Dokumen tersebut membahas manajemen risiko proyek pada berbagai tingkatan organisasi. Risiko diidentifikasi pada setiap tingkat dan dikonsolidasikan oleh satu departemen untuk menganalisis manajemen risiko secara keseluruhan. Contoh proyek pembangunan Bendungan Beringin Sila di Sumbawa digunakan untuk mengoptimalkan irigasi dan air baku dengan biaya Rp1,721 miliar dan kapasitas tampungan 27,46 juta
2. Tujuan Pembelajaran
Ketepatan menjelaskan definisi, sejarah, dan fungsi manajemen proyek, serta
Mampu menganalisis strategi proyek, dan pemahaman pada risiko proyek
3. Pengantar
Manajemen risiko dipandang melekat pada setiap level, meskipun aliran
informasi dari level ke level tidak selalu secara top-down atau bottom-up
Risiko yang diidentifikasi pada setiap tingkat tergantung pada informasi yang
tersedia pada saat investasi dan setiap risiko dapat dicakup secara lebih rinci
karena lebih banyak informasi yang tersedia.
Dalam banyak kasus, keputusan akan dibuat semata-mata berdasarkan
penilaian kualitatif. Dalam kasus lain, keputusan akan dibuat setelah
penilaian kuantitatif berdasarkan metrik yang dihitung seperti IRR dan NPV.
4. Proses Pengelolaan risiko Proyek
Tingkat dalam organisasi yang bertanggung
jawab atas setiap perspektif organisasi dapat
melakukan analisis yang diperlukan.
(Konseptual-Taktis-operasional)
Risiko yang diidentifikasi di setiap tingkatan
dikonsolidasikan dan dikendalikan oleh satu
departemen dalam organisasi. Dalam
departemen ini analisis manajemen risiko
dapat dibuat baik secara mandiri atau untuk
bundel proyek (portofolio).
Manajemen risiko harus menjadi proses
yang berkelanjutan pada seluruh siklus hidup
investasi.
Corporate
Strategic Business
Project
Risk
Management
5. Struktur/ Proses manajemen risiko
proses ini tidak
memungkinkan informasi
dan penilaian risiko
mengalir ke bawah melalui
organisasi, menyebabkan
kerugian yang sama dengan
pendekatan ke bawah untuk
manajemen risiko
6. Contoh Proyek-di Sumbawa
Pembangunan bendungan dimulai dari tahapan- tahapan: persiapan pembangunan;
perencanaan pembangunan; pelaksanaan konstruksi; dan pengisian awal waduk. Dalam
perencanaan teknis bendung diperlukan data-data curah hujan, peta topografi dan luas
daerah irigasi untuk menentukan daerah aliran sungai, pendimensian bendung dan
rencana anggaran biaya pekerjaan.
Pembangunan Bendungan Beringin Sila bertujuan untuk mengoptimalkan pemenuhan
kebutuhan irigasi dan air baku di wilayah Kecamatan Utan dan Kecamatan Buer,
Kabupaten Sumbawa
Pembangunan Bendungan Beringin Sila bertujuan untuk mengoptimalkan pemenuhan
kebutuhan irigasi dan air baku di wilayah Kecamatan Utan dan Kecamatan Buer,
Kabupaten Sumbawa. Kepala Negara melanjutkan bahwa untuk pembangunannya,
Bendungan Beringin Sila dibangun sejak Januari 2019 dengan biaya sebesar Rp1,721
miliar.
Konstruksi Bendungan Beringin Sila didesain dengan tinggi 70,5 m, panjang 787,58 m,
dan lebar puncak 12 m. Dengan total kapasitas tampungan 27,46 juta m3 dan luas
genangan 126 Ha, bendungan ini nantinya akan mampu mengairi lahan seluas 3.500 Ha
dan menghasilkan air baku sebesar 76 liter/detik untuk mendukung pertanian di
Kabupaten Sumbawa.
Selain itu, kehadiran bendungan ini juga memberikan manfaat untuk Pembangkit Listrik
Tenaga Mikrohidro (PLTM) sebesar 1,4 MW, reduksi banjir sebesar 90,37 m3/detik, serta
potensi sebagai tempat pariwisata, perikanan tangkap, dan tempat konservasi.