SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
SISTEM FINANSIAL
ISLAM
FEB UTS
Barter dan Uang
 Definisi Uang
◦ Segala sesuatu yang secara umum diterima dalam pembayaran
untuk barang dan jasa atau dalam pembayaran utang.
 Kesulitan dalam Barter
◦ Kurang memiliki angka penyebut yang sama (lack of common
denominator)
◦ Barang tidak dapat dibagi-bagi (indivisibility of goods)
◦ Keharusan adanya dua keinginan yang sama (double coincidence of
wants)
 Fungsi asli uang:
◦ Alat pertukaran (Medium of Exchange)
◦ Satuan nilai (Unit of Account)
◦ Alat penyimpan nilai (store of value)
 Evolusi Sistem Pembayaran
◦ Uang Komoditi (commodity money)
◦ Uang kertas (fiat money)
◦ Uang tanda/Cek (checks)
◦ Uang elektronik (electronic means of payment/EMOP)
Fungsi Uang Modern
(Glyn Davies, A History of Money from Ancient Times to the Present Day, 2002)
 Fungsi Khusus
◦ Alat pertukaran (Medium of Exchange)
◦ Satuan nilai (Unit of Account)
◦ Alat penyimpan nilai (store of value)
◦ Ukuran pembayaran yang tertunda (standard for deffered
payment)
◦ Alat pembayaran (means of exchange)
◦ Alat ukuran umum dalam menilai sesuatu (common measure of
value)
 Fungsi Umum
◦ Aset likuid (liquid asset)
◦ Faktor dalam rangka pembentukan harga pasar (framework of the
market allocative system)
◦ Faktor penyebab dalam perekonomian (a causative factor in the
economy)
◦ Faktor pengendali kegiatan ekonomi (controller of the economy)
Bunga dan Time-Value of Money
 Time-value of money adalah premis bahwa kita akan selalu lebih
menginginkan menerima uang sekarang daripada menerima
uang yang sama di masa depan.
 Implikasi time value of money: bunga (interest) sebagai harga
dari uang.
◦ Mendapat bunga atas pembayaran yang tertunda (future value)
◦ Membayar bunga atas pembayaran yang lebih awal (present value)
 Kita membayar atau mendapat bunga sebagai kompensasi
atas:
◦ Uang dapat digunakan untuk kegiatan produktif yang
menghasilkan return  return usaha tidak selalu positif
◦ Resiko gagal bayar  dalam Islam, pinjaman adalah transaksi
kebaikan; setiap usaha pasti menghadapi resiko
◦ Resiko inflasi  tidak selalu terjadi
Pelarangan Riba dan Time-Value of Money
 Kompensasi atas nilai waktu dalam kontrak
penjualan diperbolehkan oleh syariah, namun
dilarang dalam kasus pinjaman.
 Dalam Islam, terdapat perbedaan antara investasi
dan pinjaman.
◦ Uang adalah alat pertukaran (medium of exchange).
◦ Waktu tidak memberikan yield, namun bisa berkontribusi
pada penciptaan nilai ketika aktivitas ekonomi dilakukan.
◦ Dalam kasus investasi, investor mendapatkan kompensasi
atas laba dan rugi sepanjang waktu sebagai hasil dari
aktivitas ekonomi.
◦ Di sisi lain, aktivitas meminjamkan uang dalam bentuk
pinjaman, adalah aktivitas kebajikan yang dilakukan tanpa
mengharapkan manfaat moneter.
Uang dalam Islam
 Islam mengakui dan mendorong tegak-nya fungsi asli uang.
◦ Larangan menimbun (kanz) emas dan perak
◦ Penimbunan akan menghilangkan fungsi medium of exchange dan
unit of account dari emas dan perak, sehingga transaksi ekonomi
terhenti dan perkembangan ekonomi terhambat.
◦ Larangan menimbun harta (kanzul mal) hanya dikhususkan untuk
emas dan perak.
◦ Di dalam Islam, uang adalah barang publik (public goods).
 Islam membolehkan menabung (saving)
◦ Menabung (idkhar) adalah menyimpan uang untuk tujuan dan
keperluan tertentu sehingga tidak mempengaruhi transaksi
ekonomi dan perekonomian.
◦ Misal: untuk investasi, membeli rumah, menikah, dsb.
 Islam melarang riba dan gharar
◦ Riba adalah perolehan harta dengan harta lain yang sejenis dengan
saling melebihkan.
◦ Gharar adalah adanya ketidakpastian dari kedua belah pihak yang
bertransaksi (unknown to both parties).
Sistem Finansial Islam … (i)
 Sistem finansial secara umum berdiri diatas dua
aktivitas utama yaitu transfer kredit dan transfer
resiko, dimana tanpa dua aktivitas ini sistem
ekonomi tidak akan berfungsi.
 Sistem finansial Islam secara umum dicirikan oleh
dua karakter utama: (i) Pelarangan riba; dan (ii)
Pelarangan gharar.
◦ Pelarangan Riba secara esensial bermakna pelarangan
“trading in credit”.
◦ Pelarangan Gharar secara esensial bermakna pelarangan
“trading in risk”.
◦ Memperdagangkan kredit dan resiko adalah berbahaya,
karena walaupun dapat digunakan untuk menurunkan
resiko dan meningkatkan kesejahteraan, namun kedua-
nya dapat digunakan secara mudah untuk memikat
individu yang sangat hati-hati sekalipun untuk terlibat
dalam perilaku gambling.
Sistem Finansial Islam … (ii)
 Islam menggunakan dua larangan ini untuk menjamin
bahwa kebolehan melakukan transfer kredit dan resiko
dilakukan dengan ukuran yang sesuai untuk mencapai
tujuan akhir ekonomi
 Pelarangan riba dan gharar bertujuan untuk
menyeimbangkan kebebasan ekonomi (mengizinkan kontrak
yang lebih banyak untuk kegiatan ekonomi yang lebih luas)
dengan penyalahgunaan resiko (jika kebebasan terlalu besar
diizinkan).
◦ Kontrak salam (prepaid forward sales), yang mengandung
gharar yang signifikan, diperbolehkan dalam fiqh. Gharar
dipandang minor dibandingkan dengan manfaat yang diperoleh
dari pembiayaan pertanian dan kegiatan lainnya yang dilakukan
dengan salam.
◦ Kredit penjualan secara mudah dapat digunakan sebagai alat
untuk riba, namun manfaat dari konsumsi barang dipandang
lebih besar dari kerugian akibat “klaim terhadap pendapatan di
masa depan” melalui kredit penjualan.
Pelarangan Riba …
 Pelarangan riba al-nasi’a
◦ Jumhur ulama sepakat memasukkan seluruh bentuk
interest-bearing loans / bunga atas pinjaman sebagai
riba al-nasi’a.
 Pelarangan riba al-fadl
◦ Larangan memperdagangkan barang dengan jenis
yang sama dalam kuantitas yang berbeda.
 Substansi pelarangan riba adalah untuk
mencapai keadilan dan efisiensi melalui
“marking to market”.
◦ Larangan riba al-fadl merupakan mekanisme pra-
komitmen untuk mengumpulkan informasi pasar
dan mengambil keputusan jual beli berdasarkan
harga pasar.
◦ Larangan riba al-nasi’a menegaskan bahwa kredit
