SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
TROPICAL DISEASE
PENYAKIT KUSTA
OLEH KELOMPOK 2
NAMA KELOMPOK
NI WAYAN ARI SATYA
WIJAYANTI (2103010006)
DESAK MADE AYU ANTARI
(2103010007)
FREANY DOMINIQUE JACOB
(2103010015)
Halaman 02
APA ITU PENYAKIT KUSTA?
Disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae
Merupakan penyakit kronis menular
Menyerang saraf tepi, kulit, dan organ tubuh lainnya
seperti mata, saluran napas atas, otot, tulang, dan
testis, kecuali sistem saraf pusat.
PENDAHULUAN
Halaman 03
EPIDEMOLOGI
01
• Dipengaruhi oleh etnik atau suku, sosial
ekonomi, usia, dan jenis kelamin.
• Kusta dapat menginfeksi setiap individu
berbagai usia, dengan rentang 3 minggu
sampai lebih dari 70 tahun. Namun yang
terbanyak adalah pada usia muda dan
produktif, terutama terlihat pada usia 20
hingga 30 tahun.
Halaman 04
secara geografi Faktor manusia
Terjadi di negara yang memiliki iklim tropis
serta negara berkembang termasuk indonesia
Kuman penyebab kusta adalah Mycobacterium leprae. Menular pada
manusia melalui kontak langsung dengan penderita (Kemenkes, 2015).
Penularan disebabkan antara penderita dengan yang tertular memiliki:
ETIOLOGI
Halaman 05
Melalui pernapasan.
Adanya kontak yang lama
dan berulang-ulang.
Lesi (luka)
Baik mikroskopis / makroskopis.
Gambar bakteri M.leprae
• Ditemukan oleh G. A. Hansen pada tahun 1873 di Norwegia
• M. Leprae terlihat berbentuk basil mempertahankan warna merah
setelah diwarnai dengan Ziehl Neelsen dengan latar belakang biru
• merupakan kuman aerob, tidak membentuk spora, berbentuk
batang dengan ukuran 1-8 µm x 0,5 µm, dikelilingi oleh membran
sel lilin, bersifat tahan asam dan alkohol
Di AS hewan yang menjadi
reservoir M.leprae adalah
hewan armadilo
PATOGENESIS
Bakteri penyebab kusta akan
masuk ke dalam ke dalam
tubuh melalui saluran
pernapasan dan selanjutnya
bakteri tersebut dapat
menyebar ke berbagai bagian
tubuh
01
Setelah infeksi, sistem imun
tubuh mencoba melawan
bakteri. M. leprae memiliki
kemampuan untuk menghindari
respons imun yang kuat,
sehingga bakteri dapat bertahan
dalam tubuh
02
Setelah masuk ke dalam
tubuh, M. leprae menyebar ke
dalam sel-sel tubuh, bakteri ini
berkembang biak secara
lambat dan menyebabkan
kerusakan pada jaringan
sekitarnya.
03
Halaman 06
Infeksi Awal
Bentuk tipe klinis berdasarkan
pada sistem imunitas selular (SIS)
penderita. Jika SIS baik maka
bentuk klinis ke arah tuberkuloid,
sebaliknya SIS rendah
memberikan bentuk klinis ke arah
lepramatosa
04
Seiring waktu, infeksi dapat
menyebabkan kerusakan jaringan
dan saraf, menghasilkan gejala
klinis seperti bercak kulit yang
kehilangan sensasi (anaestetik),
nodul subkutan, pembesaran
saraf, dan kerusakan struktur
hidung.
05
Pembentukan Kompleks
Imun
Proliferasi Bakteri:
Spektrum Klinis Kerusakan Jaringan
PATOFISIOLOGI
Halaman 07
MAFESTASI KLINIS
Halaman 08
Klasifikasi kusta
(WHO,1987)
kusta di bagi
menjadi 2 tipe
yaitu :
Paucibasillary (PB)
kusta kering , gejala
bercak keputihan,
mati rasa, dengan
sedikit atau tidak
ditemukan bakteri
Multibacillary (MB)
kusta basah, gejala
bercak putih
kemerahan , terjadi
penebalan dan
pembengkakan pada
kulit dengan jumlah
bakteri yang banyak.
Paucibasillary (PB) :
• 1-5 bercak mati rasa
• 1 kerusakan sel saraf tepi
• tidak ditemukan bakteri
pada pemeriksaan kerokan
kulit (BTA Negatif)
Multibacillary (MB) :
• >5 bercak mati rasa
• >1 kerusakan sel saraf tepi
• Ditemukan bakteri pada
pemeriksaan kerokan kulit
(BTA Positif)
Klasifikasi menurut Ridley-Jopling dibagi menjadi 5 tipe sebagai berikut:
Halaman 09
Tuberculoid polar (TT)
Borderline tuberculoid (BT)
Mid-borderline
Borderline lepromatous
Lepromatous polar
ditandai dengan beberapa lesi yang tampak
datar di antaranya berukuran besar dan mati
rasa.
ditandai dengan beberapa lesi yang muncul
