Dokumen tersebut membahas tentang perdagangan pra-Islam di Mekkah dan prinsip-prinsip dasar ekonomi Islam seperti larangan riba dan gharar, serta perbedaan antara perbankan syariah dengan konvensional seperti pengawasan oleh Dewan Pengawas Syariah dan objek pembiayaan yang harus halal.
2. Perdagangan zaman pra
Islam
• Perdagangan sudah menjadi aktifitas
harian dalam kehidupan masyarakat
Mekkah
• Mekkah menjadi pusat perdagangan
yang menghubungkan daerah daerah
lain di Jazirah Arab.
• Mekkah dikenal sebagai al-Haram,
kota suci, yaitu tempat dimana orang
dapat datang tanpa ketakutan atas
peperangan atau musuh
3. Kabilah arab telah membuat beberapa
perjanjian Internasional dlm hubungan
perdagangan tentang:
a. Jaminan keamanan (ilaf)
b. Bermitra (hilf)
c. perlindungan antar tetangga (jiwar).
4. Kerjasama perdagangan Arab
Pra Islam
Dari Mekkah menuju Roma melalui
palestina dan laut tengah.
Produk seperti kapas, sutra di bawa
dari Mesir, Syiria dan bahan rempah di
bawa dari Cina
Produk logam seperti emas dan perak
di bawa dari Afrika
5. Sistem keuangan Arab Pra
Islam
Bangsa Arab sudah mengenal sistem
keuangan sejak dulu
Walaupun tidak dengan sistem
perbankan seperti zaman sekarang,
namun sudah dikenal transaksi kredit
atau pinjaman
Sudah melakukan transaksi
menggunakan mata uang
Memiliki organisasi perdagangan,
yang bisa melibatkan orang miskin
6. Mata Uang dan Alat
Pembayaran
Dinar adalah mata uang dibuat dari
emas
Dirham adalah mata uang yang di
buat dari perak
Dinar berasal dari Romawi dan Mesir
sedangkan Dirham berasal dari Persia
dan Babilonia
Masyarakat Mekkah berniaga
disemua wilayah tersebut, sehingga
transaksi kedua mata uang itu sangat
7. Riba
Konsep riba sudah dikenal sejak masa
pra Islam.
Berasal dari konsep
memperdagangkan uang dirham dan
dinar
Riba dianggap suatu bentuk jual beli
yang syah
Riba pra Islam di sebut dengan riba
nasi’ah atau riba jahiliyah
8. Konsep Dasar perdagangan
Islam
Kegiatan perdagangan masuk dalam
ruang lingkup ibadah muamalah
Mualamah adalah kaidah kaidah
hukum yang mengatur hubungan hak
dan kewajiban dalam hidup
bermasyarakat.
Al-Quran tidak mengatur masalah
muamalah secara detail, hanya pola
umum dan kaedah umum saja
9. Prinsip Umum Muamalah
Pada dasarnya segala bentuk
muamalah adalah boleh, kecuali ada
dalil yang mengharamkan
Muamalat dilakukan atas dasar
pertimbangan membawa kemanfaatan
dan menghindarkan mudharat
Muamalah dilakukan dengan
memelihara nilai keseimbangan dalam
pembangunan
Memelihara nilai keadilan
10. Prinsip muamalah secara
khusus
Hal hal yang diperintahkan untuk
dilakukan:
◦ Objek perniagaan tersebut harus halal
◦ Adanya kerelaan pihak pihak yang
bertransaksi
◦ Kejujuran dan amanah dalam mengurus
dana
• Hal hal yang dilarang untuk dilakukan:
- Riba
-Gharar
11. Pondasi Ekonomi Syariah
Nilai Ketuhanan, segala apa yang di bumi
dan di langit adalah milik Allah.
Nilai Keadilan, keadilan dapat menciptakan
keseimbangan dalam aktivitas ekonomi.
Nilai Kenabian, sifat-sifat dasar Nabi
Muhammad adalah contoh utama dalam aktivitas
ekonomi.
Nilai Pemerintahan, manusia punya
tanggung jawab menjaga keharmonisan
kehidupan.
Hasil dan keuntungan, tentu saja
salah satu tujuan setiap kegiatan
ekonomi adalah keuntungan
12. Riba
Riba arti secara etimologi berarti
tumbuh
Ayat-ayat Al-Quran tentang riba:
-Al-Baqarah (2) ayat 275, 276,278
-Ali Imran (3) ayat 130
- An Nisa (4) ayat 161
-Ar Rum (30) ayat 39
dan lain lain
13. Macam macam riba
a. Riba Qardh: suatu kelebihan atau
manfaat tertentu yang disyaratkan pada
yang berhutang
b. Riba jahiliyah: Hutang dibayar lebih dari
pokoknya
c. Riba fadhl: pertukaran antara barang
sejenis dengan kadar atau takaran
yang berbeda
d. Riba nas’iah: penangguhan
penyerahan atau penerimaan jenis
barang ribawi. Riba nasi’ah ini muncul
karena ada perbedaan, perubahan,atau
tambahan antara yang diserahkan saat
ini dengan yang diserahkan kemudian
14. Dampak negatif dari riba
Peminjam cendrung tidak bisa keluar
dari ketergantungan hutang dan
mengakibatkan kemiskinan struktural
ex: hutang Negara Indonesia per akhir Juni 2016
adalah Rp.3.362,74 T. Sedangkan per akhir Mei
2016 hutang Indonesia Rp.3.323,36 T. Ada
kenaikan Rp.39,38 T
(Dirjen pengelolaan pembiayaan dan resiko
keuangan Dep.Keuangan)
Adanya ketidak adilan, dimana hanya
satu pihak yang diuntungkan.