harus dilakukan pada tingkat return atau bagi hasil
yang paling tepat (adil).
Pelarangan Gharar …
 Gharar mencakup transaksi dengan informasi yang tidak
lengkap serta adanya resiko dan ketidakpastian yang
melekat pada objek transaksi.
 Terdapat 4 kondisi dimana gharar akan membatalkan
kontrak:
◦ Gharar harus dalam skala berlebihan (excessive); minor
uncertainty tidak mempengaruhi kontrak.
◦ Kontrak yang terpengaruh harus merupakan kontrak finansial
komutatif; seperti penjualan.
◦ Harus mempengaruhi komponen utama kontrak; seperti harga
atau objek kontrak.
◦ Jika kontrak komutatif mengandung excessive gharar dan
dibutuhkan namun tidak dapat dipenuhi dengan cara lain,
maka hal itu tidak dapat membatalkan kontrak. Contoh: salam
(prepaid forward sale).
 Pelarangan gharar bertujuan untuk melindungi individu dari
exposure terhadap resiko finansial yang berlebihan atau
pembayaran premi yang tidak tepat untuk mengeliminir
resiko yang ada.
Implikasi Riba …
 Bunga adalah akar dari semua krisis finansial yang dialami
perekonomian modern.
◦ Penerapan bunga membuat output di sektor riil “dipaksa”
tumbuh sesuai dengan tingkat yang diinginkan sektor finansial.
◦ Dengan demikian, penerapan bunga secara sistemik akan
membuat upaya-upaya mendapatkan laba jangka pendek
semakin marak sehingga mendorong eksploitasi sumber daya
manusia dan alam secara berlebihan yang sering berujung pada
krisis sosial dan ekologi.
 Di dalam dunia modern, dampak bunga terhadap
perekonomian dan lingkungan menjadi semakin
mengkhawatirkan.
◦ Ketika sistem bunga dikombinasikan dengan reserve fractional
banking, maka efek inflasioner bunga bertemu dengan
kemampuan sektor perbankan untuk menciptakan uang.
◦ Dampaknya adalah pertumbuhan uang beredar yang masif dan
semakin cepat menuju tak terbatas.
Implikasi Pelarangan Riba …
 Absensi Riba dalam perekonomian (sektor riil)
mencegah penumpukan harta pada sekelompok
orang (money concentration & creation), dimana hal
tersebut berpotensi terjadinya misalokasi
produksi (menghambat perkembangan sektor riil)
dan eksploitasi perekonomian (eksploitasi pelaku
ekonomi atas pelaku yang lain dan eksploitasi
sistem atas pelaku ekonomi).
 Absensi Riba mencegah timbulnya gangguan-
gangguan dalam sektor riil, seperti inflasi dan
penurunan produktifitas ekonomi makro.
 Absensi Riba mendorong terciptanya aktifitas
ekonomi yang adil, stabil dan sustainable melalui
mekanisme bagi hasil (profit-loss sharing) yang
produktif.
Implikasi Gharar …
 Sistem keuangan modern juga sangat labil karena secara
sistemik memfasilitasi kegiatan spekulasi.
◦ Pasar uang telah menjadi arena perjudian legal terbesar di
dunia.
◦ Sejak runtuhnya sistem Bretton Woods pada 1973, gap antara
perdagangan uang dan perdagangan barang semakin melebar
dengan kecepatan yang semakin tinggi.
◦ Menurut BIS, pada April 2004, rata-rata volume transaksi
harian valas mencapai US$ 1,9 triliun, yang terdiri dari
transaksi spot US$ 0,6 triliun dan transaksi derivatif US$ 1,3
triliun.
◦ Sedangkan volume transaksi yang terjadi pada perdagangan
dunia di sektor real hanya US$ 6 triliun setiap tahun.
 Ketidakseimbangan sektor moneter dan sektor riil akan
memunculkan krisis.
◦ Sepanjang abad 20, telah terjadi lebih dari 20 krisis ekonomi,
yang kesemuanya merupakan krisis finansial. (Roy & Glyn
Davies, a history of money from ancient times to the present day,
1996).
Bunga dan uang beredar …
 Fiat money interest-based system akan menaikkan uang
beredar dalam jangka panjang.
◦ Bank sentral secara kontinu menambah uang fiat untuk
mempertahankan sistem.
◦ Perbankan secara kontinu memperluas kredit untuk
mempertahankan sistem.
 Dalam sistem uang fiat-bunga (fiat money interest-based
system) jumlah uang beredar akan tumbuh by default.
◦ Jumlah uang beredar akan mengalami kontraksi jika
 Penabung mengambil uang-nya dari sistem perbankan
 Peminjam gagal membayar pinjaman
◦ Perkembangan instrument dan produk keuangan membuat
pertambahan jumlah uang beredar semakin besar.
Uang Beredar dan Inflasi
 Di banyak perekonomian, uang beredar tumbuh jauh
lebih cepat dari sektor riil.
◦ M.V = P.Y
 Dalam jangka pendek, dengan kecepatan peredaran
uang (V) yang stabil, maka ketidakseimbangan
pertumbuhan antara uang beredar (M) dan sektor riil
(Y) akan direfleksikan pada perubahan tingkat harga
agregat (P).
 Tekanan kenaikan harga ini akan lebih terasa ketika
PDB potensial telah tercapai.
 Sistem berbasis uang fiat dan bunga akan
menyebabkan penggelembungan harga aset.
Inflasi dalam Perspektif Islam
 Islam menekankan pentingnya stabilitas nilai uang, bukan
bentuk uang itu sendiri.
◦ Dinar dan Dirham memenuhi kriteria uang yang stabil sehingga di
akomodasi walau bukan berasal dari Islam.
◦ Dinar diterbitkan oleh Raja Dinarius dari Romawi dan dirham
diterbitkan oleh Ratu Sasanid Persia.
 Kestabilan nilai uang adalah salah satu sasaran terpenting dari
kebijakan moneter Islam.
◦ Imam Syafi’i (767-820 M) adalah orang pertama yang menganalisis
dampak negatif dari inflasi.
◦ Imam Syafi’i melarang penguasa mencetak dirham tidak murni
karena akan merusak nilai mata uang, merugikan terhadap hak orang
lain, menyebabkan naiknya harga, sulitnya mendapat pemasukan,
dan kerusakan-kerusakan lainnya. (Al-Nawawi, Al-Majmu, juz 6).
Inflasi Menurut Al-Maqrizi (1364-1441 M)
Ighatsat al-Ummah bi Kasyf al-Ghummah
Syudzur al-Uqud fii Dzikr al-Nuqud
 Inflasi merajalela karena beredarnya dinar-dirham yang
tidak murni dan dijadikan-nya fulus sebagai mata uang
pokok.
 Al Maqrizi membagi inflasi menjadi dua jenis
berdasarkan penyebab-nya yaitu
◦ Inflasi Alamiah (Natural Inflation)
 Turunnya penawaran agregat
 Naiknya permintaan agregat
◦ Inflasi karena Kesalahan Manusia (Human-Error Inflation)
 Korupsi dan administrasi pemerintahan yang buruk
(corruption and red tape)
 Pajak yang berlebihan (excessive tax)
 Mencari keuntungan dengan pencetakan uang secara
berlebihan (excessive seigniorage)

