SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
Oleh :
Dr Muhammad marlin
Kematian sel
 Kematian sel merupakan perwujudan sel yang
mengalami jejas yang irreversibel
 Terdapat 2 kriteria untuk keadaan irreversibel yaitu :
 Mitokondria rusak sehingga menyebabkan gagalnya
reperfusi dan reoksigenasi yang selanjutnya
menyebabkan penurunan produksi ATP dan
penggumpalan inti sel
 Fungsi membran sel rusak berat, yang merupakan faktor
sentral dari patogenesis dari jejas irreversibel
Mekanisme biokimia yang menimbulkan kerusakan
membran sel pada hipoksia antara lain :
 Kehilangan fosfolipid secara progresif
 Abnormalitas cytoskeletal
 Spesies oksigen yang reaktif
 Hasil pemecahan lipid
 Kehilangan asam amino intra lipid
Patogenesis
Jika pengaruh berbahaya pada sebuah sel cukup hebat
atau berlangsung cukup lama, maka sel akan
mencapai suatu titik di mana sel tidak lagi dapat
mengkompensasi dan tidak dapat melangsungkan
metabolism, proses ini menjadi irrevesibel, dan sel
sebetulnya mati. Bila sebuah sel atau sekelompok sel
atau jaringan dalam hospes yang hidup diketahui
mati, mereka disebut nekrotik. Nekrosis merupakan
kematian sel local.
Secara morfologik, ada 2 bentuk kematian sel yaitu :
 Nekrosis
 Terjadi pada sel yang mengalami jejas/ cedera
 Ada 2 perubahan penting pada proses nekrosis yaitu :
 Pencernaan enzimatik
 Denaturasi protein
 Apoptosis
 Terjadi pada proses perkembangan sel
 Sangat diperlukan dalam regulasi kepadatan populasi
sel normal
 Dipicu oleh penambahan atau penurunan hormon
mendadak atau faktor tropik lain
Jenis Nekrosis
• Nekrosis koagulativa. Pola nekrosis iskemik yang lazim ini
yang diuraikan sebelumnya, terjadi pada miokard, ginjal,
hati, dan organ lain. sel nekrotik bentuknya tetap, akibat
sel litik dihambat kondisi lokal. Proses denaturasi protein
lebih menonjol drpd pencernaan enzimatik
• Nekrosis mencair./ liqu0efektif Terjadi bila autolisis dan
heterolysis melebihi denaturasi protein. Daerah nekrotik
melunak dan terisi dengan cairan. Paling sering terlihat
dalam otak infeksi bakteri local (abses). sel nekrosik
mengalami pencairan akibat kerja enzim → pada otak dan
medulla spinalis
• Nekrosis pengejuan/ kaseosa. Khas pada lesi tuberculosis,
makrokopik terlihat sebagai bahan lunak, rapuh dan
menyerupai kiju dan secara mikroskopik sebagai bahan
amorf eosinofilik dengan debris sel. Sel nekrotik hancur,
tetapi pecahanya tetap berada disekitarnya → pada paru
• Nekrosis lemak. Yang dimaksudkan ialah nekrosis pada
jaringan lemak, disebabkan oleh kerja lipase (yang berasal
dari sel pancreas rusak atau makrofag) yang mengkatalisis
dekomposisi trigliserid menjadi asam lemak, yang
kemudian bereaksi dengan kalsium membentuk sabun
kalsium. Secara histologik lemak nekrotik menunjukkan
baying-bayang sel dan bintik-bintik basofilik karena
deposisi kalsium.Pada pankreas nekrosis terjadi akibat
enzim pankreas mengalir diluar duktus
Inti sel yang mengalami penghancuran progresif urutanya adalah:
 Piknosis → inti sel menyusut, batas tidak teratur,
berwarna gelap (inti piknotik)
 Karioreksis → inti hancur, membentuk fragmen
kromatin yang menyebar (inti kariorektik)
 Kariolisis → inti tidak dapat diwarnai, dan inti hilang
Indikator Nekrosis
 Hilangnya fungsi organ
 Peradangan disekitar nekrosis
 Demam
 Malaise
 Lekositosis
 Peningkatan enzim serum
Apoptosis dapat terjadi pada proses- proses berikut ini :
 Kematian sel yang diprogram selama proses
embriogenesis
 Involusi yang tergantung pada hormon
 Delesi sel pada populasi proliferatif
 Kematian pada sel kanker
 Kematian sel imun pada penurunan sitokin
 Atrofi organ yang menjadi sasaran hormonal
 Atrofi organ karena proses obstruktif
 Kematian sel pada graft vs tissue diseases