serupa seperti lesi pada tuberculoid leprosy,
namun berukuran lebih kecil dan lebih banyak
ditandai dengan adanya plak kemerahan, kadar mati
rasa dalam kadar sedang serta terjadi pembengkakan
kelenjar getah bening
ditandai dengan lesi yang mengandung bakteri
dan berjumlah banyak, rambut rontok, gangguan
saraf, anggota badan melemah serta tubuh yang
berubah bentuk (deformitas).
ditandai dengan lesi yang berjumlah banyak
(termasuk lesi datar), benjolan, plak, nodul, dan
terkadang mati rasa.
REAKSI KUSTA
Halaman 10
Reaksi kusta tipe 1 Reaksi kusta tipe 2
Disebabkan oleh peningkatan respon imun seluler terhadap
antigen M. leprae di saraf dan kulit.Gejala yang umum meliputi:
⚬ Peradangan pada kulit atau saraf, yang dapat
menyebabkan kemerahan, bengkak, dan nyeri.
⚬ Pembentukan lesi kulit yang mirip dengan lesi kusta
⚬ Pada saraf, menyebabkan kecacatan, seperti paralisis
dan deformitas.
⚬ Mengarah ke bentuk klinis tuberkuloid atau
lepromatosa, tergantung pada peningkatan atau
penurunan SIS
Disebabkan oleh peningkatan respon imun humoral terhadap
antigen M.leprae.Gejala yang umum meliputi:
⚬ Gejala sistemik seperti demam, keringat malam, dan
kebutuhan untuk minum lebih banyak.
⚬ Pembentukan lesi kulit yang mirip dengan lesi kusta,
seperti lesi datar atau nodul.
⚬ Pada saraf, reaksi ini dapat menyebabkan kecacatan,
seperti paralisis dan deformitas.
⚬ Reaksi kusta tipe 2 sering disertai dengan gejala sistemik
yang lebih parah dibandingkan dengan kusta tipe 1.
DIAGNOSIS DAN
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Kelainan kulit atau lesi yang khas kusta,
dapat berbentuk hipopigmentasi atau eritema
yang mati rasa (anestesi)
• Penebalan saraf perifer disertai dengan
gangguan fungsi saraf akibat peradangan
(neuritis) kronis.
• Adanya basil tahan asam (BTA) pada kerokan
jaringan kulit (slit skin smear).
Halaman 11
Kuantitatif Kualitatif
Diagnosis Pemeriksaan Penunjang
• Bakterioskopis
• Histopatologis
• Serologi
TANDA DAN GEJALA
Halaman 12
Gejala
Tanda-tanda
Lesi kulit Penebalan pada
wajah dan cuping
telinga
Adanya nodul
• Rasa kesemutan, tertusuk-tusuk dan nyeri pada anggota
badan atau muka.
• Gangguan gerak pada anggota badan atau bagian muka
(kelopak mata).
• Adanya cacat (disabilitas ,deformitas).
• Luka (ulkus) yang tidak mau sembuh.
Tanda-tanda pada kulit :
Tanda-tanda pada saraf :
Pembesaran
saraf
gangguan pada
mata
Memudarnya warna
kulit dan lesi kulit,
bercak kulit kemerahan
atau keputihan yang
mati rasa
Kerusakan saraf yang
mengarah pada
hilangnya rasa di lengan
dan di kaki
permasalah pada
mata yang dapat
menyebabkan
kebutaan
lemah otot dan
kelumpuhan
terutama pada
tangan dan kaki
TATALAKSANA
Halaman 13
Multi drug therapy (MDT)
Tata Laksana Terapi
FARMAKOLOGI
NONFARMAKOLOGI
• Konseling dan Edukasi
• Okupasi
• Pemberian Ortosis, Prostesis, Sepatu khusus
• Perawatan rehabilitasi medik pada pasien kusta yang
mengalami luka
• Rehabilitasi Karya/Pelatihan
KESIMPULAN
Halaman 14
Penyakit kusta merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh Mycobacterium
Leprae. Kusta adalah salah satu penyakit menular yang menimbulkan masalah
yang sangat kompleks. Penyakit kusta menular melalui kontak yang intens. Droplet
kusta dapat berasal dari saluran napas dan juga kulit. Menurut WHO, kusta dibagi
menjadi 2 tipe sementara menurut ridley-jopping, kusta dibagi menjadi 5 tipe.
Diagnosis utama yaitu adanya kelainan kulit dan basil tahan asam (BTA). Gejala
muncul setelah 20 tahun bakteri berkembang biak. Pengobatan yang umum
diberikan adalah rifampisin, dapsone, lamprene, klofazimin serta vitamin seperti
penambah darah, vitamin A dan neurotropik.
TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to Presentasi Proposal Singkat Layanan Kesehatan Warna Serif Tradisional Hijau.pptx