More Related Content

What's hot

Riba dalam perspektif ekonomi
Riba dalam perspektif ekonomiRiba dalam perspektif ekonomi
Riba dalam perspektif ekonomiarif firmansyah
 
Ekonomi moneter ppt
Ekonomi moneter pptEkonomi moneter ppt
Ekonomi moneter pptRabiah Biah
 
Ekonomi moneter (permintaan uang)
Ekonomi moneter (permintaan uang)Ekonomi moneter (permintaan uang)
Ekonomi moneter (permintaan uang)Wisnu G P
 
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)Bagus Cahyo Jaya Pratama Pratama
 
Teori permintaan-akan-uang-klasik-dan-keynes1
Teori permintaan-akan-uang-klasik-dan-keynes1Teori permintaan-akan-uang-klasik-dan-keynes1
Teori permintaan-akan-uang-klasik-dan-keynes1vita indra mustika
 
Esensi dasar uang dalam ekonomi moneter islam (2)
Esensi dasar uang dalam ekonomi moneter islam (2)Esensi dasar uang dalam ekonomi moneter islam (2)
Esensi dasar uang dalam ekonomi moneter islam (2)Muhammad Khoirul Fuddin
 
Ppt ekonomi moneter
Ppt ekonomi moneterPpt ekonomi moneter
Ppt ekonomi moneterrifkyfirman
 
Jumlah Uang Beredar dan Penawaran Uang (Ekonomi Moneter - BAB 5)
Jumlah Uang Beredar dan Penawaran Uang (Ekonomi Moneter - BAB 5)Jumlah Uang Beredar dan Penawaran Uang (Ekonomi Moneter - BAB 5)
Jumlah Uang Beredar dan Penawaran Uang (Ekonomi Moneter - BAB 5)Bagus Cahyo Jaya Pratama Pratama
 
Ppt. ekonomi uang dan bank (moneter)
Ppt. ekonomi uang dan bank (moneter)Ppt. ekonomi uang dan bank (moneter)
Ppt. ekonomi uang dan bank (moneter)Ratu Angriani
 
BMP ESPA4227 Ekonomi Moneter
BMP ESPA4227 Ekonomi MoneterBMP ESPA4227 Ekonomi Moneter
BMP ESPA4227 Ekonomi MoneterMang Engkus
 
Ekonomi Islam dan Koperasi
Ekonomi Islam dan KoperasiEkonomi Islam dan Koperasi
Ekonomi Islam dan KoperasiAsep Suryanto
 
Materi Ekonomi Moneter 1 2014 dari Bapak Soebagyo Dosen FEB Unair
Materi Ekonomi Moneter 1 2014 dari Bapak Soebagyo Dosen FEB UnairMateri Ekonomi Moneter 1 2014 dari Bapak Soebagyo Dosen FEB Unair
Materi Ekonomi Moneter 1 2014 dari Bapak Soebagyo Dosen FEB UnairFarandi Octorizki
 

What's hot (20)

Riba dalam perspektif ekonomi
Riba dalam perspektif ekonomiRiba dalam perspektif ekonomi
Riba dalam perspektif ekonomi
 
Uang (Ekonomi Moneter - BAB 1)
Uang (Ekonomi Moneter - BAB 1)Uang (Ekonomi Moneter - BAB 1)
Uang (Ekonomi Moneter - BAB 1)
 
Ekonomi moneter ppt
Ekonomi moneter pptEkonomi moneter ppt
Ekonomi moneter ppt
 
Uang dan permintaan uang
Uang dan permintaan uangUang dan permintaan uang
Uang dan permintaan uang
 
uang
uanguang
uang
 
14.money
14.money14.money
14.money
 
Ekonomi moneter (permintaan uang)
Ekonomi moneter (permintaan uang)Ekonomi moneter (permintaan uang)
Ekonomi moneter (permintaan uang)
 