 Kematian sel karena infeksi virus
Perubahan morfologi sel apoptosis :
 Pengkerutan sel
 Kondensasi kromatin
 Pembentukan blebs sitoplasmik dan apoptosis bodies
 Fagositosis apoptosis bodies oleh makrofag
Perbandingan nekrosis vs apoptosis
Perbedaan Apoptosis Nekrosis
Induksi Fisiologis >>/
patologis
Patologis
Perluasan Sel tunggal Kelompok sel
Biokimia Fragmentasi DNA oleh
endonuklease
Ketidakseimbangan
ion
Membran sel Utuh Hilang
Morfologi Sel kisut, kromatin
tebal, fragmented
Bengkak dan lisis
Respon radang Tidak ada Biasa
Sel yang mati Difagosit oleh sel
terdekat
Difagosit oleh
neutrofil dan
makrofag
 Radikal bebas berasal dari oksigen yang terbentuk pada
banyak keadaan patologik dan menyebabkan efek yang
merusak pada struktur danfungsi sel.
 Hilangnya homeostasis kalsium, dan meningkatnya
kalsium intrasel. Iskemi dan toksin tertentu
menyebabkan masuknya ion kalsium ke dalam sel dan
lepasnnya ion kalsium sistolik mengaktifkan fosfolipase
yang memecah fosfolipid membrane, protease yang
menguraikan protein membrane dan sitoskletal, ATPase
yang memeprcepat pengurangan ATP, dan endonuklease
yang terkait dengan fragmnetasi kromatin.
aspek biokimia yang penting sebagai perantara
jejas dan kematian sel
 Deplesi ATP, karena dibutuhkan untuk proses
yang penting seperti transportasi pada
membrane, sintesis protein, dan pertukaran
fosfolipid.
 Defek permebilitas membrane. Membrane
dapat dirusak langsung oleh toksin, agen fisik
dan kimia, komponen komplemen litik, dan
perforin, atau secara tidak langsung seperti yang
diuraikan pada kejadian sebelumnya.
Dengan bertambahnya usia, terjadi perubahan fisiologik
dan structural pada hampir semua organ.
Penuaan terjadi karena factor genetic, diet, keadaan
social, dan adanya penyakit yang berhubungan dengan
ketakutan seperti arterioklerosis, diabetes, dan
arthiritis.
Selain itu, perubahan sel dirangsang oleh usia yang
menggambrkan akumulasi progresif dari jejas subletal
atau kematian sel selama bertahun-tahun,
diperkirakan merupakan komponen penting dalam
penuaan.
Penuaan Seluler
 Penuaan sel dimulai sejak dari masa konsepsi,
diferensiasi dan maturasi sel
 Terjadi penurunan kemampuan terhadap fungsi yang
khas pada pertumbuhan menjadi tua/ penuaan secara
progresif dan berakhir dengan kematian
Perubahan fungsional dan morfologik yang terjadi pada
sel yang menua adalah:
 Penurunan fosforilasi oksidatif pada mitokondria
 Berkurangnya sintesis DNA dan RNA untuk protein
dan reseptor sel structural dan enzimatik
 Menurunnya kemampuan ambilan makanan dan
perbaikan kerusakan kromosom
 Nucleus berlobus tidak tertaur dan abnormal.
 Mitokondria pleomorfik, reticulum endoplasma
menurun dan badan Golgi berubah bentuk
 Akumulasi pigmen lipofusin secara menetap.
Perubahan morfologik sel pada proses penuaan:
 Inti berlobus- lobus dan bentuk tidak teratur
 Mitokondria yang pleimorfik dan bervakuole
 Penurunan jumlah RE
 Penyimpangan apparatus golgi
 Penimbunan pigmen lipofuscin
Sebab penuaan :
 Aktivitas gen tertentu menyebabkan aktivitas gen yang
meregulasi pertumbuhan menjadi hilang
 Induksi inhibitor pertumbuhan sehingga proliferasi
menurun
 Kerusakan gen akibat radikal bebas dan penurunan
progresif dari fungsi anti oksidant
 Modifikasi setelah translasi dan protein akstra seluler
 Penyimpangan yang diinduksi oleh heat shock protein
Kematian Somatik
Kriteria kematian somatik adalah:
 Terhentinya fungsi sirkulasi secara ireversibel (denyut
jantung),
 Terhentinya fungsi pernafasan dan
 Terhentinya fungsi otak (tidak ada reflek batang otak)
 Perubahan post mortem: rigor mortis (kekakuan) →
livor mortis (warna ungu kebiruan) → algor mortis
(pendinginan), → autolisis (pencairan)