200696771-Leaflet-Kusta.docx
200696771-Leaflet-Kusta.docx200696771-Leaflet-Kusta.docx
200696771-Leaflet-Kusta.docx
Bagus951886
 
Kusta unimus jtptunimus gdl-anikekowat-5133-3-bab2
Kusta unimus jtptunimus gdl-anikekowat-5133-3-bab2Kusta unimus jtptunimus gdl-anikekowat-5133-3-bab2
Kusta unimus jtptunimus gdl-anikekowat-5133-3-bab2
Dinka Rosely
 

Similar to Presentasi Proposal Singkat Layanan Kesehatan Warna Serif Tradisional Hijau.pptx (20)

Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
29 rani pujiningtyas-1 c (kusta)
29 rani pujiningtyas-1 c (kusta)29 rani pujiningtyas-1 c (kusta)
29 rani pujiningtyas-1 c (kusta)
 
200696771-Leaflet-Kusta.docx
200696771-Leaflet-Kusta.docx200696771-Leaflet-Kusta.docx
200696771-Leaflet-Kusta.docx
 
Penyakit Bula
Penyakit BulaPenyakit Bula
Penyakit Bula
 
Kusta unimus jtptunimus gdl-anikekowat-5133-3-bab2
Kusta unimus jtptunimus gdl-anikekowat-5133-3-bab2Kusta unimus jtptunimus gdl-anikekowat-5133-3-bab2
Kusta unimus jtptunimus gdl-anikekowat-5133-3-bab2
 
Psoriasis
PsoriasisPsoriasis
Psoriasis
 
Farmakologi Penyakit Kulit
Farmakologi Penyakit KulitFarmakologi Penyakit Kulit
Farmakologi Penyakit Kulit
 