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)
 
Teori permintaan-akan-uang-klasik-dan-keynes1
Teori permintaan-akan-uang-klasik-dan-keynes1Teori permintaan-akan-uang-klasik-dan-keynes1
Teori permintaan-akan-uang-klasik-dan-keynes1
 
Esensi dasar uang dalam ekonomi moneter islam (2)
Esensi dasar uang dalam ekonomi moneter islam (2)Esensi dasar uang dalam ekonomi moneter islam (2)
Esensi dasar uang dalam ekonomi moneter islam (2)
 
Teori Kuantitas Uang
Teori Kuantitas UangTeori Kuantitas Uang
Teori Kuantitas Uang
 
Ekonomi moneter
Ekonomi moneterEkonomi moneter
Ekonomi moneter
 
7.ekonomi moneter
7.ekonomi moneter7.ekonomi moneter
7.ekonomi moneter
 
Ppt ekonomi moneter
Ppt ekonomi moneterPpt ekonomi moneter
Ppt ekonomi moneter
 
Jumlah Uang Beredar dan Penawaran Uang (Ekonomi Moneter - BAB 5)
Jumlah Uang Beredar dan Penawaran Uang (Ekonomi Moneter - BAB 5)Jumlah Uang Beredar dan Penawaran Uang (Ekonomi Moneter - BAB 5)
Jumlah Uang Beredar dan Penawaran Uang (Ekonomi Moneter - BAB 5)
 
Ppt. ekonomi uang dan bank (moneter)
Ppt. ekonomi uang dan bank (moneter)Ppt. ekonomi uang dan bank (moneter)
Ppt. ekonomi uang dan bank (moneter)
 
Teori mengenai uang
Teori mengenai uangTeori mengenai uang
Teori mengenai uang
 
BMP ESPA4227 Ekonomi Moneter
BMP ESPA4227 Ekonomi MoneterBMP ESPA4227 Ekonomi Moneter
BMP ESPA4227 Ekonomi Moneter
 
Ekonomi Islam dan Koperasi
Ekonomi Islam dan KoperasiEkonomi Islam dan Koperasi
Ekonomi Islam dan Koperasi
 
Materi Ekonomi Moneter 1 2014 dari Bapak Soebagyo Dosen FEB Unair
Materi Ekonomi Moneter 1 2014 dari Bapak Soebagyo Dosen FEB UnairMateri Ekonomi Moneter 1 2014 dari Bapak Soebagyo Dosen FEB Unair
Materi Ekonomi Moneter 1 2014 dari Bapak Soebagyo Dosen FEB Unair
 

Similar to Pertemuan 11sistem finansial in islamic economics

2. SISTEM MEONETER.pptx
2. SISTEM MEONETER.pptx2. SISTEM MEONETER.pptx
2. SISTEM MEONETER.pptxAyeSudarto1
 
Perbedaan ekonomi islam dan ekonomi pertemuan ke 2
Perbedaan ekonomi islam dan ekonomi pertemuan ke 2Perbedaan ekonomi islam dan ekonomi pertemuan ke 2
Perbedaan ekonomi islam dan ekonomi pertemuan ke 2Hamdani Rizal
 
ekonomi syariah. p.12 [Autosaved].pptx
ekonomi syariah. p.12 [Autosaved].pptxekonomi syariah. p.12 [Autosaved].pptx
ekonomi syariah. p.12 [Autosaved].pptxMelaniDarman2
 
ekonomi syariah. p.12 [Autosaved].pptx
ekonomi syariah. p.12 [Autosaved].pptxekonomi syariah. p.12 [Autosaved].pptx
ekonomi syariah. p.12 [Autosaved].pptxMelaniDarman2
 
materi Sejarah Uang.ppt
materi Sejarah Uang.pptmateri Sejarah Uang.ppt
materi Sejarah Uang.pptArmanHadi6
 
6. prinsip operasional bank syaraiah
6. prinsip operasional bank syaraiah6. prinsip operasional bank syaraiah
6. prinsip operasional bank syaraiahbranzbear
 
Time_Value_Of_Money_and_Economic_Value_O.pptx
Time_Value_Of_Money_and_Economic_Value_O.pptxTime_Value_Of_Money_and_Economic_Value_O.pptx
Time_Value_Of_Money_and_Economic_Value_O.pptx19920606201903202019
 
Presentasi saham obligasi reksadana
Presentasi saham obligasi reksadanaPresentasi saham obligasi reksadana
Presentasi saham obligasi reksadanaMarhamah Saleh
 
Makalah perbedaan riba dengan bunga bank
Makalah perbedaan riba dengan bunga bankMakalah perbedaan riba dengan bunga bank
Makalah perbedaan riba dengan bunga bankHeny Larasatii
 
Hukum bunga bank, asuransi (minus kisi)
Hukum bunga bank, asuransi (minus kisi)Hukum bunga bank, asuransi (minus kisi)
Hukum bunga bank, asuransi (minus kisi)Marhamah Saleh
 
Manajemen Keuangan Internasional
Manajemen Keuangan InternasionalManajemen Keuangan Internasional
Manajemen Keuangan InternasionalYoyo Sudaryo
 

Similar to Pertemuan 11sistem finansial in islamic economics (20)

Uang dan bank
Uang dan bankUang dan bank
Uang dan bank
 
2. SISTEM MEONETER.pptx
2. SISTEM MEONETER.pptx2. SISTEM MEONETER.pptx
2. SISTEM MEONETER.pptx
 
Pasar modal
Pasar modalPasar modal
Pasar modal
 
Perbedaan ekonomi islam dan ekonomi pertemuan ke 2
Perbedaan ekonomi islam dan ekonomi pertemuan ke 2Perbedaan ekonomi islam dan ekonomi pertemuan ke 2
Perbedaan ekonomi islam dan ekonomi pertemuan ke 2
 
ekonomi syariah. p.12 [Autosaved].pptx
ekonomi syariah. p.12 [Autosaved].pptxekonomi syariah. p.12 [Autosaved].pptx
ekonomi syariah. p.12 [Autosaved].pptx
 
ekonomi syariah. p.12 [Autosaved].pptx
ekonomi syariah. p.12 [Autosaved].pptxekonomi syariah. p.12 [Autosaved].pptx
ekonomi syariah. p.12 [Autosaved].pptx
 
materi Sejarah Uang.ppt
materi Sejarah Uang.pptmateri Sejarah Uang.ppt
materi Sejarah Uang.ppt
 