More Related Content

What's hot (20)

Interaksi obat
Interaksi obatInteraksi obat
Interaksi obat
 
Farmakokinetika
FarmakokinetikaFarmakokinetika
Farmakokinetika
 
Makalah oksidasi biologi
Makalah oksidasi biologiMakalah oksidasi biologi
Makalah oksidasi biologi
 
Radang
RadangRadang
Radang
 
Interaksi obat
Interaksi obat Interaksi obat
Interaksi obat
 
Distribusi Obat Dalam Tubuh
Distribusi Obat Dalam TubuhDistribusi Obat Dalam Tubuh
Distribusi Obat Dalam Tubuh
 
Ekskresi obat
Ekskresi obatEkskresi obat
Ekskresi obat
 
Degenerasi dan nekrosis
Degenerasi dan nekrosisDegenerasi dan nekrosis
Degenerasi dan nekrosis
 
Emulsi (7)
Emulsi (7)Emulsi (7)
Emulsi (7)
 
Farmakologi cara pemberian obat
Farmakologi cara pemberian obatFarmakologi cara pemberian obat
Farmakologi cara pemberian obat
 
Autoimun dan Hipersensitivitas
Autoimun dan HipersensitivitasAutoimun dan Hipersensitivitas
Autoimun dan Hipersensitivitas
 
Imunologi terhadap infeksi
Imunologi terhadap infeksiImunologi terhadap infeksi
Imunologi terhadap infeksi
 
Larutan ( solution )
Larutan ( solution )Larutan ( solution )
Larutan ( solution )
 
Inflamasi akut
Inflamasi akutInflamasi akut
Inflamasi akut
 
Hormon
HormonHormon
Hormon
 
Tanya Jawab Biologi Molekuler
Tanya Jawab Biologi MolekulerTanya Jawab Biologi Molekuler
Tanya Jawab Biologi Molekuler
 
Biofarmasetika (Pendahuluan)
Biofarmasetika (Pendahuluan)Biofarmasetika (Pendahuluan)
Biofarmasetika (Pendahuluan)
 
IDK 1 (Ilmu Keperawatan Dasar 1) : transport trans membran Difusi Osmosis
IDK 1 (Ilmu Keperawatan Dasar 1) : transport trans membran Difusi OsmosisIDK 1 (Ilmu Keperawatan Dasar 1) : transport trans membran Difusi Osmosis
IDK 1 (Ilmu Keperawatan Dasar 1) : transport trans membran Difusi Osmosis
 
Tablet sublingual dan bukal
Tablet sublingual dan bukalTablet sublingual dan bukal
Tablet sublingual dan bukal
 
2. mekanisme adaptasi sel
2. mekanisme adaptasi sel2. mekanisme adaptasi sel
2. mekanisme adaptasi sel
 

Similar to KEMATIAN SEL DAN PENUAAN

KEMATIAN-SEL.pptx
KEMATIAN-SEL.pptxKEMATIAN-SEL.pptx
KEMATIAN-SEL.pptxMethaKemala
 