Refreshing
RefreshingRefreshing
Refreshing
 
Satuan pembelajaran sindrom steven johnson
Satuan pembelajaran  sindrom steven johnsonSatuan pembelajaran  sindrom steven johnson
Satuan pembelajaran sindrom steven johnson
 
Penyakit_KUSTA_baru.ppt
Penyakit_KUSTA_baru.pptPenyakit_KUSTA_baru.ppt
Penyakit_KUSTA_baru.ppt
 
Penyakit_KUSTA_baru.ppt
Penyakit_KUSTA_baru.pptPenyakit_KUSTA_baru.ppt
Penyakit_KUSTA_baru.ppt
 
5 Istilah Kelainan Pada Penyakit ppt
5 Istilah Kelainan Pada Penyakit ppt5 Istilah Kelainan Pada Penyakit ppt
5 Istilah Kelainan Pada Penyakit ppt
 
Lepra
LepraLepra
Lepra
 
Psoriasis vulgaris
Psoriasis vulgarisPsoriasis vulgaris
Psoriasis vulgaris
 
alat indera manusia
alat indera manusiaalat indera manusia
alat indera manusia
 
151642549 satuan-acara-penyuluhan-ssj
151642549 satuan-acara-penyuluhan-ssj151642549 satuan-acara-penyuluhan-ssj
151642549 satuan-acara-penyuluhan-ssj
 
151642549 satuan-acara-penyuluhan-ssj
151642549 satuan-acara-penyuluhan-ssj151642549 satuan-acara-penyuluhan-ssj
151642549 satuan-acara-penyuluhan-ssj
 
Lepra
LepraLepra
Lepra
 
DERMATOVENEROLOGI.pdf
DERMATOVENEROLOGI.pdfDERMATOVENEROLOGI.pdf
DERMATOVENEROLOGI.pdf
 
LAPORAN KASUS WULAN RSUD KLK.pptx
LAPORAN KASUS WULAN RSUD KLK.pptxLAPORAN KASUS WULAN RSUD KLK.pptx
LAPORAN KASUS WULAN RSUD KLK.pptx
 

Recently uploaded

SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
AlfandoWibowo2
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 

Recently uploaded (20)

algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 

Presentasi Proposal Singkat Layanan Kesehatan Warna Serif Tradisional Hijau.pptx

  • 2. NAMA KELOMPOK NI WAYAN ARI SATYA WIJAYANTI (2103010006) DESAK MADE AYU ANTARI (2103010007) FREANY DOMINIQUE JACOB (2103010015) Halaman 02
  • 3. APA ITU PENYAKIT KUSTA? Disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae Merupakan penyakit kronis menular Menyerang saraf tepi, kulit, dan organ tubuh lainnya seperti mata, saluran napas atas, otot, tulang, dan testis, kecuali sistem saraf pusat. PENDAHULUAN Halaman 03
  • 4. EPIDEMOLOGI 01 • Dipengaruhi oleh etnik atau suku, sosial ekonomi, usia, dan jenis kelamin. • Kusta dapat menginfeksi setiap individu berbagai usia, dengan rentang 3 minggu sampai lebih dari 70 tahun. Namun yang terbanyak adalah pada usia muda dan produktif, terutama terlihat pada usia 20 hingga 30 tahun. Halaman 04 secara geografi Faktor manusia Terjadi di negara yang memiliki iklim tropis serta negara berkembang termasuk indonesia
  • 5. Kuman penyebab kusta adalah Mycobacterium leprae. Menular pada manusia melalui kontak langsung dengan penderita (Kemenkes, 2015). Penularan disebabkan antara penderita dengan yang tertular memiliki: ETIOLOGI Halaman 05 Melalui pernapasan. Adanya kontak yang lama dan berulang-ulang. Lesi (luka) Baik mikroskopis / makroskopis. Gambar bakteri M.leprae • Ditemukan oleh G. A. Hansen pada tahun 1873 di Norwegia • M. Leprae terlihat berbentuk basil mempertahankan warna merah setelah diwarnai dengan Ziehl Neelsen dengan latar belakang biru • merupakan kuman aerob, tidak membentuk spora, berbentuk batang dengan ukuran 1-8 µm x 0,5 µm, dikelilingi oleh membran sel lilin, bersifat tahan asam dan alkohol Di AS hewan yang menjadi reservoir M.leprae adalah hewan armadilo
  • 6. PATOGENESIS Bakteri penyebab kusta akan masuk ke dalam ke dalam tubuh melalui saluran pernapasan dan selanjutnya bakteri tersebut dapat menyebar ke berbagai bagian tubuh 01 Setelah infeksi, sistem imun tubuh mencoba melawan bakteri. M. leprae memiliki kemampuan untuk menghindari respons imun yang kuat, sehingga bakteri dapat bertahan dalam tubuh 02 Setelah masuk ke dalam tubuh, M. leprae menyebar ke dalam sel-sel tubuh, bakteri ini berkembang biak secara lambat dan menyebabkan kerusakan pada jaringan sekitarnya. 03 Halaman 06 Infeksi Awal Bentuk tipe klinis berdasarkan pada sistem imunitas selular (SIS) penderita. Jika SIS baik maka bentuk klinis ke arah tuberkuloid, sebaliknya SIS rendah memberikan bentuk klinis ke arah lepramatosa 04 Seiring waktu, infeksi dapat menyebabkan kerusakan jaringan dan saraf, menghasilkan gejala klinis seperti bercak kulit yang kehilangan sensasi (anaestetik), nodul subkutan, pembesaran saraf, dan kerusakan struktur hidung. 05 Pembentukan Kompleks Imun Proliferasi Bakteri: Spektrum Klinis Kerusakan Jaringan
  • 8. MAFESTASI KLINIS Halaman 08 Klasifikasi kusta (WHO,1987) kusta di bagi menjadi 2 tipe yaitu : Paucibasillary (PB) kusta kering , gejala bercak keputihan, mati rasa, dengan sedikit atau tidak ditemukan bakteri Multibacillary (MB) kusta basah, gejala bercak putih kemerahan , terjadi penebalan dan pembengkakan pada kulit dengan jumlah bakteri yang banyak. Paucibasillary (PB) : • 1-5 bercak mati rasa • 1 kerusakan sel saraf tepi • tidak ditemukan bakteri pada pemeriksaan kerokan kulit (BTA Negatif) Multibacillary (MB) : • >5 bercak mati rasa • >1 kerusakan sel saraf tepi • Ditemukan bakteri pada pemeriksaan kerokan kulit (BTA Positif)