Kontroversi bunga dan riba (1)
Kontroversi bunga dan riba (1)Kontroversi bunga dan riba (1)
Kontroversi bunga dan riba (1)
 
Kontroversi bunga dan riba (1)
Kontroversi bunga dan riba (1)Kontroversi bunga dan riba (1)
Kontroversi bunga dan riba (1)
 
6. prinsip operasional bank syaraiah
6. prinsip operasional bank syaraiah6. prinsip operasional bank syaraiah
6. prinsip operasional bank syaraiah
 
Time_Value_Of_Money_and_Economic_Value_O.pptx
Time_Value_Of_Money_and_Economic_Value_O.pptxTime_Value_Of_Money_and_Economic_Value_O.pptx
Time_Value_Of_Money_and_Economic_Value_O.pptx
 
Hk perbankan syari’ah
Hk perbankan syari’ahHk perbankan syari’ah
Hk perbankan syari’ah
 
Bank syariah
Bank syariahBank syariah
Bank syariah
 
Materi uas
Materi uasMateri uas
Materi uas
 
Pertemuan 12 peran sektor moneter dalam perekonomian islam
Pertemuan 12 peran sektor moneter dalam perekonomian islamPertemuan 12 peran sektor moneter dalam perekonomian islam
Pertemuan 12 peran sektor moneter dalam perekonomian islam
 
Presentasi saham obligasi reksadana
Presentasi saham obligasi reksadanaPresentasi saham obligasi reksadana
Presentasi saham obligasi reksadana
 
Makalah perbedaan riba dengan bunga bank
Makalah perbedaan riba dengan bunga bankMakalah perbedaan riba dengan bunga bank
Makalah perbedaan riba dengan bunga bank
 
MKI modul linked
MKI modul linkedMKI modul linked
MKI modul linked
 
Hukum bunga bank, asuransi (minus kisi)
Hukum bunga bank, asuransi (minus kisi)Hukum bunga bank, asuransi (minus kisi)
Hukum bunga bank, asuransi (minus kisi)
 
Manajemen Keuangan Internasional
Manajemen Keuangan InternasionalManajemen Keuangan Internasional
Manajemen Keuangan Internasional
 

More from Center For Economic Policy Institute (CEPAT)

More from Center For Economic Policy Institute (CEPAT) (20)

PERTEMUAN 14 RISK REGISTERED RISK MANAGEMENT.pptx
PERTEMUAN 14 RISK REGISTERED RISK MANAGEMENT.pptxPERTEMUAN 14 RISK REGISTERED RISK MANAGEMENT.pptx
PERTEMUAN 14 RISK REGISTERED RISK MANAGEMENT.pptx
 
Tata kelola Perusahaan & Risk management
Tata kelola Perusahaan & Risk managementTata kelola Perusahaan & Risk management
Tata kelola Perusahaan & Risk management
 
MANAJEMEN MODAL KERJA DAN PEMBIAYAAN MODAL JANGKA PENDEK
MANAJEMEN MODAL KERJADAN PEMBIAYAAN MODAL JANGKA PENDEKMANAJEMEN MODAL KERJADAN PEMBIAYAAN MODAL JANGKA PENDEK
MANAJEMEN MODAL KERJA DAN PEMBIAYAAN MODAL JANGKA PENDEK
 
PERTEMUAN 12 MANAJEMEN RISIKO BISNIS TINGKATKORPORASI, STRATEGI BISNIS DAN PR...
PERTEMUAN 12 MANAJEMEN RISIKO BISNIS TINGKATKORPORASI, STRATEGI BISNIS DAN PR...PERTEMUAN 12 MANAJEMEN RISIKO BISNIS TINGKATKORPORASI, STRATEGI BISNIS DAN PR...
PERTEMUAN 12 MANAJEMEN RISIKO BISNIS TINGKATKORPORASI, STRATEGI BISNIS DAN PR...
 
Materi 12 Dividen (Konsep dan Kebijakan) manajemen Keuangan.ppt
Materi 12 Dividen (Konsep dan Kebijakan) manajemen Keuangan.pptMateri 12 Dividen (Konsep dan Kebijakan) manajemen Keuangan.ppt
Materi 12 Dividen (Konsep dan Kebijakan) manajemen Keuangan.ppt
 
Materi 11 MANAJEMEN KEUANGAN.pptx
Materi 11 MANAJEMEN KEUANGAN.pptxMateri 11 MANAJEMEN KEUANGAN.pptx
Materi 11 MANAJEMEN KEUANGAN.pptx
 
Pertemuan 11.pptx
Pertemuan 11.pptxPertemuan 11.pptx
Pertemuan 11.pptx
 
PERTEMUAN 9-10.pptx
PERTEMUAN 9-10.pptxPERTEMUAN 9-10.pptx
PERTEMUAN 9-10.pptx
 
Materi 10 MANAJEMEN KEUANGAN.pptx
Materi 10 MANAJEMEN KEUANGAN.pptxMateri 10 MANAJEMEN KEUANGAN.pptx
Materi 10 MANAJEMEN KEUANGAN.pptx
 
Materi 8 ANALISIS RISIKO BISNIS - RISIKO PADA INDUSTRI FARMASI.pptx
Materi 8 ANALISIS RISIKO BISNIS - RISIKO PADA INDUSTRI FARMASI.pptxMateri 8 ANALISIS RISIKO BISNIS - RISIKO PADA INDUSTRI FARMASI.pptx
Materi 8 ANALISIS RISIKO BISNIS - RISIKO PADA INDUSTRI FARMASI.pptx
 