Adaptasi sel __jejas_sel__fkg
Adaptasi sel __jejas_sel__fkgAdaptasi sel __jejas_sel__fkg
Adaptasi sel __jejas_sel__fkgfujimg
 
jejas & radang
jejas & radangjejas & radang
jejas & radangazkamroe
 
42056914-Cedera-Dan-Kematian-Sel.ppt
42056914-Cedera-Dan-Kematian-Sel.ppt42056914-Cedera-Dan-Kematian-Sel.ppt
42056914-Cedera-Dan-Kematian-Sel.pptDrYurizal
 
jejas sel.pptx mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
jejas sel.pptx mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmjejas sel.pptx mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
jejas sel.pptx mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmanangkuniawan
 
Mekanisme dan Ciri Kematian Sel
Mekanisme dan Ciri Kematian SelMekanisme dan Ciri Kematian Sel
Mekanisme dan Ciri Kematian SelFebry Salsinha
 
31_respon sel dari stres dan toksik.pptx
31_respon sel dari stres dan toksik.pptx31_respon sel dari stres dan toksik.pptx
31_respon sel dari stres dan toksik.pptxDhevGianfranco
 
Mekanisme Adaptasi Sel.pdf
Mekanisme Adaptasi Sel.pdfMekanisme Adaptasi Sel.pdf
Mekanisme Adaptasi Sel.pdfNikmaAlfiRosida
 
KELOMPOK 4 PATOFISIOLOGI.pptx
KELOMPOK 4 PATOFISIOLOGI.pptxKELOMPOK 4 PATOFISIOLOGI.pptx
KELOMPOK 4 PATOFISIOLOGI.pptxDrYurizal
 
1. Mekanisme Adaptasi Sel OK.ppt
1. Mekanisme Adaptasi Sel OK.ppt1. Mekanisme Adaptasi Sel OK.ppt
1. Mekanisme Adaptasi Sel OK.pptProdiD3Keperawatan
 
Degenerasi dan Nekrosis
Degenerasi dan NekrosisDegenerasi dan Nekrosis
Degenerasi dan NekrosisYaner Yeverson
 
Organisasi sel naufal
Organisasi sel   naufalOrganisasi sel   naufal
Organisasi sel naufalNaufal Putra
 
MATERI BIOLOGI MOLEKULER - APOPTOSIS SEL.pptx
MATERI BIOLOGI MOLEKULER - APOPTOSIS SEL.pptxMATERI BIOLOGI MOLEKULER - APOPTOSIS SEL.pptx
MATERI BIOLOGI MOLEKULER - APOPTOSIS SEL.pptxJulfiana Mardatillah
 

Similar to KEMATIAN SEL DAN PENUAAN (20)

3. degenerasi dan kematian sel
3. degenerasi dan kematian sel3. degenerasi dan kematian sel
3. degenerasi dan kematian sel
 
KEMATIAN-SEL.pptx
KEMATIAN-SEL.pptxKEMATIAN-SEL.pptx
KEMATIAN-SEL.pptx
 
Kematian Pada Sel
Kematian Pada SelKematian Pada Sel
Kematian Pada Sel
 
Adaptasi sel __jejas_sel__fkg
Adaptasi sel __jejas_sel__fkgAdaptasi sel __jejas_sel__fkg
Adaptasi sel __jejas_sel__fkg
 
jejas & radang
jejas & radangjejas & radang
jejas & radang
 
42056914-Cedera-Dan-Kematian-Sel.ppt
42056914-Cedera-Dan-Kematian-Sel.ppt42056914-Cedera-Dan-Kematian-Sel.ppt
42056914-Cedera-Dan-Kematian-Sel.ppt
 
2. mekanisme adaptasi sel
2. mekanisme adaptasi sel2. mekanisme adaptasi sel
2. mekanisme adaptasi sel
 
jejas sel.pptx mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
jejas sel.pptx mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmjejas sel.pptx mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
jejas sel.pptx mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
 
Mekanisme dan Ciri Kematian Sel
Mekanisme dan Ciri Kematian SelMekanisme dan Ciri Kematian Sel
Mekanisme dan Ciri Kematian Sel
 
31_respon sel dari stres dan toksik.pptx
31_respon sel dari stres dan toksik.pptx31_respon sel dari stres dan toksik.pptx
31_respon sel dari stres dan toksik.pptx
 
