai nistagmus dengan fase lambat ke arah lesi.
  • 41. 5. Past-Pointing Test (Uji Tunjuk Barany): Dengan jari telunjuk ekstensi dan lengan lurus ke depan, penderita disuruh mengangkat lengannya ke atas, kemudian diturunkan sampai menyentuh telunjuk tangan pemeriksa. Hal ini dilakukan berulang-ulang dengan mata terbuka dan tertutup. Pada kelainan vestibuler akan terlihat penyimpangan lengan penderita ke arah lesi. 6. Uji Babinsky-Weil : • Pasien dengan mata tertutup berulang kali berjalan lima langkah ke depan dan lima langkah ke belakang selama setengah menit; jika ada gangguan vestibuler unilateral, pasien akan berjalan dengan arah berbentuk bintang.
  • 42. 7. Tes Menulis Vertikal: Penderita duduk didepan meja, tangan dan tubuh penderita tidak boleh menyentuh meja, tangan yang satu diatas lutut yang lainnya disuruh menulis huruf A,B,C dst bersusun kebawah. Mula-mula dengan mata terbuka kemudian tertutup. Bila ada deviasi dari deretan huruf-huruf yang paling atas terhadap yang paling bawah lebih besar dari 10 derajat berarti ada kelainan labirin unilateral. Bila tulisan tidak teratur atau makin lama huruf makin besar (makrografi) berarti ada kelainan serebellum. 8. Tes dismetria: Adalah gangguan kemampuan untuk mengelola kecepatan, kekuatan dan jangkauan gerakan. Tes yang sering digunakan dalam klinik adalah : tes telunjuk hidung tes hidung-telunjuk hidung tes telunjuk-telunjuk
  • 43. Pemeriksaan Penunjang Rontgen foto tengkorak, leher, Stenvers. Neurofisiologi : Elektroensefalografi (EEG), Elektromiografi (EMG), Brainstem Audiotory Evoked Potential (BAEP) Neuroimaging : CT Scan, Arteriografi, Magnetic Resonance Imaging (MRI)
  • 46.
  • 47. Penatalaksanaan (rehabilitasi) • Seseorang menetap pada posisi supine selama 30 detik dan pada posisi duduk tegak selama 1 menit. • Dengan demikian siklus ini membutuhkan waktu 2 ½ menit. • Pada dasarnya 3 siklus hanya mengutamakan untuk beranjak tidur, sangat baik dilakukan pada malam hari daripada pagi atau siang hari, karena jika seseorang merasa pusing setelah latihan ini, dapat teratasi sendiri dengan tidur.
  • 48. Latihan CRT / Epley maneuver • Seseorang menetap pada posisi supine selama 30 detik dan pada posisi duduk tegak selama 1 menit. • Dengan demikian siklus ini membutuhkan waktu 2 ½ menit. • Pada dasarnya 3 siklus hanya mengutamakan untuk beranjak tidur, sangat baik dilakukan pada malam hari daripada pagi atau siang hari, karena jika seseorang merasa pusing setelah latihan ini, dapat teratasi sendiri dengan tidur.
  • 49. Metode Brandt Daroff • Pasien duduk tegak ditepi tempat tidur dengan kedua tungkai tergantung. • Lalu dengan kedua mata tertutup baringkan tubuh dengan cepat kesalah satu sisi, pertahankan selama 30 detik, setelah itu duduk tegak kembali. • Setelah 30 detik baringkan dengan cepat kesisi lain, pertahankan selama 30 detik, lalu duduk tegak kembali. • Lakukan latihan ini 3 kali pada pagi hari sebelum bangun tidur, dan 3 kali pada malam hari sebelum tidur, sampai 2 hari berturut-turut tidak timbul vertigo lagi.