Materi 9 MANAJEMEN KEUANGAN RISK AND RETURN TRADE-OFF.pptx
Materi 9 MANAJEMEN KEUANGAN RISK AND RETURN TRADE-OFF.pptxMateri 9 MANAJEMEN KEUANGAN RISK AND RETURN TRADE-OFF.pptx
Materi 9 MANAJEMEN KEUANGAN RISK AND RETURN TRADE-OFF.pptx
 
Materi 7 ANALISIS RISIKO BISNIS - Risiko Kualitas.pptx
Materi 7 ANALISIS RISIKO BISNIS - Risiko Kualitas.pptxMateri 7 ANALISIS RISIKO BISNIS - Risiko Kualitas.pptx
Materi 7 ANALISIS RISIKO BISNIS - Risiko Kualitas.pptx
 
Materi 7 MANAJEMEN KEUANGAN.pptx
Materi 7 MANAJEMEN KEUANGAN.pptxMateri 7 MANAJEMEN KEUANGAN.pptx
Materi 7 MANAJEMEN KEUANGAN.pptx
 
Materi 5 MANAJEMEN KEUANGAN SAHAM DAN OBLIGASI.pptx
Materi 5 MANAJEMEN KEUANGAN SAHAM DAN OBLIGASI.pptxMateri 5 MANAJEMEN KEUANGAN SAHAM DAN OBLIGASI.pptx
Materi 5 MANAJEMEN KEUANGAN SAHAM DAN OBLIGASI.pptx
 
Materi 5-6 ANALISIS RISIKO BISNIS - Risiko Keuangan dan Proyek.pptx
Materi 5-6 ANALISIS RISIKO BISNIS - Risiko Keuangan dan Proyek.pptxMateri 5-6 ANALISIS RISIKO BISNIS - Risiko Keuangan dan Proyek.pptx
Materi 5-6 ANALISIS RISIKO BISNIS - Risiko Keuangan dan Proyek.pptx
 
Materi 4 Nilai waktu Dari Uang.pptx
Materi 4 Nilai waktu Dari Uang.pptxMateri 4 Nilai waktu Dari Uang.pptx
Materi 4 Nilai waktu Dari Uang.pptx
 
Materi 4 ANALISIS RISIKO BISNIS.pptx
Materi 4 ANALISIS RISIKO BISNIS.pptxMateri 4 ANALISIS RISIKO BISNIS.pptx
Materi 4 ANALISIS RISIKO BISNIS.pptx
 
Materi 3 MANAJEMEN KEUANGAN Perencanaan Keuangan dan Pertumbuhan Perusahaan
Materi 3 MANAJEMEN KEUANGAN Perencanaan Keuangan dan Pertumbuhan PerusahaanMateri 3 MANAJEMEN KEUANGAN Perencanaan Keuangan dan Pertumbuhan Perusahaan
Materi 3 MANAJEMEN KEUANGAN Perencanaan Keuangan dan Pertumbuhan Perusahaan
 
Materi 3 ANALISIS RISIKO BISNIS1.pptx
Materi 3 ANALISIS RISIKO BISNIS1.pptxMateri 3 ANALISIS RISIKO BISNIS1.pptx
Materi 3 ANALISIS RISIKO BISNIS1.pptx
 
Materi 2 MANAJEMEN KEUANGAN.pptx
Materi 2 MANAJEMEN KEUANGAN.pptxMateri 2 MANAJEMEN KEUANGAN.pptx
Materi 2 MANAJEMEN KEUANGAN.pptx
 

Recently uploaded

PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptxPerkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptxzulfikar425966
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelAdhiliaMegaC1
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bankzulfikar425966
 
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).pptSIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).pptAchmadHasanHafidzi
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...OknaRyana1
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategikmonikabudiman19
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfNizeAckerman
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalAthoillahEconomi
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IIkaAliciaSasanti
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerjamonikabudiman19
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IAccIblock
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptAchmadHasanHafidzi
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptatiakirana1
 

Recently uploaded (20)

PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptxPerkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
 
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).pptSIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).ppt
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
 