APOPTOSIS & NEKROSIS.pptx
APOPTOSIS & NEKROSIS.pptxAPOPTOSIS & NEKROSIS.pptx
APOPTOSIS & NEKROSIS.pptx
 
Mekanisme Adaptasi Sel.pdf
Mekanisme Adaptasi Sel.pdfMekanisme Adaptasi Sel.pdf
Mekanisme Adaptasi Sel.pdf
 
Kul 3. Morfologi jejas sel
Kul 3. Morfologi jejas selKul 3. Morfologi jejas sel
Kul 3. Morfologi jejas sel
 
KELOMPOK 4 PATOFISIOLOGI.pptx
KELOMPOK 4 PATOFISIOLOGI.pptxKELOMPOK 4 PATOFISIOLOGI.pptx
KELOMPOK 4 PATOFISIOLOGI.pptx
 
1. Mekanisme Adaptasi Sel OK.ppt
1. Mekanisme Adaptasi Sel OK.ppt1. Mekanisme Adaptasi Sel OK.ppt
1. Mekanisme Adaptasi Sel OK.ppt
 
Mekanisme Adaptasi Sel & Cedera Fisik
Mekanisme Adaptasi Sel & Cedera FisikMekanisme Adaptasi Sel & Cedera Fisik
Mekanisme Adaptasi Sel & Cedera Fisik
 
3. Mekanisme Adaptasi Sel.pptx
3. Mekanisme Adaptasi Sel.pptx3. Mekanisme Adaptasi Sel.pptx
3. Mekanisme Adaptasi Sel.pptx
 
Degenerasi dan Nekrosis
Degenerasi dan NekrosisDegenerasi dan Nekrosis
Degenerasi dan Nekrosis
 
Organisasi sel naufal
Organisasi sel   naufalOrganisasi sel   naufal
Organisasi sel naufal
 
MATERI BIOLOGI MOLEKULER - APOPTOSIS SEL.pptx
MATERI BIOLOGI MOLEKULER - APOPTOSIS SEL.pptxMATERI BIOLOGI MOLEKULER - APOPTOSIS SEL.pptx
MATERI BIOLOGI MOLEKULER - APOPTOSIS SEL.pptx
 

More from Septian Muna Barakati (20)

Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
 
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
 
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
 
Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA
 
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
 
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
 
Dokomen polisi
Dokomen polisiDokomen polisi
Dokomen polisi
 
Dokumen perusahaan
Dokumen perusahaanDokumen perusahaan
Dokumen perusahaan
 
Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3
 
Dosa besar
Dosa besarDosa besar
Dosa besar
 
Ekosistem padang lamun
Ekosistem padang lamunEkosistem padang lamun
Ekosistem padang lamun
 
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi pendudukFaktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
 
E
EE
E
 
Faktor
FaktorFaktor
Faktor
 
Fho...................
Fho...................Fho...................
Fho...................
 
555555555555555 (2)
555555555555555 (2)555555555555555 (2)
555555555555555 (2)
 
99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya
 
10 impact of global warming
10 impact of global warming10 impact of global warming
10 impact of global warming
 