15. Riba dan egoisme moral. Memunculkan
karakter manusia yang cinta harta dan
mengumpulkan uang sebanyak banyaknya. Bunga
membuat orang malas berinvestasi di dunia usaha,
ini menjadi salah satu pemicu krisis ekonomi. Suku
bunga minus menjadi salah satu solusi.
Merusak solidaritas masyarakat.
Kecendrungan hanya mencari keuntungan
membuat orang memiliki sedikit empati terhadap
situasi sosial. Ini terbukti pada perjanjian
brettonwood agreement.
Tidak berpihak pada masyarakat kecil.
Pinjaman dalam negeri pemerintah cendrung
digunakan untuk kebutuhan masyarakat yang
mendesak, sehingga tidak pas bila masih
dikenakan bunga.
16. Barang ribawi
a. Emas dan perak
b. Bahan makanan pokok dan bahan
makanan tambahan
Aturan untuk barang ribawi adalah;
- Jual beli barang sejenis haruslah
dalam jumlah dan kadar yang sama.
- Jual beli barang ribawi dg yang
bukan ribawi tidak disyaratkan sama
dlm hal jumlahnya.
17. Gharar
Secara terminologi berarti bahaya,
cendrung pada kerusakan
Pendapat ulama tentang gharar
Sayid sabiq; semua jenis jual beli
yang mengandung ketidak jelasan,
spekulasi, dan taruhan
Shan’ani: barang yang
diperjualbelikan tidak dapat
diserahkan, barang yang tidak
diketahui secara pasti, barang yang
tidak dimiliki.
18. Grarar dilarang karena memungkinkan
adanya penipuan dalam jual beli
tersebut.
Unsur gharar secara umum :benda
yang menjadi objek tidak ada ditangan
si penjual, objek tidak dapat
diserahkan pada waktunya.
Pelaku gharar dapat dianggap
memakan harta secara bathil
19. Pembagian gharar
Gharar besar; benda yang diperjual
belikan tidak dimiliki; jaul beli ikan
yang akan ditangkap di laut
Gharar kecil; benda yang belum jelas,
kecuali dihadirkan dalam transaksi jual
beli.
Mazhab hanafi membolehkan ghahar
kecil ini, tapi mazhab maliki dan
hambali melarang
20. Tadlis (penipuan)
Tadlis bisa dilakukan oleh penjual
maupun pembeli
Tadlis penjual adalah merahasiakan
cacat barang, atau mengurangi
kualitas dan kuantitas barang
Tadlis pembeli adalah memberikan alat
pembayaran yang tidak sah
21. Hal-hal lain yang juga
dilarang
Larangan melakukan transaksi
dengan orang yang tidak cakap;
orang gila, anak kecil, orang buta dll.
Jual beli barang yang tidak ada atau
dikhawatirkan tidak ada.
Jual beli yang tidak berkesesuaian
antara ijab dan qabul
22. Pandangan islam terhadap
harta
Milik mutlak Allah (al-Hadid ayat 10)
Harta sebagai amanah
Sebagai perhiasan hidup (ali imran
14)
Ujian keimanan (al-anfaal ayat 28)
Bekal ibadah
23. Perbedaan antara bank syariah
dengan bank konvensional
1. Aspek legal
2. Struktur organisasi
3. Usaha yang dibiayai
4. Lingkungan kerja
24. Aspek legal
Akad atau perjanjian perbankan
syariah memiliki konsekuensi dunia
dan akhirat.
Syarat akad:
-Rukun; penjual, pembeli, barang,
harga, ijab dan kabul
-Syarat; barang dan jasa harus
halal, harga barang harus jelas,
barang yang ditransaksikan harus
sepenuhnya dibawah kepemilikan
25. Struktur organisasi
Perbedaan yang mencolok antara
perbankan konvensional dengan perbankan
syariah adalah keberadaan Dewan
Pengawas Syariah (DPS) pada perbankan
syariah
Tugas DPS adalah untuk mengawasi
operasional bank dan produk perbankan
agar sesuai dengan aturan syariah
Pemilihan DPS biasanya dilakukan dalam
RUPS
26. Usaha yang dibiayai
Objek pembiayaan harus jelas
kehalalannya
Tidak menimbulkan kemudharatan
masyarakat
Tidak berkaitan dengan perlakuan
asusila dan perjudian
Tidak merugikan syiar Islam langsung
atau tidak langsung
27. Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja yang memiliki sifat:
- Siddiq (benar)
- Amanah
- Fathanah; profesional
- Tabligh; mampu membangun
kerjasama
- Prinsip keadilan yang sesuai dengan
syariat
- Mencerminkan akhlak yang islami
28. Prinsip dasar perbankan syariah
(sistem pembiayaan)
Prinsip titipan
Prinsip sewa menyewa
Prinsip bagi hasil
Prinsip jual beli
Prinsip jasa
29. Kompilasi Hukum Ekonomi
Islam
KHES terdiri dari 4 bab:
Pertama Buku I tentang Subjek
Hukum dan Amwal.
Kedua Buku II tentang Akad.
Ketiga Buku III tentang Zakat dan
Hibah.
Keempat Buku IV tentang Akuntansi
syari’ah.