Pertemuan 11sistem finansial in islamic economics

  • 2. Barter dan Uang  Definisi Uang ◦ Segala sesuatu yang secara umum diterima dalam pembayaran untuk barang dan jasa atau dalam pembayaran utang.  Kesulitan dalam Barter ◦ Kurang memiliki angka penyebut yang sama (lack of common denominator) ◦ Barang tidak dapat dibagi-bagi (indivisibility of goods) ◦ Keharusan adanya dua keinginan yang sama (double coincidence of wants)  Fungsi asli uang: ◦ Alat pertukaran (Medium of Exchange) ◦ Satuan nilai (Unit of Account) ◦ Alat penyimpan nilai (store of value)  Evolusi Sistem Pembayaran ◦ Uang Komoditi (commodity money) ◦ Uang kertas (fiat money) ◦ Uang tanda/Cek (checks) ◦ Uang elektronik (electronic means of payment/EMOP)
  • 3. Fungsi Uang Modern (Glyn Davies, A History of Money from Ancient Times to the Present Day, 2002)  Fungsi Khusus ◦ Alat pertukaran (Medium of Exchange) ◦ Satuan nilai (Unit of Account) ◦ Alat penyimpan nilai (store of value) ◦ Ukuran pembayaran yang tertunda (standard for deffered payment) ◦ Alat pembayaran (means of exchange) ◦ Alat ukuran umum dalam menilai sesuatu (common measure of value)  Fungsi Umum ◦ Aset likuid (liquid asset) ◦ Faktor dalam rangka pembentukan harga pasar (framework of the market allocative system) ◦ Faktor penyebab dalam perekonomian (a causative factor in the economy) ◦ Faktor pengendali kegiatan ekonomi (controller of the economy)
  • 4. Bunga dan Time-Value of Money  Time-value of money adalah premis bahwa kita akan selalu lebih menginginkan menerima uang sekarang daripada menerima uang yang sama di masa depan.  Implikasi time value of money: bunga (interest) sebagai harga dari uang. ◦ Mendapat bunga atas pembayaran yang tertunda (future value) ◦ Membayar bunga atas pembayaran yang lebih awal (present value)  Kita membayar atau mendapat bunga sebagai kompensasi atas: ◦ Uang dapat digunakan untuk kegiatan produktif yang menghasilkan return  return usaha tidak selalu positif ◦ Resiko gagal bayar  dalam Islam, pinjaman adalah transaksi kebaikan; setiap usaha pasti menghadapi resiko ◦ Resiko inflasi  tidak selalu terjadi
  • 5. Pelarangan Riba dan Time-Value of Money  Kompensasi atas nilai waktu dalam kontrak penjualan diperbolehkan oleh syariah, namun dilarang dalam kasus pinjaman.  Dalam Islam, terdapat perbedaan antara investasi dan pinjaman. ◦ Uang adalah alat pertukaran (medium of exchange). ◦ Waktu tidak memberikan yield, namun bisa berkontribusi pada penciptaan nilai ketika aktivitas ekonomi dilakukan. ◦ Dalam kasus investasi, investor mendapatkan kompensasi atas laba dan rugi sepanjang waktu sebagai hasil dari aktivitas ekonomi. ◦ Di sisi lain, aktivitas meminjamkan uang dalam bentuk pinjaman, adalah aktivitas kebajikan yang dilakukan tanpa mengharapkan manfaat moneter.
  • 6. Uang dalam Islam  Islam mengakui dan mendorong tegak-nya fungsi asli uang. ◦ Larangan menimbun (kanz) emas dan perak ◦ Penimbunan akan menghilangkan fungsi medium of exchange dan unit of account dari emas dan perak, sehingga transaksi ekonomi terhenti dan perkembangan ekonomi terhambat. ◦ Larangan menimbun harta (kanzul mal) hanya dikhususkan untuk emas dan perak. ◦ Di dalam Islam, uang adalah barang publik (public goods).  Islam membolehkan menabung (saving) ◦ Menabung (idkhar) adalah menyimpan uang untuk tujuan dan keperluan tertentu sehingga tidak mempengaruhi transaksi ekonomi dan perekonomian. ◦ Misal: untuk investasi, membeli rumah, menikah, dsb.  Islam melarang riba dan gharar ◦ Riba adalah perolehan harta dengan harta lain yang sejenis dengan saling melebihkan. ◦ Gharar adalah adanya ketidakpastian dari kedua belah pihak yang bertransaksi (unknown to both parties).
  • 7. Sistem Finansial Islam … (i)  Sistem finansial secara umum berdiri diatas dua aktivitas utama yaitu transfer kredit dan transfer resiko, dimana tanpa dua aktivitas ini sistem ekonomi tidak akan berfungsi.  Sistem finansial Islam secara umum dicirikan oleh dua karakter utama: (i) Pelarangan riba; dan (ii) Pelarangan gharar. ◦ Pelarangan Riba secara esensial bermakna pelarangan “trading in credit”. ◦ Pelarangan Gharar secara esensial bermakna pelarangan “trading in risk”. ◦ Memperdagangkan kredit dan resiko adalah berbahaya, karena walaupun dapat digunakan untuk menurunkan resiko dan meningkatkan kesejahteraan, namun kedua- nya dapat digunakan secara mudah untuk memikat individu yang sangat hati-hati sekalipun untuk terlibat dalam perilaku gambling.
  • 8. Sistem Finansial Islam … (ii)  Islam menggunakan dua larangan ini untuk menjamin bahwa kebolehan melakukan transfer kredit dan resiko dilakukan dengan ukuran yang sesuai untuk mencapai tujuan akhir ekonomi  Pelarangan riba dan gharar bertujuan untuk menyeimbangkan kebebasan ekonomi (mengizinkan kontrak yang lebih banyak untuk kegiatan ekonomi yang lebih luas) dengan penyalahgunaan resiko (jika kebebasan terlalu besar diizinkan). ◦ Kontrak salam (prepaid forward sales), yang mengandung gharar yang signifikan, diperbolehkan dalam fiqh. Gharar dipandang minor dibandingkan dengan manfaat yang diperoleh dari pembiayaan pertanian dan kegiatan lainnya yang dilakukan dengan salam. ◦ Kredit penjualan secara mudah dapat digunakan sebagai alat untuk riba, namun manfaat dari konsumsi barang dipandang lebih besar dari kerugian akibat “klaim terhadap pendapatan di masa depan” melalui kredit penjualan.
  • 9. Pelarangan Riba …  Pelarangan riba al-nasi’a ◦ Jumhur ulama sepakat memasukkan seluruh bentuk interest-bearing loans / bunga atas pinjaman sebagai riba al-nasi’a.  Pelarangan riba al-fadl ◦ Larangan memperdagangkan barang dengan jenis yang sama dalam kuantitas yang berbeda.  Substansi pelarangan riba adalah untuk mencapai keadilan dan efisiensi melalui “marking to market”. ◦ Larangan riba al-fadl merupakan mekanisme pra- komitmen untuk mengumpulkan informasi pasar dan mengambil keputusan jual beli berdasarkan harga pasar. ◦ Larangan riba al-nasi’a menegaskan bahwa kredit harus dilakukan pada tingkat return atau bagi hasil yang paling tepat (adil).