10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global
 
5 w 1h penyakit hiv
5 w 1h  penyakit hiv5 w 1h  penyakit hiv
5 w 1h penyakit hiv
 

KEMATIAN SEL DAN PENUAAN

  • 2. Kematian sel  Kematian sel merupakan perwujudan sel yang mengalami jejas yang irreversibel  Terdapat 2 kriteria untuk keadaan irreversibel yaitu :  Mitokondria rusak sehingga menyebabkan gagalnya reperfusi dan reoksigenasi yang selanjutnya menyebabkan penurunan produksi ATP dan penggumpalan inti sel  Fungsi membran sel rusak berat, yang merupakan faktor sentral dari patogenesis dari jejas irreversibel
  • 3. Mekanisme biokimia yang menimbulkan kerusakan membran sel pada hipoksia antara lain :  Kehilangan fosfolipid secara progresif  Abnormalitas cytoskeletal  Spesies oksigen yang reaktif  Hasil pemecahan lipid  Kehilangan asam amino intra lipid
  • 4. Patogenesis Jika pengaruh berbahaya pada sebuah sel cukup hebat atau berlangsung cukup lama, maka sel akan mencapai suatu titik di mana sel tidak lagi dapat mengkompensasi dan tidak dapat melangsungkan metabolism, proses ini menjadi irrevesibel, dan sel sebetulnya mati. Bila sebuah sel atau sekelompok sel atau jaringan dalam hospes yang hidup diketahui mati, mereka disebut nekrotik. Nekrosis merupakan kematian sel local.
  • 5. Secara morfologik, ada 2 bentuk kematian sel yaitu :  Nekrosis  Terjadi pada sel yang mengalami jejas/ cedera  Ada 2 perubahan penting pada proses nekrosis yaitu :  Pencernaan enzimatik  Denaturasi protein  Apoptosis  Terjadi pada proses perkembangan sel  Sangat diperlukan dalam regulasi kepadatan populasi sel normal  Dipicu oleh penambahan atau penurunan hormon mendadak atau faktor tropik lain
  • 6. Jenis Nekrosis • Nekrosis koagulativa. Pola nekrosis iskemik yang lazim ini yang diuraikan sebelumnya, terjadi pada miokard, ginjal, hati, dan organ lain. sel nekrotik bentuknya tetap, akibat sel litik dihambat kondisi lokal. Proses denaturasi protein lebih menonjol drpd pencernaan enzimatik • Nekrosis mencair./ liqu0efektif Terjadi bila autolisis dan heterolysis melebihi denaturasi protein. Daerah nekrotik melunak dan terisi dengan cairan. Paling sering terlihat dalam otak infeksi bakteri local (abses). sel nekrosik mengalami pencairan akibat kerja enzim → pada otak dan medulla spinalis
  • 7. • Nekrosis pengejuan/ kaseosa. Khas pada lesi tuberculosis, makrokopik terlihat sebagai bahan lunak, rapuh dan menyerupai kiju dan secara mikroskopik sebagai bahan amorf eosinofilik dengan debris sel. Sel nekrotik hancur, tetapi pecahanya tetap berada disekitarnya → pada paru • Nekrosis lemak. Yang dimaksudkan ialah nekrosis pada jaringan lemak, disebabkan oleh kerja lipase (yang berasal dari sel pancreas rusak atau makrofag) yang mengkatalisis dekomposisi trigliserid menjadi asam lemak, yang kemudian bereaksi dengan kalsium membentuk sabun kalsium. Secara histologik lemak nekrotik menunjukkan baying-bayang sel dan bintik-bintik basofilik karena deposisi kalsium.Pada pankreas nekrosis terjadi akibat enzim pankreas mengalir diluar duktus
  • 8. Inti sel yang mengalami penghancuran progresif urutanya adalah:  Piknosis → inti sel menyusut, batas tidak teratur, berwarna gelap (inti piknotik)  Karioreksis → inti hancur, membentuk fragmen kromatin yang menyebar (inti kariorektik)  Kariolisis → inti tidak dapat diwarnai, dan inti hilang
  • 9. Indikator Nekrosis  Hilangnya fungsi organ  Peradangan disekitar nekrosis  Demam  Malaise  Lekositosis  Peningkatan enzim serum
  • 10. Apoptosis dapat terjadi pada proses- proses berikut ini :  Kematian sel yang diprogram selama proses embriogenesis  Involusi yang tergantung pada hormon  Delesi sel pada populasi proliferatif  Kematian pada sel kanker  Kematian sel imun pada penurunan sitokin  Atrofi organ yang menjadi sasaran hormonal  Atrofi organ karena proses obstruktif  Kematian sel pada graft vs tissue diseases  Kematian sel karena infeksi virus
