Dokumen ini membahas tentang perubahan kulit yang bersifat retrogresif seperti degenerasi, nekrosis, dan penimbunan zat abnormal pada kulit. Secara ringkas, dokumen ini menjelaskan tentang: (1) degenerasi sel kulit seperti degenerasi hidropik, (2) jenis-jenis nekrosis seperti nekrosis koagulatif dan nekrosis kaseosa, (3) penimbunan zat seperti pigmen, kalsium, dan kolesterol pada kulit
4. 4
Gambaran Mikroskopik :
1. Terdapat butir – butir air bebas
dalam sitoplasma sel.
2. Butir – butir air pd sel tampak
seperti lobang – lobang.
3. Jika terjadi pada jaringan yang luas
membentuk spt jala.
13. 13
Kematian sel / jaringan pada
tubuh yang masih hidup.
Perubahan terjadi pada inti sel.
Nekrosis bersifat irreversibel.
14. 14
Perubahan pada inti sel :
PIKNOSIS
Inti mengecil, lebih hitam (hiperkromatin)
& padat .
KARIOREKSIS
Inti pecah – pecah menjadi fragmen2
.
KARIOLISIS
Inti tinggal berupa bayangan.
20. 20
Jenis – jenis Nekrosis :
1. Nekrosis Koagulativa / Beku
pada infark myocard
2. Nekrosis Likuefaktif / Cair
3. Nekrosis Gangrenosa
4. Nekrosis Kaseosa (Nekrosis
Perkijuan)
khas pd TBC
21. Nekrosis yg diikuti pencairan
jaringan mati oleh enzim
proteolitik dari sel yg mati tsb.
21
22. Contohnya :
a) Abses pada kulit
Kumpulan pus / nanah dalam kutis /
subkutis.
Abses terbentuk dari sel & jaringan
yg hancur membentuk nanah serta
infiltrat sel radang.
22
32. 32
NEKROSIS KASEOSA
Istilah kaseosa berasal dari gambaran
makroskopis daerah nekrosis yg seperti
keju (caseum)
berwarna putih / kekuningan.
Paling sering pada infeksi tuberkulosis .
Nekrosis terjadi di bagian tengah tuberkel
yg tampak sebagai massa granular amorf
(massa amorf bergranul halus).
36. 36
Tidak Kuat Ggn ssn Biokimiawi Reaksi Normal
Tidak Lama dlm sitoplasma Kimia
Kuat Perubahan Ultrastruktur Reaksi Normal
Lama dlm sitoplasma Kimia
JEJAS
Lebih Kuat Perubahan dalam DEGENERASI
Lebih Lama sitoplasma sel
Normal
Sangat Kuat Perubahan dalam NEKROSIS
Sangat Lama inti sel
Abnormal
37. Isilah tabel dibawah ini :
NEKROSIS DEFENISI CONTOH
Koagulativa
Likuefaktif
Gangrenosa
Kaseosa
37
38. 38
Amiloid : zat amorf / tidak berbentuk,
menyerupai hialin, dengan
pewarnaan HE merah.
AMILOIDOSIS :
penimbunan amiloid di jaringan
ekstraselular.
39. Gambaran Makroskopik :
Kulit tampak menonjol, seperti lilin
Gambaran Mikroskopik :
Tampak deposit bahan amorf
Warna eosinofilik (merah)
Terdapat di lapisan dermis & subkutan
39
40. 40
Tes – tes Amiloid :
1. Larutan yodium
tengguli + H2SO4 biru
2. Methyl violet violet
3. Zat warna Congo – RedCongo – Red (sec. intravena)
2 jam kemudian diperiksa darah & urin.
Jika tidak ditemukan / < 10 %
Hasil (+) Amiloidosis ok zat warna
Congo – Red diikat oleh amiloid.
41. 41
Hablur (kristal) dari berbagai zat bisa
ditimbun di jaringan.
Sering :
hablur asam urat sendi
hablur kolesterol
49. 49
PERKAPURAN FISOLOGIS
Zat kapur (kalsium) diletakkan di jaringan
osteoid pada pembentukan tulang & gigi.
PERKAPURAN PATOLOGIS
Penimbunan zat kapur (kalsium) bukan
pada jaringan osteoid.
57. 57
2. Perkapuran Metastatik
Perkapuran pd jaringan yg tidak rusak.
Terjadi bila kadar kalsium dlm darah tinggi
(HIPERKALSEMIA)
Contoh :
Hiperparatiroidisme
Osteogenic sarcoma
Kalsium ditimbun di lambung, paru & ginjal.
59. LUAR TUBUH (EKSOGEN)
Penimbunan pigmen yg berasal dari
luar tubuh di jaringan disebut :
Pigmentasi Eksogen /
Exogenous Pigmentation
59
60. Masuk ke dlm tubuh melalui :
Pernafasan debu
Pencernaan makanan & obat
Kulit tatto, bedak, cat rambut
60
61. 61
1. Argyrosis / Argyria
Penimbunan pigmen perak di
jaringan, spt : kulit, selaput lendir,
konjungtiva.
Terjadi perubahan warna pigmen,
awalnya abu – abu menjadi biru
kehitaman.
62. 62
Gambaran Mikroskopis :
Kulit ditimbun di bagian atas
dermis, disekitar kelenjar sebasea &
kelenjar keringat.
Etio : pengobatan dgn obat – obatan
yang mengandung perak dlm waktu
lama.
64. 64
2. Plumbismus
Penimbunan timah hitam yg
masuk melalui kulit, hidung &
mulut.
Biasanya berhubungan dengan
pekerjaan spt. percetakan
(occupational disease).
65. 65
3. Tatto
Pencacahan kulit dengan zat
warna [tinta].
Zat warna dimasukan dgn jarum halus
ke lapisan dermis kulit, akan hilang
setelah 10 – 15 tahun ok fagositosis
& dibawa ke kelenjar limfe regional.
66. Bahaya
Penularan penyakit seperti :
sifilis, lepra, hepatitis infeksiosa, AIDS.
Kegunaan :
patologi forensik untuk mengenali
mayat
66
69. 69
DALAM TUBUH ( ENDOGEN)
Penimbunan pigmen yg berasal dari
dalam tubuh di jaringan disebut :
Pigmentasi Endogen /
Endogenous Pigmentation
70. 70
I. HAEMOGLOBIN
Pigmen haemosiderin
Berwarna kuning emas sp tengguli.
Mengandung besi, reaksi besi (+) :
a. Prussian Blue Reaction
b. Turnbull’s Reaction biru
Sebagai butir2
di dalam & luar sel.
Normal : sedikit di hati & limpa.
74. 74
II. NON HAEMOGLOBIN
Pigmen Melanin
Warna tengguli kehitaman
Reaksi besi (-)
Dengan H2O2 pucat
Reaksi Masson (+)
amonium perak nitrat + jaringan
hitam, berarti (+)
Fisiologis : dibuat oleh sel melanosit
95. 95
Hipopigmentasi Lokal
= vitiligo / leukoderma
Bisa bersifat :
1. Kongenital
2. Didapat (acquisita), spt :
vitiligo sifilitika
lepra
bekas luka bakar
tinea versicolor (panu)