  • 9. Klasifikasi menurut Ridley-Jopling dibagi menjadi 5 tipe sebagai berikut: Halaman 09 Tuberculoid polar (TT) Borderline tuberculoid (BT) Mid-borderline Borderline lepromatous Lepromatous polar ditandai dengan beberapa lesi yang tampak datar di antaranya berukuran besar dan mati rasa. ditandai dengan beberapa lesi yang muncul serupa seperti lesi pada tuberculoid leprosy, namun berukuran lebih kecil dan lebih banyak ditandai dengan adanya plak kemerahan, kadar mati rasa dalam kadar sedang serta terjadi pembengkakan kelenjar getah bening ditandai dengan lesi yang mengandung bakteri dan berjumlah banyak, rambut rontok, gangguan saraf, anggota badan melemah serta tubuh yang berubah bentuk (deformitas). ditandai dengan lesi yang berjumlah banyak (termasuk lesi datar), benjolan, plak, nodul, dan terkadang mati rasa.
  • 10. REAKSI KUSTA Halaman 10 Reaksi kusta tipe 1 Reaksi kusta tipe 2 Disebabkan oleh peningkatan respon imun seluler terhadap antigen M. leprae di saraf dan kulit.Gejala yang umum meliputi: ⚬ Peradangan pada kulit atau saraf, yang dapat menyebabkan kemerahan, bengkak, dan nyeri. ⚬ Pembentukan lesi kulit yang mirip dengan lesi kusta ⚬ Pada saraf, menyebabkan kecacatan, seperti paralisis dan deformitas. ⚬ Mengarah ke bentuk klinis tuberkuloid atau lepromatosa, tergantung pada peningkatan atau penurunan SIS Disebabkan oleh peningkatan respon imun humoral terhadap antigen M.leprae.Gejala yang umum meliputi: ⚬ Gejala sistemik seperti demam, keringat malam, dan kebutuhan untuk minum lebih banyak. ⚬ Pembentukan lesi kulit yang mirip dengan lesi kusta, seperti lesi datar atau nodul. ⚬ Pada saraf, reaksi ini dapat menyebabkan kecacatan, seperti paralisis dan deformitas. ⚬ Reaksi kusta tipe 2 sering disertai dengan gejala sistemik yang lebih parah dibandingkan dengan kusta tipe 1.
  • 11. DIAGNOSIS DAN PEMERIKSAAN PENUNJANG • Kelainan kulit atau lesi yang khas kusta, dapat berbentuk hipopigmentasi atau eritema yang mati rasa (anestesi) • Penebalan saraf perifer disertai dengan gangguan fungsi saraf akibat peradangan (neuritis) kronis. • Adanya basil tahan asam (BTA) pada kerokan jaringan kulit (slit skin smear). Halaman 11 Kuantitatif Kualitatif Diagnosis Pemeriksaan Penunjang • Bakterioskopis • Histopatologis • Serologi
  • 12. TANDA DAN GEJALA Halaman 12 Gejala Tanda-tanda Lesi kulit Penebalan pada wajah dan cuping telinga Adanya nodul • Rasa kesemutan, tertusuk-tusuk dan nyeri pada anggota badan atau muka. • Gangguan gerak pada anggota badan atau bagian muka (kelopak mata). • Adanya cacat (disabilitas ,deformitas). • Luka (ulkus) yang tidak mau sembuh. Tanda-tanda pada kulit : Tanda-tanda pada saraf : Pembesaran saraf gangguan pada mata Memudarnya warna kulit dan lesi kulit, bercak kulit kemerahan atau keputihan yang mati rasa Kerusakan saraf yang mengarah pada hilangnya rasa di lengan dan di kaki permasalah pada mata yang dapat menyebabkan kebutaan lemah otot dan kelumpuhan terutama pada tangan dan kaki
  • 13. TATALAKSANA Halaman 13 Multi drug therapy (MDT) Tata Laksana Terapi FARMAKOLOGI NONFARMAKOLOGI • Konseling dan Edukasi • Okupasi • Pemberian Ortosis, Prostesis, Sepatu khusus • Perawatan rehabilitasi medik pada pasien kusta yang mengalami luka • Rehabilitasi Karya/Pelatihan
  • 14. KESIMPULAN Halaman 14 Penyakit kusta merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh Mycobacterium Leprae. Kusta adalah salah satu penyakit menular yang menimbulkan masalah yang sangat kompleks. Penyakit kusta menular melalui kontak yang intens. Droplet kusta dapat berasal dari saluran napas dan juga kulit. Menurut WHO, kusta dibagi menjadi 2 tipe sementara menurut ridley-jopping, kusta dibagi menjadi 5 tipe. Diagnosis utama yaitu adanya kelainan kulit dan basil tahan asam (BTA). Gejala muncul setelah 20 tahun bakteri berkembang biak. Pengobatan yang umum diberikan adalah rifampisin, dapsone, lamprene, klofazimin serta vitamin seperti penambah darah, vitamin A dan neurotropik.