  • 11. Perubahan morfologi sel apoptosis :  Pengkerutan sel  Kondensasi kromatin  Pembentukan blebs sitoplasmik dan apoptosis bodies  Fagositosis apoptosis bodies oleh makrofag
  • 12. Perbandingan nekrosis vs apoptosis Perbedaan Apoptosis Nekrosis Induksi Fisiologis >>/ patologis Patologis Perluasan Sel tunggal Kelompok sel Biokimia Fragmentasi DNA oleh endonuklease Ketidakseimbangan ion Membran sel Utuh Hilang Morfologi Sel kisut, kromatin tebal, fragmented Bengkak dan lisis Respon radang Tidak ada Biasa Sel yang mati Difagosit oleh sel terdekat Difagosit oleh neutrofil dan makrofag
  • 13.  Radikal bebas berasal dari oksigen yang terbentuk pada banyak keadaan patologik dan menyebabkan efek yang merusak pada struktur danfungsi sel.  Hilangnya homeostasis kalsium, dan meningkatnya kalsium intrasel. Iskemi dan toksin tertentu menyebabkan masuknya ion kalsium ke dalam sel dan lepasnnya ion kalsium sistolik mengaktifkan fosfolipase yang memecah fosfolipid membrane, protease yang menguraikan protein membrane dan sitoskletal, ATPase yang memeprcepat pengurangan ATP, dan endonuklease yang terkait dengan fragmnetasi kromatin. aspek biokimia yang penting sebagai perantara jejas dan kematian sel
  • 14.  Deplesi ATP, karena dibutuhkan untuk proses yang penting seperti transportasi pada membrane, sintesis protein, dan pertukaran fosfolipid.  Defek permebilitas membrane. Membrane dapat dirusak langsung oleh toksin, agen fisik dan kimia, komponen komplemen litik, dan perforin, atau secara tidak langsung seperti yang diuraikan pada kejadian sebelumnya.
  • 15. Dengan bertambahnya usia, terjadi perubahan fisiologik dan structural pada hampir semua organ. Penuaan terjadi karena factor genetic, diet, keadaan social, dan adanya penyakit yang berhubungan dengan ketakutan seperti arterioklerosis, diabetes, dan arthiritis. Selain itu, perubahan sel dirangsang oleh usia yang menggambrkan akumulasi progresif dari jejas subletal atau kematian sel selama bertahun-tahun, diperkirakan merupakan komponen penting dalam penuaan. Penuaan Seluler
  • 16.  Penuaan sel dimulai sejak dari masa konsepsi, diferensiasi dan maturasi sel  Terjadi penurunan kemampuan terhadap fungsi yang khas pada pertumbuhan menjadi tua/ penuaan secara progresif dan berakhir dengan kematian
  • 17. Perubahan fungsional dan morfologik yang terjadi pada sel yang menua adalah:  Penurunan fosforilasi oksidatif pada mitokondria  Berkurangnya sintesis DNA dan RNA untuk protein dan reseptor sel structural dan enzimatik  Menurunnya kemampuan ambilan makanan dan perbaikan kerusakan kromosom  Nucleus berlobus tidak tertaur dan abnormal.  Mitokondria pleomorfik, reticulum endoplasma menurun dan badan Golgi berubah bentuk  Akumulasi pigmen lipofusin secara menetap.
  • 18. Perubahan morfologik sel pada proses penuaan:  Inti berlobus- lobus dan bentuk tidak teratur  Mitokondria yang pleimorfik dan bervakuole  Penurunan jumlah RE  Penyimpangan apparatus golgi  Penimbunan pigmen lipofuscin
  • 19. Sebab penuaan :  Aktivitas gen tertentu menyebabkan aktivitas gen yang meregulasi pertumbuhan menjadi hilang  Induksi inhibitor pertumbuhan sehingga proliferasi menurun  Kerusakan gen akibat radikal bebas dan penurunan progresif dari fungsi anti oksidant  Modifikasi setelah translasi dan protein akstra seluler  Penyimpangan yang diinduksi oleh heat shock protein
  • 20. Kematian Somatik Kriteria kematian somatik adalah:  Terhentinya fungsi sirkulasi secara ireversibel (denyut jantung),  Terhentinya fungsi pernafasan dan  Terhentinya fungsi otak (tidak ada reflek batang otak)  Perubahan post mortem: rigor mortis (kekakuan) → livor mortis (warna ungu kebiruan) → algor mortis (pendinginan), → autolisis (pencairan)