  • 10. Pelarangan Gharar …  Gharar mencakup transaksi dengan informasi yang tidak lengkap serta adanya resiko dan ketidakpastian yang melekat pada objek transaksi.  Terdapat 4 kondisi dimana gharar akan membatalkan kontrak: ◦ Gharar harus dalam skala berlebihan (excessive); minor uncertainty tidak mempengaruhi kontrak. ◦ Kontrak yang terpengaruh harus merupakan kontrak finansial komutatif; seperti penjualan. ◦ Harus mempengaruhi komponen utama kontrak; seperti harga atau objek kontrak. ◦ Jika kontrak komutatif mengandung excessive gharar dan dibutuhkan namun tidak dapat dipenuhi dengan cara lain, maka hal itu tidak dapat membatalkan kontrak. Contoh: salam (prepaid forward sale).  Pelarangan gharar bertujuan untuk melindungi individu dari exposure terhadap resiko finansial yang berlebihan atau pembayaran premi yang tidak tepat untuk mengeliminir resiko yang ada.
  • 11. Implikasi Riba …  Bunga adalah akar dari semua krisis finansial yang dialami perekonomian modern. ◦ Penerapan bunga membuat output di sektor riil “dipaksa” tumbuh sesuai dengan tingkat yang diinginkan sektor finansial. ◦ Dengan demikian, penerapan bunga secara sistemik akan membuat upaya-upaya mendapatkan laba jangka pendek semakin marak sehingga mendorong eksploitasi sumber daya manusia dan alam secara berlebihan yang sering berujung pada krisis sosial dan ekologi.  Di dalam dunia modern, dampak bunga terhadap perekonomian dan lingkungan menjadi semakin mengkhawatirkan. ◦ Ketika sistem bunga dikombinasikan dengan reserve fractional banking, maka efek inflasioner bunga bertemu dengan kemampuan sektor perbankan untuk menciptakan uang. ◦ Dampaknya adalah pertumbuhan uang beredar yang masif dan semakin cepat menuju tak terbatas.
  • 12. Implikasi Pelarangan Riba …  Absensi Riba dalam perekonomian (sektor riil) mencegah penumpukan harta pada sekelompok orang (money concentration & creation), dimana hal tersebut berpotensi terjadinya misalokasi produksi (menghambat perkembangan sektor riil) dan eksploitasi perekonomian (eksploitasi pelaku ekonomi atas pelaku yang lain dan eksploitasi sistem atas pelaku ekonomi).  Absensi Riba mencegah timbulnya gangguan- gangguan dalam sektor riil, seperti inflasi dan penurunan produktifitas ekonomi makro.  Absensi Riba mendorong terciptanya aktifitas ekonomi yang adil, stabil dan sustainable melalui mekanisme bagi hasil (profit-loss sharing) yang produktif.
  • 13. Implikasi Gharar …  Sistem keuangan modern juga sangat labil karena secara sistemik memfasilitasi kegiatan spekulasi. ◦ Pasar uang telah menjadi arena perjudian legal terbesar di dunia. ◦ Sejak runtuhnya sistem Bretton Woods pada 1973, gap antara perdagangan uang dan perdagangan barang semakin melebar dengan kecepatan yang semakin tinggi. ◦ Menurut BIS, pada April 2004, rata-rata volume transaksi harian valas mencapai US$ 1,9 triliun, yang terdiri dari transaksi spot US$ 0,6 triliun dan transaksi derivatif US$ 1,3 triliun. ◦ Sedangkan volume transaksi yang terjadi pada perdagangan dunia di sektor real hanya US$ 6 triliun setiap tahun.  Ketidakseimbangan sektor moneter dan sektor riil akan memunculkan krisis. ◦ Sepanjang abad 20, telah terjadi lebih dari 20 krisis ekonomi, yang kesemuanya merupakan krisis finansial. (Roy & Glyn Davies, a history of money from ancient times to the present day, 1996).
  • 14. Bunga dan uang beredar …  Fiat money interest-based system akan menaikkan uang beredar dalam jangka panjang. ◦ Bank sentral secara kontinu menambah uang fiat untuk mempertahankan sistem. ◦ Perbankan secara kontinu memperluas kredit untuk mempertahankan sistem.  Dalam sistem uang fiat-bunga (fiat money interest-based system) jumlah uang beredar akan tumbuh by default. ◦ Jumlah uang beredar akan mengalami kontraksi jika  Penabung mengambil uang-nya dari sistem perbankan  Peminjam gagal membayar pinjaman ◦ Perkembangan instrument dan produk keuangan membuat pertambahan jumlah uang beredar semakin besar.
  • 15. Uang Beredar dan Inflasi  Di banyak perekonomian, uang beredar tumbuh jauh lebih cepat dari sektor riil. ◦ M.V = P.Y  Dalam jangka pendek, dengan kecepatan peredaran uang (V) yang stabil, maka ketidakseimbangan pertumbuhan antara uang beredar (M) dan sektor riil (Y) akan direfleksikan pada perubahan tingkat harga agregat (P).  Tekanan kenaikan harga ini akan lebih terasa ketika PDB potensial telah tercapai.  Sistem berbasis uang fiat dan bunga akan menyebabkan penggelembungan harga aset.
  • 16. Inflasi dalam Perspektif Islam  Islam menekankan pentingnya stabilitas nilai uang, bukan bentuk uang itu sendiri. ◦ Dinar dan Dirham memenuhi kriteria uang yang stabil sehingga di akomodasi walau bukan berasal dari Islam. ◦ Dinar diterbitkan oleh Raja Dinarius dari Romawi dan dirham diterbitkan oleh Ratu Sasanid Persia.  Kestabilan nilai uang adalah salah satu sasaran terpenting dari kebijakan moneter Islam. ◦ Imam Syafi’i (767-820 M) adalah orang pertama yang menganalisis dampak negatif dari inflasi. ◦ Imam Syafi’i melarang penguasa mencetak dirham tidak murni karena akan merusak nilai mata uang, merugikan terhadap hak orang lain, menyebabkan naiknya harga, sulitnya mendapat pemasukan, dan kerusakan-kerusakan lainnya. (Al-Nawawi, Al-Majmu, juz 6).
  • 17. Inflasi Menurut Al-Maqrizi (1364-1441 M) Ighatsat al-Ummah bi Kasyf al-Ghummah Syudzur al-Uqud fii Dzikr al-Nuqud  Inflasi merajalela karena beredarnya dinar-dirham yang tidak murni dan dijadikan-nya fulus sebagai mata uang pokok.  Al Maqrizi membagi inflasi menjadi dua jenis berdasarkan penyebab-nya yaitu ◦ Inflasi Alamiah (Natural Inflation)  Turunnya penawaran agregat  Naiknya permintaan agregat ◦ Inflasi karena Kesalahan Manusia (Human-Error Inflation)  Korupsi dan administrasi pemerintahan yang buruk (corruption and red tape)  Pajak yang berlebihan (excessive tax)  Mencari keuntungan dengan pencetakan uang secara berlebihan (excessive seigniorage)